refrat thanatologi
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
1/73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangKematian adalah berhentinya kehidupan secara permanen fungsi dari organ vital paru,
jantung dan otak sebagai kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi
oksigen. Penentuan kematian dahulu didasarkan pada criteria tradisional namun hanya
berlaku pada kasus biasa, jika pada kasus luar biasa perlu dilakukan penentuan kematian yang
lebih modern. Dalam penentuan kematian, tidak hanya menetukan sebab, cara maupun proses
kematian, namun juga menentukan aktu terjadinya kematian. Deasa ini penentuan
kematian tidak hanya melakukan pemeriksaan makroskopis, namun juga melakukan
pemeriksaan lainnya yang dapat mendukung diagnosis kematian, diantaranya adalah
pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan entomologi. !al ini sangat penting diketahui oleh
tenaga terutama para profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran kehakiman.
"aka kami mengangkat topik Penentuan waktu Perkiraan Kematian sebagai topik referat
kelompok kami.
1.# $umusan "asalah
Bagaimana menentukan aktu perkiraan kematian korban%
1.& 'ujuan1.&.1 'ujuan (mum
(ntuk menentukan aktu perkiraan kematian korban
1.&.# 'ujuan Khusus
1. "engenal ilmu thanatologi
#. "engenal ilmu entomologi
&. "engenal ilmu pemeriksaan mikroskopis dan laboratorium forensik
). "engetahui perubahan * perubahan yang terjadi pada jena+ah
. "enentukan perkiraan aktu kematian korban
1.) "anfaat
1.).1 "anfaat untuk masyarakat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
2/73
Dapat membantu penyidik dalam memperkirakan aktu kematian korban di tempat kejadian
perkara.
1.).# "anfaat untuk dokter
"enjadi bekal bagi dokter mengetahui cara * cara memperkirakan aktu kematian korban
tempat kejadian perkara
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
3/73
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi Kematian
Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. -ecara medis, kematian
merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ internal tubuh
terhenti. Dikenal beberapa istilah yaitu mati somatis, mati seluler mati serebral dan
mati batang otak.
enis kematian ada & yaitu /
a. "ati klinis 0 somatis
Proses kematian yang hanya dapat dilihat secara mikroskopis karena terjadi
gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, dan persarafan yang bersifat
menetap.
Ditandai dengan tidak adanya gerakan, refleksrefleks, 223 mendatar selama
menit, serta tidak berfungsinya jantung dan paruparu.
4rgan * organ belum tentu mati, masih bisa dimanfaatkan untuk transplantasi.
Definisi ini yang sering dianut oleh orang aam.
b. "ati seluler 0 molekuler
Proses kematian sel0 jaringan setelah mati klinis. . Proses ini kemudian diikuti
oleh proses autolisis dan pembusukan. -etiap sel tubuh memiliki perbedaan
aktu untuk mengalamikematian sel disebabkan oleh perbedaan metabolisme
seluler didalamnya
5aktu kematian tiap jaringan 0 organ berbeda. 4tak merupakan organ yang
paling sensitif yaitu sekitar & menit. aringan otot akan mengalami mati
seluler setelah ) jam dan kornea masih dapat diambil dalam jangka aktu 6
jam setelah seseorang dinyatakan mati somatis.
Penentuan mati seluler ini terutama penting dalam hal transplantasi organ.
"ati seluler adalag kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibatterhentinya penggunaaan oksigen serta metaboliema normal sel dan jairngan
c. "ati cerebral
7aitu proses kematian yang ditandai dengan tidak berfungsinya otak dan
susunan saraf pusat. Definisi ini adalah definisi yang diakui oleh 5!4.
Kerusakan batang otak / pernafasan berhenti namun masih bisa dipertahankan
dengan ventilator.
d. "ati batang otak
mati batang otak dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan dikatakan tidak dapat
hidup kembali
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
4/73
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenali secara klinis pada seseorang
melalui tanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada mayat. 8ni sangat penting
utnuk investigasi suatu kasus kematian dimana perubahan postmortem banyak
memberikan informasi baik mengenai aktu kematian, penyebab maupun mekanisme
kematian1,#
Berikut adalah alur pemeriksaan jena+ah forensik, dimana jena+ah yang akan
diperiksa akan dilakukan pemeriksaan luar, pemerikdaan dalam serta laboratorium
dan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui indormasi mengenai kematiannya.
3ambar 1.1. alur pemeriksan jena+ah forensik
II. Penentuan Waktu Kematian
1. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan akr!sk!"is
#.1.1 Dia$n!sa Kematian dari Peru%a&an 'e"at
(ntuk mendiagnosa perubahan cepat dari kematian digunakan beberapa alat antara
lain stetoskop, lampu senter, palu reflek, 223, dan 293. Prinsipnya adalah mendeteksi
traktus respiratorius dan denyut jantung.
Beberapa tes yang dapat digunakan adalah /
a. 'es kardiovaskuler.
1. "agnus test.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
5/73
Karena jantung berhenti maka sirkulasi juga berhenti. 9aranya dengan
mengikat0menutup ujung jari korban dengan karet, lalu dilepaskan, maka tidak
tampak adanya perubahan arna dari pucat menjadi merah.
#. Diaphonos test.
9aranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan tidak
terlihat ada sirkulasi :arna merah terang;.
&.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
6/73
Lebam mayat.
Perubahan lambat :late; ?
Kaku mayat :post mortal rigidity;.
Pembusukan :decomposition;.
Penyabunan :adipocere;.
"ummifikasi.#.1.#.1 Peru%a&an ata
Perubahan mata setelah kematian dapat berupa /
!ilangnya refleks kornea, refleks konjungtiva, dan refleks cahaya.
Kornea menjadi pucat 0 opa@ue 0 keruh.
Kelopak mata biasanya tertutup setelah kematian karena kekakuan primer dari otot
tetapi kekakuan otot biasanya sukar untuk membuat mata menutup menjadi lengkap
sehingga akan tampak sklera, sel debris, mukus dan debu dalam beberapa jam
kematian, menjadi merah kecoklatan dan kemudian menjadi hitam :Taches Noire De
La Sclerotique;. Kecepatan kekeruhan dipengaruhi oleh /• 5aktu kematian keadaan matanya menutup atau membuka :bila menutup maka
kekeruhan lambat terjadi, tapi bila membuka, maka kekeruhan akan cepat terjadi
akibat kontak dengan luar;.
• Kelembapan udara :bila lembab maka kekeruhan lambat, bila kering 0 angin
kencang maka kekeruhan cepat terjadi;.
• Keadaan korban sebelum mati :bila sakit mata maka kekeruhan akan cepat
terjadi;.
• ia :perdarahan karena hipertensi; akan tampak kornea terang
karena terjadi perdarahan retina.
Keracunan sianida dan 94 maka kekeruhan akan cepat terjadi.
Kematian kurang dari 1 jam, otot * otot mata masih hidup sehingga bisa
ditetesi atropin akan terjadi midriasis pupil.
'ekanan intraokuler tidak ada. 'ekanan intraokuler menurun dengan cepat setelah
kematian tergantung dari tekanan darah arteri. Bola mata menjadi lunak dan
cenderung untuk masuk ke dalam fossa orbital. Kekakuan bola mata dapat dengan
mudah ditentukan dengan perabaan. Bila jantung berhenti berdetak, tekanan
menurun sekitar setengah sampai satu jam setelah kematian dan menjadi nol setelah
# jam setelah kematian.
Kadar kalium yang tinggi karena cairan bola mata keluar :jumlah kalium yang
keluar berhubungan dengan aktu kematian;.
Kedudukan pupil. 5alaupun iris berespon terhadap kimia beberapa jam setelah
kematian, refleks cahaya menghilang segera saat nukleus batang otak mengalami
iskemik. 8ris mengandung jaringan otot yang banyak sehingga kehilangan tonusdengan cepat dan iris biasanya relaksasi.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
7/73
Perubahan pembuluh darah retina melalui pemeriksaan ophtalmoskop retina akan
dapat menentukan satu tanda pasti kematian aal. -etelah mati, aliran darah
pembuluh darah retina menjadi segmen seiring dengan tekanan darah yang hilang
menyebabkan aliran darah terbagi menjadi beberapa segmen.
#.1.#.# Peru%a&an Ku+it
Perubahan yang terjadi pada kulit setelah kematian dapat berupa /
Kulit menjadi pucat. Karena sirkulasi darah berhenti setelah kematian, darah
merembes keluar dari pembuluh darah kecil sehingga kulit tampak pucat. Kulit
menjadi pucat, bearna putih abu dan kehilangan elastisitasnya.
Pada kasus kematian berhubungan dengan spasme agonal dan terdapatnya sumbatan
pada pembuluh darah balik karena tekanan pada leher atau karena asfiksia traumatic,
ajah tetap berarna merah kebiruan selama beberapa saat setelah kematian. 5arna
kekuningan pada kulit karena menderita sakit kuning, arna pink kemerahan karena
keracunan !9A atau 94 biasanya tetap ada selama beberapa saat setelah kematian.
2lastisitas :turgor; kulit menurun sampai menghilang.
-ehingga bisa menetapkan apakah luka pada tubuh korban didapat intravital atau
post mortem, yaitu /
• Luka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih kecil daripada ukuran
senjata, dermis berarna merah, antara epidermis dan dermis masih ada
perekatnya.
• Luka post mortem membekas dengan ukuran lebih besar daripada ukuran
senjata, bahkan menganga, dermis pucat, epidermis lebih mudah mengelupas.
Pada kasus tenggelam, kulit tangan keriput :washer woman hand ;.
• ika terjadi pada ujung jari saja maka kematian ) jam yang lalu.
• ika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian #) jam yang
lalu.
• ari tangan yang sudah terlepas digunakan untuk sidik jari.
#.1.#., Penurunan Su&u Tu%u& -A+$!r !rtis P!st !rtem '!!+in$/
Penurunan suhu mayat atau algor mortis akan terjadi setelah kematian dan berlanjut
sampai tercapai keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Berdasarkan
penelitian, kurva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva sigmoid, dimana pada jam
* jam penurunan suhu akan berlangsung lambat, demikian pula bila suhu tubuh mayat
telah mendekati suhu tubuh lingkungan.
Bila telah dicapai suatu keadaan yang dikenal sebagai temperatur gradient, yaitu suatu
keadaan dimana telah terdapat perbedaan suhu yang bertahap di antara lapisan * lapisan
yang menyusun tubuh, maka penyaluran panas dari bagian dalam tubuh ke permukaandapat berjalan dengan lancar.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
8/73
Kini penentuan suhu rektal kerap kali sangat berguna dalam investigasi kematian yang
mencurigakan, kecuali dimana tampak luar mengindikasikan baha tubuh sudah
didinginkan oleh suhu sekitarnya.
!al ini juga harus dititikberatkan baha kegunaan dari perkiraan temperatur ini
menetap pada iklim dengan suhu dingin dan menengah dimana tubuh kehilangan
panasnya secara lama sebagaimana halnya keseimbangan pada temperatur lingkungan,
sedangkan pada daerah tropis, penurunan suhu tubuh post mortem dapat minimal atau
bahkan tidak ada pada iklim yang sangat panas sekali, mayat mungkin dapat menghangat
setelah mati.
-aat mati, setelah aktu yang tidak lama, tubuh mulai kehilangan panasnya.
