ringkasan evaluasi print

97
TUGAS Rangkuman Evaluasi Pendidikan “Materi” Oleh: RIA SITA ARISKA (06091410009) PRODI : PEND. KIMIA’09 Kampus Palembang Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli L., M.Si Dosen Pengasuh Mata Kuliah: Drs. M. Hadeli L., M.Si 1 Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran Kimia Oleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Upload: gina-adrian-bahri

Post on 08-Feb-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eva

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Evaluasi Print

TUGASRangkuman Evaluasi

Pendidikan

“Materi”

Oleh:

RIA SITA ARISKA (06091410009)

PRODI : PEND. KIMIA’09 Kampus Palembang

Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli L., M.Si

Dosen Pengasuh Mata Kuliah:Drs. M. Hadeli L., M.SiRodi Edi ., S.Pd ., M.Si

1Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 2: Ringkasan Evaluasi Print

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYATahun Ajaran 2010/2011

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb...Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat rahmat, karunia serta hidayahnya jualah sehingga saya mampu menyelesaikan tugas pembuatan ringkasan materi pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran mata kuliah evaluasi pendidikan ini. Ringkasan ini merupakan salah satu Tugas Akhir Semester untuk mata kuliah Evaluasi pendidikan. Tak lupa pula Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar muhammad saw.

Ringkasan materi ini berisikan mengenai keseluruhan dari apa yang telah dipelajari selama satu semester ini. Ringkasan ini juga sekaligus sebagai pegangan kami khususnya saya sebagai mahasiswa untuk bisa mengukang-ulang materi pelajaran agar lebih memahami dan mengerti secara keseluruhan.

Saya sadari betul bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan agar dalam pembuatan tugas-tugas makalah yang selanjutnya akan bisa jadi lebih baik lagi dari sekarang. Dan mohon maaf apabila ada kata-kata di dalam makalah ini yang menyinggung baik disengaja maupun tidak disengaja atau pun yang membuat tidak nyaman, karena saat ini

2Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 3: Ringkasan Evaluasi Print

saya masih dalam proses belajar. Dan kepada Allah saya mohon ampun.

Saya ucapkan banyak terima kasih kepada ibu dan bapak saya yang selalu mensupport saya agar terus berusaha dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas sebagau kewajiban dalam menempuh mata kuliah ini , tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah evaluasi pendidikan ini Drs. M. Hadeli L., M.Si dan Rodi Edi ., S.Pd ., M.Si atas bimbingannya selama ini dalam menempuh mata kuliah evaluasi ini. Dan semoga ringkasan yang berisikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru dalam evaluasi pendidikan dapat berguna serta penuh manfaat bagi setiap orang yang membacanya. Amin...

Wassalamuallaikum Wr. Wb..Palembang, 12

Desember 2010Penulis,RIA SITA ARISKA

(i)

DAFTAR IS I

Kata Pengantar...................................................................................................................(i)Daftar Isi...........................................................................................................................(ii)

3Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 4: Ringkasan Evaluasi Print

BAB I. Pendahuluan........................................................................................................(1)BAB II. Teknik Evaluasi Hasil Belajar.....................................................................................(5)BAB III. Teknik Tes dan Teknik Nontes sebagau Alat Evaluasi Hasil Belajar..............(8)BAB IV. Teknik Penyusunan dan pelaksanaan Tes Hasil Belajar...................................(14)BAB V. Teknik Pengujian Validitas dan Validitas Item Tes Hasil Belajar..................(21)BAB VI. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar................................................(25)BABVII. Teknik Pemeriksaan, Pemberian skor dan pengolahan Tes hasil Belajar.....(30)BAB VIII. Teknik Penganalisisan Item Tes Hasil Belajar................................................(36)BAB IX. Tes intelegensi dan Bakat Khusus..........................................................................(42)

Ringkasan Berdasarkan Power Point saat Kuliah......................................................................(48)

4Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 5: Ringkasan Evaluasi Print

(ii)BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi PendidikanEvaluasi adalalah nilai, Evaluasi pendidikan dapat

diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

B. Hubungan Antara Penilaian dengan PengukuranPerbedaan antara perngukuran dengan penilaian

Wandt dan Brown (1977) menyatan: Pengukuran adalah suatu tindakan atau roses untuk menentukan luas atau kuantitatif dari sesuatu; ia akan memberikan jawab atas pertanyaan, adapun penilaian atau evaluasi yaitu sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu itu,akan memberikan jawab atas pertanyaan.

C. Perbedaan Antara Penilaian dan Penelitian Sekalipun antara penilaian dan penelitian terdapat

kesamaan atau setidak-tidaknya mendekati sama, yaitu dari segi tahapan atau langkah-langkah pelaksanaannya, yaitu diawai dengan perencanaan yang sistematis,

5Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 6: Ringkasan Evaluasi Print

pengumpulan data, pengolahan, analisis dan interprestasi terhadp data yang telah berhasil dihimpun dalam kedua jenis kegiatan itu; namun diantara kedudukannya itu terdapat perbedaan yang bersifat mendasar.

D. Fungsi Evaluasi Pendidikan Untuk mengetahui persiapan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah

dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

Untuk mengetahui apakah suatu materi yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan materi yang baru atau harus mengulang materi yang lampau

Untuk mndapatkan bahan informasi yang menentukan apakah seorang peserta didik bisa naik kelas atau tingkat yang lebih tinggi atau tidak

Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum

Untuk menafsirkan apakah seseorang peserta didik sudah cukup matang untuk dilepaskan kedalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

Untuk mengetahui efesiensi kerja metode pembelajaran yang telah digunaan

E. Tujuan Evaluasi Pendidikan Mengembangkan kemampuan berkonsentrasi Meningkatkan kecakapan menghapal Meningkatkan kecakapan mendengar Mempelajari fakta, konsep, prinsip, teori

6Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 7: Ringkasan Evaluasi Print

Meningkatkan kecakapan menyimak Menyajikan entry behavior atau kemampuan awal

mahasiswa

F. Kegunaan Evalusi Pendidikan1. Terbentuknya kemungkinan bagi evaluator guna

memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan

2. Terbentuknya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan ,dengan tujuan yang hendak dicapai

3. Terbentuknya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan ,penyesuain dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik- baiknya.

G. Klasifikasi Evaluasi Pendidikan

1. Klasifikasi evaluasi pendidikan dengan mendasarkan diri pada fungsi yang dimiliki oleh evaluasi dalam proses pendidikan

Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan –kebutuhan psikologis

Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan –kebutuhan didaktik

2. Klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber dari kegiatan evaluasi untuk kepentingan pengambilan keputusan pendidikan

7Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 8: Ringkasan Evaluasi Print

Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada banyaknya orang yang

terlibat dalam pengambilan keputusan pendidikana) Evaluasi pendidikan dalam rangka

pengambilan keputusan pendidikan yang bersifat induvidual

b) Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusan pendidikan yang bersifat institusional

Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya keputusan pendidikan

a) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat didaktik

b) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan pendidikan yang bersifat bimbingan dan penyuluhan

c) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat administratif

d) Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah

Evaluasi pendidikan yang dilatarbelakangi oleh pertanyaan ;kapan, atau pada bagian manakah evaluasi itu seharusnya dilaksanakan

a) Evaluasi formatif b) Evaluasi sumatif

8Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 9: Ringkasan Evaluasi Print

H. Obyek atau Sasaran Evaluasi Pendidikan Aspek kemampuan Aspek kepribadian Aspek sikap

I. Subyek (Pelaku) Evaluasi PendidikanYaitu orang yang melakukan pekerjaan evaluasi

dalam bidang pendidikan. Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu.

J. Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan diSekolah Evaluasi mengenai program pengajaran

a. evaluasi terhadap tujuan pengajaranb. evaluasi terhadap isi program pengajaranc. evaluasi terhadap strategi belajar mengajar

Evaluasi mengenai program pelaksanaan pengajarana. kesesuaian antara proses belajarb. kesiapan guruc. kesiapan siswad. minat dan perhatian siswae. keaktifan siswaf. peranan bimbingan terhadap siswag. komunikasi guru dan muridh. motivasi terhadap siswai. pemberian tugas-tugas terhadap siswaj. upaya dampak negatif terhadap siswa

Evaluasi mengenai hasil belajar (hasil pengajaran)a. evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta

didik terhadap tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas

9Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 10: Ringkasan Evaluasi Print

evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tukuan-tujuan umum pengajaran.

BAB IITEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR

A. Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar Prinsip Keseluruhan

Prisnsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip komprehensif (comprehensif). Evaluasi 9belajar akan berhasil dengan baik jika pelaksanaan nya secara bulat, utuh, atau seluruhnya , tidak boleh dilakukan secara terpisah, atau sepotong- potong. Ini berari evaluasi harus dapat mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku siswa seperti aspek kognetif, aspek afektif, aspek psikomotorik

Prinsip Kesinambungan Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan prinsip kontinuitas (continuity). Evaluasi hasil belajar dilakukan secara teratur dan kontinunya atau terus menerus dari waktu kewakt. Dengan demikian evaluator dapat mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik dari awal sampai akhir mengikuti suatu program atau jenjang disuatu lembaga pendidikan. Agar tujuan pengajaran sebagaimana telah dirumuskan pada Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dapat dicapai dengan sebaik – baiknya.

Prinsip ObyektivitasEvaluasi hasil belajar harus dilepas dari faktor-faktor subyektif, untuk itu seorang evaluator harus bersikap

10Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 11: Ringkasan Evaluasi Print

netral, apa adanya sesuai dengan obyeknya dan tidak boleh mementingkan diri.

B. Ciri – Ciri Evalusi Belajar1. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur

keberhasilan belajar peserta didik, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung

2. Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif. Hasil- hasil pengukuran itu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik untuk pada akhirnya diinterprestasikan secara kuanlitatif.

3. Pada kegiatan evaluasi hasil belajar, umumnya digunakan unit – unit atau satuan-satuan yang tetap. Hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa pada tiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen. Jika dihadapkan pada suatu tes hasil belajar, maka prestasi belajar yang mereka raih akan tertulis dalam bentuk kurva normal.

4. Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu kewaktu bersifat relatif, dalam arti bahwa hasil evaluasi terhadap keberhasilan belajar pada umumnya tidak selalu menunjukan kesamaan atau keajegan. Jadi evaluasi yang diberikan pada tahap pertama kepada suatu subyek, belum tentu hasilnya sama dengan pemberian evaluasi pada tahap-tahap berikutnya untuk subyek tersebut.

5. Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan dengan pengukuran (error). Ada dua kemungkinan kekeliruan, mungkin nilai yang diberikan itu lebih rendah dibandingkan dengan nilai sebenarnya yang

11Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 12: Ringkasan Evaluasi Print

dimiliki oleh peserta didik atau mungkin juga sebaliknya. Nilai yang diberikan itu lebih tinggi, dibandingkan nilai yang dimiliki oleh peserta didik.Menurut J.P. Guilford, banyaknya sumber – sumber kekeliruan pengukuran atau error ada empat hal yang dipandang erat hubungannya dengan kekeliruan pengukuran:(1)Kekeliruan pengukuran yang bersumber dari kekeliruan

sampling, yaitu kekeliruan yang dibuat oleh tester di dalam menentukan butir – butir item sebagai sampel bahan ajar yang harus diujikan.

(2)Kekeliruan pengukuran yang bersumber dari kekeliruan scoring, yaitu kekeliruan dalam memelakukan pemberian skor.

(3)Kekeliruan pengukuran yang bersumber dari kekeliruan ranking, yaitu kekeliruan yang diperbuat oleh pemberi skor (scorer) dalam menentukan urutan kedudukan skor skor yang dimiliki oleh para peserta didik dalam suatu tes atau ujian.

(4) Kekeliruan pengukuran bersumber dari kekeliruan guessing, yaitu kekeliruan yang terjadi sebagai akibat permainan spekulasi atau tebak terka dikalangan tes – tes dalam memberikan jawaban terhadap butir soal yang diajukan kepada mereka.

C. Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik Sebagai Obyek Evaluasi Hasil Belajar

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

12Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 13: Ringkasan Evaluasi Print

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

D. Langkah – Langkah Pokok Dalam Evaluasi Hasil Belajar Pilih beberapa topik atau konsep yang baru atau akan

dipelajari Suruh siswa atau mahasiswa menyiapkan satu lembar

kertas Perintah mahasiswa untuk menulis materinya Korelasi

E. Teknik – Teknik Evaluasi Hasil Belajar diSekolah Teknik tes

Maka evaluasi hasil proses pembelajaran disekolah itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik.

Teknik nontesMaka evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.

BAB IIITEKNIK TES DAN TEKNIK NONTES

SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

A. Teknik Tes

13Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 14: Ringkasan Evaluasi Print

Merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara induvidu yang satu dengan induvidu lainnya.

1. Pengertian TesTest adalah alat atauprosedur yang dipergunakan

dalam rangka pengukuran dan penilaian; testing dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan test, atau pembuat tes; testee adalah pihak yang sedang dikenai tes (peserta tes atau peserta ujian) atau pihak yang sedang dikenai percobaan. Yaitu cara (yang dapat dipergunakan ) atau prosedur (yang peru ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan –pertanyaan yang harus dijawab). Atau perintah- perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang dilambangkan tingkah laku atau prestasi testee ; nilai mana dapat membandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

2. Fungsi Tesa) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam

hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

b) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pegajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah

14Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 15: Ringkasan Evaluasi Print

seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.

3. Penggolangan Tesa) Penggolangan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat

pengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik1. tes seleksi

Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.2. tes awal

Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yangmudah-mudah.3. tes akhir

Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.4. tes diagnostik

Tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaranyang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pembelajaran tertentu. Tes ini dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.

15Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 16: Ringkasan Evaluasi Print

5. tes formatifYaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik ”telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pemelajaran dalam jangka waktu tertentu. 6. tes sumatif

Yaitu tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tujuannya yaitu untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Penggolangan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diucapkan1. Tes Intelegensi (intellegency test), yakni tes yang

dilaksanakan dengan tujuan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

2. Tes Kemampuan (aptitude test), yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.

3. Tes Sikap (attitude test), yaitu untuk mengungkapkan predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia skitarnya.

4. Tes Kepribadian (personality test), yakni tes yang bertujuan mengungkapkan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah,

16Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 17: Ringkasan Evaluasi Print

seperti gaya berbicara, cara berpakaian, nada suara, hobi dan sebagainya.

5. Tes Hasil Belajar, yakni tes untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi.

c) Penggolangan lain-lainBanyaknya orang yang mengikuti tes, dibedakan 2 golongan yaitu ; Tes induvidual, yakni tes dimana tester hanya

berhadapan dengan satu orang tester saja. Tes kelompok, yakni tes dimana tester berhadapan

dengan lebih dari satu orang tester.Dari segi waktu, dibedakan 2 golongan, yaitu ; Power test, yakni tes dimana waktu yang disediakan

buat tester untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi

Speed test, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.

Dari segi bentuk respon, dibedakan dua golongan, yaitu; Verbal test, yakni tes yang menghendaki respon

dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.

Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.

Cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabnnya, dibedakan 2 golongan, yaitu ; Tes tertulis Tes lisan

17Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 18: Ringkasan Evaluasi Print

B. Teknik NontesYaitu dilakukan tanpa ”menguji” peserta didik, melainkan

dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis ,melakukan wawancara, penyebaran angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen. Teknis non tes ini pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup dan ranah keterampilan.1. Pengamatan (Observation)

Yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan baik secara partisipasif maupun nonpartisipatif. Dapat juga berbentuk eksperimental dan noneksperimental, berpartisipasi dan non partisipasi, dalam bentuk sistematis dan nonsistematis. Kebaikan ; Data observasi itu diperoleh secara langsung dilapangan,

yakni dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan atau ekspresi peserta didik didalam melakukan sesuatu.

Data hasil observasi dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing induvidu peserta didik.

Kelemahan ; Observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar

tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar.

Kepribadian dari observasi atau evaluator juga acapkali mewarnai atau menyelinap masuk kedalam penilaian yang dilakukan dengan cara observasi.

18Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 19: Ringkasan Evaluasi Print

Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkapkan ”kulit luar” nya saja, belum dapat diungkapkan secara tuntas.

2. Wawancara (Interview)Yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muda, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.Ada 2 jenis wawancara yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi, yaitu :

Wawancara terpimpin (ada moderatonya), Wawancara tidak terpimpin

Kelebihan ; bahwa dengan melakukan wawancara, pewawancara sebagai evaluator (dalam hal ini adalah guru, dosen, dan lain-lain ) dapat melakukan kontak langsung dengan peserta didik yang akan dinilai, sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan mendalam.Kelemahan ;

Jumlah responden terbatas Responden gugup menjawab Masalah bahasa Penyesuaian diri dengan responden

3. Angket (Questionnaire)Yaitu suatu cara atau alat yang digunakan untuk pengambilan data atau informasi berupa daftar pertanyaan atau isian atau pilihan yang diberikan kepada sekelompok responden untuk dijawab atau disi.Pengelompokan angket ;

19Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 20: Ringkasan Evaluasi Print

Angket langsung Angket tidak langsungTujuan angket ; memperoleh data tentang latarbekakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.Kelebihan ; Sederhana Jangkauan luas Tidak begitu ketat waktu Jumlah respon bisa banyak bisa sedikit Tidak grogi dalam menjawabKelemahan ; Asal jawab Buta huruf tidak bisa menjawab Terlalu fermalistic Ikut-ikutan dalam menjawab Tunanetra tidak bisa menjawab

4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)Kelebihan ; Mudah diperoleh Tidak memerlukan biaya yang tinggi Bisa dilakukan kapan sajaKelemahan ; Kadang-kadang datanya tidak akurat lagi Data dibuat-buat dan sulit menemui pihak-pihak yang

menyimpan dokumen tersebut Informasi kurang lengkap

20Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 21: Ringkasan Evaluasi Print

BAB 4Teknik Penyusunan dan Pelaksanaan Tes Hasil Belajar

A. Ciri-Ciri Tes Hasil Belajar yang Baik1. Tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki

validitas. Kata “valid” sering diartikan dengan: tepat, benar, shahih, abash, jadi kata validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan, atau keabsahan. Sebuah tes dikatakan telah memiliki “validitas” apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, dan telah dapat mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.

2. Tes hasil belajar tersebut telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliable. Kata “reliabilitas” sering diterjemahkan dengan keajengan (= stability) atau kematapan(= consistency). Artinya sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetp sama atau stabil. Untuk mengetahui tes hasil belajar sudah memiliki reliabilitas yang tinggi atau rendah digunakan tiga jenis pendekatan, yaitu: (a) pendekatan single test atau single trial, (b) pendekatan test retest dan (c) pendekatan alternate forms

3. Tes hasil belajar tersebut bersifat obyektif. Dalam hubungan ini sebuah tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai tes hasil belajar yang obyektif, apabila tes

21Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 22: Ringkasan Evaluasi Print

tersebut disusun dan dilaksanakan “menurut apa adanya”.

4. Tes hasil belajar tersebut bersifat praktis dan ekonomis. Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah karena tes itu sederhana dan lengkap. Bersifat ekonomis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan tidak memerlukan tnaga serta biaya yang banyak.

B. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Penyusunan Tes Hasil Belajar

1. Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instrukional.

2. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap mewakili seluruh performance yang telah diperoleh selama peserta didik mengikuti suatu unit pengajaran.

3. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri.

4. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pernyataan tersebut mengandung makna, bahwa desain tes hasil belajar harus disusun relevan dengan kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing jenis tes.

5. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan. Artinya setelah tes hasil belajar itu

22Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 23: Ringkasan Evaluasi Print

dilaksanakan berkali-kali terhadap subyek yang sama, hasilnya selalu sama atau relative sama. Dengan demikian tes hasil belajar itu hendaknya memiliki keajengan hasil pengukuran yang tidak diragukan lagi.

6. Tes hasil belajar disamping, harus dapat dijadikan alat pengukur keberhailan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.

C. Bentuk-Bentuk Tes Hasil Belajar dan Teknik Penyusunannya

1. Tes Hasil Belajar Bentuk Uraiana. Pengertian Tes Uraian

Tes uraian (essay test atau tes subyektif), adalah tes hsil belajar yang memiliki karakteristik yaitu: Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah

yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umunya cukup panjang.

Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.

Jumlah butir soal umunya terbatas, yaitu berkisar antara lima sampai sepuluh butir.

Pada umunya butir soal diawali dengan kata-kata: “Jelaskan…….”, ‘Terangka…….”, “Uraikan…….”, “Mengapa……”, “Bagaimana…..”.

b. Penggolongan Tes Uraian

23Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 24: Ringkasan Evaluasi Print

Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: Tes Uraian Terbuka, jawaban yang dikehendaki

muncul dari testee sepenuhnya diserahkan kepada testee itu sendiri.

Tes Uraian Terbatas, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (dibatasi).

c. Ketepatan Penggunaan Tes UraianTes hasil belajar bentuk uraian sebagai salah satu

alat pengukur hasil belajar, tepat dipergunakan apabila pembuat soal disamping ingin mengungkap daya ingat dan pemahaman tstee terhadap materi pelajaran yang dinyatakan dalam tes, juga dikehendaki untuk mengungkap kemampuan testee dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya. Kecuali itu tes subyektif ini tepat dipergunakan apabila jumla testee terbatas.

d. Segi-segi Kebaikan dan Kelemahan Tes UraianKeunggulan:

1. Merupakan jenis tes hasil belajar yang pembuatannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

2. Dapat mencegah kemungkinan timbulnya permainan spekulasi di kalangan testee.

3. Penyusun soal akan dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan penguasaan testee dalam memahami materi.

4. Testee akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan menggunakan

24Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 25: Ringkasan Evaluasi Print

susunan kalimat dan gaya bahasa hasil olahan sendiri.

Kelemahan:1. Tes ini kurang dapat menampung atau

mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan kepada testee.

2. Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit.

3. Dalam pemberian skor hasil tes uraian, terdapat kecenderungan bahwa testee lebih banyak bersifat subyektif.

4. Pekerjaan koreksi terhadap lembar jawaban hasil tes uraian sulit untuk diserahkan kepada orang lain, sebab pada tes uraian orang paling yang paling tahu mengenai jawabannya adalah pembuat soal sendiri.

5. Daya validitas dan reliabilitas yang dimiliki oleh tes ini pada umunya rendah.

e. Petunjuk Operasional dalam Penyusunan Tes Uraian1. Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian,

diusahakan mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan.

2. Hendaknya diusahakan agar susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan susunan kalimat yang terdapat dalam buku pelajaran.

3. Setelah butir-butir soal tes uraian dibuat, hendaknya segera disusun dan dirumuskan secara tegas, bagaimana seharusnya jawaban yang dikehendaki.

25Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 26: Ringkasan Evaluasi Print

4. Dalam penyusunannya hendaknya diusahakan agar pertanyaan-pertanyaan jangan dibuat seragam.

5. Kalimat soal hendaknya disusun secara ringkas, padat dan jelas.

6. Hendaknya dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal tersebut.

2. Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektifa. Pengertian Tes Obyektif

Tes obyektif atau tes jawaban pendek adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items.

b. Penggolongan Tes Obyektif1. Tes Obyektif Bentuk Benar Salah (true – False

Test)Adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan, pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah.

2. Tes Obyektif Bentuk MatcingAdalah tes obyektif yang memiliki ciri-ciri terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban, tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban yang telah disediakan sehingga sesuai atau cocok dari pertanyaannya.

3. Tes Obyektif Bentuk Melengkapi

26Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 27: Ringkasan Evaluasi Print

Adalah tes yang melengkapi atau menyempurnakan, yaitu salah satu jenis tes obyektif yang memiliki ciri, terdiri atas susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan, dan diganti dengn titik-titik.

4. Tes Obyektif Bentuk IsianAdalah tes yang berbentuk cerita atau karangan. Kata-kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa diantaranya dikosongkan (tidak dinyatakan), sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.

5. Tes Obyektif Bentuk Pilihan GandaAdalah salah satu tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.

c. Ketepatan Penggunaan Tes ObyektifTes obyektif tepat digunakan apabila tester berhadapan dengan kenyataan seperti:

• Peserta tes jumlahnya cukup banyak• Penyusun tes telah memiliki kemampuan dan

bekal pengalaman yang luas dalam menyusun butir-butir soal tes obyektif.

• Penyusun tes memiliki waktu yang cukup longgar dalam mempersiapkan penyusunan butir-butir soal tes obyektif.

• Penyusun tes merencanakan, bahwa butir-butir soal tes obyektif itu tidak hanya akan

27Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 28: Ringkasan Evaluasi Print

dipergunakan dalam satu kali tes saja, melainkan akan dipergunakan lagi.

• Penyusun tes mempunyai keyakinan penuh bahwa dengan menggunakan butir-butir soal tes obyektif yang disusunnya itu, akan dapat dilakukan penganalisaan.

• Penyusun tes berkeyakinan penuhbahwa dengan mengeluarkan butir-butir soal tes obyektif, maka prinsip obyektivitas akan lebih mungkin untuk diwujudkan.

d. Segi-segi Kebaikan dan Kelemahan Tes ObyektifKeunggulan:

• Tes obyektif sifatnya lebih representative dalam hal mencakup dan mewakili materi yang telah diajarkan keapada peserta didik.

• Tes obyektiflebih memungkinkan bagi tester untuk bertindak lebih obyektif, baik dalam mengoreksi, menentukan bobot skor maupun menentukan nilai hasil tesnya.

• Mengoreksi hasil tes obyektif adalah jauh lebih mudah dan lebih cepat.

• Berbeda dengan tes uraian, maka tes obyektif memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk ditugasi mengoreksi hasil tes tersebut.

• Butir-butir soal pada tes obyektif, jauh lebih mudah dianalisis, baik analisis dari segi derajat kesukaran, daya pembedanya, validitas maupun reliabilitas.

Kelemahan:1. Menyusun butir-butir soal tes ini adalah tidak

semudah seperti halnya menyusun tes uraian.28

Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 29: Ringkasan Evaluasi Print

2. Tes obyektif pada umunya kurang dapat mengukur proses berpikir yang tinggi atau mendalam.

3. Dengan tes obyektif, terbuka kemungkinan bagi testee untuk bermain spekulasi, tebak terka, adu untung dalam memberikan jawaban.

4. Cara memberika jawaban soal pada tes obyektif, di mana dipergunakan symbol-simbolhuruf yang sifatnya seragam.

e. Petunjuk Operasional Penyusunan Tes Obyektif• Pembuat soal tes harus membiasakan diri dan

sering berlatih, sehingga akan dapat merancang dan menyusun butir-butir soal tes obyektif dengan lebih baik dan sempurna.

• setiap kali alat pengukuran hasil belajar berupa tes obyektif itu selesai dipergunakan, hendaknya dilakukan penganalisaan item, dengan tujuan mengidentifikasi butir-buir item.

• dalam rangka mencegah timbulnya spekulasi yang tidak sehat, perlu disiapkan terlebih dahulu suatu norma yang memperhitungkan factor tebakan.

• dalam merancang dan menyusun butir-butir item tes obyektif hendaknya tester menggunakan alat Bantu.

• dalam menyusun kalimat soal tes obyektif, bahasa atau istilah yang dipergunakan hendaknya cukup sederhana, ringkas, jelas dan mudah.

D. Teknik Pelaksanaan Tes Hasil Belajar1 Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis

29Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 30: Ringkasan Evaluasi Print

2 Teknik Pelaksanaa Tes Lisan3 Teknik Pelaksanaan Tes Perbuatan, digunakan untuk

mengukur taraf kompetensif yang bersifat keterampilan (Psikomotorik)

BAB 5Teknik Pengujian Validitas dan Validitas Item Tes Hasil

Belajar

A. Teknik Pengujian Validitas Tes Hasil Belajar1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional

Tes hasil belajar yang telah dilakukan penganalisaan secara rasional ternyata memiliki daya ketepatan mengukur, disebut tes hasil belajar yang telah memiliki validitas logika (validitas rasional, validitas ideal, validitas dassollen). Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis. Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasioanal ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu”a. Validitas Isi (Content Validity)

30Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 31: Ringkasan Evaluasi Print

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sndiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan.

