rutinitas media dalam program pagi-pagi net tv....
TRANSCRIPT
RUTINITAS MEDIA DALAM PROGRAM PAGI-PAGI NET TV.
ANALISIS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN TEORI HIERARKI
PENGARUH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANDRE ANANG PRATAMA
NIM: 1112051100017
JURUSAN KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H / 2017 M
RUTINITAS MEDIA DALAM PROGRAM PAGI.PAGI NET TV. ANALISISPRODUKSI DENGAN MBNGGUNAKAN TEORI HIERARKI PENGARUH
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Andre Anang Pratama
NIM: 1112051100017
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 Ht20t7 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 April 2017
Andre Anang Pratama
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul: RUTINITAS I\{EDIA DALAM PROGRAI\I PAGI-PAGI NET T\/'ANALISIS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN TEORI HIERARKI
PENGARUH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Kornunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis, 20 April 2017. Skripsi ini telah
diterilra sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program
Studi Konsentrasi Jumalistik.
Jakarta,20 AprtlZ0iT
'sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota S ekretaris Mern gkapAnggota
1,002Anggota,
Penguji I
9761129 200912 1 001
Pembimbing,
U","*,.t,/ \ - r@
T.JIP: 19790821 ?Wglz 2 0Az
NIP: 19710412200003 2 001
Pengrtji II
i
ABSTRAK
Andre Anang Pratama (1112051100017)
RUTINITAS MEDIA DALAM PROGRAM PAGI-PAGI NET TV.
ANALISIS PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN TEORI HIERARKI PENGARUH
Pagi-Pagi merupakan program variety show, dimana program tersebut bukan hanya menampilkan berita-berita yang bersifat current issue tetapi juga berisi talkshow, game show, music, surprise, sharing session, dan interaksi langsung dengan penonton melalui media sosial atau telepon. Program yang hadir pada pagi hari ini memberikan berbagai macam informasi yang dikemas secara entertaint dan juga edukatif. Program edukasi adalah acara yang menyajikan materi berupa pendidikan baik itu rentang usia anak-anak hingga dewasa sehingga program ini memiliki unsur value yang diperlukan oleh masyarakat. Dengan konsep acara mereka yang unik dan kreatif menjadikan NET. TV sebagai salah satu televisi pilihan dan menyedot perhatian masyarakat.
Pertanyaan yang muncul adalah analisis yang didapatkan dari program tersebut bagaimana mereka masuk ke dalam mazhab Frankfurt yang dimana tayangan tersebut berbeda dengan stasiun televisi lain dan mengedepankan unsur value? Bagaimana produksi program edukasi variety show pada program Pagi-Pagi NET TV dengan menggunakan analisis teori Hierarki Pengaruh pada level rutinitas media? Dalam proses pelaksanaan produksi program Pagi-Pagi melalui 3 tahap seperti apa yang dikatakan Fred Wibowo, yakni: Pra-Produksi, Produksi, dan Pasca-Produksi. Ditinjau dari hierarki pengaruh dalam proses produksi program Pagi-Pagi akan ditentukan informasi apa yang akan naik dan baik untuk siar yang dilakukan oleh faktor gatekeeper dengan melihat dari unsur audiens dan sumber berita.
Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis dalam penelitian ini akan menggambarkan dan menjelaskan secara kualitatif sebuah produksi program Pagi-Pagi di NET. TV. Data diperoleh melalui proses observasi dengan melakukan wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur dan dokumentasi, terjun kedalam proses produksi, yang kemudia semua data tersebut akan dianalisa dalam penelitian ini secara deskriptif dengan mengacu pada kerangka teori.
Dengan mengacu kepada Teori Hierarki Pengaruh yang dikemukakan oleh Pamela J.Shoemaker dan Stephen D. Reese. Dalam teori tersebut menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh dari internal dan eksternal dilihat dari lima level. Namun, peneliti berfokus pada level rutinitas media, maka penulis akan meneliti apakah ada tekanan dari level rutinitas pada individu, organisasi, luar organisasi, dan ideologi.
Setelah melakukan penelitian dan pencarian data-data melalui proses wawancara dan pengamatan langsung, program Pagi-Pagi dalam memproduksi programnya malalui tiga tahap, yaitu: Pra-produksi, Produksi, dan Pasca-produksi. Dilihat dari teori hierarki pengaruh level rutinitas media dalam produksi programnya dipengaruhi tiga unsur, yakni: Audiens, Organisasi Media, dan Sumber Berita. Selain itu, mazhab Frankfurt berpengaruh dalam programnya dimana mereka menyajikan tayangan yang berbeda dari televisi lain dan mengutamakan unsur value.
Kata kunci: Variety Show, hierarki pengaruh, program
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya, memberikan kekuatan, kesabaran, serta jalan
kemudahan. Sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik, yang berjudul “Rutinitas Media Dalam Program Pagi-Pagi NET TV. Analisis
Produksi Dengan Menggunakan Teori Hierarki Pengaruh”. Shalawat serta salam
senantiasa terlimpahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis yang disusun guna melengkapi
salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu
(S1) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga semua proses penelitian dapat dilewati dengan baik.
Penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan menjadi salah satu sarana belajar,
khususnya bagi penulis secara pribadi. Oleh karena itu, dengan setulus hari penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
iii
1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya, serta keseluruhan
civitas akademik Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik, Drs. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.
3. Siti Nurbaya M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah menutun penulis dan
memberikan waktu dan tenaganya dan membantu menyempurnakan skripsi ini
sehingga bisa selesai dengan baik.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk
semua ilmu yang telah diberikan dan dirasakan penulis sangat besar menfaatnya
terlebih dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan juga pimpinan
beserta staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
6. Team Produksi program Pagi-Pagi kak Butet, mas Geo, bang Febri, bang Timo,
dan umumnya kepada seluruh kru Pagi-Pagi yang bersedia memberikan batuan,
informasi, dan ilmu kepada penulis.
7. Ujang Iing dan Lismianah selaku orang tua penulis yang selalu memberikan
dukungan doa, moril, maupun materil kepada penulis juga memberikan
pendidikan terbaik. Yonki Dwi Saputra selaku adik yang selalu memberikan
motivasi untuk bisa menyusun skripsi ini.
iv
8. Teman-Teman Jurnalistik angkatan 2012 khususnya kelas A yang bukan hanya
sekedar kelas namun juga memberikan semangat kekeluargaan.
9. Sahabat-sahabat penulis 4D (Syarif, Joni, Pian), Resolusi (Badruz, Reja, Lukman,
Dede, Agita, Aya, Isna), yang telah memberikan warna baru dalam hidup penulis
selama kuliah, termasuk juga perempuan tangguh Umi dan Fajri.
10. Teman –teman roommate, Agung, Derin, Arif, Umam yang sekaligus teman
seperjuangan dari SMA.
11. KKN Mahameru (Aziz, Giyas, Tomo, Apul, Irul, Mae, Indri, Eka, Mugi, Devi,
Ooy, Tara) yang memberikan pengalaman berharga dalam arti bermasyarakat dan
keluarga. Komunitas DnK TV, WekeepO, OPH, dan Seeties Indonesia yang telah
memberikan pengalaman berharganya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada orang-orang yang berperan
dalam karya ilmiah ini, semoga Allah selalu memberikan karunia-Nya, mohon maaf
apabila ada kekhilafan dari penulis baik disengaja maupun tidak, dan semoga
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembacanya.
Jakarta, 2017
Andre Anang Pratama
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………. v DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vii DAFTAR TABEL………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………….. 5 C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 6 D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 6 E. Metodologi Penelitian…………………………………………… 7 F. Tinjauan Pustaka………………………………………………… 10 G. Sistematika Penulisan…………………………………………… 11
BAB II KERANGKA TEORI
A. Teori Hierarki Pengaruh………………………………………… 13 B. Mazhab Frankfurt dan Chicago…………………………………. 20 C. Televisi………………………………………………………….. 26
1. Pengertian Televisi…………………………………………. 26 2. Sejarah dan Perkembangan Televisi………………………… 27 3. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa……………………… 29
D. Proses Produksi…………………………………………………. 31 E. Program Televisi………………………………………………… 36
1. Program Edukasi…………………………………………… 37 2. Program Variety Show………………………………………. 38
BAB III GAMBARAN UMUM NET. TV DAN PROGRAM PAGI-PAGI
A. NET. TV Sebagai Televisi Nasional…………………………........ 41 B. Program NET. TV……………………………………………… 46 C. Profil Program Pagi-Pagi………………………………………. 47
vi
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Temuan Data pada Pelaksanaan Produksi Program Variety Show Pagi-Pagi NET. TV……………………….......... 51
B. Analisis Produksi pada Level Rutinitas Media dalam Program Pagi-Pagi NET. TV…………………………………. 70
C. Analisis Produksi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt………. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 89 B. Saran…………………………………………………………… 90
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 92
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Level Hierarki Pengaruh……………………………………….. 19 Gambar 3.1 Logo NET. TV………………………………………………….. 43 Gambar 3.2 Logo Pagi-Pagi………………………………………………… 49
viii
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Program-Program NET. TV…………………………………………… 47 Tabel.2 Profil Program Pagi-Pagi……………………………………………… 49 Tabel.3 Struktur Organisasi Program Pagi-Pagi………………………………. 50 Tabel.4 Peringatan Tertulis Program Pagi-Pagi……………………………….. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pagi-Pagi merupakan program variety show, dimana program tersebut bukan
hanya menampilkan berita-berita yang bersifat current issue tetapi juga berisi
talkshow, game show, music, surprise, sharing session, dan interaksi langsung
dengan penonton melalui media sosial atau telepon. Dengan hal tersebut program ini
dikemas lebih soft dan fresh. Program Variety Show itu sendiri merupakan program
acara televisi yang memadukan antara berbagai macam acara jenis hiburan panggung
televisi seperti lawak, lagu, dan drama. Variety Show adalah format acara televisi
yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show,
quiz, games show, music concert, drama, dan sitcom (komedi situasi). Variasi acara
tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung
maupun siaran rekaman (tapping).
Program yang dibawakan oleh Andre Taulany, Hesty Purwadinata, dan DJ
Pace ini mengusung konsep acara yang santai, ceria, dan fleksible sehingga
narasumber bisa terbawa dalam perbincangan dengan para host nya yang ceria.
Obrolan yang dikembangkan bersifat entertaint membahas seputar kegiatan bintang
tamu dan juga membahas berbagai artikel yang ada di setiap segmennya.
Perbincangangan ini masuk ke dalam konsep Talkshow yang merupakan suatu
program interaktif atau dialog
2
dimana broadcasting televisi menghadirkan seorang tokoh dibidang politik,
kesehatan, ekonomi, psikologi yang berkaitan dengan tema talkshow tersebut.1
Dengan konsep seperti itu program ini memiliki perbedaan dengan program
sejenis lainnya, bahkan bukan hanya hiburan saja yang ditampilkan tetapi adapula
segmen yang bersifat edukasi sehingga program ini memiliki unsur value yang
diperlukan oleh masyarakat. Program edukasi adalah acara yang menyajikan materi
berupa pendidikan baik itu rentang usia anak-anak hingga dewasa, program ini
biasanya menampilkan informasi mengenai pengajaran dalam artian ilmu
pengetahuan atapun nilai-nilai sosial yang baik untuk dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Didalam program ini juga memuat informasi ter-update baik itu dari
dalam negeri ataupun dari luar negeri yang bisa menambah ilmu pengetahuan. Seperti
halnya dengan program Pagi-Pagi yang juga menampilkan segmen edukasi, yaitu
Tips Oi-Oi, Inspiratif, dan Fun science. Segmen tersebut yang membuat mereka
berbeda dengan program lainnya.
Televisi menjadi media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
dengan keunggulannya yang dapat dinikmati secara audio dan visual. Banyaknya
informasi yang didapat oleh masyarakat dari televisi dengan perkembangan jaman
akhirnya televisi merambah ke setiap rumah, bahkan hingga ke pelosok. Dengan sifat
televisi yang audio visual membuat informasi yang dimuat oleh televisi mudah
dicerna oleh penontonnya.
1 Eva Arifin, Broadcasting to be Broadcaster, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.64
3
NET. TV merupakan singkatan dari News and Entertainment Television salah
satu stasiun televisi swasta baru yang belum lama mengudara dengan berbagai variasi
program dan konsep acara yang menarik. Termasuk salah satu programnya Pagi-
Pagi. Pada awalnya sendiri NET. TV merupakan stasiun televisi spacetoon yang
memiliki konsep televisi anak-anak dengan banyaknya program kartun. Kemudian
NET. TV mengambil alih frekuensinya sebagai stasiun televisi baru di Indonesia.
Berbagai kategori acara disuguhkan untuk memuaskan keinginan pemirsanya, seperti
Net music, Net entertainment, Net kids, Net sport, Net magazine, Net documentary,
dan Net information. Terbukti dengan konsep acara mereka yang unik dan kreatif
menjadikannya sebagai salah satu televisi pilihan dan menyedot perhatian
masyarakat.
Tidak hanya itu NET juga mengajak penonton untuk ikut serta dalam setiap
programnya melalui media sosial dan juga aplikasi NET Connect. Dengan hal
tersebut penonton akan terus menyaksikan setiap program di NET untuk ikut serta
dalam kuis yang ada didalam aplikasi NET Connect untuk mendapatkan hadiah
berupa smartphone. Sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Roger Fidller
bahwa teknologi-teknologi “definisi tinggi” dan “interaktif” akan sepenuhnya
merevitalisasi medium ini dan membawanya ke suatu zaman keemasan.2 Televisi
akan menyesuaikan diri dan terus berkembang, seperti yang dilakukan NET. TV
dengan slogannya Televisi Masa Kini. Selain itu, banyak pula program yang
2 Roger Fidler, Mediaformosis, (Yogyakarta: Benteng, 2003), h. 302
4
disuguhkan NET memiliki konsep yang berbeda dari konsep acara lainnya. Sebagai
contoh pada program Pagi-Pagi.
Menurut data AC Nielsen mayoritas penduduk Indonesia berada pada
golongan d atau SES C, sedangkan NET. TV sendiri mengambil segmentasi pasar
golongan A-B. 3 Dengan segmentasi pasar tersebut menjadikan televisi yang
memiliki nilai-nilai tinggi dan modern didalam programnya dan membuat mereka
menyuguhkan program untuk kalangan upper-middle. Sesuai dengan Mazhab
Frankfurt yang menganut paham kritik sosial masyarakat yang menyatakan bahwa
faktor utama perubahan sosial tidak terletak dari faktor ekonomi saja, tetapi ada
faktor lain, seperti politik-sosiologi dan kebudayaan yang turut juga mempengaruhi
dinamika sosial masyarakat dan individu. Dengan hal tersebut maka jelas bahwa
NET. TV termasuk ke dalam Mazhab Frankfurt yang lebih mengutamakan perubahan
sosial dimasyarakat dengan tayangan mereka yang memiliki value dan lebih
berpendidikan sesuai dengan tagline mereka Revolusi Media dan Televisi Masa Kini.
Dari sekian banyak tema yang diangkat dan konsep yang dibuat, tentu akan
melibatkan beberapa pihak. Seperti dari tim kreatif atau bahkan pimpinan NET TV
itu sendiri, ini merupakan faktor yang ada dalam Hirarki Pengaruh dan sangat
memengaruhi bagaimana konsep variety show tersebut bisa terbentuk sampai saat ini.
Dengan demikian berdasarkan dari latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
3https://prezi.com/s83rxvrfcpjh/segmentasi-pasar-media-massa-pada-pt-net-mediatama-
indonesi/, diakses pada tanggal 31 maret 2017
5
penelitian dengan judul “Rutinitas Media Dalam Program Pagi-Pagi NET TV.
Analisis Produksi Dengan Menggunakan Teori Hierarki Pengaruh”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang yang dijelaskan penulis di atas, maka agar lebih
terarah penulis akan membatasi penelitian pada analisis produksi dengan
menggunakan teori Hierarki Pengaruh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese
yang memengaruhi isi dari program Pagi-Pagi NET TV pada produksi tanggal 21-
22 Februari 2017 dalam tema peringatan hari peduli sampah nasional.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana produksi program edukasi variety show pada program
Pagi-Pagi NET TV dengan menggunakan analisis teori Hierarki
Pengaruh pada level rutinitas media?
b. Apa saja yang memengaruhi program Pagi-Pagi menurut analisis
Herbert Gans dan Todd Gitlin?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari uraian dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana produksi program Pagi-Pagi menggunakan
teori Hierarki Pengaruh pada level rutinitas media.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh mazhab Frankfurt dalam program
Pagi-Pagi.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah pengetahun dan wawasan
mengenai metode analisis Mazhab Frankfurt dan juga Teori Hierarki Pengaruh
dalam media televisi serta penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya
kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang jurnalistik yang dalam
penelitian ini dikhususkan pada media elektronik (televisi).
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi,
terlebih lagi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Konsentrasi Jurnalistik agar lebih mengetahui Hierarki Pengaruh dan
analisis Mazhab Frankfurt dalam sebuah program variety show.
2) Untuk melengkapi referensi dari koleksi skripsi pada perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sehubungan dengan penelitian
mengenai analisis perspektif Mazhab Frankfurt dan juga Hierarki
Pengaruh pada program variety show.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis Hierarki Pengaruh yang
diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese yang ada pada
program Pagi-Pagi NET TV, teori tersebut menjelaskan mengenai pengaruh
terhadap isi media oleh pengaruh internal maupun eksternal yang dibagi dalam
individual level, organizational level, outside media level, media routine, dan
ideology level4 dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode
pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat non kuantitatif, seperti pada
4Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 60
8
penggunaan instrumen wawancara dan pengamatan (observation).5 Sedangkan,
analisis deskriptif berfokus pada penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.6
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di The East Tower Jl. Lingkar Mega Kuningan
Kav. E No.1 Lantai 27-30, Kuningan Timur Jakarta Selatan dan di Studio PSI,
Pengadegan, Jakarta Selatan. Penelitian dimulai dari tanggal 26 Januari 2017
sampai dengan 22 Februari 2017.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah program edukasi Pagi-Pagi NET TV,
sedangkan yang menjadi objeknya adalah produksi dan hierarki pengaruh pada
program edukasi Pagi-Pagi NET TV.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori
yaitu primer dan sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dari penelitian
ini, sedangkan data sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam
analisis data primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian.
5Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 2. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), h. 194.
