rpmk sip revisi 021215.doc
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
1/25
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN …
TENTANGSISTEM INFORMASI PUSKESMAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :a. bahwa dalam rangka meningkatkan manajemen
penyelenggaraan Puskesmas perlu dukungan Sistem
Informasi Puskesmas yang mampu menjamin
ketersediaan data dan informasi secara cepat, akurat,
terkini, berkelanjutan, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Sistem Informasi
Puskesmas;
Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
2/25
2
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
115);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG SISTEM
INFORMASI PUSKESMAS.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
3/25
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan
keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya.
3. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk
mendokumentasikan kegiatan dan hasil kegiatan upaya kesehatan yang
dilaksanakan serta menyampaikan kepada pihak terkait secara terpadu
dan teratur sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Pencatatan adalah serangkaian kegiatan untuk
mendokumentasikan hasil pengamatan, pengukuran, dan/atau
penghitungan pada setiap langkah upaya kesehatan yang dilaksanakan
Puskesmas.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
4/25
4
5. Pelaporan adalah penyampaian data terpilah dari hasil
pencatatan kepada pihak terkait sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
yang telah ditentukan.6. Jaringan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang melaksanakan sebagian tugas puskesmas di wilayah kerja
Puskesmas.
7. Jejaring Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas secara mandiri.
8. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, penilaian
dan pertanggung-jawaban yang secara sistematik dilaksanakan
Puskesmas dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsi sehingga
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
9. Instrumen pencatatan dan pelaporan adalah media yang
digunakan untuk mencatat keadaan sasaran dan hasil kegiatan
terhadap sasaran termasuk definisi operasional, kodifikasi dan
petunjuk pengisian.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja
perangkat daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota.
11. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang
dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
12. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggarabPemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
5/25
5
Pasal 2
Pengaturan Sistem Informasi Puskesmas bertujuan untuk:a. mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas yang
terintegrasi;
b. menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas,
berkesinambungan, dan mudah diakses; dan
c. meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya melalui penguatan manajemen Puskesmas.
BAB II
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan Sistem Informasi
Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit mencakup:
a.pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b.survei lapangan;
c.pelaporan lintas sektor terkait; dan
d.pelaporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
(3) Sistem informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diselenggarakan secara elektronik atau nonelektronik.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
6/25
6
Bagian Kedua
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas dan Jaringannya
Paragraf 1
Pencatatan
Pasal 4
(1) Setiap pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib
melakukan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan yang dilaksanakan.
(2) Lingkup pencatatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pencatatan:
a.data dasar; dan
b.data program.
(3) Data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a.identitas Puskesmas;
b.wilayah kerja Puskesmas;
c.potensi sumber daya Puskesmas; dan
d.sasaran program.
(4) Data program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a.upaya kesehatan masyarakat esensial;
b.upaya kesehatan masyarakat pengembangan; dan
c.upaya kesehatan perseorangan.
Pasal 5
(1) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
menggunakan instrumen:
a. kartu;
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
7/25
7
b. formulir;
c. instrumen pencatatan lainnya.
(2) Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa:a.kartu Puskesmas; dan
b.kartu status
(3) Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan identitas pengunjung Puskesmas yang diberikan kepada
setiap pengunjung Puskesmas dan ditunjukkan pada petugas
Puskesmas setiap kali berkunjung mendapatkan pelayanan Puskesmas.
(4) Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
memuat:
a.nama lengkap sesuai dengan kart tanda penduduk;
b.Nomor Induk Kependudukan (NIK); dan
c.Nomor Kartu Keluarga (NKK).
(5) Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan
instrumen yang digunakan secara berulang dalam pencatatan kegiatan
dan hasil kegiatan terhadap sasaran kegiatan yang sama.
(6) Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling sedikit
memuat:
a.identitas Puskesmas;
b.identitas sasaran;
c.kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan
d.identitas pelaksana kegiatan;
(7) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
instrumen yang digunakan satu kali dalam pencatatan kegiatan dan
hasil kegiatan terhadap sasaran kegiatan.
(8) Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (7) paling sedikit memuat:
a. identitas Puskesmas;
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
8/25
8
b.identitas sasaran;
c.kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan
d.identitas pelaksana kegiatan.
Pasal 6
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat melakukan penambahan muatan data dalam
instrumen pencatatan selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (4) sampai dengan ayat (7) sesuai dengan kebutuhan program pada
masing-masing daerah.
Pasal 6A
(1) Terhadap data yang telah dilakukan pencatatan, dilakukan kegiatan pengolahan
yang meliputi:
a. pembersihan data;
b. validasi data; dan
c. pengelompokan data.
Paragraf 2
Pelaporan
Pasal 7
(1) Pelaporan data Puskesmas disusun berdasarkan hasil pencatatan yang
dilakukan oleh pelaksana kegiatan Puskesmas dan jaringannya.
() Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada petugas
pengelola data Puskesmas untuk dijadikan bahan pelaporan kepada dinas
kesehatan kabupaten!kota.
Pasal "#
(1) Pelaporan data Puskesmas dan jaringanya terdiri atas laporan data
dasar dan laporan data program.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
9/25
9
(2) Laporan data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara rutin setiap tahun.
(3) Laporan data program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukansecara rutin dan non rutin.
Pasal 8
(1) Laporan data program secara rutin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3) disampaikan dalam bentuk:
a. laporan mingguan;
b. laporan bulanan; dan
c. laporan tahunan
(2) Laporan mingguan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri
atas laporan mingguan penyakit potensi wabah.
(3) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a. laporan bulanan data upaya kesehatan masyarakat esensial;
b. laporan bulanan data upaya kesehatan masyarakat
pengembangan; dan
c. laporan bulanan data upaya kesehatan perseorangan.
Pasal 8A
Laporan tahunan data dasar dan data program sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7A ayat (2) dan Pasal 8 ayat (1) huruf c terdiri atas:
a.laporan tahunan ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas;
b.laporan tahunan data ketenagaan di Puskesmas; dan
c.laporan tahunan kegiatan program.
Pasal 9
(1) Laporan data program secara non rutin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3) terdiri atas:
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
10/25
10
a.laporan kejadian luar biasa; dan
b.laporan khusus.
(2) Laporan kejadian luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Laporan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a.laporan surveilans sentinel; dan
b.laporan untuk kebutuhan tertentu.
(4) Laporan untuk kebutuhan tertentu sebagaiman dimaksud pada ayat (3)
huruf b harus disetujui dan ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Pasal 10
(1) Pelaporan data Puskesmas disampaikan Kepala Puskesmas kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
teratur sesuai dengan jadwal penyampaian laporan sebagai berikut:
a. laporan mingguan disampaikan paling lambat setiap hari Selasa
pada minggu berikutnya;
b. laporan bulanan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 pada
bulan berikutnya;
c. laporan tahunan disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 pada
bulan pertama tahun berikutnya;
Pasal 11
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
11/25
11
(1) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib membuat dan
menginformasikan umpan balik terhadap pelaporan data Puskesmas
dan jaringannya.
(2) Umpan balik pelaporan data Puskesmas dan jaringannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat tanggal 20 pada
bulan diterimanya laporan.
(3) Umpan balik laporan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa surat pemberitahuan yang memuat keterangan paling sedikit
mengenai:
a. absensi laporan;
b. kelengkapan isi laporan;
c. ketepatan waktu penyampaian laporan;
d.hasil validasiisi laporan; dan/atau
e. rekomendasi perbaikan laporan dalam hal ditemukan kesalahan
atau ketidaklengkapan pelaporan.
(4) Dalam hal dibutuhkan perbaikan laporan berdasarkan rekomendasi
dinas kesehatan kabupaten/kota, sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf e, Puskesmas harus menyampaikan laporan perbaikan paling
lambat 2 (dua) minggu sejak rekomendasi perbaikan laporan diterima
Puskesmas.
(5) Selain perbaikan laporan berdasarkan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Puskesmas dapat menyampaikan perbaikan
laporan apabila menemukan kesalahan atau ketidaklengkapan
pelaporan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya setelah
laporan disampaikan.
Paragraf 3
Berkas Keluarga
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
12/25
12
Pasal 11A
(1) Dalam rangka ...., Puskesmas membuat berkas keluarga setiap
keluarga di wilayah kerjanya.(2) Berkas keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a.Identitas keluarga
b.Status imunisasi
c.Status lingkungan dan kebiasaan keluarga
d. Kartu - kartu pelayanan Puskesmas kepada setiap anggota
keluarga
(3) Identitas keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup :
a.Nomor Kartu Keluarga
b.Nama lengkap kepala keluarga
c.Alamat lengkap
d.Data anggota keluarga
(4) Data anggota keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d.
mencakup status setiap anggota keluarga :
a.Nama setiap anggota keluarga sebagaimana tercantum dalam Kartu
Keluarga
b.Tanggal lahir
c.Jenis kelamin
d.Nomor Induk Kependudukan
e.Pendidikan Terakhir
f. Pekerjaaan
g.Status dalam keluarga
(5) Berkas keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran
Cat : Masuk dalam bab pengelolaan
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
13/25
13
Bagian Ketiga
Survei Lapangan
Pasal 12
(1) Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data dalam manajemen
Puskesmas, diselenggarakan survei lapangan.
(2) Survei lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pemantauan atas program yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
(3) Survei lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(4) Hasil survei lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Cat : - diuraikan mengenai kegiatan dalam survei lapangan
-Ayat (2) akan dielaborasi lagi menunggu masukan unit teknis
(litbang)
Bagian Keempat
Pelaporan Lintas Sektor Terkait
Pasal 13
(1)Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data dalam manajemen
Puskesmas, dilakukan pengumpulan data yang bersumber dari lintas
sektor terkait.
(2) Data dari lintas sektor terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa data demografi, data terkait program Puskesmas, dan data
lainnya sesuai kebutuhan.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
14/25
14
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam pelaporan
yang terintegrasi dengan pelaporan puskesmas dengan mencantumkan
sumber data.
Bagian Keenam
Pelaporan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerjanya
Pasal 14
(1)Dalam rangka pemenuhan kebutuhan data dalam manajemen
Puskesmas, dilakukan pengumpulan data kegiatan dan hasil kegiatan
pelayanan kesehatan di jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
(2) Data kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a.data kelahiran;
b.data kematian;
c.data kesakitan dan masalah kesehatan lainnya; dan
d.data kunjungan pelayanan.
(3) Data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam pelaporan
yang terintegrasi dengan pelaporan puskesmas dengan mencantumkan
sumber data.
Bagian Ketujuh
Klasifikasi dan Kodifikasi
Pasal 14A
(1)Untuk mendukung penyelenggaraan sistem informasi puskesmas
dilakukan klasifikasi dan kodifikasi data.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
15/25
15
(2)Klasifikasi dan kodifikasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk standarisasi data Puskesmas.
(3)Klasifikasi dan kodifikasi data sebagaimana dimaksud pada ayat (2)terdiri atas:
a.diagnosis penyakit dan tindakannya;
b.wilayah administrasi;
c.identitas Puskesmas;
d.jejaring Puskesmas;
e.sumber daya manusia puskesmas;
f.obat dan alat kesehatan; dan
g.sarana dan prasarana Puskesmas.
(4)Ketentuan klasifikasi dan kodifikasi data sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian
Pengaturan Lebih Lanjut
Pasal
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Sistem Informasi
Puskesmas tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
BAB III
PENGELOLAAN DATA
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
16/25
16
Pasal 15
(1) Dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas dilakukan
pengelolaan data (2) Pengelolaan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
kegiatan:
a. pengolahan, analisis, dan penyajian;
b.penyimpanan;
c. pemanfaatan;
d.pengamanan dan kerahasiaan.
______________________akhir pembahasan tgl 2 Des 2015__________________
Pasal 16
(1) Puskesmas wajib melakukan pengumpulan data yang bersumber dari:
a. pencatatan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b.survei lapangan;
c. pelaporan lintas sektor terkait; dan
d. pelaporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.
(2) Data sebagai dimaksud pada ayat (1) harus diolah dan dianalisis.
(3) Hasil pengolohan dan analisa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disajikan dalam berbagai bentuk penyajian.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengumpulan, pengolahan, analisa,
dan penyajian sebagaimana diamaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
17/25
17
Pasal 17
(1) Dokumen pencatatan dan pelaporan kegiatan dan hasil kegiatan
Puskesmas dihimpun dalam bentuk berkas keluarga dan disimpanmasing-masing Puskesmas.
(2) Berkas keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan pada
tempat yang aman dan disusun berdasarkan nomor kepala keluarga
menurut desa/kelurahan.
(3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disimpan secara
manual dan atau secara elektronik.
(4) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Pasal 18
(1) Puskesmas melaksanakan pemanfaatkan data dan informasi untuk
mendukung manajemen Puskesmas.
(2) Pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a.Memberikan pelayanan kesehatan;
b.Mendeteksi dini kejadian kesakitan dan masalah kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas;
c.Memantau perkembangan kejadian kesehatan dan masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas;
d.Mengidentifikasi masalah kesehatan dan factor yang berpengaruh
terhadap timbulnya masalah kesehatan menurut wilayah dan
kelompok masyarakat (factor resiko);
e.Memantau dan menilai keberhasilan program di Puskesmas;
(3) Pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diuraikan lebih
lanjut dalam Lampiran.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
18/25
18
Pasal 19
(1) Data Sistem Informasi Puskesmas bersifat tertutup.
(2) Bersifat tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatdiakses oleh masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Kementerian.
(3) Dalam hal diakses oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus mendapat izin dari Kepala Dinas Kab/Kota;
(4) Pemberian ijin akses data oleh masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berdasarkan pertimbangan aspek kerahasiaan informasi
dan kepentingan bagi pengguna data sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 20
(1) Penggunaan informasi oleh publik yang bersumber dari Sistem
Informasi Puskesmas harus mencantumkan nama Puskesmas sebagai
sumber data.
(2) Penggunaan informasi oleh publik yang bersumber dari Sistem
Informasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang kerahasiaan informasi dan hak atas kekayaan
intelektual.
Bagian Kelima
Keamanan dan Kerahasiaan
Pasal 21
Setiap pemangku kepentingan Sistem Informasi Puskesmas harus menjamin
keamanan dan kerahasiaan informasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
19/25
19
BAB IV
PENGORGANISASIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
Bagian Kesatu
Pengorganisasian
Pasal 22
(1) Kepala Puskesmas membentuk tim pengelola Sistem Informasi
Puskesmas.
(2) Tim pengelola Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Koordinator
b. Pengelola sistem
c. Pelaksana pencatatan dan pelaporan
(3) Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a adalah
pejabat subbag TU Puskesmas.
(4) Pengelola sistem sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah
pelaksana urusan system informasi Puskesmas.
(5) Pelaksana pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c adalah pelaksana kegiatan program Puskesmas.
Pasal 23
(1) Tim pengelola system informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
20/25
20
(2) Koordinator sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) bertugas
melaksanakan koordinasi penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
secara keseluruhan;(3) Pengelola system sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
bertugas mengelola ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
system informasi Puskesmas;
(4) Pelaksana pencatatan dan pelaporan sebagaiman dimaksud dalam
Pasal 35 ayat (3) bertugas melaksanakan pencatatan, pengolahan,
pemanfaatan dan penyiapan bahan laporan sesuai kegiatan masing-
masing program.
Bagian Kedua
Sumber Daya Manusia
Pasal 24
(1) Puskesmas harus dilengkapi dengan sumber daya manusia yang
mengelola system informasi Puskesmas.
(2) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
kompetensi paling sedikit di bidang statistik, komputer, dan
epidemiologi.
Pasal 25
(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan sumber daya manusia yang
mengelola Sistem Informasi Puskesmas.
(2) Pemerintah Daerah wajib melakukan pengembangan sumber daya
manusia yang mengelola Sistem Informasi Puskesmas.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
21/25
21
(3) Pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mencakup pendidikan dan pelatihan di bidang Sistem Informasi
Puskesmas dan yang terkait
BAB V
SARANA
Pasal 26
(1) Puskesmas harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana Sistem
Informasi Kesehatan
(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
instrument pencatatan dan pelaporan, aplikasi sistem informasi
Puskesmas, komputer dan perangkat pendukungnya.
(3) Instrumen pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mencakup :
a.Kartu
b.Register
c.Formulir
d.Pedoman
e.Standar prosedur pelaksanaan
(4) Aplikasi sistem informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilaksanakan secara elektronik atau secara non elektronik.
(5) Perangkat pendukungnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup sarana komunikasi, jaringan internet, jaringan lokal (LAN),
server
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
22/25
22
Pasal 27
(1) Aplikasi sistem informasi Puskesmas secara elektronik sebagaimana
dimaksud pada pasal 41 ayat (4) ……….
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 28
(1) Pendanaan Sistem Informasi Puskesmas bersumber dari :
a.Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
b.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
c.Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
a.Pendanaan pembangunan sistem informasi Puskesmas
b.Pendanaan operasional penyelenggaraan sistem informasi
Puskesmas
c.Pendanaan pemeliharaan dan pengembangan
(3) Pendanaan pembangunan sistem informasi puskesmas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a mencakup pendaan untuk penyusunan
sistem, pengadaan perangkat, pengembangan tenaga pengelola, dan
kegiatan lainnya yang terkait.
(4) Pendanaan operasional penyelenggaraan sistem informasi puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b mencakup pendanaan
untuk pengumpulan, pengolahan, analisis data, penyajian dan
penyebarluasan data dan informasi
(5) Pendanaan pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi
puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c mencakup
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
23/25
23
pendanaa untuk pemeliharaan data, pemeliharaan perangkat, dan
kegiatan pemeliharaan lainnya.
(6) Pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 29
(1) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem informasi Puskesmas
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditujukan untuk:
a. meningkatkan mutu penyelenggaraan Sistem Informasi
Puskesmas; dan
b. mengembangkan Sistem Informasi Puskesmas yang efisien dan
efektif.
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. pemantauan dan evaluasi.
Pasal 30
(1) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 44 ayat (1), Menteri dapat memberikan sanksi
administratif.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
24/25
24
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. teguran lisan; b. teguran tertulis;
c. publikasi; dan /atau
d. pemberhentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, pengelola Sistem Informasi
Puskesmas wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini
paling lama 2 (dua) tahun.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pada saaat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua ketentuan yang
mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 33
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
-
8/16/2019 RPMK SIP revisi 021215.doc
25/25
25
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal .....
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR …….