responsi oe
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Responsi Oe
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah penyakit yang dapat diderita oleh semua orang dan
berbagai usia. Otitis eksterna biasanya ditunjukkan dengan adanya infeksi bakteri
pada kulit liang telinga tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi jamur. Meskipun
demikian Otitis eksterna jarang menyebabkan komplikasi yang serius. Infeksi ini
ditandai dengan rasa nyeri yang hebat (Waitzman, 2004).
Otitis eksterna juga sering dihubungkan dengan adanya proses dematologi
lokal atau non infeksius. Gejala-gejala yang khas pada otitis externa adalah rasa
tidak nyaman pada liang telinga yang ditandai dengan eritema dan discharge yang
bervariasi (Sander, 2001).
Istilah otitis eksterna telah lama dipakai untuk menjelaskan sejumlah
kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-bentuk akut atau kronis.
Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan virus. Radang
non-infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisis
primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah menegaskan bahwa
perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari dermatosis dengan otitis
eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi
terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi
ekzematosa terhadap organisme penyebab. Sekali lagi, anamnesis dan
pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberi petunjuk kearah kondisi
primernya (Boies, 1997).
Di Amerika Serikat, otitis eksterna merupakan penyakit yang sering terjadi
di semua negara bagian. Infeksi dapat disebabkan oleh kondisi yang panas danlembab. Otitis eksterna dapat menyerang semua ras manusia dan mempunyai
perbandingan yang sama antara perempuan dan laki-laki serta dapat dialami oleh
berbagai usia (Waitzman, 2004).
Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan alehP.
aeruginosa. Kasus sisanya mungkin disebabkan olehProteus vulgaris,
Escherichia coli, S. aureus dan jamur seperti Candida albicans, Aspergillus
sp danMucor sp. Pada kasus Otitis eksterna bakterialis, kulit liang telinga
1
-
7/29/2019 Responsi Oe
2/22
berwarna merah dan biasanya edamatosa kadang-kadang sampai tingkat yang
menyumbat total liang tersebut (Cody, 1997).
Infeksi dan radang liang telinga merupakan suatu masalah THT yang
paling serius. Pasien dengan gangguan aurikula atau liang telinga sering kali
datang dengan keluhan otalgia, gatal, pembengkakan, perdarahan dan perasaan
tersumbat. Pemeriksaan daerah telinga dan sekitarnya dengan cermat biasanya
dapat mengungkapkan masalah yang spesifik. Namun perlu ditekankan
pemeriksaan THT lainnya. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat pasien
antara lain : riwayat infeksi telinga luar, berenang, gangguan kulit, alergi, trauma
dan pemakaian perhiasan telinga khususnya yang mengandung nikel (Boies,
1997).
2
-
7/29/2019 Responsi Oe
3/22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI-FISIOLOGI TELINGA LUAR
Gambar 1. Anatomi telinga
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira-kira 2,5 3 cm ( Soetirto dkk, 2001).
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kalenjar
serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen) dan rambut. Kalenjar
keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam
hanya sedikit dijumpai serumen (Soetirto dkk, 2001).
Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Telinga luar
berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-
struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang
3
-
7/29/2019 Responsi Oe
4/22
telinga yang melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu melindungi
membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal (Boies, 1997).
Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka
hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang telinga adalah dekat
perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian
kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop,
aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang
dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran timpani, liang
telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat merangkap
kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu
(Boies, 1997).
Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian
tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi
antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang
telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-
satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa
adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka dan tiap
pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi
(Boies, 1997).
Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah
pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak pada bagian
kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut pula berperan dalam
pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada
dinding kanalis ini. pH gabungan pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor
tambahan yang berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yangterlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran timpani
kearah luar (Boies, 1997).
Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna memudahkan terjadi
otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna lembab, hangat dan gelap, hal ini
merupakan lingkungan yang bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit
sangat tipis dan miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan
langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai pertahanan
4
-
7/29/2019 Responsi Oe
5/22
yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang mengandung lisozim dan
substansi lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu
juga adanya epitelial yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis
auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk maka dapat
menyebabkan otitis eksterna (Sander, 2001).
2.2 DEFINISI
Otitis eksterna adalah inflamasi atau radang pada canalis auditoris eksterna
yang dapat mengenai pinna, jaringan lunak periaurikula dan dapat juga mengenai
tulang temporal (Carr, 1998). Otitis eksterna juga dapat diartikan sebagai radang
liang telinga akut dan kronis yang dapat disebabkan oleh bakteri. Di klinik sukar
sekali dibedakan peradangan yang disebabkan oleh penyebab lain seperti jamur,
alergi atau virus karena sering kali timbul bersama-sama (Sosialisman dan Helmi,
2001).
2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
2.3.1 Etiologi
Otitis eksterna sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau
infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air,
trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang
dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna
(swimmers ear).
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga.
Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin,
framycetyn, gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas potenlainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas
dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.
2.3.2 Faktor Risiko
Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan
cotton buds, ujung jari atau alat lainnya
5
-
7/29/2019 Responsi Oe
6/22
Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk
terjadinya otitis eksterna.
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi
kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan
pewarna rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit
rapuh, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk
kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit
terkelupas atau pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau
pelindung dari kuman atau jamur
kanal telinga sempit
infeksi telinga tengah
diabetes.
2.4 PATOFISIOLOGI
Otitis eksterna adalah penyakit yang sering diderita oleh semua orang. Otitis
eksterna seringkali ditunjukkan adanya infeksi bakteri akut dari kulit canalis
auricularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi jamur. Adanya lekukan pada
liang telinga dan adanya kelembaban dapat menyebabkan laserasi dari kulit dan
merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini sering terjadi
setelah berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas
dan lembab (Waitzman, 2004).
Faktor lain yang dapat menyebabkan otitis eksterna adalah adanya trauma
pada liang telinga yang diikuti invasi bakteri kedalam kulit yang rusak trauma ini
sering terjadi akibat dari pembersihan liang teling dengan cotton bud ataupun alat
lain yang dimasukkan ke dalam telinga. Selain itu masuknya air atau bahan iritan
atau hair spray atau cat rambut dapat menyebabkan otitis eksterna (Anonim,
2003).
Sebagai akibatnya terjadi respon inflamasi, edema dan pembengkakan liang
telinga yang akan menyebabkan visualisasi menbran timpani terganggu. Eksudat
dan pus dapat terproduksi di liang telinga. Pada keadaan yang berat, infeksi dapat
meluas pada wajah dan leher. Kuman pathogen yang sering kali menyebabkan
6
-
7/29/2019 Responsi Oe
7/22
otitis eksterna adalahPseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
bakteri gram negatif lainnya. Meskipun demikian, jamur seperti Candida atau
Aspergilus sp dapat menyebabkan otitis eksterna (Waitzman, 2004).
Hal ini terjadi karena adanya penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen
yang menumpuk didaerah dekat gendang telinaga menyembabkan penimbunan air
yang masuk ke liang telinga ketika mandi atau berenang sehingga kulit pada liang
telinga basah dan lembut (Anonim, 2003)
Otitis eksterna maligna merupakan komplikasi dari otitis eksterna yang
terjadi pada pasien yang mengalami imunocompresi atau pasien yang
mendapatkan radioterapi pada tulang kepala. Pada kondisi ini bakteri akan
meninvasi jaringan lunak yang dalam dan menyebabkan oeteomielitis pada os
temporal (Waitzman, 2004).
2.5 MANIFESTASI KLINIK
Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga
(otalgia) dari yang sedang sampai berat, berkurangnya atau hilangnya
pendengaran, tinnitus atau dengung, demam, discharge yang keluar dari telinga,
gatal-gatal (khususnya pada infeksi jamur atau otitis eksterna kronik), rasa nyeri
yang sangat berat (biasanya pada pasien yang imunocompopromais, diabetes,
otitis eksterna maligna). Selain itu juga ditemukan adanya tanda nyeri tekan pada
tragus (Waitzmann, 2004).
Pada keadaan yang berat, penderita sering mengeluh sakit pada saat
mengunyah atau membuka mulut (Sander, 2001).
2.6 KLASIFIKASI2.6.1 Otitis Eksterna Akut
Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna
sirkumskripta dan otitis eksterna difus.
Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)
Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa
kulit seperti folikel rambut, kalenjar sebasea dan kalenjar serumen maka di
tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk
7
-
7/29/2019 Responsi Oe
8/22
furunkel. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus
aureus atau Staphylococcus albus(Sosialisman dan Helmi, 2001).
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar
bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung
jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan
perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka
mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan
pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga
(Sosialisman dan Helmi, 2001).
Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi
abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal
diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau
bacitrasin atau antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol 2%). Kalau
dinding furunkel tebal, dilakukan incise kemudian dipasang drain untuk
mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik
seperti analgetik dan obat penenang (Sosialisman dan Helmi, 2001).
Otitis Eksterna Difus
Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak
kulit liang telinga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema
dengan tidak jelas batasnya serta terdapat furunkel. Otitis eksterna difus
dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis (Sosialisman
dan Helmi, 2001).
Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-
kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir(musin) seperti sekret yang ke luar dari cavum timpani pada otitis media.
Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon tampon yang
mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik
antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan
antibiotika sistemik (Sosialisman dan Helmi, 2001).
8
-
7/29/2019 Responsi Oe
9/22
2.6.2 Otomitosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang
tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-
kadang ditemukan juga kandida albicans atau jamur lain. Gejalanya
biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga tetapi sering
pula tanpa keluhan (Sosialisman dan Helmi, 2001).
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan
asam asetat 2-5% dalam alcohol yang diteteskan ke liang telinga. Kadang-
kadang diperlukan obat antijamur sebagai salep yang diberikan secara
topical (Sosialisman dan Helmi, 2001).
2.6.3 Infeksi Kronis Liang Telinga
Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik,
trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada
alat Bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis.
Akibatnya terjadi penyempitan liang telinga oleh pembentukan jaringan
parut atau sikatriks. Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang
telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001).
2.6.4 Keratosis Obliteran dan Kolesteatoma Externa
Keratosis obliterans adalah kelainan yang jarang terjadi. Biasanya
secara kebetulan ditemukan pada pasien dengan rasa penuh di telinga.
Penyakit ini ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang
telinga sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta
kurang dengar. Bila tidak ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosikulit dan bagian tulang liang telinga yang sering disebut sebagai
kolesteatoma yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat akibat
peradangan setempat. Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada
pasien dengan kelainan paru kronik seperti bronkiektasis juga pada pasien
sinusitis (Sosialisman dan Helmi, 2001).
Pemberian obat tetes telinga campuran alkohol atau gliserin dalam
peroksida 3% selama 3 kali seminggu merupakan pengobatan dari
9
-
7/29/2019 Responsi Oe
10/22
penyakit ini. Pada pasien yang telah mengalami erosi dilakukan tindakan
bedah (Sosialisman dan Helmi, 2001).
2.6.5 Otitis Externa Maligna
Otitis eksterna maligna merupakan tipe dari infeksi akut yang difus
yang biasanya terjadi pada penderita penyakit diabetes mellitus. Radang
dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya
sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, oeteitis, dan
osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal. Gejalanya
rasa gatal yang diikuti nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta
pembengkakkan liang telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001).
Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan paresis atau
paralysis facial. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan
pemberian antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino
glikosid. Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debrideman
(Sosialisman dan Helmi, 2001).
2.7 DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:
2.7.1 Anamnesis
Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:
Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi
dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)
penurunan pendengaran
tinnitus
Demam (jarang)
Gejala bilateral (jarang)
10
-
7/29/2019 Responsi Oe
11/22
-Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7
-Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan
nyeri tekan daun telinga.
-Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7
-Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telingabisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
Nyeri tekan tragus
Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
Discharge purulen
11
-
7/29/2019 Responsi Oe
12/22
Eczema dari daun telinga
Adenopati Periauricular dan servikal
Demam (jarang)
Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak
sekitarnya, termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam
tulang mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf
kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII
(hypoglossal) dapat terpengaruh.
2.8 DIAGNOSIS BANDING
1. Otitis Media akut
2. Otitis eksterna nekrotik
3. Otitis eksterna bullosa
4. Furunkulosis dan karbunkulosis
2.9 PENATALAKSANAAN
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal
untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius
eksternal dengan irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau
kapas di bawah visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan
efektivitas dari obat topikal.
Memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang
telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang.
Pemberian obat tetes antibiotika sebagai obat topikal di tempat
yang meradang.
Obat antibiotika sistemik terkadang dibutuhkan, terutama
digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes, adenopati,
atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran telinga.
12
-
7/29/2019 Responsi Oe
13/22
Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat diberikan analgesik seperti
Metampiron 500 mg, atau Asam mefenamat 250 mg-500 mg setiap 8 jam.
Pada infeksi jamur dapat digunakan tetes telinga yang mengandung
Nistatin, atau larutan asam salisilat 1% dalam alkohol. (Jangan digunakan
pada perforasi membran timpani ). Tetes telinga diberikan 3 kali sehari,
selama satu minggu.
Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya
perforasi, persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan
atau tanpa steroid).
Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi,
krim tacrolimus 0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari
ketiga) mengakibatkan tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.
Gambar 2. Skema terapi otitis eksterna
2.10 PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
13
OTITIS EKSTERNA
Pertimbangkan mengambil
sampel
Rujuk ke THT jika:
Terapi gagal
Gejala dan tanda yang berat
Kemungkinan adanya otitis eksternal necrotizing
TERAPI
Edukasi+ analgetika+ tetes
telinga topical+/-
menghilangkan debris
Evaluasi secara rutin
dalam 5-7 hari jika
imunocompromized
atau diabetes, gejalamemburuk, gejala
tidak hilang dalam 1
minggu
-
7/29/2019 Responsi Oe
14/22
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.
