retorika uts

61

Upload: tasya-belanintyas

Post on 21-Jul-2015

465 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KULIAH 2

Pengertian Dalam Bahasa Yunani , rhtr, orator, teacher) retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo). Plato secara umum memberikan defenisi terhadap retorika sebagai suatu seni manipulatif yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan mereka.

Retorika memberikan suatu kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis yang terdiri dari Gorgias, Lysias, Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5 SM), yang mengajarkan orang tentang keterampilan berbicara dan menemukan sarana persuasif yang objectif dari suatu kasus. Studi yang mempelajari kesalahpahaman serta penemuan saran dan pengobatannya. Retorika juga mengajarkan tindak dan usaha yang efektif dalam persiapan, penetaan dan penampilan tutur untuk membina saling pengertian dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam ajaran retorika Aristoteles, terdapat tiga teknis alat persuasi (mempengaruhi) politik yaitu Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak, pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada wacana memuji dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.

Perkembangan RetorikaRETORIKA ZAMAN ROMAWI Buku Ad Herrenium, yang ditulis dalam bahasa Latin kira-kira 100 SM, hanya mensistematisasikan dengan cara Romawi warisan retorika gaya Yunani. Romawi kaya sekolah retorika, tetapi juga kaya dengan oratororator ulung: Antonius, Crassus, Rufus, Hortensius. Kemampuan Hortensius disempurnakan oleh Cicero. Karena dibesarkan dalam keluarga kaya dan menikah dengan istri yang memberinya kehormatan dan uang, Cicero muncul sebagai negarawan dan cendekiawan. Pernah hanya dalam dua tahun (45-44 SM), ia menulis banyak buku filsafat dan lima buah buku retorika. Ia percaya bahwa The good man speaks well. Will Durant menyimpulkan kepada kita gaya pidatonya yanng mengatakan bahwa Cicero sangat terampil dalam menyederhanakan pembicaraan yang sulit. Quintillianus berusaha merumuskan teori-teori retorika dari pidato dan tulisan Cicero. Will Durant menceritakan kuliah retorika Quantillianus, yang dituliskannya dalam buku Institutio Oratoria:

Ia mendefinisikan retorika sebagai ilmu berbicara yang baik. Pendidikan orator harus dimulai sebelum dia lahir: Ia sebaiknya berasal dari keluarga terdidik, sehingga ia bisa menerima ajaran yang benar dan akhlak yang baik sejak napas yang ia hirup pertama kalinya. Tidak mungkin menjadi terpelajar dan terhormat hanya dalam satu generasi. Calon orator harus mempelajari musik supaya ia mempunyai telinga yang dapat mendengarkan harmoni; tarian, supaya ia memiliki keanggunan dan ritma; drama, untuk menghidupkan kefasihannya dengan gerakan dan tindakan; gimnastik, untuk memberinya kesehatan dan kekuatan; sastra, untuk membenhik gaya dan melatih memorinya, dan memperlengkapinya dengan pemikiran-pemikiran besar; sains, untuk memperkenalkan dia dengan pemahaman mengenai alam; dan filsafat, untuk membentuk karakternya berdasarkan petunjuk akal dan bimbingan orang bijak. Karena semua persiapan tidak ada manfaatnya jika integritas akhlak dan kemuliaan rohani tidak melahirkan ketulusan bicara yang tak dapat ditolak. Kemudian, pelajar retorika harus menulis sebanyak dan secermat mungkin.

RETORIKA ABAD PERTENGAHAN Abad pertengahan sering disebut abad kegelapan, juga buat retorika. Ketika agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. Banyak orang Kristen waktu itu melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan Romawi, para penyembah berhala. Bila orang memeluk agama Kristen, secara otomatis ia akan memiliki kemampuan untuk nmnyampaikan kebenaran. St. Agustinus, yang telah mempelajari retorika sebelum masuk Kristen tahun 386, adalah kekecualian pada zaman itu. Dalam On Christian Doctrine (426), ia menjelaskan bahwa para pengkhotbah harus sanggup mengajar, menggembirakan, dan menggerakkan yang oleh Cicero disebut sebagai kewajiban orator. Untuk mencapai tujuan Kristen, yakni mengungkapkan kebenaran, kita harus mempelajari teknik penyampaian pesan. Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi menyampaikan firman Tuhan, Berilah mereka nasihat dan berbicaralah kepada mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka (Alquran 4:63). Muhammad saw. bersabda, memperteguh firman Tuhan ini, Sesungguhnya dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya.

