rencana pembangunan desa wisata
TRANSCRIPT
RENCANA PEMBANGUNAN
DESA WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal
Samad, MA
BAB I
PROSES PENTAHAPAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad,
MA
A. STUDI PENDAHULUAN (PRA SURVEY)
Bertujuan mendapatkan gambaran mengenai sumber-sumber
pariwisata (tourist resources) suatu desa untuk dijadikan
bahan dasar penyelenggaraan studi pembuatan rencana
induk (master plan). Ruang lingkup studi pendahuluan
meliputi :
1
1. Inventarisasi sumber-sumber :
1.1. Sumber-sumber alam (natural resources)
1.2. Sumber-sumber daya manusia (human resources)
1.3. Sumber-sumber buatan manusia (man made
resources)
2. Indentifikasi potensi
Penganalisaan hasil inventarisasi diatas dilakukan untuk
identifikasi :
2.1. Potensi pariwisata desa yang bersangkutan dan
wilayah sekitarnya.
2.2. Kemungkinan pola arus dan jaringan lalu lintas yang
dapat mendukung pengembangan desa tersebut.
3. Rekomendasi langkah-langkah
Studi pendahuluan akan menghasilkan :
Langkah-langkah persiapan.
3.1. perlunya disusun rencana induk untuk pengembangan
selanjutnya.
2
B. PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER
PLAN)
Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang rencana
pengembangan desa tersebut. Pembuatan rencana induk
mencakup :
1. Studi umum kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang meliputi :
1.1. Keterangan yang lengkap mengenai letak geografis
dan batas wilayah.
1.2. Data tentang suhu, kelembaban relatif, curah hujan dan
kecepatan angin bulanan.
1.3. keterangan umum mengenai vegetasi, kondisi serta
kemampuan tanahnya.
1.4. Data mengenai aspek-aspek disain linkungan, seperti
tehnikl bangunan tradisional, bahan bangunan lokal.
1.5. Data demogarfi.
1.6. Data sumber-sumber ekonomi daerah.
1.7. Data keadaan prasarana dan sarana yang ada.
2. Evaluasi Pontensi Pariwisata
2.1 Potensi pariwisata yang dimiliki.
2.2 Lokasi yang mungkin akan dikembangkan.
3
2.3 Kemampuan daya saing obyek-obyek wisata desa
tersebut terhadap obyek-obyek wisata tetangga.
3. Analisa pasar (market analysis)
3.1 Analisa perkembangan secara regional dan terikat
pertambahan pengunjung.
3.2 Karakteristik wisatawan.
3.3 Analisa daerah negara asal pengunjung, musim
kunjungan, pola perjalanan, keadaan sosial ekonomi,
motivasi dan lamanya pengunjung tinggal.
3.4 Ramalan (forecasting).
4. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Wisata
4.1. Identifikasi obyek-obyek wisata yang berpotensi.
4.2. rekomendasi usaha-usaha untuk program preservasi
obyek-obyek wisata.
4.3. Skala prioritas program pengembangan.
5. Pengusulan Lokasi Yang Mempunyai Skala Prioritas
Tertinggi
Hal-hal yang perlu dilakukan:
5.1 Menyiapkan peta skematik tata guna tanah (land use).
4
5.2 Identifikasi potensi-potensi yang dapat dipertahankan
dan dikembangkan menjadi taman wisata.
5.3 Meneliti berbagai aspek pemilikan tanah.
5.4 Rekomendasi rencana pengembangan akomodasi
yang optimum pada lokasi.
5.5 Menentuka prasarana yang diperlukan lokasi tersebut
seperti :
5.5.1.Jaringan jalan.
5.5.2.Sistem penyedian air bersih dan distribusinya
5.5.3.Sistem pembuangan air kotor dan
pengelolaannya
5.5.4.sistem distribusi tenaga listrik.
5.5.5.Sistem telekomunikasi dsb.
5.6. Menentukan persyaratan-persyaratan yang diperlukan
bagi sistem transportasi darat, laut maupun udara.
