re frat meningitis
TRANSCRIPT
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 1/35
BAB I
PENDAHULUAN
l. l Latar Belakang
Hingga saat ini kejadian meningitis masih banyak ditemukan di dunia dan masih menjadi
salah satu penyebab tersering kematian pada neonatus. Karena tingkat morbiditas dan
mortalitasnya yang tinggi, meningitis menjadi salah satu kegawatdaruratan medis. Maka,
penegakan diagnosis dini dan penanganan dengan segera harus diterapkan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti program kepaniteraan klinik bagian Kesehatan
Anak Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai meningitis pada neonatus dan anak-
anak dari segi definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya
agar dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya dalam praktek kedokteran di kemudian hari.
1
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 2/35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi susunan saraf pusat (otak dan
medula spinalis) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungi atau parasit. Meningitis
dapat mengenai semua umur, terutama pada orang dengan sistem imun rendah atau belum
sempurna. Insidens tertinggi adalah pada anak baru lahir hingga usia 2 tahun, dengan risiko
tertinggi pada usia 3- bulan pertama kehidupan. Meningitis merupakan kega!atdaruratan medis
karena memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama pada neonatus. 1,2,"
ANATOMI
#tak dan medulla spinalis dilindungi oleh selaput otak yang terdiri dari dura mater,
araknoid mater, dan pia mater. $ura mater disebut %uga sebagai pakimeningens, sedangkan
araknoid mater dan pia mater disebut %uga sebagai leptomeningens.
gambar 1. potongan koronal selaput otak.(disadur dari atlas anatomi &rank 'etter)
2
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 3/35
ambar 2. apisan selaput otak pada medulla spinalis.
(http*++!!!.nlm.nih.gov+medlineplus+eny+imagepages+1.htm)
$ura mater
$ura mater terdiri atas dua lapisan %aringan ikat padat. apisan yang disebelah luar
berfungsi sebagai periosteum dan seara kuat melekat pada tulang. apisan bagian dalam
merupakan lapisan selaput otak dan menghadap rongga subdural yang sempit. /rteri meningeal
berada diantara dua lapisan ini. /rteri meningeal media merupakan arteri terbesar dan abang
dari arteri maksilaris serta arteri meningeal media memasuki tengkorak melalui foramen
spinosum./rteri meningeal anterior merupakan arteri keil dan mensuplai darah kebagian medial
dari dura bagian frontal dan flaks anterior. /rteri ini memasuki tengkorak didepan laminakribrosa sebagai abang dari arteri etmoidalis anterior. /rteri meningeal posterior mensuplai dura
dari fosa posterior dan memasuki fosa melalui foramen %ugularis sebagai abang arteri faringealis
asenden dan arteri ini mendapat perabangan %uga dari arteri vertebralis.
apisan meningeal dura mater bagian dalam terpisah dari lapisan luar pada tempat dimana
lapisan ini membentuk sinus duralis. 0epan%ang sinus longitudinalis superior dan sinus
transversus, lapisan dalam berduplikat dan menyekat kavitas ranial sebagai falks serebri dan
tentorium serebelli. ada tepi eksterna dari foramen magnum, lapisan dura berpisah seara
lengkap, lapisan luar berlan%ut sebagai periosteum dan lapisan dalam membentuk lengan duralis
dari medulla spinalis.ongga diantara lapisan ini disebut sebagai rongga epidural. ongga ini
mengandung %aringan ikat longgar, beberapa %aringan lemak, dan pleksus venosus
vertebralis.anya pada tempat dimana radiks dari medulla spinalis ber%alan mele!ati foramen
intervertebralis, dua lapisan dura bersatu. apisan dura berakhir pada tingkat vertebra sakralis
3
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 4/35
kedua setelah mengelilingi kauda ekuina. ada u%ung kaudalnya, lapisan dura berlan%ut sebagai
filum terminalis.
ambar 3. &ilum terminalis.
$ura mater diatas tentorium tidak disarafi oleh abang saraf trigeminus, sedangkan dura
infratentorial disarafi oleh abang saraf spinalis servikalis atas dan saraf vagus. 0araf sensorik
dari dura spinalis adalah milik dari radiks posterior saraf spinalis. 0araf dura terdiri dari serat
bermielin dan serat yang tidak bermielin yang menyebar diatas seluruh dura. 0truktur terminalis
tampaknya sensitif terhadap regangan sehingga setiap tarikan pada dura akan terasa sangat nyeri.
/raknoid mater
/raknoid mater terdiri dari membran selular luar dan lapisan %aringan ikat dalam, dimana
melekat %aringan longgar trabekula yang tipis. Membran araknoid yang avaskular merupakan
membran yang transparan dan tipis. Membran ini kuat dan tidak dapat ditembus oleh substansi
biologik. Membran ini mempunyai lapisan luar yang terdiri dari sel-sel yang seperti endotelium,
4
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 5/35
yaitu sel meningotelial atau araknoidal. apisan dalam dari araknoid dan trabekula subaraknoid
ditutup oleh sel-sel mesotelial yang mampu memberikan respon terhadap berbagai rangsangan
patogenik dan membentuk fagosit.