Ia sendiri seorang pembicara yang fasih dengan kata-kata singkat yang mengandung makna padat. Ucapannya sering menyebabkan pendengar berguncang hatinya dan berlinang air matanya. Tidak hanya menyentuh hati, ia juga mengimbau akal para pendengarnya. Ia sangat memperhatikan orang-orang yang dihadapinya, dan menyesuaikan pesannya dengan keadaan mereka. Ada ulama yang mengumpulkan khusus pidatonya dan menamainya Madinat al-Balaghah (Kota Balaghah). Salah seorang sahabat yang paling dikasihinya, Ali bin Abi Thalib, mewarisi ilmunya dalam berbicara. Pada Ali bin Abi Thalib, kefasihan dan kenegarawanan bergabung kembali. Khotbah-khotbahnya dikumpulkan dengan cermat oleh para pengikutnya dan diberi judul Nahj al-Balaghah (Jalan Balaghah). Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam peradaban Islam. Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti retorika. Tetapi, warisan retorika Yunani, yang dicampakkan di Eropa Abad Pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli balaghah. Sayang, sangat kurang sekali studi berkenaan dengan kontribusi Balaghah pada retorika modern. Balaghah, beserta maani dan bayan, masih tersembunyi di pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional

RETORIKA ABAD PERTENGAHAN Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa, selama periode panjang itu, warisan

peradaban Yunani diabaikan. Pertemuan orang Eropa dengan Islam yang menyimpan dan mengembangkan khazanah Yunani dalam Perang Salib menimbulkan Renaissance. Salah seorang pemikir Renaissance yang menarik kembali minat orang pada retorika adalah Peter Ramus. Ia membagi retorika pada dua bagian. Inventio dan dispositio dimasukkannya sebagai bagian logika. Sedangkan retorika hanyalah berkenaan dengan elocutio dan pronuntiatio saja. Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern. Yang membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger Bacon (1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode eksperimental, tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi retorika. Aliran pertama retorika dalam masa modern, yang menekankan proses psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologi membahas teori pengetahuan; asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia.

George Campbell (1719-1796), dalam bukunya The Philosophy of Rhetoric, menelaah tulisan Aristoteles, Cicero, dan Quintillianus dengan pendekatan psikologi fakultas (bukan fakultas psikologi). Retorika, menurut definisi Campbell, haruslah diarahkan kepada upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan. Richard Whately mengembangkan retorika yang dirintis Campbell. Ia mendasarkan teori retorikanya juga pada psikologi fakultas. Hanya saja ia menekankan argumentasi sebagai fokus retorika. Retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Baik Whately maupun Campbell menekankan pentingnya menelaah proses berpikir khalayak. Karena itu, retorika yang berorientasi pada khalayak (audience-centered) berutang budi pada kaum epistemologis aliran pertama retorika modern.

Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles lettres (Bahasa Prancis: tulisan yang indah). Retorika belletris sangat mengutamakan keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan segi informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis Lectures on Rhetoric and Belles Lettres. Di sini ia menjelaskan hubungan antara retorika, sastra, dan kritik. Ia memperkenalkan fakultas citarasa (taste), yaitu kemampuan untuk memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apa pun yang indah. Aliran pertama (epistemologi) dan kedua (belles lettres) terutama memusatkan perhatian mereka pada persiapan pidato pada penyusunan pesan dan penggunaan bahasa. Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis justru menekankan teknik penyampaian pidato Dalam perkembangan, gerakan elokusionis dikritik karena perhatian dan kesetiaan yang berlebihan pada teknik. Ketika mengikuti kaum elokusionis, pembicara tidak lagi berbicara dan bergerak secara spontan. Gerakannya menjadi artifisial. Walaupun begitu, kaum elokusionis telah berjaya dalam melakukan penelitian empiris sebelum merumuskan resep-resep penyampaian pidato. Pada abad kedua puluh, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi.

1. James A Winans Ia adalah perintis penggunaan psikologi modern dalam pidatonya. Bukunya, Public Speaking, terbit tahun 1917 mempergunakan teori psikologi dari William James dan E.B. Tichener. Sesuai dengan teori James bahwa tindakan ditentukan oleh perhatian, Winans, mendefinisikan persuasi sebagai proses menumbuhkan perhatian yang memadai baik dan tidak terbagi terhadap proposisi-proposisi. Ia menerangkan pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Winans adalah pendiri Speech Communication

Association of America (1950).

2. Charles Henry Woolbert Ia pun termasuk pendiri the Speech Communication Association of America. Baginya, proses penyusunan pidato adalah kegiatan seluruh organisme. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah dasar utama persuasi. Dalam penyusunan persiapan pidato, menurut Woolbert harus diperhatikan hal-hal berikut: (1) teliti tujuannya, (2) ketahui khalayak dan situasinya, (3) tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, (4) pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya yang terkenal adalah The Fundamental of Speech.

3. William Noorwood Brigance Berbeda dengan Woolbert yang menitikberatkan logika, Brigance menekankan faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi meliputi empat unsur: (1) rebut perhatian pendengar, (2) usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter Anda, (3) dasarkanlah pemikiran pada keinginan, dan (4) kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.4. Alan H. Monroe Dimulai pada pertengahan tahun 20-an Monroe beserta stafnya meneliti proses motivasi (motivating process). Jasa, Monroe yang terbesar adalah cara organisasi pesan. Menurut Monroe, pesan harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence. Beberapa sarjana retorika modern lainnya yang patut kita sebut antara lain A.E. Philips (Effective Speaking, 1908), Brembeck dan Howell (Persuasion: A Means of Social Control, 1952), R.T. Oliver (Psychology of Persuasive Speech, 1942). Di Jerman, selain tokoh notorious Hitler, dengan bukunya Mein Kampf, maka Naumann (Die Kunst der Rede, 1941), Dessoir (Die Rede als Kunst, 1984) dan Damachke (Volkstumliche Redekunst, 1918) adalah pelopor retorika modern juga.

