reyhan - oma.doc
TRANSCRIPT
PORTOFOLIO KASUS
Nama Peserta : dr. Reyhan Ahmad Irvanardhy
Nama Wahana: RSUD Asembagus
Topik: Otitis Media Akut stadium Perforasi
Tanggal (kasus) :
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Ida Bagus Widiarta
Tempat Persentasi : Ruang Pertemuan RSUD Asembagus
Obyek presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien anak laki-laki usia 2 tahun dibawa oleh ibu nya ke Poli Umum RSUD
Asembagus dengan keluhan keluar cairan seperti nanah kental dari telinga kanan, didahului
dengan keluhan batuk pilek dan demam.
Tujuan: Mengetahui Gejala Asma Bronkial sekaligus penatalaksanaan nya
Bahan Bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos
Data Pasien: Nama: An. A No.Registrasi: XXXX
Nama klinik Rawat Inap RSUD Asembagus
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun dibawa oleh ibu nya ke Poli Umum RSUD Asembagus
dengan keluhan keluar cairan seperti nanah kental dari telinga kanan sejak 1 hari lalu,
didahului dengan keluhan batuk pilek dan demam sejak satu minggu lalu namun sekarang
sudah membaik.
2. Riwayat pengobatan: Pasien pernah berobat ke klinik dokter pada saat mengalami
keluhan batuk dan pilek.
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Menurut ibu pasien, pasien sering mengalami keluhan batuk
dan pilek.
4. Riwayat keluarga: Pasien merupakan anak tunggal tinggal bersama kedua orang tua nya.
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
5. Riwayat pekerjaan : -
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Pasien tinggal bersama kedua orang tua nya, pasien
sering mengalami batuk dan pilek, menurut ibu pasien dirinya juga jarang mengontrol
kebersihan telinga pasien.
7. Lain - Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Poli Umum RSUD Asembagus pada tanggal ... 2015.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 100 x/menit Suhu : 37.2 0C
Berat Badan : 14 Kg Respirasi : 24 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala : Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.
Wajah : Nyeri tekan sinus -.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter pupil
3mm/3mm.
Telinga :
No. Pemeriksaan
Telinga
Telinga kanan Telinga kiri
1. Tragus Nyeri tekan (-),
edema (-)
Nyeri tekan (-),
edema (-)
2. Daun telinga Bentuk dan ukuran
dalam batas normal,
hematoma (-), nyeri
tarik aurikula (-)
Bentuk dan
ukuran dalam
batas normal,
hematoma (-),
nyeri tarik
aurikula (-)
3. Liang telinga Serumen (-),
hiperemis (+) di
sekitar membran
timpani, furunkel
(-), edema (-),
otorhea (+, aktif
mukopurulen)
Serumen (-),
hiperemis (-),
furunkel (-),
edema (-),
otorhea (-)
4. Membran timpani Retraksi (-), bulging
(+), hiperemi (+),
edema (+), perforasi
(+), sentral postero-
superior), cone of
light (-), gambaran
pulsasi (+)
Retraksi (-),
bulging (-),
hiperemi (-),
edema (-),
perforasi (-),
cone of light (+)
Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Dada :
1. Paru
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus excavatum (-),
pectus carinatum(-), spider nevi (-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/-
2. Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis teraba di SIC 5 2jari medial linea midklavikula kiri
P: Batas jantung kiri di SIC 5 2jari medial linea midklavikula kiri, batas jantung
kanan di ICS 5 linea sternalis kanan.
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen :
I : Abdomen datar, caput medusa (-), sikatriks (-), venektasi -.
A : Bising usus +, 4 kali per menit.
P : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Perforasi dgn sekret aktif
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-),
hepar dan lien tidak teraba, H/L: tidak teraba besar
Ekstremitas: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat
Daftar Pustaka:
1. Ballenger. 1997. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, dan leher. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.
2. Boeis.et al. 1997. BIOES Buku Ajar Penyakit THT Edisi Keenam. Jakarta: EGC.
3. Graaff, v D. 2001. Van De Graaff Human Anatomy 6th Ed. The McGraw−Hill
Companies, New York.
4. Hellstorm, 2003. Tympanic membrane vessel revisited: a study in an animal model.
Department of Clinical Science, Otorhinolaryngology, University Hospital of Umeå,
Sweden. Published by: pubmed.gov accessed from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12806306 january 10th 2012 .
5. Revai, Krystal et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating
Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. PEDIATRICS Vol. 119 No. 6
June 2007, pp. e1408-e1412. Accessed: december 29 2011.
6. Soepardi EA, Iskandar HN, editor. 2001, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher Edisi kelima. Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Hasil Pembelajaran
1. Menegakkan diagnosis Otitis Media Akut dan stadium nya
2. Memberikan penatalaksanaan terhadap Otitis Media Akut pada anak
3. Dapat memberikan edukasi terhadap keluarga (ibu pasien) tentang OMA
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
SUBJEKTIF
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun dibawa oleh ibu nya ke Poli Umum RSUD Asembagus
dengan keluhan keluar cairan seperti nanah kental dari telinga kanan sejak 1 hari lalu,
didahului dengan keluhan batuk pilek dan demam sejak satu minggu lalu namun sekarang
sudah membaik.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 100 x/menit Suhu : 37.2 0C
Berat Badan : 14 Kg Respirasi : 24 x/menit
2. Status Generalis
Telinga :
Liang telinga Telinga Kanan :
Serumen (-), hiperemis
(+) di sekitar membran
timpani, furunkel (-),
edema (-), otorhea (+,
aktif mukopurulen)
Telinga Kiri :
Serumen (-),
hiperemis (-),
furunkel (-), edema
(-), otorhea (-)
Membran timpani Telinga Kanan :
Retraksi (-), bulging (+),
hiperemi (+), edema (+),
perforasi (+), sentral
postero-superior), cone of
light (-), gambaran pulsasi
(+)
Perforasi dengan sekret aktif
Telinga Kiri :
Retraksi (-), bulging
(-), hiperemi (-),
edema (-), perforasi
(-), cone of light (+)
ASSESMENT
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media supuratif akut atau otitis media
akut (OMA) merupakan bentuk akut dari otitis media supuratif, yang dapat berkembang
menjadi OMSK bila tidak diterapi dengan baik. Otitis media akut (OMA) terjadi akibat faktor
pertahanan tubuh yang terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab
terjadinya OMA. Fungsi tuba sebagai barrier masuknya mikroba ke telinga tengah menjadi
terganggu akibat adanya sumbatan tuba. Infeksi saluran napas atas merupakan faktor
pencetus terjadinya gangguan pada tuba. Makin sering seseorang terutama anak-anak
mengalami infeksi saluran napas atas, makin besar kemungkinannya orang tersebut
mengalami OMA.
Stadium
Oklusi Tuba Eustachius
- Retraksi membran timpani karena
adanya tekanan negatif di telinga tengah
akibat absorpsi udara.
- kadang membran timpani tampak
normal atau berwarna keruh pucat
- efusi tidak dapat dideteksi
- stadium ini sukar dibedakan dengan
otitis media serosa karena virus atau
alergi
Stadium
hiperemis (pre-supurasi)
- Pelebaran pembuluh darah di
membran timpani tampak hiperemis
dan edem
- Terbentuk sekret yang mungkin bersifat
eksudat serosa sukar terlihat
Stadium
supurasi
- Edema hebat pada mukosa telinga
tengah, sel epitel superfisialis hancur,
terbentuk eksudat purulen di kavum
timpani membran timpani
menonjol ke arah telinga luar
- Pasien terlihat sangat sakit, peningkatan
nadi dan suhu, pertambahan nyeri
telinga
- Jika tekanan di kavum tidak berkurang
karena tekanan nanah iskemik,
tromboflebitis pada vena-vena kecil,
nekrosis mukosa dan submukosa
daerah ini tampak kekuningan dan lebih
lembek akan terjadi rupture
Stadium
perforasi
- Ruptur membran timpani sekret
mengalir ke liang telinga luar Anak
menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak
Stadium
resolusi
- Bila membran timpani tetap utuh
akan kembali normal secara perlahan-
lahan
- Dapat terjadi tanpa pengobatan bila
daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah
- Bila peeforasi menetap dan sekret
keluar terus-menerus atau hilang timbul
OMSK
- Bila skret menetap dalam kavum
timpani dan tidak terjadi perforasi
OM serosa
PLAN :
Diagnosis : Otitis Media Akut stadium Perforasi AD
Penatalaksanaan :
Medikamentosa
Antibiotik sistemik :
Amoxicillin (12 x 90mg/kgBB)= 1080mg/hari = 3x 360 mg (7 hari).
Analgetik :
Paracetamol 3 x (12 x 12mg/kgBB/pemberian) =3x 144mg/pemberian
Dekongestan
Tablet pseudoefedrine HCL oral 3 x 15 mg selama 3-4 hari
Edukasi:
Pasien (ibu pasien) dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga dan tidak
mengorek-ngorek liang telinga.
Antibiotik harus digunakan sampai habis walaupun gejala sudah hilang, agar
penyembuhan berlangsung baik dan tidak terjadi komplikasi.
Untuk sementara, telinga kanan jangan dulu terkena air. Bila mandi telinga kanan
ditutup dengan kapas.
Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu, untuk melihat perkembangan
peyembuhan pada perforasi membran timpani.
Konsultasi:
Danjurkan untuk kembali setelah obat habis untu melihat perbaikan pada pasien.
Rujukan:
Diperlukan ke Spesialis THT jika belum ada perbaikan untuk pemeriksaan dan terapi lebih lanjut.
Asembagus, 2015
Peserta Pendamping
( dr. Reyhan Ahmad ) ( dr. Ida Bagus W)