C. PEMBUATAN RENCANA TAPAK KAWASAN
(SITE PLAN)
Lokasi yang akan dikembangkan :
1. Kawasan Desa
2. Kawasan Dusun
Peta yang dibuat untuk studi ini biasanya berskala 1 : 5.000
sampai dengan 1 : 10.000. Didalam peta harus jelas terlihat :
5
1. Kawasan Landscaping
2. Jaringan distribusi air minum
3. Jaringan Penyalur air kotor
4. Jaringan distribusi listrik
5. Jaringan distribusi telekomunikasi, dsb
Pembuatan rencana tapak kawasan mencakup :
1. Penyusunan Disain Kriteria.
Untuk menyusun disain kriteria perlu diadakan studi
analisa mengenai :
1.1. Keadaan Alam
1.1.1.Geografi
1.1.2.Geomorfologi
Keterangan umum tentang kaedaan tanah, bentuk
lapisan tanah dan hal-hal yang berhubungan
dengan penggunaan tanah.
1.1.3.Hidrogeologi
Sumber-sumber air, baik air yang bmengalir
dipermukaan tanah (surface water), maupun air
yang terdapat dibawah tanah (underground
water).
1.1.4 Klimatologi
6
Suhu rata-rata setiap bulan, derajat kelembaban
relatif, curah hujan kecepatan angin dan kondisi-
kondisi iklim setempat.
1.1.5 Vegetasi
1.1.6 Geologi Desa
Dekripsi terperinci mengenai geologi Desa
terutama mengenai penyusutan atau pelebaran
Desa.
1.1.7 Populasi
Tingkat polusi yang terjadi pada waktu sekarang
maupun perkiraan dikemudian hari yang
mempengaruhi air sungai.
Studi ini perlu dilakukan guna pelestarian lingkungan,
konservasi alam, proteksi terhadap tumbuh-tumbuhan,
binatang-binatang di darat dan biota di sungai serta
pencegahan terjadinya polusi (pencemaran air, darat maupun
udara).
1.2. Potensi Pariwisata
1.3. Analisa Pasar
2. Pembuatan Pra Disain
Pembuatan Pra Disain didasarkan atas ketentuan-ketentuan
disain kriteria. Perencanaan bentuk-bentuk bangunan, bahan
7
bangunan yang dpakai, bentuk arsitektur serta panggunaan
tata ruang harus disesuaikan dengan lingkungan setempat.
3. Pembuatan Pola Pengembangan
Berdasarkan disain kriteria dan pra disaian dibuat pola
pengembangan (outline plan).
Tujuan pembuatan pola pengembangan adalah untuk :
3.1. Menjamin terselenggaranya penggunaan tanah yang
optimal.
3.2. Mendapatkan keseimbangan antara pengembangan
pariwisata dengan pengembangan sektor-sektor lain.
3.3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan adanya
peningkatan jumlah pengunjung.
3.4. Melestarikan obyek-obyek wisata seperti : keindahan
alam flora, keindahan alam dan biodata sungai, dsb.
Pembuatan Pengembangan ini mencakup :
(a). Gambaran tentang kepasitas dan fungsi rencana tapak
kawasan.
(b). Rencana umum tentang tata guna tanah (land use), tata
letak (zoning regulation), dan tata bangunan.
Rencana dibuat dalam bentuk gambaran-gambaran,
peta-peta dan uraian-uraian mengenai :
8
- Rencana tata guna tanah
- Peratuaran-peraturan tentang tata letak.
- Peraturan-peraturan tentang tata bangunan
- Skema pola pemikiran tanah berdasarkan keterangan-
keterangan dari agararia bagian kadaster.
(c). Program Pengembangan Prasarana.
(d). Program Pengembangan Sarana Pariwisata.
Harus dibuat program pengembangan berbagai jenis
sarana pariwisata yang diperlukan, seperti :
- Tempat penerangan, loket, tempat, berteduh, ruang
pameran serta panggung pertunjukkan, dsb.
- Akomodasi, catering dan pusat pertokoan, souvenir
dan kerajinan tangan.
- Tempat bermain (play ground)
- Tempat berolah raga (outdoor dan indoor).
- Jalan-jalan setapak, dsb.
(e). Program Pelestarian Lingkungan
(f). Skala Prioritas Pembangunan.
1.4. Pembuatan Studi Kelayakan (Feasibility Study).
a. Memudahkan tata laksana program pembagunan
9
b. Mendapatkan gambaran secara terperinci mengenai
program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik
maupun dari segi pembiayaannya.
c. Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi
program-program yang dimaksud.
