re frat meningitis

35
BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Hingga saat ini kejadian meningitis masih banyak ditemukan di dunia dan masih menjadi salah satu penyebab tersering kematian pada neonatus. Karena tingkat morbiditas dan mortalit asnya yang tinggi, meningitis menjadi salah satu kegawat daruratan medis. Maka, penegakan diagnosis dini dan penanganan dengan segera harus diterapkan. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti program kepaniteraan klinik bagian Kesehatan Anak Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto. 1.2.2 Tujuan Khusus Mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai meningitis pada neonatus dan anak- anak dari segi definisi, etiologi , patofisio logi, diagnosis, pengobatan, dan pencega hannya agar dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya dalam praktek kedokteran di kemudian hari. 1

Upload: dome

Post on 06-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 1/35

BAB I

PENDAHULUAN

l. l Latar Belakang

Hingga saat ini kejadian meningitis masih banyak ditemukan di dunia dan masih menjadi

salah satu penyebab tersering kematian pada neonatus. Karena tingkat morbiditas dan

mortalitasnya yang tinggi, meningitis menjadi salah satu kegawatdaruratan medis. Maka,

penegakan diagnosis dini dan penanganan dengan segera harus diterapkan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti program kepaniteraan klinik bagian Kesehatan

Anak Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai meningitis pada neonatus dan anak-

anak dari segi definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya

agar dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya dalam praktek kedokteran di kemudian hari.

1

Page 2: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 2/35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi susunan saraf pusat (otak dan

medula spinalis) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungi atau parasit. Meningitis

dapat mengenai semua umur, terutama pada orang dengan sistem imun rendah atau belum

sempurna. Insidens tertinggi adalah pada anak baru lahir hingga usia 2 tahun, dengan risiko

tertinggi pada usia 3- bulan pertama kehidupan. Meningitis merupakan kega!atdaruratan medis

karena memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama pada neonatus. 1,2,"

ANATOMI

#tak dan medulla spinalis dilindungi oleh selaput otak yang terdiri dari dura mater,

araknoid mater, dan pia mater. $ura mater disebut %uga sebagai pakimeningens, sedangkan

araknoid mater dan pia mater disebut %uga sebagai leptomeningens.

gambar 1. potongan koronal selaput otak.(disadur dari atlas anatomi &rank 'etter)

2

Page 3: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 3/35

ambar 2. apisan selaput otak pada medulla spinalis.

(http*++!!!.nlm.nih.gov+medlineplus+eny+imagepages+1.htm)

$ura mater 

$ura mater terdiri atas dua lapisan %aringan ikat padat. apisan yang disebelah luar 

 berfungsi sebagai periosteum dan seara kuat melekat pada tulang.  apisan bagian dalam

merupakan lapisan selaput otak dan menghadap rongga subdural yang sempit.  /rteri meningeal

 berada diantara dua lapisan ini. /rteri meningeal media merupakan arteri terbesar dan abang

dari arteri maksilaris serta arteri meningeal media memasuki tengkorak melalui foramen

spinosum./rteri meningeal anterior merupakan arteri keil dan mensuplai darah kebagian medial

dari dura bagian frontal dan flaks anterior. /rteri ini memasuki tengkorak didepan laminakribrosa sebagai abang dari arteri etmoidalis anterior. /rteri meningeal posterior mensuplai dura

dari fosa posterior dan memasuki fosa melalui foramen %ugularis sebagai abang arteri faringealis

asenden dan arteri ini mendapat perabangan %uga dari arteri vertebralis.

apisan meningeal dura mater bagian dalam terpisah dari lapisan luar pada tempat dimana

lapisan ini membentuk sinus duralis.  0epan%ang sinus longitudinalis superior dan sinus

transversus, lapisan dalam berduplikat dan menyekat kavitas ranial sebagai falks serebri dan

tentorium serebelli. ada tepi eksterna dari foramen magnum, lapisan dura berpisah seara

lengkap, lapisan luar berlan%ut sebagai periosteum dan lapisan dalam membentuk lengan duralis

dari medulla spinalis.ongga diantara lapisan ini disebut sebagai rongga epidural. ongga ini

mengandung %aringan ikat longgar, beberapa %aringan lemak, dan pleksus venosus

vertebralis.anya pada tempat dimana radiks dari medulla spinalis ber%alan mele!ati foramen

intervertebralis, dua lapisan dura bersatu. apisan dura berakhir pada tingkat vertebra sakralis

3

Page 4: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 4/35

kedua setelah mengelilingi kauda ekuina. ada u%ung kaudalnya, lapisan dura berlan%ut sebagai

filum terminalis. 

ambar 3. &ilum terminalis.

$ura mater diatas tentorium tidak disarafi oleh abang saraf trigeminus, sedangkan dura

infratentorial disarafi oleh abang saraf spinalis servikalis atas dan saraf vagus. 0araf sensorik 

dari dura spinalis adalah milik dari radiks posterior saraf spinalis. 0araf dura terdiri dari serat

 bermielin dan serat yang tidak bermielin yang menyebar diatas seluruh dura. 0truktur terminalis

tampaknya sensitif terhadap regangan sehingga setiap tarikan pada dura akan terasa sangat nyeri.

/raknoid mater 

/raknoid mater terdiri dari membran selular luar dan lapisan %aringan ikat dalam, dimana

melekat %aringan longgar trabekula yang tipis. Membran araknoid yang avaskular merupakan

membran yang transparan dan tipis. Membran ini kuat dan tidak dapat ditembus oleh substansi

 biologik. Membran ini mempunyai lapisan luar yang terdiri dari sel-sel yang seperti endotelium,

4

Page 5: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 5/35

yaitu sel meningotelial atau araknoidal. apisan dalam dari araknoid dan trabekula subaraknoid

ditutup oleh sel-sel mesotelial yang mampu memberikan respon terhadap berbagai rangsangan

 patogenik dan membentuk fagosit.