/raknoid tidak terikat pada dura, keuali daerah sepan%ang sinus duralis, dimana araknoid
melekat melalui villi araknoid. 5arena selalu ada se%umlah keil airan %ernih dalam rongga
subdural, araknoid dapat melunur ke dura tanpa gesekan.
ia mater
6erdiri dari lapisan mesodermal tipis seperti endotelium. Membran ini menutupi semua
permukaan otak dan medula spinalis baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, keuali
permukaan ventrikel. Membran ini melekat pada semua tempat pada membran ektodermal yang
dibentuk oleh astrosit marginal. Membran piaglia ini mengikuti semua pembuluh darah yang
memasuki atau meninggalkan parenkim saraf dan merupakan batas perifer dari spasium
perivaskular 7irho!-obin. ada tempat dimana trabekula subaraknoid melekat pada pia, dapat
terbentuk %aringan padat seperti membran yang disebut lapisan epipial. apisan ini mengandung
pembuluh-pembuluh darah keil dan serat-serat saraf yang lebih banyak. 0erat saraf ini tidak
sensitif terhadap rangsangan mekanis atau termis.
ongga subaraknoid
ongga ini terisi oleh airan serebrospinal yang bersirkulasi. 0emua pembuluh darah dan
saraf dari otak dan medula spinalis mele!ati airan ini. #leh karena itu, %ika rongga ini terinfeksi
maka pembuluh darah dan saraf akan terlibat proses peradangan. ongga subaraknoid adalah
suatu kelan%utan dari area parietalis otak yang meman%ang keba!ah sampai u%ung akhir dari
kauda ekuina dalam regio koksigeus dimana dura spinalis berakhir. ongga subaraknoid tidak
berhubungan dengan rongga subdura, oleh karena itu leptomeningitis tidak menyebar kedalam
rongga subdural keuali %ika infeksi diba!a oleh trombosis septik dari vena serebral yang
menyeberangi rongga subdural. ada tempat dimana rongga subaraknoid yang melebar disebut
sisterna.
8
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 6/35
7entrikel
6erdiri dari dua ventrikel lateral dan ventrikel ketiga serta keempat yang tidak berpasangan. Masing-masing ventrikel lateral mempunyai kornu anterior, sela media, kornu
posterior, dan kornu inferior atau temporal. 5edua ventrikel tersebut berhubungan dengan
ventrikel ketiga melalui foramen Monro atau foramen interventrikularis. /kuaduktus Sylvii
menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat. 7entrikel keempat berhubungan dengan rongga
subaraknoid melalui tiga foramen yaitu dua foramen Luschka yang terletak didalam sudut
pontomedular dan satu foramen Magendie yang terletak dibelakang medula dan menghadap
sisterna magna. &oramen Luschka merupakan %alan keluar terakhir dari resessus lateral ventrikel
keempat dan biasanya dikenal dengan pleksus koroideus. Masing-masing dari ventrikel keempat
memiliki pleksus koroid. leksus koroid terbesar ada pada ventrikel lateral.
ambar 4 . 0istem ventrikel.
9airan serebrospinalis
"
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 7/35
9airan serebrospinalis diproduksi oleh pleksus koroideus, yang sebagian besar oleh
pleksus ventrikel lateral.$idalam rongga subaraknoid airan ini bersirkulasi keatas dan mengitari
otak serta keba!ah mengitari medula spinalis. 9airan serebrospinalis %ernih seperti air,
mengandung sedikit sel dan sedikit protein. $arah didalam kapiler dari pleksus terpisah dari
airan serebrospinalis dalam ventrikel oleh sa!ar darah otak yang terdiri dari endotelium kapiler,
membran basilaris, dan pleksus epitelium. 0a!ar ini dapat dilalui oleh air, oksigen dan
karbondioksida serta se%umlah keil elektrolit, tetapi tidak dapat dile!ati sama sekali oleh
komponen darah.
7illi araknoid penting untuk resorpsi airan serebrospinalis kedalam aliran darah dari
sinus-sinus duralis. esorpsi tambahan mungkin berlangsung sepan%ang selubung perineural dari
saraf kranialis dan spinalis yang ber%alan keluar, sepan%ang ependim dari ventrikel dan melalui
kapiler dari leptomeningens. 7olume total dari airan serebrospinalis dalam ventrikel dan rongga
subaraknoid dalam otak orang de!asa adalah sekitar 13-18 ml. 5ira-kira 4-8 ml
diproduksi setiap dua puluh empat %am. ada pasien dalam posisi terlentang, tekanan airan
serebrospinalis adalah antara : mm 2# dan 12 2#.8
;umlah limfosit didalam airan serebrospinal tidak melebihi 8 ul+ml dan bersifat steril. p
sekitar :,38, mengandung glukosa "8 mg+d, dan total protein 18-8 mg+d.4
:
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 8/35
ambar 8 . 0irkulasi airan serebrospinalis.
ETIOLOGI
Meningitis umumnya disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Paling sering disebabkan
oleh virus, diikuti oleh bakteri, fungi dan parasit. Virus yang menyebabkan meningitis antara lain
adalah enterovirus, herpes simplex (HSV-2), varicella zoster, virus campak dan HIV. 1, 2
Umur Bakteri
'eonatus • 0treptokokus grup <
• isteria
• =sherihia oli
• 5oliform lainnya
/nak-anak • 'eisseria meningitidis (diplokokus gramn negatif)
• 0treptokokus pneumoniae (diplokokus gram positif)
• aemophylus influen>a (kokobasilus gram negatif)
Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi Mycobacterium tuberkulosis
yang melewati sawar darah otak, yang disebut dengan mengitis tuberkulosis. Meningitis dapat
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 9/35
juga akibat metastasis proses keganasan ke selaput otak. Meningitis fungal oleh infeksi jamur
contohnya seperti Crytococcus neoformans. 9
DIAGNOSIS
Meningitis memiliki manifestasi klinis layaknya infeksi pada susunan saraf pusat
(SSP). Semakin muda usia anak, semakin tidak khas gejala klinis yang tampak. Pasien usia
muda sering kali datang dengan keluhan kejang, sehingga setiap kejang pada anak harus
dicurigai adanya meningitis. Pungsi lumbal dapat dilakukan untuk memastikannya. Pada anak
yang lebih besar, dapat ditemukan tanda-tanda klasik iritasi meningeal yang disebut dengan
meningismus. Meningismus antara lain adalah kaku kuduk, retraksi kepala, dan tanda Kernig.
Kaku kuduk adalah kesulitan memfleksikan leher, dimana terdapat resistensi saat dagu
digerakkan ke arah dada. Retraksi kepala merupakan tanda meningitis lanjut.
Usia Gejala Klinis
Bayi • Gelisah/ rewel
• Menangis keras
• Ubun-ubun menonjol
Anak-anak • Sakit kepala
• Fotofobia
• Kaku kuduk
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 10/35
Semua Umur • Demam
• Muntah
• Mengantuk
• Kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang wajib dilakukan pada kejang pada anak adalah pungsi lumbal. Pungsi
lumbal adalah tindakan mengambil cairan serebrospinal. Indikasi pungsi lumbal adalah : 1
• Kejang / twitching
• Paralisis / paresis
• Penurunan kesadaran / koma
• Kaku kuduk
• Ubun-ubun besar menonjol
• Sepsis
• Tuberkulosis milier
• Leukimia
• Mastoiditis kronik
• Demam yang tidak diketahui sebabnya
• Pengobatan meningitis kronik karena limfoma dan sarkoidosis
• Pengobatan peningkatan tekanan intrakranial ringan (bening intracranial
hypertension)
Kontraindikasi pungsi lumbal : 1
1
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 11/35
• Syok / renjatan
• Kelainan mekanisme pembekuan darah
• Infeksi lokal di sekitar tempat pungsi lumbal
•Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti pada tumor, space
-occupying-lesion (SOL), hidrosefalus, dan gejala hemial
• Gangguan pemapasan dan sirkulasi yang dapat membahayakan sewaktu
pungsi dilakukan
• Anak dalam keadaan kejang
Alat-alat yang dibutuhkan:
• Sarung tangan, masker, duk berlubang (steril)
• Kassa steril, kapas, plester
• Tiga buah tabung reaksi steril dengan penutupnya
• Cunam kecil steril
• Jarum pungsi lumbal no.22 dan 20 dengan stiletnya
• Cairan antiseptik povidone iodine dan alcohol 70%
Prosedur pungsi lumbal : 1
1. Posisikan pasien dalam keadaan miring pada salah satu sisi tubuh, leher difleksikan
maksimal ke arah lutut dan extremitas pada difleksikan maksimal ke arah dahi, sehingga
sumbu kraniospinal (columna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur.
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 dengan menemukan garis potong
sumbu kraniospinal dan garis antara kedua spina ischiadika anterior superior (SIAS)
kanan dan kiri.3. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada kulit di sekitar pungsi (radius 10 cm)
dengan povidone iodine diikuti dengan alcohol 70% lalu tutup dengan duk steril.
4. Kenakan sarung tangan steril lalu tentukan kembali daerah pungsi dengan menekannya
dengan ibu jari selama 15-30 detik.
11
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 12/35
5. Tusukkan jarum spinal no.22 atau 20 pada tempat yang telah ditandai.
6. Masukkan jarum perlahan-lahan menyusuri tulang vertebrae sebelah proksimal dengan
mulut jarum terbuka ke arah atas, hingga menembus duramater lalu putar jarum ke arah
cranial.
7. Saat cairan serebrospinal (CSS) sudah tampak keluar, lepaskan stilet perlahan dan
tampung dengan tabung reaksi steril.
8. Setelah CSS diperoleh, cabut jarum dan tutup luka dengan plester.
Normal Meningitis
Bakterial
Meningitis
Viral
Meningitis
Tuberkulosis
Penampakan Jernih Berkabut /
Purulen
Jernih/ agak
keruh
Jernih/
Xantokrom
Sel (mm3) 0 – 4 100 – 10.000 1.000 10 -500
Tipe Limfosit Neutrofil Limfosit Neutrofil
Protein (g/L) 0,2 – 0,4
Glukosa (mg/dL) > 50 < 40 Normal/ < 40 < 50 dan
menurun siring
waktuTekanan
(mmH2O)
50 - 80 Meningkat (100
– 300)
Normal/ sedikit
meningkat
Meningkat
Komplikasi yang dapat terjadi akibat pungsi lumbal berupa : 1
• Sakit kepala
•Infeksi
• Iritasi zat kimia terhadap selaput otak
• Hemiasi
• Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi
12
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 13/35
Penatalaksanaan
Penanganan meningitis disesuaikan dengan etiologinya. Menigitis bakterial ditangani
dengan pemberian antibiotik intravena, dikombinasi dengan terapi suportif dan simptomatik,
analgesik, antikonvulsan, dan pemberian cairan iniravena pada kondisi yang berat. Sedangkan
untuk meningitis viral, terapi lebih bersifat suportif dan simptomatik. Apabila hasil penilaian
CSS menunjukkan adanya meningitis namun etiologinya tidak dapat dipastikan. Maka
pengobatan dapat diberikan seperti layaknya meningitis bakterial. Perbaikan kondisi akan
tampak dalam 36 jam jika terapi tersebut ternyata tepat. 4
Prognosis
Prognosis meningitis dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia, penyebab, gejala klinis
yang timbul, progresifitas penyakit dan kecepatan penanganan yang diterima. Semakin muda
usia terkena meningitis semakin tinggi risiko kematiannya. Tingkat mortalitas meningitis pada
neonatus adalah 20-30% dan 2% pada anak yang lebih besar. Pada anak yang hidup, 15% akan
mengalami sensorineural hearing loss, epilepsi, penurunan intelegensia, gangguan belajar dan
tingkah laku. 4, 6
I. Meningitis Bakterial
Meningitis bakterial adalah peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri
patogen. Meningitis neonatal bermanifestasi sebagai sepsis onset lambat, yaitu sepsis yang
timbul antara umur 7 - 90 hari dan biasanya berhubungan dengan faktor ekstemal. Meningitis
neonatal adalah penyakit yang sangat ditakutkan karena tingkat mortalitasnya yang cukup
tinggi yakni 20% dan tingkat morbiditas mencapai 50%. 1,2
Insidens meningitis bakterial pada neonatus adalah sekitar 0,5 kasus per 1000 kelahiran
hidup. Pada bayi berat lahir rendah, risiko meningkat 3x lebih tinggi dibandingkan dengan bayi
berat lahir normal. Angka kejadian tertinggi adalah pada saat lahir sampai 2 tahun. Terutama
terjadi pada anak yang distrofik dan imunitas rendah. 3,6
13
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 14/35
1.1 Etiologi
Pada neonatus, patogen yang menyebabkan sepsis juga dapat menyebabkan meningitis
pada neonatus. Penyebab utama meningitis neonatal adalah Streptokokus hemolitikus grup B
(49%), Eschericia coli (18%)) dan L. Monocytogenes (5%). 6
Pada anak, tiga organisme yang paling sering menyebabkan meningitis bakterial adalah
Haemophillus infulenza (40-60%), Neisseria meningitidis (25-40%), dan Streptokokus
pneumoniae (10-20%). Kemungkinan, meningitis bakterial oleh infeksi organisme ini dipicu
oleh otitis media dan sinusitis berat dimana terjadi bakteremia. Penyebab kedua tersering
adalah Neisseria meningitidis atau meningokokus. Diplokokus gram negatif ini sebenarnya
komensal dalam nasofaring. Organisme lain yang juga mungkin menjadi penyebab adalah
Pseudomonas, Stafilokokus, Salmonella, dan Serratia 6,9
1.2 Patofisioo!i
Meningitis dia!ali oleh masuknya bakteri melalui aliran darah ke otak ataupun kontak
langsung antara selaput otak dan rongga sinus atau kulit. 6erkadang proses ini didahului oleh
adanya infeksi virus yang menyebabkan kerusakan permukaan mukosa. <egitu bakteri masuk ke
dalam aliran darah, lalu memasuki ruang subarahnoid dimana terdapat kelemahan sa!ar darah
otak seperti di pleksus horoideus. Inflamasi kemudian ter%adi akibat dari reaksi sistem imun.
/strosit dan mikroglia dalam otak akan mengenali bakteri dan kemudian menghasilkan sitokin.
0itokin inilah yang kemudian mengaktifkan sistem imun sebagai bentuk pertahanan terhadap
infeksi 00. 0a!ar darah otak men%adi lebih permeabel menyebabkan edem serebral vasogenik
akibat perembesan airan dari pembuluh darah. alu se%umlah besar leukosit akan masuk
sehingga menyebabkan inflamasi pada meningens yang kemudian mengakibatkan edem
interstitial. embuluh darah di otak %uga mengalami inflamasi (erebral vasulitis) sehingga
ter%adi penurunan aliran darah ke otak dan menimbulkan edem sitotoksik. 5etiga bentuk oedem
erebral ini akan mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang bila disertai dengan
penurunan tekanan darah akibat infeksi akut yang ter%adi akan semakin mempersulit akses darah
14
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 15/35
ke otak. 5urangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan sel otak kekurangan oksigen dan
mengalami apoptosis. "
1." Ma#ifestasi Ki#is
ada meningitis yang dia!ali dengan infeksi saluran pernapasan atas ataupun infeksi
gastrointestinal akan didahului dengan ge%ala infeksi akut. e%ala yang timbul berupa demam,
batuk, pilek, mual, muntah, diare, sakit kepala, gelisah dan re!el, fotofobia, kaku leher dan
spinal hingga ke%ang dan penurunan kesadaran. eningkatan 6I5 ditandai dengan ge%ala seperti
sakit kepala pada anak yang lebih besar, morning ry atau tangisan merintih pada neonatus,
sering muntah, tremor, ke%ang+t!iting, hiper+hipoaktif, penurunan kesadaran, hingga
kelumpuhan saraf intrakranial.2-4
18
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 16/35
Pada pemeriksaan fisik, ubun-ubun besar menonjol, terdapat tanda kelainan serebral
seperti paresis atau paralisis, strabismus. Tanda rangsang meningeal dapat ditemukan dengan
pemeriksaan kaku kuduk, tanda Brudzinski I dan II, tanda Kernig. 3
Kaku kuduk diperiksa dengan menekuk leher secara pasif dan dikatakan positif apabila
terdapat tahanan sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada Tahanan juga terasa saat leher
diputar, digerakkan ke samping dan saat hiperekstensi.
Brudzinski I diperiksa dengan memfleksikan kepala ke arah dada secara pasif, dimana
bila terdapat rangsang meningeal kedua tungkai akan ikut fleksi pada sendi panggul dan lutut.
Brudzinski II diperiksa dengan memfleksikan tungkai atas pada sendi panggul secara pasif yang
dikatakan positif apabila tungkai lainnya ikut fleksi.
Tanda Kernig diperiksa dengan memfleksikan tungkai atas hingga tegak lurus,
kemudian dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Pada iritasi meningeal, tungkai
bawah tidak dapat diluruskan hingga 135 derajat dan terdapat resistensi serta rasa sakit saat
ekstensi.
1"
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 17/35
1.$ Pemeriksaa# Pe#u#%a#!
Pada bayi gejala meningitis tidak begitu jelas, sehingga setiap kejang pada bayi < 6
bulan merupakan indikasi pungsi lumbal. Sedangkan pada bayi 6 - 18 bulan pungsi lumbal
dianjurkan, dan jika lebih dari 18 bulan pungsi lumbal boleh dilakukan pada kecurigaan
meningitis.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan CSS dari pungsi lumbal. Pungsi lumbal
pada meningitis bakterial biasanya memberikan hasil CSS yang tampak opalesen hingga keruh
dan/atau purulen, meskipun terkadang pada stadium dini masih dapat terlihat jemih. Kekeruhan
CSS terjadi karena adanya peningkatan protein > 0,4 g/L dan sel sampai 100 - 10.000
(terutama neutrofil) sehingga terjadi peningkatan tekanan sampai 100 - 300 mmH20.
Sementara glukosa menurun sampai < 40 mg/dL. Untuk mengetahui jenis kuman penyebab
harus dilakukan kultur pembiakan dan identifikasi antigen (aglutinasi lateks). 4
1:
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 18/35
Neonatus Anak
PenampakanOpalesen hingga keruh Keruh hingga purulen
Sel (mm3)> 30 100 -10.000
TipeJarang PMN PMN
Protein (g/L)> 150 200 – 500
Glukosa (mg/dL)< 40 < 40
1
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 19/35
Selanjutnya, pemeriksaan seperti pewarnaan gram dan kultur CSS dapat dilakukan
untuk menetukan mikroorganisme penyebab. Apabila pungsi lumbal tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan maka dapat dilakukan CT Scan atau MRI. Selain itu, dapat juga
dilakukan uji aglutinasi latex, limulus lysate test atau polymerase chain reaction (PCR) test.
Uji aglutinasi latex akan memberikan hasil positif terhadap S. Pneumoniae, N. Meningitidis,
H. Influenza, E. Coli dan streptokokus grup B. Limulus lysate test positif terhadap bakteri
gram negatif. PCR yang memiliki sensitifitas tinggi, dapat digunakan untuk menentukan
serotipe bakteri atau virus penyebab. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan pada
kecurigaan terhadap meningitis tuberkulosis. 4,6
1.5 Penatalaksanaan Meningitis Bakterial
Pengobatan meningitis bakterial pada anak diawali dengan terapi empirik, kemudian
disesuaikan dnegan hasil pewarnaan Gram atau identifikasi antigen dan/atau biakan serta uji
resistensi.1,4
&ausa A#ti'iotik
. influen>a /mpisilin
9efota?im
9eftria?on
0. neumoniae 9eftria?on
7ankomisin
'. meningitidis enisilin
1
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 20/35
/mpisilin
9eftria?on
9efota?im
5loramfeniol
&luoro@uinolon
0tafilokokus 7ankomisin
ifampisin
ram 'egatif 9efota?im
9efta>idim
9eftria?on
0treptokokus rup < /mpisilin
enisilin
=. oli 9efota?im
/mpisilin A entamisin
isteria /mpisilin A entamisin
2
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 21/35
Pemberian antibiotik berdasarkan umur
Usia A#ti'iotik Dosis
B : ari /mpisilin
A
9efota?im
atau
9eftria?on
18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis
1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
8 mg+5g<<+ari I7 setiap 24 %am
/mpisilin
A
entamisin
18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis
8 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
C : ari /mpisilin
A
entamisin
2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
:,8 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
/mpisilin
A
9efota?im
atau
9eftria?on
2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis
:8 mg+5g<<+ari I7 setiap 24 %am
1 B 3 bulan /mpisilin
A
9efota?im
atau
9eftria?on
2 - 4 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
C 3 bulan 9efota?im 2 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 - 4 dosis
9eftria?on 1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
/mpisilin
A
5loramfeniol
2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
1 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
Pemberian Deksametason berdasarkan umur
21
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 22/35
Usia Dosis
D 1 bulan 6idak diperlukan
C 1 bulan ," mg+5g<<+ari dalam 4 dosis selama 2 hari pertama
$osis a!al diberikan sebelum atau pada saat pemberian antibiotik
Lama pengobatan umumnya 14 - 21 hari pada neonatus dan 10 - 14 hari pada anak,
tergantung dari etiologinya. Tindakan bedah dapat dilakukan bila terdapat komplikasi seperti
subdural empiema, ventrikulitis, abses otak atau hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intrakranial harus ditangani secepatnya dengan melakukan intubasi
endotrakeal dan hiperventilasi (dengan tujuan mempertahankan tekanan PC02 sekitar 25
mmHg). Lalu berikan furosemid IV dengan dosis 1 mg/kgBB dan manitol 0,51mg/kgBB.
Monitor efek samping penggunaan antibiotik dosis tinggi dengan pemeriksaan darah perifer
serial, uji fungsi hati dan uji fungsi ginjal. 1,4
1.6 Penatalaksanaan Meningitis Neonatal
Neonatus yang terkena meningitis umumnya berada dalam kondisi sakit berat, sehingga
terapi yang diberikan haruslah segera dan intensif (perawatan di ICU jika memungkinkan).
Pengobatan yang diberikan meliputi antibiotik, ventilasi mekanik, pemberian cairan yang tepat,
disertai dengan monitor kardiopulmonar.
Pada dasamya pengobatan yang diberikan sama dengan pengobatan sepsis neonatal,
hanya berbeda dalam lama pengobatan dimana pada meningitis, antibiotik diberikan selama 21
hari. 2
Tatalaksana sepsis neonatal adalah sebagai berikut: 2
1. Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu biakan darah dan uji resistensi
2. Pemeriksaan laboratorium rutin
4. Pungsi lumbal dan biakan cairan serebrospinalis dan uji resistensi
22
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 23/35
5. Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin
Pemberian antibiotik pada sepsis neonatal
Pii(a# Pertama
0efalosporin ( 9efota?im )
A
/mikasin
/tau
entamisin
2 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis, kemudian naikan
18 mg+5g<<+ari
" mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
Pii(a# Ke)ua
/mpisilin
A
5loramfenikol
3 - 4 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
8 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis
Pii(a# Keti!a
5otrimoksa>ol 1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis selama 3 hari
(Maksimum 8 mg+5g<<+ari)
5emudian, " mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis
Bila terdapat kejang dapat diberikan antikonvulsan, diazepam rektal 5 mg (< 10 kg)
atau 10 mg (> 10 kg), atau diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB dengan kecepatan 0,5 - 1 mg/menit
selama 3 - 5 menit. Jika terdapat komplikasi seperti efusi subdural, ventrikulitis, hidrosefalus
dan gejala sisa neurologis dapat dipertimbangkan tindakan pembedahan. 2
1.7 Prognosis
Prognosis meningitis bakterial umumnya kurang baik. 10-30% kasus pada neonatus
berakhir dengan kematian. Sementara pada kasus yang hidup, 15% diikuti dengan gejala sisa
neurologis berupa sensorineual hearing loss, penurunan intelegensia, gangguan belajar dan
tingkah laku. 6
I.8 Pencegahan
23
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 24/35
Risiko kejadian meningitis bakterial dapat diperkecil dengan imunisasi Hib
(Haemophillus influenza tipe b) pada usia 2, 4, 6 bulan dan 15-18 bulan.
II. Meningitis Viral
Meningitis viral adalah peradangan selaput otak yang disebabkan oleh virus, disebut
juga dengan meningitis aseptik. Meningitis viral lebih sering terjadi dibandingkan dengan
meningitis bakterial, tetapi gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan dan tidak mengancam
nyawa. Sebagian besar kasus meningitis viral dapat sembuh dengan sendirinya dalam 7-10
hari dan jarang sekali menimbulkan gejala sisa neurologis. Meningitis viral dapat mengenai
semua umur, dengan risiko tertinggi pada neonatus. Insidens meningitis viral pada neonatus
20 kali lebih tinggi daripada anak yang lebih besar.
2.1 Etiologi
Meningitis viral dapat disebabkan oleh infeksi langsung pada selaput otak atau infeksi
virus lain tempat, seperti campak, cacar dan herpes simplex. 85% kasus meningitis viral
disebabkan oleh enterovirus yang dapat menular melalui feses penderita. 6
*irus Pe#+e'a' Me#i#!itis *ira
=nterovirus
• =hovirus
• 9o?akievirus
• oliovirus
• hinovirus
/rbovirus (terdapat 8 serotipe)
erpes
• erpes simple? tipe 1 (07-1)
24
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 25/35
• 07 B 2
• 7ariella >oster
• =pstein B <arr 7irus
• 9ytomegalo virus (9M7)/renavirus ( ymphoyti horiomeningitis)
/denovirus
Mumps
Measles
I7
2.2 Patofisiologi
Virus memasuki SSP melalui dua jalur, hematogen dan neural. Jalur neural jarang
sekali terjadi, hanya pada sebagian kecil kasus yang didahului dengan infeksi yang mengenai
saraf seperti herpes simplex. Sebagian besar kasus terjadi melalui jalur hematogen. Begitu
terinfeksi, virus akan bereplikasi dan apabila sistem imun kurang baik dapat terjadi viremia.
Virus akan masuk ke dalam aliran darah dan masuk ke otak. Mekanisme pasti bagaimana virus
dapat melewati sawar darah otak sendiri belum diketahui secara pasti. 8
2.3 Manifestasi Klinis
Gejala awal meningitis viral biasanya berupa flu-like symptoms. Pada kasus yang
ringan, gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan sekalipun. Sedangkan
pada kasus yang lebih berat, gejala akan berkembang hingga menyerupai gejala meningitis
bakterial, akan tetapi biasanya lebih ringan. Begitu juga dengan pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan fisik yang didapatkan sama dengan meningitis bakterial dalam bentuk yang juga
lebih ringan. 1
2.4 Pemeriksaan Penunjang
28
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 26/35
Pemeriksaan CSS pungsi lumbal pada meningitis viral tampak lebih jemih
dibandingkan dengan meningitis bakteri. Sel yang mendominasi adalah sel mononuklear yaitu
limfosit, protein sedikit meningkat dan kadar glukosa yang normal. Isolasi virus biasanya sulit
dan seringkali tidak mungkin untuk dilakukan. 8,9
2.5 Penatalaksanaan
Kecuali pada kasus yang berat, meningitis viral sebenamya dapat sembuh dengan
sendirinya dalam 7-10 hari. Pengobatan yang diperlukan hanyalah simptomatik, seperti
pemberian acetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit. Dan anjuran kepada pasien
untuk banyak minum guna menjaga cairan tubuh tetap seimbang. Akan tetapi, sebelum dapat
dipastikan diagnosis meningitis viral, harus diberikan antibiotik layaknya pada meningitis
bakterial. Pengobatan dengan antiviral seperti acyclovir dapat diberikan, tergantung dari
causanya. 1,6
2.6 Prognosis
Prognosis meningitis viral jauh lebih baik dibandingkan dengan meningitis bakterial.
Meningitis viral biasanya sembuh dengan sempuma, jarang sekali diikuti dengan gejala sisa
neurologis layaknya pada meningitis bakterial. 8
III. Meningitis Fungal
Meningitis fungal adalah peradangan selaput otak akibat infeksi oleh fungi/jamur.
Meningitis fungal ini biasanya terjadi akibat penyebaran oleh infeksi jamur di tempat lain ke
selaput otak. Umumnya mengenai orang dengan gangguan sistem imun atau imunokompromis
dan dapat mengenai semua usia termasuk anak-anak.
Jamur yang dapat menyebabkan meningitis fungal antara lain adalah: 10
• Cryptococcus neoformans
2"
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 27/35
• Candida spp
• Histoplasma capsulatum
• Blastomyces dermatitidis
cryptococcus neoformans
Penanganan meningitis fungal adalah dengan pemberian anti fungal seperti amfoterisin
B, flucytocine, ketokonazole, fluconazole dan itrakonazol.
IV. Meningitis Tuberkulosis
Meningitis tuberkulosis merupakan akibat dari perluasan infeksi oleh tuberkulosis
primer yang menyebabkan iritasi meningens. Meningitis ini dapat menyerang semua usia
dengan insidens tertinggi pada umur 6 bulan sampai 6 tahun.
4.1 Patofisiologi
Meningitis tuberkulosis berawal dari fokus infeksi primer yang menyebar melalui
duktus torasikus dan kelenjar limfe regional. Kuman Mycobacterium tuberculosis kemudian
masuk ke dalam sirkulasi darah dan sebagian menembus sawar darah otak sehingga
membentuk tuberkel di otak, selaput otak ataupun medula spinalis. Penyebaran secara
hematogen ini dapat berlangsung selama infeksi primer ataupun proses yang kronik. Pada
2:
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 28/35
kondisi imun yang rendah atau pasca trauma, tuberkel tersebut akan pecah dan melepaskan
basil dan antigennya. Basil Mycobacterium tuberculosis kemudian akan masuk ke dalam ruang
subarachnoid atau ventrikel. Perubahan dalam CSS yang terjadi menyebabkan peradangan
yang mulanya timbul di sekitar tuberkel yang pecah sampai ke selaput otak pada dasar otak.
Patogenesis meningitis TB dapat dibagi menjadi 3: 2,6
1. /raknoiditis proliferatif berupa pembentukan massa fibrotik (yang melibatkan saraf
kranialis dan menembus pembuluh darah) terutama di basal otak 2. 7askulitis dengan trombosis dan infark pembuluh darah yang melintasi membran
basalis atau dalam parenkim otak (sehingga terbentuk sekuele neurologis)3. idrosefalus komunikans akibat perluasan inflamasi ke sistema basalis (yang dapat
mengganggu sirkulasi dan resorpsi 900)
4.2 Manifestasi Klinis
Meningitis tuberkulosis dibagi dalam 3 stadium:
• Stadium I / fase prodromal:
• Berlangsung selama 2-3 minggu
• Ditandai dengan malaise, sefalgia, demam tidak tinggi, sakit perut, mual, muntah,
apatis atau iritabel
• Gejala yang predominan adalah gangguan gastrointestinal Tidak ada kelainan
neurologis
2. Stadium II / fase meningitik:
• Pasien tampak mengantuk, disorientasi, dapat terjadi penurunan kesadaran
• Terdapat tanda rangsang meningeal, refleks abdomen menghilang, timbul klonus
pada pergelangan kaki dan patella
• Saraf otak yang terkena adalah N. III, IV, V, VI dan VII3. Stadium III / fase paralitik:
• Merupakan fase percepatan penyakit
• Stupor / koma dimana pupil tidak bereaksi dan terkadang timbul spasme klonik pada
ekstremitas, pernapasan tidak stabil, peningkatan suhu tubuh, kejang, hemiparesis
• Hidrosefalus terjadi pada dua per tiga kasus dengan lama sakit ≥ 3 minggu
2
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 29/35
4.3 Pemeriksaan penunjang
Bila didapatkan tanda-tanda kelainan SSP berupa rangsang meningeal dan adanya TB
milier, harus dilakukan pungsi lumbal untuk deteksi dini meningitis TB. Dan untuk memastikanhasil positif, sebaiknya dilakukan pungsi lumbal selama 3 hari berturut-turut. Pada meningitis TB
akan ditemukan peningkatan kadar protein dan penurunan kadar glukosa, dan pleositosis
mononuklear dengan hitung sel antara 100-500 sel/mm3 pada CSS. Pada fase akut jumlah sel
dapat mencapai t 1.000 seUmm3. Mungkin juga ditemukan BTA pada pemeriksaan apusan
langsung CSS.5
Uji tuberkulin akan memberikan hasil yang positif dan peningkatan laju endap darahpada pemeriksaan darah lengkap. Rontgent thorax dapat menunjukkan gambaran yang normal,
kalsifikasi hingga gambaran TB milier. Pada Elektroensefalografi dapat menunjukkan
perlambatan irama dasar, dapat juga disertai dengan gelombang epileptiform. 5
4.4 Diagnosis
Diagnosis meningitis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan:
• Gambaran klinis berupa gejala meningitis dengan/tanpa disertai dengan
gejala infeksi tuberkulosis pada umumnya
• Adanya riwayat kontak dengan pasien TB aktif
• Uji tuberkulin positif
• Adanya kelainan CSS
4.5 Penatalaksanaan
Bila ada kecurigaan akan meningitis TB, terapi dapat diberikan dengan segera sesuai
dengan konsep pengobatan TB. Fase intensif diberikan 4-5 OAT selama 2 bulan, dilanjutkan
dengan 2 OAT hingga 12 bulan. 5
2
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 30/35
Obat Anti Tuberkulosis beserta Dosisnya
Nama O'at Dosis Haria#
, m!-K!BB-Hari
Dosis Maksimum
,m!-Hari
Efek Sam/i#!
Isonia>id () 8 B 18 3 • epatitis
• 'euritis erifer
• ipersensitivitas
ifampisin () 1 -2 " • angguan I
• eaksi kulit
• epatitis
• 6rombositopenia
• eningkatan =n>im ati
ira>inamid (E) 18 B 3 2 • 6oksisitas hati
• /thralgia
=tambutol (=) 18 B 2 128 • angguan I
• 'euritis optik
• <uta !arna merah B hi%au
• enyempitan lapang pandang
0treptomisin (0) 18 - 4 1 • #totoksik
• 'efrotoksik
Kortikosteroid dapat diberikan sebagai terapi ajuvan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari
selama 4-6 minggu, dilanjutkan dengan tappering off selama 4-6 minggu. Kortikosteroid ini
bertujuan untuk mengatasi inflamasi (antiinflamasi), menurunkan tekanan intrakranial dan
oedem pada otak. Pengobatan suportif dengan restriksi cairan dan pasien harus diistirahatkan
dengan tirah baring total. Apabila terdapat hidrosefalus, dapat dipasang VP Shunt.5
4.6 Prognosis
3
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 31/35
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 32/35
BAB III
KESIMPULAN
Meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi SSP termasuk otak dan
medulla spinalis. Meningitis dapat mengenai semua umur dengan insiden tertinggi pada usia 0-
2 tahun dan resiko tertinggi 3-8 bulan pertama kehidupan. Meningitis dapat disebabkan olah
infeksi bakteri, virus, jamur ataupun parasit.
32
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 33/35
Meningitis bakterial adalah tipe meningitis yang paling ditakuti sebab paling
sering menyebabkan kematian pada bayi, dengan tingkat mortalitas pada neonatus berkisar
antara 10-30%. Hal ini menyebabkan meningitis menjadi salah satu kegawatdaruratan medis,
terutama meningitis bakterial. Meningitis viral adalah meningitis yang paling banyak terjadi
dibandingkan dengan meningitis lainnya. Gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan daripada
meningitis bakterial sehingga memiliki prognosis yang lebih baik. Sebagian kasus bahkan dapat
sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Tipe meningitis lainnya adalah meningitis fungal.
Meningitis ini disebabkan oleh penyebaran infeksi jamur ke selaput otak. Meningitis ini sangat
jarang ditemukan dan biasanya hanya terjadi pada kondisi imunokompromais. Selain itu, ada
juga meningitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi mycobacterium tuberkulosis yang
disebut dengan meningitis tuberkulosis.
Penegakkan diagnosis meningitis dapat diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan
fisik dan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang. Gejala yang ditimbulkan pada meningitis
tipe manapun biasanya sama layaknya infeksi pada SSP, antara lain seperti sakit kepala,
demam, muntah, kejang hingga penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
adanya tanda rangsang meningeal yang positif. Untuk memastikan dan mengetahui penyebab
dari meningitis, dapat dilakukan pungsi lumbal dan analisa CSS. Dimana tiap penyebab
memilki karakteristik yang berbeda-beda.
Belum Apabila seorang anak dicurigai meningitis, maka harus segera diberikan
antibiotik layaknya terapi pada meningitis bakterial sebelum diketahiu dengan pasti
penyebabnya sekalipun. Begitu juga dngan meningitis yang kurang dapat dipastikan
penyebabnya. Pemberian antibiotik bervariasi tergantung umur dan penyebab. Selain itu, dapat
juga diberikan kortikosteroid untuk mambantu menekan inflamasi guna menekan progresivitas
penyakit agar tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan pada
kasus dengan komplikasi yang berat. Meningitis bakterial dapat dicegah dengan memberikan
imunisasi Hib dan BCG pada anak.
33
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 34/35
DA0TA PUSTAKA
1. <ehrman, 5liegman, /rvin.'elson te?tbook of pediatris 1:th edition
0aunders*F0/.24.
2. Gilliam G.ay,;. 9urrent diagnosis and treatment in pediatris eighteenth edition.M
ra! ill.24
34
8/17/2019 Re Frat Meningitis
http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 35/35