referat rash ppt
TRANSCRIPT
DIAGNOSIS BANDING RASH
Cindy Aulia Maessy (1102011066)
Pembimbing dr. Nurvita Susanto, Sp.AKEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD SOREANG
Anatomi Kulit
• Stratum korneum• Stratum lucidum• Stratum granulosum• Stratum spinosum• Stratum basale
Lapisan Epidermis
• Pars papilare• Pars retikulare
Lapisan Dermis
Lapisan Subkutis
Histologi Kulit
Fisiologi Kulit
Proteksi
Absorpsi
Eksresi
Persepsi
Pengaturan suhu tubuh
Pembentukan
pigmen
Keratinisasi
Tipe RASH
Urticaria
RASHRuam Makulopapular• Terdistribusi sentral (campak, rubella, eksantema subitum)• Terdistribusi perifer (menigococcemia, dengue fever)
Ruam petekie• Mengiococcemia, Rocky Mountain spotted fever, dengue fever
Ruam eritema dengan desquamasi• Scarlet fever, Toxic shock syndrome, scalded skin syndrome
Ruam vesicobulous-pustule• Herpes, varicella zoster
Ruam nodul • Erythema nodosum
Varisella Zoster Virus (Chicken Pox)
Varisella Zoster (Chicken Pox)
Etiologi : Varicella zoster virus Masa inkubasi : 14-27 hari Masa penularan : 2 hari sebelum dan 5 hari sesudah erupsi Manifestasi klinis
Masa prodromal 2- 3 hari ditandai dengan demam, malaise, batuk, coryza dan nyeri tenggorokan serta gatal.
Eksantema berawal dari lesi makulopapular vesikel berbentuk teardrop 2 hari kemudian pustul dan krusta
Penyumbuhan total terjadi selama 16 hari
Diagnosis Tzanck smear Direct fluorescent assay (DFA) Polymerase chain reaction (PCR) Biopsi kulit
Varisella Zoster (Chicken Pox)
Penatalaksanaan Edukasi
Lesi masih berbentuk vesikel diberi bedak agar tidak pecah
Vesikel yang sudah pecah diberi salep antibiotik mencegah infeksi sekunder
Antipiretik dan analgetik (selain aspirin) Kuku jari di potong mencegah infeksi akibat
garukan Obat Antivirus
Neonatus : Asiklovir 500mg/m2 IV tiap 8 jam selama 10 hr
Anak (2-12 th): Asiklovir 4 x 20mg/kgBB/hari oral selama 5 hari
Varisella Zoster (Chicken Pox)
Pencegahan Imunisasi aktif
Vaksin efektif diberikan pada umur ≥1 tahun Pemberian secara subkutan Kekebalan dapat bertahan selama 10 tahun
Imunisasi pasif Menggunakan VZIG (Varicella Zoster
Immunoglobulin) Diberikan dalam waktu 3 hari setelah terpajan
VZV Dosis : 125 U/10 kgBB dosis maksimal 125-625
U. Pemberian secara IM
Varisella Zoster Virus (Chicken Pox)
Rubella (German Measles)
Rubella (German Measles) Etiologi : Rubivirus (fam.
Togaviridae), virus RNA Masa inkubasi : 14-21 hari Masa penularan :
Sejak akhir masa inkubasi sampai 5 hari setelah timbulnya ruam. Cara penularan melalui droplet
Manifestasi Klinis Masa prodromal 1-5 hari ditandai dengan
demam subfebris, malaise, anoreksia, konjungtivitis ringan, koriza, nyeri tenggorokan, batuk dan limfadenopati.
Demam berkisar 38-38,7oC. Enantema (Forscheimer spots) timbul
pada periode prodromal, setelah itu muncul bercak pinpoint atau lebih besar , warna merah muda, tampak pada palatum mole sampai uvula.
Terdapat limfadenopati generalisata Eksantema berupa makulopapular,
eritematosa, diskret.
