risiko paparan arsen pada masyarakat...

12
RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP RISK OF EXPOSURE TO ARSENIC IN SOCIETY AROUND PANGKAJENE RIVER SUBDISTRICT BUNGORO AT PANGKEP REGENCY IN SOUTH SULAWESI PROVINCE Sri Novianti Bahar¹, Anwar Daud 1 , Indar 2 ¹ Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin , ²Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Sri Novianti Bahar, SKM Jl. Kr. Bontotangnga No. 32 Talasalapng Makassar HP : 081342292170 e-mail : [email protected]

Upload: vumien

Post on 18-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI PANGKAJENE KECAMATAN BUNGORO KABUPATEN PANGKEP

RISK OF EXPOSURE TO ARSENIC IN SOCIETY AROUND PANGKAJENE RIVER SUBDISTRICT BUNGORO AT PANGKEP REGENCY IN SOUTH

SULAWESI PROVINCE

Sri Novianti Bahar¹, Anwar Daud1, Indar2

¹ Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin , ²Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Sri Novianti Bahar, SKM Jl. Kr. Bontotangnga No. 32 Talasalapng Makassar HP : 081342292170 e-mail : [email protected]

Page 2: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi arsen dalam air, sedimen, biota serta laju konsumsi terhadap tingkat risiko pajanan arsen dan manajemen risiko pajanan pada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai pangkajene. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan. Sampel yang diambil sebanyak 100 orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, pemeriksaan lingkungan, dan kuesioner. Data dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi arsen pada air sungai, sedimen, clarias batracus (ikan lele), cyprinus carpio sp (ikan bolu jawa) dan kerang anadara sp yaitu 0,03366 mg/L, 11,65 mg/kg, 1,1 mg/kg, 0,039 mg/kg, 1,703 mg/kg. Secara deskriptif laju konsumsi biota serta durasi pajanan berpengaruh terhadap tingkat risiko kesehatan masyarakat. Diharapkan kepada masyarakat agar membatasi jumlah dan frekuensi konsumsi biota dan air.

Kata Kunci : Analisis risiko kesehatan lingkungan, arsen, air , sedimen, ikan, kerang, sungai pangkajene

ABSTRACT The aim of the research is to find out arsenic concentration in water, sediment, biota, and consumption rate on thr risk level of of arsenic exposure and the risk management of its exposure on the community living around Pangkajene river. The research used an observational design with environmental health risk analysis. The sample consisted of 100 respondents selected by using purposive sampling method. The data were obtainedby using questionnaire involving weight gain, consumption rate, and exposure duration. Risk analysis was used to find out the risk level of arsenic exposure based on the result of environmental examination and qustionnaire. The data were analyzed by using univariate to make exposure risk management. The results of the research indicate that on average concentration of arsenic in river water, sediment, Clarias Batracus (lele fish), Cyprinus carpio sp (bolu jawa fish) and anadara shellfish sp is respectively 0.03366 mg / L, 11.65 mg / kg, 1, 1 mg / kg, 0.039 mg / kg, 1.703 mg / kg. It can concluded rate of biota and exposure duration have influence on the risk level of respondents health. Thus, it is Expected that the number and frequency of biota and water consumption are limited.

Keyword: Risk analysis of environmental health, arsenic,water, sediment, fish, shells, pangkajene river

Page 3: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

PENDAHULUAN

Batubara merupakan batuan sedimen yang terdiri dari komponen organik dan

anorganik. Komponen organik disebut maseral sedangkan komponen anorganik disebut

mineral. Kehadiran mineral dalam jumlah tertentu akan mempengaruhi kualitas batubara

terutama parameter abu, sulfur dan nilai panas (kalori) sehingga dapat membatasi

penggunaan. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan ini cukup berpengaruh

untuk kelangsungan hidup biota di sekitarnya, karena batubara mengandung logam berat yang

berbahaya antara lain terutama arsen (As), cadmium (Cd), timah hitam (Pb) dan merkuri (Hg)

(Syam., 2008). Walaupun logam tersebut secara alamiah kandungannya kecil namun karena

batubara diproduksi secara besar-besaran serta kegiatan penambangannya dalam jangka waktu

lama maka sangat memungkinkan akan terjadi peningkatan kandungan dalam perairan karena

mengalami akumulasi, sehingga menimbulkan gangguan terhadap kelangsungan hidup biota

perairan.