'emperatur la+im pada tubuh deasa sehat adalah antara C,) derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
9/73
sampah atau comberan, suhunya akan lebih cepat turun sedikit dibanding dibiarkan di
udara terbuka.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
10/73
$umus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu
lingkungan sebesar E derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
11/73
bertindak pada fibrin, bukan pada fibrinogen.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
12/73
- 'ubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada
didekat tempat yang bersuhu rendah, akan menunjukkan bercak pink muda
kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari o>yhemoglobin pada jaringan.
- Keracunan sianida akan memberikan arna lebam merah terang, karena kadar oksi
hemoglobin :!b4#; yang tinggi.
Per%edaan antara +e%am ma)at dan memar
-aat pembusukan sudah terjadi, perbedaannya akan semakin sulit karena terjadi
hemolisis darah dan difusi pigmen ke dalam jaringan sekitarnya. -aat pembusukan
berlangsung, lebam akan menjadi gelap, berubah menjadi coklat kemudian hijau sebelum
hilang seiring hancurnya sel darah.
Lebam "ayat "emar
Lokasi Bagian tubuh terbaah Dimana saja
Permukaan 'idak menimbul Bisa menimbul
Batas 'egas 'idak tegas
5arna Kebiru * biruan atau merah
keunguan, arna spesifik
pada kematian karena kasus
keracunan
Diaali dengan merah yang
lama kelamaan berubah
seiring bertambahnya aktu
Penyebab Distensi kapiler * vena 2kstravasasi darah dari kapiler
2fek penekanan Bila ditekan akan memucat 'idak ada efek penekanan
Bila dipotong =kan terlihat darah yang
terjebak antara pembuluh
darah, tetesan akan perlahan *
lahan
'erlihat perdarahan pada
jaringan dengan adanya
koagulasi atau darah cair yang
berasal dari pembuluh yang
ruptur
"ikroskopis (nsur darah ditemukan
diantara pembuluh darah dan
tidak terdapat peradangan
(nsur darah ditemukan diluar
pembuluh darah dan tampak
bukti peradangan
2n+imatik 'idak ada perubahan Perubahan level dari en+im
pada daerah yang terlibat
Kepentingan medicolegal "emperkirakan aktu
kematian dan posisi saat mati
"emperkirakan cedera,
senjata yang digunakan
Ta%e+ 1. Per%edaan antara +e%am ma)at dan +uka memar
Le%am "ada !r$an da+am
Karena lebam terjadi pada daerah yang mengandung pembuluh darah, maka akan
berpengaruh pada organ * organ dalam yang mengandung pembuluh darah juga.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
13/73
Lebam mayat Kongesti
Lokasi !anya pada organ * organ
tertentu
Bisa seluruh atau beberapa
bagian dari organ tersebut
dipengaruhi oleh patologinya
Penyebab Distensi pasif kapiler * vena Berdasarkan patologi
penyakitnya
Bengkak dan oedema 'idak ada Dapat bermakna
Pada penampang potongan Darah mengalir pelan * pelan
dari kapiler yang terdistensi
Keluar cairan, tercampur
dengan darah
!ollo viscus Lambung atau usus saat
direntangkan akan tampak
daerah dengan perubahan
arna dan tanpa perubahan
arna
Lambung atau usus saat
direntangkan akan tampak
perubahan arna yang
seragam
Ta%e+ #. Per%edaan antara +e%am ma)at den$an "r!ses k!n$esti "ada !r$an da+am
As"ek edik!+e$a+ Pada Pemeriksaan Le%am a)at
Kegunaan pemeriksaan lebam mayat /
• Dapat memperkirakan saat kematian.
• Dapat memperkirakan posisi kematian.
• 'anda pasti kematian seluler :mati yang terjadi adalah mati seluler;.
• "engetahui adanya manipulasi :perubahan pada jena+ah;.
• Dapat mengetahui penyebab kematian.
#.1.#.4 Kaku a)at -5i$!r !rtis P!st !rtem Stiffenin$/
Disebut juga cadaveric rigidity. Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang
terjadi pada otot yang kadang * kadang disertai dengan sedikit pemendekkan serabut
otot, yang terjadi setelah periode pelemasan 0 relaksasi primer.
Kaku mayat mulai terdapat sekitar # jam post mortal dan mencapai puncaknya setelah 1E
* 1# jam post mortal, keadaan ini akan menetap selama #) jam, dan setelah #) jam kaku
mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot * ototajah, leher, lengan, dada, perut, dan tungkai.
Kekakuan pertama ditemukan pada otot * otot kecil, bukan karena itu terjadi pertama
kali disana, melainkan karena adanya sendi yang tidak luas, seperti contohnya tulang
rahang yang lebih mudah diimobilisasi.
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat
seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan
energi. 2nergi ini digunakan untuk memecah =DP menjadi ='P. -elama masih terdapat
='P maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot
habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
14/73
kaku.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
15/73
biasanya bayi, orang sakit, atau orang tua, dapat memberikan kekakuan yang kurang
dapat dinilai, kebanyakan dikarenakan lemahnya otot mereka.
Kaku menyebar ke seluruh otot dalam beberapa kondisi dapat mencapai nilai maksimum
antara 6 * 1# jam. Kondisi ini tidak berubah sampai massa otot mulai menjalani autolisis,
dimana akan melemas berangsur * angsur kembali seperti periode perubahan aal post *
mortem. Kekakuan mayat lengkap dapat terjadi antara 1C * &6 jam.
5i$!r !rtis Pada Jarin$an Tu%u&
Kekakuan juga terjadi pada seluruh jaringan muskular dan organ sama seperti terjadi
pada otot skelet. Kekakuan dapat terjadi tidak sama pada tiap mata, membuat letak pupil
tidak sama, hal ini memastikan baha posisi post * mortem menjadi indikator yang tidak dapat dipercaya pada kondisi toksik atau neurologis selama hidup.
Pada jantung, kekakuan menyebabkan kontraksi ventrikel, yang menyerupai pembesaran
ventrikel kiri, hal ini dapat dihindari dengan pengukuran berat total, menilai ukuran
normal jantung kiri, mengukur ketebalan ventrikel, dan yang paling penting dengan
pembedahan dan membandingkan berat kedua ventrikel.
Kekakuan muskulus dartos pada skrotum dapat menghimpit testes dan epididimis,
dimana akan membuat kontraksi serabut otot vesikula seminalis dan prostat
menyebabkan terjadinya ekstrusi semen dari uretra eksterna pada post * mortem.Kekakuan pada muskulus erector pili yang menempel pada folikel rambut dapat
mengakibatkan gambaran dengan elevasi dari folikel rambut : goose – flesh appearence;.
Pr!ses Bi!kimiawi )an$ Ter*adi Pada 5i$!r !rtis
-+ent * 3yorgi :1); menemukan baha substansi kontraktil essensial pada otot adalah
protein actin dan miosin. 2nergi ini didapat dengan membagi kompleks fosfat dari =DP
menjadi ='P :2rdos, 1)&;. 3ugus fosfat yang bebas akan membentuk reaksi fosforilasi
yang mengubah glikogen menjadi asam laktat. =DP dibentuk kembali dengan
meresintesa ='P dengan tambahan kreatin fosfat.
-ebagai tambahan untuk persediaan energi, ='P bertanggung jaab terhadap kekenyalan
otot. =sam laktat disaring kembali masuk kedalam peredaran darah dan kembali ke hati
untuk dikonversikan kembali menjadi glikogen. -emua reaksi ini anaerob dan dapat
berlanjut setelah kematian.
-aat hidup, terdapat konsentrasi ='P yang konstan pada jaringan otot, terdapat
keseimbangan antara penggunaan dan resintesis ='P. -aat mati, bagaimanapun reaksi
perubahan =DP menjadi ='P berhenti dan kadar trifosfat berangsur * angsur berkurang
dengan akumulasi asam laktat. -esudah beberapa aktu, bergantung pada temperatur dan
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
16/73
jumlah ='P yang tersisa, aktin dan miosin berikatan, mengakibatkan otot menjadi kaku
sebagai akibat timbulnya kekakuan pada otot :Bate * -mith and Bendall, 1);
$esintesis ='P bergantung pada ketersediaan glikogen, dimana akan dikurangi dengan
adanya aktifitas berat sebelum mati. -ecara normal, hal ini muncul pada periode aal
setelah kematian dimana tingkat ='P dipertahankan atau bahkan meningkat sebagai hasil
dari pembebasan fosfat oleh proses glikogenolisis.
Kekakuan dimulai saat konsentrasi ='P turun menjadi CG dari normal, dan kekakuan
otot akan maksimal saat kadar turun menjadi 1G.
-aat sudah sempurna, kekakuan HdipatahkanI dengan gerakan memaksa dari anggota
badan atau leher, lalu jika tidak kembali, maka hal ini memudahkan dilakukannya
pekerjaan dalam kamar mayat atau memasukkan ke dalam peti mati. Aamun jika
kekakuan tetap terbentuk, maka kekakuan tersebut akan berlanjut pada posisi yang baru
sesuai gerakan terakhir.
Kadang, kekakuan dapat membantu memperlihatkan baha tubuh telah dipindahkan
antara saat mati dan saat ditemukan.
0akt!r )an$ mem"en$aru&i ke6e"atan ter*adin)a ri$!r m!rtis
-ebagai suatu proses kimia, kecepatan dan durasi dari kekakuan dipengaruhi oleh
temperatur. -emakin tinggi suhu lingkungan, akan memperlambat proses ini. "ayat yang
terdapat pada daerah dingin 0 salju tidak akan mengalami kekakuan bahkan sampai 1
minggu setelah kematian, namun saat mayat tersebut dipindahkan ke tempat yang
hangat, maka dengan cepat akan mengalami kekakuan. -ebaliknya, cuaca panas atau
tropis dapat mempercepat, sehingga kekakuan akan terjadi dalam beberapa jam atau
bahkan kurang. Kekakuan total terbentuk cepat, kemudian akan hilang semenjak hari
pertama terjadinya pembusukan.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
17/73
0akt!r )an$ mem"en$aru&i !nset dan durasi kaku ma)at
- 'emperatur
Aysten :1C11; mengatakan baha kekakuan bertahan lama di dalam dingin, udara
lembab dibanding udara kering. !al ini menyebabkan kenapa onset kekakuan berjalan
lambat dan durasinya berjalan lama pada negara dingin atau cuaca dingin sedangkan
onsetnya cepat dan durasi cepat pada cuaca panas. !al ini dikarenakan perusakan ='P
lebih cepat pada cuaca panas.
- Kondisi fisiologis sebelum mati
Berdasarkan observasi, tubuh seseorang yang kurus atau mati karena penyakit akan
melalui proses yang cepat menuju kekakuan, dimana biasanya dengan durasi yang
cepat. Pada kasus orang yang meninggal karena septicemia, kaku mayat terlihat lebih
dini sejak & setengah menit pertama dan hilang pada 1 menit sampai 1 jam, saat
pembusukan dimulai. Pada kematian karena asfiksia, perdarahan hebat, apople>y,
pneumonia, dan penyakit saraf dengan paralisis otot, maka onset akan lebih lama.
- Kondisi otot sebelum mati
4nset akan berjalan lambat dan durasi berjalan lama pada kasus dimana otot dalam
kondisi sehat sebelum kondisi mati. 4nset akan berjalan cepat jika otot berada dalam
kondisi kelelahan. Pada orang yang mati saat lari, kaku akan terbentuk dengan cepat
pada daerah kaki sebelum menuju ke daerah lainnya.
- Pengaruh sistem saraf pusat
Pada saat stres, kaku mayat terjadi karena perubahan kimia yang terjadi pada otot
setelah kematian sebagai bentuk dari aktifitas selular dan en+imatik.
- (mur
Kaku biasanya tidak terjadi pada janin yang tidak lebih dari bulan, tapi masih bisa
ditemukan pada bayi yang cukup bulan. Kaku bisa timbul dan menghilang dengan
sangat dini.
As"ek edik!+e$a+ Pada 5i$!r !rtisKegunaan pemeriksaan kaku mayat /
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
18/73
'anda pasti kematian.
Dapat memperkirakan aktu 0 saat kematian.
Dapat memperkirakan 0 melihat adanya tanda * tanda manipulasi.
Dapat memperkirakan penyebab :alaupun sulit;.
Dapat memperkirakan posisi.
Bentuk ( Bentuk dari Kekakuan )an$ en)eru"ai 5i$!r !rtis
a. Heat Stiffenin$
Protein pada otot akan terkoagulasi pada temperatur diatas 1) derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
19/73
Bila orang yang mati duluan, kemudian dibuang ditempat yang dingin J
tubuh mayat yang dibuang akan tetap kaku karena udara dingin, tetapi setelah
dihangatkan tubuh mayat akan tetap lemas. 'idak akan terjadi rigor mortis.
6. 'ada3eri6 S"asm
9adaveric spasm terjadi pada kematian yang disebabkan jika seseorang berada
ditengah aktifitas fisik atau emosi yang kuat, yang kemudian menuntun pada
kekakuan post * mortem instan yang sedikit kurang dapat dipahami. !al ini harus
diaali dengan aktifitas saraf motorik, tetapi beberapa alasan mengatakan terdapat
kegagalan relaksasi normal.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
20/73
"ekanisme pembentukan Penurunan ='P dibaah level
kritis
'idak diketahui
!ubungan medikolegal "engetahui aktu kematian "engetahui cara kematian,
bisa karena bunuh diri,
kecelakaan, atau pembunuhan
Ta%e+ ,. Per%edaan antara ri$!r m!rtis den$an 6ada3eri6 s"asm
#.1.#.7 Pem%usukan -De6!m"!siti!n8 Putrefa6ti!n/
"erupakan tahap akhir pemutusan jaringan tubuh mengakibatkan hancurnya komponen
tubuh organik kompleks menjadi sederhana. Pembusukan merupakan perubahan lebih
lanjut dari mati seluler. Kedua proses ini mengakibatkan dekomposisi seperti di baah
ini /
a. Aut!+isis.
"erupakan proses melunaknya jaringan bahkan pada keadaan steril yang
diakibatkan oleh kerja en+im digestif yang dikeluarkan sel setelah kematian dan
dapat dihindari dengan membekukan jaringan. Perubahan autolisis aal dapat
diketahui pada organ parenkim dan kelenjar. Pelunakan dan ruptur perut dan ujung
akhir esofagus dapat terjadi karena adanya asam lambung pada bayi baru lahir
setelah kematian. Pada deasa juga dapat terlihat.
%. Pr!ses Pem%usukan Bakteri.
"erupakan proses dominan pada proses pembusukan dengan adanya
mikroorganisme, baik aerobik maupun anaerobik. Bakteri pada umumnya terdapat
dalam tubuh, akan memasuki jaringan setelah kematian. Kebanyakan bakteri
terdapat pada usus, terutama #lostridium welchii. Bakteri lainnya dapat ditemukan
pada saluran nafas dan luka terbuka. Pada kasus kematian akibat penyakit infeksi,
pembusukan berlangsung lebih cepat. Karena darah merupakan media yang sangat
baik untuk perkembangan bakteri maka organ yang mendapat banyak suplai darah
dan dekat dengan sumber bakteri akan terdapat lebih banyak bakteri dan mengalami
pembusukan terlebih dahulu.
Bakteri menghasilkan berbagai macam en+im yang berperan pada karbohidrat,
protein, dan lemak, dan hancurnya jaringan. -alah satu en+im yang paling penting
adalah lecithin yang dihasilkan oleh #lostridium welchii, yang menghidrolisis
lecithin yang terdapat pada seluruh membran sel termasuk sel darah dan berperan
pada pembentukan hemolisis pada darah post mortem. 2n+im ini juga berperan
dalam hidrolisis post mortem dan hidrogenasi lemak tubuh.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
21/73
=ktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara E sampai 1EE derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
22/73
3as terkumpul diantara dermis dan epidermis membentuk lepuh. Lepuh tersebuh
dapat mengandung cairan berarna merah, keluar dari pembuluh darah karena
tekanan dari gas. Biasanya lepuh terbentuk lebih dahulu dibaah permukaan,
dimana jaringan mengandung banyak cairan karena oedema hipostatik. 2pidermis
menjadi longgar menghasilkan kantong berisi cairan bening atau merah muda
disebut sin slippage yang terlihat pada hari # * &.
=ntara & * hari setelah kematian, peningkatan tekanan gas pembusukan
dihubungkan dengan perubahan pada jaringan lunak yang akan membuat perut
menjadi lunak. 3igi dapat dicabut dengan mudah atau keropos. Kulit pada tangan
dan kaki dapat menjadi H glove and stocing I. $ambut dan kuku menjadi longgar dan
mudah dicabut.
* 1E hari setelah kematian, pembusukan bersifat tetap. aringan lunak menjadi
masa semisolid berarna hitam yang tebal yang dapat dipisahkan dari tulang dan
terlepas. Kartilogi dan ligament menjadi lunak.
e. Skeletonisasi .
-keletonisasi berlangsung tergantung faktor intrinsik dan ekstrinsik dan lingkungan
dari mayat tersebut, apakah terdapat di udara, air, atau terkubur. Pada umumnya
tubuh yang terkena udara mengalami skeletonisasi sekitar # * ) minggu tetapi dapat
berlangsung lebih cepat bila terdapat binatang seperti semut dan lalat, dapat pula
lebih lama bila tubuh terlindungi contohnya terlindung daun dan disimpan dalam
semak.
Dekomposisi berbeda pada setiap tubuh, lingkungan dan dari bagian tubuh yang satu
dengan yang lain. 'erkadang, satu bagian tubuh telah mengalami mumifikasi
sedangkan bagian tubuh lainnya menunjukkan pembusukan. =danya binatang akan
menghancurkan jaringan luna dalam aktu yang singkat dan dalam aktu #) jam
akan terjadi skeletonisasi.
f. Pem%usukan :r$an Da+am.
Perubahan arna muncul pada jaringan dan organ dalam tubuh alaupun prosesnya
lebih lama dari yang dipermukaan. ika organ lebih lunak dan banyak vascular maka
akan membusuk lebih cepat. 5arna merah kecoklatan pada bagian dalam aorta dan
pembuluh darah lain muncul pada perubahan aal. =danya hemolisis dan difusi
darah akan mearnai sekeliling jaringan atau organ dan merubah arna organ
tersebut menjadi hitam. 4rgan menjadi lunak ,berminyak, empuk dan kemudian
menjadi masa semili@uid.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
23/73
Awa+ Ak&ir
Laring dan trakhea Paru * paru
Lambung dan usus antung
Limpa 3injal4mentum dan mesenterium 4esofagus dan diafragma
!ati Kandung kencing
4tak Pembuluh darah
(terus gravid Prostat dan uterus
Ta%e+ 2. Susunan "eru%a&an "em%usukan "ada !r$an da+am
Keadaan yang mempengaruhi onset dan lama pembusukan /
a. 0akt!r Eks!$en
1. Tem"eratur atm!sfer.'emperatur atmosfer lingkungan yang tinggi akan mempercepat pembusukan.
Pada umumnya, proses pembusukan berlangsung optimal pada suhu E sampai
1EE derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
24/73
Biasanya tergantung dari produksi dan akumulasi gas di jaringan dan rongga
tubuh. 3aya gravitasi cadaver lebih besar dari air maka tubuh akan cenderung
tenggelam sampai adanya cukup gas sehingga membuat tubuh mengapung. "aka
dari itu, pembentukan gas akan membantu tubuh untuk naik ke permukaan air.
Beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pakaian, kondisi tubuh, musim,
keadaan air dapat mempengaruhi aktu mengapung yang berperan dalam proses
pembusukan dan pembentukan gas.
Penampakan arna dekomposisi pada permukaan tubuh menjadi kacau dimana
tubuh yang terendam dalam air memiliki postur tertentu yaitu kepala dan ajah
terletak lebih rendah dari bagian tubuh lainnya karena kepala lebih berat dan
padat. Bagian batang tubuh berada paling atas dan anggota gerak tergantung
secara pasif pada posisi yang lebih rendah. Posisi ini menyebabkan darah banyak
menuju kepala dan mempercepat pembusukan.
Dekomposisi dalam air Dekomposisi pada udara
5ajah dan leher Perut
Dada Dada
Bahu 5ajah
Lengan 'ungkai
Perut Bahu'ungkai Lengan
Ta%e+ 4. Per%edaan "em%usukan da+am air dan "ada udara
4. Terku%ur da+am tana&.
Pada umumnya tubuh yang terkubur dalam tanah yang dalam akan membusuk
lebih lama daripada tubuh yang terkubur dalam tanah yang dangkal. Pada tubuh
yang terkubur pada tempat yang basah, daerah raa, tanah liat, maka
pembusukan akan lebih cepat. Pembusukan akan berlangsung lebih lama jika
dikubur di tanah kering, tanah kuburan pada dataran tinggi, atau kuburan yang
dalam. =danya +at kimia disekitar tubuh, khususnya lemon, akan memperlambat
pembusukan.
'ubuh yang terkubur tanpa pakaian atau kafan pada tanah berpori yang kaya
bahan organik, akan menunjukkan pembusukan yang lebih lama.
5aktu antara saat kematian dengan saat dikuburkan dan lingkungan sekitar tubuh
pada aktu ini akan mempengaruhi proses pembusukan. -emakin lama tubuh
berada di tanah sebelum dikuburkan, maka akan mempercepat pembusukankhususnya bila tubuh diletakkan pada udara yang hangat.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
25/73
%. 0akt!r End!$en
1. Se%a% kematian.
ika seseorang meninggal karena kecelakaan, pembusukan akan berlangsung
lebih lama daripada orang yang meninggal karena sakit. Kematian karena gas
gangren, sumbatan usus, bakteriemia 0 septikemia, aborsi akan menunjukkan
proses pembusukan yang lebih cepat. $acun yang dapat memperlambat
pembusukan yaitu potassium sianida, barbiturat, fosfor, dhatura, strychnine, dan
sebagainya. Pada kasus strychnine, terjadi kejang yang lama dan berulang, proses
pembusukan akan dipercepat, dimana terjadi kejang dengan sedikit kelelahan
otot, pembusukan akan menjadi lebih lama. Keracunan kronis oleh logam akan
memperlambat pembusukan karena memperlambat efek jaringan. =lkoholik
kronik umumnya akan mempercepat pembusukan.
ika tubuh terurai saat kematian, anggota gerak akan menunjukkan pembusukan
yang lambat, batang tubuh akan membusuk seperti biasa.
#. K!ndisi tu%u&.
