refarat bell palsy 2

Upload: muhammad-fikri

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    1/25

    REFERAT

    *Kepanitraan Klinik Senior/G1A106082

    **Pembimbing

    BE!S PAS"

    P#tri $l%a Ra&'man* (r) Atti%a Ra'ma Sp)S**

    KEPA+,TRAA+ K,+,K SE+,-R

    BAG,A+ +E$R--G,

    PR-GRA. ST$, PE+,,KA+ -KTER

    RS$) RAE+ .ATTAER PR-,+S, A.B,

    2012

    1

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    2/25

    BAB ,

    PE+A$$A+

    Bells palsy atau prosoplegia adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer,

    terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak

    menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis. Penyakit

    ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur !"#!

    tahun. Peluang untuk terjadinya bells palsy pada laki"laki sama dengan para

    $anita. Pada kehamilan trimester ketiga dan minggu pasca persalinan

    kemungkinan timbulnya bells palsy lebih tinggi dari pada $anita tidak hamil,

    bahkan bisa mencapai 1! kali lipat.1,

    Para ahli menyebutkan bah$a pada bells palsy terjadi proses inflamasi

    akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, disekitar foramen

    stilomastoideus. Bells palsy hampir selalu terjadi unilateral. %amun demikian

    dalam jarak $aktu satu minggu atau lebih dapat terjadi paralisis bilateral. Penyakitini berulang atau kambuh.1

    Paralisis fasialis perifer dapat terjadi pada penyakit"penyakit tertentu,

    misalnya diabetes melitus, hipertensi berat, anestesi lokal pada pencabutan gigi,

    infeksi telinga bagian tengah, sindrom &uillain Barre. 'pabila faktor penyebab

    jelas maka disebut paralisis fasialis perifer dan bukannya bells palsy.1

    Biasanya penderita mengetahui kelumpuhan fasialis dari teman atau

    keluarga atau pada saat bercermin atau sikat gigiberkumur. Pada saat penderita

    menyadari bah$a ia mengalami kelumpuhan pada $ajahnya, maka ia mulai

    merasa takut, malu, rendah diri, mengganggu kosmetik dan kadangkala ji$anya

    tertekan terutama pada $anita dan pada penderita yang mempunyai profesi yang

    mengharuskan ia untuk tampil di muka umum. eringkali timbul pertanyaan di

    dalam hatinya, apakah $ajahnya bisa kembali secara normal atau tidak.,*

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    3/25

    Pada saat penderita menyadari bah$a ia mengalami kelumpuhan pada

    $ajahnya, maka ia merasa takut dan timbul pertanyaan di dalam hatinya apakah ia

    menderita stroke yang berarti separuh tubuhnya akan menjadi lumpuh juga. Bila

    terjadi pada penderita $anita akan menjadi malu dan ji$anya tertekan, takut kalau

    menetap untuk selamanya.

    Permasalahan yang ditimbulkan Bells palsy cukup kompleks, diantaranya

    masalah fungsional, kosmetika dan psikologis sehingga dapat merugikan tugas

    profesi penderita. ehingga diperlukan terapi secara cepat dan tepat untuk

    mencapai pemulihan terbaik fungsi saraf $ajah dan penderita dapat kembali

    melakukan aktivitas kerja sehari"hari serta bersosialisasi dengan masyarakat.

    *

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    4/25

    BAB ,,

    T,+A$A+ P$STAKA

    2)1 e3ini4i

    Bells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (%.+), terjadi

    secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai

    penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis atau kelumpuhan

    fasialis perifer akibat proses non"supuratif, non"neoplasmatik, non"degeneratif

    primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di

    foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang

    mulanya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.1,*

    2)2 Epi(emologi

    nsiden Bells palsy secara pasti sulit ditentukan karena penderita tidak

    hanya berobat ke dokter saraf saja, tetapi kemungkinan ada yang berobat kepada

    dokter umum, dokter -- maupun dokter mata. /ata yang dikumpulkan dari 0

    buah umah sakit di ndonesia didapatkan frekuensi Bells palsy sebesar 12,## 3

    dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia 14*! tahun. 5ebih sering