Retorika Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi II

KULIAH 3

Retorika sebagai proses komunikasiSebuah contoh: Sebuah mobil bekas akan dijual. Pemilik tentu mobil ingin menjual dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli, penjual tidak hanya akan menjelaskan detail mobil tersebut, namun akan memuji-muji mobil tersebut. Singkatnya: mobil bekas yang paling ideal, yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnya masih terlalu murah! Dilain piha calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu dengan harga yang murah (tujuan). Pleh karenanya terjadi tawar-menawar dalam perdagangan, dimana penjual dan pembeli saling memberi argumentasi untuk mencapai tujuannya masing-masing Dari contoh cerita tersebut dapat dilihat aspek-aspek komunikasi retoris sbb: Seorang pembicara, menyampaikan kepada; Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan; Sesuatu; Dengan maksud tujuan tertentu (menjual mobil); Memberikan argumen-argumen terhadap isi pembicaraan; Sambil mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi retorisFaktor bisa terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti:

A.

Pada komunikator1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi, maksudnya adalah keterampilan penguasaan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipien; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga memberikan sesuatu yang seseai kebutuhan mereka Sikap komunikator, sikap agrasif, defensif, mantap dan meyakinkan, rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran memberi dampak besar dalam proses komunikasi retoris Pengetahuan umum, komunikator sebaikny memiliki pengetahuan umum yang lias agar mampu menyelami situasi dan mengenal pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Mampu menggugah hati pendengar. Sistem sosial, posisi,pangkat aatau jabatan yang dimiliki komunikator dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi retoris. Sistem kebudayaan, sistem budaya komunikator juga turut mempengaruhi efektifitas komunikasi retoris.

2.

3.

4. 5.

B.

Pada komunikan1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi, Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai Bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens Sikap komunikan, Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi; Sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif. Sistem sosial dan kebudayaan, Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati. suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka memhantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama di antara masyarakat yang satu dengan yang lain.

2.

3.

B. Pada pesan dan medium 1. Elemen-elemen pesan, Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang bestir. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk meng-konkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimik dan gerak-gerak untuk mempedelas pesan yang disampaikan. 2. Struktur pesan, Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.

3.

4.

Isi pesan, Isi pesan yang di ungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak rnengandung terlalu banyak ke-benaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci dan tepat. Proses pembeberan, yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang berbeda dalam proses komunikasi. Tentang hal ini akan dibicarakan lebih lanjut.

Pembagian retorikaRetorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari Ilmu bina bicara ini mencakup: Monologika monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seseorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, dan deklamasi Dialogika Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satuproses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah diskudi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat. Pembinaan teknik bicara Efektivitas dialogikan dan monologika tergantung juga pada teknik bicara yang merupakan syarat dari retorika. Oleh karenanya pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting. Dalam bagian ini perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita

Tahap Persiapan PidatoKULIAH 4

Pidato Informatif, Persuasif, RekreatifPidato Informatif Ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Komunikasi diharapkan memperoleh penjelasan, menaruh minat, dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan. Seperti contohnya guru dan dosen melakukan pidato untuk menyampaikan informasi berupa pengetahuan. Pidato Persuasif Ditujukan agar seseorang mempercayai sesuatu, melakukannya, atau terbakar semangat dan antusiasmenya. Keyakinan, tindakan dan semangat merupakan bentuk reaksi yang diharapkan. Bila khalayak tidak mungkin bertindak karena batasan kemampuan, mereka diharapkan memiliki keyakinan saja tentang proposisi yang kita ajukan. Pidato Rekreatif Perhatian, kesenangan, dan humor adalah yang diperhatikan disini. Bersifat, enteng, segar dan mudah dicerna. Untuk melakukan pidato rekreatif, orang tidak hanya melakukan akting yang menawan, tetapi kecerdasan untuk membangkitkan tawa.

Ciri Pidato yang baik

Pidato yang Saklik Ada hubungan yang jelas antara pembenaran mesalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi antara isi pidato dengan formulasinya. Pidato yang Jelas Isi pidato sedapat mungkin bisa dimengerti. Pembicara harus memilih susunan kata yang tepat dan jelas untuk menghindarkan salahn pengertian. Pidato yang Hidup Pidato yang hidup dan menarik umumnya diawali dengan ilustrasi, sesudah itu ditampilkan pengertianpengertian abstrak atau definisi, biasanya digunakan gambar, cerita pendek, atau kejadian yang relevan.

Pidato yang Memiliki Tujuan Pidato seharusnya dirumuskan dalam satu atau dua pikiran pokok agar pendengar tidak kehilangan benang merah selama mendengarkan pidato. Pidato yang Memiliki Klimaks Berusaha menciptakan titik-titik puncak dalam pidato untuk memperbesar ketegangan dan rasa ingin tahu pendengar, agar pendengar tidak merasa bosan. Biasanya klimaks itu diciptakan di antara pembukaan dan penutup pidato. Pidato yang Memiliki Pengulangan Pengulangan penting, karena dapat memperkuat isi pidato dan memperjelas pengertian pendengar. Suatu pengulangan yang dirumuskan secara baik akan memberi efek yang besar dalam ingatan para pendengar.

