publikasi ilmiah evaluasi penggunaan analgetik …eprints.ums.ac.id/49036/20/naskah...
TRANSCRIPT
PUBLIKASI ILMIAH
EVALUASI PENGGUNAAN ANALGETIK DAN EFEKTIVITASNYA PADA
PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RUMAH SAKIT X
TAHUN 2015
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada FakultasFarmasi
Oleh:
ISNE AYATULAILA
K 100 130 012
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
EVALUASI PENGGUNAAN ANALGETIK DAN EFEKTIVITASNYA PADA
PASIEN KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RUMAH SAKIT X
TAHUN 2015
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
ISNE AYATULAILA
K 100 130 012
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
HIDAYAH KARUNIAWATI, M.Sc., Apt
NIK. 100.1606
i
ii
iii
1
EVALUASI PENGGUNAAN ANALGETIK DAN EFEKTIVITASNYA PADA PASIEN
KANKER ORGAN REPRODUKSI WANITA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2015
Abstrak
Kanker merupakan kondisi sel yang telah kehilangan kendali dalam mekanisme sel
normal sehingga pertumbuhannya menjadi tidak normal dan bermetastasis. Rasa nyeri
adalah salah satu gejala dari pasien kanker, hal ini terjadi karena adanya pembesaran
masa tumor atau metastasis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketepatan
terapi analgetik dan efektivitas terapinya pada pasien kanker organ reproduksi wanita di
rumah sakit X tahun 2015. Jenis penelitian ini yaitu non-eksperimental, data dianalisis
secara deskriptif dan analitik (uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney U) dengan
pengambilan data secara retrospektif dengan metode purposive sampling. Sampel
penelitian ini 35 pasien. Gambaran terapi analgetik yang paling banyak diresepkan yaitu
Ketorolak 36,54%; Parasetamol 23,08%; Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
11,55%; Asam Mefenamat 9,26%; Natrium Diklofenak 5,77%; dan masing-masing
1,92% untuk Tramadol, Kodein, Morfin, Fentanil, Ibuprofen, AnalsikR (Metampiron dan
Diazepam), dan Metampiron (AntrainR). Hasil evaluasi ketepatan obat yaitu 100% tepat
indikasi; 91,43% tepat pasien; 81,25% tepat obat; dan 88,46% tepat dosis. Hasil
perhitungan SPSS uji Mann Whitney U didapatkan p value 0,329; disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan efektivitas antara terapi analgetik tunggal dan terapi analgetik
kombinasi. Hasil uji Wilcoxon yaitu kelompok analgetik tunggal tidak efektif dalam
menurunkan skala nyeri p= (0,677) dan hasil kesimpulan kelompok analgetik kombinasi
yaitu efektif dalam menurunkan skala nyeri pasien p= (0,039).
Kata Kunci: kanker organ reproduksi wanita, nyeri kanker, analgetik, rasionalitas.
Abstract
Cancer is a cell condition in which have lost its control and mechanism as normal cells,
so the cells growth became abnormal and metastasize. Pain is one of the symptoms of
cancer patients, this occurs because masess of tumor which are more development or
metastasis. The purpose of this study is to determine the accuracy and effectiveness of
therapy analgesic therapy in patients with cancer of the female reproductive organs in the
hospital X in 2015. This type of research is non-experimental, data were analyzed by
descriptive and analytic (Wilcoxon and Mann Whitney U test) with retrospective data
collection by purposive sampling method. Samples of this study 35 patients. Overview of
analgesic therapy the most widely prescribed is Ketorolac 36,54%; Paracetamol 23,08%;
Dexketoprofen Trometamol (KetesseR) 11,55%; Mefenamic Acid 9,62% and each 1,92%
for Tramadol, Codeine, Morphine, Fentanyl, Ibuprofen, AnalsikR (methampyron dan
Diazepam), and methampyron (AntrainR). The results of evaluation on the medicine
precision is 100% that is precise to the indication; 91,43% is precise to the patient;
81,25% is precise to the medicine; and 88,46% is precise to the dosage. The results of the
calculation of SPSS of Mann Whitney U test is p value 0.329; it was concluded that there
was no difference in effectiveness between single analgesic therapy and analgesic
therapy combination. The result of the Wilcoxon test is that the single analgesic group is
not effective in reducing the pain scale p= (0.677) and the result of conclusion that the
combined analgesic group is effective in reducing the pain scale of the patients p=
(0,039).
Keywords: cancer of the female reproductive organs, cancer pain, analgesic, rationality.
2
1. PENDAHULUAN
Kanker adalah kondisi sel yang telah kehilangan kendali dan mekanisme sel normalnya sehingga
pertumbuhan selnya menjadi tidak normal dan bermetastasis (Hiwari, 2004). Rasa nyeri adalah salah
satu gejala yang dirasakan pasien kanker. Rasa nyeri terjadi karena terjadi pembesaran masa tumor
sehingga menekan saraf dan organ lainnya (Farastuti & Windiastuti, 2005). Jumlah pasien kanker di
Indonesia pada tahun 2013 sekitar 347.792 orang dan yang mengalami nyeri sebanyak 25%
(Kementrian Kesehatan RI, 2015; Paice & Ferrell, 2011).
