radang telinga luar - e-jurnal poltekkes tanjungkarang

10
201 RADANG TELINGA LUAR Mukhlis Imanto Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung e-mail: [email protected] Abstract: Inflammation of the Outer Ear. Inflammation of the outer ear is the case that most often causes the patient came to the clinic for treatment. The incidence is approximately 1: 100 and 1: 250 of the entire population, with regional variations based on age and geographic location. On the Outer Ear inflammation is inflammation of the skin or cartilage auricle, ear canal or tympanic membrane epithelial layer caused by bacteria, fungi and viruses. This review will discuss the embryology, anatomy and physiology of the ear, especially the outer ear, as well as classification, pathophysiology, diagnosis and treatment of inflammation of the outer ear. This review is expected can help the reader to know and understand the inflammatory diseases of the external ear where it is most useful in the further management, especially for an ENT specialist. Key words: Outer Ear Inflammation, Diagnosis, Treatment Abstrak: Radang Telinga Luar. Radang pada telinga luar merupakan kasus yang paling sering menyebabkan pasien datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100 dan 1:250 dari seluruh populasi, dengan variasi regional berdasarkan usia dan letak geografis. Radang pada Telinga Luar adalah radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan epitel membran timpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Sari pustaka ini akan membahas mengenai embriologi, anatomi dan fisiologi telinga terutama telinga luar, serta klasifikasi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan radang pada telinga luar. Diharapkan sari pustaka ini dapat membantu pembaca dalam mengenal dan memahami penyakit radang pada telinga luar dimana hal ini sangat berguna dalam penatalaksanaan selanjutnya terutama bagi seorang ahli THT. Kata kunci: Radang Telinga Luar , Diagnosis, Penatalaksanaan Radang pada Telinga Luar adalah radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan epitel membran timpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Radang dapat dikategorikan berdasarkan penyebab dan lokasi, serta diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadi sebagai akut, subakut dan kronis. Seorang ahli THT sangat sering menemukan kasus radang pada telinga luar dalam praktek sehari- hari. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui embriologi, anatomi dan fisiologi telinga, terutama telinga luar. Hal tersebut sangat berguna dalam penatalaksanaan selanjutnya. Faktor yang mempermudah terjadinya radang pada telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, bakteri dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi radang pada telinga luar yang lain adalah trauma ringan saat mengorek telinga. Sebagaimana diketahui bahwa radang pada telinga luar merupakan kasus yang paling sering menyebabkan pasien datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100 dan 1:250 dari seluruh populasi, dengan variasi regional berdasarkan usia dan letak geografis. Hampir 98% penyebabnya adalah bakteri, dengan patogen terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa (20-60%) dan Staphylococcus aureus (10-70%), yang paling sering terjadi adalah infeksi polimikroba. Klasifikasi Radang pada Aurikula Berdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam: 4 1. Bakteri: Selulitis dan perikondritis serta kondritis 2. Virus: Herpes zoster otikus. Radang pada Kanalis Akustikus Eksternus Berdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam: 1 1. Bakteri: Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel), otitis eksterna difus dan otitis eksterna maligna. 2. Jamur: Otomikosis. Radang Pada Membran Timpani Penyakit yang paling sering ditemui adalah yang disebabkan oleh bakteri, yaitu miringitis bulosa dan granular miringitis kronis.

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

201

RADANG TELINGA LUAR

Mukhlis ImantoBagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampunge-mail: [email protected]

Abstract: Inflammation of the Outer Ear. Inflammation of the outer ear is the case that most oftencauses the patient came to the clinic for treatment. The incidence is approximately 1: 100 and 1: 250 ofthe entire population, with regional variations based on age and geographic location. On the Outer Earinflammation is inflammation of the skin or cartilage auricle, ear canal or tympanic membrane epitheliallayer caused by bacteria, fungi and viruses. This review will discuss the embryology, anatomy andphysiology of the ear, especially the outer ear, as well as classification, pathophysiology, diagnosis andtreatment of inflammation of the outer ear. This review is expected can help the reader to know andunderstand the inflammatory diseases of the external ear where it is most useful in the furthermanagement, especially for an ENT specialist.

Key words: Outer Ear Inflammation, Diagnosis, Treatment

Abstrak: Radang Telinga Luar. Radang pada telinga luar merupakan kasus yang paling seringmenyebabkan pasien datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100 dan1:250 dari seluruh populasi, dengan variasi regional berdasarkan usia dan letak geografis. Radang padaTelinga Luar adalah radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan epitel membrantimpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Sari pustaka ini akan membahas mengenaiembriologi, anatomi dan fisiologi telinga terutama telinga luar, serta klasifikasi, patofisiologi, diagnosisdan penatalaksanaan radang pada telinga luar. Diharapkan sari pustaka ini dapat membantu pembacadalam mengenal dan memahami penyakit radang pada telinga luar dimana hal ini sangat berguna dalampenatalaksanaan selanjutnya terutama bagi seorang ahli THT.