Pidato yang Berisi Hal-Hal yang Mengejutkan Memunculkan hal-hal yang mengejutkan dalam pidato berarti menciptakan hubungan baru dan menarik sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang besar, tetapi tidak dimaksudkan sebagai sensasi. Pidato yang dibatasi Orang tidak boleh membeberkan segala soal atau masalah dalam suatu pidato. Karena orang akan merasa bosan bila mendengar pidato yang panjang. Pidato yang mengandung humor Humor dapat menghidupkan pidato dan memberi kesan tak terlupakan, juga menyegarkan pikiran pendengar, sehingga mencurahkan perhatian pada pidato selanjutnya.

Skema Pidato

Ada beberapa skema yang dapat digunakan untuk menyusun pidato : Skema Lima Kalimat dikembangkan oleh E.Drach dan H.Geissner. 1. Mengapa justru lima kalimat? Dalam skolastik, orang menggunakan lima kalimat dalam berdebat : Mengemukakan pendapat Melihat apa yang tidak termasuk masalah Argumen kontra Argumen pro Penyelesaian masalah

Dalam abad modern Dewey mengemukakan satu teori berpikir yang juga terdiri dari lima langkah : Orang berhadapan dengan kesulitan Kesulitan dilokalisasi, didefinisikan, dibatasi Penyodoran jalan keluar yang mungkin Akibat-akibat logis dari jalan keluar yang dianjurkan Memperhatikan akibat lanjutan dalam kehidupan logis

2. Kemungkinan-kemungkian dalam menggunakan skema lima kalimat : a) Skema Mata Rantai Mempunyai hubungan kronologis atau logis antara pikiran yang satu dengan yang lainnya.

1 2 3 4 5

b) Skema Kompromis

1 3

2

4

5

c) Membandingkan Dua Pendapat1 3

2 5

4

d) Mengabaikan Satu Pokok1 2 3

4 5

e) Skema Deduktif

1

23 5 4

f) Skema Dialektis12 3

4 5

Skema lima kalimat dapat digunakan dalam sidang-sidang, dimana orang harus mengemukakan pendapatnya atau memberikan pembuktian dan argumentasi.

Skema Lima W Siapa : siapa yang akan dihadapi Apa : apa yang perlu dibeberkan Dengan apa : dengan apa akan mengemukakan argumentasi Bagaimana : bagaimana cara menyusun pidato Kapan : kapan harus membawakannya Skema Menurut Aphtonius Tema pidato Penjelasan Pendasaran Pikiran dan pendapat yang berlawanan Perbandingan Contoh Pembuktian penutup

Skema Tiga Bagian (Model Skema Cicero) 1. Pendahuluan Ucapan salam, pembukaan, titik tolak dan penghantar ke dalam tema yang dibicarakan 2. Isi Pidato Penjelasan masalah yang sebenarnya 3. Penutup Rangkuman, permintaan atau permohonan

KULIAH 5

Isi Pesan Pidato InformatifSupaya isi pesan mudah dipahami dan mudah diingat, Ehninger dan kawan-kawan menyarankan hal-hal berikut: 1. Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak Hindari membanjiri innformasi karena akan terjadi information overload. Pilihlah beberapa butir yang sangat penting. Kembangkan bahasan dari butir-butir dari yang sudah dipilih 2. Jelaskan istilah-istilah aneh dan kabur Ada beberapa cara untuk menjelaskan istilah. Pertama menggunakan definisi dari kamus. Kedua mrnjelaskan makna dari asal-usul kata. Ketiga menjelaskan makna konsep dengan menjelaskan apa yang tidak termasuk. Keempat menerangkan konsep dengan memberikan contoh 3. Atur kecepatan menyajikan informasi Butir-butir pembicaraan harus diulas dengan waktu yang tepat. Telalu lama menjadi membosankan dan terlalu singkat membuat bingung

4.

Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan Ketika beralih bahasan ke pokok bahasan yang lain, tunjukkan perpindahannya dengan jelas seperti Itulah aspek pertama dari desain interior; yakni aspek fungsional. Kita sekarang memasuki aspek yang lebih pentig; aspek estetis 5. Gunakan data kongkret jaringan abstrakPidato informatif harus kaya akan fakta, angka, penjelasan, dan contoh. Tori-teori yang abstrak harus dijelaskan dengan contoh kongkret.

6. 7.

Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian

Organisasi Pesan

Penyusunan pesan menurut Monroe Terdapat tiga tahap; perhatian, kebutuhan, dan pemuasan Perhatian. Terdapat empat hal yang harus diperhatikan: menarik perhatian, menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan pendengar, membangun kredibilitas, dan menjelaskan susunan pembicaraan Kebutuhan. Menjelaskan mengapa informasi yang disampaikan penting bagi khalayak. Bagi yang baru mendengarkan topik, lakukan 4 cara: a. Pernyataan, tunjukkan pentingnya pokok bahasan dan perlihatkan bagaimana mereka perlu lebih banyak tahu tertang informasi tersebut b. Ilustrasi, berikan beberapa contoh, permisalan, anekdot yang menunjukkan kebutuhan pendengar. c. Peneguhan. Sajikan fakta, angka, dan kutipan tambahan untuk lebih meyakinkan pendengar. d. Penunjukkan, perlihatkan bahwa pokok pembicaraan berkaitan dengan kepentingan, kesejahteraan, dan keberhasilan khalayak.

Pemuasan. Sebaiknya dibagi ke dalam tiga bagian: a. Ikhtisar pendahuluanMenyebutkan pokok pembicaraan satu demi satu. Tujuannya adalah membantu khalayak mendapat gambaran secara menyeluruh tentang isi pembicaraan.

b. Informasi terinciPokok-pokok pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya, dijelaskan satu per satu. Anda memasukkan berbagai teknik pengembangan bahasan: ilustrasi, statistik, analogi, dll. Semuanya harus disusun secara sistematis dan logis.

c. Ikhtisar akhirMenyebutkan kembali hal-hal yangsudah dibicarakan. Mengulangi kembali pokok-pokok penting, konklusi yang lahir setelah pembahasan. Biasanya ikhtisar akhir lebih panjang dari ikhtisar permulaan

Teknik Pengembangan Bahasan

1.

Menarik perhatianGunakan hentian panjang untuk memusatkan perhatian Ajukan pertanyaan retoris Pancing jawaban dari pendengar Kutip statistik yang mengejutkan Ceritakan kisah atau anekdot Buat humor

2. 3.

Mengumumkan topikSebutkan topik secara langsung Dekati topik secara tidak langsung dari cerita hipotesis

Menegaskan relevansiMenjelaskan mengapa anda memilih topok Tunjukkan bagamana topik mempengaruhi khalayak Perlihatkan bagaimana khalayak dapat menggunakan informasi Nyatakan bagaimana khalayak dapat menarik keuntungan Hubungkan dengan situasi pembicara atau acara yang sedang berlangsung

4. Membangun kredibilitasTegaskan siapa anda Jelaskan alasan pribadi mengapa anda bicara Tunjukkan latar belakang relevan dengan topik Perlihatkan pengalaman dan pengetahuan Perlihatkan good sense dan good will Tampakkan semangat dalam suara dan cara

5. Menyusun pesanSebutkan cakupan yang akan dibahas Tampilkan susunan pokok bahasan Gunakan perpindahan gagasan yang jelas

Pidato Persuasif

KULIAH 6

Teknik-teknik PersuasiDalam buku Principle and Types of Communication, merinci teknikteknik persuasi berdasarkan khalayaknya, yaitu: Khalayak tak sadar Terkadang pendengar tidak sadar dengan adanya masalah atau tidak tahu bahwa perlu mengambil keputusan. Maka langkah berikut dapat diambil: Tahap perhatian, bangkitkan minat khalayak dengan ilustrasi faktual, kutipan yang tepat, atau dengan beberapa fakta dan angka yang mengejutkan. Jangan menyajikan bahan yang terlalu baru dan terlalu dramatis yang menyebabkan orang meragukan kredibilitas anda. Tahap kebutuhan, sajikan sejumlah besar fakta, angka, dan kutipan yang menunjukkan bahwa sungguh ada masalah. Tunjukkan ruang lingkup masalah, implikasinya, dan siapa yang dikenai masalah. Sebutkan dengan khusus bagaimana masalah tersebut mempengaruhi pendengar. Tahap pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Kembangkan tahap ini dengan memperkenalkan bahan-bahan yang lebih untuk faktual untuk menegaskan adanya masalah, dan sebut lagi ketika membuat ikhtisar akhir dan menghimbau pendengar untuk meyakini dan bertindak

Khalayak apatis berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis mengetahui adanya masalah, namun mereka bersikap acuh tak acuh. Untuk mempersuasi lakukan dengan bertahap: Tahap perhatian, singkirkan sikap apatis pendengar dengan menyentuh secara singkat dengan beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan pendengar. Gunakan ungkapan-ungkapan hidup untuk menunjukkan bagaimana kepentingan pendengar ditentukan langsung oleh apa yang dibicarakan Tahap kebutuhan, tunjukkan secara langsung dan dramatis efekefeknya terhadap orang penting sekeliling mereka bukti-bukti sekuat mungkin. Tahap pemuasan, tegaskan mengenai pemecahan yang diberikan berpengaruh langsung terhadap pendengar. Tunjukka bahwa sikap apatis tidak dapat dibenarkan. Tahap visualisasi dan tindakan. Visualisasikan dengan jelas keuntungan yang diperoleh pendengar jika menerima, dan tunjukkan pula dengan jelas kerugian apabila solusi yang diberikan diacuhkan. Selanjutnya minta kepada mereka untuk segera bertindak.

Khalayak yang Tertarik tapi ragu tunjukkan bahwa pernyataan anda yang terbaik dengan tahapan: Tahap perhatian, karena khalayak sudah tertarik, lakukan tahap ini dengan singkat dan fokuskan hanya pada pokok-pokok persoalan saja Tahap kebutuhan, tinjau latar belakang masalah, tunjukkan mengapa perlu segera mengambil keputusan. Lalu buat pedoman mengapa harus diprnuhi dalam mengambil keputusan yang tepat. Tahap pemuasan, tunjukan rencana tindakan, tunjukkan secara spesifik bagaimana usulan memenuhi kriteria. Tunjukkan apa yang diperoleh jika usulan diterima dan tunjukkan kelebihan usulan dengan alternatif-alternatif lain. Perkuat dengan fakta, angka, testimoni, dan contoh. Tahap visualisasi. Proyeksikan khalayak ke masa depan dengan gambaran realistis dari kondisi yg dikehendaki, yang akan terjadi bila menerima usulan dan kerugian besar jika menolak Tahap tindakan, nyatakan kembali usulan dengan jelas. Buat ikhtisar dari pembicaraan penting sebelumnya.

Khalayak yang bermusuhan untuk mengatasi keberatan khalayak yang memusuhi usulan, lakukan dengan tahap: Tahap perhatian, usahakan menyambung oersahabatan dan membuat mereka mau mendengaar. Bahas pokok pembicaraan berangsur-angsur. Usahakan mengalah pada pada segi-segi tertentu. Tekankan kesamaan dengan menegaskan pokok yang disepakati; perkecil atau hilangkan perbedaan. Bergerak perlahan dimulai dari hal yang paling kecil memunculkan pertentangan lalu berlanjut pada hal yang kontroversial. Tahap kebutuhan, capailah kesepakatan pada prinsip-prinsip atau keyakinan-keyakinan. Gunakan ini sebagai kriteria untuk mengukur kebenaran proporsi yang dikemukakan. Tahap visualisasi dan tindakan. Jika sudah berhasil mencapai hal ini maka pendengan sudah merasa tertarik. Pengembangannya tidak jauh berbeda dari pola pidato yang sebelumnya, tetapi berilah tekanan lebih banyak pada visualisasi, atau keuntungankeuntungan.

Pencitraan (imagery) Pencitraan visual, berupaya menggambarkan objek, situasi, atau peristiwa secara visual. Membuat potret berupa rangkaian kata yang menimbulkan kesan pengelihatan dalam benak khalayak. Pencitraan auditif, membuat pendengar mendengar peristiwa yang diceritakan. Menggambarkan keras-lembutnya suara, riuh rendahnya bunyi, atau gegap gempitanya bahana. Pencitraan cita rasa, penyampai pidato mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa yang diceritakan. Pencitraan ciuman, dengan kata-kata pembicara membawa pendengar untuk mencium bau-bau yang terdapat dalam peristiwa yang sedang pembicara ceritakan. Pencitraan sentuhan, didasarkan pada perasaan yang dialami apabila tubuh bersentuhan dengan objek, tubuh, atau benda. Pencitraan kinestetik, menggambarkan dengan bahasa gerakangerakan otot. Pendengar diharapkan memerikan reaksi empatik. Pencitraan organik, lapar, mual, pusing yang timbul karena pencitraan organik. Dibuat dengan melukiskan peristiwa secara terperinci.

Pencitraan (imagery)Menarik perhatianTerdapat sejumlah daftar bahan-bahan yang menatik perhatian: Hal konkret, suspense, konflik Fakta sensasional,aktual, mode Kutipan Perbandingan Ramalan Humor dll Namun terdapat prinsip yang harus dipertimbangkan: Tunjukkan topik berkaitan erat dengan pendengar Gunakan berbagai teknik pengembangan bahasan: kutipan, analogi, definisi, contoh, dll. Ubah bentuk-bentuk kalimat: perintah, pertanyaan, harapan, berita. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan konkret Ceritakan kisah-kisah menarik Organisasikan bahan-bahan itu atau berikan makna kepadanya secara orisinil, kreatif, dan informatif.

Meyakinkan Bahan yang dapat meyakinkan pendengar adalah berupa bukti. Ada empat bukti yang harus dimasukkan dalam pidato persuasif: fakta, contoh, statistik, dan testimoni. Ada empat teknik penyajian bukti: induksi, deduksi (termasuk didalamnya entimem dan silogisme), hubungan kausal, dan analogi (figuratif atau literal)

Menyentuh atau menggerakkan bahan-bahan yang digunakan mempunyai pengaruh psikologis. Penggunaan daya tarik motif melalui tiga tahap: analisa, seleksi adaptasi. Pertama, temukan keinginan, harapan, dan cita-cita khalayak tertentu. Kedua, pilihlah bahan-bahan yang sesuai dengan keinginan khalayak Ketiga, hubungkan usulan dengan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan khalayak. Setelah menggunakan salah satu diatas, maka dapat mengintensifkannya dengan unsur-unsur emosi dan teknik-teknik penyesuaian seperti rasionalisasi, kompensasi, dan identifikasi

Organisasi pesan persuasifPola Pemecahan masalah Terdapat ikhtisar pemecahan masalah sbbI. II. Pengantar/Pendahuluan Isi PidatoA.1. 2. 3.

Tunjukkan masalahnyaApa penyebabnya? Siapa yang bertanggung jawab? Sejauhmana urgensinya?

B.1. 2. 3.

Tunjukkan alternatif pemecahanAdakah pemecahan masalah? Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah? Siapa yang dapat bertindak mengatasi masalah?

C.1. 2. 3.

Tunjukkan pemecahan terbaikApa yang pernah dilakukan orang untuk memecahkan masalah itu? Mana pemecahan yang anda usulkan? Mana pemecahan yang disukai khalayak?

III.

Kesimpulan/Penutup

Pola Sebab-Akibat Terdapat ikhtisar sbbI. II. Pengantar/Pendahuluan Isi PidatoA.1. 2. 3.

Tunjukkan sebab-sebab kasusFaktor-faktor apa yang menimbulkannya Apa kasus merupakan respon kasus lain? Siapa yang bertanggung jawab?