Seiring dengan pemakaina batubara di Industri semen, perkembangan pemakaian

batubara pada industri semen berfluktuasi. Antara tahun 1998-2001, pemakaian batubara rata-

rata naik sangat signifikan, yaitu 64,03%, namun pada tahun 2002 dan 2003 sempat

mengalami penurunan hingga 7,59%. Memasuki tahun 2004, kebutuhan batubara pada

industri semen mengalami perubahan yang positif, yaitu 19,78% seiring perkembangan

ekonomi yang mulai membaik di dalam negeri. Tahun 2005, tercatat sekitar 17,04%

kebutuhan batubara dalam negeri digunakan oleh industri semen atau 5,77 juta ton (Pusat

Litbang Teknologi Mineral dan Batubara, 2006).

Seperti halnya pada pabrik semen PT. Semen Tonasa Pangkep yang terletak Desa

Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep dengan Luas Lokasi ± 275 Ha, yang

beropreasi dari tahun 1968. Di pabrik semen khususnya di PT. Semen Tonasa, Batu Bara

merupakan salah satu energi yang penting, dimana sebagian besar energi batu bara di gunakan

di PLTU biringkassi dan pada bahan bakar utama dalam proses pembuatan semen di kiln. PT

Semen Tonasa menggunakan batubara sejak tahun 1999 sampai sekarang dengan rentan

waktu yang cukup lama (13 tahun) maka lingkungan sekitarnya sudah dapat terpapar logam

berat khususnya arsen, yang merupakan salah satu logam berat yang terkandung dalam

batubara.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sutanto tahun 2002, mengenai kandungan logam

berat arsen pada beberapa jenis sayuran yang berada di aliran sungai yang sekitar areal

tambang batubara menunjukkan kandungan arsen pada sayuran yaitu 0,2437- 6,0897 mg/kg,

Page 4: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

hal tersebut menunjukkan kandungan logam berat arsen dalam sayuran di sekitar areal

tambang batubara konsentrasinya sangat besar karena sampai melebihi nilai batas aman yang

ditentukan oleh BSN tahun 2009 yaitu 1,0 mg/kg.

Penelitian dengan desain Analisis Risiko paparan terhadap logam berat arsen pernah

dilakukan oleh (Etty, 2008), yang menyatakan bahwa dari hasil penggunaan batubara dari

industri menyabkan terkandungnya arsen di sungai musi antara 18,08-21,40 ppb (NAB

menurut WHO 10 ppm). Etty juga menemukan kandungan arsen yang melebihi ambang batas

pada ikan remis sebesar 1,032-1,1173 (NAB menurut SNI tahun 2009 sebesar 1,0 ppm).

Gejala yang terlihat jika seseorang keracunan arsen menunjukkan tanda-tanda radang

lambung dan usus yang parah, dimulai dengan rasa terbakar di tenggorokan, sulit menelan dan

sakit perut yang sangat gejala ini diikuti rasa mual, muntah, hingga diare akut yang

menyebabkan feces bercampur dengan air dan lendir ( Nurhayati, 2009). Prevalensi penyakit

Diare + infeksi usus yang diderita masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Bungoro dari tahun

2007-2010 berturut-turut sebagai berikut; 1194 (6,63 %), 1091 (5,08%), 1062 (8,48%), dan

1099 (7,49%) (DELH Industri Semen Portland PT Semen Tonasa, 2010).

Penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Pangkejene yang terletak di Kecamatan

Bungoro sangat rentan terpapar oleh logam berat dikarenakan pembuangan limbah

penggunaan batubara ataupun dari limbah domestik di lakukan di sungai ini, sungai

pangkejene yang dijadikan tempat untuk menangkap biota seperti ikan, kerang, kepiting dan

udang yang dikonsumsi oleh warga sekitar dapat mengancam kesehatan karena jika biota

tersebut telah terpapar arsen maka secara tidak langsung konsumsi biota yang dilakukan terus

menerus akan mengakumulasi arsen dalam tubuh, untuk itu perlu diadakan penelitian lebih

lanjut terhadap arsen yang terdapat pada air, sedimen serta biota yang berasal dari sungai

biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa BiringEre dan Desa Taraweang Kecamatan Bungoro

Kabupaten Pangkep. Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan rancangan

Analisi Risiko Kesehatan Lingkungan.