/raknoid tidak terikat pada dura, keuali daerah sepan%ang sinus duralis, dimana araknoid

melekat melalui villi araknoid. 5arena selalu ada se%umlah keil airan %ernih dalam rongga

subdural, araknoid dapat melunur ke dura tanpa gesekan.

ia mater 

6erdiri dari lapisan mesodermal tipis seperti endotelium. Membran ini menutupi semua

 permukaan otak dan medula spinalis baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, keuali

 permukaan ventrikel. Membran ini melekat pada semua tempat pada membran ektodermal yang

dibentuk oleh astrosit marginal. Membran piaglia ini mengikuti semua pembuluh darah yang

memasuki atau meninggalkan parenkim saraf dan merupakan batas perifer dari spasium

 perivaskular 7irho!-obin. ada tempat dimana trabekula subaraknoid melekat pada pia, dapat

terbentuk %aringan padat seperti membran yang disebut lapisan epipial. apisan ini mengandung

 pembuluh-pembuluh darah keil dan serat-serat saraf yang lebih banyak. 0erat saraf ini tidak 

sensitif terhadap rangsangan mekanis atau termis.

ongga subaraknoid

ongga ini terisi oleh airan serebrospinal yang bersirkulasi. 0emua pembuluh darah dan

saraf dari otak dan medula spinalis mele!ati airan ini. #leh karena itu, %ika rongga ini terinfeksi

maka pembuluh darah dan saraf akan terlibat proses peradangan. ongga subaraknoid adalah

suatu kelan%utan dari area parietalis otak yang meman%ang keba!ah sampai u%ung akhir dari

kauda ekuina dalam regio koksigeus dimana dura spinalis berakhir. ongga subaraknoid tidak 

 berhubungan dengan rongga subdura, oleh karena itu leptomeningitis tidak menyebar kedalam

rongga subdural keuali %ika infeksi diba!a oleh trombosis septik dari vena serebral yang

menyeberangi rongga subdural. ada tempat dimana rongga subaraknoid yang melebar disebut

sisterna.

8

Page 6: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 6/35

7entrikel

6erdiri dari dua ventrikel lateral dan ventrikel ketiga serta keempat yang tidak  berpasangan.  Masing-masing ventrikel lateral mempunyai kornu anterior, sela media, kornu

 posterior, dan kornu inferior atau temporal. 5edua ventrikel tersebut berhubungan dengan

ventrikel ketiga melalui foramen  Monro  atau foramen interventrikularis. /kuaduktus Sylvii

menghubungkan ventrikel ketiga dan keempat. 7entrikel keempat berhubungan dengan rongga

subaraknoid melalui tiga foramen yaitu dua foramen  Luschka  yang terletak didalam sudut

 pontomedular dan satu foramen  Magendie  yang terletak dibelakang medula dan menghadap

sisterna magna. &oramen Luschka merupakan %alan keluar terakhir dari resessus lateral ventrikel

keempat dan biasanya dikenal dengan pleksus koroideus. Masing-masing dari ventrikel keempat

memiliki pleksus koroid. leksus koroid terbesar ada pada ventrikel lateral. 

ambar 4 . 0istem ventrikel.

9airan serebrospinalis

"

Page 7: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 7/35

9airan serebrospinalis diproduksi oleh pleksus koroideus, yang sebagian besar oleh

 pleksus ventrikel lateral.$idalam rongga subaraknoid airan ini bersirkulasi keatas dan mengitari

otak serta keba!ah mengitari medula spinalis. 9airan serebrospinalis %ernih seperti air,

mengandung sedikit sel dan sedikit protein. $arah didalam kapiler dari pleksus terpisah dari

airan serebrospinalis dalam ventrikel oleh sa!ar darah otak yang terdiri dari endotelium kapiler,

membran basilaris, dan pleksus epitelium. 0a!ar ini dapat dilalui oleh air, oksigen dan

karbondioksida serta se%umlah keil elektrolit, tetapi tidak dapat dile!ati sama sekali oleh

komponen darah.

7illi araknoid penting untuk resorpsi airan serebrospinalis kedalam aliran darah dari

sinus-sinus duralis. esorpsi tambahan mungkin berlangsung sepan%ang selubung perineural dari

saraf kranialis dan spinalis yang ber%alan keluar, sepan%ang ependim dari ventrikel dan melalui

kapiler dari leptomeningens. 7olume total dari airan serebrospinalis dalam ventrikel dan rongga

subaraknoid dalam otak orang de!asa adalah sekitar 13-18 ml. 5ira-kira 4-8 ml

diproduksi setiap dua puluh empat %am. ada pasien dalam posisi terlentang, tekanan airan

serebrospinalis adalah antara : mm 2# dan 12 2#.8

;umlah limfosit didalam airan serebrospinal tidak melebihi 8 ul+ml dan bersifat steril. p

sekitar :,38, mengandung glukosa "8 mg+d, dan total protein 18-8 mg+d.4

:

Page 8: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 8/35

ambar 8 . 0irkulasi airan serebrospinalis.

ETIOLOGI

Meningitis umumnya disebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Paling sering disebabkan

oleh virus, diikuti oleh bakteri, fungi dan parasit. Virus yang menyebabkan meningitis antara lain

adalah enterovirus, herpes simplex (HSV-2), varicella zoster, virus campak dan HIV. 1, 2

Umur Bakteri

 'eonatus   • 0treptokokus grup <

• isteria

• =sherihia oli

• 5oliform lainnya

/nak-anak    •  'eisseria meningitidis (diplokokus gramn negatif)

• 0treptokokus pneumoniae (diplokokus gram positif)

• aemophylus influen>a (kokobasilus gram negatif)

Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi Mycobacterium tuberkulosis

yang melewati sawar darah otak, yang disebut dengan mengitis tuberkulosis. Meningitis dapat

Page 9: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 9/35

 juga akibat metastasis proses keganasan ke selaput otak. Meningitis fungal oleh infeksi jamur

contohnya seperti Crytococcus neoformans. 9

DIAGNOSIS

Meningitis memiliki manifestasi klinis layaknya infeksi pada susunan saraf pusat

(SSP). Semakin muda usia anak, semakin tidak khas gejala klinis yang tampak. Pasien usia

muda sering kali datang dengan keluhan kejang, sehingga setiap kejang pada anak harus

dicurigai adanya meningitis. Pungsi lumbal dapat dilakukan untuk memastikannya. Pada anak 

yang lebih besar, dapat ditemukan tanda-tanda klasik iritasi meningeal yang disebut dengan

meningismus. Meningismus antara lain adalah kaku kuduk, retraksi kepala, dan tanda Kernig.

Kaku kuduk adalah kesulitan memfleksikan leher, dimana terdapat resistensi saat dagu

digerakkan ke arah dada. Retraksi kepala merupakan tanda meningitis lanjut.

Usia Gejala Klinis

Bayi   • Gelisah/ rewel

• Menangis keras

• Ubun-ubun menonjol

Anak-anak    • Sakit kepala

• Fotofobia

• Kaku kuduk 

Page 10: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 10/35

Semua Umur   • Demam

• Muntah

• Mengantuk 

• Kejang

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang wajib dilakukan pada kejang pada anak adalah pungsi lumbal. Pungsi

lumbal adalah tindakan mengambil cairan serebrospinal. Indikasi pungsi lumbal adalah : 1

• Kejang / twitching

• Paralisis / paresis

• Penurunan kesadaran / koma

• Kaku kuduk 

• Ubun-ubun besar menonjol

• Sepsis

• Tuberkulosis milier

• Leukimia

• Mastoiditis kronik 

• Demam yang tidak diketahui sebabnya

• Pengobatan meningitis kronik karena limfoma dan sarkoidosis

• Pengobatan peningkatan tekanan intrakranial ringan (bening intracranial

hypertension)

Kontraindikasi pungsi lumbal : 1

1

Page 11: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 11/35

• Syok / renjatan

• Kelainan mekanisme pembekuan darah

• Infeksi lokal di sekitar tempat pungsi lumbal

•Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti pada tumor, space

-occupying-lesion (SOL), hidrosefalus, dan gejala hemial

• Gangguan pemapasan dan sirkulasi yang dapat membahayakan sewaktu

pungsi dilakukan

• Anak dalam keadaan kejang

Alat-alat yang dibutuhkan:

• Sarung tangan, masker, duk berlubang (steril)

• Kassa steril, kapas, plester

• Tiga buah tabung reaksi steril dengan penutupnya

• Cunam kecil steril

• Jarum pungsi lumbal no.22 dan 20 dengan stiletnya

• Cairan antiseptik povidone iodine dan alcohol 70%

Prosedur pungsi lumbal : 1

1. Posisikan pasien dalam keadaan miring pada salah satu sisi tubuh, leher difleksikan

maksimal ke arah lutut dan extremitas pada difleksikan maksimal ke arah dahi, sehingga

sumbu kraniospinal (columna vertebralis) sejajar dengan tempat tidur.

2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 dengan menemukan garis potong

sumbu kraniospinal dan garis antara kedua spina ischiadika anterior superior (SIAS)

kanan dan kiri.3. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada kulit di sekitar pungsi (radius 10 cm)

dengan povidone iodine diikuti dengan alcohol 70% lalu tutup dengan duk steril.

4. Kenakan sarung tangan steril lalu tentukan kembali daerah pungsi dengan menekannya

dengan ibu jari selama 15-30 detik.

11

Page 12: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 12/35

5. Tusukkan jarum spinal no.22 atau 20 pada tempat yang telah ditandai.

6. Masukkan jarum perlahan-lahan menyusuri tulang vertebrae sebelah proksimal dengan

mulut jarum terbuka ke arah atas, hingga menembus duramater lalu putar jarum ke arah

cranial.

7. Saat cairan serebrospinal (CSS) sudah tampak keluar, lepaskan stilet perlahan dan

tampung dengan tabung reaksi steril.

8. Setelah CSS diperoleh, cabut jarum dan tutup luka dengan plester.

Normal Meningitis

Bakterial

Meningitis

Viral

Meningitis

Tuberkulosis

Penampakan Jernih Berkabut /  

Purulen

Jernih/ agak 

keruh

Jernih/ 

Xantokrom

Sel (mm3) 0 – 4 100 – 10.000 1.000 10 -500

Tipe Limfosit Neutrofil Limfosit Neutrofil

Protein (g/L) 0,2 – 0,4

Glukosa (mg/dL) > 50 < 40 Normal/ < 40 < 50 dan

menurun siring

waktuTekanan

(mmH2O)

50 - 80 Meningkat (100

– 300)

Normal/ sedikit

meningkat

Meningkat

Komplikasi yang dapat terjadi akibat pungsi lumbal berupa : 1

• Sakit kepala

•Infeksi

• Iritasi zat kimia terhadap selaput otak

• Hemiasi

• Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi

12

Page 13: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 13/35

Penatalaksanaan

Penanganan meningitis disesuaikan dengan etiologinya. Menigitis bakterial ditangani

dengan pemberian antibiotik intravena, dikombinasi dengan terapi suportif dan simptomatik,

analgesik, antikonvulsan, dan pemberian cairan iniravena pada kondisi yang berat. Sedangkan

untuk meningitis viral, terapi lebih bersifat suportif dan simptomatik. Apabila hasil penilaian

CSS menunjukkan adanya meningitis namun etiologinya tidak dapat dipastikan. Maka

pengobatan dapat diberikan seperti layaknya meningitis bakterial. Perbaikan kondisi akan

tampak dalam 36 jam jika terapi tersebut ternyata tepat. 4

Prognosis

Prognosis meningitis dipengaruhi oleh beberapa hal seperti usia, penyebab, gejala klinis

yang timbul, progresifitas penyakit dan kecepatan penanganan yang diterima. Semakin muda

usia terkena meningitis semakin tinggi risiko kematiannya. Tingkat mortalitas meningitis pada

neonatus adalah 20-30% dan 2% pada anak yang lebih besar. Pada anak yang hidup, 15% akan

mengalami sensorineural hearing loss, epilepsi, penurunan intelegensia, gangguan belajar dan

tingkah laku. 4, 6

I. Meningitis Bakterial

Meningitis bakterial adalah peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri

patogen. Meningitis neonatal bermanifestasi sebagai sepsis onset lambat, yaitu sepsis yang

timbul antara umur 7 - 90 hari dan biasanya berhubungan dengan faktor ekstemal. Meningitis

neonatal adalah penyakit yang sangat ditakutkan karena tingkat mortalitasnya yang cukup

tinggi yakni 20% dan tingkat morbiditas mencapai 50%. 1,2

Insidens meningitis bakterial pada neonatus adalah sekitar 0,5 kasus per 1000 kelahiran

hidup. Pada bayi berat lahir rendah, risiko meningkat 3x lebih tinggi dibandingkan dengan bayi

berat lahir normal. Angka kejadian tertinggi adalah pada saat lahir sampai 2 tahun. Terutama

terjadi pada anak yang distrofik dan imunitas rendah. 3,6

13

Page 14: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 14/35

1.1 Etiologi

Pada neonatus, patogen yang menyebabkan sepsis juga dapat menyebabkan meningitis

pada neonatus. Penyebab utama meningitis neonatal adalah Streptokokus hemolitikus grup B

(49%), Eschericia coli (18%)) dan L. Monocytogenes (5%). 6

Pada anak, tiga organisme yang paling sering menyebabkan meningitis bakterial adalah

Haemophillus infulenza (40-60%), Neisseria meningitidis (25-40%), dan Streptokokus

pneumoniae (10-20%). Kemungkinan, meningitis bakterial oleh infeksi organisme ini dipicu

oleh otitis media dan sinusitis berat dimana terjadi bakteremia. Penyebab kedua tersering

adalah Neisseria meningitidis atau meningokokus. Diplokokus gram negatif ini sebenarnya

komensal dalam nasofaring. Organisme lain yang juga mungkin menjadi penyebab adalah

Pseudomonas, Stafilokokus, Salmonella, dan Serratia 6,9

1.2 Patofisioo!i

Meningitis dia!ali oleh masuknya bakteri melalui aliran darah ke otak ataupun kontak 

langsung antara selaput otak dan rongga sinus atau kulit. 6erkadang proses ini didahului oleh

adanya infeksi virus yang menyebabkan kerusakan permukaan mukosa. <egitu bakteri masuk ke

dalam aliran darah, lalu memasuki ruang subarahnoid dimana terdapat kelemahan sa!ar darah

otak seperti di pleksus horoideus. Inflamasi kemudian ter%adi akibat dari reaksi sistem imun.

/strosit dan mikroglia dalam otak akan mengenali bakteri dan kemudian menghasilkan sitokin.

0itokin inilah yang kemudian mengaktifkan sistem imun sebagai bentuk pertahanan terhadap

infeksi 00. 0a!ar darah otak men%adi lebih permeabel menyebabkan edem serebral vasogenik 

akibat perembesan airan dari pembuluh darah. alu se%umlah besar leukosit akan masuk 

sehingga menyebabkan inflamasi pada meningens yang kemudian mengakibatkan edem

interstitial. embuluh darah di otak %uga mengalami inflamasi (erebral vasulitis) sehingga

ter%adi penurunan aliran darah ke otak dan menimbulkan edem sitotoksik. 5etiga bentuk oedem

erebral ini akan mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang bila disertai dengan

 penurunan tekanan darah akibat infeksi akut yang ter%adi akan semakin mempersulit akses darah

14

Page 15: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 15/35

ke otak. 5urangnya aliran darah ke otak akan menyebabkan sel otak kekurangan oksigen dan

mengalami apoptosis. "

1." Ma#ifestasi Ki#is

ada meningitis yang dia!ali dengan infeksi saluran pernapasan atas ataupun infeksi

gastrointestinal akan didahului dengan ge%ala infeksi akut. e%ala yang timbul berupa demam,

 batuk, pilek, mual, muntah, diare, sakit kepala, gelisah dan re!el, fotofobia, kaku leher dan

spinal hingga ke%ang dan penurunan kesadaran. eningkatan 6I5 ditandai dengan ge%ala seperti

sakit kepala pada anak yang lebih besar, morning ry  atau tangisan merintih pada neonatus,

sering muntah, tremor, ke%ang+t!iting, hiper+hipoaktif, penurunan kesadaran, hingga

kelumpuhan saraf intrakranial.2-4

18

Page 16: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 16/35

Pada pemeriksaan fisik, ubun-ubun besar menonjol, terdapat tanda kelainan serebral

seperti paresis atau paralisis, strabismus. Tanda rangsang meningeal dapat ditemukan dengan

pemeriksaan kaku kuduk, tanda Brudzinski I dan II, tanda Kernig. 3

Kaku kuduk diperiksa dengan menekuk leher secara pasif dan dikatakan positif apabila

terdapat tahanan sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada Tahanan juga terasa saat leher

diputar, digerakkan ke samping dan saat hiperekstensi.

Brudzinski I diperiksa dengan memfleksikan kepala ke arah dada secara pasif, dimana

bila terdapat rangsang meningeal kedua tungkai akan ikut fleksi pada sendi panggul dan lutut.

Brudzinski II diperiksa dengan memfleksikan tungkai atas pada sendi panggul secara pasif yang

dikatakan positif apabila tungkai lainnya ikut fleksi.

Tanda Kernig diperiksa dengan memfleksikan tungkai atas hingga tegak lurus,

kemudian dicoba meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Pada iritasi meningeal, tungkai

bawah tidak dapat diluruskan hingga 135 derajat dan terdapat resistensi serta rasa sakit saat

ekstensi.

1"

Page 17: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 17/35

1.$ Pemeriksaa# Pe#u#%a#!

Pada bayi gejala meningitis tidak begitu jelas, sehingga setiap kejang pada bayi < 6

bulan merupakan indikasi pungsi lumbal. Sedangkan pada bayi 6 - 18 bulan pungsi lumbal

dianjurkan, dan jika lebih dari 18 bulan pungsi lumbal boleh dilakukan pada kecurigaan

meningitis.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan CSS dari pungsi lumbal. Pungsi lumbal

pada meningitis bakterial biasanya memberikan hasil CSS yang tampak opalesen hingga keruh

dan/atau purulen, meskipun terkadang pada stadium dini masih dapat terlihat jemih. Kekeruhan

CSS terjadi karena adanya peningkatan protein > 0,4 g/L dan sel sampai 100 - 10.000

(terutama neutrofil) sehingga terjadi peningkatan tekanan sampai 100 - 300 mmH20.

Sementara glukosa menurun sampai < 40 mg/dL. Untuk mengetahui jenis kuman penyebab

harus dilakukan kultur pembiakan dan identifikasi antigen (aglutinasi lateks). 4

1:

Page 18: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 18/35

Neonatus Anak

PenampakanOpalesen hingga keruh Keruh hingga purulen

Sel (mm3)> 30 100 -10.000

TipeJarang PMN PMN

Protein (g/L)> 150 200 – 500

Glukosa (mg/dL)< 40 < 40

1

Page 19: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 19/35

Selanjutnya, pemeriksaan seperti pewarnaan gram dan kultur CSS dapat dilakukan

untuk menetukan mikroorganisme penyebab. Apabila pungsi lumbal tidak memungkinkan

untuk dilaksanakan maka dapat dilakukan CT Scan atau MRI. Selain itu, dapat juga

dilakukan uji aglutinasi latex, limulus lysate test atau polymerase chain reaction (PCR) test.

Uji aglutinasi latex akan memberikan hasil positif terhadap S. Pneumoniae, N. Meningitidis,

H. Influenza, E. Coli dan streptokokus grup B. Limulus lysate test positif terhadap bakteri

gram negatif. PCR yang memiliki sensitifitas tinggi, dapat digunakan untuk menentukan

serotipe bakteri atau virus penyebab. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan pada

kecurigaan terhadap meningitis tuberkulosis. 4,6

1.5 Penatalaksanaan Meningitis Bakterial

Pengobatan meningitis bakterial pada anak diawali dengan terapi empirik, kemudian

disesuaikan dnegan hasil pewarnaan Gram atau identifikasi antigen dan/atau biakan serta uji

resistensi.1,4

&ausa A#ti'iotik  

. influen>a /mpisilin

9efota?im

9eftria?on

0. neumoniae 9eftria?on

7ankomisin

 '. meningitidis enisilin

1

Page 20: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 20/35

/mpisilin

9eftria?on

9efota?im

5loramfeniol

&luoro@uinolon

0tafilokokus 7ankomisin

ifampisin

ram 'egatif 9efota?im

9efta>idim

9eftria?on

0treptokokus rup < /mpisilin

enisilin

=. oli 9efota?im

/mpisilin A entamisin

isteria /mpisilin A entamisin

2

Page 21: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 21/35

Pemberian antibiotik berdasarkan umur

Usia A#ti'iotik Dosis

B : ari /mpisilin

 A

9efota?im

atau

9eftria?on

18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis

1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

8 mg+5g<<+ari I7 setiap 24 %am

/mpisilin

A

entamisin

18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis

8 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

C : ari /mpisilin

A

entamisin

2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

:,8 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

/mpisilin

 A

9efota?im

atau

9eftria?on

2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

18 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 dosis

:8 mg+5g<<+ari I7 setiap 24 %am

1 B 3 bulan /mpisilin

 A

9efota?im

atau

9eftria?on

2 - 4 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

C 3 bulan 9efota?im 2 mg+5g<<+ari I7 dalam 3 - 4 dosis

9eftria?on 1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

/mpisilin

A

5loramfeniol

2 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

1 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

Pemberian Deksametason berdasarkan umur

21

Page 22: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 22/35

Usia Dosis

D 1 bulan 6idak diperlukan

C 1 bulan ," mg+5g<<+ari dalam 4 dosis selama 2 hari pertama

$osis a!al diberikan sebelum atau pada saat pemberian antibiotik 

Lama pengobatan umumnya 14 - 21 hari pada neonatus dan 10 - 14 hari pada anak,

tergantung dari etiologinya. Tindakan bedah dapat dilakukan bila terdapat komplikasi seperti

subdural empiema, ventrikulitis, abses otak atau hidrosefalus.

Peningkatan tekanan intrakranial harus ditangani secepatnya dengan melakukan intubasi

endotrakeal dan hiperventilasi (dengan tujuan mempertahankan tekanan PC02 sekitar 25

mmHg). Lalu berikan furosemid IV dengan dosis 1 mg/kgBB dan manitol 0,51mg/kgBB.

Monitor efek samping penggunaan antibiotik dosis tinggi dengan pemeriksaan darah perifer

serial, uji fungsi hati dan uji fungsi ginjal. 1,4

1.6 Penatalaksanaan Meningitis Neonatal

Neonatus yang terkena meningitis umumnya berada dalam kondisi sakit berat, sehingga

terapi yang diberikan haruslah segera dan intensif (perawatan di ICU jika memungkinkan).

Pengobatan yang diberikan meliputi antibiotik, ventilasi mekanik, pemberian cairan yang tepat,

disertai dengan monitor kardiopulmonar.

Pada dasamya pengobatan yang diberikan sama dengan pengobatan sepsis neonatal,

hanya berbeda dalam lama pengobatan dimana pada meningitis, antibiotik diberikan selama 21

hari. 2

Tatalaksana sepsis neonatal adalah sebagai berikut: 2

1. Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu biakan darah dan uji resistensi

2. Pemeriksaan laboratorium rutin

4. Pungsi lumbal dan biakan cairan serebrospinalis dan uji resistensi

22

Page 23: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 23/35

5. Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin

Pemberian antibiotik pada sepsis neonatal

Pii(a# Pertama

0efalosporin ( 9efota?im )

A

/mikasin

/tau

entamisin

2 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis, kemudian naikan

18 mg+5g<<+ari

" mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

Pii(a# Ke)ua

/mpisilin

A

5loramfenikol

3 - 4 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

8 mg+5g<<+ari I7 dalam 4 dosis

Pii(a# Keti!a

5otrimoksa>ol 1 mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis selama 3 hari

(Maksimum 8 mg+5g<<+ari)

5emudian, " mg+5g<<+ari I7 dalam 2 dosis

Bila terdapat kejang dapat diberikan antikonvulsan, diazepam rektal 5 mg (< 10 kg)

atau 10 mg (> 10 kg), atau diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB dengan kecepatan 0,5 - 1 mg/menit

selama 3 - 5 menit. Jika terdapat komplikasi seperti efusi subdural, ventrikulitis, hidrosefalus

dan gejala sisa neurologis dapat dipertimbangkan tindakan pembedahan. 2

1.7 Prognosis

Prognosis meningitis bakterial umumnya kurang baik. 10-30% kasus pada neonatus

berakhir dengan kematian. Sementara pada kasus yang hidup, 15% diikuti dengan gejala sisa

neurologis berupa sensorineual hearing loss, penurunan intelegensia, gangguan belajar dan

tingkah laku. 6

I.8 Pencegahan

23

Page 24: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 24/35

Risiko kejadian meningitis bakterial dapat diperkecil dengan imunisasi Hib

(Haemophillus influenza tipe b) pada usia 2, 4, 6 bulan dan 15-18 bulan.

II. Meningitis Viral

Meningitis viral adalah peradangan selaput otak yang disebabkan oleh virus, disebut

 juga dengan meningitis aseptik. Meningitis viral lebih sering terjadi dibandingkan dengan

meningitis bakterial, tetapi gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan dan tidak mengancam

nyawa. Sebagian besar kasus meningitis viral dapat sembuh dengan sendirinya dalam 7-10

hari dan jarang sekali menimbulkan gejala sisa neurologis. Meningitis viral dapat mengenai

semua umur, dengan risiko tertinggi pada neonatus. Insidens meningitis viral pada neonatus

20 kali lebih tinggi daripada anak yang lebih besar.

2.1 Etiologi

Meningitis viral dapat disebabkan oleh infeksi langsung pada selaput otak atau infeksi

virus lain tempat, seperti campak, cacar dan herpes simplex. 85% kasus meningitis viral

disebabkan oleh enterovirus yang dapat menular melalui feses penderita. 6

*irus Pe#+e'a' Me#i#!itis *ira

=nterovirus

• =hovirus

• 9o?akievirus

• oliovirus

• hinovirus

/rbovirus (terdapat 8 serotipe)

erpes

• erpes simple? tipe 1 (07-1)

24

Page 25: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 25/35

• 07 B 2

• 7ariella >oster 

• =pstein B <arr 7irus

• 9ytomegalo virus (9M7)/renavirus ( ymphoyti horiomeningitis)

/denovirus

Mumps

Measles

I7

2.2 Patofisiologi

Virus memasuki SSP melalui dua jalur, hematogen dan neural. Jalur neural jarang

sekali terjadi, hanya pada sebagian kecil kasus yang didahului dengan infeksi yang mengenai

saraf seperti herpes simplex. Sebagian besar kasus terjadi melalui jalur hematogen. Begitu

terinfeksi, virus akan bereplikasi dan apabila sistem imun kurang baik dapat terjadi viremia.

Virus akan masuk ke dalam aliran darah dan masuk ke otak. Mekanisme pasti bagaimana virus

dapat melewati sawar darah otak sendiri belum diketahui secara pasti. 8

2.3 Manifestasi Klinis

Gejala awal meningitis viral biasanya berupa flu-like symptoms. Pada kasus yang

ringan, gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan sekalipun. Sedangkan

pada kasus yang lebih berat, gejala akan berkembang hingga menyerupai gejala meningitis

bakterial, akan tetapi biasanya lebih ringan. Begitu juga dengan pemeriksaan fisik, hasil

pemeriksaan fisik yang didapatkan sama dengan meningitis bakterial dalam bentuk yang juga

lebih ringan. 1

2.4 Pemeriksaan Penunjang

28

Page 26: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 26/35

Pemeriksaan CSS pungsi lumbal pada meningitis viral tampak lebih jemih

dibandingkan dengan meningitis bakteri. Sel yang mendominasi adalah sel mononuklear yaitu

limfosit, protein sedikit meningkat dan kadar glukosa yang normal. Isolasi virus biasanya sulit

dan seringkali tidak mungkin untuk dilakukan. 8,9

2.5 Penatalaksanaan

Kecuali pada kasus yang berat, meningitis viral sebenamya dapat sembuh dengan

sendirinya dalam 7-10 hari. Pengobatan yang diperlukan hanyalah simptomatik, seperti

pemberian acetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit. Dan anjuran kepada pasien

untuk banyak minum guna menjaga cairan tubuh tetap seimbang. Akan tetapi, sebelum dapat

dipastikan diagnosis meningitis viral, harus diberikan antibiotik layaknya pada meningitis

bakterial. Pengobatan dengan antiviral seperti acyclovir dapat diberikan, tergantung dari

causanya. 1,6

2.6 Prognosis

Prognosis meningitis viral jauh lebih baik dibandingkan dengan meningitis bakterial.

Meningitis viral biasanya sembuh dengan sempuma, jarang sekali diikuti dengan gejala sisa

neurologis layaknya pada meningitis bakterial. 8

III. Meningitis Fungal

Meningitis fungal adalah peradangan selaput otak akibat infeksi oleh fungi/jamur.

Meningitis fungal ini biasanya terjadi akibat penyebaran oleh infeksi jamur di tempat lain ke

selaput otak. Umumnya mengenai orang dengan gangguan sistem imun atau imunokompromis

dan dapat mengenai semua usia termasuk anak-anak.

Jamur yang dapat menyebabkan meningitis fungal antara lain adalah: 10

• Cryptococcus neoformans

2"

Page 27: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 27/35

• Candida spp

• Histoplasma capsulatum

• Blastomyces dermatitidis

 cryptococcus neoformans

Penanganan meningitis fungal adalah dengan pemberian anti fungal seperti amfoterisin

B, flucytocine, ketokonazole, fluconazole dan itrakonazol.

IV. Meningitis Tuberkulosis

Meningitis tuberkulosis merupakan akibat dari perluasan infeksi oleh tuberkulosis

primer yang menyebabkan iritasi meningens. Meningitis ini dapat menyerang semua usia

dengan insidens tertinggi pada umur 6 bulan sampai 6 tahun.

4.1 Patofisiologi

Meningitis tuberkulosis berawal dari fokus infeksi primer yang menyebar melalui

duktus torasikus dan kelenjar limfe regional. Kuman Mycobacterium tuberculosis kemudian

masuk ke dalam sirkulasi darah dan sebagian menembus sawar darah otak sehingga

membentuk tuberkel di otak, selaput otak ataupun medula spinalis. Penyebaran secara

hematogen ini dapat berlangsung selama infeksi primer ataupun proses yang kronik. Pada

2:

Page 28: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 28/35

kondisi imun yang rendah atau pasca trauma, tuberkel tersebut akan pecah dan melepaskan

basil dan antigennya. Basil Mycobacterium tuberculosis kemudian akan masuk ke dalam ruang

subarachnoid atau ventrikel. Perubahan dalam CSS yang terjadi menyebabkan peradangan

yang mulanya timbul di sekitar tuberkel yang pecah sampai ke selaput otak pada dasar otak.

Patogenesis meningitis TB dapat dibagi menjadi 3: 2,6

1.  /raknoiditis proliferatif berupa pembentukan massa fibrotik (yang melibatkan saraf 

kranialis dan menembus pembuluh darah) terutama di basal otak 2. 7askulitis dengan trombosis dan infark pembuluh darah yang melintasi membran

 basalis atau dalam parenkim otak (sehingga terbentuk sekuele neurologis)3. idrosefalus komunikans akibat perluasan inflamasi ke sistema basalis (yang dapat

mengganggu sirkulasi dan resorpsi 900)

4.2 Manifestasi Klinis

Meningitis tuberkulosis dibagi dalam 3 stadium:

• Stadium I / fase prodromal:

• Berlangsung selama 2-3 minggu

• Ditandai dengan malaise, sefalgia, demam tidak tinggi, sakit perut, mual, muntah,

apatis atau iritabel

• Gejala yang predominan adalah gangguan gastrointestinal Tidak ada kelainan

neurologis

2. Stadium II / fase meningitik:

• Pasien tampak mengantuk, disorientasi, dapat terjadi penurunan kesadaran

• Terdapat tanda rangsang meningeal, refleks abdomen menghilang, timbul klonus

pada pergelangan kaki dan patella

• Saraf otak yang terkena adalah N. III, IV, V, VI dan VII3. Stadium III / fase paralitik:

• Merupakan fase percepatan penyakit

• Stupor / koma dimana pupil tidak bereaksi dan terkadang timbul spasme klonik pada

ekstremitas, pernapasan tidak stabil, peningkatan suhu tubuh, kejang, hemiparesis

• Hidrosefalus terjadi pada dua per tiga kasus dengan lama sakit ≥ 3 minggu

2

Page 29: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 29/35

4.3 Pemeriksaan penunjang

Bila didapatkan tanda-tanda kelainan SSP berupa rangsang meningeal dan adanya TB

milier, harus dilakukan pungsi lumbal untuk deteksi dini meningitis TB. Dan untuk memastikanhasil positif, sebaiknya dilakukan pungsi lumbal selama 3 hari berturut-turut. Pada meningitis TB

akan ditemukan peningkatan kadar protein dan penurunan kadar glukosa, dan pleositosis

mononuklear dengan hitung sel antara 100-500 sel/mm3 pada CSS. Pada fase akut jumlah sel

dapat mencapai t 1.000 seUmm3. Mungkin juga ditemukan BTA pada pemeriksaan apusan

langsung CSS.5

Uji tuberkulin akan memberikan hasil yang positif dan peningkatan laju endap darahpada pemeriksaan darah lengkap. Rontgent thorax dapat menunjukkan gambaran yang normal,

kalsifikasi hingga gambaran TB milier. Pada Elektroensefalografi dapat menunjukkan

perlambatan irama dasar, dapat juga disertai dengan gelombang epileptiform. 5

4.4 Diagnosis

Diagnosis meningitis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan:

• Gambaran klinis berupa gejala meningitis dengan/tanpa disertai dengan

gejala infeksi tuberkulosis pada umumnya

• Adanya riwayat kontak dengan pasien TB aktif

• Uji tuberkulin positif 

• Adanya kelainan CSS

4.5 Penatalaksanaan

Bila ada kecurigaan akan meningitis TB, terapi dapat diberikan dengan segera sesuai

dengan konsep pengobatan TB. Fase intensif diberikan 4-5 OAT selama 2 bulan, dilanjutkan

dengan 2 OAT hingga 12 bulan. 5

2

Page 30: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 30/35

Obat Anti Tuberkulosis beserta Dosisnya

Nama O'at Dosis Haria#

, m!-K!BB-Hari

Dosis Maksimum

,m!-Hari

Efek Sam/i#!

Isonia>id () 8 B 18 3   • epatitis

•  'euritis erifer 

• ipersensitivitas

ifampisin () 1 -2 "   • angguan I

• eaksi kulit

• epatitis

• 6rombositopenia

• eningkatan =n>im ati

ira>inamid (E) 18 B 3 2   • 6oksisitas hati

• /thralgia

=tambutol (=) 18 B 2 128   • angguan I

•  'euritis optik 

• <uta !arna merah B hi%au

• enyempitan lapang pandang

0treptomisin (0) 18 - 4 1   • #totoksik 

•  'efrotoksik 

Kortikosteroid dapat diberikan sebagai terapi ajuvan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari

selama 4-6 minggu, dilanjutkan dengan tappering off selama 4-6 minggu. Kortikosteroid ini

bertujuan untuk mengatasi inflamasi (antiinflamasi), menurunkan tekanan intrakranial dan

oedem pada otak. Pengobatan suportif dengan restriksi cairan dan pasien harus diistirahatkan

dengan tirah baring total. Apabila terdapat hidrosefalus, dapat dipasang VP Shunt.5

4.6 Prognosis

3

Page 31: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 31/35

Page 32: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 32/35

BAB III

KESIMPULAN

Meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi SSP termasuk otak dan

medulla spinalis. Meningitis dapat mengenai semua umur dengan insiden tertinggi pada usia 0-

2 tahun dan resiko tertinggi 3-8 bulan pertama kehidupan. Meningitis dapat disebabkan olah

infeksi bakteri, virus, jamur ataupun parasit.

32

Page 33: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 33/35

Meningitis bakterial adalah tipe meningitis yang paling ditakuti sebab paling

sering menyebabkan kematian pada bayi, dengan tingkat mortalitas pada neonatus berkisar

antara 10-30%. Hal ini menyebabkan meningitis menjadi salah satu kegawatdaruratan medis,

terutama meningitis bakterial. Meningitis viral adalah meningitis yang paling banyak terjadi

dibandingkan dengan meningitis lainnya. Gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan daripada

meningitis bakterial sehingga memiliki prognosis yang lebih baik. Sebagian kasus bahkan dapat

sembuh dengan sendirinya dalam 7-10 hari. Tipe meningitis lainnya adalah meningitis fungal.

Meningitis ini disebabkan oleh penyebaran infeksi jamur ke selaput otak. Meningitis ini sangat

 jarang ditemukan dan biasanya hanya terjadi pada kondisi imunokompromais. Selain itu, ada

 juga meningitis yang disebabkan oleh penyebaran infeksi mycobacterium tuberkulosis yang

disebut dengan meningitis tuberkulosis.

Penegakkan diagnosis meningitis dapat diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan

fisik dan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang. Gejala yang ditimbulkan pada meningitis

tipe manapun biasanya sama layaknya infeksi pada SSP, antara lain seperti sakit kepala,

demam, muntah, kejang hingga penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan

adanya tanda rangsang meningeal yang positif. Untuk memastikan dan mengetahui penyebab

dari meningitis, dapat dilakukan pungsi lumbal dan analisa CSS. Dimana tiap penyebab

memilki karakteristik yang berbeda-beda.

Belum Apabila seorang anak dicurigai meningitis, maka harus segera diberikan

antibiotik layaknya terapi pada meningitis bakterial sebelum diketahiu dengan pasti

penyebabnya sekalipun. Begitu juga dngan meningitis yang kurang dapat dipastikan

penyebabnya. Pemberian antibiotik bervariasi tergantung umur dan penyebab. Selain itu, dapat

 juga diberikan kortikosteroid untuk mambantu menekan inflamasi guna menekan progresivitas

penyakit agar tidak terjadi komplikasi. Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan pada

kasus dengan komplikasi yang berat. Meningitis bakterial dapat dicegah dengan memberikan

imunisasi Hib dan BCG pada anak.

33

Page 34: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 34/35

DA0TA PUSTAKA

1. <ehrman, 5liegman, /rvin.'elson te?tbook of pediatris 1:th  edition

0aunders*F0/.24.

2. Gilliam G.ay,;. 9urrent diagnosis and treatment in pediatris eighteenth edition.M

ra! ill.24

34

Page 35: Re Frat Meningitis

8/17/2019 Re Frat Meningitis

http://slidepdf.com/reader/full/re-frat-meningitis 35/35