9
Data primer (Primary Source) dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi dan wawancara dengan pihak dari NET TV yang menangani secara
langsung program televisi Pagi-Pagi. Sedangkan data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari buku-buku, ensiklopedia, artikel, jurnal, atau tulisan lain yang
berkaitan dengan penelitian.
a. Observasi, yaitu metode yang digunakan peneliti untuk mengamati
atau melakukan pengindraan langsung terhadap suatu kondisi, situasi,
proses, aktivitas, dan perilaku yang dianggap peneliti dapat digunakan
sebagai data pelengkap. Observasi atau pengamatan langsung merupakan
salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan utnuk jenis
penelitian kualitatif.7
Pada observasi yang akan penulis lakukan adalah mengamati secara
langsung proses produksi dari program Pagi-Pagi NET TV. Mengamati
pula secara langsung aktivitas dari para kru ketika akan melakukan siaran,
menulis naskah berita, ataupun mengedit video.
b. Wawacara (Interview), yakni suatu metode pengumpulan berita, data,
atau fakta di lapangan. Pada prosesnya bisa dilakukan secara langsung
dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Namun,
ada cara lain yaitu melalui telepon, internet, atau surat (wawancara
7 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 186.
10
tertulis) untuk memperoleh imformasi dari narasumber seperti produser
dan pembawa acara (host).
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, dimana
hasil penelitian atau temuan dideskripsikan kemudian ditinjau kembali untuk
dianalisis dari hasil pengamatan lapangan dan penelusuran pustaka.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Ternyata penulis belum menemukan skripsi dari
mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Skripsi dengan judul “Analisis Program
Liputan 6 Pagi Akhir Pekan “Segmen Kuliner” SCTV” yang ditulis oleh Desi Aditia
Ningrum mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Selain itu, skripsi yang dibuat oleh
Dewi Apriani Lestari, mahasiswi konsentrasi Jurnalistik, lulusan tahun 2015 dengan
judul “Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter Lentera Indonesia
NET TV”.
Dari skripsi tersebut sama-sama membahas mengenai analisis program pada
suatu program acara di media elektronik, tetapi berbeda dalam hal objek
11
penelitiannya itu terlihat dari pengambilan program, media elektronik, dan juga pada
pembahasan analisisnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang jelas dan terarah, maka
penulis membagi pembahasan dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Penulis menguraikan teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran
dalam penelitian ini yang terdiri dari teori hierarki pengaruh dari Shoemaker dan
Reese yang membahas lima level yakni, level individu, level kerutinan, level
organisasi media, level organisasi ekstra media, dan level ideologi. Selain itu, ada
pula pembahasan mazhab Frankfurt dan televisi.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Penulis menguraikan sejarah berdirinya NET TV, latar belakang program Pagi-Pagi,
desain program Pagi-Pagi, komponen penunjang program Pagi-Pagi, dan struktur
organisasi perusahaan NET TV.
12
BAB IV : HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam hal ini penulis menguraikan tetang pelaksanaan produksi program Pagi-Pagi di
NET TV dari tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Serta menjelaskan
hasil analisis program Pagi-Pagi di NET TV.
BAB V : PENUTUP
Pada tahap akhir ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
bagi bagi pihak-pihak terkait dengan penelitian dan juga lampiran-lampiran yang
diperoleh.
13
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Hierarki Pengaruh
Teori ini diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, teori
tersebut menjelaskan mengenai pengaruh terhadap isi media oleh pengaruh internal
maupun eksternal yang dibagi dalam individual level, organizational level, outside
media level, media routine, dan ideology level8.
Sedangkan menurut James W Tankard, teori hierarki pengaruh ini
memanfaatkan karya Herbert Gans dan Todd Gitlin yang mengusulkan lima kategori
utama pengaruh isi media, yaitu pengaruh dari pekerja media secara individu,
pengaruh rutinitas media, pengaruh organisasi terhadap isi media, pengaruh terhadap
isi dari luar organisasi media, dan pengaruh ideology.9
Dengan mengusulkan lima kategori utama pengaruh isi media, yaitu:
1. Pengaruh dari Pekerja Media Secara Individu
Pada tingkat individu dari pekerja media, karakteristik individu (seperti
gender, etnis, dan orientasi seksual), latar belakang serta pengalaman
pribadinya (seperti pendidikan, agama, dan status sosial ekonomi orang
tua)
8 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York, Lonman Publisher: 1996) h. 60
9 Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet. 2, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 227
14
tidak hanya membentuk sikap, nilai, dan kepercayaan pribadi individu,
namun mengarahkan latar belakang dan pengalaman profesionalnya.
Pengalaman professional ini akan membentuk peranan dan etika
profesionalnya. Peran etika professional ini memiliki efek langsung
terhadap isi media massa, sedangkan sikap, nilai, dan kepercayaan probadi
mempunyai efek tidak langsung, karena bergantung kepada kedudukan
individu sendiri dalam organisasi media yang memungkinkannya untuk
mengesampingkan nilai professional dana tau rutinitas organisasi. Dengan
kata lain seorang jurnalis memiliki orientasi nilai tertentu dalam
berhadapan dengan realitas yang sedang terjadi.10
2. Pengaruh Rutinitas Media
Rutinitas media berasal dari kendala yang menyangkut tiga tahap,
melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini, (1) apa yang akan diterima oleh
konsumen (penonton), (2) mampukah media mengolah suatu produksi, (3)
dan produk apa yang tersedia dari sumber.11 Ini merupakan gambaran
dimana rutinitas media dibentuk oleh tiga tahapan tersebut.
10 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 61 11 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 104
15
a. Audiensi (Consumer)
Untuk mengupas tentang level rutinitas media, pertama-tama kita
akan membahas tentang unsur audiens. Unsur audiens ini turut
berpengaruh pada level media rutin, dikarenakan pemilihan sebuah
berita yang akan ditampilkan sebuah media yang pada gilirannya
akan disampaikan pada audiens. Ketergantungan media terhadap
audiens akan menghasilkan keuntungan bagi media, turut menjadi
penyebab kenapa media sangat memperhatikan unsur audiens
dalam pemilihan berita. Jadi media sangat memperhatikan salah
satunya adalah nilai berita yang akan diberikan sebuah media.12
b. Organisasi Media (Processing)
Unsur selanjutnya yang membentuk level rutinitas media adalah
organisasi media atau pengolahan pemberitaan (processing). Unsur
yang paling berpengaruh pada organisasi media adalah editor media
atau yang biasa disebut sebagai “gatekeeper”.13 Editor pada setiap
media adalah yang menentukan berita atau informasi apa yang akan
ditampilkan atau diterbitkan, pemilihan berita ini biasanya akan
mengikuti dengan apa yang menjadi ciri khas suatu program pada
media tersebut.
12 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 110 13 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 117
16
c. Sumber Berita (Supplier)
Walaupun sumber berita tidak terlalu berdampak signifikan pada
konten dari sebuah media, tetapi ketergantungan sebuah media
dengan sebuah berita sedikit banyak dapat memengaruhi sebuah
pemberitaan. Biasanya terjadi simbiosis mutualisme antara sumber
berita dengan media yang mencari berita.
3. Pengaruh Organisasi Terhadap Isi
Pada tingkat organisasi media, yang menjadi fokus tujuan
organisasi media, tujuan dan kebijakan organisasi merupakan kekuatan
tersendiri yang tidak dapat diletakkan. Jadi, pemberitaan media bukanlah
sebuah hasil kerja yang bersifat perseorangan, melainkan kerja kelompok
yang menunjukkan aspek kolektivitas. Tujuan lainnya seperti memproduksi
content yang berkualitas, melayani publik, dan mendapatkan pengakuan
professional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan. Kekuatan
organisasi tertiggi dipegang oleh pemilik yang menetapkan kebijakan serta
melaksanakannya. Pengaruh pemilik atas konten media telah menjadi
perhatian penting dalam media berita.
17
4. Pengaruh Terhadap Isi dari Luar Organisasi Media
Pada tingkat ekstramedia, faktor-faktor yang memengaruhi content
media antara lain sumber-sumber informasi yang disajikan isi media
(seperti kelompok kepentingan dalam masyarakat), sumber-sumber
pendapatan media (seperti pengiklan dan khalayak), serta intuisi sosial
lainnya (seperti pemerintah). Hal ini berarti berbagai kekuatan dan juga
kekuasaan (power) dari pihak luar (outsider) sangat memengaruhi kerja
media. Kekuatan dalam pengertian ini bukan terbatas pada persoalan
politik saja yang terkesan represif dan serba membatasi, seperti kekuasaan
Negara misalnya, tetapi juga kekuatan lain yang boleh menjadi sifat
intimidatif (demonstrasi dan ancaman penduduk dari kelompok sosial
tertentu yang merasa dirugikan oleh pemberitaan), ekonomi-politik
(kepentingan finansial dan permodalan dari pemilik media), maupun yang
berkaitan dengan persoalan profit (pemasang iklan dan selera
masyarakat).14
5. Pengaruh Ideologi
Ideologi menggambarkan fenomena tingkat masyarakat. Yang asasi
bagi ideology di Amerika Serikat adalah “kepercayaan dalam sistem
ekonomi kapitalis, kepemilikan pribadi, pencapaian laba dengan
wiraswasta untuk kepentingan pribadi, dan pasar bebas”. Ideologi yang
14 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 210
18
meyeluruh ini mungkin memengaruhi isi media massa dengan banyak
cara.15 Teori-teori klasik tentang ideologi dibangun oleh kelompok yang
dominan dengan tujuan untuk memproduksi dan melegitimasi dominasi
mereka. 16 salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kesadaran
pada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted.
Disini, menurut Van Dijk, dapat menjelaskan fenomena apa yang disebut
sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana kelompok dominan memanipulasi
ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye
disinformasi (seperti agama tertentu yang menyebabkan suatu kerusuhan,
orang kulit hitam selalu bertindak kriminal), melalui contoh media, dan
sebagainya.17
Media massa merupakan organisasi sosial yang secara internal
memiliki standar kualitas penilaian, struktur, dan hierarki dalam
menjalankan mekanisme kerjanya. Mekanisme serta pilihan politik
representasi yang dijalankan media memberi penegasan bahwa secara intra-
organisasi, media pasti bersikap aktif dan bahkan penuh kontradiksi serta
konflik didalamnya. Sementara secara ekstra-organisasi, media bersifat
15 Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan
Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet. 2, h. 227 16 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis
Yogyakarta, 2001), h. 13 17 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 13
19
interdependen karena saling mempengaruhi dengan berbagai institusi sosial
lain diluar dirinya.18
Individual Level
Media Routines Level
Organizational Level
Outside Media Level
Ideology Level
Gambar 2.1 Level Hierarki Pengaruh
Asumsi dari teori diatas adalah bagaimana isi pesan media yang
disampaikan kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal
oganisasi media dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Stephen D. Reese
mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda yang disampaikan media
merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media
(Stephen D. Reese, 1991). Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan
kombinasi dari program internal (keputusan mamjerial dan editorial), serta
pengaruh eksternal yang berasa dari sumber-sumber non media (individu-individu
berpengaruh secara social, pejabat pemerintah, pemasang iklan, dan sebagainya).
18 Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik, (Jakarta: Laswell Visitama, 2011), h.
151
20
Dari teori diatas kita bisa melihat seberapa kuat pengaruh yang terjadi
pada tiap-tiap levelnya. Tetapi, untuk memfokuskan penelitian ini, maka peneliti
lebih memfokuskan pada level rutinitas mediauntuk mengetahui kebiasaan media
dalam pengemasan sebuah program edukasi yang bersifat variety show. Dalam
level tersebut mempelajari mengenai efek pada sebuah program dari sisi rutinitas
media, rutinitas media itu sendiri adalah kebiasaan sebuah media dalam
pengemasan program yang disusun menjadi variety show. Rutinitas media itu
sendiri terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu: Audiens
(consumers), Organisasi Media (processor), dan Sumber Berita (supplier).19
Ketiga unsur ini saling berhubungan, berkaitan, dan pada akhirnya membentuk
rutinitas media dalam pengemasan edukasi pada sebuah program yang bertajuk
Variety Show.
B. Mazhab Frankfurt dan Chicago
1. Mazhab Frankfurt
Mazhab Frankfurt adalah Mazhab atau aliran yang berasal dari negara
Jerman. penelitiannya dinamakan penelitian kritik (critical research) yang
menampilkan teori komunikasi kritik. Aliran Frankfurt atau sering dikenal
sebagai Mazhab Frankfurt (die Frankfurter Schule) merupakan sekelompok
pemikir sosial yang muncul dari lingkungan Institut für Sozialforschung
19 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 103
21
Universitas Frankfurt. Para pemikir sosial Frankfurt ini membuat refleksi sosial
kritis mengenai masyarakat pasca-industri dan konsep tentang rasionalitas yang
ikut membentuk dan mempengaruhi tindakan masyarakat tersebut. Yang
dijadikan objek studi adalah peranan media massa dalam kehidupan modern
dengan filosofi kritik dalam bentuk lain terhadap kritik Karl Marx.
Bukan saja determinisme ekonomi yang ditentangnya, tetapi
juga positivisme empirik. Mazhab Frankfurt atau yang sering dikenal dengan
Teori Kritis sendiri merupakan nama dari suatu cara berpikir dan sebuah aliran
filsafat yang berkembang di Institut fur Sozialforschung (Lembaga Penelitian
Sosial) di Frankfurt, Jerman. Lembaga ini didirikan tahun 1924 oleh Carl
Grunberg dengan tujuan untuk mengadakan penelitian-penelitian tentang
masyarakat yang bernafaskan Sosialisme dan Marxisme.
a) Sejarah dan Asumsi-Asumsi Kunci
Teori komunikasi kritik ini muncul ketika terjadi aksi-aksi mahasiswa di
Eropa Barat pada tahun 1960-an khususnya di Jerman pada tahun 1967 yang
menuntut demokratisasi universitas. Aksi-aksi itu kemudian dilancarkan juga
kepada media massa yang dianggapnya tidak memperdulikan ketertiban, hukum,
tidak mengindahkan hakikat hasrat politik para mahasiswa, terutama pada media
cetak. Teori komunikasi kritik itu semakin semarak, setelah muncul Jurgen
Hubermas. Hubermas dikenal sebagai filsuf masa kini tentang kritisnya terhadap
22
pemikiran Marxis. Dalam hubungan ini sebagai pengganti paradigma kerja,
Habermas mengacu kepada paradigma komunikasi.
Implikasi dari paradigma baru ini adalah memahami praxis
emansipatoris sebagai dialog-dialog komunikatif dan tindakan-tindakan
komunikatif yang menghasilkan pencerahan. Hal ini bertolak belakang dengan
teori-teori Marxis klasik yang menempuh jalan revolusioner untuk
menjungkirbalikan struktur masyarakat demi terciptanya masyarakat sosialis
yang dicita-citakan. Habermas menempuh jalan konsensus dengan sasaran
terciptanya ”demokrasi radikal”, yaitu hubungan-hubungan soisal yang terjadi
dalam lingkup komunikasi bebas kekuasaan.
Cara berpikir aliran Frankfurt dapat dikatakan sebagai teori kritik
masyarakat atau eine Kritische Theorie der Gesselschaft. Maksud teori ini adalah
membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Khas pula apabila
teori ini berinspirasi pada pemikiran dasar Karl Marx, meskipun tidak menutup
kemungkinan bahwa inspirasi Teori Kritis banyak didialogkan dengan aliran-
aliran besar filsafat – khususnya filsafat sosial pada waktu itu. “Teori kritis
menyatakan bahwa ternyata faktor utama perubahan sosial tidak terletak pada
faktor ekonomi saja, tetapi ada faktor-faktor lain, seperti politik- sosiologi dan
kebudayaan yang turut juga mempengaruhi dinamika sosial masyarakat dan
individu. Aliran frankfrut ingin memperjelas secara rasional struktur yang
dimiliki oleh masyarakat pasca industri dan melihat akibat-akibat struktur
23
tersebut dalam kehidupan manusia dan dalam kebudayaan. Teori kritis ingin
menjelaskan hubungan manusia dengan bertolak dari pemahaman rasio
instrumental.Teori kritis ingin membangun teori yang mengkritik struktur dan
konfigurasi masyarakat aktual sebagai akibat dari suatu pemahaman yang keliru
tentang rasionalitas“.
b) Para Pemikir dan Pakar Utama Mazhab Frankfrut
Aliran Frankfurt dipelopori oleh Felix Weil pada tahun 1923.
Perkembangan Teori Kritis semakin nyata, ketika aliran Frankfurt dipimpin oleh
Max Horkheimer dan mempunyai anggota Friederick Pollock (ahli Ekonomi),
Adorno (musikus, sastrawan dan psikolog), Herbert Marcuse (murid Heidegger
yang fenomenolog), Erich Fromm (psikoanalis), Karl August Wittfogel
(sinolog), Walter Benjamin (kritikus sastra) dan lainnya yaitu Leo Lowenthal,
Frans Neumann, Frans Oppenheimer, Alfred Schmidt, Jurgen Habermas, Oskar
Negt, susan Buck morss dan terakhir Axel Honneth.
c) Teori-Teori yang tergabung ke dalam Mazhab Frankfrut
• Rasionalitas Positif-Negative (J.Hebermass)
• Teori hegemoni (Antonio Gramsci)
• Teori Ingatan dan Sejarah Masa Lalu Manusia, Walter Benjamin (1892-
1940)
• Teori Keterpisahan Eksistensial (Erich Fromm)
24
• Teori Tindakan komunikatif (Communicative Action Theory),
J.Hebermas
• Framing Analysis (Erving Goffman 1974)
• Public Opinion Theory (Walter Lippmann 1922)
• Symbolik Interactionalism Theory (Mead)
• Ideology and Communication Theory (Stuart Hall)
• Dialectical Differentiation of Emansipathory
• Dialctic of Enlightenment
• Instrumentalisme Political Economy Theory (Gramsci & Adorno)
2. Mazhab Chicago
Mazhab Chicago adalah Mazhab atau aliran yang berasal dari Amerika
Serikat. Mazhab Chicago dengan positivisme empirik menitikberatkan
penelitiannya pada pemecahan masalah kriminal, prostitusi, dan masalah-masalah
lainnya yang timbul akibat industrialisasi dan urbanisasi yang berlangsung sangat
cepat di Amerika.