Terapi antinyeri kanker yaitu dengan melihat patifisiologi dan etiologi. Prinsip terapinya
dibedakan menjadi 2 yaitu terapi nyeri kanker dengan kondisi tidak darurat diterapi dengan analgetik
opioid dan non-opioid, sedangkan untuk terapi nyeri kanker dengan kondisi darurat diterapi dengan
analgetik, tindakan operasi, radiasi, dan antibiotik (Swarm, Paice, & Anghelescu, 2014). Terapi
antinyeri kanker pada skala nyeri ringan (1-3) diterapi analgetik non-opioid (Parasetamol) ± NSAID
(Ketorolak), pada skala nyeri sedang (4-6) diterapi dengan analgetik opioid lemah (Tramadol) ±
NSAID (Ketorolak), dan pada skala nyeri berat (7-10) diterapi dengan analgetik opioid kuat (Morfin)
± NSAID (Ketorolak) (Ripamonti, Santini, Maranzano, Berti, & Roila, 2012).
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketepatan penggunaan analgetik dengan
standar acuan NCCN (National Comprehensive Cancer Network) tahun 2014, ESMO clinical
practice guideline (Annals of Oncology 23) tahun 2012, British National Formulary (BNF) 54 tahun
2007, dan Drug Information Handbook (DIH) tahun 2009 serta untuk mengetahui efektivitas terapi
analgetik yang rasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang terapi
analgetik pada nyeri kanker yang rasional untuk penatalaksanaan terapinya.
2. METODE
2.1 Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian observasional (non-ekperimental) dengan pengambilan data
secara retrospektif menggunakan teknik purposive sampling serta dianalisis secara deskriptif dan
analitik. Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien kanker organ reproduksi wanita yang menerima
obat analgetik di rumah sakit X tahun 2015. Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi, sehingga sampel yang didapatkan sebanyak 35 pasien.
Kriteria inklusi yaitu pasien kanker organ reproduksi wanita, pasien yang menerima obat analgetik,
, data pain rating scale, jenis penggunaan obat, stadium kanker, dosis, rute, durasi, penggunaan obat
selain analgetik, dan penyakit penyerta. Kriteria eksklusi yaitu pasien kanker organ reproduksi
wanita pascaoperasi, pasien yang mempunyai penyakit lain dengan gejala nyeri (sakit kepala dan
nyeri otot) yang bukan disebabkan oleh penyakit kanker.
3
2.1 Definisi oprasional
Definisi operasional pada penelitian ini yaitu :
a. Tepat indikasi yaitu pemilihan obat yang diberikan disesuaikan dengan gejala pasien.
b. Tepat pasien yaitu pemilihan obat yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
c. Tepat obat yaitu pemilihan obat disesuaikan dengan prinsip pengobatan lini pertama.
d. Tepat dosis yaitu pemilihan obat disesuaikan besaran, frekuensi, rute pemberian, dan lama
pengobatan untuk mencapai hasil terapi.
e. Evaluasi efektivitas analgetik yang rasional dengan melihat skala nyeri visual analog scale
sebelum terapi dan visual analog scale sesudah terapi.
2.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : NCCN (National Comprehensive Cancer
Network) tahun 2014, ESMO clinical practice guideline (Annals of Oncology 23) tahun 2012,
British National Formulary (BNF) 54 tahun 2007 dan Drug Information Handbook (DIH) tahun
2009.
b. Bahan
Bahan penelitian yang digunakan yaitu catatan rekam medik pasien kanker organ reproduksi wanita
di Rumah Sakit X.
2.4 Jalannya penelitian
Jalannya penelitian ini yaitu :
a. Pengambilan data dari rekam medik pasien yang terdiagnosis kanker organ reproduksi wanita
(kanker Payudara, kanker Serviks, kanker Ovarium, kanker Vulva, dan kanker Endometrium)
yang mengalami nyeri pada tahun 2015 di Rumah Sakit X.
b. Analisis data yang terkumpul dilakukan dengan mengevaluasi ketepatan obat (tepat indikasi,
tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis) dan efektivitas obat analgetik yang rasional.
