pusat penelitian dan pengembangan kesejahteraan...

90
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 Konsultan: Dr. Zulmasyhur, M.Si

Upload: vubao

Post on 21-Aug-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN SOSIALBADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIATAHUN 2018

Konsultan:Dr. Zulmasyhur, M.Si

Page 2: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

Aulia Rahman dkk

KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN TERHADAP PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL,- Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI, 2018x + 74 halaman 14,5 x 21 cm

KonsultanDr. Zulmasyhur, M.Si

Penulis :Aulia Rahman, Setyo Sumarno, Mulia Astuti,Hari Harjanto Setiawan, Haryati Roebyantho,

Ahmad Suhendi, Alit Kurniasari, Husmiati, Ruaida Murni

Perwajahan :Nawir

ISBN : 978-602-53459-7-5

Cetakan I: Desember 2018

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial,

Kementerian Sosial RI - JakartaJl. Dewi Sartika No.200 Cawang II Jakarta Timur,

Telp. 021-8017146, Fax.021-8017126

Sanksi Pelanggaran Pasal 72

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidanakan dengan penjara masing-masing

paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau

pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000,00 (lima juta

rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana di maksud

pada ayat (1) dipidanakan dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas ridha Allah SWT sehingga buku hasil penelitian tentang Kerelawanan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Terhadap Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial telah terselesaikan. Buku ini merupakan hasil penelitian cepat (quick research) yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbangkesos) dan bertujuan untuk memberikan informasi tentang kerelawanan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial; sejauhmana implementasi Tugas dan Fungsi TKSK; menggambarkan bentuk dukungan pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dalam meningkatkan partisipasi TKSK.

Buku hasil penelitian ini secara khusus diharapkan dapat membantu pihak Kementerian Sosial dalam hal ini Direktorat Pemberdayaan Sosial Perseorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (Direktorat PSPKKM) sebagai satuan kerja pembina TKSK tingkat pusat dan dinas sosial provinsi dan kabupaten/kota sebagai pembina di tingkat daerah. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi Direktorat PSPKKM terkait rencana revisi Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan serta menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program dan kebijakan terkait pembinaan TKSK.

Puslitbangkesos mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian sekaligus permohonan maaf jika terdapat kekurangan, baik selama proses penelitian sampai pada terbitnya buku hasil penelitian ini. Semoga buku hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak terkait dan

Page 4: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

iv

pihak lain yang concern dalam dunia relawan sosial khususnya TKSK dan diharapkan buku hasil penelitian ini dapat memacu penelitian – penelitian lanjutan mengenai TKSK.

Jakarta, Desember 2018Kepala Puslitbangkesos,

Mulia Jonie

Page 5: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................. vi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................. 1B. Masalah Penelitian ...................................................... 8C. Tujuan Penelitian ......................................................... 9D. Manfaat Penelitian ....................................................... 9E. Kerangka Konsep .......................................................... 10F. Kerangka Pemikiran .................................................... 12G. Metodologi Penelitian ................................................... 13H. Organisasi Penelitian ................................................... 16

BAB II : HASIL PENELITIAN .......................................................... 17

A. Provinsi Sumatera Selatan ............................................ 17B. Provinsi D.I. Yogyakarta ................................................ 28C. Provinsi Kalimantan Selatan ....................................... 38D. Provinsi Nusa Tenggara Barat ...................................... 50

Bab III: PENUTUP .......................................................................... 64

A. Kesimpulan ................................................................... 64B. Rekomendasi ................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 68

SEKILAS PENULIS ......................................................................... 69

INDEKS ........................................................................................... 76

Page 6: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Persebaran TKSK Sampai Tahun 2017 ............ 3

Tabel 2. Lokasi Penelitian ......................................................... 14

Tabel 3. Variabel dan Indikator Penelitian ............................... 14

Tabel 4. Jadwal Penelitian .......................................................... 15

Tabel 5. Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi (Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di Provinsi Sumatera Selatan ......................................................... 24

Tabel 6. Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi (Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta .......................................... 35

Tabel 7. Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi (Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan .................................... 46

Tabel 8. Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi (Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat .................................. 60

Page 7: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Jenis Kelamin Responden di Provinsi Sumatera Selatan ..................................................... 17

Grafik 2. Usia Responden di Provinsi Sumatera Selatan ....... 18

Grafik 3. Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Sumatera Selatan .................................. 19

Grafik 4. Pendidikan Responden di Provinsi Sumatera Selatan ...................................................... 20

Grafik 5. Pekerjaan Responden di Provinsi Sumatera Selatan ...................................................... 21

Grafik 6. Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi Sumatera Selatan .................................... 21

Grafik 7. Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan ....................................................... 22

Grafik 8. Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi Sumatera Selatan .................... 23

Grafik 9. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan & Pembinaan TKSK di Provinsi Sumatera Selatan .......................... 25

Grafik 10. Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi Sumatera Selatan .................................... 27

Grafik 11. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK di Provinsi Sumatera Selatan ......................... 28

Grafik 12. Jenis Kelamin Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................... 28

Grafik 13. Usia Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ............ 29

Grafik 14. Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................ 30

Grafik 15. Pendidikan Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................... 30

Page 8: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

viii

Grafik 16. Pekerjaan Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................... 31

Grafik 17. Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................ 32

Grafik 18. Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................... 32

Grafik 19. Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi D.I. Yogyakarta ....................... 33

Grafik 20. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................ 36

Grafik 21. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan & Pembinaan TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta .............................. 36

Grafik 22. Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................ 37

Grafik 23. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta ............................. 38

Grafik 24. Jenis Kelamin Responen TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan .................................................. 39

Grafik 25. Usia Responden di Provinsi Kalimantan Selatan .... 39

Grafik 26. Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Kalimantan Selatan ............................... 40

Grafik 27. Pendidikan Responden di Provinsi Kalimantan Selatan .................................................. 41

Grafik 28. Pekerjaan Responden di Provinsi Kalimantan Selatan .................................................. 41

Grafik 29. Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi Kalimantan Selatan ............................... 42

Grafik 30. Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan ................................................... 43

Grafik 31. Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi Kalimantan Selatan ............... 44

Page 9: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

ix

Grafik 32. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan .............................. 47

Grafik 33. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Penghargaan & Pembinaan TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan ................................ 47

Grafik 34. Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan ................................ 48

Grafik 35. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan ..................... 49

Grafik 36. Jenis Kelamin Responen TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 50

Grafik 37. Usia Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 51

Grafik 38. Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat .............................. 52

Grafik 39. Pendidikan Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 53

Grafik 40. Pekerjaan Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 54

Grafik 41. Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat .............................. 56

Grafik 42. Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 57

Grafik 43. Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi Nusa Tenggara Barat .............. 58

Grafik 44. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................... 61

Grafik 45. Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan & Pembinaan TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ..................... 61

Page 10: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

x

Grafik 46. Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................ 62

Grafik 47. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat ................................................. 63

Page 11: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

1Pendahuluan

BaB IPENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial mengamanatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Salah satu subjek yang berperan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah masyarakat. Peran masyarakat sesuai dengan PP Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dapat dilakukan melalui perseorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, badan usaha, Lembaga Kesejahteran Sosial, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Asing. Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, Kementerian Sosial membentuk Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) pada tahun 2009 dan terlegitimasi sebagai salah satu sumberdaya manusia (SDM) penyelenggara kesejahteraan sosial yang masuk dalam rumpun relawan sosial (Pasal 14 Permensos RI Nomor 16 Tahun 2017).

Page 12: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

2 Pendahuluan

TKSK menurut Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan dibentuk untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dan ujung tombak dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan. Diantara beberapa SDM penyelenggara kesejahteraan sosial, TKSK memiliki keunikan tersendiri karena mempunyai cakupan wilayah kerja yang jelas, yakni kecamatan.

Sejak dibentuk pada tahun 2009, secara kuantitas TKSK mengalami peningkatan karena berbanding lurus dengan dinamika pemekaran daerah. Tahun 2009, menurut data Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial TKSK berjumlah 5.267 orang dan sampai dengan tahun 2017 berjumlah 7.094 orang (Gambar 1). Dasar penetapan jumlah TKSK terakhir sesuai dengan Permendagri RI Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

Gambar 1.Sejarah Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program Nasional

Sumber: Ditjen Pemberdayaan Sosial, 2017

Gambar 1 menunjukkan partisipasi TKSK pada penyelenggaraan kesejahteraan sosial khususnya pada

Page 13: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

3Pendahuluan

program-program nasional berikut dengan perkembangan jumlah “tali asih” sebagai konsekuensi partisipasi TKSK dalam kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial nasional termasuk partisipasi TKSK dalam pendampingan program Bantuan Pangan NonTunai (BPNT).

Tabel 1.Jumlah Persebaran TKSK Sampai Tahun 2017

No Provinsi KAB KOTA TotalJumlah

Kecamatan /TKSK

1 DKI Jakarta 1 5 6 44

2 Jawa Barat 18 19 27 626

3 Jawa Tengah 29 6 35 573

4 DI Yogyakarta 4 1 5 78

5 Jawa Timur 29 9 38 664

6 Aceh 18 5 23 289

7 Sumatera Utara 25 8 33 436

8 Sumatera Barat 12 7 19 179

9 Riau 10 2 12 163

10 Jambi 9 2 11 138

11 Sumatera Selatan 13 4 17 231

12 Lampung 13 2 15 225

13 Kalimantan Barat 12 2 14 174

14 Kalimantan Tengah 13 1 14 136

15 Kalimantan Selatan 11 2 13 152

16 Kalimantan Timur 7 3 10 103

17 Sulawesi Utara 11 4 15 167

18 Sulawesi Tengah 12 1 13 174

19 Sulawesi Selatan 21 3 24 306

20 Sulawesi Tenggara 15 2 17 209

21 Maluku 9 2 11 118

22 Bali 8 1 9 57

23 Nusa Tenggara Barat 8 2 10 116

Page 14: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

4 Pendahuluan

No Provinsi KAB KOTA TotalJumlah

Kecamatan /TKSK

24 Nusa Tenggara Timur 21 1 22 306

25 Papua 28 1 29 524

26 Bengkulu 9 1 10 126

27 Maluku Utara 8 2 10 113

28 Banten 4 4 8 115

29 Kepulauan Babel 6 1 7 47

30 Gorontalo 5 1 6 77

31 Kepulauan Riau 5 2 7 66

32 Papua Barat 12 1 13 203

33 Sulawesi Barat 6 - 6 69

34 Kalimantan Utara 4 1 5 50

TOTAL 416 98 514 7.094

Sumber: Ditjen Pemberdayaan Sosial, 2017

Tabel 1 menunjukkan persebaran jumlah TKSK yang disesuaikan dengan jumlah kecamatan yang ada di Indonesia sampai Tahun 2017. Jumlah TKSK paling besar ada pada Provinsi Jawa Timur dengan jumlah 664 orang dan jumlah paling kecil pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah 47 orang.

Sistem penugasan dalam pendampingan dan adanya “tali asih” memunculkan perdebatan jika dikaitkan dengan sebutan TKSK sebagai relawan sosial. Pertama, pengertian relawan pada satu sisi menunjukkan sisi “kehumanitarian” seseorang karena panggilan jiwa dan kesadaran pribadi akan tanggung jawab sosialnya tanpa paksaan, namun pada sisi yang lain relawan sosial bentukan Kementerian Sosial ini dilandaskan pada peraturan perundang-undangan atau dengan kata lain terbentuk oleh struktur pemerintah.

Page 15: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

5Pendahuluan

Pada Pasal 4 Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK, Tugas TKSK dalam upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi:

a. melakukan pemetaan sosial berupa data PMKS dan PSKS dan/atau data dan informasi lainnya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

b. melaksanakan dan/atau membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang ditugaskan oleh Kementerian Sosial, dinas/instansi sosial provinsi, dinas/instansi sosial kabupaten/kota, dan kecamatan;

c. melakukan kerja sama dan/atau koordinasi dengan PSKS dan sumber daya manusia kesejahteraan sosial lainnya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

d. melakukan sinergi, integrasi, dan sinkronisasi dengan camat dan/atau perangkat organisasi dibawahnya antara penyelenggara kesejahteraan sosial dan penyelenggara tugas umum pemerintahan dan/atau pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan;

e. melakukan kegiatan penyuluhan dan bimbingan sosial baik atas inisiatif sendiri maupun atas penugasan dari berbagai pihak; dan

g. mengembangkan partisipasi sosial masyarakat dan jejaring kerja dengan berbagai pihak dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Kemudian, dari sisi fungsi, TKSK memiliki 3 fungsi utama, yakni fungsi koordinator, administrator dan fasilitator. Pada Pasal 6, 7 dan 8 Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK dijabarkan bahwa, Koordinasi dilaksanakan dalam bentuk dengan kerja sama dan komunikasi dalam hal sinergi, integrasi, dan sinkronisasi dengan PSKS, sumber daya manusia kesejahteraan sosial, serta camat dan/atau perangkat

Page 16: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

6 Pendahuluan

organisasi dibawahnya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di wilayah kecamatan tempat penugasan. Administrasi, dilaksanakan dalam bentuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di wilayah kecamatan tempat penugasan. Fasilitasi, dilaksanakan dalam bentuk pendampingan sosial secara tidak langsung dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di wilayah kecamatan tempat penugasan.

Namun, pada kenyataan di lapangan tidak hanya 3 fungsi itu yang dilaksanakan tetapi juga fungsi “pekerja sosial” dengan melakukan penjangkauan bahkan membantu melakukan rujukan terhadap PMKS. Tentunya ini menyebabkan gap antara tugas utamanya sesuai Permensos RI Nomor 3 Tahun 2013 dengan fasilitas pendukung bagi TKSK.

Penelitian kualitatif yang dilakukan Sutaat dkk. (2013) di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bandung menunjukkan bahwa kinerja TKSK cukup memadai, tidak hanya pekerjaan administrasi tetapi juga pada pekerjaan yang bersifat teknis seperti pendataan dan pendampingan. Namun, status TKSK yang menjadi relawan sosial hanya mendapat tali asih dan pada umumnya tanpa dukungan sarana dan prasarana. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa TKSK dibutuhkan keberadaannya oleh pemerintah daerah (Kabupaten/Kota dan Kecamatan), namun terjadi missunderstanding pada level pemerintah daerah terkait status TKSK, apakah sebagai petugas Kementerian Sosial di kecamatan yang berada dalam koordinasi dinas sosial setempat atau sebagai petugas dinas sosial di kecamatan. Kemungkinan hal ini yang menjadi salah satu faktor yang memunculkan gap antara tugas utama TKSK dengan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan di lapangan.

Page 17: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

7Pendahuluan

Selain itu, dalam Jurnal Administrasi Publik, Adrianto dkk. (2014) memberikan kesimpulan bahwa peran TKSK antara lain:

a. Identifikator;

b. Meningkatkan kemampuan orang dalam menghadapi masalah;

c. Menghubungkan orang dengan sistem dan jaringan sosial yang memungkinkan mereka menjangkau atau memperoleh sumber, pelayanan dan kesempatan;

d. Meningkatkan kinerja lembaga lembaga sosial sehingga mampu memberikan pelayanan sosial secara efektif, berkualitas dan berperikemanusiaan;

e. Merumuskan dan mengembangkan perangkat hukum dan peraturan yang mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi tercapainya kemerataan ekonomi dan keadilan sosial;

f. Komunikator.

Penelitian Adrianto dkk. terlihat jelas bahwa TKSK sebagai relawan sosial yang memiliki fungsi koordinasi, administrasi dan fasilitasi seharusnya juga memiliki softskill dan hardskill dalam kaitan dengan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan. Softskill dan hardskill dipengaruhi oleh berbagai komponen pendukung, seperti pendidikan.

Pada Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013 disebutkan salah satu kriteria seorang TKSK adalah memiliki pendidikan minimal Sarjana Muda/Diploma IV/Sederajat serta berasal anggota PSM, Karang Taruna, dan LKS. Namun, jika dilihat dari sisi implementasi, banyak TKSK yang memiliki pendidikan terakhir SLTA/SMA/Sederajat. Fakta lapangan ini dapat dilihat dari penelitian Sutaat dkk. (2013) yang memberikan informasi bahwa terdapat 54% TKSK (atau sebesar 25 orang) berpendidikan SLTA, Sarjana sebesar 33% (atau sebesar 15 orang) dan berpendidikan Diploma sebesar 13% (atau sebesar

Page 18: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

8 Pendahuluan

6 orang). 60% berasal dari anggota Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan 40% berasal dari anggota Karang Taruna. Bagaimana dengan saat ini? Tentunya saat ini keadaan anggota TKSK semakin dinamis dan mendapat tugas-tugas baru yang membutuhkan TKSK. Penambahan dan perubahan anggota TKSK pasti terjadi pada rentang tahun 2013 sampai dengan 2018. Selain itu, Permensos RI Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial pada pasal 16 mewajibkan Relawan Sosial dalam hal ini TKSK, lulus sertifikasi Relawan Sosial. Tentu, Kementerian Sosial tidak hanya menyiapkan sarana dan prasana pendukung proses sertifikasi, namun juga menyiapkan alasan kenapa dibutuhkan sertifikasi bagi relawan sosial.

Menyikapi fakta dan data di atas, maka Puslitbangkesos memandang perlu untuk melakukan penelitian cepat (Quick Research) tentang “Kerelawanan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Terhadap Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial”. Hasil dari kajian ini diharapkan untuk dapat memberikan informasi mengenai profil TKSK dan menemukan kebutuhan TKSK baik dari sisi kemampuan (skill) maupun dari sisi sarana dan prasarana pendukung partisipasi TKSK.

B. MASALAH PENELITIAN

Melalui penjabaran dalam latar belakang dan melalui pengamatan yang telah dilakukan, peneliti melihat beberapa permasalahan, antara lain:

1. Belum ada data dan deskripsi terkait Kerelawanan TKSK dalam penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial;

2. Belum data dan deskripsi pengejawantahan dari Permensos Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK;

Page 19: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

9Pendahuluan

3. Belum tergambar/terdeskripsi bentuk dukungan pemerintah daerah (Provinsi, Kota/Kabupaten) bagi TKSK.

Ketiga permasalahan penelitian di atas memunculkan pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kerelawanan TKSK terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial?

2. Bagaimana implementasi tugas dan fungsi TKSK sesuai Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013?

3. Bagaimana bentuk dukungan pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dalam meningkatkan tugas dan fungsi TKSK?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian cepat ini, memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang kerelawanan TKSK terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial

2. Mengetahui sejauhmana implementasi Tugas dan Fungsi TKSK

3. Menggambarkan bentuk dukungan pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dalam meningkatkan partisipasi TKSK

D. MANFAAT PENELITIAN

Secara akademis, penelitian ini diharapkan untuk memberikan kontribusi informasi ilmiah bagi Ilmu Kesejahteraan Sosial. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam peningkatan peran masyarakat khususnya melalui TKSK dalam penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial dan mempertegas posisi TKSK pada penyelenggaraaan kesejahteraan sosial untuk mendukung Indeks Kinerja Utama Kementerian Sosial.

Page 20: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

10 Pendahuluan

E. KERANGKA KONSEP

SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 (Pasal 33, ayat 1) menyebutkan bahwa yang disebut sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) penyelenggara kesejahteraan sosial ialah a) tenaga kesejahteraan; b) pekerja sosial profesional; c) relawan sosial, dan d) penyuluh sosial. Sedangkan pada Permensos Nomor 16 Tahun 2017, menegaskan bahwa yang termasuk dalam rumpun relawan sosial, ialah a) pekerja sosial masyarakat (PSM); b) karang taruna; c) tenaga pelopor perdamaian; d) taruna siaga bencana; e) tenaga kesejahteraan sosial kecamatan; f ) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat; g) wanita pemimpin kesejahteraan sosial; h) kader rehabilitasi berbasis masyarakat; i) kader rehabilitasi berbasis keluarga; j) penyuluh sosial masyarakat; k) Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga; l) Lembaga Peduli Keluarga; dan m) Lembaga Kesejahteraan Sosial.

Permensos Nomor 16 Tahun 2017 juga menegaskan bahwa SDM penyelenggara kesejahteraan sosial bertugas mengorganisasikan dan memberikan pelayanan sosial secara langsung dan tidak langsung yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Kompleksnya pelayanan sosial yang dapat dilakukan oleh SDM penyelenggara kesejahteraan sosial tentu memaksa SDM itu siap secara pengetahuan dan pengalaman terkait pelayanan sosial.

Sementara itu, Permensos Nomor 24 Tahun 2013 menegaskan bahwa Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) adalah seseorang yang diberi tugas, fungsi, dan kewenangan oleh Kementerian Sosial dan/atau dinas/instansi sosial provinsi, dinas/instansi sosial kabupaten/

Page 21: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

11Pendahuluan

kota selama jangka waktu tertentu untuk melaksanakan dan/atau membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesuai dengan wilayah penugasan di kecamatan.

Relawan Sosial

Secara etimologi, mungkin orang akan bertanya, apa beda relawan dengan relawan sosial? Permensos RI Nomor 16 Tahun 2017 menegaskan bahwa Relawan adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan berdasarkan kesukarelaan. Sedangkan Relawan Sosial adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat, baik yang berlatar belakang pekerjaan sosial maupun bukan berlatar belakang pekerjaan sosial, tetapi melaksanakan kegiatan penyelenggaraan di bidang sosial bukan di instansi sosial Pemerintah atas kehendak sendiri dengan atau tanpa imbalan. Garis besar dari kedua istilah di atas, sama yakni relawan dan relawan sosial berasal dari komponen masyarakat bekerja berdasarkan kehendak sendiri/kesukarelaan.

Sebuah pertanyaan mendasar, mengapa ingin menjadi relawan? Thomas Wolf (1990) mengemukakan 10 alasan mengapa orang mau menjadi relawan, yaitu:

1. Sense of self satisfaction (kepuasan diri);

2. Altruism (altruisme, rasa ingin menolong sesama);

3. Companionship/meeting people (berkumpul/ bertemu orang);

4. Learning about a field (mempelajari sesuatu);

5. Creating/ maintaining an organization (mencipta atau mengelola organisasi);

6. Developing professional contacts (mengembangkan kemampuan profesional);

Page 22: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

12 Pendahuluan

7. Getting ahead in the corporation (memperoleh posisi pemimpin perusahaan);

8. Getting training/experience (memperoleh pelatihan/ pengalaman);

9. Providing entry to a particular organization (memasuki organisasi tertentu);

10. Social panache (kepuasan sosial tertentu).

Jika dikaitkan dengan TKSK sebagai relawan sosial, 10 alasan Wolf di atas menjadi pertimbangan untuk mengukur partisipasi TKSK dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Meskipun TKSK memiliki persyaratan, berasal dari unsur Pekerja Sosial Masyarakat, Karang Taruna dan LKS yang secara umum dipahami bahwasannya TKSK diyakini memiliki 10 alasan tersebut.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Olahan Peneliti

TKSK sebagai relawan sosial, memiliki peranan yang sangat menentukan dalam kerangka mensukseskan upaya kesejahteraan sosial. Untuk mensukseskan upaya itu, TKSK harus memiliki tingkat kerelawanan yang tinggi sebagai modal

Page 23: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

13Pendahuluan

dan perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, pemerintah, jejaring kerja dan PSKS sehingga tugas dan fungsi TKSK dapat terlaksana dengan baik.

G. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang didukung data-data kualitatif. Penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data tentang kondisi TKSK terkini sedangkan data-data kualitatif didapatkan dengan mengumpulkan data-data sekunder berupa peraturan, hasil penelitian tentang TKSK dan data penyebaran TKSK serta data kegiatan yang dilakukan oleh TKSK.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan studi literatur, telaah dokumen peraturan dan hasil penelitian sebelumnya dan penyebaran kuisioner/angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup yang diberikan kepada TKSK serta dilakukan Focus Group Discusion (FGD) untuk TKSK.

Focus Group Discusion tahap kedua dilaksanakan menggunakan pedoman untuk memperoleh dukungan data kualitatif sesuai tujuan penelitian. Peserta diskusi terdiri dari: 1) Dinas Sosial Provinsi, 2) Dinas Sosial Kota, 3) Dinas Sosial Kabupaten, 3) Koordinator TKSK Provinsi dan anggota, 4) Koordinator TKSK Kota dan anggota, 5) Camat. Selain itu, dilakukan Observasi untuk mendapatkan gambaran tentang partisipasi TKSK dalam kegiatan kesejahteraan sosial.

Lokasi penelitian dan sampel

Lokasi penelitian ditentukan secara purposif yaitu 4 lokasi berdasarkan keterwakilan wilayah/pulau di Indonesia. Provinsi yang dipilih antara lain:

Page 24: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

14 Pendahuluan

Tabel 2. Lokasi Penelitian

NO PROVINSI Kota/Kabupaten

1 Sumatera Selatan Palembang, Banyuasin, Ogan Ilir

2 D.I. Yogyakarta Yogyakarta, Sleman

3 Kalimantan Selatan Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala

4 NTB Mataram, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat

Variabel Penelitian

Variabel-variabel penelitian bertujuan untuk menguji konsep-konsep di lapangan. Variabel terdiri dari indikator-indikator yang membantu peneliti untuk mendapatkan data yang valid dan relevan. Berikut, variabel beserta indikator-indikator penelitian ini:

Tabel 3. Variabel dan Indikator Penelitian

NO VARIABEL INDIKATOR

1 Kerelawanan a. Sense of self satisfaction (kepuasan diri)b. Altruism (altruisme, rasa ingin menolong sesama)c. Companionship/meeting people (berkumpul/

bertemu orang)d. Learning about a field (mempelajari sesuatu)e. Creating/ maintaining an organization (mencipta

atau mengelola organisasi)f. Developing professional contacts

(mengembangkan kemampuan profesional)g. Getting ahead in the corporation (memperoleh

posisi pemimpin perusahaan)h. Getting training/experience (memperoleh

pelatihan / pengalaman)i. Providing entry to a particular organization

(memasuki organisasi tertentu)j. Social panache (kepuasan sosial tertentu)

Page 25: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

15Pendahuluan

2 Kriteria, Tugas & Fungsi

a. Kualifikasi

b. Pelaksanaan Tusi

c. Pendukung dan Penghambat

d. Jejaring Kerja

3 Pembinaan, Dukungan, Penghargaan

a. Diklat Kesos dan Bimtek

b. Dukungan Dana, Sarana dan Prasarana

c. Apresiasi

Teknik pengolahan dan analisis data

Data yang didapatkan melalui peengumpulan data lapangan kemudian dilakukan pengolahan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Analisa data dilakukan dengan tahapan-tahan sebagai berikut: a) Pengorganisasian informasi, b) Pemberian kode, c) membuat pengelompokkan data hasil kuisioner dan FGD, d) peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori, e) Analisis data menggunakan uji statistik deskriptif diantaranya distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing data, dan f) menyajikan informasi dari data lapangan secara narasi. Narasi hasil analisis data digunakan untuk mendapatkan kesimpulan.

Tabel 4. Jadwal Penelitian

Page 26: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

16 Pendahuluan

H. ORGANISASI PENELITIAN

Pengarah : Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Konsultan : Dr. Zulmasyhur, M.Si

Ketua Tim : Aulia Rahman

Anggota Tim : 1. Setyo Sumarno

2. Mulia Astuti

3. Hari Harjanto Setiawan

4. Haryati Roebyantho

5. Ahmad Suhendi

6. Alit Kurniasari

7. Husmiati

8. Ruaida Murni

Page 27: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

17Hasil Penelitian

BaB IIHASIL PENELITIAN

A. Provinsi Sumatera Selatan

A.1. Identitas Responden

Grafik 1.Jenis Kelamin Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Di Provinsi Sumatera Selatan, responden yang merupakan anggota TKSK berjumlah 36 orang dengan komposisi anggota TKSK berasal dari Kota Pelambang sebesar 15 orang dan 16 orang berasal dari Kabupaten Banyuasin serta 5 orang dari Kabupaten Ogan Ilir. Jumlah responden yang didominasi

Page 28: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

18 Hasil Penelitian

oleh anggota TKSK laki-laki sebesar 63,9 %, sedangkan TKSK perempuan sebesar 36,1 %. Ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki minat, waktu dan tanggung jawab dalam memikul tugas cukup berat sebagai TKSK.

Grafik 2.Usia Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Usia responden di Provinsi Sumatera Selatan, paling banyak berada pada rentang usia 45 – 49 tahun sebesar 22,2%, kemudian 19,4% dari rentang 40 – 44 tahun, usia 35 – 39 tahun dan usia 30 – 34 tahun serta usia 50 – 54 tahun sebesar 13,9% dan terakhir rentang usia 25 – 29 sebesar 5,6%. Pada umumnya, responden berada pada usia produktif, sehingga dapat dikatakan responden TKSK memiliki daya juang tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Page 29: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

19Hasil Penelitian

Grafik 3.Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Menurut responden TKSK Provinsi Sumatera Selatan, persyaratan usia yang termaktub pada Permensos RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK, hanya mensyaratkan usia paling rendah 25 tahun. Mengenai hal ini, responden TKSK Sumatera Selatan memberikan pendapat paling ideal untuk menjadi anggota TKSK berusia lebih dari 25 tahun sebesar 75,0%, hal ini dimaksudkan agar mobilitas anggota TKSK dalam melaksanakan tugas lebih maksimal. Kemudian 11,1% berpendapat tidak perlu batasan usia untuk menjadi TKSK atau dengan kalimat lain, tidak menginginkan ada batas maksimal usia menjadi TKSK dan pada sisi yang lain menginginkan persyaratan menjadi TKSK pada usia 23 – 25 tahun. 2,8% berpendapat menjadi TKSK berusia antara 20 – 22 tahun.

Pada Grafik 4 menunjukkan 64,5 % pendidikan terakhir responden TKSK adalah sarjana dan bergelar diploma (D3) sebesar 16,1 % serta berpendidikan terakhir SMA sebesar 19,4%. Menurut Permensos RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang TKSK, memberikan persyaratan menjadi anggota TKSK

Page 30: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

20 Hasil Penelitian

minimal berpendidikan S1 (sarjana). Sementara faktanya masih terdapat anggota TKSK yang berpendidikan tidak sarjana namun mampu melaksanakan tugas.

Grafik 4.Pendidikan Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Grafik 5. menunjukkan anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya berwirausaha atau berdagang sebesar 25%. Kemudian sebagai honorer di pemerintahan dan bekerja di perusahaan swasta sebesar 16,7 %. Namun, terdapat anggota TKSK yang tidak memiliki pekerjaan sebesar 11 % serta bekerja sebagai profesional dan petani sebesar 8,3 %. Bekerja sebagai buruh sebesar 5,6 %, kemudian bekerja sebagai guru/akademisi, usaha pada bidang jasa dan bekerja sebagai nelayan masing-masing sebesar 2,8 %. Pada data grafik 5. dapat disimpulkan bahwa anggota TKSK sebagai relawan sosial harus mampu membagi waktu antara bekerja untuk membantu masyarakat dan bekerja untuk kepentingan pribadi dan keluarga.

Page 31: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

21Hasil Penelitian

Grafik 5.Pekerjaan Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Grafik 6.Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi Sumatera Selatan

Latar belakang anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan (Grafik 6.) didominasi oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebesar 55,6 %, kemudian dari Karang Taruna sebesar 41,7 % dan dari unsur Organisasi Sosial (Orsos) sebesar 2,8 %. Data di

Page 32: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

22 Hasil Penelitian

atas dapat disimpulkan bahwa anggota TKSK Sumatera Selatan sesuai Permensos Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK, yang mensyaratkan anggota TKSK berasal dari unsur pada umumnya berasal dari unsur Potensi dan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial (PSKS).

Grafik 7.Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan

Anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan memiliki latar belakang tahun pengangkatan yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari Grafik 7. yang menunjukkan 47,2 % anggota TKSK berasal dari rekrutmen tahun 2009, kemudian 30,6 % diangkat pada tahun 2013. 5,6 % menjadi anggota TKSK pada tahun 2011, 2012 dan 2015 dan 2,8 % diangkat pada tahun 2010 dan 2016. Anggota TKSK yang diangkat setelah tahun 2009, merupakan pengganti dari anggota TKSK sebelumnya karena hal-hal tertentu yang mengakibatkan gugurnya keanggotaan sebagai TKSK seperti mengundurkan diri dan meninggal dunia.

Page 33: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

23Hasil Penelitian

Grafik 8.Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi

Sumatera Selatan

Grafik 8. menunjukkan berbagai keterlibatan TKSK di Provinsi Sumatera Selatan. Tiga kegiatan yang paling tinggi keterlibatan TKSK, yakni pendampingan pada kegiatan Beras Sejahtera (Rastra) sebesar 80,6 %, verivikasi dan validasi data PMKS sebesar 69,4 % serta pendampingan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar 63,9 %. Empat program yang memiliki persentase minimal keterlibatan responden TKSK Sumatera Selatan yakni, kegiatan Community Social Responsbility (CSR), program Famili Care Unit (FCU), pendampingan Napza dan keterlibatan pada Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB) masing-masing sebesar 8,3 %.

A.2. Kerelawanan Sosial

10 indikator relawan yang dimplementasikan menjadi variabel kerelawanan sosial (variabel x) yang terdiri dari kepuasan diri, rasa ingin menolong sesama, berkumpul dengan orang, mempelajari sesuatu, mengelola organisasi,

Page 34: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

24 Hasil Penelitian

mengembangkan kemampuan kompetensi, memperoleh posisi sebagai pemimpin, memperoleh pelatihan/pengalaman, memasuki organisasi tertentu dan kepuasan sosial tertentu, dikorelasikan dengan variabel implementasi tugas dan fungsi TKSK (variabel y1) serta variabel implementasi penghargaan dan pembinaan (variabel y2) untuk mendapatkan data hubungan antara kerelawanan sosial yang dimiliki anggota TKSK dengan kedua variabel y (Tabel 1).

Tabel 5.Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi

(Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di Provinsi Sumatera Selatan

VARIABEL X(KERELAWANAN SOSIAL)

VARIABEL Y1(TUGAS DAN

FUNGSI)

VARIABEL Y2(PENGHARGAAN

DAN PEMBINAAN)

X1 kepuasan diri .538** .437**

X2 rasa ingin menolongSesame

.475** .066

X3 berkumpul dengan orang .363* -.095

X4 mempelajari sesuatu .549** -.025

X5 mengelola organisasi .689** .241

X6 mengembangkanKompetensi

.313 .120

X7 memperoleh posisi sebagai Pemimpin

.492** .331*

X8 memperoleh pelatihan .519** .275

X9 memasuki organisasi tertentu .517** .531*

X10 kepuasan sosial tertentu .642** .055

*Korelasi signifikan pada level 0.05

**Korelasi signifikan pada level 0.01

Page 35: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

25Hasil Penelitian

Grafik 9.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan &

Pembinaan TKSK di Provinsi Sumatera Selatan

Pada Provinsi Sumatera Selatan, data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y1 (implementasi tugas dan fungsi TKSK) yang diurut dari yang memiliki korelasi signifikan tertinggi sampai dengan terendah antara lain, indikator mencipta/mengelola organisasi sebesar 0,689, kepuasan sosial tertentu sebesar 0,642, mempelajari sesuatu 0,549, kepuasan diri sebesar 0,538, memperoleh pelatihan sebesar 0,519, memasuki organisasi tertentu sebesar 0,517, memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,492, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,475, berkumpul dengan orang sebesar 0,363, dan mengembangkan kompetensi sebesar 0,313. Data korelasi variabel x dengan variabel y1 menunjukkan bahwa TKSK yang memiliki pengalaman mencipta/mengelola organisasi sangat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK.

Data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y2 (implementasi penghargaan dan pembinaan TKSK),

Page 36: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

26 Hasil Penelitian

data memperlihatkan korelasi yang signifikan pada indikator kepuasan diri sebesar 0,437, memasuki organisasi tertentu sebesar 0,531 dan memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,331. Selanjutnya yang tidak memiliki korelasi signifikan, antara lain memperoleh pelatihan/pengalaman sebesar 0,275, mencipta/mengelola organisasi sebesar 0,241, mengembangkan kompetensi sebesar 0,120, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,066, kepuasan sosial tertentu sebesar 0,055, mempelajari sesuatu -0,025, dan berkumpul dengan orang sebesar -0,095.

Data korelasi variabel x dengan variabel y2 menunjukkan bahwa penghargaan dan pembinaan yang diberikan kepada anggota TKSK hanya memiliki korelasi signifikan atau hubungan yang kuat dengan kerelawanan sosial pada indikator kepuasan diri, memasuki organisasi tertentu dan memperoleh posisi sebagai pemimpin. Artinya, walaupun penghargaan dan pembinaan yang diberikan kepada TKSK minimalis namun TKSK memiliki kepuasaan diri jika dapat membantu masyarakat sehingga kerelawanan sosial anggota TKSK tetap terjaga.

A.3. Implementasi Tugas dan Fungsi

Secara umum ada enam tugas TKSK dan tiga fungsi TKSK di masing-masing daerah penugasan. Kemudian, tim peneliti menjabarkan tugas dan fungsi TKSK ke beberapa pertanyaan dalam instrumen untuk mendapatkan informasi sejauh mana tugas dan fungsi TKSK dilaksanakan.

Pada Provinsi Sumatera Selatan, keseluruhan tugas dan fungsi TKSK mampu diimplementasikan oleh anggota TKSK mulai dari menggerakkan masyarakat, terlibat pendampingan program, berjejaring dengan beberapa pihak, terlibat penyuluhan, melapor kepada dinas sosial, koordinasi

Page 37: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

27Hasil Penelitian

dengan aparat kecamatan, kerjasama dengan pendamping, kerjasama dengan organisasi sosial, membantu Dinas Sosial, Merencanakan dan mengorganisir kegiatan, melakukan pendataan atau pemetaan, dan terlibat dalam kegiatan Dinas Sosial dan Kecamatan (lihat Grafik 10.).

Grafik 10.Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi Sumatera Selatan

A.4. Implementasi Pembinaan dan Penghargaan

Pada sisi penghargaan dan pembinaan bagi anggota TKSK di Provinsi Sumatera Selatan (Grafik 11.), 94,4 % berpendapat perlunya kode etik sebagai anggota TKSK, sebesar 80,6 % menjawab mendapat insentif lain dari pemerintah kabupaten/kota, 77,8 % menjawab mendapat sanksi jika tidak berkelakuan baik, 75 % menjawab menerima fasilitas seragam dan tanda pengenal, 61,1 % menjawab pernah menerima penghargaan, 47,2 % menjawab mendapat jaminan ketenagakerjaan, 41,7% menjawab menerima fasilitas kendaraan dari pemerintah daerah serta 38,9 % menjawab pernah mendapat hadiah dari pemerintah.

Page 38: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

28 Hasil Penelitian

Grafik 11.Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK

di Provinsi Sumatera Selatan

B. Provinsi D.I. Yogyakarta

B.1. Identitas RespondenGrafik 12.

Jenis Kelamin Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Di Provinsi D.I. Yogyakarta, responden yang merupakan anggota TKSK berjumlah 31 orang dengan komposisi anggota TKSK berasal dari Kota Yogyakarta sebesar 14 orang dan 17

Page 39: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

29Hasil Penelitian

orang berasal dari Kabupaten Sleman. Jumlah responden yang didominasi oleh anggota TKSK laki-laki sebesar 64,5 %, sedangkan TKSK perempuan sebesar 35,5 % (lihat grafik 12.). Ini menunjukkan bahwa minat, waktu dan tanggung jawab dalam memikul tugas cukup berimbang antara TKSK laki-laki dan perempuan.

Grafik 13.Usia Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Pada sisi usia responden di Provinsi D.I. Yogyakarta (grafik 13.), paling banyak berada pada rentang usia 45 – 49 tahun sebesar 29 %, disusul rentang usia 35 – 39 tahun sebesar 22,6 % dan rentang usia 40 – 44 tahun sebesar 16,1 %. Pada umumnya, responden berada pada usia produktif, bahkan terdapat juga responden yang memiliki usia lebih dari 60 tahun sebesar 3,2 % yang memiliki semangat untuk mengabdi kepada masyarakat.

Page 40: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

30 Hasil Penelitian

Grafik 14.Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Grafik 14. menunjukkan responden TKSK D.I Yogyakarta memberikan pendapat paling ideal untuk menjadi anggota TKSK berusia lebih dari 25 tahun sebesar 54,8 %, kemudian 41,9 % berpendapat tidak perlu batasan usia untuk menjadi TKSK atau dengan kalimat lain, tidak menginginkan ada batas maksimal usia menjadi TKSK. 3,2 % berpendapat menjadi TKSK berusia antara 23 – 25 tahun.

Grafik 15.Pendidikan Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Page 41: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

31Hasil Penelitian

64,5 % pendidikan terakhir responden TKSK adalah sarjana dan bergelar diploma (D3) sebesar 16,1 % serta berpendidikan terakhir SMA sebesar 19,4 % (lihat grafik 15.). Menurut Permensos RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang TKSK, memberikan persyaratan menjadi anggota TKSK minimal berpendidikan S1 (sarjana). Sementara faktanya masih terdapat anggota TKSK yang berpendidikan tidak sarjana namun mampu melaksanakan tugas.

Grafik 16.Pekerjaan Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Grafik 16. menunjukkan anggota TKSK di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman pada umumnya berwirausaha atau berdagang dan tidak memiliki pekerjaan sebesar 29,0 %. Bekerja pada pihak swasta sebesar 22,6 %, sebagai petani 9,7 % bekerja pada sektor jasa sebesar 6,5 % dan memiliki pekerjaan utama sebagai guru atau akademisi sebesar 3,2 %. Anggota TKSK sebagai relawan mampu membagi waktu antara bekerja untuk kepentingan pribadi dan keluarga dan bekerja untuk membantu masyarakat.

Page 42: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

32 Hasil Penelitian

Grafik 17.Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi D.I. Yogyakarta

Latar belakang anggota TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta (Grafik 17.) didominasi oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebesar 48,4 %, kemudian dari Karang Taruna sebesar 45,2% dan tidak berasal dari unsur Potensi dan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial (PSKS) sebesar 6,5 %. Dapat diartikan bahwa anggota TKSK D.I. Yogyakarta pada umumnya berasal dari unsur PSKS.

Grafik 18.Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta

Page 43: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

33Hasil Penelitian

Pada umumnya anggota TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta merupakan angkatan pertama terbentuknya TKSK, yakni pada tahun 2009. Hal ini terlihat dari Grafik 18. yang menunjukkan 93,5 % anggota TKSK berasal dari rekrutmen tahun 2009, kemudian 3,2 % diangkat pada tahun 2012 dan 3,2 % menjadi anggota TKSK pada tahun 2017. Anggota TKSK yang diangkat pada tahun 2012 dan 2017, merupakan pengganti dari anggota TKSK sebelumnya karena hal-hal tertentu yang mengakibatkan gugurnya keanggotaan sebagai TKSK seperti mengundurkan diri dan meninggal dunia.

Grafik 19.Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program

di Provinsi D.I. Yogyakarta

Grafik 19. menunjukkan berbagai keterlibatan TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta. Tiga kegiatan yang paling tinggi keterlibatan TKSK, yakni pada kegiatan verivikasi dan validasi data PMKS serta pendampingan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) masing-masing sebesar 87,1 %, dan 80,6 % terlibat pendampingan untuk BPJS. Tiga program yang memiliki persentase minimal keterlibatan anggota

Page 44: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

34 Hasil Penelitian

TKSK yakni, Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) sebesar 9,7 %, kemudian program Famili Care Unit (FCU) sebesar 12,9 %.

B.2. Kerelawanan Sosial

Pada Provinsi D.I. Yogyakarta, data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y1 (implementasi tugas dan fungsi TKSK) yang diurut dari yang memiliki korelasi signifikan tertinggi sampai dengan terendah antara lain, indikator memperoleh pelatihan sebesar 0,628, mencipta/mengelola organisasi sebesar 0,813, mengembangkan kompetensi sebesar 0,757, kepuasan sosial tertentu sebesar 0,736, berkumpul dengan orang sebesar 0,671, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,628, mempelajari sesuatu 0,595, memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,417, memasuki organisasi tertentu sebesar 0,327, dan kepuasan diri sebesar 0,289. Data korelasi variabel x dengan variabel y1 menunjukkan bahwa TKSK yang memperoleh pelatihan/pengalaman memiliki hubungan yang sangat signifikan atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK (lihat Tabel 6.).

Data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y2 (implementasi penghargaan dan pembinaan TKSK), meskipun data memperlihatkan korelasi yang tidak signifikan, dapat diurut dari yang memiliki angka tertinggi sampai dengan terendah antara lain, indikator memasuki organisasi tertentu sebesar 0,303, kepuasan diri sebesar 0,289, mengelola organisasi sebesar 0,189, berkumpul dengan orang sebesar 0,161, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,152, memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,141, mempelajari sesuatu 0,140, memperoleh pelatihan/pengalaman sebesar 0,012, mengembangkan kompetensi sebesar -0,008, kepuasan

Page 45: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

35Hasil Penelitian

sosial tertentu sebesar -0,152. Data korelasi variabel x dengan variabel y2 menunjukkan bahwa penghargaan dan pembinaan yang diberikan kepada anggota TKSK tidak memiliki korelasi signifikan atau hubungan yang kuat dengan kerelawanan sosial yang dimiliki anggota TKSK. Dengan kalimat lain, walaupun penghagaan dan pembinaan yang diberikan kepada TKSK tidak menurunkan kerelawanan sosial anggota TKSK (lihat Tabel 6.).

Tabel 6.Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas

dan fungsi (Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSKdi Provinsi D.I. Yogyakarta

VARIABEL X(KERELAWANAN SOSIAL)

VARIABEL Y1(TUGAS DAN

FUNGSI)

VARIABEL Y2(PENGHARGAAN

DAN PEMBINAAN)

X1 kepuasan diri . 289 .289

X2 rasa ingin menolong sesama .628** .152

X3 berkumpul dengan orang . 671** .161

X4 mempelajari sesuatu . 595** .140

X5 mengelola organisasi .813** .189

X6 mengembangkan kompetensi .757** - .008

X7 memperoleh posisi sebagai pemimpin

.417* .141

X8 memperoleh pelatihan/pengalaman

.836** .012

X9 memasuki organisasi tertentu .327 .303

X10 kepuasan sosial tertentu .736** -.152

*Korelasi signifikan pada level 0.05

**Korelasi signifikan pada level 0.01

Grafik 20.

Page 46: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

36 Hasil Penelitian

Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta

Grafik 21.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan &

Pembinaan TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta

B.3. Implementasi Tugas dan Fungsi

Page 47: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

37Hasil Penelitian

Pada Provinsi D.I. Yogyakarta, khususnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman keseluruhan tugas dan fungsi TKSK mampu diimplementasikan oleh anggota TKSK mulai dari menggerakkan masyarakat, terlibat pendampingan program, berjejaring dengan beberapa pihak, terlibat penyuluhan, melapor kepada dinas sosial, koordinasi dengan aparat kecamatan, kerjasama dengan pendamping, kerjasama dengan organisasi sosial, membantu Dinas Sosial, Merencanakan dan mengorganisir kegiatan, melakukan pendataan atau pemetaan, terlibat dalam kegiatan Dinas Sosial dan Kecamatan, dan membuat laporan kegiatan setiap bulan (lihat Grafik 21.).

Grafik 22.Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta

B.4. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan

Pada sisi penghargaan dan pembinaan bagi anggota TKSK di Provinsi D.I. Yogyakarta (Grafik 22.), responden TKSK seluruhnya mendapat fasilitas seragam dan tanda pengenal.

Page 48: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

38 Hasil Penelitian

Selanjutnya 93,5 % menjawab mendapat sanksi jika tidak berkelakuan baik dan berpendapat perlunya Kode Etik sebagai anggota TKSK. 48,4 % responden TKSK menjawab pernah menerima penghargaan serta 45,2% menjawab mendapat insentif lain dari pemerintah kabupaten/kota. 32,3 % menjawab pernah mendapat hadiah dari pemerintah serta 29 % menjawab mendapat jaminan ketenagakerjaan, namun 3,2 % menjawab menerima fasilitas kendaraan untuk menunjang penugasan dari pemerintah daerah kabupaten/kota.