Kelembapan pada tubuh akan menunjang pembusukan. 9airan pada tubuh
manusia kira * kira dua per tiga dari berat badan. "aka dari itu pada tubuh yang
mengandung sedikit cairan seperti rambut, gigi, tulang akan memperlambat
pembusukan. Pada kasus dehidrasi akan memperlambat pembusukan. 'ubuh yang
sangat kurus akan lebih lambat membusuk dibandingkan dengan tubuh yang
gemuk karena jumlah cairan pada orang yang kurus lebih sedikit.
,. Pakaian "ada tu%u&.
Pada tubuh yang terpapar udara, pakaian dapat mempercepat pembusukan dengan
menjaga suhu tubuh tetap hangat. Pakaian yang ketat dapat memperlambat
pembusukan karena menekan bagian tubuh sehingga darah sedikit yang
terkumpul pada daerah yang tertekan.2. Umur dan *enis ke+amin.
'ubuh bayi yang baru lahir akan membusuk lebih lambat karena masih steril. ika
bayi baru lahir tersebut mengalami trauma selama atau setelah lahir atau sudah
mendapat makanan setelah lahir, maka akan membusuk lebih aal. 'ubuh anak *
anak membusuk lebih cepat daripada orang tua, dimana pada orang tua akan
membusuk lebih lama karena mengandung cairan lebih sedikit.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
26/73
enis kelamin tidak terlalu berpengaruh. 'ubuh anita memiliki lemak yang lebih
banyak yang akan mempertahankan panas lebih lama, yang akan mempercepat
proses pembusukan.
#.1.#.; Pen)a%unan -Sa"!nifikasi/
Dikenal juga sebagai Hgrave a>I atau adiposera. =diposera berasal dari bahasa latin,
adipo untuk lemak dan cera untuk lilin; berarna utih kelabu setelah meninggal
dikarenakan dekomposisi lemak yang dikarenakan hidrolisis dan hidrogenasi dan lemak
:sel lemak; yang terkumpul di jaringan subkutan yang menyebabkan terbentuknya
lechitinase, suatu en+im yang dihasilkan oleh #lostridium welchii, yang berpengaruh
terhadap jaringan lemak. Dengan demikian akan terbentuk asam * asam lemak bebas
:asam palmitat, stearat, oleat;, ph tubuh menjadi rendah dan ini akan menghambat
bakteri untuk pembusukan dengan demikian proses pembusukan oleh bakteri akan
terhenti. 'ubuh yang mengalami adiposera akan tampak berarna putih * kelabu,
perabaan licin dengan bau yang khas, yaitu campuran bau tanah, keju, amoniak, manis,
tengik, mudah mencair, larut dalam alkohol, panas, eter, dan tidak mudah terbakar, bila
terbakar mengeluarkan nyala kuning dan meleleh pada suhu #EE derajat
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
27/73
- Dapat pula untuk mengetahui sebab * sebab kematian jangka aktu dekat seperti
kecelakaan, namun dapat juga digunakan untuk aktu yang lama.
- 'empat untuk pembuangan tubuh dapat diketahui.
- 'anda * tanda positif dari kematian dapat diketahui dari kematian sampai beberapa
minggu atau mungkin beberapa bulan.
Lemak tubuh pada aktu meninggal mengandung hanya sekitar E,G dari asam lemak
bebas namun sekitar empat minggu setelah kematian dapat meningkat sampai #EG dan
setelah 1# minggu dapat meningkat menjadi EG bahkan lebih. Pada saat ini adiposera
dapat terlihat dengan jelas berarna putih keabuan menggantikan jaringan lunak. Pada
aal saponifikasi, dimana belum terlalu jelas terlihat pemeriksaan dapat dengan
menggunakan analisa asam palmitat.
=diposera dapat diketemukan bercampur dengan dekomposisi yang lain tergantung dariletak tubuh dan lingkungan yang bervarias, maka salah satu tubuh dapat menjadi
saponifikasi di bagian tubuh yang lain dapat menjadi mumifikasi atau pembusukan.
#.1.#.< umifikasi
"umifikasi adalah proses yang menginhibisi proses pembusukan alami yang memiliki
karakteristik dimana jaringan yang mengalami dehidrasi menjadi kering, berarna gelap,
dan mengerut. Pengeringan akan menyebabkan tubuh lebih kecil dan ringan. Dilihat dari
sudut forensik, mumifikasi memberikan keuntungan dalam bertahannya bentuk tubuh,
terutama kulit dan beberapa organ dalam, bentuk ajah secara kasar masih dapat
diindentifikasi secara visual. "umifikasi juga dapat mempreservasi bukti terjadinya jejas
yang menunjukkan kemungkinan sebab kematian. 2lliot -mith :11#; menemukan mumi
yang telah berumur kurang lebih #EEE tahun dan masih mampu menunjukkan baha
sebab kematian orang itu adalah akibat kekerasan. Luka * luka yang ada cocok dengan
luka akibat bacokan kapak atau pedang, tusukan tombak dan pukulan dari pegangan
tombak.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
28/73
Kepentingan forensik yang tak kalah penting pada mumifikasi adalah identifikasi. 5alau
terjadi pengerutan namun struktur ajah, rambut, dan beberapa kekhususan pada tubuh
seperti tato dapat bertahan sampai bertahun * tahun. 'erperliharanya sebagian dari
anatomi dan topografi jenasah pada proses mumifikasi memungkinkan pemeriksaan
radiologi yang lebih teliti. Dengan pemeriksaan radiologi, jejas jejas yang mungkin
terleatkan dalam pemeriksaan mayat dan bedah mayat dapat ditunjukkan dengan jelas
dan dieksplorasi kembali leat pemeriksaan bedah jenasah. Pemeriksaan 9' scan pada
mumi juga dapat mengungkapkan jejas pada lokasi yang sulit dijangkau, bahkan dengan
pemeriksaan bedah mayat.
Proses mumifikasi juga memungkinkan dilakukannya pemeriksaan DA=, baha pada
jenasah yang berusia ratusan atau ribuan tahun. Laposan kulit luar yang miskin akan inti
sel mungkin tidak cukup baik diambil sebagai sampel, namun tulang, akar rambut, organ
dalam dan sisa cairan tubuh yang mengering pada mumi dapat digunakan untuk
pemeriksaan DA=. 7ang harus diingat dalam pemanfaatan mumi untuk kepentingan
forensik baha pada mumifikasi terjadi pengerutan kulit yang dapat menimbulkan
artefak pada kulit yang menyerupai luka 0 jejas terutama pada daerah pubis, daerah
disekiter leber, dan a>illa.
#. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan ent!m!+!$i
#., Penentuan Waktu Kematian Se6ara Ent!m!+!$i
#.,.1 Definisi
2ntomologi forensik atau medikolegal adalah ilmu yang mempelajari serangga yang
berhubungan dengan jasad tubuh. Pada lingkungan yang sesuai serangga akan membentuk
koloni pada jasad tubuh beberapa saat setelah kematian. Perkembangan serangga
seiring dengan aktu dapat digunakan untuk menentukan aktu kematian dengan tepat.1
#.,.# Karakteristik seran$$a
-erangga adalah anggota dari kelas insekta hean tidak bertulang belakang filum
artropoda. -erangga dapat berupa lalat, nyamuk, jengkrik, kecoa, rayap, kumbang, kupu
kupu, ngengat, semut, taon dan lebah. -erangga deasa biasanya dapat dibedakan dari
binatang lainnya dengan beberapa ciri khas yang jelas. !ampir beberapa di antaranya
ditutupi permukaan luar yang keras disebut e>oskeleton, yang terbagi atas kepala, dada,
perut, & pasang kaki yang menempel pada dada, 1 pasang antena di kepala, mata yang besar
dan 1 atau # pasang sayap.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
29/73
-erangga deasa akan menetaskan telur dan serangga yang imatur akan keluar dari
telur dan beberapa kelompok terlihat sangat mirip dengan induknya, kecuali bila berukuran
lebih kecil dan tidak punya sayap. -erangga yang imatur ini disebut nimfa, secara periodik
melepaskan kulitnya dan bertambah besar. Aimfa meleati fase pergantian kulit dan
menunjukkan semua karakteristik deasa. angkrik, kecoa dan turunan dari beberapa
serangga yang dikenal, tumbuh perlahanlahan seperti siklus di atas. 'etapi, beberapa
serangga meleati & stadium yang berbeda dalam perkembangannya yaitu telur. larva, dan
pupa. 'idak satupun dari stadium ini yang menyerupai bentuk induknya. Larva yang menetas
dari telurnya, umumnya memiliki tubuh yang lunak dan menyerupai ulat bulu, belatung.
Dalam pertumbuhannya, larva melepaskan kulitnya dan bertambah besar. Pada dasarnya,
larva akan menyelubungi permukaan luar kulitnya menjadi kepompong, yang akan
menjalani stadium perkembangan sebelum deasa. -tadium ini disebut pupa. -erangga
bentuk deasa nantinya akan keluar dari pupa tersebut. Kupukupu, rayap, lalat, kumbang,
dan beberapa serangga lain berkembang dengan cara ini. Banyak dari spesies serangga yang
penting dalam forensik meleati tahap perkembangan yang terakhir ini.#
#.,., em"erkirakan waktu post mortem den$an teknik ent!m!+!$i
=hli patologi forensik menggunakan beberapa metode yang la+im digunakan
dalam membuat perkiraan saat kematian adalah pengukuran penurunan suhu tubuh :algor
mortis;, interpretasi lebam :livor mortis; dan kaku mayat :rigor mortis;, interpretasi proses
dekomposisi, pengukuran perubahan kimia pada vitreous, interpretasi isi dan
pengosongan lambung. =kan tetapi, parameter medis tersebut sering dipengaruhi oleh
banyak variabel lain, yang sampai sekarang masih tidak diketahui dengan pasti dan
parameter medis tersebut dinilai sedikit atau bahkan tidak dapat dipergunakan sama sekali
bila lama kematian sudah lebih dari # jam. -etelah meleati aktu lebih dari # jam, bukti
entomologis merupakan bukti yang paling akurat dan merupakan satu * satunya metode yangtersedia untuk menentukan lama aktu kematian. 5alaupun parameter medis sering
digunakan untuk memperkirakan lama kematian yang baru terjadi dalam beberapa
jam, dalam keadaan normal serangga selalu tertarik dengan jasad tubuh segera
setelah kematian, sehingga serangga juga dapat digunakan dalam memperkirakan aktu aal
setelah kematian.&
=plikasi yang paling sering dilakukan pada entomologi adalah menentukan
aktu kematian, petunjuk adanya manipulasi pergerakan terhadap tubuh korban, letak
luka, tandatanda penyiksaan, ciriciri kriminalitas dan apakah korban menggunakan
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
30/73
obat *obatan atau diracun. -erangga juga dapat digunakan untuk analisis
toksikologi dan sumber materi DA= untuk analisa beberapa kasus dari ektoparasit
seperti nyamuk atau kutu.,
#.,.2 Dasar "en$$unaan seran$$a se%a$ai indikat!r mem"erkirakan waktu kematian
'ubuh yang membusuk merupakan mikrohabitat yang baik sebagai sumber makanan
bagi beberapa organisme seperti bakteri, jamur, hean pemakan bangkai. Dalam hal ini
serangga merupakan yang paling dominan. -erangga yang terdapat pada mayat biasanya
menunjukkan spesies tertentu yang hidup pada daerah tertentu. -ebagai contoh, di !aaii,
terdapat satu spesies yang hanya ada di daerah tersebut, begitu juga di daerah tropis. Aamun
dengan perkembangan +aman, perpindahan spesies dapat terjadi dengan mudah. -ehingga
spesies yang aalnya ditemukan di satu daerah, dapat ditemukan juga di daerah lain.