2.6 Analisis data
Hasil pengumpulan data dianalisis secara deskriptif dengan menganalisis ketepatan obat meliputi
tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis berdasarkan standar acuan NCCN (National
Comprehensive Cancer Network) tahun 2014, ESMO clinical practice guideline (Annals of
Oncology 23) tahun 2012, British National Formulary (BNF) 54 tahun 2007, dan Drug Information
Handbook (DIH) tahun 2009. Analisis efektivitas obat analgetik yang rasional dianalisis secara
analitik dengan menggunakan pretest-posttest design secara statistik dengan spss uji Mann Whitney
U dan uji Wilcoxon. Uji efektivitas dengan membandingkan satu anakgetik dengan analgetik yang
lain berdasarkan nilai visual analog scale.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik pasien secara umum
Jumlah populasi pasien kanker organ reproduksi wanita di Rumah Sakit X pada periode
Januari-Desember 2015 sebanyak 8.387 pasien, dari 8.387 pasien dianalisis 195 pasien dan
didapatkan sampel penelitian sebanyak 35 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan tabel
1 didapatkan hasil sebanyak 20 penyakit penyerta, penyakit penyerta yang paling banyak diderita
yaitu kanker duktal 14,23% dan anemia 14,23%, karena kanker duktal merupakan salah satu
klasifikasi dari kanker payudara yang sel kankernya mengalami inflitrativ atau penyebaran
(Robbins, Kumar, & Cotrain, 2002). Anemia adalah efek samping dari pengobatan kemoterapi
(5FU), karena pengobatan kemoterapi kerjanya menekan pertumbuhan sel yang tumbuh dengan
cepat. Sel darah merupakan salah satu sel dengan pertumbuhan cepat, sehingga pengobatan
kemoterapi juga menekan sel normal darah (Mercadante et al., 2000).
Tabel 1. Profil Penyakit Penyerta Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap rumah sakit
X tahun 2015
Penyakit penyerta Kasus Jumlah Persentase (%)
N = 35
Malaise 9 1 2,85%
Infiltrative 11 1 2,85%
Maligna phyloides 12 1 2,85%
Tumor mamae residif 12 1 2,85%
Diare kronik 16 1 2,85%
Tub paru 17 1 2,85%
Dispneu 20 1 2,85%
Progesif disease 21 1 2,85%
CKD stage 5 29 1 2,85%
Sepsis 32 1 2,85%
Ileus obstruktif 33 1 2,85%
Kista ginjal 35 1 2,85%
Asites 35 1 2,85%
Insufisiensi renal 35 1 2,85%
Vomitus 9, 26 2 5,71%
HAP 20, 22 2 5,71%
Insufisiensi hepar 24, 35 2 5,71%
Efusi pleura 10, 20, 35 3 8,57%
Kanker duktal 8, 9, 11, 13, 20 5 14,23%
Anemia 9, 12, 16, 25, 32 5 14,23%
3.2 Karakteristik pasien berdasarkan jenis penyakit kanker
Berdasarkan tabel 2 data pasien kanker ovarium 17,14%; kanker endometrium 8,57%; kanker
vulva 20,00%; kanker payudara 28,57%; dan kanker serviks 25,71%. Menurut data dari Kemenkes
RI tahun 2015 bahwa distribusi penyakit kanker dari yang paling banyak yaitu kanker payudara,
kanker serviks, dan kanker ovarium (Wahidin, Sabrida, Setiawan, Adriana, & Wiradinata, 2015).
5
Tabel 2. Penggelompokan Jenis Penyakit Kanker Organ Reproduksi Wanita
Penyakit
Kasus Jumlah Persentase (%)
N = 35
Kanker Endometrium 5, 6, 15 3 8,57%
Kanker Ovarium 21, 22, 23, 33, 34, 35 6 17,14%
Kanker Vulva 14, 24, 25, 26, 27, 28 7 20,00%
Kanker Serviks 1, 2, 3, 4, 12, 16, 29, 30, 31 9 25,71%
Kanker Payudara 7, 8, 9, 10, 11, 13, 17, 18, 19, 20 10 28,57%
3.3 Karakteristik pasien berdasarkan usia
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa pasien dengan umur 41-50 tahun merupakan angka kejadian
tertinggi kanker. Hasil penelitian ini sesuai, karena angka kejadian tertinggi penyakit kanker terjadi
pada usia >40 tahun (Oemiati, Rahajeng, & Kristanto, 2011). Pada usia 40-54 tahun memiliki resiko
penyakit kanker paling tinggi, karena faktor makanan, penggunaan terapi hormon dan perilaku yang
tidak sehat seperti tidak menjaga kebersihan dalam hubungan seksual, imunitas rendah, sosial
ekonomi rendah (Kementrian Kesehatan RI, 2015; Wiknjasastro, 2008).
Tabel 3. Demografi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun
2015
Umur Jumlah Persentase (%)
N = 35
30-40 tahun 7 20%
41-50 tahun 13 37,14%
51-60 tahun 12 34,28%
>61 tahun 3 8,57%
3.4 Karakteristik pasien berdasarkan stadium
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa lebih banyak pasien yang stadiumnya tidak diketahui yaitu
sebanyak 65,71%, karena tidak ada data stadium pasien kanker.