Pada masa puncaknya kejayaan Mazhab Chicago, penelitian komunikasi
banyak dilakukan dengan metode kuantitatif, antara lain sebagai akibat dari
pendanaan yang disediakan oleh sponsor. Sebagai konsekuensinya, penelitian
yang semula merupakan kegiatan kreatif perorangan menjadi pekerja secara
borongan. Penelitan banyak dilakukan terhadap persuasi, propaganda, dan efek
langsung dari media massa pada khalayak. Penelitian komunikasi dengan
25
penekanan pada efek langsung itu, merupakan pengaruh model linear dari
Shannon dan Weaver.
Aliran tersebut menyadari bahwa media komunikasi memiliki keperkasaan
dalam mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu media massa perlu melakukan
penyempurnaan secara sinambung agar acaranya, pengolahannya, penyajiannya,
dan penyebarannya menjadi lebih efektif dan efisien.“aliran empirik menekankan
pada efek komunikasi pada khalayak dengan melakukan analisis isi (content
analysis) dalam rangka menarik kesimpulan tentang efek komunikasi”.
a) Tokoh-Tokoh dalam Mazhab Chicago
Mazhab Chicago tokoh-tokohnya adalah Robert Ezra Park, Harold D.
Lasswell, Bernard Berelson, Robert K. Merton, Daniel Lener, Ithiel Da Sola
Pool, Wilbur Schramm, Charles Wright, David Berlo, dan lain-lain.
b) Teori-Teori yang tergabung ke dalam Mazhab Chicago
• Model Lasswell
• Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi
• Uses and Gratifications Theory (Teori Kegunaan dan Kepuasan)
• Uses and Effects Theory
• Teori Agenda Setting
• Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa (Dependention of
Mass Communication Effect Theory)
• The Spiral of Silence Theory (Teori Spiral Keheningan)
26
• Stimulus – Respons Teory
• Information Seeking Theory
• Information Gaps Theory
• Teori Konstruksi sosial media massa20
C. Televisi
1. Pengertian Televisi
Televisi secara etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya jauh dan
“vision” yang berarti penglihatan, segi jauhnya itu sendiri diusahakan oleh
prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar. Dengan demikian televisi yang
dalam Bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Dalam kamus
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, televisi adalah pesawat
system penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara)
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan
bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya
yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran
pertunjukkan berita dan sebagainya oleh gambar.21
Dengan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa system transmisi atau
pancaran gambaran dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah
menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya transmisi dilanjutkan
20 http://duniaanakikom.blogspot.co.id/2013/11/mazhab-frankfurt-dan-chicago.html. Diakses pada tanggal 8 November 2016
21 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran : Teori dan Praktik, (Bandung: Bandar Maju, 1993), hal 21-22.
27
melalui pemancar, setelah itu diterima oleh system antenna yang menyalurkan
kembali ke pesawat penerima (pesawat televisi) yang diubah kembali menjadi
gamabr dan suara yang dapat kita nikmati pada layar televisi.
2. Sejarah dan Perkembangan Televisi
Dalam buku Empat Windu TVRI disebutkan, televisi merupakan media
temuan orang-orang Eropa. Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962,
yaitu saat munculnya TVRI degan studionya yang terletak di kompleks Senayan,
Jakarta. Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu
memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran peetama
televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah.22
Pertumbuhan televisi di Indonesia tidak sebak di Barat. Selama dua pecan
Asian Games, TVRI punya bahan liputan langsung dari berbagai lapangan
olahraga untuk disiarkan. Namun, setelah itu yang tersisa hanya pola teknik
sehingga antara 12 sampai 18 September 1962, siaran terpaksa diistirahatkan
karena TVRI tidak punya program yang jelas untuk disiarkan. Untuk
meningkatkan perkembangan pertelevisian di Indonesia, pada penghujung tahun
1980-an dan awal decade 1990-an suasana pertelevisian di Indonesia menjadi
meriah, karena di zaman orde baru, presiden Soeharto memperkenankan pihak
swasta mengelola stasiun televisi siaran. Lahirnya televisi swasta merupakan
22 Morrison, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:
Kencana, 2008), hal 9-10.
28
manifestasi dari Kemenpen No. 111 tahun 1990 yang terbentuk berdasarkan
Keppres No. 215 tahun 1963 yang menyatakan “Dalam batas-batas tertentu TVRI
dapat menunjuk pihak lain (swasta/masyarakat) menjadi pelaksana siaran TV
melalui hubungan kerjasama yang diatur dalam perjanjian tertulis.”
Stasiun televisi swasta itu diantara lain adalah Rajawali Citra Televisi
(RCTI) yang mulai dioperasikan pada bulan April 1989 dan menjadi stasiun
televisi swasta pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Bambang Triatmodjo.
RCTI diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1989. Kemudian disusul oleh
Surabaya Setra Televisi (SCTV) yang mulai dioperasikan pada bulan Agustus
1989 yang memiliki cabang di Denpasar, Bali. Selain itu, ada Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI) yang dikelola oleh PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
(CTPI) dipimpin oleh Ny. Siti Hardianti Indra Rukmana yang diresmikan oleh
presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991.
Pada masa millennium bermunculan televisi swasta lainya di Jakarta,
yaitu: ANTV, INDOSAR, Metro TV, Trans TV, TV 7 (sekarang Trans 7), Lativi
(sekarang TV One), Global TV, O Channel , JAK TV, Kompas TV dan yang
terbaru adalah NET TV. Televisi pada saat ini telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia terutama di Indonesia. Perkembangan televisi
swasta pada saat ini terbilang sangat luar biasa. Jika kita lihat dari segi perspektif
kepentingan public, televisi memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam
mempengaruhi khalayak luas (masyarakat).
29
3. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti
fungsi jurnalistik. Di zama modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola
berita, tetapi juga aspke-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya
bukan lagi hanya sekedar menyiarkan informasi (to inform).
Banyak para ahli di bidang komunikasi yang memberikan penjabaran
tentang fungsi media, tetapi disini Saya akan mengutip fungsi media menurut
Onong Uchjana yang menjabarkan fungsi media sebagai berikut:
a. Menyiarkan Informasi (to inform)
Menyiarkan informasi adalah fungsi media massa yang pertama
dan utama. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar
karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal dibumi ini:
mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dunia, menunjukkan
hubungan kekuasaan, dan memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan.
b. Mendidik
Fungsi kedua dari media massa ialah mendidik. Sebagai sarana
pendidikan massa (mass education), surat kabar memuat tulisan-tulisan
atau tayangan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak
30
pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara
implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk
artikel atau tajuk rencana.
c. Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat media massa untuk
mengimbangi berita-berita (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot.
Televisi biasanya menayangkan film-film kartun dan film-film yang
bersifat heroic serta acara-acara yang sifatnya tidak membutuhkan
konsentrasi dalam menikmati acara tersebut. Menurut Wright, pada fungsi
ini media sebagai alat menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan
sarana rekreasi serta alat untuk meredakan ketegangan social.
d. Memengaruhi (to influence)
Fungsi yang keempat yakni, memengaruhi. Hal ini adalah yang
menjadikan media massa memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit
terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana,
artikel, dan opini yang dapat mengkonstruk pikiran masyarakat lewat
permainan bahasa dan tayangan di TV. Dalam bidang perniagaan yang
terdapat pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan tidak
31
dapat dipungkiri menjadikan media massa semakin efektif untuk
menyebarkan pengaruh terhadap pola pikir masyarakat.23
D. Proses Produksi
Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya, jalannya,
kemajuan, berhasil, perkara; berasal dari procession (bahasa Inggris) yang artinya
gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah
rangkaian tindakan pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan suatu produk.
Sedangkan produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan
suatu barang dan jasa.24
Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan kepada
masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang memiliki beragam program untuk
disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya terbentuk satu
program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses produksi program dalam televisi
merupakan proses pembuatan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan
banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian, dan berbagai peralatan serta
dukungan biaya.
Dalam merencakana sebuah program televisi, seorang produser lah yang
bertanggung jawab untuk membentuk dan membuat sebuah program menjadi baik.
23 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran : Teori dan Praktik, (Bandung: Bandar Maju,
1993), hal 24-27. 24 Tim Penyusun Kamus Pusat PEmbinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998), hal 24-27.
32
Dalam hal ini seorang produser professionaldalam merencanakan sebuah produksi
program televisi akan dihadapkan pada 5 hal sekaligus yang perlu pemikiran
mendalam, yaitu:
1. Materi Produksi
Materi produksi adalah segala sesuatu barang atau material yang akan
diproduksi menajdi sebuah tayangan, berupa apa saja, kejadian, pengalaman,
hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah
menjadi produksi yang bermutu yang layak siar dan layak jual.
2. Sarana Produksi
Saran produksi adalah sarana penunjang terwujudnya ide menjadi
kongkret, yaitu hasil produksi. Ada tiga unit pokok peralatan perekam
gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan.
Kualitas standar dari ketiga unit peralatan akan menjadi pertimbangan utama
seorang produser dalam perencanaan produksinya.
3. Biaya Produksi
Merencanakan biaya produksi membutuhkan pemikiran yang cukup
rumit. Produser akan memikirkan sejauh mana memperoleh dukungan
finansial dari stasiun televisi yang bersangkutan. Karena itu, perencanaan
33
biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan, yaitu financial
oriented dan quality oriented.25
a. Financial Oriented
Perencanaan produksi yang didasarkan pada kemungkinan
keuangan yang ada (terbatas). Karena itu, kebutuhan juga harus
dibatasi, misalnya menggunakan bintang tamu “kelas satu”,
pengambilan lokasi shooting yang tidak jauh, dan konsumsi
sederhana.
b. Quality Oriented
Perencanaan biaya produksi pada hasil yang maksimal. Dalam
hal ini tidak ada masalah keuangan. Biasanya produksi ini dinamakan
dengan produksi prestige, yaitu produksi yang diharapkan
mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama dan finansial.
4. Organisasi Pelakasana Produksi
Organisasi pelaksana produksi meliputi semua kru yang bertugas dan
juga semua pihak yang berkaitan dengan proses produksi tersebut. Seorang
produser harus menyusun rapi organisasinya agar proses produksi tidak
terhambat.
25 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,
2007) hal. 29.
34
Pada divisi pemberitaan atau news, secara umum organisasi
pelaksanaannya terdiri dari Direktur Pemberitaan, Produser, Production
Asisstant, Koordinator Liputan, Kameramen, Editor, Program Director, dan
Penyiar Berita.
5. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Tahapan produksi program dalam televisi yang lazim disebut Standard
Operation Procedure (SOP) atau tiga tahapan prosedur kerja untuk
memproduksi sebuah program siaran televisi, yaitu:
a. Pre Production Planning (Pra-Produksi)
Tahapan ini biasa disebut sebagai tahap perencanaan. Pre
production planning ini diantaranya: Penemuan Ide, Perencanaan, dan
Persiapan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat
ditentukan oleh baiknya tahap penemuan ide, perencanaan, dan
persiapan ini.
b. Production
Sesudah Penemuan Ide, Perencanan, dan Persiapan, pelaksaan
produksi siap dimulai. Dalam tahapan produksi ini, seorang
sutradara/Program Director berkerja sama dengan seluruh kru terkait
program untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan dan di
persiapkan sehingga siap untuk ditayangkan.
35
c. Post Production (Pasca Produksi)
Pasca produksi merupakan tahapan selanjutnya setelah gagasan
ditemukan, direncanakan, dan disiapkan secara matang, serta
diproduksi atau diliput dan ditulis dalam bentuk naskah yang juga di
dubbing. Tahapan ini meliputi proses penyuntingan atau editing
gambar serta penayangan secara live di studio.
Tahap pasca produksi/post-production merupakan tahap
penyelesaian atau penyempurnaan (editing) dari sebuah proses
produksi. Tahap ini dilakukan jika produksi program yang dilakukan
rekaman/taping. Pada produksi suaran langsang/live, tidak dilakukan
post production. Hanya saja progam benar-benar dipersiapkan dengan
matang, baik dari segi teknis maupun non teknis, agar
penyelenggaraan siaran dapat berjalan dengan baik, karena pada
siaran live, tidak ada shot ulang atau retake. Tahapan penyelesaian
dari post production ini meliputi:
1) Editing suara dan gambar.
2) Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert visualisasi
lainnyam pengisian narasi dan pengisian sound effect dan
ilustrasi.
3) Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi. Di dalam
preview/evaluasi ini dapat saja produksi tadi dinyatakan layak
36
siar, tapi dapat pula masih harus dilakukan perbaikan misalnya:
masalah ilustrasi, sound effect, editing gambar, dan lain
sebagainya.26
E. Program Televisi
Menurut kamus Webster International, program adalah suatu jadwal
(schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan “butir” siaran
yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. 27Sedangkan menurut P. C. S.
Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video,
mendifinisikan program televise ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format
sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi
persyaratan layak siar serta telah mememenuhi standar estetika dan artistik yang
berlaku.28
Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming)
diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan saran televise dari hari ke hari
(horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap
harinya. Untuk menyusun program siaran diperlukan system pemrograman siaran.
Dengan sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir di televisi dapat membuat
nyaman penonton, dapat disenangi, dan bahkan bisa menjadi panutan penonton.
26 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), hal. 23 27 RM Soenarto, Program Televisi dan Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, Jakarta: FFTK-
IKJ Press, 2007, hal 1. 28 P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta: PT
Grasindo, 1993), cet ke 1 hal 9.
37
Di Indonesia, program siaran akan mengisi siarannya rata-rata untuk rentang
waktunya berkisar antara 18 hingga 24 jam setiap harinya. Sedangkan, program
siaran itu sendiri terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program.
Produksi itu bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan (in house
production) atau dibeli atau disewa dari luar, seperti production house atau distributor
film asing. Karena itu, programmer harus terlebih dahulu merencanakan pola
siarannya. Dari pola siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya,
antara lain: program untuk anak-anak, program untuk dewasa, program berita,
program musik, program edukasi, program hiburan/variety show, dan lain
sebagainya.
1) Program Edukasi
Program edukasi adalah acara yang menyajikan materi berupa
pendidikan baik itu rentang usia anak-anak hingga dewasa, program ini
biasanya menampilkan informasi mengenai pengajaran dalam artian ilmu
pengetahuan atapun nilai-nilai sosial yang baik untuk dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Didalam program ini juga memuat informasi ter-
update baik itu dari dalam negeri ataupun dari luar negeri yang bisa
menambah ilmu pengetahuan. Di Indonesia acara-acara semacam ini bisa
kita lihat pada stasiun televisi lokal, seperti program: Mata Najwa (Metro
TV), Mario Teguh Golden Ways (Metro TV sekarang beralih Kompas TV),
Kick Andy (Metro TV), On The Spot (Trans 7), Tau Gak Sih (Trans 7),
38
Laptop Si Unyil (Trans 7), Si Bolang (Trans 7), Indonesia Bagus (NET TV),
Lentera Indonesia (NET TV), Pagi-Pagi (NET TV), dan lain sebagainya.
Program-program diatas adalah contoh bagaimana stasiun televisi
ingin memperlihatkan kualitas tayangan mereka yang bukan hanya terpacu
dengan perolehan rating yang tinggi tetapi juga nilai-nilai pendidikan yang
bisa didapatkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Terlebih lagi kualitas
tayangan televisi juga bisa berpengaruh pada kualitas pendidikan di
Indonesia khususnya.
2) Program Variety Show
Program variety show adalah salah satu dari jenis program televisi
non-fiksi yang didalamnya terdapat berbagai macam program acara, seperti
talkshow dan musik. Dalam program ini biasanya menampilkan beraneka
ragam aksi, dan biasanya diselingi dengan musik (instrumental atau
nyanyian) tarian, serta komedi, dan terkadag acrobat ataupun sulap.
Variety merupakan kombinasi antara dua atau lebih unsur-unsur
hiburan dan seni: seoang penyanyi, penari, stand-up comic, dan sebagainya.
Tergantung dari kepribadian (personality) figure yang memegang peranan
pada program tersebut. Pada program Variety show beberapa menampilkan
bintang-bintang sebagai host-nya, biasanya host tersebut sudah terkenal
39
terlebih dahulu di industry radio maupun rekaman dan penampilan mereka
ditemani oleh bintang tamu.
Jenis-jenis tayangan variety show, yaitu:
a. Vaudeville Show
Vaudeville Show adalah acara variety show yang menampilkan
sebuah seri dari aksi-aksi lepas (tidak berhubungan satu dengan
lainnya), menampilkan bintang-bintang ataupun orang-orang yang
sedang hangat dibicarakan (headliners) dalam rangka untuk
menunjang aksi-aksi tersebut.
b. Musical Variety Show
Musical Variety Show merupakan tanyangan yang didominasi
oleh aksi-aksi penyanyi dan juga musisi. Perbedaaan dari tanyangan
ini dengan tayangan musik yang sebenarnya adalah tanyangan tersebut
tidak hanya menampilkan seni musik saja melainkan juga
menampilkan jenis-jenis pertunjukkan atau kesenian lainnya. Contoh:
Duel Show (musik + komedi (RCTI)).
40
c. Comedy Variety Show
Comedy Variety Show atau biasa disebut juga dengan comic
dominated show merupakan tayangan variety yang lebih didominasi
oleh unsur-unsur komedi. Contoh: Gong Show (Trans TV).
d. The Personality Variety Show
Dalam program ini biasanya yang menjadi penampil utama
(central performer) adalah seseorang atau beberapa orang pribadi
(personality) yang berprofesi sebagai penyanyi ataupun penari.
Namun, untuk memeriahkan suasana tetap dihadirkan bintang tamu
yang mempersembahkan kebolehan mereka untuk menghibur
penonton. Contoh: Live with Trio Lestari (Trans TV).
e. Game Variety Show
Program ini merupakan program yang lebih didominasi oleh
permainan-permainan (games) yang tidak hanya melibatkan peserta
(contestants) di studio, tetapi juga pemirsa yang ada di rumah. Sebagai
tanyangan variety, jenis tayangan ini tentunya juga diisi oleh unsur-
unsur hiburan lainnya, baik itu komedi, musik, dan lain sebagainya.
Contoh: Baper (RCTI).29
29http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/4410401-
020%20Khairun%20Nisa.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2016
41
BAB III
GAMBARAN UMUM NET.TV dan PROGRAM PAGI-PAGI
A. NET. TV Sebagai Televisi Nasional
NET.TV merupakan salah satu alternatif tontonan hiburan layar kaca.