-erangga yang tertarik pada mayat, secara umum dapat dikategorikan menjadi empat
kelompok /
#.,.2.1 S"esies Ne6r!fa$us
8ni merupakan spesies yang biasanya memakan jaringan tubuh mayat. 7ang termasuk
dalam spesies ini Diptera :9aliiphoridae dan -arcophagidae; dan 9oleoptera :-ilphidae dan
Dermestidae;. -pesies dalam kelompok ini adalah yang paling signifikan untuk
memperkirakan aktu kematian selama stadium aal pembusukan.##.,.2.# Parasit dan "redat!r )an$ memakan s"esies ne6r!fa$us
"enurut -mith, kelompok ini adalah kelompok kedua terbanyak yang ditemukan pada
mayat.7ang termasuk kelompok ini adalah 9oleoptera :-ilphidae, -taphylinidae dan
!isteridae;, Diptera :9alliphoridae dan -tratiomyidae; dan parasit !ymenoptera. Larva
Diptera, yang merupakan necrofagus pada aal perkembangannya akan menjadi predator
pada akhir perkembangannya.#
#.,.2., S"esies :mnif!ra
7ang termasuk kategori ini adalah semut, taon dan beberapa kumbang yang memakan jaringan tubuh mayat serta serangga tertentu. Dalam jumlah besar mereka dapat menurunkan
aktu pembusukan dengan memakan spesies necrofag.#
#.,.2.2 S"esies +ainn)a
Kategori ini termasuk spesies yang menggunakan mayat sebagai habitat mereka, seperti
pada kasus 9ollembola, labalaba dan kelabang. Kategori ini meliputi =cari pada famili
=caridae, Lardoglyphidae,5interschmidtiida, yang memakan jamur yang tumbuh pada
mayat. Dan juga berhubungan dengan 3amasida dan =ctinedida, termasuk "acrochelidae,
Parasitidae, Parholaspidae, 9heyletidae dan $aphignathidae yang memakan kelompok
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
31/73
=carinedanAematoda.#
#.2 enentukan Lama Kematian
Dalam ilmu kedokteran, memperkiraan saat kematian tidak dapat dilakukan
dengan 1 metode saja, gabungan dari # atau lebih metode akan memberikan hasil perkiraan
yang lebih akurat dengan rentang bias yang lebih kecil. "etode yang pertama dengan
memperkirakan pertumbuhan dari larva diptera yang merupakan aal dari lalat :blow
flies;. 'ehnik ini dimulai sejak dari ditaruhnya telur lalat hingga lalat yang pertama
muncul dari pupa dan meninggalkan jasad, sehingga sangat berguna dalam
hitungan jam hingga berminggu * minggu setelah kematian. "etode yang kedua
adalah dengan berdasarkan prediksi, yaitu banyaknya kolonisasi pada tubuh oleh
serangga.!al ini dapat digunakan sejak beberapa minggu setelah kematian hingga yang
tersisa hanya tulang * tulang. "etode ini tergantung pada umur dari sisa jasad dan jenis
serangga yang ada.&
#.4 Perkem%an$an Lar3a Di"tera
Lalat akan tertarik pada jasad tubuh segera setelah kematian. Lalat yang pertama kali
tertarik dengan jasad umumnya adalah blow flies :berukuran besar, agak metalik, sering kali
terlihat dekat makanan atau tempat sampah;, akan tetapi pada beberapa bagian dari dunia
lalat flesh flies yang terlebih dahulu tertarik dengan jasad. $low flies tergolong pada family
#alliphoridae, ordo Diptera. Pada tahun 1C, ditemukan 1& spesies dari
9alliphoridae dan -arcophagidae yang ditemukan pada mayat di 5ashington. Penelitian ini
menjadi dasar yang digunakan untuk memperkirakan usia belatung yang didapat pada
mayat. Belakangan ini, para peneliti mulai mengulang dan memperbaiki penelitian tentang
siklus perkembangan dan ukuran belatung yang dipengaruhi oleh suhu. Data yang paling
banyak ditemukan dalam forensik adalah spesies diptera. -erangga merupakan hean
berdarah dingin, sehingga temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh suhu sekitar
lingkungan. Ketika suhu lingkungan meningkat, laju pertumbuhan serangga lebih
cepat, sedangkan ketika suhu lingkungan menurun, laju pertumbuhan serangga
menjadi lebih lambat.
Perkembangan dari serangga dapat diperkirakan, analisis dari serangga paling tua
yang terdapat pada jasad, disertai dengan pengetahuan mengenai kondisi
meteorologis dapat digunakan untuk menentukan berapa lama serangga berkoloni di jasad,
sehingga dapat menentukan lama kematian.#
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
32/73
Pada penelitian tentang penguraian, aktivitas lalat biasanya dimulai 1E menit segera
setelah kematian, tapi hal ini tidak selalu sama pada beberapa kasus seperti pada kasus
tenggelam dan mayat dibungkus, aktivitas lalat bisa lebih lambat.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
33/73
stadium nonfeeding stage atau wandering stage. Pada stadium ini tidak ditemukan perubahan
fisik, alaupun terjadi perubahan fisiologis pada organ internal, tetapi dapat ditemukan
perubahan sikap yang signifikan. Ketika larva memasuki nonfeeding stage, larva akan
menjauh dari sumber makanan dan mencari tempat yang sesuai untuk menjadi pupa. 'empat
itu antara lain adalah tanah disekitar, karpet, rambut atau baju dari jasad. Larva mungkin akan
mengubur diri beberapa sentimeter didalam tanah atau merangkak bermeter * meter untuk
mendapatkan tempat yang cocok untuk menjadi pupa. Pada stadium ini disebut
dengan HprepupaI.Pada akhir stadium ini larva akan memendek dan menjadi
translusen. Pupasi akan dimulai sejak belatung prepupa mulai berkontraksi. Belatung tidak
akan mengelupaskan kutikula yang tumbuh pada instar stage ', akan tetapi
kutikula tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit dan serangga akan
mensekresikan sejumlah substansi kedalam kutikula yang akan membuat arna pupa
menjadi keras dan berarna hitam untuk membentuk puparium. Bagian yang
disebut dengan pupa adalah serangga yang hidup, dengan bagian kantung pupa yang
mengalami pengerasan atau puparium yang berguna sebagai struktur nonvital yang
membungkus serangga. =kan tetapi pada umumnya yang dianggap sebagai pupa adalah
bagian puparium dan serangga yang hidup dalamnya, sedangkan kantung pupa yang
ditinggalkan setelah lalat terbang disebut sebagai kantung pupa.&
Didalam kantung pupa yang mengalami pengerasan, serangga
bermetamorfosis atau berubah menjadi lalat deasa. Pada masa ini, jaringan * jaringan
imatur akan rusak dan akan digantikan dengan jaringan yang matur. -etelah
selesai lalat deasa akan merobek ujung kantung pupa dengan memperbesar dan
mengkontraksikan ptilinum :kantung yang berisi darah yang terdapat pada kepala;. Bagian
ujung dari kantung pupa atau operkulum akan robek dan membelah menjadi dua bagian.
Lalat deasa yang baru akan meninggalkan kantung pupa dan robekan operkulum sebagai
bukti baha sudah meleati siklus dengan sempurna. Lalat yang baru keluar dari pupa tidak
memiliki arna biru metalik atau kehijauan seperti pada lalat deasa. -ayap dari lalat baru
keluar terlipat lipat, dengan kaki yang tinggi, kurus, dan lemah, badan berarna abu * abu
dan bagian kepala belum terbentuk sempurna karena adanya ptilinum yang belum mengalami
retraksi. Pada stadium ini lalat sangat mudah dimangsa dan alaupun tidak dapat terbang
lalat tersebut dapat berlari dengan cepat dan akan bersembunyi hingga sayapnya kering dan
dapat terbang. -etelah itu tubuh lalat akan terlihat berarna hijau metalik. Lalat deasa
yang terbang merupakan tanda forensik yang signifikan karena mengindikasikan
baha siklus dari lalat blow flies telah lengkap terjadi pada jasad. Lalat yang dapat terbang
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
34/73
tidak dapat digunakan sebagai identifikasi karena tidak bisa dibedakan antara lalat yang baru
datang atau sudah berkembang, tetapi lalat yang baru saja keluar dari pupa dan
belum dapat terbang dapat digunakan untuk memperkirakan aktu kematian.
Ditemukannya pupa yang kosong juga mengindikasikan baha siklus dari lalat pada jasad
telah lengkap.-eluruh siklus hidup dari lalat dapat diprediksi. -iklus tersebut
sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, spesies, nutrisi, kelembapan dan lain * lain.
=kan tetapi dari semua faktor diatas yang paling berpengaruh adalah temperatur.
Ketika menggunakan perkembangan lalat untuk menentukan aktu kematian perlu
mengetahui beberapa hal antara lain/
#.4.1 Stadium tertua dari blow flies )an$ %er&u%un$an den$an *asad
-angatlah penting untuk mengetahui sampai sejauh mana siklus hidup dari lalat yang
sudah terjadi. -eperti halnya temperatur yang mempengaruhi perkembangan serangga,
serangga yang mengalami perkembangan paling depan adalah serangga yang pertama
kali mencapai jasad. 'idak ada gunanya menentukan larva yang berada pada instar
stage & bila dapat ditemukan pupa kosong. Pupa yang kosong mengindikasikan baha ada
serangga yang sudah menyelesaikan siklus hidupnya. =pabila pada pemeriksaan
didapatkan larva pada stadium instar stage ' pemeriksa harus memeriksa daerah baju, rambut
dan sekitarnya untuk menentukan apakah sudah ada larva yang memasuki nonfeeding
stage. =pabila ditemukan larva pada nonfeeding stage pemeriksa harus mencari apakah
ada pupa atau tidak. Bila tidak ditemukan pupa maka pemeriksa dapat mengambil
kesimpulan baha stadium terdepan yang dialami lalat adalah nonfeeding stage atau
prepupal third instar stage.#
#.4.# S"esies seran$$a
2ntomologis harus dapat mengidentifikasi spesies dari blow flies. -etiap spesies
memiliki perkembangan siklus yang berbeda * beda, akibatnya setiap spesies harus
dapat dikenali. Lalat deasa memiliki kriteria diagnostik yang lebih banyak untuk
dibedakan dengan antara yang satu dengan yang lain, sedangkan larva harus dibedakan dari
bagian mulut dan bentuk morfologis lainnya. Pemeriksaan DA= juga dapat digunakan untuk
menentukan spesies serangga terutama pada keadaan seperti larva pada instar stage % yang
sulit untuk dibedakan dan bila spesimen mengalami kerusakan.#
#.4., Data tem"eratur
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
35/73
-erangga sangat bergantung pada temperatur, karena itu sangat penting untuk
mengetahui temperatur dilokasi. Biasanya temperatur ditentukan dengan mengambil
data dari Badan "eteorologi 3eofisika. -ering terjadi kesalahan dalam menentukan
temperatur di tempat kejadian karena data temperatur yang digunakan terkadang diambil
bukan dari lokasi jasad, sehingga data temperatur yang diperkirakan tidak
mencerminkan temperatur yang dialami serangga. (ntuk mengatasi hal ini biasanya
digunakan alat perekam temperatur di lokasi yang akan mencatat temperatur selama
# hingga & minggu.#
#.4.2 Data "erkem%an$an
(ntuk dapat menentukan umur serangga yang paling tua, entomologi harus
mengetahui kecepatan perkembangan siklus dari spesies serangga yang berkoloni.
