ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
PEMBELAJARAN YANG MENARIK DI KELAS XII IPS2 SMA NEGERI 15 MERANGIN
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat
Disusun Oleh:
DEWIL VI INDRA, S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN MERANGINDINASPENDIDIKAN SMA NEGERI 15
MERANGIN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Didalam Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap – tiap
warga Negara berhak mendapatkan pendidikan,dan pernyataan dalam TAP MPR RI
No.IV/MPR/19999 tentang GBHN, ditetapkan pemberdayaan lembaga pendidikan baik
sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pemberdayaan nilai sikap da kemampuan serta
meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai.
Peningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan khususnya disekolah dasar terus
menjadi perhatian dan sorotan dari berbagai pihak baik dari lembaga pendidikan,
pemerintah, dan masyarakat. Rendahnya nilai ujian murni menjadi salah satu tolak ukur
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kurang
berhasilnya proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses
pembelajaran juga dapat didukung dengan tenaga pengajar, media pembelajaran, serta
peran orang tua.
Di SMA Negeri 15 Merangin, khususnya pembelajaran matematika saat ini sangat
menjadi perhatian saya sebagai guru matematika kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin.
Rata-rata nilai siswa dalam pengerjaan tugas latihan yang tidak memuaskan dan tugas
kelompok yang hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja dalam satu kelompok ini
dikarenakan siswa tidak seluruhnya mengerti dalam penyelesaian soal matematika. Hal ini
disebabkan siswa kurang berkonsentrasi didalam pembelajaran matematika.
Saat pembelajaran matematika berlangsung di SMA Negeri 15 Merangin di kelas XII
IPS2 ,siswa tidak memperhatikan dengan baik dan mendengarkan penjelasan guru, hal ini
dikarenakan siswa ribut, ada yang melihat keluar, ada yang usilan teman, bahkan ada
beberapa siswa yang selalu keluar masuk ijin buang air. Ini sangat berpengaruh kepada
siswa lain yang ingin belajar matematika menjadi terganggu kosentrasinya karena setengah
dari siswa dikelas tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, yaitu 8 dari 14 siswa
sulit sekali berkonsentrasi belajar matematika padahal sebentar lagi mereka akan
menghadapi ujian, setelah diberikan penjelasan oleh Guru. Setelah beberapa kali pertemuan
siswa tetap tidak dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika. Kenyataan ini
menunjukan bahwa minat belajar siswa terhadap matematika tidak menarik minat siswa hal
ini mungkin disebabkan oleh media pembelajaran yang kurang tepat sehingga tidak
menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi memilih judul “Meningkatkan
Kosentrasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Yang Menarik
di Kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin”.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan masalah diatas yang sudah dikemukakan dalam latar belakang yang
menyebabkan kualitas belajar rendah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
”Bagaimana meningkatkan kosentrasi belajar matematika di Kelas XII IPS2 SMA Negeri
15 Merangin dengan cara menggunakan media pembelajaran yang menarik”.
1.3. Alternatif pemecahan masalah :
Pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut :
Siklus I :memberikan motivasi dengan menyediakan media
pembelajaran agar siswaq lebih tertarik dan terfokuspada pelajaran yang
dijelaskan guru.
Silus II :Menggunakan alat peraga gambar yang menarik dan konkrit melihat
konsentrasi siswa dalam proses belajar.
Siklus III :Memberikan tugas latihan siswa dengan melihat langsung cara kerja
siswa pribadi.
Memberikan kerja kelompok, melihat seberapa kompaknya siswa dalam
mengerjakan tugas kelompok.
Memberikan respon / pujian untuk semua siswa yang mengerjakan tugas
dengan baik.
1.4. Tujuan Penelitian
Mengacu pada masalah yang telah dirumuskan dari latar belakang maka tujuan dari
penelitian ini adalah meningkatkan proses hasil konsentrasi siswa pada pembelajaran
matematika dengan media pembelajaran yang menarik di kelas XII IPS SMA Negeri 15
Merangin.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkn dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi guru sebagai bahan masukan pada bidang study matematika dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi siswa dapat meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa
3. Bagi sekolah dapat meningkatkan prestasi sekolah dengan mutu yang lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Makna belajar dan tujuan belajar
Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan mengemukakan
beberapa defenisi tentang belajar. Ada beberapa defenisi tentang belajar,antara lain dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Cranbach memberikan defenisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience
2. Harold Spears memberikan batasan : Learning is to abserve to read to imitate, to try
something themselves, to listen, to follow direction.
3. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice.
Dari ketiga definisi diatas, maka dapatlah diterangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.
Juga belajar itu akan lebih baik, kalau sisubjek belajar itu mengalami atau
melakukannya,jadi tidak bersifat verbalistik.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko - fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu
pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip sehingga
membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik.
Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar .dalam hal ini ada beberapa prinsip yang
penting untuk diketahui antara lain :
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahanan serta kematangan diri pada siswa .
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi
dari dalam.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat
keliru ) dan conditioning atau pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan
f. Belajar dapat dilakukan tiga cara, yaitu :
1. diajar secara langsung
2. control, kontak penghayatan, pengalaman langsung.
3. pengenalan dan/atau peniruan.
g. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung.
h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar
yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna / berarti lebih mudah dan menarik untuk dipelajari .
j. Informasi tentang kelakuan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak
membantu kelancaran dan gairah belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk anekaragam tugas.
Tujuan belajar antara lain :
3. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan.
4. Penanaman Konsep Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan –
keterampilan jasmaniah keterampilan – keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak / penampilan dari anggota tubuh
seseorang yang sedang belajar, keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu
berurusan dengan masalah – masalah keterampilan yang dapat dilihat
3. Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih hati-
hati dalam pendekatannya .untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi
dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau
model.
2.2.Teori tentang belajar
Beberapa teori tentang belajar pada mulanya teori dan belajar dikembangkan oleh para
ahli psikopologi dan dicobakan tidak langsung kepada manusia di sekolah, melainkan
menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil percobaannya
akan dapat diterapkan pada proses belajar mengajar untuk manusia.
Dalam hal ini secara global ada tiga teori yakni :
a) Teori belajar menurut ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri bermacam macam daya masing masing daya dapat
dilatih dalam rangka memenuhi fungsinya. Contohnya daya ingat.
b) Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari batgian bagian unsure
belajar bermula dari pengamatan.
c) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.
Bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari perjumlahan / bagian bagian.
2.3. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau penghantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa. Assosiation of Education and
Communication Technology (1997) memberikan batasan media sebagai segala bentuk
saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan informasi.
secara umum ciri- ciri media pembelajaran adalah media itu dapat diraba, dilihat,
didengar dan diamati melalui panca indera. Disamping itu cirri cirri media juga dapat dilihat
menurut harganya, lingkup sasarannya dan control oleh pemakaianya. Media pembelajaran
juga dapat digunakan sebagai alat Bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam
maupun diluar kelas.
untuk memilih jenis media yang akan digunakan ada beberapa kriteria pemilihan media
pembelajaran yaitu :
1. Tujuan
2. Ketepatgunaan
3. Keadaan siswa
4. Ketersediaaan
5. Biaya
Menurut Corei dan Clark, dasar pemilihan alat Bantu visual adalah memilih alat Bantu
yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat Bantu
yanjg tepat untuk kegiatan pembelajaran.
2.4. Jenis jenis media pembelajaran
Menurut Heinrich, molenda dan Rusul, jenis media pembelajaran yang lazim
dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media non proyeksi, media audio, media
gerak, media computer dan media jarak jauh.
Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam belajar matematika yaitu :
1. media grafis, seperti gambar, bagan diagram dan grafik
2. Media proyeksi diam, seperti slide, film, strips dan OHP.
3. Lingkungan sebagai media pembelajaran.
Media - media tersebut dapat membantu guru dalam proses pembelajaran matematika.
Dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Siswa akan tertarik dan
menumbuhkan motivasi belajar pada anak anak.
2. 5. Optimalisasi Medai Pembelajaran
Robertus Antgkowo dan Kosasih mengungkapkan bahwa untuk mengoptimalkan
penggunakan media pembelajaran ada prinsip umum penggunakan media yang perlu
diperhatikan .
1. Prinsip umum penggunaan media
a. Media harus realistis dan digunakan sxecvara hati hati, karena media yang amat rinci
dengan realisme yang sulit dirposes dan dipelajari, seringkali mengganggu perhatian
siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan
b. Media harus berfungsi untuk melukiskan perbedaan konsep konsep.
c. Apabila menggunakan media gambar, warna gambar harus digunakan untuk perhatian
dan membedaklan komponen - komponen.
2. Beberapa hal yang harus diperhatikan :
a. Media yang bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti.
b. Apa yang digunakan sebagai media harus cukup penting dan cocok untuk hal serupa
jia dilihat pada keadaan yang sebenarnya.
c. Media harus benar dalam arti harus menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat
pada keadaan yang sebenarnya.
d. Media memiliki keserhanaan dalam arti tidak rumit sehingga sulit dipahami siswa.
e. Media harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.
f. Ukuran media harus diseuaikan dengan kebutuhan.
Agar siswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika dengan baik,
maka akan dibahas satu persatu sesuai dengan jenis media pembelajaran yang akan
digunakan.
1. Media grafis
Diantara media pendidiakn yang ada, media grafis adalah media yang paling umum
dipakai. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima
pesan media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan
gambar sebagai saran pertimbangan mengenai kehidupan sehari hari. Misalnya
menyangkut manusia, peristiwa, benda benda, tempat dan sebagainya. Media gambar
merupakan media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari
pembiayaannya termasuk media yang murah harganya, media grafis (gambar) terdiri atas
gambar, bagan, digram, grafik, poster kartun dan komik.
Kelebihan media gambar :
a. sifatnya konkrit
b. gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Media gambar dapat memperjelas suatu makalah dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah dan membetulkan
kesalahpahaman.
e. Media gambar murah harganya dan gamp-ang didapat serta digunakan tanpa
memerlukan peralatan khusus.
Kelemahan media gambar.
a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan belajar.
c. Ukuran yang sangat terbatas, tidak memadai untuk kelompok besar.
Optimalisasi media gambar :
a. Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa (isi, kuran
dan warna).
b. Soal memegang atau memperhatikan gambar usahakan gambar gamber tersebtu jangan
sampai bergerak.
c. Hindari penggunaan gambar dalam jumlah dan jenis yang terlalu banyak, sebab hal ini
cenderung membingungkan siswa.
d. Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar kemudian ajukan beberapa pertanyaan
langsung dengan gambar tersebut.
e. Jika ingin memperhatikan gambar pada siswa tanpa pengawasan khusu dari guru
usahakan agar dapat keterangan tertulis pada bagian bawah dari gambar tersebut.
3. Media Proyeksi
Pesan harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran yang
tyrermasuk media proyeksi dian antar lain slide, film, teransparansi, transi, dan proyektor
tak tembus cahaya, OHP, computer dan lain lain.
Kelebihan media proyeksi dian.
1. Menarik perhatian anak, karena penyajiannya berbeda dengan yang biasa dilakukan,
2. Dapat menyajikan berbagai gambar yang tidak disajikan oleh media lain.
Kekurangan media proyeksi
1. Harga mahal
2. Bergantun pada alat lain.
3. Memerlukan keahlian guru.
Optimalisasi media proyeksi :
1. Guru perlu mahir mengoperasikan alat – alat yang akan digunakan.
2. Perlu perencanaan yang matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik.
3. Teruskan anak pada hal yang akan diajarkan.
2.6. Kerangka berpikir.
Agar siswa dapat berkonsentrasi di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang
pendidik, menggunakan metode media atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Oleh karena itu berhasil atau tidaknya suatu perbuatan hanya tergantung pada
media pembelajaran. Untuk dapat menggunakan media yang baik, seorang guru harus bisa
menggunakan media sesuai dengan materi yang diajarkan, seperti pelajaran matematika kelas
XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin . Dengan menggunakan media pembelajaran yang
menarik diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan siswa
memiliki sesuai dengan apa yang diharapkan dan dirumuskan dalam kurikulum pendidikan.
2.7. Hipotesis
Hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media
pembelajaran menarik dapat meningkatkan konsentrasi belajar matematika siswa kelas XII IPS2
SMA Negeri 15 Merangin.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin. Subyek penelitian
ini siswa kelas XII IPS2 yang berjumlah 17 orang siswa terdiri dari 11 orang laki laki dan 6
orang siswa perempuan.
b. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan
siklus III. Siklus II adalah refleksi dari siklus I dan siklus III refleksi dari siklus II.
Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan observasi yang telah dilaksanakan
pada siklus beriktunya dan ditetapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Tahapan dari 3 siklus tersebut antara lain :
Siklus I
Pada siklus I ini dialkukan pada 1 kali pertemuan pertama . pada pertemuan
pertama guru memberikan persepsi dan motivasi dengan cara memberikan
memperlihatkan media / alat yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi yang
dimaksud.
Siklus II
Pada siklus ini guru dan siswa bekerjasama. Guru meminta siswa secara
bergantian untuk mempraktekkan langsung / memegang langsung media gambar / alat
yang digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan siswa, dengan memegang,
melihat, meraba dan meneliti langsung melalui media yang dipakai guru. Siklus ke II ini
dilakukan pada pertemuan ke II yaitu minggu II.
SIklus III
Pada pertemuan ke III guru memberikan tugas latihan pribadi kepada siwsa
kemudian guru memperhatikan siswa dalam mengerjakan tugas latihannya. Yaitu :
keseriusan anak / siswa dsalam menyelesaikan tugas latihan. Guru memberikan tugas
kelompok, guru memperhatikan kekompakan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan
tugas kelompok terutama konsentrasi siswa.
Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini diambil dari data awal pada materi sekaligus
pratindakan, menerapkan materi pelajaran sesuai dengan KTSP SMA Negeri 15
Merangin.
Di dalam perencanaan tindakan yang harus dilakukan adalah :
1. menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.(RPP).
2. menyediakan alat peraga / media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran.
3. melakukan monitoring.
4. memberikan test evaluasi.
5. menganalisis hasil evaluasi.
Pelaksanaan tindakan
Di dalam pelaksanaannya yaitu :
1. Pendahuluan / kegiatan awal.
memberikan motivasi dengan memerplihatkan dan menggunakan media yang menarik
seperti gambar / grafis, media tiga dimensi, media proyeksi diam, dan lingkungan.
2. Kegiatan inti
Guru bersama siswa meneliti, memberikan masukan / gagasan pemikiran dari siswa
sebagai bahan masukan melalui Tanya jawab dengan mengamati media yang dipakai
guru sebagai bahan informasi / perantara dari apa yang akan disampaikan.
3. Kegiatan akhir
Guru memberikan tugas latihan pribadi serta tugas kelompok kepada siswa kemudian
guru mengawasi / memperhatikan keseriusan siswa / konsentrasi siswa dalam
mengerjakan tugas tersebut. Setelah itu guru memberikan pujian kepada siswa yang baik
dalam mengerjakan latihan / tugas yang diberikan oleh guru.
Observasi
Pemantauan proses belajar mengajar dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa
sebagai berikut :
1. Perhatian terhadap penjelasan guru.
2. Serius dan aktif bertanya
3. Aktif menjawab pertanyaan
4. Memberikan komentar terhadap jawaban teman
5. Kerjasamanya dengan teman
6. Aktif mengerjakan soal latihan
7. Siswa yang terlambat masuk kelas
8. Siswa yang sering keluar masuk saat pembelajaran berlangsung.
9. Siswa yang malas mengerjakan tugas.
10. Siswa yang izin keluar
11. Siswa yang suka mengganggu teman.
Data ini diambil melalui pengamatan langsung pada saat proses belajar mengajar
berlangsung pada setiap siklus / pertemuan dengan menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi yang menunjukkan banyakknya siswa melakukan aktivitas yang positif
dan negative.
3.2.4. Refleksi.
Refleksi merupakn kegiatan belajar mengajar yang telah mengalami perubahan dari
kegiatan belajar sebelumnya yang dianggap dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa
di siklus yang sebelumnnya. Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan
observasi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya.
3.2.5. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin Mulai
tanggal 2 januari 2017 - 28 Maret 2017. Penelitian ini disesuaikan dengan jam pelajaran
matematika pada kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin agar tidak mengganggu jam
mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar
Nurhadi, Pendekatan konstekstual (contextual teaching and learning), Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat PLP, 2002.
Angkowo, Robertus dan Kosasih A.2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta : Grasindo.
Heinrich. 1996. Media Pembelajaran, mempengaruhi Minat dan Motivasi Anak Dalam Belajar.
Jakarta : Grasindo.
Corei dan Clark C.1988. Alat Bantu Pembelajaran sebagai Motivator Anak Untuk Belajar Lebih
Giat. Jakarta : Grasindo.
DJumanta Ely. 2007. Matematika SLTP. Jakarta : Multi Trust
Winata Putra, US.2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.