refarat bell palsy 2
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
1/25
REFERAT
*Kepanitraan Klinik Senior/G1A106082
**Pembimbing
BE!S PAS"
P#tri $l%a Ra&'man* (r) Atti%a Ra'ma Sp)S**
KEPA+,TRAA+ K,+,K SE+,-R
BAG,A+ +E$R--G,
PR-GRA. ST$, PE+,,KA+ -KTER
RS$) RAE+ .ATTAER PR-,+S, A.B,
2012
1
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
2/25
BAB ,
PE+A$$A+
Bells palsy atau prosoplegia adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer,
terjadi secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak
menyertai penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis. Penyakit
ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur !"#!
tahun. Peluang untuk terjadinya bells palsy pada laki"laki sama dengan para
$anita. Pada kehamilan trimester ketiga dan minggu pasca persalinan
kemungkinan timbulnya bells palsy lebih tinggi dari pada $anita tidak hamil,
bahkan bisa mencapai 1! kali lipat.1,
Para ahli menyebutkan bah$a pada bells palsy terjadi proses inflamasi
akut pada nervus fasialis di daerah tulang temporal, disekitar foramen
stilomastoideus. Bells palsy hampir selalu terjadi unilateral. %amun demikian
dalam jarak $aktu satu minggu atau lebih dapat terjadi paralisis bilateral. Penyakitini berulang atau kambuh.1
Paralisis fasialis perifer dapat terjadi pada penyakit"penyakit tertentu,
misalnya diabetes melitus, hipertensi berat, anestesi lokal pada pencabutan gigi,
infeksi telinga bagian tengah, sindrom &uillain Barre. 'pabila faktor penyebab
jelas maka disebut paralisis fasialis perifer dan bukannya bells palsy.1
Biasanya penderita mengetahui kelumpuhan fasialis dari teman atau
keluarga atau pada saat bercermin atau sikat gigiberkumur. Pada saat penderita
menyadari bah$a ia mengalami kelumpuhan pada $ajahnya, maka ia mulai
merasa takut, malu, rendah diri, mengganggu kosmetik dan kadangkala ji$anya
tertekan terutama pada $anita dan pada penderita yang mempunyai profesi yang
mengharuskan ia untuk tampil di muka umum. eringkali timbul pertanyaan di
dalam hatinya, apakah $ajahnya bisa kembali secara normal atau tidak.,*
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
3/25
Pada saat penderita menyadari bah$a ia mengalami kelumpuhan pada
$ajahnya, maka ia merasa takut dan timbul pertanyaan di dalam hatinya apakah ia
menderita stroke yang berarti separuh tubuhnya akan menjadi lumpuh juga. Bila
terjadi pada penderita $anita akan menjadi malu dan ji$anya tertekan, takut kalau
menetap untuk selamanya.
Permasalahan yang ditimbulkan Bells palsy cukup kompleks, diantaranya
masalah fungsional, kosmetika dan psikologis sehingga dapat merugikan tugas
profesi penderita. ehingga diperlukan terapi secara cepat dan tepat untuk
mencapai pemulihan terbaik fungsi saraf $ajah dan penderita dapat kembali
melakukan aktivitas kerja sehari"hari serta bersosialisasi dengan masyarakat.
*
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
4/25
BAB ,,
T,+A$A+ P$STAKA
2)1 e3ini4i
Bells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (%.+), terjadi
secara akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai
penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis atau kelumpuhan
fasialis perifer akibat proses non"supuratif, non"neoplasmatik, non"degeneratif
primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di
foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang
mulanya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.1,*
2)2 Epi(emologi
nsiden Bells palsy secara pasti sulit ditentukan karena penderita tidak
hanya berobat ke dokter saraf saja, tetapi kemungkinan ada yang berobat kepada
dokter umum, dokter -- maupun dokter mata. /ata yang dikumpulkan dari 0
buah umah sakit di ndonesia didapatkan frekuensi Bells palsy sebesar 12,## 3
dari seluruh kasus neuropati dan terbanyak pada usia 14*! tahun. 5ebih sering
0
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
5/25
terjadi pada $anita daripada pria. -idak didapati perbedaan insiden antara iklim
panas maupun dingin, tetapi pada beberapa penderita didapatkan adanya ri$ayat
terpapar udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca terbuka, tidur di lantai
atau bergadang sebelum menderita bells palsy.,0
2)5 Etiologi
'da 0 teori yang dihubungkan dengan etiologi Bells palsy yaitu6,0
1. -eori iskemik vaskuler
-erjadi gangguan regulasi sirkulasi darah ke %.+. -erjadi
vasokontriksi arteriole yang melayani %.+ sehingga terjadi iskemik,
kemudian diikuti oleh dilatasi kapiler dan permeabilitas kapiler yang
meningkat dengan akibat terjadi transudasi. 7airan transudat yang keluar akan
menekan dinding kapiler limfe sehingga menutup. elanjutnya akan
menyebabkan keluar cairan lagi dan akan lebih menekan kapiler dan venula
dalam kanalis fasialis sehingga terjadi iskemik.
. -eori infeksi virus
Bells palsy sering terjadi setelah penderita mengalami penyakit virus,
sehingga menurut teori ini penyebab bells palsy adalah virus. 8uga dikatakan
bah$a perjalanan klinis bells palsy menyerupai viral neurophaty pada saraf
perifer lainnya.
*. -eori herediter
Penderita bells palsy kausanya herediter, autosomal dominan. Bells
palsy terjadi mungkin karena kanalis fasialis yang sempit pada keturunan atau
keluarga tersebut, sehingga menyebabkan predisposisi untuk terjadinya paresis
fasialis.
#
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
6/25
0. -eori imunologi
/ikatakan bah$a Bells palsy terjadi akibat reaksi imunologi terhadap
infeksi virus yang timbul sebelumnya atau sebelum pemberian imunisasi.
Berdasarkan teori ini maka penderita bells palsy diberikan pengobatan
kotikosteroid dangan tujuan untuk mengurangi inflamasi dan edema di dalam
kanalis 9allopii dan juga sebagai immunosupresor.
2) Pato3i4iologi
Patofisiologi timbulnya Bell:s Palsy secara pasti masih dalam perdebatan.
%.+ berjalan melalui bagian dari tulang temporal yang disebut dengan kanalis
fasialis. 'danya edema dan ischemia menyebabkan kompresi dari %.+ dalam
kanalis tulang ini, karena itu ia terjepit di dalam foramen stilomastoideum dan
menimbulkan kelumpuhan fasialis 5;%.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
7/25
2)7 Gambaran Klini4 (an Kel#'an
Biasanya timbul secara mendadak, penderita menyadari adanya
kelumpuhan pada salah satu sisi $ajahnya pada $aktu bangun pagi, bercermin
atau saat sikat gigiberkumur atau diberitahukan oleh orang lainkeluarga bah$a
salah satu sudutnya lebih rendah. Bells palsy hampir selalu unilateral. &ambaran
klinis dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter pada kelumpuhan total.
Pada sisi $ajah yang terkena, ekspresi akan menghilang sehingga lipatan
nasolabialis akan menghilang, sudut mulut menurun, bila minum atau berkumur
air menetes dari sudut ini, kelopak mata tidak dapat dipejamkan sehingga fisura
papebra melebar serta kerut dahi menghilang.1,,*
Bila penderita disuruh untuk memejamkan matanya maka kelopak mata
pada sisi yang lumpuh akan tetap terbuka dimana kelumpuhan %.+ yang
mempersyarafi m.orbikularis okuli dapat menyebabkan lagoftalmus yaitu palpebra
tidak dapat menutup dengan sempurna.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
8/25
bah$a pada sisi yang lumpuh tidak mengembung. /isamping itu makanan
cenderung terkumpul diantara pipi dan gusi sisi yang lumpuh. elain kelumpuhan
seluruh otot $ajah sesisi, tidak didapati gangguan lain yang mengiringnya, bila
paresisnya benar"benar bersifat Bells palsy.,*,>
Bila khorda timpani juga ikut terkena, maka terjadi gangguan pengecapan
dari * depan lidah yang merupakan ka$asan sensorik khusus %.intermedius. dan
bila saraf yang menuju ke m.stapedius juga terlibat, maka akan terjadi hiperakusis.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
9/25
&angguan Pengecapan60,#,?
epertiga pasien Bell Palsy melaporkan gangguan pengecapan, dimana
?!3 dari penderita Bell Palsy mengalami penurunan kemampuan merasa.
pasme 9asial0,#,?
pasme fasial adalah komplikasi yang jarang dari Bell Palsy, terjadi akibat
kontraksi tonic pada salah satu sisi $ajah. pasme ini biasanya terjadi pada saat
stress dan timbul akibat kompreksi dari akar %ervus + akibat gangguan
pembuluh darah, tumor, ataupun proses demielinisasi akar saraf. pasme ini lebih
sering menyerang pada usia #! atau =!an. elain itu juga dapat timbul ynkinesis
yaitu suatu kontraksi abnormal dari otot $ajah saat tersenyum atau menutup
mata, contoh yang dapat terjadi adalah mulut pasien tertarik ketika tersenyum
atau ketika mengedipkan mata.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
10/25
c. 5esi yang lebih tinggi dalam canalis fasialis dan mengenal muskulus
stapedius
&ejala tanda klinik seperti pada (a) dan (b) ditambah adanya hiperakusis.
d. 5esi yang mengenai ganglion geniculatum.
&ejala tanda klinik seperti pada (a), (b), dan (c) ditambah onsetnya
seringkali akut dengan rasa nyeri di belakang dan didalam telinga. erpes
oster pada tympanium dan concha dapat mendahului keadaan timbul
parese nervus fasilais. indrome amsay unt merupakan Bells yang
disertai herpes oster pada ganglion geniculatum, lesi 4 lesi herpetik
terlihat pada membrana tympani, canalis auditorium eksterna, dan pada
pinna.
e. 5esi di dalam ;eatus 'uditorius nternus
&ejala " gejala Bells Palsy di atas ditambah ketulian akibat terkenanya
nervus +.
f. 5esi pada tempat keluarnya %ervus 9asialis dari Pons
5esi di pons yang terletak disekitar inti nervus abdduces bisa merusak akar
nervus fasialis, inti nervus abducens dan fasikulus longituinalis medialis.
5esi pada daerah tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan muskulus
rectus lateralis atau gerakan melirik kearah lesi.
g. &angguan gerakan pada otot $ajah yang sering dijumpai ialah gerakan
involunter yang dinamakan tic fasialis atau spasmus klonik fasialis. ebab
dan mekanisme sebenarnya belum diketahui yang dianggap sebagai
sebabnya adalah suatu rangsangan iritatif di ganglion feniculatum. %amun
demikian gerakan " gerakan otot $ajah involunter bisa bangkit juga
sebagai suatu pencerminan kegelisahan atau depresi. Pada gerakan
involunter tersebut, sudut muka terangkat dan kelompok mata memejam
secara berlebihan.
1!
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
11/25
2)6 iagno4a
/iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa serta beberapa pemeriksaanfisik, dalam hal ini yaitu pemeriksaan neurologis. Cntuk menegakkan diagnosis
suatu bells palsy harus ditetapkan dulu adanya paresis fasialis tipe perifer,
kemudian menyingkirkan semua kemungkinan penyebabnya paresis fasialis
tersebut.
Paresis fasialis perifer berbeda dari tipe sentral. Pada tipe sentral yang
terganggu atau paresis hanya pada bagian ba$ah $ajah saja.
'namnesa 60,#,?
" asa nyeri.
" &angguan atau kehilangan pengecapan.
" i$ayat pekerjaan dan adakah aktivitas yang dilakukan pada malam hari
di ruangan terbuka atau di luar ruangan.
" i$ayat penyakit yang pernah dialami oleh penderita seperti infeksi
saluran pernafasan, otitis, herpes, dan lain"lain.
11
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
12/25
Pemeriksaan 60,#,?
1. Pemeriksaan neurologi
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
13/25
b. Pemeriksaan sensorik pada nervus fasialis.0,#,?
ensasi pengecapan diperiksa sebagai berikut 6 rasa manis
diperiksa pada bagian ujung lidah dengan bahan berupa garam, dan
rasa asam diperiksa pada bagian tengah lidah dengan bahan asam
sitrat. Pengecapan * depan lidah 6 pengecapan pada sisi yang tidak
sehat kurang tajam.
c. Pemeriksaan efleks.0,#,?
Pemeriksaan reflek yang dilakukan pada penderita Bells Palsyadalah pemeriksaan reflek kornea baik langsung maupun tidak
langsung dimana pada paresis nervus + didapatkan hasil berupa
pada sisi yang sakit kedipan mata yang terjadi lebih lambat atau tidak
ada sama sekali. elain itu juga dapat diperiksa refleks nasopalpebra
pada orang sehat pengetukan ujung jari pada daerah diantara kedua
alis langsung dija$ab dengan pemejaman kelopak mata pada sisi,
sedangkan pada paresis facialis jenis perifer terdapat kelemahan
kontraksi m. orbikularis oculi (pemejaman mata pada sisi sakit).
Beberapa pemeriksaan sederhana lain yang dapat dilakukan
untuk membantu penegakkan diagnosa antara lain 6
" tethoscope 5oudness -est
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai fungsi dari
muskulus stapedius. Pasien diminta menggunakan stetoskop
1*
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
14/25
kemudian dibunyikan garpu tala pada membran stetoskop, maka
suara yang keras akan terlateralisasi ke sisi muskulus stapedius
yang lumpuh
" chirmer Blotting -est.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi lakrimasi.
/igunakan benDene yang menstimulasi refleks nasolacrimalis
sehingga dapat dibandingkan keluar air mata dapat dibandingkan
antara sisi yang lumpuh dan yang normal.
2. Pemeriksaan radiologis.0,#,?
Pemeriksaan adiologis yang dapat dilakukan untuk Bell:s Palsy
antara lain adalah ; (;agnetic esonance maging) dimana pada
pasien dengan Bell Palsy dapat timbul gambaran kelainan pada nervus
fasialis. elain itu pemeriksaan ; juga berguna apabila penderita
mengalami
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
15/25
vesikel"vesikel yang terasa amat nyeri di daun telinga.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
16/25
2)8 Terapi
1. -erapi medikamentosa 6,2
" hari.,2
" Penggunaan obat antiviral (acyclovir) dengan kortioksteroid. Penggunaan
'ciclovir 0!! mg sebanyak # kali per hari P.E selama 1! hari. 'tau
penggunaan +alacyclovir #!! mg sebanyak kali per hari P.E selama lima
hari, penggunaan +alacyclovir memiliki efek yang lebih baik.,2
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
17/25
harus dita$arkan terapi kombinasi. Pasien yang datang dengan
kelumpuhan saraf $ajah lengkap memiliki tingkat lebih rendah pemulihan
spontan dan mungkin lebih mungkin memperoleh manfaat dari
pengobatan.1!
Penelitian lain %umthavaj .P et al menyimpulkan dalam mengobati
Bells palsy dengan antiviral ditambah kortikosteroid dapat menyebabkan
sedikit lebih tinggi tingkat pemulihan dibandingkan dengan mengobati
dengan prednison saja tapi ini tidak cukup bermakna secara statistik,
prednisone merupakan pengobatan berbasis bukti terbaik.11
Berbeda dengan 9rank ; et al yang menyatakan pasien dengan
Bells palsy, pera$atan dini dengan prednisolon secara signifikan
meningkatkan kemungkinan pemulihan lengkap pada * dan 2 bulan. -idak
ada bukti dari manfaat mengingat pengobatan tunggal atau manfaat
tambahan dalam kombinasi dengan prednisolon atau asiklovir.1
&oudakos 8< and ;arkou
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
18/25
" espon terhadap tes listrik antara sisi sehat dan sakit berbeda ,# m'.
Beberapa terapi bedah yang dapat dilakukan antara lain dekompresi
nervus 9asialis, ubocularis Eculi 9at 5ift (EE9), mplantasi alat ke dalam
kelopak mata, tarsorrhapy, transposisi otot muskulus temporalis, facial nerve
graftingdan direct bro$ lift.
-iemstra 8/ and
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
19/25
-ujuan rehabilitasi medik adalah 62
;eniadakan keadaan cacat bila mungkin
;engurangi keadaan cacat sebanyak mungkin
;elatih orang dengan sisa keadaan cacat badan untuk dapat hidup dan
bekerja dengan apa yang tertinggal.
Cntuk mencapai keberhasilan dalam tujuan rehabilitasi yang efektif
dan efisien maka diperlukan tim rehabilitasi medik yang terdiri dari dokter,fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, ahli $icara, psikolog, petugas
sosial medik dan pera$at rehabilitasi medik.2
esuai dengan konsep rehabilitasi medik yaitu usaha gabungan terpadu
dari segi medik, sosial dan kekaryaan, maka tujuan rehabilitasi medik pada
Bells palsy adalah untuk mengurangimencegah paresis menjadi bertambah
dan membantu mengatasi problem sosial serta psikologinya agar penderita
tetap dapat melaksanakan aktivitas kegiatan sehari"hari. Program"program
yang diberikan adalah program fisioterapi, okupasi terapi, sosial medik,
psikologi dan ortotik prostetik, sedang program pera$at rehabilitasi dan terapi
$icara tidak banyak berperan. 2
1) Program 9isioterapi0,#,2
" Pemanasan
a. Pemanasan superfisial dengan infra red.
b. Pemanasan dalam berupa hort$ave /iathermy atau ;icro$ave
/iathermy.
" timulasi listrik
-ujuan pemberian stimulasi listrik yaitu menstimulasi otot
untuk mencegahmemperlambat terjadi atrofi sambil menunggu proses
12
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
20/25
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
21/25
latihan meniup lilin, latihan menutup mata dan mengerutkan dahi di depan
cermin.
*) Program osial ;edik 0,#,2
Penderita Bells palsy sering merasa malu dan menarik diri dari
pergaulan sosial. Problem sosial biasanya berhubungan dengan tempat
kerja dan biaya. Petugas sosial medik dapat membantu mengatasi dengan
menghubungi tempat kerja, mungkin untuk sementara $aktu dapat bekerja
pada bagian yang tidak banyak berhubungan dengan umum. Cntuk
masalah biaya, dibantu dengan mencarikan fasilitas kesehatan di tempat
kerja atau melalui keluarga. elain itu memberikan penyuluhan bah$a
kerja sama penderita dengan petugas yang mera$at sangat penting untuk
kesembuhan penderita.
0) Program Psikologik 0,#,2
Cntuk kasus"kasus tertentu dimana ada gangguan psikis amat
menonjol, rasa cemas sering menyertai penderita terutama pada penderita
muda, $anita atau penderita yang mempunyai profesi yang mengharuskan
ia sering tampil di depan umum, maka bantuan seorang psikolog sangat
diperlukan.
#) Program Ertotik 4 Prostetik 0,#,2
/apat dilakukan pemasangan HIJ plester dengan tujuan agar sudut
mulut yang sakit tidak jatuh. /ianjurkan agar plester diganti tiap ? jam.
Perlu diperhatikan reaksi intoleransi kulit yang sering terjadi. Pemasangan
HIJ plester dilakukan jika dalam $aktu * bulan belum ada perubahan pada
penderita setelah menjalani fisioterapi. al ini dilakukan untuk mencegah
teregangnya otot ygomaticus selama parese dan mencegah terjadinya
kontraktur.
=) ome Program6 0,#,2
1
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
22/25
a.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
23/25
/alam hal ini otot"otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau
tersendiri, selalu timbul gerakan bersama. 7ontohnya yaitu6
Bila pasien disuruh memejamkan mata, maka akan timbul gerakan
(involunter) elevasi sudut mulut, kontraksi platisma, atau berkerutnya
dahi.
Pada saat meperlihatkan gigi (menyeringai), maka mata penderita pada sisi
sakit manjadi tertutup.
Bila penderita menggerakkan suatu bagian $ajahnya, maka semua otot
$ajah pada sisi lumpuh manjadi kontraksi.
Penyebabnya adalah innervasi yang salah, serabut saraf yang
mengalami regenerasi bersambung dengan serabut"serabut otot yang
salahkeliru.
c. 7lonic fasial spasm (emifacial spasm)
-imbul HkedutanJ (otot $ajah bergerak secara spontan dan tidak
terkendali) pada $ajah yang pada stadium a$al hanya mengenai 1 sisi $ajah
saja tetapi kemudian kontraksi ini dapat mengenai pada sisi lainnya. Bila
mengenai kedua sisi $ajah, maka tidak terjadi bersamaan pada kedua sisi
$ajah.
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
24/25
-
8/10/2019 Refarat Bell Palsy 2
25/25
KES,.P$A+
1. Bells palsy adalah kelumpuhan nervus fasialis perifer (%.+), terjadi secara
akut dan penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) atau tidak menyertai
penyakit lain yang dapat mengakibatkan lesi nervus fasialis.
. 'da 0 teori yang dihubungkan dengan etiologi Bells palsy yaitu teori
iskemik vaskuler, teori infeksi virus, teori herediter, teori imunologi.
*. &ambaran klinis bells palsy dapat berupa hilangnya semua gerakan volunter
pada kelumpuhan total. Pada sisi $ajah yang terkena, ekspresi akan
menghilang sehingga lipatan nasolabialis akan menghilang, sudut mulut
menurun, bila minum atau berkumur air menetes dari sudut ini dan
lagoftalmus.
#. Penatalaksanaannya dengan terapi medikamentosa yaitu kortikosteroid,
vitamin B1, B= dan B1, analgesic, penggunaan obat antiviral (acyclovir).
8uga dilakukan rehabilitasi medik, pera$atan mata seperti memakai obat
salap mata (golongan artifial tears), memakai kaca, kelopak mata diplaster
dan jika keadaan terlalu berat pada lagoftalmus dilakukan tarsorafi ataupun
blefarofati.
=. 'ntara ?!"?#3 penderita akan sembuh sempurna dalam $aktu * bulan.
Paralisis ringan atau sedang pada saat gejala a$al terjadi merupakan tanda
prognosis baik.