reuters/kevin lamarque pemenang nobel … · yang sering muncul di televisi sejak obama...

1
1895 Penyelenggara, Nobel Foundation, didirikan. 1901 Seremoni untuk memberikan penghargaan pertama Nobel kepada 6 tokoh pertama kali diadakan di Old Royal Academy of Music di Stockholm. 1902 Penghargaan Nobel secara formal dianugerahkan oleh Raja Swedia. Chavez dan mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, ikut meng- kritik keputusan tersebut seba- gai suatu bentuk solidaritas kedua negara sosialis di Ame- rika Latin itu terhadap peme- rintah China. Penghargaan Nobel Perda- maian seharusnya diberikan karena telah tercapai suatu tu- juan, yaitu damai. Setidaknya penghargaan itu pantas diberi- kan kepada penerimanya ka- rena mereka telah berhasil mendamaikan dua pihak, ne- gara atau faksi, menekan do- minasi militer, dan mempromo- sikan perdamaian. Namun, tidak semua peme- nang yang pernah terpilih se- suai dengan kriteria seharus- nya. Pada 1973, Menlu AS Henry Kissinger memenangi penghar- gaan itu bersama pejabat tinggi komunis Vietnam, Le Ðuc Tho. Keduanya dinilai berjasa telah 22 | SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus S EMINGGU telah ber- lalu, tapi China masih merasa ‘sakit hati’ atas keputusan Komite Penghargaan Nobel yang menganugerahkan penghar- gaan paling prestisius di dunia, Nobel Perdamaian, kepada aktivis Liu Xiaobo. “Apakah kita akan diam saja saat kedaulatan dan harga diri kita diacak-acak?” kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China Ma Zhaoxu, Kamis (14/10). Menurut Ma, memberikan Nobel kepada Liu, sama saja dengan memberi harapan ke- pada kriminal di China dan sebuah pengkhianatan ter- hadap kedaulatan China. Peng- hargaan kepada Liu itu pun telah mendorong banyak pemimpin dunia termasuk Presiden Amerika Serikat Ba- rack Obama dan Perdana Men- teri Kanada Stephen Harper, mendesak pembebasan Liu. Hal itu membuat Ma berta- nya-tanya. “Saya ingin tahu apa sebenarnya niat mereka? Apa- kah ini karena pola pembangun- an China dan kebencian ter- hadap sistem politik China?” China tidak sendirian menge- cam keputusan Komite Nobel itu. Presiden Venezuela Hugo Denny Parsaulian Sinaga HADIAH NOBEL PENUH K Ada yang seharusnya pantas memenangi Nobel Perdamaian, tapi tidak pernah mendapatkannya. membidani lahirnya perjanjian damai Vietnam, Paris Peace Accord. Belakangan muncul tudingan bahwa Kissinger ber- ada di balik pengeboman mela- wan tentara Vietnam Utara (NVA). Lalu pada 1994, pemimpin Organisasi Pembebasan Pales- tina (PLO) Yasser Arafat dan Perdana Menteri Shimon Peres menerima Nobel karena dinilai membawa perdamaian ke Timur Tengah. Pada kenyataan- nya, hingga kini perdamaian itu masih sekadar mimpi di area itu. Selanjutnya pada 2009, baru sembilan bulan menjabat pre- siden, Barack Obama sudah menerima Nobel Perdamaian. Namun, baru-baru ini tentara AS di Pakistan menggunakan pesawat tak berawak melaku- kan penyerangan. Pasukan AS sendiri pun, saat itu, masih berjibaku di Irak dan Afghanis- tan. “Dia tidak pantas mendapat- kannya dan sebenarnya apakah kontribusinya?” itu pertanyaan yang sering muncul di televisi sejak Obama dinominasikan menerima Nobel, hanya dua minggu setelah dia diangkat menjadi Presiden AS. Politik Barat Tidak seperti Nobel sains dan literatur, dalam dua hingga tiga dekade terakhir, pemenang Nobel Perdamaian selalu me- nimbulkan kontroversi. Salah satu alasannya karena peme- nang umumnya berlatar bela- kang profil kontroversial dan menjadi fokus internasional atau konflik. Kritikus menilai Nobel Per- damaian beberapa dekade terakhir telah diberikan kepada orang-orang yang tidak kom- peten, bahkan salah alamat. Terutama karena ada yang me- nilai juri yang menentukannya mungkin telah bekerja di ‘bawah’ pengaruh faktor/orang tertentu. Mereka dinilai telah diintervensi pihak-pihak ter- tentu demi kepentingan suatu negara. Dalam beberapa kesempatan bahkan menimbulkan perten- tangan terhadap Komite Nobel Norwegia dan menentang cara mereka memilih pemenang- nya. Pemilihan Carl von Ossietzky menjadi pemenang Nobel 1935 menjadi contoh intervensi un- tuk kepentingan nasional. Ter- pilihnya Von Ossietzky itu, setelah melalui debat panjang, bisa disebut sebagai upaya untuk mendamaikan. Tampak jelas bahwa kriteria yang diinginkan Alfred Nobel, pencetus penghargaan presti- sius ini, bagi pemenang Nobel Perdamaian telah keluar dari jalurnya. Ilmuwan dan jutawan Swe- dia itu menginginkan penghar- gaan perdamaian diberikan kepada mereka yang telah be- kerja menciptakan tercapainya PENERIMA NOBEL PERDAMAIAN 2009: Presiden Amerika Barack Obama melintas di depan bendera PBB di New York, AS, beberapa waktu lalu. PEMENANG NOBEL PERDAMAIAN: Foto penerima Nobel Perdamaian 20 REUTERS/KEVIN LAMARQUE GRAFIS: EBET

Upload: nguyenphuc

Post on 19-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1895 Penyelenggara, Nobel Foundation, didirikan.

1901Seremoni untuk memberikan penghargaan pertama Nobel kepada 6 tokoh pertama kali diadakan di Old Royal Academy of Music di Stockholm.

1902Penghargaan Nobel secara formal dianugerahkan oleh Raja Swedia.

1938-1939Adolf Hitler melarang tiga pemenang Nobel menerima penghargaan itu.

1940-1942Tidak ada hadiah diberikan dalam kategori apa pun, akibat pendudukan Norwegia oleh Jerman.

1943semua hadiah diberikan kecuali untuk sastra dan perdamaian.

1968Sveriges Riksbank, Bank Swedia, menambah Penghargaan dalam Sains Ekonomi untuk Mengenang Alfred Nobel. Dan pada tahun ini pula ditetapkan keputusan untuk tidak menambah penghargaan lainnya yang mengatasnamakan untuk mengenang Nobel.

1995Penghargaan ekonomi

dinamai penghargaan ilmu sosial, sehingga membuka

kesempatan bagi bidang ilmu politik, psikologi, dan

sosiologi.

Chavez dan mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, ikut meng­kritik keputusan tersebut seba­gai suatu bentuk solidaritas kedua negara sosialis di Ame­rika Latin itu terhadap peme­rintah China.

Penghargaan Nobel Perda­maian seharusnya diberikan karena telah tercapai suatu tu­juan, yaitu damai. Setidaknya penghargaan itu pantas diberi­kan kepada penerimanya ka­rena mereka telah berhasil mendamaikan dua pihak, ne­gara atau faksi, menekan do ­ m i nasi militer, dan mempromo­sikan perdamaian.

Namun, tidak semua peme­nang yang pernah terpilih se­suai dengan kriteria seharus­nya.

Pada 1973, Menlu AS Henry Kissinger memenangi penghar­gaan itu bersama pejabat tinggi komunis Vietnam, Le Ðuc Tho. Keduanya dinilai berjasa telah

22 | SELASA, 19 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus Internasional

SEMINGGU telah ber­lalu, tapi China masih merasa ‘sakit hati’ atas keputusan Komite

Penghargaan Nobel yang meng anugerahkan penghar­gaan paling prestisius di dunia, Nobel Perdamaian, kepada aktivis Liu Xiaobo.

“Apakah kita akan diam saja saat kedaulatan dan harga diri kita diacak­acak?” kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China Ma Zhaoxu, Kamis (14/10).