    0

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    5/25

    terjadi pada $anita daripada pria. -idak didapati perbedaan insiden antara iklim

    panas maupun dingin, tetapi pada beberapa penderita didapatkan adanya ri$ayat

    terpapar udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca terbuka, tidur di lantai

    atau bergadang sebelum menderita bells palsy.,0

    2)5 Etiologi

    'da 0 teori yang dihubungkan dengan etiologi Bells palsy yaitu6,0

    1. -eori iskemik vaskuler

    -erjadi gangguan regulasi sirkulasi darah ke %.+. -erjadi

    vasokontriksi arteriole yang melayani %.+ sehingga terjadi iskemik,

    kemudian diikuti oleh dilatasi kapiler dan permeabilitas kapiler yang

    meningkat dengan akibat terjadi transudasi. 7airan transudat yang keluar akan

    menekan dinding kapiler limfe sehingga menutup. elanjutnya akan

    menyebabkan keluar cairan lagi dan akan lebih menekan kapiler dan venula

    dalam kanalis fasialis sehingga terjadi iskemik.

    . -eori infeksi virus

    Bells palsy sering terjadi setelah penderita mengalami penyakit virus,

    sehingga menurut teori ini penyebab bells palsy adalah virus. 8uga dikatakan

    bah$a perjalanan klinis bells palsy menyerupai viral neurophaty pada saraf

    perifer lainnya.

    *. -eori herediter

    Penderita bells palsy kausanya herediter, autosomal dominan. Bells

    palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis yang sempit pada keturunan atau

    keluarga tersebut, sehingga menyebabkan predisposisi untuk terjadinya paresis

    fasialis.

    #

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    6/25

    0. -eori imunologi

    /ikatakan bah$a Bells palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap

    infeksi virus yang timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi.

    Berdasarkan teori ini maka penderita bells palsy diberikan pengobatan

    kotikosteroid dangan tujuan untuk mengurangi inflamasi dan edema di dalam

    kanalis 9allopii dan juga sebagai immunosupresor.

    2) Pato3i4iologi

    Patofisiologi timbulnya Bell:s Palsy secara pasti masih dalam perdebatan.

    %.+ berjalan melalui bagian dari tulang temporal yang disebut dengan kanalis

    fasialis. 'danya edema dan ischemia menyebabkan kompresi dari %.+ dalam

    kanalis tulang ini, karena itu ia terjepit di dalam foramen stilomastoideum dan

    menimbulkan kelumpuhan fasialis 5;%.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    7/25

    2)7 Gambaran Klini4 (an Kel#'an

    Biasanya timbul secara mendadak, penderita menyadari adanya

    kelumpuhan pada salah satu sisi $ajahnya pada $aktu bangun pagi, bercermin

    atau saat sikat gigiberkumur atau diberitahukan oleh orang lainkeluarga bah$a

    salah satu sudutnya lebih rendah. Bells palsy hampir selalu unilateral. &ambaran

    klinis dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total.

    Pada sisi $ajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan

    nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun, bila minum atau berkumur

    air menetes dari sudut ini, kelopak mata tidak dapat dipejamkan sehingga fisura

    papebra melebar serta kerut dahi menghilang.1,,*

    Bila penderita disuruh untuk memejamkan matanya maka kelopak mata

    pada sisi yang lumpuh akan tetap terbuka dimana kelumpuhan %.+ yang

    mempersyarafi m.orbikularis okuli dapat menyebabkan lagoftalmus yaitu palpebra

    tidak dapat menutup dengan sempurna.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    8/25

    bah$a pada sisi yang lumpuh tidak mengembung. /isamping itu makanan

    cenderung terkumpul diantara pipi dan gusi sisi yang lumpuh. elain kelumpuhan

    seluruh otot $ajah sesisi, tidak didapati gangguan lain yang mengiringnya, bila

    paresisnya benar"benar bersifat Bells palsy.,*,>

    Bila khorda timpani juga ikut terkena, maka terjadi gangguan pengecapan

    dari * depan lidah yang merupakan ka$asan sensorik khusus %.intermedius. dan

    bila saraf yang menuju ke m.stapedius juga terlibat, maka akan terjadi hiperakusis.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    9/25

    &angguan Pengecapan60,#,?

    epertiga pasien Bell Palsy melaporkan gangguan pengecapan, dimana

    ?!3 dari penderita Bell Palsy mengalami penurunan kemampuan merasa.

    pasme 9asial0,#,?

    pasme fasial adalah komplikasi yang jarang dari Bell Palsy, terjadi akibat

    kontraksi tonic pada salah satu sisi $ajah. pasme ini biasanya terjadi pada saat

    stress dan timbul akibat kompreksi dari akar %ervus + akibat gangguan

    pembuluh darah, tumor, ataupun proses demielinisasi akar saraf. pasme ini lebih

    sering menyerang pada usia #! atau =!an. elain itu juga dapat timbul ynkinesis

    yaitu suatu kontraksi abnormal dari otot $ajah saat tersenyum atau menutup

    mata, contoh yang dapat terjadi adalah mulut pasien tertarik ketika tersenyum

    atau ketika mengedipkan mata.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    10/25

    c. 5esi yang lebih tinggi dalam canalis fasialis dan mengenal muskulus

    stapedius

    &ejala tanda klinik seperti pada (a) dan (b) ditambah adanya hiperakusis.

    d. 5esi yang mengenai ganglion geniculatum.

