prosiding penelitian

13
ISBN: 978-602-14729-0-3 PROSIDLNO: SEMINAR HASIL PENELITIAN LEMBA (5A PEN: UNIVERSITAS NEQERI MEDAN TAHUN 2( BIDANQ SAIN, TEKNOLQGI, SOSIAL, Bi HUMANIORA k gwKBIk! fw . * C * £ S NE© « . I H V m ‘ O l nr J j :w p "'V' ■ ' JÊÊÊL f flHV JlK \ *4 UNI (Y EttSTTASjj N E6 % m 2j$13 \ mV Jl ,- 1, 'Ink v\s Í «Rlraa %r ^ iSff, X 1

Upload: kiki-pratama-aizen

Post on 20-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Prosiding Penelitian

ISBN: 978-602-14729-0 -3

PROSIDLNO:

SEMINAR HASIL PENELITIAN LEM BA (5 A PEN: UNIVERSITAS NEQERI MEDAN TAHUN 2(

BIDANQ SAIN, TEKNOLQGI, SOSIAL, BiHUMANIORA

k g w K B I k !f w . * C * £

S N E ©«

. I H V m ‘ Ol n rJ j : w

p

"'V' ■ '

JÊÊÊL • f f l H V

J l K\ *4 ■

UNI(Y EttSTTASjj N E6

%m 2j$13 \mV Jl ,-

1, 'Ink v\sÍ «Rlraa

% r ^ iS f f , X 1

Page 2: Prosiding Penelitian

(& # ! öl Prosiding S em in a r Hasil Penelitian Lembaga PeneliLian Unimed Tahun 2 0 1 3 B idang Sain, Teknologi, Sosiai

Bahasa dan Humaniora

Lembaga Penelitian Press

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain, Teknologi, Sosiai, Bahasa Dan Hum aniora - Cetakan I, Medan: Penerbit Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan 2013

vi, 161 him, 29 cm

ISBN: ISBN: 978-602-14729-0-3 B ib liografi:

Sampul diambil dari an artist's conception, a Higgs boson erupts from a collision of protons:

http://news.nationaleeoRr3Dhic.com/news/2012/07/120704-god-p3rticle-higes-boson-new-cern-science/

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN LEMBAGA PENELITiAN UNIMED TAHUN 2 0 1 3 BIDANG SAIN, TEKNOLOGI, S0SIAL, BAHASA DAN HUMANIORA

Diterbitkan:Penerbit Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan, Jin. Willem Iskandar, Psr V M^dan 20222 ;

Telp (061) 6636757; Fax. (061) 6613319-6614002 Email: [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang mengutip atau memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dan Penerbit

Cetakan I: 2013

Dicetak di M edan, In d o n e sia

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 3: Prosiding Penelitian

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain, Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

SV

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan kasihNya yang sudah memberikan kesehatan bagi tim peneliti di lingkungan Universitas Negeri Medan sehingga Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 ini dapat diterbitkan. Kegiatan Seminar Hasil di Universitas Negeri Medan dilakukan secara rutin setiap tahunnya sebagai bagian dari kebijakan Direktorat Jendera! Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tentang Desentralisasi Penelitian di Perguruan Tinggi. Prosiding penelitian ini merupakan ringkasan sebagian hasil penelitian yang dilakukan oleh Dosen Universitas Negeri Medan yang dananya berasal dari D1PA Unimed dan DIPA DP2M Dikti Kemendikbud melalui skim Penelitian Desentralisasi, Desentralisasi BOPTN, dan Penelitian Kompetitif Nasional. Prosiding Seminar Hasil penelitian Tahun 2013, terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Pendidikan (ISBN 978-602-14729-1-0)

2. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain,Teknologi, Sosial, Bahasa dan Humaniora (ISBN 978-602-14729-0-3)

Beberapa hasil penelitian Unimed Tahun 2013 tidak dipublikasikan di dalam prosiding ini berhubung data hasil penelitian telah atau sedang dalam proses pengiriman artikel di Jumal llmiah Nasional, Jumal Nasional Terakreditasi, Jumal Internasional, dan rencana pengajuan HKI.

Isi Prosiding ini masih jauh dari sempuma dan perlu perbaikan dalam isi tnaupurt cakupannya. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca diharapkan sehingga dabir cd'fsr berikutnya dapat tampilan yang lebih komunikatif dan mudah dimengerti oleh pembaca. Kiranya buku ini bernianfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan. 1 Desember2013

Ketua Dewan Penyunting,

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 4: Prosiding Penelitian

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tabun 2013 Bidang Sain, Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

Identitas P rosid ing Kata Pengantar Daftar Isi

No Penulis

! Nahesson Hotmarama Panjaitan

2 Marudut Sinaga,Kawan Sihombing, Agam Saputra,Lukman Hakim, dan Manihar Situmorang

3 Dwi Budiwiwaramulja, Misgiya, dan Sri Wiratma

4 Fajar Apollo Sinaga

5 Jamalum Purba, Gorat Viktor Sibuea, Miska Likasina Tarigan,Arini Fonica dar» Manihar Situmorang

6 Herbert Sipahutar, dan Adriana Y.D. Lbn Gaol

7 Makmur Sirait, Saharman Gea, Eddy Marlianto, dan Motlan

8 Batumahadi Siregar dan Erma Yulia

9 Dermawan Sembirmg

10 Tetty Mirwa

11 Malan Lubis

12 Ani Sutiani dan Ratu Evina Dibyantini

13 Lisnawaty Simatupang dan Raina Sari Dewi

14 Yuniarto

15 Mulìi Sudibyo1 Yanto Saniosa, BurhanuddinMasy’ud, dan Toto Toharmat

DAFTAR ISI

Juául

Perilaku Penyebaran Larutan Kapur Pada Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Menggunakan Proses Elektrokinetik

Rancang Bangun Sensor Kimia Sebagai Instrumen Análisis Dalam Deteksi Spektrofotometri Untuk Penentuan Pengawet Nitrit

Penciptaan Ragam Hias Baru Berdasar Motif-Motif Tradisional Sumatera Utara dan Kemasannya Dengan Aplikasi Eleaming Authoring System

