proposal thesis_koreksi.pdf
TRANSCRIPT
DESAIN DAN ANALISIS KANDANG AYAM TIPE TERTUTUP
KAPASITAS 30.000 EKOR DENGAN MENGGUNAKAN
COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
PROPOSAL THESIS
diajukan untuk Melakukan Penelitian Thesis
Nia Nuraeni Suryaman
138070001
PROGRAM MAGISTER TEKNIK MESIN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2015
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
PENJELASAN ISTILAH ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II STUDI LITERATUR .......................................................................... 3
2.1 Karakteristik Ayam ..................................................................................... 3
2.1.1 Pengaruh Temperatur terhadap Ayam .............................................. 3
2.1.2 Alat Pemanas Kandang Ayam .......................................................... 3
2.2 Pengondisian Udara pada Kandang Ayam ................................................. 4
2.3 Energy Balance ............................................................................................ 5
2.4 Computational Fluid Dynamic (CFD) ......................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 8
BAB IV JADWAL KEGIATAN, PREDIKSI HASIL, MANFAAT
PENELITIAN .................................................................................................... 9
4.1 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 9
4.2 Prediksi Hasil .............................................................................................. 9
4.3 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
iii
PENJELASAN ISTILAH
Day Old Chick (DOC) = anak ayam yang baru menetas
Bobot tetas = bobot anak ayam yang baru menetas
Layer = jenis ayam petelur
Periode Starter = periode awal tumbuh kembang anak ayam, antara hari
ke-0 sampai hari ke-7
Brooder = alat atau tempat yang memiliki panas cukup untuk ayam
periode starter
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat besarnya penduduk Indonesia, maka kebutuhan pangan menjadi besar. Salah
satu kebutuhan pangan tersebut adalah daging ayam. Besarnya kebutuhan dan konsumsi
tersebut perlu diimbangi dengan persediaan ayam yang mencukupi. Salah satu jenis
ayam yang banyak dikonsumsi adalah ayam broiler. Ayam broiler lebih banyak diminati
oleh masyarakat karena mudah didapat dimana saja, harganya relatif terjangkau
dibandingkan dengan ayam kampung. Peternak ayam lebih memilih beternak ayam
broiler karena masa pertumbuhan sampai panen relatif cepat, dan target pasar lebih luas.
Menurut livestockreview Indonesia, konsumsi daging ayam di Indonesia pada Tahun
2012 sebesar 66,8% dengan 84,4% berasal dari ayam broiler serta terus meningkatnya
kebutuhan daging ayam broiler per kapita tiap tahunnya (1)
. Melihat besarnya kebutuhan
daging ayam broiler, para peternak ayam broiler mengembangkan usahanya dengan
berbagai cara, salah satunya memiliki kandang yang nyaman bagi ayam agar
menghasilkan ayam yang berkualitas. Hal-hal yang memengaruhi kualitas daging ayam
adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik ayam yaitu faktor yang ada
pada ayam sejak masih di dalam telur, faktor genetik yang baik dapat dilihat dari DOC.
Faktor lingkungan ayam yaitu faktor yang mempengaruhi di luar tubuh ayam.
Temperatur udara di Indonesia umumnya tinggi antara 24-34oC, sedangkan standar
temperatur untuk ayam broiler adalah 17-33oC
(2). Salah satu upaya untuk
mengondisikan temperatur di dalam kandang ayam yaitu dengan menggunakan alat
pemanas. Jenis alat pemanas yang umum digunakan pada kandang ayam adalah batu
bara, gas, kayu bakar dan lampu. Penelitian Dede Risnajati menjelaskan bahwa jenis
alat pemanas pada kandang tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan, konsumsi air
minum, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan keseragaman bobot badan layer
periode starter (3)
. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menggunakan lampu pijar
sebagai alat pemanas kandang. Pemilihan lampu pijar sebagai alat pemanas dikarenakan
biayanya lebih murah dibandingkan dengan alat pemanas lain namun menghasilkan
panas yang besar. Temperatur yang dihasilkan lampu harus didistribusikan merata ke
seluruh bagian dalam kandang. Dugaan awal penelitian ini adalah penggunaan lampu
sebagai alat pemanas kandang ayam dapat mengurangi biaya investasi namun tidak
mengurangi kualitas ayam yang dihasilkan.