14
-
7/29/2019 Responsi Oe
15/22
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : KSA
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Alamat : Paksebali, Klungkung
Pemeriksaan : 14 Januari 2013
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pada telinga kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang sendiri dalam keadaan sadar, mengeluh telinga kanannya
nyeri sejak satu hari sebelum datang ke Poliklinik RSUD Klungkung. Nyeri
dirasakan setelah pasien mengorek-ngorek telinganya. Pasien mengatakan
awalnya telinganya terasa seperti ngembeng setelah kemasukan air laut saat
mandi di pantai sehari sebelumnya. Pasien kemudian disarankan oleh anaknya
untuk memasukkan air lagi pada telinga tersebut, tetapi air laut tersebut
dirasakan tidak keluar sehingga pasien berusaha mengeluarkannya dengan
mengorek-ngorek telinga dan setelah itu telinga pasien mulai terasa gatal dan
nyeri. Pendengaran pasien dikatakan tidak mengalami gangguan, hanya terasatidak nyaman pada telinganya. Keluhan pilek tidak ada, sakit tenggorokan
tidak ada, demam tidak ada. Gangguan suara, sesak nafas, jantung berdebar-
debar, serta nyeri persendian tidak ada.
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
15
-
7/29/2019 Responsi Oe
16/22
Riwayat Pengobatan:
Pasien belum mendapat pengobatan untuk keluhannya saat ini.
Riwayat Penyakit yang Sama dalam Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama seperti yang
dialami pasien.
Riwayat Sosial dan Lingkungan :
Lingkungan tempat tinggal pasien dikatakan cukup bersih. Penderita
mempunyai kebiasaan mengorek-ngorek telinga menggunakan cotton buds
jika sedikit saja merasa gatal. Pasien memiliki sosial ekonomi yang cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 18x/menit
Temperatur : 36,7C
Berat badan : 62 kg
Status General :
Kepala : Normocephali
Muka : Simetris, parese nervus fasialis -/Mata : Anemis -/-, ikterus -/-
THT : Sesuai status lokalis
Leher : Kaku kuduk (-)
Pembesaran kelenjar limfe -/-
Pembesaran kelenjar parotis -/-
Kelenjar tiroid (-)
Thorak : Cor : S1S2 tunggal reguler, murmur
16
-
7/29/2019 Responsi Oe
17/22
Po : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wh -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) N, hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
Status lokalis THT :
Telinga Kanan Kiri
Daun Telinga
Liang Telinga
Discharge
Membran TimpaniTumor
Mastoid
Tes pendengaran
-Suara bisik
-Weber
-Rinne
-Schwabach
Tes alat
keseimbangan
N, nyeri tekan tragus (+)
Sedikit bengkak,
Hiperemis
Serumen (+)
Intak-
N
N
Tidak ada lateralisasi
+
N
Tidak dilakukan
N
Lapang
-
Intak-
N
N
Tidak ada lateralisasi
+
N
Tidak dilakukan
Hidung Kanan Kiri
Hidung luar
Cavum nasi
Septum
DischargeMukosa
Tumor
Concha
Sinus
Choana
N
Lapang
Deviasi (-)
Tidak adaN
-
N
Nyeri tekan (-)
N
N
Lapang
Deviasi (-)
Tidak adaN
-
N
Nyeri tekan (-)
N
Tenggorokan
17
-
7/29/2019 Responsi Oe
18/22
Dispneu
Sianosis
Mukosa
Dinding belakang faring
Suara
-
-
N
N
Tidak ada kelainan
Tonsil Kanan Kiri
Pembesaran
Hiperemis
Permukaan mukosa
Kripte
Detritus
Fiksasi
T1
-
Rata
Tidak melebar
-
-
T1
-
Rata
Tidak melebar
-
-
RESUME
Penderita seorang laki-laki, berumur 48 tahun, Hindu, Bali, datang dengan
keluhan nyeri dan rasa tidak nyaman pada telinga kanan sejak 1 hari sebelum
pemeriksaan, muncul setelah pasien mengorek-ngorek telinganya karena
sebelumnya telinga pasien terasa ngembeng setelah kemasukan air laut.
Pasien memiliki kebiasaan selalu mengorek-ngorek telinganya jika sedikit saja
terasa gatal. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan
tragus, liang telinga sedikit bengkak dan hiperemi, serumen (+).
DIAGNOSIS
Otitis Ekterna Difusa Dekstra
PENATALAKSANAAN
- Pembersihan liang telinga
- Tampon dengan Sufratul selama 3 hari
- Medikamentosa :
- Chloramphenicol ear drop 4 x 1 tetes
- Asam Mefenamat 3 x 500 gr
18
-
7/29/2019 Responsi Oe
19/22
- Amoxycilin 3 x 500 gr
PROGNOSIS
Dubius et bonam
19
-
7/29/2019 Responsi Oe
20/22
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pasien ini didiagnosis otitis eksterna difusa dekstra karena sakit
pada telinga kanan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan semakin keras
hingga pasien datang untuk berobat. Dari heteroanamnesis, keluhan tersebut
muncul setelah telinga pasien kemasukan air hingga terasa ngembeng dan
pasien berusaha mengilangkan keluhan tersebut dengan mengorek
telinganya dan kemudian telinga pasien terasa sakit. Pemeriksaan fisik THT
pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan tragus, serumen yang cukup
banyak, liang telinga nampak sedikit bengkak dan hiperemi. Hal ini sesuai
dengan gejala-gejala otitis eksterna yang akut yaitu Otitis eksterna difusa
dekstra.
2. Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah konservatif dengan
manajemen nyeri, menghilangkan infeksi kuman, dan pembersihan telinga
dari debris.
Pembersihan liang telinga bertujuan untuk mengangkat
serumen agar tidak menumpuk sehingga tidak menyebabkan rasa penuh
ditelinga sehingga keinginan pasien untuk mengorek telinga berkurang dan
untuk menghalangi penumpukan serumen sehingga tidak muncul
gangguan pendengaran. Pembersihan lubang telinga dari serumen juga
dapat meningkatkan efektivitas dari obat topikal.
Penggunaan tampon dengan Sufratul selama 3 hari
bertujuan untuk melindungi liang telinga dari kotoran luar dan terkena air
agar tidak terjadi infeksi sekunder dan memperparah keluhan yang telahada.
Chloramphenicol tetes telinga 4x 1 tetes adalah
antibiotika spektrum luas, bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa
spesies, dan pada keadaan tertentu bekerja sebagai bakterisida. Indikasi
pemberian Chloramphenicol tetes telinga adalah untuk infeksi superfisial
pada telinga luar oleh bakteri gram positif atau gram negatif yang peka
terhadap chloramphenicol.
20
-
7/29/2019 Responsi Oe
21/22
Asam mefenamat 3x 500 gr diberikan karena pasien
mengeluh nyeri. Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat
Anti-Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain yaitu menghambat sintesa
prostaglandin dengan menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1
& COX-2). Asam mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik
(antinyeri) dan antipiretik.
Amoxicilin 3 x 500 gr adalah antibiotika yang termasuk
dalam golongan penisilin untuk pemakaian oral. Amoxicilin aktif terhadap
Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil
enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis. Dosis yang dianjurkan pada
orang dewasa sebanyak 250-500 mg setiap 8 jam. Penggunaan antibiotika
oral tidak mutlak harus diberikan pada setiap penderita otitis eksterna
namun dapat diberikan sebagai profilaksis.
3. Prognosis
Dubius ad bonam, karena pada penderita belum terjadi gejala-gejala yang
begitu berat dan dengan menghindari faktor pencetus dan terapi yang
adekuat mampu meringankan dan menghilangkan gejala.
21
-
7/29/2019 Responsi Oe
22/22
DAFTAR PUSTAKA
Adams L, George dkk. 1997.Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC
Anonim., (2003)., Otitis Eksterna.,www.medicastore.com. [akses tanggal 15
Januari 2013]
Boies. L.R., (1997)., Penyakit Telinga Luar., dalam Ilmu Ajar Penyakit THT.,
Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 73-87.
Carr., (1998)., Otititis Eksterna., www.google.com. [akses tanggal 15 Januari
2013]
Cody. D.T., (1997)., Otalgia (Nyeri Telinga)., dalam Penyakit Telinga, Hidung
dan Tenggorokan., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 104-118.
Ganong WF. 1983. Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology) Edisi
10. Jakarta: EGC
Sander. R., (2001)., Otitis Externa : A Practical Guide to Treatment and
Prevention., www.google.com. [akses tanggal 15 Januari 2013]
Soetirto, I.,Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan pendengaran dan
kelainan telinga: kelainan liang telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi VI. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Sosialisman dan Helmi., (2001)., Kelainan Telinga Luar., Ilmu Ajar Penyakit
THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 44-48.
Waitzmann., (2004)., Otitis Externa., www.emedicine.com. [akses tanggal 15
Januari 2013]
22
http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.emedicine.com/http://www.medicastore.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.emedicine.com/