Effect Of Virgin Coconut Oil on Hematological Parameters, Malond ¡aldehyde Level And Endurance Performance In Rat Induced By Maximal Phisical Activity

Sintesis Ionofor Sebagai Bahan Aktif Ion Selektif Elektroda (ISE) Untuk Analisis Penentuan Ion Logam Berat di Dalam Sampel Lingkungan

Fungsi Reproduksi Mencit Jantan Setelah Pemberian Monosodium Glutamat (Msg) Sejak Periode Kehidupan Intra Uterus Sampai Dewasa

Pengaruh Campuran Nanopartikel ZnS Dan Polyvinyl Alkohol (PVA) Terhadap Sifat Mekanik Nanokomposit PVA/ZnS

Analisa Kegagalan Dan Kekuatan Impak P^lek Mobil Setelah Fatik Menggunakan Simulasi Msc-Nastran

Seni Lukis Di Medan 1990-2013

Persahabatan Manusia dan Anjing Dari Waktu Ke Waktu Dalam Bentuk Karya Seni Patung

Analisis Karikatur Editorial Surat Kabar Harian Indonesia: Suatu Perspektif Multimodal

Pemanfaatan Sari Tebu Sebagai Sumber Poliol Dalam Pembuatan Perekat Poliuretan

Pembuatan Adsorben Hibrid Silika Immobil Kitosan Dari Sekam Padi Dan Kulit Udang

Rancang Bangun Mesin Pembuat Tapioka

Analisis Pakan Dan Faktor Penentu Kualitasranggah Muda Rusa Timorensis Di Penangkaran

inivV

Halaman

1"6

7-13

14-20

21-27

28-35

36-45

46-51

52-59

60-72

73-78

79-91

92-96

97-102

103-111

112-120

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 5: Prosiding Penelitian

( © )

103

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain.Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TAPIOKAYuniarto*

Jurusan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, Ji. Willem Iskandar Fsr VMedan Estate 20221

Abstrak. Potensi ubi kayu di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang sangat besar(464.961 ton/tahun) belum dimanfaatkan oleh petani secara maksimal untuk menambah usia simpan dan nilai ekonomis sepesli diolah sebagai tepung tapioka yang banyak dibutuhkan oleh industri mie, kerupuk serta berbagai industri fain. Dilain pihak pengusaha kecil pembuat tepung tapioka di kabupaten tersebut masih mempergunakan cara tradisional dalam pembuatan. tapioka sehingga kapasitas produksinya sangat terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan perancangan dan pembuatan mesin pembuat tapioka yang telai) iitakukan selama dua tahun (2012-2013) dengan output Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 1 dengan

pcvs\ai\ites\, ipwnareasv <tas\ 40 k^/jam dasv V ersi 2 dwvgan kapasitos 11

Kata Kunci: Rancang bangun, Mesin, Tapioka, Prototipe

PENDAHULUANKomoditi pertanian ubi kayu/singkong

; manihot utilissima) di Sumatera Utara sangat melimpah. Data dari 18 kabupaten dan 7 kota diketahui bahwa luas panen ubi kayu adalah 37.313 Ha dengan produksi 464.961 ton dan rata- rata produksi adalah 124,61 ton (Sumatera Utara dalam Angka 2010). Komoditas ubi kayu tersebut selain dimanfaatkan untuk dikonsumsi langsung melaiui pengolahan menjadi aneka ragam rnakarian juga dimanfaatkan untuk tepung tapioka. Proses pembuatan tepung di Sumatera Utara banyak dilakukan secara tradisional oleh usaha kecil -nenengah dan koperasi. Tapioka adalah tepung pati ubi kayu. Produk ini digunakan untuk

"■ ’ahanmakanan, pakan, kosmetika, industri <i - i ian pengolahan kayu.

?^ngolahan tepung tapioka berskala home IIM.U rri di Sumatera Utara yang terobservasi pada ■h r ■ a masih dilakukan dengan cara manual xaupun peraiatan sederhana dan dilakukan mclaim tiga tahapan proses yang dilakukan secara terpisah. Tahap pertama adalah proses pemarutan ubi kayu yang sudah dikupas kulitnya, sedangkan tahap <edua dan ketiga adalah proses pemerasan dan ¡»ei • iringan parutan ubi kayu yang .sudah . . _mpur air, untuk mendapatkan tepung tapioka.

Sedikit berbeda dengan cara di atas adalah proses pembuatan tepung tapioka yang dilakukan _saha kecil yangmempergunakan mesin dengan nhapan proses pemarutan, penggilasan dan - ,-nyaringan yang dilakukan terpisah, yaitu sebagai r^frikut: (1) pengupasan : umbi dikupas, kemudian icu c i sampai bersih, (2) pemarutan : umbi diparut lalus menjadi bubur umbi. Jika umbi yang Atangani cukup banyak, umbi digiling dengan

mesin penggiling. Setelah itu, bubur ditambah air (1 bagian bubur ditambah dengan 2 bagian air), diaduk-aduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sei umbi. Jika bubur cukup banyak, pengadukan dilakukan dengan alat pengaduk mekanis, (3) penyaringan suspensi pati : bubur umbi disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, lai1 serat tertinggal pada kain saring. Suspensi pat i irà ditampung pada wadah pengendapan, (4) pengeringan suspensi pati dibiarkan mengentlap di dalam wadah pengendap selama 12 jam. Pat? akan mengendap sebagai pasta. Catnu* diatas endapan dibuang, dan pasta dijemurdì ates tampah atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 14%. Produk yang telali keiing akan gemersik bila diremas-remas. Hast* pengeringan ini disebut dengan tepung kasar, (5) penggilingan : tepung kasar selanjutnya diimnbul; atau digiling sampai halus (sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tapioka (tepung ubi kayu), (6) pengenvasan : tapioka dapat dikemas di daiain karung plastik atau kotak kaleng dalam keadaari tertutup rapat.

