refrat bedah umum
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteremia memiliki angka kejadian yang semakin lama semakin
terjadi peningkatan tiap tahunnya di amerika dan eropa. Bakteri penyebab
utama dari bakteremia adalah S.aureus yang memiliki resistensi terhadap
antibiotik yang tinggi.( EARRS, 2010!ejadian peningkatan bakteremia yang disebabkan oleh S.aureus
dikarenakan meningkatnya tekhnik prosedur yang in"asi#, semakin
bertambahnya pasien yang immuno$ompromised, dan meingkatnya
resistensi dari S. aureus dengan antibiotik yang ada. (!. %aber,201&
Bakteremia apabila tidak ditangani dengan tepat dapat mengakibatkan
sepsis dan sho$k septik yang memiliki nilai mortalitas yang tinggi. Selain
itu bakteri dapat menyebar melalui darah yang dikenal dengan
Hematogenous Spread. Sekitar ') pasien rumah sakit masuk dalam
kriteria S*RS, perkembangan S*RS pada pasien rumah sakit+ 2')
berkembangan menjadi sepsis, 1) berkembang menjadi sepsis berat
dan ) berkembang menjadi shok sepsis dalam 2 hari pera-atan (e-is
/ !aplan,201&Hospital-acquired infection atau yang lebih kita kenal dengan
nosokomial in#eksi yang merupakan problem utama dalam keselamatan
dari pasien diperkirakan pada tahun 2002 sekitar 1. juta ji-a yang
terkena nosokomial in#eksi dan nosokomial in#eksi menduduki peringkat
ke ' dengan kematian terbanyak di .S.A (% Engl / ed. 2010
1
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&retmode=ref&cmd=prlinks&id=20463340http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&retmode=ref&cmd=prlinks&id=20463340 -
7/25/2019 refrat BEDAH umum
2/11
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Bakteremia adalah keadaan dimana terdapatnya bakteri yang
mampu hidup dalam aliran darah se$ara sementara, hilang timbul
atau menetap. Bakteremia merupakan in#eksi sistemik yang
berbahaya karena dapat berlanjut menjadi sepsis yang kemudian
berkembang menjadi septi$ sho$k dengan angka kematiannya $ukup
tinggi (%i$holas,2012.
Sepsis sendiri memiliki pengertian dimana bakteremia atau jenis
in#eksi lain yang memi$u respon tubuh se$ara meluas, biasanya
ditandai dengan demam, takikardia, takipnea, dan peningkatan
leukosit yang signi#ikan. (o-ell, 2010
Septik sho$k suatu keaadan sepsis dimana tekanan darah turun
se$ara drastis sehingga mempengaruhi per#usi dari organ yang pada
akhirnya menyebabkan mal#ungsi dari organ tersebut. (o-ell, 2010
3ambar 2.0 hubungan antara sepsis, S*RS (%i$k, 201
II. Patofisiologi
Bakteremia terjadi ketika bakteri berhasil lolos dari mekanisme
kekebalan host atau ketika respon dari imun tubuh gagal dalam
2
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
3/11
mengontrol penyebaran bakteri dikarenakan de#ek dari imunitas tubuh
host. (Eirini 4hristaki 5 E"angelos, 201&
6ato#isiologi dari bakteremia tidak sepenuhnya dimengerti.
ekanisme a-al yaitu adanya kolonisasi bakteri pada mukosa saluran
perna#asan ataupun permukaan mukosa lainnya, bakteri dapat
menembus masuk ke dalam "askular disebabkan oleh #aktor host dan
#aktor organisme (bakteri itu sendiri. (7arper, 8leisher,2010
Saat terjadi in"asi bakteri tubuh membentuk sitokin, sitokin
sendiri merupakan respon kompleks dari imun tubuh terhadap "irus
dan bakteri. Sitokin yang ada dalam darah menstimulasi pusat
termolegulator yang terdapat pada hipotalamus sehingga terjadilah
demam. (%i$holas, 2012.
3ambar 2.2 gejala sepsis (4, 2012
III. Manifestasi Klinis
9urasi dari demam lebih pendek pada pasien dengan temuan
positi# berupa patogen bakterial pada kultur darahnya dibandingkan
3
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
4/11
pada pasien dengan kultur darah negati#. Seringkali, demam
merupakan tanda satu:satunya pada bakteremia. (%i$holas, 2012
;idak hanya demam apabila bakteremia terus berkembang
dapat terjadi S*RS, berikut merupakan tanda dari S*RS +
9emam lebih dari
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
5/11
2. Stage IISitokin yang lokal sudah mulai memasuki sirkulasi terjadi
peningkatan respon lokal. 6ada respon #ase akut ini biasanya
dapat dikontrol dengan penurunan mediator proin#lamasi dan
pelepasan endogen anatagonisC tujuannya untuk hemoestasis.
6ada stage ini mani#estasi klinisnya seperti malaise dan $o
grade fe0er.. Stage III
/ika hemostasis tidak kembali seperti sediakala maka akan
terjadi suatu reaksi yang signi#ikan dimana terjadi pelepasan
sitokinin yang berlebihan yang menyebabkan kerusakan tidak
lagi ber#ungsi sebagai proteksi. !onsekuensi dari proses ini
adalah akti"asi berbagai kaskade humoral dan akti"asi sistem
retikuler endotel yang kemudian diikuti dengan hilangnya
integritas peredaran darah.
3ambar 2.< 3ejala:gejala yang timbul pada ba$teremia hingga @9S
(dundee,201
I!. Diagnosa
9iagnosa ditegakkan jika seorang penderita tiba:tiba mengalami
demam tinggi. /umlah sel darah putih dalam darah biasanya sangat
tinggi.
(o-ell, 2010
5
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
6/11
!ultur darah dengan temuan bakteri patogen positi# adalah
kriteria baku yang digunakan dalam mende#inisikan bakteremia.
(%i$holas, 2012.
;etapi bakteri mungkin tidak tumbuh dalam biakan darah
terutama bila penderita mendapat terapi antibiotik. ntuk itu perlu
dibuat biakan sampel dari dahak, air kemih, luka atau dari bagian
tubuh dimana kateter dimasukkan.(o-ell, 2010
!. Penatalaksanaan
6asien dengan kultur darah positi# harus diberikan antibotik
dimana bakteri patogen tersebut rentan terhadap antibotik yangdiberikan. !esesuaian terapi antibiotik harus dikaji ulang dalam 2 jam
setelah laporan kepekaanDkerentanan tersedia dari laboratorium.
!etika bakteremia berhubungan dengan meningitis, antibotik yang
digunakan harus dapat menembus sa-ar darah otak. /angan
memberikan antibiotik yang memiliki e#ek samping yang serius atau
menimbulkan reaksi alergi. 6ada kasus bakteri yang resisten,
dibutuhkan pemberian kombinasi obat. Beberapa pasien ba$teremia(misalnya, mereka dengan neutropenia atau endokarditis dapat
memerlukan dua agen antimikroba yang sesuai.
6emberian antipiretik dapat dilakukan untuk menghambat
sintesis dan pelepasan prostaglandin yang memediasi e#ek pirogen
endogen pada hipotalamus, yang mengembalikan set-point
temperatur ke pengaturan yang normal. Antipiretik yang dapat
diberikan adalah ibupro#en dan a$etaminophen (%i$holas, 2012.
Mekanis"e Ker#a Anti$iotik
Antibiotik mempunyai kemampuan mengeliminasi bakteri melalui
beberapa mekanisme, antara lain+ (BS4*, 2011
a. *nhibitor sintesis dinding sel bakteri
emiliki e#ek bakterisidal dengan $ara meme$ah enim dinding sel dan
menghambat enim dalam sintesis dinding sel. 4ontohnya antara lain
golongan F:aktam seperti penisilin, se#alosporin, karbapenem,
6
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
7/11
monobaktam, dan inhibitor sintesis dinding sel lainnya seperti
"an$omisin, basitrasin, #os#omisin, dan daptomisin.
b.*nhibitor sintesis protein bakteri
emiliki e#ek bakterisidal atau bakteriostatik dengan $ara menganggu
sintesis protein tanpa mengganggu sel:sel normal dan menghambat
tahap tahap sintesis protein. @bat: obat yang akti"itasnya menginhibitor
sintesis protein bakteri seperti aminoglikosida, makrolida, tetrasiklin,
streptogamin, klindamisin, oksaolidinon, kloram#enikol.
$.emiliki akti#itas antimetabolit
ekanisme kerja ini terdapat pada obat:obat seperti sul#onamida dan
trimetoprim. Bakteri tidak dapat mengabsorbsi asam #olat, tetapi harus
membuat asam #olat dari 6ABA (asam paraaminobenoat, pteridin, dan
glutamat. Sedangkan pada manusia, asam #olat merupakan "itamin dan
kita tidak dapat menyintesis asam #olat. 7al ini menjadi suatu target
yang baik dan selekti# untuk senya-a:senya-a antimikroba.
d.engubah permeabilitas membran sel
emiliki e#ek bakteriostatik dan bakterisid dengan menghilangkan
permeabilitas membran dan oleh karena hilangnya substansi seluler
menyebabkan sel menjadi lisis. @bat: obat yang memiliki akti"itas ini
antara lain polimiksin, Ba$itra$yn.
e.engganggu sintesis 9%A dan R%Aekanisme kerja ini terdapat pada obat:obat seperti metronidasol,
Guinolon. @bat:obat ini menghambat asam deoksiribonukleat (9%Agirase sehingga mengahambat sintesis 9%A. 9%A girase adalah enim
yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan terbukanya dan
terbentuknya superheliks pada 9%A sehingga menghambat replikasi
9%A. engganggu sintesa R%A, seperti ri#ampisin, ba$itra$in.
7
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
8/11
3ambar 2. 4ara kerja Antibiotik (eds$hool, 2011
!I. Ko"%likasi
Apabila in#eksi berlanjut kepada sepsis, dapat menyebabkan
kematian. 9ari semua in#eksi #okal yang berkembang karena
bakteremia pneumokokus, meningitis pneumokokus memiliki risiko
tertinggi untuk morbiditas dan mortalitas yang signi#ikan, termasuk
risiko 2&:
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
9/11
Bakteremia adalah keadaan dimana terdapatnya bakteri yang
mampu hidup dalam aliran darah se$ara sementara, hilang timbul
atau menetap. Apabila hal ini terus berkembang maka akan terjadi
sepsis dan septi$ sho$k. 6enanganan yang tepat dalam pemberian
antibiotik dapat mengatasi masalah perkembangan dari kasus ini.
9
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
10/11
DA'TA( PUSTAKA
1. BS4*, 2011. HBasi$ e$hanisms o# Antibioti$ A$tion and Resistan$eI.
ni"ersity @# aryland. 6age 1:2 A$$esed 10thSeptember 201&
2. 9r. 4hristoph !. %aber, 201& H4lini$al *n#e$tious 9iseaseI. @?#ord
/ournal. 6age +1:2 A$$esed >thseptember 201&
th
september 201&
. /ames 4. 9oherty, 9. 201&. H;he pathophysiologis o# sepsis DS*RS
and @8I. ;rauma surgeon, Ad"o$ate 4hrist edi$al 4enter 4lini$al
Asisstant 6ro#essor @# Surgery, *4. 6age 1:2 A$$esed 1th
September 201&.
. o-ell S. Koung, 9, 2010 H*ntrodu$tion to Ba$teremia, Sepsis, and
Septi$ Sho$kI. S9 anual. 6age+ 1:2 A$$esed 10thSeptember 201&
>. e-is / !aplan, 201&. HSystemi$ *n#lamatory Response SyndromeI.
6age+ 1:2 A$$esed >thseptember 201&
10
-
7/25/2019 refrat BEDAH umum
11/11
10.4. 2012. HSepsis *n#e$tion SymptomsI. 4lon medi$al design. 6age+
1:2. A$$esed 1'thseptember 201&.
11. edi$al S$hool. 2011. He$hanism o# A$tion Antibioti$I. 6age+ 1:2.
A$$esed 1'thseptember 201&.
12.%i$holas, /. B. 2012. HBa$teremiaI. eds$ape. 6age+1:2 A$$esed 10th
September 201&
1