Tabel 4. Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X
Tahun2015 Berdasarkan Stadium
Stadium Jumlah Persentase (%)
N = 35
Stadium 1 1 2,86%
Stadium 2 5 14,29%
Stadium 3 6 17,14%
Stadium 4 1 2,86%
Tidak diketahui 23 65,71%
3.5 Gejala dan keluhan pasien
Gejala pasien kanker yaitu rasa nyeri. Berdasarkan tabel 5 distribusi nyeri yaitu nyeri ringan
82,86%; nyeri sedang 14,29%; dan nyeri berat 2,86%. Prevalensi nyeri pada pasien kanker saat
diagnosis awal yaitu sekitar 50% dan meningkat sekitar 75% pada pasien kanker dengan stadium
lanjut. Hubungan nyeri dengan stadium lanjut kanker yaitu karena pasien kanker dengan stadium
lanjut mengalami metastasis sehingga akan menyebabkan nyeri (IASP, 2008).
6
Tabel 5. Distribusi Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun
2015 Berdasarkan Nyeri
Skala nyeri Jumlah Persentase (%)
N = 35
Nyeri Ringan 29 82,86%
Nyeri Sedang 5 14,29%
Nyeri Berat 1 2,86%
3.6 Profil pengobatan analgetik pada pasien kanker organ reproduksi wanita
Berdasarkan tabel 7 bahwa obat yang paling banyak diresepkan yaitu ketorolak 36,54%;
Parasetamol 23,08%; Dexketoprofen Trometamol (KetesseR) 11,55%; dan Asam Mefenamat
9,62%. NSAID termasuk dalam golongan obat yang kerjanya menghambat siklooksigenase
sehingga ini merupakan keuntungan NSAID sebagai analgetik kanker. NSAID aman digunakan
oleh pasien kanker yang tidak memiliki riwayat penyakit gangguan ginjal, hati dan gangguan
lambung (Lelo et al., 2004).
Tabel 7. Profil Obat Analgetik pada Pasien Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit X Tahun 2015
nama generik nama dagang Kasus Jumlah Presentase
(%)
N = 52
Metampiron,
Diazepam
AnalsikR 1 1 1,92%
Ibuprofen Ibuprofen 3 1 1,92%
Fentanil FentanilR 14 1 1,92%
Morfin Morfin 14 1 1,92%
Kodein Kodein 22 1 1,92%
Tramadol Tramadol hidroklorida 26 1 1,92%
Metampiron AntrainR 31 1 1,92%
Natrium
Diklofenak
Natrium Diklofenak 10, 12, 19 3 5,77%
Asam Mefenamat Asam Mefenamat 17, 23, 32, 25, 28 5 9,62%
Dexketoprofen
Trometamol
KetesseR 1,4,5,15,29,33 6 11,55%
Parasetamol Parasetamol 7, 9, 10, 13, 14, 20, 22, 23, 32, 26, 27, 30 12 23,08%
Ketorolak Ketorolak trometaminR 2, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 21,
22, 24, 26, 28,34,35
19 36,54%
3.7 Tepat Indikasi
Tepat indikasi adalah pemilihan obat yang sesuai dengan keluhan nyeri yang diderita pasien.
Berdasarkan tabel 8 analisis ketepatan indikasi pada penelitian ini sebanyak 35 pasien atau 100%, hal
ini sesuai dengan standar acuan NCCN (National Comprehensive Cancer Network) tahun 2014 dan
ESMO clinical practice guideline (Annals of Oncology 23) tahun 2012.
7
Tabel 8. Persentase Tepat Indikasi Analgetik pada Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit X Tahun 2015
Penyakit Nomor kasus Obat yang
diterima
Terapi analgetik
sesuai NCCN dan
ESMO
T TT N Persentase
(%)
N=35
Kanker Payudara 7, 8, 9, 10, 11,
13, 17, 18, 19, 20
Ketorolak,
Parsetamol,
Na Diklofenak,
Asam Mefenamat,
Terapi analgetik
untuk nyeri ringan
(VAS 1-3) yaitu
analgetik non-
opioid
(Parasetamol) atau
dikombinasi dengan
NSAID (Ketorolak)
Terapi analgetik
untuk nyeri sedang
(VAS 4-6) yaitu
analgetik opioid
lemah (Tramadol)
atau dikombinasi
dengan NSAID
(Ketorolak)
Terapi analgetik
untuk nyeri berat
(VAS 7-10) yaitu
analgetik opioid
kuat (Morfin) atau
dikombinasi dengan
NSAID (Ketorolak)
Tepat
indikasi
10 100 %
Kanker Ovarium 21, 22, 23, 33,
34, 35
Parasetamol,
Kodein,
Ketorolak, Asam
Mefenamat,
Dexketoprofen
Trometamol
(KetesseR)
Tepat
indikasi
6 100 %
Kanker Serviks 1, 2, 3, 4, 12, 16,
29, 30, 31
Dexketoprofen
Trometamol,
AnalsikR,
AntrainR,
Ibuprofen, ,
Na Diklofenak
Tepat
indikasi
9 100 %
Kanker Vulva 14, 24, 25, 26,
27, 28, 32
Parasetamol,
Fentanil,
Ketorolak, asam
Mefenamat,
Tramadol
Tepat
indikasi
7 100 %
Kanker
Endometrium
5, 6, 15 Dexketoprofen
Trometamol dan
Ketorolak
Tepat
indikasi
3 100 %
3.8 Tepat pasien
Tepat pasien adalah pemilihan obat yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Berdasarkan tabel
9 didapatkan hasil bahwa dari 35 pasien terdapat 32 pasien atau 91,43% tepat pasien. Hal ini
dikarenakan pada kasus 24, 29 dan 35 mempunyai penyakit penyerta yang kontraindikasi dengan
NSAID. Penyakit yang kontraindikasi dengan NSAID adalah insufisiensi renal pada kasus 35,
insufisiensi hepar pada kasus 24 dan 25, dan CKD (Chronic Kidney Disease) pada kasus 29. Terapi
NSAID akan memperparah organ ginjal dan hepar jika digunakan pada pasien gangguan organ
tersebut (Decloedt & Maartens, 2011).
Tabel 9. Persentase Tepat Pasien pada Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
X Tahun 2015
Penyakit Nomor
kasus
Obat yang diterima Terapi standar Kasus
TT
Jumlah
TT
Jumlah
T
Persentase
(%)
N =35
Kanker
Payudara
7, 8, 9,
10, 11,
13, 17,
18, 19,
20
Ketorolak,
Parasetamol,
Na Diklofenak, Asam
Mefenamat,
Nyeri ringan VAS (1-3)
yaitu analgetik non-opioid
(Parasetamol) ± NSAID
(Ketorolak)
Nyeri sedang VAS (4-6)
yaitu opioid lemah
(Tramadol) ± NSAID
(Ketorolak)
Nyeri berat VAS (7-10)
yaitu opioid kuat (Morfin)
± NSAID (Ketorolak)
- - 10 100 %
Kanker
Ovarium
21, 22,
23, 33,
34, 35
Parasetamol, Kodein,
Ketorolak, Asam
Aefenamat, KetesseR
35 1 5 83,33%
Kanker Serviks 1, 2, 3,
4, 12,
16, 29,
30, 31
Dexketoprofen
Trometamol
(KetesseR), AnalsikR,
Ibuprofen, AntainR,
Na Diklofenak
29 1 8 88,88%
Kanker Vulva 14, 24, Parasetamol, Fentanil, 24 1 6 85,71%
8
25, 26,
27, 28,
32
Ketorolak, Asam
Mefenamat, Tramadol
Kanker
Endometrium
5, 6, 15 Dexketoprofen
Trometamol dan
Ketorolak
- - 3 100%
Semua kanker organ reproduksi wanita 3 32 91,43%
3.9 Tepat obat
Tepat obat adalah pemilihan obat untuk terapi nyeri dan merupakan drug of choice yang sesuai
dengan standar acuan NCCN (National Comprehensive Cancer Network) tahun 2014 dan ESMO
clinical practice guideline (Annals of Oncology 23) tahun 2012.
Berdasarkan tabel 10 hasil analisis tepat obat dari 32 pasien yaitu 26 pasien atau 81,25%. Hal ini
dikarenakan 6 pasien diterapi dengan analgetik yang tidak sesuai dengan standar acuan. Analisis
ketidaktepatan obat dilihat dari skala nyeri pasien, jika pasien mengalami nyeri ringan (1-3) diterapi
dengan analgetik non-opioid (Parasetamol) ± NSAID (Ketorolak) ± analgetik adjuvant
(Nortriptilin), pasien dengan rasa nyeri sedang (4-6) diterapi dengan analgetik opioid lemah
(Tramadol) ± NSAID (Ketorolak) ± analgetik adjuvant (Nortriptilin), dan pasien dengan rasa nyeri
berat (7-10) diterapi dengan analgetik opioid kuat (Morfin) ± NSAID (Ketorolak) ± analgetik
adjuvant (Nortriptilin) (Ripamonti et al., 2012).