Grafik 23.Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK

di Provinsi D.I. Yogyakarta

C. Provinsi Kalimantan Selatan

C.1. Identitas Responden

Pada Provinsi Kalimantan Selatan, responden yang merupakan anggota TKSK berjumlah 30 orang dengan komposisi anggota TKSK berasal dari Kota Banjarmasin sebesar 4 orang, Kota Banjarbaru 5 orang, Kabupaten Banjar 16 orang dan 5 orang berasal dari Kabupaten Barito Kuala. Jumlah responden

Page 49: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

39Hasil Penelitian

yang didominasi oleh anggota TKSK laki-laki sebesar 86,7 %, sedangkan TKSK perempuan sebesar 13,3 % (lihat Grafik 24.).

Grafik 24.Jenis Kelamin Responen TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 25.Usia Responden di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada sisi usia responden di Kalimantan Selatan, paling

Page 50: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

40 Hasil Penelitian

banyak berada pada rentang usia 35 – 39 tahun sebesar 33,3 %, disusul rentang usia 30 – 34 tahun sebesar 30 %, rentang usia 40 – 44 tahun sebesar 13,3 %, rentang usia 45 – 49 tahun sebesar 10% dan rentang usia 50 – 54 tahun serta rentang usia 25 – 29 tahun masing-masing sebesar 6,7 %. Pada umumnya, responden berada pada usia sangat produktif, sehingga memiliki mobilitas sangat tinggi dalam melaksanakan tugas.

Grafik 26.Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Kalimantan Selatan

Responden TKSK Provinsi Kalimantan Selatan, 66,7 % tidak menginginkan ada batas maksimal usia menjadi, kemudian responden TKSK memberikan pendapat untuk menjadi anggota TKSK harus berusia lebih dari 25 tahun sebesar 26,7 %, serta 6,7 % berpendapat menjadi TKSK berusia antara 23 – 25 tahun (Grafik 26.).

Grafik 27.

Page 51: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

41Hasil Penelitian

Pendidikan Responden di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada responden di Kalimantan Selatan sebesar 46,7 % pendidikan terakhir responden TKSK adalah sarjana dan SMA serta 33,3 % berpendidikan terakhir S2 dan Diploma (D3) (Grafik 27.). Dari data di atas, menjadi faktanya bahwa anggota yang berpendidikan tidak sarjana (SMA) mampu melaksanakan tugas sebagai TKSK.

Grafik 28.Pekerjaan Responden di Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 28. menunjukkan anggota TKSK di Kalimantan

Page 52: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

42 Hasil Penelitian

Selatan pada umumnya b ekerja pada pihak swasta sebesar 43,3 %, kemudian berwirausaha atau berdagang dan sebagai petani masing-masing sebesar 20 %, sebagai honorer pada kantor pemerintahan sebesar 13,3 % serta bekerja sebagai guru atau akademisi sebesar 3,3 %. Pada sela-sela rutinitas pekerjaan, anggota TKSK harus mampu melaksanakan tugasnya sebagai anggota TKSK.

Grafik 29.Latar Belakang Organisasi Responden

di Provinsi Kalimantan Selatan

Latar belakang anggota TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan (Grafik 29) didominasi oleh Karang Taruna sebesar 46,7 %, kemudian dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) sebesar 40 %, dari organisasi sosial (Orsos) sebesar 6,7 % dan Tagana serta tidak berasal dari unsur Potensi dan Sumber Daya

Page 53: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

43Hasil Penelitian

Kesejahteraan Sosial (PSKS) masing-masing sebesar 3,3 %. Dapat diartikan bahwa responden TKSK Kalimantan Selatan pada umumnya berasal dari unsur PSKS.

Grafik 30.Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada umumnya anggota TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan angkatan pertama terbentuknya TKSK, yakni pada tahun 2009. Hal ini terlihat dari Grafik 30. yang menunjukkan 43,3 % anggota TKSK berasal dari rekrutmen tahun 2009, kemudian 13,3 % diangkat pada tahun 2010 dan 2012 dan masing-masing 10 % menjadi anggota TKSK pada tahun 2011 dan 2014, diangkat pada tahun 2015 sebesar 6,7 % serta diangkat pada tahun 2013 sebesar 3,3 % (Grafik 30.).

Grafik 31.

Page 54: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

44 Hasil Penelitian

Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 31 menunjukkan berbagai keterlibatan TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan. Tiga kegiatan yang paling tinggi keterlibatan TKSK, yakni pada kegiatan pendampingan pada kegiatan Beras Sejahtera (Rastra), Family Care Unit (FCU) dan kegiatan Community Social Responsbility (CSR), masing-masing sebesar 100 %,

Sementara itu, empat program yang memiliki persentase minimal keterlibatan responden TKSK Kalimantan Selatan yakni, program asistensi lanjut usia terlantar sebesar 13,3 %, pendamping Napza sebesar 10% dan asistensi sosial penyandang disabilitas berat (ASPDB) serta pendampingan program lainnya (program organisasi perangkat daerah dan kementerian/lembaga lain) masing-masing sebesar 3,3 %.

C.2. Kerelawanan Sosial

Page 55: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

45Hasil Penelitian

Pada Provinsi Kalimantan Selatan, data korelasi (Tabel 7.) antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y1 (implementasi tugas dan fungsi TKSK) yang diurut dari yang memiliki korelasi signifikan tertinggi sampai dengan terendah antara lain, indikator kepuasan sosial tertentu sebesar 0,622, mempelajari sesuatu 0,597, berkumpul dengan orang sebesar 0,507, memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,494, mengelola organisasi sebesar 0,418, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,396.

Indikator yang tidak memiliki korelasi signifikan, yakni kepuasan diri sebesar 0,344, memperoleh pelatihan sebesar 0,308, mengembangkan kompetensi sebesar 0,264, memasuki organisasi tertentu sebesar 0,162. Data korelasi variabel x dengan variabel y1 menunjukkan bahwa TKSK yang memperoleh pelatihan/pengalaman memiliki hubungan yang sangat signifikan atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK.

Data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y2 (implementasi penghargaan dan pembinaan TKSK), hanya indikator kepuasan diri yang memiliki korelasi signifikan sebesar 0,512. Data korelasi variabel x dengan variabel y2 menunjukkan bahwa penghargaan dan pembinaan yang didapatkan anggota TKSK hanya memiliki korelasi dengan indikator kepuasan diri. Dengan kalimat lain, walaupun penghargaan dan pembinaan yang diberikan kepada TKSK minim, namun dalam membantu masyarakat yang tinggi tidak menurunkan sikap kerelawanan sosial anggota TKSK.

Tabel 7.Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi

Page 56: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

46 Hasil Penelitian

(Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSKdi Provinsi Kalimantan Selatan

VARIABEL X(KERELAWANAN SOSIAL)

VARIABEL Y1(TUGAS DAN

FUNGSI)

VARIABEL Y2(PENGHARGAAN

DAN PEMBINAAN)X1 kepuasan diri . 344 .512**X2 rasa ingin menolong sesama

.396* .195

X3 berkumpul dengan orang . 507** .217X4 mempelajari sesuatu . 597** .200X5 mengelola organisasi .418* .330X6 mengembangkankompetensi

.264 .108

X7 memperoleh posisi sebagai pemimpin

.494** .172

X8 memperoleh pelatihan .308 .100X9 memasuki organisasi tertentu

.162 .318

X10 kepuasan sosial tertentu .622** .222

*Korelasi signifikan pada level 0.05

**korelasi signifikan pada level 0.01

Grafik 32.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi

Page 57: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

47Hasil Penelitian

TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik 33.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Penghargaan &

Pembinaan TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan

C.3. Implementasi Tugas dan Fungsi

Page 58: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

48 Hasil Penelitian

Pada Provinsi Kalimantan Selatan, keseluruhan tugas dan fungsi TKSK mampu diimplementasikan oleh anggota TKSK mulai dari menggerakkan masyarakat, terlibat pendampingan program, berjejaring dengan beberapa pihak, terlibat penyuluhan, melapor kepada dinas sosial, koordinasi dengan aparat kecamatan, kerjasama dengan pendamping, kerjasama dengan organisasi sosial, membantu Dinas Sosial, Merencanakan dan mengorganisir kegiatan, melakukan pendataan atau pemetaan, terlibat dalam kegiatan Dinas Sosial dan Kecamatan, dan membuat laporan kegiatan setiap bulan (lihat Grafik 34.).

Grafik 34.Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan

C.4. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan

Sebagai wujud dari penghargaan dan pembinaan bagi anggota TKSK di Provinsi Kalimantan Selatan (Grafik 35.), 70% responden TKSK menjawab bahwa mereka membutuhkan kode etik sehingga mampu terhindar dari kegiatan yang dapat merugikan nama baik TKSK dan menjawab jika tidak

Page 59: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

49Hasil Penelitian

berkelakuan baik akan mendapat sanksi. 66,7 % menjawab mendapat insentif dari kabupaten/kota, artinya dari 3 kabupaten dan 1 kota yang menjadi lokasi pengumpulan data di Provinsi Kalimantan Selatan, ada pemerintah kabupaten/kota tidak memberikan atau menyediakan dana untuk insentif/tali asih bagi anggota TKSK. 60 % responden TKSK menjawab pernah menerima penghargaan.

Selanjutnya, 50 % menjawab mendapat fasilitas seragam dan tanda pengenal. 43,4 % menjawab pernah mendapat hadiah dari pemerintah. 29 % menjawab mendapat jaminan ketenagakerjaan serta keseluruhan responden TKSK menjawab bahwa mereka tidak menerima fasilitas kendaraan untuk menunjang penugasan dari pemerintah daerah kabupaten/kota. Meskipun demikian responden TKSK tetap melaksanakan tugas dengan baik.

Grafik 35. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK

di Provinsi Kalimantan Selatan

D. Provinsi Nusa Tenggara Barat

D.1. Identitas Responden

Page 60: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

50 Hasil Penelitian

Grafik 36.Jenis Kelamin Responen TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pada Provinsi Nusa Tenggara Barat, responden yang merupakan anggota TKSK berjumlah 36 orang dengan komposisi anggota TKSK berasal dari Kota Mataramn sebesar 5 orang, Kabupaten Lombok Timur 20 orang, Kabupaten Lombok Tengah 10 orang dan 1 orang berasal dari Kabupaten Lombok Barat. Jumlah responden yang diwawancarai didominasi oleh tenaga TKSK laki-laki yaitu 80,6 %, sedangkan TKSK perempuan hanya 19,4 %. Ini menunjukkan bahwa minat, waktu dan tanggung jawab dalam memikul tugas lebih banyak dimiliki oleh tenaga kerja laki-laki. Sebagai ujung tombak Kementerian Sosial yang memikul tanggung jawab 26 PMKS layak dipikul oleh TKSK laki-laki, karena dalam melaksanakan tugas mereka tidak mengenal waktu, kondisi, cuaca dan siap setiap saat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. Hal inilah yang membuat TKSK lebih banyak laki-laki dari pada TKSK perempuan.

Page 61: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

51Hasil Penelitian

Grafik 37.Usia Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Bila dikaitkan dengan usia yang dimiliki TKSK (Grafik 37.), nampak ada keterkaitan dengan usia produktif. Dari 36 reponden, prosentase terbanyak adalah pada usia 35 – 39 tahun 22,2 % dan usia 40 – 44 tahun 22,2 % ini menunjukkan bahwa semangat, dedikasi, idealisme dan tanggung jawab TKSK dalam menjalankan tugas dantanggung jawabnya selalu berorientasi pada kemampuan dan kemauan yang dimiliki TKSK dalam menjalankan tugas yang dipikulnya. Dengan demikian jiwa kerelawanan sosial nampak pada hasil kerja yang tidak mengenal waktu. Tetapi terdapat pula TKSK yang usia berkisar 50 – 54 tahun (13, 9 %) dan 25 – 29 tahun hanya 2, 8 % sebagai tenaga yang baru menjadi TKSK. Bila dilihat secara umum TKSK yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah tenaga yang masih produktif dan penuh dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Grafik 38.Persyaratan Usia menurut Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 62: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

52 Hasil Penelitian

Selanjutnya usia yang tepat untuk menjadi TKSK (Grafik 38.) menurut pendapat responden, 61,1 % tidak perlu ada batasan usia yang penting mempunyai dedikasi, semangat, tanggung jawab, sehat dan kemampuan/keterampilan untuk menangani permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Alasan ini berpijak dari jiwa kerelawanan sosial yang tidak mengenai usia, waktu dan semangat yang tinggi untuk mengabdikan dirinya ke masyarakat. Sedangkan yang menjawab > 25 tahun (38,9 %) lebih berorientasi pada kedewasaan TKSK untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi di lapangan. Usia > 25 tahun paling tidak mereka sudah cukup matang untuk berfikir, bersikap, bertingkah laku bahkan dalam menghadapi suatu persoalan TKSK tersebut dapat lebih dewasa sehingga sekaligus dapat dipakai untuk contoh masyarakat di dalam menangani masalah yang dialaminya. Terlepas dari usia yang tepat menjadi seorang TKSK yang pasti bahwa dua pendapat tersebut ada plus minusnya, namun tidak berarti mengurangi semangat dan dedikasi TKSK sebagai relawan sosial yang menangani berbagai pemraslahan kesejahteraan sosial yang ada di masyarakat.

