sajian data 2012 & 2013
DESCRIPTION
SAJIAN DATA 2012 & 2013. ANGKET UMAT KATEDRAL 2013: “Langkah Berkarya Berbasis Data”. Proporsi Usia Umat: Potensinya Bagi Katedral . Gambar 1. Distribusi kelompok usia . Tabel 1. Perbandingan jumlah umat per kelompok usia pada setiap Misa. Peluang Kegiatan Paska Misa. ♂ 44%. ♀ 56%. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
SAJIAN DATA 2012 & 2013
ANGKET UMAT KATEDRAL 2013:“Langkah Berkarya Berbasis Data”
Gambar 1. Distribusi kelompok usia
Proporsi Usia Umat:Potensinya Bagi Katedral
Tabel 1. Perbandingan jumlah umat per kelompok usia pada setiap Misa
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Balita (0-5 th)
Anak (6-12 th)
Muda Remaja
(13-17 th)
Muda Dewasa
(18-35 th)
Dewasa (36-65 th)
Lansia (>65 th)
Misa Sabtu sore 44 76 83 316 387 119
Misa Minggu ke-1 8 17 29 118 352 165
Misa Minggu ke-2 42 94 82 270 477 127
Misa Minggu ke-3 114 198 146 580 646 88
Misa Minggu ke-4 37 78 86 347 342 57
Misa Minggu ke-5 28 76 72 376 301 25
Total 273 539 498 2007 2505 581
Gambar 2. Distribusi jenis kelamin dan status marital
♂ 44%
♀ 56%
Peluang Kegiatan Paska Misa
Tabel 2. Perbandingan jumlah umat per jenis kelamin dan status marital pada setiap Misa
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Pria blm/tak nikah
Pria sudah menikah
Wanita blm/tak nikah
Wanita sudah menikah
Misa Sabtu Sore 214 238 265 307
Misa Minggu ke-1 90 197 129 272
Misa Minggu ke-2 190 231 287 384
Misa Minggu ke-3 393 381 486 511
Misa Minggu ke-4 249 207 234 257
Misa Minggu ke-5 269 161 259 190
Total 1405 1415 1660 1921
Sumber Daya Manusia yang Luarbiasa
Gambar 3. Distribusi tingkat pendidikan terakhir/terkini
77%
Tabel 3. Perbandingan jumlah umat per tingkat pendidikan terakhir/terkini pada setiap Misa
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Sarjana/Paskasarjana Diploma SMU/SMK SMP TK/SD Pra/blm
sekolah
Misa Sabtu Sore407 93 284 100 109 31
Misa Minggu ke-1 214 86 253 72 58 6
Misa Minggu ke-2 349 107 360 110 138 27
Misa Minggu ke-3 713 193 429 129 237 68
Misa Minggu ke-4 391 97 264 80 94 19
Misa Minggu ke-5 413 90 219 59 79 20
Total 2487 666 1809 550 715 171
Gambar 4. Distribusi asal domisili dan tercatat sebagai warga paroki
Gereja Bukan Hanya Milik Paroki
59%
Gambar 5. Distribusi asal domisili & tercatat sebagai warga paroki pada setiap Misa
Gambar 6. Distribusi kelompok usia umat yang tinggal di Paroki Randusari Katedral
Separo umat di Paroki Randusari Katedral, usia 18-65 tahun, tidak misa di Gereja Randusari Katedral
Tabel 4. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral & di Luar Paroki Katedral berdasarkan kelompok usia
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Balita (0-5 th)
Anak (6-12 th)
Muda Remaja (13-17 th)
Muda Dewasa (18-35 th)
Dewasa (36-65 th)
Lansia (>65 th)
Umat
Katedra
l
Luar
Katedra
l
Umat
Katedra
l
Luar
Katedra
l
Umat
Katedra
l
Luar
Katedra
l
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat
Katedra
l
Luar
Katedral
Misa Sabtu sore 11 33 31 45 37 46 65 251 176 211 93 26
Misa Minggu ke-1 7 1 4 13 10 19 53 65 151 201 117 48