Berdasarkan tabel 10 terdapat sebanyak 6 kasus yang tidak tepat obat yaitu kasus nomor 15, 16,
22, 23, 26, dan 27. Pada kasus 15 diterapi dengan Dexketoprofen Trometamol (KetesseR), kasus 16
diterapi dengan Ketorolak, kasus 27 diterapi dengan Parasetamol dan kasus 23 diterapi dengan
Parasetamol dan Asam Mefenamat mengalami nyeri sedang, menurut standar acuan hal ini tidak
tepat karena terapi untuk nyeri sedang yaitu analgetik opioid lemah (Tramadol) ± NSAID
(Ketorolak) ± analgetik adjuvant (Nortriptilin). Pada kasus 22 pasien mengalami nyeri ringan dan
diterapi dengan analgetik kombinasi yaitu Parasetamol, Kodein, dan Ketorolak, menurut standar
acuan hal ini tidak tepat karena kombinasi yang digunakan ditambah dengan analgetik opioid lemah
yaitu Kodein. Pada kasus 26 mengalami nyeri ringan dan diterapi dengan analgetik kombinasi yaitu
Ketorolak, Tramadol, dan Parasetamol, menurut standar acuan hal ini tidak tepat karena kombinasi
yang digunakan ditambah dengan analgetik opioid lemah yaitu Tramadol.Terapi untuk nyeri ringan
menurut standar acuan adalah analgetik non-opioid (Parasetamol) ± NSAID (Ketorolak) ± analgetik
adjuvant (Nortriptilin). Berikut data lengkap tepat obat pada tabel 10.
9
Tabel 10. Persentase Tepat Obat pada Kanker Organ Reproduksi Wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2015
Penyakit No. kasus
ketepatan
VAS sebelum terapi Obat yang di resepkan Terapi analgetik sesuai NCCN dan
ESMO
Evaluasi N Persentase
(%) *TO *TTO
Kanker
Payudara
7
8
9
10
11
13
17
18
19
20
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
Parasetamol
Ketorolak
Ketorolak dan Parasetamol
Na Diklofenak, Ketorolak dan Parasetamol
Ketorolak
Ketorolak dan Parasetamol
Asam Mefenamat dan Ketorolak
Ketorolak
Na Diklofenak
Parasetamol
Terapi analgetik untuk nyeri ringan
(VAS 1-3) yaitu analgetik non-opioid
(Parasetamol) atau dikombinasi
dengan NSAID (Ketorolak)
Terapi analgetik untuk nyeri sedang
(VAS 4-6) yaitu analgetik opioid
lemah (Tramadol) atau dikombinasi
dengan NSAID (Ketorolak)
Terapi analgetik untuk nyeri berat
(VAS 7-10) yaitu analgetik opioid
kuat (Morfin) atau dikombinasi
dengan NSAID (Ketorolak)
10 - 10 100 %
Kanker
Ovarium
21
33
34
2
3
0
T O: Ketorolak
Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
Ketorolak
3 2 5 60%
22
23
2
4
TTO : Parasetamol, Kodein, dan Ketorolak
Parasetamol dan Asam Mefenamat
Kanker
Serviks
1
2
3
4
12
30
31
2
2
2
3
3
2
0
TO: Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
dan analsikR
Ketorolak
Ibuprofen
Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
Na Diklofenak dan Ketorolak
Parasetamol
AntrainR
7 1 8 87,5%
16 4 TTO : Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
dan ketorolak
Kanker Vulva 14
25
28
32
10
2
3
2
TO : Parasetamol, Fentanil, Ketorolak, dan
Morfin
Asam Mefenamat
Asam Mefenamat dan Ketorolak
Asam Mefenamat dan Parasetamol
4 2 6 66,67%
26
27
3
4
TTO: Parasetamol, Ketorolak dan Tramadol
Parasetamol
Kanker
Endometrium
5
6
2
3
TO : Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
Ketorolak dan Asam Mefenamat
2 1 3 66,67%
15 4 TTO: Dexketoprofen Trometamol (KetesseR)
*TO :Tepat Obat
*TTO : Tidak Tepat Obat
10
3.10 Tepat dosis
Berdasarkan tabel 11 didapatkan hasil dari 26 pasien yaitu 23 pasien atau 88,46% tepat dosis.
Terdapat 3 kasus dengan nomor 4, 5, dan 14 tidak tepat dosis dengan kategori dosis berlebih dan
dosis kurang berdasarkan standar acuan British National Formulary (BNF) 54 tahun 2007 dan Drug
Information Handbook (DIH) tahun 2009.
