realtime ikan bebrasis cloud...
TRANSCRIPT
SISTEM MONITORING SUHU REALTIME PADA KOLAM PEMBENIHAN
IKAN BEBRASIS CLOUD COMPUTING
Yesi Okta Firanti, Hendra Kurniawan , S.Kom., M.Sc.Eng, Sapta Nugraha,
S.T.,M.Eng
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
E-mail : [email protected] ; [email protected];
Abstrak - Suhu memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan didalam
air, kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktifitas biologis di dalam
perairan sangat dipengaruhi oleh suhu, meningkat dan menurunnya suhu akan
menyebabkan organisme air mengalami kesulitan untuk respirasi dan ikan-ikan tidak
bisa bertahan hidup, untuk itu para pemilik kolam pembenihan ikan harus selalu turun
langsung ke kolam untuk mengetahui suhu air setiap periode, agar suhu air bisa
diketahui dengan cepat. Akan tetapi turun langsung ke kolam akan memerlukan
waktu dan biaya yang sangat besar, jika pemilik kolam jauh dari tempat kolam ikan.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin membangun sebuah sistem monitoring suhu
air. Sistem ini disebut dengan Sistem Monitoring Suhu Realtime Pada Kolam
Pembenihan Ikan Berbasis Cloud Computing, dengan menggunakan sistem ini
pemilik kolam dapat mengetahui suhu kolam ikan dari jarak jauh hanya
menggunakan smartphone yang terkoneksi dengan internet. Hasil penelitian
menunjukan bahwa sistem dapat bermanfaat bagi pemilik kolam untuk mengetahui
suhu kolam dengan akurasi data sebesar 99,95%, Pada penelitian ini juga dilakukan
analisis Quality of Service (QoS) terhadap jaringan pengiriman data suhu dari alat
sistem monitoring suhu ke cloud server menghasilkan rata-rata delay berkategori
bagus dengan nilai troughtput sebesar 4,132 Mbps dari pukul 07.30-12.00 dan 4,116
Mbps dari pukul 13.00-15.00, persentase packet loss sebesar 3%. Dilakukan juga
pengamatan Analisis Quality of Service (QoS) pada jaringan ketika user membaca
data suhu dari server cloud ketika user berada di fakultas teknik dan bintan center,
dari hasil pengatan rata-rata delay ketika user berada di fakultas teknik dikategorikan
bagus, ketika berada di bintan center dikategorikan sangat bagus, dengan nilai rata-
rata troughput 3,137 Mbps ketika user berada di fakultas teknik dan 5,016 Mbps
ketika user berada di bintan center, persentase packet loss dikategorikan sedang
ketika berada di fakultas teknik dan bagus ketika user berada di bintan center.
Kata Kunci : Realtime, Cloud Computing, Quality of Service (QoS)
Abstrack - Temperature has a very important role on life in the water, various
types of gas solubility in water as well as all of the biological activity in the
waters are strongly influenced by temperature, increasing and decreasing
temperature will cause problems for water organisms, respiration and the fish could
not survive, for it was the owners of outdoor hatcheries should always be down
directly into the pool to find out the water temperature every period , so that
the temperature of the water can be knownquickly. But down directly into the
pool will require time and a very large cost, if the owner of the outdoor far from fish
ponds. Based on thi author wants to build a system monitoring the water
temperature. This system is referred to as Realtime Temperature Monitoring System
On Outdoor Fish Hatchery-based Cloud Computing, using this system is the owner
of the pond can find out the temperature of the fish pond is only remotely using
smartphones connected with the internet. The research results showed that the system
could be beneficial to the owner of the pond to find out the temperature of the pond
with the accuracy of the data of 99.95%, in the study also conducted an analysis of
the Quality of Service (QoS) for data delivery network temperature monitoring
system of temperature to the cloud server generates an average delay categories with
troughtput value of 4.132 Mbps from 07.30-12.00 and 4.116 Mbps from 13.00-15.00,
the percentage of packet loss amounted to 3%. Do well the observation analysis of
Quality of Service (QoS) on the network when the user is reading the temperature
data from the cloud server when the user is in the Faculty of engineering and the
bintan center, from the results of the pengatan the average delay when the user is in
the Faculty of engineering are categorized is nice, when in bintan center categorized
very nice, with an average value of 3.137 troughput Mbps when the user is in the
Faculty of engineering and 5.016 Mbps when the user is located in bintan center , the
percentage of packet loss categorized are when in the Faculty of engineering and is
great when users are in bintan center.
Keyword: Realtime, Cloud Computing, Quality of Service (QoS)
I. PENDAHULUAN
Suhu memiliki peran yang sangat
penting terhadap kehidupan di dalam air,
kelarutan berbagai jenis gas di dalam air
serta semua aktifitas biologis di dalam
perairan sangat dipengaruhi oleh suhu.
Kisaran suhu yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan ikan
antara 24–31 °C meningkatnya suhu
sebesar 10°C akan meningkatkan laju
metabolisme sebesar 2 – 3 kali lipat.
Meningkatnya laju metabolisme akan
menyebabkan kebutuhan oksigen
meningkat, sementara dilain pihak
naiknya temperatur akan menyebabkan
kelarutan oksigen dalam air menurun
(Rohman, 2013). Fenomena meningkat
dan menurunnya temperatur akan
menyebabkan organisme air mengalami
kesulitan untuk respirasi dan ikan-ikan
akan mati sehingga menyebabkan
kerugian bagi pemilik kolam ikan, untuk
itu para pemilik kolam pembenihan ikan
harus selalu turun langsung untuk
mengetahui suhu setiap periode agar
suhu kolam bisa diketahui dengan cepat,
tetapi dengan demikian akanmemerlukan
waktu dan biaya yang sangat besar.
Sehubungan dengan hal diatas maka
penulis akan membangun sebuah Sistem
Monitoring Suhu Realtime Pada Kolam
Pembenihan Ikan Berbasis Cloud
Computing, dengan memanfaatkan
teknologi cloud computing ini akan
tercipta sebuah sistem monitoring suhu
air kolam yang dapat diakses kapan dan
dimanapun.
II. KAJIAN LITERATUR
A. Penelitian Terdahulu
Telah dilakukan beberapa penelitian
terdahulu tentang sistem monitoring suhu
seperti yang dilakukan oleh
(Simanjuntak dan Pramana, 2013). Yang
berjudul “Pengontrolan Suhu Air pada
Kolam Pendederan dan Pembenihan Ikan
Nila Berbasis Arduino”, dalam
penelitiannya memaparkan bahwa
arduino dapat digunakan sebagai
pengontrol nilai suhu pada air kolam
peternakan ikan nila dengan
menggunakan thermistor sebagai
detektornya dan nilai rata-rata
penyimpangan dari hasil pengukuran
pada penelitiannya yaitu sekitar
0,273131%. Selanjutnya penelitian
sistem otomatisasi suhu juga pernah
dilakukan oleh (Aldaka., dkk 2010)
yang berjudul Sistem Otomatisasi
Pengkondisian Suhu, pH, dan Kejernihan
Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan
Patin, memaparkan tentang sistem yang
mampu memantau suhu, ph, dan
kejernihan air kolam, serta dapat
mengkondisikan kedalam parameter-
parameter yang ditentukan. Dengan
menggunakan sensor Ph, suhu dan
kejernihan air, dengan persentase error
yang berbeda-beda. Persentase error
rata-rata pengukuran Ph sebesar 1,477%,
persentase error rata-rata pengukuran
suhu sebesar 0,688%, persentase error
rata-rata pengukuran kejernihan air
sebesar 5,62 %.
Selain itu telah dilakukan penelitian
terdahulu tentang penggunaan sistem
monitoring berbasis cloud computing,
seperti yang dilakukan oleh (Siswanto
dan Faldana, 2014). Sistem Monitoring
Rumah Berbasis Teknologi Cloud
Computing, memaparkan dalam
penelitiannya tentang penggunaan
teknologi cloud computing untuk sistem
monitoring keadaan rumah yang dapat
dipantau lewat gadget, sehingga pemilik
rumah bisa memantau keamanan rumah
yang ditinggalkan kosong, hanya dengan
akses ke internet lewat sistem tersebut.
Iksan dan Arfriandi (2015) melakukan
penelitian yang berjudul Pengendali
Listrik Rumah Berbasis Cloud
Computing, peneliti ini membahas
mengenai cara untuk mengurangi
konsumsi energi pada rumah melalui
penyediaan informasi kepada penghuni
mengenai penggunaan listrik di
rumahnya, dan menyediakan cara yang
efektif untuk merespon informasi
tersebut dapat diakses melalui web
browser dan smarthphone.
Halim (2013) juga melakukan
penelitian yang berbasis cloud computing
yang berjudul Pengembangan Aplikasi
Project Time manajemen Berbasis Cloud
Computing. Penelitiannya memaparkan
tentang Aplikasi Project time manajemen
merupakan aplikasi kontrol proyek,
penentuan jadwal, proses progress kerja,
dan penyelesaian masalah yang terjadi
dengan tujuan agar proyek siap tepat
waktu. Peneliti menggunakan cloud
computing sebagai solusi untuk
menyediakan infrastruktur penyedia
layanan scalabelt dan fault tolerant.
Berdasarkan penelitian-penelitian
diatas, dengan teknologi cloud
computing pengguna dapat mengakses
data dan aplikasi yang pengguna miliki
dimanapun melalui internet, sehingga
akan di bangun sebuah sistem
monitoring suhu realtime pada kolam
pembenihan ikan berbasis cloud
computing. Sistem monitoring suhu
berbasis cloud computing ini jika mampu
dibangun kemudian diimplementasikan
pada kolam pembenihan ikan maka akan
sangat bermanfaat bagi pemilik kolam
untuk mengetahui suhu kolam dari jarak
jauh menggunakan smartphone yang
telah terkoneksi dengan internet.
Analisa Qos (Quality of Services)
telah dilakukan juga oleh (Rosid dkk.,
2012) yang berjudul Analisis Kualitas
Layanan Jaringan Internet Dinas
Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sumatera Selatan.
Memaparkan bahwa Quality of Service
adalah kemampuan sebuah jaringan
untuk menyediakan layanan yang lebih
baik lagi bagi layanan lalu lintas yang
melewatinya terutama dalam hal lalu
lintas jaringan internet. Dalam penelitian
ini parameter Qos yang diukur ialah
Delay, Packet loss, dan Troughput,
pengukuran menggunakan
http://bm.speed.net.id, Axence NetTools.
B. Landasan Teori
A. Sistem Monitoring
Sistem Monitoring didefinisikan
sebagai siklus kegiatan yang mencakup
pengumpulan, peninjauan ulang,
pelaporan, dan tindakan atas informasi
suatu proses yang sedang
diimplementasikan (Mercy, 2005).
Menurut Apri Siswanto, Rido
Faldana, 2014. Sistem monitoring
merupakan sistem yang didesain untuk
bisa memberikan feedback ketika
program sedang menjalankan fungsinya.
Feedback dimaksudkan untuk
memberikan informasi keadaaan sistem
pada saat itu.
Selain itu Sistem monitoring
merupakan kumpulan prosedur dan
program untuk mengkomputasi sistem
informasi yang didesain untuk mencatat
dan mentransmisikan data berdasarkan
informasi yang diperoleh.
Sistem monitoring juga merupakan
kumpulan fitur informatif yang
memberikan informasi mengenai apa
saja yang terjadi dengan sistem yang
dimonitor.
B. Cloud Computing
Menurut Waloeyo (2012) Komputasi
Awan (Cloud computing) adalah
gabungan antara pemanfaatan teknologi
komputer dengan pengembangan
berbasis internet. Awan (Cloud) adalah
metafora dari internet, sebagaimana
awan yang sering digambarkan pada
diagram jaringan komputer. Selain
seperti awan dalam diagram jaringan
komputer, awan (cloud) dalam cloud
computing juga merupakan abstraksi dari
infrastuktur kompleks yang
disembunyikan.
Berikut adalah gambar ilustrasi dari
cloud computing.
Gambar 1. Ilustrasi Cloud Computing
Sumber Siswanto dan Faldana (2014, p
277)
a. Sap Hana Cloud
Sap hana cloud merupakan sebuah
solusi dari cloud computing, yang
berfungsi sebagai sebagai database di
penyimpanan computing. Sap hana bisa
mengolah data real time. (Saphana,2016)
Dari pengertian diatas, sap hana
cloud sangat cocok dalam menciptakan
sebuah sistem monitoring suhu realtime
pada kolam pembenihan ikan untuk
pengolahan data suhu secara realtime
selain itu sap hanna cloud menyediakan
fitur yang mendukung kecepatan
pemrosesan yang signifikan, menangani
ukuran data yang besar dan kemampuan
text mining.
b. Mobile Cloud Computing
Mobile cloud computing memiliki
cara kerja yang hampir sama hanya
disini menggunakan ponsel sebagai
alatnya. Mobile cloud computing ini
sederhana karena infrastrukturnya
dimana penyimpanan data dan
pengolahan data terjadi diluar perangkat
mobile . (Hoang T., dkk (2011) dalam
(Budi., dkk,-). Peroses penyimpanan dan
pengolahan data seolah – olah terjadi
didalam perangkat mobile pengguna itu
sendiri. Atau dapat disimpulkan bahwa
mobile cloud computing sebagai
kombinasi antara web mobile dan cloud
computing, yang merupakan alat yang
paling populer bagi pengguna ponsel
untuk mengakses layanan dan aplikasi di
internet. Secara singkat, mobile cloud
computing menyediakan bagi pengguna
ponsel dengan pengolahan data dan jasa
penyimpanan data (Budi dkk., - ).
1) Manfaat Mobile Cloud Computig
Komputasi awan sebagaimana yang
kita tahu perkembangannya merupakan
solusi yang menjanjikan untuk
komputasi mobile. Karena beberapa
alasan seperti mobilitas, komunikasi, dan
portable.
Manfaat dari mobile cloud computing
antara lain :
1. Menghemat penggunaan baterai.
Baterai merupakan permasalahan
dalam penggunaan ponsel. Karena itu
dibutuhkan solusi untuk mengurangi
konsumsi daya yaitu dengan server
terletak di cloud. Tujuannya untuk
menghindari agar penggunaan
aplikasi tidak terlalu lama.
2. Meningkatkan kapasitas
penyimpanan data dan pengolahan
data.
Kapasitas penyimpanan juga menjadi
kendala dalam ponsel. Karena
pengguna juga tidak memungkinkan
menyimpan data terlalu besar. Maka
dibutuhkan solusi seperti cloud
computing yang memungkinkan
pengguna ponsel untuk menyimpan
data atau akses data yang besar
diserver cloud. (Budi dkk., - ).
3. Raspberry Pi
Raspberry Pi adalah modul micro
computer yang juga mempunyai input
output digital port seperti pada board
microcontroller.
Gambar 2. Raspberry Pi
Sumber (Benecditus, 2013)
4. Sensor Suhu DS18B20
Sensor suhu DS18B20 merupakan
sensor yang memiliki kemampuan tahan
air (waterproof).
DS18B20 cocok digunakan untuk
mengukur suhu pada tempat yang sulit
atau basah. Karena ouput data sensor
suhu ini merupakan data digital, maka
tidak perlu khawatir terhadap degradasi
data ketika menggunakan untuk jarak
yang jauh. DS18B20 menyediakan 9
hingga 12-bit (yang dapat dikonfigurasi)
data.
Karena setiap sensor DS18B20
memiliki silicon serial number yang
unik, maka beberapa sensor DS18B20
dapat dipasang dalam 1 bus. Hal ini
memungkinkan pembacaan suhu dari
berbagai tempat. Meskipun secara
datasheet sensor ini dapat membaca
bagus hingga 125°C, namun dengan
penutup kabel dari PVC disarankan
untuk penggunaan tidak melebihi 100°C
(Rohmadi,2012).
Selain itu sensor suhu DS18B20
beroperasi pada suhu -55 ºC hingga +125
ºC dengan nilai ketelitian 0.5 ºC selama
kisaran temperature 10 ºC sampai + 85 º
celcius hingga mempermudah
pembacaan oleh mikrokontroller.
Berikut ini merupakan tampilan dari
bentuk sensor suhu DS18B20.
Gambar 3. Bentuk DS18B20
Sumber (Rohmadi, 2012)
5. Quality of Service (QoS)
Dalam sebuah jaringan, kualitas
jaringan menjadi ukuran kelayakan
kinerja jaringan tersebut sebagai jaringan
telekomunikasi dikarenakan Quality of
Service (QoS) merupakan parameter-
parameter yang memungkinkan jaringan
dapat beroperasi sesuai harapan.
parameter tersebut yaitu : delay (ITU
G114), throughput dan packet loss.
(Hasdiyansyah., - ).
QoS mengacu pada kemampuan
jaringan untuk memberikan layanan yang
lebih baik untuk jaringan lalu lintas yang
dipilih melalui berbagai teknologi yang
berbeda-beda, termasuk Frame Relay,
Asynchronous Transfer Mode (ATM),
Ethernet dan 802.1 network, SONET,
dan IP-routed network.
Tujuan QoS adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan layanan yang
bebeda, yang menggunakan infrastruktur
yang sama. Pada jaringan berbasis IP. IP
QoS mengacu pada performansi dari
paket-paket IP yang lewat melalui satu
atau lebih jaringan.
Berikut ini penjelasan dari Parameter
QoS:
1. Throughput, kecepatan (rate) transfer
data efektif, yang diukur dalam bps.
Throughput adalah jumlah total
kedatangan paket yang sukses yang
diamati pada destination selama interval
waktu tertentu dibagi oleh durasi interval
waktu tersebut.
2. Packet Loss, suatu parameter yang
menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukan jumlah total paket yang
hilang (Hasdiyansyah dkk., - ).
Tabel 1. Packet loss (Hasdiyansyah
dkk., - )
Kategori Packet Loss
Sangat Bagus 0%
Bagus 3%
Sedang 15%
Jelek >25%
3. Delay/Latency, total waktu tunda
suatu paket yang diakibatkan oleh proses
transmisi dari satu titik ke titik lain yang
menjadi tujuannya.
Tabel 2. Delay/Latency (Hasdiyansyah
dkk., - )
Kategori Delay/Latency
Sangat Bagus <150 ms
Bagus 150-300 ms
Sedang 300-450 ms
Jelek >450 ms
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengembangan sistem pada
penelitian ini penulis menggunakan
metode waterfall.
Metode pengembangan sistem pada
penelitian ini penulis menggunakan
metode waterfall.
Gambar 4. Waterfall Model
IV. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
A. Perancangan Arsitektur Sistem
gambaran umum perancangan sistem
yang di gambarkan pada gambar berikut
ini :
Gambar 5. Blok Diagram Sistem
Perancangan arsitektur sistem
monitoring suhu realtime pada kolam
pembenihan ikan berbasis cloud
computing yang akan dibangun pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
6 berikut:
Gambar 6. Arsitektur Sistem
Monitoring Suhu Realtime pada
kolam pembenihan ikan berbasis
cloud computing.
B. Perancangan Sistem Monitoring
Suhu
1. Perancangan Design Alat
Perancangan design alat sistem
monitoring suhu realtime pada kolam
pembenihan ikan berbasis cloud
computing.
Gambar 7. Rangkaian Alat sistem
Monitoring
2. Flowchart Sistem Monitoring
a. Flowchart Proses Membaca dan
Menyimpan Data Suhu
Gambar 8. Flowchart Proses Membaca
dan Menyimpan Data Suhu
b. Flowchart Proses Monitoring Suhu
dari User
Gambar 9. Flowchart Sistem
Monitoring Suhu
C. Perancangan Antar Muka Aplikasi
1. Perancangan Form Tampilan Data
Suhu
Gambar 10. Perancangan Form
Tampilan Data Suhu
2. Perancangan Statistik Data Suhu
Gambar 11. Perancangan Statistik Data
Suhu
D. Implementasi
1. Implementasi Form Tampilan Data
Suhu
Gambar 12. Implementasi Form
Tampilan Data Suhu
2. Implementasi Statistik Data Suhu
Gambar 13. Implementasi Grafik
E. Teknik Pengujian Sistem
1. Pengujian Membaca dan
Mengirimkan Data Suhu
Gambar 14. Alat Sistem Monitoring
Suhu
Pada pengujian proses pengiriman
data suhu kolam ikan menuju server sap
hana cloud, diperlukan pengujian alat
alat sistem monitoring suhu kolam ikan
yang telah dipasang di fakultas ilmu
kelautan dan perikanan untuk dapat
membaca data suhu kolam ikan. Dengan
cara menghubungkan perangkat –
perangkat hardeare yang diperlukan
dalam penelitian, kemudian menjalankan
sourecode pengiriman data suhu yang
terdapat di dalam Raspberry pi, agar
dapat membaca suhu kolam ikan
kemudian mengirimkan data suhu
menuju server sap hana.
Berikut ini tampilan hasil pengujian
proses pengiriman data suhu dari
Raspberry Pi menuju server sap hana
cloud.
Gambar 15. Pengujian Membaca dan
Mengirimkan Data Suhu
2. Pengujian User Membaca Data
Suhu dari Server Cloud
Pengujian ini bertujuan untuk
menunjukkan fungsi perangkat lunak
tentang cara beroperasinya, apakah
pemasukan data keluaran telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan
apakah informasi yang disimpan secara
eksternal selalu dijaga kemutakhirannya
tanpa memperhatikan bagaimana proses
untuk mendapatkan keluaran tersebut.
Pengujian kali ini dilakukan pada
menu yang ada di aplikasi dengan hasil
sebagai berikut :
Table 3. Hasil Pengujian Black Box
No Hasil
Harapan
Hasil
Keluaran
Hasil
Uji
1
Tampilan
Data
Suhu
Menampilkan
Data Suhu
Berhasil
Sukses
2
Tampilan
Statistik
Data
Suhu
Menampilkan
Statistik Data
Suhu
Berhasil
Sukses
V. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis
melakukan analisa Quality of Service
(QoS) pada jaringan pengiriman data
suhu dan jaringan ketika user membaca
data suhu dengan menggunakan
menggunakan Axence NetTools 5
parameter yang dianalisa adalah Delay,
Packet loss dan Throughput.
1. QoS Pengiriman Data Suhu
QoS dalam proses pengiriman
data suhu dari alat sistem monitoring
suhu realtime pada kolam pembenihan
ikan yang telah dipasang di FIKP
(Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan)
menuju Server Sap Hana Cloud.
Gambar 16. Jaringan Pengiriman Data
Suhu
Dalam melakuan analisa QoS ini
penulis melakukan pengamatan dan
pengambilan nilai parameter pada
tanggal 07 Agustus 2016.
a. Delay/Latency
Berdasarkan hasil pengujian, pada
tanggal tanggal 07 Agustus 2016, dari
pagi pukul 07.30 sampai 12.00,
kemudian siang pukul 13.00 sampai
15.00 ditampilkan hasil Delaynya seperti
berikut ini.
Tabel 8. Hasil Pengamatan
Delay/Latency
Waktu Delay/Latency
Min Max Avg
( 07.30 – 12.00) 193 231 285
(13.00 – 15.00) 198 221 292
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 8 rata-rata nilai
Delay yang diperoleh dari pukul 07.30
sampai pukul 12.00 bernilai 285 ms
dengan nilai minimum Delay sebesar
193 ms dan nilai maximum sebesar 231
ms, maka dikategorikan bagus.
Kemudian dari pukul 13.00 sampai 15.00
rata – rata Delay sebesar 292 ms dengan
nilai minimum 198 ms dan nilai
maksimum 221 ms maka Delay dari
pukul 13.00 sampai 15.00 juga
dikategorikan bagus.
b. Troughtput
Berdasarkan hasil pengujian, pada
tanggal tanggal 07 Agustus 2016, dari
pagi pukul 07.30 sampai 12.00,
kemudian siang pukul 13.00 sampai
15.00 ditampilkan hasil Throughput
seperti berikut ini.
Tabel 9. Hasil Pengamatan Troughtput
Lokasi Throughput
Min Max Avg
( 07.30 – 12.00) 1,072 4,132 4,132
(13.00 – 15.00) 1,168 4,288 4,116
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat
bahwa selama melakukan pengamatan,
nilai Troughtput rata – rata dari pukul
07.30 sampai 12.00 ialah 4,132 Mbps
dan nilai Troughtput rata-rata dari pukul
13.00 sampai 15.00 ialah 4,116 Mbps.
c. Packet Loss
Berdasarkan hasil pengujian, pada
tanggal tanggal 07 Agustus 2016 rata-
rata ditampilkan hasil Pengamatan
packet loss dapat dilihat pada Tabel 10
berikut:
Tabel 10. Hasil Pengamatan Packet Loss
Lokasi Rata-rata Packet Loss
Sent Lost %Lost
( 07.30 – 12.00) 2112 65 3
(13.00 – 15.00) 2254 69 3
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Pada Tabel 10 dapat dilihat
bahwa rata-rata packet loss dari pukul
07.30 sampai 12.00 ialah sebesar 3 %,
kemudian dari pukul 12.00 sampai 15.00
dalam melakukan pengamatan packet
loss rata – rata sebesar 3 %. Berdasarkan
pengukuran packet loss tersebut maka
dikategorikan bagus.
2. QoS User Membaca Data Suhu
Berikut ini adalah QoS dari
permintaan data suhu yang tersimpan di
server cloud untuk ditampilkan ketika
user berada di Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji dan di
Bintan Center.
Gambar 17. Jaringan User Membaca
Data Suhu
a. Delay/Latency
Pengukuran Delay pada Fakutas
Teknik dan Bintan Center berdasarkan
nilai Delay sesuai dengan standarisasi,
untuk kategori Delay sangat bagus jika <
150 ms, bagus jika 150 ms s/d 300 ms,
sedang jika 300 ms s/d 450 ms, dan jelek
jika > 450 ms maka didapat rata – rata
Indeks Delay di Tabel 11 untuk setiap
tempat pada waktu pagi antara pukul
07.30 Wib sampai 12.00 Wib user berada
di Fakultas Teknik dan siang antara
pukul 13.00 Wib sampai 15.00 Wib user
berada di Bintan Center.
Tabel 11. Hasil Pengamatan
Delay/Latency
Lokasi Rata-rata Delay
Min Max Avg
Fakultas Teknik
( 07.30 – 12.00) 123 969 222
Bintan Center
(12.00 – 15.00) 113 745 119
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 11 rata-rata nilai
Delay yang diperoleh ketika user berada
di Fakultas Teknik bernilai 222 ms
dengan nilai minimum Delay sebesar
123 ms dan nilai maximum sebesar 969
ms sedangkan rata – rata Delay ketika
user berada di Bintan Center sebesar
119, dengan nilai minimum 113 dan nilai
maximum 745, maka Delay ketika user
berada di fakultas teknik dikategorikan
bagus dan ketika berada di Bintan Center
dikategorikan sangat bagus.
b. Troughtput
Pengukuran Throughput pada
Fakutas Teknik dan Bintan Center
berdasarkan nilai Throughput sesuai
standarisasi, untuk kategori Throughput
sangat bagus jika persentase Throughput
100%, bagus jika persentase Throughput
75%, sedang jika persentase Throughput
50%, dan jelek jika persentase
Throughput > 25% maka didapat rata –
rata Indeks Throughput di Tabel 12
untuk setiap tempat pada waktu pagi
antara pukul 07.30 Wib sampai 12.00
Wib user berada di Fakultas Teknik dan
siang antara pukul 13.00 Wib sampai
15.00 Wib user berada di Bintan Center.
Tabel 12. Hasil Pengamatan Troughput
Lokasi Troughput
Min Max Avg
Fakultas Teknik
( 07.30 – 12.00) 0,960 4,140 3,437
Bintan Center
(12.00 – 15.00) 1,024 4,931 5,016
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat
bahwa selama melakukan pengamatan,
nilai Troughtput ketika user berada di
fakultas teknik nilai terkecil sebesar 960
Mbps dan nilai Troughtput tetinggi
sebesar 4,140 Mbps dan rata-rata nilai
Throughput sebesar 3,437 Mbps
sementara ketika user berada di bintan
centre nilai Throughput terkecil sebesar
1024 Mbps, nilai minimum 4931 Mbps
dan rata–rata nilai Throughput 5016
Mbps.
c. Packet Loss
Pengukuran Packet Loss pada
Fakultas Teknik dan Bintan Center
berdasarkan nilai Packet Loss sesuai
dengan standarisasi, untuk kategori
Packet Loss Sangat Bagus jika 0 %,
Bagus jika 3 %, Sedang jika 15 %, dan
Jelek jika 25 % maka didapat Rata –
Rata Indeks Packet Loss di Tabel 13
untuk setiap tempat pada waktu pagi
antara pukul 07.30 Wib – 12.00 Wib user
berada di Fakultas Teknik dan siang
antara pukul 12.00 Wib – 15.00 Wib user
berada di Bintan Center.
Tabel 13. Hasil Pengamatan Packet Loss
Lokasi Packet Loss
Sent Lost %
Fakultas Teknik (
07.30 – 12.00) 2245 339 13
Bintan Center
(12.00 – 15.00) 2112 65 3
(Sumber: Data primer diolah, 2016)
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa
rata-rata packet loss pembacaan data
suhu ketika user berada di fakultas teknik
memiliki rata-rata persentase loss
sebanyak 13% Kategori degradasi packet
loss dengan nilai persentase tersebut
masuk kedalam kategori sedang,
sedangkan ketika user berada di bintan
center persentase loss sebesar 3% maka
dikategorikan bagus.
Berdasarkan dari nilai rata-rata dari
troughput dalam proses pengiriman data
suhu ialah sebesar 4,124 Mbps jika
dikonversikan kedalam satuan bps adalah
sebesar 527872bps, namun data yang
dikirim hanya 78byte , dengan demikian
jumlah sensor optimum yang dapat
digunakan dengan jaringan seperti itu
sebanyak 6767 sensor. Nilai ini
didapatkan dari rata-rata nilai troughput
kemudian dibagikan dengan banyaknya
data yang dikirimkan.
VI. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan yang telah dilakukan pada
sistem monitoring suhu realtime pada
kolam pembenihan ikan berbasis cloud
computing telah berhasil dibangun
dengan hasil pengukuran data suhu alat
lebih kecil dari data suhu multitester
tetapi masih sesuai dengan datasheet dari
sensor yang digunakan, dimana batas
toleransi dari perbedaan suhu adalah
sebesar ± 0,5 derajat Celcius pada
rentang suhu -10 derajat C sampai +85
derajat, kemudian telah dihitung
persentase kesalahannya ialah sebesar
99,95%. Dalam menganalisa kualitas
jaringan menghasilkan delay rata-rata
345 ms dengan nilai minimum delay
sebesar 175 dan nilai maximum sebesar
1217 sehingga dikategorikan sedang
(300-450 ms), nilai troughtput terkecil
0,194 Mbps dan nilai troughtput tetinggi
sebesar 4,928 Mbps dan rata-rata nilai
throughput sebesar 3,224 dan
pengukuran packet loss adalah sebanyak
4018 data dan memiliki rata-rata packet
loss sebanyak 2043 data dengan
persentase loss sebanyak 45% Kategori
degradasi packet loss dengan nilai
persentase tersebut masuk kedalam
kategori buruk (>25%).
4.2 Saran Dalam pembangunan sistem
monitoring berbasis cloud computing
disarankan dapat menggunakan server
cloud sendiri yang bisa berbasis
webservice, kemudian adanya tambahan
dengan memberikan fitur-fitur
pengontrol suhu kolam, jika suhu berada
di bawah atau di atas suhu normal.
DAFTAR PUSTAKA
Alirohman, 2013, Bab I Pengaruh Suhu
Salinitas Arus,
http://alirohman11.blogspot.co.id/
2013/03/bab-i-pengaruh-suhu-
salinitas-arus.html, 10 Januari
2016
Andriyanto, S.B., Hariyady, dan Diah,
R., Implementasi Mobile cloud
berbasis android mobile, Jurnal,
Universitas Muhammadiyah
Malang, Indonesia.
Apri, S., Rido, F., 2014 Sistem
Monitoring Rumah Berbasis
Cloud Computing, Seminar
Nasional Sistem informasi
Indonesia, Universitas Islam
Riau, Pekan baru.
Arwin, H.Z., 2013, Pengembangan
Aplikasi Project Time
Management Berbasis Cloud
Computing. STMIK Mikroskil.
Budi, B., 2013. Proyek Kreatif
menggunakan raspberry pi,
http://www.mobgenic.com/2013/
10/23/10-proyek-kreatif-dengan
menggunakan-raspberry-pi/, 17
Januari 2016
Hasdiyansyah, A., Susmini I.L., dan
Taufik, N.,V., Manajemen Trafik
dan Bandwidth menggunakan
metode CBQ (Class Bassed
Queue) Berbasis GNU/Linux
Untuk Optimalisasi Cloud
Computing, Teknik
Telekomunikasi, Fakultas Teknik
Elektro, Universitas Telkom.
Nur, I., dan Arief, A., 2015, Pengendali
Listrik Rumah Berbasis Cloud
Computing. Jurnal Cloud
Computing.Universitas Negeri
Semarang
Ranu, A.A., Ir.M. Julius ST dan
Ir.Nurrussa’adah MT (2010)
Sistem Otomatisasi Pengkodisian
Suhu, Ph, dan Kejernihan Air
Kolam Pembudidayaan Ikan
Patin, Jurnal Seminar Hasil,
Teknik Elektro Universitas
Brawijaya, Malang, Indonesia
Rohmadi, 2012, Membaca Suhu
DS18B20 dengan AtMega 16,
http://rohmadi.my.id/2012/08/16/
membaca-suhu-ds1820-dengan-
atmega16/ 17 Januari 2016
Saphana, 2016, Sap hana cloud,
https://saphana.com 17 Juni 2016.
Simanjuntak dan Armanto P., 2013,
Pengontrolan Suhu Air pada
Kolam Pendederan dan
Pembenihan Ikan Nila Berbasis
Arduino, Skripsi, Universitas
Maritim Raja Ali Haji, Tanjung
pinang.
Trik, 2014, Budidaya Ikan,from :
http://trik-budidaya-ikan –
blogspot.co.id/p/blog-
page_14.html, 10 Januari 2016
Waloeyo, Yohan, J., 2012, Cloud
computing, Aplikasi Berbasis
Web yang Mengubah Cara Kerja
dan Kolaborasi Anda Secara
Online, Yogyakarta.