Grafik 39.

Page 63: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

53Hasil Penelitian

Pendidikan Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pendidikan menurut responden merupakan faktor utama dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja TKSK. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena dengan pendidikan bertambah paling tidak wawasan, kerangka berfikir, kemampuan untuk menangani permasalahan juga ikut membantu meningkatkan kualitas hasil kerja. Hal ini bisa dibandingkan antara hasil kerja orang yang berpendidikan S1/D4 dengan pendidikan di bawahnya akan lebih baik hasil kerja pada tararan Sarjana. Namun tidak mutlak seperti itu, karena walaupun tingkat pendidikan tidak mencapai S1 tetapi kalau pengalaman, pengetahuan cukup handal juga tidak kalah hasil kerjanya dibanding dengan pendidikan yang lebih tinggi. Meskipun demikian TKSK yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat sadar akan peningkatan kualitas melalui pendidikan. Hal ini terbukti dari tingkat pendidikan TKSK yang ada di NTB 63,9 % lulusan dari S1/D4 bahkan ada yang sudah menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Ini membuktikan bahwa pendidikan memang penting untuk meningkatkan SDM dan kualitas kerja mereka. Pendidikan TKSK S1/D4 ini bukan semata-mata perekrutan pada waktu penerimaan

Page 64: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

54 Hasil Penelitian

tenaga TKSK harus dari sarjana, tetapi karena pendidikan dianggap penting oleh para TKSK, mereka sambil menjadi TKSK tetapi juga sambil melanjutkan sekolah hingga mencapai S1/D4. Namun tidak semua TKSK demikian, karena masih terdapat TKSK yang tingkat pendidikannya taraf SMA sebanyak 27,8 % dan D3 2,8 %. Mereka tidak meningkatkan kualitas SDMnya dengan pertimbangan biaya, waktu, tenaga, bahkan tenaga relawan tidak harus berpendidikan S1 yang penting punya pengalaman, keterampilan dan pengetahuan dalam menangani permasalahan yang ada di masyarakat. Hal ini bukan tidak punya alasan, karena tidak sedikit para relawan yang pendidikannya tidak tinggi tetapi mereka mempunyai prestasi dan penghargaan yang cukup dibanggakan.

Grafik 40.Pekerjaan Responden di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Dari hasil wawancara dengan responden, tidak seluruhnya mengandalkan hidupnya dari tali asih sebagai TKSK, tetapi mereka mempunyai pekerjaan diluar TKSK. Jenis pekerjaan di luar sebagai TKSK cukup bervariasi, mulai dari pegawai swasta (22,2 %), wirausaha/dagang (16,7 %), guru/akademisi 11,1 %), tenaga honorer (11,1 %), kepala desa 8,3 %), tani 5,6 %), jasa (2,8

Page 65: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

55Hasil Penelitian

%), dan buruh 2,8 %). Namun demikian ada pula TKSK yang tidak memiliki pekerjaan lain selain sebagai TKSK (19,4 %). Mereka yang mempunyai pekerjaan kemungkinan besar sebelum menjadi TKSK sudah bekerja, apalagi dalam prekrutan TKSK kebanyakan dari tenaga PSM dan tidak dipersoalkan mereka sudah bekerja ataupun belum yang penting mau menjadi relawan dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial. Tetapi bisa terjadi setelah mereka jadi TKSK kemudian mencari pekerjaan lain mengingat tali asih yang diberikan tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Yang pasti bahwa mereka dapat mengatur waktu untuk bekerja dan sebagai relawan sosial. Bila dilihat dari prosentase terbanyak, pekerjaan diluar TKSK bekerja di swasta (22,2 %), sedangkan yang tidak bekerja prosentasenya juga cukup banyak (19,4 %). Mereka yang tidak bekerja kemungkinan besar berharap setelah menjadi TKSK dapat diangkat menjadi PNS, tetapi bisa juga memang mereka belum mendapatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Bagi yang diangkat menjadi kepala desa dan tenaga honor mereka mendapatkan peluang setelah menjadi TKSK, karena peluang-peluang menjadi relawan/TKSK sangat dimungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan lainnya selain TKSK.

Grafik 41.Latar Belakang Organisasi Responden di Provinsi

Page 66: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

56 Hasil Penelitian

Nusa Tenggara Barat

Kemudian cikal bakal TKSK perekrutannya sebagian besar (61,1 %) berasal dari tenaga PSM yang sudah banyak makan garam dalam menangani masalah kesejahteraan sosial di masyarakat. Dengan kondisi yang demikian tidak mengherankan bila TKSK dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial di masyarakat dilakukan secara profesional melalui berbagai pendekatan dan pengalaman yang dimiliki selama ini. Namun demikian terdapat juga asal organisasi TKSK dari Orsos, Tagana maupun Karang Taruna yang semuanya sudah banyak pengalaman berkecimpung di dalam masyarakat. Ini menunjukkan bahwa di dalam perekrutan tenaga PKSK sudah melalui pertimbangan yang matang sehingga pada waktu diterjunkan ke masyarakat untuk menangani PMKS mereka sudah siap pakai dan tidak canggung lagi menangani permasalahan yang dihadapi.

Grafik 42.Tahun menjadi Anggota TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Page 67: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

57Hasil Penelitian

Tahun 2009 merupakan tahun pertama dalam perekrutan tenaga TKSK sebagai tenaga pengganti PSK yang ditempatkan di kecamatan. Pada umumnya mereka dilatih untuk menjadi relawan sosial yang handal di masyarakat oleh TNI dan bertempat di Rindam. Dari pelatihan di Rindam menghasilkan tenaga-tenaga relawan sosial yang siap pakai dan siap menghadapi pekerjaan yang cukup banyak (26 PMKS) dan berat di masyarakat. Mengingat semangat dan dedikasi yang tinggi maka para tenaga TKSK tidak pernah mengeluh menghadapi permasalahan-permasalahan di dalam pekerjaan. Sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya nampak tidak semua mendapatkan pelatihan semi TNI seperti yang dilakukan di Rindam.

Grafik 43.Keterlibatan TKSK dalam Pendampingan Program di Provinsi

Page 68: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

58 Hasil Penelitian

Nusa Tenggara Barat

TKSK disamping melaksanakan tugas utama di dalam penanganan PMKS, juga banyak dilibatkan diberbagai kegiatan untuk menjadi pendamping program. Program yang melibatkan tenaga TKSK seperti pendamping rastra, SLRT, Kube, verivali, BPNT, BPJS, Program kesos, Rutilahu, Napza, ASPDB dan program-program lainnya. Persentase terbanyak dari pelibatan kegiatan tersebut adalah Rastra dan SLRT (masing-masing 83,3 %), KUBE 58,3 % dan verivali 50 %. Sedangkan pelibatan program-program lainnya persentasenya dibawah 50 %. Bila kita lihat dari pelibatan TKSK ke dalam program-program lainnya, nampak bahwa tenaga TKSK ini sangat dibutuhkan oleh lembaga terkait dan masyarakat. Namun dalam pelibatan TKSK tidak semua dapat terekrut dalam program, masih banyak TKSK yang tidak terlibat dalam program di maksud. Menurut informasi dari TKSK pada waktu FGD berlangsung, TKSK yang dilibatkan dalam program sebagai pendamping hanya TKSK tertentu saja, sehingga sedikit banyak dapat menimbulkan kecemburuan diantara mereka. Namun hal ini bisa terjadi pula bahwa TKSK yang sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan mempunyai kualitas dan potensi yang cukup baik sehingga

Page 69: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

59Hasil Penelitian

dari pihak yang melibatkan merasa senang dan puas terhadap kinerja dari TKSK tersebut. Namun secara pasti para TKSK selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan walaupun frekwensi dari pelibatan tersebut tidak sama antara satu dengan yang lain.

D.2. Kerelawanan Sosial

Pada Provinsi Nusa Tenggara Barat, data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y1 (implementasi tugas dan fungsi TKSK) yang diurut dari yang memiliki korelasi signifikan tertinggi sampai dengan terendah antara lain, indikator memperoleh posisi sebagai pemimpin sebesar 0,698, mencipta/mengelola organisasi sebesar 0,665, mengembangkan kompetensi sebesar 0,658, kepuasan sosial tertentu sebesar 0,642, memperoleh pelatihan sebesar 0,583, berkumpul dengan orang sebesar 0,575, mempelajari sesuatu 0,554, memasuki organisasi tertentu sebesar 0,545, kepuasan diri sebesar 0,453, dan terakhir, rasa ingin menolong sesama sebesar 0,055. Data korelasi variabel x dengan variabel y1 menunjukkan bahwa indikator rasa ingin menolong sesama memiliki hubungan yang rendah dengan pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK.

Data korelasi antara variabel x (kerelawanan sosial) dengan variabel y2 (implementasi penghargaan dan pembinaan TKSK), meskipun data memperlihatkan hanya indikator kepuasan diri dan memasuki organisasi tertentu yang memiliki korelasi dengan penghargaan dan pembinaan yang diterima oleh TKSK. Indikator kepuasan diri memiliki angka korelasi sebesar 0,510 dan indikator memasuki organisasi tertentu sebesar 0,360. Data korelasi variabel x dengan variabel y2 menunjukkan bahwa penghargaan dan pembinaan yang diberikan kepada anggota TKSK meningkatkan kepuasan diri dan menjadi tujuan yang

Page 70: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

60 Hasil Penelitian

diharapkan anggota TKSK.

Tabel 8.Hasil analisis korelasi kerelawan sosial (X) dengan tugas dan fungsi

(Y1) serta Penghargaan dan pembinaan (Y2) TKSK di ProvinsiNusa Tenggara Barat

VARIABEL X(KERELAWANAN SOSIAL)

VARIABEL Y1(TUGAS DAN

FUNGSI)

VARIABEL Y2(PENGHARGAAN

DAN PEMBINAAN)

X1 kepuasan diri . 453** .510**

X2 rasa ingin menolong sesama

.055 -.196

X3 berkumpul dengan orang . 575** .282

X4 mempelajari sesuatu . 554** .346

X5 mengelola organisasi .665** .227

X6 mengembangkankompetensi

.658** .296

X7 memperoleh posisi sebagai pemimpin

.698** .236

X8 memperoleh pelatihan .583** .163

X9 memasuki organisasi tertentu .545** .360*

X10 kepuasan sosial tertentu .642** .134

*Korelasi signifikan pada level 0.05

**korelasi signifikan pada level 0.01

Grafik 44.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Tugas & Fungsi

Page 71: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

61Hasil Penelitian

TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Grafik 45.Korelasi Kerelawanan Sosial dengan Implementasi Penghargaan &

Pembinaan TKSK di Provinsi Nusa Tenggara Barat

D.3. Implementasi Tugas dan Fungsi

Pada Provinsi Nusa Tenggara Barat, keseluruhan tugas

Page 72: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

62 Hasil Penelitian

dan fungsi TKSK mampu diimplementasikan oleh anggota TKSK mulai dari menggerakkan masyarakat, terlibat pendampingan program, berjejaring dengan beberapa pihak, terlibat penyuluhan, melapor kepada dinas sosial, koordinasi dengan aparat kecamatan, kerjasama dengan pendamping, kerjasama dengan organisasi sosial, membantu Dinas Sosial, Merencanakan dan mengorganisir kegiatan, melakukan pendataan atau pemetaan, terlibat dalam kegiatan Dinas Sosial dan Kecamatan, dan membuat laporan kegiatan setiap bulan (lihat Grafik 45).