2
Mengingat luasnya penelitian ini, maka batasan masalah penelitian ini adalah analisis
kondisi aliran hanya temperatur dan kecepatan udara, penggunaan lampu pijar sebagai
alat pemanas berdaya 60 watt, dan luas tanah yang digunakan untuk kandang ayam
adalah 100 x 12 m. Maka dari itu rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana
mendesain kandang ayam dengan kapasitas 30.000 ekor agar memiliki distribusi
temperatur yang merata di dalam kandang.
Pada penelitian ini akan diamati posisi lampu dan sistem ventilasi di dalam kandang
ayam, dengan demikian akan diteliti ketinggian serta jarak antar lampu. Pengamatan
kondisi aliran dan distribusi temperatur dilakukan secara numerik menggunakan
Computational Fluid Dynamics (CFD). Penentuan kondisi batas serta aliran fluida
untuk metode CFD ini berdasarkan data-data aktual yang diperoleh pada saat survey ke
kandang ayam. Penelitian Ahmad Yani mengungkapkan bahwa distribusi temperatur
dalam kandang sapi perah FH dengan ventilasi alamiah pada saat udara cerah di musim
kemarau dapat dianalisis menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) yang
memiliki tingkat akurasi cukup tinggi (4)
. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan
analisis kondisi aliran dan distribusi temperatur pada kandang ayam dengan
menggunakan CFD, melakukan simulasi posisi lampu dan bukaan ventilasi pada
kandang ayam untuk mendapatkan distribusi temperatur yang merata mulai dari day old
chick hingga ayam siap panen, menghitung energy balance di dalam kandang ayam.
Output yang ingin dihasilkan pada penelitian ini berupa desain kandang ayam yang
memiliki temperatur yang merata didalamnya. Keuntungan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah program simulasi pada CFD dapat mengurangi biaya desain
maupun konstruksi serta menghindari pembangunan kandang ayam dengan cara trial
and error. Selain itu, hasil penelitian ini dapat berupa rekomendasi desain kandang
ayam yang ideal.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Karakteristik Ayam
Jenis ayam yang banyak ditemukan di Indonesia adalah ayam broiler/ayam pedaging,
ayam petelur dan ayam lokal dengan contoh ayam buras/ayam kampung. Berdasarkan
data Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) diprediksi konsumsi daging
broiler karkas per kapita akan meningkat setiap tahunnya menjadi 11,45 kg/kap pada
Tahun 2015, 12,97 kg/kap pada Tahun 2016 dan 14,49 kg/kap pada Tahun 2017 (1)
.
Melihat kebutuhan ayam broiler yang besar, maka diperlukan ayam yang berkualitas.
Ayam yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor
genetik yang baik dapat dilihat langsung pada DOC. Contoh faktor genetik yang baik
pada DOC adalah bobot tetas antara 35-40 gram/ekor, mata cerah, dapat berdiri dan
lincah, tidak cacat, memiliki suara nyaring (5)
. Bobot ayam pada masa panen adalah 1,8
kg pada hari ke-30 dan 2 kg pada hari ke-35 (6)
. Sementara itu contoh faktor lingkungan
ayam adalah konsumsi pakan, temperatur dan kecepatan udara di dalam dan di luar
kandang ayam.