Populasi dan sampel

Populasi adalah seluruh masyarakat Desa BiringEre dan Taraweang Kecamatan

Bungoro Kabupaten Pangkep. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa BiringEre

dan Taraweang yang mengkonsumsi biota yag ditangkap dari perairan sungai Pangkajene.

Page 5: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Estimasi sampel yang digunakan dengan menetapkan proporsi sebesar 50% maka sampel

yang didapatkan sebesar 100 responden dari kedua desa tersebut (Chandra, 2008).

Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel dari

lapangan berupa sampel sedimen, air dan biota, terdapat pula data antropometri serta

pengumpulan dengan kuesioner (karakteristik responden, frekwensi pajanan, durasi pajanan,

serta laju konsumsi), adapun data sekunder diambil dari instansi terkait (desa) yang wilyahnya

mencakup lokasi penelitian.

Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Risiko

Kesehatan Lingkungan (Rahman, 2007) serta SPSS pada metode perhitungan manajemen

risiko.

HASIL

Tabel 1 menunjukkan konsentrasi arsen pada biota yang dikonsumsi masyarakat

Kecamatan Bungoro (Desa BiringEre dan Taraweang) tertinggi pada biota kerang (Anadara

sp) sebesar 1,703 mg/kg, akan tetapi Anadara sp tidak setiap hari dikonsumsi oleh masyarakat

kedua desa. Berbeda halnya dengan ikan dari dua ikan yang diperiksa konsentrasi arsen

tertinggi terdapat pada ikan Clarias Batracus sebesar 1,1 mg/kg. Dari hasil tersebut juga

diatas bahwa terdapat dua biota konsumsi yang melebihi nilai ambang batas yang telah

ditentukan yaitu 1,0 mg/kg untuk hasil perikanan (SNI, 2009).

Tabel 2 menunjukkan rata-rata konsentrasi arsen tertinggi terdapat pada air sungai pada

pengukuran minggu pertama di tiga titik (stasiun) yaitu 0,086 mg/l, dan terendah pada minggu

ketiga atau terkhir pada tiga stasiun yaitu 0,0063 mg/l. Dari hasil pengukuran konsentrasi

arsen pada tabel diatas bahwa rata-rata pengukuran arsen di tiap minggu dengan tiga titik

pengambilan sampel diketahui pada minggu I rata-rata konsentrasi arsen melebihi nilai

ambang batas menurut Standar Nasional Indonesia Tahun 2009 sebesar 0,05 mg/l.

Tabel 3 rata-rata konsentrasi arsen tertinggi terdapat pada sedimen pada pengukuran

minggu pertama di tiga titik (stasiun) yaitu 34,044 mg/kg, dan terendah pada minggu ketiga

atau terkhir pada tiga stasiun yaitu 0,419 mg/kg. Dari hasil pengukuran konsentrasi arsen di

sedimen pada tabel diatas bahwa rata-rata pengukuran arsen di tiap minggu dengan tiga titik

pengambilan sampel diketahui pada minggu I rata-rata konsentrasi arsen melebihi nilai

ambang batas menurut National academy of Science sebesar 10 mg/kg.

Page 6: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Analisis Risiko

Gambar 1 menunjukkan 47 orang memiliki nilai rata-rata RQ ≤ 1. Sedangkan 53 orang

lainnya memiliki nilai RQ > 1. Kelompok dengan nilai RQ ≤ 1, dikategorikan sebagai kelompok

aman, sedangkan kelompok dengan nilai RQ > 1 disebut kelompok berisiko terhadap efek non

karsinogen. Berdasarkan hasil uji Kosmolgorov-Smirnov (tabel 19) untuk rata-rata RQ pajanan 30

tahun secara keseluruhan diperoleh nilai p yaitu 0,067. Hal ini berarti distribusi data rata-rata RQ

pajanan 30 tahun normal.