Misa Minggu ke-2 26 16 41 53 30 52 87 183 230 247 83 44
Misa Minggu ke-3 34 80 57 141 38 108 106 474 193 453 43 45
Misa Minggu ke-4 7 30 25 53 33 53 76 271 136 206 36 21
Misa Minggu ke-5 9 19 31 45 34 38 75 301 131 170 14 11
Total 94 179 189 350 182 316 462 1545 1017 1488 386 195
Tabel 5. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral dan di Luar Paroki Katedral berdasarkan jenis kelamin & status marital
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Pria blm/tak nikah
Pria sudah
menikah
Wanita blm/tak nikah
Wanita sudah menikah
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat Kated
ral
Luar Kated
ral
Misa Sabtu sore 56 158 108 130 86 179 162 145Misa Minggu ke-1 35 55 92 105 63 66 151 121Misa Minggu ke-2 69 121 109 122 101 186 218 166Misa Minggu ke-3 90 303 96 285 121 365 164 347Misa Minggu ke-4 66 183 74 133 70 164 103 154
Misa Minggu ke-5 80 189 69 92 71 188 75 115
Total 396 1009 548 867 512 1148 873 1048
Tabel 6. Perbandingan umat yang tinggal di Paroki Katedral dan di Luar Paroki Katedral berdasarkan tingkat pendidikan terakhir/terkini
Misa-Misa di Gereja Randusari Katedral
Sarjana/Paska-sarjana Diploma SMU/SMK SMP TK/SD Pra/blm
sekolah
Umat Katedr
al
Luar Katedr
al
Umat
Katedral
Luar Katedral
Umat Katedr
al
Luar Katedr
al
Umat Kated
ral
Luar Kated
ral
Umat Katedral
Luar Katedral
Umat
Katedral
Luar
Katedral
Misa Sabtu sore 118 289 44 49 138 146 57 43 46 63 10 21
Misa Minggu ke-1 81 133 34 52 137 116 48 24 36 22 5 1
Misa Minggu ke-2 122 227 53 54 173 187 55 55 78 60 17 10
Misa Minggu ke-3 157 556 55 138 110 319 50 79 78 159 20 48
Misa Minggu ke-4 100 291 37 60 110 154 25 55 40 54 1 18
Misa Minggu ke-5 114 299 28 62 85 134 31 28 29 50 8 12
Total 692 1795 251 415 753 1056 266 284 307 408 61 110
Kegiatan Pra dan Paska Misa:Peluang Reksa Pastoral
• Kegiatan pra Misa diperlukan untuk memberikan kehangatan umat ; tatib yang ramah, tidak kaku
• Paska Misa Sabtu Sore, Misa Minggu ke-4 dan ke-5 (Minggu Sore/Malam); lebih diperuntukkan bagi kelompok usia muda dewasa
• Paska Misa Minggu Pagi; lebih ditujukan bagi kelompok umat berusia dewasa (36-65 tahun), ‘gathering’ bagi keluarga-keluarga
ARDAS INDIVIDUAL:“Umat Allah yang Beriman Tangguh”
Gambar 12. Pengetahuan Pokok Iman: credo/sahabat, sakramen, dan kitab suci
Gambar 13. Penghayatan: rasa berdosa, semangat kekatolikan dalam tindakan, inspirasi iman & rasa keterlibatan Allah dalam hidup
Gambar 14. Pengungkapan: perayaan sakramen (terutama Ekaristi dan Pengakuan Dosa), doa pribadi (personal) dan kelompok (komunal)
Gambar 15. Perwujudan: keterlibatan dalam kegiatan menggereja, tindakan pelayanan, dan kesaksian
Gambar 16. Kesadaran, kesediaan dan mentalitas umat untuk mau terlibat dalam kegiatan sosial – politik dan kemasyarakatan
Gambar 17. Persepsi masyarakat tentang pejabat/tokoh/kader katolik
SIMPULAN
• Pengetahuan iman• Ungkapan iman• Perwujudan iman
60-70%
• Penghayatan iman 30-40%
PERTANYAAN• Apakah pengetahuan iman yang dimiliki umat hanya
berhenti pada pengetahuan saja tetapi tidak dihayati dengan sungguh-sungguh?
• Apakah ungkapan iman yang dilakukan hanya sekedar iman warisan yang turun temurun, melakukan tetapi tidak tahu maknanya, atau justru apa yang dilakukan hanya sekedar rutinitas atau kewajiban belaka?
• Dalam hal perwujudan iman, sudahkah yang dilakukan benar dihayati dengan sungguh-sungguh atau justru hanya sekedar alat untuk meraih popularitas, agar dikenal dan diakui oleh banyak orang?
PEWARTAAN
PERSPEKTIF PEWARTAAN KE DEPAN HJ. Suhardiyanto, SJ.
Pusat Kateketik, Yogyakarta
• Persiapan Menerima Komuni Pertama
• Persiapan Menerima Sakramen Penguatan
• Pendampingan Iman Remaja Katolik Usia Tanggung
• Pendampingan Keluarga Muda
Persiapan Menerima Komuni Pertama HJ. Suhardiyanto, SJ.
Pusat Kateketik, Yogyakarta
• Peluang pendampingan iman yang paling strategis • Mereka tidak disiapkan untuk beriman kepada Kristus
dan menjadi pengikut atau murid Kristus, lebih banyak disiapkan untuk menyadari, menghormati dan menikmati perjamuan Tuhan = produknya ialah orang-orang katolik yang menganggap penting ritual.
• Pendidikan iman berkualitas yang diberikan kepada mereka, bisa menjadi bekal yang berarti bagi usia dewasanya
Persiapan Menerima Sakramen Penguatan HJ. Suhardiyanto, SJ.
Pusat Kateketik, Yogyakarta
• Semua urusan gerejawi adalah urusan semua warga Gereja, alias urusan umat secara keseluruhan.
• Kemajuan Gereja tergantung pada keterlibatan umat.• Kurang memadainya pelayanan kursus bagi calon
penerima Krisma.• Pope says there are no part-time Christians; faith is a
full-time job.• Pada penerima Krisma, tidak cukup bahwa ia
mengikuti melainkan terlibat ikut mengelola.
Pendampingan Iman Remaja Katolik Usia Tanggung
HJ. Suhardiyanto, SJ.Pusat Kateketik, Yogyakarta
• Salah satu hal yang tidak cukup disadari dan dilalaikan oleh pihak Gereja ialah pendampingan iman remaja tanggung.
• Mudah ”terlepas” dari komunitas Gereja atau komunitas muda Gereja. Bila mereka sampai ”terlepas” dan ”berkembang” dalam situasinya itu amat sulit ”menangkap” mereka kembali.
• Haus sapaan, arahan dan bimbingan.• Karena energi para remaja umumnya melimpah, maka
mereka kurang suka bila hanya disuruh duduk mendengarkan---BERI KEPERCAYAAN & TANGGUNGJAWAB (PUTRA & PUTRI)
Pendampingan Keluarga Muda HJ. Suhardiyanto, SJ.
Pusat Kateketik, Yogyakarta
• Keluarga BALITA: penyesuaian diri, belajar berkeluarga, pengelolaan ekonomi , caranya mendidik anak, dll.
• Pendampingan dari yang lebih senior (mentoring)
Menggagas Pewartaan di Era MilleniaCatatan Perspektif
Tren Pewartaan Iman 25 tahun mendatang Purwono Nugroho Adhi
Staf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang
• Tantangan zaman dan Karya Pewartaan• Mewarta di tengah hiruk pikuk dunia digital• Sekedar Refleksi Penutup
Tantangan zaman dan Karya Pewartaan Purwono Nugroho Adhi
Staf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang
• Dinamika kemajuan pemikiran, budaya dan informasi • Situasi itu terkait dengan perubahan, yaitu: [1]
Berkembangnya pengaruh media informasi yang menjadi tiang penyangga kehidupan dan sekaligus menjadi ciri khas setiap orang bersosialisasi dengan sesamanya, [2] Berubahnya situasi dunia dan cara pandang yang begitu kompleks akan tata nilai dan tata norma.
