ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

24
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENARIK DI KELAS XII IPS2 SMA NEGERI 15 MERANGIN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat Disusun Oleh: DEWIL VI INDRA, S.Pd

Upload: maryanto-sumringah-sma-9-tebo

Post on 16-Apr-2017

33 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

PEMBELAJARAN YANG MENARIK DI KELAS XII IPS2 SMA NEGERI 15 MERANGIN

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan kenaikan pangkat

Disusun Oleh:

DEWIL VI INDRA, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGINDINASPENDIDIKAN SMA NEGERI 15

MERANGIN

Page 2: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Didalam Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap – tiap

warga Negara berhak mendapatkan pendidikan,dan pernyataan dalam TAP MPR RI

No.IV/MPR/19999 tentang GBHN, ditetapkan pemberdayaan lembaga pendidikan baik

sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pemberdayaan nilai sikap da kemampuan serta

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai.

Peningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan khususnya disekolah dasar terus

menjadi perhatian dan sorotan dari berbagai pihak baik dari lembaga pendidikan,

pemerintah, dan masyarakat. Rendahnya nilai ujian murni menjadi salah satu tolak ukur

rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kurang

berhasilnya proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses

pembelajaran juga dapat didukung dengan tenaga pengajar, media pembelajaran, serta

peran orang tua.

Di SMA Negeri 15 Merangin, khususnya pembelajaran matematika saat ini sangat

menjadi perhatian saya sebagai guru matematika kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin.

Rata-rata nilai siswa dalam pengerjaan tugas latihan yang tidak memuaskan dan tugas

kelompok yang hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja dalam satu kelompok ini

dikarenakan siswa tidak seluruhnya mengerti dalam penyelesaian soal matematika. Hal ini

disebabkan siswa kurang berkonsentrasi didalam pembelajaran matematika.

Saat pembelajaran matematika berlangsung di SMA Negeri 15 Merangin di kelas XII

IPS2 ,siswa tidak memperhatikan dengan baik dan mendengarkan penjelasan guru, hal ini

dikarenakan siswa ribut, ada yang melihat keluar, ada yang usilan teman, bahkan ada

beberapa siswa yang selalu keluar masuk ijin buang air. Ini sangat berpengaruh kepada

Page 3: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

siswa lain yang ingin belajar matematika menjadi terganggu kosentrasinya karena setengah

dari siswa dikelas tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, yaitu 8 dari 14 siswa

sulit sekali berkonsentrasi belajar matematika padahal sebentar lagi mereka akan

menghadapi ujian, setelah diberikan penjelasan oleh Guru. Setelah beberapa kali pertemuan

siswa tetap tidak dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika. Kenyataan ini

menunjukan bahwa minat belajar siswa terhadap matematika tidak menarik minat siswa hal

ini mungkin disebabkan oleh media pembelajaran yang kurang tepat sehingga tidak

menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi memilih judul “Meningkatkan

Kosentrasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Yang Menarik

di Kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin”.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan masalah diatas yang sudah dikemukakan dalam latar belakang yang

menyebabkan kualitas belajar rendah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

”Bagaimana meningkatkan kosentrasi belajar matematika di Kelas XII IPS2 SMA Negeri

15 Merangin dengan cara menggunakan media pembelajaran yang menarik”.

1.3. Alternatif pemecahan masalah :

Pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut :

Siklus I :memberikan motivasi dengan menyediakan media

pembelajaran agar siswaq lebih tertarik dan terfokuspada pelajaran yang

dijelaskan guru.

Silus II :Menggunakan alat peraga gambar yang menarik dan konkrit melihat

konsentrasi siswa dalam proses belajar.

Siklus III :Memberikan tugas latihan siswa dengan melihat langsung cara kerja

siswa pribadi.

Memberikan kerja kelompok, melihat seberapa kompaknya siswa dalam

mengerjakan tugas kelompok.

Memberikan respon / pujian untuk semua siswa yang mengerjakan tugas

dengan baik.

Page 4: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

1.4. Tujuan Penelitian

Mengacu pada masalah yang telah dirumuskan dari latar belakang maka tujuan dari

penelitian ini adalah meningkatkan proses hasil konsentrasi siswa pada pembelajaran

matematika dengan media pembelajaran yang menarik di kelas XII IPS SMA Negeri 15

Merangin.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkn dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi guru sebagai bahan masukan pada bidang study matematika dalam proses

pembelajaran.

2. Bagi siswa dapat meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa

3. Bagi sekolah dapat meningkatkan prestasi sekolah dengan mutu yang lebih baik.

Page 5: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Makna belajar dan tujuan belajar

Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan mengemukakan

beberapa defenisi tentang belajar. Ada beberapa defenisi tentang belajar,antara lain dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Cranbach memberikan defenisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience

2. Harold Spears memberikan batasan : Learning is to abserve to read to imitate, to try

something themselves, to listen, to follow direction.

3. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice.

Dari ketiga definisi diatas, maka dapatlah diterangkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.

Juga belajar itu akan lebih baik, kalau sisubjek belajar itu mengalami atau

melakukannya,jadi tidak bersifat verbalistik.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko - fisik menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai

usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu

pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip sehingga

membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik.

Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar .dalam hal ini ada beberapa prinsip yang

penting untuk diketahui antara lain :

a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.

Page 6: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

b. Belajar memerlukan proses dan penahanan serta kematangan diri pada siswa .

c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi

dari dalam.

d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat

keliru ) dan conditioning atau pembiasaan.

e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan

f. Belajar dapat dilakukan tiga cara, yaitu :

1. diajar secara langsung

2. control, kontak penghayatan, pengalaman langsung.

3. pengenalan dan/atau peniruan.

g. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung.

h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar

yang bersangkutan.

i. Bahan pelajaran yang bermakna / berarti lebih mudah dan menarik untuk dipelajari .

j. Informasi tentang kelakuan baik pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak

membantu kelancaran dan gairah belajar.

k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk anekaragam tugas.

Tujuan belajar antara lain :

3. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemilikan pengetahuan dan kemampuan

berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan.

4. Penanaman Konsep Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan –

keterampilan jasmaniah keterampilan – keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga

akan menitikberatkan pada keterampilan gerak / penampilan dari anggota tubuh

seseorang yang sedang belajar, keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu

berurusan dengan masalah – masalah keterampilan yang dapat dilihat

3. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih hati-

hati dalam pendekatannya .untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi

Page 7: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau

model.

2.2.Teori tentang belajar

Beberapa teori tentang belajar pada mulanya teori dan belajar dikembangkan oleh para

ahli psikopologi dan dicobakan tidak langsung kepada manusia di sekolah, melainkan

menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil percobaannya

akan dapat diterapkan pada proses belajar mengajar untuk manusia.

Dalam hal ini secara global ada tiga teori yakni :

a) Teori belajar menurut ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri bermacam macam daya masing masing daya dapat

dilatih dalam rangka memenuhi fungsinya. Contohnya daya ingat.

b) Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari batgian bagian unsure

belajar bermula dari pengamatan.

c) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.

Bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari perjumlahan / bagian bagian.

2.3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah,

perantara atau penghantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk

menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa. Assosiation of Education and

Communication Technology (1997) memberikan batasan media sebagai segala bentuk

saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan informasi.

secara umum ciri- ciri media pembelajaran adalah media itu dapat diraba, dilihat,

didengar dan diamati melalui panca indera. Disamping itu cirri cirri media juga dapat dilihat

menurut harganya, lingkup sasarannya dan control oleh pemakaianya. Media pembelajaran

Page 8: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

juga dapat digunakan sebagai alat Bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam

maupun diluar kelas.

untuk memilih jenis media yang akan digunakan ada beberapa kriteria pemilihan media

pembelajaran yaitu :

1. Tujuan

2. Ketepatgunaan

3. Keadaan siswa

4. Ketersediaaan

5. Biaya

Menurut Corei dan Clark, dasar pemilihan alat Bantu visual adalah memilih alat Bantu

yang sesuai dengan kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat Bantu

yanjg tepat untuk kegiatan pembelajaran.

2.4. Jenis jenis media pembelajaran

Menurut Heinrich, molenda dan Rusul, jenis media pembelajaran yang lazim

dipergunakan dalam pembelajaran antara lain : media non proyeksi, media audio, media

gerak, media computer dan media jarak jauh.

Ada beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam belajar matematika yaitu :

1. media grafis, seperti gambar, bagan diagram dan grafik

2. Media proyeksi diam, seperti slide, film, strips dan OHP.

3. Lingkungan sebagai media pembelajaran.

Media - media tersebut dapat membantu guru dalam proses pembelajaran matematika.

Dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Siswa akan tertarik dan

menumbuhkan motivasi belajar pada anak anak.

2. 5. Optimalisasi Medai Pembelajaran

Robertus Antgkowo dan Kosasih mengungkapkan bahwa untuk mengoptimalkan

penggunakan media pembelajaran ada prinsip umum penggunakan media yang perlu

diperhatikan .

Page 9: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

1. Prinsip umum penggunaan media

a. Media harus realistis dan digunakan sxecvara hati hati, karena media yang amat rinci

dengan realisme yang sulit dirposes dan dipelajari, seringkali mengganggu perhatian

siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan

b. Media harus berfungsi untuk melukiskan perbedaan konsep konsep.

c. Apabila menggunakan media gambar, warna gambar harus digunakan untuk perhatian

dan membedaklan komponen - komponen.

2. Beberapa hal yang harus diperhatikan :

a. Media yang bagus, menarik, jelas, dan mudah dimengerti.

b. Apa yang digunakan sebagai media harus cukup penting dan cocok untuk hal serupa

jia dilihat pada keadaan yang sebenarnya.

c. Media harus benar dalam arti harus menggambarkan situasi yang serupa jika dilihat

pada keadaan yang sebenarnya.

d. Media memiliki keserhanaan dalam arti tidak rumit sehingga sulit dipahami siswa.

e. Media harus sesuai dengan kecerdasan orang yang melihatnya.

f. Ukuran media harus diseuaikan dengan kebutuhan.

Agar siswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika dengan baik,

maka akan dibahas satu persatu sesuai dengan jenis media pembelajaran yang akan

digunakan.

1. Media grafis

Diantara media pendidiakn yang ada, media grafis adalah media yang paling umum

dipakai. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima

pesan media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan

gambar sebagai saran pertimbangan mengenai kehidupan sehari hari. Misalnya

menyangkut manusia, peristiwa, benda benda, tempat dan sebagainya. Media gambar

merupakan media sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari

pembiayaannya termasuk media yang murah harganya, media grafis (gambar) terdiri atas

gambar, bagan, digram, grafik, poster kartun dan komik.

Kelebihan media gambar :

Page 10: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

a. sifatnya konkrit

b. gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d. Media gambar dapat memperjelas suatu makalah dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah dan membetulkan

kesalahpahaman.

e. Media gambar murah harganya dan gamp-ang didapat serta digunakan tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Kelemahan media gambar.

a. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan belajar.

c. Ukuran yang sangat terbatas, tidak memadai untuk kelompok besar.

Optimalisasi media gambar :

a. Gunakan gambar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa (isi, kuran

dan warna).

b. Soal memegang atau memperhatikan gambar usahakan gambar gamber tersebtu jangan

sampai bergerak.

c. Hindari penggunaan gambar dalam jumlah dan jenis yang terlalu banyak, sebab hal ini

cenderung membingungkan siswa.

d. Arahkan perhatian siswa pada sebuah gambar kemudian ajukan beberapa pertanyaan

langsung dengan gambar tersebut.

e. Jika ingin memperhatikan gambar pada siswa tanpa pengawasan khusu dari guru

usahakan agar dapat keterangan tertulis pada bagian bawah dari gambar tersebut.

Page 11: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

3. Media Proyeksi

Pesan harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran yang

tyrermasuk media proyeksi dian antar lain slide, film, teransparansi, transi, dan proyektor

tak tembus cahaya, OHP, computer dan lain lain.

Kelebihan media proyeksi dian.

1. Menarik perhatian anak, karena penyajiannya berbeda dengan yang biasa dilakukan,

2. Dapat menyajikan berbagai gambar yang tidak disajikan oleh media lain.

Kekurangan media proyeksi

1. Harga mahal

2. Bergantun pada alat lain.

3. Memerlukan keahlian guru.

Optimalisasi media proyeksi :

1. Guru perlu mahir mengoperasikan alat – alat yang akan digunakan.

2. Perlu perencanaan yang matang agar pembelajaran terlaksana dengan baik.

3. Teruskan anak pada hal yang akan diajarkan.

2.6. Kerangka berpikir.

Agar siswa dapat berkonsentrasi di dalam proses pembelajaran diperlukan seorang

pendidik, menggunakan metode media atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Oleh karena itu berhasil atau tidaknya suatu perbuatan hanya tergantung pada

media pembelajaran. Untuk dapat menggunakan media yang baik, seorang guru harus bisa

menggunakan media sesuai dengan materi yang diajarkan, seperti pelajaran matematika kelas

XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin . Dengan menggunakan media pembelajaran yang

menarik diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan siswa

memiliki sesuai dengan apa yang diharapkan dan dirumuskan dalam kurikulum pendidikan.

Page 12: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

2.7. Hipotesis

Hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media

pembelajaran menarik dapat meningkatkan konsentrasi belajar matematika siswa kelas XII IPS2

SMA Negeri 15 Merangin.

Page 13: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin. Subyek penelitian

ini siswa kelas XII IPS2 yang berjumlah 17 orang siswa terdiri dari 11 orang laki laki dan 6

orang siswa perempuan.

b. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan

siklus III. Siklus II adalah refleksi dari siklus I dan siklus III refleksi dari siklus II.

Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan observasi yang telah dilaksanakan

pada siklus beriktunya dan ditetapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Tahapan dari 3 siklus tersebut antara lain :

Siklus I

Pada siklus I ini dialkukan pada 1 kali pertemuan pertama . pada pertemuan

pertama guru memberikan persepsi dan motivasi dengan cara memberikan

memperlihatkan media / alat yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi yang

dimaksud.

Siklus II

Pada siklus ini guru dan siswa bekerjasama. Guru meminta siswa secara

bergantian untuk mempraktekkan langsung / memegang langsung media gambar / alat

yang digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan siswa, dengan memegang,

melihat, meraba dan meneliti langsung melalui media yang dipakai guru. Siklus ke II ini

dilakukan pada pertemuan ke II yaitu minggu II.

SIklus III

Pada pertemuan ke III guru memberikan tugas latihan pribadi kepada siwsa

kemudian guru memperhatikan siswa dalam mengerjakan tugas latihannya. Yaitu :

keseriusan anak / siswa dsalam menyelesaikan tugas latihan. Guru memberikan tugas

Page 14: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

kelompok, guru memperhatikan kekompakan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan

tugas kelompok terutama konsentrasi siswa.

Perencanaan.

Pada tahap perencanaan ini diambil dari data awal pada materi sekaligus

pratindakan, menerapkan materi pelajaran sesuai dengan KTSP SMA Negeri 15

Merangin.

Di dalam perencanaan tindakan yang harus dilakukan adalah :

1. menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.(RPP).

2. menyediakan alat peraga / media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran.

3. melakukan monitoring.

4. memberikan test evaluasi.

5. menganalisis hasil evaluasi.

Pelaksanaan tindakan

Di dalam pelaksanaannya yaitu :

1. Pendahuluan / kegiatan awal.

memberikan motivasi dengan memerplihatkan dan menggunakan media yang menarik

seperti gambar / grafis, media tiga dimensi, media proyeksi diam, dan lingkungan.

2. Kegiatan inti

Guru bersama siswa meneliti, memberikan masukan / gagasan pemikiran dari siswa

sebagai bahan masukan melalui Tanya jawab dengan mengamati media yang dipakai

guru sebagai bahan informasi / perantara dari apa yang akan disampaikan.

3. Kegiatan akhir

Guru memberikan tugas latihan pribadi serta tugas kelompok kepada siswa kemudian

guru mengawasi / memperhatikan keseriusan siswa / konsentrasi siswa dalam

mengerjakan tugas tersebut. Setelah itu guru memberikan pujian kepada siswa yang baik

dalam mengerjakan latihan / tugas yang diberikan oleh guru.

Page 15: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

Observasi

Pemantauan proses belajar mengajar dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa

sebagai berikut :

1. Perhatian terhadap penjelasan guru.

2. Serius dan aktif bertanya

3. Aktif menjawab pertanyaan

4. Memberikan komentar terhadap jawaban teman

5. Kerjasamanya dengan teman

6. Aktif mengerjakan soal latihan

7. Siswa yang terlambat masuk kelas

8. Siswa yang sering keluar masuk saat pembelajaran berlangsung.

9. Siswa yang malas mengerjakan tugas.

10. Siswa yang izin keluar

11. Siswa yang suka mengganggu teman.

Data ini diambil melalui pengamatan langsung pada saat proses belajar mengajar

berlangsung pada setiap siklus / pertemuan dengan menggunakan lembar observasi.

Lembar observasi yang menunjukkan banyakknya siswa melakukan aktivitas yang positif

dan negative.

3.2.4. Refleksi.

Refleksi merupakn kegiatan belajar mengajar yang telah mengalami perubahan dari

kegiatan belajar sebelumnya yang dianggap dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa

di siklus yang sebelumnnya. Keputusan refleksi diambil berdasarkan hasil evaluasi dan

observasi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya.

3.2.5. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin Mulai

tanggal 2 januari 2017 - 28 Maret 2017. Penelitian ini disesuaikan dengan jam pelajaran

Page 16: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

matematika pada kelas XII IPS2 SMA Negeri 15 Merangin agar tidak mengganggu jam

mata pelajaran lainnya.

Page 17: Ptk dewil vi indra, s.pd (sman 15 merangin)

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar

Nurhadi, Pendekatan konstekstual (contextual teaching and learning), Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat PLP, 2002.

Angkowo, Robertus dan Kosasih A.2007. Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta : Grasindo.

Heinrich. 1996. Media Pembelajaran, mempengaruhi Minat dan Motivasi Anak Dalam Belajar.

Jakarta : Grasindo.

Corei dan Clark C.1988. Alat Bantu Pembelajaran sebagai Motivator Anak Untuk Belajar Lebih

Giat. Jakarta : Grasindo.

DJumanta Ely. 2007. Matematika SLTP. Jakarta : Multi Trust

Winata Putra, US.2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.