Analisis Univariat

Tabel 4 menunjukkan bahwa bahwa pada variabel Frekuensi paparan biota dan air, laju

konsumsi biota dan air, serta berat badan responden tidak terdistribusi normal dengan p =

0,000. Hanya pada data durasi pajanan (p =0,200), serta RQ rata-rata 30 dan 70 tahun (p =

0,067) yang datanya terdistribusi secara normal (p > 0,05). Untuk perhitungan atau

penggunaan selanjutnya, pada data yang distribusinya tidak normal (p ≤ 0,05) digunakan nilai

median, sedangkan pada data yang distribusinya normal (p > 0,05) digunakan nilai rata-rata.

PEMBAHASAN

Selain wawancara juga dilakukan pengambilan sampel biota yang paling sering

dikonsumsi di kedua desa tersebut, selain itu dilakukan pula pengambilan sampel air dari

sungai dengan pengambilan sampel sebanyak tiga kali dalam 1 bulan serta menggunakan tiga

titik lokasi pengambilan yaitu hulu, tengah dan muara sungai Pangkajene, selain itu dilakukan

pula pengambilan sedimen pada waktu dan lokasi yang sama dengan pengambilan air sungai,

hal ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi arsen pada sedimen dan air sungai

Pangkajene. Pengambilan sampel air, sedimen dan biota ini bertujuan untuk mengetahui

penyebaran arsen di lingkungan dan pengaruhnya pada kesehatan responden tersebut.

Rata-rata konsentrasi arsen pada biota yang selalu dikonsumsi penduduk desa BiringEre

dan Taraweang adalah 0,9473 mg/kg. Konsentrasi arsen tertinggi terdapat pada kerang

(Anadara sp) yaitu 1,703 mg/kg diikuti oleh konsentrasi arsen pada ikan lele (Clarias

Batracus) yaitu 1,1 mg/kg, dan kadar arsen terendah terdapat pada ikan Bolu jawa (Cyprinus

Carpio sp) yaitu 0,039 mg/kg. Dari hasil tersebut ikan bolu jawa masih dibawah standar yang

telah ditetapkan, akan tetapi pada kerang Anadara sp dan ikan Clarias Batracus konsentrasi

tersebut melampaui standar yang telah ditentukan yaitu 1,0 mg/kg (SNI, 2009).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2008) kadar As rata-rata pada ikan di

Teluk Buyat adalah sebesar 1,37 mg/kg, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang

Page 7: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

didapatkan mengenai konsentrasi arsen pada ikan di Sungai Pangkajene yang melampaui

ambang batas yakni sebesar 1,0 mg/kg (SNI, 2009).

Penelitian (Nurhayati, 2009), terhadap konsentrasi arsen pada Kerang darah (Anadara

granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) yaitu 0,04259 dan Kerang

hijau (Mytilus viridis) yaitu 0,04522 mg/kg dinyatakan konsentrasi arsen masih memenuhi

standar yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan DepKes RI yaitu

1,0 ppm. Hal ini menunjukkan kadar bahwa kerang yang berasal dari laut belawan masih

aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat, akan tetapi mengingat besar atau kecilnya

konsentrasi arsen pada suatu biota jika masuk ke dalam rantai makanan pada akhirnya arsen

dapat ditemui pada biota tertentu dengan kadar tinggi dan jika melalui proses biomagnifikasi

akibatnya arsen dapat pula ditemukan dalam tubuh manusia.

Rata-rata konsentrasi arsen pada air sungai 0,03366 mg/l. Rata-rata konsentrasi tertinggi

pada minggu pertama (I) pengukuran yaitu 0,086 mg/l dan terendah pada minggu terakhir

(III) yaitu 0,006 mg/l. Konsentrasi arsen pada air masih dibawah standar yang telah ditetapkan

oleh PerMenkes No. 416 tahun 1990 pada minggu terakhir (III), akan tetapi konsentrasi arsen

pada air melebihi nilai standar yang ditetapkan oleh SNI tahun 2009 pada pengukuran

Minggu I dengan standar yaitu 0,05 mg/L.