1.5 Rencana Pengelolaan
Harus disusun usulan tentang model organisasi
pengelola serta rencana pengisian tenaga kerja
disertai dengan uraian tugas, program operasional dan
biaya yang diperlukan.
D. PEMBUATAN DISAIN TEKNIS (DESIGN
ENGINEERING)
Langkah-langkah dalam studi tahap keempat adalah :
1. Pengukuran Tanah
Tujuannya adalah untuk mendapatkan :
4.1.1 Data yang nyata dari batas-batas area pekerjaan.
4.1.2 Data yang nyata tentang garis-garis ketinggian.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh Dinas Agraris
Daerah, Sub Dinas Pengukuran Tanah.
10
2. Pemeriksaan / Penelitian Tanah Untuk Keperluan
Konstruksi
Sebelum pekerjaan pembuatan disain teknis dimulai, perlu
diketahui kondisi tanahnya. Penelitian tanah pada
umumnya dilakukan dengan pengeboran pada beberapa
tempat yang dipergunakan untuk bangunan, untuk
mengetahui jenis-jenis lapisan tanah serta kapasitas daya
dukung.
3. Pembuatan Disain Terperinci
Bertitik tolak dengan program-program pengembangan
yang dihasilkan studi pembuatan rencana tapak kawasan
dibuatlah disain terperinci.
Disain terperinci dibuat dalam bentuk uraian, peta-peta dan
gambar-gambar berskala 1 : 500 sampai dengan 1 : 10.000.
Sedangkan untuk gambar-gambar konstruksi prasarana,
sarana dan fasilitas pariwisata yang akan dibangun
berskala 1 : 100 sampai 1 : 500.
4. Penyusunan Dokumen Tender
Dokumen tender terdiri dari rencana kerja dan syarat-
syarat pekerjaan, gambar-gambar konstruksi dan
keterangan lainnya.
11
Guna dokumen tender adalah :
(a) Memudahkan pengelolaan tahap konstruksi
(b) Mengetahui dengan tepat biaya konstruksi serta
penjadwalan pelaksanaan pembangunan fisik.
BAB II
PERENCANAAN & KONSUMEN WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad,
MA
Tujuan Perencanaan
a. Menciptakan suatu lingkungan fisik kawasan wisata yang
tertib, rapi, serasi, nyaman sehingga daya tariknya sebagai
obyek wisata dan rekreasi semakin meningkat, akan mampu
menarik lebih banyak pengunjung.
b. Memanfaatkan seoptimal mungkin keindahan alam dan
kekayaan alam (darat, pantai dan laut) yang ada pada
kawasan perencanaan dengan tetap memperhatikan serta
menjaga kelestarian lingkungan.
c. Membangun dan mendayagunakan prasarana dan sarana
pelayanan wisata pulau secara optimal, baik dari segi
kwantitas maupun kwalitasnya.
12
d. Menyusun kerangka organisasi yang akan mampu
melaksanakan fungsi pengelolaan proyek-proyek di daerah
perencanaan.
Untuk mencapai tujuan di atas, perlu disusun suatu Rencana
Tata Letak Obyek Wisata di pulau ini dan sekitarnya yang
mencakup :
(1) Pemilihan Lokasi
(2) Perencanaan tata letak yang merupakan pedoman bagi
pengaturan perletakan pertamanan, tempat berolah raga, dsb.
(3) Penuntun arsitektur serta pedoman yang dapat digunakan
untuk “detailed engineering design”.
Karakteristik Konsumen Wisata
Pengunjung terdiri atas berbagai golongan umur. Untuk itu perlu
diketahui karakter masing-masing golongan umum tersebut.
a. Anak-anak (dibawah 12 tahun)
- memiliki sifat bebas, ingin tahu, sulit diatur, sehingga
bagian-bagian yang berbahaya dari obyek wisata perlu di
amankan dengan sebaik-baiknya, seperti tebing-tebing
curam karang-karang yang mempunyai binatang
berbahaya, seperti bulu babi, dsb.
- Mempunyai fisik yang belum begitu kuat, sehingga untuk
berjalan jauh, terutama tempat mendaki, diperlukan
13
tempat istirahat. Mereka lebih cepat merasa haus dan
lapar. Untuk itu fasilitas makan dan minum harus
mendapat perhatian khusus.
b. Remaja (12 – 14 tahun)
- Penuh idealisme, dinamis dan senang dengan hal-hal
yang berbau heroik serta bertualang. Selalu ingin bebas,
tidak mau dikekang dan sulit untuk diatur.
- Keadaan medan / lapangan yang sulit justru merupakan
tantangan, seperti : berjalan jauh (hiking), mendaki
gunung dan berkemah sangat menarik bagi remaja.
- Perlu diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk
mengenal alam dan lingkungan sehingga mempertebal
rasa cinta tanah air.
- Menyenangi hal-hal sifatnya informal, seperti : makan di
alam terbuka, bertelanjang kaki, dsb.
c. Pemuda dan Orang Tua (24 tahun ke atas)
- Kelompok ini umumnya mulai segan melakukan hal-hal
yang berat. Sifat rekreasinya lebih banyak pasif daripada
aktif
- Lebih menyenangi hal-hal sifatnya formal, seperti makan /
minum di restoran dengan keinginan berbelanja yang
tinggi, membeli souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran,
dsb.
Kegiatan Pariwisata
14
Kegiatan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kegiatan wisata
b. Kegiatan pelayanan wisata
c. Kegiatan penunjang wisata
Pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari keadaan
lingkungan fisik maupun sosial, sehingga perlu diperhatikan hal-
hal berikut :
a. Perlindungan kelestarian alam
b. Pendayagunaan potensi alam secara optimal
c. Perkembangan ekonomi lingkungan
d. Perkembangan sosial lingkungan
Kegiatan pariwisata yang bisa dikembangkan di pulau wisata
antara lain :
a. Kegiatan wisata pencinta alam, termasuk alam dibawah air
b. Kegiatan wisata rekreasi
c. Kegiatan wisata mengenal lingkungan
d. Kegiatan wisata pendidikan
e. Kegiatan wisata olah raga
BAB III
15
PERANCANGAN FISIK LOKASI WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad,
MA
1. ZONING LOKASI WISATA
Zoning merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur yang
mempunyai peranan fungsi yang sama. Sistem ini akan
memberikan pengarahan dalam menentukan telak massa
bangunan secara fisik. Penetapan zoning selalu berorientasi
kepada aktivitas, berupa :
1.1 Zoning Rekreasi
Zoning ini mencakup unsur rencana tempat
peristirahatan, rekreasi dan bersantai.
1.2 Zoning Penunjang
Zoning ini mencakup unsur-unsur yang bersifat
mendukung.
1.3 Zoning Pelengkap
16
Zoning ini berfungsi menampung kegiatan pengelola
obyek.
2.DISTRIBUSI UNSUR RENCANA DALAM ZONING
Untuk tiap zoning ditempatkan unsur-unsur rencana berikut :
2.1 Zoning Rekreasi
Area restoran, playground, panggung terbuka, area
piknik, duduk dan bersantai, souvenir, jalan setapak,
cottage dan camping area.
2.2 Zoning Pelayanan
Warung-warung, kios-kios dan jalur sirkulasi
2.3 Zoning Pelengkap
Lapangan olahraga, area kantor, rumah tinggal pegawai,
area gardu, loket penjualan karcis, area informasi,
pemandu wisata, area gardu listrik, menara air dan
menara pengawas.
3.PENGEMBANGAN TATA RUANG
17
3.1 Pola Tata Ruang
Tapak perencanaan obyek wisata pulau dan sekitarnya
harus memberikan kesan yang bersifat terbuka. Kesan
yang terbuka ini merupakan pencerminan adanya
kesatuan dengan alam diluar tapak.
Sifat keterbukaan dapat dicerminkan misalnya pada
penentuan garis batas tapak yang tidak dinyatakan oleh
benda masif (tembok) yang menghalangi penerusan
fisual, melainkan dari perdu-perdu setinggi 1 meter
baris-barisan pohon berjarak 3 – 5 meter. Batas ini bisa
dibuat dari kayu atas pagar kawat yang diselimuti
pohon-pohon menjalar (perdu-perduan).