2.1.1 Pengaruh Temperatur terhadap Ayam
Ayam broiler merupakan tipe hewan yang akan mempertahankan temperatur tubuhnya
agar relatif tetap dalam berbagai kondisi lingkungan. Hal ini menyebabkan ayam broiler
menghasilkan panas dari tubuhnya. Panas tersebut berasal dari berat badan, makanan
dan minuman yang dikonsumsi serta kondisi lingkungan. Terdapat dua jenis panas yang
dikeluarkan oleh tubuh ayam broiler, yaitu:
a. Panas Sensibel, yaitu panas yang dikeluarkan tubuh karena perbedaan temperatur
antara tubuh dengan lingkungan.
b. Panas laten, yaitu panas yang dikeluarkan tubuh selama peristiwa panting, karena
ayam tidak memiliki kelenjar keringat. Panas laten akan dikeluarkan oleh ayam jika
temperatur sekitar sangat tinggi.
Kebutuhan panas ayam berbeda-beda berdasarkan umurnya. Awal kehidupan Day Old
Chick (DOC) membutuhkan panas brooder yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya
umur ayam, maka kebutuhan panas akan menurun (7)
. Tabel 2.1 merupakan tabel standar
temperatur dan kelembaban untuk ayam berdasarkan umur (2)
.
4
Tabel 2.1 Standar Temperatur dan Kelembaban
Sumber: Isa Brown Manual Management
Temperatur merupakan faktor iklim yang memengaruhi produksi panas ayam broiler.
Pengaruh kondisi lingkungan di sekitar ayam akan berdampak terhadap produktivitas
ayam tersebut. Jika temperatur lingkungan terlalu tinggi atau rendah, ayam akan
mengalami cekaman panas atau stress yang berdampak pada kematian ayam.
2.1.2 Alat Pemanas Kandang Ayam
Temperatur di dalam kandang ayam dapat dikondisikan dengan penggunaan alat
pemanas. Alat pemanas yang digunakan pada penelitian ini adalah lampu. Jenis-jenis
lampu yang terdapat di pasaran adalah lampu pijar, lampu TL/neon, lampu halogen dan
lampu LED. Jenis lampu yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis lampu pijar.
Jika dibandingkan dengan jenis alat pemanas lain, penggunaan batu bara sebagai alat
pemanas kandang ayam memerlukan biaya yang sangat besar. Penggunaan gas lebih
murah dibandingkan dengan batu bara, namun fluktuasi harga gas LPG dan
ketersediaannya di Indonesia menjadi kendala tersendiri. Penggunaan kayu bakar lebih
murah namun menghasilkan asap yang tidak baik bagi pertumbuhan ayam. Keunggulan
lain dari penggunaan lampu adalah penginstalasian dan pengoperasian yang mudah.
2.2 Pengondisian Udara pada Kandang Ayam
Temperatur di dalam kandang ayam dipengaruhi oleh volume kandang, jumlah ternak,
temperatur lingkungan luar, radiasi matahari, sistem ventilasi, kecepatan udara. Desain
bangunan kandang ayam itu sendiri memengaruhi distribusi temperatur di dalamnya
seperti posisi dinding terhadap sinar matahari, sistem bukaan ventilasi, atap kandang,
material atap dan dinding kandang dan sebagainya.
5
Ventilasi pada bangunan kandang ayam berfungsi untuk mengendalikan temperatur,
sirkulasi udara sehingga kondisi ideal di dalam kandang terpenuhi. Ventilasi pada
bangunan kandang ayam ini berupa exhaust. Exhaust ini dapat diatur bukaannya
sehingga saat temperatur di dalam kandang terlalu tinggi dapat membuka dan
menyirkulasikan udara. Kecepatan udara di dalam kandang pun harus diatur dan dijaga
agar menghasilkan lingkungan yang nyaman di dalam kandang. Menurut penelitian
Hasbi Mubarok, nilai kecepatan udara rata-rata di dalam kandang yang dihasilkan dari
hasil simulasi adalah 2,28 m/s (8)
.