Perubahan sesaat disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba dan seringkali tidak

dapat diramalkan. Sebagai contoh turunnya hujan lebat yang tiba-tiba akan menyebabkan

bertambahnya debit air yang diikuti oleh terbawanya bahan-bahan pencemaran dari

pengikisan di daerah sekitarnya. Tumpahan dan bocoran dari limbah industri atau pertanian

dapat pula merubah kualitas air sesaat (SNI, 2004). Hal tersebut dapat saja terjadi pada saat

pengambilan air di Sungai Pangkajene, dikarenakan pada saat pengambilan sampel air sungai

pada minggu pertama sama tidak turun hujan, berbeda halnya pada saat pengambilan sampel

air pada minggu II dan III, pengambilannya sesaat setelah hujan turun.

Pengukuran konsentrasi arsen pada sedimen dilakukan karena arsen merupakan unsur

kerak bumi yang berjumlah besar yang kemungkinannya dapat mencemari air tanah dan air

permukaan, yang tidak lain jika mencemari air tanah maka arsen dapat pula ditemukan pada

batuan beku dan sedimen. Arsen tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air

atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan atau awan. Beberapa senyawa arsen tidak bisa larut

di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen (Widowati, 2008). Sedimen dapat

menjadi salah satu variabel pengukuran untuk mengetahui penyebarab logam berat dalam

suatu perairan.

Page 8: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Penelitian yang dilakukan oleh Siregar dalam buku Widowati (2009) di Teluk Buyat,

menghasilkan konsentrasi arsen pada sedimen Teluk Buyat lebih tinggi dibandingkan sedimen

pada Teluk totok yaitu sebesar 65,92 mg/kg, hasil tersebut sangat jauh melampaui strandar

yang telah ditetapkan National Academy of Science tahun 1977 yaitu 10 mg/kg.

Hal di atas berbanding lurus dengan hasil penelitian yang dilakukan pada perairan

Sungai Pangkajene yaitu Rata-rata konsentrasi arsen pada sedimen yaitu 11,65 mg/kg. Rata-

rata konsentrasi tertinggi pada minggu pertama (I) pengukuran yaitu 34,04 mg/kg dan

terendah pada minggu terakhir (III) yaitu 0,419 mg/kg. Konsentrasi arsen pada sedimen masih

dibawah standar yang telah ditetapkan oleh National Academy of Science tahun 1977 pada

minggu terakhir (III), akan tetapi konsentrasi arsen pada sedimen melebihi nilai standar yang

ditetapkan oleh National Academy of Science tahun 1977 pada pengukuran Minggu I dengan

standar yaitu 10 mg/kg.

Rata-rata nilai RQ untuk pajanan 30 tahun pada seluruh responden adalah 1,10352

dengan nilai median 1,0364. Nilai RQ pajanan 30 tahun terendah adalah 0,00008 dan tertinggi

3,70371. Dari analisa diketahui sebanyak 47 responden (47%) mempunyai nilai RQ ≤ 1.

Sedangkan 53 responden lainnya (53%) mempunyai nilai RQ > 1. Dengan demikian, 47

responden dinyatakan aman dan 53 responden lainnya dinyatakan berisiko terhadap efek non

karsinogen dari pajanan arsen di Desa BiringEre dan Taraweang Kecamatan Bungoro.

Rata-rata nilai RQ untuk pajanan 70 tahun pada seluruh responden adalah 0,472979

dengan nilai median 0,4442350. Nilai RQ pajanan 70 tahun terendah adalah 0,00008 dan

tertinggi adalah 1,58735. Dari analisa diketahui sebanyak 91 responden (91%) mempunyai

nilai RQ ≤ 1. Sedangkan 9 responden lainnya (9%) mempunyai nilai RQ > 1. Dengan

demikian, 91 responden dinyatakan aman dari efek karsinogen, sedangkan 9 responden

lainnya berisiko terhadap efek karsinogen dari pajanan arsen di Desa BiringEre dan

Taraweang Kecamatan Bungoro.

Manajemen risiko untuk pengendalian nilai RQ pada dasarnya dilakukan dengan cara

menyamakan nilai intake dengan Rfd (Rahman, 2007). Pengendalian terhadap nilai RQ dalam

penelitian ini dilakukan dengan 3 cara yaitu menurunkan konsentrasi arsen dalam biota dan

air, mengurangi laju konsumsi biota dan air dan membatasi durasi pajanan dengan jenis-jenis

biota serta air.

