refreshing ppt
DESCRIPTION
refresTRANSCRIPT
REFRESHING
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA
Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRSUD Kelas B Cianjur
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Disusun Oleh :
Jayyidah Afifah2010730055dr. H. Wiyoto Sukardi, Sp.
B
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. Pada usia 40-50, seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%. Menginjak usia 60-70 tahun, kemungkinannya menjadi 50%. Dan pada usia diatas 80 tahun, akan menjadi 90%.
DEFINISI
Tahapan pembentukan prostat :• Testosteron janin merangsang mesenkim sinus
urogenital melalui reseptor androgen• Mesenkim sinus urogenital beraksi pada epitel
diatasnya untuk merangsang proliferasi sel• Epitel sinus urogenital kemudian membentuk
sumber duktus prostat, tunas (bakal) epitel prostat.• Tunas prostat kemudian tumbuh menjadi mesenkim
sinus urogenital
EMBRIOLOGY
WebMD, Men’s Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland, Subject of Prostate Picture, Definition, Function, Condition, Test, and Treatment. Last reviewed on April 28th 2010 by WebMD, downloaded from http://men.webmd.com/picture-of-the-prostate. on April 2th 2011.
ANATOMI
Superior : • Basis prostatae berhubungan dengan collum vesicae. Otot polos prostate terus
melanjut tanpa terputus dengan otot polos collum vesicae. Urethra masuk pada bagian tengah basis prostatae.
Inferior : • Apex prostatae terletak pada fascies superior diaphragm urogenitale. Urethra
meninggalkan prostate tepat di atas apex pada fascies anterior.
Anterior : • Facies anterior prostatae berbatasan dengan symphysis pubica, dipisahkan oleh
lemak ekstraperitoneal yang terdapat di dalam spatium retropubicum (cavum retzius).
Posterior: • Facies posterior prostatae berhubungan erat dengan facies anterior ampulla recti
dan dipisahkan dari rectum oleh septum retrovesicale (fascia Denonvillier).
Lateral : • fascies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut anterior musculus levator ani
pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis
Kelenjar prostat yang jumlahnya banyak tertanam di dalam otot polos dan jaringan ikat, dan ductusnya bermuara ke urethra pars prostatica.
BPH terutama terjadi di zona transisi kelenjar prostat.
Zona transisionalMerupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostat hyperplasia (BPH)
Epidemiologi
BPH merupakan tumor jinak yang paling sering pada laki-laki dan insidennya berdasarkan dari umur.• 20% Pada Laki-laki usia 41-50 tahun• 50% Pada laki-laki usia 51-60 tahun• > 90% Pada laki-laki usia > 80 tahun• Pada umur 55 tahun, kira-kira sebanyak 25% pria
mengeluhkan gejala voiding symptoms. • Pada umur 75 tahun, 50% dari pria mengeluhkan
penurunan dari pancaran dan jumlah dari pembuangan urin
Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
EtiologiTerdapat 2 faktor yang erat kaitannya dengan BPH yaitu; • Peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua) (McConnell, 1995). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat adalah :1) Teori dihidrotestoteron, 2) Adanya ketidakseimbangan antara estrogen dan
testosteron,3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel
prostat, 4) Berkurangnya kematian sel (apoptosis) dan 5) Teori stem sel
Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition. USA : Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420
Pembesaran prostat
Penyempitan lumen uretra prostatika
Buli – buli
Tekanan intravesika↑
Sehingga akan menghambat aliran urine
Ginjal dan Ureter
• Refluks vesiko-ureter• Hidroureter• Hidronefrosis• Gagal ginjal
• Hipertropi otot detrusor• Trabekulasi• Terbentuk selula• Divertikel buli-buli
Lower Urinary tract symptom
(LUTS)
PatofisiologiKetidak
seimbangan testosteron dan
estrogen
inkontinensia paradoks
Retensi Kronik
refluks vesiko-ureter,
hidroureter,
hidronefrosis dan
gagal ginjal
LUTS (Lower urinary tract symptoms)
Obstruksi Iritasi
Hesitansi (menunggu pada
permulaan kencing)
Pancaran Miksi Lemah
Intermitensi (Kencing tiba-tiba
berhenti dan lancar kembali)
Miksi Tidak Puas
Menetes setelah miksi
Frekuensi (Anyanganyangan)
Nokturia (Sering kencing
malam hari)
Urgensi (Merasa ingin kencing
yang tidak bisa ditahan)
Disuria ( Rasa tidak enak saat
kencing)
Dari skor I-PSS dapat dikelompokkan gejala LUTS dalam 3 derajat
(1)Ringan : 0 -7 – Watchfull waiting, (2)Sedang : 8 - 19 –
Medikamentosa, (3)Berat : 20 - 35 – Operasi.
Pemeriksaan colok duburSyarat : buli-buli kosong / dikosongkan
Pada hiperplasia prostat : Teraba sebagai prostat yang membesar, konsistensi kenyal, permukaan rata, asimetri dan menonjol ke dalam rektum. Semakin berat derajat hiperplasia prostat batas atas semakin sulit untuk diraba.
Pemeriksaan penunjangLaboratorium Sedimen urine mencari kemungkinan adanya
proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih Faal ginjal mencari kemungkinan adanya penyulit
yang mengenai saluran kemih bagian atasPencitraan
Foto polos abdomen mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan kadangkala dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine
Pemeriksaan uroflowmetri Menentukan parameter dinamik urine Syarat agar akurat :
150 cc 400 cc200-300 cc ideal
Q max :>15 ml/detik : non obstruktif10-15 ml/detik : borderline<10ml/detik : obstruktif
Mengukur volume residu urin
• Residual urine adalah Jumlah sisa urine setelah miksi .
• Cara : melakukan kateterisasi setelah miksi atau dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah USG.
• Pada hiperplasia prostat terdapat volume residu urin yang meningkat sesuai dengan beratnya obstruksi (lebih dari 100 ml dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi).
TerapiPenatalaksanaan• Jika gejala masih ringan, sebaiknya
dilakukan pengamatan lebih lanjut. • Pada keadaan tidak dapat buang air
kecil (berarti sumbatan sudah total), maka pertolongan pertama yang dilakukan adalah pemasangan kateter.
Terapi
Pengobatan oral 1. α blockers
Kelenjar prostat memiliki suatu reseptor yang dinamakan α 1 adrenoreseptor, dengan menghambat reseptor ini, maka kontraksi kelenjar prostat dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi gejala pada pasien BPH. Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin dan prazosin.
2. 5 α reduktase inhibitor5 α reduktase inhibitor adalah obat yang mencegah pengubahan testoteron menjadi dihidrotestoteron. Contoh obat ini adalah finasteride. mengecilnya ukuran prostat
Terapi
• Indikasi absolut terapi bedah:–Retensio urine –Gross hematuri berulang –Gagal ginjal–Batu saluran kemih– Infeksi saluran kemih berulang–Divertikel besar buli-buli.
Operasi
Bedah Konvensional 1. Pembedahan terbuka• Indikasi absolut yang memerlukan pembedahan terbuka
dibanding pilihan bedah lainnya adalah terdapatnya keterlibatan kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti adanya divertikel atau batu kandung kemih yang besar. Prostat yang melebihi 80-100 cm3 biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan prostat secara terbuka. Pembedahan terbuka mempunyai nilai komplikasi setelah operasi seperti tidak dapat menahan buang air kecil dan impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-100%.
2. Transurethral resection of the prostate (TURP)• TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana
jaringan prostat yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra (saluran kencing). Secara umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaran prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi regional atau umum dan membutuhkan perawatan inap selama 1-2 hari.
3. Transurethral incision of the prostate (TUIP)• Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran
prostat yang tidak terlalu besar dan umur relatif muda.
Terapi invasif minimalLaserDua sumber energy utama yang digunakan pada
operasi dengan sinar laser adalah Nd :YAG dan Holomium : YAG
• Keuntungan operasi dengan sinar laser adalah :• Kehilangan darah minimal• Dapat mengobati pasien yang sedang
menggunakan antikoagulan• Dapat dilakukan out patient procedureKerugian operasi laser • Sedikit jaringan untuk pemeriksaan patologi• Pemasangan kateter postoperasi lebih lama• Lebih iritatif• Biaya besar
Terapi Invasi Minimal• Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA)• Transurethral electrovaporization of the prostate • High Intensity Focused Ultrasound• Intraurethral stents• Transurethral balloon dilation of the prostate
Referensi• Potts, J.M. Essential Urology: A Guide to Clinical Practice. Humana Press Inc., Totowa, NJ. Pg
191• Schwartz.Manual of Surgery,in Urology, Benign Prostatic Hyperplasia.Mc Graw Hills
Companies. 2006. Pg. 1061• Snell, Richard S. Clinical Anatomy For Medical Students 6th edition in cavitas Pelvis Part
II.Lippincot William & Wilkins Inc. 2006. USA. Pg.350-352.• Presti JC. Smith’s General Urology, in Neoplasm of The Prostate Gland. 16th edition. USA :
Lange Medical Books/McGraw-Hill Company, 2004. Pg.399-420 • WebMD, Men’s Health, Human Anatomy section, topic of Prostate Gland, Subject of Prostate
Picture, Definition, Function, Condition, Test, and Treatment. Last reviewed on April 28th 2010 by WebMD, downloaded from http://men.webmd.com/picture-of-the-prostate. on April 2th 2011.
• UNSW Embriology, Categories of Genital, Prostate, Subject of Prostate development
Overview. Last modified on October 28th 2010 by Dr Mark Hill, downloaded from http://php.med.unsw.edu.au./embryology/index.php/title=prostate_development on April 2nd 2011
Derajat BPH berdasarkan gambaran klinis dan tatalaksana
Derajat Colok dubur Sisa volume urin Penatalaksanaan
I Penonjolan prostat, batas atas mudah di raba
> 50 ml Konservatif
II Penonjolan prostat jelas batas atas dapat dicapai
50-100 ml Pembedahan (transuretra resection)
III Batas atas prostat tidak dapat di raba
> 100 ml Reseksi endoskopik, bila prostat cukup besar → pembedahan terbuka
IV Retensi urin total Membebaskan penderita dari retensi urin (kateter), terapi definitif ( TUR atau
pembedahan terbuka)