rancang bangun dan pengujian turbin pelton …
TRANSCRIPT
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
32
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON BERSKALA
LABORATORIUM DENGAN MODEL VARIASI SUDUT BUCKET
Octo Goldwin Tamba1, Supriatno2,* dan Eswanto3,* 1,2)Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan
Jl. Gedung Arca No.52 Telp (061) 7363771 Fax (061) 734794. Medan 20271 Sumatera Utara 3)Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar/Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia
*E-mail : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Turbin pelton banyak digunakan untuk pembangkit listrik skala mikro. Penelitian ini dilakukan dengan variasi sudut bucket turbin Pelton. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja turbin Pelton dengan variasi
sudut bucket 55°, 60°, dan 65°. Untuk mengetahui daya, putaran, dan efisiensi.Sudu dari bahan stainless yang
digunakan untuk turbin pelton.Peralatan yang digunakan adalah sebuah turbin Pelton. Sudu turbin dibuat dari bahan stainless sudut bucket 55° dengan lebar sudu 90 mm, dan tinggi 20 mm. Sudut bucket 60° dengan lebar sudu 85
mm dan tinggi 15 mm. Dan sudut bucket 65° dengan lebar 80 mm dan tinggi 10 mm. Diameter runner adalah 250
mm dengan jumlah sudu pada runner 12 buah. Untuk menghasilkan listrik, turbin dihubungkan dengan generator. Pengukuran daya yang dihasilkan turbin dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan generator.
Putaran turbin diukur dengan tachometer.Turbin pelton dengan variasi sudut bucket dari bahan stainless dan jumlah
sudu 12, variasi sudut bucket 55° mampu menghasilkan daya sebesar 14,7 watt dan efisiensi sebesar 20,84 %.
Sudut bucket 60° mampu menghasilkan daya sebesar 14,84 watt dan efisiensi sebesar 21,04 %. Dan sudut bucket 65° mampu menghasilkan daya sebesar 16,35 watt dan efisiensi sebesar 23,18 %. Berdasarkan simpulan hasil
penelitian ini, direkomendasikan : perlu dilakukan penggantian pada generator untuk mengetahui daya yang lebih
maksimal yang dihasilkan turbin Pelton.
Kata kunci : Turbin Pelton, Variasi sudut bucket, sudut
ABSTRACT
Pelton turbines are widely used for micro-scale power generation. This research was conducted with variations in
the angle of the Pelton turbine bucket. This study aims to study the performance of Pelton turbines with variations in bucket angles of 55 °, 60 °, and 65 °. To determine power, rotation, and efficiency, stainless steel plates are used
for the Pelton turbine. The equipment used is a Pelton turbine. The turbine blade is made of stainless steel with a
bucket angle of 55 ° with a blade width of 90 mm and a height of 20 mm. 60 ° bucket angle with 85 mm blade width
and 15 mm height. And a bucket angle of 65 ° with a width of 80 mm and a height of 10 mm. The runner diameter is 250 mm with 12 blades on the runner. To generate electricity, the turbine is connected to a generator. Measuring
the power generated by the turbine is done by measuring the voltage and current generated by the generator.
Turbine rotation was measured with a tachometer. Pelton turbine with variations in the bucket angle of the stainless material and the number of blades 12, variations in the bucket angle of 55 ° were able to produce a power
of 14.7 watts and an efficiency of 20.84%. Bucket angle of 60 ° is able to produce a power of 14.84 watts and an
efficiency of 21.04%. And a bucket angle of 65 ° can produce a power of 16.35 watts and an efficiency of 23.18%.
Based on the conclusions of the results of this study, it is recommended: it is necessary to replace the generator to determine the maximum power generated by the Pelton turbine.
Keywords: Pelton Turbine, Bucket angle variation, blades
I. PENDAHULUAN
Turbin air merupakan salah satu alat yang
mengubah energi kinetik dari aliran air dengan
kecepatan tinggi melalui lubang nosel yang
menyemprotkan air tepat pada sudu – sudu pada
turbin sehingga menghasilkan energi mekanik
berupa putaran pada runner turbin. Energi
mekanik ini kemudian digunakan untuk memutar
generator dengan cara disambung secara langsung
atau melalui transmisi sabuk atau disebut pulley ,
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
33
sehingga dapat menghasilkan listrik. Turbin air
yang biasa digunakan adalah jenis impuls, salah
satunya adalah turbin Pelton yang pertama kali
dibuat oleh Alan Lester Pelton pada tahun 1875
(Supardi, 2015)
Energi air dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik dengan memanfaatkan tenaga
potensial yang tersedia (potensi air terjun dan
kecepatan aliran). Turbin air adalah salah satu
mesin penggerak yang mana fluida kerjanya
adalah air yang dipergunakan langsung untuk
memutarkan roda turbin. Pada roda turbin terdapat
sudu dan fluida kerja mengalir melalui ruang di
antara sudu tersebut.
Turbin Pelton merupakan turbin impuls,
yaitu turbin yang digerakkan oleh energi kinetik
air. Semprotan air yang berkecepatan tinggi
mengenai sudu dan setelah menggerakkan runner
air keluar pada kecepatan rendah, yang berarti
sebagian energinya tidak diserap oleh runner.
Tekanan air masuk dan keluar sudu adalah
tekanan atmosfir. (Ahmad yani, 2018)
Tujuan penelitian ini yaitu membuat turbin Pelton
dan meneliti untuk mengetahui karakteristik
sebagai berikut :
1. Mengetahui atau mendapatkan ukuran ukuran
bucket.
2. Untuk mendapatkan daya pada variasi sudut
bucket.
3. Untuk mengetahui putaran turbin Pelton pada
variasi sudut bucket.
4. Untuk mengetahui efisiensi pada turbin pelton.
II. LANDASAN TEORI
Turbin adalah mesin penggerak, di mana
energi fluida kerja digunakan langsung, untuk
memutar roda turbin. Putaran turbin akan
menghasilkan daya. Besar kecilnya putaran roda
turbin tergantung dari beberapa faktor, misalnya
kecepatan / tekanan air yang diperoleh dari letak
ketinggian air (H), bentuk dan jumlah sudu, jarak
radius roda turbin, jarak nosel ke sudu dan lain-
lain. Daya yang dihasilkan dari turbin yang
berkenaan dari faktor-faktor tersebut di atas dapat
disebut prestasi turbin. Untuk mengetahui
seberapa besar prestasi turbin perlu dilakukan
pengujian. Hal ini penting karena turbin itu sendiri
nantinya akan digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti misalnya generator listrik,
pompa, baling-baling, dll.
Proses untuk mendapatkan suatu prestasi
turbin tersebut di atas dapat diwujudkan dengan
telah dirancang dan dibuatnya suatu alat
praktikum turbin Pelton dalam skala laboratorium.
Seperti layaknya turbin sesungguhnya secara
umum dan khususnya pada alat yang digunakan
sebagai sarana laboratorium, maka perlu
dilakukan suatu pengujian untuk mendapatkan
unjuk kerja atau prestasi dan kapasitasnya.
Berdasarkan hasil pengujian akan diperoleh
gambaran yang pasti apakah alat tersebut sesuai
dengan spesifikasi yang diharapkan.
2.1 Jenis-Jenis Turbin Air
Terdapat berbagai jenis turbin air yang
digunakan untuk penyediaan kebutuhan energi
listrik. Turbin air biasanya dikelompokkan
berdasarkan kegunaan tertentu, kapasitas aliran,
dan tinggi air jatuh. Oleh karena itu, turbin air
diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara.
Secara umum klasifikasi berdasarkan prinsip kerja
turbin tersebut merubah energi air menjadi energi
mekanis. Berdasarkan klasifikasi ini, turbin air
dibagi menjadi dua yaitu :
Turbin Impuls (aksi).
Turbin impuls adalah turbin air yang cara
kerjanya dengan merubah seluruh energi air (
yang terdiri dari energi potensial – tekanan –
kecepatan ) yang tersedia menjadi energi kinetik
untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan
energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Atau
dengan kata lain, energi potensial air diubah
menjadi energi kinetik. Contoh turbin impuls
adalah turbin Pelton dan turbin Cross Flow.
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
34
Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin air yang cara
bekerjanya dengan merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk
putaran. Sudu pada turbin reaksi mempunyai
profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu.
Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu
jalan dan kedua sudu tersebut semuanya terendam
di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah
terusan atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin
yang berbentuk spiral (rumah keong). Perubahan
energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak.
Contoh turbin reaksi adalah turbin Francis dan
turbin Propeler (Kaplan) (Frans Ade Putra
Tampubolon, 2014), (Fuji et all, 2020), (eswanto,
2017)
2.2 Turbin Pelton
Turbin Pelton merupakan turbin impuls,
karena pada turbin Pelton puntiran terjadi akibat
pembelokan pancaran air pada mangkok ganda
runner. Oleh karena itu turbin Pelton di sebut juga
turbin pancaran bebas. Aliran air yang keluar dari
nosel tekanannya sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi
energi kecepatan.
2.3.1 Bagian Utama Turbin Pelton
Pada dasarnya turbin Pelton terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu: runner, nosel, rumah
turbin. Turbin ini juga dilengkapi oleh transmisi,
bantalan, dan bagian kelistrikan.
1. Runner
Runner turbin Pelton pada dasarnya
terdiri atas piringan dan sejumlah mangkok yang
terpasang di sekelilingnya. Piringan terpasang
pada poros dengan sambungan pasak dan stopper.
Gambar 1 Runner (Sumber
https://img.alicdn.com/bao/uploaded/TB1BKr2dpuWBuNjSspnXXX1NVX
a.jpg)
2. Bucket
Bucket Pelton atau biasa disebut sudu
yang berbentuk dua buah mangkok. Bucket
didesain menggunakan perbandingan dari Gambar
2.2. Hal ini berarti bahwa desain dilakukan
berdasarkan gambar. Bucket berfungsi membagi
pancaran menjadi 2 bagian. Gaya pada bucket
berasal dari pancaran air yang keluar dari nosel,
yang dibalikan setelah membentur sudu, arah
kecepatan aliran berubah sehingga terjadi
perubahan momentum, gaya inilah yang disebut
gaya impuls.
Gambar 2. Desain Bucket (Thake,2001,hal.33)
3. Poros
Poros merupakan penerus putaran yang
terjadi pada runner. Poros di sambungkan ke
runner mengunakan pasak. Putaran poros
diteruskan ke transmisi sabuk, yang kemudian
menuju ke poros generator.
4. Piringan
Piringan atau biasa di sebut disk, adalah
bagian dari runner. Bahan disk yang baik
digunakan adalah bahan yang kuat, dan
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
35
diusahakan seringan mungkin. Runner berfungsi
sebagai tempat bucket dipasang.
5. Nosel
Nosel merupakan bagian dari turbin yang
sangat penting, yang berfungsi sebagai pemancar
aliran air untuk menyemprot ke arah sudu-sudu
turbin. Kecepatan air meningkat disebabkan oleh
nosel. Air yang keluar dari nosel yang mempunyai
kecepatan tinggi akan membentur sudu turbin.
Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran
berubah sehingga terjadi perubahan momentum.
6. Rumah Turbin
Rumah turbin berfungsi sebagai tempat
nosel terpasang, serta berfungsi membelokan air
agar keluar secara teratur. Rumah turbin juga
berfungsi untuk melindungi runner dari gangguan
luar contohnya kotoran, dan cuaca, (Eswanto,
2020)
7. Pulley
Pulley adalah penerus putaran dari poros
turbin ke poros selanjutnya (generator). Pulley
juga dapat berfungsi untuk menaikan putaran.
Pully biasa disebut transmisi sabuk. Sabuk terbuat
dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
8. Bantalan
Bantalan merupakan bagian penting dari
turbin, alat ini berfungsi sebagai penopang dari
poros turbin. Putaran dari poros turbin dapat
berlangsung secara halus, aman, dan panjang
umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros bekerja dengan baik.
1) Menghitung Daya yang Dihasilkan
Turbin
Untuk dapat menghitung daya yang
dihasilkan turbin dapat ditentukan persamaan
sebagai berikut : (Widayaka, 2011)
Pout = V . I.....................................................(1)
Dengan :
Pout = Daya yang dihasilkan oleh turbin (Watt)
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus (Ampere)
2) Menghitung Efisiensi Turbin
Untuk menghitung efisiensi turbin dapat
dilihat persamaan berikut ini :(Widayaka, 2011).
𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛. 100 % ...........................................(2)
Dengan :
η = Efisiensi yang dihasilkan turbin (%)
Pout = Daya yang dihasilkan turbin (Watt)
Pin = Daya yang tersedia (Watt)
III. METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Skema Perancangan Turbin Pelton Skala
Laboratorium
Gambar 3. Skema Turbin Pelton Skala
Laboratorium
Turbin Pelton akan bekerja pada tempat
yang memiliki energi potensial air, seperti pada
air terjun atau aliran sungai. Pada penelitian ini
energi air diambil dari pompa. Air dari
pompaditampung pada bak yang ditempatkan
dibawah turbin. Kemudian air dari bak tersebut
dialirkan ke turbin yang berada di diatas melalui
pipa. pipa tersebut dihubungkan ke nosel
(penstock). Pada nosel dipasang sebuah kran
untuk membuka dan menutup aliran air,
(eswanto,2018).
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
36
1.1 Diagram Alir Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan
membagi kegiatan kedalam tahapan- tahapan
berikut ini seperti ditunjukkan pada gambar 4.
antara lain adalah :
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengujian, data yang diperoleh
dari penelitian dengan variasi sudut bucket
sebagai berikut :
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Turbin Pelton
Variasi
Sudut
Bucket
Tegangan
(Volt)
Arus
(Ampere)
Putaran
(Rpm)
T. Air
(Psi)
Beban
Arus
(watt)
55o 10,5 1,4 261 20 5 Watt
60o 10,6 1,4 267 20 5 Watt
65o 10,9 1,5 271 20 5 Watt
4.1.1 Perhitungan Data Penelitian
a) Debit aliran
Untuk mencari debit air, perlu dilakukan
pengujian dengan cara menyiapkan wadah
penampung air yang memiliki volume untuk
penampung aliran air sampai penuh dan ketika
proses penampungan berjalan maka waktu dicatat
sampai air didalam wadah penuh.
V = 𝑄
𝑡
Dimana : Q =Volume tabung (𝑚3)
t =Waktu (s)
Dari hasil pengukuran diperoleh :
Q = 45 liter
t = 70 detik
Maka, V = 𝑄
𝑡
= 45 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
70 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,642 L/detik
= 0,000642 𝑚3/s
b) Head ( Tinggi jatuh air )
Untuk mengetahui Head pada turbin
Pelton, perlu diketahui tekanan pompa air.
Tekanan pompa air dapat dilihat pada pressure
gauge (psia) yang terpasang pada pipa output
dicatat untuk menghitung head dapat mengunakan
persamaan.
H = 𝑝
𝜌 𝑥 𝑔 = 𝑝
𝛾
Dimana :
P = Tekanan (N/m)
𝜌 = Density fluida = 1000 kg/m3
𝑔 = Gaya gravitasi = 9,81 m/s2
Dari hasil pengukuran diperoleh : P = 20 Psi
= 137895,1
Pa = 137895,1 N/m2
𝛾 = 9,810 N/m2
Maka :
H = 𝑝
𝛾
MULAI
Penyusunan referensi
Perancangan Turbin
Pelton Skala
Laboratorium
Pembuatan Variasi
Sudut Bucket Turbin
Pelton
Pengujian Variasi Sudut
Bucket Dengan 3
Percobaan
Analisa Data
Kesimpulan
SELESAI
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
37
H = 137895 ,1 𝑁/𝑚
9,810 𝑘𝑔/𝑚2𝑠2
H = 14 m
4.1 Percobaan Pertama dengan Menggunakan
Sudut Bucket 55o
Dalam perancangan ini perhitungan
dilakukan berdasarkan parameteryang telah
ditentukan terlebih dahulu.
Kapasitas Air (V) = 0,642 liter/detik atau =
0,000642 m3/s
Head (h) = 14 meter
Grafitasi (g) = 9,81 m/detik2
Massa Jenis Air (𝜌) = 1000 kg/m3
Randemen Turbin (𝜂T ) = 80%.
1) Daya yang dihasilkan Turbin
Untuk menghitung daya yang dihasilkan
turbin dapat menggunakan persamaan :
PV.gH.T
Dengan :
P: Daya yang dihasilkan turbin(W).
: Massa jenis air (kg/m3)
G: Percepatan gravitasi(m/s2)
V: Debit air(m3/s)
H: Tinggi air jatuh(m)
𝜂Τ: Randemen turbin
Maka :
P Q .. g . H .T
P = 0,000642 m3/s x 1000 kg/m3 x 9,81m/s2x 14m x 0,8
P = 70,53 watt
2) Kecepatan Turbin Pelton
Pada tekanan sama ( turbin impuls ) agar
mendapatkan randemen yang baik harus
mempunyai hubungan antara kecepatan pancar air c
dan kecepatan tangensial u dapat menggunakan
persamaan (2.4) dan (2.5)
1) Kecepatan air keluar
c1 = 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝐻
Dimana :
g = Gaya gravitasi = 9,81 m/s2
H = Tinggi air jatuh (m)
Maka :
c1 = 2 𝑥 𝑔 𝑥 𝐻
c1 =
c1 = 16,57 m/detik
2) Kecepatan tangensial u
u = 𝑐1
2
Dimana :
c1 = Kecepatan air keluar
Maka :
u = 16,57 𝑚/𝑠
2
u = 8,285 m/s
3) Perhitungan Nosel
Untuk mengetahui luas permukaan
pancar air dan diameter pancar air diperoleh dari
persamaan (2.7) dan (2.8).
a) Luas Permukaan Pancar Air (A)
A = 𝑉
𝑐1
Dimana :
V = Debit Air (m3/s)
c1 = Kecepatan air keluar (m/s)
maka :
A = 0,000642 𝑚3/𝑠
16,57 𝑚/𝑠
A = 0,00003874 m2 = 3.874 m
2
b) Diameter Pancar Air (d)
d = 0,54 x 𝑉
𝐻
Dimana :
V = Debit aliran (m3/s)
H = Head tinggi jatuh air (m)
Maka :
d = 0,54 x 0,000642
14
d = 0,54 x 0,000642
3,74
d = 0,00707 m
d = 7,07 mm
4) Perhitungan Dimensi Turbin
Kecepatan spesifik merupakan suatu besaran
yang penting dalam perencanaan turbin, karena
digunakan untuk memilih kecepatan putar turbin.
Untuk menentukan kecepatan spesifik dapat
menggunakan persamaan (2.9)
2x9,81x14
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
38
1) Kecepatan Spesifik (nq)
nq = n x 𝑉
𝐻0,75
Dimana :
nq = Kecepatan spesifik (rpm)
n = Kecepatan putaran turbin (rpm)
V = Debit air (m3/s)
H = Head (m)
Maka :
nq = n x 0,000642
140,75
nq = 261 (rpm) x 0,000642
140,75
nq = 0,913 rpm
2) Diameter Roda Rata rata (D)
D = 60 𝑥 u
𝜋 𝑥 𝑛
Dimana :
D = Diameter roda rata-rata
u = Kecepatan tangensial
𝜋 = 3.14
n = putaran (rpm)
Maka :
D = 60 𝑥 8,285 𝑚/𝑠
3,14 𝑥 261 =
D = 60.6 cm
3) Perhitungan D/d 𝐷
𝑑 =
60,6
7,07
𝐷
𝑑 = 8,51 mm
Perbandingan diameter roda rata-rata (D),
dan diameter pancar air (d) adalah D/d = 9,10 mm.
Dari perbandingan tersebut jumlah sudu (z) dapat
di tentukan yaitu 12 sudu.
4) Dimensi Sudu
Jumlah sudu dapat ditentukan yaitu 12
buah. Dimensi sudu dapat ditentukan sebagai
berikut :
Lebar Sudu = 90 mm
Panjang Sudu = 110 mm
Tinggi Sudu = 20 mm
Tebal sudu = 1 mm
5) Perhitungan Poros
Untuk melakukan perhitungan pada torsi,
tegangan geser dan diameter poros dapat dihitung
dengan persamaan rumus (2.12), (2,13) dan (2,14)
Pd= fc × P(kW)
Fc adalah Faktor koreksi sebesar 1,2
(Sularso,2004, hal. 7)
Daya rencana :
Pd= 1,2 × 0,07
= 0,084 kW
1) Menghitung torsi :
T = 9,74 x 105𝑃𝑑
𝑁
Dimana :
T = Torsi ( kg.mm)
Pd = Daya rencana ( kW)
N = Putaran (rpm)
Maka :
T = 9,74 x 105 x 𝑃𝑑
𝑁
T = 9,74 x 105 x
0,084
261
T = 313,47 kg.mm
Bahan poros baja karbon ST 37 (Sularso, 2004,
hal. 5)
𝜍𝐵 37kg/mm2
Sf2= 5
Sf1 = 4
2) Tegangan geser yang terjadi :
𝜏𝛼 = 𝜍𝐵
𝑆𝑓1𝑥 𝑆𝑓2
Dimana :
𝜏𝛼 = Tegangan geser yang terjadi
𝜍𝐵 = Kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
Sf1 dan Sf2 = Faktor keamanan
Maka :
𝜏𝛼 = 𝜍𝐵
𝑆𝑓1𝑥 𝑆𝑓2
𝜏𝛼 = 37
4 𝑥 5
𝜏𝛼 = 1,85 kg/mm2
3) Diameter poros (Sularso, 2004, hal. 8):
𝑑𝑠 = 5,1
𝜏𝛼 .𝐾𝑡 .𝐶𝑏 .𝑇
1
3
Dimana :
ds = Diameter minimal poros (mm)
𝜏𝛼 = Tegangan geser yang terjadi
Cb = Faktor Cb nilainya 1,2 sampai 2,3.
Jika diperkirakan tidak terjadi pembebanan lentur
maka Cb = 2,3
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
39
Kt = Faktor Kt dipilih 1,0 jika beban dikenakan
secara halus; 1,0-1,5 jika dikenakan sedikit beban
kejutan atau tumbukan; dan 1,5-3,0 jika beban
kejutan atau tumbukan besar = 3
T = Momen puntir rencana (kg.mm)
Maka :
𝑑𝑠 = 5,1
𝜏𝛼 .𝐾𝑡 .𝐶𝑏 .𝑇
1
3
𝑑𝑠 = 5,1
1,85 . 3 . 2,3 . 313,47
1
3
𝑑𝑠 = 18.13 mm (Diameter perancangan poros
menggunakan 22 mm)
6) Menghitung Daya yangDihasilkan Turbin
Untuk dapat menghitung daya yang
dihasilkan turbin dapat ditentukan dari persamaan
(2.15)
Pout = V . I
Dengan :
Pout = Daya yang dihasilkan oleh turbin
(Watt)
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus (Ampere)
Maka :
Pout = 10,5 x 1,4
= 14,7 watt
7) Menghitung Efisiensi Turbin
Untuk menghitung efisiensi turbin dapat
menggunakan rumu sebagai berikut :
𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑃𝑖𝑛
𝑥 100 %
Dengan :
η = Efisiensi yang dihasilkan turbin (%)
Pout = Daya yang dihasilkan turbin (Watt)
Pin = Daya yang tersedia (watt)
Maka :
𝜂 = 14,7 𝑤𝑎𝑡𝑡
70,53 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑥 100 %
𝜂 = 20,84 %
4.2 Percobaan Kedua dengan Menggunakan
Sudut Bucket 60o
Setelah data – data didapatkan, maka
langkah selanjutnyaadalah melakukan perhitungan
untuk menghitung daya masuk ( Pin ), daya keluar
( Pout) serta efisiensipada Sudu bucket 60o.
Untuk dapat menghitung daya yang
dihasilkan turbin dapat ditentukan dari persamaan
(2.15).
Pout = V . I
Dengan :
Pout = Daya yang dihasilkan oleh turbin (Watt)
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus (Ampere)
Maka :
Pout = 10,6 x 1,4
= 14,84 watt
Untuk menghitung efisiensi turbin dapat
menggunakan persamaan rumus pada (2.16) yaitu
sebagai berikut :
𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑃𝑖𝑛
. 100 %
Dengan :
𝜂 = Efisiensi yang dihasilkan turbin (%)
𝑃𝑜𝑢𝑡 = Daya yang dihasilkan turbin (Watt)
𝑃𝑖𝑛 = Daya yang tersedia (watt)
𝑃𝑖𝑛 = V.gH.T
Dimana : 𝜌 = Massa jenis air (𝑘𝑔 𝑚3 )
g = Gaya gravitasi (𝑚 𝑠2 )
V = Debit air (𝑚3 𝑠 )
H = Tinggi air (m)
T = Randemen turbin
𝑃𝑖𝑛 = 1000 𝑘𝑔 𝑚3 x 9,81 𝑚 𝑠2 x
0,000642 𝑚3/s x 14 m x 0,8
𝑃𝑖𝑛 = 70,53 watt
Maka,
𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑃𝑖𝑛
. 100 %
𝜂 = 14,84 𝑤𝑎𝑡𝑡
70,53 𝑤𝑎𝑡𝑡 . 100 %
𝜂 = 21,04 %
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
40
4.3 Percobaan ketiga dengan Menggunakan
Sudut Bucket 65o
Setelah data – data didapatkan, maka
langkah selanjutnyaadalah melakukan perhitungan
untuk menghitung daya masuk ( Pin ), daya keluar
( Pout) serta efisiensipada Sudu bucket 60o.
Untuk dapat menghitung daya yang
dihasilkan turbin dapat ditentukan dari persamaan
(2.15).
Pout = V . I
Dengan :
Pout = Daya yang dihasilkan oleh turbin (Watt)
V = Tegangan ( Volt )
I = Arus (Ampere)
Maka :
Pout = 10,9 x 1,5
= 16,35 watt
Untuk menghitung efisiensi turbin dapat
menggunakan persamaan rumus pada (2.16) yaitu
sebagai berikut :𝜂 = 𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛. 100 %
Dengan :
𝜂 = Efisiensi yang dihasilkan turbin (%)
Pout= Daya yang dihasilkan turbin (Watt)
Pin = Daya yang tersedia (watt)
𝑃 𝑖𝑛 = V.gH.T
Dimana : 𝜌 = Massa jenis air (𝑘𝑔 𝑚3 )
g = Gaya gravitasi (𝑚 𝑠 2 )
V = Debit air (𝑚3 𝑠 )
H = Tinggi air (m)
T = Randemen turbin
𝑃 𝑖𝑛 = 1000 𝑘𝑔 𝑚3 x 9,81 𝑚 𝑠 2 x 0,000642
𝑚3/s x 14 m x 0,8
𝑃 𝑖𝑛 = 70,53 watt
Maka,
𝜂 = 𝑃 𝑜𝑢𝑡𝑃 𝑖𝑛
. 100 %
𝜂 = 16,35 𝑤𝑎𝑡𝑡
70,53 𝑤𝑎𝑡𝑡 . 100 %
𝜂 = 23,18 %
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Turbin Pelton
N
o
Variasi
Sudut
Bucket
(°)
Putar
an
(Rpm
)
Tegang
an
(Volt)
Arus
(Ampe
re)
Daya
(watt
)
Efisien
si
( %)
1. 55° 261 10,5 1,4 14,7 20,84
2. 60° 267 10,6 1,4 14,84 21,04
3. 65° 271 10,9 1,5 16,35 23,18
4.4 Pembahasan
4.5.1 Grafik Perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) dan Putaran Turbin (Rpm).
Gambar 5. Grafik Perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) dan Putaran Turbin (Rpm).
Dari gambar 5, dapat dilihat bagaimana
perbandingan Putaran turbin menggunakan 3
variasi sudut bucket pada runner yaitu
penggunaan sudut bucket 55°, 60° dan 65° . Pada
sudut bucket55° menghasilkan putaran turbin
sebesar 261 Rpm. Sedangkan pada sudut
bucket60° menghasilkan putaran turbin sebesar
267 Rpm dan pada sudut bucket65° menghasilkan
putaran turbin sebesar 271 Rpm. Penelitian ini
menunjukkan bahwa variasi sudut bucket dapat
mempengaruhi putaran turbin. Pada penelitian
didapat putaran turbin terendah, hal ini disebabkan
terjadi rugi – rugi dan hambatan pada saat
pengambilan data, yaitu :
1. Rugi-rugi gesekan pada saluran air (pipa)
yaitu gesekan antara air dengan permukan
saluran.
2. Rugi-rugi pada generetor yaitu putaran
generatortidak stabil. Hal ini disebabkan
karena pembuatan generator yang kurang baik
terutama pemasangan magnet dan poros
255
260
265
270
275
Sudut 55° sudut 60° sudut 65°
Pu
tara
n T
urb
in (
Rp
m)
Variasi Sudut Bucket (°)
Variasi Sudut Bucket (°) dan Putaran Turbin (rpm)
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
41
kurang presisi
3. Rugi-rugi pada Bucket, yaitu putaran runner
tidak stabil. Hal ini disebabkan karena
pembuatan Bucketyang kurang baik terutama
pemasangan bucketnya kurang presisi.
4.5.2 Grafik perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) dan Efisiensi Turbin (%).
Gambar 6. Grafik Perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) dan Efisiensi Turbin (%).
Dari gambar 6, dapat dilihat bagaimana
perbandingan Efisiensi turbin (%) dan
menggunakan 3 variasi sudut bucket pada runner
yaitu penggunaan sudut bucket 55°, 60° dan 65° .
Pada sudut bucket55° menghasilkan efisiensi
turbin sebesar 20,84 %. Sedangkan pada sudut
bucket60° menghasilkan efisiensi turbin sebesar
21,04 % dan pada sudut bucket65° menghasilkan
efisiensi turbin sebesar 23,18 %. Penelitian ini
menunjukkan bahwa variasi sudut bucket dapat
mempengaruhi Efisiensi turbin. . Pada penelitian
ini didapat efisiensi turbin terendah, hal ini
disebabkan terjadi rugi – rugi dan hambatan pada
saat pengambilan data, yaitu :
1. Rugi-rugi gesekan pada saluran air (pipa)
yaitu gesekan antara air dengan permukan
saluran.
2. Rugi-rugi pada sambungan antara pipa dengan
pipa, karena perbedaan diameter dari pipa.
3. Rugi-rugi pada saluran air yang berbelok.
4.5.3 Grafik Perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) dan Daya (watt).
Gambar 7 Grafik Perbandingan Variasi Sudut
Bucket (°) vs Daya Turbin (watt).
Dari gambar 7, dapat dilihat bagaimana
perbandingan Daya (watt) dan menggunakan 3
variasi sudut bucket pada runner yaitu
penggunaan sudut bucket 55°, 60° dan 65° . Pada
sudut bucket55°dapat menghasilkan daya turbin
sebesar 14,7 watt. Sedangkan pada sudut
bucket60°dapat menghasilkan daya turbin sebesar
14,84 watt dan pada sudut bucket65° dapat
menghasilkan daya turbin sebesar 16,35 watt.
Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi sudut
bucket dapat mempengaruhi Daya turbin.
Dari penelitian didapat efisiensi total
yang sangat kecil pada turbin pelton. Hal ini
disebabkan pada saat penelitian terjadi rugi-rugi
dan hambatan dalam pengambilan data, yaitu :
1. Rugi-rugi gesekan pada saluran air (pipa)
yaitu gesekan antara air dengan permukan
saluran.
2. Rugi-rugi pada generetor yaitu putaran
generatortidak stabil. Hal ini disebabkan
karena pembuatan generator yang kurang
baik terutama pemasangan magnet dan poros
kurang presisi
3. Rugi-rugi pada nosel, karena permukaan dari
nosel tidak halus disebabkan oleh
sambungan- sambungan yang terdapat pada
nosel.
19,520
20,521
21,522
22,523
23,5
Sudut 55° sudut 60° sudut 65°
Efis
ien
si T
urb
in (
%)
Variasi Sudut Bucket (°)
Variasi Sudut Bucket (°) vs Efisiensi Turbin (%)
Efisiensi Turbin (%)
13,514
14,515
15,516
16,5
Sudut 55° sudut 60° sudut 65°
Day
a Tu
rbin
(w
att)
Variasi Sudut Bucket (°)
Variasi Sudut Bucket (°) vs Daya Turbin (watt)
Efisiensi Turbin (%)
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
42
4. Rugi-rugi pada pulley, karena gesekan sabuk
dengan pulley dimana pulley tidak lurus
(center) sehingga putaran tidak stabil.
5. Rugi-rugi pada sambungan antara pipa
dengan pipa, karena perbedaan diameter dari
pipa.
6. Rugi-rugi pada saluran air yang berbelok.
7. Rugi-rugi pada Bucket, yaitu putaran runner
tidak stabil. Hal ini disebabkan karena
pembuatan Bucketyang kurang baik terutama
pemasangan bucketnya kurang presisi.
8. Rugi-rugi akibat gesekan pada bantalan.
V. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian turbin Pelton, dengan
variasi sudut bucket, pengambilan data berupa
ukuran – ukuran pada bucket, putaran, daya dan
efisiensi, maka dapat disimpulkan:
1) Penelitian Turbin Pelton ini mengunakan sudut
bucket 55°. Sudu turbin dibuat dari bahan
stainless dengan lebar sudu 90 mm dan tinggi
20 mm. Sudu ini mampu menghasilkan daya
sebesar 14,7 watt. Hasil tersebut didapat pada
putaran turbin 261 Rpm dan efisiensinya
sebesar 20,84 %.
2) Penelitian Turbin Pelton ini mengunakan sudut
bucket 60°. Sudu turbin dibuat dari bahan
stainless dengan lebar sudu 85 mm dan tinggi
15 mm. Sudu ini mampu menghasilkan daya
sebesar 14,84 watt. Hasil tersebut didapat pada
putaran turbin 267 Rpm dan efisiensinya
sebesar 21,04 %.
3) Penelitian Turbin Pelton ini mengunakan sudut
bucket 65°. Sudu turbin dibuat dari bahan
stainless dengan lebar sudu 80 mm dan tinggi
10 mm. Sudu ini mampu menghasilkan daya
sebesar 16,35 watt. Hasil tersebut didapat pada
putaran turbin 271 Rpm dan efisiensinya
sebesar 23,18 %.
4) Semakin besar putaran, maka semakin besar
daya dan efisiensi yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad yani, B. S. R., 2018. analisis jumlah
sudu mangkuk terhadap kinerja turbin
pelton pada alat praktikum turbin air. Jurnal
Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro,
pp. Hal 185-186.
[2] Anon., 2014. laboratory of fluid machinery
and system marine engineering department
marine technology faculty.
[3] Dietzel, Fritz, 1996, Turbin Pompa Dan
Kompresso. Cetakan ke- 5 Penerbit
Erlangga. Jakarta
[4] Eswanto, Dian Syahputra, 2017, Analisa
Distribusi Kapasitas Aliran Fluida Di
Daerah Percabangan Pada Sistem Perpipaan,
Jurnal Teknologi Terapan, Volume 3,
Nomor1, Maret 2017 : 7-11
[5] Frans Ade Putra Tampubolon, T. S., 2014.
Uji performansi turbin pelton dengan 26
sudu pada head 5,21 meter dengan
menggunakan satu buah nosel dan analisa
perbandingan menggunakan variasi bentuk
sudu. Jurnal E-Dinamis, p. 205.
[6] jagdish LAL Dr, 2010, Hydraulic machines,
Netaji subhas road, Delhi.
[7] Fuji, Nurdiana dan Eswanto. 2020. Proses
Teknologi Pembuatan Mesin Pengupas
Nanas Dengan Menggunakan Engkol
Penekan Kapasitas 200 Buah/Jam. Jurnal
Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM,
Vol. 6 No. 2, November 2020 : 100 – 109,
e-ISSN 2581-0235
[8] Putra, A. A. G., 2009. Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro Menggunakan Turbon
Pelton. Tugas Akhir, pp. hal 18-19.
[9] Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004, Dasar
Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin,Cetakan ke- 11. Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
[10] Barita, Esron Rudianto Silaban, Zainuddin,
Eswanto, 2018, Pengaruh Kinerja
Kompresor Pada Mesin Pendingin Dengan
Penggunaan Variasi Bahan Refrigran, Jurnal
Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM,
Vol. 4 No. 1, Mei 2018 : 48 – 55
[11] Supardi1, M. R., 2015. Kaji Eksperimental
Pengaruh Variasi Diameter Nozzel.
“MEKANIK” Jurnal Ilmiah Teknik Mesin ITM, Vol. 7 No. 1, Mei 2021 : 32 – 43 p-ISSN : 24431184, e-ISSN : 2581-0235, http://jurnal.mesin.itm.ac.id/index.php
43
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1
No. 1, 2015, pp. hal - 64.
[12] Supardi, E. P., 2015. Nozzle Dan Sudut
Buang Sudu Terhadap Daya Dan Efisiensi
Model Turbin Pelton Di Lab. Fluida.
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1
No. 1, 2015, pp. hal-23.
[13] Supardi, M. R., 2015. Kaji Eksperimental
Pengaruh Variasi Diameter Nozzel.
Mekanika Jurnal Teknik Mesin, Volume 1
No. 1, 2015, p. hal 62.
[14] Eswanto, and J.R.Siahaan, 2018, Analysis of
castel type biomass combustion chamber
using candlenut shell fuel for patchouli oil
purifying, Journal of Mechanical
Engineering and Sciences, Volume 12, Issue
2, pp. 3656-3670, June 2018
[15] Widayaka, Y. E. A., 2011. Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro Menggunakan
Turbin Pelton Dengan Jumlah Sudu 16 Dan
18. tugas akhir, p. hal 24.
[16] Eswanto, Satri JP Sitompul,Tony Siagian,
Iwan Gunawan, Aminur. 2020. Aplikasi
PLTMH Penghasil Energi Listrik Di Sungai
Lawang Desa Simbang Jaya Kecamatan
Bahorok. Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin. Vol. 11, No. 2, Mei 2020: 56-64.
DOI: 10.33772/djitm.v11i2.11678.