• Tantangan karya pewartaan gereja semakin memerlukan kreatifitas, inovasi dan kontekstualitas yang mampu menyapa orang-orang zaman ini.
Mewarta di tengah hiruk pikuk dunia digital Purwono Nugroho Adhi
Staf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang
• Gereja dapat bersifat “virtual”, “cyber church” atau “gereja-tanpa tembok”?
• Tantangan ke depan, “religion online” atau “online religion”?• Bukan semata-mata pada konten (isi), melainkan pada cara,
media dan pengelolaannya. • Pemanfaatan teknologi telekomunikasi.• Jejaring sosial menjadi alun-alun publik untuk berbagi
gagasan, informasi dan pendapat, akan terwujud relasi-relasi dan bentuk-bentuk komunitas baru.
• Cara lama atau cara tradisional bukan sesuatu yang ditinggalkan, melainkan haruslah mendapatkan kebaruannya.
• Tidak hanya dengan “mengajar”, melainkan lebih kepada memelihara dan menjadi teman bagi semua orang.
Sekedar Refleksi Penutup Purwono Nugroho Adhi
Staf Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang
Situasi zaman memberikan kita pemikiran, 3 pertimbangan;1) Begitu luar biasanya dan berpengaruhnya media/teknologi
informasi, yang menjadi tiang penyangga kehidupan dan ciri khas setiap orang bersosialisasi dengan sesamanya.
2) Berubahnya budaya, awalnya budaya lisan berubah menjadi budaya tulis yang mentransformasi menjadi budaya media. Bahasa media: bersifat membujuk, menggetarkan hati, dan penuh dengan resonansi, irama, cerita, gambar yang tervisualisasikan. Bahasa media tersebut lebih berpusat pada getaran hati.
3) Isi karya pewartaan tidak dapat dilepaskan pula dari pentingnya untuk mencari cara-cara dan sarana-sarana yang cocok untuk menyampaikannya.
LITURGI
Gambaran Gereja Katolik pada tahun 2030-an
Emanuel Martasudjita, Pr
• Antropologi teologis: kedalaman pengalaman akan Allah dalam hidup beriman
• Kristosentris: Yesus Kristus tetap selalu menjadi pusat hidup Gereja
• Eklesiologis: Gereja yang selalu bersama dan membela kaum miskin dan lemah
• Strategi pastoral: ekopastoral sebagai gerak bersama seluruh masyarakat
• Misioner: evangelisasi dalam zaman kemajuan teknologi informasi
Tantangan dan prospek liturgi Gereja di masa mendatang
• Pendidikan liturgi• Inkulturasi liturgi• Arus globalisasi (era digitalisasi) - sekularisasi • Ekumenisme dan dialog• Liturgi dan gerakan bagi perjuangan keadilan
dan pelestarian alam lingkungan
Merayakan Liturgi dengan baik dan berdaya ubah di tengah tantangan arus jaman
Ign. Sukawalyana, Pr
• Liturgi Bersifat Universal namun Tetap Terbuka untuk Inovasi, Kreatifitas, Inkulturasi dan Kontekstual
• Merayakan Ekaristi dengan Baik dan Benar• Peran Komisi Liturgi• Gereja Katedral sebagai Caput et Magistra
Harapan bagi Gereja Katedral
• Pelibatan umat untuk menjadi petugas liturgi• Pelibatan kelompok-kelompok di luar Katedral• Pembuatan & penataan 3 pusat di panti imam,
yaitu sedilia, mimbar dan altar• Kunjungan keluarga oleh Imam• Pemberdayaan lingkungan untuk koor
Merayakan Ekaristi dengan Baik dan Benar
• Pertama, disposisi batin umat• Kedua, sarana-prasarana • Ketiga, katekese yaitu pembelajaran secara
terus menerus baik untuk petugas liturgi dan umat
Yukk, Berliturgi Secara Benar! Silvester Sunaryo
• Keterlibatan anak dalam Misa secara penuh• Pemberdayaan fungsi tatib• Pertemuan dengan KomLit• Misa olahan (perarakan, doa umat)• Lagu yang mengajak umat bernyanyi• Layar dan LCD disesuaikan (konsekrasi
dimatikan)• Keseragaman tata gerak
KONSERVASI GEREJA
P.A. Heuken SJ• Gereja Randusari : persegi empat, ditambah panti imam
dan gedung pintu masuk gereja• Unsur gaya bangunan Jawa• Bagian bawah tembok: batu kali hitam; dinding luar
kontras dengan bagian atas tembok (putih)• Permainan warna hitam (batu, jendela) dan putih
(tembok bagian atas dan ‘salib putih upside down’ di beberapa jendela) menghidupkan tampak luar gereja, apalagi atap merah yang melengkapi simfoni tiga warna kuat.
