ptiriasis vesikolor, paronikia

60
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan tutorial keempat kami sebagai hasil dari diskusi tutorial pada Blok XVIII semester VI yang berjudul “Aduh gatal ih...”. Dalam skenario kali ini kami membahas hal-hal yang penting untuk diketahui dan dideskripsikan terkait dengan gangguan pada kulit. Kami juga membahas penyakit-penyakit infeksi yang dapat menyerang kulit. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario keempat ini serta learning objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami mengharapkan laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada para pembaca. Mataram, Juli 2010 1

Upload: tanrw

Post on 08-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

blok 18

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan tutorial keempat kami sebagai hasil dari diskusi tutorial pada Blok XVIII semester VI yang berjudul Aduh gatal ih.... Dalam skenario kali ini kami membahas hal-hal yang penting untuk diketahui dan dideskripsikan terkait dengan gangguan pada kulit. Kami juga membahas penyakit-penyakit infeksi yang dapat menyerang kulit. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan skenario keempat ini serta learning objective yang kami cari. Karena ini semua disebabkan oleh keterbatasan kami sebagai manusia. Tetapi, kami mengharapkan laporan ini dapat memberi pengetahuan serta manfaat kepada para pembaca.

Mataram, Juli 2010

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ....... 2 SKENARIO 4 ................... 3 KONSEP MAP....... 4 LEARNING OBJECTIVES...... 5 STRUKTUR KULIT ...... 6 PENDEKATAN DIAGNOSIS ....... 17 EFLORESENSI 21TINEA PEDIS ...... 27TINEA CRURIS . 32KANDIDIASIS .. 35PTIRIASIS VESIKOLOR 39TINEA KAPITIS . 41TINEA UNGUIUM .. 44PARONIKIA 46DAFTAR PUSTAKA 50

SKENARIO 4

KONSEP MAP

Diagnosis yang mungkin FRLokasi Karakteristik lesi Distribusi Onset Aspek lainnyaPENYAKIT DERMATOLOGIKPENYAKIT SEKUNDERMUNCUL SETELAH DIGARUK MUNCUL SBLM DIGARUKYATIDAKRUAM?GATAL

Tinea PedisTinea cruris Candidiasis intertriginosa Eritrasma

LEARNING OBJECTIVES 1. Pendekatan klinis penyakit kulit dan kelamin 2. Karakteristik efloresensi primer dan sekunder 3. DD : Definisi, etiologi, epidemiologi, faktor resiko, pathogenesis, Pemeriksaan fisik dan penunjang. 4. Terapi berdasarkan diagnosis yang ada

STRUKTUR KULIT Kulit atau integumen adalah organ terbesar di tubuh manusia. Pada dewasa, akan menutupi area seluas 1.5-2.0 m2 dan merupakan 15% dari total berat badan.

Fungsi kulit:a. Barierb. Sintesis viamin Dc. Fungsi sensorikd. Thermoregulasie. Fungsi sosial dengan menghasilkan ekspresi

Kulit terdiri atas 2 lapisan:1. Epidermis epitel squamous stratificatum2. Dermis jaringan ikat yang lebih dalam

Di bawah kulit, terdapat pula jaringan ikat lain yang disebut Hipodermis. Rata-rata kulit memiliki ketebalan 1-2mm, dengan rentang mulai dari 0.5mm di kelopak mata hingga 6 mm pada ujung bahu. Perbedaan ini sebenarnya terletak pada bagian dermis dari kulit.

Kulit diklasifikasikan menjadi:1. Kulit tebalTelapak tangan, telapak kaki memiliki Kelenjar Keringat tapi tidak memiliki Folikel Rambut atau Kelenjar Sebaseous2. Kulit tipisMenutupi bagian tubuh lain selain telapak tangan dan telapak kaki memiliki kelenjar keringat, folikel rambut & kelenjar sebasea.

(Klasifikasi ini dibagi hanya berdasarkan ketebalan lapisan epidermis, tanpa memperhatikan ketebalan bagian yang lain. Bagian yang menebal pada epidermisnya adalah bagian Stratum Corneum)

EPIDERMIS Adalah Epitel Skuamous Stratifikatum Terkeratinisasi. Oleh karena itu, permukaannya terdiri dari banyak sel-sel mati yang dipadati dengan protein Keratin Sebagian besar dari lapisan epidermis terdiri atas Keratinosit. Keratinosit yang mati akan tereksfoliasi ke bagian superfisial Seperti epitel lainnya, epidermis sedikit divaskularisasi oleh pembuluh darah dan bergantung pada difusi nutrisi dari jaringan ikat di bawahnya Terdapat ujung-ujung saraf untuk sentuhan (proprioseptif) dan nyeri (protopatik), namun sebagian besar sensasi pada kulit terdapat pada bagian dermis.

Epidermis terdiri dari 4 zona, kecuali pada kulit tebal dimana terdapat 5 zona. Lapisan epidermis dari basal ke superfisial adalah sebagai berikut:1. Stratum BasaleTerdiri dari 3 tipe sel, yaitu:a. Keratinosit Seperti namanya, sel ini berperan dalam mensintesis keratin kulit Sel ini mengalami mitosis dan menghasilkan sel-sel epidermal baru untuk menggantikan sel-sel yang mati yang akan tereksfoliasi (terkelupas) dari permukaan kulit = Sel induk. b. Melanosit Menghasilkan pigmen melanin dari asam amino tirosin. Pigmen yang dihasilkan akan ditangkap oleh keratinosit Melanosit yang ditangkap akan terakumulasi pada Sunny-Side ( sisi yg terpapar sinar matahari) dari nukleus keratinosit. Pigmen melanin ini akan melindungi DNA dari radiasi UV Orang kulit gelap dan kulit cerah memiliki jumlah pigmen melanin yang hampir sama. Orang dengan kulit gelap memiliki pigmen melanin yang banyak tersebar di permukaan keratinosit, sedangkan orang kulit cerah memiliki pigmen melanin yang menumpuk pada bagian nukleus sehingga warnanya tampak lebih cerah.

c. Sel Taktil (Sel Merkel)Merupakan reseptor rangsang sentuhan. Jumlahnya relatif sedikit.

2. Stratum Spinosum Terdiri dari beberapa lapis keratinosit. Sel yang paling dalam akan mengalami mitosis dan berperan dalam menggantikan sel-sel epidermis yang tereksfoliasi di permukaan kulit Keratinosit akan saling berikatan dengan Desmosome namun akan terus bergerak ke atas dan saling menjauh, sehingga secara histologis tampak seperti jembatan-jembatan atau duri duri = spine (asal nama stratum spinosum) Terdapat Sel Langerhans (Sel Dendritik) yang merupakan makrofag yang akan melindungi tubuh dengan menangkap antigen asing dan dibawa (presented) ke sistem imun

3. Stratum Granulosum (malpigi) Terdiri atas 2-5 lapis keratinosit yang pipih lebih banyak pada Kulit tebal Keratinositnya memiliki Granula Keratohyalin (granula = asal nama lapisan ini) granul ini memiliki protein yang berikatan dengan sitoskeleton sel dan mengkonversinya menjadi keratin Keratinosit pada stratum granulosum dan spinosum memproduksi Membrane-coating vessicle yang ditutupi lemak yang akan melindungi tubuh dari airCara kerja proteksi air:Vesikel melakukan eksositosis melepas glikolipid menyebar ke keratinosit melindungi kulit dari air dengan lapisan waterproof tersebut.

4. Stratum Lucidum Lucid = bening Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal Keratinositnya tersusun secara padat dengan adanya Eleidin Sel-sel pada lapisan ini tidak memiliki nukleus atau organel tampak bening

5. Stratum CorneumTerdiri atas 30 lapisan sel-sel matiLapsan kulit yang mengelupas atau tereksfoliasi (deskuamasi/flake-off) akan tampak seperti sisik-sisik kecil yang disebut Dander Dander + Minyak pada scalp = DANDRUFF (Ketombe)

Mekanisme Eksfoliasi KulitProses mitosis sebagian besar terjadi pada malam hari. Selama 30-40 hari, keratinosit akan terdorong semakin ke superfisial dari bagian basal seiring diproduksinya sel-sel kulit baru. Proses ini lambat pada lansia, namun lebih cepat jika terjadi cedera pada kulit. Penekanan mekanik akan menyebabkan multiplikasi keratinosit misal: memakai sepatu ketat, memakai banyak proses manual = kalus pada tangan atau kaki

DERMISTersusun sebagian besar atas Kolagen namun juga mengandung:a. Serat elastik dan retikulerb. Sel-sel jaringan ikat fibrosac. Pembuluh darahd. Kelenjar keringate. Kelenjar sebaseousf. Akar kukug. Ujung saraf sensorik

Otot-otot skeletal pada wajah akan berikatan dengan serat kolagen sehingga dapat menghasilkan berbagai ekspresi seperti tersenyum, mengerutkan dahi, dan berkedip. Batas antara lapisan dermis dan epidermis biasanya tampak jelas.

Terdapat 2 zona pada dermis, yaitu:1. Lapisan Papilaris 1/5 lapisan dermis Merupakan jaringan ikat longgar Akibat kelonggarannya memungkinkan pergerakan leukosit2. Lapisan Retikularis 4/5 lapisan dermis Batasan antara lapisan papilaris dan retikularis biasanya tampak tidak jelas Pada lapisan ini kolagen membentuk lapisan yang lebih tebal dengan lebih sedikit ruang Pada stretching kulit yang berlebihan, seperti pada orang obesa & ibu hamil akan menyebabkan robekan pada lapisan serat kolagennya sehingga menghasilkan striae.

HIPODERMIS Nama lainnya adalah: Jaringan Subkutan atau Fascia Superfisialis Batas antara dermis dan hipodermis biasanya tidak jelas, namun biasanya lapisan ini memiliki lebih banyak sel-sel adiposa. Ketika jaringan lemak mendominasi pada lapisan hipodermis, maka lapisan tersebut dinamakan Lemak Subkutan. Fungsinya antara lain: Mengikat jaringan yang ada di bawahnya Melindungi tubuh Reservoar energi Insulasi thermal Injeksi subkutan memiliki vaskularisasi yang tinggi sehingga obat yang diinjeksikan dapat terabsorpsi dengan cepat.

WARNA KULITTerdapat 3 jenis pigmen yang berperan dalam pewarnaan kulit:1. Hemoglobin Pigmen merah yang pada pembuluh darah dermal/kulit Pada bagian tertentu di tubuh akan tampak kemerahan, seperti di bibir karena memiliki lebih banyak pembuluh darah yang superfisial

2. Melanin Terdapat di stratum basale & spinosum Melan = hitam Pada kulit gelap melanin terakumulasi di permukaan sel keratinosit Pada kulit cerah melanin terakumulasi lebih ke dekat inti nukleus Sinar UV akan menstimulasi produksi melanin oleh melanosit sehingga akan tampak kulit yang lebih gelap (Suntan) >> seiring waktu, kulit yang gelap akibat paparan sinar matahari akan kembali menjadi normal seiring dengan proses eksfoliasi sel-sel keratinosit

3. KarotenBerasal dari kuning telur dan sayuran berwarna oranye dan kuning. Menyebabkan warna kekuningan pada kulit.

RAMBUT DAN KUKU Keratin ada dua jenis:a. Soft Keratin komponen dari Stratum Korneumb. Hard Keratin rambut dan kuku Rambut dan kuku adalah organ aksesoris Rambut dan kuku sebagian besar tersusun atas sel-sel terkeratinisasi (sel keratinosit) yang sudah mati

1.RAMBUTRambut atau yang juga disebut sebagai pilus atau pili, adalah filamen tipis yang terdiri atas sel-sel keratinisasi yang tumbuh di dalam tabung-tabung pada kulit yang disebut Folikel. Rambut ditemukan hampit pada seluruh permukaan tubuh kecuali pada bibir, puting, bagian genital, kulit palmar & plantar, permukaan lateral jari-jari dan segmen distal jari.