Jadi, pembicaraan tentang validitas isi lebih identik dengan pembicaraan tentang populasi dan sample. Dalam praktek, validitas isi dari suatu tes hasil belajar dapat diketehui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar, dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran. Upaya lain yang dapat ditempuh dalam rangka mengetahui validitas isi dari tes hasil belajar adalah dengan jalan menyelenggarakan diskusi panel.

b. Validitas Konstruksi (Construct Validity)Secara etimologis, kata “konstruksi” mengandung arti

susunan, kerangka atau rekaan. Dengan demikian, validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun secara terminologis, suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut ditinjau dari segi susunan, kerangka atau rekaannya telah dapat dengan secara tepat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori psikologis. Benjamin S. Bloom merincinya

31Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 32: Ringkasan Evaluasi Print

dalam tiga aspek kejiwaan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Validitas konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan penganalisaannya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional. Dengan demikian, kegiatan menganalisis validitas konstruksi ini dilakukan secara rasional, dengan berpikir kritis atau menggunakan logika. Penganalisaan validitas konstruksi juga dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan dikusi panel. Pengujian validitas ini pun dapat dilakukan baik sesudah maupun sebelum tes hasil belajar tersebut dilaksanakan.

2. Pengujian Validitas Tes Secara EmpirikValiditas empiric adalah ketepatan mengukur yang

didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiric. Dengan kata lain, validitas empiric adalah validitas yang bersumber pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan. Untuk dapat menentukan apakah tes hasli beljar sudah memiliki validitas empiric atau belum, dapat dilakukan penelusuran daru dua segi, yaitu:a. Validitas Ramalan (Predictive Validity)

Validitas ramalan dari suatu tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang. Untuk mengetahui apakah suatu tes hasil belajar telah memiliki validitas ramalan ataukah belum, dapat ditempuh dengan cara mencari korelasi antara tes

32Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 33: Ringkasan Evaluasi Print

hasil belajar yang sedang diuji validitas ramalannya dengan kriterium yang ada.

Jika diantara kedua variable tersebut terdapat korelasi positif yang signifikan, maka tes hasil belajar yang sedang diuji validitas ramalannya itu, dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki daya ramal yang tepat, artinya: apa yang telah diramalkan, betul-betul telah terjadi secara nyata dalam praktek. Dalam rangka mencari korelasi antara tes hasli belajar yang sedang diuji validitas ramalannya dengan kriterium yang telah ditentukan itu, cara sederhana yang paling sering digunakan adalah dengan menerapkan Teknik Analisis Korelasional Product Moment dari Karl Pearson. b. Validitas Bandingan (Concurrent Validity)

Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya. Validitas bandingan juga sering dikenal dengan istilah: validitas sama saat, validitas pengalaman dan validitas ada sekarang.

Dikatakan sama saat, sebab validitas tes itu ditentukan atas dasar data hasil tes yang pelaksanaannya dilakukan pada kurun waktu yang sama (= jangka pendek). Dikatakan pengalaman sebab validitas tes tersebut ditentukan atas dasar pengalaman yang telah diperoleh. Dikatakan ada sekarang, sebab setiap kali kita menyebut istilah pengalaman, maka istilah itu akan selalu kita kaitkan dengan hal-hal yang telah ada atau hal-hal yang telah terjadi pada waktu yang lalu, sehingga data mengenai pengalaman masa lalu itu pada saat sekarang ini

33Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 34: Ringkasan Evaluasi Print

sudah ada ditangan. Dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang mencerminkan pengalaman yang diperoleh pada masa lalu itu, kita bandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh sekarang ini.

B. Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar Pengertian Validitas Item

Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah, ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Erat hubungan antara butir item dengan tes hasil belajar sebagai suatu totalitas itu kiranya dapat dipahami dar kenyataan, bahwa semakin banyak butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasl tes tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir-butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau semakin menurun.

Validitas tes itu akan sangat dipengaruhi oleh, atau sangat tergantung pada validitas yang dimiliki oleh masing-masing butir item yang membangun tes tersebut. Makna yang terkandung dalam pernyataan itu lebih lanjut adalah, bahwa validitas dari masing-masing butir item yang membangun tes itu, akan dapat diketahui dengan jalan melihat besar kecilnya dukungan yang diberikan oleh masing-masing butir item yang bersangkutan terhadap tes sebagai keseluruhan.

Teknik Pengujian Validitas Item Tes Hasil Belajar34

Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 35: Ringkasan Evaluasi Print

Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistic: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Skor total di sini berkedudukan sebagai variable terikat (dependent vaiable), sedangkan skor item berkedudukan sebagai variable bebasnya (independent variable).

Menurut teori yang ada, apabila variable I berupa data diskret murni atau data dikotomik, sedangkan variable II berupa data kontinu, maka teknik korelasi yang tepat untuk digunakan dalam mencari korelasi antara variable I dengan vaiabel II itu adalah teknik korelasi point biserial, di mana angka indeks korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

r pbi =M p − M t

SDt √ pq

Di mana:rpbi = koefisien korelasi point biserial Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testerMt = skor rata-rata dari skor totalp = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir

item yang sedang diujiq = proporsi testee yang menjawab salah terhadap

butir item yang diuji

BAB 6Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar

35Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 36: Ringkasan Evaluasi Print

A. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian

Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya keajengan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum, pada umunya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus Alpha. Rumus yang dimaksud adalah:

r11 = ( nn−1 ) (1 −

∑ Si2

St2

)Keterangan:r11 = koefisien reliabilitas tesn = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes1 = bilangan konstan∑ S12 = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir itemSt2 = varian total

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umunya digunakan patokan sebagai berikut:a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70

berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliable).

b. Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).Dalam rangka penentuan reliabilitas tes hasil belajar

bentuk subyektif tersebut, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

36Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 37: Ringkasan Evaluasi Print

1. Menjumlahkan skor-skor yang dicapai oleh masing-masing testee. Kemudian mencari skor total yang dicapai oleh masing-masing testee untuk setiap item tersebut.

2. Mencari (menghitung) jumlah kuadrat item yang ada.3. Mencari atau menghitung varian dari skor item yang ada

dengan menggunakan rumus:

Si12 =

∑ Xi12 −

(∑ Xi12)

2

NN

Si22 =

∑ Xi22 −

(∑ Xi22)

2

NN dan

seterusnya.4. Mencari jumlah varian skor otem secara keseluruhan,

dengan menggunakan rumus:Si2

= Si12 + S

i22 + . .. . ..

5. Mencari varian total (St2) dengan menggunakan rumus:

St2

=∑ X

t2−

(∑ X t)2

NN

6. Mencari koefisien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus alpha.

r11 = ( nn−1 ) (1 −

∑ Si2

St2

)B. Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk

Obyektif1. Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk

Obyektif dengan Menggunakan Pendekatan Single Test-Single Trial

Dengan menggunakan pendekatan ini maka tinggi rendahnya reliabiltas tes hasil belajar bentuk obyektif dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya koefisien reliabilitas tes yang dilambangkan dengan r11. Adapun

37Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 38: Ringkasan Evaluasi Print

untuk mencari atau menghitung r11 dapat digunakan lima formula, yaitu:a. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan

Menggunakan Formula Spearman-BrowmanDikenal dengan istilah “teknik belah dua”. Disebut

“belah dua”, sebab dalam penentuan reliabilitas tes, penganalisaannya dilakukan dengan jalan membelah dua butir-butir soal tes menjadi dua bagian yang sama, sehingga masing-masing testee memiliki dua macam skor. Penerapan formula ini akan menghasilkan dua buah distribusi skor dan bahwa korelasi antara keduanya dipandang sebagai reliabilitas bagian dari butir-butir soal tes hasil belaja bentuk obyektif tersebut. Formulanya adalah:

rtt =2 rhh

1 + rhhdi mana:rtt = koefisien reliabilitas tes secara total (tt = total test)rhh = koefisien korelasi product mpment antara separoh (hh= half-half)1 & 2 = bilangan konstanUntuk mengetahui besarnya rhh dapat digunakan rums

berikut:

rhh =N ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y )

√ {N ∑ X2 − (∑ X )2} {N ∑ Y 2 − (∑ Y )2}b. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan

Menggunakan Formula FlanaganPada formula Flanagan reliabilitas tes yang tidak didasarkan pada ada tidaknya korelasi antara belahan I

38Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 39: Ringkasan Evaluasi Print

dan belahan II. Adapun formula yang diajukan flanagan yaitu:

r11 = 2 (1 −

S12 + S

22

St2

)di mana:r11 = koefisien rliabiltas tes secara totalitas2 & 1 = bilangan konstanS12 = varian yang termasuk belahan IS22 = varian yang termasuk belahan IISt2 = varian total dari hasil tes belahan I dan belahan II

c. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula RulonMenurut Rulon petunujuk tentang tinggi rendahnya reliabilitas tes itu dapat diperoleh lewat perbedaan antara skor-skor yang berhasil dicapai oleh testee pada belahan I dan belahan II. Rumusnya yaitu:

r11 = 1 −Sd2

St2

di mana:r11 = koefisien rliabiltas tes secara totalitas1 = bilangan konstanSd2 = varian perbedaan antarskor yang dicapai testee.St2 = varian total dari hasil tes belahan I dan belahan II

d. Pendekatan Single Test-Single Trial dengan Menggunakan Formula Kuder RichardsonPenentuan reliabilitas tes didasarkan pada separoh belahan pertama dan belahan kedua. Cara yang lebih

39Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 40: Ringkasan Evaluasi Print

tepat adalah apabila dilakukakan secara langsung terhadap butir-butir item tes yang bersangkutan.adapun formula yang digunakan adalah:

r11 = ( nn − 1 ) ( S t2 − ∑ piq i

St2

) di mana:r11 = koefisien rliabiltas tes secara totalitasn = banyaknya butir item1 = bilangan konstanSt2 = varian total dari hasil tes belahan I dan belahan IIPi = proporsi testee yang menjawab betulQi = proporsi testee yang menjawab salahΣ piqi = jumlah

e. Pendekatan Single Test – Single Trial dengan Menggunakan Formula C. HoytDalam menentukan reliabilitas tes hendaknya kita anggap bahwa data yang berupa skor-skor hasil tes itu kita anggap sebagai data hasil eksperimen, dimana faktor kedua atau klasifikasi I-nya adalah subyek, sedangkan faktor kedua atau klasifikasi II adalah itemDenganh menggunakan teknik analisis varian, maka koefisien reliabilitas tes dapat diperoleh:

r11 = 1 −MK e

MK s

Di mana:R11 = Koefisien reliabilitas tes1 = Bilangan konstanMKe = Mean kuadrat interaksi antara testee

dan itemMKs = Mean kuadrat antarsubyek

40Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 41: Ringkasan Evaluasi Print

2. Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan Menggunakan Pendekatan Test-RetestPada pendekatan ini maka pekerjaan analisis dalam rangka penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif didasarkan pada konsistensi dari ”batang tubuh” tes hasil belajar yang bersagkutan, yang terbangun dari kumpulan butir-butir item. Rumus yang dpat digunakan dalam pendekatan ini adalah:

ρ = 1 −6 ∑ D2

N (N2 − 1 )di mana:

ρ = koefisien korelasi antara variabel I dan IID = differenceN = banyaknya testee6 dan 1 = bilangan konstan

3. Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan Menggunakan Pendekatan Alternate Form (Double Test – Double Trial)

Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua buah tes yang diberikan kepada sekelompok subyek tanpa adanya tenggang waktu, dengan ketentuan bahwa kedua tes tersebut harus sejenis.

Dalam pelaksanaan pengujian reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan ini, skor-skor yang diperoleh dari kedua seri test dicari korelasinya. Jika terdapat korelasi pisitif yang signifikan maka dikatakan bahwa prestasi belajar dapat dikatakan reliable. Teknik korelsi yang digunakan bisa dipilih antara teknik korelasi product

41Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 42: Ringkasan Evaluasi Print

moment dari Pearson atau teknik korelasi rank order dari Spearman.

BAB 7Teknik Pemeriksaan, Pemberian Skor

Dan Pengolahan Tes Hasil Belajar

A. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Hasil Belajar1. Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Tertulis

Tes hasil belajar yang diselenggarakan secara tertulis dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: tes hasil belajar (tertulis) bentuk uraian (subjective test = essay test) dan hasil belajar (tertulis) bentuk obyektif (objective test). Karena kedua bentuk tes hasil belajar itu memiliki karakteristik yang berbeda, sudah barang tentu teknik pemeriksaaan hasil-hasilnya pun berbeda pula.

Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Hasil Belajar Bentuk UraianLangkah yang ditempuh oleh evaluator (tester)

dalam rangka melakukan evaluasi hasil belajar dengan menggunakan alat berupa tes hasil belajar bentuk uraian adalah, bahwa begitu soal tes uraian selesai disusun hendaknya tester segera membuat kunci jawaban/pedoman jawaban/ancar-ancar jawabannya. Pegangan atau patokan dalam pemeriksaan atau pengoreksian terhadap hasil-hasil tes uraian. Pemeriksaannya dengan jalan membandingkan antara jawaban yang diberikan oleh testee dengan pedoman

42Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 43: Ringkasan Evaluasi Print

atau ancar-ancar jawaban betul yang sebelumnya telah disusun.

Dalam pemeriksaan hasil – hasil tes uaraian ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: (1) Pengolahan dan penentuan nilai hasil tes uraian itu akan didasarkan pada standar mutlak atau (2) pengolahan dan penentuan nilai hasil tes subyekif itu akan didasarkan pada standar relative.

Teknik Pemeriksaan Hasil Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif

Memeriksa atau mengoreksi jawaban soal-soal tes obyektif pada umumnya dilakukan dengan jalan menggunakan kunci jawaban.Ada beberapa macam kunci jawaban yang dapat dipergunakan untuk mengoreksi jawaban soal tes obyektif, yaitu:

a) Kunci Berdampingan (Strip Key) yaitu, meletakkan kunci jawaban tersebut berjajar dengan lembar jawaban yang akan diperiksa.

b) Kunci Sistem Karbon (Carbon System Keys) c) Kunci Sistem Tusukan (Pinprick System Keys) yaitu,

untuk jawaban betul diberi tusukan dengan jarum besar atau paku, sementara lembar jawaban (pekerjaan testee) berada di bawahnya.

d) Kunci Berjendela (Window Keys)

2. Teknik Pemeriksaan dalam Rangka Menilai Hasil Tes LisanDalam hal ini, pemeriksaan terhadap jawaban – jawaban

testee hendaknya dikendalikan oleh pedoman yang pasti; misalnya:

43Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 44: Ringkasan Evaluasi Print

Kelengkapan jawaban yang diberikan oleh testee. Apakah jawaban – jawaban yang diberikan oleh testee sudah memenuhi atau mencakup semua unsure yang seharusnya ada, sesuai dengan pedoman jawaban betul yang telah disusun oleh tester.

Kelancaran testee dalam mengemukakan jawaban – jawaban. Pertanyaan yang diajukan kepada testee itu cukup lancer sehingga mencerminkan tingkat kedalaman atau tingkat pemahaman testee terhadap materi pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Kebenaran jawaban yang dikemukakan. Tester harus benar-benar memperhatikan jawaban – jawaban testee tersebut, apakah jawaban testee itu mengandung kadar kebenaran yang tinggi atau sebaliknya.

Kemampuan testee dalam mempertahankan pendapatnya. Apakah jawaban yang diberikan testee itu dengan penuh keyakinan akan kebenarannya ataukah tidak.

Berapa persen (%) kira-kira.

3. Teknik Pemeriksaan dalam Rangka Menilai Hasil Tes PerbuatanPada tes perbuatan, “pemeriksaa” hasil-hasilnya dilakukan

dengan menggunakan observasi (pengamatan). Sasaran yang diamati adalah tingkah laku, perbuatan, sikap dan sebagainya. Untuk dapat menilai hasil tes perbuatan itu diperlukan adanya instrument tertentu dan setiap gejala yang muncul diberi skor-skor tetentu pula.

B. Teknik Pemberian Skor Hasil Tes Hasil Belajar1. Pemberian Skor pada Tes Uraian

44Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 45: Ringkasan Evaluasi Print

Pada tes uraian, pemberian skor umumnya mendasarkan diri kepada bobot (=weight) yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat kesukarannya, atau atas dasar banyak sedikitnya unsure yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik (paling betul)2. Pemberian Skor pada Tes Obyektif

Pada tes obyektif, untuk memberikan skor umumnya digunakan rumus correction for guessing atau dikenal dengan istilah system denda.

Rumus skor akhir dengan memperhitungkan denda adalah sebagai berikut:

S = R −W0 − 1

Keterangan :S = Skor yang sedang dicariR = Jumlah jaawaban betul, yaitu jawaban yang

sesuai dengan kunci jawaban (R adalah singkatan dari Right=Betul)

W = Jumlah jawaban yang salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban (W adalah singkatan dari Wrong=Salah)

O = Option atau alternative (=kemungkinan jawaban), dimana pada tes obyektif bbentukvtrue false ini kemungkinan jawabnya hanya dua, yaitu B (Betul) atau S (salah)

1 = Bilangan konstan

C. Teknik Pengolahan dan Pengubahan (Konversi) Skor Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi Nilai

1. Perbedaan antara Skor dan Nilai

45Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 46: Ringkasan Evaluasi Print

Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (= memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka – angka bagi setiap butir item yang oleh testee telah dijawab dengan betul, dengan memperhatikan bobot jawaban betulnya.

Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah: angka atau huruf, yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Oleh karena itu nilai sering disebut skor standar (Standard Score).

Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan: seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh testee terhadap materi atau bahan yang diteskan, sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan

Dari uraian diatas jelas untuk sampai kepada nilai, mka skor-skor hasil tes yang pada hakikatnya masih merupakan skor-skor mentah itu perlu diolah lebih dahulu sehingga dapat diubah (dikonversikan) menjadi skor yang sifatnya baku atau standar (=Standard Score)

2. Pengolahan dan pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi Nilai Standar (Standard Score)Ada dua hal yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam

pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi skor standar atau nilai, yaitu: Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah

menjadi nilai itu ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:a) Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah

menjadi nilai dilakukan dengan mengacu atau 46

Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 47: Ringkasan Evaluasi Print

mendasarkan diri pada kriterium atau criterion (patokan). Atau sering dikenal dengan istilah criterion referenced evaluation, yang di tanah air kita dikenal dengan penilaian ber-Acuan Patokan (disingkat PAP)

b) Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Atau sering dikenal dengan istilah norm referenced evaluation, yang dalam dunia dikenal dengan istilah Penilaian ber-Acuan Norma (PAN) atau Penilaian ber-Acuan Kelompok(PAK).

Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dapat menggunakan berbagai macam skala, seperti: Skala lima (stanfive), yaitu nilai standar berskala lima atau nilai huruf A, B, C, D dan E., Skala sembilan (Stanine) yaitu nilai standar berskala sembilan dimana rentang nilainya dimulai dari 1 sampai 9., Skala sebelas (Stanel = standard eleven=eleven point scale, yaitu rentang nilai mulai dari 0 sampai 10), z score (nilai standar z ), dan T score (nilai standar T)

a. Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi Nilai Standar dengan Mendasarkan Diri atau Mengacu pada Kriterium (Criterion Referenced Evaluation)

Yang harus dipahami dalam penilaian beracuan kriterium ini mendasarkan diri pada asumsi, bahwa:

Mempunyai struktur hierarkis tertentu dan masing-masing taraf harus dikuasai secara baik sebelum testee tadi maju atau sampai pada taraf selanjutnya.

47Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 48: Ringkasan Evaluasi Print

Evaluator atau tester (dalam hal ini guru,dosen dan lain-lain) dapat mengidentifikasi masing-masing taraf itu sampai tuntas, atau setidak-tidaknya mendekati tuntas sehingga dapat disusun alat pengukurnya.

b. Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Hasil Belajar Menjadi Nilai Standar dengan Mendasarkan Diri atau Mengacu pada Norma atau Kelompok (Norm Referefced Evaluation)

Penilaian beracuan pada kelompok Bahwa pada setiap populasi peserta didik yang

sifatnya heterogen. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk

menentukan posisi relative (relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relative berada di “atas”, di “tengah” ataukah di “bawah”.

Dalam penentuan nilai hasil tes, skor mentah hasil tes yang dicapai oleh seorang peserta tes diperbandingkan dengan skor mentah hasil tes yang dicapai oleh peserta tes yang lain, sehingga kualitas yang dimiliki seorang peserta tes akan sangat tergantung kepada atau ditentukan oleh kualitas kelompoknya.

Jika dalam penentuan nilai standar digunakan standard an relative, maka prestasi kelompok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan metodestatistik, dimana prestasi kelompok atau nilai rata-rata kelas itu adalah identik dengan rata-rata hitung (arithmetic mean), yang dapat diperoleh dengan menggunakan salah satu rumus:

1)M x=

Σ XN atau

48Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 49: Ringkasan Evaluasi Print

2)M x=

Σ fXN atau

3)M x=M ' + i {Σ fx'

N }Dalam statistic, homogenitas atau tingkat heterogenitas

data dapat ditunjukkan oleh salah satu ukuran variabilitas data yang dipandang memiliki kadar ketelitian yang tinggi, yaitu deviasi standar (standard deviation), yang dapat diperoleh dengan rumus berikut ini:

1) SDx = √Σ x2

N atau

2) SDx = √Σ fx2

N atau

3) SDx = √Σ fx2

N− {Σ fX '

N }2

atau

4)SDx = i √ Σ fx2

N− {Σ fX '

N }2

49Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 50: Ringkasan Evaluasi Print

Nilai

10040

BAB 8 Teknik Penganalisisan Item Tes Hasil Belajar

A. PengantarApabila dalam tes hasil belajar dimana hamper seluruh

peserta tes “jatuh” – dalam arti: nilai – nilai hasil belajarnya sangat rendah, sehingga distrebusi frekuensi nilai-nilai hasil belajar itu membentuk kurva a-simetik miring ke kiri – maka tester(guru,dosen dan lain-lain) segera “menimpakan kesalahan” itu kepada testee (murid,siswa,mahasiswa dan lain-lain) ddengan menyatakan bahwa testee memang terdiri adari “anak-anak yang bodoh”.

Keterangan : Kurva a-simetrik miring kekiri, di mana sebagian besar testee “jatuh” (nilai – nilai testee yang berhasil mereka capai sabgat rendah)

50Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

0

Page 51: Ringkasan Evaluasi Print

Dalam menghadapi kenyataan seperti telah dilukiskan diatas ialah, bahwa dalam menghadapi kenyataan seperti itu tester hendaknya tanggap bahwa distribusi frekuensi nilai – nilai hasil tes yang membentuk kurva a-simetrik itu terjadi karena “ada sesuatu yang kurang beres”, sehingga perlu dilakukan antisipasi.

Keterangan: kurva a-simetrik miring ke kanan, dimana hamper seluruh testee berhasil meraih nilai-nilai hasil tes yang sangat tinggi.

Salah satu cara mengantisipasi keadaan yang tidak normal adalah dengan jalan melakukan penganalisian terhadap tes hasil belajar yang telah dijadikan alat pengukur dalam rangka mengukur keberhasilan belajar dari para peserta tes.

B. Teknik Penganalisisan Item Tes Hasil Belajar1. Teknik Analisis Derajat Kesukaran Item

51Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Nilai

0 10040

Page 52: Ringkasan Evaluasi Print

Butir- butir item tes hasil belajardimana seluruh testee tidak menjawab dengan betul - (karena terlalu sukar) – tidak tidak dapat disebut sebagai item yang baik. Sebaliknya jika butir – butir item tes hasil belajar dimana seluruh testee menjawab dengan betul – (karena terlalu mudah) – juga tidak dapat dimasukkan dalam kategori item yang baik.

Menurut Witherington , angka indek kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Angka indek kesukaran sebesar 0,00 (P=0,00) merupakan petunjuk bagi tester bahwa butir item tersebut termasuk dalam kategori item yang terlalu sukar. Sebaliknya, apabila angka indek kesukaran item itu adalah (P=1,00) bahwa butir item yang bersangkutan adalah termasukdalam kategori item yang terlalu mudah, sebab disini seluruh testee dapat menjawab dengan betul seluruh item yang bersangkutan (yang dapat menjawab dengan butir = 100% = 100 : 100 = 1,00).

Angka indek kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu :

P =N p

N Keterangan:

P = Proportion = proporsi = proporsa = difficulty index = angka indek kesukaran item

Np = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan

N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

52Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 53: Ringkasan Evaluasi Print

Rumus lainnya adalah:

P = BJS

Dimana: P = Proportion = proporsi = proporsa = difficulty

index = angka indek kesukaran itemB = Banyaknya testee yang dapat menjawab

dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan

JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.

Cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education mengemukakan sebagai berikut:

Besarnya P InterpretasiKurang dari 0,30 Terlalu sukar0,30 – 0,70 Cukup (sedang)Lebih dari 0,70 Terlalu mudah

Sedangkan menurut Witherington dalam bukunya berjudul Psycological Education adalah :

Besarnya P InterpretasiKurang dari 0,25 Terlalu sukar0,30 – 0,75 Cukup (sedang)Lebih dari 0,75 Terlalu mudah

2. Teknik Analisis Daya Pembeda Item

53Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 54: Ringkasan Evaluasi Print

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item hasil belajar untuk dapat membedakan (=mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai), dengan testee yang berkemampuannya rendah (=bodoh) demikian rupa sehingga rupa sehingga sebagaian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannyarendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul.

Mengetahui daua pembeda item itu sangat penting sekali,karena adanya anggapan bahwa kemampuan testee yang satu dengantestee yang lain itu berbeda – beda, dan bahwa butir – butir item tes yang mencerminkan adanya perbedaan – perbedaan kemampuan yang terdapat dikalangan testee tersebut.

Daya pembeda item itu dapatdiketahuti melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Angka indeks diskriminasi adalah sebuah angka atau bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda (discriminatory power) yang dimiliki oleh sebuah item. Discriminatory power dihitung atas dasar pembagian testee ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas (the higher group) – yakni kelompok bawah (the lower group) – yaitu kelompok testee yang tergolong bodoh.

Besarnya angka Klasifikasi InterpretasiIndeks DisriminasiItem (D)

54Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 55: Ringkasan Evaluasi Print

Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik

0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik

0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik

0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali

Bertanda negatif - Butir item yang

55Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 56: Ringkasan Evaluasi Print

bersangkutan telah memiliki daya pembeda negatif (jelek sekali)

Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item dapat dipergunakan dua macam rumus berikut ini:Rumus pertama:

D = PA – PB atau D = PH - PL

Dimana: D = Discriminatory power(angka indek diskrimiansi item)Pa atau PH = proporsitestee kelompok atas yang dapat

menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. (PH adalah singkatan dari Proportion of the Higher Group).

PA atau PH ini dapat diperoleh dengan rumus:

PA =PH =

B A

J A

PB atau PL ini dapat diperoleh dengan rumus

PB =PL =

BB

JB

Rumus kedua

φ =PH − PL

2 √( p) ( q)

Dimana :φ = Angka indeks Korelasi Phi, yang dalam hal ini

dianggap sebagai angka indeks diskriminasi item

56Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 57: Ringkasan Evaluasi Print

PH = Proportion of the higher groupPL = Proportion of the lower group2 = Bilangan konstanp = Proporsi seluruh testee yang jawabannya betulq = Proporsi seluruh testee yang jawabannya salah,

dimana q = ( 1 – p )

3. Teknik Analisis FungsivDistraktorTujuan utama dari pemasangan distraktor pada setiap

butir item itu adalah, agar dari semakin banyak testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik atau terangsang untuk memilihnya, sebab mereka menyangka bahwadistraktor yang mereka pilih itu merupakan jawaban betul.

Menganalisa fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu: menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran jawaban item ialah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan – kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item.

BAB 9 Tes Intelegensi dan Bakat Khusus

Ada beberapa beberapa definisi dari intelegensiSuatu kapasitas yang bersifat umum dari seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru atau problem yang dihadapi (W. Stern)Kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas yang ditandai dengan kesulitan, kekomplekkan,

57Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 58: Ringkasan Evaluasi Print

keabstrakkan, ekonomis, penyesuaian kearah tujuan mempunyai nilai sosial, dan orisinil (G. Studard)Kesanggupan untuk mengadakan respon yang baik sesuai dengan fakta yang dihadapi (Thorndike)Kecakapan untuk berpikir abstrak (Terman)

Teori – teori Intelegensi 1 Teori Dwi faktor Spearman

Ada dua faktor : • Umum (G)• Spesial (S)

2 Teori BurtAda tiga faktor :

• Umum (G), mendasari semua tingkah laku;• Spesial (S), mendasari suatu tingkah laku• Faktor kelompok (c) berfungsi pada sejumlah

tingkah laku3 Teori Thurnstone

Tidak ada faktor umum (G). Hanya ada 2 faktor, yaitu Spesial (S) dan faktor kelompok (c)

Faktor C ada 7 jenis yaitu:• Faktor ingatan (M)• Faktor bahasa/verbal (V)• Faktor numerik (N)• Faktor kelancaran berkata – kata (W)• Faktor penalaran (R)• Faktor pengamatan (P)• Faktor ruang / spatial (S)

4 Teori Guilford

58Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 59: Ringkasan Evaluasi Print

Faktor kelompok (c) sangat penting untuk dikembangkan oleh individu

Metode Pengukuran1 Tes Binet – Simon yaitu lebih bersifat ke kelompok (c)2 Tes Wechsler3 Tes Army alpa dan Army beta4 Tes Labirin5 Tes menggambar orang 6 Tes progressive matricesDiantara keenam tes tersebut yang paling terkenal adalah Binet – Simon.