• Kalau lingkungan sekitar gereja agak hijau, suasana terasa nyaman
P.A. Heuken SJUnsur yang pantas diperhatikan: • Kolom bulat kekar pendek di panti imam yang
menyokong lingkungan luas dan tinggi. • Hiasan lengkung di kedua altar Keluarga Kudus dan
Hati Kudus Jesus di samping panti imam merujuk pada stupa.
• Ruang dalam yang luas & terang didominasi oleh lengkungan di atas pintu imam.
• Sayang, langit-langit panti itu tidak bisa berbentuk setengah kubah yang bundar, karena terbuat dari konstruksi lempengan eternit.
Han Awal…..Mengenai sikap setiap pemain di bidang
pelestarian, kita harus punya sikap yangbaik dan positif terhadap pelestarian danpemugaran. Ini merupakan sebuah isupenting. Sikap yang total terhadapbangunan itu sendiri. Sikap sabar, untukmenyampaikannya kepada semua pihakdari berbagai bidang adalah suatukeharusan. Bagian-bagian antar-faseteknis ini harus dikelola dengan baik, danpemahaman besar tentang tugaspelestarian dibutuhkan, bahkan olehpekerja dengan kemampuan terendahsekalipun…..(Han Awal)
Han Awal• Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi
dari keberadaan bangunan tua tersebut adalah dengan konservasi; melestarikan bangunan bersejarah, dengan; mencegah kerusakan bangunan dan sekaligus memperpanjang usia bangunan.
• Tidak boleh menyebabkan kerusakan baru, harus tetap terpelihara dengan baik serta disiapkan untuk dapat hidup dan tumbuh bersama masyarakat menuju masa depan.
Han Awal
Teknik dan tahapan yang baik dan benar • Menelusuri kembali sejarah dari bangunan (sangat penting);
sejarah penggunaan & pembangunan, teknologi yang digunakan ketika dalam proses pembangunan.
• Bangunan bersejarah ; identitas, karakter dan kekhasanKonservasi secara umumnya • Pengecatan ulang supaya bangunan tetap terlihat cerah • Perbaikan-perbaikan di beberapa atap, dinding, maupun
saluran-saluran yang sudah mulai rapuh• Tidak hanya memandang dari segi penampilan luarnya saja• Memanfaatkan teknologi modern untuk menjaga
kelestariannya (misalnya pemanas/ pendingin udara, CCTV). • Supaya pancaran bangunan tua itu tetap cerah.• Kerutan-kerutan yang timbul pada bangunan tua merupakan
jejak-jejak sejarah yang harus didokumentasikan.
Han Awal
6 tahapan konservasi:1) Penelitian dan pendokumentasian2) Identifikasi, inventarisasi dan diagnosis kerusakan3) Dokumen rencana konservasi4) Pelaksanaan konservasi5) Pengawasan dan evaluasi6) Laporan akhir pekerjaan konservasi
2 kaidah :7) minimum intervention & maximum retention 8) Dokumentasikan jejak sejarah
Han Awal
Hal penting yang diperhatikan:1) keaslian bahan (authenticity of material), keaslian
desain (authenticity of design), keaslian teknologi pengerjaan (authenticity of workmanship), keaslian tata letak (authenticity of setting)
2) bagian asli benda yang telah mengalami kerusakan atau pelapukan yang secara arkeologis bernilai tinggi
3) metode konservasi harus “reversible”, artinya bahan dan cara konservasi harus bisa dikoreksi
4) teknik penanganan konservasi harus efektif, efisien, tahan lama, dan aman bagi benda maupun lingkungannya.
Han Awal
3 pemikiran mendasar tentang Gereja Randusari
1) pelestarian gereja sebagai bangunan cagar budaya
2) kepentingan fungsi gereja sebagai tempat ibadah,
bukan sebagai museum
3) umat yang hadir di Gereja Katedral terus berubah
dan berkembang dari generasi ke generasi, dan
bahkan masing-masing generasi mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda.
Albertus Kriswandhono
2 persoalan:
1) Bagaimana mewujudkan ‘keindahan’ rumah Tuhan
dalam perspektif dunia konservasi?
2) Mengapa membangun Wisma Uskup di sebelah
timur bangunan gereja lebih mudah dan relatif tidak
terlalu banyak masalah dibanding memelihara
gereja?
Albertus KriswandhonoKonsep pelestarian kompleks gereja katedral:
Pemahaman secara utuh bahwa kompleks gereja katedral adalah salah satu situs diantara situs bersejarah lain yang berada di sebuah kawasan-bersejarah Tugu Muda.
Cara pandang baru dalam menyikapi situs katedral sebagai Situs Cagar Budaya, ada dimensi nilai-nilai historik dan kultural.
Albertus KriswandhonoMengintervensi, mendirikan & menambah bangunan• Penghargaan terhadap nilai-nilai arsitektural dan
kekayaan pemakaian bahan bangunan• Bangunan atau unit baru tidak boleh mengalahkan
atau bahkan bersaing dengan bangunan lama, baik dari penampilan arsitektur maupun penggunaan bahan bangunan
• Bangunan atau unit baru itu harus mendukung keberlangsungan dan karakter dan nilai-nilai arsitektural bangunan lama
• Terkait perencanaan tata letak & konteks bangunan-bangunan itu.
Albertus KriswandhonoSitus Gereja Katedral di Semarang:1) Bangunan gereja2) Fasilitas paroki berupa ruang rapat, sekretariat,
ruang-ruang bidang kerja3) Rumah paroki (tempat tinggal dan ruang kerja
pastor paroki)4) Bangunan ruang pertemuan besar Sukasari5) Wisma Uskup (yang kini telah hilang dan diganti
bangunan baru)6) Halaman yang digunakan untuk fasilitas parkir
kendaraan bermotor
Albertus KriswandhonoSitus Gereja Katedral di Semarang:• Pemahaman bangunan Cagar Budaya dalam konteks
ini tidak bisa dipisahkan satu bangunan dengan bangunan yang lain bahkan dengan komposisi massa bangunan SD Bernardus, Poliklinik, SMP Domenico Savio.
• Semua menjadi sebuah rajutan sejarah dan budaya di Kawasan Tugu Muda.
Albertus KriswandhonoStudi Kelayakan Konservasi dan Studi Teknis Konservasi
1) Memahami masing-masing bangunan; pemahaman yang dilakukan melingkupi (sejarah bangunan, sejarah perubahan teknik bangunan, memahami lingkungan (makro dan mikro)
2) Melakukan pencatatan dan perekaman3) Melakukan studi kerusakan dan pelapukan 4) Melakukan kegiatan analisis laboratorium5) Menyatakan kelayakan pemugaran 6) Membuat studi teknis pemugaran7) Mempersiapkan dokumen pemugaran
Jongkie Tio • Dahulu, tanah situs Katedral kemungkinan besar
dimiliki oleh tuan tanah Oei Tiong Ham• Gereja Randusari banyak dipengaruhi budaya
Melayu. • Letak Gereja Randusari sangat bagus karena berada
di kaki bukit Bergota. • Gereja yang semula sederhana, kemudian pada
tahun 1935 dibangun dengan lebih megah dengan arsitek van Oyen, dan pelaksananya Klaiverda. Tahun 1937, Gereja randusari diresmikan dan tahun 1940 menjadi gereja katedral.