Selama siklus kehidupan, akan terdapat 3 jenis rambut:a. Lanugo unpigmented; 3 bulan terakhir fetus berada di dalam kandunganb. Vellus menggantikan lanugo, serupa, juga unpigmented; muncul saat bayi lahirc. Terminal Hair tebal, panjang dan kokoh; menggantikan vellus khususnya pada saat pubertas

Selain rambut pada kepala, bulu mata dan alis, sebagian besar rambut manusia tersusun atas Vellus.> Pada anak-anak selain yang disebutkan di atas, rambut yg ada pada tubuhnya adalah vellus> Pada wanita 2/3 rambutnya adalah vellus> Pada pria 1/9 rambutnya adalah vellus

Struktur Rambut Rambut tampak terbagi atas 3 zona:1. Bulbus bagian yang menggembung, berasal dari dermis2. Akar Rambut bagian rambut yang terdapat di dalam folikel rambut3. Batang proporsi rambut yang terdapat di luar kulit Terdapat papilla dermal yang memberikan nutrisi pada rambut Walaupun terkadang zat-zat yang dikonsumsi bisa terakumulasi di rambut, selain di dalam sirkulasi darah (seperti merkuri, arsenik, dsb), tidak ada zat yang diaplikasikan secara eksternal dapat memberikan nutrisi pada rambut karena rambut tersusun atas sel-sel keratinosit yang mati.

Struktur rambut pada potongan cross-sectional terdiri dari:1. Medulla bagian dalam/core, sel-sel longgar, terdapat udara2. Korteks sel-sel keratin yang padat3. Kutikula bagian yang tampak berlapis-lapis seperti atap yang mencegah tercabutnya rambut Ketika rambut dicabut, bagian yang berwarna putih pada pangkalnya adalah bagian dari folikel rambut. Dari potongan cross-sectional, kita juga bisa mengetahui jenis rambut:1. Jika tampak bundar rambut lurus2. Jika tampak oval rambut bergelombang3. Jika tampak pipih rambut keriting

Warna RambutWarna rambut dipengaruhi oleh granul pigmen yang terdapat pada korteks rambut:1. Rambut hitam & cokelat Eumelanin (jenis dari melanin)2. Rambut pirang sedikit eumelanin, terdapat Pheomelanin dalam jumlah sedang3. Rambut merah sedikit eumelanin, banyak pheomelanin4. Rambut putih tidak ada pigmen pada korteks dan adanya udara dalam medula

2.KUKU Kuku adalah derivat dari Stratum Korneum yang tampak bening Kuku tersusun atas sel yang berbentuk seperti sisik yang sangat tipis dan sudah mati, yang tersusun rapat dan terisi dengan serabut paralel Hard Keratin Struktur anatomis dari kuku:Nail Bed (Bantalan Kuku)Kulit dimana kuku terletak (rest)

Nail Plate (Lempeng Kuku)a.Root (akar)

b.Body (Badan)c.Free edge (ujung bebas)Bagian terkeratinisasi dari kuku yang tampak beningBagian ujung proksimal kuku, di bawah Nail Fold (Lipatan Kuku)

Bagian mayor dari Nail Plate, menutupi Nail bedBagian dari Nail Plate yang memanjang keluar dari jari

HyponychiumEpitel pada Nail Bed

Nail Fold (Lipatan Kuku)Lipatan kulit pada margin Nail Plate

Nail Groove (Lubang Kuku)Lubang dimana Nail Fold bertemu dengan Nail Plate

EponychiumEpiderrmis yang mati yang menutupi ujung proksimal kuku (disebut juga Kutikula)

Nail Matrix (Matriks Kuku)Zona pertumbuhan (mitosis) pada bagian proksimal kuku, berhubungan dengan Stratum Basale dari epidermis

LunulaBagian pada dasar kuku yang tampak seperti bulan sabit yang berwarna putih

KELENJAR KUTANEUS

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)Keringat berasal dari filtrate protein-free dari plasma darah yang diproduksi oleh porsi sekretorik pada kelenjar keringat. Keringat 99% terdiri atas air. Sebagian besar NaCl akan direabsorpsi kembali dari filtrat ini dan sebagian akan dikeluarkan. Terdapat komponen lain dalam keringat, yaitu ion kalium, urea, asam laktat, ammonia, dan NaCl (Garam).

Terdiri dari kelenjar keringat Mesokrin dan Apokrin:a. Mesokrin Berperan dalam perspirasi untuk cooling down Banyak ditemukan pada telapak tangan, telapak kaki, dahi Berujung pada pori-pori Terdepat Sel Mioepitel yang akan memeras kelenjar keringatb. Apokrin Berujung pada folikel rambut Terdapat pada selangkangan, sekitar anus, aksilla, areola, janggut orang Korea tidak memiliki kelenjar ini pada regio aksillanya, pada orang Japang jarang ditemukan orang yang memiliki kelenjar ini Sekresi dari kelenjar ini merupakan respon dari stress dan stimulasi seksual Baru muncul setelah pubertas Tidak beraroma akan tetapi bisa berbau (Bromhidrosis) jika ada bakteri Memproduksi Pheromones yang juga berperan dalam pertumbuhan rambut aksila, pubis & janggut.

2. Kelenjar Sebasea Menghasilkan sekresi berminyak yang disebut Sebum Sebum berperan dalam menjaga kelembapan kulit Bermuara pada folikel rambut seperti kelenjar apokrin

3. Kelenjar Serumen Hanya terdapat pada telinga eksternal Sekretnya akan bersatu dengan sebum dan sel-sel mati yang kemudian membentuk Earwax atau Serumen Duktusnya seperti pada kelenjar keringat mesokrin bermuara pada permukaan kulit Berfungsi agar fungsi membran telinga normal, memberikan efek waterproof pada saluran telinga, memiliki efek bakterisidal

4. Kelenjar MammaeModifikasi kelenjar apokrin yang hanya terdapat pada wanita

PENDEKATAN DIAGNOSIS Hal penting yang terkait di skenario : laki-laki, usia 19 tahun, gatal di sela jari kaki dan tangan serta daerah selangkangan, Sejak 3 bulan terakhir, Dari selangkangan menyebar ke paha, Dari pemeriksaan: lesi pada daerah inguinal dan anogenital berupa makula eritema, pustule dan erosi. sela jari papul dan pustulePenjelasan gejala di skenario :Gatal di sela jari kaki & tangan serta selangkangan: Sela jari kaki & tangan, selangkangan daerah lipatan tubuh, cenderung lebih lembab jamur & mikroorganisme lebih gampang berkembang biak Gatal di selangkangan yang menyebar ke paha : akibat proses garukan mikroorganisme menyebar ke daerah sekitar Lesi di inguinal & anogenital Makula eritema : daerah terbatas yg tdk meninggi, ditandai perubahan warna kulit reaksi tubuh terhadap infeksi Pustule : kumpulan nanah di bawah epidermis reaksi tubuh terhadap infeksi, merupakan leukosit mati yang menumpuk di bawah epidermis Erosi : hilangnya bagian kulit yang sangat dangkal, epidermis saja, sembuh tanpa jaringan parut merupakan lesi sekunder, akibat proses evolusi penyakit, garukan, infeksi Lesi di sela jari Papul : tonjolan kecil superfisial pada kulit, batas tegas & padat (d < 0,5 cm) merupakan reaksi imunitas tubuh terhadap infeksi Pustule : merupakan kumpulan nanah di bawah epidermis reaksi tubuh terhadap infeksi, merupakan leukosit mati yang menumpuk di bawah epidermis

Yang perlu ditanyakan & dilakukan pada anamnesis & pemeriksaan fisik 1. Riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat, RPK, RPD, kebiasaan tertentu (pekerjaan, dsb)2. Inspeksi (kaca pembesar) : kulit menyeluruh & derivatnya, dilihat :Lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas, efloresensi khusus3. Palpasi : tanda radang, indurasi, fluktuasi, pembesaran kelenjar regional4. Pemeriksaan umumBerikut adalah skema yang dapat digunakan :

Diagnosis menurut lokasi :

Jadi, berdasarkan data di scenario, kita masih belum bisa mendiagnosa secara pasti, sedangkan diferensial diagnosis yang bisa disimpulkan adalah : Tinea kruris Tinea pedis (et manus) Eritrasma Kandidiasis intertriginosa

EFLORESENSI MORFOLOGI EFFLORESENSI

PRIMER1.Makula Ruam yang hanya berupa perubahan warna kulit tanpa disertai adanya peninggian permukaan kulit, contoh: tinea versikolor, drug eruption karena penolphtalein Terdiri dari beberapa jenis makula eritema, hiperpigmentasi, hipopigmentasi

2.Papula Penonjolan padat, ukuran 5mm Tumor = ukurannya lebih besar dari nodul

4.Vesikula Gelembung berisi cairan dgn ukuran 5mm misal: luka bakar, pemfigus Ada yang hemoragik (berisi darah)

6.PustulaVesikel yang berisi nanah misal: varisela, variola, psoriasis pustulosa

7.UrtikaPenonjolan permukaan kulit akibat edema setempat dan akan hilang secara perlahan-lahanContoh = dermatitis medikamentosa, gigitan serangga

8.KistaPenonjolan di atas permukaan kulit berupa kantung yang berisi cairan serosa, setengah padat atau padat

SEKUNDER1.Skuama Pelepasan lapisan tanduk (stratum korneum) dari permukaan kulit tampak bersisik Bisa bersisik halus (TV), sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis) Bisa berwarna putih (psoriasis), cokelat (TV), seperti sisik ikan (iktiosis)

2.Krusta Cairan tubuh yang sudah mengering di atas permukaan kulit nanah, darah, dsb Misal = impetigo (infeksi stafilokokus aureus) Bisa berwarna hitam (asal nekrosis), merah (asal darah) atau cokelat (asal nanah, darah)

3.Erosi Hilangnya bagian epidermis hampir sampai stratum spinosum Misal = dermatitis kontak

4.Ekskoriasi Hilangnya bagian epidermis sampai papila dermal Misal = dermatitis kontak

5.Ulkus Hilangnya bagian epidermsi hingga dermis Misal = ulkus tropikum, ulkus durum

6.Parut (sikatrik) Jaringan ikat yang menggantikan epidermis atau dermis yang hilang Jika lebih cekung dari permukaan kulit = sikatrik atrofi Jika lebih menonjol dari permukaan kulit = sikatrik hipertrofi Bisa pula sikatrik rata

7.KeloidHipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas

1

8.Abses Berupa kantong berisi nanah di dalam jaringan Misal : abses bartolini

9.Likenifikasi Penebalan kulit sehingga garis-garis kulit terlihat jelas Misal = prurigo

10.Guma Kerusakan kulit yang destruktif, kronik dan dengan penyebaran serpiginosa Misal = sifilis gumosa

11.Hipopigmentasi Misal: Skleroderma, Vitiligo12.Hiperpigmentasi Misal: melasma, pasca inflamasi

EFFLORESENSI KHUSUS1.Kanalikuli Ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum korneum, misal: skabies2.Milia (White Head) Penonjolan permukaan kulit akibat penyumbatan saluran sebasea3.Komedo (Black Head) Bintik hitam yang timbul akibat oksidase udara terhadap sekresi kelenjar sebasea pada permukaan kulit4.Eksantem Ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak bertahan lama Misal = demam berdarah5.Roseola Eksantem lentikular berwarna merah sifilis, frambusia6.Purpura Perdarahan di dalam atau di bawah kulit yang tampak kemerahan dan tidak hilang pada penekanan kulit Contoh petekie

SIFAT-SIFAT EFFLORESENSI

1. Ukurana) Miliar sebesar kepala jarum pentulb) Lentikular sebesar kacang jagungc) Numular sebesar uang logam 100 rupiahd) Plakat lebih besar dari numular

2. Gambarana. Linear seperti garis lurusb. Sirsinar/Anular seperti melingkarc. Arsinar bulan sabitd. Polisiklis seperti bungae. Korimbiformis hen and chicken configuration

3. BentukBundar, Lonjong, Serpiginosa, Herpetiformis (seperti dermatitis herpetiform), Konfluen (beberapa ruam kecil bergabung menjadi satu ruam besar), iris formis

4. Lokalisasi Penyebarana) Soliter hanya satu lesi (ulkus durum)b) Multipel lesi banyak (varisela)c) Regional menyerang satu regio tubuh (urtikaria, prurigo)d) Diskrit lesi terpisah-pisah satu sama laine) Simetris kedua belahan tubuh yang sama (dermatitis medikamentosa)f) Bilateral menyerang kedua belahan badan (varisela, variola)g) Unilateral hanya satu sisi (herpes zoster)h) Universal seluruh bagian tubuh terkenai) Generalisata seluruh atau haampir seluruh tubuh terkena (eritroderma sebagian besar tubuh berskuama)

TINEA PEDISDefinisiTinea pedis adalah infeksi dermatofitosis pada kaki dengan karakteristik eritema, scaling (skuama), makula dan/atau bula. Pada sebagian besar kasus, biasanya berawal dari infeksi di kaki kemudian dapat menyebar ke daerah inguinal (tinea cruris), tubuh (tinea corporis), tangan (tinea manuum). EtiologiTinea pedis biasanya menembus epidermis dan kemudian bakteri staphylococcus aureus atau streptococcus grup A (GAS) masuk menginfeksi, yang menyebabkan infeksi lokal atau menyebar seperti cellulitis atau lymphangitis.EpidemiologyPaling sering terjadi pada usia 20-50 tahun. Lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita.Faktor Resiko Sering memakai sepatu tertutup Perawatan kaki yang buruk Pekerjaan yang kakinya sering basah Keringat berlebihan Lingkungan yang lembabGejala Klinis1. Interdigitalis (tinea pedis yang tersering)Di antara jari IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering terlihat maserasi. Aspek klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehinga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas, yang disertai gejala-gejala umum.2. Moccasin FootPada seluruh kaki, dari telapak, tepi hingga punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik. Eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. Pada bagian tepi lesi dapat pula terlihat papul dan kadang-kadang vesikel.3. Bentuk SubakutPada bentuk ini terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat dimulai pada daerah sela jari, kemudian meluas kepunggung kaki atau telapak kaki. Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Infeksi sekunder dapat terjadi juga pada bentuk ini, sehingga dapat menyebabkan selulitis, limfangitis, dan kadang-kadang menyerupai erisipeles. Jamur terdapat pada bagian atap vesikel. Untuk menemukannya sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk diperiksa secara sediaan langsung atau dibiak.DiagnosisPemeriksaan Fisika. Interdigitalis Ada 2 pola:1. Scaling keringTerdapat eritema dan scaling diantara sela jari kaki.

2. Type Interdigital maceratedTerlihat hiperkeratotik dan terjadi maserasi diantara sela jari keempat dan kelima pada orang yang berkulit hitam dengan plantar keratoderma dan hyperhidrosis. Warna kehijau-hijauan disebabkan oleh infeksi Pseudomonas aeruginosa pada daerah intertriginosa yang basah. b. Tipe Moccasin (area sepatu)Terlihat eritema, scaling putih, dan hyperkeratosis. Distribusi pada telapak kaki, dan punggung kaki (area sandal selop), bisa mengenai satu atau kedua telapak kaki.Eritema berbatas tegas pada telapak kaki dengan keratoderma ringan pada distal/lateral subungual, onychomycosis, khas pada infeksi T. rubrum.

Hiperkeratosis dan scaling terlihat pada punggung kaki mencakup bagian moccasin (area sepatu).

c. Tipe inflamasi/BullousVesikel atau bula yang berisi cairan bening. Nanah terdapat pada infeksi S. aureus sekunder atau group A streptococcus. Setelah rupture, erosi, akan terlihat permukaan yang kasar dan berbentuk garis bulat seperti cincin. Dostribusi: telapak kaki, instep, dan sela jari kaki. Ruptur vesikel, bula, eritema, dan erosi pada telapak kaki. Pada sebagian kasus onychomycosis yang biasanya terlihat pada infeksi oleh T. mentagrophytes.TerapiObat yang digunakan : Terbinafine 250 mg qd selama 14 hari Itraconazole 200 mg bid selama 7 hari Fluconazole 150-200 mg qd selama 4-6 minggua. TopicalDigunakan dua kali sehari selama 2-4 minggu.b. SistemikIndikasi memberikan obat sistemik jika infeksinya luas, jika pengobatan topikal gagal, atau untuk tipe tinea unguium dan moccasin.

PrognosisPerkembangan menjadi kronik bisa menyebabkan lymphangitis atau cellulitis, terutama pada pasien yang vaskularisasinya terganggu. Tanpa pencegahan yang baik, bisa terjadi kekambuhan.

PencegahanPenggunaan sepatu ketika berpergian dan mencuci kaki dengan benzoyl peroxide langsung setelah membuka sepatu.

TINEA CRURIS DefinisiAdalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya (lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus). Etiologi dan epidemiologiEtiologi : sering kali oleh E. Floccosum, namun dapat pula oleh T. Rubrum dan T. Mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak langsungUmur: kebanyakan pada dewasaJenis kelamin: pria lebih sering dari wanitaRas: terdapat di seluruh duniaDaerah : paling banyak di daerah tropisMusim/iklim: musim panas, banyak berkeringatKebersihan: kebersihan yang kurang diperhatikanKeturunan: tidak berpengaruhLingkungan: lingkungan yang kotor

GejalaPerjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal hebat pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia; ruam kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat.

Pemeriksaan kulitLokalisasi: regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum, sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.Efloresensi : makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif, terdiri dari papula atau pustula. Jika kronik, makula menjadi hiperpigmentasi dengan skuama di atasnya.