B.1. 2. 3.

Tunjukkan akibat-akibat kasusBagaimana indikasi kasus? Siapa yang dikenai kasus? Faktor-faktor apa bagi yang terpengaruh?

C.1. 2. 3. 4.

Apa yang dapat/harus dilakukan?Apa jalan keluarnya Bagaimana jalan keluar itu menimbulkan efek yang dikehendaki? Apa faedah-faedahnya? Siapa yang harus melakukannya?

III.

Kesimpulan/Penutup

Pola Pro-Kontra Terdapat ikhtisar sbb

I. II.

Pengantar/Pendahuluan Isi PidatoA. B. Tunjukkan keuntungan-keuntungannya1. 2. 1. 2. Aspek mana dari pokok bahasan yang paling menarik? Keuntungan apa yang akan diperoleh pendengar? Aspek mana yang paling tidak menarik? Adakah kerugian atau biaya tersembunyi yang akan dialami pendengar? Apakah keuntungan lebih besar daripada kerugian Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk memperoleh keuntungan? Bagaimana pendengar dapat berperan serta? Bila tindakan itu harus dilakukan?

Tunjukkan kerugian-kerugiannya

C.

Tunjukkan bgaimana memperoleh keuntungan1. 2. 3. 4.

Pola Urutan Bermotif Terdapat ikhtisar pemecahan masalah sbbI. Pengantar/PendahuluanA.1. 2.

PerhatianBagaimana menarik perhatian? Bagaimana memusatkan perhatian?

B.1. 2. 3.

KebutuhanApa masalah yang dihadapi? Apa yang sudah diketahui khalayak? Bagaimana membuat khalayak merasakan hal itu

II.

Isi PidatoA.1. 2. 3.

PemuasanBagaimana kebutuhan khalayak dapat dipuaskan? Sapa tanda-tanda pemuas kebutuhan? Dimana pemuasan itu dapat diperoleh?

B.1. 2.

VisualisasiApa keuntungan bagi khalayak? Bagaimana keadaannya bila kebetuhan itu terpenuhi

III.

Kesimpulan/PenutupA.1. 2.

Imbauan/TindakanApa yang harus dilakukan khalayak untuk memperoleh pemuas kebutuhan? Kapan mereka harus bertindak?

Pidato Rekreatif

Pidato rekreatif adalah pidato yang paling sukar dilakukan, tetapi paling cepat diketahui hasilnya. Untuk menyampaikan pidato rekreatif, kita bukan hanya memerlukan keterampilan bicara, tetapi juga kecerdasan. Berikut akan dibahas Karakteristik pidato rekreatif, teori-teori humor, teknik-teknik humor, dan organisasi pesan

Tidak melulu melucu. Alan H. Monroe menyebutnya the speech of entertain, pidato untuk menghibur. Tujuan hanya menggembirakan, melepas ketegangan, menggairahkan suasana, memberikan selingan. Tidak harus melucu, dapat menceritakan pengalaman luarbiasa, eksotik, aneh tapi nyata, aneh tetapi tidak nyata. Gembirakan diri terlebih dahulu. Anda tidak dapat menghibur kalau dalam keadaan yang tidak baik. Tetapi wajah adalah cermin hati. Agar dapat mengatasi maka pusatkanlah perhatian pada hal-hal yang menyenangkan, lupakan sementara hal-hal yang merisaukan hati. Jika tidak bisa jangan memaksakan diri. Hindari rangkaian gagasan yang sulit. Pilih topik yang enteng, mudah dicerna. Susun secara sederhana. Hindari kalimat panjang dan ambigu. Ingat bahwa anda tidak menyampaikan gagasan, pengetahuan, atau informasi. Tetapi untung menghibur.

Gunakan gaya bercerita (naratif). Masukkan berbagai cerita, anekdot. sebaiknya jangan gunakan humor yang terlalu dikenal. Bila perbendaharaan humor anda sedikit kemaslah humor lama dengan kreatif. Cerita-cerita itu sebaiknya dijalin sehingga berkaitan satu sama lain Berbicaralah singkat. Pidato rekreatif tidak mengikuti urutan bermotif yang lengkap; yakni perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Pidato rekreatif hanya sampai perhatian. Sangat sukar mencengkram perhatian pendengar dalam waktu lama. Maka berlaku ketentuan klasik: Berhentilah kerikapendengar masih menginginkan anda untuk melanjutkan pembicaraan.

Teori Superioritas dan Degradasi. Kita tertawa apabila menyaksikan sesuatu yang janggal, kekeliruan, cacat. Objek yang membuat kita tertawa adalah objek yang ganjil, aneh menyimpang. Sebagai subjek kita mempunyai kelebihan (superioritas), sedangkan objek tertawa kita memiliki sifat rendah. Teori ini untuk menganalisis humor satire yang mengungkapkan kejelekan, kekeliruan, kelemahan.