Mempertimbangkan proses pembuatan topuitg tapioka yang masih bersifat tradisional maupun dengan cara mekanis yang dilakukkan oleh usaha kecil sebagaimana tersebut di atas, yang meskipun mempergunakan mesin tetapi proses pemarutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan masih dilakukan secara terpisah maka diperlukan upaya untuk membuat rancang bangun mesin pembuat tapioka lebih efesien dengan memadukan ketiga tahapan proses pembuatan tepung tapioka, yaitu pemarutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan kedalam satu kesatuan proses produksi mempergunakan sumber tenaga motor bensin, dan dapat dioperasikan secara berpindah-

ISBN 978-602 14729-0-3

Page 6: Prosiding Penelitian

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain,Teknologi. Sosia!,Bahasa dan Humaniora

104

pindah, baik di rumah pengusaha kecil tapioka ataupun dibawa ke ladang ubi kayu, sehingga menghemat biaya transportasi.Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk (1) merancangbangunmesin pembuat tapioka berbasis teknologi tepat guna yang menyatukan proses pemarutan, pemerasan dan penyaringan sebagai tahapan utama pembuatan tapioka menggunakan satu motor bensin sebagai sumber daya penggerak mekanisme pemarutan, pemerasan dan penyaringan, (2) Menguji prototipe mesin tapioka tersebut dalam rangka mengetahui kapasitas efektif mesin, dan (3) memproduksi mesin pembuat tapioka hasil rancang bangun dan merekomendasikan pemakaian mesin tapioka hasil rancangan tersebut kepada pengusaha kecil pembuat tapioka dan kelompok tani ubi kayu di wilayah Sumatera Utara.

Urgensi penelitianadalah bahwa diversifikasi pangan berbahan baku lokal (ubi kayu) terutama dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan sangat diperlukan, terlebih ketika berbagai harga sembako terus meningkat pada tahun-tahun terakhir ini yang sangat mempengaruhi kualitas asupan gizi teruatama bagai kelompok masyarakat kurang mampu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengolah ubi kayu menjadi tapioka menggunakan mesin yang dikembangkan dalam penelitian ini, yang disamping akan dapat meningkatkan nilai ekonomis ubi kayu dan memperpanjang usia simpan sehingga dapat menambah nilai jual dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani ubi kayu, juga dapat diolah menjadi berbagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh keluarga petani.Peningkatan kapasitas produksi pengrajin pembuat tapioka juga akan dapat ditingkatkan dengan mempergunakan mesin hasil rancang bangun dalam penelitian ini dikarenakan mekanisme terpadu antara pemarutan, penggilingan dan pemerasan dengan mekanisme pengaliran air sebagai media yang memperlancar pemarutan secara otomomatis mempergunakan kendali mekanisme pemompaan air secara sistematis.

Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan mengolah serealia dan umbi-umbian menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keñpik dan lainya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan, terutama non-beras.

Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahar. lama. Untuk pemasaran yang memerlukan vvaktL lama, ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentux lain yanglebih awet, seperti gaplek, tapioka (tepung singkong), tapai, pcuyeunn keripiksingkong dan lain-lain. Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembanr. dalam berbagai industri. Dibandingkan dengan tepung jagung, kentang, dan gandum turn *«.i:_- .. komposisi zat gizi tepung tapioka cukup sehingga mengurangi kerusakan tenun, digunakan sebagai bahan bantu pewama puiui Tapioka yang diolah menjadi simp glukosa «las destrin sangat diperlukan oleh berbagai imiustr. antara lain industri kembang gula, penggaier.e_ buahbuahan, pengolahan es krim, minuman dsr industri peragian. Tapioka juga banyak digunaL- sebagai bahan pengental, bahan pengisi dan b i - pengikat dalam industri makanan, seperti cU arr pembuatan puding, sop, makanan bayi, es >— pengolahan sosis daging, industri farmasi. z x lain-lain. Ampas tapioka banyak dipakai seb>pi campuran makanan temak. Pada u m u rr- i masyarakat kita mengenal dua jenis tapioka. _ tapioka kasar dan tapioka halus. Tapioka > _ _ masih mengandung gumpalan dan butiran ub <. >•* yang masih kasar, sedangkan tapir-« merupakan hasil pengolahan lebih ianja. mengandung gumpalan lagi.

Mesin pembuat tapioka berskala ind>i tangga pemah didesain oleh Oegik Sc«-(2005) dengan kapasitas 10 kg/jam. Mesii memadukan proses pemarutan, pemeraxi:, penyaringan dalam satu mekanisme ken tetapi memanfaatkan dua motor berkapasitas 0,25 HP untuk mekanisme dan 1HP untuk pemeras. Penggunaan di power suplly untuk mengerakkan dua met ,yaitu pemarutan dan pemerasan dipertin 'f kurang efektif. Pada dasarnya de n transmisi daya mempergunakan belt/s?, ul chain/rantai, kedua mekanisme tersebut smm disatukan mekanisme trasnmisinya sehinr; efesien karena hanya mempergunakan sebagaimekanisme pengerak. Pemberian - - t* mekanisme pemamt juga masih manui --mm dengan menambah air menggunakan ga> . me: inlet. Penelitian Yuniarto (2006) mengen^ m bangun mesin tapioca yang dimaksud;—* . » meningkatkan performansi mesin yang : : . Oegik Soegiharjo (2005) telah SstbbI meningkatkan kapasitas pembuatan -*m menjadi 20 kg/jam menggunakan da\a — ur t ? HP, 1,5 Kw; 220V 50 Hz 9,44 À. Mr»...«*» demikian masih dipandang perlu meningkatkan kapasitas terpasang mesir :

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 7: Prosiding Penelitian

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lemhaga Penelitian Unimed Tahun 2013 B,dang Sain.Teknotogi. Sosia!,Bahasa dan Humaniora

105

■'ila dikaitkan dengan peningkatan kapasitas dua tahun (2012-2013). Tahapan penelitian ’o ä ^ -®8L 4ilaJaikäaraalaki funcional dan struktural

Penambahan kapasitas produksi dimaksud tentu saja akan memerlukan penyempumaan rancang bangun mesin secara keseluruhan.

Dalam penelitian initelah dilakukan beberapa penyempumaan terhadap mesin pembuat tapioka temuan Oegik Soegihardjo (2005) dan Yuniarto (2006) tersebut. Penyempumaan pertama adalah perbaikan proses pemberian air pada saat proses pemarutan yang masih dilakukan secara manual dengan cara menuangkan melalui gayung. Penyempumaan dilakukan dengan menambahkan pipa/selang air yang diberi beberapa lubang, dan dilengkapi dengan keran pengatur debit air, dan pipa ini diletakkan pada salah satu sisi memanjang dari hopper/corong masuk. Suplai air dilakukan menggunakan motor listrik.Denganpenyempumaan inldebit air lebih mudah diatur, dan air bisa disiramkasv secara merata pada ketela yang sedang diparut.Penyempumaan kedua yang dilakukan adalah memakai satu motor penggerak untuk menggerakkan mekanisme pemarutan dan mekanisme penggilasan serta penyaringan. Penggunaan satumotor penggerak untuk menggerakkan seluruh mekanisme pada mesin pembuat tepung tapioka ini dapat menguTangi biaya bahan bakar.Penyempumaan ketiga adalah pembuatan silinder pengaduk yang berfungsi ganda, yaitu sebagai penyaring hasil pemerasan ubi kayu dan sebagai filter, dikarenakan dengan mekanisme sapuan yang senantiasa berputar, ampas hasil pemarutan akan diarahkan ke saluran pembuangan. Mesin Tapioka desain Yuniarto(2006) belum menggunakan mekanisme tersebut dikarenakan penyaringan dilakukan menggunakan roil penggilas yang kemjudian saripati ubi kayu tidak dipisahkan dari ampasnya. Pada saat pengujian dilakukan dalam waktu lama, maka sebagian dari hasil parutan yang sedang mengalami proses penggilasan akan terkumpul pada sisi kiri maupun kanan rol penggilas. Hasil parutan yang terkumpul pada sisi kiri maupun kanan rol penggilas ini lama kelamaan jumlahnya akan semakin banyak, sehingga akhimya akan menempel pada rantai sprocket yang menggerakkan rol penggilas dan menggangu serta mengurangi kineija sehingga mempengaruhi kapasitas produksi yang ditargetkan.

METODE PENELITIAN

Mat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan metode sLsperimen rekayasa rancang bangun manufakturing) dalam menghasilkan prototipe

mesin pembuat tapioka dan dilaksanakan selama

mesin, manufakturing dan pengujian prototipe mesin pembuat tapioka versi I (skala laboratorium) pada tahun pertama (2012) dan manufakturing serta pengujian mesin pembuat tapioka versi 2 (pada skala lapangan).

Bagian-bagian utama mesin pembuat tepung tapioka ini adalah (1) corong masuk, (2) chasis, (3) poros penggiling, (4) poros pengaduk, (5) reduser, (6) silinder penngaduk, (7) motor bensin, (8) roller perneras, (9) mekanisme trasnmisi : v-belt, gear dan rantai. Dalam rancangan yang dibuat, mekanisme pemarut dan mekanisme pemerasan/penggilas menggunakan satu motor. Rumus-ramus yang dipergunakan untuk perhitungan perancangan berbagai elemen mesin terkait dirujuk dari Beer (1987), Bhandari,VB.(2007), Kannadiah.P, (2006), Sularso (1997), Stolk (1982),Spotts, M.F. (1988).

Daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan mekanisme pemarut dan mekanisme pemeras/penggilas dihitung dengan rumus :

Keterangan : P = daya motor yang dibutuhkan (HP), T = torsi (kg.m), n = putaran (rpm)

Daya yang besar mungkin diperlukan pada SS<if start untuk mendapatkan daya penggerak coula utau mungkin beban yang besar terus bekerja setelah start dengan demikian sering kals dipergunakan faktor koreksi (fe) pada daya raía rata yang diperlukan jika faktor koreksi adaiaii h: maka Daya direncanakan adalali Pd (kw), maka:

Pd = fc . P (kw)............ (2)

Keterangan: Pd = Daya nominal out put dari motor penggerak, fc = faktor koreksi = 0,1 - 1,5 untuk daya normal, = 0 , 8 - 1 ,2 untuk daya maksimal yang diperlukan, = 1,2 - 2, 0 untuk daya rata- rata yang diperlukan

Berdasarkan daya yang telali diketahui, maka selanjutnya akan dianalisis besamya diameter poros pemarut, diameter poros penggilas dan diameter poros rol penggilas. Bahan poros pemarut dipilih dari stainless steel. Momen puntir / momen rencana poros dihitung menurut rumus :

T =9,74 . 105 P/n, (3)Selanjutnya diameter poros direncanakan untuk mekanisme pemarut dapat ditentukan dengan rumus :

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 8: Prosiding Penelitian

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain.Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

106

5,1. k t . cb . T

1/3m m . ..(4)

Keterangan: (7 a =: Tegangan Geser, kt = faktor koreksi ( 1,5 - 3 ) diambil 1,5, cb = Beban Lentur ( 1,2 - 2,3 ) diambil 2, T = Momen Puntir

Untuk mentransmisikan putaran motor ke mekanisme pemarut, digunakan sabuk V dan puli. Pada perencanaan sabuk V, jarak poros C, harus memenuhi syarat tertentu, Parameter jarak poros menentukan dimensi panjang sabuk V. Syarat yang harus dipenuhl untuk parameter jarak poros C, adalah:

C -0 ,5 (d t - £ > J > 0 „(5)

Keterangan : C = jarak poros (mm), dk= diameter puli luar kecil (mm), Dk= diameter puli luar besar (mm)

Panjang sabuk V, dinyatakan dengan parameter (L), dapat dihitung dengan rumus:

L = 2C + 0 M (d „ + D „ ) + 0 ,2 5 C (D - d pf

Keterangan : L = panjang sabuk V(mm), dp = diameter nominal puli luar kecil (mm), Dp = diameter nominal puli luar besar (mm)

Kecepatan linier sabuk V, dinyatakan dengan parameter (Vp), dihitung dengan rumus:

Vp = (n .d pn) 1(60.000)........ (7)

Keterangan : Vp = kecepatan linier sabuk V (midet), dp = diameter nominal puli luar kecil (mm), n = putaran motor (rpm). Untuk perencanaan sproket dan rantai,

CORONG MASUK

puay

MOTOR BENS! N

panjang rantai dihitung setelah jumlah gigi sproket besar dan sproket kecil ditentukan. Panjang rantai, yang dinyatakan dalam jumlah mata rantai dihitung dengan rumus:

Lp = (Z, + Z2 )/2 + 2 Cp + [(Z, - Z2)/6,28)2 / CP (8)

Ketersangan :Lp = panjang rantai (dinyatakan dalam jumlah mata rantai), Z1 =jumlah gigi sproket kecil, Z2 = jumlah gigi sproket besar, Cp = jarak sumbu poros (dinyatakan dalam jumlah mata rantai).

Perhitungan diameter poros yang digunakan pada peralatan yang dirancang ini, dihitung denganrumus:

[(0,58 Syp) / NJ > ( 16/jtd )(M + T)■2\0,5 .(9)Keterangan : Syp = tegangan pada yield point (N/mm2), Su = tegangan ultimate (N/mm2), N = faktor keamanan, cl= diameter poros (mm), M = momen bending maksimum (N mm), T= torsi (N mm).

Torsi yang terjadi pada poros dihitung berdasarkan nunus:

T = 716,2 P /n .. (10)

Keterangan : T = torsi yang terjadi (kg m), P = daya motor (HP), n = putaran (rpm).

HASIL D A N PEM BAHASAN

Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Hasil Versi 1

Prototipe mesin pembuat tepung tapioca hasil rancang bangun pada tahun 2012 disajikan pada gambar 1 di bawah ini:

CHASIS

POROS PENGGIUNG

ROLLER PEMERAS

8AK TAMPUNG SARIPATl TAPIOKA'

POROS PENGADUK

CIUNDER PENGADUK

CORONG AMP AS

Gambar 1. Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 1

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 9: Prosiding Penelitian

( «Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain.Teknologi, SosiaI,

Bahasa dan Humaniora

107

Cara kerja mesin pembuat tepung tapioka adalah sebagai berikut: motor bensin /power suplly dihubungkan dengan v-belt untuk menggerakkan puli silinder pada mekanisme pemarutan. Silider pemarut yang terhubung dengan puli akan berputar dan memarut ketela pohon yang dimasukkan ke mekanisme pemarut melalui corong masuk yang diberi lubang pengarah ubi kayu agar dapat secara teratur terparut akibat beban sendiri. Untuk memperlancar pemarutan akan dialirkan air secara periodik melalui mekanisme distribusi air yang dilekatkan disepanjang inlet dan disalurkan melalui pipa yang diberi lubang dengan diamter 0,5 mm. Air dialirkan dari bak penampungan air yang diletakkan di atas motor bensin dan digerakkan dengan pompa air kecil. Ketela pohon yang sudah diparut akan mengalir melalui plat penyalur hasil parutan menuju bagian penggiling untuk diperas melalui roller perneras. Dari tahapan ini, hasil parutan ketela pohon yang dicampur air akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu proses penyaringandi bagian siliner pengaduk, yang selanjutnya hasil penyaringan tersebut akan jatuh dan ditampung di bak saripati tapioca untuk diendapkan selama satu malam. Ampas ubi kayu akan dikeluarkan melalui saluran pembuangan/outlet yang berada pada silinder.

Untuk menguji kemampuan mesin pembuat tepung tapioka yang dirancang, setelah mesin tersebut dibuat dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah kenampuannya bisa memberikan hasil sebagaimana yang direncanakan. Mesin pembuat tepung tapioka ini dirancang untuk marri pu memarut, menggilas/mengepres dan menyaring 40 kilogram/jam ubi kayu yang sudah dikupas kulitnya.Hasil akhir yang diperoleh dari mesin yang dirancang ini (setelah melalui proses pemarutan, penggilasan dan penyaringan) adalah campuran antara saripati ubi kayu hasil perasan dan air. Untuk mendapatkan tepung tapioka kering, air ini harus diendapkan, kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan secara terpisah dan bukan merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini.

Agar pengujian kemampuan mesin (pemarutan, penggilasan dan penyaringan) lebih mudah dilakukan dan dianalisis, maka setiap kali pengujian, jumlah kupasan ubi kayu yang dimasukkan ke dalam inlet mesin pembuat tepung tapioka sebanyak 4 kilogram. 1 .angkah-langkah untuk pengujian mesin ¡ni adalah sebagai berikut (1) mempersiapkan beberapa peralatan yang diperlukan dalam pengujian yaitu timbangan, dan alat pencatat waktu/stopwatch (tiga buah untuk

pemarut, perneras, dan penyaring), (2) menyediakan ubi kayu yang telah dikupas. Untuk memperlancar proses masuknya ubi kayu ke bagian pemarut, ubi kayu dipotong menjadi tiga atau empat bagian, (3) menjalankan mesin dan menunggu sampai putaran mesin stasioner, lebih kurang, 3-5 menit setelah mesin dihidupkan, (4) memasukkan ubi kayu yang sudah disiapkan ke dalam inlet/ corong masuk. Setiap kali pengujian, jumlah ubi kayu yang dimasukkan ke dalam inlcí adalah 4 kilogram. Pengujian dilakukan sebanyak10 kali, (5) pada saat pengujian dilakukan, proses yang diuji pada mesin ini adalah proses pemarutan, penggilasan/pemerasan dan penyaringan. Hasil akhir yang diperoleh dari mesin ini (dari rangkaian proses pemarutan, penggilasan, dan penyaringan) adalah campuran antara air dan saripati ubi kayu yang akan jatuh dan ditampung di bak penampungan, (6) mencatat hasil pengujian, berupa waktu yang diperlukan untuk memarut, memeras, dan menyaring 4 kilogram ubi kayu yang dimasukkan ke dalam inlet. Proses pengeringan campuran antara air dan saripati ubi kayu hasil penyaringan dilakukan terpisah dari mesin ini, dan tidak merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini.Hasil pengujian mesin pembuat tapioka dalam sepuluh kali percobaan dimana dalam setiap percobaan dimasukkan 4 kg ubi kayu kupas ke dalam inlet adalah sebagai berikut :

Gam bar 2 Perbandingan Performansi Mesin Pada Saat Uji Coba Tahun Pertama (2012)

Pada saat uji coba pertama, rata-rata waktu pemrosesan setiap kaíi tahapan (dari 10 kali tahapan yang direncanakan adalah 10,32 menit). Sehingga untuk kapasitas pemrosesan 40 kg ubi kayu yang ditargetkan sebagai indikator keberhasilan percobaan, diperlukan waktu 103,2 menit. Terdapat selisih 43,2 menit dari target 1 jam (60 menit) waktu pemrosesan sesuai kapasitas teoritis. Hai tersebut dikarenaka n beberapa faktor,

Piftgujian ka£»T?: ?4 tjuëi Ic utahapare ■Uji C o fe a P e f ta m a —® — U ji C o b a k t d u a — * — U ji C o b a k t t i g a

ISBN 978-602 14729-0-3

Page 10: Prosiding Penelitian

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain.Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

108

terutama pada belum stabilnya performansi mesin pada saat awal percobaan dan juga faktor kecepatan penuangan ubi kayu dalam corong masuk oleh operator, dan yang paling penting adalah masih sangat banyak ubi kayu hasil parutan yang menggumpal dan tidak bisa diteruskan oleh mekanisme pemarut ke mekanisme pemeras. Dengan diameter poros pemarut 88 mm ( alas dasar limas pemarut 2x2 mm) dan jalur pemarutan sebanyak 44, maka kemungkinan penggumpalan hasil parutan sangat besar.

Mempertimbangkan hasil uji coba pertama maka dilakukan redesaian terhadap komponen pemarut dan penggilas. Pada komponen pemarut, jumlah jalur limas pemarut dikurangi satu jalur untuk setiap dua jalur, sehingga tersisa 22 jalur limas pemarut. Selain itu mekanisme yang dilakukan untuk menghindari penggumpalan parutan ubi adalah dengan mengurangi jumlah paku pada setiap lajur. Pengurangan dilakukan sebanyak satu paku pada setiap dua paku. Redesain juga dilakukan terhadap komponen penggilas. Komponen penggilas terbuat dari bahan nilon berdiameter 75 mm, dan panjang 178mm berbentuk roda gigi lurus (gear) dengan diameter gear dan pinion dibuat sama besamya. Dikarenakan ptoses penggilasan ubi kayu yang dihantarkan dari mekanisme parutan juga mengalami penggumpalan parutan ubi maka dilakukan redesain terhadap permukaan gear dengan membuat alur berbentuk trapezium sehingga menghasilkan jalur yang memungkinkan parutan ubi diteruskan ke mekanisme penyaringan.

Performansi terbaik mesin diperoleh pada saat uji coba ketiga. Dari hasil pengujian telah berhasil diperoleh kapasitas pembuatan tepung tapioka yang sesuai dengan target perencanaan yaitu 40 kg dalam waktu 66.5 menit. Dilampauinya target waktu dalam pengujian yaitu 66.5 menit dari waktu yang direncanakan yaitu 60 menit (selisih 6.5 menit) . Belum tercapainya target waktu kemungkinan juga disebabkan pada saat penentuan kapasitas teoritis tidak memperhitungkan efeseiensi mesin. Apabila tidak diambil 100% dari kapasitas teoritis yaitu 40 kg/jam, tetapi ditetapkan efesiensi sebesar 80% (32kg/jam) maka tentu saja analisis uji coba tersebut akan memenuhi (criteria pengujian kapasitas dengan memperhitungkan efesiensi.

Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 2

Tahapan paling penting dalam penelitian Hibah Bersaing tahun kedua (2013) adalah melakukan analisis kinerja mesin pembuat tapioca versi 1 yang merupakan output penelitian Hibah Bersaing tahun I (2012), meredesain dan melakukan proses manufacturing mesin tapioca hasil redesain

tersebut sehingga menghasilkan prototype mesin pembuat tapioca versi 2. Kesimpulan analisis kinerja dan kapasitas mesin tapioca versi 1 adalah bahwa untuk meningkatkan kapasitas mesin tersebut masih diperlukan beberapa penyempumaan dengan penjelasan sebagai berikut:

(a) Bagian corong masuk (in hopper) diperbesar dimensi panjang x lebar x tinggi agar dapat menambah volume ubi kayu yang akan diparut dan disaring (pit = 60 x 60 x70 mm).

(b) Menambah efesiensi penambahan air pada saai pemarutan dengan cara menambah instalasi selang air berdiameter 54” yang diberi lubang disepanjang permukaannya dengan diameter V, mm dan diberi stop kran yang terhubung dengan sumber air (air ledeng atau pompa listrik) dilekatkan pada salah satu sisi in hopper. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pasokan air ke ubi kayu yang akan diparut secara konstan dan konsisten.Mekanisme pemberian air dengan cara penyemprotan tersebut juga dilakukan pada saat penyaringan dengan menambah mekanisme penyemprot di atas ayakan saringan.

(c) Mempertahankan mekanisme pamantfan dengan menggunakan poros pemarut denga» dimensi : 4> poros 20 mm, bahan S50C; 4> efektif pemarut : 90 mm; Panjang efektif pemarut : 250mm; Bentuk paku pemarut limas segi empat (luas alas 2x2mm), tinggi 3mm : Jumlah paku seluruhnya .1.200.

(d) Menghilangkan mekanisme pemerasan dengan menggunakan mekanisme dua poros pemeras pada mesin tapioca versi 1 (dimensi : (¡) poros 20 mm, bahan nylon; <j> efektif pemerasan : 75 mm; Panjang efektif pemerasan : 180mm). Hal tersebut dikarenakan sermgnya gumpftlan parutan ubi kayu tersangkut disela-seta gigi pemeras dan mempengaruhi asupan perasan ubi kayu ke mekanisme silinder putar penyaring yang akan mempengaruhi kapasitas tapioka yang dihasilkan.

(e ) Dengan tidak adanya mekanisme pemerasan tersebut maka pada mesin tapioca versi 2 (basil redesain) dipergunakan mekanisme penyaringan hasil parutan ubi kayu yang telah bercampur dengan air melalui mekanisme penyaringan mempergunakan ayakan yang digerakan dengan mekanisme poros engkol dengan panjang lengan engkol 100 mm yang berfungsi merubah gerak putar menjadi gerak lurus, yang mendapat suplai tenaga dari mekanisme transmisi v-belt (poros pemarut — driver pulley) ke pulley terhubung ke poros

ISBN 978-602 14729-0-3

Page 11: Prosiding Penelitian

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain,Teknologi, Sostai,Bahasa dan Humaniora

109

engkol (driven pulley) melalui konsep transmisi v-belt VI (Kecepatan Keliling driver pulley) = V2 (Kecepatan Keliling Driven Pulley), dimana VI = ; V2 = 7rd2n2.Dengan demikian mekanisme transmisi pada mesin tapioca versi 2 urutan mekanisme kerjanya menjadi : (1) power suplly motor bensin (spesifikasi : Peringkat Daya 7,8/3600 (kW/rpm); maksimal daya putaran (N.m/rpm) 23,1/2500) , (2) ke poros pemarut, (3) ke poros engkol, (4) ke ayakan penyaring (Bandingkan dengan mekanisme transmisi mesin tapioka versi 1 yang sekuensnya adalah : (1) power suplly, (2) ke pemarut, (3) ke pemeras, (4) ke silinder penyaring).

(0 Dengan mekanisme penyaringan menggunakan ayakan yang dibuat dengan kemiringan 8o dan senantiasa bergerak maju-mundur secara konsisten sebagai akibat dorongan poros

engkol maka ubi kayu yang telah terparut akan secara konsisten tersaring saripatinya dan dengan dorongan air yang akan disemprotkan secara sistematis ke seluruh permukaan ayakan saringan menggunakan mekanisme semprotan air yang mengalir dari selang berdiameter Vi" dan diberi lubang 0,5 mm yang terpasang di tengah panjang ayakan saringan serta tersemprotkan ke seluruh permukaan ayakan saringan maka akan memperlancar jatuhnya sari pati ubi yang akan ditampung dalam bak penampungan.

(g) Mekanisme ayakan saringan tersebut dengan demikian menghilangkan bagian : silinder pengaduk pada mesin tapioca versi 1.

Desain teknis mesin pembuat tapioca versi 2selengkapnya disajikan sebagai berikut:

10. Motor

9. Sabuk-

7. Pipo aìr

4. Ayakan

Chasis

piringan & Lengan

13. Selang air

i l Kran air

Karter air

i l . Puily penggerak2. Poros pemarut

Penyanggc ayakan dan rei

G am bar 3. Prototipe Mesin Pembuat Tapioka Versi 2

Untuk mengetahui kemampuan mesin pembuat tepung tapioka versi 2 maka dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah kenampuannya bisa memberikan hasil sebagaimana yang direncanakan. Mesin pembuat tepung tapioka versi 2 dirancang untuk mampu memarut dan menyaring dengan kapasitas rencana lebih besar sekitar 75% dari kapasitas mesin pembuat tapioka versi 1. Dengan demikian kapitas yang direncanakan adalah 70 kg/jam. Hasil akhir proses tersebut adalah campuran antara saripati ubi kayu hasil perasan dan air. Untuk mendapatkan tepung tapioka kering, air ini harus diendapkan lebih kurang satu malam, kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan secara terpisah dan bukan

merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini.

Agar pengujian kemampuan mesin iebíh mudah dilakukan dan dianalisis, maka setiap kali pengujian, jumlah kupasan ubi kayu yang dimasukkan ke dalam inlet mesin pembuat tepung tapioka sebanyak 6 kilogram. Langkah-langkah untuk pengujian mesin ini adalah sebagai berikut (a) Mempersiapkan beberapa peralatan yang diperlukan dalam pengujian yaitu timbangan, dan alat pencatat waktu/stopwatch. (b) Menyediakan ubi kayu yang telah dikupas. Untuk memperlancar proses masuknya ubi kayu ke bagian pemarut, ubi kayu dipotong menjadi tiga atau empat bagian, (c) Menjalankan mesin dan menunggu sampai putaran

ISBN 978-502-14729-0-3

Page 12: Prosiding Penelitian

im Prosiding Sem inar Hasil Penelitìan Lembaga Penelìtian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain,Teknobgi, Sosia!,Bahasa dan Humaniora

n o

mesin stasioner, lebih kurang 5-10 menit setelah mesin dihidupkan, (d) Memasukkan ubi kayu yang sudah disiapkan ke dalam inlet/ corong masuk. Setiap kali pengujian, jumlah ubi kayu yang dimasukkan ke dalam inlet adalah 6 kilogram. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali, (e)Pada saat pengujian dilakukan, proses yang diuji pada mesin ini adalah proses pemarutan dan penyaringan. Hasil akhir yang diperoleh dari mesin ini adalah campuran antara air dan saripati ubi kayu yang akan jatuh dan ditampung di bak penampungan,(e)Mencatat hasil pengujian berupa waktu yang diperlukan untuk memarut dan menyaring 6 kilogram ubi kayu/tahapan pengujian yang dimasukkan ke dalam inlet dengan menggunakan stopwatch. Proses pengeringan campuran antara air dan saripati ubi kayu hasil penyaringan dilakukan terpisah dari mesin ini, dan tidak merupakan bagian proses dari mesin yang dirancang ini.Hasil pengujian mesin pembuat tapioka versi 2 adalah sebagai berikut:

Pada saat uji coba , rata-rata waktu pemrosesan setiap kali tahapan (dari 10 kali tahapan yang direncanakan) adalah 5,11 menit. Sehingga dari 10 kali proses pemarutan dan penyaringan, ubi kayu yang berhasil diproses adalah 72 kg dan waktu yang diperlukan 61,3 menit. Terdapat selisih waktu sebesar 1,3 menit dari 60 menit yang direncanakan untuk kapasitas 70 kg ubi kayu yang harus diparut dan diperas. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, terutama pada belum stabilnya performansi mesin pada saat awal percobaan dan juga faktor kecepatan penuangan ubi kayu dalam corong masuk oleh operator. Meskipun waktu pemrosesan yang terdiri dari proses pemarutan dan penyaringan melampaui target namun dari segi kapasitas, mesin tapioka versi 2 telah mampu melampaui target dari kapasitas rencana, karena mampu memproses sebanyak 72 kg ubi kayu kupas.Hasil setiap tahapan proses tersebut di atas adalah bahwa untuk setiap 6 kg ubi kayu yang diparut dan disaring maka saripatinya setelah dibuang aimya dan diendapkan selama satu malam menghasilkan 2 kg tepung tapioka yang telah kering (sekitar 30% ).

Keunggulan mesin tapioka versi 2 ini adalah bahwa hambatan masih banyaknya hasil parutan ubi kayu di mekanisme pemeras dan penyaring seperti yang terjadi pada mesin pembuat tapioka versi 1, pada bagian silinder penyaring tidak dijumpai lagi. Hal tersebut dikarenakan hasil parutan langsung terdorong ke mekanisme penyaring sebagai akibat dorongan air yang secara konstan dialirkan ke mekanisme pemarut dan melalui mekanisme pengarah langsung diteruskan ke mekanisme penyaringan. Mekanisme penyaringan digerakkan oleh poros engkol yang

merubah gerak putar menjadi gerak lurus, yang dibagian rangka bagian bawah penyaring dipasang bantalan gelinding untuk meminimalkan gesekan dengan chasis/rangka. Gerakan maju-mundur saringan oleh mekanisme poros engkol tersebut dan dengan difasilitasi kemiringan sekitar 8 derajat dari saringan telah mampu mempercepat proses penyaringan dan mampu meningkatkan kapasitas mesin dri 40 kg/jam (versi 1) menjadi 72 kg/jam (versi 2).

KESIM PULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis kinerja Prototipe Mesin Pembuat Tapioka versi 1 yang merupakan output penelitian Tahun pertama (2012) dan Prototipe Mesin Pembuat Tapioka versi 2 yang merupakan output penelitian Tahun Kedua (2013) dapat disimpulan bahwa penelitian ini telah memenuhi target tujuan yang ditetapkan yaitumerancang- bangunmesin pembuat tapioka berbasis teknologi tepat guna yang menyatukan proses pemarutan, pemerasan dan penyaringan sebagai tahapan utama pembuatan tapioka menggunakan satu motor bensin sebagai sumber daya penggerak mekanisme pemarutan, pemerasan dan penyaringan.

Dengan merubah mekanisme transmisi mesin tapioka versi 1 yang sekuensnya adalah : (1) power suplly ( motor bensin , spesifikasi : peringkat daya 7,8/3600 (kW/rpm); maksimal daya putaran (N.m/rpm) 23,1/2500), (2) ke pemarut, (3) ke pemeras, (4) ke silinder penyaring menjadi : (1) power suplly : motor bensin, (2) ke poros pemarut, (3) ke poros engkol, (4) ke ayakan penyaring, pada prototipe Mesin Pembuat Tapioka versi 2 telah dapat meningkatkan telah dapat meningkatkan kapasitas proses pemarutan, pemerasan dan penyaringan ubi kayu telah dapat ditingkatkan dari 40 kg/jam pada tahun pertama menjadi 72 kg/jam pada tahun kedua. Prosentase tepung tapioka yang diperoleh dari hasil pengeringan saripati ubi kayu hasil proses pemarutan dan penyaringan tersebut adalah sebesar 30%.

Hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan memfokuskan pada kajian kualitas tapioka yang dihasilkan dari pemrosesan ubi kayu dengan mesin tapioka versi 2. Tepung tapioka yang dihasilkan dari uji coba dalam penelitian ini memerlukan perlakuan lebih lanjut agar dapat meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis sehingga memiliki daya saing ketika diperbandingkan dengan tepung tapioka hasil olahan pabrikan.

ISBN 978-602-14729-0-3

Page 13: Prosiding Penelitian

Prosiding Sem inar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Unimed Tahun 2013 Bidang Sain,Teknologi, Sosial,Bahasa dan Humaniora

DAFTAR PUSTAKA

Aninditya., Mesin pembuat Tepung Tapioka., Tugas Akhir, Fakullas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2004.

Bhas\dari,VB.(2Q07). Design o f Machine Elements.New D elhi: Tata Me. Graw Hill

Bhandari,VB.(2001). Introduction to Machine Design.New Delhi : Tata Me. Graw Hill Central Machine Tool

Beer, F.P., and Aonston, ER, Mechanics for Engineers: Dynamics., 4'fa edition, MeGraw Hill Company, Singapore, 1987.

Deutschman, A.D., Machine Design: Theory and Practice., Macmillan Publishing Co., Inc., New York, 1975.

Handoyo, S.E., Membuat Tepung Tapioka., Bhatara Kaiya Aksara, Jakarta, 1985.

Hollger, Siegbert. (1992 ).Matematika Teknik untuk Kejuruan Logam.Jakarta : PT Midas Surya Grafindo

Kulwice, A.R., Material Handling Handbook, 2nd edition, John Wiley & Sons, Inc., Canada, 1985.

Kannadiah.P.(2006). Machine Design.India : V Ramesh for Scitech Publications

Kiyokatsu Suga dan Sularso. (1997). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta : PT Pradnya Paramitha

Mahadevan,K and Reddy, Balaveera K (2006). Design Data Hand Book (in SI and Metric Units) fo r Mechanical Engineering. New

Oegik Soegihardjo dan Aninditya, Perancangan Mesin Pembuat Tepung Tapioka, Jumal Teknik Mesin Vol. 7 No. 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Surabaya, 2005

s:olk. J. (1982). Elemen Mesin-dan Merencana. Jakarta: Erlangga

>»tts, M.F. (1988) Design o f Machine elements- Eighth Edition. New Jersey : Prcntice Hall

Yuniarto Mujisusatyo. (2007). Rancang Bangun dan Pengujian Mesin Tapioka-Laporan Hasil Penelitian Research Grant TPSDP 2006

ISBN 978-602-14729-0-3