NET.TV hadir dengan format dan konten program yang berbeda dengan stasiun TV
lain. Sesuai perkembangan teknologi informasi, NET.TV didirikan dengan semangat
bahwa konten hiburan dan informasi di masa mendatang akan semakin terhubung,
lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses. Karena
itulah, sejak awal, NET.TV muncul dengan konsep multiplatform, sehingga
pemirsanya bisa mengakses tayangan NET.TV secara tidak terbatas, kapan pun, dan
dimana pun.
Secara konten, tayangan NET.TV berbeda dengan tayangan televisi yang
sudah ada. Sesuai semangatnya, tayangan berita NET.TV wajib menghibur, dan
sebaliknya, tayangan hiburan NET.TV harus mengandung fakta, bukan rumor atau
gossip. Secara tampilan, NET.TV muncul dengan gambar yang lebih tajam dan warna
yang lebih cerah. NET.TV telah menggunakan system full high definition (FULL
HD) dari hulu hingga ke hilir.
42
NET.TV adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Meskipun
bergerak di bidang usaha Energi dan Sumberdaya di bawah bendera Indika Energy
Tbk. (www.indikaenergy.com), berdirinya INDIKA dimulai dari sebuah visi untuk
membangun usaha di bidang Media Hiburan dan Teknologi Informasi. Nama
INDIKA sendiri merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Saat
ini, melalui PT> Indika Multimedia, INDIKA GROUP bergerak di bidang usaha
Promotor, Broadcast Equipment, Production House dan Radio.
Kini, NET.TV dapat disaksikan melalui siaran terrestrial tidak berbayar, atau
free to air. NET.TV juga dapat disaksikan dengan berlangganan televisi berbayar,
diantaranya: First Media (channel 371), BIG TV (channel 232), dan Orange TV.
Sementara para pelanggan internet, dapat mengakses live streaming melalui
youtube.com/netmedia, www.netmedia.co.id, serta melalui aplikasi di Ios dan
Android dengan memasukkan search keyword : Netmediatama Indonesia.
Gambar 3.1 Logo NET. TV
Tahun 2012 Founder NET.TV Agus Lasmono dan Co-Founder Wishnutama
Kusubandio bersepakat untuk membangun sebuah stasiun televisi baru di Indonesia,
43
dengan konsep dan format yang berbeda dengan televisi yang ada saat itu di tanah air.
Visinya, menyajikan konten program yang kreatif, inspiratif, informatif, sekaligus
menghibur.
Tahun 2013 NET.TV resmi mengudara pada tanggal 26 Mei 2013, setelah
sebelumnya menjalani siaran percobaan sejak tanggal 18 Mei 2013. Grand
Launching NET.TV diselenggarakan di Jakarta Convention Center, lewat sebuah
pagelaran megah yang menghadirkan sederet nama pengisi acara terkenal dari tanah
air da mancanegara, termasuk Carly Rae Jepsen dan Taio Cruz. Beberapa program
NET.TV langsung mendapat respons positif dari pemirsa, seperti “The Comment”
dan “Sarah Sechan”. Bahkan di usia yang belum genap setahun pada saat itu,
NET.TV telah dipercaa mengerjakan event sebesar APEC CEO Summit 2013. Dari
lini digital, NET.TV membuat terobosan dengan melakukan engagement langsung ke
pemirsa, melalui beberapa alat pengukur yang terarah. Akun-akun sosial media
NET.TV pun diberdayakan optimal untuk mengurangi jarak antara program dengan
pemirsa.
NET.TV menghentak semester awal 2014 melalui konser Iwan Fals “Suara
Untuk Negeri” di kota Medan, Bandung, Jakarta, dan Surabaya, yang mendapat
apresiasi penuh dari masyarakat. Tanggal 18 Mei 2014, NET.TV merayakan ulang
tahun pertama bertajuk “NET ONE”, dengan pertunjukkan musik dan ajang
penghargaan. Hadir dipanggung sejumlah musisi dan performer berkelas, termasuk
Far East Movement dan NE-YO. Tak hanya dalam program hiburan, NET.TV bahkan
44
mengolah secara khusus program Citizen Journalists, yang menjadi wadah bagi
masyarakat dan perekam video amatir dari dalam dan luar negeri untuk berkarya.30
1. Visi dan Misi NET.
a. Visi NET.TV
Untuk membangun sebuah perusahaan media yang menarik yang
menciptakan kontribusi positif terhadap orang Indonesia.
b. Misi NET.TV
1) Memproduksi konten berkualitas yang kreatif, menghibur,
dan mengikutsertakan penonton melalui berbagai jenis
bentuk.
2) Menyediakan berbagai inovasi media yang dapat menggapai
berbagai penonton bagi para pemegang saham.
3) Untuk menarik minat, mengembangkan, dan
mempertahankan bakat-bakat terbaik dalam industri.
2. Nilai-Nilai Perusahaan
Integritas
• Selalu bertindak dengan cara yang etis dan jujur.
Semangat
• Berkomitmn dalam hati dan pikiran
30 http://www.netmedia.co.id/about, diakses pada hari jumat, 25 November 2016
45
Respek
• Memperlakukan semua orang dengan martabat dan
menghargai kontribusi mereka
Kerja Tim
• Kerjasama tim yang efektif dan efisien melalui kepemimpinan
yang kuat
3. Direksi
1) Ketua Utama : Agus Lasmono
2) Ketua Pelaksana : Wishnutama
3) Wakil Ketua Pelaksana : Deddy Sudarijanto
4) Ketua Pemasaran dan Penjualan : Kurnia
5) Ketua Keuangan : Leo Nagasaputra
6) Ketua Pengoperasian : Azuan Syahril
4. Kantor NET.TV
Kantor NET.TV dan studio berlokasi di Mega Kuningan lantai 27
– 30 The East Building Jakarta. NET.TV telah membangun studio berita
didesain oleh spesialis internasional dalam industri penyiaran.
46
5. Target Penonton
Keluarga merupakan hal yang paling penting bagi orang Indonesia.
Menyajikan hiburan berkualitas yang menyajikan inspirasi positif
bagi keluarga. Status sosialnya mencakup berbagai jenis penonton.
B. Program NET.TV
Adapun program yang dimiliki oleh NET. TV dibagi kedalam beberapa
kelompok sebagai berikut:
TABEL. 1
No. Jenis Program Nama Program
1 NET. Entertainment Melamar, Waktu Indonesia Bercanda, The Comment,
Lintas Imaji, Celebrity Squares, Celebrity Lip Sync
Battle Indonesia, Bukan Sekedar Wayang, Comedy
Night Live, Cinta
2 NET. News 86, Net 5, Net 10, Net 12, Net 16, Net 24, Customs
Protection, Entertainment News, Indonesia Morning
Show
3 NET. Sitcom OKJEK, The East, Tetangga Masa Gitu?, Kelas
Internasional, Saya Terima Nikahnya, RANS Family
4 NET. Documentary Lentera Indonesia, Indonesia Bagus
47
5 NET. Magazine iLook, dSIGN, Chefs Table, Weekend List
6 NET. Series PATRIOT, Stereo, Masalembo, ENIGMA
7 NET. Concert Konser Agnes Make It Happen
8 NET. Anniversary NET Grand Launching, NET. ONE, NET 2.0
9 NET. Classic Muslim Travellers, Srimulat Night Live, Ini Sahur,
iClub 48, We Sing For You, Keluarga Masa Kini,
Queen at Home, Waktunya Kido
10 NET. Special Indonesia 70, Gebyar BCA, NEZ Academy, NET
Movement, NET. Goes To You Bandung, Konser
Suara Untuk Negeri, Sehari Bersama Presiden SBY,
Red Carpet Moment
11 NET. Music Music Everywhere, The Remix, Just Duet, Breakout,
Berpacu Dalam Melodi
12 NET. Sport X-Games, Net Sport, ESPN FC
C. Profil Program Pagi-Pagi
Pagi-Pagi adalah program variety show yang berisi current issue, musik,
surprise, talkshow, game show, hot deal. Sharing session bersama motivator dan
interaksi langsung dengan penonton melalui social media atau phone call. Penonton
dapat berbagi informasi mengenai kondisi jalanan, mengirim salam serta memilih
48
video klip yang ada di playlist. Kemasan program lebih soft dan fresh untuk
menemani penonton beraktivitas di pagi hari ini dipandu oleh Andre Taulani dan
Hesty Purwadinata ini hadir pukul 07.30 s/d 09.00 WIB.31
Gambar 3.2 Logo Pagi-Pagi
Program acara Pagi-Pagi di NET. TV
TABEL. 2
Nama Program Pagi-Pagi
Format Program Entertainment and Talkshow
Jenis Program Variety Show
Jam Siar Program 08.30 – 09.00 WIB
Durasi Program 90 Menit
Frekuensi Penayangan Senin – Jumat
31 http://www.netmedia.co.id/program/513/Pagi-Pagi diakses pada tanggal 25 November 2016
49
( 5 kali dalam seminggu )
Lingkup Materi Entertainment, edukasi, informasi
Motto Program Memberikan informasi yang menghibur
dan mendidik untuk masyarakat
Indonesia
Sasaran Penonton Umum
Sifat Penayangan Tapping
Struktur Organisasi Program Pagi-Pagi
Adapun struktur organisasi dalam program Pagi-Pagi adalah sebagai berikut:
TABEL. 3
No Jabatan/Kedudukan Nama
1 Division Head Roan Y. Anprira
2 Production Head Yuliarti
3 Executive Producer Yoni Sauhandoko
4 Producer Hotmariati Elizabeth Purba
5 Creative Indah Ramadina
Imam Harmain
Febri Setia Nugraha
Febriana
50
Timotius Immanuel
6 Production Assistant Chandra Darmawan
Dimas Andhika
Kadek Ayu Mila
51
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Data pada Pelaksanaan Produksi Program Variety Show Pagi-Pagi
di NET. TV
Dalam memproduksi suatu program televisi tentunya harus melalui berbagai
tahap pertimbangan yang memungkinkan penting untuk dilakukan agar dapat berjalan
sesuai dengan apa yang dihrapakan oleh seorang produser, untuk itu seorang produser
yang dibantu oleh beberapa kru yang bertanggung jawab untuk kelancaran produksi
program tersebut perlu mengupayakan kematangan dari persiapan produksi. Sukses
atau tidaknya suatu program televisi merupakan hasil kerja dari sebuah tim produksi,
baik atau buruknya suatu acara bukan hanya semata dari aktor didepan layar kaca
tetapi hasil kerja dari semua tim yang terlibat didalamnya dengan upaya matang
mereka.
Demi kelancaran proses produksi sebuah program televisi, termasuk program
variety show Pagi-Pagi di NET. TV pasti memerlukan adanya beberapa hal yang
dianggap penting. Hal-hal tersebut harus dengan matang dipikirkan oleh seorang
produser atau bagian dari tim yang bertanggung jawab terhadap jobdesk yang
dipegangnya. Hal yang berkaitan dengan suatu proses produksi adalah Materi
Produksi, Sarana Produksi, Biaya Produksi, Organisasi Pelaksana Produksi, dan
Tahapan Pelaksanaan Produksi.
52
“produser itu tentunya bertanggung jawab sama program yang dia pimpin baik itu dari segi produksinya, ratingnya juga, terus kalo ada masalah yang berkaitan sama isi konten programnya juga”32
Dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan gambaran mengenai
tugas dan tanggung jawab seorang produser. Produser bertugas untuk mengelola
program dimulai dari pra-produksi seperti menentukan materi apa yang akan dibahas
pada episode yang akan tayang nanti, memberikan mapping kepada setiap PIC dari
tim kreatif, lalu melakukan proses produksi sesuai dengan materi apa yang telah
dipersiapkan untuk tayang, hingga pada saat pasca produksi seperti saat editing dan
evaluasi tayangan program tersebut. Selain itu, produser juga bertanggung jawab
terhadap rating, share, dan isi konten pada setiap segmen per episodenya, karena isi
konten yang inovatif, menarik, dan juga informatif tentunya akan menghasilkan
rating dan share yang baik.
Produser sebagai orang yang bertanggung jawab dalam program Pagi-Pagi di
NET. TV juga harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan siaran yang
diminati oleh khalayak untuk memberikan kedekatan di masyarakat, hal peting
tersebut yaitu:
1. Materi Produksi
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa program Pagi-Pagi
merupakan program variety show, dimana program tersebut bukan hanya
menampilkan berita-berita yang bersifat current issue tetapi juga berisi
32 Wawancara Pribadi dengan Produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba, Kamis, 26 Januari 2017
53
talkshow, game show, music, surprise, sharing session, dan interkasi langsung
dengan penonton melalui media sosial atau telepon. Dengan hal tersebut
program ini dikemas lebih soft dan fresh.33 Sehingga bukan hanya
menampilkan hiburan semata tetapi dilengkapi dengan informasi.
Materi yang ditampilkan oleh Pagi-Pagi berupa informasi yang dibagi
kedalam beberapa segmen, disetiap segmen diisi dengan konten yang sudah
menjadi acuan.
“jadi setiap penentuan temanya itu kita sebut sebagai mapping ya, jadi mapping itu kayak bagan gitu karena kita ini kerja sebagai teamwork jadi kita ada meeting untuk penentuan setiap temanya. Ada beberapa pakem atau acuan dalam temanya itu ada segmen yaitu kreativitas, beauty and fashion, omg, kuliner, hewan, olahraga, inovasi masa kini, fun science, cooking time, dan tips oi-oi.”34
Dengan pembagian dalam beberapa segmen tersebut, membuat
program ini berbeda dengan program sejenis karena selain membahas
mengenai suatu informasi program ini juga mengundang narasumber dan
bintang tamu yang masuk ke dalam perbincangan program tersebut.
Materi setiap segmennya ditentukan oleh tema yang telah ditentukan
terlebih dahulu oleh tim kreatif, untuk pembagian setiap segmennya dilakukan
oleh tim kreatif yang membagi tim per segmennya. Setelah didapatkan tim
tersebut, setiap tim akan dipimpin oleh seorang PIC atau orang yang
33 http://www.netmedia.co.id/program/513/Pagi-Pagi. Diakses pada tanggal 11 September
2016 34 Wawancara Pribadi dengan tim kreatif Pagi-Pagi NET. TV, Febri dan Timotius, Jumat, 03
Februari 2017
54
bertanggung jawab untuk menghandle segmennya dan setelah ditentukan
maka setiap tim akan mencari sumber atau artikel yang berhubungan dengan
tema yang sudah disepakati oleh seluruh tim.
Karena bentuknya adalah soft news, materinya didapatkan dari artikel
atau materi yang bersifat update atau yang akan terjadi pada satu hari.
“yang berhubungan dengan update misalnya kayak tayangan ini untuk tayang tanggal 22 desember hari ibu jadi kita buat special hari ibu, atau hari aids atau ada juga hari pangan nasional yang banyak orang ngga tau jadi biar orang juga dapet informasi”35
Setelah materi yang diminta sudah didapatkan maka akan diserahkan
ke produser. Namun, produser memiliki pertimbangan tersendiri dalam
memilih konten terlebih lagi produser juga mempertimbangkan sisi audiens
NET. TV yang mengincar pasar penonton upper middle karena disitulah
identitas NET. TV sebagai media revolusioner.
2. Sarana Produksi
Untuk kelancaran segala proses dalam produksi diseluruh stasiun
televisi sangat membutuhkan sarana pendukung demi kelancaran sebuah
proses. Begitu pula dengan program Pagi-Pagi di NET. TV, dalam peliputan
atau pun saat produksi dan siap siar. Adapun sarana pendukung yang
digunakan dalam pelaksanaan produksi program Pagi-Pagi antara lain, studio
siaran, kamera dan perangkat pelengkapnya seperti baterai, tripod, lampu
35 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
55
pencahayaan, dan mic. Selain itu, secara otomatis membutuhkan apa yang
disebut sebagai Master Control Room, yang nantinya digunakan saat produksi
atau proses shooting sedang berlangsung atau Tapping. Sarana lainnya
meliputi computer, layanan internet, telepon, dan studio siaran.
3. Biaya Produksi
Setelah materi dan sarana, maka selanjutnya hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan produksi pada program Pagi-Pagi adalah biaya produksi.
Untuk biaya produksi selama proses shooting tidak selalu sama, pengeluaran
biayanya bergantung pada materi, narasumber, dan bintang tamu yang hadir
dalam setiap pelaksanaan produksinya.
Untuk biaya keperluan dalam program itu diperoleh dari divisi BMA
(budgeting, management & accounting) yang bertanggung jawab terhadap
biaya pengeluaran dalam proses produksi dalam program acara di NET. TV,
begitu pula dengan program Pagi-Pagi dan diurus oleh produser dalam hal
kebutuhan biaya produksinya.
4. Organisasi Pelaksana Produksi
Dalam program Pagi-Pagi secara umum, organisasi pelaksana
produksi yang saling bekerja sama terdiri dari Penanggung Jawab Produksi,
Penanggung Jawab Acara, Eksekutif Produser, Produser, Penanggung Jawab
56
Pengarah Acara, Pengarah Acara, Tim Kreatif, Asisten Produksi, Kameramen,
Floor Director, Editor, Audio, dan Host atau pembawa acara.
a. Penanggung Jawab Produksi, adalah seseorang yang bertanggung jawab
pada seluruh produksi program yang dijalankan, posisi tersebut berada
persis dibawah dari pemilik media.
b. Penanggung Jawab Acara, untuk posisi ini adalah seseorang yang
bertanggung jawab dalam program yang dibawahinya secara langsung.
c. Eksekutif Produser, adalah orang yang bertanggung jawab untuk
mempersiapkan penyangan dan memutuskan materi apa saja yang akan
ditayangkan atau diproduksi.
d. Produser, adalah orang yang memiliki tugas yang tidak jauh berbeda
dengan eksekutif produser hanya saja bedanya adalah produser ini yang
berhubungan secara langsung dengan tim produksi pada program yang
dibawahinya.
e. Penanggung Jawab Pengarah Acara, adalah orang yang memiliki
tanggung jawab kepada tim yang mengarahkan acara atau bisa disebut
sebagai kepala divisi.
f. Pengarah Acara, adalah orang yang bertugas untuk mengarahkan acara
sesuai dengan ketentuan yang sudah disepakati bersama oleh seluruh tim.
Ia menjadi komando atas berlangsungnya proses shooting dan bekerja
sama dengan semua kru yang berada di studio maupun control room.