Tes Binet – SimonAspek yang diukur dalam tes ini :

Penguasaan informasi Koordinasi gerak Perbendaharaan kata Kemampuan menghitung Mencari prasarana dan perbedaan Klasifikasi Pemahaman Melengkapi / menyelesaikan gambar Kemustahilan Analogi

- Ingatan- Menyusun kalimat

Kemampuan Intelektual

59Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 60: Ringkasan Evaluasi Print

1) Kelompok Superior, jika umur psikis yang dicapai lebih tinggi 2 tahun atau lebih dari umur kronologisnya

2) Kelompok Normal, jika umur psikis yang dicapai sama atau lebih 1 tahun dibandingkan umur kronologisnya.

3) Kelompok Inferior, jika umur psikis yang dicapai lebih rendah 2 tahun atau lebih dibandingkan umur kronologisnya

Rumus Binet – Simon

IQ = MACA

Keterangan:MA = mental ageCA = Chronological ageIQ = Intelegensi Quation

Mengkalisifikasikan IQJika nilai yang diperoleh anak:

¿ 140 Genius130 – 139 sangat superior120 – 129 superior110 – 119 di atas normal90 – 109 normal80 – 89 di bawah normal¿ 70 lemah jiwa

Bakat Khusus = Aptitude Suatu kondisi / disposisi tertentu yang menggejala pada

kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengetahuan, keahlian, atau

60Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 61: Ringkasan Evaluasi Print

suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa seperti musik dan lain – lain. (Warren)

Suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni, matematika, keahlian mesin dan lain – lain. (Crow and Crow)

Metode Evaluasi (Tes Bakat)Ada dua jenis Differensial Aptitude Test (DAT)

Tujuan:Mengukur keakapan yang terpisah dan tidak

berkorelasi satu sama lain. Digunakan di SMA, gunanya untuk membimbingsiswa dalam penentuan pekerjaan atau studi lanjut diperguruan tinggi.Ada 8 Sub Test dalam DAT1 Pemikiran verbal/analogi ganda2 Kecakapan tentang bilangan3 Pemikiran abstrak/problem gambar4 Penguasaan mekanis5 Hubungan ruang6 Kecepatan dan ketelitian dalam menulis7 Ejaan8 Kalimat, mencari kesalahan dalam kalimat

General Aptitude Bateray (GATB)Dibuat tahun 1940 oleh biro penempatan kerja

(Bureau of employment Scurity) departemen perburuhan (AS) Tes ini disiapkan untuk mengukur bakat yang berbeda – beda.

Faktor – faktor yang diukur

61Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 62: Ringkasan Evaluasi Print

• Bakat verbal, pasangan kata – kata punya arti berlawanan/persamaan

• Penguasaan bilangan, hitungan dasar (tambah, kurang, kali, bagi)

• Bakat pemahaman ruang• Pengamatan bentuk• Pengenalan tulisan • Koordinasi gerak

Primary Mental Abilities TestDisusun oleh Thurstone sebagai hasil dai

penelitiannya tentang analisis faktor. Test ini mengukur 6 jenis bakat, yaitu:a. Bakat Verbal (B)b. Bakat Numerikal (N)c. Bakat Spatial (S)d. Bakat Memory (M)e. Bakat Reasoning (R)f. Bakat Word fluency (W)

62Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 63: Ringkasan Evaluasi Print

Analisis Test Bakat

Jenis analisis yang akan dipakai tergantung pada tujuan test yang kita laksanakan. Dibawah ini akan dibicarakan beerapa jenis analisis yang didasarkan atas tujuan – tujuan tertentu yang hendak ddicapai dalam test bakat.

1. Membuat profilBerdasarkan profil yang ada dapat dilihat status atau kedudukan anak untuk tiap – tiap jenis test bakat tertentu, sehingga dapat diketahui bakat – bakat mana yang menonjal pada anak tersebut dan bakat – bakat mana yang lemah. Dengan demikian dapat diberikan pengarahan atau bimbingan tentang jenis study mana yang sebaiknya diikuti oleh anak tersebut, atau jenis jabatan apa yang sebaiknya dipangku oleh anak tersebut.

2. Membandingkan skor mentah yang dicapai dengan standar yang ditetapkanApabila test bakat dilaksanaakan bertujuan untuk mengadakan seleksi terhadap para pelamar, maka skor mentaah yang dicapai oleh calon di atas standar yang ditetapkan berarti calon tersebut dapat diterima.

63Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 64: Ringkasan Evaluasi Print

Sebaliknya apabila skor mentah yang dicapai calon di bawah standar yang ditetapkan maka calon tersebut ditolak.Cara ini mempunyai kelemahan sering timbul problem untuk berpegang padaa norma yang telah ditetaapkan. Oleh karena adaa kelemaahan itu, maka cara ini sudah tidak begitu banyak dipergunakan lagi. Cara yang lebih umum dipergunakan penyusunan skala ordinal.

3. Penyusunan skala ordinatPenyusunan skala ordinal adalah menyususn urut – urutan skor mentah yang dicapai oleh anak atau calon dalam suatu tes, dari skor yang tertinggi sampai skor yang terendah. Skor tertinggi diberi skala 1, skor yang rendah diberi skala 2, dan selaanjutnya sampai skala yang terendah. Apabila dalam urut – urutan tersebut ada skor yang sama, maka urut – urutan skalanya dirata-ratakan.

RINGKASAN BERDASARKAN POWER

POINT SAAT KULIAH

Pertemuan : I (pertama)

Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran, tiga komponen utama Evaluasi

Pembelajaran :

I. Evaluasi Program pembelajaran :

64Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 65: Ringkasan Evaluasi Print

Evaluasi terhadap tujuan pengajaran

Evaluasi terhadap isi program pengajaran

Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar

II. Evaluasi Proses pembelajarn (pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran)

Evaluasi kesesuaian antara proses belajar mengajar yang

berlangsung dengan GBPP

Evaluasi terhadap kesiapan dosen dalam melaksanakn program

Evaluasi terhadap kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajarn

Evaluasi terhadap minat dan perhatian siswa (minat guru dalam

mengajarkan materi dengan minat siswa)

Evaluasi terhadap keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran

III. Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-

tujuan khusus (tujuan pembelajarn) yang ingin dicapai dalam unit-

unit program pengajaran yang bersifat terbatas

Evaluasi mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-

tujuan umum pengajaran (indikator)

Fungsi dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran :

Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran

Untuk mengikuti seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

Untuk mengetahui apakah suatu materi yang diajarkan dapat dilanjutkan

dengan materi yang baru atau harus mengulang materi yang lampau

Untuk mendapatkan bahan informasi yang menentukan apakah seorang

peserta didik bisa naik ke kelas atau tingkat yang lebih tinggi atau tidak

(evaluasi akhir)

65Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 66: Ringkasan Evaluasi Print

Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai sudah sesuai dengan

kapasitasnya atau belum

Untuk menafsirkan ke dalam seorang peserta didik sudah cukup matang

untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (untuk kelulusan)

Untuk mengetahui efisiensi metode mengajar yang telah digunakan

Prinsip-Prinsip Utama Evaluasi hasil belajar, tiga prinsip utama evaluasi hasil

belajar

I. Prinsip keseluruhan

Evaluasi hasil belajar akan berhasil dengan baik jika pelaksanaannya

secara bulat, utuh atau menyeluruh, tidak boleh dilakukan secara terpisah,

atau sepotong-sepotong, ini berarti bahwa evaluasi harus dapat mencakup

berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan

tingkah laku siswa seperti aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotor.

II. Prinsip kesinambungan

Evaluasi hasil belajar dilaksanakan secara teratur dan kontinyu atau terus-

menerus dari waktu ke waktu. Dengan demikian evaluator dapat

mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik dari awal sampai

akhir mengikuti suatu program atau jenjang disuatu lembaga pendidikan

III. Prinsip Objektivitas

Evaluasi hasil belajar harus terlepas dari faktor-aktor subjektif untuk itu

seorang evaluator harus bersikap netral, apa adanya sesuai dengan

objeknya dan tidak boleh mementingkan diri

Ciri-Ciri Evaluasi Pembelajaran

Pertama, *evaluasi yang dilakukan, pengukurannya dilakukan secara tidak

langsung

66Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 67: Ringkasan Evaluasi Print

Kedua, *pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa

pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif.

Hasil-hasil pengukuran itu kemudian dianalisis dengan menggunakan

metode statistik untuk pada akhirnya diinterpretasikan secara kualitatif

(mengkualitatifkan dari yang kuantitatif)

Ketiga, *pada kegiatan evaluasi hasil belajar umumnya digunakan unit

atau satuan-satuan yang tetap. Hal ini didasarkan pada teori yang

menyatakan bahwa pada setiap populasi peserta didik yang sifatnya

heterogen, jika diharapkan pada suatu tes mereka raih akan terlukis dalam

bentuk kurva normal

Keempat, *prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari batas

waktu ke waktu bersifat relatif. Dalam arti bahwa hasil-hasil evaluasi

terhadap keberhasilan belajar pada umumnya tidak selalu menunjukkan

kesamaan atau keasegan. Jadi evaluasi yang hasilnya sama dengan

pemberian evaluasi pada tahap-tahap berikutnya untuk subjek tersebut.