Kondisi pulau jangan terlalu banyak diubah dari bentuk
alamiah, apalagi merusak nilai-nilai alaminya dengan
penambahan secara buatan.
3.2 Pola Letak Massa
Pengolahan pola massa dan ruang terbuka menyangkut
beberapa aspek.
3.2.1 Aspek Fungsional
18
Masa bangunan yang termasuk fungsi pelayanan
umum dengan jaringan hubungan yang
menyeluruh ke semua arah harus mempunyai jarak
pencapaian yang sama jauh dan cenderung ke
arah ruang aktivitas yang dominan.
a. Fasilitas Rekreasi
1. Shelter observasi / tempat pengamatan utama
- Ditempatkan pada lokasi dengan arah
pandang / view yang bagus dengan daerah
jangkauan sejauh mungkin.
- Sarana pengamatan dirancang sedemikian
rupa sehingga fungsi utama bisa tercapai.
2. Shelter istirahat
Berada ditempat-tempat yang diperlukan
dengan mengingat kemampuan fisik
pengunjung berjalan kaki, memenuhi kriteria
jarak, waktu dan kemampuan manusia.
- Mempunyai arah pandangan yang indah.
19
- Dapat memberikan perlindungan dari
pengaruh alam setempat.
- Dapat dipergunakan untuk istirahat
melepaskan lelah.
3. Warung
- Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
berupa makanan-makanan kecil dan
minuman.
- Mudah dicapai dari shelter istirahat,
tempat pengamatan utama maupun jalan
setapak.
- Tidak merusak lingkungan yang ada.
4. Area perkemahan
- Terletak di tempat terbuka/semi terbuka
(dengan mempertimbangkan faktor angin
laut).
- Jauh dari konsentrasi kegiatan.
- Cukup mendapat sinar matahari.
20
- Letak sedekat mungkin dengan alam.
- Fasilitas infrastruktur dan utilitas tersedia.
- Tidak merusak lingkungan yang ada.
b. Fasilitas Pelayanan (Service)
1. Pusat Informasi
- Terletak ditempat yang mudah dicapai dan
mudah dilihat pengunjung yang datang.
- Dilengkapi dengan papan petunjuk bagi
pengunjung
2. Restoran
- Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
pengunjung.
- Pada tempat dengan arah pandangan /
view yang indah.
21
3. Ruang Jaga
- Dapat mengontrol seluruh kegiatan
terutama akumulasi pengunjung
4. MCK
- Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
pengunjung
- Memperhatikan faktor drainase dalam
perancangan fisiknya.
5. Souvenir Shops
- Letaknya mudah dicapai dari tempat
akumulasi pengunjung
6. PPPK
- Mudah dicapai dari tempat akumulasi
pengunjung
- Pencapaian hendaknya selain mudah, juga
cepat.
c. Jaringan Transportasi
22
Jalan Setapak
- Dirancang dengan memperhatikan faktor
manusia sebagai subyek yang akan
memahaminya, tanpa mengurangi rasa
keindahan (estetika).
- Sebanyak mungkin tidak banyak mengadakan
gali dan urug (cut and fill).