Jongkie Tio • Sungai yang berada di depan gereja pada waktu itu
bisa dilewati sampan sampai bendungan dekat pos polisi Kalisari (sekarang Polrestabes Semarang).
• Di seberang gedung gereja terdapat Wilhelmina Plein di mana setiap Sabtu para tentara main musik di sekitar taman.
• Letaknya yang sedikit menjorok ke dalam dan tertutup pohon-pohon rindang yang ada di halaman gereja, membuat kawasan gereja menjadi sejuk dan tenang .
• Menara loncengnya saja yang terlihat tinggi menjulang dengan warna kuning keemasan, sebagai tetenger/landmark keberadaan Gereja Katedral.
Jongkie Tio • Fasade Gereja Katedral dari kawasan Tugu Muda juga
semakin “tenggelam” terhalang videotron .• Bentuk bangunan gereja yang terlalu sederhana• Gereja Katedral memancarkan aura sangat kuat. • Gereja Katedral memiliki aura yang berbeda dengan
bagunan-bangunan lainnya. • Luas lahan yang sangat terbatas sehingga keberadaan
pasturan dan kantor gereja membuat kawasan semakin terlihat penuh/sesak.
• Perlu dipikirkan membuat penambahan bangunan atau untuk penataan kawasan agar terlihat lebih lapang.
Jongkie Tio • Gereja Katedral sebagai salah satu bangunan cagar
budaya yang memiliki keunikan tersendiri kiranya dapat menjadi bagian dari salah satu tujuan wisata religi di kota Semarang selain Gereja Blenduk, Masjid Agung Jawa Tengah, Klenteng Sam Po Kong dan Vihara Watu Gong.
PROPOSAL BERSAMA
‘BULAN PANENAN’• Rekruitmen calon anggota dewan secara serentak• Pada bulan pebruari• Semua kebutuhan SDM disiapkan dan ditawarkan
kepada umat
‘BRANDING’ GEREJA RANDUSARI• Diskusi filosofi dan sejarah gereja• Diskusi tentang Visi & Misi2033 dan tahapan
‘batu pijak’ setiap 5 & 10 tahun (2018, 2023, 2028)• Diskusi tentang ‘brand’
(profil, visual, logo, warna, dll)• Dokumentasi dalam berita acara
FORUM PEDULI KALISARI • Komunitas bersama pedagang, tukang becak,
preman di sekitar gereja, sekolahan, bruderan• Implementasi ASG dimotori Bidang Kemasyarakatan• Perencanaan dinamika bersama untuk keindahan kali
dan taman pinggirnya, di depan gereja • Aktivitas kemandirian kegiatan ekonomi dan
kepedulian lingkungan• Perbaikan fisik sekitar kali dan jembatan, sehingga
bisa mendukung ‘visual branding’ gereja
ANGKET LITURGI & PEWARTAAN• Memotret keinginan dan harapan umat tentang
aspek liturgi & pewartaan• Diadakan sekaligus, pada pertengahan tahun• Menyajikan data dalam bentuk dokumen/buku
ANGKET LITURGI & PEWARTAAN• Memotret keinginan dan harapan umat tentang
aspek liturgi & pewartaan• Diadakan sekaligus, pada pertengahan tahun• Menyajikan data dalam bentuk dokumen/buku
TIM RENCANA KONSERVASI
• Membentuk tim rencana konservasi• Melakukan tahapan awal rencana konservasi• Membuat dokumen konservasi dalam berita acara