Metode untuk mendapatkan pengondisian udara yang ideal di dalam kandang ayam
dengan cara pengukuran di lapangan. Pengukuran yang dilakukan di lapangan adalah
pengukuran temperatur dan kecepatan udara. Pengukuran tersebut dilakukan pada
beberapa titik yaitu di dalam kandang ayam, exhaust, pintu masuk kandang ayam,
lingkungan di luar kandang ayam. Pengukuran luas outlet dan inlet diukur pada luas
exhaust dan pintu masuk kandang ayam.
Ayam harus memliki luasan kandang yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya.
Sebanyak 15.500 ayam periode starter hari ke-1 dan ke-2 masa pertumbuhannya
membutuhkan ruang seluas 12 x 12 m (3)
. Hal ini menunjukkan untuk ruang seluas 1 m2
mampu menampung 108 ekor ayam periode starter di hari ke-1 dan ke-2 masa
pertumbuhannya. Selanjutnya akan dianalisis penambahan luas ruang berdasarkan
pertumbuhan ayam tersebut.
2.3 Energy Balance Kandang Ayam
Energy balance adalah aplikasi dari Hukum Termodinamika I dengan pengertian
perubahan yang terjadi di dalam sistem selama proses berlangsung sama dengan
perbedaan antara total energi masuk dan total energi keluar sistem pada saat proses
berlangsung.
(
) (
) (
)
atau
(1)
6
Energi yang masuk ke kandang ayam berasal dari pintu masuk kandang ayam. Energi
yang keluar dari kandang ayam berupa exhaust. Perubahan yang terjadi di dalam
kandang ayam berasal dari panas yang dikeluarkan oleh ayam dan lampu. Selain itu,
energi yang terbuang oleh adanya perpindahan panas pada dinding, lantai dan atap
memengaruhi perubahan energi di dalam kandang ayam.
Output dari perhitungan energi lampu lainnya adalah perkiraan biaya yang dikeluarkan.
Jumlah lampu serta waktu hidup lampu menjadi parameter dari perhitungan energi
lampu ini. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh
pemilik kandang dengan penggunaan gas LPG sebagai alat pemanasnya.
2.4 Computational Fluid Dynamics (CFD)
Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah sistem analisis yang meliputi aliran
fluida, perpindahan panas, serta fenomena seperti reaksi kimia berdasarkan simulasi
berbasis komputer (9)
. Penyelesaian masalah aliran fluida yang kompleks dapat
dilakukan dengan penggunaan CFD dengan cara mengidentifikasi dan
memformulasikan aliran fluida. Klasifikasi aliran fluida adalah compressible &
incompressible, steady & unsteady, laminar & turbulent. Identifikasi aliran fluida perlu
dilakukan sebelum melakukan analisis (10)
.
Teknik numerik diskritisasi yang digunakan di dalam CFD adalah Finite Element
Method (FEM), Finite Difference Method (FDM) dan Finite Volume Method (FVM).
CFD pada umumnya menggunakan teknik numerik diskritisasi FVM (11)
. Penyelesaian
persamaan yang terdapat di dalam CFD memerlukan data-data pengukuran sebagai
boundary condition/kondisi batas. Kondisi batas pada inlet, outlet, wall dan kondisi
lainnya harus memiliki acuan dalam penyelesaian persamaan di dalam CFD. Semakin
mendekatinya data-data kondisi batas dengan data yang didapat di lapangan, semakin
baik dan akurat hasil yang akan didapat (12)
. Gambar 2.2 merupakan alur proses
CFD(10)
.
7
Gambar 2.2 CFD Flow Process
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji teori dan referensi
yang mendukung penelitian.
2. Survey untuk pengambilan data boundary condition.
3. Penyusunan dan analisis energy balance pada kandang ayam.
4. Menentukan posisi pengukuran temperatur dan kecepatan udara di kandang ayam.
5. Melakukan pengukuran temperatur dan kecepatan udara di kandang ayam.
6. Melakukan simulasi CFD.
7. Melakukan analisis CFD.
8. Melakukan validasi distribusi temperatur dan kecepatan udara dengan cara
membandingkan hasil pengukuran dengan simulasi CFD.
9. Melakukan pengolahan data, interpretasi data, analisis data dan pembahasan.
10. Menarik kesimpulan dan saran.
BAB IV
JADWAL KEGIATAN, PREDIKSI HASIL, MANFAAT PENELITIAN
4.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
2015
Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melakukan pengumpulan data
2 Survey untuk pengambilan data
boundary condition
3 Penyusunan dan analisis energy
balance pada kandang ayam
4 Menentukan posisi pengukuran
di kandang ayam
5 Melakukan pengukuran di
kandang ayam
6 Melakukan simulasi CFD
7 Melakukan analisis CFD
8
Melakukan validasi dengan cara
membandingkan hasil
pengukuran dengan simulasi
CFD
9
Melakukan pengolahan data,
interpretasi data, analisis data
dan pembahasan
10 Membuat hasil penelitian dan
kesimpulan
4.2 Prediksi Hasil Penelitian
Prediksi hasil untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil simulasi menggunakan CFD menunjukkan distribusi temperatur di dalam
kandang merata.
2. Penggunaan lampu akan mengurangi biaya investasi namun tidak mengurangi
kualitas ayam yang dihasilkan.
4.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan rekomendasi desain kandang ayam yang ideal bagi peternak ayam.
2. Program simulasi pada CFD dapat mengurangi biaya desain maupun konstruksi
serta menghindari pembangunan kandang ayam dengan cara trial and error.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Livestockreview, (2013), “Daging Broiler Sumbang 84,4% Kebutuhan Daging
Unggas Nasional”, www.livestockreview.com/2013/05/daging-broiler-sumbang-
844-kebutuhan-daging-unggas-nasional/, diakses pada 1 Juni 2015
2. Isa Brown Manual Management, (2007), “General Manual Management”, A
Hendrix Genetics Company
3. Dede Risnajati, (2011), “Pengaruh Jenis Alat Pemanas Kandang Indukan
terhadap Performan Layer Periode Starter”, hal. 24, Universitas Bandung Raya,
Bandung
4. A. Yani, H. Suhardiyanto, R. Hasbullah, B.P. Purwanto, (2007). “Analisis dan
Distribusi Suhu Udara pada Kandang Sapi Perah Menggunakan Computational
Fluid Dynamics (CFD)”, Institut Pertanian Bogor, Bogor
5. Ay Irfan, (2013), “Memilih DOC Ayam Broiler yang Baik”,
http://hargadoc.blogspot.com/2014/03/memilih-doc-ayam-broiler-yang-
baik.html, diakses pada 1 Juni 2015
6. Yadi, wawancara, (2015), “Penjelasan Bobot Ayam dan Luas Kandang Ayam”,
Kandang Ayam Mangunreja Kab. Tasikmalaya
7. Mei Sulistyoningsih, (2004), “Berbagai Respon Fisiologis Ayam Broiler Akibat
Temperatur Lingkungan”, Majalah Ilmiah Lontar, IKIP PGRI Semarang Press
8. Hasbi Mubarok Suud, Kudang Boro Seminar, (2009), “Simulation of Airflow
Pattern and Temperature Distribution at Closed House System Chicken House
Using Computational Fluid Dynamics”, hal. 1, Institut Pertanian Bogor, Bogor
9. H K Versteeg, W Malalasekera, (2007). ”An Itroduction to Computational Fluid
Dynamics”, hal. 1, Pearson Education Limited, UK
10. Autodesk Education Community, (2011), “Fluid Flow: Overview of Fluid Flow
Analysis”, Autodesk Education Community
11. Autodesk Education Community, (2011), “Fluid Flow: Application of
Numerical Methodes”, Autodesk Education Community
12. Autodesk Education Community, (2011), “Fluid Flow: Establishing Boundary
Conditions”, Autodesk Education Community