Kata kunci: Radang Telinga Luar , Diagnosis, Penatalaksanaan

Radang pada Telinga Luar adalah radang padakulit atau kartilago aurikula, liang telinga ataulapisan epitel membran timpani yang disebabkanoleh bakteri, jamur dan virus.

Radang dapat dikategorikan berdasarkanpenyebab dan lokasi, serta diklasifikasikanberdasarkan waktu terjadi sebagai akut, subakut dankronis.

Seorang ahli THT sangat sering menemukankasus radang pada telinga luar dalam praktek sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting untukmengetahui embriologi, anatomi dan fisiologitelinga, terutama telinga luar. Hal tersebut sangatberguna dalam penatalaksanaan selanjutnya.

Faktor yang mempermudah terjadinya radangpada telinga luar adalah perubahan pH di liangtelinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pHmenjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun.Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, bakteridan jamur mudah tumbuh. Predisposisi radang padatelinga luar yang lain adalah trauma ringan saatmengorek telinga.

Sebagaimana diketahui bahwa radang padatelinga luar merupakan kasus yang paling seringmenyebabkan pasien datang ke klinik untuk

mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100dan 1:250 dari seluruh populasi, dengan variasiregional berdasarkan usia dan letak geografis.Hampir 98% penyebabnya adalah bakteri, denganpatogen terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa(20-60%) dan Staphylococcus aureus (10-70%),yang paling sering terjadi adalah infeksipolimikroba.

KlasifikasiRadang pada Aurikula

Berdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam:4

1. Bakteri: Selulitis dan perikondritis serta kondritis2. Virus: Herpes zoster otikus.

Radang pada Kanalis Akustikus EksternusBerdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam:1

1. Bakteri: Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel),otitis eksterna difus dan otitis eksterna maligna.

2. Jamur: Otomikosis.

Radang Pada Membran TimpaniPenyakit yang paling sering ditemui adalah

yang disebabkan oleh bakteri, yaitu miringitis bulosadan granular miringitis kronis.

Page 2: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

202 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

ISI

EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGITELINGA LUAR

EmbriologiSecara embriologi, selama minggu keenam

masa gestasi, terjadi kondensasi mesoderem daripercabangan pertama dan kedua, membentuk enamhillocks dari His. Tiga cabang pertama hillocksdibentuk dari cabang pertama dan cabang keduayang memberikan kontribusi pada tiga cabangterakhir.

Gambar 2.1 Pembagian aurikula

Cabang pertama: hillocks pertama (tragus),hillocks kedua (krus heliks), dan hillocks ketiga(heliks). Cabang kedua: hillocks keempat(antiheliks), hillocks kelima (antitragus), danhillocks keenam (lobula).

Pada minggu ketujuh, pembentukan kartilagoterus berlanjut. Pada minggu kedua belas, aurikuladibentuk oleh fusi dari hillocks dan minggukeduapuluh sudah mencapai bentuk seperti dewasa,walaupun baru mencapai ukuran menjadi seukurandewasa sampai usia 9 tahun.

Konka dibentuk oleh tiga area yangmemisahkan bakal pertama (ektoderem):1. Bagian tengah dari bakal pertama: kavum konka2. Bagian atas dari bakal pertama: simba konka3. Bagian bawah dari bakal pertama: insisor

intertragusSelama minggu kedelapan masa gestasi,

permukaan ektoderem pada ujung bagian atas(dorsal) dari bakal faringeal pertama menebal.Kepadatan inti epitelium ini terus berlanjut menujutelinga tengah. Secara simultan, kavum konkamelekuk ke dalam membentuk sepertiga luar liangtelinga. Pada awal minggu keduapuluh, inti ini mulaiteresobsi dan menembus keluar membentuk liang.Sisa bagian terdalam dari ektoderem menjadi bagiansuperfisial dari membran timpani. Pembentukansempurna dari liang ini terjadi pada minggu kedua

puluh delapan. Saat lahir, liang telinga membentuktulang (osifikasi) dan ukuran dewasa. Prosesosifikasi ini baru sempurna pada usia 3 tahun danmencapai ukuran dewasa pada usia 9 tahun.

AnatomiTelinga luar terdiri dari aurikula dan liang

telinga sampai membran timpani. Aurikula terdiridari tulang rawan (kartilago) dan kulit. Liang telingaberbentuk huruf S, dengan kartilago pada sepertigalateral, sedangkan duapertiga medial adalah tulang.Panjangnya sekitar 2,5-3 cm pada dewasa.