8nformasi ini dapat diambil dari literatur yang menerangkan perkembangan siklus
setiap spesies disertai dengan pengaruh temperatur pada perkembangan serangga.
-etelah mendapatkan ke ) informasi diatas kita dapat menjaab pertanyaan
IDalam kondisi seperti ini, berapa lama aktu yang dibutuhkan spesies ini untuk
mencapai stadium ini.I 5aktu kematian merupakan salah satu hal yang menjadi pertanyaan
yang biasanya diajukan pada kasus pembunuhan, tetapi sangat sulit untuk dipecahkan.
2ntomologi dapat memberikan titik terang untuk permasalahan ini.#
#.7 Pen$uraian
Banyak penelitian tentang penguraian yang dilakukan di seluruh negara dan kondisi
lingkungan yang berbeda. "ayoritas dari penelitian dilakukan pada daerah tropis dan
subtropis.Penelitian tersebut membagi proses penguraian ke dalam lima stadium. /
#.7.1 Fresh Stage -Stadium awa+/
-tadium ini dimulai saat kematian dan berakhir dengan adanya pembengkakan.
-erangga yang pertama kali ditemukan adalah lalat dari famili 9alliphoridae dan
-arcophagidae. Betina deasa akan mencari mayat, kemudian memakan dan menetaskan
telur disekitar mayat,umumnya dimulai dari bagian kepala dan anogenital. Luka
merupakan tempat kedua yang menarik bagi spesies daerah tropis di !aaii, tetapi juga dapat
menjadi tempat utama.&
#.7.# Bloated Stage -Stadium Pem%en$kakan/
Pembusukan merupakan komponen utama dari penguraian, dimulai dari stadium ini. 3as
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
36/73
diproduksi dari aktivitas metabolik oleh bakteri anaerobik yang menyebabkan sedikit
pengembangan dari abdomen dan pada akhirnya mayat akan tampak seperti balon.
'emperatur tubuh yang meningkat selama stadium ini mengakibatkan proses
pembusukan dan aktivitas metabolik oleh larva Diptera yang memakannya. 9alliphoridae
sangat menyukai mayat pada stadium ini. -aat mayat membengkak, cairan dipaksa keluar
dari ronggarongga tubuh dan meresap ke dalam tanah. 9airan ini berkombinasi dengan
produksi amoniak yang berasal dari aktivitas metabolik larva diptera, menyebabkan
tanah di baah mayat tersebut menjadi alkalin dan binatang yang tinggal pada tanah
tersebut menjauh.&
#.7., Decay Stage -Stadium "en$&an6uran/
Pada stadium ini dimulai dengan pengelupasan kulit, menyebabkan keluarnya
gas dan mayat mulai mengempis. Pada akhir dari stadium ini, larva Diptera telah
menghabiskan hampir seluruh daging mayat. -edangkan pada 9alliphoridae dan
-arcophagidae pada akhir stadium penghancuran, telah menyelesaikan stadium
perkembangan mereka dan telah meninggalkan mayat untuk kemudian masuk dalam stadium
pupa.&
#.7.2 Post Decay Stage -Stadium sete+a& "en$&an6uran/
=dapun sisa yang tertinggal berupa kulit, kartilago dan tulang , Diptera
tidak lagi menjadi spesies yang dominan. 9oleoptera mendominasi
stadium ini. -elain dari peningkatan spesies ini, juga terjadi peningkatan parasit dan predator
dari kumbang.&
#.7.4 Skeletal Stage -Stadium ske+eta+/
Pada stadium ini hanya tertinggal tulang dan rambut, sudah tidak terdapat daging
bangkai dan mulai kembalinya binatang yang tinggal pada tanah di baah mayat tersebut.
'idak ada ketentuan lamanya stadium ini, stadium ini dapat ditentukan lamanya dari variasi
binatang normal pada tanah serta kondisi lokal di mana mayat ditemukan.Pada dasarnya,
perkiraan usia dari belatung yang ditemukan pada mayat dapat menunjukan aktu minimal
sejak kematian. "isalnya jika usia belatung diperkirakan lima hari maka kesimpulannya
kematian seharusnya telah terjadi paling sedikit lima hari tetapi kematian juga dapat
terjadi 6 hari, hari atau lebih.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
37/73
Dasar ilmu forensik entomologi adalah mengukur lama serangga berkoloni pada
jasad, bukan menentukan aktu terjadinya kematian. 'elur lalat dapat diletakkan
pada jasad dalam hitungan menit atau 1 hari kemudian jika jasad dalam keadaan terkubur,
terbungkus atau berada pada lokasi dengan temperatur yang rendah sehingga menghambat
kolonisasi serangga. Bila kondisi dilingkungan memungkinkan untuk terjadinya
kolonisasi segera setelah kematian, terdapat hal * hal lain yang dapat mempengaruhi proses
kolonisasi, contohnya pada satu kasus dimana seseorang dibunuh dimusim panas, ketika
siang hari dan ditinggal dalam keadaan berlumuran darah, maka dapat diperkirakan baha
serangga akan segera berkoloni dalam hitungan menit pada jasad. =kan tetapi hal itu belum
tentu benar.
Pada kasus * kasus tertentu serangga memang menaruh telur pada jasad dalam
hitungan menit, tetapi mayoritas dari telur yang pertama kali diletakkan akan
dimakan oleh predator (espa sp. Dalam jumlah yang besar (espa sp. dapat
memakan semua telur yang diletakkan pada hari pertama, sehingga saat
pemeriksaan yang dilakukan pada beberapa hari kemudian hanya akan didapatkan spesimen
dalam usia yang muda. -elain itu terdapat kemungkinan penyimpangan aktu sebesar 1
hari dalam menentukan aktu maksimum setelah kematian ditentukan berdasarkan
serangga yang ditemukan pada jasad. !al ini dapat menyebabkan kesalahan yang
signifikan. -ebagai contoh pada satu kasus seseorang ditemukan & hari kemudian
dalam keadaan meninggal, artinya aktu lama minimal kematian yang diperkirakan oleh
entomologisnya adalah # hari, hal itu adalah benar alaupun tidak benar * benar
tepat. Karena itu menentukan aktu minimal kematian lebih aman dan terjamin oleh
entomologis.
!al * hal yang biasa digunakan sebagai acuan oleh entomologis adalah aktu
minimal kematian dan perkembangan siklus serangga. Beberapa serangga mungkin akan
berkembang lebih lama dari perkiraan karena itu menggunakan aktu minimal kematian
dapat meningkatkan keakuratan.Perkiraan aktu kematian sangat penting untuk kepentingan
investigasi dalam mendukung atau menolak kesaksian. -ebagai contoh pada kasus
ditemukannya jasad yang sudah mengalami dekomposisi, kemudian seseorang
datang dengan kesaksian baha dia baru saja melihat kejadian pembunuhan yang terjadi
pada jasad tersebut? dapat dipastikan baha kesaksiannya tidak dapat digunakan.
Pada kasus lain dapat ditemukan dua kesaksian yang subjektif dan sangat bertolak belakang,
dengan menggunakan bukti * bukti entomologi yang bersifat objektif maka akan dapat
diketahui kesaksian mana yang benar.#
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
38/73
#.; K!+!nisasi "ada Jasad
asad dari suatu hean atau manusia merupakan sumber nutrisi yang
memfasilitasi perubahan ekosistem yang cepat. Dalam hitungan menit atau bahkan
detik setelah kematian, serangga :terutama blow flies; akan hinggap di jasad untuk
membentuk koloni. -eiring dengan proses dekomposisi, jasad semakin tidak menarik
bagi koloni yang pertama dan menarik serangga lainnya. Perubahan biologis, kimia dan
fisik akan menarik serangga lain dan mengubah komposisi koloni yang akan terus terjadi
hingga tidak ada nutrisi yang dapat digunakan dari jasad. enis serangga yang akan
membentuk koloni pada jasad dipengaruhi oleh keadaan nutrisi pada jasad, keadaan
geografis, habitat, musim, kondisi meteorologis.
-elain itu, juga dapat memperkirakan aktu kematian berdasarkan adanya
fakta baha serangga yang ditemukan pada tubuh akan berganti seiring
berjalannya aktu dan terjadinya proses pembusukan. 'idak hanya jenis serangga pada tubuh
mayat saja yang dapat digunakan untuk menentukan aktu kematian, jika tubuh mayat
terbaring pada tanah untuk beberapa periode aktu, serangga dan hean tidak bertulang
belakang lainnya yang ada pada tanah di baah mayat tersebut juga akan berganti. umlah
spesies akan berkurang setelah komunitas baru dari spesies lain berkembang.
Pengetahuan tentang kejadian ini dapat memungkinkan para entomologis untuk
memperkirakan seberapa lama tubuh terbaring pada lokasi ditemukannya. Benda * benda
lain yang dapat digunakan untuk kepentingan entomologis antara lain adalah kulit larva, feses
dan membrana peritropik yang berasal dari #oleoptera ) Dermestidae. "embran peritropik
memberi garis pada bagian perut dari serangga dan terbuang bersamaan ketika serangga
tersebut defekasi pada kasus * kasus terkadang dapat ditemukan dilokasi sekitar jasad hingga
bertahun * tahun.1
#.< enentukan A"aka& Jasad di Pinda&kan
Pada keadaan tertentu, serangga dapat digunakan untuk menentukan hal * hal selain
aktu kematian minimal. -alah satunya adalah untuk menentukan apakah setelah
kematian jasad dipindahkan atau tidak. 'empat dimana tubuh korban ditemukan
tidak selalu menunjukkan tempat dia mati, seringnya tubuh dipindahkan dari tempat aal
dari kejadian kriminal. -ebagai contoh, seseorang dibunuh suatu tempat, kemudian
jasadnya dipindahkan ke tempat lain dengan maksud untuk disembunyikan. -egera
setelah kematian, serangga yang berada di tempat itu akan hinggap di luka * luka atau di
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
39/73
orifisium yang ada pada jasad dan berkoloni. Ketika jasad tersebut dibaa ke tempat baru
maka serangga serangga dari tempat lokasi pembunuhan terbaa ke tempat baru.
-erangga dan spesies hean tidak bertulang belakang yang memakan tubuh
korban yang berada di dalam tanah berbeda dengan yang di lingkungan terbuka. Perbedaan
binatang ini juga menjadi dasar untuk menentukkan apakah korban telah dikuburkan sejak
aal kematian atau berada di lingkungan terbuka sebelum dikuburkan.&
#.= P!sisi Luka
9ara kematian berbeda dengan penyebab kematian. -ebagai contoh cara kematian
dengan tikaman atau bacokan, sedangkan penyebab kematian karena kehilangan darah.
Penyebab kematian menjadi eenang patologi forensik. -edangkan ahli entomologi
kadangkadang dipanggil untuk memberikan pendapat tentang cara kematian, khususnya
pada kasuskasus dimana tubuh berada pada stadium lanjut pembusukan. -ebagai contoh,
pada tubuh yang dihinggapi belatung luka mungkin akan dimakan belatung sehingga tidak
mungkin mengetahui apa yang menjadi penyebab luka. Dalam hal ini ahli
entomologis dapat banyak membantu.