Page 9: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, kami menyimpulkan bahwa Secara deskriptif laju

konsumsi biota serta durasi pajanan berpengaruh terhadap tingkat risiko kesehatan responden,

Manajemen pengurangan yang dapat dilakukan adalah menurunkan konsentrasi arsen pada

biota , mengurangi laju konsumsi biota dan membatasi durasi pajanan. Jenis biota yang

disarankan untuk dikurangi laju konsumsi dan durasi pajanannya adalah jenis kerang anadara

sp, sedangkan jenis biota yang paling aman dikonsumsi adalah ikan cyprinus carpio sp.

Upaya pencegahan agar risiko kesehatan terhadap laju konsumsi biota tidak meningkat

maka diharapkan agar membatasi jumlah dan frekwensi konsumsi biota dan air terutama biota

kerang Anadara sp dan ikan Clarias Batracus yang diambil dari perairan Sungai Pangkajene,

sehingga risiko pajanan arsen terhadap kesehatannya dapat dikurangi.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kesehatan EGC.

Dahlan, Sopiyuddin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Etty, Nur, M. (2008). Kajian Kandungan Logam Berat Arsen (As) pada Hasil Perikanan Di Daerah Pesisir Pantai Gresik dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan.

Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara. (2006). Nurhayati. (2009). Analisis Kadar Arsen (As) Pada Kerang Bivalvia Yang Berasal Dari Laut

Belawan (Skripsi). Medan: FKM Universitas Sumatera Utara. NRC (1983), Risk Assesment in the Federal Government : Managing the Process Washington

DC, National Academy Press (Online) Diakses 12 November 2011 Available from : http://www.nap.edu/catalog/366.html

PT Semen Tonasa. (2010). Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Industri Semen Portland. Pangkep.

Rahman, Abdur. (2007). Bahan Ajar Pelatihan Analisis Risiko Kesehatan (Program Intensif Tingkat Dasar). Depok: FKM UI.

Sutanto. (2002). Studi Deposit Logam Berat Arsen Pada Beberapa Macam Sayuran. Abstrak Lampung: Ilmu Pengetahuan Alam Universitas.

SNI (Standar Nasional Indonesia). (2004). Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam Rangka Pemantauan Air Pada Pengaliran Sungai. Badan Standardisasi Nasional ICS 03-7016.

SNI (Standar Nasional Indonesia). (2009). Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. Badan Standardisasi Nasional ICS 67.220.20.

Syam, Idris. (2008). Distribusi Kandungan Logam Berat Dalam Batubara Kabupaten Kutai Kertanegara. Jurnal Sains dan Teknolologi.

Widowati, Wahyu. (2008). Efek Toksik Logam. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Page 10: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Tabel 1. Konsentrasi arsen pada biota yang dikonsumsi masyarakat yang ditangkap DI perairan sungai pangkajene tahun 2012

Sumber : Data Primer 2012. Standar konsentrasi arsen dalam biota adalah 1,0 mg/kg (SNI, 2009)

Tabel 2. Konsentrasi Arsen Pada Air Di Tiga Titik dengan Tiga Minggu Waktu Pengulangan Di Sungai Pangkajene Tahun 2012

No Waktu Pengambilan

Sampel

Titik Pengambilan Sampel Konsentrasi Arsen (mg/l)

1 Minggu I Stasiun I Stasiun II Stasiun III

0,08 0,09 0,09

Rata-rata 0,086

2 Minggu II Stasiun I Stasiun II Stasiun III

0,008 0,009 0,007

Rata-rata 0,008

3 Minggu III Stasiun I Stasiun II Stasiun III

0,005 0,008 0,006

Rata-rata 0,0063 Sumber : Data Primer 2012. Standar konsentrasi arsen pada air adalah 0,05 mg/L

(SNI, 2009)

No Nama Biota Konsentrasi Arsen (mg/kg) 1. Clarias Batracus 1,1 2. Cyprinus Carpio sp 0,039 3. Anadara sp 1,703

Page 11: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Tabel 3. Konsentrasi Arsen Pada Sedimen di Tiga Titik dengan Tiga Minggu Waktu Pengulangan Lokasi Sungai Pangkejene Tahun 2012

No Waktu

Pengambilan Sampel

Titik Pengambilan Sampel

Konsentrasi Arsen (mg/kg)

