review film tempel grandin

7
Review film tempel grandin Temple Grandin adalah seorang gadis ‘istimewa’. Sejak berumur 4 tahun Ia sudah divonis menderita autisme akut sehingga membuat dirinya berbeda dengan kebanyakan gadis lain seumurnya. Seperti penderita autisme pada umumnya, Grandin mengalami kesulitan untuk dapat mengekspresikan emosinya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, dan hidup dalam dunianya sendiri. Kelainan yang menjadi kelemahan terbesarnya ternyata juga menjadi berkat luar biasa baginya. Grandin melihat dunia dengan caranya sendiri. Hanya dengan melihat sebuah objek tertentu Grandin dengan cepat dapat mengingatnya, tidak peduli sudah berapa lama ia melihatnya, ia selalu dapat memberikan gambaran secara rinci apa yang dilihatnya. Analisa film Berdasarkan yang sudah dijelaskan diatas tokoh tempel grandin menderita autisme. Autisme berasal dari kata “autos” yang berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum , autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin jelas saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:

Upload: putu-anggreni

Post on 12-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

film

TRANSCRIPT

Review film tempel grandin

Temple Grandin adalah seorang gadis istimewa. Sejak berumur 4 tahun Ia sudah divonis menderita autisme akut sehingga membuat dirinya berbeda dengan kebanyakan gadis lain seumurnya. Seperti penderita autisme pada umumnya, Grandin mengalami kesulitan untuk dapat mengekspresikan emosinya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, dan hidup dalam dunianya sendiri. Kelainan yang menjadi kelemahan terbesarnya ternyata juga menjadi berkat luar biasa baginya. Grandin melihat dunia dengan caranya sendiri. Hanya dengan melihat sebuah objek tertentu Grandin dengan cepat dapat mengingatnya, tidak peduli sudah berapa lama ia melihatnya, ia selalu dapat memberikan gambaran secara rinci apa yang dilihatnya.Analisa filmBerdasarkan yang sudah dijelaskan diatas tokoh tempel grandin menderita autisme. Autisme berasal dari kata autos yang berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum , autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari.Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin jelas saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal seperti terlambat bicara, mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yang tidak dapat dimengerti , echolalia, sering meniru dan mengulang kata tanpa ia mengerti maknanya, dan seterusnya. Pada film ini Tempel tidak dapat bicara hingga usianya 4 tahun, gangguan ini disadari oleh ibunya ketika diajak bicara ia enggan untuk menjawab dan malahan cenderung menghindari ibunya.2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindar kontak mata, tidak melihat jika dipanggil, menolak untuk dipeluk, lebih suka bermain sendiri, dan seterusnya. Pada film ini permasalahan yang paling besar didapatkan Tempel adalah adanya gangguan ini, Tidak mudah memang bagi seorang penderita autisme seperti Grandin untuk dapat diterima di dunia normal. Saat kecil, ketika mengalami keterlambatan dalam bicara ibunya mengajari beberapa kata namun si Tempel lebih senang memandangi hal lain dan selalu menghindari kontak mata dengan ibunya sendiri. Selain itu permasalahan yang cukup serius juga si Tempel menolak atau tidak senang dipeluk. Menurut hasil penilitian keadaan ini terdapat pada pengidap sindrom Fragile X. Fragile X disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X perempuan yang memengaruhi pembentukansinaps, jaringan penting yang menghubungan sel-sel saraf dalam otak. mereka yang mengidap sindrom ini mengalami gangguan perabaan (tactile defensiveness), menjadi cemas, dan sering menarik diri dari hubungan sosial. Mereka tak mau menatap mata orang lain, tak mau dipeluk oleh orangtuanya, serta sangat sensitif terhadap sentuhan dan suara.3. Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perlaku yang berlebih ( excessive ) dan kekurangan ( deficient ) seperti impulsif, hiperaktif, repetitif namun dilain waktu terkesan pandangan mata kosong, melakukan permainan yang sama dan monoton .Kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertentu seperti gambar, karet, dll yang dibawanya kemana-mana. Pada film didapatkan perilaku yang hiperaktif yaitu berupa kegiatan yang berulang dalam memutar badannya, hal ini dilakukan untuk menenangkan sistem saraf dan sebagai pengganti sensasi dipeluk, karena pada umumnya seorang yang menderita autis tidak ingin dipeluk.4. Gangguan pada bidang perasaan/emosi, seperti kurangnya empati, simpati, dan toleransi; kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpa sebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa kendali bila tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Pada film didapatkan kelainan emosi saat Trempel diejek oleh temannya karena tidak bisa berbahasa Prancis to much fish kemudian ia pun mengamuk tanpa kendali dan memukuli temannya Selain itu pada saat pemakaman Professor Carlock, guru sainsnya dimana ia tidak sedih atau kurang empati akan hal yang terjadi pada saat itu.5. Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan menggigit mainan atau benda, bila mendengar suara tertentu langsung menutup telinga, tidak menyukai rabaan dan pelukan, dan sebagainya. Gejala gejala tersebut di atas tidak harus ada semuanya pada setiap anak autisme, tergantung dari berat-ringannya gangguan yang diderita anak.

Diagnosis dan Gambaran KlinisKriteria Diagnosis untuk Gangguan Autistik berdasarkan DSM IV.ATotal enam atau lebih hal dari (1),(2),dan (3) dengan sekurang kurangnya dua dari (1), dan masing masing satu dari (2) dan (3).

1Gangguan Kualitataif dalam interaksi social, seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya dua dari berikut.

a. Gangguan jelas dalam penggunaan prilaku nonverbal multiple seperti tatap mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak gerik untuk mengatur interaksi social.

b. Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan.

c. Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau pencapaian dengan orang lain antara lain tidak memamerkan, membawa, dan menunjukkan benda yang menarik minat.

d. Tidak ada timbale balik social atau emosional.

2Gangguan kualitatif dalam komunikasi seperti yang ditunjukkan sekrang kurangnya satu dari berikut.

a. Keterlambatan dalam atau sama sekali tidak ada perkembangan bahasa ucapan, ( tidak disertai oleh usaha untuk berkompetisi melalui cara komunikasi lain seperti gerak gerik atau mimic )

b. Pada individu dengan bicara yang adekuat. Gangguan jelas pada kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain.

c. Pemakain bahasa atau bahasa idiosinkratik secara steriotipik dan berulang.

d. Tidak adanya berbagai permainan khayalan atau permaian pura pura social yang spontan yang sesuai menurut tingkat perkembangan.

3Pola Prilaku, minat, aktivitas yang terbatas, berulang, dan steriotipik, seperti yang ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut.

a. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang steriotipik dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.

b. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang spesifik dan nonfungsional.

c. Manerisme motorik streotipik dan berulang ( misalya, menjentikan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerak kompleks seluruh tubuh )

BKeterlambatan atau fungsi abnormal pada sekurang kurangnya satu bidang berikut, dengan onset sebelum usia 3 tahun, 1. Interaksi social, 2. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi social, 3. Permainan simbolik dan imaginative.

C Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan rett atau gangguan disintegrative masa anak anak.

Pada film ini tempel pernah dibawa ibunya ke seorang dokter, dan dari hasil heteroanamnesis didapatkan; tempel jarang bermain dengan teman sebayanya, tidak senang bermain dengan mainannya, tidak bicara sampai umurnya 4 tahun dan melakukan gerakan berulang dengan melihat lampu sewaktu ibunya mengajari sebuah kata dog.Terapi Autisme tidak dapat sembuh dengan sempurna, terapi hanya bersifat meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan perkembangan yang semula tidak dimiliki Terapi harus intensif dan terpadu Secara formal sebaiknya 4 8 jam sehari Seluruh keluarga harus terlibat untuk memicu komunikasi dengan anak Kerjasama tim : psikiater, psikolog, neurolog, dokter anak, terapis bicara dan pendidik

Sumber:Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri, 9th ed. 2003. Lippincott William & Wilkins : Philadelphia