review balitbang kemhub terhadap … · pencemaran lingkungan/ polusi udara ... 1 belum...
TRANSCRIPT
REVIEW BALITBANG KEMHUB TERHADAP
BACKGROUND STUDY RENSTRA KEMHUB
TAHUN 2015-2019
Kementerian Perhubungan - Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
ISU-ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN
7. Fasilitas untuk unmotorized
4. Angkutan Barang
1. Kemacetan Lalu Lintas
2. Keselamatan Transportasi
3. Public Transport
6. Lingkungan / Polusi Udara
5. Penggunaan Energi untuk Transport
12. Perencanaan Transportasi
9. Fasilitas untuk penyandang cacat
8. Gender
11. SDM Transportasi
10.Perkembangan Teknologi Transportasi
13. Database Transportasi
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
• Kecepatan rata-rata di kota rendah
• Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cepat
• Perkembangan panjang jalan rendah
• Kurangnya disiplin pengguna jalan
Kemacetan Lalu Lintas
• Tingginya jumlah kecelakaan
• Tingginya tingkat fatalitas korban kecelakaan
• Tingginya jumlah pelanggaran lalu lintas
• Faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan paling tinggi
Keselamatan Transportasi
•Peran angkutan umum sangat kecil dan cenderung menurun jika tidak ada perbaikan
•Pengembangan angkutan massal masih kurang
• Integrasi pelayanan angkutan umum masih kurang
•Sarana dan prasarana masih kurang memadai
•Teknologi sarana dan prasarana masih tertinggal
Pelayanan Angkutan Umum
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
• Sering terjadi muatan lebih (overload)
• Kerusakan jalan akibat overload
• Penyalahgunaan fungsi jembatan timbang sebagai sumber PAD
• Fasilitas jembatan timbang tidak memenuhi kriteria
• Penegakan hukum tidak menimbulkan efek jera
Angkutan Barang
• Konsumsi energi di bidang transportasi besar
• Ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) / bahan bakar fosil besar
• Kebutuhan energi bidang transportasi besar
• Kurangnya penggunaan energi terbarukan
• Kurangnya supply gas dan energi baru (misalnya listrik, dll)
• Subsidi BBM tidak mengenai sasaran
Penggunaan Energi Untuk Transportasi
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
• Kendaraan bermotor sumber utama pencemaran
Lingkungan/ Polusi Udara
• Konflik antara pejalan kaki dan kendaraan
• Jalur pejalan kaki tidak mencukupi / sesuai
• Penggunaan trotoar untuk keperluan lain
• Jalur non – motorized masih jauh dari segi keselamatan dan kenyamanan pengguna
Fasilitas Pejalan kaki / Sepeda Motor
• Perlunya peningkatan peran Sumber Daya Manusia (SDM) wanita perhubungan dalam peningkatan keselamatan transportasi
• Kurangnya keberpihakan ketersediaan fasilitas umum untuk ibu, anak, dan lansia
Gender
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
• Perlunya jalur khusus/ keberpihakan sarana dan prasarana
Fasilitas untuk Penyandang cacat
• Kurangnya penerapan ITS
• Perlunya penerapan pengembangan teknologi untuk sarana dan prasarana transportasi
Perkembangan Teknologi Transportasi
• Perlunya pemetaan kebutuhan SDM transportasi di daerah
• Kurang sesuainya formasi jabatan dengan latar belakang pendidikan terutama untuk tenaga transportasi di daerah
SDM Transportasi
ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI DARAT
• Manajemen lalu lintas
• Pengembangan jaringan
• Masterplan
Perencanaan transportasi
• Kurangnya database tentang transportasi yang meliputi :
• Data kecelakaan
• Data sarana dan prasarana
• Data kinerja transportasi, dll
Database transportasi
KEBUTUHAN RUANG UNTUK JALUR KENDARAAN BERMOTOR
KEBUTUHAN RUANG UNTUK PARKIR KENDARAAN BERMOTOR
RUANG YANG HABIS UNTUK MENGAKOMODASI KENDARAAN
BERMOTOR
12
KEBUTUHAN AKAN UDARA BERSIH
PEMETAAN ISU STRATEGIS TRANSPORTASI LAUT
Tran
spor
t Clin
ic
Tran
spor
t Pla
nnin
g
Publ
ic S
ervi
ces
Tran
spor
t Sta
tsis
tic
Prov
ider
NSP
K, G
uide
lines
,
Stan
dard
, and
Prep
are
Polic
y D
raft
New
/Ada
pted
Tech
nolo
gy
Polic
y Ev
alua
tion
Polic
y Pr
opos
al
1 2 3 4 5 6 7 8
A ANGKUTAN LAUT
1 Belum terlaksananya Forum
Informasi Muatan dan Ruang Kapal
(IMRK) antar instansi terkait di
dalam memanfaatkan kebutuhan
ruang kapal angkutan laut nasional
* * *
2 Masih kurangnya SDM pelaut untuk
armada nasional * * *3 Belum optimalnya dukungan
perbankan nasional dalam
menunjang pengembangan industri
pelayaran
* *
4 Belum optimalnya pelayanan
angkutan laut perintis karena
tumpang tindih antara trayek
perintis dengan trayek komersil,
lama round voyage di atas 14 hari,
dan load factor masih rendah
* *
5 Pangsa muatan armada nasional
untuk angkutan laut luar negeri
masih rendah* * *
6 Belum sesuainya pengoperasian dan
ukuran kapal dengan kondisi
geografis/perairan, iklim dan jenis
muatan
* * *
7 Belum terlaksananya short sea
shipping * * *8 Belum optimalnya pemberdayaan
dan peremajaan armada pelayaran
rakyat* * *
No PERMASALAHAN/ISU
Tra
nsp
ort
Cli
nic
Tra
nsp
ort
Pla
nn
ing
Pu
bli
c Se
rvic
es
Tra
nsp
ort
Sta
tsis
tic
Pro
vid
er
NSP
K, G
uid
eli
ne
s,
Sta
nd
ard
, an
d
Pre
pa
re P
oli
cy D
raft
Ne
w/A
da
pte
d
Te
chn
olo
gy
Po
licy
Ev
alu
ati
on
Po
licy
Pro
po
sal
1 2 3 4 5 6 7 8
B KEPELABUHANAN
1 Ketidak sesuaian pembangunan
pelabuhan di daerah dengan RIPN * *2 Belum optimalnya peran dan fungsi
kelembagaan di pelabuhan* *
3 Belum semua pelabuhan memiliki
master plan pelabuhan* * *
4 Belum optimalnya pelayanan
kepelabuhanan (kapasitas belum
terpenuhi, TRT tinggi, dwelling time
tinggi, congestion, inaportnet belum
optimal,
* * *
5 Belum optimalnya kualitas dan
kuantitas SDM kepelabuhanan
(belum adanya sertfikasi, kurangnya
marine inspector )
* * *
6 Belum optimalnya peran swasta
dalam pengusahaan di pelabuhan
(kurangnya dana pengembangan
pelabuhan, berperan sebagai
operator
* *
7 Masih rendahnya aksesibilitas
menuju pelabuhan* * *
No PERMASALAHAN/ISU
Tran
spor
t Clin
ic
Tran
spor
t Pla
nnin
g
Publ
ic S
ervi
ces
Tran
spor
t Sta
tsis
tic
Prov
ider
NSP
K, G
uide
lines
,
Stan
dard
, and
Prep
are
Polic
y D
raft
New
/Ada
pted
Tech
nolo
gy
Polic
y Ev
alua
tion
Polic
y Pr
opos
al
1 2 3 4 5 6 7 8
C KESELAMATAN DAN KEAMANAN
PELAYARAN
1 Kurangnya sarana dan prasarana
kenavigasian* * *
2 Rendahnya pengawasan terhadap
kelaiklautan kapal (pemberian SPB,
sertifikasi kapal, uji petik,
manajemen keselamatan pelayaran,
* * *
3 Belum optimalnya pelaksanaan
implementasi program keselamatan
pelayaran* *
4 Belum optimalnya pelaksanaan
manajemen lalu lintas angkutan laut
(pemetaan alur pelayaran di laut
dan sungai)
* * *
5 Belum optimalnya pengawasan
terhadap pemeliharaan dan
pembelian/pengadaan kapal baru* * *
6 Kurangnya jumlah dan kompetensi
SDM keselamtan pelayaran (belum
adanya sertfikasi, kurangnya marine
inspector)
* * *
7 Belum optimalnya implementasi
ISPS Code * *8 Belum terbentuknya kelembagaan
sea and coast guard* * *
9 Belum optimalnya penerapan NCVS * * *10 Isu tentang pengangkutan barang
berhaya * * *
No PERMASALAHAN/ISU
Tra
nsp
ort
Cli
nic
Tra
nsp
ort
Pla
nn
ing
Pu
bli
c Se
rvic
es
Tra
nsp
ort
Sta
tsis
tic
Pro
vid
er
NSP
K, G
uid
eli
ne
s,
Sta
nd
ard
, an
d
Pre
pa
re P
oli
cy D
raft
Ne
w/A
da
pte
d
Te
chn
olo
gy
Po
licy
Ev
alu
ati
on
Po
licy
Pro
po
sal
1 2 3 4 5 6 7 8
D PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
MARITIM
1 Tingginya pencemaran di pelabuhan
dan laut (emisi gas buang dari kapal,
reception facilities, limbah dari
daerah sekitar pelabuhan)
* * *
2 Masih rendahnya implementasi
MARPOL* * *
No PERMASALAHAN/ISU
Isu Strategis Perhubungan Udara
• Pesawat Udara – Pengembangan industri pesawat udara nasional
– Peremajaan pesawat tua dan mendukung penambahan kapasitas
– Perancangan pesawat udara untuk kebutuhan penerbangan nasional
– Penguatan dan pemanfaatan industri penerbangan nasional
• Angkutan Udara – Penambahan kepemilikan pesawat udara oleh maskapai penerbangan
– Pengaturan Slot Time khususnya untuk jadwal Prime Time
– Implementasi angkutan udara menuju ruang udara tanpa batasan angkut (Open Sky)
– Pelayanan penerbangan perintis khususnya di wilayah Indonesia timur
– Dukungan terhadap logistik nasional dalam kerangka SISLOGNAS
– Revitalisasi rute angkutan udara dan ruang udara
• Bandar Udara – Kapasitas bandar udara terhadap pertumbuhan transportasi udara
– Rekayasa teknologi fasilitas pelayanan di bandar udara
– Peran serta swasta dan pelaksanaan KPS dalam pembangunan bandar udara
– Pengembangan bandar udara dengan konsep Aerotropolis
– Pembebasan lahan untuk pembangunan dan atau pengembangan bandar udara
Isu Strategis Perhubungan Udara
• Navigasi Penerbangan
– Perkuatan implementasi Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia (LPNPI)
– Percepatan modernisasi/ penggantian peralatan navigasi JAATS dan MAATS
– Penerapan penggunaan fasilitas navigasi penerbangan berbasis satelit (GNSS)
– Percepatan penyusunan RPM Tatanan Navigasi Penerbangan Indonesia
• Keselamatan dan Keamanan Penerbangan
– Pengawasan pengoperasian pesawat udara
– Penguatan peran dan fungsi otoritas bandar udara
– Penguatan peran dan fungsi Pengawas Pegawai Negeri Sipil (PPNS)/ Inspector
– Peningkatan kuantitas dan kualitas personel dan peralatan Aviation Security dan PKP-PK Keamanan Penerbangan
– Penanganan keadaan darurat keamanan penerbangan
– Pemenuhan standar keselamatan penerbangan pada bandar udara kecil
ISU-ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN MULTIMODA
7. Integrasi sistem logistik ASEAN dan AFAMT
4. Kewenangan dan pembinaan BUAM
1. Keterpaduan jaringan pelayanan
2. Keterpaduan jaringan prasarana
3. Penyelenggaraan angkutan pada waktu khusus
6. Berkembangnya Kawasan Ekonomi Khusus secara regional
5. Kebijakan Sislognas
TRANSPORTASI YANG BAGAIMANA???
SUSTAINABLE TRANSPORT
Equity /Kesetaraan
Environment Efficient
VISI VISI
HIRARKI PENGGUNA JALAN
Pertimbangan utama
Pertimbangan terakhir
Pejalan kaki
Pesepeda
Pengguna angkutan umum
Kendaraan khusus (layanan gawat darurat,
kendaraan sampah, dll)
Kendaraan bermotor lainnya
SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
TATANAN TRANSPORTASI YANG TERORGANISASI SECARA KESISTEMAN
TERDIRI DARI TRANSPORTASI JALAN, TRANSPORTASI KERETA API,
TRANSPORTASI SUNGAI DAN DANAU, TRANSPORTASI PENYEBERANGAN,
TRANSPORTASI LAUT, TRANSPORTASI UDARA SERTA TANSPORTASI PIPA YANG
MASING-MASING TERDIRI DARI SARANA DAN PRASARANA, KECUALI PIPA,
YANG SALING BERINTERAKSI DENGAN DUKUNGAN PERANGKAT LUNAK DAN
PERANGKAT PIKIR MEMBENTUK SUATU SISTEM PELAYANAN JASA
TRANSPORTASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN YANG BERFUNGSI MELAYANI
PERPINDAHAN ORANG DAN ATAU BARANG, YANG TERUS BERKEMBANG
SECARA DINAMIS.
Tatranas
……….ANTAR SIMPUL
ATAU KOTA NASIONAL
(SKN), DAN DARI SIMPUL
ATAU KOTA NASIONAL
KE LUAR NEGERI ATAU
SEBALIKNYA.
Tatrawil
……….ANTAR SIMPUL
ATAU KOTA WILAYAH
(SKW), DAN DARI SKW KE
SKN ATAU SEBALIKNYA.
Tatralok
………ANTAR SIMPUL
ATAU KOTA LOKAL (SKL),
DAN DARI SKL KE SKW
DAN SKN TERDEKAT
ATAU SEBALIKNYA, DAN
DALAM KOTA.
Jaringan transportasi nasional bertumbuh, merata dan terpadu
1. Meningkatkan Jaringan Pelayanan Transportasi Nasional
2. Meningkatkan Jaringan Prasarana Transportasi Nasional
VISI DAN MISI SISTRANAS 2030
TERCIPTANYA PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI YANG:
• EFEKTIF dalam arti:
selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu,
kapasitas mencukupi, teratur, lancar
dan cepat, mudah dicapai, tepat
waktu, nyaman, tarif terjangkau,
tertib, aman, dan polusi rendah.
• EFISIEN dalam arti:
beban publik rendah dan utilitas
tinggi
SASARAN SISTRANAS
KM NO. 49 TAHUN 2005
7 PILAR KEBIJAKAN SISTRANAS
1. MENINGKATNYA PELAYANAN TRANSPORTASI NASIONAL
2. MENINGKATNYA KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI
3. MENINGKATNYA PEMBINAAN PENGUSAHAAN TRANSPORTASI
4. MENINGKATNYA KUALITAS SDM DAN IPTEK
5. MENINGKATNYA PEMELIHARAAN DAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI
6. MENINGKATNYA PENYEDIAAN DANA PEMBANGUNAN TRANSPORTASI
7. MENINGKATNYA KUALITAS ADMINISTRASI NEGARA DI SEKTOR TRANSPORTASI
Pendekatan Dorong (Push) dan Tarik (Pull)
AVOID trips
REDUCE km SHIFT modes
AVOID SHIFT/
Public Transp.
Priority
IMPROVE
A.S.I : A Comprehensive Approach
Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15
Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020
26% 26+15=41%
Upaya sendiri Upaya Sendiri dan Dukungan internasional
Mitigasi Perubahan Iklim
Perpres No. 61/2011 RAN-GRK
RAD-GRK Provinsi
Pembangunan ITS (Inteligent Transport System)
Penerapan Pengendalian Dampak Lalu-Lintas (Traffic Impact Control/TIC)
Penerapan manajemen parkir
Penerapan Congestion Charging dan Road Pricing (dikombinasikan dengan angkutan umum massal cepat)
Reformasi Sistem transit - Bus Rapid Transit (BRT)/ semi BRT
Peremajaan armada angkutan umum
Pemasangan Converter Kit (gasifikasi angkutan umum)
Pelatihan dan sosialisasi smart driving (eco-driving)
Membangun Non Motorized Transport (Pedestrian dan jalur sepeda)
Photo credit: Transit Utopia transitutopia.blogspot.com
Shift to/maintain demand for low carbon modes
Tarif: Subsidi
Pada umumnya angkutan masal perkotaan mendapat subsidi dari pemerintah.
0%10%20%
30%40%50%60%70%
80%90%
100%
Man
ches
ter,
UK
Bar
celona
, Spa
in
Colo
gne, G
erm
any
Cope
nhag
en, D
enmar
k
Lyon
, Fra
nce
Rotte
rdam
, N'la
nds
Turin, I
taly
Subsidy
Fares
KEBIJAKAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
Peningkatan peran
moda angkutan
umum
Manajemen
dan Rekayasa
Lalu Lintas
Pengurangan polusi dan
kebisingan dari
operasional transportasi
Manajemen kebutuhan
transportasi untuk
mengendalikan demand
Pengembangan
non-motorized
Pengembangan
SAUM/TOD
Pengembangan
jaringan prasarana
angkutan massal
Peningkatan
intermodality dan
aksesibilitas
angkutan umum
Perbaikan sistem
pengusahaan
angkutan umum
Peningkatan
kapasitas jalan
Pembangunan
ATCS / ITS
Traffic
management
ANDALALIN
GASIFIKASI
Promosi
penggunaan
energi alternatif
Pemilihan
teknologi moda
transport yang
ramah lingkungan
Penerapan ERP
Parking Policy
Dis-insentif
penggunaan mobil
pribadi
Pengembangan
fasilitas pejalan
kaki
Pengembangan
jalan khusus
sepeda
Car free day
KEBIJAKAN
PROGRAM TRANSPORTASI
Sosialisasi Smart
Driving
EVOLUSI BRT
PARATRANSIT BRT-LITE BRT FULL BRT
• KAPASITAS ANGKUT RENDAH (< 1.000 SMP/JAM/ARAH)
• RUTE TIDAK TERKOORDINASI
• TIDAK ADA SHELTER KHUSUS
• KURANG NYAMAN
• BELUM TERSEDIA LAJUR KHUSUS
• MASIH ADA RUTE ANGKUTAN PARALEL, TTP TERBATAS
• KAPASITAS ANGKUT MASSAL (1.000-3.000 PNP/JAM/ARAH)
• SHELTER KHUSUS • KENDARAAN NYAMAN
• LAJUR KHUSUS • FEEDER • TIDAK ADA RUTE
ANGKUTAN UMUM PARALEL (> 60%)
• KAPASITAS ANGKUT MASSAL ( 6.000-20.000 PNP/JAM/ARAH)
• SMART CARD-TICKETING • HIGHER QUALITY
STATIONS • MARKETING IDENTITY
•KAPASITAS MENDEKATI KERETA API METRO (20.000- 30.000 PNP/JAM/ARAH) •INTEGRATED NETWORK OF ROUTES AND CORRIDORS (TMSK DG METRO) • DIDUKUNG BICYCLES LANES • PARK N RIDE •FEEDER •ON LINE PAX INFO •CENTRAL CONTROL
SISTEM TRANSIT
13 kota
BUSWAY- Jakarta BRT- Bogota,
Guangzhou
Paratransit
Bus (Bus Sedang, Bus Besar)
SISTEM TRANSIT
BUS RAPID TRANSIT (BRT)
1.000
(10-15)
2.000
(15-20)
3.000
(25-40)
45.000
(30-60)
Kapasitas Penumpang (Jam/Arah)
Kecepatan Rata-rata (km/jam)
PROSES EVOLUSI
R
e
f
o
r
m
a
s
i
1 3 2 4
Bis kota
Angkot
Ojek
Taxi
AKT
Paratransit Sistem Terorganisir
Sistem Transit
Bus Kota
Angkot
Ojek
Taxi
Sistem Terorganisir
Sistem Transit
Taxi
AKT
Bus Rapid Transit
Sistem Terorganisir
Feeder BRT
Taxi
AKT
Bus Rapid Transit
Feeder BRT
AKT
TDM Focus & Hierarchy
Land Use & Pop. Manag.
Mobility Management
Mode Management
Traffic Management
Very High Mobility
High Mobility
Medium Mobility
Low Mobility
TDM Measures vs City Sizes
Metro
Big
Medium
Small
Congestion/Road Pricing
License Plate Restraint
HOV Priority Lanes
Ownership Measures
Advanced Active Traffic Management
Parking Control
Plate Restraint
HOV Priority Lanes
Combined Active Traffic Management
Parking Control
Traffic Management
Parking Control
Inrastructure & Traffic Management
Promote Multimodal Public Transport
(Commuter Rail, MRT, LRT, Busway)
Providing Commuter, Feeder, Shuttle Buses
Promote Car & Vanpool
AdvancedTravel Information
Promote Walking & Cycling
Promote Mass Transit Public Transport
Providing Feeder, Commuter & Shuttle Buses
Promote Car & Vanpool
Advanced Travel Information
Promote Walking & Cycling
Improved Mobility & Servicability of Public Transport
Improved Travel Information
Promote Walking & Cycling
Improve PT Accessibility
Provide Travel Information
Promote Walking & Cycling
Pemanfaatan ITS
Sistem ITS harus disosialisasikan sesegera mungkin.
Pembangunan jalan memerlukan banyak waktu, biaya tinggi,
lahan yang terbatas dan bahkan mengenerate perjalanan baru
Penggunaan jalan yang semakin meningkat perlu dikelola secara
pintar/smart
ITS dapat memberikan kontribusi untuk mencapai
tujuan antara lain:
Tujuan-1: efisiensi dan kenyamanan
Tujuan-2: Program pencegahan kecelakaan lalu lintas
Tujuan-3: Menjaga Dampak Lingkungan
Tujuan-4: Pengintegrasian Sistem
ITS Master Plan
Traffic management
services
Traveler information services
Public transportation services
Commercial vehicle
operation services
Electronic payment
system
Emergency management
services Vehicle control and safety
services
ITS MASTERPLAN DIINDONESIA
Traffic Info/Navigation
Via mobile apps
Traffic Congestion
39
Pengembangan Sistem Navigasi Kendaraan dengan
Real-time Information
ATCS
BRT
PRIORITY
DIS
APM IMS
RGS
Driver Information
Services
Traffic management services
Emergency Management
Services
Route Management
Sesrvices
Public
Transportation Services
RMS DIS
EMS TMS
PENGEMBANGAN ATCS DI INDONESIA
Evolusi Moda Angkutan Barang
KOMODITAS
BREAK-BULK KONSOLIDASI
PALETISASI KONSOLIDASI
KONTAINERISASI
MODAL SHIFT
KERETA API
• BARANG CURAH KERING
BERBENTUK PLASTIKAN,
KELONTONG, SACHET, BUNGKUSAN
• KOMODITAS YG BERSIFAT TIDAK
CEPAT RUSAK
• KOMODITAS DOMINAN ANGKUTAN
BARANG
• BARANG DISUSUN DALAM KOTAK,
KARDUS, BRIKET
• PENGELOMPOKAN JENIS BARANG
BERDASARKAN KEKHUSUSAN SIFAT DAN
KARAKTERISTIK BARANG
•PENGEPAKAN
• PENGECAPAN/ TANDA
• KONSOLIDASI DALAM
KONTAINER
•COMPATABILITAS BARANG
• PROSES STUFFING
DILAKUKAN DENGAN BANTUAN
MEKANIS
•DILAKUKAN PENCATATAN
SECARA KETAT & EFISIEN
• MODAL SHIFT DILAKUKAN
UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI
BARANG
• BEBAN KEMACETAN DI JALAN
RAYA BERKURANG
• HARGA BERSAING
MODAL SHIFT
KAPAL LAUT
• MODAL SHIFT DENGAN KAPAL
LAUT MENINGKATKAN JARAK
JANGKAU ANGKUTAN BARANG
•UNTUK KAPASITAS ANGKUT
YANG LEBIH BESAR DAN ANTAR
PULAU DAN ANTAR NEGARA
• BEBAN KEMACETAN DI JALAN
RAYA BERKURANG
• HARGA BERSAING
KONDISI EKSISTING KONSOLIDASI
PALETISASI PARCEL
TAHAP KONSOLIDASI MODA
Evolusi Manjemen Lalu Lintas Angkutan Barang
KONSOLIDASI MODA
LF ≥ 60%
LF < 60%
MODA KA/ KAPAL LAUT/ PESAWAT UDARA
KONSOLIDASI PALETISASI PARCEL
LF ≥ 60%
LF < 60%
KONDISI SAAT INI
Evolusi Logistik
KOMODITAS
BREAK-BULK KONSOLIDASI
PALETISASI KONSOLIDASI
KONTAINER
MODAL SHIFT
KERETA API
• TIAP KENDARAAN BARANG DAPAT
LANGSUNG KE ASAL-TUJUAN DI
DALAM PERKOTAAN
• KENDARAAN DENGAN LOAD FACTOR >
60% DAPAT LANGSUNG MASUK DAN DAPAT
MENGAMBIL BARANG DI PUSAT DISTRIBUSI
KAWASAN DI DALAM KOTA
• KENDARAAN DENGAN LF < 60% HARUS
DIKONSOLIDASI DI TERMINAL BARANG
• DISTRIBUSI PERGERAKAN ANGKUTAN
BARANG DILAKUKAN DENGAN
MENGGUNAKAN TRAYEK KHUSUS YG
DITENDERKAN UNTUK MENCAPAI PUSAT
DISTRIBUSI KAWASAN
• KERETA BARANG YANG MAU MASUK KE DALAM KOTA TRANSIT DI TERMINAL BARANG TERLEBIH DAHULU,
PINDAHKAN KE MODA ANGKUTAN JALAN RAYA DENGAN KETENTUAN KONSOLIDASI BARANG
• KENDARAAN BARANG YG LF < 60% DIKONSOLIDASI DAHULU DENGAN KONTAINERISASI DITERMINAL
BARANG, SEBELUM MASUK KERETA API NAMUN J IKA > 60% LANGSUNG KERETA API , UNTUK SELANJUT
DIKIRIM KE LUAR KOTA
• KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI JALAN RAYA DIPINDAHKAN MENGGUNAKAN MODA KERETA API
• MODA KERETA API MENERUSKAN DENGAN MODA KAPAL UNTUK DISTRIBUSI BARANG BERSKALA LEBIH
LUAS DAN PERGERAKAN ANTAR PULAU
•
MODAL SHIFT
KAPAL LAUT
ANGKUTAN INDIVIDUAL PERUSAHAAN DENGAN
LELANG DAN KONTRAK:
KOTA
PERUSAHAAN. LELANG, KONTRAK:
KOTA & LUAR KOTA
1 2 3
• LAJUR KHUSUS TRUK
• PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG
PADA JAM TERTENTU
• RETRIBUSI ANGKUTAN BARANG
• ANGKUTAN BARANG DI PERKOTAAN:
1. LOAD FACTOR TINGGI
2. VEHILE SIZE TINGGI
3. DELIVERY TINGGI
• .ANGKUTAN BARANG LUAR KOTA:
1. LOAD FACTOR RENDAH
2. VEHICLE SIZE RENDAH
3. DELIVERY RENDAH
• ANGKUTAN BARANG DI PERKOTAAN:
1. LOAD FACTOR TINGGI
2. VEHILE SIZE TINGGI
3. DELIVERY TINGGI
• .ANGKUTAN BARANG LUAR KOTA:
1. LOAD FACTOR TINGGI
2. VEHICLE SIZE TINGGI
3. DELIVERY TINGGI
Lowest Cost Highest Cost
INTERMODAL/
MULTIMODAL
TRANSPORTATION
HUBS AND SPOKES
• Daya Saing
• Kualitas Layanan
• Kinerja
•Daya Tarik Pasar
• Jejaring
SHIPS TRAINS TRUCKS AIR CARGO
• Kapal Kontainer
• Kapal Ferry
• Tongkang
• dll
• Kargo Kontainer
• Standard Freight
• Double Stacking
• Truk Trailer
• Truk Tronton
• Kargo Udara
• Pesawat Kombinasi
PARADIGMA BARU: Idealnya berupa “point-to-point” terpadu melalui sistem
intermodal/multimodal
PARADIGMA LAMA: Terpisah Satu dengan yang lainnya, dan diatur oleh masing-masing regulasi
terpisah
Sumber : Cetak Biru SLN (2012)
Konsepsi Dasar MultiModa Memperbaiki Paradigma Logistics Cost
PERAN BADAN LITBANG PERHUBUNGAN
ANGGARAN LITBANG PEMERINTAH DALAM APBN
1969-2012
Sumber: Indikator Iptek Indonesia, 2010
PERMASALAHAN IPTEK
Sepanjang tahun 1980-2012 terjadi penurunan perhatian pemerintah terhadap iptek sehingga prioritas iptek yang sudah rendah semakin rendah
dalam anggaran pemerintah.
PENTINGNYA PERAN IPTEK
LITBANG BERPERAN PENTING
Prioritas Penguasaan Iptek
MENUNJANG PROSES TRANSFORMASI TEKNOLOGI, SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK
PENINGKATAN KUALITAS SDM & KEADILAN SOSIAL GUNA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DI BIDANG IPTEK
PENINGKATAN DAYA SAING INDONESIA DI TINGKAT INTERNASIONAL
MENGHASILKAN INOVASI BERBASIS IPTEK
PENGEMBANGAN BADAN LITBANG PERHUBUNGAN KE DEPAN
OUTPUT
STUDI
KE DEPAN
The Power Of Transport
Development
• Studi Kebijakan
• Data Statistik
• Penyerapan informasi IPTEK yang
lebih optimal
• Kapasitas pengembangan RISET
yang optimal
• Publikasi hasil PENELITIAN yang
optimal
Badan Litbang menjadi “dapur” dalam penetapan kebijakan-kebijakan strategis di lingkungan Kemenhub
Isu Strategis Bidang Perhubungan Tahun 2015 (arahan direktif Menhub pada Pembukaan Pembahasan RKA Terpadu 2015)
• Peningkatan jaminan keselamatan
• Dukungan terhadap MP3EI dan MP3KI
• Pembangunan kawasan perbatasan/pulau-pulau terluar dalam
rangka mempertahankan kedaulatan NKRI
• Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
• Gerakan Indonesia Bersih dan penurunan emisi gas rumah kaca
• Gerakan pengarusutamaan gender serta pencegahan dan
pemberantasan, penyalahgunaan narkotika
KEBUTUHAN PENELITIAN DESAIN/TEKNOLOGI BIDANG TRANSPORTASI
1. Studi Desain Logistics Centre Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Logistik di Wilayah Makassar
2. Studi Pengembangan Desain Logistics Centre untuk Melayani Consolidated Container Karga Ekspor LCL di
Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya
3. Studi Desain Kemasan Komoditas Khusus Dalam rangka Optimalisasi Pengangkutan Barang
4. Penelitian Desain Keterpaduan Pelayanan Angkutan Kereta Api dengan Angkutan Feeder di Kota Bandung
5. Standardisasi dan Design Prototipe Sepeda Motor Untuk Penyandang Disabilitas
6. Standardisasi dan Design Prototipe Mobil Untuk Penyandang Disabilitas
7. Design dan Prototipe Sepeda Motor Biofuel
8. Teknologi Informasi Untuk Jembatan Timbang dan Pengujian Kendaraan (Connecting System/Integrasi Data)
9. Design dan Prototipe Becak Listrik
10. Design dan Prototipe Sistem Informasi Kir Kendaraan Bermotor Yang Transparan dan Terintegrasi
11. Design dan Prototipe Terminal Terpadu Bagi Angkutan Massal
12. Standardisasi dan Desain Prototipe Sepeda Motor Berbahan Bakar Gas
13. Teknologi Kapal Sungai, Danau, dan Penyeberangan Dalam Meningkatkan Efisiensi dan Keandalan Armada
14. Design Prototipe Fasilitas di Pelabuhan Penyeberangan Yang Responsif Gender dan Penyandang Disabilitas
15. Desain dan Prototipe Fasilitas Keselamatan Pelabuhan di SDP
16. Desain dan Prototype Fasilitas Keselamatan Kapal SDP
17. Desain dan Prototipe Kapal SDP
18. Studi penyusunan prototipe kapal 500GT ke bawah untuk menunjang angkutan ternak di wilayah NTT dan NTB
19. Studi Detail Engineering Design Pesawat Latih
20. Studi Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Penumpang Khusus (Penumpang Cacat dan Lanjut Usia) di
Area Terminal Bandar Udara
21. Studi Penerapan Energi Alternatif (Biofuel) PesawatUdara di Indonesia
22. Teknologi Composite untuk mendukung Green Aviation
23. Teknologi GNSS ( Global Navigation Satelite Surveilance) dalam pemanduan pesawat
24. Teknologi Transponder di dalam pesawat terbang untuk aktivasi ADSB (Automatic Dependence Surveilance
Broadcast)
“Menjadikan Badan Litbang Perhubungan Sebagai Organisasi Yang Memfasilitasi
Evidence Based Decision Making di Bidang Transportasi”
Konsepsi Rencana Strategis
Badan Litbang Perhubungan Tahun 2015 -2019
Perumusan Visi
Renstra Badan Litbang Perhubungan 2015 - 2019
VISI RENSTRA 2010-2014
VISI RENSTRA 2015-2019
Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan sebagai “pusat penelitian, pengembangan, dan informasi ilmiah di bidang transportasi” untuk mendukung terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah.
Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan sebagai “pusat pengetahuan untuk penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi” yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah.
Struktur Organisasi dan IKU
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Sekretariat Badan Litbang Perhubungan
Pusat Litbang Manajemen Transportasi Multimoda
Pusat Litbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian
Pusat Litbang Perhubungan Laut
Pusat Litbang Perhubungan Udara
Kelompok Jabatan Fungsional
Bidang Pelayanan
Administrasi dan Dokumentasi
Bidang Program dan
Evaluasi
NO SASARAN STRATEGIS URAIAN I
INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN
TAHUN
2012
TAHUN
2013
TAHUN
2014
a
Peningkatan kualitas
penelitian dan
pengembangan
bidang perhubungan
1) Jumlah penelitian
yang dijadikan
bahan
masukan/rekomend
asi kebijakan bidang
perhubungan
Lap. 42 47 49
2) Jumlah penelitian
yang dipublikasikan
pada jurnal atau
buletin yang
terakreditasi
Lap 208 258 281
b Peningkatan
kuantitas penelitian
dan pengembangan
bidang perhubungan
3) Jumlah kajian per
peneliti
Lap 3 4 4
Permenhub No. KM 60 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan
Sumber: Permenhub No. 68 Tahun 2012 dan KP. 1134 Tahun 2012
I K U
Restrukturisasi Program dan Kegiatan Badan Litbang Perhubungan Tahun 2015 - 2019
Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
1. Litbang Manajemen Transportasi Multimoda
2. Litbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian
3. Litbang Perhubungan Laut
4. Litbang Perhubungan Udara
Per
enca
naa
n
Ad
min
istr
asi P
erka
nto
ran
Pu
blik
asi d
an D
oku
men
tasi
Dis
emin
asi P
enel
itia
n
Kep
egaw
aian
Dat
a d
an in
form
asi
Pen
elit
ian
dan
Stu
di K
ebija
kan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Sekretariat Litbang Perhubungan
Pe
ren
can
aan
Ad
min
istr
asi P
erk
anto
ran
Pu
blik
asi d
an D
oku
men
tasi
Dis
emin
asi P
en
elit
ian
Kep
egaw
aian
Dat
a d
an in
form
asi
Pe
nel
itia
n d
an S
tud
i Keb
ijaka
n
Pe
rala
tan
dan
Fas
ilita
s P
erk
anto
ran
Pe
mb
angu
nan
Bal
ai L
itb
ang
PR
OG
RA
M
KEG
IATA
N
SUB
-KEG
IATA
N
Penelitian, Pengembangan dan Teknologi Transportasi
1. Litbangtek Transportasi Antarmoda/Multimoda
2. Litbangtek Transportasi Jalan, SDP dan Perkeretaapian
3. Litbangtek Transportasi Laut
4. Litbangtek Transportasi Udara
Per
enca
naa
n d
an K
erja
sam
a
Ad
min
istr
asi P
erka
nto
ran
Pu
blik
asi d
an D
oku
men
tasi
Dis
emin
asi P
enel
itia
n
Pen
elit
ian
dan
Stu
di K
ebija
kan
Pen
yusu
nan
NSP
K
Tekn
olo
gi T
ran
spo
rtas
i
Klin
ik T
ran
spo
rtas
i
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Litbang Perhubungan
Pe
ren
can
aan
dan
Ker
jasa
ma
Ad
min
istr
asi P
erk
anto
ran
Pu
blik
asi d
an D
oku
men
tasi
Dis
emin
asi P
en
elit
ian
Kep
egaw
aian
Stat
isti
k Tr
ansp
ort
asi
Stu
di K
ebija
kan
Lin
tas
Sekt
ora
l
Pe
rala
tan
dan
Fas
ilita
s P
erk
anto
ran
Pe
mb
angu
nan
Bal
ai L
itb
ang
Pe
laya
nan
Pu
blik
Dew
an P
akar
Tra
nsp
ort
asi
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Terwujudnya pusat pengetahuan untuk penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi yang handal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah
1. Melakukan penelitian, pengembangan dan teknologi untuk perumusan kebijakan strategis transportasi
2. Melakukan kerjasama dengan lembaga iptek
3. Melakukan pelayanan penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi
1. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan teknologi
2. Meningkatnya kapasitas penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi transportasi
3. Meningkatnya kapasitas penyebaran hasil penelitian, pengembangan dan teknologi transportasi
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil litbangtek
1. Prosentase pemanfaatan hasil litbangtek
2. Prosentase hasil litbangtek yang dimuat pada publikasi terakreditasi
3. Ratio jumlah litbangtek per peneliti.
2. Peningkatan akses ke sumber informasi iptek transportasi
Jumlah jaringan kemitraan (kerjasama)
3. Peningkatan informasi dan publikasi hasil litbangtek
Frekuensi akses hasil litbangtek pada situs Badan Litbang Perhubungan
Outcome (Belum adanya mekanisme
pengusulan dan pemanfaatan Litbang)
Permasalahan dan Isu Strategis
Badan Litbang Perhubungan
Output
(Terbatasnya produksi penelitian yang layak
dipublikasikan)
Fasilitas (Belum adanya wadah
untuk melakukan penelitian teknologi)
SDM (Kualifikasi dan
kuantitas peneliti belum memadai, dari 119
peneliti : 5 orang S3, 77 orang S2 dan
37 orang S1)
Fokus Pelayanan dan Pembangunan
Badan Litbang Perhubungan Tahun 2015 - 2019
Services
Transport Planning
Policy Proposal
Policy Evaluation
NSPK
Public Services
Transport Clinic
New/Adapted Technology
Transport Statistic Provider
Needs
Capacity Building (SDM)
HArmonization (Program)
Networking (Kerjasama)
ReGulation
Empowering (Infarstruktur)
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
58