$low flies adalah serangga yang pertama kali hinggap ke jasad dan
menaruh telurnya didekat luka supaya larva pada instar stage % mendapatkan nutrisi
yang cukup. -esudah tubuh mengalami dekomposisi lebih lanjut akan lebih sulit untuk
menentukan ada atau tidaknya luka. ika luka tersebut tidak mengenai jaringan keras seperti
tulang dan kartilago akan sangat mudah tidak terdeteksi, akan tetapi serangga dapat
mendeteksi adanya luka yang sangat kecil. Lalat betina dapat mendeteksi adanya luka dalam
ukuran yang kecil untuk dapat menaruh telur * telurnya, lalat bahkan dapat mendeteksi
adanya bekas punksi vena yang menggunakan jarum paling kecil dimana tidak dapat
dilihat oleh ahli patologis.
Pada tahap dekomposisi lebih lanjut, kolonisasi dari serangga dapat
digunakan untuk memperkirakan posisi luka, akan tetapi yang berhak untuk
menyatakan posisi luka*luka adalah forensik patologis, sedangkan entomologis berhak untuk
menyatakan baha ada pola kolonisasi serangga yang tidak umum yang mungkin
mengindikasikan adanya luka. -ebagai contoh, pada suatu kasus ditemukan adanya
seorang anita yang jasadnya ditemukan dalam tahap dekomposisi yang lanjut.
Didapatkan pola kolonisasi yang tidak umum berupa lebih banyak kolonisasi pada daerah
dada dan tangan dibandingkan dengan kepala. =tas pernyataan itu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dan akhirnya ditemukan adanya tanda * tanda bekas luka
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
40/73
tusukan benda tajam disekitar dada dan tangan.
Pemeriksaan untuk memeriksa bekas luka berdasarkan kolonisasi serangga harus
dilakukan dengan hati * hati. -ebagai contoh, seringkali adanya belatung pada daerah
genital dianggap sebagai kasus pemerkosaan. =pabila pada pemeriksaan lebih lanjut
ditemukan baha serangga yang berkoloni di daerah genitalia adalah yang paling tertua, hal
ini mengindikasikan adanya pemerkosaan :luka atau semen pada daerah genital
mengakibatkan serangga tertarik;, tetapi bila pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan baha
kolonisasi pada daerah genitalia dan daerah lainnya sama atau bahkan lebih lambat hal itu
menunjukan baha kolonisasi yang terjadi adalah normal, tidak mengindikasikan
pemerkosaan.&
#.1> en$&u%un$kan Tersan$ka den$an Ke*adian
-ebagai contoh, terjadi suatu pemerkosaan pada pertengahan musim panas.
Korban anita mengaku baha pelaku menggunakan topeng ski. -eorang suspek
teridentifikasi dan dalam proses penggeledahan rumahnya didapatkan topeng ski,
suspek mengaku baha tidak menggunakannya sejak musim dingin tahun lalu. Pada
pemeriksaan lebih lanjut ditemukan pada topeng tersebut didapatkan sedikit
kecacatan berupa lekukan dan didalam lekukan tersebut didapatkan ulat. -etelah
dilakukan analisis didapatkan baha topeng ski tersebut dipastikan digunakan pada
musim panas. -etelah menunjukan bukti tersebut suspek mengakui pemerkosaan
tersebut.&
#.11:%at
-erangga yang berkolonisasi pada jasad memakan jaringan jasad sehingga secara
tidak langsung mengkonsumsi substansi yang terdapat pada jasad. at * +at tersebut dapat
berupa alkohol, racun dan obat. =lkohol adalah produk normal yang dihasilkan dari
proses dekomposisi, sehingga serangga umumnya tidak dipengaruhi oleh adanya
substansi alkohol. =pabila kematian disebabkan oleh racun atau obat, baik dalam
maksud terapeutik atau pembunuhan, maka akan mengakibatkan perkembangan dari
serangga.
Pada kasus pembunuhan dan keracunan jaringan tubuh hampir seluruhnya dimakan
oleh belatung. Belatung mempunyai kemampuan untuk menyimpan jaringan berupa
cairan toksik sehingga dapat digunakan untuk analisa toksikologi. 5alaupun tidak seluruh
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
41/73
mayat dimakan oleh belatung, tetapi masih lebih baik melakukan tes pada belatung daripada
pada sisa pembusukan manusia, karena jaringan hidup akan lebih mudah untuk di analisa
toksikologinya daripada tubuh yang sudah membusuk. =nalisis serangga untuk menentukan
racun atau obat dapat dilakukan pada larva dan diptera dan coleoptera deasa dan coleoptera
e*uviae. 4bat dapat mempengaruhi perkembangan dari serangga, yaitu mempercepat
atau memperlambat perkembangan, karena itu entomologis harus memperhatikan pernyataan
dari ahli toksikologi.#
#.1# Ke+a+aian anusia
Pada kasus * kasus ditemukan baha larva hanya memakan bagian jaringan yang
sudah nekrotik, ganggren dan jaringanjaringan yang rusak. -ebagai contoh, pada
pengadilan entomologis dapat memberi pernyataan baha popok seorang bayi tidak diganti
selama hari karena dalam ) * hari pada pemeriksaan didapatkan belatung yang memakan
jaringan * jaringan yang sudah rusak.
#.1, Pen$um"u+an Bukti Ent!m!+!$is
-ebaiknya bukti * bukti entomologis dikumpulkan oleh seorang ahli
entomologis karena seorang entomologis sudah terlatih untuk mengidentifikasi,mengumpulkan serangga dan dapat mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak
penting.
#.12 Pen$um"u+an %ukti ent!m!+!$is "ada +!kasi ke*adian
Bukti * bukti entomologis yang diambil harus berasal dari lokasi kejadian. Pada suatu
kasus yang besar, setiap sentimeter dari lantai harus diperiksa dengan teliti dan setiap bukti
potensial harus difoto, dibuat sketsanya dan dikumpulkan. -ebelum bukti entomologis
diambil dari lokasi, lingkungan di sekitar lokasi harus diamati dan difoto terlebih dahulu.
Deskripsi hasil juga meliputi/
1. Daerah geografi/ kota, desa, alamat jika ada, dsb
#.'ipe !abitat/ gurun, hutan, di dalam apartmen, daerah kumuh, padang
rumput dsb.
&. =rea / berbatu, pegunungan, atau dataran rendah
). 'ipe vegetasi/ tanaman yang ada., jika spesifik dikirim ke botanis
. 'ipe tanah/ berpasir, berkerikil, berlumpur, atau artificial :semen, batu
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
42/73
batuan dsb;
Deskripsi tentang mayat termasuk/
1.enis kelamin, berat badan, tinggi badan
#. =da atau tidaknya pakaian dan deskripsi tentang pakaian.
&. Postur mayat/ duduk, berbaring, tengkurap dsb
). Benda benda di sekitar mayat/ terbungkus, tertutup dengan tanaman.
. Kerusakan fisik/ luka terbuka, memar dan daerah kerusakan.
6. Penyebab kematian
. -tadium pembusukan
C. -erangga yang ditemukan,jika memungkinkan termasuk fotografi lengkap.
Dicatat juga data tentang iklim yang lengkap tiap jam. perkembangan serangga
berupa aktivitas deasa, termasuk penetasan telur dan perkembangan imatur. uga
dicatat halhal yang aneh ditemukan pada 'KP. ika terdapat konsentrasi belatung,
temperatur pada setiap konsentrasi harus dihitung dengan cara meletakkan
termometer secara perlahan diatas konsentrasi belatung, kemudian tekan dengan lembut
pada permukaan. !al ini akan mengakibatkan belatung * belatung bergerak disekitar
termometer sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan pada jasad.&
Pen$um"u+an %ukti %+!w f+ies
Perkembangan blow flies adalah bukti entomologis yang paling penting untuk
menentukan aktu kematian pada hari pertama dan seminggu setelahkematian.
-etiap stadium sangat penting. Berikut adalah ringkasan teknik mengumpulkan bukti
entomologis blow flies.
'elur
Lokasi / Dekat luka dan orifisium
Koleksi hidup / -impan setengah dari sampel untuk keperluan identifikasi nanti letak dalam
vial diatas potongan hati sapi dan tutup menggunakan # lapis handuk dan ikat menggunakan
karet pengikat. 'ulis pada vial tempat dan aktu pengambilan sampel.
Koleksi cadangan / -impan setengah sampel pada vial dengan ethanol EG
atau isopropil alkohol EG dengan segera setelah pengambilan sampel. 'ulis pada
vial tempat dan aktu pengambilan sampel.
9atatan /Kumpulkan sampel secara terpisah dengan cara mengambil dari beberapa
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
43/73
area observasi dan catat aktu menetasnya telur. 'elur menjadi bukti yang tidak penting
jika sudah didapatkan belatung.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
44/73
/ Kantung pupa menandakan baha siklus hidup sudah lengkap.
$low flies deasa
/ Diseluruh bagian jasad. =mbil menggunakan kuas kecil yang basah.
Koleksi hidup / -impan pada vial, tidak memerlukan udara.
Koleksi cadangan / angan simpan jika sayap masih terlipat? taruh pada vial
kering dan biarkan mongering, beri tanda sebagai lalat yang baru menetas.
9atatan / Berguna jika baru saja menetas
Lalat jenis lain
/ Diseluruh bagian jasad, mungkin ditemukan pada baju dan persendian. 3unakan jaring
atau kuas kecil yang basah
Koleksi deasa / Dapat disimpan di dalam vial dan tetap hidup tidak
memerlukan udara.
Koleksi imatur/ -impan dan jaga agar tetap hidup dalam vial dengan potongan handuk
basah. -impan sebagian dalam alkohol. -emua pupa sebaiknya disimpan dalam keadaan
hidup.
/ -erangga yang deasa dan imatur sangat penting
/ Dimana saja, dibaah jasad, disekitar jasad atau di baju.
=mbil menggunakan jaring atau kuas kecil yang basah.
Koleksi deasa / Dapat disimpan dalam keadaan hidup atau taruh dalam
alkohol.
Koleksi imatur/ -impan dalam keadaan hidup dengan handuk basah simpan per
individu karena beetles punya sifat kanibalisme. -impan sebagian dalam alkohol. -etiap
pupa sebaiknya disimpan dalam keadaan hidup.
/ -erangga deasa dan imatur sangatlah penting, kedua * duanya bergerak dengan
cepat. Kulit larva dan kantung pupa sebaiknya juga disimpan.
-ampel tanah
-erangga tanah dan hean tidak bertulang belakang sebaiknya tidak usah
disingkirkan. -ample tanah dikumpulkan dan dibaa ke laboratotium.
=mbil sebanyak kurang lebih ) gelas. 'aruh pada kaleng yang ukurannya # kali dari sampel.
-ampel tanah biasanya diperiksa entomologis di laboratorium.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
45/73
Protokol pengumpulan specimen entomologi /
"rosedur olesi
1. -erangga yang terbang
Lebih kurang 1E1 menit daerah sekitar mayat harus dikosongkan, agar dapat
menangkap serangga menggunakan net. -erangga yang sudah ditangkap dimasukkan ke
dalam gelas yang berisi ECEG etil alkohol atau isopropyl alkohol. Perbandingan isopropyl
alkohol dan air adalah 1/1, ika tidak serangga akan mengeras dan susah diidentifikasi.