d. Standar Skala Ruang
1. Pelayanan Umum
- Cottage
- Camping Area
- Restoran
- Souvenir / Kios
- Toilet
- Kolam renang
- Taman duduk-duduk
- Rekreasi pantai
- Piknik
- Musholla
2. Sirkulasi
23
- Jalan pencapaian
- Jalan pelayanan
- Jalan setapak
3. Dermaga
- Dermaga
- Parkir perahu
Kebutuhan ruang tiap unit Cottage terdiri
atas :
- Teras
- Ruang
- Kitchenette / Pantry
- Kamar mandi dan wc
BAB IV
DAYA TARIK
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad,
MA
1. Daya Tarik
24
1.1 Keindahan
(a) Pandangan lepas / variasi pandangan didalam obyek
(b) Pemandangan lepas menuju obyek
(c) Keseresasian warna dan bangunan dalam obyek
(d) Kesantaian suasana dalam obyek
1.2 Keunikan sumber daya alam yang tampak
1.3 Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol
a. Geologi
b. Flora
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam lingkungan yang menonjol
1.4 Keutuhan sumber daya alam
1.5 Kepekaan sumber daya alam
a. Ada nilai pengetahuan
b. Ada nilai kebudayaan
c. Ada nilai pengobatan
d. Ada nilai kepercayaan
1.6 Kebersihan udara dan lokasi
1.7 Ruang gerak pengunjung dibanding dengan daya
tampung
25
2. Daya Tarik Taman Laut
2.1 Keselamatan dalam lokasi
a. Tidak ada gangguan ikan (binatang) buas
b. Tidak ada arus berbahaya
c. Jarang angin besar
d. Jarang lalu lintas laut
e. Bebas kepercayaan yang mengganggu
2.2 Variasi Fauna
a. Variasi fauna besar yang tidak berbahaya
b. Variasi ikan hias (min. 15 jenis)
c. Variasi koral laut lunak dan keras (min. 40)
d. Ada padang anemon
2.3 Keindahan didalam laut
a. Tumbuh-tumbuhan laut
b. Terdapat gua-gua laut / crade
c. Keindahan relief
d. Variasi / harmoni pandangan
2.4 Keutuhan
2.5 Keunikan dan Kepekaan
a. Ada peninggalan sejarah
b. Ada kapal tenggelam
26
c. Ada keganjilan bentuk
d. Ada nilai ilmu pengetahuan
2.6 Kejernihan air
a. Tampak sampai kedalaman min. 15 m
b. Tidak ada plankton yang mengganggu
c. Tidak ada pengaruh pemukiman
d. Tidak ada pengaruh pelabuhan
e. Tidak ada pengaruh pasar / gudang ikan / pabrik
f. Tidak ada pencemaran lain
2.7 Banyaknya lokasi kedalaman
2.8 Situasi pandangan dan kenyamanan permukaan
a. Pantai rindang
b. Pantai pasir putih
c. Kebersihan pantai
d. Pemandangan pulau-pulau
3. Daya Tarik Pantai
3.1 Keindahan
a. Variasi pandang pulau
b. Keindahan relief
c. Kerindangan tepi pantai
d. Keserasian pandangan pantai dan sekitarnya
e. Ada ciri khusus
27
3.2 Keselamatan laut tepi pantai
a. Tidak ada arus balik berbahaya
b. Tidak ada kecuraman dasar laut
c. Bebas gangguan binatang berbahaya
d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
3.3 Jenis Pasir
3.4 Variasi kegiatan
3.5 Kebersihan air
a. Tidak ada pengaruh pelabuhan
b. Tidak ada pengaruh pemukiman rakyat
c. Tidak ada pengaruh sungai
d. Tidak ada pengaruh pelelangan ikan / pasar / pabrik
e. Tidak ada sumber pencemaran lain
f. Tidak ada pengaruh / akibat musim
3.6 Lebar pantai
3.7 Kebersihan / kenyamanan
a. Tidak ada sampah
b. Tidak ada corat-coret
c. Bebas kebisingan
d. Tidak banyak gangguan binatang, seperti nyamuk, dsb
e. Bebas bau yang mengganggu
f. Sedikit kerikil / kerang tajam
28
BAB V
PENGELOLAAN DAN PELAYANAN
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad,
MA
UNSUR-UNSUR
1. Kemantapan Organisasi / Pengelolaan
1.1 Status Pengelolaan
1.2 Jumlah Pegawai
1.3 Pendapatan Terendah
1.4 Dana Anggaran
1.4.1Administrasi
1.4.2Perawatan
1.4.3Pengembangan
1.4.4Operasional / Pemasaran
1.5 Sumber Dana
1.6 Status Pegawai
2. Mutu Pelayanan
2.1 Mutu Pelayanan
29
2.1.1Kelancaran Pelayanan
2.1.2Keramahan Staff
2.1.3Kemampuan Komunikasi
2.1.4Penguasahaan Materi
2.1.5Kerapihan Berpakaian
2.1.6Petugas Penerangan
2.2 Kemampuan Bahasa
2.2.1Daerah Asal
2.2.2Indonesia
2.2.3Asing
3. Sarana Perawatan dan Pelayanan
3.1 Kemudahan Informasi
3.2 Tempat Peristirahatan
3.3 Pelabuhan
3.4 MCK
3.5 Fasilitas Kebersihan
3.6 Sumber Penerangan
3.7 Catatan Pengunjung
30