Grafik 46.Implementasi Tugas dan Fungsi TKSK di Provinsi

Nusa Tenggara Barat

D.4. Implementasi Penghargaan dan Pembinaan

Dalam penghargaan dan pembinaan untuk para TKSK, mereka menginginkan adanya kode etik di dalam pelaksaaan tugas (91,7 %) dan sangsi yang diberikan kepada TKSK yang tidak berkelakuan baik (91,6 %). Ini menunjukkan bahwa

Page 73: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

63Hasil Penelitian

walaupun mereka sebagai tenaga relawan tetapi mereka juga menginginkan adanya kode etik dan sangsi untuk mereka yang tidak baik di dalam menjalankan tugas. Hal ini memang cukup positif bagi TKSK yang menginginkan kerja secara profesional dengan semangat dan dedikasi yang cukup tinggi. Untuk mendorong agar para TKSK bekerja dengan baik tentunya dari mereka juga menginginkan adanya sarana dan prasarana atau fasilitas yang cukup memadai sehingga mereka dapat bekerja secara maksimal dan profesional seperti yang diharapkan. Agar di dalam bekerja para TKSK merasa tenang dan aman perlu memiliki jaminan sosial tenaga kerja, mengingat beban dan resiko di dalam menjalankan tugas cukup berat. Sebagai kebanggaan TKSK sebagai relawan sosial mereka perlu adanya penghargaan dari pemerintah sehingga ada kebanggaan tersendiri dari TKSK sebagai ujung tombak dari Kementerian Sosial dalam mengabdi untuk masyarakat, nusa dan bangsa.

Grafik 47.Implementasi Penghargaan dan Pembinaan TKSK di Provinsi

Nusa Tenggara Barat

Page 74: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

64 Penutup

A. Kesimpulan

Melalui data hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Kerelawanan TKSK memiliki korelasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK yang mendukung terhadap pelaksanaan penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

2. Penghargaan dan pembinaan bagi TKSK memiliki korelasi terhadap Kerelawanan TKSK;

3. Implementasi Permensos Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK terkait dengan implementasi/pelaksanaan tugas dan fungsi TKSK, secara umum dilaksanakan oleh anggota TKSK;

4. Bentuk dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota lokasi penelitian berbeda-beda, ada yang berupa insentif, fasilitas kendaraan, seragam dan lainnya.

5. TKSK merupakan Relawan Sosial. Hal ini dapat terlihat dari data keterlibatan anggota TKSK dalam pendampingan program. Program-program itu membutuhkan atau mensyaratkan pendamping yang bukan pendamping

BaB IIIPENUTUP

Page 75: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

65Penutup

profesional, artinya tidak memiliki persyaratan khusus, yang mana seorang pendamping profesional terikat oleh ketentuan kontrak kerja dan tidak boleh menerima tugas/pekerjaan lain,

6. Pada Umumnya TKSK berpendidikan Sarjana, Meskipun Masih banyak yang berpendidikan SMA.

B. Rekomendasi

Mencermati data hasil penelitian, maka dapat diberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung keberlanjutan dan pengembangan TKSK, yakni:

1. Peningkatan kapasitas TKSK sebagai relawan sosial terus diberikan dan dikembangkan untuk menguatkan sikap kerelawanan dengan kerjasama antara Direktorat Pemberdayaan Sosial Perseorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) sebagai pembina TKSK dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat kesos) beserta 6 Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial dan Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial (Pusbangprof Peksos dan Pensos) untuk meningkatkan dari sisi pengetahuan tentang praktek-praktek pekerjaan sosial terkini. Selain itu, untuk meningkatkan sisi kerelawanan, dapat juga bekerja sama dengan institusi agama untuk semakin menguatkan bahwasannya kerelawanan adalah suatu hal yang sangat baik. Kolaborasi ini juga dapat menghasilkan pola pembinaan khusus untuk relawan sosial dan menetapkan pola yang berjenjang bagi relawan sosial, misalnya jenjang TKSK Mula bagi TKSK yang baru dan TKSK Terampil bagi TKSK yang sudah berpengalaman (lebih dari 2 atau 3 tahun). Pembinaan ini sebagai amanat Permensos Nomor 16 Tahun 2017 tentang SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial, dimana mewajibkan

Page 76: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

66 Penutup

relawan sosial untuk bersertifikasi.

2. Revisi dan penambahan batang tubuh pada Permensos Nomor 24 Tahun 2013 tentang TKSK, pada:

• KriteriapendidikanTKSK(tetap)min.SMA;

• Syaratkepemilikankendaraandihapus;

• Perlu ada syarat usia maksimal dan maksimal masapenugasan 3 tahun untuk regenerasi dan kesamaan dalam pengalaman menjadi TKSK;

• Pengalaman menjadi bagian dari Potensi danSumberdaya Kesejahteraan Sosial (PSKS) sebagai dasar menjadi TKSK;

• Perlu kode etik sebagai anggotaTKSKuntukmenjagakemurnian pelaksanaan tugas dan fungsi;

• Jumlah TKSK disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah.

3. Perlu monitoring dan evaluasi (Monev) berkelanjutan terhadap kinerja TKSK yang dilakukan oleh pemerintah daerah (dalam hal ini Dinas Sosial Provinsi) sebagai pembina TKSK tingkat provinsi, sehingga diharapkan dapat menjaring kebutuhan TKSK di lapangan dan menjadi dasar penilaian kinerja TKSK sehingga diharapkan dengan adanya Monev juga dapat menjaga kinerja TKSK selalu tetap baik.

4. Penyaluran tali asih dari APBN melalui rekening masing-masing TKSK agar terwujud akuntabilitas dan memudahkan dalam pengawasan serta pembinaan. Saat ini tali asih yang diberikan melalui Dana Dekonsentrasi – Tugas Perbantuan (Dekon TP) ke Dinas Sosial Provinsi sebesar Rp500.000,- perorang. Menurut peneliti, besaran tali asih sebaiknya disesuaikan selain dengan beban tugas juga mempertimbangkan geografis penugasan. Minimal penambahan memperhitungkan dana transportasi dan

Page 77: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

67Penutup

uang harian perminggu sebesar Rp250.000,-, sehingga dalam sebulan anggota TKSK mendapat tali asih sebesar Rp1.000.000,-

Page 78: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

68 Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Wisnu, M. Saleh Soeaidy, Stefanus Pani Rengu (2014), Peran Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Dalam Penanggulangan Masalah Kesejahteraan Sosial (Studi Pada Dinas Sosial Kabupaten Malang), Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2, Hal. 202-209.

Kementerian Sosial RI (2017), Paparan Dirjen Pemberdayaan Sosial: Peran Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dalam Pendampingan Program Rastra dan BPNT.

Sutaat, Moch. Syawie, Bambang Pudjianto (2013), Kinerja Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta:P3KS Press.

Wolf, Thomas, (2012). Managing a Nonprofit Organization Updated Twenty First Century. New York: Free Press.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 24 Tahun 2013 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan.

Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Sumber Daya Penyelenggara Kesejahteraan Sosial.

Daftar Pustaka

Page 79: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

69Sekilas Penulis

SEKILAS PENULIS

Aulia Rahman, Lahir di Medan pada tanggal 12 Juli 1985. Menamatkan Pendidikan Tinggi sebagai Sarjana di Universitas Riau pada tahun 2008, kemudian menamatkan pendidikan Pasca Sarjana dan saat ini telah menyandang gelar M.Si. Pernah menjadi Staf pada Subbagian Umum pada tahun 2013, dan saat ini merupakan Peneliti Pertama.

Setyo Sumarno. Lahir di Solo, 8 Juni 1957. menamatkan program sarjana Pekerjaan Sosial dari Sekolah Tinggi Kesejahteraa Sosial (STKS) Bandung pada tahun 1983 dan Magister Kesejahteraan Sosial dari STISIP Widuri pada tahun 2010. saat ini menjabat Peneliti Madya pada Puslitbang Kessos Kemensos RI. Pernah mengikuti beberapa kegiatan penelitian, meliputi topik-topik yang berkaitan dengan Penelitian Anak Jalanan, Lanjut Usia, Kenakalan Remaja, Masyarakat Terasing, Penyandang Cacat, Napza, Karang Taruna, Eks Kusta, Masalah Tenaga Kerja di Sektor Industri, Akreditasi Panti, Penanganan Anak Terlantar Berbasis Kekerabatan, Penanganan Lanjut Usia Berbasis Kekerabatan, Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin (Studi Evaluasi di Delapan Daerah Indonesia), Penelitian Uji Coba Model Pemberdayaan Fakir Miskin di Kawasan Pinggiran Hutan, Penelitian wanita Rawan Sosial Ekonomi, Penelitian Penyandang Cacat Berat, Penelitian tentang Penyerapan Tenaga Kerja Penyandang Cacat dalam Pasar Kerja, Penelitian tentang Multilayanan, Pemberdayaan Masyarakat Miskin melaluiLembaga Kesejahteraan Sosial, Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna

Page 80: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

70 Sekilas Penulis

Susila, Pengembangan Lembaga Kesejahteraan Sosial untuk Mengatasi Kemiskinan dll. Pengalaman lainnya adalah bekerja sama dengan Safe the Children UK, Sustainable Integrated Rural Development (SIRD) – ASEAN – New Zealand dan beberapa lembaga lain dalam berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan sosial. Saat ini masih ini aktif di Tim Redaksi Majalah Jurnal Puslitbang Kessos, Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) Kementerian Sosial RI dan sebagai Direktur Pelaksana P3KS Press.

Mulia Astuti. Lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat (1954), Pendidikan terakhir Pasca Sarjana (S2) Program Kajian Ketahanan Nasional (UI 1997). Mengawali karir sebagai pegawai negeri sipil Departemen Sosial RI (1978) ditempatkan di Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial. Mulai menjadi peneliti (1987). Pernah ditempatkan pada jabatan struktural mulai dari kepala seksi sampai dengan kepala bidang atau kasubdit di unit teknis antara lain Kepala Bidang Program pada Pusat Penelitian Kesejahteraan Sosial (2000), Kepala Bidang Pemberdayaan Pranata Sosial (2001) dan Kepala Bidang Kerjasama dan Publikasi (2006) pada Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat. Kemudian di mutasi ke Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sebagai Kepala Sub Direktorat Pelayanan Sosial Anak Terlantar (2007), terakhir Kasubdit Kelembagaan, Perlindungan dan Advokasi Sosial (2009). Mengikuti berbagai Diklat fungsional seperti “Asean Training-Overview of Social Services (1991) di Singapura dan struktural (Sepala dan Spama). Disamping itu pernah mengajar pada

Page 81: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

71Sekilas Penulis

Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) untuk jurusan Kesejahteraan Sosial (1989-1994). Pada tahun 2010 kembali pindah ke Puslibang Kesejahteraan sebagai peneliti.

Hari Harjanto Setiawan. Lahir di Klaten, pada tanggal 2 November 1973. Menamatkan pendidikan Sarjana pada tahun 1998 di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, tahun 2001 menamatkan pendidikan Magister di Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi dengan kekhususan Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan pendidikan Doktoral di Universitas Indonesia Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial.  Saat ini menjabat sebagai tenaga fungsional Peneliti Madya pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial, Kementerian Sosial RI. Kajian yang diminati adalah kajian tentang permasalahan sosial anak dan permasalahan sosial lainnya. Berbagai penelitian sudah pernah dilakukan dan diterbitkan dalam bentuk Buku maupun Jurnal Ilmiah. Pengalaman lainnya, sebagai dewan Redaksi Jurnal Sosiokonsepsia sampai sekarang.

Haryati Roebyantho, Lahir di Tondano, Sulawesi Utara 7 April 1956; latar belakang pendidikan antara lain: SDN di Kepanjen Malang (1962-1968); SMPN IV Malang (1968 - 1971); SMAN I Bondowoso (1971 - 1974); Sarjana Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (1977 - 1984). Pekerjaan: Staf Identifikasi Masalah Pusat Penelitian Usaha Kesejahteraan Sosial (1986 - 1991) Jabatan fungsional

Page 82: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

72 Sekilas Penulis

Asisten Peneliti Muda Pada Pusat Penelitian Usaha Kesejahteraan Sosial/UKS (1992 - 1999); Asisten Peneliti Madya Pusat Penelitian Usaha Kesejahteraan Sosial / UKS (1999 - 2001); Peneliti Madya Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Penelitian yang pernah dilakukakan antara lain; Melakukan penelitian masalah Narkotika dan Tim work Penanggulangan Narkotika (1985-1987) di BERSAMA. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah sosial seperti: Gelandangan Pengemis, Perilaku dalam penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya, Perilaku Tuna Sosial, Aksesibilitas Penyandang cacat, Pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE), Konflik dan Kesenjangan, Masalah Anak dan Pengungsi.Juga Penelitian mengenai organisasi Sosial dan peranan Pranata Sosial. Karya Ilmiah yang telah di hasilkan antara lain; Berupa karangan mandiri tentang remaja dan penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif; Panti Petirahan Anak, KUBE, Organisasi Sosial, Kon? ik dan kesenjangan, Masalah Tuna Sosial, Penyandang cacat; Karangan dalam bentuk majalah ilmiah dan buku.

Ahmad Suhendi. Lahir di Tangerang pada tahun 1958. Menamatkan pendidikan tinggi sebagai Sarjana Kesejahteraan Sosial dari Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung tahun 1992 dan Magister Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia tahun 2006. Bekerja di Kementerian Sosial Republik Indonesia sejak tahun 1982, saat ini sebagai Peneliti Muda (2010). Karya tulis ilmiah yang telah diterbitkan antara lain tentang Aspek Sosial Kemiskinan; Permasalahan Sosial di Perkotaan; Pengembangan Ketahanan Sosial melalu Sistem

Page 83: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

73Sekilas Penulis

Jaminan Sosial Berbasis Masyarakat; Pengembangan Desa Berketahanan Sosial Studi di Desa Bhuana Jaya Kabupaten Kutai Analisis Kebutuhan Sosial Dasar Dalam Pemberdayaan Masyarakat Daerah Tertinggal Studi di Desa Simpur Kabupaten Pulang Pisau; Kartanegara;dan Pengembangan Desa Berketahanan Sosial.

Alit Kurniasari, Magister Profesional Pengembangan Masyarakat IPB (2004), Sarjana Psikologi Perkembangan UNPAD Bandung (1984). Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya di Puslitbang Kessos. Penelitian yang pernah dilakukan: Permasalahan dan Kebutuhan Anak Jalanan; Permasalahan dan Kebutuhan Pengungsi Wanita dan anak Korban Konflik; Sikap masyarakat terhadap Trafficking Anak; Pengembangan Komunitas Peduli Anak; Pelayanan Sosial bagi eks TB Paru; Prevalensi penyalahgunaan obat/NAPZA pada remaja di kota besar; Kualitas Pengasuhan dan Pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) di Indonesia, Save Children-Depsos; Penanganan Anak Berkonflik Hukum; Profil Pendamping ABH; Evaluasi PSMP; After Care pada Panti Rehabiltasi Sosial; Survei Kekerasan terhadap Anak; Perlindungan Sosial Anak melalui RPSA; Pekerja Migran dan Permasalahannya; Survei Kesejahteraan Sosial Dasar; Kekerasan di Sekolah (Bullying); Kondisi ABH dalam Proses diversi. Tulisan yang pernah dimuat di Jurnal Litbang Kessos meliputi: Pelayanan Sosial bagi Eks Penyandang TBC Berbasis Masyarakat, Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga, Partisipasi Organisasi Sosial Lokal dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Profil Pendampingan Anak Berkonflik Hukum. Sikap Masyarakat terhadap

Page 84: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

74 Sekilas Penulis

Traficking Anak Disiplin versus Kekerasan, After Care pada Korban NAPZA;Pedofilia sebagai Ancaman bagi Anak Indonesia; Kecerdasan Emosi pada Anak; Permasalahan dan Penanganan Kekerasan Seksual terhadap anak; Paruh baya dan penanganannya. Pernah menjadi staf pengajar di STKS Bandung, dari tahun 1986-1995, pada mata kuliah Psikologi Anak, Psikologi Abnormal dan Psikologi Sosial. Tahun 1996-2003 mengajar di program D2 Pendidikan Guru TK di yayasan Islamic Tangerang.  

Husmiati, lahir di Makassar, 9 Oktober 1967, memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) dan Master of Social Science (M.Soc.Sc) di Universiti Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia. Sedangkan jenjang S1 (Dra) diselesaikan di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Madya pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Badiklitpensos-Kemensos RI). Kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan karya tulis ilmiah yang telah dipubllikasikan diantaranya: Pembinaan Lanjut (After Care Services) Pasca Rehabilitasi Sosial pada Panti Sosial (2012). Working With Homosexual Clients:Application of Solution Focus Therapy. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro (2012). Kondisi Psikososial Anak Nakal dan ABH Pasca Rehabilitasi Sosial Di PSMP Antasena Magelang (2013), Survei Nasional Kekerasan terhadap Anak (2013), Evidence based practice model for child welfare: a social work perspective. PROSIDING. International Multidiciplinary Conference.November 12-13, (2013). Peranan Harga Diri Sebagai Variabel Moderasi Dalam Hubungan Antara Depresi Dan Keberfungsian Sosial

Page 85: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

75Sekilas Penulis

(2014). Kepuasan lanjut usia terhadap dukungan sosial yang diterima dari keluarga di Sukamanah, Pangalengan.(2014). Asesmen dalam Praktek Pekerjaan Sosial: Relevansi dengan Praktek dan Penelitian (2014). Perilaku bullying: asesmen multidimensi dan intervensi sosial. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro (2014). Masalah dan intervensi psikososial terhadap imigran illegal (2014). Perlindungan Sosial Bagi Pekerja Migran Bermasalah melalui RPTC (2014), Survey Nasional Kesejahteraan Sosial Dasar (2015). Trauma Healing Pada Anak-Anak Korban Bencana Gunung Sinabung Di Sumatera Utara (2016), International of social work education in indonesia. Joint International Joint Research Project. ACWelS, APASWE,Japan College of Social Work (2013,2014,2015). Peran Keluarga dalam Peningkatan Kualitas Hidup Eks Klien Psikotik (2016). Masalah psikososial keluarga dan peranan psikoedukasi dalam peningkatan kualitas hidup bekas pesakit mental, PROSIDING. Seminar Psikologi Kebangsaan III UMS (2016). Joint International Joint Research Project. ACSWR, Hasegawa Research Institute, Shukutoku University, ACWelS, Japan College of Social Work. (March 2016).

Ruaida Murni, Lahir di Takengon tanggal 17 Juli 1962, menyelesaikan S1 di Universitas Negeri Jambi. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial RI. Dan sebagai anggota tim penilai jabatan fungsional Litkayasa Kementerian Sosial RI. Penelitian yang telah dilaksanakan antara lain Peranan

Page 86: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

76 Sekilas Penulis

Pelayanan dan Bantuan Sosial Proyek Atma Brata CCF Terhadap Kesejahteraan Social Keluarga Miskin di Kecamatan Cilincing; Pengembangan Metode dan Teknik Penyuluhan dan Bimbingan Sosial Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan; Kebutuhan Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Kawasan Industri; Metode dan Teknik Pelayanan Anak Pada Kelompok Bermaian dan Taman Penitipan Anak; Permasalahan Sosial Migran Perkotaan di Propinsi Riau; Penelitian Kemandirian Penerima Pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak dan Panti Sosial Bina Netra; Model Rehabilitasi Sosial Penyalahguna NAFZA di Beberapa Institusi Swasta; Pengembangan Uji Coba Model Pemberdayaan Remaja Melalui Karang Taruna; Akreditasi Panti; Uji Coba Model Pengentasan Anak Terlantar Melalui Kekerabatan; Pergeseran Pola Relasi Gender Ex TKW; Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam; dan Uji Coba Model Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam, Studi Kebijakan Penanganan Korban Tindak Kekerasan: Kasus Perdagangan Perempuan di Wilayah Perbatasan dan Studi Kebijakan Pengembangan Kegiatan Sakti Peksos di Panti Sosial Masyarakat; Strategi Pengembangan Kawasan Perbatasan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Sosial; Evaluasi Pembinaan Lanjut Pada Panti Sosial. Evaluasi Program Raskin; Kajian Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Disabilitas Eks Psikotik Melalui UILS, dan Evaluasi Program Raskin dll.

Page 87: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

77Indek

INDEKS

AAdministrasi 2, 6, 7, 68Altruism 11, 14Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB) 23

BBandung 69, 71, 72, 73, 74Bantuan Pangan Non Tunai 23, 33Beras Sejahtera 23, 44Berkumpul 11, 14, 23, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60

CCamat 5Community Social Responsbility (CSR) 23, 44Companionship 11, 14Corporation 12, 14Creating 11, 14

DDagang 54Dana Dekonsentrasi 66Developing 11, 14

FFamili Care Unit (FCU) 23, 34Fasilitasi 6

GGeografis 66Guru/Akademisi 20, 54

HHardskill 7Honorer 20, 42, 54

Page 88: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

78 Indek

IIdentifikator 7Integrasi 5

JJejaring Kerja 5, 13

KKalimantan Barat 3Karang Taruna 7, 8, 12, 21, 32, 42, 56, 69, 76Kecamatan iii, 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 27, 37, 48, 62, 68, 76Kehumanitarian 4Kementerian Sosial 70, 71, 72, 75Kepuasan Diri 11, 14, 23, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60Kepuasan Sosial Tertentu 12, 14, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60Kerelawanan iii, 9, 12, 23, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 51, 52, 59, 65Kerelawanan Sosial vii, viii, ix, 23, 25, 34, 36, 44, 46, 47, 59, 60, 61Kesejahteraan Sosial b, iii, 1, 2, 8, 9, 10, 16, 22, 32, 43, 65, 66, 68, 69, 70, 71,

72, 73, 74, 75, 76Kompetensi 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60Koordinasi 5, 6, 7, 26, 37, 48, 62Korban 73, 74, 75, 76

LLearning 11, 14Lembaga Kesejahteraan Sosial 1, 10, 70Lembaga Swadaya Masyarakat 1

MMemasuki Organisasi Tertentu 12, 14, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60Mengelola Organisasi 11, 14, 23, 24, 25, 26, 34, 35, 45, 46, 59, 60Menolong Sesama 11, 14, 23, 25, 26, 34, 35, 45, 59Monitoring Dan Evaluasi 66

NNAPZA 73, 74Nelayan 20

Page 89: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

79Indek

OOrganisasi Sosial 21, 72, 73

PParticular Organization 12, 14Partisipasi Sosial Masyarakat 5Pegawai Swasta 54Pekerja Sosial Masyarakat 8, 12, 21, 32, 42Pemekaran Daerah 2Pendampingan Napza 23Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial iii, 1, 2, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 64Petani 20, 31, 42PMKS 5, 6, 23, 33, 50, 56, 57, 58Provinsi D.I. Yogyakarta v, vi, vii, viii, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38Provinsi Nusa Tenggara Barat v, vi, ix, x, 49, 50, 51, 53, 54, 56, 59, 61Provinsi Sumatera Selatan v, vii, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28PSKS 5, 13, 22, 32, 43, 66

RRelawan iv, 1, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 20, 23, 31, 52, 54, 55, 57, 63, 65, 66Relawan Sosial iv, 1, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 20, 52, 55, 57, 63, 65, 66Remaja 72, 73Rutilahu 58

SSDM 1, 2, 8, 10, 53, 65Sektor Jasa 31Self Satisfaction 11, 14Sinergi 5Sinkronisasi 5Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) 34Social panache 12, 14Softskill 7

TTagana 42, 56Tali Asih 3, 4, 6, 49, 54, 55, 66, 67

Page 90: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEJAHTERAAN …puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/263f38ea4d51a33a601af02e757ff923.pdf · Aulia Rahman dkk KERELAWANAN TENAGA KESEJAHTERAAN

80 Indek

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan iii, 1, 2, 8, 10, 68Training 70

UUsia Produktif 18, 29, 51

WWirausaha 54

ZZat Adiktif 72