Gambaran histopatologiTidak khas

Pemeriksaan penunjangKerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak eleman jamur seperti hifa, spora dan miselium

Diagnosis banding1. Eritrasma : batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas dengan sinar wood2. Kandidiasis: lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesi-lesi satelit3. Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal dan berlapis-lapis

TatalaksanaSeperti pengobatan jamur lainnyaTopikal : salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misalnya asam salisilat, asam benzoat, sulfur dan sebagainya. Sistemik : diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama 2-3 minggu atau ketokonazol 100 mg/hari selama 1 bulan

PrognosisBaik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

KANDIDIASIS DefinisiPenyait jamur yang bersifat akut atau subakut yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans EpidemiologiPenyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga tidak diketahui data-data penyebabnya dengan tepat. EtiologiPenyebab tersering adalah Candida albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses individu normal. KlasifikasiBerdasarkan tempat yang terkena: Kandidiasis kutis Lokalisata: -daerah intertriginosa -daerah periananal Generalisata Paronikia dan onikomikosis Kandidiasis kutis granulomatosaPatogenesisInfeksi kandidiasis dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik eksogen maupun endogen. Faktor endogen1. Perubahan fisiologika. Kehamilan karena pH dalam vaginab. Kegemukan karena akan timbul lebih banyak keringatc. Debilitasd. Iatrogenike. Endokrinopati gangguan pada gula darah f. Penyakit kronik tuberkulosa, lupus eritaematosus, dengan keadaan umum yang buruk.g. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna.Faktor eksogena. Iklim panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkatb. Kebersihan meningkatc. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamurd. Kontak dengan penderita, misalnya trush, balanoposititis Gejala klinisKandidiasis kutis Gatal hebat disertai panas seperti terbakar, terkadang nyeri jika ada infeksi sekunder. Efloresensi Daerah eritematosa erosif, kadang kadang dengan papula bersisik pada keadaan kronik, dasar-dasar likenifikasi, hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan terkadang berfisura. Berdasarkan lokasi Kandidiasis intertriginosaLesi di daerah lipatan kulit ketiak, paha, intergluteal, lipar payudara antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilikus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritaematosa. Kandidiasis perianal Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani Kandidiasis genaralisataLesi terdapat glabrous skin, biasanya juga dilipatan payudara, intergluteal, dan umbulikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia.Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering teradapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagian atau mungkin karena gangguan imunologik. Diagnosis AnamnesisDitentukan gejala-gejala yang disebutkan diatas serta adanya beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan infeksi kandidiasis. Pemeriksaan fisikDitemukan efloresensi khas diatas yang dapat mengarahkan kepada gejala kandidiasis. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan langsungKerokan kulit atau usapan mukokutan dioeriksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram, dari pemeriksaan mikroskopik ditemukan sel ragi, blastospora, dan hifa semu. Kultur: identifikasi organisme penyebab.

Penatalaksanaan Kandidiasis Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghindari faktor predisposisi yang dapat menimbulkan infeksi kandidiasis, karena dapat juga menghambat kandidiasis. Pengobatan dapat lokal atau sistemik. Pengobatan lokal diberikan pada tempat infeksi pemilihan pengobatan local terlebih dahulu dikarenakan efek samping yang ditimbulkan akan lebih sedikit dibanding pengobatan sistemik. Selain itu risiko kandida menjadi resistan terhadap obat lebih rendah.

Tatalaksana, antara lain : 1. Larutan gentian 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari 2. Nistatin3. Amfoterisin B 0,5 - 1 mg/ kg BB dengan pemberian intavena untuk kandidiasis sistemik4. Golongan azol menghambat 14-- demetilase, enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol, yang merupakan sterol utama membran sel jamur. Pada konsentrasi tinggi, azol menyebabkan K+ dan komponen lain bocor keluar dari sel jamur.a. Sistemik diberikan ketokonazol 2 kali 200 mg selama 5 hari. b. Topikal mikonazol 1-2%, serta ekonazol 1-2 % dalam bentuk krim dan larutan.

PITIRIASIS VESIKOLOR A. DefinisiMerupakan penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut. B. SinonimTinea versikolor, Kromofitosis, dermatomikosis, liver spots, tinea flava, pitriasis versikolor flava dan panu.C. Epidemiologi Merupakan penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis. Penyakit ini sering terlihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi.D. Faktor Resiko Faktor hereditas Penderita yang sakit kronik Penderita yang mendapat pengobatan steroid, dan Malnutrisi.E. PatogenesisPada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitriasis versikolor ialah Pityrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau pityrosporum ovale yang berbentuk ovale. Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media dan kelembaban.Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan diantaranya oleh defisiensi imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara, dan keringat. F. Gejala Klinis Kelainan biasanya asimptomatik Sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan. Terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur sampai teratur. Berfluoresensi bila dilihat dengan lampu wood. Bentuk papulo-vesikuler dapat terlihat walaupun jarang. Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan datang berobat. Pseudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita.G. DiagnosisDiagnosis ditegakan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan lampu Wood , dan sediaan langsung.Gambaran klinis yang ditemukan seperti pada gejala klinis diatas, fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan dan pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok.H. Diagnosis BandingPenyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis, achromia parasitik, morbus Hansen, pitiriasis alba, serta vitiligo.I. PengobatanPengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obatan yang dipakai misalnya; Suspensi selenium sulfide dapat dipakai sebagai sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokan pada lesi dan didiamkan 15-30 menit, Sebelum mandiObat-obat lain yang berkhasiat terhadap penyakit ini adalah; Salisil spiritus 10% Derivat-derivat azol misalnya mikonazol, klotrimazol,isokonazole dan ekonazol Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20% Tolsiklat Tolnaflat HaloproginJika sulit disembuhkan ketokonazol dapat dipertimbangkan dengan dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari.J. PrognosisPrognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif.

TINEA KAPITIS DefinisiTinea kapitis adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit kepala dan rambut.Penyebab dan epidemiologi Penyebab: Golongan dermatofita, terutama T. rubrum, T. metagrophytes dan M. gypseum. Umur: Umumnya pada anak-anak sekolah dasar. Jenis kelamin: Anak pria lebih banyak daripada anak wanita. Bangsa: Semua bangsa dapat terkena. Daerah: Lebih banyak apada daerah beriklim panas. Kebersihan: Kebersihan yang buruk dan kontak dengan binatang peliharaan seperi anjing atau kucing yang berperan dalam penularan. Lingkungan: lingkungan yang kotor dan panas; serta udara yang lembab ikut berperan dalam penularan.Gejala singkat penyakitBiasanya memberi keluhan gatal atau nyeri di kulit kepala atau rambut.Pemeriksaan kulitLokalisasi: Daerah kulit kepala dan rambutEfloresensi: Bergantung jenisnya :1. Gray patch ring worm : papula-papula miliar sekitar muara rambut, warna rambut menjadi abu-abu, rambut mudah putus sehingga terjadi alopecia.2. Black dot ring worm : infeksi jamur dalam rambut (endotriks) atau di luar rambut (eksotriks), rambut putus tepat pada permukaan kulit, meninggalkan makula coklat berbintik hitam, dan warna rambut sekitarnya menjadi suram. 3. Kerion : pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil dengan skuama akibat radang lokal, rambut putus dan muda dicabut.4. Tinea favosa : bintik-bintik berwarna merah kuning ditutupi oleh krusta yang berbentuk cawan (skutula). Berbau busuk (mousy odor), rambut di atasnya putus-putus dan mudah dicabut.

Pemeriksaan laboratorium1. Sinar Wood : fluoresensi kehijauan.2. Media agar Sabouraud : pembiakan skuama.3. Kerokan kulit dengan KOH 10% : terlihat hifa atau spora dan miselium.Preparat langsung dari rambut : hifa atau spora di dalam rambut (endotriks) atau d luar rambut (eksotriks).Diagnosis banding1. Alopesia areata (dengan bentuk black dot), biasanya kulit tampak licin dan berwarna coklat.2. Dermatitis seboroika (dengan bentuk tinea favosa), rambut tampak berminyak, kulit kepala ditutupi skuama yang berminyak.3. Psoriasis (dengan bentuk tinea favosa), sisik (skuama) tebal, berwarna putih mengkilat dan bersifat kronik residif.Tatalaksana Sistemik : Griseofulvin 10-25 mg/ kg BB ; dewasa 500 mg/hari. Ketokonazol 5-10 mg/kg BB; dewasa 200 mg/hari selama 7-14 hari. Topikal : Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimikotik seperti asam salisilat, asam benzoat, dan sulfur presipitatum. Obat-obat derivat imidazol 1-2 % dalam krim atau larutan dapat menyembuhkan, demikian pula ketokonazol krim atau larutan 2 %.

TINEA UNGUIUM Definisi Kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita.EtiologiTrichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.EpidemiologiUmur ; lebih sering pada orang dewasaKlasifikasiTerdapat 4 klasifikasi ; Onikomikosis subungual distalBiasanya didahului oleh adanya dermatofitosis/ kandidiasis palmaris atau plantaris. Proses tersebut menjalar kearah proksimal dalam dasar kuku dan menyerang bagian ventral lempeng kuku dan mengakibatkan hyperkeratosis subungual yang melepaskan lempeng kuku dari dasar kuku. Apabila proses berlanjut lempeng akan menimbulkan kuku yang distrofik progresif Onikomikosis superficial putih ( leukonikia trikofita )Hanya mengenai kuku jari, Penyebabnya T. Mentagrophytes. Dimulai dengan bercak putih berbatas tegas pada lempeng kuku selanjutnya kuku akan rapuh, jarang ditemukan pada lapisan superfisial. Onikomikosis subungual proksimalPenyakit ini diawali dengan invasive jamur pada stratum korneum lipatan kulit proksimal kemudian ke lempeng kuku. Penyebabnya T rubrum. Onikomikosis subungual proksimal sering dianggap sebagai tanda suatu defisiensi imunitas Onikomikosis kandidaMerupakan perluasan dari kandidiasis mukokutan kronik. Penyakit ini mengenai kuku jari tangan dan jari kaki, invasive jamur melalui sel epitel hiponikium pada umumnya mengenai seluruh lempeng kuku. Permukaan kuku menjadi buram dan kasar serta beralur. Warna kuku menjadi coklat kekuningan kadang terdapat peradangan paronikia disekitarnya.

Manifestasi KlinisLokalisasinya : Semua kuku jari tangan dan kakiEfloresensinya : Kuku menjadi rusak dan rapuh serta berwarna suram, permukaan kuku menebal, dibawah kuku tampak detritus yang mengandung elemen-elemen jamur. Pada infeksi ringan hanya dijumpai bercak-bercak putih dan kasar dipermukaan kulit.Terapi Sistemik gliseofulvin, dosis anak 15-20 mg/kg BB/hari, dosis dewasa 500-1000 mg/hari selama 2-4 minggu Flukonasol 150 mg / hari selama 12 bulan Terbinavin 250 mg / hari selama 6-12 minggu Topikal Salep whitefield I,II Asam undersilenat dalam bentuk cairan Imidazol dalam bentuk cairan. Pengangkatan kuku secara kimiawi dengan urea 40%