Teori Bisosiasi. Dirumuskan oleh Arthur Koestler. Menurut teori ini humor timbul karena menemukan hal-hal yang tidak diduga, stsu kslimst (jugs kata) yang menimbulkan dua macam asosiasi. Yang pertama teknik belokan mendadak (unexpected turns) ; dan yang kedua teknik asosiasi ganda (puns) Teori Pelepasan Inhibisi. Oleh Sigmun Freud. Kita banyak menekan alam bawah sadar kita dengan pengalaman yang tidak menyenangkan atau keinginan yang tidak dapat kita wujudkan. Salah satu dorongn yang kita tekan adalah dorongan agresi. Masuk ke alam bawah sadara dan bergabung dengan kesenangan masa kanak-kanak. Bila dorongan ini dilepas dalam bentuk yang dapat diterima masyarakat, kita melepaskan inhibisi. Kita senang karena melepaskan hal yang menghimpit kita

Exaggeration. Berarti melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Dilakukan untuk membongkar kejelekan sejelasjelasnya dengan maksud mengoreksinya. Seperti seorang calon penumpang pesawat tua dan kecil menggerutu sebentar lagi aku akan melakukan sport jantung

Parodi . Berasal dari bahasa Yunani para-, disamping dan -oide, lagu. Berarti adalah sejenis komposisi dimana gaya suatukarya yang serius ditirukan dengan maksud melucu. Dalam pidato rekreatif, parodi dapat berupa peniruan suara dan gaya seorang tokoh atau peniruan verbal terhadap karya sastra atau karya tulis yang serius. Ironi. (berasan dari bahasa Yunani eiron seseorang yang mengatakan lebih sedikit dari apa yang dipikirkan) adalah menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan dengan makna harfiahnya Burlesque. (Berasal dari bahasai Itali burlesco, lelucon, hal-hal yang menggelikan) adalah teknik membuat humor dengan memperlakukan halhal seenaknyasecara serius atau hal-hal serius secara seenaknya. Perilaku aneh para tokoh. Para tokoh sudah menarik dengan sendirinya; apalagi bila perilakunya aneh. Sesuai dengan teori superioritas, kita memperoleh kesenangan apabila melihat hal-hal yang ganjil atau menyimpang dari perilaku orang lain. Kesenangan itu karena kita tidak memiliki keganjilan. Kita lebih baik daripada objek yang ditertawakan. Dan kesenangan menjadi luar biasa, apalagi yang ditertawakan orang besar. Karena itu, lelucon tentang orang besar banyak digemari orang-orang.

Perilaku orang aneh . Perilaku bangsa-bangsa yang aneh atau orang-orang aneh selalu di jadikan bumbu-bumbu humor. Tetapi penggunaannya dalam pidato rekreatif harus dilakukan sangat hati-hati, jika ceroboh maka anda dapat dihukum karena SARA. Belokan mendadak. Teknik ini dirumuskan oleh Monroe: bawalah khalayak anda untuk meyakini bahwa anda akan berbicara biasa kemudian katakan sebaliknya. Rata-rata humor yang ada dalam buku humor menggunakan teknik ini. Pembaca dikejutkan dengan akhirnya. Puns Adalah teknik mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda

Mengikuti urutan bermotif dari Monroe, pidato rekreatif terus-menerus berada pada tahap perhatian. Monroe menyarankan dua cara mengorganisasikan pesan rekreatif yang pertama, teknik satu pokok ( one-point speech), memusatkan pembicaraan pada satu pokok saja yang kedua burlesque

Teknik Satu Pokok Setiap satuan humor harus dipusatkan pada satu gagasan utama. Berikut rumusannya: 1. Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi 2. Tunjukkan gagasan pokokatau pandangan yang menjadi pijakan untuk mempersatukan rincian pembicaraan anda. 3. Ikuti dengan serangkaian cerita atau ilustrasi tambahan. Setiap cerita memperluas atau memperjelas gagasan utama. Susun setiap ilustrasi sedemikian rupa sehingga minat atau humoritu disebutkan secara merata. Jangan mengelompokkan bahanbahan paling lucu pada satu bagian saja. Simpan anekdot yang paling mencolok atau lucu pada bagian terakhir. 4. Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah di jelaskan. Pada bagian ini masukka pertimbangan serius yang melandasi cerita-cerita lucu itu

Urutan Bermotif Burlesque Struktur pembicaraan dapat disusun berdasarkan pada urutan bermotif, yang mempermaikan tahap-tahap yang digunakan dalam persuasi yang serius 1. Tahap perhatian. Mulailah pembicaraan dengan salah satu cara ini; hubungkan dengan kejadian lucu yang aktual, buat kelucuan yang diarahkan pada pembawa acara atau siapa saja (tetap hati-hati tunjukkan bahwa hanya bercanda), kisahkan cerita atau anekdot, lalu hubungkan dengan; 2. Tahap kebutuhan dan pemuasan. Sajikan masalah serius, perbesar tingkat keseriusannya, kemudian tawarkan solusi yang absurd atau tunjukkan bagaimana pemecahan yang aktual itu juga absurd , atau sajikan masalah yang absurd, uraikan cerita fiktif untuk menggambarkannya, kemudian beri pemecahan yang juga absurd. Masukkan sejumlah anekdot lucu untuk menegaskan kejanggalan-kejanggalan. 3. Tahap visualisasi. Perbesar kejanggalan itu dengan menambahkan l;agi gambaran kondisi yang dilebih-lebihkan 4. Tahap tindakan. Tutup pembicaraan anda secara cepat dengan mempermainkan tuntutan tindakan yang juga dibesar-besarkan.