-ebaiknya tidak menggunakan formalin, kecuali jika terdesak. Perlu untuk diketahui tempat
di mana lalat ditemukan, diberi label, bagaimana cara mengumpulkan, siapa yang
mengumpulkan dan aktu pengumpulan.#
#. -erangga yang merayap
-erangga dikumpulkan harus dilabel berdasarkan tempat ditemukannya.
-erangga diambil menggunakan forcep atau tangan. !arus menggunakan sarung tangan
setiap aktu. -erangga yang ditangkap ada # jenis/ serangga dengan badan yang keras,
seperti kumbang dan serangga dengan badan lunak. 'indakan terhadap serangga
yang berbadan keras dilakukan sama halnya dengan serangga yang terbang. (ntuk
yang berbadan lunak perlu perlakuan khusus, karena lebih susah diidentifikasi. "ereka
terdiri dari deasa dan belum matur. -erangga yang belum matur lebih susah untuk
diidentifikasi, sehingga biasanya mereka dibiarkan terlebih dahulu. -erangga ini
dibagi menjadi dua kelompok, kelompok yang pertama akan dibunuh dan dianalisa
entomologi, sedangkan kelompok yang kedua dibiarkan hidup untuk identifikasi
spesies. -erangga yang belum matur umumnya berupa belatung, dibunuh dan dimasukkan
kedalam solusi K== selama 1E menit tergantung ukuran belatung kemudian dipindahkan
ke etil alkohol EG atau isopropyl alkohol yang ditambah air dengan perbandingan
1/1. -olusi K== digunakan untuk melepaskan bagian luar permukaan serangga
atau kutikula. . ika tidak dilakukan, alkohol akan masuk ke dalam tubuh dan
membuat tubuh serangga menjadi hitam dan busuk. -olusi K== terdiri atas 1 bagian asam
asetat, 1 bagian minyak tanah, &E bagian etil alkohol G. ika K== tidak ada, dapat
digunakan air panas6, o9 selama #& menit dan ditransfer ke etil alkohol EG untuk
penyimpanan.1
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
46/73
&. Pemberian Label
a. 'anggal pengumpulan
b. 5aktu pengumpulan
c. Lokasi ditemukan pada tubuh, sespesifik mungkin.
d. 'empat ditemukan tubuh/ di dalam rumah, di semaksemak, di pegunungan
e.Daerah tubuh dimana spesimen ditemukan, jangan bercampur dengan specimen dari daerah
tubuh lain.
f.Aama, alamat, dan nomor telepon dari kolektor.
)asis
"yasis adalah suatu penyakit yang disebabkan masuknya belatung ke
jaringan hidup. Beberapa spesies lalat termasuk yang umum ditemukan pada orang
atau binatang hidup. -alah satu manifestasi yang ditemukan HsheepstrikeI. Dimana lalat
meletakkan telurnya pada kulit yang tidak terluka, binatang menjadi lemah dan kematian
pun mulai terjadi. Kemungkinan orangorang yang menderita myasis akan meninggal
dengan cepat dengan tandatanda adanya larva pada tubuh.
#.17 Ha+an$an untuk 0!rensik Ent!m!+!$i
#.1;.1Tem"eratur
-eperti yang sudah disebutkan sebelumnya baha temperatur sangat
mempengaruhi perkembangan, sedangkan pada kenyataannya temperatur dilokasi sangat sulit
untuk ditentukan dengan pasti. Data temperatur dapat diambil pada stasiun cuaca, akan tetapi
akan lebih baik jika dilakukan pencatatan data temperatur pada lokasi secara langsung.
Data statistik yang lengkap akan mempermudah entomologis untuk memprediksi
temperatur yang ada di lokasi dengan memperbandingkan data dari stasiun cuaca dan data
dari lokasi.
#.1;.# usim
Perkembangan serangga dipengaruhi oleh musim. Pada musim * musim tertentu
dimana temperaturnya sangat rendah akan menghambat perkembangan.
#.1;., Eksk+usi Seran$$a
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
47/73
-erangga dapat pergi dari jasad dengan beberapa alasan. asad mungkin mengalami
pembekuan sehingga serangga yang sudah berkoloni akan pergi. Pembekuan juga
dapat mempengaruhi dekomposisi, sehingga akan mempengaruhi kolonisasi
serangga.Penguburan juga mempengaruhi kolonisasi serangga hal ini disebabkan karena
kedalaman dan jenis tanah sangat mempengaruhi. Pembungkus tubuh dapat
membatasi atau menghambat aktivitas serangga. -erangga mungkin akan kesulitan untuk
mencapai jasad yang dibungkus sehingga akan menambah perkiraan aktu kematian,
tetapi perkembangan pada jasad tetap sama sehingga aktu kematian minimal tetap dapat
diprediksi.
#.1;.2 Pe+a"!ran
Laporan entomologis akan sangat berguna untuk kepentingan penyelidikan dan juga
dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan. Laporan yang digunakan untuk pengadilan
harus dipisahkan dari laporan lainnya agar pembaca dapat memahami dasardasar
ilmu mengenai dari entomologi sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan tanpa perlu
mencari literatur lebih lanjut. Laporan sebaiknya dimulai dengan deskripsi singkat mengenai
kejadian, tempat kejadian, korban dan kumpulan sampel yang ditemukan yang berkaitan
dengan entomologi. Pada laporan harus dijelaskan mengenai bagaimana, kapan dan siapa
yang menghubungi ahli entomologi serta bagaimana bukti entomologi tersebut diterima oleh
ahli entomologi. !arus dijelaskan pula mengenai prosedur yang digunakan, data yang
digunakan dan hasil identifikasi dari serangga. -elain itu, di dalam laporan juga harus
terdapat mengenai latar belakang ilmu forensik ilmu entomologi dan harus dapat
menyimpulkan mengenai spesies mana yang terlibat dan bagaimana perkembangan spesies
tersebut sesuai dengan literatur.#
#. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan +a%!rat!riumPemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu membuat jelasnya suatu perkasra
kasus dalam menentukan identitad, saat kematian, sebab kematiab. Pemlihina pemeriksaan
penunjang sesuai indikasi kasus dapat dilakukan satu macam pemeriksaan penunjang atau
lebih. Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan barang bukti medis adalah spesifik
untuk masing masing pemeriksaan penunjang.
Laboratorium
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
48/73
=. a6am(ma6am Pemeriksaan La%!rat!rium Seder&ana dan Pe+aksanaann)a
1. Pemeriksaan La%!rat!rium 0!rensik Dara&
Pemeriksaan bercak darah merupakan salah satu pemeriksaan yang paling
sering dilakukan pada laboratorium forensik. Karena darah mudah sekali tercecer
pada hampir semua bentuk tindakan kekerasan, penyelidikan terhadap bercak darah
ini sangat berguna untuk mengungkapkan suatu tindakan kriminil. :1;
Pemeriksaan darah pada forensik sebenarnya bertujuan untuk membantu
identifikasi pemilik darah tersebut.
-ebelum dilakukan pemeriksaan darah yang lebih lengkap, terlebih dahulu kita
harus dapat memastikan apakah bercak berarna merah itu darah. 4leh sebab itu
perlu dilakukan pemeriksaan guna menentukan /
a. Bercak tersebut benar darah
b. Darah dari manusia atau hean
c. 3olongan darahnya, bila darah tersebut benar dari manusia
(ntuk menjaab pertanyaan * pertanyaan diatas, harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium sebagai berikut /
a. Persia"an
Bercak yang menempel pada suatu objek dapat dikerok kemudian
direndam dalam larutan fisiologis, atau langsung direndam dengan larutan
garam fisiologis bila menempel pada pakaian.
%. Pemeriksaan Pen)arin$an - presumptive test /
=da banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah
bercak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya
positif saja yang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Prinsip pemeriksaan penyaringan/
!#4# J !#4 M 4n
$eagen J perubahan arna :teroksidasi;
Pemeriksaan penyaringan yang biasa dilakukan adalah dengan reaksi
ben+idine dan reaksi fenoftalin. $eagen dalam reaksi ben+idine adalah larutan
jenuh Kristal Ben+idin dalam asetat glacial, sedangkan pada reaksi fenoftalin
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
49/73
digunakan reagen yang dibuat dari
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
50/73
Darah yang masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca obyek
kemudian ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, dan ditutup dengan kaca
penutup, lihat dibaah mikroskop.
9ara lain, dengan membuat sediaan apus dengan pearnaan 5right atau
3iemsa.
!asil /
Pemeriksaan mikroskopik kedua sediaan tersebut hanya dapat menentukan
kelas dan bukan spesies darah tersebut.
Kelas mamalia mempunyai sel darah merah berbentuk cakram dan tidak
berinti, sedangkan kelas lainnya berbentuk oval atau elips dan tidak berinti
Bila terlihat adanya drum stic dalam jumlah lebih dari E,EG, dapat
dipastikan baha darah tersebut berasal dari seorang anita.
Kelebihan/
Dapat terlihatnya sel *sel leukosit berinti banyak. Dapat terlihat
adanya drum stic pada pemeriksaan darah seorang anita.
Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan setelah suatu bercak merah benar bercak
darah dan benar bercak darah manusia, meliputi /
Penentuan 9!+!n$an Dara& -1/8 -2/
=merican =ssociation of Blood Banks mendefinisikan golongan darah sebagai
kumpulan antigen yang diproduksi oleh alel gen. Bagaimanapun, golongan darah
secara genetic dikontrol dan merupakan karakteristik yang seumur hidup dapat
diperiksa karena berbeda pada tiap individual. Darah yang telah mengering dapat
berada dalam pelbagai tahap kesegaran.
N Bercak dengan sel darah merah masih utuh.
N Bercak dengan sel darah merah sudah rusak tetapi dengan aglutinin dan antigen
yang masih dapat di deteksi?
N -el darah merah sudah rusak dengan jenis antigen yang masih dapat dideteksi
namun sudah terjadi kerusakan aglutinin.
N -el darah merah sudah rusak dengan antigen dan agglutinin yang juga sudah
tidak dapat dideteksi.
Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
51/73
Penentuan golongan darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan
golongan darah orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1
tetes darah dan dilihat terjadinya aglutinasi. =glutinasi yang terjadi pada suatu
antiserum merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi
aglutinasi pada antiserum = maka golongan darah bercak darah tersebut adalah =.
0i$ure1. Penentuan $!+!n$an dara& AB: 6ara makr!sk!"ik
Bila sel darah merah sudah rusak penentuan golongan darah dapat dilakukan dengan
cara menentukan jenis aglutinin dan antigen. =ntigen mempunyai sifat yang jauh
lebih stabil dibandingkan dengan aglutinin. Di antara systemsistem golongan darah,
yang paling lama bertahan adalah antigen dari system golongan darah =B4.
Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi
atau aglutinasi campuran. 9ara yang biasa dilakukan adalah 6ara a%s!r"si
e+usi dengan prosedur sebagai berikut/ :#;
9ara pemeriksaan /
#& helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi dengan metil alcohol
selama 1 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. -elanjutnya dilakukan
penguraian benang tersebut menjadi seratserat halus dengan menggunakan # buah
jarum. Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung bercak darah sebagai
control negative.
-
8/17/2019 Refrat thanatologi
52/73
-erat benang dimasukkan ke dalam # tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama
diteteskan serum anti= dan kedalam tabung kedua serum antiB hingga serabut
benang tersebut teredam seluruhnya. Kemudian tabungtabung tersebut disimpan
dalam lemari pendingin dengan suhu ) derajat 9elcius selama satu malam.
Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal d