proposal pembuatan dan pengujian turbin angin tipe horizontal sebagai penggerak mula pompa torak

Upload: riky-permana

Post on 07-Jul-2018

298 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    1/22

     

    RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN

    ANGIN TIPE HORIZONTAL SEBAGAI PENGGERAK

    MULA POMPA TORAK

    Manuf acture and test of wind tur bine hor izontal type as prime mover piston pump

    Proposal Tugas Akhir Mahasiswa Diploma III 

    Disusun Oleh :

    RIKY PERMANA

    (131711055) 

    DEPARTEMEN TEKNIK KONVERSI ENERGI

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    2/22

    RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN ANGIN TIPE

    HORIZONTAL SEBAGAI PENGGERAK MULA POMPA

    TORAK

     Manufacture and test of wind turbine horizontal type as prime mover piston pump

    Diajukan oleh :

    Riky Permana NIM: 131711055

    Telah disetujui oleh :

    Pembimbing I,

    Rusmana, S.ST., M.Eng.

     NIP 19580519 198503 1 002 Tanggal : ………………………. 

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    3/22

     

    I.  Latar Belakang

    Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah energi

    angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Indonesia

    merupakan negara tropis yang memiliki potensi angin yang banyak, namun sampai saat ini

    tenaga angin masih jarang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Energi angin sebenarnya

    dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya untuk pemompaan air untuk irigasi,

     pembangkit listrik, pengering atau pencacah hasil panen, aerasi tambak ikan/udang,

     pendingin ikan pada perahu-perahu nelayan dan lain-lain. Selain itu, pemanfaatan energi

    angin dapat dilakukan baik di daerah landai maupun dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan

    di laut.

    Salah satu jenis turbin angin yang umumnya digunakan adalah jenis turbin angin

    sumbu horizontal. Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang memiliki

    sumbu putar terletak sejajar dengan permukaan tanah, selain itu sumbu putar rotornya selalu

    searah dengan arah angin. konsep turbin axial adalah menyerupai baling-baling yang

    menangkap energi angin dan mengubahnya menjadi energi gerak poros. Layaknya seperti

    mesin pada umumnya, setiap turbin angin memiliki nilai efisiensi yang berbeda beda dan hal

    ini ditentukan oleh bentuk sudu, sudut sudu, bentuk ekor, material bahan pembuat turbin

    angin, bentuk transmisi, dan jumlah sudu.

    Daya keluaran yang dihasilkan turbin angin ini akan dimanfaatkan sebagai

     penggerak mula pompa. Pompa merupakan alat konversi energi yang mengubah energi putar

    menjadi energi tekan untuk dapat menaikkan atau mengalirkan fluida dari satu tempat ke

    tempat lainnya. Jenis pompa yang digunakan yaitu pompa torak. Hal ini dikarenakan pompa

    ini dapat memanfaatkan gerak rotasi dari poros menjadi gerak translasi untuk dapat menarik

    air.

    Dalam tugas akhir ini, penulis akan melakukan rancang bangun dan pengujian

    mengenai turbin angin sumbu horizontal sebagai penggerak mula pompa torak. Yang

    nantinya akan dicari perbandingan nilai efisiensi turbin angin yang berbentuk data daya

    keluaran, kemudian dari data daya keluaran tersebut akan didapat nilai energi yang

    dihasilkan turbin angin.

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    4/22

    II.  Tujuan

    Adapun Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah :

    1. 

    Membuat turbin angin sumbu horizontal sebagai penggerak mula pompa torak

    untuk operasi pada kecepatan angin rendah dan kontruksi sederhana.

    2.  Mengidentifikasi kinerja turbin angin sumbu horizontal sebagai penggerak

    mula pompa torak.

    III.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah

    masalah yang akan dihadapi dalam tugas akhir ini diantaranya adalah cara menentukan

    kontruksi, material, dan pembuatan turbin angin sumbu horizontal serta mengidentifikasi

    kinerja turbin angin sumbu horizontal sebagai penggerak mula pompa torak.

    IV.  Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam pembuatan alat ini yaitu :

    1.  Pembuatan turbin angin sumbu horizontal didesain dengan sudu tipe

    multiblades dengan jumlah sudu sebanyak 12 buah dan jari jari sebesar 0.6 m.

    2. 

    Turbin angin yang akan dibuat dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan

    rumah tangga, sehingga penempatannya tidak jauh dari daerah pemukiman.

    Kecepatan angin yang diambil sebagai acuan nominalnya adalah 3 m/s.

    3.  Pembuatan turbin angin sumbu horizontal dirancang untuk dapat dijadikan

    sebagai penggerak mula pompa torak.

    V.  Landasan Teori

    V.1. 

    Turbin Angin Sumbu Horizontal

    Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling banyak

    digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat sebuah baling-

     baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau membelakangi arah angin.

    Dilihat dari jumlah sudu, turbin angin sumbu horizontal terbagi menjadi:

    1.  Turbin angin satu sudu ( single blade)

    2. 

    Turbin angin dua sudu (double blade)

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    5/22

     

    3. 

    Turbin angin tiga sudu (three blade)

    4.  Turbin angin banyak sudu (multi blade)

    1 2 3 4

    Gambar V-1 Jenis turbin angin berdasarkan jumlah sudu(Sumber: Sathyajith Mathew , hal 17)

    Turbin angin sumbu horizontal dibedakan juga terhadap datangnya arah angin

    terhadap rotor turbin, yaitu :

    1.  Upwind , apabila turbin angin diletakan mengahadap arah angin (upwind memiliki

    rotor yang menghadap arah datangnya angin.

    2. 

     Downwind, apabila turbin angin dihadapkan membelakangi arah angin

    Gambar V-2 TASH Upwind dan Downwind

    (Sumber : Eric Hau, 2006)

    V.2.  Teori Momentum Elementer Betz’ 

    Turbin angin yang di asumsikan oleh Beltz’ adalah turbin angin yang ideal yaitu

    turbin angin yang tidak mempunyai poros dan mempunyai jumlah sudu yang tak terbatas

    tapi tidak menimbulkan gaya hambat ( Drag Force) pada angin yang melaluinya. Beltz’

    mengasumsikan kecepatan udara yang melewati rotor dianggap bergerak secara aksial.

    Energi mekanik yang dihasilkan turbin angin besarnya akan sama dengan energi

    kinetik angin sebelum melewati turbin angin dikurangi dengan energi kinetik angin sesudah

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    6/22

    melewati turbiin angin. Jika angin yang melewati turbin angin dianggap inkompresible,

    maka menurut hukum kontinuitas dapat ditulis:

     1 × 1 = 2 × 2 

    Gambar V-3 Kondisi aliran udara akibat ekstraksi energi mekanik dari aliran udara bebas

     sesuai dengan teori momentum elementer.

    (Sumber : Eric Hau, 2006)

    Energi kinetik dari massa udara sebesar m yang bergerak pada kecepatan v

    dinyatakan sebagai :

    =   

    Dengan menganggap udara melalui luas penampang A pada waktu tertentu, maka

    laju aliran udara tersebut menjadi

    = .  

    Dan bila kerapatan udara adalah ρ, maka laju aliran massa udara adalah  

    = . .  

    Dari persamaan-persamaan di atas didapat ekspresi daya angin seperti berikut :

    = . . .  

    Energi mekanik yang dapat diekstraksi oleh “konverter piringan” dari aliran udara

    merupakan selisih daya aliran udara sebelum dan sesudah melewati konverter, yaitu :

    = . .

    . .  

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    7/22

     

    Persamaan kontinuitas mensyaratkan :

    . . = . .  

    sehingga, daya yang dapat diekstraksi menjadi

    = . . . ( ) 

    Pengolahan lebih lanjut terhadap persamaan-persamaan sebelumnya akan

    menghasilkan ekspresi daya yang dapat diekstraksi menjadi

    =

    ..( )( ) 

    sedangkan daya angin sebelum mencapai rotor adalah

    = . . .  

    Rasio antara daya mekanik yang dapat diekstraksi dan daya angin sebelum

    mencapai rotor disebut koefisien daya (power coefficient) Cp, yaitu :

    = =(−)+(+)

     

    atau dapat dinyatakan dalam bentuk :

    = = |1

    | |1 | 

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    8/22

     

    Gambar V-4 Hubungan koefisien daya dengan rasio v1/v2

    (Sumber : Eric Hau)

    Dari persamaan dan kurva di atas, maka Cp maksimum atau “koefisien daya ideal”

    terjadi pada saat v2/v1 = 1/3 dan besarnya adalah

    = 67 =0.593 

    Hasil penting yang didapat dari teori momentum ini adalah :

    1.  Daya mekanik yang dapat diekstraksi dari aliran udara akan bertambah besar

    sebagai fungsi kecepatan angin pangkat tiga.

    2.  Daya yang dihasilkan berbanding lurus dengan luas penampang sapuan rotor

    atau berbanding kuadratis dengan diameter rotor.

    3.  Daya mekanik maksimum yang dapat diekstraksi dari aliran udara adalah

    sebesar 59,3 %.

    4. 

    Jika koefisien daya mencapai harga maksimum, yaitu 0,593, maka kecepatan

    udara setelah melewati rotor tinggal 1/3 kali kecepatan udara sebelum melewati

    rotor

    V.3.  Perancangan Rotor

    V.3.1.  Pemilihan Diameter dan Jumlah Sudu

    Diameter rotor yang dipilih berkaitan dengan besar luaran daya yang diperlukan.

    Pemilihan diameter sudu ini, berdasarkan daya yang dibutuhkan dengan pedoman nilai Cp

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    9/22

     

    = 0,3-0,4 untuk turbin modern yang mempunyai sudu sebanyak 3 buah. (Piggott Hugh,

    2005).

    = √ 

    . . . Dimana :

    P = Daya Poros yang diinginkan (Watt)

    Cp = Coefficient Of Performance

      = massa jenis udara (

      = kecepatan udara (m/s)

    Selain luaran daya, kecepatan angin mula juga menjadi pertimbangan pemilihan

    diameter rotor. Semakin besar diameter rotor, maka kecepatan angin minimal yang

    diperlukan untuk memutar rotor menjadi lebih kecil.

    Pemilihan jumlah sudu berkaitan dengan rasio kecepatan ujung (tip speed ratio)

    yang diinginkan dan juga aspek keindahan. Jumlah sudu yang banyak akan menghasilkan

    tip speed ratio yang kecil. Sedangkan jumlah sudu yang lebih sedikit akan menghasilkan tip

    speed ratio yang besar.

    V.3.2.  Tip Speed Ratio

    Koefisien daya tergantung pada rasio antara komponen-komponen energi dari gerak putar

    rotor dan gerak aliran udara. Rasio ini ditentukan oleh kecepatan tangensial bilah rotor dan

    aliran udara aksial sebelum mencapai rotor dan rasio ini disebut tip sped ratio, λ 

    = = ℎ

     

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    10/22

     

    Gambar V-5 Model Teori Pelat Tipis dan Kecepatan tangensial ujung bilah rotor

    (Sumber : Modul Desain Teknologi Tenaga Angin)

    V.3.3.  Menentukan Geometri Sudu

    Bentuk sudu adalah fungsi dari tip speed ratio, diameter rotor dan jumlah sudu.

    Elemen penting yang dipilih dalam merancang sudu adalah bentuk planform sudu, lebar sudu

    (chord), jari-jari pangkal (root radius), tebal sudu dan sudut pitch.

    = 6()

      = tan

    Dimana :

    C : ketebalan sudu (chord ) [m]

    R : jari –  jari rotor [m]

    r : jarak dari pusat rotasi [m]

    λ   : tip speed ratio

    B : jumlah sudu

      : sudut serang [˚] 

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    11/22

     

    VI.  Metodologi Penyelesain

    VI.1.  Rencana Pembuatan Turbin Angin

    Gambar VI-1 Diagram alir perencanaan pelaksanaan tugas Akhir(Sumber : Riky Permana)

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    12/22

    VI.2. Perhitungan Daya pada Berbagai Kecepatan Angin

    VII.2.1.  Menetapkan Kecepatan Angin Nominal

    Turbin angin yang akan dibuat dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah

    tangga, sehingga penempatannya tidak jauh dari daerah pemukiman. Kecepatan angin yang

    diambil sebagai acuan nominalnya adalah 3 m/s.

    VII.2.2. Perhitungan Daya Angin

    Dari persamaan Betz’s dapat diketahui tentang persamaan daya yang terjadi pada

    turbin angin untuk berbagai kecepatan angin, yaitu: = . . .  ,

    Dengan diketahui :

    r = 0.6 m V = 3 m/s

    A = 1.1304 m2 ρ = 1.2 kg/m3

    Maka, = 1.2 1.1304[]  3[

    ]

    = 18.31 [] 

    Tabel VI.1 Daya Angin untuk jari jari 0.6 meter pada berbagai kecepatan 

    Kecepatan Angin (m/s) Daya Angin (Watt)

    1 0.68

    2 5.43

    3 18.31

    4 43.41

    5 84.78

    6 146.50

    7 232.64

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    13/22

     

    VI.3. Tahap Rencana Pembuatan Alat

    VII.3.1.  Perancangan Sudu Rotor

    Sudu merupakan komponen turbin angin yang sangat signifikan. Sudu berkontak

    dengan udara yang mengakibatkan sudu bergerak (berputar) karena adanya gaya drag  dan

    lift . Pangkal sudu menempel pada suatu hub yang menghubungkan antara sudu dengan

     poros. Gerak putar sudu akan memutar poros yang dijadikan sebagai penggerak mula pompa.

    Oleh karena itu kontruksi sudu pun harus dibuat sebaik mungkin.

    Pada perancangan ini dibuat sudu dengan tipe multi blades  yang berjumlah 12.

    Meskipun memiliki efisiensi rendah, tetapi dapat menghasilkan momen gaya awal yang

    cukup besar untuk mulai berputar. Kontruksi ini memiliki profil blade yang tipis, kecil,kelengkungan halus, dan konstruksi yang solid. Konsep ini disesuaikan untuk keperluan

    memompa air, karena murah dan mampu bekerja pada kecepatan angin rendah

    sehingga tower tidak perlu terlalu tinggi dan air dapat dipompa secara kontinu.

    Sedangkan jumlah sudu rotor sebanyak duabelas buah dikarenakan jumlahnya sudu

    erat kaitannya dengan soliditas suatu turbin. Soliditas ini merupakan rasio antara luas sudu

    turbin dengan luas penampang bidang putar. Secara teoritis semakin banyak jumlah sudu

    maka soliditasnya semakin tinggi sehingga nilai torsinya juga akan semakin tinggi,

    walaupun kecepatan putarnya rendah jika dibandingkan dengan yang soliditasnya rendah.

    Dalam penentuan material tingkat kesulitan pengolahan material dipertimbangkan

    untuk mempermudah manufaktur. Sudu turbin direncanakan dibuat dari galvanis tebal 2 mm

    yang dipotong menggunakan mesin potong dan dilakukan pembentukan sudu turbin sebagai

    sudu dengan jumlah sudu seperti diatas dengan sudut sudu masing-masing sudu dibuat sama.

    Pada proses pembuatan sudu ini meliputi beberapa macam tahapan. Karena bentuk

     penampang sudu airfoil  yang memanjang dari pangkal ke ujung sudu, maka perlu ketelitian

    dalam pembuatan sudu. Untuk mempermudah pembuatan sudu, maka perlu dibuatkan

    cetakan yang dibuat dari bahan kayu. Dengan menggunakan hubungan jari-jari sudu r

    terhadap jumlah sudu dan lebar sudu, didapatkan nilai lebar sudu (chord) yaitu :

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    14/22

    Tabel VI.2 Ketebalan sudu setiap penampang

    Penampang r [m] R [m] λ   v [m/s] B C [m]

    1 0.2 0.6 2 3 12 0.209

    2 0.3 0.6 2 3 12 0.140

    3 0.4 0.6 2 3 12 0.105

    4 0.5 0.6 2 3 12 0.084

    5 0.6 0.6 2 3 12 0.070

    Perhitungan diatas berdasarkan data dan asumsi awal sebagai berikut :

    o  Jari-jari sudu sebesar 0.6 m

    o  Tip speed ratio sebesar 2 untuk sudu 12 buah (WAM Jansen, 1986)

    o  Kecepatan angin yang dijadikan acuan sebesar 3 m/s

    Gambar VI-2 Rancangan Pembuatan sudu

    (sumber: Riky Permana)

    VII.3.2.  Poros

    Poros (shaft ) adalah elemen mesin yang digunakan untuk mentransmisikan daya

    dari satu tempat ke tempat lainnya. Poros merupakan suatu bagian stasioner yang beputar,

     berpenampang bulat dan pada poros ini akan di pasang bevel gear  yang berfungsi untuk

    merubah putaran horizontal menjadi putaran vertical yang nantinya akan diteruskan sebagai

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    15/22

     

    daya poros untuk penggerak mula pompa torak. Poros ini harus bisa menerima beban

    lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau

     berupa gabungan satu dengan lainnya. Poros yang direncanakan akan dibuat berdiameter

    sebesar 20 mm

    VII.3.3.  Perancangan Yaw Mechanism

    Yaw Mechanism adalah komponen yang menghubungkan antara tiang penyangga

    dan rangka turbin. Fungi  yaw mechanism adalah menjaga arah turbin angin sehingga sudu

    rotor selalu menghadap arah datangnya angin. Prinsip kerja  yaw mechanism  berupa putaran

     pada sumbunya dimana ketika sudu menerima angin dari arah samping, yaw mechanism akan

     berputar sehingga sudu tetap menghadap angin dan dapat berputar.

    Yaw Mechanism menggunakan material dari logam seperti baja karbon. Hal ini

    dikarenakan beban yang diterima  yaw mechanism sangat besar yang berasal dari beban

    komponen turbin selain tiang dan beban dari energi angin itu sendiri.

    Yaw Mechanism terdiri dari beberapan komponen mekanis, seperti poros dalam,

     poros tengah, poros luar, dan bearing . Poros dalam berfungsi untuk mentrasmisikan daya

     poros turbin yang nantinya akan dijadikan sebagai penggerak mula pompa torak. Poros tengah

    terhubung dengan dengan rangka turbin angin. Sebuah rangka turbin angin terdiri dari sudu

    dan ekor. Untuk poros tengah yang berhubungan dengan rangka cenderung bergerak karena

    adanya gerak angin. Poros ini selalu berputar mengikuti putaran rangka turbin. Poros luar

    menempel pada tiang penyangga dengan cara di las, maka poros ini statis dan tidak berputar.

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    16/22

     

    Gambar VI-3 Rancangan Yaw Mechanism

    (Sumber : Riky Permana dan Rizky Kurnia)

    VII.3.4. Perancangan Ekor

    Ekor turbin angin adalah komponen yang letaknya dibagian belakang turbin angin.

    Fungsi ekor turbin angin adalah untuk merespon angin dan menstabilkan gerakan turbin

    angin sehingga sudu rotor selalu menghadap arah datangnya angin.

    Untuk mampu menahan beban yang diterima ekor, material yang digunakan untuk

    membuat ekor harus kuat. Material yang digunakan berupa baja karbon rendah. Kekuatan

     baja karbon rendah dalam menahan beban yang diterima menjadi acuan dalam pemilihan

    material.

    Selain faktor material, desain dan kontruksi ekor memegang peranan penting. Ekor

    yang dibuat berasal dari dan pada ujung ekor dipasang pelat. Penggunaan pelat ini bertujuan

    untuk merespon arah angin. Ekor disambung dengan mekanisme yaw dengan menggunakan

     baut dan mur.

    Poros Dalam

    Poros Tengah

    Poros Luar

    Rangka dan ekor turbin

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    17/22

     

    Gambar VI-4 Rancangan ekor turbin

    (Sumber : Riky Permana dan Rizky Kurnia)

    VII.3.5.  Perancangan Hub dan Hidung

     Hub adalah bagian rotor yang berada di pusat rotasi. Hub dibuat dari pelat baja yang

    melalui proses pemesinan dan pengelasan sehingga memungkinkan untuk dipasangi batang

    sudu dan perlu counterbalance. Hub dibuat dengan diameter 200 mm dan untuk pencekaman

     blade dengan menggunakan M6

    Hidung diletakkan pada hub dengan bentuk hampir menyerupai setengah bola.

    Hidung memiliki fungsi diantaranya mengurangi tahanan turbin angin terhadap angin,

    melindungi komponen-komponen yang menempel pada hub, dan menberikan nilai

    keindahan pada turbin angin. Bentuk hidung yang menyerupai setengah bola menjaga agar

    aliran udara yang menerpa hub tetap laminar atau setidaknya meminimalisir turbulensi yang

    terjadi di sekitar hub.

    VI.4.  Mengidentifikasi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal

    Mengidentifikasi kinerja turbin angin sumbu horizontal meliputi pelaksanaan

     pengujian, dimana pada tahap ini akan dilakukan pengambilan data. Parameter yang diukur

    dalam pengujian adalah :

    1.  Kecepatan angin (m/s) yang akan digunakan memutar sudu turbin.

    2.  Putaran poros (rpm), yaitu putaran yang dihasilkan oleh poros turbin setelah sudu

    turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah ditentukan.

    3. 

    Torsi (Nm), yaitu besarnya torsi yang dihasilkan dari putaran poros setelah sudu

    turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah ditentukan.

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    18/22

    4. 

    Daya angin (watt) daya turbin (watt), yaitu besarnya daya yang mampu dihasilkan

    oleh turbin angin;

    5.  Koeffiensi Daya (CP), yaitu rasio antara daya mekanik yang dapat diekstraksi dan

    daya angin sebelum mencapai rotor.

    6.  Effisiensi (%), yaitu perbandingan antara daya keluaran dengan daya masukan.

    Parameter yang ditentukan dan merupakan variabel dalam pengujian ini adalah

    kecepatan angin pada rotor turbin angin sumbu horizontal yang divariasikan, setiap variasi

    dilakukan pencatatan terhadap parameter diatas.

    VII.  Jadwal TA

    RencanaKegiatan

    Bulan

     November Desember Januari Februari Maret April Mei

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Studi literatur

    PengumpulanProposal TA

    Seminar

    Proposal TA

    Pembuatanalat

    Pengujian

    alat

    PembuatanLaporan

    SeminarKemajuan

    TA

    SeminarAkhir

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    19/22

     

    VIII.  Rencana Anggaran Biaya

     No. Bahan Jumlah Satuan Harga

    1. Plat Galvanis 1 Lembar Rp. 700.000

    2. Baja ST37 Pejal 1 batang Rp. 480.000

    3. Pelat Baja Ringan 1 Lembar Rp. 300.000

    4. Pipa Besi 1 batang Rp. 225.000

    5. Bevel Gear 1 set Rp. 500.000

    6.  Bearing 6 Buah Rp. 300.000

    7. Sekrup 40 Buah Rp. 40.000

    8. Mur-baut 40 Buah Rp. 40.000

    Total Rp. 2.585.000

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    20/22

    IX.  Daftar Pustaka

    1. Desain Teknologi Turbin Angin Bandung: PT. Entec Indonesia.

    2. Hau E. Wind Turbines Fundamentals, Technologies, Aplication, Economics 2nd Edition Berlin:

    Springer; 2006.

    3. Meyers B. Centurion Energy Alternative Energy. [Online].; 2013. Available from:

    http://centurionenergy.net/types-of-wind-turbines. 

    4. Egi I. Pembuatan dan Pengujian Turbin Angin Sumbu Horisontal 3 Sudu Dengan Diameter 2

    Meter Bandung; 2014.

    http://centurionenergy.net/types-of-wind-turbineshttp://centurionenergy.net/types-of-wind-turbineshttp://centurionenergy.net/types-of-wind-turbines

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    21/22

     

    LAMPIRAN

  • 8/18/2019 Proposal Pembuatan Dan Pengujian Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Penggerak Mula Pompa Torak

    22/22