Menurut Ma, memberikan Nobel kepada Liu, sama saja dengan memberi harapan ke­pada kriminal di China dan sebuah pengkhianatan ter­hadap kedaulatan China. Peng­hargaan kepada Liu itu pun telah mendorong banyak pemimpin dunia termasuk Presiden Amerika Serikat Ba­rack Obama dan Perdana Men­teri Kanada Stephen Harper, mendesak pembebasan Liu.

Hal itu membuat Ma berta­nya­tanya. “Saya ingin tahu apa sebenarnya niat mereka? Apa­kah ini karena pola pembangun­an China dan kebencian ter­hadap sistem politik China?”

China tidak sendirian menge­cam keputusan Komite Nobel itu. Presiden Venezuela Hugo

Denny Parsaulian Sinaga

hadiah nobel penuh kontroversiAda yang seharusnya

pantas memenangi Nobel Perdamaian, tapi tidak pernah

mendapatkannya.

membidani lahirnya perjanjian damai Vietnam, Paris Peace Accord. Belakangan muncul tudingan bahwa Kissinger ber­ada di balik pengeboman mela­wan tentara Vietnam Utara (NVA).

Lalu pada 1994, pemimpin Organisasi Pembebasan Pales­tina (PLO) Yasser Arafat dan Perdana Menteri Shimon Peres menerima Nobel karena dinilai membawa perdamaian ke Timur Tengah. Pada kenyataan­nya, hingga kini perdamaian itu masih sekadar mimpi di area itu.

Selanjutnya pada 2009, baru sembilan bulan menjabat pre­siden, Barack Obama sudah menerima Nobel Perdamaian. Namun, baru­baru ini tentara AS di Pakistan menggunakan pesawat tak berawak melaku­kan penyerangan. Pasukan AS sendiri pun, saat itu, masih berjibaku di Irak dan Afghanis­tan.

“Dia tidak pantas mendapat­kannya dan sebenarnya apakah kontribusi nya?” itu pertanyaan yang sering muncul di televisi

sejak Obama dinominasikan mene rima Nobel, hanya dua minggu setelah dia diangkat menjadi Presiden AS.

Politik BaratTidak seperti Nobel sains dan

literatur, dalam dua hingga tiga dekade terakhir, pemenang Nobel Perdamaian selalu me­nimbulkan kontroversi. Salah satu alasannya karena peme­nang umumnya berlatar bela­kang profil kontroversial dan menjadi fokus internasional atau konflik.

Kritikus menilai Nobel Per­damaian beberapa dekade terakhir telah diberikan kepada orang­orang yang tidak kom­peten, bahkan salah alamat. Terutama karena ada yang me­nilai juri yang menentukannya mungkin telah bekerja di ‘bawah’ pengaruh faktor/orang tertentu. Mereka dinilai telah diintervensi pihak­pihak ter­tentu demi kepentingan suatu negara.

Dalam beberapa kesempatan bahkan menimbulkan perten­tangan terhadap Komite Nobel Norwegia dan menentang cara mereka memilih pemenang­nya.

Pemilihan Carl von Ossietzky menjadi pemenang Nobel 1935 menjadi contoh intervensi un­tuk kepentingan nasional. Ter­pilihnya Von Ossietzky itu, setelah melalui debat panjang, bisa disebut sebagai upaya untuk mendamaikan.

Tampak jelas bahwa kriteria yang diinginkan Alfred Nobel, pencetus penghargaan presti­sius ini, bagi pemenang Nobel Perdamaian telah keluar dari jalurnya.

Ilmuwan dan jutawan Swe­dia itu menginginkan penghar­gaan perdamaian diberikan kepada mereka yang telah be­kerja menciptakan tercapainya

PENERIMA NOBEL PERDAMAIAN 2009: Presiden Amerika Barack Obama melintas di depan bendera PBB di New York, AS, beberapa waktu lalu. PEMENANG NOBEL PERDAMAIAN: Foto penerima Nobel Perdamaian 2010 Liu Xiaobo dipegang istrinya, Liu Xia, di Beijing, China, Minggu (3/10).REUTERS/KEviN LAMARqUE

GRAFiS: EBET