1 Minggu I Stasiun I Stasiun II Stasiun III

10,4 73,96

17,773 Rata-rata 34,044

2 Minggu II Stasiun I Stasiun II Stasiun III

0,34 0,76 0,39

Rata-rata 0,496

3 Minggu III Stasiun I Stasiun II Stasiun III

0,18 0,899 0,18

Rata-rata 0,419 Sumber : Data Primer 2012. Standar konsentrasi arsen pada sedimen adalah

10 mg/kg (National academy of Science thn 1977)

Gambar 1. Distribusi Rata-Rata RQ Untuk Pajanan 30 Tahun pada Responden di Desa BiringEre dan Taraweang Kecamatan Bungoro Tahun 2012

21

2629

13

63 2

0

5

10

15

20

25

30

35

0,0000 -0,5000

0,5001 -1,0000

1,0001 -1,5000

1,5001 -2,0000

2,0001 -2,5000

2,5001 -3,0000

≥3,0001

Jum

lah

Res

pond

en

Rata-rata RQ 30 Tahun

Page 12: RISIKO PAPARAN ARSEN PADA MASYARAKAT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2eb383b28e5a7ce1a1372b81eead68d9.pdf · granosa) yaitu 0,05382 mg/kg, Kerang bulu (Anadara antiquata) ... 1,0

Tabel 4. Distribusi statistik variabel konsentrasi, arsen dalam ikan cyprinus carpio sp., ikan clarias batracus, anadara sp, frekuensi paparan biota dan air, durasi pajanan, laju konsumsi biota dan air berat badan, rq pajanan 30 tahun dan rq pajanan 70 tahun di desa biringere dan taraweang kecamatan bungoro tahun 2012

Variabel

Mean Median

Min Maks

95% CI SD p-value Klomogorov

Smirnov Konsentrasi As dalam ikan Cyprinus Carpio sp (mg/kg)

Tidak Dilakukan uji distribusi dikarenakan pengukuran ikan hanya sekali sehingga konsentrasi yang didapat homogen

Konsentrasi As dalam ikan Clarias Batracus (mg/kg)

Tidak Dilakukan uji distribusi dikarenakan pengukuran ikan hanya sekali sehingga konsentrasi yang didapat homogen

Konsentrasi As dalam Anadara sp (mg/kg)

Tidak Dilakukan uji distribusi dikarenakan pengukuran kerang hanya sekali sehingga konsentrasi yang didapat homogen

Konsentrasi As dalam Air Sungai (mg/L)

Tidak dilakukan uji distribusi pengukuran air

Frekuensi pajanan ikan Cyprinus Carpio sp (hari/tahun)

115,49 96,00

48 269

109,63 121,35

29,543 0,000

Frekuensi pajanan ikan Clarias Batracus (hari/tahun)

58,80 60,00

24 108

53,72 63,88

25,612 0,000

Frekuensi pajanan Anadara sp (hari/tahun)

23,76 24,00

0 48

21,21 26,31

12,875 0,000

Frekuensi pajanan air (hari/tahun)

186,08 137,00

89 365

169,68 202,48

82,631 0,000

Durasi Pajanan (tahun)

30,49 30,00

1 73

27,41 33,57

15,506 0,200

Laju konsumsi ikan Cyprinus Carpio sp (g/hari)

208,00 160,00

80 480

193,55 222,45

72,808 0,000

Laju konsumsi ikan Clarias Batracus (g/hari)

184,00 160,00

40 600

162,45 205,55

108,619 0,000

Laju konsumsi Anadara sp (g/hari)

149,40 150,00

0 350

131,82 166,98

88,624 0,000

Laju konsumsi air minum (L/hari)

Tidak dilakukan analisa karena homogen. Jumlah konsumsi air minum adalah (2L/hari)

Berat badan (kg)

56,01 54,00

40 91

53,79 58,23

11,208 0,000

Rata-rata RQ untuk pajanan 30 tahun

1,1035172 1,0364450

0,00008 3,70371

0,962619 1,244415

0,710094

0,067

Rata-rata RQ untuk pajanan 70 tahun

0,472979 0,444235

0,00008 1,58735

0,412594 0,533364

0,304326 0,067

* Menggunakan Uji Shapiro-Wilk, dikarenakan jumlah data kurang dari 50 (Dahlan, 2009).