Batas-batas liang telinga adalah anterior: fossamandibula, kelenjar parotis; posterior: mastoid;superior: resesus epitimpani (medial), kavitas kranial(lateral); inferior: kelenjar parotis.

Pada sepertiga lateral kulit liang telingaterdapat banyak kelenjar serumen (modifikasikelenjar keringat=kelenjar serumen) dan rambut.Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liangtelinga.

Pada duapertiga medial hanya sedikitdijumpai kelenjar serumen. Serumen adalah hasilproduksi kelanjar sebasea, kelenjar seruminosa,epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalamkeadaan normal, serumen terdapat di sepertiga luarliang telinga karena kelenjar tersebut hanyaditemukan di daerah ini. Konsistensinya lunak,tetapi kadang-kadang kering. Dipengaruhi olehfaktor keturunan, iklim, usia dan keadaanlingkungan.

Gambar 2.2 Pembagian liang telinga luar

Membran timpani berbentuk bundar dancekung bila dilihat dari arah liang telinga dantampak oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagianatas disebut pars flaksida (membran Shrapnell) danbagian bawah pars tensa (membran propria). Parsflaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar adalahlanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam

Page 3: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

Imanto, Radang Telinga Luar 203

dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel salurannapas. Pars tensa memiliki satu lapis lagi di tengah,yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dansedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Gambar 2.3 Membran timpani

FisiologiSerumen dapat keluar sendiri dari liang

telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dariarah membran timpani menuju ke luar serta dibantuoleh gerakan rahang saat mengunyah. Walaupuntidak memiliki efek anti bakteri atau anti jamur,serumen memiliki efek proteksi, mengikat kotoran,menyebarkan aroma yang tidak disenangi seranggasehingga serangga enggan masuk ke liang telinga.

Gambar 2.4 Unit mikroskopik normal, menunjukkandrainase sekresi kelenjar sebasea dan modifikasikelenjar apokrin ke dalam kanal folikular folikel

rambut.

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS DANPENATALAKSANAAN

Radang pada Aurikula

SelulitisInfeksi bakteri pada aurikula paling sering

berhubungan dengan komorbiditas pasien (misal,diabetes) dan trauma. Penyebab trauma tersering

adalah tindikan anting, pukulan, luka bakar daniatrogenik. Insidensi meningkat pada cuaca panas.Penggunaan alkohol 70% efektif melawan hampirsemua bakteri kulit kecuali jamur. Menjagakebersihan, kekeringan dan proteksi terhadap traumadapat menurunkan insidensi.

Gejala dan tanda biasanya terdapat indurasi,hangat, eritema, nyeri tekan dan demam. Dilaporkanterjadinya sindrom syok toksik (demam, hipotensi,diare, lidah “stroberi”, eritroderma) tercatat dalamliteratur terjadi setelah penindikan.

Gambar 3.1 Selulitis pada aurikula

Patogen penyebab terbanyak adalahstaphylococcus aureus, coagulase negativestaphylococcus, pseudomonas aeruginosa danstreptococcus species.

Penegakan diagnosis dengan cara kulturjarang diperlukan, bila tidak ada resolusi dapatdipertimbangkan infeksi jamur atau dilakukan biopsibila curiga tumor.

Penatalaksanaan infeksi simpel adalah denganpemberian obat anti-staphylococcus dan anti-streptococcus secara oral. Jika sudah terjadikomplikasi dapat diberikan antibiotik secaraintravena yang direkomendasikan. Golonganquinolon oral dan intavena serta anti-pseudomonalaminopenisilin dapat diberikan secara intravenatergantung pada derajat keparahan.

Perikondritis dan KondritisInfeksi yang terjadi pada jaringan mesenkim

pada aurikula akibat tindikan, luka bakar,pembedahan, trauma tumpul atau tajam yangmenyebabkan vascular compromise. Perikondritisversus kondritis hanya terjadi saat pembedahandengan adanya nekrotik kartilago yang menunjukkankondritis. Akumulasi darah atau serum dapatmenjadi infeksi sekunder. Deposisi kartilago mulai2-4 minggu dari sisa perikondrium. Tidak

Page 4: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

204 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

terbentuknya matriks menyebabkan deformitastelinga menjadi cauliflower.

Gejala dan tanda dapat akut atau kronis yangterjadi setelah beberapa minggu sejak terjadinyatrauma. Setalah trauma, bengkak yang fluktuatif darisuatu hematom atau secara kronis terjadi eritema,nyeri dan kekeringan telinga.

Gambar 3.2 Perikondritis dan kondritis

Patogen penyebab tersering adalah P.aeruginosa, S. aureus, Enterobacter, P. mirabilisdan bakteri gram negatif lain. Diagnosis ditegakkandengan kultur dan sensitivitas serta biopsi.