PARONIKIA DefinisiParonikia adalah suatau reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan di sekitar kuku.EtiologiParonikia akut paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa, sedangkan Paronikia kronis disebab oleh jamur Candida albicans.EpidemiologiSering pada wanita, pekerjaan bar, pencuci, seringkali dijumpai pada penderita Diabetes Melitus dan malnutrisi. Pada anak disebabkan karena mengisap jari.Manifestasi Klinis Paronikia Akut Penyebab paronikia akut yang sering adalah: Staphylococcus aureus, (80%) sedangkan sisanya adalah Streptococcus dan bakteri gram negatif lain. Paronikia superfisial tampak sebagai daerah kemerahan, nyeri tekan di sekitar lipat kuku, bengkak, adanya abses intrakutikular atau sub kutikular dan dapat juga pada sisi lateral lipat kuku. Paronikia yang dalam memberikan gambaran pembengkakan yang nyeri bila ditekan dan selulitis hampir di seluruh jaringan proksimal kuku, yang paling sering dalam eponikium. Pada awal sebelum pengobatan antibiotika tidak terlihat adanya pus dan setelah pengobatan akan terbentuk pus yang terlokalisasi. Infeksi bakteri pada lipat kuku sering terjadi sekunder karena trauma seperti kebiasaan mengisap dan menggigit kuku, kesusuban atau tertusuk paku, adanya luka lama dan perawatan kuku yang salah dengan pemakaian alat yang tidak steril yang dapat mengakibatkan robeknya kutikula Paronikia Kronis Berdasarkan etiologinya dibagi menjadi primer dan sekunder. Pada keadaan primer ada nyeri dan pembengkakan lipat kuku lateral dan posterior, eritematosa tampak berkilat. Kutikula biasanya terlepas dari lempeng kuku yang merupakan gambaran diagnostik penting.Pada stadium awal lempeng kuku masih tampak normal; dengan proses lanjut daerah lempeng kuku bagian proksimal dan lateral mengalami perubahan warna bahkan distropi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita terutama pada usia 30-60 tahun. Kadang-kadang muncul pada anak-anak yang gemar mengisap jari tangannya.Etiologi dihubungkan dengan perendaman tangan dalam air yang berlangsung lama. Penyakit ini banyak terjadi pada ibu rumah tangga, tukang masak, perawat, orang dengan pekerjaan yang berhubungan dengan ikan seperti nelayan, penjual ikan, pekerja kantin (catering), penyakit sistemik yang merupakan predisposisi seperti kencing manis (DM)Peradangan ringan yang berlanjut pada lipat kuku sering diikuti serangan akut yang terbentuk bintik-bintik pus yang dapat diketahui dengan penekanan jaringan lipat kuku akan keluar material seperi keju. Pus terbentuk dalam kantong di bawah lipat kuku; tidak terlihat adanya abses dalam perinikium. Serangan akut dan kronis yang berulang-ulang menyebabkan perubahan warna lempeng kuku bagian proksimal dan lateral seperti warna kuning, coklat atau kehitaman. Perubahan warna ini disebabkan oleh dihidroksi aseton yang dihasilkan organisme dalam lipat kuku. Pseudomonas memberikan warna khusus hijau atau biru tergantung dari spesies Pseudomonas. Pseudomonas pyocyanea memberikan warna hijau karena pigmen piosianin, sedangkan Pseudomonas aeruginosa warna hijau.

Paronikia Candida mempunyai tanda sebagai berikut : 1. Kurangnya rasa sakit. 2. Pada perabaan kurang hangat, jika dibandingkan dengan paronikia bakterial. 3. Tidak adanya pus atau nanah. 4. Berjalan secara kronis. 5. Sering disertai onikolisisPada paronikia Candida, lempeng kuku dipengaruhi secara sekunder. Lempeng kuku kelihatan lebih gelap, cembung, kadang-kadang lebih tipis, jarang terdapat adanya sub ungual hiperkeratosis. Sedangkan pada Candidiasis kuku klinis ditandai dengan adanya sub ungual hiperkeratosis. Gambaran klinis Candidiasis kuku sulit dibedakan dari tinea unguium. Perbedaan dapat diketahui dengan cara biakan jamur dengan adanya jamur Candida dan respon pengobatan yang tidak baik dengan griseofulvin. Sedangkan pada tinea unguium, biakan tumbuh jamur penyebab dermatofit, respon pengobatan dengan griseofulvin membaik. Pada Paronikia sekunder, infeksi kuku biasanya disebabkan oleh : Hendersonula toruloidea atau Scytalidium hyalinum. Mekanisme terjadinya paronikia kronis sekunder serupa dengan paronikia primer. Gangguan pertama berupa lepasnya eponikium dari lempeng kuku akibat perendaman dalam air yang berlangsung lama. Paparan tersebut menyebabkan kutikula lunak dan akhirnya lepas, sehingga terjadi invasi bakteri dan jamur

Terapi Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri, pengobatan pilihan preparat flucloxacilin 4 x 250 mg/hari. Umumnya berhasil baik. Bila terbentuk pus dilakukan drainase dengan tidak mengabaikan 5 prinsip pengobatan infeksi tangan yaitu : 1. Pemberian antibiotik 2. Istirahat dan elevasi bagian yang terkena infeksi 3. Pengenalan lebih dini adanya pus dan daerah pus yang tepat 4. Keluarkan pus, kalau perlu dilakukan debridemen pada ruang abses 5. Pengobatan yang adekuat setelah tindakanPada Paronikia superfisial umumnya pus terlokalisasi dan terlihat dengan jelas : dapat dilakukan drainase dengan insisi bentuk bayonet atau skalpel lancip yang tajam dimasukkan ke dalam sulcus dengan sudut oblique, dilakukan harus sejajar dengan lempeng kuku. Setelah drainase maka dikompres dengan larutan garam fisiologis hangat untuk memacu drainase luka; pada beberapa kasus cukup dilakukan kompres dan antibiotik Neosporin topikal. Posisi jari yang terinfeksi diistirahatkan dalam posisi fleksi untuk memercepat penyembuhan luka.Pada Paronikia dalam, sering ditemukan gejala klinis pembengkakan, eritem tanpa titik pus yang jelas; dapat diberikan antibiotika yang sensitif seperti kloksasilin atau eritromisin. Setelah diberikan antibiotika dan kompres hangat akan terjadi pus yang terlokalisata, kemudian terjadi drainase spontan melalui lekukan lipat kuku, atau dapat dilakukan insisi seperti Paronikia superfisial. Mengingat infeksi Paronikia kronis penyebabnya kebanyakan Candida albicans pemakaian anti jamur dalam bentuk tingtur dipakai 2x sehari yaitu : larutan klotrimoksasol, haloprigin atau mikonazol. Pemakaian kombinasi anti jamur yang lebih cepat dengan lotrisone secara topical. Dapat dengan pemakaian gentamisin pada siang hari dan nystatin topikal pada malam hari.

DAFTAR PUSTAKA 1. Saladin, Kenneth S. 2003. Anatomy and Physiology: The Unity of Form and Function. 3rd Edition. The McGraw-Hill Company : Philadelphia2. Graham-Brown, Robin., Burns, Tony. 2005. Lecture Notes on Dermatology: Eight Edition. Erlangga : Jakarta3. Budimulja, U. 2002. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta4. Siregar R.S., 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi 2. EGC : Jakarta5. Djuanda, adhi. dkk. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta