referat fibromyalgia

23

Click here to load reader

Upload: widyanisa-dwianasti

Post on 15-Sep-2015

98 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

neuro

TRANSCRIPT

REFERATFIBROMYALGIA

Pembimbing :dr. Gotot Sumantri Sp.S

Disusun oleh :WIDYANISA DWIANASTI1102011291Kepaniteraan Klinik Neurologi RSUD Pasar Rebo

RSUD PASAR REBO JAKARTAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI2015

PENDAHULUAN

Fibromyalgia merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai dengan rasa nyeri pada muskuoskeletal yang kronis disertai rasa lelah serta nyeri tekan pada tender point yang tersebar luas pada permukaan tubuh (Boomershine, 2014). Fibromialgia bukan merupakan suatu bentuk artritis karena tidak menyebabkan kelainan sendi, tetapi dapat muncul bersamaan dengan jenis artritis rheumatoid, SLE, ataupun penyakit jaringan ikat lain. Pada pasien penyakit autoimun didapatkan sebanyak 20-25% disertai dengan fibromyalgia (Winfield J, 2007).Istilah fibromialgia baru muncul belum terlalu lama, meskipun gejalanya telah banyak dibahas dalam literatur kedokteran sejak awal tahun 1900-an. Baru pada tahun 1989, fibromialgia muncul pada salah satu buku teks reumatologi dengan istilah fibrositis yang pada tahun 1990 diubah oleh American College of Rheumatology (ACR) menjadi sindrom fibromialgia, mengingat istilah fibrositis yang kurang tepat (Winfield J, 2007).Bersama dengan penyakit nyeri dan kelelahan kronik lainnya, fibromialgia dapat dikatakan sebagai beban kesehatan yang besar yang belum dapat diatasi secara efektif oleh ilmu kedokteran barat konvensional. Pasien rata-rata sudah berobat selama 5 tahun sebelum diagnosis yang tepat ditegakkan. Lebih dari 50% pasien fibromialgia mengalami salah diagnosis dan menjalani operasi yang tidak perlu. Setelah tatalaksana selama 7 tahun, 50% pasien fibro- mialgia belum merasa puas dengan kesehatan mereka, 59% menilai kesehatan mereka tidak membaik atau bahkan memburuk. Dengan kata lain tatalaksana medis saat ini belum menghasilkan perbaikan pada status kesehatan maupun keparahan penyakit (Gilligand, 2007).

FIBROMYALGIA

DefinisiFibromyalgia merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai dengan rasa nyeri yang kronis pada musculoskeletal, nyeri tekan pada tender points, yang disertai dengan rasa kelelahan. Tender points adalah titik nyeri yang biasanya ada pada daerah leher, bahu, punggung, pinggul, lengan dan telapak kaki. Jika titik tersebut ditekan maka akan terasa kesakitan. Fibromialgia tidak termasuk dalam artritis karena tidak menyebabkan reaksi peradangan ataupun menyebabkan kerusakan sendi, otot atau jaringan yang lainnya (Kaltsas and Tsiveriotis, 2013).EpidemiologiBerdasarkan data di Amerika Serikat, kira-kira 20% pasien klinik rheumatologi adalah pasien fibromyalgia, yang kebanyakan berusia 30-50 tahun. Dari data tersebut dapat dikatakan 1 dari 5 pasien yang berobat adalah fibromialgia. Fibromyalgia lebih banyak menyerang perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rasio 9:1. Prevalensi fibromialgia pada populasi umum di Amerika Serikat untuk perempuan ialah 3,4%, sedangkan untuk laki-laki 0,5%. EtiologiSampai saat ini etiologi dan patogenesis fibromyalgia belum diketahui secara pasti. Kelainan laboratorium dan gambaran histologis belum diketahui. Penelitian selama 10 tahun terakhir ini difokuskan pada nociception, faktor yang menyebabkan gangguan tidur, faktor neuroendokrin, dan faktor psikologi. Faktor genetik juga diduga kuat sebagai penyebab dari sindrom ini karena first degree relatives memiliki risiko terkena fibromyalgia 8 kali lebih besar.PatogenesisMeskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi misteri, secara umum para ahli sepakat mengenai adanya mekanisme pengolahan input yang tidak normal, khususnya input nyeri (nosiseptif), pada sistem saraf pusat. Pada studi dolorimetri dan pemberian stimuli seperti panas, dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang yang rendah pada pasien fibromialgia. Pasien fibromialgia mempersepsikan stimuli non-nosiseptif sebagai stimuli nosiseptif serta kurang mampu mentoleransi nyeri yang seharusnya dapat ditoleransi oleh orang normal.Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan pada susunan saraf pusat pasien fibromialgia sehingga fibromialgia tidak lagi dapat disebut sebagai keluhan subjektif. Kelainan tersebut adalah kadar serotonin yang rendah, disfungsi poros hipotalamus hipofisis, kadar hormon pertumbuhan yang rendah, dan kadar substansi P yang meningkat.1. Gangguan Tidur (Kadar Serotonin yang Rendah)Pasien fibromyalgia 90% sering mengalami gangguan tidur. Diduga serotonin dan triptopan memegang peranan. Triptopan adalah prekusor dari serotonin, suatu neurotransmitter yang juga berperan dalam regulasi tidur dan jika kadar serotonin rendah maka dapat menimbulkan insomnia.Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam tidur, nyeri dan perubahan mood. Serotonin yang disekresikan oleh ujung serat neuron rafe, dapat menyebabkan perangsangan daerah tertentu dari otak yang kemudian menyebabkan tidur. Serotonin yang disekresi oleh radiks dorsalis medula spinalis dapat merangsang sekresi enkefalin yang menimbulkan hambatan presinaptik dan postsinaptik pada serabut nyeri. Kadar serotonin yang rendah diduga memiliki peran dalam patogenesis fibromialgia yaitu dengan menurunkan efek hambatan pada serabut nyeri. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan bahwa pasien fibromialgia ternyata memiliki kadar serotonin yang rendah di cairan serebrospinalnya. Bukti lain menunjukkan bahwa obat yang mempengaruhi serotonin ternyata tidak menunjukkan efek dramatis pada fibromyalgia.2. Disfungsi Poros Hipotalamus HipofisisPoros hipotalamus hipofisis berperan penting dalam respons adaptasi terhadap stres. Pada sistem yang berfungsi normal, hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) yang kemudian merangsang sekresi adreno- corticotropic hormone (ACTH) oleh hipofisis. ACTH kemudian merangsang korteks adrenal mensekresi glukokortikoid yang berperan dalam respons adaptasi terhadap stres. Regulasi sirkadian sistem poros hipotalamus hipofisis sebagian dipengaruhi metabolisme serotonin. Disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis diperkirakan sebagai akibat dari rendahnya kadar serotonin. Sebaliknya, disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis juga diperkirakan memperburuk abnormalitas kadar serotonin di sistem saraf pusat.Beberapa kelainan yang dapat ditemukan berkaitan dengan disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis adalah kadar kortisol 24 jam yang rendah, hilangnya ritme sirkadian dengan peningkatan kadar kortisol sore hari, hipoglikemia yang diinduksi insulin berkaitan dengan produksi ACTH yang berlebihan, kadar hormon pertumbuhan yang rendah dan sekresi glukokortikoid yang rendah. Selain itu ditemukan juga kadar kortisol bebas pada urin yang rendah, serta berkurangnya respons kortisol terhadap corticotropin-releasing hormone pada pasien fibromialgia.3. Perubahan Otot (Kadar Growth Hormone yang Rendah)Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam pertumbuhan karena sifatnya yang meningkatkan sintesis protein, meningkatkan penggunaan lemak untuk energi, menurunkan pemakaian glukosa untuk energi, dan merangsang pertumbuhan tulang. Hormon tersebut secara normal disekresi pada tahap 4 dari tidur, sehingga gangguan tidur diduga dapat menurunkan sekresinya.Growth hormone juga merupakan suatu peptide anabolic yang menstimulasi peningkatan sintseis DNA, RNA dan protein yang berguna pada pertumbuhan semua jaringan tubuh pada orang dewasa memegang peranan penting pada homeostasis otot dalam hal memelihara otot yang normal dan perbaikannya akibat dari pemakaian sehari-hari dan kerusakan otot.Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang penting untuk proses repair otot dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh gangguan tidur. Hal itu didukung oleh bukti adanya hasil EEG yang menunjukkan gangguan tahap 4 dari tidur normal (non-REM) pada pasien fibromialgia. Pada fibromyalgia didapatkan kontraksi isokinetik dan isometrik otot berkurang serta penurunan kapasitas aerobic otot dan aliran darah otot juga berkurang. Juga ditemukan penurunan kadar ATP dan ADP serta peningkatan AMP.

4. Faktor Psikologi (Kadar Substansi P yang Meningkat)Faktor psikologi juga memegang peranan penting yang dapat menimbulkan spasme otot sehingga muncul symptom fisik seperti nyeri otot, kaku dan pembengkakan jaringan lunak. Riwayat depresi pada keluarga lebih sering dijumpai pada pasien fibromyalgia dibandingkan dengan artritis rheumatoid.Kadar serotonin yang rendah pada pasien fibromyalgia berkorelasi dengan tender point dan kadar triptopan yang rendah menyebabkan serotonin juga menurun dan mengakibatkan rasa nyeri persisten yang difus pada pasien. Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson distimulasi. Peningkatan kadar substansi P meningkatkan sensitivitas saraf terhadap nyeri. Kadar substansi P yang tinggi menyebabkan stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus nosiseptif oleh penderita fibromialgia. Kadar substansi P yang meningkat di cairan cerebrospinal pasien fibromialgia juga mungkin berperan dalam menyebarkan nyeri otot. Peneliti pada 4 studi yang independen melaporkan kadar substansi P pada pasien fibromialgia meningkat sampai 2-3 kali kadar pada individu normal.Manifestasi Klinis Sindrom fibromyalgia menampilkan 4 jenis gambaran klinis yang saling berkaitan, yaitu:1. Gambaran utama, berupa keluhan nyeri muskuloskeletal generalisata kronis yang meluas dan nyeri tekan yang terlokalisir pada otot dan insersi otot dengan tendon. Keluhan ini 97% didapatkan2. Gambaran karakteristik. Berupa keluhan kelelahan( fatique), kaku pada pagi hari (morning stiffness) dan tidur tidak nyenyak atau terganggu (non refereshed or disturbed sleep) yang ditemukan pada 75%kasus3. Gambaran umum, bukan merupakan keluhan penting, ditemukan pada 25% pasien. Keluhan tersebut antara lain : Irritable Bowel Syndrome, fenomena Raynaud, nyeri kepala, rasa bengkak, aparastesia, psikologik abnormal dan disabilitas fungsi4. Koeksistensi dengan beberapa gangguan reumatik yang gejalanya saling tumpang tindih dengan sindrom fibromyalgia seperti artritis, nyeri pinggang bawah, nyeri tengkuk dan tendonitis

Ada 3 gejala utama yang dikenal dengan TRIAD Fibromialgia, yaitu :1. Nyeri muskuloskeletal Lokasi nyeri yang sering dijumpai adalah pada aksial, yaitu di sekeliling bahu, leher dan belakang bawah (low back). Paling menonjol pada servikal dan lumbal. Sebagian pasien mengeluh nyeri otot dan rasa lemah, walaupun secara objektif tidak ditemukan kelemahan otot2. Kekakuan (stiffness) Merupakan gejala umum paling sering dijumpai, seperti pada pasien reumatik lainnya. Rasa kaku terutama pada pagi hari dan membaik setelah bergerak, walaupun pada pasien dapat berlangsung selama 3 hari3. Kelelahan (fatique) Keluhan ini erat kaitannya dengan gangguan tidur. Gangguan tidur berupa sering terbangun malam hari sehingga pasien tidak segar pada saat bangun tidur dan merasa sangat lelah. Gangguan tidur juga ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap intensitas nyeri, kelelahan sepanjang hari dan kaku pagi hari.DiagnosisKriteria DiagnostikPada tahun 1990 kriteria diagnostik resmi untuk FM didirikan oleh American College of Reumatologi (ACR). 1. Riwayat nyeri yang meluas : Definisi: Nyeri dianggap menyebar jika ada di seluruh lokasi berikut : Nyeri di sisi kiri tubuh, Nyeri di sisi kanan tubuh Nyeri di atas pinggang, dan Nyeri di bawah pinggang Nyeri rangka aksial skeletal (nyeri vertebra servikal, dada depan, vertebra thorakalis, atau low back)2. Nyeri pada 11 tempat dari 18 Point Tender Site dengan Palpasi : Ada delapan belas tender point yang dokter cari dalam membuat diagnosis fibromyalgia. Menurut ACR yang termasuk persyaratan, yaitu pasien harus memiliki 11 dari 18 poin tender untuk didiagnosa dengan fibromyalgia. Sekitar empat kilogram tekanan (atau sekitar 9 lbs.) Harus diterapkan ke titik tender, dan pasien harus menunjukkan bahwa lokasi tender point terasa sakit.

Delapan belas tender point site : 1 & 2, tengkuk: bilateral, pada insersi otot suboccipital. 3 & 4, cervical bawah: bilateral, pada aspek anterior dari ruang intertransverse di C5-C7. 5 & 6, trapezius: bilateral, pada titik tengah batas atas. 7 & 8, supraspinatus: bilateral, di atas tulang belakang skapula dekat perbatasan medial. 9 & 10, Kedua tulang iga: bilateral, di persimpangan kostokondral kedua, hanya lateral persimpangan pada permukaan atas. 11 & 12, lateral epikondilus: bilateral, cm 2 distal ke epicondyles. 13 & 14, glutealis: bilateral, dalam kuadran atas luar pantat di lipatan anterior otot. 15 & 16, Greater trokanter: bilateral, posterior ke trokanterika prominens. 17 & 18, Lutut: bilateral, di lapisan lemak proksimal medial.

Diagnosis fibromyalgia dapat ditegakkan apabila pasien memenuhi kedua kriteria ACR 1990, yaitu riwayat nyeri muskuloskeletal yang menyebar minimal 3 bulan dan nyeri yang signifikan pada minimal 11 dari 18 tender points (Gambar 1) jika dilakukan palpasi dengan jari. Kriteria ACR sangat bermanfaat dalam menegakkan diagnosis, meskipun beberapa pasien memiliki jumlah tender sites yang lebih sedikit dan nyeri regional yang lebih, sehingga didiagnosis fibromyalgia. Pemeriksaan neurologis muskuloskeletal dan laboratorium tetap normal pada fibromyalgia.

Gambar 1. Lokasi Tender Points diagnosis Fibromialgia

Diagnosis Banding Sindrom nyeri miofasial Artritis rheumatoid Polymyalgia rheumatika/Giamt cell arteritis Polimiositis/dermatomiositis Miopati karena kelainan endokrin hiptiroid, hipertiroid, hipoparatiroid, hiperparatiroid, insufisiensi adrenal Miopati metabolic (glycogen storage disease,lipid myopathies) Neurosis (depresi,ansietas) Karsinoma metastase Sindrom fatique kronis Parkinsonisme (fase diskinetik)

TatalaksanaSecara keseluruhan tim multidisiplin diperlukan untuk tatalaksana fibromialgia secara optimal. Tim multidisiplin tersebut terdiri atas spesialis rehabilitasi medik, psikiater, terapis fisik, dan ahli lainnya. Tatalaksana fibromialgia dapat dibagi menjadi tatalaksana medikamentosa dan non-medikamentosa. Non-MedikamentosaTatalaksana non-medikamentosa, selain untuk mengurangi nyeri, gangguan tidur serta depresi juga digunakan untuk mengatasi kelelahan otot.a. Edukasi pasienEdukasi pasien merupakan salah satu tatalaksana fibromialgia yang paling penting. Edukasi pasien harus dilakukan sebagai langkah pertama dalam tatalaksana pasien fibromialgia. Pasien perlu diinformasikan mengenai penyakit yang sedang dialaminya. Pasien juga perlu diinformasikan bahwa fibromyalgia tidak menyebabkan kelumpuhan dan tidak bersifat degeneratif, serta terdapat pengobatan untuk penyakit ini.b. Mengurangi stressKonsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam tatalaksana depresi dan cemas pada pasien fibromialgia. Stres dalam kehidupan harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien harus diberikan pertolongan mengenai bagaimana menghadapi stres.c. LatihanUntuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke otot secara bergantian masing-masing 15-20 menit diselingi waktu untuk kembali ke suhu normal. Pelatihan biofeedback yang intens (misalnya dua kali sehari untuk seminggu) seringkali penting untuk nyeri otot yang kronik dan menyebar. Teknik tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural yang biasanya berfungsi tanpa disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot untuk mendeteksi aktivitasnya. Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong pasien mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal setelah kontraksi.Teknik lain untuk mengurangi nyeri ialah spray and stretch. Vapocoolant spray disemprotkan dengan pola menyapu searah serat otot untuk melemaskan otot, sambil dilakukan peregangan otot secara pasif oleh pasien atau klinisi. Peregangan adalah elemen kunci dari pengurangan nyeri, meskipun mekanismenya belum diketahui.Hal lain yang perlu diatasi pada pasien fibromialgia adalah gangguan yang terjadi pada otot. Untuk itu, olahraga dapat menjadi solusi dan penting untuk disarankan. Selain meregangkan dan memperkuat otot, olahraga juga dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular Hal tersebut selanjutnya dapat menyebabkan depresi, menurunnya rasa percaya diri, dan stres yang memicu nyeri lebih lanjut. Olahraga aerobik juga baik untuk pasien dan dimulai setelah terjadi perbaikan tidur serta berkurangnya nyeri serta kelelahan. Olahraga dilakukan mula-mula pada level rendah dan pasien sebaiknya berolahraga 20-30 menit, 3-4 hari seminggu.Terapi lain dapat membantu dengan derajat yang berbeda-beda, misalnya injeksi, modifikasi perilaku, hipnoterapi, kompresi iskemik, olahraga dan pengaturan stress namun, yang tidak boleh dilupakan ialah perbaikan postur dan mekanika tubuhMedikamentosaTatalaksana medikamentosa dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, gangguan tidur serta depresi dan kecemasan. Berikut adalah beberapa kategori yang paling umum digunakan obat untuk fibromialgia.a. AnalgesikAnalgesik adalah obat penghilang rasa sakit.Mereka berkisar dari over-the-counter acetaminophen (Tylenol) untuk obat resep, seperti tramadol (Ultram), dan persiapan narkotika bahkan lebih kuat.Untuk subset dari orang dengan fibromialgia, obat narkotika yang diresepkan untuk nyeri otot yang parah.b. Anti-inflamasi nonsteroid Obat (NSAIDs)Seperti namanya, obat anti-inflammatory drugs, termasuk aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin), naproxen dan sodium (Anaprox, Aleve), digunakan untuk mengobati peradangan. Meskipun peradangan bukan merupakan gejala fibromyalgia, NSAID juga mengurangi rasa sakit.Obat-obatan bekerja dengan menghambat substansi dalam tubuh yang disebut prostaglandin, yang memainkan peran dalam rasa sakit dan peradangan.Obat-obat ini dapat membantu meringankan nyeri otot fibromyalgia dan dapat meredakan kram menstruasi dan sakit kepala sering dikaitkan dengan fibromialgia.c. AntidepresanObat ini bekerja sama dengan baik pada pasien fibromialgia dengan atau tanpa depresi, karena antidepresan meningkatkan tingkat bahan kimia tertentu di otak (termasuk serotonin dan norepinefrin) yang tidak hanya terkait dengan depresi, tetapi juga dengan rasa sakit dan kelelahan.Meningkatkan tingkat bahan kimia ini dapat mengurangi rasa sakit pada orang yang memiliki fibromialgia. Beberapa jenis antidepresan untuk orang dengan fibromialgia, dijelaskan di bawah ini. Antidepresan trisiklik.Antidepresan trisiklik dapat membantu mempromosikan tidur restoratif pada orang dengan fibromialgia.Obat ini juga dapat mengendurkan otot-otot menyakitkan dan meningkatkan efek alami tubuh sakit-membunuh zat yang disebut endorfin.Beberapa contoh obat trisiklik digunakan untuk mengobati fibromialgia termasuk amitriptilin hidroklorida (Elavil, Endep), cyclobenzaprine (Cycloflex, Flexeril, Flexiban), doksepin (Adapin, Sinequan), dan nortriptyline (Aventyl, Pamelor). Kedua amitriptilin dan cyclobenzaprine telah terbukti berguna untuk pengobatan fibromyalgia. Selective serotonin reuptake inhibitor.Jika antidepresan trisiklik gagal digunakan antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).Seperti dengan trisiklik, digunakan untuk orang-orang dengan fibromyalgia dalam dosis lebih rendah daripada yang digunakan untuk mengobati depresi.Dengan pelepasan serotonin, obat ini dapat mengurangi kelelahan dan beberapa gejala lain yang terkait dengan fibromialgia. Kelompok SSRI termasuk fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), dan sertraline (Zoloft). SSRI Dapat digunakan bersama dengan antidepresan trisiklik.Penelitian telah menunjukkan bahwa terapi kombinasi dari trisiklik amitriptilin dan fluoxetine SSRI menghasilkan peningkatan lebih besar pada gejala fibromialgia daripada salah satunya saja. Campuran reuptake inhibitorBeberapa antidepresan baru meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin baik dan karena itu dicampur reuptake inhibitor.Contoh-contoh dari obat-obat ini termasuk venlafaxine (Effexor), duloxetine (Cymbalta), dan (Savella).Secara umum, obat ini bekerja lebih baik untuk sakit daripada SSRI, mungkin karena mereka juga meningkatkan norepinefrin, yang mungkin memainkan peran lebih besar dalam transmisi nyeri dari serotonin. BenzodiazepinBenzodiazepin kadang-kadang dapat membantu orang dengan fibromialgia dengan tegang, otot-otot yang menyakitkan dan menstabilkan gelombang otak tidak menentu yang dapat mengganggu tidur nyenyak.Benzodiazepin juga dapat meringankan gejala sindrom nyeri kaki, gangguan neurologis yang lebih umum di antara orang dengan fibromialgia.Kelainan ini ditandai oleh sensasi tidak menyenangkan di kaki dan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan kaki, terutama ketika beristirahat. Benzodiazepin biasanya hanya untuk orang-orang yang tidak respon dengan terapi lain karena potensi untuk kecanduan. Benzodiazepin termasuk clonazepam (Klonopin) dan diazepam (Valium). Obat LainIrritable bowel syndrome (IBS) Difenoksilat / atropin (Lotomil) Suplemen serat atau pencahar untuk meringankan sembelit Loperamide (Imodium) Untuk diare. Alosetron (Lotronex)Untuk pengobatan IBS berat dengan diare yang tidak merespon pengobatan lain. Lubiprostone (Amitiza)Untuk pengobatan IBS dengan sembelit. Obat antispasmodic Obat tidurUntuk memperbaiki kualitas tidur, digunakan trisiklik seperti amitriptilin (10-50 mg), nortriptilin (10-75 mg), dan doksepin (10-25 mg) atau obat lain seperti siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum tidur. Pemberian obat tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki tahap 4 dari tidur pasien, sehingga terjadi perbaikan klinis. Pengobatan diberikan mulai dari dosis rendah, dan ditingkatkan bila perlu. Efek samping seperti konstipasi, mulut kering, peningkatan berat badan, dan kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di atas, trazodon atau zolpidem juga dapat memperbaiki kualitas tidurPrognosisPasien usia muda dengan gejala ringan cenderung prognosisnya lebih baik, walaupun pasien memberikan respon terhadap pengobatan kadang-kadang masih juga ada keluhan yang ringan tetapi nyeri tersebut dapat ditoleransi. Penyembuhan akan sulit pada pasien yang mempunyai stress emosional berupa ansietas dan depresi, oleh karena itu perlu penatalaksanaan secara multidispliner.KESIMPULAN

Fibromialgia adalah kelainan yang dicirikan oleh nyeri muskuloskeletal yang menyebar dengan penyebaran simetris, kekakuan, mudah lelah, parestesi, dan gangguan tidur. Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapat diketahui, namun fibromyalgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme, trauma, kurangnya latihan, penggunaan otot secara berlebihan, dan perubahan metabolisme otot. Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan yaitu mekanisme pengolahan input yang tidak normal khususnya input nyeri (nosiseptif) pada sistem saraf pusat, kadar serotonin yang rendah, disfungsi poros hipotalamus hipofisis, kadar hormon pertumbuhan yang rendah, dan kadar substansi P yang meningkat. Tatalaksana fibromialgia dapat dibagi menjadi tatalaksana farmakologis dan non-farmakologis. Tatalaksana farmakologis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri, gangguan tidur serta depresi dan kecemasan. Tatalaksana non-farmakologis, selain untuk mengurangi nyeri, gangguan tidur serta depresi juga digunakan untuk mengatasi kelelahan otot. Edukasi untuk mengubah gaya hidup merupakan tatalaksana utama.

DAFTAR PUSTAKA

Winfield J. Fibromyalgia [Online]. 2007 Aug 15 [cited 2007 Dec 26]; Available from: URL: http://www.emedicine.com/med/ topic790.htmGilligand RP. Fibromyalgia [Online]. 2007 Jan 22 [cited 2007 Dec 26]; Available from: URL: http://www.emedicine.com/pmr/ topic47.htmKaltsas and Tsiveriotis, 2013. Fibromyalgia. 2013. Cited 2015 May 10; Available from URL: 10http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279092/Boomershine. 2014. Fibromyalgia. 2014. Cited 2015 May 10; http://emedicine.medscape.com/article/329838-overview#aw2aab6b2b4

15