    &ejala tanda klinik seperti pada (a), (b), dan (c) ditambah onsetnya

    seringkali akut dengan rasa nyeri di belakang dan didalam telinga. erpes

    oster pada tympanium dan concha dapat mendahului keadaan timbul

    parese nervus fasilais. indrome amsay unt merupakan Bells yang

    disertai herpes oster pada ganglion geniculatum, lesi 4 lesi herpetik

    terlihat pada membrana tympani, canalis auditorium eksterna, dan pada

    pinna.

    e. 5esi di dalam ;eatus 'uditorius nternus

    &ejala " gejala Bells Palsy di atas ditambah ketulian akibat terkenanya

    nervus +.

    f. 5esi pada tempat keluarnya %ervus 9asialis dari Pons

    5esi di pons yang terletak disekitar inti nervus abdduces bisa merusak akar

    nervus fasialis, inti nervus abducens dan fasikulus longituinalis medialis.

    5esi pada daerah tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan muskulus

    rectus lateralis atau gerakan melirik kearah lesi.

    g. &angguan gerakan pada otot $ajah yang sering dijumpai ialah gerakan

    involunter yang dinamakan tic fasialis atau spasmus klonik fasialis. ebab

    dan mekanisme sebenarnya belum diketahui yang dianggap sebagai

    sebabnya adalah suatu rangsangan iritatif di ganglion feniculatum. %amun

    demikian gerakan " gerakan otot $ajah involunter bisa bangkit juga

    sebagai suatu pencerminan kegelisahan atau depresi. Pada gerakan

    involunter tersebut, sudut muka terangkat dan kelompok mata memejam

    secara berlebihan.

    1!

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    11/25

    2)6 iagno4a

    /iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa serta beberapa pemeriksaanfisik, dalam hal ini yaitu pemeriksaan neurologis. Cntuk menegakkan diagnosis

    suatu bells palsy harus ditetapkan dulu adanya paresis fasialis tipe perifer,

    kemudian menyingkirkan semua kemungkinan penyebabnya paresis fasialis

    tersebut.

    Paresis fasialis perifer berbeda dari tipe sentral. Pada tipe sentral yang

    terganggu atau paresis hanya pada bagian ba$ah $ajah saja.

    'namnesa 60,#,?

    " asa nyeri.

    " &angguan atau kehilangan pengecapan.

    " i$ayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada malam hari

    di ruangan terbuka atau di luar ruangan.

    " i$ayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi

    saluran pernafasan, otitis, herpes, dan lain"lain.

    11

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    12/25

    Pemeriksaan 60,#,?

    1. Pemeriksaan neurologi

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    13/25

    b. Pemeriksaan sensorik pada nervus fasialis.0,#,?

    ensasi pengecapan diperiksa sebagai berikut 6 rasa manis

    diperiksa pada bagian ujung lidah dengan bahan berupa garam, dan

    rasa asam diperiksa pada bagian tengah lidah dengan bahan asam

    sitrat. Pengecapan * depan lidah 6 pengecapan pada sisi yang tidak

    sehat kurang tajam.

    c. Pemeriksaan efleks.0,#,?

    Pemeriksaan reflek yang dilakukan pada penderita Bells Palsyadalah pemeriksaan reflek kornea baik langsung maupun tidak

    langsung dimana pada paresis nervus + didapatkan hasil berupa

    pada sisi yang sakit kedipan mata yang terjadi lebih lambat atau tidak

    ada sama sekali. elain itu juga dapat diperiksa refleks nasopalpebra

    pada orang sehat pengetukan ujung jari pada daerah diantara kedua

    alis langsung dija$ab dengan pemejaman kelopak mata pada sisi,

    sedangkan pada paresis facialis jenis perifer terdapat kelemahan

    kontraksi m. orbikularis oculi (pemejaman mata pada sisi sakit).

    Beberapa pemeriksaan sederhana lain yang dapat dilakukan

    untuk membantu penegakkan diagnosa antara lain 6

    " tethoscope 5oudness -est

    Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai fungsi dari

    muskulus stapedius. Pasien diminta menggunakan stetoskop

    1*

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    14/25

    kemudian dibunyikan garpu tala pada membran stetoskop, maka

    suara yang keras akan terlateralisasi ke sisi muskulus stapedius

    yang lumpuh

    " chirmer Blotting -est.

    Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi lakrimasi.

    /igunakan benDene yang menstimulasi refleks nasolacrimalis

    sehingga dapat dibandingkan keluar air mata dapat dibandingkan

    antara sisi yang lumpuh dan yang normal.

    2. Pemeriksaan radiologis.0,#,?

    Pemeriksaan adiologis yang dapat dilakukan untuk Bell:s Palsy

    antara lain adalah ; (;agnetic esonance maging) dimana pada

    pasien dengan Bell Palsy dapat timbul gambaran kelainan pada nervus

    fasialis. elain itu pemeriksaan ; juga berguna apabila penderita

    mengalami

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    15/25

    vesikel"vesikel yang terasa amat nyeri di daun telinga.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    16/25

    2)8 Terapi

    1. -erapi medikamentosa 6,2

    " hari.,2

    " Penggunaan obat antiviral (acyclovir) dengan kortioksteroid. Penggunaan

    'ciclovir 0!! mg sebanyak # kali per hari P.E selama 1! hari. 'tau

    penggunaan +alacyclovir #!! mg sebanyak kali per hari P.E selama lima

    hari, penggunaan +alacyclovir memiliki efek yang lebih baik.,2

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    17/25

    harus dita$arkan terapi kombinasi. Pasien yang datang dengan

    kelumpuhan saraf $ajah lengkap memiliki tingkat lebih rendah pemulihan

    spontan dan mungkin lebih mungkin memperoleh manfaat dari

    pengobatan.1!

    Penelitian lain %umthavaj .P et al menyimpulkan dalam mengobati

    Bells palsy dengan antiviral ditambah kortikosteroid dapat menyebabkan

    sedikit lebih tinggi tingkat pemulihan dibandingkan dengan mengobati

    dengan prednison saja tapi ini tidak cukup bermakna secara statistik,

    prednisone merupakan pengobatan berbasis bukti terbaik.11

    Berbeda dengan 9rank ; et al yang menyatakan pasien dengan

    Bells palsy, pera$atan dini dengan prednisolon secara signifikan

    meningkatkan kemungkinan pemulihan lengkap pada * dan 2 bulan. -idak

    ada bukti dari manfaat mengingat pengobatan tunggal atau manfaat

    tambahan dalam kombinasi dengan prednisolon atau asiklovir.1

    &oudakos 8< and ;arkou

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    18/25

    " espon terhadap tes listrik antara sisi sehat dan sakit berbeda ,# m'.

    Beberapa terapi bedah yang dapat dilakukan antara lain dekompresi

    nervus 9asialis, ubocularis Eculi 9at 5ift (EE9), mplantasi alat ke dalam

    kelopak mata, tarsorrhapy, transposisi otot muskulus temporalis, facial nerve

    graftingdan direct bro$ lift.

    -iemstra 8/ and

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    19/25

    -ujuan rehabilitasi medik adalah 62

    ;eniadakan keadaan cacat bila mungkin

    ;engurangi keadaan cacat sebanyak mungkin

    ;elatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan

    bekerja dengan apa yang tertinggal.

    Cntuk mencapai keberhasilan dalam tujuan rehabilitasi yang efektif

    dan efisien maka diperlukan tim rehabilitasi medik yang terdiri dari dokter,fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, ahli $icara, psikolog, petugas

    sosial medik dan pera$at rehabilitasi medik.2

    esuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu

    dari segi medik, sosial dan kekaryaan, maka tujuan rehabilitasi medik pada

    Bells palsy adalah untuk mengurangimencegah paresis menjadi bertambah

    dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologinya agar penderita

    tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari"hari. Program"program

    yang diberikan adalah program fisioterapi, okupasi terapi, sosial medik,

    psikologi dan ortotik prostetik, sedang program pera$at rehabilitasi dan terapi

    $icara tidak banyak berperan. 2

    1) Program 9isioterapi0,#,2

    " Pemanasan

    a. Pemanasan superfisial dengan infra red.

    b. Pemanasan dalam berupa hort$ave /iathermy atau ;icro$ave

    /iathermy.

    " timulasi listrik

    -ujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot

    untuk mencegahmemperlambat terjadi atrofi sambil menunggu proses

    12

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    20/25

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    21/25

    latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan

    cermin.

    *) Program osial ;edik 0,#,2

    Penderita Bells palsy sering merasa malu dan menarik diri dari

    pergaulan sosial. Problem sosial biasanya berhubungan dengan tempat

    kerja dan biaya. Petugas sosial medik dapat membantu mengatasi dengan

    menghubungi tempat kerja, mungkin untuk sementara $aktu dapat bekerja

    pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan umum. Cntuk

    masalah biaya, dibantu dengan mencarikan fasilitas kesehatan di tempat

    kerja atau melalui keluarga. elain itu memberikan penyuluhan bah$a

    kerja sama penderita dengan petugas yang mera$at sangat penting untuk

    kesembuhan penderita.

    0) Program Psikologik 0,#,2

    Cntuk kasus"kasus tertentu dimana ada gangguan psikis amat

    menonjol, rasa cemas sering menyertai penderita terutama pada penderita

    muda, $anita atau penderita yang mempunyai profesi yang mengharuskan

    ia sering tampil di depan umum, maka bantuan seorang psikolog sangat

    diperlukan.

    #) Program Ertotik 4 Prostetik 0,#,2

    /apat dilakukan pemasangan HIJ plester dengan tujuan agar sudut

    mulut yang sakit tidak jatuh. /ianjurkan agar plester diganti tiap ? jam.

    Perlu diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering terjadi. Pemasangan

    HIJ plester dilakukan jika dalam $aktu * bulan belum ada perubahan pada

    penderita setelah menjalani fisioterapi. al ini dilakukan untuk mencegah

    teregangnya otot ygomaticus selama parese dan mencegah terjadinya

    kontraktur.

    =) ome Program6 0,#,2

    1

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    22/25

    a.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    23/25

    /alam hal ini otot"otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau

    tersendiri, selalu timbul gerakan bersama. 7ontohnya yaitu6

    Bila pasien disuruh memejamkan mata, maka akan timbul gerakan

    (involunter) elevasi sudut mulut, kontraksi platisma, atau berkerutnya

    dahi.

    Pada saat meperlihatkan gigi (menyeringai), maka mata penderita pada sisi

    sakit manjadi tertutup.

    Bila penderita menggerakkan suatu bagian $ajahnya, maka semua otot

    $ajah pada sisi lumpuh manjadi kontraksi.

    Penyebabnya adalah innervasi yang salah, serabut saraf yang

    mengalami regenerasi bersambung dengan serabut"serabut otot yang

    salahkeliru.

    c. 7lonic fasial spasm (emifacial spasm)

    -imbul HkedutanJ (otot $ajah bergerak secara spontan dan tidak

    terkendali) pada $ajah yang pada stadium a$al hanya mengenai 1 sisi $ajah

    saja tetapi kemudian kontraksi ini dapat mengenai pada sisi lainnya. Bila

    mengenai kedua sisi $ajah, maka tidak terjadi bersamaan pada kedua sisi

    $ajah.

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    24/25

  • 8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2

    25/25

    KES,.P$A+

    1. Bells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (%.+), terjadi secara

    akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai

    penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis.

    . 'da 0 teori yang dihubungkan dengan etiologi Bells palsy yaitu teori

    iskemik vaskuler, teori infeksi virus, teori herediter, teori imunologi.

    *. &ambaran klinis bells palsy dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter

    pada kelumpuhan total. Pada sisi $ajah yang terkena, ekspresi akan

    menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut

    menurun, bila minum atau berkumur air menetes dari sudut ini dan

    lagoftalmus.

    #. Penatalaksanaannya dengan terapi medikamentosa yaitu kortikosteroid,

    vitamin B1, B= dan B1, analgesic, penggunaan obat antiviral (acyclovir).

    8uga dilakukan rehabilitasi medik, pera$atan mata seperti memakai obat

    salap mata (golongan artifial tears), memakai kaca, kelopak mata diplaster

    dan jika keadaan terlalu berat pada lagoftalmus dilakukan tarsorafi ataupun

    blefarofati.

    =. 'ntara ?!"?#3 penderita akan sembuh sempurna dalam $aktu * bulan.

    Paralisis ringan atau sedang pada saat gejala a$al terjadi merupakan tanda

    prognosis baik.