proposal tugas akhir desain inspection boat … · proposal tugas akhir desain inspection boat...
TRANSCRIPT
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DESAIN INSPECTION BOAT UNTUK PENGAWASAN
HUTAN MANGROVE DI KAWASAN LINGKAR
MEDOKAN AYU - WONOREJO
Disusun oleh:
1. Aan Mustafa Nur
Nrp : 6107030014
2. Adam Adimas Putra
Nrp : 6107030031
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2009
1
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS
KAMPUS ITS KEPUTIH SUKOLILO SURABAYA
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
PROPOSAL TUGAS AKHIR
1.1 PENGUSUL
a. Nama : 1. Aan Mustafa Nur (6107 030 014)
2. Adam Adimas Putra (6107 030 031)
b. Jurusan/Program Studi : Teknik Bangunan Kapal/Perencanaan dan
Konstruksi Kapal.
c. Semester : V (Lima)
1.2 MATERI TUGAS AKHIR
A. JUDUL
“DESAIN INSPECTION BOAT UNTUK PENGAWASAN HUTAN
MANGROVE DI KAWASAN LINGKAR
MEDOKAN AYU - WONOREJO”
B. ABSTRAK
Mangrove Pantai Timur Surabaya diambang kepunahan akibat
kegiatan pengubahan alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak dan
pemukiman. Kerusakan mangrove di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) selain
dipicu oleh reklamasi dan pencemaran, terungkap bahwa Pemerintah Kota
Surabaya tidak memiliki peraturan daerah yang mengatur peruntukkan dan
perlindungan kawasan mangrove di pesisir timur Surabaya. Padahal Pamurbaya
menyimpan Keanekaragaman hayati dan potensi dikembangkannya sebagai
kawasan ekowisata. Untuk mengantisipasi gangguan kelestarian hutan mangrove
ini, diperlukan penjagaan, pengawasan, dan perawatan secara rutin. Maka dari itu
diperlukan sebuah alternatif desain berupa inspection boat.
2
Awal proses pelaksanaan tugas akhir ini dimulai dari survei pada
kawasan hutan mangrove Medokan Ayu – Wonorejo. Dari sini didapatkan
informasi tentang kondisi kawasan ini. Untuk membantu proses pelaksanaan
desain diperlukan studi literatur yang diambil dari buku, internet, dan wawancara.
Setelah data yang dibutuhkan telah lengkap, maka penentuan ukuran utama dan
perhitungan DWT dapat dilaksanakan. Tahap selanjutnya kita melaksanakan
penggambaran inspection boat yang dimulai dari perencanaan linesplan dan
dilanjutkan perencanaan lay-out kapal. Perhitungan konstruksi, daya mesin, dan
stabilitas adalah langkah terakhir. Jika diperoleh nilai stabilitas yang baik maka
proses ini dapat terselesaikan.
Sehingga dari tugas akhir ini diharapkan alternatif desain tersebut
memberi solusi yang lebih baik bagi pihak pengelolah hutan mangrove di
kawasan lingkar Medokan Ayu – Wonorejo. Dengan desain inspection boat ini
dapat memperpanjang jangkauan rute inspeksi, mengefisiensikan fungsi
pengawasan dan pemeliharaan sehingga dapat memperkecil biaya operasional
yang dikeluarkan.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah
pasang surut atau tepi laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran
yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini
merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau
bahkan anaerob. Mangrove merupakan ekosistem yang produktif di dunia, baik
dalam produktivitas primer maupun produktivitas jatuhan seresah. Kesuburan
perairan mangrove ini menjadikannya sebagai daerah yang banyak dikunjungi
oleh beragam satwa dan menyumbang hara bagi perairan pantai terdekat [1].
Pantai Timur Surabaya merupakan pantai yang landai dengan
kemiringan 0-3, rentangan pasang surut 1,67 meter [4]. Mangrove Pantai Timur
Surabaya diambang kepunahan akibat kegiatan pengubahan alih fungsi lahan
mangrove menjadi tambak dan pemukiman. Kerusakan mangrove di Pantai Timur
Surabaya (Pamurbaya) selain dipicu oleh reklamasi dan pencemaran, terungkap
bahwa Pemerintah Kota Surabaya tidak memiliki peraturan daerah yang mengatur
peruntukkan dan perlindungan kawasan mangrove di pesisir timur Surabaya.
Padahal Pamurbaya menyimpan Keanekaragaman hayati dan potensi
dikembangkannya sebagai kawasan ekowisata [5].
Diperlukan langkah preventif untuk menyelamatkan keberadaan
mangrove di Pamurbaya. Selain itu untuk mengantisipasi gangguan kelestarian
hutan mangrove ini, diperlukan penjagaan, pengawasan, dan perawatan secara
rutin. Selama ini sarana yang digunakan Pemerintah Kota Surabaya adalah perahu
sewaan milik penduduk yang jauh dari persyaratan kapal untuk inspeksi. Padahal
kawasan yang harus dijaga terbentang dari pos penjagaan Medokan-Ayu hingga
pos penjagaan Wonorejo. Rute tersebut melintasi perairan pesisir laut, akan tetapi
selama ini perahu penduduk tidak sampai melintasi perairan pesisir laut. Hal ini
dikarenakan besarnya arus gelombang, dimensi perahu yang kecil, dan perahu
tersebut hanya didesain untuk nelayan yang fungsinya hanya sebatas
penangkapan ikan di muara sungai.
4
Untuk mengatasi hal ini dibuat alternatif desain berupa inspection boat
yang direncanakan beroperasi dari rute pos penjagaan Medokan-Ayu hingga pos
penjagaan di daerah Wonorejo. Selain itu kapal ini dapat mengangkut bibit
mangrove siap tanam. Sehingga diharapkan alternative desain tersebut memberi
solusi yang lebih baik bagi pihak pengelola hutan mangrove di kawasan lingkar
Medokan Ayu – Wonorejo. Dengan desain inspection boat ini dapat
memperpanjang jangkauan rute inspeksi, mengefisiensikan fungsi pengawasan
dan pemeliharaan sehingga dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang timbul berdasarkan masalah-masalah yang ada
pada kawasan hutan mangrove lingkar Medokan Ayu - Wonorejo adalah
bagaimana merencanakan inspection boat untuk pengawasan daerah ini yang
mempunyai kemudahan dalam pemindahan dan pengoperasian bagi pengguna.
Pada pengerjaan inspection boat, mencakup beberapa bagian antara
lain adalah:
1. Perlengkapan apa saja yang dibutuhkan dalam operasional inspection boat.
2. Bagaimana ukuran utama dan desain yang cocok untuk inspection boat
pada kawasan ini.
3. Perhitungan yang mengenai konstruksi, daya mesin, dan stabilitas
inspection boat.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan tugas akhir ini ada beberapa batasan masalah yang
dibahas untuk membatasi permasalahan yang ada agar tidak meluas sehingga
pembahasan tujuan dapat terfokus. Batasan – batasan masalah yang ada dalam
proses perencanaan inspection boat adalah:
1. Kapal ini hanya bekapasitas 8 ABK.
2. Rute pelayaran direncanakan meliputi pos penjagaan Medokan-Ayu
hingga pos penjagaan Wonorejo.
5
3. Ruang muat diperuntukan sebagai tempat bibit mangrove dan peralatan
inspeksi.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
1. Perlengkapan yang dibutuhkan dalam operasional inspection boat adalah
bibit mangrove dan peralatan-peralatan.
2. Untuk mendapatkan ukuran utama di dapatkan dari data kapal pembanding
dan desainnya di sesuaikan dengan kebutuhan.
3. Perhitungan konstruksi berdasarkan BKI 1996 volume II, daya mesin di
dapatkan dari katalog setelah perhitungan, dan stabilitas menggunakan
standar IMO.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan ukuran utama kapal
Dalam pemilihan / penentuan ukuran utama, dapat melalui data ukuran
utama kapal untuk tipe kapal tertentu yang sudah ada, dan masih dimungkinkan
menentukan sendiri ukuran utama kapal serta tipe kapal yang dikehendaki.[3]
Data ukuran utama kapal yang diperlukan untuk dapat dibuat rencana bentuk
badan kapalnya.
1. Method of comparison ship
Ketentuan :
Jumlah kapal pembanding cukup Satu
Jenis dan tipe kapal harus sama
Tujuan untuk mendapatkan kapal yang lebih baik dari yang sudah ada
Contoh : metode perbandingan langsung, A. Mandelly, G. Manning
Keuntungan :
Cepat dan sederhana
Makin pengalaman hasilnya makin baik
Kekurangan :
Sangat tergantung pada pemilihan kapal pembanding
Kreatifitas desainer kurang
Adanya kesalahan yang tidak disengaja
2. Method of complex solution
Ketentuan :
Tanpa kapal pembanding
Berdasarkan perhitungan matematis yang variabel-variabel dari kapal itu
sendiri, yang diperoleh dari hasil pengujian yg berulang-ulang
7
Keuntungan :
Hasil lebih teliti.
Kontrak bisa ebih awal.
Bisa untuk perencanaan kapal jenis baru.
2.1.1 Rencana garis (Linesplan)
Gambar rencana garis ( lines plan ) terdiri dari proyeksi
ortographis/siku-siku dari interseksi/perpotongan antara permukaan/surface
lambung kapal dan tiga set bidang yang saling tegak lurus. Di dalam terdapat half
breadth plan, body plan, dan sheer plan.
Perencanaan kurva CSA dengan metode A. Hamlin.
Dari rumus pendekatan matematis perhitungan koefisien-koefisien
kapal seperti diatas, akan diperoleh masing-masing besarnya koefisien bentuk
kapal, koefisien midship, koefisien garis air dan koefisien prismatic kapal serta
besarnya pusat titik tekan kapal terhadap midship [8].
2.1.2 Rencana umum (General arrangement)
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun
dan ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah
ada (pembanding).
Perencanaan Ruang Akomodasi
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh
beberapa persyaratan untuk crew accomodation.
1. Ruang Navigasi (Navigation Room)
A. Ruang Kemudi (Wheel House)
Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan
dan ke samping tidak terhalang (visibility 3600)
Flying wheel house lebarnya selebar kapal. Untuk mempermudah
waktu berlabuh.
B. Ruang Peta (Chart Room)
Terletak didalam ruang wheel house.
Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan.
8
C. Ruang radio (Radio Room)
Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air
dan gangguan suara [7].
2.1.3 Konstruksi
Shell Laminates
1. Keels
keels harus menerus sepanjang kapal mulai fore end sampai aft end
lebar dari girth dan tebal keels tidak boleh kurang dari :
- lebar girth : 530 + 14,6L (mm)
- tebal : 9 + 0,4L (mm)
2. Side shell
Ketebalan dari side shell tidak boleh kurang dari harga persamaan
berikut :
15S √(d + 0,026L) (mm)
3. Bottom shell
Ketebalan dari bottom shell tidak boleh kurang dari harga
persamaan berikut :
15,8S √(d + 0,026L) (mm)
4. Superstructures shell
Ketebalan dari side shell pada superstructure untuk daerah 0,25L
dari fore end tidak boleh lebih kecil dari tebal side shell pada
daerah tersebut.
Ketebalan side shell pada superstructure di belakang daerah
tersebut diatas dapat dikurangi sampai 0,8 kali tebal side shell.
Deck laminates
Ketebalan dari upper deck laminate pada daerah midship dengan
penguatan longitudinal tidak boleh kurang dari 15S √h.
Ketebalan dari upper deck laminate untuk daerah midship dengan
penguatan transversal tidak boleh kurang dari 18,2S √h.
Ketebalan dari upper deck laminate untuk daerah di luar midship dan pada
deck lainnya selain upper deck tidak boleh kurang dari 13S √h.
Jarak frame standard adalah 500 mm [2].
9
2.1.4 Stabilitas
Stabilitas pada umumnya adalah kemampuan dari suatu benda yang
melayang atau mengapung yang dimiringkan untuk tegak kembali.Pada umumnya
stabilitas memanjang itu tidak perlu diperhitungkan, karena biasanya dianggap
cukup besar. Maka dari itu yang selalu mendapat perhatian pada waktu
merencanakan kapal hanyalah stabilitas melintang saja. Stabilitas pada sudut
olengan kecil (≤6°) disebut stabilitas awal. Nilai dari stabilitas statik maupun
stabilitas dinamis itu ada yang positif, negative dan nol. [6]
2.1.5 Material
Inspection boat ini menggunakan material FRP (Fiber Reinforced
Plastic). Bahan ini digunakan karena sangat menguntungkan dari segi ringan,
perawatan lebih mudah, tidak korosif, dan pembangunan relatif cepat.
10
BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan untuk inspection boat dalam tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan survey / studi lapangan.
Mengambil data dari pihak pengelola kawasan hutan mangrove dan
instansi lainnya baik lisan (wawancara langsung) maupun tulisan
diantaranya:
Data sungai berupa:
Kedalaman sungai
Lebar sungai
Peta rute sungai
Kondisi sungai
Pasang surut
Data perairan laut lepas berupa:
Arus gelombang
Arus angin
Pasang surut pantai
Kedalaman laut
Data jarak dan waktu tempuh rute pelayaran inspeksi yang dilakukan
oleh pihak pengelola kawasan hutan mangrove yang nantinya juga akan
digunakan oleh inspection boat.
Kerja sama dalam rangka pengadaan inspection boat di kawasan hutan
mangrove lingkar Medokan Ayu - Wonorejo.
Gambar - gambar berupa foto dan peta lokasi.
b. Pengumpulan data:
Data hasil suvey.
Data dari internet.
Data dari referensi dan studi literatur yang menunjang.
11
Tempat yang direncanakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan
untuk tugas akhir ini adalah :
Dinas Perikanan Surabaya
Sekretariat FKPM WonorejoSurabaya
Kantor Kecamatan Rungkut Surabaya
Perpustakaan PPNS-ITS
Perpustakaan ITS Pusat
c. Menentukan konsep desain kapal:
Desain rencana garis (lines plan)
Penggambaran rencana garis berdasarkan ukuran utama yang telah
ditentukan dan proses pembuatanya menggunakan software Maxsurf
pro 11.
Desain rencana umum (general arrangement)
Penggambaran rencana umum berdasarkan bentuk lambung yang
sudah direncanakan dengan menggunakan software AutoCAD 2006.
d. Perencanaan dan perhitungan:
Perhitungan stabilitas kapal dengan menggunakan software Hydromax
pro 11.
Perhitungan kontruksi lambung.
Perhitungan kontruksi lambung berdasarkan ketentuan yang ada (BKI
Volume II fiber glass) dengan menggunakan software Microsoft office
2007.
Perhitungan daya mesin dan pemilihan mesin dengan menggunakan
software Microsoft office 2007 dan katalog mesin.
12
e. Alur Penelitian:
Metodologi yang dilakukan pada percobaan ini berdasarkan pada flow
chart yang di tujukan pada gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 flowchart alur penelitian tugas akhir
13
BAB IV
SISTEMATIKA TUGAS AKHIR
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Table Daftar Kegiatan
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penulisan
BAB II. Tinjauan Pustaka
BAB III. Metodologi Penelitian
BAB IV. Analisa dan Pembahasan
BAB V. Penutup
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
14
BAB V
RENCANA DAFTAR KEGIATAN
Untuk memperlancar jalannya tugas akhir ini perlu dijadwalkannya program
kegiatan agar tertata dan mendapatkan hasil yang maksimal. Lihat tabel.
Tabel 5.1
No. Kegiatan Bulan ke
July Augt Sept Oct Nov Des
1. Survey dan studi literature.
2. Perhitungan DWT dan penentuan
ukuran utama.
3. Perencanaan linesplan dan general
arrangement.
4. Perhitungan konstruksi, stabilitas, dan
daya mesin.
5. Evaluasi dan revisi keseluruhan.
6. Visualisasi.
7. Menyusun Laporan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Bengen, Dietriech G, 2004b, Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan
Ekosistem Mangrove, Pusat kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB,
Bogor.
2. Biro Klasifikasi Indonesia.1996. Rules for fiber glass(Volume II). Biro
Klasifikasi Indonesia.
3. Fisheries and Aquaculture Departement.2009. Fishing Boat Construction:
2building a fiberglass fishing boat.FAO Corporate Document Repository.
4. Kecamatan Rungkut.2009. Data Perairan Pantai Timur Surabaya.
Kotamadya Surabaya.
5. Khomsin. 2009. Studi Perencanaan Konservasi Kawasan Mangrove.
www.berita iptek.com.
6. Mustafa, Aan.2008. Laporan Tugas Gambar Hydrostatic & Bonjean. PPNS.
7. Putra Adimas, Adam.2008. Laporan Tugas Gambar Rencana Umum. PPNS.
8. Suhardjito, Gaguk. 2008. Desain Rencana Garis. [email protected].