57
g. Tim Kreatif, adalah seseorang yang bertugas untuk mencari materi apa
yang akan ditayangkan, menyiapkan segala keperluan dalam produksi, dan
ikut menjalankan produksi tersebut pada saat proses shooting.
h. Asisten Produksi, bertugas untuk membantu produser dalam persiapan pra
produksi, produksi, hingga pasca produksi, membuat direktur produksi
pada saat pelaksanaan produksi, melakukan control editing pada saat
pasca produksi.
i. Kameramen, adalah seseorang yang bertugas untuk merekam gambar pada
saat proses shooting. kameramen juga mencatat gambar apa saja yang
diperkirakan akan masuk dalam daftar editing gambar untuk
mempermudah proses editing.
j. Floor Director, adalah orang yang menjalankan komando program
dibawah arahan dari program director. Posisinya berada di studio sebagai
seorang pengarah produksi.
k. Editor, adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap proses editing
gambar. Ia juga bertugas untuk menggabungkan potongan-potongan
gambar hingga menjadi kesatuan yang utuh.
l. Audio, adalah seseorang yang bertugas untuk menyeting volume suara,
menyeimbangkan suara dan juga bertanggung jawab pada audio yang
dikenakan oleh bintang tamu atau narasumber.
58
m. Host atau pembawa acara, adalah seseorang yang bertugas sebagai
pembawa acara untuk menyampaikan berbagai informasi sesuai dengan
arahan tim dan sebagai face program untuk penontonnya.
5. Tahapan Pelaksanaan Produksi
a. Pra-Produksi
Pada tahapan pra-produksi ini adalah hal yang paling penting karena
merupakan tahapan awal dalam proses produksi televisi sebelum sebuah
produksi dimulai. Pada tahapan ini umumnya melaksanakan rapat redaksi
yang dilaksanakan oleh seluruh bagian dari tim produksi program. Menurut
hasil dari wawancara yang dilakukan pada tahapan ini rapat redaksi disebut
sebagai mapping, kegiatan tersebut dilakukan pada hari Jumat berlangsung
secara internal semua tim yang sudah melakukan mapping antar bagian yang
dipimpin oleh seorang PIC atau PA (Production Assistant) termasuk
didalamnya ada seorang produser dan tim kreatif. Dalam tahapan pertama ini
memiliki tiga bagian, sebagai berikut:
1. Penemuan Ide
Tahapan ini di mulai ketika tim kreatif menemukan ide atau
gagasan yang dipimpin oleh seorang production assistant dalam
menentukan tema mauou isi/konten yang akan ditayangkan pada episode
mendatang. Kemudian setelah ide itu dirundingkan oleh tim dan dirasa
sudah memenuhi standar produksi yang diperlukan, ide tersebut akan
59
disampaikan atau dirundingkan kembali kepada produser dan asisten
produsernya untuk dilakukan check atau evaluasi kembali untuk
menemukan adanya ketidakcocokan antara tema dan kontennya. Setelah
semua selesai maka tim akan membuat bagan yang berisi konten-konten
yang akan ditayangkan.
2. Perencanaan
Setelah ide-ide yang dibicarakan dalam rapat/budgeting, maka
tahapan selanjutnya adalah perencanaan. Ide ataupun gagasan yang suha
ditentukan akan direncanakan kembali bagaimana implementasinya pada
saat proses tapping berlangsung, misalnya pada saat nanti bintang tamu
yang akan hadir bagaimana mereka melakukan gimmick yang sudah
direncanakan apakah akan sesuai dengan tema dan konten-konten
didalamnya, lalu akan dicari treatment seperti apa yang kana mendukung
proses gimmick tersebut. Begitu pula dengan perencanaan pada saat
editing nanti yang akan mendukung jalannya antar konten dalam tema
produksi.
Dalam program Pagi-Pagi konten-konten yang didapatkan adalah
hasil dari pengumpulan berbagai artikel yang nantinya akan disatukan
hingga tepat pada suatu pembahasan dalam tema-tema bersarnya tersebut,
misalnya saja pada tema liburan maka akan dicari artikel yang
berhubungan dengan hal itu sekaligus juga mencari narasumber yang
60
sesuai dengan temanya seperti bintang tamu yang suka dengan liburan
atau update mengenai liburan mereka.36
3. Persiapan
Setelah pada tahapan perencanaan sesuai dengan prosedurnya,
maka selanjutnya akan memulai tahap persiapan. Tahapan ini dibagi
menjadi 2, yaitu persiapan materi dan persiapan proses untuk tapping.
Pertama, persiapan untuk materi. Dalam persiapan ini tim yang
sudah dibentuk dan memiliki materi akan mulai untuk membuat mapping
yang dibentuk seperti matrix, jadi akan di buat misalnya tapping untuk
episode satu sampai dengan enam per segment nya yang akan diisi seperti
apa.
”Mapping itu biat kita bisa inovasi juga misalkan tapping 1 itu ada inovasi masa kini jadi di tapping 2 nya jangan sampe ada yang sama jadi kayak kolom-kolom yang mau kita isi apa. Missal kita bahas tentang pete ters kuliner nah jangan sampe ada repetisi gitu abis bahas kuliner jangan kuliner lagi kayak segment 1 inspiratf segement 2 inovatif segement 3 omg segment 4 kita bahas relationship itu misalnya kita lakuin mappingnya.”37
Setelah semua sudah ditentukan maka akan dibuat script,
rundown, dan keperluan lainnya untuk proses produksi yang akan
dilaksanakan nantinya.
36 Wawancara Pribadi dengan tim kreatif Pagi-Pagi NET. TV, Febri dan Timotius, Jumat, 03
Februari 2017 37 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
61
Kedua persiapan untuk tapping. Untuk persiapan ini biasanya
akan dikerjakan oleh tim kreatif yang didalamnya sudah ditunjuk salah
seorang PA (production assistant) oleh produser yang akan memiliki
tugas tersendiri. Tugas tersebut antara lain adalah menyiapkan alat
kebutuhan untuk proses shoting, menyiapkan set produksi,
menghubungi narasumber dan bintang tamu, menyiapkan konten, dan
kebutuhan lainnya. Berikut beberapa PA yag membantu produser
dalam menjalankan program Pagi-Pagi, antara lain:
1. PA-Modul, bertugas untuk menyiapkan materi-materi yang
ada didalam modul, materi tersebut sudah menjadi pakem
atau acuan baku yang memang sudah menjadi ciri khas dari
program tersebut. Materi diperoleh dari browsing mengenai
artikel yang berkaitan dengan tema dan menghubungi
narasumber yang akan ditampilkan dalam program. Modul
tersebut antara lain: Kreativitas, Cooking Time, Tips Oi-Oi,
Beauty and Fashion, Olahraga, Hewan, Inovasi Masa Kini,
OMG, Inspiratif, Kuliner, dan Fun Science.
2. PA-Editing, bertugas sebagai tangan kanan produser dalam
proses editing. Semua sumber berita yang diterima dari tim
kreatif akan di edit yang kemudian disatukan ke dalam
62
program yang akan dijadikan satu program utuh tayangan
pada episode mendatang.
3. PA-Accounting, bertugas untuk mengurus segala macam
adminsitrasi untuk keperluan program, seperti perizinan
dan surat-surat untuk pihak yang bersangkutan seperti
perizinan studio, persiapan untuk proses shooting,
transportasi narasumber, transportasi Host, biaya produksi,
dan lain sebagainya guna menunjang kepentingan program.
4. PA-Lead, posisi ini dikatakan sebagai ujung tombak dari
program Pagi-Pagi, karena bertanggung jawab dalam
segala isi materi yang telah disusun dan disetujui oleh
produser dan PA lainnya untk diimplementasikan dalam
produksi. PA-Lead juga mengurus proses yang ada di
dalam ruang MCR (Master Control Room), bisa dikatakan
pula PA-Lead sebagai Program Director dalam program
Pagi-Pagi.
b. Produksi (Pelaksanaan)
Proses pelaksanaan produksi adalah bagian terpenting dari sebuah
program televisi , pada bagian ini pula menjadi acuan dalam penilaian kualitas
suatu program pada saat shooting serta kelancaaran dalam pasca-produksinya
dalam bahan evaluasi. Karena nantinya segala aspek teknis dalam konten
63
ataupun gambar yang akan tayang ke penonton akan diperhitungkan. Dalam
proses produksi atau shooting dibutuhkan kerjasama antar tim yang solid agar
masalah yang munculbisa terselesaikan dengan baik. Biasanya dalam proses
shooting ini apa yang sudah ditentukan dalam rundown atau susunan dalam
program bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi pada saat proses
shooting berlangsung, dalam hal ini diperlukan komunikasi yang baik agar
program bisa berjalan dengan lancar. Berikut adalah beberapa poin penting
didalam proses shooting, yaitu:
• Tim kreatif menyiapkan set dalam studio.
• Segmen pada rundown dikerjakan tidak berurutan atau sesuai
kebutuhan.
• Proses produksi berjalan santai tetapi tetap sesuai dengan kinerja
masing-masing.
• Proses shooting untuk tapping dilakukan selama dua hari, selasa
dan rabu pada pukul 10.00-18.00 WIB.
• Simulasi atau briefing dilakukan sebelum memulai proses
shooting.
• Jika proses produksi sudah melewati batas waktu kerja dan masih
ada kekurangan pada salah satu segmen akan dilakukan pada hari
selanjutnya dan dikenal dengan istilah “utangan”.
64
Selain beberapa poin penting diatas, terdapat pula beberapa hal yang
harus diketahui dalam produksi yang sama pentingnya berkaitan dengan
proses produksi itu sendiri, yaitu modul dan set untuk produksi.
1. Modul Pagi-Pagi
Pada program Pagi-Pagi yang bertajuk variety show ini tidak
semata-mata menayangkan program sejenis dengan materi yang sama,
tetapi pada program ini memiliki perbedaan dalam hal modul yang
digunakan. Modul yang dimaksud disini adalah pakem atau acuan
dalam menentukan tema yang akan digunakan. Modul ini digunakan
pada setiap episode penayangan yang menjadi ciri khas dari program
ini. Modul-modul ini memiliki nama dan jadwal penayangan yang
berbeda setiap harinya, modul yang ada dalam Pagi-Pagi, yaitu:
Kreativitas, Cooking Time, Tips Oi-Oi, Beauty and Fashion, Olahraga,
Hewan, Inovasi Masa Kini, OMG, Inspiratif, Kuliner, dan Fun
Science.
a. Kreativitas, ada modul dalam Pagi-Pagi yang menampilkan
karya-karya kreatifitas baik itu dari dalam maupun luar negeri.
Modul ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi bahwa
banyak sekali hal-hal kreatif yang tidak kita ketahui yang
terjadi di sekitar kita.
65
b. Cooking Time, dalam modul ini menampilkan kegiatan
memasak dengan inovasi yang menarik dan mudah untuk
dipelajari oleh pemirsanya. Modul ini bertujuan untuk
memberikan informasi bahwa kegiatan memasak itu mudah
dan mengasyikan.
c. Tips Oi-Oi, adalah modul yang menayangkan tips-tips mudah
dalam melakukan suatu hal. Dalam modul ini mempelajari
bagaimana menyelesaikan sesuatu baik itu yang berkaitan
dengan suatu barang ataupun kegiatan sehari-hari. Tujuan dari
modul ini adalah memberikan solusi dalam hal mengerjakan
sesuatu secara cepat dan mudah.
d. Beauty and Fashion, modul ini menayangkan hal yang
berkaitan dengan kecantikan dan fashion untuk kalangan
wanita ataupun pria dengan rentang usia anak-anak hingga
dewasa. Tujuan dari modul ini sendiri adalah untuk
memberikan tips atau pengetahuan yang berkaitan dengan
kecantikan dan gaya dalam berpakaian.
e. Olahraga, modul ini menayangkan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan berolahraga. Tujuan dari modul ini adalah
memberikan informasi berbagai macam kegiatan olahraga dan
tips bagaimana cara melakukan gerakan olahraga yang unik
dan mudah dilakukan.
66
f. Hewan, pada modul ini ditayangkan hal-hal yang berkaitan
dengan hewan. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi
seputar hewan, baik itu dari ragam jenisnya hingga hal-hal unik
yang terjadi pada hewan tersebut. Selain itu, didatangkan pula
narasumber yang memiliki hewan tersebut.
g. Inovasi Masa Kini, modul dalam program Pagi-Pagi ini
berisikan tayangan mengenai benda-benda unik yang memiliki
kegunaan praktis dalam sehari-hari. Modul ini bertujuan
memberikan informasi mengenai suatu alat atau benda unik
yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari, benda-benda
unik tersebut juga ditampilkan dengan ditambah gimmick
sebagai penunjuk cara penggunaan benda tersebut.
h. OMG, modul ini menayangkan tayangan berupa video
mengenai hal-hal yang bersifat unik dan diluar dugaan yang
terjadi disekitar kita. Dalam modul ini bertujuan untuk
memberikan informasi dalam tayangan sebuah video.
i. Inspiratif, adalah modul yang membahas hal-hal yang bersifat
inspiratif dengan menghadirkan sosok yang menginspirasi baik
itu karya yang dibuat maupun kegiatan yang dilakukan. Tujuan
dari modul ini sendiri adalah memberikan informasi mengenai
hal yang inspiratif dan bisa menjadi panutan untuk pemirsanya.
67
j. Kuliner, pada modul ini membahas mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan berbagai jenis panganan baik itu makanan
atau minuman, bukan hanya membahasnya tetapi juga
mendatangkan narasumber yang membuatnya. Tujuan dari
modul ini adalah memperlihatkan berbagai macam kuliner
yang unik yang informative dan bisa dijadikan bahan
rekomendasi.
k. Fun Science, adalah modul yang membahas mengenai hal yang
bersifat science, dalam konteks ini berbagai percobaan
mengenai science akan dipraktekkan oleh host setelah itu akan
dijelaskan secara ilmiah. Percobaan yang dilakukan bersifat fun
yang tentunya akan mudah diikuti oleh kalangan anak-anak.
Tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan pengetahuan
yang bersifat science dan sebagai edukasi.
Demikian hal-hal diatas adalah yang berkaitan dengan
produksi. Selain itu, ada pula hal penting yang menjadi faktor
penentu kesuksesan dalam suatu program sehingga menjadi
satu tayangan yang utuh dan bisa dinikmati oleh pemirsanya
yaitu pasca produksi.
c. Pasca Produksi (Penyuntingan dan Penayangan)
68
Pasca produksi merupakan tahap selanjutnya setalah pada tahap pra
produksi gagasan ditemukan, direncanakan, dan dipersiapkan secara matang,
serta pada tahap produksi mengeksekusi apa yang telah dipesiapkan. Tahapan
ini meliputi proses penyuntingan atau editing gambar serta penayangan secara
tapping.
1. Penyuntingan atau editing
Setelah materi dikumpulkan dan disatukan sesuai dengan segmen
dalam setiap episodenya, naskah telah rapi dan sudah di dubbing, dan
gambar video maupun liputan telah dipastikan tidak ada masalah, maka
langkah selanjutnya adalah proses penyuntingan. Proses penyuntingan
dilakukan setelah tersedianya gambar dan naskah yang sudah rapi berikut
dengan dubbing. Jika kedua hal tersebut telah siap, maka semua diap
untuk diedit. Dalam program Pagi-Pagi penyuntingan dilakukan oleh PA-
Editing dengan mengarahkan editor atas petunjuk dari produser,
penyuntingan dilakukan setelah semua bahan gambar telah didapatkan.
Tahap pertama penyuntingan adalah pengumpulan gambar kasar
dengan melakukan rough cut, yang dimaksud dengan rough cut adalah
memotong gambar dibagian mana saja yang sesuai dengan naskah,
biasanya dilakukan oleh PA-Editing yang bertanggung jawab. Materi dari
gambar juga bisa didapatkan darimana saja baik itu youtube, google, atau
materi liputan dari program lainnya.
69
Setelah gambar dirasa sudah cukup, PA-Editing meng-ingest ateri
gambar ke library, karena prosedur ini dilakukan demi keamanan data dan
tidak ditransfer secara langsung menggunakan flashdisk. Setelah data di
ingest maka baru bisa dibaca oleh komputer editor, kemudian untuk
proses selanjutnya adalah menggabungkan gambar dengan backsound,
suara dubber, efek suara, dan grafis. Setelah seluruh gambar tersusun
dengan baik, maka diurutkan dan disatukan agar seluruh gambar yang
sudah disambung dapat dilihat secara utuh kemudian di pre-view oleh
produser. Setelah hasilnya terlihat memuaskan, maka selanjutnya akan
dilakukan proses mixing.
Mixing adalah proses dimana terdapat penggabungan semua
gambar baik itu dari gambar materi maupun hasil dari shooting di studio,
suara asli, suara narasi atau dubbing, musik, efek suara, dan lainnya agar
sama dari sisi tampilan dan volume suara. Semua itu harus diseimbangkan
sedemikian rupa agar tidak saling noise dan dapat terdengar jelas. Setelah
proses mixing selesai, maka proses dari editing pun selesai. Biasanya hasil
dari editing akan di pre-view kembali oleh eksektif produser dan produser
untuk memastikan kesinambungan antara gambar dan suara, kecocokan
dari gambar yang cut to cut, durasi, dan lain sebagainya.
Setelah produser menyetujui hasil editing tersebut, maka tahapan
akhir selanjutnya adalah hasil tersebut akan masuk ke bagian QC (quality
70
control) setelah selesai maka dibawa ke dalam proses siap tayang dalam
bentuk tapping atau tayangan tidak secara langsung (live).
“pasca produksi hampir sama semua program. Setelah shooting, PA akan editing rough cut. Kemudian baru editing online. Setelah itu produser dan eksekutif produser akan pre-view. Kalau ada revisi, akan direvisi editor dan PA. kalau udah oke akan diteruskan ke QC.”38
B. Analisis Produksi pada Level Rutinitas Media dalam Program Pagi-Pagi
NET. TV
Mengacu pada Teori Hierarki Pengaruh yang menekankan pada penayangan
sebuah isi berita dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, Pamela J. Shoemaker
dan Stephen D. Reese dalam bukunya Mediating The Message of Influence on Mass
Media Content39 membagi kepada beberapa level pengaruh isi media, antara lain
pengaruh dari individu pekerja media (individual level), pengaruh dari rutinitas
media (media routines level), pengaruh dari organisasi media (organizational level),
pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh
ideologi (ideology level). Dalam penelitian ini peneliti akan menghubungkan teori
Hierarki Pengaruh ditinjau dari level rutinitas media dengan proses produksi program
Pagi-Pagi di NET. TV.