Kelima, *dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, sulit untuk dihindari

terjadinya kekeliruan dalam pengukuran (error). Ada dua kemungkinan

kekeliruan, mungkin nilai yang diberikan itu lebih rendah dibandingkan

dengan nilai sebenarnya yang dimiliki oleh peserta didik atau mungkin

juga sebaliknya, nilai yang diberikan itu lebih tinggi dibandingkan nilai

dimiliki oleh peserta didik.

Sumber-sumber penyebab terjadinya kekeliruan dalam pemberian nilai :

Sumber penyebab

terjadinya kekeliruan

Latarbelakang terjadinya

kekeliruan

Jenis kekeliruan

Alat Evaluasi Butir soal yang

dikeluarkan dalam tes

tidak mencerminkan

keseluruhan materi

pelajaran

Sampling error

67Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 68: Ringkasan Evaluasi Print

Evaluator -Evaluator bertindak

kurang teliti dalam

perhitungan skor

-suasana batin yang

menyelimuti evaluator

-evaluator terpengaruh

oleh hasil penilaian

teman sejawat (hallo

effect)

-sifat pemurah atau pelit

-evaluator terpengaruh

oleh hasil tes sebelumnya

dari tes

Scoring error could

ranking error

Peserta didik -sistem tebak (guessing)

-kondisi fisik, psikis, dan

faktor nasib

Guessing error scorring

error

Situasi testing -suasana gaduh

-bising, kacau,

pengawasan

-tes yang terlalu ketat

atau terlalu longgar

Scoring error

Pertemuan Ke-II (31-Agustus-2010)

Objek Evaluasi Hasil :

Ranah kognitif, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak atau semua kegiatan

berpikir,

Enam Jenjang,

1. Pengetahuan (C1)

2. Pemahaman (C2)

3. Penerapan (C3)

68Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 69: Ringkasan Evaluasi Print

4. Analisis (C4)

5. Sintesis (C5)

6. Evaluasi (C6)

Contoh :

Tujuan Pembelajaran : menentukan pH larutan asam lemah

1. Hitunglah pH dari 0,01 M CH3COOH, Jika Ka 10-5.

2. Larutan asam cuka CH3COOH 10 % mimiliki massa jenis 1,02 , jika

Ka=10-5, hitunglah pH larutan CH3COOH tersebut (analisa C4)

3. Jika 6 gram CH3COOH padatan dilarutkan dalam 250 ml air, hitunglah

pH larutah jika Ka=10-5

1. Pengetahuan / ingatan

Kemampuan seseoranng dalam menginngat kembali tentang segala sesuatu

yang pernah dipelajarinya. Seperti : nama, ide, gejala, rumus, tanpa

mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya atau menerapkan apa

yang telah diingat tersebut untuk kepentingan dirinya. Pengetahuan ini

merupakan jenjang proses berpikir yang paling rendah. Contoh ; dalam

pelajaran kimia, siswa mampu mengingat definisi, atau teori-teori tentang

kimia di sekolah

2. Pemahaman

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah ia mempelajarinya. Seorang peserta didik dikatakan telah

memahami sesuatu jika ia dapat memberikan penjelasan atau uraian secara

rinci tentang hal yang telah dipelajarinya dengan menggunakan kata-

katanya sendiri. Contoh : menjelaskan konsep asam basa bronsted lowry,

menejelaskan, bagaimana penerapan bunyi hukum

3. Penerapan

Kesungguhan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide

umum, tata cara, metode, konsep, prinsip, rumus, teori dan sebagainya,

dalam situasi yangn baru dan konkret. Contoh : adanya suatu penerapan

konsep-konsep rumus, menerapkan kembali dalam kimianya.

69Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 70: Ringkasan Evaluasi Print

4. Analisis

Kemampuan seseorang untuk merincikan atau menguraikan suatu bahan

atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami

hubungan diantara bagian atau faktor yang satu dengan yang lain. Contoh :

5. Sintesis

Merupakan kemampuan seseorang untuk memadukan bagian-bagian atau

unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang

beratur atau pola baru, sintesis ini pola pikir yang berlawanan dengan

analisis. Contoh : dengan adanya NaCN, NaOCl, CH3COOH, NaCl,

mengurutkan nama yang bersifat asam atau basa, hitunglah pH HCN jika

0,001 M HCN 10 ml + H2O hingga 10L.

6. Evaluasi

Kemampuan seseorang untuk membuat perhitungan terhadap suatu situasi,

nilai atau ide. Misalnya jika seseorang diharapkan pada beberapa pilihan,

maka ia mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan

atau criteria yang ada.

Ranah Afektif

Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai

Ciri-Ciri Hasil belajar Afektif :

o Perhatian

o Semangat

o Keinginan

o Antusias

o Penghargaan (positif)

o Motivasi

Ranah afektif (kratwohl dkk 1974)

Ada lima jenjang :

- Memperhatikan atau menerima (attending/receiving)

- Merespon (responding) berupa hal-hal yang positif

- Mengorganisasi (organization)

70Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 71: Ringkasan Evaluasi Print

- Karakterisasi (characterization)

o Menerima atau Memperhatikan,

Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari

luar dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan sebagainya. Pada

jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima

nilai-nilai yang diajarkan. Contoh,

o Responding,

Adanya partisipasi aktif atau kemampuan untuk mengikut

seertakan dirinya secara aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Contoh ; peseerta didik sudah mampu berdiskusi dan

menyelesaikan persoalan sendiri.

o Valuin,

Memberi suatu penilaian atau penghargaan terhadap suatu kegiatan

atau objek. Peserta didik tidak hanya menerima nilai-nilai yang

diajarkan tetapi juga peserta didik harus dapat menyadarinya

sendiri. Contoh ;

o Organisasi atau mengatur / mengorganisasikan,

Pengembangan dari nilai ke dalam satu system organisasi,

termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh ;

o Karakterisasi,

Keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki oleh seseorang

yang telah mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Contoh ;

Ranah Psikomotor

Ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak

setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Hasil belajar psikomotor ; Simpson (1916)

- Tindak lanjut dari hasil belajar kognitif (memahami sasuatu), dan hasil

belajar afektif (kecenderungan untuk berperilaku)

71Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 72: Ringkasan Evaluasi Print

- Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar

psikomotor jika peserta didik telah menunjukkan perilaku atau

perbuatan tertentu sesuai denngan makna yang terkandung dalam

ranah.

- Subjek evaluasi hasil belajar adalah orang yang melakukan pekerjaan

evaluasi (evaluator yaitu guru dan dosen)

- Objeknya , audience, peserta didik, peserta pelatihan dan sebagainya

Langkah-langkah pokok dalan evaluasi hasil belajar, ada enam langkah

pokok :

1. Menyusun rencana evaluasi

2. Mennghimpun data 9melakukan pengukuran) seperti kisi-kisi serta

jawabannya

3. Melakukan verifikasi data (diuji dahulu)

4. Mengolah dan menganalisis data

5. Memberikan interpretasi data atau menarik kesimpulan

6. Menindaklanjuti hasil

Uraian :

Menyusun rencana evaluasi

1. Merumuskan tujuan evaluasi

2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi

3. Memilih dan menentukan teknik evaluasi

4. Menyusun instrument atau alat evaluasi

5. Menentukan tolak ukur

6. Menentukan waktu dan ........................

Menghimpun data, menggunakan instrumen berupa :

1. Tes hasil belajar

2. Non tes : pengamatan, wawancara, serta angket dokumentasi

Verifikasi data, memisahkan data yang baik (mengubah data yang

buruk menjadi data yang lebih baik)

Mengolah dan menganalisis data,

72Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 73: Ringkasan Evaluasi Print

Mengolah dan menganalisis data untuk memberikan makna

terhadap data yanng telah berhasil disimpulkan dalam mengolah

dan menganalisis data, dapat digunakan :

1. Teknik statistik

2. Teknik non statistic

Memberikan interpretasi data atau menarik kesimpulan, maknanya

adalah vertalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang

telah mengalami pengolahan dan anallisis.

Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada

akhirnya dapat .......

Menindaklanjuti hasil, pengambila keputusan atau kebijakan yang

dipandang perlu sebagai konsekuensi dari hasil evaluasi. Sebagai

suatu tindakan yang konkrit, dengan menanggung semua akibat

dari semua tindakan tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi program evaluasi

1. Kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh evaluator dalam

menyusun evaluasi

2. Jelas atau tidaknya tujuan pembelajaran

3. Terperinci atau tidaknya rumusan dari tujuan-tujuan pelajaran yang

terdapat dalam rencana pembelajaran

4. Tersedia atau tidaknya alat-alat yang akan digunakan

Hal-hal yang harus ada dalam setiap program evaluasi disekolah

1. Rincian tujuan evaluasi dalam lembaga pendidikan

2. Tujuan evaluasi setiap mata pelajaran

3. Rincian aspek patokan yang harus diperhatikan dalam setiap tindakan

evaluasi

4. Metode evaluasi

5. Alat evaluasi

6. Kriterium dalam skala yang digunakan

73Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)

Page 74: Ringkasan Evaluasi Print

7. Jadwal evaluasi

74Ringkasan Materi Evaluasi Proses dan Pembelajaran KimiaOleh : Ria Sita Ariska (06091410009)