Tabel 11. Persentase Tepat Dosis pada Pasien Kanker Organ ReproduksiWanita di Instalasi Rawat Inap rumah
sakit X Tahun 2015
Nama obat Ketepatan
dosis
Kasus Dosis resep Dosis pada standar acuan N
DIH, 20089 BNF, 2007
Dexketoprofen
Trometamol
(KetesseR)
Tepat dosis 1, 33 IV 50 mg/ 8 jam Oral 25-50 mg /6-8 jam
IV 50 mg/6-8 jam
Ora25-50 mg
setiap 8 jam
2
Dosis
berlebih
4, 5 1 gram (sediaan 50mg/2 ml)
/8jam
2
Parasetamol Tepat dosis 7, 9,
10,
14,
20,
30, 32
Oral 500 mg setiap 3x sehari
IV 1 gram/8 jam
Oral 325-500 mg setiap
2-6 x sehari
Oral 500 mg-1g
/4-6 jam
IV 1 gram/ 4-6
jam
7
Ibuprofen Tepat dosis 3 Oral 200 mg setiap 2x sehari Oral 200-400 mg setiap
2-3x sehari
Oral 200 mg / 4-
6 jam
1
Ketorolak Tepat dosis 2, 6,
8, 9,
10,
11,
12,
14,
17,
18,
21,
28, 34
IV 30 mg/6 jam IV 130 mg setiap 4-6
jam selama 5 hari
IV 10-30 mg
setiap 4-6 jam
13
Asam
Mefenamat
Tepat dosis 6, 17,
23,
25,
28, 32
Oral 500mg setiap 3x sehari Oral 250-500 mg /3-4x
sehari
Oral 500 mg/8
jam
6
Natrium
Diklofenak
Tepat dosis 10,
12, 19
Oral 50 mg setiap 2x sehari 50mg/3x sehari 75-150 mg/3x
sehari
3
Fentanil Tepat dosis 14 IV 25 mcg/6 jam IV 25-200 mcg stiap 4-
6 jam
IV 50-100
mcg/6 jam
1
Morfin Dosis
kurang
14 IV 2 mg secara iv IV : 2,5-5 mg/3-4 jam IV 2,5 mg/4jam 1
AntrainR(metam
piron)
Tepat dosis 31 IV 1 gram/8 jam IV 1gram/6 jam Oral 500 mg-
1gram/6 jam
1
AnalsikR
(metampiron
dan diazepam)
Tepat dosis 1 Oral 500 mg 3x sehari Oral 500 mg /4 jam Oral 500 mg /4
jam
1
Hasil ketepatan terapi analgetik dari 35 pasien yaitu 23 pasien atau 65,71% berdasarkan
standar acuan British National Formulary (BNF) 54 tahun 2007, Drug Information Handbook
(DIH) tahun 2009, NCCN (National Comprehensive Cancer Network) tahun 2014 dan ESMO
clinical practice guideline (Annals of Oncology 23) tahun 2012.
3.11 Evaluasi efektivitas obat analgetik
Evaluasi efektivitas dengan jumlah sampel 23 pasien yang rasional dianalisis menggunakan 2
uji yaitu uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney U. Uji Wilcoxon adalah uji untuk mengetahui
11
perbedaan efektivitas dari tiap kelompok terapi analgetik, dengan cara membandingkan skala nyeri
VAS sebelum terapi dan VAS sesudah terapi dari tiap kelompok analgetik. Uji Mann Whitney U
adalah uji untuk mengetahui perbedaan efektivitas dari 2 kelompok analgetik, dengan cara
membandingkan hasil skala nyeri VAS pasien analgetik tunggal dan VAS pasien analgetik
kombinasi. Hasil analisis efektivitas dikatakan signifikan efektif dalam penurunan skala nyeri yaitu
jika nilai p value <0,05.
Tabel 14 dan 15 menyajikan hasil analisis evaluasi efektivitas penggunaan analgetik yang
rasional dengan uji Wilcoxon.
Tabel 12. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Analgetik Tunggal
Median
(Minimum-Maksimum)
N P value
Nilai VAS sebelum terapi pada saat
masuk rumah sakit
2,00 (0-3) 14 0,677
Nilai VAS sesudah terapi pada saat keluar
rumah sakit
2,00 (0-5)
Tabel 13. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Analgetik Kombinasi
Median
(Minimum-Maksimum)
N P value
terapiNilai VAS sebelum terapi pada saat
masuk rumah sakit
2,50 (2-3) 9 0,039
Nilai VAS sesudah terapi pada saat keluar
rumah sakit
2,00 (0-2)
Hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil p value untuk kelompok
analgetik tunggal yaitu 0,667, dapat disimpulkan bahwa kelompok analgetik tunggal tidak
signifikan efektif. Hasil p value kelompok analgetik kombinasi yaitu 0,039, dapat disimpulkan
bahwa kelompok analgetik kombinasi signifikan efektif.
Tabel 14. Hasil Uji Mann Whitney
Median
(Minimum-Maksimum)
N P value
Nilai VAS Kelompok analgetik tunggal 0,00 (-2-3) 14 0,329
Nilai VAS Kelompok analgetik kombinasi 1,00 (0-3) 9
Keterangan : VAS sebelum terapi (0) – VAS sesudah terapi (2) = -2
Hasil analisis dengan menggunakan uji Mann Whitney U dengan cara melakukan selisih
VAS sebelum terapi dengan VAS sesudah terapi, didapatkan hasil p value 0,329. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan dari terapi analgetik tunggal dan
analgetik kombinasi dalam menurunkan skala nyeri pasien.
Kelemahan penelitian ini adalah metode yang digunakan yaitu metode retrospektif dengan
melihat data rekam medis pasien kanker organ reproduksi wanita di RSUD Dr. Moewardi tahun
2015, tidak bisa menganalisa secara lebih lanjut skala nyeri pasien dan keefektifan terapi yang
diberikan, ketersediaan pasien kanker organ reproduksi wanita di RSUD Dr. Moewardi tahun 2015,
12
waktu penelitian, dan tidak ada data laboratorium (serum kreatinin, SGOT, dan SGPT) untuk
menganalisis ketepatan dosis pasien gangguan ginjal dan hati.
4. PENUTUP
1. Gambaran terapi analgetik pada 35 pasien kanker organ reproduksi wanita di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit X tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa analgetik yang paling banyak di
resepkan yaitu anagetik tunggal dibandingkan dengan analgetik kombinasi dan obat yang
paling banyak digunakan yaitu Ketorolak 36,54%; Parasetamol 23,08%; Dexketoprofen
Trometamol (KetesseR) 11,55%; Asam Mefenamat 9,26%; Na Diklofenak 5,77%; dan masing-
masing 1,92% untuk Tramadol, Kodein, Morfin, Fentanil, Ibuprofen, AnalsikR (Metampiron
dan Diazepam), dan Metampiron (AntrainR). Evaluasi penggunaan obat analgetik pada 35
pasien kanker organ reproduksi wanita di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X tahun 2015
dapat disimpulkan bahwa 100% tepat indikasi; 91,43% tepat pasien; 81,25% tepat obat; dan
88,46% tepat dosis. Dari data pengukuran skala nyeri dengan VAS pada 23 pasien kanker
organ reproduksi wanita di Rumah Sakit X tahun 2015 yang rasional dengan uji Mann Whitney
U yaitu p value 0,329; sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara
terapi analgetik tunggal dan analgetik kombinasi. Hasil uji Wilcoxon yaitu kelompok analgetik
tunggal tidak efektif dalam menurunkan skala nyeri P=(0,677) dan hasil kesimpulan kelompok
analgetik kombinasi yaitu efektif dalam menurunkan skala nyeri pasien P=(0,039).
DAFTAR PUSTAKA
British National Formulary 54, 2007, British National Formulary 54, BMJ Publishing Group Ltd
and RPS Publishing, Inggris.
Decloedt, E., & Maartens, G. (2011). Drug-induced renal injury. CME, 29(6), 252–255.
Farastuti, D., & Windiastuti, E. (2005). Penanganan Nyeri pada Keganasan. Sari Pediatri, 7(3),
153–159.
Hiwari. (2004). Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
IASP. (2008). Epidemiology of Cancer Pain. International Association for the Study of Pain, 1–2.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementrian RI tentang Situasi
Penyakit Kanker. Infodatin-Kanker, hal 3.
Lacy C.F., Armstrong L.L., Goldman M.P. and Lance L.L., 2009, Drug Information Handbook,
17th Edition, Lexi Comp, USA.
Lelo A., Hidayat D.. and Widyawati T., 2004, Keuntungan Sediaan ” Preferential COX-2 Inhibitor
“ Dalam Penanggulangan Nyeri Kanker, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatra
Utara, Medan, pp. 1–7.
13
Mercadante, S., Marrazzo, A., Mercadante, S., Gebbia, V., Marrazzo, A., & Filosto, S. (2000).
Anaemia in cancer : Pathophysiology and treatment Anaemia in cancer. Cancer Treatment
Reviews, 26(September), 303–311. http://doi.org/10.1053/ctr
Oemiati, R., Rahajeng, E., & Kristanto, A. Y. (2011). Prevalensi Tumor dan Beberapa Faktor yang
Mempengaruhinya di Indonesia, 190–204.
Paice, J. A., & Ferrell, B. (2011). The Management of Cancer Pain. CA: A Cancer Journal for
Clinicians, 61(3), 157–182. http://doi.org/10.3322/caac.20112.Available
Ripamonti, C. I., Santini, D., Maranzano, E., Berti, M., & Roila, F. (2012). Management of cancer
pain: ESMO clinical practice guidelines. Annals of Oncology, 23(SUPPL. 7).
http://doi.org/10.1093/annonc/mds233
Robbins, S. ., Kumar, V., & Cotrain, R. . (2002). Dasar Patologi Penyakit Edisi 5, Diterjemahkan
oleh. In A. Tjarta, S. Himawan, & A.N. Karuniawan (Eds.), . Jakarta: EGC.
Smeltzer, C. S., & Bare, B. G. (2007). Buku Keperawatan Medikal Bedah Burnner&Suddarth Edisi
8 Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Swarm, R. A., Paice, J., & Anghelescu, D. L. (2014). Adult Cancer Pain. NCCN Clinical Practice
Guidelines in Oncology (NCCN Guidelines®).
Wahidin, M., Sabrida, H., Setiawan, E., Adriana, & Wiradinata, D. (2015). Situasi Penyakit Kanker.
Jakarta: kementrian kesehatan republik Indonesia.
Wiknjasastro, H. (2008). Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.