38 Wawancara Pribadi dengan Asisten Produser Pagi-Pagi NET. TV, Geo, Sabtu, 25 Februari
2017 39 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996)
71
Stephen D. Reese mengemukakan bahwa isi pesan atau agenda yang
disampaikan media merupakan hasil dari tekanan yang berasal dari dalam dan luar
organisasi media. Dapat dikatakan bahwa isi atau konten media merupakan hasil dari
kombinasi program interna, seperti: keputusan dalam manajerial dalam perusahaan
media itu sendiri dan editorial yang biasa disebut gatekeeper yang bertugas memfilter
dan mengendalikan medianya, serta adanya pengaruh eksternal yang berasal dari
sumber-sumber non-media, seperti: individu-individu yang berpengaruh secara sosial,
pejabat pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya.
Dalam pengemasan sebuah konten berita untuk ditayangkan, tentunya harus
melalui beberapa tahapan untuk pengemasan sebuah berita sehingga siap untuk
ditayangkan. Dalam penelitian ini rutinitas media lah yang menjadi acuan jika
ditinjau dari teori Hierarki Pengaruh, rutinitas media berasal dari kendala yang
menyangkut tiga tahap, melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini, (1) apa yang akan
diterima oleh konsumen (penonton), (2) mampukah media mengolah suatu produksi,
(3) dan produk apa yang tersedia dari sumber.40 Dalam hal ini peneliti akan
membaginya ke dalam beberapa poin didalam rutinitas media.
1. Rutinitas Media dalam Level Individu
Dalam level ini pengaruh-pengaruh yang terjadi adalah karakteristik
pekekerja komunikasi, latar belakang professional dan kepribadian, sikap pribadi,
40 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 104
72
dan peran-peran professional41. Menurut Shoemaker dan Reese, level individu
meliputi gender, latar belakang ekonomi, pendidikan, agama, dan lain-lain.
Dalam program Pagi-Pagi, level individu ini dapat dikaitkan dengan para tim
kreatif yang bertugas mencari ide dan membuat konsep dalam setiap episodenya.
“Untuk pendidikan sih ngga harus menjurus ke broadcast ya ada juga yang kimia, ekonomi ya macem-macem. Intinya sih harus bisa kreatif.”42
Dalam hal ini latar belakang pendidikan memiliki pengaruh terhadap isi
dari konten program Pagi-Pagi, meskipun tidak harus dari latar pendidikan yang
relevan pada prakteknya program ini tetap memberikan konsep yang menarik dari
hasil kreatifitas yang dijunjung oleh tim produksi.
2. Rutinitas Media dalam Level Organisasi
Selanjutnya yang membentuk rutinitas media adalah organisasi media atau
pengolah pemberitaan (processing). Unsur yang paling berpengaruh pada
organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut sebagai
“gatekeeper”.43 Dalam program Pagi-Pagi untuk gatekeeper dipegang oleh Yoni
Sauhandoko (Eksekutif Produser), Hotmariati Elizabeth Purba (Produser), dan
Chandra (PA Editing) yang bertanggung jawab kepada hasil dari editing program
Pagi-Pagi setiap penayangannya.
41 Werner J. Severin, dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan
Terapan di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet. 2, h. 227 42 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017 43 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 117
73
Para Gatekeeper akan melakukan rapat redaksi atau meeting bersama
dengan PA dari tim kreatif untuk menentukan mana materi yang lauak untuk
dikerjakan dan ditayangkan pada episode nantinya. Setelah terkumpul apa saja
materi yang akan dikerjakan, masuklah pada pada tahap produksi atau proses
shooting dengan mengerjakan materi yang sudah ditentukan bersama oleh tim.
Setelah tahap produksi selesai masuklah pada tahap editing, pada tahap ini
eksekutif produser, produser, dan PA editing akan memilih bagian apa saja yang
layak dan tidak layak untuk ditayangkan. Karena itulah kebijakan dari gatekeeper
sangat menentukan rutinitas sebuah media dalam menentukan pemberitaan.
Selain itu, untuk pengaruh dari pemilik media tidak terlalu signifikan.
Pemilik media tidak ikut turun langsung ke dalam produksi dan hanya mendapat
laporan program dari para gatekeeper. Program akan terus berjalan seiring dengan
dukungan dari pemilik media, tetapi tetap dibatasi oleh koridor yang sudah
ditentukan agar program bisa berjalan dengan baik.
“Sebenernya sih ngga dipengaruhi sama pemilik medianya, apalagi untuk konten juga kita mandiri dan gak ada campur tangan dari pihak atas nya gitu. Tapi tetep dibatasi sama koridor nya kayak pagi-pagi itu jangan ngebahas tentang politik atau hal-hal yang berat gitu sih. Dipantau juga ngga setiap hari paling ditanya kayak kenapa share nya bagus atau jelek, kalo misalkan jelek harus bikin yang lebih inovatif lagi template nya jangan gitu-gitu terus”44
44 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
74
3. Rutinitas Media dalam Level Luar Organisasi
Pada tingkat luar organisasi, faktor-faktor yang memengaruhi content
media antara lain sumber-sumber informasi yang disajikan isi media (seperti
kelompok kepentingan dalam masyarakat), sumber-sumber pendapatan media
(seperti pengiklan dan khalayak), serta intuisi sosial lainnya (seperti
pemerintah).45
Berikut adalah faktor-faktor luar organisasi yang memengaruhi isi media
dalam program Pagi-Pagi:
a. Sumber Berita
Sumber berita atau biasa disebut dengan narasumber dari Pagi-Pagi
datang dari berbagai kalangan, seperti artis, atlit, pebisnis, masyarakat umum,
komunitas, dan lain-lain. Dalam program Pagi-Pagi narasumber atau yang
diundang karena memiliki sesuatu yang memang perlu diangkat atau dibahas
atau sesuai dengan segmen yang ingin berkaitan. Selain mengandung unsur
sosial, pendidikan, dan informatif adapula yang hanya sekedar hiburan
semata.
“Jadi kalo untuk artisnya itu memang kita masukin kedalem konten kita bukan untuk dibahas kayak talkshow gitu yang berkaitan sama keseharian atau kesibukan mereka, di progam ini mereka ikut dalam gimmick kita. Kalo untuk yang kayak tukang aksesoris itu sebenernya untuk variasi program, kalo penjual online kita untuk dukung ukm, terus kita juga bisa gali
45 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 210
75
kisah inspiratif dari mereka dan untuk penambahan informasi yang kita berikan bukan cuma bahasan dari artikel.”46
Dengan kata lain, dalam pemilihan narasumber tim kreatif berinovasi
dengan mengundang narasumber dari berbagai kalangan yang memberikan
sisi edukatif dan informatif sesuai dengan konsep program mereka. Selain itu,
narasumber tersebut ditentukan berdasarkan dengan segmen apa yang akan
ditayangkan dalam produksi.
b. Audiens (consumers)
Unsur audiens ini turut berpengaruh pada level media rutin,
dikarenakan pemilihan sebuah berita yang akan ditampilkan sebuah media
yang pada gilirannya akan disampaikan pada audiens. Ketergantungan media
terhadap audiens akan menghasilkan keuntungan bagi media, turut menjadi
penyebab kenapa media sangat memperhatikan unsur audiens dalam
pemilihan berita. Jadi media sangat memperhatikan salah satunya adalah nilai
berita yang akan diberikan sebuah media.47
Dalam program Pagi-Pagi audiens adalah salah satu faktor terpenting,
karena semua tujuan suatu program televisi adalah untuk mendapatkan share
and rating atau dapat dikatakan agar mendapatkan perhatian dari masyarakat
yang nantinya tentu akan menghasilkan keuntungan bagi media tersebut.
Dalam penayangan sebuah informasi untuk naik harus dipikirkan secara
46 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba, Kamis, 26 Januari 2017
47 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message, h. 110
76
matang, untuk hal ini produser lah yang memiliki tanggung jawab tersebut.
Karena itulah pada program Pagi-Pagi ini sangat memperhatikan pemilihan
informasi apa yang akan ditayangkan sehingga sesuai dengan target yang
mereka inginkan. Untuk target penonton yang diinginkan dari pihak
manajerial dari Pagi-Pagi adalah audiensi dari tingkatan upper middle atau
bisa digolongkan kepada kelas A dan B yang menjadi target utamanya.
“Untuk target penontonnya kita upper middle dan kita juga female dan itu juga terbukti dari AC Nielsen, untuk dari age range nya 15-20 tahun bahkan sampe 50an juga ada.”48
Selama mengikuti proses produksi Pagi-Pagi, peneliti mendapatkan
informasi jika para audiens atau penonton dari program ini juga memberikan
feedback secara langsung. Untuk feedback nya itu sendiri diperoleh dari
tanggapan di media sosial, media sosial yang digunakan adalah Instagram dan
Facebook yang tentunya sangat mendukung program dari segi pemasaran dan
kedekatan kepada penontonnya.
“Untuk feedback sih dari sosmed kita liat seberapa tertariknya sih mereka sama update an kita, nah kita bisa liat itu kayak contohnya mereka tertarik sama pada satu segmen makanan terus nanya itu sosmednya apa sih jadi emang mereka udah tertarik sama program yang kita bawain kalo kayak saran atau kritik sih ngga tapi kita juga tetep berusaha buat meminimalisir kekurangan kita juga.”49
c. Kompetisi Pasar
48 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017 49 Wawancara Pribadi dengan tim kreatif Pagi-Pagi NET. TV, Febri dan Timotius, Jumat, 03
Februari 2017
77
Banyaknya program variety show di beberapa stasiun televisi di
Indonesia membuat setiap variety show harus dapat menampilkan hal yang
menarik, sehingga dapat bersaing dengan program sejenis di televisi lainnya.
Begitu pula dengan tujuan dari program Pagi-Pagi sebagai salah satu program
variety show yang juga memiliki target penonton, sehingga dapat menjadi
variety show yang dipilih oleh masyarakat.
“Untuk rating dari awal kita ada perkembangan, untuk net sendiri kita termasuk dalam progam backbone nya net sih jadi emg program pagi yang mengalami perkembangan bagus dari yang cuma nol koma terus satu koma sekatang udah sampe dua tiga empat. Kita juga main di segmen misalkan segmen beauty and fashion lagi bagus ratingnya ya kita main disana, dari enam episode kita bisa nampilin empat episode yang ada beauty and fashionnya. Kita juga bukan liat dari penonton yang melakukan feedback di medsos tapi liat dari data juga.”50
d. Pemerintah
Selanjutnya faktor luar organisasi yang berpengaruh yaitu pemerintah,
atau lembaga yang menaungi peraturan mengenai penyiaran. KPI (Komisi
Penyiaran Indonesia) memiliki beberapa peraturan, seperti dalam pasal 1 no. 3
tentang standar program siaran merupakan panduan tentang batasan-batasan
apa yang boleh dan tidak boleh dalam penayangan program siaran.51
50 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
51 www.kpi.go.id/download/regulasi/SPS-FINAL _C3. Diakses pada tangga 2 April 2017
78
Berdasarkan penelusuran data yang diperoleh, peneliti menemukan
data mengenai pelanggaran yang pernah diterima oleh program Pagi-Pagi,
berikut tampilan surat yang dilayangkan oleh KPI:
TABEL. 452
Tgl Surat 18 Februari 2016
No. Surat 183/K/KPI/02/16
Status Peringatan
Stasiun TV Net TV
Program Siaran “Pagi-Pagi”
Deskripsi Pelanggaran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI
Pusat) berdasarkan kewenangan,
tugas dan kewajiban yang diatur
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun
2002 tentang Penyiaran (UU
Penyiaran), pengaduan masyarakat,
pemantauan, dan hasil menilai
52 https://www.kpi.go.id/index.php/id/lihat-sanksi/33146-peringatan-tertulis-acara-pagi-pagi-
net-tv. Diakses pada tanggal 2 april 2017
79
Program Siaran “Pagi-Pagi” yang
ditayangkan oleh stasiun NET TV
pada tanggal 10 Februari 2016 pukul
07.38 WIB, tidak memperhatikan
ketentuan tentang perlindungan anak-
anak dan remaja serta larangan
menampilkan adegan berbahaya
sebagaimana diatur dalam Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar
Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi
Penyiaran Indonesia Tahun 2002.
Program tersebut menampilkan
adegan parkour yang dilakukan oleh 1
(satu) orang wanita dan 2 (dua) orang
pria dengan cara melompat, salto,
serta melewati escalator dengan
meluncur. KPI Pusat menilai
tayangan tersebut tidak dapat
ditayangkan karena berbahaya dan
berpotensi ditiru oleh khalayak yang
menonton khususnya anak-anak dan
80
remaja.
Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat
memutuskan memberikan peringatan
agar saudara melakukan evaluasi
internal atas program ini. Saudara
wajib menjadikan P3 dan SPS Tahun
2012 sebagai acuan utama dalam
penayangan sebuah program.
Demikian program ini kami
sampaikan. Terima kasih.
Dari data diatas tim produksi program Pagi-Pagi melihat bahwa
informasi yang mereka berikan masih dirasa melampaui batasan dari pihak
KPI. Dengan adanya teguran diatas tim produksi program Pagi-Pagi
memandang hal tersebut dari sisi positif yang membuat mereka bisa
membangun sebuah tayangan berkualitas, terlebih lagi program Pagi-Pagi
mendapatkan perhatian dari masyarakat untuk lebih meningkatkan kualitas
tayangan mereka sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan
informasi.
“Kalau kita sih evaluasi aja dan teguran dari kpi juga masih sebatas teguran aja ngga sampe diberhentikan tayangannya kayak yang empat mata
81
itu kan udah keterlaluan banget. Dan kpi itu juga berdasarkan laporan dari penonton. Sebenernya waktu awal-awal tayang sih ngga masalah karena masih belum banyak yang nonton tapi begitu dapet awareness nya naik dan banyak yang nonton baru deh ada yang ngelaporin kalo salah satu tayangan kita ada yang kurang layak. Mungkin kalo untuk pengaruhnya sih team kita jadi lebih aware aja sih sama apa yang bakal kita tayangin ke public terus di refleksiin ke diri juga kalo misalkan ada anak atau keluarga kita yang meniru hal tidak benar karena program kita itu gimana gitu dan seneng juga kalo ternyata program kita dapet perhatian khusus.”53
e. Teknologi
Faktor teknologi juga tentu memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam menarik perhatian khalayak. Dengan menggunakan peralatan yang
canggih dan visualisasi tinggi membuat program Pagi-Pagi memiliki cara
tersendiri agar mendapat perhatian masyarakat. Terlebih lagi NET. TV
merupakan stasiun televise pertama di Indonesia yang menggunakan
teknologi Full High Definition.
“Jadi high definition atau HD itu kualitas gambarnya walaupun tv yang lu punya itu bukan plasma dan hanya sebatas tv tabung ata bukan HD tapi untuk gambarnya pasti beda deh warnanya juga beda bandingin sama di indosiar atau tpi pasti keliatan warna sama gambarnya, ini juga emang dari teknologi net sendiri kalo shooting juga pake data udah bukan pake kaset lagi untuk liputan juga pake memory card.”54
Full High Definition mempunyai aspek rasio 16:9 Widescreen yang
berarti video ditampilkan dalam resolusi 1920x1080 pixels, alhasil kualitas
53 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017 54 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
82
video pun sangat jernih dan detil sehingga sangat enak untuk ditonton atau
dinikmati.55
4. Rutinitas Media dalam Level Ideologi
Pada level terakhir ini, isi media dipengaruhi oleh ideologi yang dianut
oleh institusi media tersebut. Dalam buku Media dan Budaya Populer dijelaskan
bahwa ideologi merujuk pada ide-ide tentang hakikat dan hubungn kekuasaan.
Istilah ini juga merujuk pada perbagai kepercayaan dan nilai-nilai dominan yang
diterima begitu saja (taken for granted)56. Sedangkan menurut Pamela J.
Shoemaker dan Stephen D. Reese ideologi merupakan sebuah kerangkan berpikir
yang terintegrasi mengenai cara kita melihat dunia dan berharap orang lain untuk
menyesuaikan diri dengan tindakan kita.57
Program Pagi-Pagi merupakan bagian dari NET. TV yang juga
mempresentasikan ideologi melalui tayangannya. Dalam hal ini tim kreatif akan
mengikuti apa yang sudah menjadi koridor dalam NET. TV dengan menampilkan
tayangan yang tidak serta merta tayang begitu saja tanpa memperhatikan unsur-
unsur didalamnya.
55 http://media-tikar.blogspot.com/2012/04/pengertian-full-hd-1080p.html, diakses pada
tanggal 2 april 2017 56 Graeme Burton, Media dan Budaya Populer (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 16 57 Pamela J Shoemaker and Stephen D Reese, ebook Mediating The Message (New York,
Lonman Publisher: 1996) h. 213
83
“Ideologinya adalah setiap produk kita itu memberikan value, mau itu dari informasi atau cara berpakaiannya. Kayak pas acara yang ada Jessie j nya itu kita buat yang sesuai dengan kultur Indonesia”.58
Dengan hal tersebut membuat program Pagi-Pagi berusaha untuk selalu
memberikan porsi tayangan yang tidak hanya untuk dinikmati sebagai program
hiburan tetapi juga sebagai sarana informasi yang mendidik untuk pemirsanya.
C. Analisis Produksi dalam Perspektif Mazhab Frankfurt
Dalam produksi sebuah program televisi tidak terlepas dari latarbelakang
sudut pandang atau perspektif yang digunakan oleh media itu sendiri, perspektif
sangat berpengaruh pada isi atau konten media dalam pengemasannya dan juga pada
target penonton yang mereka inginkan. Seperti halnya pada NET. TV yang berusaha
untuk tampil beda dalam pengemasan setiap programnya dari media lain yang sesuai
dengan motto mereka yaitu “Revolusi Media” karena menurut hasil dari wawancara
peneliti NET. TV sendiri secara tidak langsung menggunakan Mazhab Frankfurt
dalam perspektif medianya yang berbeda dari televisi di Indonesia atau bisa dibilang
juga sebagai Televisi Masa Kini.
“Jadi net itu dulu pas awal kita bilang revolusi media jadi mereka ini orang-orang yang belum tau kerja dimana waktu itu pas belum terbentuk net. Kita juga tentu pengen beda dari tv lain kira-kira apa nih, kita mulai dari tv HD pertama terus dari alat juga kita ngga pake kaset dan paling canggih se Indonesia studio juga paling bagus se asia tenggara nih. Jangan sampe kita buat tv yang sama aja dari yang lain, dari sosmed nya juga beda karena paling kenceng juga yang kita sebut
58 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017
84
dengan new media kayak Instagram, twitter, facebook dan sekarang juga udah diikutin sama media-media lain.”59
Dalam hal ini yang dimaksud dengan Mazhab Frankfurt adalah pandangan
kritik terhadap masyarakat yang ingin membebaskan masyarakat dari manipulasi
teknokrasi modern dimana adanya pengaruh dari politik-sosiologi dan kebudayaan
yang mempengaruhi dinamika sosial masyarakat dan individu. Aliran frankfrut ingin
memperjelas secara rasional struktur yang dimiliki oleh masyarakat pasca industri
dan melihat akibat-akibat struktur tersebut dalam kehidupan manusia dan dalam
kebudayaan. Teori kritis ingin menjelaskan hubungan manusia dengan bertolak dari
pemahaman rasio instrumental.Teori kritis ingin membangun teori yang mengkritik
struktur dan konfigurasi masyarakat aktual sebagai akibat dari suatu pemahaman
yang keliru tentang rasionalitas.60
Berdasarkan pemahaman diatas peneliti memiliki pandangan bahwa NET. TV
menggunakan mazhab tersebut adalah sebagai kritik sehingga berbeda dari televisi
lain yang mainstream. Mazhab tersebut adalah pandangan bagaimana menciptakan
suatu kebudayaan yang berfikir secara rasional dari sisi kebudayaan pendidikan yang
tinggi, dimana didalamnya banyak kalangan yang terpelajar berusaha untuk
menciptakan masyarakat yang modern dalam memiliki pandangan. Dengan perspektif
tersebut dapat diketahui bahwa NET sendiri adalah televisi dengan kalangan upper
middle atau golongan A dan B dalam target penontonnya.
59 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba,
Kamis, 26 Januari 2017 60 http://duniaanakikom.blogspot.co.id/2013/11/mazhab-frankfurt-dan-chicago.html. Diakses
pada tanggal 8 November 2016
85
Seperti halnya pada program Pagi-Pagi yang mempresentasikan perspektif
melalui tayangannya. Meskipun program ini termasuk dalam variety show yang
banyak dimiliki oleh televisi lain, tetapi jelas mengakui bahwa program ini berbeda
dari konsep yang ada di televisi lain seperti halnya pada program NET yang lain
walaupun tidak secara jelas mengakui bahwa mereka tidak mengekor atau mereplika
program barat. Ini bisa kita lihat dari beberapa judul program seperti Breakout
(program musik), Tonight Show (program talkshow malam), Entertainment News
(program infotainment), dan program lainnya. Hampir semua program yang dimiliki
NET terkesan kebaratan, namun produser Pagi-Pagi mengakui hal tersebut hanya
sebagai referensi semata.
“Dikatakan kiblat ke barat atau engga sebenernya sih kalo gue bilang lebih kepada referensi, kita buat program menggunakan referensi dari luar negeri karena bagus dari sisi programnya, ceritanya, penontonnya juga modern yang mengedukasi jadi supaya orang Indonesia juga jadi lebih smart, memberikan hal-hal yang positif. Kalo kebarat-baratan sih ngga mungkin kita lebih melihat merek yang lebih maju aja contohnya kayak amerika, jepang mereka punya teknologi yang lebih bagus supaya kita juga ikut kebawa maju aja gitu tapi tetep ada nilai-nilai indonesianya. Tujuan net sendiri juga produk yang maju akan membuat penontonnya juga ikut maju karena net pengen Indonesia jadi lebih kece kayak taglinenya, balik lagi sih ke market kita yang upper middle karena sebenernya golongan mereka ini adalah orang-orang yang jadi influence.”61
Setiap program di NET. TV memang memiliki konten yang positif, meskipun
lebih banyak kepada sisi hiburan disbanding dengan pendidikan. Jika dilihat secara
rating, NET belum mampu mencapai target yang diinginkan. Meskipun perolehan
rating belum baik, tidak menjadikan NET mengekor banyak acara yang sama dari
61 Wawancara Pribadi dengan produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba, Kamis, 26 Januari 2017
86
televisi lain. Ini menunjukkan bawah NET masih konsisten dengan cita-citanya untuk
memberikan tayangan yang edukatif dan positif.
Dalam buku Teori Komunikasi Massa, Jhon Vivian mengatakan bahwa para
pengkritik masyarakat arus komunikasi adalah satu arah, dari Negara kuat ke Negara
lemah. Akibatnya nilai-nilai Barat mengalir tanpa bisa dicegah.62 Program-program
NET yang mereplika program barat menjadi indicator dimana budaya barat telah
menjadi primadona diberbagai program yang dimiliki NET, hal tersebut menjadikan
mereka terkesan ingin memberikan tayangan yang sama canggihnya dari segi visual
dengan apa yang dihadirkan oleh program diluar. Namun, dengan tetap mengusung
konten local. Meskipun demikian sedikitnya yang dapat dilihat bukan hanya dari sisi
visualnya saja melainkan dari sisi pengemasannya terlebih bahasa yang digunakan
tetap memberikan porsi bagi non-lokal.
Tidak dapat dipungkiri bahwa televisi dengan berbagai programnya, pada
hakikatnya mempresentasikan ideologi. Televisi tidak bisa mengelak untuk bersifat
ideologis. Boleh jadi tidak dengan sengaja mendorong atau mereproduksi
ketidaksetaraan, namun fakta bahwa televisi sesungguhnya menempuh cara itu
membuat televisi tidak bisa dipandang sebagai “tak berdosa”.63 Dengan hal tersebut
televisi menjadi salah satu agen pembawa ideologi yang tidak akan lepas dari
berbagai kepentingan. Tidak terkecuali pada kepentingan politik, bisnis, dan
62 Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa Ed.delapan, h. 530 63 Graeme Burton, Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2011), h. 27
87
kekuasaan. Terlebih lagi NET sebagai salah satu televisi yang mencitrakan diri
sebagai televisi yang mengedukasi tidak bisa lepas dari mengangkat sisi hiburan yang
merupakan konsumsi bagi masyarakat.
Menurut Richard Dyers hiburan merupakan kebutuhan pribadi yang telah
dipengaruhi struktur kapitalis, yang kemudian membentuk suatu budaya dimana
budaya tersebut membawa manusia kedalam dunia yang serba tipuan. Selaras dengan
ungkapan Theodor Adorno dan Max Horkheimer yang menyatakan bahwa budaya
industri adalah media tipuan, yang menbuat hilangnya kepribadian yang tulus akibat
budaya yang telah berubah menjadi alat industry dan menjadi produk standar
kapitalis.
Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa NET sendiri
tidak terlepas dari institusi media yang menganut ideologi kapitalis yang etis atau
capitalism dimana prinsipnya mengeruk keuntungan sambil tetap memberikan hal
yang positif. orientasi bisnis tetap menjadi hal yang penting dalam menjalankan
bisnis media, namun memberikan tayangan yang positif menjadi alternatif yang
dipilih untuk tetap mengedukasi penonton. Dalam hal ini, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa NET tidak jauh berbeda dari televisi lain pada umumnya, yang
mengikuti keinginan pasar (pragmatis) namun dibalut dengan hal positif yang tidak
dimiliki oleh televisi lain. Begitu pula dengan penayangan program Pagi-Pagi yang
dari jam tayangannya tidak ada program sejenis lain, sehingga program ini bisa
menjadi pilihan masyarakat untuk memberikan edukasi dan pengetahuan dengan
88
dibalut sisi hiburan dari materi yang ditampilkan maupun dari host yang
membawakan acaranya.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan apa yang sudah dipaparkan sebelumnya secara jelas
mengenai pelaksanaan produksi program Pagi-Pagi, bahwa program tersebut
dipengaruhi oleh Mazhab Frankfurt dan salah satu dari level yang diteliti oleh
penulis, maka secara keseluruhan dapat disimpulkan menjadi beberapa poin sebagai
berikut:
1. Analisis yang diperoleh dalam proses produksi pada program Pagi-Pagi
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Fred Wibowo melalui 3 tahapan
produksi, yaitu: Pra-produksi, Produksi, dan, Pasca-produksi. Kemudian
dikaitkan dengan teori dari Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese yang
mengatakan bahwa segala isi pesan media atau agenda yang disampaikan
media merupakan hasil dari tekanan yang berasal baik itu dari dalam media
maupun dari luar organisasi media. Dapat dikatakan bahwa isi atau konten
media merupakan kombinasi dari pengaruh internal, keputusan manajerial,
dan editorial, serta pegaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber non-
media, seperti pada individu-individu berpengaruh secara sosial, pejabat
pemerintahan, pemasang iklan, dan sebagainya. Sehingga proses produksi
tidak semata-mata tayang dimasyarakat.
90
2. Dalam produksi tidak terlepas dari perspektif yang digunakan, seperti halnya
dalam program Pagi-Pagi dipengaruhi oleh perspektif yang dimiliki oleh
NET. TV dan dalam hal ini perspektif yang dimaksud adalah Mazhab
Frankfurt yang menjadikan mereka berbeda dengan televisi lain.
B. Saran
Selama melakukan penelitian melalui tahap wawancara dan mengikuti proses
produksi, penulis memiliki beberapa hal yang kemudian bisa dijadikan saran untuk
beberapa pihak terkait. Selain itu dapat digunakan sebagai masukan agar menjadi
lebih baik. Berikut beberapa poin yang dapat diberikan, yakni:
1. Program Pagi-Pagi hendaknya memberikan porsi sisi edukasi yang lebih
banyak mengingat sesuai dengan tagline NET. TV sebagai revolusi media
dan televisi masa kini.
2. Bagi NET yang saat ini menjadi banyak pilihan oleh masyarakat hendaknya
memberikan banyak tayangan yang bisa dijadikan tuntunan bagi masyarakat,
khususnya sisi edukatif.
3. Setiap kendala yang ada, sebaiknya disikapi dengan professional dengan
membenahinya bersama dengan selruh tim dan bertahap, sehingga bisa
menjadi pendukung dalam program.
4. Sebaiknya penonton Pagi-Pagi bisa lebih kritis terhadap penayangan yang
ada didalam program.
91
5. Kru yang didominasi oleh muslim sebaiknya tetap menjalankan ibadah disel-
sela kesibukan produksi dengan memberikan space waktu.
6. Hendaknya dalam pelaksanaan produksi dilakukan lebih professional dalam
hal ketepatan waktu dan kebutuhan dalam segala aspek proses produksi.
7. Apabila masih dirasa kekurangan kru dalam tim yang berdampak pada
terhambatnya proses produksi, penambahan kru perlu dilakukan.
92
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989.
Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Gintanyali. 2004. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi, cet. Ke-3. Jakarta: Kencana Prenada. 2008.
Burton, Graeme. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kajian Televisi. Yogyakarta: Jalasutra, 2011.
Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra, 2012.
D. Reese, Stephen. Setting the Media’s Agenda: A Power Balance Perspektive. Beverly Hills: Sage, 1991.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
Fidler, Roger. Mediaformosis. Yogyakarta: Bentang. 2003.
Heryanto, Gun Gun. Dinamika Komunikasi Politik. Jakarta: Laswell Visitama, 2011.
J Shoemaker, Pamela dan D Reese, Stephen. ebook Mediating The Message. New York: Lonman Publisher. 1996.
J Werner dan W. Tankard, Werner. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan
di Dalam Media Massa, Ed. 5 Cet. 2. Jakarta: Kencana. 2007. Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori dan Praktik, cet. ke. 3. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2007.
93
Morrison. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2008.
Morrison. Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana, 2008.
P.C.S Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, cet ke 1.
Jakarta: PT Grasindo, 1993. Soenarto, RM. Program Televisi dan Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta:
FFTK-IKJ Press, 2007. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998.
Uchjana Effendy, Onong. Televisi Siaran : Teori dan Praktik. Bandung: Bandar
Maju, 1993. Vivian, Jhon. Teori Komunikasi Massa Ed.delapan.
Wibowo, Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007.
B. Internet
http://www.netmedia.co.id/program/513/Pagi-Pagi. Diakses pada tanggal 11 September 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/4410401-
020%20Khairun%20Nisa.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2016 http://duniaanakikom.blogspot.co.id/2013/11/mazhab-frankfurt-dan-chicago.html.
Diakses pada tanggal 8 November 2016 http://www.netmedia.co.id/about, diakses pada hari jumat, 25 November 2016
www.kpi.go.id/download/regulasi/SPS-FINAL _C3. Diakses pada tanggal 2 April 2017
94
http://media-tikar.blogspot.com/2012/04/pengertian-full-hd-1080p.html, diakses pada tanggal 2 april
https://www.kpi.go.id/index.php/id/lihat-sanksi/33146-peringatan-tertulis-acara-pagi-pagi-net-tv, diakses pada tanggal 2 April 2017
C. Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Produser Pagi-Pagi NET. TV, Hotmariati Elizabeth Purba, Kamis, 26 Januari 2017
Wawancara Pribadi dengan tim kreatif Pagi-Pagi NET. TV, Febri dan Timotius,
Jumat, 03 Februari 2017 Wawancara Pribadi dengan Asisten Produser Pagi-Pagi NET. TV, Geovani Ardy,
Kamis, 26 Januari 2017
Dokumentasi Foto dengan Produser dan Ass. Produser (Kak Butet dan Mas Geo)
Dokumentasi Saat Produksi
Dokumentasi Foto Dengan Tim Kreatif (Timotius)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hotmariati Elizabeth Purba
Jabatan : Produser
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswa di bawah ini:
Nama : Andre Anang Pratama
NIM : 1112051100017
Jurusan : Jurnalistik
Program : Strata 1 ( S 1 )
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Analisis Program Edukasi Variety Show pada Program Pagi-Pagi di NET TV dalam Perspektif Mazhab Frankfurt” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Maret 2017
Hotmariati Elizabeth Purba
Produser
LAMPIRAN
Hasil Wawancara
Narasumber : Hotmariati Elizabeth Purba
Jabatan : Produser Program Pagi-Pagi
Waktu : Kamis, 26 Januari 2017
1. Apa yang melatarbelakangi munculnya program variety show Pagi-Pagi?
latar belakangnya pada saat itu kan acara pagi di net itu ada IMS terus re run acara prime
juga kan, nah ada slot kosong tuh jadi kita mikir program pagi apa nih yang kira-kira
ngga terlalu berat karena sebelumnya ada program berita kita bikin nih program
entertainment yang ada informasinya nah kita ambil soul nya itu radio, nah kalo radio itu
kan prime timenya di pagi dan sore dari jam 6-10 dan ada jam 16-20 malam. Terus kita
ambil nih kenapa orang dengerin program radio, karena cepet, lucu, ada informasinya
terus kita bikinlah program si PAGI-PAGI ini
2. Kenapa programnya dinamakan Pagi-Pagi?
pasti yah kan programnya pagi-pagi masa kalo sore-sore nama programnya PAGI-PAGI.
Banyak program di net itu kan judulnya ada INI TALKSHOW, KELUARGA MASA
GITU, TETANGGA MASA GITU. Nah kita mikir kira-kira apa sih program yang
judulnya kece, gak neko-neko terus juga gampang diinget, kalo misalkan namanya
RADIO SHOW itu terlalu biasa. Jadi yaudah kita namain PAGI-PAGI aja, kalo misalkan
pas ada segment bagi-bagi buku kan bisa #PAGI-PAGIbagi-bagibuku terus #PAGI-
PAGIsarapanapa jadi kayak udah jadi bahasa kita sehari-hari aja
3. Kalau dari sisi shooting nya sendiri itu memang pagi-pagi atau waktu berbeda?
Itu sebenrnya tapping, pernah live jam 07.30 pagi tapi kurangnya itu ketawa karena ga
ada penonton jadi acaranya juga jadi ngga hidup kan terus dari chemistry nya juga belum
dapet nih dari hostnya karena masih pagi juga. Jadi solusi yang tepatnya itu editing aja
biar ada ketawa, tepuk tangan biar keliatan rame padahal aslinya ngga ada penontonnya
pas lagi shooting. Untuk tapping nya sendiri itu dari jam 10.00-18.00 itu langsung 3
episode jadi kita shooting 2 hari untuk 6 episode
4. Apakah program ini didesain untuk edukasi atau hanya hiburan?
awalnya kita memang pengen bikin program yang kayak radio campur-campur ga ada 1
episode yang khusus, jadi 1 segment itu campur-campur ada masak, ada makanan,
tentang teknologi juga akhirnya jadi proses inovasi membentuk program kan. Setelah
berjalannya waktu nah supaya yang nonton juga terarah dan fokus pembahasannya juga
jelas, gimmick antar content nya bisa sesuai dan enak jadi kita buat 1 segment itu 1 tema.
Semua program juga gitu tayang dulu terus cek market, cek response, cek flow kerja juga
akhirnya kita dapet yang space arah ini. Untuk tips oi-oi, fun science, inovasi masa kini
itu bagian dari inovasi kita dan juga awalnya ngeliat dari permasalahan juga terus kita
coba-coba kayak ada alat pemancung hidung di internet dan banyak juga nih alat-alat
aneh lainnya jadi kita buat aja satu segment yang ceritanya alat inovasi masa kini karena
itu pembelinya banyak loh, ada yang harganya murah terus manfaatnya bagus ada yang
harganya mahal tapi kok gini. Program ini valuenya tetep ngasih informasi, ngasih
inspirasi tapi bosen ga sih kalo isinya Cuma informasi aja ya harus ada lucunya kayak
radio kita pengen penontonnya dapet informasi dan ketawa nya juga gitu
5. Bagaimana tahapan produksinya dimulai dari pra, produksi, dan pasca nya?
untuk pra nya pertama kita mapping dulu tuh,bikin kayak matrix kita buat tapping 1 2
sampai 6 persegmentnya kita mau buat apa nih. Mapping itu biat kita bisa inovasi juga
misalkan tapping 1 itu ada inovasi masa kini jadi di tapping 2 nya jangan sampe ada yang
sama jadi kayak kolom-kolom yang mau kita isi apa. Missal kita bahas tentang pete ters
kuliner nah jangan sampe ada repetisi gitu abis bahas kuliner jangan kuliner lagi kayak
segment 1 inspiratf segement 2 inovatif segement 3 omg segment 4 kita bahas
relationship itu misalnya kita lakuin mappingnya. Kita bikin rundown, script, terus
temen-temen PA kan anak-anak creative yang ngebooking alat sesuai kebutuhan
shooting, pas produksinya kita breefing all crew, beres-beres alat, persiapan produksi,
content, terus produksi. Untuk pembagian jobdesknya misalkan satu crew megang 1
rundown tapping jadi dia PIC untuk 1 episode itu, nah kalo hari ini shooting terus
besoknya ngga mereka harus buat mapping an untuk yang minggu depan. Kita tetep
mapping bareng-bareng, setelah dapet tema nya apa baru cari artikelnya cari segala
informasi yang berkaitan sama temanya dan jalan masing-masing. Untuk pascanya itu
tergantung timeline nya, kemarin kita begitu selesai shooting langsung di edit tapi kalo
kita lagi nyetock misalkan host nya lagi break shooting karena libur 2 minggu bisa kita
shooting hari ini buat 3 minggu yang akan mendatang juga bisa tuh.
6. Target penontonnya siapa?
Untuk target penontonnyakita upper middle dan kita juga female dan itu juga terbukti
dari ac Nielsen, untuk dari age range nya 15-20 tahun bahkan sampe 50an juga ada
7. Bagaimana dengan rating?
Untuk rating dari awal kita ada perkembangan, untuk net sendiri kita termasuk dalam
progam backbone nya net sih jadi emg program pagi yang mengalami perkembangan
bagus dari yang cuma nol koma terus satu koma sekatang udah sampe dua tiga empat.
Kita juga main di segmen misalkan segmen beauty and fashion lagi bagus ratingnya ya
kita main disana, dari enam episode kita bisa nampilin empat episode yang ada beauty
and fashionnya. Kita juga bukan liat dari penonton yang melakukan feedback di medsos
tapi liat dari data juga.
8. Dalam satu segmen itu ada Radio Surprise yang melibatkan Indika FM, kalau itu
memang bekerjasama dengan radionya atau karena satu perusahaan dengan NET?
Itu kita emang kerjasama aja bukan karena satu perusahaan, bisa juga misalkan kita
kerjasama dengan prambors. Kita emang kerjasama yang sama-sama buat up aja sih
kayak pagi-pagi dapet share di radio begitu juga sebaliknya
9. Dalam penentuan tema dalam setiap segment nya, apakah semua kru terlibat dalam
penuangan ide kreatifnya?
Pastinya, misalnya mau membahas tentang jengkol, jambu, flu itu semua terlibat ya
walaupun mapping dilakuin sama anak-anak kreatif. Tapi untuk menentukan yang mana
yang harus tayang dan tidak tetep produser sih
10. Adakah kebijakan dalam brainstorming?
Untuk kebijakan brainstorming dalam konten itu satu yang berurusan sama kpi kayak
jangan ada darah, kekerasan, jangan lgbt, dan adegan-adegan berbahaya yang berpotensi
ditiru anak dibawah umur. Kedua yang berhubungan dengan update misalnya kayak
tayangan ini untuk tayang tanggal 22 desember hari ibu jadi kita buat special hari ibu,
atau hari aids atau ada juga hari pangan nasional yang banyak orang ngga tau jadi biar
orang juga dapet informasi
11. Setelah tema ditentukan oleh team, siapa yang berhak menentukan jika tema
tersebut bisa dilanjutkan ke dalam produksi?
Tentunya produser, karena tayangan yang ngga bagus juga yang dimarahin produsernya
intinya yang tanggung jawab sih
12. Kabarnya program ini pernah mendapat teguran dari pihak KPI, bagaimana
tanggapannya mengenai teguran tersebut? Apakah mempengaruhi kinerja team?
Kalau kita sih evaluasi aja dan teguran dari kpi juga masih sebatas teguran aja ngga
sampe diberhentikan tayangannya kayak yang empat mata itu kan udah keterlaluan
banget. Dan kpi itu juga berdasarkan laporan dari penonton. Sebenernya waktu awal-awal
tayang sih ngga masalah karena masih belum banyak yang nonton tapi begitu dapet
awareness nya naik dan banyak yang nonton baru deh ada yang ngelaporin kallo salah
satu tayangan kita ada yang kurang layak. Mungkin kalo untuk pengaruhnya sih team kita
jadi lebih aware aja sih sama apa yang bakal kita tayangin ke public terus di refleksiin ke
diri juga kalo misalkan ada anak atau keluarga kita yang meniru hal tidak benar karena
program kita itu gimana gitu dan seneng juga kalo ternyata program kita dapet perhatian
khusus.
13. Apakah program ini dipengaruhi oleh pemilik media?
Sebenernya sih ngga dipengaruhi sama pemilik medianya, apalagi untuk konten juga kita
mandiri dan gak ada campur tangan dari pihak atas nya gitu. Tapi tetep dibatasi sama
koridor nya kayak pagi-pagi itu jangan ngebahas tentang politik atau hal-hal yang berat
gitu sih. Dipantau juga ngga setiap hari paling ditanya kayak kenapa share nya bagus atau
jelek, kalo misalkan jelek harus bikin yang lebih inovatif lagi template nya jangan gitu-
gitu terus
14. Bagaimana dukungan pemilik media terhadap program ini?
Sangat mendukung sekali sih, apalagi kan kalo share programnya bagus terus juga
banyak dapet feedback dari penontonnya
15. Untuk ketentuan deadline nya seperti apa?
Misalkan waktu itu pernah dua hari kedepan itu ada hari toleransi internasional dan itu
related sama keadaan negara kita yang kala itu sedang ada rasis yang berbau sara, nah
karena itu untuk dua hari kedepan jadi kita langsung siapin shootingnya hari ini terus kita
buang segmen yang sudah di shooting untuk kita ganti dengan segmen mengenai
toleransi ini. Jadi kita ini fleksibel sesuai sama update dan kebutuhan yang kita anggap
penting gitu.
16. Pemilihan narasumbernya seperti apa? Sesuai dengan tema atau tidak? (artis)
Jadi kalo untuk artinya itu memang kita masukin kedalem konten kita bukan untuk
dibahas kayak talkshow gitu yang berkaitan sama keseharian atau kesibukan mereka, di
progam ini mereka ikut dalam gimmick kita. Kalo untuk yang kayak tukang aksesoris itu
sebenernya untuk variasi program, kalo penjual online kita untuk dukung ukm, terus kita
juga bisa gali kisah inspiratif dari mereka dan untuk penambahan informasi yang kita
berikan bukan cuma bahasan dari artikel.
17. Bagaimana dengan jenjang pendidikan para kru nya? Apakah relevan atau tidak?
Untuk pendidikan sih ngga harus menjurus ke broadcast ya ada juga yang kimia, ekonomi
ya macem-macem. Intinya sih harus bisa kreatif
18. Ada makna tersirat dengan logo nya atau hanya sekedar design saja?
Kalo untuk logo PAGI-PAGI sih kita dari warnanya kita pilih yang terang untuk
menggambarkan program kita ini emang untuk tayangan pagi hari, kayak contohnya ada
IMS merek itu kan pake background gedung sama wana biru dan gold. Kalo untuk tulisan
di logo PAGI-PAGI itu dari referensi sih yang nyari tulisan dengan bentuk fun.
19. Net menjadi televisi pertama yang menggunakan teknologi full high definition, apa
yang dimaksud dengan full high definition?
Jadi high definition atau HD itu kualitas gambarnya walaupun tv yang lu punya itu bukan
plasma dan hanya sebatas tv tabung ata bukan HD tapi untuk gambarnya pasti beda deh
warnanya juga beda bandingin sama di indosiar atau tpi pasti keliatan warna sama
gambarnya, ini juga emang dari teknologi net sendiri kalo shooting jugapake data udah
bukan pake kaset lagi untuk liputan juga pake memory card
20. Apa makna dari logo Net?
Maknanya sih kan NET itu news and entertainment television, kalo mau tau
perjalanannya sebenernya kita browsing nyari nama tv dibeberapa negara dan ditentuin
kira-kira apa itu kan urusannya bapak-bapak petinggi, karena gue juga ikut dari awal di
net pernah disuruh nyari nama tv yang ada didunia ini misalkan di amerika gue browsing
nama-nama tv local dan interlocal terus gue kasih ke kadiv untuk referensi.
21. Apa yang dimaksud dengan televisi masa kini yang menjadi tagline Net?
Jadi net itu dulu pas awal kita bilang revolusi media jadi mereka ini orang-orang yang
belum tau kerja dimana waktu itu pas belum terbentuk net. Kita juga tentu pengen beda
dari tv lain kira-kira apa nih, kita mulai dari tv HD pertama terus dari alat juga kita ngga
pake kaset dan paling canggih se Indonesia studio juga paling bagus se asia tenggara nih.
Jangan sampe kita buat tv yang sama aja dari yang lain, dari sosmed nya juga beda
karena paling kenceng juga yang kita sebut dengan new media kayak Instagram, twitter,
facebook dan sekarang juga udah diikutin sama media-media lain
22. Jika dilihat konsep dari Net sendiri berbeda dengan televisi lain, apakah yang ingin
ditonjolkan oleh Net? Apa itu kebarat-baratan?
Jadi gini kalo kata mas tama dari yang gue inget, pesaing net tv itu bukan dari tv lain di
Indonesia tapi dari net sendiri jadi kita harus lebih baik dari sebelumnya. Misalkan kayak
ulang tahun dari pas launching terus ulang tahun pertama kita kasih nama net one ulang
tahun kedua net two, kita bukannya sombong tapi supaya dapet motivasi juga. Ngga bikin
sinetron, ngga bikin komedi yang dilempar tepung. Dikatakan kiblat ke barat atau engga
sebenernya sih kalo gue bilang lebih kepada referensi, kita buat program menggunakan
referensi dari luar negeri karena bagus dari sisi programnya, ceritanya, penontonnya juga
modern yang mengedukasi jadi supaya orang Indonesia juga jadi lebih smart,
memberikan hal-hal yang positif. Kalo kebarat-baratan sih ngga mungkin kita lebih
melihat merek yang lebih maju aja contohnya kayak amerika, jepang mereka punya
teknologi yang lebih bagus supaya kita juga ikut kebawa maju aja gitu tapi tetep ada
nilai-nilai indonesianya. Tujuan net sendiri juga produk yang maju akan membuat
penontonnya juga ikut maju karena net pengen Indonesia jadi lebih kece kayak
taglinenya, balik lagi sih ke market kita yang upper middle karena sebenernya golongan
mereka ini adalah orang-orang yang jadi influence
23. Ideologi apa yang dianut oleh Net? Apakah itu berpengaruh terhadap programnya?
Ideologinya adalah setiap produk kita itu memberikan value, mau itu dari informasi atau
cara berpakaiannya. Kayak pas acara yang ada Jessie j nya itu kita buat yang sesuai
dengan kultur indonesia
Responden Koresponden
Hotmariati Elizabeth Purba Andre Anang Pratama
Surat Keterangan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Febri Setia Nugraha
Jabatan : Tim Kreatif
Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa mahasiswa di bawah ini:
Nama : Andre Anang Pratama
NIM : 1112051100017
Jurusan : Jurnalistik
Program : Strata 1 ( S 1 )
Telah melakukan wawancara untuk kelengkapan data skripsi yang berjudul “Analisis Program Edukasi Variety Show pada Program Pagi-Pagi di NET TV dalam Perspektif Mazhab Frankfurt” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, Maret 2017
Febri Setia Nugraha
Tim Kratif
LAMPIRAN
Hasil Wawancara
Narasumber : Febri dan Timotius
Jabatan : Tim Kreatif
Waktu : Jumat, 03 Februari 2017
1. Bagaimana dalam penentuan tema setiap episodenya?
jadi setiap penentuan temanya itu kita sebut sebagai mapping ya, jadi mapping itu kayak
bagan gitu karena kita ini kerja sebagai teamwork jadi kita ada meeting untuk penentuan
setiap temanya. Ada beberapa pakem atau acuan dalam temanya itu ada segmen
kreativitas, beauty and fashion, omaigat, kuliner, hewan, olahraga, inovasi masa kini, fun
science, cooking time, dan tips oi-oi itu udah tema pakem di pagi-pagi cuma ada tema
lepasan yang belakangan ini kita cari-cari kayak misalkan yang lagi rame atau update apa
kita masukin misalkan pete itu juga kita dapet dari celetukan atau inspirasi aja sih terus
kita fokusin sama pembahasannya abis itu baru diobrolin ke team jadi tema lepasan itu
juga berkaitan sama hari-hari sih, terus juga kita cari untuk ibu-ibu karena besaran
penontonnya dari sana.
2. Pola kerjanya seperti apa?
Pagi-pagi itu shooting setiap hari selasa dan rabu, kita ambil bayangan dari abis shooting
aja ya jadi setelah shooting yang team selasa itu dihari rabunya akan mulai kegiatan
mappingnya dan team rabunya shooting. Di hari kamisnya team rabunya akan melakukan
checking ke team selasa kira-kira mereka ini ngebahas apa aja sih biar ngga sama atau
bisa sharing aja sih. Setelah dapet tema-tema besarnya itu kita akan mulai cari artikelnya,
misalkan kayak beauty fashion kita akan cari artikel-artikel yang berkaitan sama hal itu
sama cari narasumbernya juga itu dihari kamis sambil nyicil-nyicil aja sih kita. Terus
dihari jumatnya itu ada lanjutin mapping sekaligus ngobrol sama produser dan ass prod
nya atau eksekutif produsernya sambil nyicil ngehubungi bintang tamu dan narasumber
yang sesuai tema juga misalkan liburan berarti kita cari nih bintang tamu atau artis yang
suka liburan atau abis update liburan kemana nih itu hari kamis atau jumat dan itu kita
juga bagi-bagi untuk pic nya juga sih misalkan lu ditempatin untuk hari selasa atau rabu
nah itu kita bagi dihari jumat nya itu juga. Nah biasanya juga team yang kebagian hari
selasa mereka langsung bikin rundown terus pas hari seninnya itu dikasih ke
produsernya. Kalo yang rabu shooting biasanya senin mereka baru ngerjain nanti
diperiksanya itu hari selasa. Dan untuk teamnya juga pasti dirolling untuk tiap
minggunya
3. Untuk kebijakan redaksinya seperti apa? Apakah host terkait dengan pemilihan
temanya?
Untuk narasumbernya sih ngga terkait misalnya sih kayak tadi kita harus nentuin
segmennya dulu baru bintang tamunya jadi ngga terkait. Misalnya ngebahas kesehatan
tentunya kita mengundang yang ahli kesehatan juga jadi kita yang nentuin temanya baru
narsumnya ngikutin kita gitu
4. Faktor apa yang sekiranya menjadi keberhasilan dari program pagi-pagi?
Untuk factor keberhasilan sih kalo bisa dibilang ujung tobak di program PAGI-PAGI ini
ada dikonten sama gimmicknya gimna kita bisa bikin sampe menarik banget, jadi kayak
kita ngundang pedagang bawa gerobak ke set nya yang bikin kita bisa memaksimalkan
konten dan gimmicknya. Diantara semua program itu punya kita yang paling banyak
gimmick. Untuk feedback sih dari sosmed kita liat seberapa tertariknya sih mereka sama
update an kita, nah kita bisa liat itu kayak contohnya mereka tertarik sama pada satu
segmen makanan terus nanya itu sosmednya apa sih jadi emang mereka udah tertarik
sama program yang kita bawain kalo kayak saran atau kritik sih ngga tapi kita juga tetep
berusaha buat meminimalisir kekurangan kita juga
5. Apa hambatan yang dialami selama program ini berlangsung?
Untuk hambatannya dari ini sih narasumber yang sulit dihubungi, terus juga misalkan
kita ngebahas pete nih tapi pas mau ngebahas makanannya pernah dibahas juga di
episode sebelumnya jadi kita harus cari yang beda sih dari materinya yang unik juga
6. Misalkan pada saat sudah menentukan temanya tapi tidak ada persetujuan dari
produsernya itu bagaimana?
Kalo kejadian kayak gitu sih paling kita obrolin aja, kita kasih argument kalo misalkan
tema yang diambil ini emang lagi update gitu. Disini juga kita kan emang team work jadi
ngga ada ngebossy banget terus pada nurut banget itu ngga ada, tapi tetep kita satuin
pedapat gitu kalau emang dirasa masih kurang atau gak pantes atau masih gak akan bagus
nih buat penonton juga ya kita juga bakal ngerubah itu jadi ganti segmen nya
7. Dari segi editing programnya itu ditentukan oleh team kreatif atau memang sudah
ada aturan baku dari net nya?
Jadi untuk team editing pas sebelum dan sesudah shooting itu akan di brief dan preview
sama executive producer kita untuk ngasih tau kira-kira editingnya ini harus gimana
bagusnya, pemilihan angle nya, bagian-bagian yang harus di cut nya, terus harus ada
yang berhubungan dengan segmen nya karena kan ada juga terkadang pembahasannya itu
ngalor ngidul, terus pas ada bagian yang lucu dan backsound nya itu harus gimana. Gitu
aja sih kalo udah bener semua baru naik ke tayangan
8. Rutinitas kerjanya seperti apa?
Kayak yang tadi sih selasa rabu kita shooting terus jumatnya menyiapkan materi kayak
mapping gitu sekalian bikin rundown buat yang shooting hari selasa, terus seninnya
ngasih materi ke produser abis itu yang shooting hari rabu pas hari selasanya mereka
ngasih materi ke produser. Kayak gitu aja sih
9. Pengalaman seperti apa yang didapat dari produksi program ini? Apakah berpengaruh
pada episode lainnya?
Kalo untuk pengalaman sih pasti berpengaruh ke episode selanjutnya karena kalo kita liat
balik lagi dari episode awal PAGI-PAGI sampe ke sekarang itu perubahannya udah
lumayan banyak. Misalnya udah mulai dari set jadi lebih bagus, kita ngundang pedagang
ke set terus bagaimana kita ngasih treatment per segmen dulu kita cuma ngobrol doang
sama bintang tamu terus sekarang kita ada game, kita juga ada greenscreen, terus
beberapa penambahan karakter kayak pace the explorer
Responden 1 Responden 2
Febri Setia Nugraha Timotius Immanuel
Koresponden
Andre Anang Pratama