rangkuman materi jembatan (yusuf rendra - 15007147)

14
Rangkuman Buku Jembatan Nama : Yusuf Rendra P NIM : 15007147 1. Sejarah Jembatan 2.1. Pendahuluan Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat kepentingan tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu studi yang menarik. Suatu jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda oleh tiap orang, sebab penglihatan /pandangan masing-masing orang yang melihat berbeda pula. Seseorang yang melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja, hanya dapat melintasi sungai bila ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa

Upload: yusuf-rendra-pratama

Post on 03-Jul-2015

1.332 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

Rangkuman Buku Jembatan

Nama : Yusuf Rendra P

NIM : 15007147

1. Sejarah Jembatan

2.1. Pendahuluan

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat

kepentingan tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu studi yang menarik.

Suatu jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda oleh tiap orang, sebab

penglihatan /pandangan masing-masing orang yang melihat berbeda pula. Seseorang yang

melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja, hanya dapat melintasi sungai bila

ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa jembatan adalah sebuah jalan yang diberi

sandaran pada tepinya. Tentunya bagi seorang pemimpin pemerintahan dan dunia bisnis

akan memandang hal yang berbeda pula.

2.2. Perkembangan Tipe Jembatan

Jembatan, sebagaimana bidang keteknikan lainnya khususnya teknik struktur

(structure engineering), diawali dengan proses “cut and try”, atau banyak orang

mengatakan proses “try and fail”.

Hingga kini manusia telah mengkategorikan jembatan ke dalam lima tipe

jembatan : balok (beam), kantilever (cantilever), pelengkung (arch), kabel gantung

Page 2: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

(suspension), dan rangka (truss). Empat tipe pertama jembatan diilhami dari kehidupan

sebelum masehi.

Periode zaman purba

Pada periode ini, manusia purba menyebrangi sungai dengan memasang tiang-tiang

batu dan slab batu, kayu gelondongan, atau pohon yang tumbang yang terbatas untuk

membentang sungai yang pendek. Untuk melewati sungai mereka memanfaatkan cabang-

cabang atau akar-akar yang bergantung sebagai jembatan gantung dengan cara berayun

dari pohon ke pohon.

Periode Romawi kuno

Zaman Romawi kuno dimulai dari tahun 300 SM dan berlangsung kurang lebih

selama 600 tahun. Bangsa Romawi telah membangun jembatan dari kayu, batu, dan

beton. Untuk jembatan batu dan beton, mereka membuat dalam bentuk lengkung (arch).

Beberapa dari jembatan-jembatan terbesar Bangsa Romawi merupakan aquaduct, yang

dibangun bukan untuk lalu lintas manusia tetapi untuk saluran air.

Zaman pertengahan

Zaman pertengahan di Eropa berlangsung dari abad ke-11 sampai dengan abad ke-

16 sesudah runtuhnya Romawi.Secara prinsip konstruksi jembatan yang dibangun pada

periode ini tidak jauh berbeda seperti pada zaman Romawi. Bentuk-bentuk lengkung

(arch bridge) dan pilar-pilar batu masih sering digunakan seperti pada jembatan Old

London yang dibangun pada anad ke-12.

Page 3: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

Zaman jembatan besi dan baja

Era jembatan besi dan baja sejalan dengan adanya revolusi industri untuk pertama

kali konstruksi jembatan yang dibangun masih meniru konstruksi jembatan batu.

Jembatan besi yang pertama kali dibangun adalah jembatan Coalbrookdale yang melintasi

sungai Severn, Inggris tahun 1776 yang dibangun dengan bagian yang berbeda yang

berbentuk setengah lingkaran.

2.3. Era Jembatan Gantung

Jembatan gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah jembatan Menai

Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825. Jembatan ini masih menggunakan

menara batu dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Pada tahun 1939

kabel penggantung digantikan dengan baja batangan. Awal kemajuan inovasi jembatan

gantung dapat dikatakan adalah pada saat dibangunnya jembatan gantung Niagara yang

dibangun pada tahun 1851 melintasi air terjun Niagara di Amerika Serikat.

2.4. Era Cable-Stayed

Selama lebih dari tiga dekade jembatan cable stayed digunakan secara luas di Eropa

Barat dan di bagian lain di dunia.Keberhasilan sistem cable stayed dicapai dengan

ditemukannya baja berkekuatan tinggi dan tipe deck-orthropik, kemajuan teknik las.

Kemajuan pengetahuan yang secara luas dan tidak terbatas memungkinkan penyelesaian

matematis sistem statis tak tentu dan untuk analisis statis yang lebih akurat model tiga-

dimensi.

Page 4: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

2.5. Era Jembatan Beton

Jembatan beton bertulang

Penggunaan semen alam untuk konstruksi jembatan pertama kali digunakan pada

abad ke-19. Perkembangan industri semen portland mendominasi sebagai jembatan

setelah tahun 1865. Beton massa banyak digunakan untuk jembatan lengkung (arch) dan

struktur bawah konstruksi jembatan. Jembatan beton bertulang yang pertama dibangun

segera setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur. Jembatan

yang pertamaberupa jembatan lengkung, dibangun di Perancis tahun 1875.

Jembatan beton prategang

Penggunaan beton prategang modern dikemukakan pertama kali oleh Freyssinet

seorang Perancis. Pada tahun 1928, Ia mengaplikasikan kawat-kawat baja berkualitas

tinggi pada balok beton prategang dengan sistem penegangan pra-penegangan (pre-

tensioning) dan pasca penegangan (post-tensioning). Tahun 1940, Magnel

mengembangkan sistem pasca penegangan yang lebih dikenal dengan Magnel System of

Belgium.

2.6. Bentuk dan Tipe Jembatan

Ada berbagai bentuk dan tipe jembatan yang diketahui hingga saat ini, diantaranya

yaitu :

Jembatan lengkung – batu (stone arch bridge)

Jembatan pelengkung (busur) dari bahan batu, telah ditemukan pada massa lampau,

di masa Babylonia. Pada perkembangannya jembatan jenis ini semakin banyak

ditinggalkan, jadi saat ini hanya berupa sejarah.

Page 5: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

Jembatan rangka (truss bridge)

Jembatan rangka dapat terbuat dari bahan kayu atau logam. Jembatan rangka kayu

(wooden truss) termasuk tipe klasik yang sudah banyak tertinggal mekanika bahannya.

Jembatan rangka kayu, hanya terbatas untuk mendukung beban yang tidak terlalu besar.

Pada perkembangannya setelah ditemukan bahan baja, tipe rangka menggunakan rangka

baja, dengan berbagai macam bentuk.

Jembatan gantung (suspension bridge)

Jembatan gantung adalah jembatan yang memanfaatkan kabel-kabel baja. Tipe ini

sangat menguntungkan.

Jembatan beton (concrete bridge)

Jembatan beton adalah jembatan yang terbuat dari material beton. Sekarang ini ada

dua tipe jembatan beton, yakni jembatan beton bertulang dan jembatan beton prategang.

Jembatan cable stayed

Jembatan tipe ini sangat baik dan menguntungkan bila digunakan untuk jembatan

bentang panjang. Kombinasi penggunaan kabel dan dek beton prategang merupakan

keunggulan jembatan tipe ini.

Page 6: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

2. Jembatan Sederhana

2.1. Pendahuluan

Pengertian jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi konstruksi yang mudah dan

sederhana, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu yang sifatnya

darurat atau tetap, dan dapat dibangun tanpa peralatan modern canggih.

Pada saat telah digunakannya bahan baja dan beton untuk bahan jembatan,

penggunaan bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan. Sesederhana

apapun struktur dalam perencanaan atau pembuatannya perlu memeperhatikan dan

mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika), beban yang bekerja, kelas jembatan, peraturan

teknis dan syarat-syarat kualitas.

2.2. Sifat-Sifat Jembatan Kayu

Kayu mempunyai beberapa keuntungan baik langsung maupun tidak langsung yang

antara lain seperti berikut ini :

Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat

dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana

Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dilakukan tanpa memerlukan peralatan khusus dan

tenaga ahli yang tinggi

Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana menguntungkan

untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai

Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya

Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar.

Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton

Page 7: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

2.3. Bagian-bagian Jembatan

Balok lantai jembatan

Lantai jembatan berfungsi sebagai lantai untuk lalu lintas, merupakan balok yang

disusun sedemikian sehingga mampu mendukung beban. Biasanya dipasang dalam arah

melintang jembatan, di atas gelagar.

Dalam perhitungan mekanika dibuat penyederhanaan modal, dimana balok lantai

didukung oleh tumpuan sederhana. Agar balok lantai jembatan lebih baik, dapat diberi

lapisan aus permukaan berupa aspal atau beton.

Gelagar (rasuk)

Gelagar jembatan akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan.

Bahan gelagar berupa bahan kayu dan atau profil baja berupa profil kanal, profil H atau I.

Untuk mengurangi atau memperkecil lendutan dapat menambahkan balok melintang

sebagai perkuatan sekaligus untuk meratakan beban

Tiang sandaran dan trotoar

Tiang sandaran merupakan kelengkapan jembatan yang berfungsi untuk

keselamatan sekaligus untuk membuat struktur lebih kaku. Sedangkan trotoar bisa dibuat

dan bisa juga tidak, tergantung perencanaan. Secara umum lebar trotoar minimum adalah

untuk simpangan 2 orang (100 – 150 cm)

Konstruksi penghubung balok lantai rasuk

Bila rasuk menggunakan profil baja seperti tipe I atau kanal (C), untuk

menghubungkan rasuk dan balok lantai diusahakan agar tidak melubangi sayap dari

rasuk, karena akan mengurangi kekuatan struktur jembatan. Berbeda halnya bila rasuk

Page 8: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

menggunakan bahan kayu (balok kayu), alat sambung yang digunakan bisa berupa kokot

– baut, baut, atau kokot – paku.

3. Jembatan Beton Bertulang

3.1. Jembatan Slab Beton Bertulang

Suatu jembatan slab pada tumpuan sederhana tersusun dari pelat monolit, dengan

bentang dari tumpuan ke tumpuan tanpa didukung oleh gelagar atau balok melintang

(stringer). Jembatan beton bertulang dengan tipe struktur atas berupa slab akan lebih

efisien bila digunakan untuk bentang pendek. Hal ini disebabkan berat slab yang tidak

ekonomis lagi untuk bentang yang lebih panjang lagi. Struktur slab lebih sesuai untuk

bentang sampai dengan 35 ft ( + 10 m ), akan tetapi banyak perencana menyatakan bahwa

penggunaannya lebih ekonomis bila tidak lebih dari 20 – 25 ft ( + 6 – 8 m ).

3.2. Jembatan Gelagar Kotak (box girder)

Jembatan gelagar kotak (box girder) tersusun dari gelagar longditudinal dengan slab

di atas dan di bawah yang berbentuk rongga (hollow) atau gelagar kotak. Tipe gelagar ini

digunakan untuk jembatan bentang bentang panjang. Bentang sederhana sepanjang 40 ft

( + 12 m ) menggunakan tipe ini, tetapi biasanya bentang gelagar kotak beton bertulang

lebih ekonomis antara 60 – 100 ft ( + 18 – 30 m ) dan biasanya didesain sebagai struktur

menerus di atas pilar.

3.3. Jembatan Gelagar Deck (deck girder)

Jembatan gelagar deck lebih sederhana dalam desain dan relatif mudah untuk

dibangun serta akan ekonomis bila dibangun pada bentang yang sesuai. Jembatan tipe ini

digunakan secara luas dalam konstruksi jalan raya. Panjang penggunaannya akan lebih

Page 9: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

ekonomis pada bentang 40 – 80 ft ( + 15 – 25 m ) pada kondisi normal (tanpa kesalahan

pekerjaan). Beberapa variasi gelagar deck dalam desain dan fabrikasi antara lain :

Balok T beton bertulang

Balok dan lantai dicetak di tempat secara monolit

Balok pracetak dan lantai dicetak di tempat

Balok pracetak dan lantai pracetak

Beton prategang

Gelagar prategang dan lantai dicetak di tempat

Gelagar prategang pracetak dengan slab lantai beton bertulang cetak di tempat

Gelagar prategang pracetak dengan berbagai kemungkinan metode fabrikasi dan

pencetakan lantai

4. Jembatan Prategang

4.1. Definisi

Beton prateang adalah jenis beton dimana tulanan bajanya ditarik/ ditegangkan

terhadap betonnya. Penarikan ini menghasilkan sistem kesetimbangan pada tegangan

dalam yang akan meningkatkan kemampuan beton menahan beban luar.

4.2. Konsep Prategang

Sistem prategang untuk mengubah beton menjadi bahan yang elastis

Konsep ini memperlakukan beton sebagai bahan yang elastis dan merupakan

pendapat yang umum dari para insinyur

Page 10: Rangkuman Materi Jembatan (Yusuf Rendra - 15007147)

Sistem prategang untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan beton

Konsep ini mempertimbangkan beton prategang sebagai kombinasi dari baja dan

beton seperti pada beton bertulang, dimana baja menahan tarikan dan beton menahan

desakan.

Sistem prategang untuk mencapai perimbangan beban

Konsep ini terutama menggunakan prategang sebagai usaha untuk membuat

seimbang gaya-gaya pada sebuah batang. Penerapan dari konsep ini mengangap beton

diambil sebagai benda bebas dan menggantikan tendon dengan gaya-gaya pada beton

sepanjang bentang.