Rubella (German Measles)
Forscheimer spots
Diagnosis Manifestasi klinis yaitu prodromal ringan, ruam
menghilang dalam 3 hari, limfadenopati retroaurikular dan suboksipital
Isolasi virus, virus ditemukan pada faring 7 hari sebelum dan 14 hari sesudah timbulnya ruam
Serologis dapat dideteksi mulai hari ke tiga timbulnya ruam
Pencegahan Vaksin MMR
Rubella (German Measles)
Roseola Infantum (Exanthema Subitum)
Roseola Infantum (Exanthema Subitum)
Etiologi : Human herpes virus tipe 6 (HHV 6)
Masa inkubasi : sulit ditentukan karena kontak tidak diketahui
Manifestasi klinis Dimulai demam tinggi mendadak mencapai 40-
40,6oC demam menetap 3-5 hari Anak iritabel, anoreksia, terdapat koriza,
konjungtivitis dan batuk Ruam muncul ketika demam mulai turun Ruam dimulai di punggung, menyebar ke leher,
ekstremitas atas lalu ekstremitas bawah Ruam berwarna merah muda, makulopapular,
diskret, timbul erupsi 1-2 hari Terapi
simptomatis
Roseola Infantum (Exanthema Subitum)
Measles/ Rubeola/ Campak/ Morbili
Etiologi : Morbillivirus (fam. Paramixoviridae)
Masa inkubasi : 14-21 hari
Masa penularan : 2 hari sebelum gejala prodromal sampai 4 hari timbulnya erupsi. Cara penularan melalui droplet
Measles/ Rubeola/ Campak/ Morbili
Manifestasi klinis Masa prodromal antara 2-4
hari ditandai dengan demam 38,4-40,6oC, koriza, batuk, konjungtivitis, bercak Koplik
Bercak koplik timbul 2 hari sebelum dan sesudah erupsi kulit, terletak di mukosa bukal posterior.
Demam sangat tinggi saat ruam merata dan menurun cepat setelah 2-3 hari timbulnya eksantema
Measles/ Rubeola/ Campak/ Morbili
Koplik spots
Manifestasi klinis Eksantema timbul pada hari ke 3-4 masa prodromal,
memudah setelah 3 hari dan menghilang setelah 6-7 hr
Erupsi di mulai dari belakang telinga perbatasan rambut kepala seluruh badan
Eksantema berupa papul eritematosa berbatas jelas dan kemudian berkonfluensi menjadi bercak yang lebih besar, tidak gatal dan kadang disertai purpura
Bercak menghilang disertai hiperpigmentasi kecoklatan dan deskuamasi ringan menghilang setelah 7-10 hari
Measles/ Rubeola/ Campak/ Morbili
Diagnosis Manifestasi dan tanda patognomonik koplik spots Isolasi virus dari darah, urin, dan sekret nasofaring Pemeriksaan serologis : titer antibodi 2 minggu setelah
timbul penyakit Komplikasi
Otitis media, mastoiditis, pneumonia, ensefalomielitis Terapi
Suportif Pemberian vitamin A 2x200.000 IU dgn interval 24 jam
Pecegahan Vaksin MMR
Measles/ Rubeola/ Campak/ Morbili
Scarlet Fever (Scarlatina)
Scarlet Fever (Scarlatina) Etiologi : streptococcus
beta hemolyticus grup A Masa inkubasi : 1-7 hari,
rata – rata 3 hari Cara penularan : melalui
droplet dari pasien yang terinfeksi atau karier
Fokus infeksi : faring dan tonsil, jarang pada luka operasi atau lesi kulit.
Manifestasi klinis Gejala prodromal berupa demam
panas, nyeri tenggorokan, muntah, nyeri kepala, malaise dan mengigil. Dalam 12-24 jam timbul ruam
Tonsil membesar dan eritem, palatum dan uvula terdapat eksudat putih keabu-abuan
Lidah terdapat eritema dan edema seperti gambaran strawberry tongue
Ruam berupa erupsi punctiform berwarna merah yg menjadi pucat bila ditekan
Scarlet Fever (Scarlatina)
Strawberry tongue
Manifestasi klinis Pada dahi dan pipi tampak merah
dan terdapat circumoral pallor Saat kemerahan menghilang kulit
tampak sandpaper dan menjadi deskuamasi setelah hari ketiga
Diagnosis Manifestasi klinis Kultur bakteri dari sekret nasofaring Serologis, peningkatan kadar anti
streptolisin O (ASTO)
Scarlet Fever (Scarlatina)
Circumoral pallor
Komplikasi Abses tonsil, otitis media, bronkopneumonia Komplikasi lanjut demam rematik dan GNA
Terapi Pilihan pertama
Penisilin V, 125-250 mg/kali, 3x/hari PO selama 10 hari Long acting benzahine penicillin G 600.000 i.m. dosis
tunggal Keadaan berat diberikan secara IV dosis dapat sampai
400.000 IU/kgBB/hari Pilihan kedua
Eritromisin : 20-40 mg/kgBB/hr p.o. selama 10 hari Linkomisin : 40 mg/kgBB/hr p.o Klindamisin : 30 mg/kgBB/hr p.o Sefadroksil monohidrat : 15 mg/kgBB/hr p.o
Scarlet Fever (Scarlatina)
Dermatitis Atopi
Etiologi
Dermatitis Atopik
Faktor Endogen• Genetik • Hipersensitivitas
akibat peningkatan kadar IgE
• Disfungsi sawat kulit
• Gangguan psikis
Faktor Eksogen• Trauma fisik-kimia-
panas• Bahan iritan• Alergen debu• Tungau debu rumah• Makanan (susu
sapi, telur)• Infeksi mikroba• Perubahan iklim• Hygene lingkungan
Gejala Klinis
Dermatitis Atopik
Bayi • Gejala mulai terlihat
usia 6-12 minggu• Timbul bercak
kemerahan, bersisik dan basah
• Mulai timbul pada pipi dan dagu
• Sisik tebal berwarna kuning pada kepala bayi (cradle cap)
Anak (2-12 tahun)• Muncul sebelum usia 5
tahun• Tempat predileksi : lipat
lutut, lipat siku, leher, sekitar mulut, pergelangan tangan dan kaki
• Dimulai adanya beruntusan dan menjadi keras dan bersisik bila digaruk
• Pada kondisi kronis tampak lesi hiperpigmentasi, hiper keratosis dan likenifikasi
• Rasa gatal • Gambaran dan penyebaran kelainan kulit yang khas (bayi dan anak di muka dan
lengan) • Eksim yang menahun dan kambuhan • Riwayat penyakit alergi pada keluarga (stigmata atopik)
Kriteria mayor :
• Kulit kering • Luka memanjang sekitar telinga (fisura periaurikular) • Garis telapak tangan lebih jelas (hiperlinearitas Palmaris) • Bintil keras di siku, lutut (keratosis pilaris) • White dermographisme : bila kulit digores tumpul, timbul bengkak bewarna
keputihan di tempat goresan• Garis Dennie Morgan : garis lipatan di bawah mata • Kemerahan atau kepucatan di wajah • Kulit pecah/luka di sudut bibir (keilitis) • Pitiriasis alba : bercak-bercak putih bersisik • Perjalanan penyakit dipengaruhi emosi dan lingkungan • Uji kulit positif • Peningkatan kadar Immunoglobulin E dalam darah
Kriteria minor :
Dermatitis AtopikDiagnosis berdasarkan kriteria oleh Harifin dan Rajka :
Seseorang dianggap menderita dermatitis atopik bila ditemukan minimal 3 gejala mayor dan 3 gejala minor
Dermatitis AtopikTERAPI Hindari allergen pencetus Topical : sesuai bagian kulit Sistemik : anti histamine Steroid sistemik : digunakan pada dermatitis kronik berat,
prednisone 1-2 mg/kgBB/hari Antibiotik : biasanya digunakan antibiotic anti stafilokokal
(mupirosin, atau basitrosin topikal, sefalosporin generasi pertama, makrolid, oksasilin, amoksisilin klavulanat)
Sitostatik : untuk penderita yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konvensional (azatioprin, siklosporin, metotreksat)
Dermatitis Seboroik
Dermatitis Seboroik Merupakan penyakit papuloskuamosa kronis
yang menyerang bayi dan orang dewasa sering ditemukan pada bagian tubuh dengan konsentrasi folikel sebaseus yang tinggi dan aktif
Etiologi : umumnya terkait dengan jamur Malassezia kelainan immunologi aktivitas sebaseus yang meningkat
Manifestasi klinis Bercak- bercak eritema dengan sisik-sisik yang
berminyak (corona seborrhoica) Muncul di bagian yang kaya kelenjar sebum (kulit kepala,
garis batas rambut, alis mata, glabela, lipatan nasolabial, telinga, dada atas, punggung, pusar, sela paha)
Gatal
Dermatitis Seboroik
Tatalaksana Anti inflamasi
Steroid topikal : shampo flusinolon, larutan steroid topikal, losion, krim
Immunomodulator Inhibitor kalsineurin topikal (salep takrolimus atau
pimekrolimus krim) Keratolitik
Tar, asam salisilat, sampo zinc pyrithione Anti jamur
Gel ketokonazol 1x1 hr selama 2 minggu Tea tree oil
Dermatitis Seboroik
Infeksi Virus Dengue
Infeksi Virus Dengue Etiologi : virus Dengue, terdiri dari 4 strain Manifestasi klinis :
Setelah masa inkubasi penderita demam tinggi, flush faced, lemas
3 hari pertama tidak tampak ruam jelas, tampak warna kulit kemerahan dan dapat terjadi perdarahan spontan
Ruam petekie turunnya trombosit dalam darah tepi
Gejala sistemik lain seperti pembesaran hepar dan adanya kebocoran plasma
Terdapat 3 fase yang terjadi : Fase febrile
demam mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada wajah dan eritema kulit.
Gejala nonspesifik : nausea, anoreksia, muntah Leukopenia, trombosit dan hematokrit dalam batas normal Berlangsung selama 2-7 hari
Fase kritis Suhu tubuh mulai menurun Terhadi pada hari ke 3-7 sejai mulai sakit, berlangsung 24-48jam Permeabilitas kapiler ↑ dengan hematokrit ↑ trombosit ↓ Bisa terjadi perembesan plasma syok hingga kematian
Fase pemulihan Perbaikan keadaan umum Nafsu makan pulih, hemodinamik stabil, diuresis cukup Berlangsung selama 48-72 jam
Infeksi Virus Dengue
Prinsip umum terapi dengue menurut WHO, 2011: Pemberian cairan kritaloid isotonik selama periode
kritis, kecuali pada bayi usia <6bulan yang disarankan menggunakan NaCl 0,45%
Penggunaan cairan koloid hiperonkotik, misalnya dekstran 40, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat, dan tidak ada perbaikan yang adekuat setelah pemberian kristaloid
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan (maintenance) ditambah 5% dehidrasi.
Infeksi Virus Dengue
Durasi pemberian terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam pada kasus syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60-72 jam.
Pada pasien obesitas, perhitungan volume cairan sebaiknya menggunakan berat badan ideal
Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis. Kebutuhan cairan intravena pada anak berbeda dengan dewasa
Pemberian tranfusi trombosit tidak direkomendasikan pada anak.
Infeksi Virus Dengue
Kawasaki Syndrome
Etiologi : unknown Terjadi inflamasi pada banyak organ dan jaringan
terutama medium size arteri (ex. Arteri coronaria) aneurysma
Organ yang sering terkena: Sistem cardiovaskular (myocarditis, pericarditis) Sistem respiratori (bronkhitis, pneumonia intersisialis) Sistem digestive (stomatitis, enteritis, hepatitis dll) Sistem urogenital (cystitis, focal intersititial nefritis) Sistem syaraf (aseptic meningitis, neuritis) Sistem hematopoietik (lymphadenitis, splenitis)
Kawasaki Syndrome
Manifestasi klinis Panas lebih dari 5 hari, disertai 4 dari 5
kumpulan gejala berikut : Injeksi konjungtiva bulbi yang non purulen Perubahan mukosa mulut meliputi: bibir pecah-pecah
dan berwarna merah, mulut berwarna kemerahan, strawberry tongue
Perubahan pada telapak tangan dan kaki, meliputi : kemerahan, pembengakakan, deskuamasi pada ujung-ujungnya, biasanya terjadi pada stadium sub akut (>10 hari sakit)
Ruam eritematous yang poymorph dan tidak vesikular
Limfadenopati cervicalis dengan diameter >1,5 cm
Kawasaki Syndrome
Kawasaki Syndrome
Kawasaki Syndrome Terdapat fase pada sindroma Kawasaki :
Fase akut Fase subakut Fase konvalesen
Pemeriksaan penunjang Tidak spesifik Leukositosis pada fase akut LED ↑ Fase subakut : trombositosis >500.000/mm3
Kawasaki Syndrome Tatalaksana
Imunoglobulin Intravena (IVIG) IVIG dosis tunggal 2g/kgBB diberikan selama 12 jam, dimulai
dalam 10 hr sesudah onset Jika penderita tetap demam persisten atau rekurensi selama
>36 jam sesudan pemberian IVIG pertama, IVIG diulang dengan dosis sama. Bila masih demam dapat diberikan metilprednisolon 30mg/kgBB i.v selama 2-3jam dosis tunggal selama 1-3 hr
Asetil Salisilat Aspirin 80-100mg/kgBB/hr, dibagi menjadi 4 dosis diberikan
bersamaan dengan IVIG dan dosis diturunkan dalam 48-72 jam sesudah demam hilang. Selanjutnya diberikan aspirin dosis rendah (3-5mg/kgBB/hari) selama 6-8mgu
ALHAMDULILLAH…