Penatalaksanaan bertujuan untuk eradikasiinfeksi dan optimalisasi kosmetik telinga. Standarprosedur pascatrauma adalah perawatan luka,evakuasi hematom atau seroma, ganjalan telinga danprofilaktik topikal (pada luka bakar) serta antibiotiksistemik, yaitu anti-pseudomonal aminopenisilinatau fluoroquinolon selama 2-4 minggu. Antibiotikintravena biasanya direkomendasikan sampai terjadiperbaikan klinis. Pembedahan dilakukan untukeliminasi nekrotik kartilago dan minimalisasideformitas.

Herpes Zoster OtikusPasien dengan riwayat infeksi varicella zoster

virus (VZV) akan rentan terhadap imunosupresi.Terjadinya delayed facial palsy dan Ramsay Huntsyndrome setelah pencabutan gigi dan pembedahanorofasial, sekitar 2-10% dari semua paralisis fasialis.Adanya genomik VZV DNA pada segmengenikulatum nervus fasialis, ganglion spiral, vesikelaural, cairan serebrospinal, mukosa telinga tengahdan kanal fasial.

Gambar 3.3 Herpes zoster otikus

Pasien dengan Ramsay Hunt syndrome dapatmenimbulkan suatu kombinasi patologis:1. Cabang sensorik dari n. VII2. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII3. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII dengan

gejala auditori4. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII dengan

gejala auditori dan vestibular5. Nyeri sekitar telinga dan erupsi vesikular (80-

90%) pada area konka, mukosa oral atau leherdengan facial palsy yang progresif (50% denganHouse-Brackmann derajat IV-V).

6. Tuli sensorineural (50%) dan vertigo (30%) dapatterjadi.

Prognosis untuk penyembuhan paralisisfasialis lebih buruk daripada Bell palsy idiopatik danmenimbulkan denervasi yang lebih berat. Nervuskranial lainnya juga dapat terkena (V, IX, X, XI danXII), namun jarang terjadi pada anak dimanaprognosis lebih baik dan tingkat keparahan jugalebih ringan.

Diagnosis ditegakkan dengan Tzanck smear,isolasi virus dari vesikel telinga, MRI tulangtemporal dan kanalis akustikus internus untukmencari penyebab lain paralisis fasialis. Konfirmasilaboratorium dengan peningkatan titer viral serumpada tes fiksasi komplemen juga dapat membantu.

Penatalaksanaan adalah dengan pemberianvalasiklovir selama 14 hari atau famsiklovir selama10 hari dengan steroid. Asiklovir diberikan secaraintravena (bila bioavailabilitas buruk dengan peroral). Inflamasi menyebar luas sepanjang nervusmenentang perbatasan dekompresi pada area labirindan segmen genikulatum.

Radang pada Kanalis Akustikus Eksterna1. Otitis Eksterna Sirkumkripta (Furunkel)

Furunkel adalah infeksi kuman stafilokokus padafolikel rambut. Oleh karena kulit di sepertiga luarliang telinga mengandung adneksa kulit, sepertifolikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar

Page 5: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

Imanto, Radang Telinga Luar 205

serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksipada apilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Gambar 3.4 Furunkel pada kanalis akustikuseksternus

Gejalanya adalah rasa nyeri hebat, tidaksesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karenakulit liang telinga tidak mengandung jaringanlonggar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbulpada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat jugatimbul pada saat membuka mulut (senditemporomandibula). Selain itu terdapat jugagangguan pendengaran, bila furunkel besar danmenyumbat liang telinga.

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bilasudah menjadi abses, diaspirasi secara sterilselanjutnya dilakukan insisi drainase. Lokaldiberikan antibiotik dalam bentuk salap, sepertipolymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asamasetat 2-5% dalam alkohol).

2. Otitis Eksterna DifusPeradangan difus pada kulit liang telinga yang

meluas ke aurikula dan lapisan epidermis darimembran timpani. Penyakit ini paling sering terjadipada keadaan dengan kelembaban tinggi dan panasserta pada perenang. Keringat yang berlebihanmerubah pH kulit liang telinga dari asam menjadibasa sehingga menimbulkan pertumbuhan kumanpatogen. Terdapat dua faktor yang palingresponsibel terhadap kondisi ini, yaitu trauma liangtelinga dan invasi kuman patogen. Trauma dapatterjadi akibat mengorek telinga secara radikal,instrumen yang kurang ahli saat ekstraksi serumen,dan saat membersihkan telinga setelah berenangdimana kulit liang telinga terjadi maserasi.Kerusakan terus menerus pada kulit liang telingamenyebabkan invasi kuman patogen.

Gambar 3.5 Otitis eksterna difus

Gejala klinisnya dapat akut atau kronisdengan berbagai derajat keparahan:1. Fase Akut

Ditandai dengan sensasi panas terbakar dalamliang telinga, diikuti nyeri saat menggerakkanmandibula. Telinga biasanya mengeluarkansekret serous yang kemudian menjadi kental danpurulen. Dinding liang telinga mengalamiinflamasi. Penumpukan debris dan sekret yangdisertai pembengkakan liang telingamenimbulkan gangguan dengar konduktif. Padakasus berat, dapat terjadi pembengkakan kelenjargetah bening regional, nyeri tekan denganselulitis jaringan sekitarnya.

2. Fase KronisFase kronis memiliki karakteristik iritasi dansangat gatal. Ini adalah responsibel untukeksaserbasi akut dan reinfeksi. Sekret hanyasedikit bahkan kadang-kadang kering hinggamembentuk krusta. Kulit liang telinga menebaldan bengkak sehingga membentuk celah. Jarangsekali terjadi hipertrofi kulit yang menimbulkanstenosis (otitis eksterna stenosis kronis).

Fase akut diberi pengobatan sebagai berikut:1. Pembersihan telinga. Ini adalah faktor utama

yang sangat penting dalam pengobatan otitiseksterna difus. Seluruh sekret dan debris harusdikeluarkan secara gentle. Perhatian khusus harusdiberikan pada bagian resesus anteroinferior yangmembentuk “blind pocket” dimana sekret seringtertumpuk. Pembersihan telinga dapat dilakukandengan kapas kering, penyedot (suctionclearance) atau irigasi liang telinga dengannormal saline steril hangat.

Page 6: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

206 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

2. Tampon telinga. Setelah telinga dibersihkan,diberikan tampon kasa yang dibasahi denganpreparat steroid-antibiotik yang dimasukkan keliang telinga dan diberikan nasihat pada pasienuntuk menjaga kelembaban dengan meneteskanobat tersebut 2-3 kali sehari. Tampon diganti 2-3hari sekali. Obat tetes steroid lokal membantumeringankan edema dan eritema danmenghilangkan gatal. Aluminium asetat (8%)atau silver nitrat (3%) adalah astrigen ringanyang dapat digunakan dalam bentuk tamponsehingga membentuk koagulum protektif untukmengeringkan liang telinga.

3. Antibiotik. Golongan antibiotik sistemikberspektrum luas adalah yang paling seringdigunakan terutama pada keadaan selulitis danlimfadenitis akut.

4. Analgetik. Digunakan untuk mengurangi nyeri.Tujuan pengobatan pada fase kronis adalah:1

5. Mengurangi bengkak liang telinga sehinggapembersihan telinga dapat dilakukan secaraefektif.

6. Menghilangkan gatal sehingga kebiasaanmenggaruk atau mengorek telinga dapatdihentikan sehingga rekurensi dapat terkontrol dikemudian hari.

Tampon kasa dengan ichthammol glycerine10% dimasukkan ke liang telinga untuk mengurangiedema. Kemudian diikuti dengan pembersihantelinga dengan perhatian khusus pada resesus meatalantero-inferior. Gatal dapat dikontrol denganaplikasi krim antibiotik steroid topikal.

Jika kulit liang telinga mulai menebal hinggamembengkak serta sudah resisten pada semuapengobatan medikamentosa, misal otitis eksternastenosis kronis, maka dapat dilakukan pembedahan.

3. Otitis Eksterna MalignaMerupakan infeksi telinga luar yang

berpotensi mengancam kehidupan. Terjadi padapasien tua dengan diabetes danimmunocompromised. Kelainan mikroangiopati dandisfungsi sel imun merupakan predisposisiterjadinya infeksi.

Gambar 3.6 Otitis eksterna maligna

Nadol memperkenalkan histopatologi padadua pasien, yaitu osteomielitis kronis pada tulangtemporal dengan pembentukan formasi baru,trombosis sinus lateral, inflamasi dan degenerasinervus fasialis, inflamasi meningeal, destruksi tulangkapsul otik karena osteomielitis dan labirintitis.Ditemukan juga obliterasi sinus kavernosus denganjaringan lunak yang tampak pada satu spesimen.

Nadol mendefinisikan apa saja yang berperandalam progesifitas penyakit, yaitu sebagai berikut:1. Kanalis akustikus eksternus dengan invasi melalui

fisura Santorini atau sutura timpanomastoid kefosa retromandibula

2. Keterlibatan mastoid dan foramen jugulare3. Trombosis septik dari sinus vena lateral4. Penyebaran ke apeks petrosus melalui vaskular

dan bidang fasialis serta tidak termasuk air cells.Perjalanan penyakit tersembunyi dan

membahayakan dalam onsetnya dan tersangkadengan kecurigaan tinggi adalah hal terpentinguntuk mendiagnosis individu yang rentan. Progresifsecara gradual tidak selalu ada, dan kadang-kadangterjadi perbaikan kemudian gejala dapat memburuklagi. Tanda penyakit ini meliputi otitis eksternadengan granulasi jaringan sepanjang garis suturatimpanomastoid, neuropati kranial bawah (VII, IX,X, XI) dan dalam, nyeri hebat adalah yang biasadijumpai. Eksudat dari liang telinga juga hal yangsering. Diagnosis banding termasuk Paget disease,kelainan granulomatus dan karsinoma.

Menurut Benecke, derajat otitis eksternamaligna dapat dibagi tiga, yaitu:1. Derajat I: infeksi terbatas pada jaringan lunak dan

kartilago

Page 7: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

Imanto, Radang Telinga Luar 207

2. Derajat II: keterlibatan jaringan lunak dan erositulang temporal

3. Derajat III: ekstensi intrakranial atau erosi tulangtemporal

Gambar 3.7 Computer tomography potongankoronal pada pasien otitis eksterna maligna kiri.

Pada anak, osteomielitis tulang basis kraniidapat ditemukan dengan prognosis lebih baik,biasanya termasuk penyakit telinga tengah danperjalanan pengobatan lebih pendek. Pada pasiendengan AIDS, hanya sedikit granulasi yangditemukan, karena itu perlu didiagnosis sebagaitersangka tinggi.

Patogen penyebab tersering adalah P.aeruginsa, S. aureus dan patogen lain yang jarangadalah Aspergillus, Proteus, dll.

Diagnosis ditegakkan dengan:1. Kultur eksudat liang telinga menggunakan

suatu apusan kalsium alginat2. Pemeriksaan hitung jenis leukosit dan laju

endap darah3. Komorditas adalah hal yang penting diketahui

(misal: diabetes, HIV, dll)4. CT scan untuk melihat ekstensi penyakit5. Bone scan untuk mendokumentasikan

osteomilitis (nonspesifik) dan mungkin sembuhselama beberapa bulan setelah resolusi terjadi

6. Gallium-67 scan sebagai indikator infeksi yangaktif dan berguna untuk mengikuti perjalananpenyakit, juga positif dalam jaringan lunak daninfeksi tulang. Pengulangan gallium scan setiap4 minggu untuk menentukan kelanjutanpengobatan.

Gambar 3.8 Bone scan pada pasien dengan otitiseksterna maligna.4

Penatalaksanaan adalah diagnosis dinipada populasi dengan risiko tinggi, terapi antibiotikintravena secara jangka panjang, secara rutinmembersihkan liang telinga, pemeriksaan fisik dangallium scan serial untuk menilai resolusi, intervensibedah untuk abses intratemporal atauekstratemporal. Chandler melaporkan angkamortalitas 38% dengan kombinasi modalitaspengobatan dengan pembedahan dan antimikroba1. Saat ini tindakan bedah hanya terbatas dengan

perbaikan dengan pemberian antibiotikantipseudomonal saja. Menurut laporan terbaru,menggunakan antibiotik saja denganmembersihkan liang telinga secara lokal dandengan dual modalitas terapi (antibiotik danterapi oksigen hiperbarik) menunjukkanpeningkatan angka keberhasilan mencapai 90-100%.

2. Pemberian antibiotik pada kasus ini sering jangkapanjang (2-4 bulan).

3. Resisten terhadap antibiotik dapat dicegah biladua obat yang digunakan dengan cara menggantiaksinya, sebagai contoh, sefalosporin generasiketiga (ceftazidime) ditambah quinolon. Regimenlain yang paling sering digunakan adalahaminoglikosid (tobramisin) dan antipseudomonalaminopenisilin.

4. Siprofloksasin oral sukses digunakan sebagaisuatu agen tunggal.

5. Liang telinga tampak normal namun tidak sensitifterhadap indikator resolusi dan rekurensi terlihat2-3 bulan setelah pengobatan yang sesuai.Gallium scan mungkin saja masih positifwalaupun pemeriksaan fisiknya normal.

6. Refrakter, kemajuan dan kasus rekurensi adalahkandidat untuk tambahan terapi oksigenhiperbarik selama 30 kali pengobatan.

7. Peningkatan fagositik akibat tekanan tinggi kadaroksigen jaringan.

8. Peningkatan aktivitas antibiotik aminoglikosida.Terapi rutin oksigen hiperbarik ada kemajuan

Page 8: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

208 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

(derajat II dan III) dan kasus refrakterdikombinasi dengan antibiotik.

4. OtomikosisTimbul pada kondisi lembab terutama di daerah

tropis atau pasca operasi mastoid. Pada pasiendengan immunocompromised, invasi otomikosis(Mucor, Aspergillus) dapat ditegakkan diagnosis.Obat tetes telinga diduga dapat meningkatkaninsidens infeksi jamur.4

Gejala otitis eksterna bakterial dan otomikosishampir sama, namun dalam perjalanan penyakitnya,rasa gatal sering dikeluhkan dan lebih menonjolpada infeksi mikosis. Disertai juga dengan rasa tidaknyaman, gangguan pendengaran, tinitus dan keluarcairan dari telinga.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanyajamur, terlihat hifa dan spora (conidiophores) yangdisebut Aspergillus. Candida sering membentukgambaran miselia berwarna putih atau jikabercampur serumen akan berwarna kekuningan.Pada kasus penyakit jamur invasif atau organismelainnya, tambahan manifestasi lokal dan sistemiktidak ditemukan.

Gambar 3.9 Otomikosis

Patogen penyebab tersering adalah Candida,Aspergillus niger dan fumigatus, Penicilium, dll.

Pada pasien dengan immunocompromisedberat atau pasien dengan gejala yang atipik diagnosisditegakkan dengan biopsi. Sedangkan kultur jarangdiperlukan.

Penatalaksanaan terdiri dari pembersihanliang telinga untuk mengeluarkan sekret dan debrisepitel yang memicu pertumbuhan jamur. Dapatdilakukan dengan syring, suction atau kapaspembersih. Antifungal spesifik dapat digunakan.Nistatin (100.000 unit/ml propylene glycol) yangefektif melawan kandida. Antifungal spektrum luaslainnya termasuk klotrimazol dan povidone iodine.

2% asam salisilat dalam alkohol juga efektif yangbersifat keratolitik untuk mengelupas lapisansuperfisial epidermis sehingga fungal myceliaberkembang ke dalamnya. Terapi antifungalsebaiknya dilanjutkan selama 1 minggu setelahterjadinya perbaikan untuk mencegah rekurensi.Telinga harus dijaga agar tetap kering. Infeksibakteri sering berhubungan dengan otomikosis danterapi dengan antibiotik/steroid membantumengurangi inflamasi dan edema serta membantupenetrasi antifungal menjadi lebih baik.

Radang pada Membran Timpani1. Miringitis Bulosa

Penyakit akut yang sembuh sendiri tanpapengobatan dan biasanya unilateral. Seringditemukan pada dewasa dan dewasa muda. Inflamasipada seluruh lapisan membran timpani dengan bulayang membentuk lapisan permukaan epitel dibawahnya. Bentuk primer tanpa disertai adanyaotitis media sebelumnya. Bentuk sekunder adalahsisa dari penyakit di telinga tengah.

Gejala dan tanda secara tipikal miringitisbulosa menimbulkan otalgia berat dan bula padamembran timpani yang mungkin hemoragik atauserous. Penyakit ini secara tipikal bisa sembuhsendiri paling lama 3-4 hari dan menunjukkan tulikonduktif ringan. Biasanya akibat infeksi virus padasaluran napas atas atau infeksi sekunder dari otitismedia.

Gambar 3.10 Miringitis bulosa

Patogen penyebab tersering adalahHemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae,Moraxella catarrhalis, parainfluenza, Mycoplasma,dll. Walaupun ada postulat hubungan antara

Page 9: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

Imanto, Radang Telinga Luar 209

organisme Mycoplasma dan miringitis bulosa, baru-baru ini data yang tersedia membantah postulattersebut.

Untuk menegakkan diagnosis, kultur tidakdiperlukan untuk penatalaksanaan selanjutnyakarena miringitis bulosa dapat sembuh sendiri.

Penatalaksanaan miringitis bulosa primeradalah sebagai berikut:1. Sembuh secara spontan dalam 3-4 hari2. Membuka bula dengan menggunakan

myryngotomy knife agar nyeri berkurangPenatalaksanaan miringitis bulosa sekunder

adalah dengan pemberian antibiotik ditujukan untukpenyakit otitis media yang mendasari.

2. Miringitis Granular KronisKerusakan epitel membran timpani selama

lebih dari 1 bulan tanpa disertai penyakit padatelinga tengah. Biasanya terjadi pada orang tua.Riwayat otitis media, trauma atau ventilasi tuba.Tidak adanya penyakit yang mendasari danberhubungan dengan kelainan ini. Operasitimpanomastoid adalah faktor patogenik yang seringditemukan.

Gambar 3.11 Miringitis granular kronis

Gejala dan tanda dari miringitis granularkronis dibingungkan dengan otitis media kronisyang menyerupai otitis eksterna. Timbulnya jaringangranulasi pucat pada bagian membran timpani(biasanya posterosuperior) atau seluruh membrantimpani yang mencapai hampir 55% pasien,perforasi rekuren, membran timpani menebal,miringosklerosis dan kadang-kadang kanalisakustikus eksternus ikut terlibat. Membran timpanisecara tipikal bergerak saat dilakukan pemeriksaanpneumatik. Otore dan pruritus juga seringdikeluhkan pasien. Tuli konduktif yang mencapai 40dB juga sering terjadi. Bertolak belakang denganotitis media kronis dimana telinga tengah tidakterlibat. Beberapa literatur menyebutkan bahwa

tidak adanya perforasi membran merupakanprasyarat untuk diagnosis. Keterlibatan kanalisakustikus eksternus biasanya juga terbatas padabagian dekat membran timpani saja, berbeda denganotitis eksterna difus.

Patogen penyebab tersering adalah S. aureus,Streptococcus epidermis dan P. aeruginosa.

Diagnosis dapat ditegakkan denganaudiogram dengan hasil tuli konduktif. Pemilihanterapi juga tidak ditentukan oleh hasil kultur.

Penatalaksanaan miringitis granular kronisadalah sebagai berikut:1. Menjaga kekeringan telinga, antibiotik tetes

telinga, kuretase, skin grafting, kauterisasi dantimpanoplasti untuk kasus yang refrakter.

2. Mencegah rekurensi3. Kuretase formal dan timpanoplasti dapat

memiliki efek jangka panjang dengan rekurensihanya sewaktu-waktu, hal ini tercatat dalam studiterbaru yang dilakukan.

SIMPULAN

1. Radang Pada Telinga Luar: Radang pada kulitatau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisanepitel membran timpani yang disebabkan olehbakteri, jamur dan virus.

2. Radang dapat dikategorikan berdasarkanpenyebab dan lokasi, serta diklasifikasikanberdasarkan waktu terjadi sebagai akut, subakutdan kronis.

3. Faktor yang mempermudah terjadinya radangpada telinga luar adalah perubahan pH di liangtelinga dengan faktor predisposisi lain adalahtrauma ringan saat mengorek telinga.

4. Klasifikasi berdasarkan lokasi, yaitu radang padaaurikula, kanalis akustikus eksternus danmembran timpani.

5. Berdasarkan penyebabnya radang pada aurikuladibagi ke dalam: Bakteri (Selulitis danperikondritis serta kondritis), virus (Herpes zosterotikus).

6. Berdasarkan penyebabnya radang pada kanalisakustikus eksternus dibagi ke dalam: Bakteri:(Otitis eksterna sirkumkripta/furunkel, otitiseksterna difus dan otitis eksterna maligna), Jamur(Otomikosis).

7. Radang pada membran timpani yang palingsering ditemui adalah yang disebabkan olehbakteri, yaitu miringitis bulosa dan granularmiringitis kronis.

Page 10: RADANG TELINGA LUAR - e-Jurnal Poltekkes Tanjungkarang

210 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

DAFTAR PUSTAKA

Dhingra PL, Disease of Ear, nose and Throat. FourthEdition. New Delhi; 2009; p. 50-52.

Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga HidungTenggorok Bedah Kepala Leher. Buku AcuanModul Otitis Eksterna. 2008.

Lalwani K Anil. Current Diagnosis & TreatmentOtolaryngology Head and Neck Surgery.Second Edition. Mc Graw Hill Lange. NewYork; 2008; p. 273-281.

Lee K.J. Essensial Otolaryngology Head & NeckSurgery. Ninth Edition. Mc Graw HillMedical. New York; 2008; p. 305-313.

Pinheiro AD, Facer GW, Kern EB. Infection of theExternal Ear. In : Bailey ed. Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Second Edition.Philadelphia. Lippincot-RavenPublisher;2006; p. 1988-2001.

Arsyad Efiaty, Iskandar Nurbaiti. Kelainan TelingaLuar. Dalam: Buku Ajar Ilmu KesehatanTelinga Hidung Tenggorok Kepala danLeher. Edisi keenam. FKUI. Jakarta; 2010.

Rosenfeld M, Brown L, Cannon R. Clinical PractiseGuideline: Acute Otitis External. JournalOtolaryngology Head and Neck Surgery;2006.

Probst R, Grevers G, Iro H. Disorders of theExternal Ear. In: Basic Otorhinolaryngology aStep by Step Guideline. Thieme; 2006; p.207-210.

Hawke M, Bingham B, Stammberger H. DiagnosticHandbook of Otorhinolaryngology. 2005.

Dhillon RS, An Illustrated Color Text Ear, Nose,Throat, Head and Neck Surgery. SecondEdition. London; 2001.