proposal teknik industri
DESCRIPTION
Proposal Pembukaan prodi baruTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Letak geografis Riau yang strategis amat menguntungkan baik dilihat dari percepatan
pertumbuhan ekonomi kawasan dan perkembangan daerahnya sendiri di era otonomi sekarang ini,
sehingga memberi dampak pada percepatan lalu lintas barang produksi, komoditi dan ide-ide intelektual
yang merupakan salah satu dampak positif dari perkembangan teknologi. Mobilitas fisik dan arus
manusia melalui Riau, juga mempercepat akulturasi kebudayaan internasional karena posisinya pada
titik silang beberapa negara dan sebagai jalur perdagangan dunia.
Pesatnya perkembangan kawasan dan kemajuan teknologi serta meningkatnya kebutuhan akan
lembaga-lembaga yang dapat menunjang pembangunan serta kesadaran dari generasi muda dan
masyarakat Riau untuk memajukan citra diri daerah dan bangsa, merupakan modal dasar bagi
pengembangan lembaga pendidikan tinggi yang ada di Riau. Dengan berlakunya perdagangan bebas
untuk kawasan ASEAN (AFTA) dan tahun 2020 untuk seluruh dunia, akan terjadi persaingan yang ketat di
segala sektor.
Salah satu sektor yang berkembang dengan pesat dewasa ini di Riau adalah sektor industri, seperti
yang berada di Pulau Batam, Pulau Bintan, Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, yang kemudian disusul
oleh Kabupaten Siak dan Pelalawan. Letak geografis daerah Riau yang strategis dan berada di kawasan
Sijori (Singapura, Johor, Riau), serta berdekatan dengan kawasan pengembangan indutri Balerang
(Batam, Rempang, Galang), mengharuskan masyarakat untuk siap berkompetisi dalam memasuki
lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang terampil, sehingga diharapkan
dapat bersaing dalam kompetisi menghadapi era globalisasi tersebut.
Sebagai salah Perguruan Tinggi yang berkembang di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, STIkes
Tuanku Tambusai merasa terpanggil dan mencoba menangkap peluang dan tantangan tersebut melalui
kekuatan yang ada dengan membuka program-program studi baru yang memang relevan dengan
kebutuhan perkembangan industri yang ada yang salah satunya adalah Program Studi Teknik Industri
dalam bentuk program pendidikan strata-1 (S1).
Pendirian Program Studi Teknik Industri ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh STIKes
Tuanku Tambusai yang akan mengembangkan dirinya menjadi sebuah universitas yang bernama
Universitas Teknologi Nusantara. Bersamaan dengan pembukaan program studi lainnya seperti Teknik
Industri dan Teknik Kimia, Program Studi Teknik Industri akad tergabung ke dalam satu fakultas Sains
dan Teknologi.
1
Dasar pelaksanaan Penyelenggaraan Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Teknologi Nusantara, secara yuridis tertuang dalam:
1. UU. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. SK Mendiknas No. 107 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
4. SK Dirjen Dikti No. 108 tahun 2001 tentang Pembukaan Program studi.
1.1 ANALISIS SITUASI
1.1.1 Visi, Misi dan Tujuan
Visi Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi yang selalu berupaya melakukan perbaikan
secara berkesinambungan dalam Kajian Teknik Industri melalui Pemanfaatan
Teknologi Terkini yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara pada Tahun 2020.
Misi Mewujudkan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran guna menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang Teknik Industri
Menghasilkan penelitian dan kerya ilmiah yang terbaik dalam bidang Teknik
Industri yang memberikan manfaat bagi kemaslahatan ummat
Memberikan pelayanan dan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa
dan negara.
Tujuan Terwujudnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional di bidang Teknik Industri yang berwawasan keilmuan terintegratif yang
terbaik di Asia Tenggara.
1.1.2 Manfaat
Teknik Industri merupakan jembatan yang menghubungkan ilmu teknik dan ilmu sosial termasuk
ekonomi. Pendidikan Teknik Industri bertujuan membentuk ahli-ahli teknik yang berkemampuan tinggi
dalam hal perencanaan, penyusunan fisik, perbaikan dan pengoperasian sistem-sistem integral, serta
berorientasi kepada sistem kerja yang profesional dan memupuk semangat kebersamaan.
Dalam usaha memenuhi kebutuhan tenaga ahli Teknik Industri di Riau khususnya dan di Indonesia
pada umumnya, Universitas Teknologi Nusantara merasa terpanggil untuk menyiapkan calon-calon
tenaga profesional dibidangnya sebagai nadi penggerak pembangunan. Dengan kemampuan yang
dimiliki, maka lulusan dari Teknik Industri diharapkan mampu memasuki peluang lapangan kerja di
bidang manufaktur, bidang manajemen industri dan kombinasi keduanya. Untuk itu, pengembangan
Program Studi Teknik Industri paling tidak harus memperhatikan kualitas, akuntabilitas, evaluasi,
akreditasi, relevansi, peluang serta kesempatan kerja.
1.1.3 Kemampuan dan Potensi Perguruan Tinggi
2
Kehadiran Fakultas Sains Teknologi Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi
Nusantara yang berlokasi di Propinsi Riau, akan banyak memberikan dampak positif, baik bagi
masyarakat, pemerintah maupun industri yang berada di Propinsi Riau khususnya Kabupaten Kampar.
Potensi yang dimiliki oleh Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau, baik dari aspek potensi yang
ada, kekayaan lahan untuk pengembangan universitas untuk masa kini , apalagi untuk masa yang akan
datang. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau memiki lahan cadangan untuk membangun
kampus yang lebih luas, lebih dari 2 hektar lahan yang tersedia hingga saat ini.
Selain itu, untuk memajukan dan mengembangkan Program Studi Teknik Industri nantinya,
telah tersedia dosen dengan klasifikasi pendidikan S-2. Sehingga dengan sumber daya manusia yang
cukup tersebut, maka Universitas Teknologi Nusantara akan memiliki kemampuan dan potensi dalam
mendirikan dan mengembangan perguruan tinggi ke depan, terutama Program Studi Teknik Industri.
1.1.4 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Dengan analisis SWOT dapat identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namum scara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threat). Berdasarkan analisis
SWOT yang dilakukan maka diperoleh:
A. Kekuatan
1. Visi, komitmen, wawasan, dan motivasi pengurus Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai Riau cukup
kuat untuk mengembangkan dunia pendidikan di wilayah Kampar khususnya dan Riau pada
umumnya.
2. Pengalaman pengurus Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai mengelola STIKes menjadi kekuatan
dalam mendirikan dan mengelola Program Studi Teknik Industri.
3. Belum adanya Program Studi Teknik Industri di wilayah Kampar, sedangkan kebutuhan akan tenaga
Teknik Industri terus meningkat dari waktu ke waktu.
B. Kelemahan
1. Keterbatasan dana untuk memulai pendirian Program Studi Teknik Industri.
2. Belum tersedianya fasilitas yang memadai untuk melaksanakan pendidikan dan pembelajaran
secara baik, terutama peralatan praktikum.
C. Peluang
1. Komitmen Pemerintah Daerah Kampar dan Provinsi Riau dalam mengembangan kualitas sarjana
keteknikan cukup baik, ditandai dengan besarnya alokasi dana APBD untuk sektor pendidikan yang
melebihi 20%.
3
2. Minat lulusan SLTA untuk berkerja dalam profesi Keteknikan khususnya bidang Teknik Industri
semakin meningkat dewasa ini, ditandai dengan tingkat kompetisi memasuki perguruan tinggi di
Riau yang melebihi daya tampung.
3. Tingkat penghasilan masyarakat Kampar khususnya dan Riau umumnya terus membaik, sehingga
memungkinkan orang tua untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka ke jenjang perguruan
tinggi.
4. Letak geografis propinsi Riau yang cukup strategis yang berada di kawasan SIJORI (Singapura, Johor
dan Riau) yang memiliki perusahaan-perusahaan besar padat modal.
5. Semakin meningkatnya jumlah calon tenaga pengajar yang sudah berpendidikan strata dua dalam
berbagai disiplin ilmu di Propinsi Riau dan Kabupaten Kampar.
6. Adanya larangan pemerintah untuk membuka kelas jauh.
Ancaman
1. Besarnya investasi yang diperlukan di dalam mendirikan sebuah Program Studi yang bersifat
keteknikan.
2. Terbatasnya calon tenaga dosen yang sudah berpendidikan S2 dan S3 di bidang pendidikan yang
belum bekerja.
3. Daya tarik perguruan tinggi di kota Pekanbaru dan luar Provinsi Riau yang sudah mapan, sehingga
lulusan SLTA yang potensial/berprestasi lebih memilih perguruan tinggi yang sudah mapan tersebut.
4. Terdapat beberapa univeritas yang ada di Riau khususnya Pekanbaru yang memiliki Program Studi
Teknik Industri, yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UiN Suska Riau) dan
Universitas Muhamadiyah Riau (UMRI).
1.2 Aspek Spesifikasi
1.2.1 Nomenklatur dan Jenjang Program Studi
Nomenklatur berdirnya Program Studi Teknik Industri mengacu kepada program dan rencana
kegiatan Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau, jangka pendek, menengah dan jangka
panjang., Berdirnya Program Studi Teknik Industri juga mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, seperti UU No. 12 Tahun 2012
Tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 95 Tahun 2014, Tentang
Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri serta Pendirian, Perubahan dan
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 Tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, serta aturan perundang-undangan lainnya yang
relevan dengan rancangan ini.
Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau, telah membuka STIKES dan STKIP hingga kinii
berkembang dan eksis sebagai lembaga pendidikan tinggi di Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau.
4
Untuk pengembangan usaha Yayasan dalam bidang pendidikan tinggi, maka yayasan telah
mempersiapkan beberapa fakultas untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi universitas, yang
dirancang bernama Universitas Teknologi Nusantara. Salah satu fakutas yang diusulkan dan
dipersiapkan adalah Fakultas Sians Dan Teknologi dengan berbagai Program Studi.
1.2.2 Posisi Program Studi yang Diusulkan Bidang Ilmu Nasional dan Internasional
Program Studi Teknik Industri memiliki laju permintaan yang terus bertambah secara cepat
karena berkaitan erat dengan tuntutan yang terus meningkat bagi industri dalam upaya memperbaiki
produktivitas, kualitas produk maupun kemampuan bersaing. Dengan berkembangnya industri-industri
dii dalam maupun di luar negeri memungkinkan ilmu-ilmu yang digunakan pada Program Studii Teknik
Industri dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.
perbankan, asuransi, rumah sakit, dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena bidang keilmuan teknik
industri merupakan perpaduan beberapa disiplin ilmu. Teknik Industri pada dasarnya memiliki kaitan
erat dengan ilmu keteknikan maupun ilmu yang lain seperti manajemen, computer science, statistik,
operation research , human engineering , psikologi , dan lain-lain.
Pengusulan Program Studi Teknik Industri saat ini, sangat penting dan sangat berpeluang untuk
maju dan berkembang, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga akan berkembang pada tingkat nasional
dan internasional. Hal ini disebabkan karena disiplin Teknik Industri dapat menangani antar lain:
1. Perencanaan dan pemilihan metoda-metoda kerja yang efektif dan efisien dalam proses produksi.
2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi.
3. Desain fasilitas pabrik.
4. Penelitian dan pengembangan produk
5. Perencanaan dan pengembangan organisasi
6. Analisa potensi lokasi pemasaran, sumber bahan baku, suplai tenaga kerja sumber pembiayaan, dan
lain-lain.
7. Operasioanal riset, seperti optimasi pengambilan keputusan, sistem simulasi, program linier.
1.2.3 Keunggulan dan Karakteristik Program Studi yang Diusulkan
Terdapat banyak perusahaan yang berskala lokal, nasional maupun internasional (asing) yang
berdiri di Propinsi Riau, serta banyaknya peminat dari tamatan SLTA sederajat yang berminat di bidang
keteknikan khususnya Teknik Industi merupakan salah satu unggulan progam studi ini. Beberapa
perusahan yang ada di Provinsi Riau, baik yang bergerak di bidang crumb rubber, palm oil, pulp and
paper, rumah sakit, perbankan dan lain sebagainya. Dengan berdirinya Progam Studi Teknik Industri ini
diharapkan dapat menghasilkan sarjana yang ahli di bidang keteknikan khususnya Teknik Industri yang
dapat membangun Propinsi Riau pada umumnya dan Kabupatan Kampar pada khususnya.
5
Sedangkan karakteristik Program Studi Teknik Industri ini adalah para lulusan Program Studi
Teknik Industri yang dihasilkan oleh Fakultas Sains dan Teknologii Universitas Teknologi Nusantara,
diharapkan ahli di bidang perancangan strategi penganalisaan dan pengembangan suatu industri.
Selain itu diharapkan pula para lulusan mempunyai kompetensi utama, kompetensi pendukung dan
kompetensi lainnya. Adapun kompetensi tersebut adalah:
A. Kompetensi Utama :
1. Mampu melakukan penganalisaan pada sebuah organisasi yang baik bersifat manufaktur,
maupun industri jasa.
2. Mampu melakukan sintesis berupa perbaikan-perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan
yang terjadi pada berbagai bentuk organisasi dalam bentuk solusi-solusi konkret yang bersifat
fleksibel dan aplikatif.
3. Mampu mengembangkan suatu industri ke arah kebutuhan zaman yang ditandai oleh
perkembangan teknologi khususnya Teknologi Informasi.
B. Kompetensi pendukung:
1. Mampu mengoperasikan program-program aplikatif yang berhubungan dengan dunia industri.
2. Mampu menjadi merancang program sederhana dari program aplikatif yang ada bagi kebutuhan
dunia industri.
3. Mampu menjalankan sistem design lay-out/tata letak pabrik baik secara manual dan
terkomputerisasi.
C. Kompetensi Lainnya :
1. Mampu bekerja kelompok dan menyesuaikan diri di lingkungan kerja.
2. Memiliki kemampuan umum dalam beorganisasi, dan menjadi karyawan yang baik.
3. Menjadi manusia terdidik seutuhnya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan hidup
rukun di tengah masyarakat.
1.2.4 Hubungan Program Studi yang Diusulkan dengan Program Studi Lain
Teknik Industri merupakan disiplin ilmu teknik yang berkaitan dengan proses-proses produksi
maupun transformasi material. Disiplin Teknik Industri akan mampu melihat permasalaah industri
melalui pendekatan sistem terpadu. Sehingga Program Studi Teknik Industri merupakan perpaduan dari
berbagaii bidang ilmu. Teknik Industri mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program studi
lainnya. Program studi yang berhubungan dengan Teknik Industri adalah Teknik Mesin, Teknik Elektro,
Ekonomi, Manajemen, Psikologi, Komputer Sains, dan Statistik. Teknik Industri pada dasanya akan
banyak terlihat pada hal-hal yang bukan saja menyangkut masalah keteknikan tetapi juga meliputi hal-
hal yang bersifat non teknis.
6
BAB II
KURIKULUM
1.3 Rumpun Keilmuan
1.3.1 Bidang Kajian yang Menjadi Pokok Program Studi dan Konstelasinya dengan Bidang Ilmu Lain
Bidang ilmu Teknik Industri pada dasarnya memiliki kaitan yang erat dengan biang-bidang ilmu
keteknikan ataupun bidang ilmu lainnya. Di samping berkaitan erat dengan bidang ilmu Teknik Mesin
(Mechanical Engineering), bidang ilmu Teknik Industri juga memiliki kaitan dengan Manajmen,
Computer Science, Statistik, Operation Research, Human Engineering, Psikologi, Sosio-Ekonomi, System
Enginering, dan lain-lain. Dibandingkan dengan bidang-bidang ilmu seperti Teknik Mesin, Teknik Sipil,
Teknik Elektro, atau Teknik Kimia yang lebih menekankan secara mendalam pada bidang ilmu
keteknikan mereka sendiri (teknologi perangkat keras khususnya), maka bidang ilmu Teknik Industri
pada dasarnya akan banyak terlihat pada hal-hal yang bukan saja menyangkut masalah keteknikan,
tetapi juga meliputi hal-hal yang bersifat non teknik.
Diagram relasi antar bidang ilmu Teknik Industri dengan bidang ilmu dan keteknikan yang lain
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1 Hubungan Bidang Ilmu Teknik Industri dengan Bidang Ilmu/Keteknikan yang Lain
7
Program Studi Teknik Industri termasuk ke dalam kelompok pendidikan kerekayasaan. Ciri utama
kelompok ini adalah memberikan kemampuan untuk melakukan perancangan. Secara spesifik.
Kemampuan perancangan yang dibangun dalam bidang teknik industri adalah kemampuan perancangan
sistem integral, yang terdiri dari sub sistem manusia, material, mesin/peralatan, informasi dan energi.
1.3.2 Perkembangan Bidang Ilmu Teknik Industri Saat Ini, dan 10 Tahun ke Depan
Tahun 1832 – Charles Babbage Teknik industri merupakan ilmu khusus dari departemen Teknik
Mesin. Teknik Industri yang pertama kali memisahkan diri adalah Departemen Teknik Industri di
Universitas Pennsylvania State dan Universitas Syracuse pada tahun 1908 (Program di Syracuse ini
berjalan sebentar, tapi kemudian dibentuk lagi pada tahun 1952).
Keberadaan Teknik Industri pada jurusan Teknik Mesin merupakan pola yang dominan yang
dipilih sampai akhir Perang Dunia II, jurusan Teknik Industri mulai didirikan pada college dan universitas-
universitas di Amerika. Masih sangat sedikit jurusan-jurusan Teknik Industri setingkat S1 sampai perang
Dunia II berlangsung. Pada saat jurusan Teknik Industri telah mulai terpisah dari Teknik Mesin, mulailah
pendidikan Teknik Industri setingkat S2/master ditawarkan pada jurusan-jurusan tersebut.
Pada tahun 1990-an, lebih dari 150 universitas menawarkan program studi Teknik Industri
dimana sekitar 92 telah diakreditasi oleh “Accreditation Board for Engineering and Technology”.
Sebagian besar program studi Teknik Industri yang telah diakreditasi tersebut juga menawarkan
program master (S2).
Pada tahun 1993 di Indonesia terdapat 55 perguruan tinggi (negeri dan swasta) dan pada tahun
1999 ada sekitar 100 lebih perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi Sarjana Teknik
Industri. Pada tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati), yang hanya aktif dalam
beberapa tahun. Pada tahun 1987 berdirilah lkatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri
Indonesia (ISTMI).
Teknik Industri sendiri didefenisikan oleh AIIE : "Teknik Industri berkaitan dengan penanganan
desain, perbaikan dan instalasi sistem terintegrasi yang terdiri dari manusia, material, informasi,
peralatan dan energi. Teknik Industri menyusun pengetahuan dan ketrampilan khususnya dengan
menggunakan matematika, fisika dan ilmu sosial bersama-samu dengun azas dan metode analisis
engeneering dan desain, unluk menentukan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari
sislem tersebut.
Kemampuan keahlian Teknik Industri yang dimiliki harus berupa kemampuan nyata dalam
melakukan perancangan, perbaikan, maupun implementasi dari sistem integral pembangunan yang
dihadapi. Kemampuan tersebut tidak hanya berhenti pada kemampuan menyusun konsep tetapi perlu
disatukan dengan kemampuan implementasinya. Untuk mewujudkan hal ini, perlu kesadaran terhadap
8
hakikat dan falsafah dari upaya atau kegiatan yang dilakukan, maupun tujuan yang akan dicapai,
dilandasi oleh pengetahuan dasar yang kuat, serta latihan implementasi yang intensif. Hal-hal ini harus
mewarnai sifat penyelenggaraan pendidikan Teknik Industri.
Dalam pembangunan bidang industri dan perdagangan, profesi Teknik Industri diharapkan
mempunyai peranan sebagai berikut : membantu secara langsung pengembangan industri melalui
peningkatan nilai tambah produk industri. melakukan inovasi dalam rangka peningkatan produktivitas
dan pengembangan kreatifitas, mengembangkan multi disiplin support bagi industri, meninkatkan
kemampuan menggunakan dan mengontrol bagi perangkat teknologi, merencanakan operasi dan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, meningkatkan kemampuan menerapkan
parameter dasar ke dalam desain.
1.4 Rancangan Kurikulum
Berdasarkan dengan perkembangan kurikulum pendidikan di perguruan tinggi pada tahun 2012,
kurikulum yang diterapkan saat ini adalah yang berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
dan Standar Nasional perguruan Tinggi (SNPT). KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan, bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. SNPT yang dipakai adalah tahun
2014 yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 49 yang berisi dasar hukum yang
ditetapkan pemerintah untuk dijadikan standar acuan di Perguruan Tinggi. Dengan kata lain, integrasi
antara KKNI dan SNPT adalah kompetensi lulusan sama dengan capaian pembelajaran minimum.
Pelaksanakan kurikulum KKNI dan diselaraskan dengan SNPT, maka kurikulum tersebut diajadikan
dasar untuk melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi atau disebut juga kurikulum berbasis
kompetensi. Pada kurikulum berbasis kompetensi, pembelajaran mengacu pada penekanan pada
dominasi aktivitas mahasiswa sehingga mereka mengalami proses belajar langsung dalam meningkatkan
interaksi sosial guna mengembangkan kreativitas berpikir, kerjasama, dan untuk meningkatkan
pemahaman atas apa yang mereka alami dalam belajar.
1.4.1 Profil Lulusan dan Profesi Lulusan
Sejalan dengan perkembangan teknologi industri dan pemanfaatan produk-produk teknologi
mutakhir di dalam bidang industri, maka Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara
merasa mendapat tempat dan peluang yang baik untuk melahirkan sarjana teknik yang memiliki
kompetensi unggul melalui kurikulum yang dinamis dan mutakhir.
Pendidikan serta pengajaran pada Program Studi Teknik industri difokuskan kepada pendidikan
dalam bidang bisnis terapan dan softskill. Berkaitan dengan itu semua, maka dalam penyelenggaraan
9
pendidikan di Program Studi Teknik Industri bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1. Menguasai Ilmu pengetahuan dalam bidang Teknik Industri secara profesional yang berjiwa Islami,
mempunyai kemampuan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara baik sehingga
mampu berkiprah serta berkarier dengan baik bagi masyarakat.
2. Berkemampuan leadership dan komunikasi agar lulusan Teknik Industri mampu bersaing di pasar
global
3. Memiliki peranan dan kemampuan berpikir secara sistematis dan terintegrasi serta mampu
meningkatkan kinerja sistem integral secara efektif dan efisien dengan selalui berupaya bekerja
secara produktif.
Beberapa bidang profesi yang bisa diisi oleh lulusan Program Studi Teknik Industri di Indonesia
saat ini, adalah: Technical Consultant, Quality Assurance, Project Manager, Bussines Development
Manager, Account Manager, Inside Sales Representative, Pre Sales Consultant, dan Reginonal Sales
Manager. Banker.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penyelenggaraan Program Studi Teknik Industri
sangat relevan dengan program pemerintah dalam mencukupi kebutuhan tenaga ahli di bidang Teknik
Industri. Pembukaan Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara diharapkan
merupakan langkah yang bermanfaat dalam rangka penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas
yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia, khususnya Propinsi Riau.
1.4.2 Analisis Profil Bermuara Kepada Keilmuan/Pengembangan Kemampuan Khusus
Program Studi Teknik Industri termasuk ke dalam kelompok pendidikan kerekayasaan. Ciri
utama kelompok ini adalah memberikan kemampuan untuk melakukan perancangan. Secara spesifik.
Kemampuan perancangan yang dibangun dalam bidang keteknik-industrian adalah kemampuan
perancangan sistem integral, yang terdiri dari subsistem manusia, material, mesin/peralatan, informasi
dan energi. Disamping kemampuan perancangan, mahasiswa di bidang ini juga dibekali dengan
kemampuan analisis, kemampuan evaluasi, kemampuan melakukan perbaikan sistem integral tersebut,
serta kemampuan untuk melakukan instalasi sistem integral yang telah dirancang, dianalisis, dievaluasi
dan/atau diperbaiki.
Sistem integral dalam Teknik Industri tidak ditujukan kepada sistem tertentu tetapi berlaku
untuk sistem apapun yang memiliki subsistem seperti yang disebutkan diatas. Memperhatikan keluasan
jangkauan ini dan memperhatikan keterbatasan masa belajar dan rambu-rambu lainnya yang ditetapkan
pemerintah, maka perlu untuk dipilih suatu sistem tertentu sebagai wahana dalam kegiatan
kependidikan disiplin Teknik Industri.
Perancangan suatu kurikulum diharapkan mampu mengakomodir segala kebutuhan para
pengguna lulusan Program Studi Teknik Industri. Oleh karenanya, untuk menghasilkan suatu kurikum
10
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, perlu dilaksanakan jejak pendapat dan hasilnya akan
menjadi dasar bagi perbaikan kurikulum Program Studi Teknik Industri dimasa yang akan datang.
Kurikulum yang ada di Program Studi Teknik Industri, pada umumnya mengandung muatan-
muatan yang bersifat nasional dan lokal. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan
mampu memenuhi segala kebutuhan para stakeholder akan lulusan Teknik Industri. Untuk itu, melalui
kurikulum yang telah dirancang, diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan keilmuan Teknik
Industri secara Integral yang sesuai dengan etika profesi seorang enginer.
Pada dasarnya, selain menguasai bidang keilmuan utama yang ada di Program Studi Teknik Industri,
mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai yang menjadi modal utama bagi mereka untuk mampu bersaing di
masyarakat. Oleh karenanya, untuk memberikan ciri dan karakteristik yang berbeda, Program Studi
Teknik Industri memberikan muatan-muatan baru yang bersifat lokal.
1.4.3 Capaian Pembelajaran (CP) dan Uraian Penyusunan CP
Rancangan capaian pembelajaran yang diharapkan pada Program Studi Teknik Industri
dilakukan melalui berbagai kegiatan dan metode yang dilakukan dengan cara tatap muka, ceramah,
tugas mandiri, tugas kelompok, diskusi, presentasi kertas kerja (makalah), dan aktifitas mahasiswa di
dalam kelas ketika prose belajar mengajar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 Tahun 2014 pada Pasal 10
ayat 1 menyatakan bahwa, standar prose pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang
pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Pada
ayat 2 dilejalaskan pula bahwa, standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a.
Karakteristik proses belajar, b. Perencanaan proses pembelajaran, c. Pelaksanaan proses pembelajaran,
d. Bahan pelajaran mahasiswa.
Dalam rancangan yang dilakukan Program Studi Teknik Industri, upaya dalam capaian
pembelajaran dilakukan dengan berbagai cara stategis dan metode pembelajaran yang disesuaikan
aturan perundangan yang berlaku. Karakteristik proses pembelajaran yang dilakukan pada Program
Studi Teknik Industri terdiri I dari interaktif, holistik, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif,
dan berpusat pada mahasiswa.
Capaian pembelajaran dapat dilakukan dengan:
1. Secara Interaktif, yaitu: Capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses
interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen.
2. Secara holisitik, adalah: proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang
komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan maupun nasional.
3. Secara Integratif yang berarti bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan
dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
11
4. Secara Saintifik berarti bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang
berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan kebangsaan.
5. Secara kontekstual dapat diartikan bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan penyelesaian masalah dalam ranah
keahliannya.
6. Secara Tematik berarti bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan
permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin.
7. Secara efektif berarti bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna
dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang
optimum.
8. Kolaboratif dapat diartikan bahwa, capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajaran untuk menghasilkan
kapitalisasi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
9. Berpusat pada Mahasiswa dapat pula dipahami bahwa, capain pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan kreatifitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa,
serat mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
1.4.4 Matakuliah yang Mengait pada Bahan Kajian
Perancangan suatu kurikulum diharapkan mampu mengakomodir segala kebutuhan para
pengguna lulusan Program Studi Teknik Industri. Oleh karenanya, untuk menghasilkan suatu kurikum
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder, perlu dilaksanakan jejak pendapat dan hasilnya akan
menjadi dasar bagii perbaikan kurikulum Program Studi Teknik Industri di masa yang akan datang.
Kurikulum yang ada di Program Studi Teknik Industri, pada umumnya mengandung muatan-
muatan yang bersifat nasional dan lokal. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan
mampu memenuhi segala kebutuhan para stakeholder akan lulusan Teknik Industri. Untuk itu, melalui
kurikulum yang telah dirancang, diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan keilmuan Teknik
Industri secara integral yang sesuai dengan etika profesi seorang enginer.
Pada dasarnya, selain menguasai bidang keilmuan utama yang ada di Program Studi Teknik
Industri, mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai yang menjadi modal utama yaitu mampu bersaing di
masyarakat. Oleh karenanya, untuk memberikan ciri dan karakteristik yang berbeda, Program Studi
Teknik Industri memberikan muatan-muatan baru yang bersifat lokal.
12
Untuk dapat mengakomodir visi, misi, tujuan dan sasaran Program Studi Teknik Industri, maka
dirancang kuriklum yang secara umum karakteristik kurikulum Program Studi Teknik Industri adalah
sebagai berikut:
1. Mencerminkan kompetensi disiplin Teknik Industri yang mencakup perencanaan, perancangan,
perbaikan sistem industri.
2. Mencirikan pendekatan sistem yang bersifat integratif yaitu yang mengintegrasikan komponen
suatu sistem industri, meliputi bahan, mesin dan peralatan, sumber daya insani, energi, informasi
dan modal.
3. Berorientasi pada teknologi sistem industri terkini, yang ditunjukkan melalui obyek-obyek kajiannya
pada sistem industri yang konkret.
Kurikulum Program Studi Teknik Industri dirancang dalam 8 semester dengan total SKS yang harus
diselesaikan mahasiswa minimal sebesar 145 SKS. Satu semester kuliah program pendidikan
berlangsung selama 16 minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Kuliah
tutorial di kelas diberikan dalam 16 kali tatap muka dan untuk dapat diujikan sekurang-kurangnya
matakuliah tersebut harus diberikan sebanyak 75% dari jumlah perkuliahan yang ditetapkan dosen
matakuliah tersebut.
Bobot setiap matakuliah dinilai atas dasar beban kredit yang diberikan pada matakuliah yang
bersangkutan, satu SKS matakuliah diberikan selama 170 menit perminggu yang terbagi atas 50 menit
kuliah tatap muka di kelas, 60 menit tugas terstruktur dan 60 menit tugas mandiri.
Kurikulum Program Studi Teknik Industri disusun berdasarkan kelompok matakuliah menurut
dengan komposisi terdiri dari kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) 18 SKS,
kelompok Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) 43 SKS, kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya
(MKB) 66 SKS, kelompok Matakuliah Keahlian Perilaku Berkarya (MPB) 12 SKS dan kelompok Matakuliah
Keahlian Berkehidupan dan Bermasyarakat (MBB) 6 SKS. Distribusi matakuliah berdasarkan kelompok
kompetensi disajikan melalui tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Distribusi Matakuliah Berdasarkan Kompetensi
1. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
No
Kode MK Matakuliah INTI INS
Semester SKS1 2 3 4 5 6 7 8
1 UTN 0001 Pendidikan Agama Islam 2 2 22 UTN 0002 Pancasila dan Kewarganegraan 2 2 23 UTN 0003 Bahasa Indonesia 2 2 24 UTN 0004 Bahasa Inggris 2 2 2
Jumlah
13
2. Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
No
Kode MK Matakuliah INTI INS
Semester SKS1 2 3 4 5 6 7 8
1 TIN 2101 Matematika I 3 3 32 TIN 2202 Matematika II 3 3 33 TIN 2303 Matriks dan Ruang Vektor 3 3 34 TIN 2404 Matematika Teknik 3 3 35 TIN 2105 Fisika Dasar/P 3 3 36 TIN 2107 Konsep Teknologi 2 2 27 TIN 2108 Menggambar Mesin/P 3 3 38 TIN 2209 Pengantar Ilmu Ekonomi 2 2 29 TIN 2210 Algoritma dan Pemrograman/P 3 3 3
10 TIN 2211 Mekanika Teknik 2 2 211 TIN 2212 Pengetahuan Bahan 2 2 212 TIN 2213 Pengetahuan Lingkungan 2 2 213 TIN 2314 Rangkaian Listrik dan Elektronika 2 2 214 TIN 2315 Proses Manufaktur Dasar/P 3 3 316 TIN 2416 Proses Manufaktur Lanjut/P 3 3 317 TIN 2317 Elemen Mesin 2 2 218 TIN 2418 Alat Bantu dan Alat Ukur 2 2 2
Jumlah 43 11
14
10
8 43
3. Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB)
No Kode MK Matakuliah INTI
INS
Semester
1 2 3 4 5 6 7 8 SKS
1 TIN 3101 Pengantar Teknik Industri 2 2 22 TIN 3302 Statistik Industri Dasar 3 3 33 TIN 3303 Psikologi Industri 2 2 23 TIN 3404 Statistik Industri Lanjut/P 3 3 34 TIN 3405 Penelitian Operasional Dasar 3 3 35 TIN 3506 Penelitian Operasional Lanjut 3 3 36 TIN 3507 Akuntansi Manajerial 3 3 3
7 TIN 3408 Dasar Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi/P
3 3 3
8 TIN 3509 Perancangan Pengukuran Pembakuan Sistem Kerja/P
3 3 3
9 TIN 3510 Komunikasi Profesional 3 3 310 TIN 3511 Pengetahuan Energi 2 2 2N Kode MK Matakuliah INTI IN Semester
14
No Kode MK Matakuliah INTI
INS
Semester
1 2 3 4 5 6 7 8 SKS
o S 1 2 3 4 5 6 7 8 SKS
11 TIN 3512 Sistem Produksi/P 4 4 414 TIN 3613 Ekonomi Teknik 3 3 315 TIN 3614 Manajemen Kualitas 3 3 316 TIN 3615 Hyperkes 2 2 217 TIN 3616 Sistem Informasi Manajemen/P 3 3 318 TIN 3617 Pemodelan Sistem dan Simulasi 4 4 419 TIN 3718 Analisis Kelayakan Industri 3 3 320 TIN 3719 Otomasi Sistem Produksi 2 2 221 TIN 3720 Sistem Pengembangan Produk 2 2 2
22 TIN 3721 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik/P
3 3 3
23 TIN 3822 Tugas Akhir 5 5 5
Jumlah 66 2 0 5 9 20
15
10
5 66
4. Matakuliah Keahlian Prilaku Berkarya (MPB)
No
Kode MK Matakuliah INTI INS
Semester SKS1 2 3 4 5 6 7 8
1 FST 4301 Enabling Skill 3 3 3
2 TIN 4602 Sociotech. dan Perkembangan Teknologi Industri
2 2 2
3 TIN 4003 Manajemen Pemasaran* 2 24 TIN 4004 Strategi Korporasi* 2 25 TIN 4005 Sistem Pendukung Keputusan* 2 2
6 TIN 4006 Teori Kepemimpinan dan Motivasi*
2 2
7 TIN 4007 Sistem Bisnis* 2 28 TIN 4008 Sistem Perencanaan Material* 2 29 TIN 4009 Rekayasa Nilai* 2 2
10 TIN 4010 Aplikasi Komputer* 2 211 TIN 4011 Manajemen Logistik* 2 212 TIN 4012 Manajemen Hijau* 2 213 TIN 4013 Prilaku Organisasi* 2 214 TIN 4014 Industri Kimia* 2 215 TIN 4015 Pengend. Mutu Terpadu* 2 216 TIN 4016 Sistem Manusia dan Mesin* 2 217 TIN 4017 Manajemen Teknologi* 2 218 TIN 4018 Rekayasa Sistem Manufaktur* 2 219 TIN 4019 Manajemen Perawatan* 2 220 TIN 4020 Ergonomi Kognitif* 2 221 TIN 4021 Manaj. Inovasi & Wirausaha* 2 2
15
No Kode MK Matakuliah INTI
INS
Semester
1 2 3 4 5 6 7 8 SKS
No Kode MK Matakuliah INTI
INS
Semester
1 2 3 4 5 6 7 8 SKS
22 TIN 4022 Manajemen Sumber Daya Manusia*
2 2
23 TIN 4023 Desain Eksperimen* 2 2
24 TIN 4024 Perancangan Organisasi dan Manajemen*
2 2
25 TIN 4025 Sistem Manufaktur Proses 2 2Jumlah 51 3 2 51
Keterangan:* Matakuliah pilihan yang wajib diambil berdasarkan bidang keahlian (Total 12 sks)
5. Matakuliah Kealian Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
No
Kode MK Matakuliah INTI INS
Semester SKS1 2 3 4 5 6 7 8
1 FST 5701 Kerja Praktek 2 2 22 5804 Kuliah Kerja Nyata 4 4 4
Jumlah 2 4 2 4 6
Tabel 2.2 Rekapitulasi Distribusi Matakuliah
No
Kode Sebaran
Nama Sebaran Matakuliah INTI INS
Semester SKS1 2 3 4 5 6 7 8
1 MPK MK Pengembangan Kepribadian (MPK)
0 18 6 4 2 2 2 2 0 0 18
2 MKK MK Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
43 0 11
14
10
8 0 0 0 0 43
3 MKB MK Keahlian Berkarya (MKB) 66 0 2 0 5 9 20
15
10
5 66
4 MPB MK Perilaku Berkarya (MPB) 12 0 0 0 3 0 0 2 0 0 12
5 MBB MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
2 4 0 0 0 0 0 0 2 4 6
Jumlah SKS 123 22 19
18
20
19
22
19
12
9 145
Keterangan:INTI Matakuliah Inti Program StudiINS Matakuliah Institusi
Selain itu, Program Studi Teknik Industri juga memberikan bekal keilmuan tambahan kepada
mahasiswa yang dituangkan ke dalam pelaksanaan praktikum-praktikum yang bersifat keilmuan Teknik
Industri maupun keilmuan tambahan lainnya seperti kemampuan komputer dan sebagainya.
16
Diharapkan dengan pemberian materi utama dan tambahan tersebut, para lulusan Teknik Industri
mampu segera beradaptasi di masyarakat dan dunia kerja serta mampu memenuhi segala tuntutan
akan perubahan zaman.
Tabel 2.3 Matakuliah dan Kegiatan Praktikum
No Matakuliah Praktikum123456789
1011121314
Seluruh MatakuliahFisika DasarAlgoritma dan PemrogramanMenggambar MesinMaterial TeknikProses Manufaktur DasarProses Manufaktur Lanjut Statistik Industri LanjutDasar Perancangan Sistem Kerja dan ErgonomiPerancangan Pengukuran Pembakuan Sistem KerjaSistem Informasi Manajemen Sistem ProduksiPerancangan Tata Letak Fasilitas PabrikPemodelan Sistem
Ms OfficeFisika DasarPemrograman KomputerMenggambar MesinMaterial TeknikProses Produksi KonvensionalCNCStatistikErgonomiPerancangan Sistem KerjaSistem Informasi ManajemenSistem ProduksiPerancangan Tata Letak Fasilitas PabrikSimulasi
Struktur kurikulum Program Studi Teknik Industri, dikelompokkan ke dalam empat kategori
keilmuan yang terdiri dari kelompok keilmuan General Studies, Mathematics and Basic Science,
Engineering Topics, dan Edvance Level. Kelompok keilmuan General Studies, berisi matakuliah keilmuan
yang bersifat umum dan mendasar yang merupakan gabungan keilmuan dasar keislaman, pengetahuan
bahasa serta kemampuan berkomunikasi. Kelompok keilmuan Mathematics and Basic Science, berisi
matakuliah yang bersifat dasar dalam bidang Sains dan Matematika. Kelompok keilmuan Engineering
Topics berisi matakuliah rekayasa dan keteknikan. Sedangkan kelompok keilmuan Edvance Level berisi
materi kuliah yang spesifik pada bidang Teknik Industri.
Tabel 2.4 Struktur Kurikulum Teknik Industri
KategoriNo
Kode MK Matakuliah Semester
SKS
Komposisi
General Studies
1 Pendidikan Agama2 Bahasa Indonesia 1 23 Pancasila dan Kewarganegaraan 1 24 Pengantar Ilmu Ekonomi 2 25 Pengetahuan Lingkungan 2 26 Bahasa Inggris 2 27 Komunikasi Profesional 6 38 Kuliah Kerja Nyata 7 4
Jumlah 32
Mathematics and Basic
Science
1 TIN 2101 Matematika I 1 32 TIN 2105 Fisika Dasar/P 1 33 TIN 2202 Matematika II 2 34 TIN 2303 Matriks dan Ruang Vektor 3 3
17
KategoriNo
Kode MK Matakuliah Semester
SKS
Komposisi
5 TIN 2404 Matematika Teknik 4 3Jumlah 15
Engineering Topics
1 TIN 3101 Pengantar Teknik Industri 1 22 TIN 2107 Konsep Teknologi 1 23 TIN 2108 Menggambar Mesin/P 1 34 TIN 2210 Algoritma dan Pemrograman/P 2 25 TIN 2211 Elemen Mesin 2 26 TIN 2212 Pengetahuan Bahan 2 27 TIN 2214 Rangkaian Listrik dan Elektronika 2 28 TIN 2315 Proses Manufaktur/P 3 39 TIN 2317 Mekanika Teknik 3 3
10 TIN 3302 Statistik Industri Dasar 3 311 TIN 3303 Psikologi Industri 2 212 TIN 2416 Proses Manufaktur Lanjut/P 4 313 TIN 2418 Alat Bantu dan Alat Ukur 4 214 TIN 3404 Statistik Industri Lanjut/P 4 315 TIN 3405 Penelitian Operasional Dasar 4 316 TIN 3506 Penelitian Operasional Lanjut 5 316 TIN 3507 Akuntansi Manajerial 5 317 TIN 3510 Hyperkes 5 218 TIN 3511 Pengetahuan Energi 5 219 TIN 3614 Ekonomi Teknik 6 320 TIN 3618 Pemodelan Sistem dan Simulasi 6 4
21 TIN 4602 Sociotech dan Perkembangan Tek. Industri
6 2
Jumlah 55
Advance Level
1 TIN 3408 Dasar Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi/P
4 3
2 TIN 3509 Perancangan Pengukuran Pembakuan Sistem Kerja/P
5 3
3 TIN 3512 Perenc. dan Pengendalian Produksi/P 5 34 TIN 3615 Manajemen Kualitas 6 35 TIN 3617 Sistem Informasi Manajemen/P 6 36 TIN 3613 Sistem Produksi/P 6 37 TIN 3719 Perancangan Organisasi dan Manajemen 7 38 TIN 3720 Otomasi Sistem Produksi 7 29 TIN 3721 Sistem Pengembangan Produk 7 2
10 TIN 3722 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik/P
7 3
11 FST 5701 Kerja Praktek 7 212 TIN 40XX Matakuliah Pilihan 1,2 dan 3 7 613 TIN 40XX Matakuliah Pilihan 1,2 dan 3 8 614 TIN 3823 Tugas Akhir 8 5
Jumlah 43 Total SKS 145
18
Berikut struktur matakuliah Program Studi Teknik Industri serta perbandingan dengan nya
berdasarkan ABET, IEAust dan European.
Tabel 2.5 Perbandingan Struktur Kurikulum Teknik Industri dengan ABET, IEAust dan European
Kategori SKS % PembandingABET IEAust European
General StudiesMathematics and Basic ScienceEngineering TopicsEdvance Level
12,5 %25,0 %37,5 %25,0 %
20 %40 %40 %20 %
20 %30 %30 %20 %
Jumlah
2.2.5 Susunan Matakuliah Berdasarkan Semester
Tabel 2. 6 Susunan Matakuliah Berdasarkan Semester
Semester 1Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
Pendidikan Agama Islam 2Pancasila dan Kewarganegraan 2Bahasa Indonesia 2
TIN 2101 Matematika I 3TIN 2105 Fisika Dasar/P 3
TIN 2107 Konsep Teknologi 2TIN 2108 Menggambar Mesin/P 3TIN 3101 Pengantar Teknik Industri 2
Jumlah 19
Semester 2Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
Bahasa Inggris 2TIN 2202 Matematika II 3TIN 2209 Pengantar Ilmu Ekonomi 2TIN 2210 Algoritma dan Pemrograman/P 3TIN 2211 Mekanika Teknik 2TIN 2212 Pengetahuan Bahan 2TIN 2213 Pengetahuan Lingkungan 2
Jumlah 16
Semester 3Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
TIN 2303 Matriks dan Ruang Vektor 3TIN 2314 Rangkaian Listrik dan Elektronika 2TIN 2315 Proses Manufaktur Dasar/P 3TIN 2317 Elemen Mesin 2TIN 3302 Statistik Industri Dasar 3TIN 3303 Psikologi Industri 2FST 4301 Enabling Skill 3
19
Jumlah 18
Semester 4Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
TIN 2404 Matematika Teknik 3TIN 2416 Proses Manufaktur Lanjut/P 3TIN 2418 Alat Bantu dan Alat Ukur 2TIN 3404 Statistik Industri Lanjut/P 3TIN 3405 Penelitian Operasional Dasar 3
TIN 3408 Dasar Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi/P
3
Jumlah 17
Semester 5Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
TIN 3506 Penelitian Operasional Lanjut 3TIN 3507 Akuntansi Manajerial 3
TIN 3509 Perancangan Pengukuran Pembakuan Sistem Kerja/P
3
TIN 3510 Komunikasi Profesional 3TIN 3511 Pengetahuan Energi 2TIN 3512 Sistem Produksi/P 4
Jumlah 18
Semester 6Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
TIN 3613 Ekonomi Teknik 3TIN 3614 Manajemen Kualitas 3TIN 3615 Hyperkes 2TIN 3616 Sistem Informasi Manajemen/P 3TIN 3617 Pemodelan Sistem dan Simulasi 4
TIN 4602 Sociotech. dan Perkembangan Teknologi Industri
2
Jumlah 17
Semester 7Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS
TIN 3718 Analisis Kelayakan Industri 3TIN 3719 Otomasi Sistem Produksi 2TIN 3720 Sistem Pengembangan Produk 2TIN 3721 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik/P 3TIN 40XX Pilihan 1 2TIN 40XX Pilihan 2 2TIN 40XX Pilihan 3 2FST 5701 Kerja Praktek 2
Jumlah 18
20
Semester 8Kode Nama Matakuliah Jumlah SKS5804 Kuliah Kerja Nyata 4
TIN 3822 Tugas Akhir 5TIN 40XX Pilihan 4 2TIN 40XX Pilihan 5 2TIN 40XX Pilihan 6 2
Jumlah 15
1.5 Sistem Penilaian Pembelajaran
1.5.1 Metoda dan Bentuk Pembelajaran
Hasil dari pelaksanaan KBK di Program Studi Teknik Industri bisa terlihat dari penialaian indikator
capaian pembelajaran yang telah dirancang dan memuat standar kompetensi. Kompetensi dalam
proses pembelajaran dipahami sebagai gabungan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang
tercermin dalam perilaku. Atau dalam dunia kerja digunakan istilah gabungan hardskills dan softskills
dimana hardskill dimaksudkan sebagai kemampuan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (kemampuan teknis), sedang softskills dimaknai sebagai kemampuan interpersonal dan
intrapersonal (non teknis).
Program Studi Teknik Industri adalah Program Sarjana (S1) dengan beban 145 SKS yang terbagi ke
dalam 8 (delapan) semester yang terdiri atas program tutorial di kelas, pratikum dan tugas akhir. Sistem
perkuliahan didasarkan pada prinsip penawaran matakuliah (course offering). Prinsip ini memberii
kemungkinan bagi mahasiswa untuk menyusun program studi sesuai dengan minat dan kompetensinya.
Sesuai dengan tujuan program studi Teknik Industri yaitu terwujudnya sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional di bidang Teknik Industri , metode pembelajaran yang
digunakan adalah student center, tetapi masih dikombinasikan dengan metode teacher center,
tergantung dari tujuan pembelajaran dan semester berapa. Dosen diberikan keleluasaan untuk
memberikan pembelajaran secara bijaksana, metoda mana yang dipilih tergantung tujuan pembelajaran
dengan mempertimbangkan keadaan mahasiswa.
Satu semester kuliah program pendidikan berlangsung selama 19 minggu, termasuk ujian tengah
semester dan ujian akhir semester. Kuliah tutorial di kelas diberikan dalam 16 kali tatap muka dan
untuk dapat diujikan sekurang-kurangnya matakuliah tersebut harus diberikan sebanyak 75% dari
jumlah perkuliahan yang ditetapkan dosen matakuliah tersebut dapat diujikan.
1.5.2 Sistem Pembobotan dan Beban Belajar
Bobot setiap matakuliah dinilai atas dasar beban kredit yang diberikan pada matakuliah yang
bersangkutan, satu SKS matakuliah diberikan selama 170 menit perminggu yang terbagi atas 50 menit
kuliah tatap muka di kelas, 60 menit tugas terstruktur dan 60 menit tugas mandiri. Pembelajaran setiap
21
matakuliah pada dasarnya dapat diberikan dalam bentuk ceramah, pemberian tugas, diskusi seminar.
Ujian untuk matakuliah yang bersangkutan dapat dilaksanakan dalam bentuk ujian tertulis, ujian lisan,
seminar, pemberian tugas, penulisan makalah, praktek, dan sebagainya.
Tujuan penggunaan sistem kredit adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan
studi dalam waktu sesingkat-singkatnya.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar bisa mengikuti kegiatan yang sesuai dengan
minat, bakat dan kemampuannya.
3. Mempermudah penyesuaian kurikulum terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
4. Memperbaiki sistem evaluasi kecakapan mahasiswa.
Penetapan Satuan Kredit Semester (SKS) dilakukan berdasarkan:
1. SKS untuk Kuliah
Untuk kegiatan kuliah, satu SKS adalah kegiatan pendidikan selama 50 menit. Karena dalam satu
semester ada 16 minggu maka satu SKS sama dengan kegiatan pendidikan selama 40 jam dalam
satu semester.
Untuk mahasiswa, 3 SKS (150 menit) kegiatan pendidikan seminggu terdiri atas 1 SKS (50 menit)
kuliah (pertemuan tatap muka dengan mahasiswa), 1 SKS (50 menit) perencanaan kegiatan
rangkaian dan evaluasi dan 1 Sks (50 menit) lainnya untuk pengembangan materi subyek.
2. SKS untuk Praktikum
Perhitungan beban pendidikan yang menyangkut kemampuan psikomotorik dan kegiatan fisik yang
lazimnya dilakukan dalam kegiatan praktek laboratorium, pada dasarnya sama dengan perhitungan
untuk kegiatan kuliah. Perbedaanya ialah 1 SKS (50 menit) kuliah dianggap mempunyai beban yang
setara dengan kegiatan fisik atau psikomotorik selama 120-180 menit (2-3 jam) kegiatan fisik atau
psikomotorik ditambah 60 menit (1 jam) kegiatan rangkaian misalnya untuk membuat laporan
praktikum, dan 60 menit (1 jam) lainnya untuk kegiatan mandiri sehingga jumlah keseluruhan ialah
240-300 menit (4-5 jam) perminggu atau sama dengan 64-80 jam dalam satu semester.
3. SKS untuk Kerja Praktek, KKN, dan Tugas Akhir
Perhitungan SKS Kerja Praktek, KKN dan Tugas Akhir untuk dengan perhitungan SKS untuk kegiatan
kuliah. Penyusunan laporan Kerja Praktek dan Tugas Akhir sama dengan perhitungan untuk
kegiatan fisik dan psikomotorik yaitu 1 SKS adalah kegiatan selama 64-80 jam dalam satu semester.
Penelitian yang dikerjakan mahasiswa guna menyusunan Laporan Kerja Praktek dinilai 2 SKS dan
Tugas Akhir dinilai 5 SKS.
Seluruh mahasiswa diwajibkan membuat Tugas Akhir untuk menyelesaikan studinya dan pengajuan
judul Tugas Akhir dapat dilakukan apabila mahasiswa yang bersangkutan telah mencapai 80% dari SKS
22
yang harus diselesaikan dan memperoleh IPK sama atau lebih besar dari 2.50. Ketentuan ini juga
berlaku bagi mahasiswa yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
1.5.3 Sistem Penilaian Pembelajaran dan Tata Cara Pelaporan Penilaian yang Transparan dan
Akuntabel
Keberhasilan studi dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IP
adalah angka yang menunjukkan prestasi mahasiswa untuk satu semester. IP dihitung menurut
semester bersangkutan dan dapat digunakan untuk mengikuti kemajuan belajar mahasiswa setiap
semester dan menentukan jumlah pengambilan SKS semester berikutnya.
IPK adalah angka yang menunjukkan prestasi belajar mahasiswa dari semester pertama sampai
semester terakhir yang sudah ditempuh secara kumulatif. IPK dipakai untuk menentukan sanksi
akademis serta evaluasi studi mahasiswa. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilakukan pada akhir
semester kedua dan keempat dihitung sejak mahasiswa bersangkutan terdaftar pertama kalinya pada
program studi yang bersangkutan.
Seorang mahasiswa dapat melanjutkan studinya pada Program Studi yang bersangkutan apabila :
1. Pada akhir semester II sekurang-kurangnya mahasiswa telah mengumpulkan 24 SKS dan pada akhir
semester IV sekurang-kurangnya telah mengumpulkan 56 SKS.
2. Mencapai IPK sama atau lebih dari 2,00.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengumpulkan jumlah SKS dan IPK seperti di atas, dinyatakan Putus
Studi (DO) dan tidak dapat melanjutkan pada Program Studi yang bersangkutan.
Jumlah nilai kredit SKS yang harus dikumpulkan mahasiswa untuk menyelesaikan program studi
strata satu (Sarjana) adalah 157 SKS dengan syarat:
1. IPK yang diperoleh mahasiswa sama atau lebih besar dari 2,00.
2. Tidak ada nilai E.
3. Tidak ada nilai D pada matakuliah keahlian (MKK).
4. Jumlah SKS yang terdiri dari nilai D tidak lebih dari 25 % dari nilai kredit total.
5. Telah lulus ujian tugas akhir.
6. Tidak ada nilai D untuk matakuliah tahap sarjana
Kepada mahasiswa yang memperoleh nilai E wajib mengulang matakuliah yang bersangkutan dan
dianjurkan mengulang bagi yang memperoleh nilai D, serta diperkenankan mengulang bagi yang
memperoleh nilai C, dengan ketentuan harus menyelesaikan studinya paling lambat pada semester 14.
Nilai akhir semester merupakan hasil gabungan dari empat nilai yaitu: Tugas Terstruktur, Tugas
Mandiri, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Adapun bobot penilaian dari setiap nilai
tersebut adalah sebagai berikut :
Tugas Terstruktur = 15%
23
Tugas Mandiri = 15%
Ujian Tengah Semester = 35%
Ujian Akhir Semester = 35%
Pengelompokkan nilai mahasiswa berdasarkan nilai yang diperolehnya dalam setiap matakuliah
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6 Pengelompokan Nilai
No. Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Mutu Sebutan Mutu1. > 85 A 4 Amat Baik2. 80-85 A- 3,75 Amat Baik3. 75-79 B+ 3,50 Baik4. 70-74 B 3,00 Baik5. 65-69 B- 2,75 Baik6 60-64 C+ 2.50 Cukup7 55-59 C 2 Cukup 8 50-54 D 1 Kurang9 < 50 E 0 Gagal
24
BAB IIISUMBER DAYA
3.1. Sumber Daya ManusiaUntuk menunjang kegiatan belajar mengajar pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains
dan Teknologi, maka diperlukan sumber daya manusia berupa:
1. Tenaga Pengajar
2. Tenaga Administrasi/Tata Usaha
3. Tenaga Perpustakaan
4. Tenaga Teknis Laboratorium
5. Tenaga Penunjang Akademis lainnya
3.1.1 Ketersediaan Jumlah dan Kualifikasi Seluruh Dosen TI
Tenaga pengajar Program Studi Teknik Industri UTN terdiri atas tenaga pengajar tetap (dosen
tetap UTN) dan tenaga pengajar tidak tetap (dosen luar biasa) dapat dilihat pada lampiran tabel 3.1.1.
Kualifikasi tenaga pengajar mengacu pada peraturan administratif yang berlaku, baik itu peraturan
negara atau peraturan institusi UTN, ditambah dengan spesialisasi atau pengalaman khusus di bidang
Teknik Industri.
Proyeksi kebutuhan tenaga pengajar diasumsikan 6 orang S2 Teknik Industri. Setiap tahun
ajaran baru Teknik Industri akan membuka satu kelas dengan jumlah mahasiswa 40 orang, maka untuk
tahun I diperlukan minimal 6 orang dosen. Tahun ke III akan menambah 2 orang tenaga S2 Teknik
Industri.
Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi memiliki dosen yang mengajar sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Dosen-dosen ini terdiri dari dosen tetap, dosen mitra dan dosen luar
biasa. Untuk meningkatkan pelayanan pada mahasiswa, Program Studi Teknik Industri juga
merencanakan perekrutan dosen-dosen baru, membiayai pendidikan S2/S3 bagi dosen-dosen yang telah
ada, dan mengadakan pelatihan/pengembangan keahlian dan ketrampilan dosen. Hal tersebut
dirasakan penting mengingat jumlah mahasiswa Program Studi Teknik Industri yang makin berkembang
memerlukan dosen yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Selain itu perlu pula dilaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak seperti Univeritas yang memiliki Program Studi Teknik Industri, para
praktisi industri yang berkembang di daerah Riau serta dari kalangan umum lainnya yang dianggap
memiliki kompetensi dalam bidang Teknik Industri.
Untuk menghasilkan tenaga ahli dalam bidang keteknikan, khususnya bidang Teknik Industri
pembawa semangat dan karya inovatif bidang pendidikan, maka kualitas dan strata pendidikan dosen
merupakan faktor penting. Oleh karena itu, dosen pada Program Studi Teknik Industri adalah mereka
25
yang berpendidikan Magister (S2) atau bahkan Doktor (S3). Untuk menjaga kualitas keilmuan yang
diberikan kepada para mahasiswa, Program Studi Teknik Industri menetapkan standar nilai dari setiap
tenaga pengajar dengan Indeks Prestasi komulatif minimal adalah 3,00,
Untuk mendukung pembukaan dan penyelenggaraan program studi Teknik Industri juga akan
merekrut tenaga dosen tidak tetap. Tenaga dosen tidak tetap dimaksud diantaranya dosen tetap
program studi yang ada di lingkungan Program Studi Teknik Industri dan tenaga-tenaga yang bekerja di
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, instansi/dinas pemerintah di Provinsi Riau.
3.1.2 Ketersediaan Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kependidikan
Tenaga administrasi yang dibutuhkan hanya untuk layanan akademik lingkup Program
Studi Teknik Industri, karena layanan teknis dan administrasi yang lain ditangani oleh Biro-biro
di UTN dapat dilihat pada lampiran 3.1.5. Tenaga yang dibutuhkan di tingkat Program Studi
adalah laboratorium dan lembaga penelitian setingkat jurusan
Tabel 3 1. Rancangan Kebutuhan Tenaga Adminsitrasi dan Laboratorium.
No Kualifikasi TenagaJml yg dibutuhkan pada th
ke :I II III IV V
1 Kepala Bagian Administrasi (S-1)
1 1 1 1 1
2 Kepala Bagian Laboratorium (S-1)
1 1 1 1 1
3 Staf Laboratorium (S-1) 1 1 1 1 14 Staf Administrasi (D-3/S-1) 1 1 2 2 3
Total 4 4 5 5 6
3.1.3 Perencanaan pengembangan Dosen dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan SDM dosen ada dua macam melalui pendidikan formal dan informal.
Pada tahun ketiga ada 2 calon dosen PS Teknik Industri yang akan melanjutkan pendidikan S-3,
selanjutnya setiap tahun akan mengirimkan 1 orang dosen untuk menempuh studi S-3 di dalam
negeri dan atau diutamakan di luar negeri, sesuai kebijakan UTN saat ini. Jalur non formal akan
dilakukan dengan mengambil kursus-kursus sertifikasi internasional sesuai dengan bidang atau
mata kuliah yang diampu, baik di dalam maupun di luar negeri. Kursus yang lain (untuk seluruh
dosen) adalah pengembangan ketrampilan mengajar, penulisan buku, penelitian, penulisan
karya ilmiah, dan pengabdian masyarakat. Dosen akan dikembangkan menurut jalur struktural
dan akademik.
26
Pengembangan SDM non akademik (laboran dan administrasi) sudah diprogramkan oleh
Biro Sumber Daya Manusia. Bentuk program antara lain: peningkatan motivasi, pendalaman
agama, peningkatan ketrampilan, dan peningkatan kerjasama. Program pengembangan
dilaksanakan melalui kegiatan outbond, kajian agama setiap hari Sabtu, dan kursus bidang
tertentu sesuai permintaan program studi.
Untuk mendukung pembukaan dan penyelenggaraan program studi Teknik Industri
akan direkrut dosen tidak tetap. Tenga dosen tidak tetap yang dimaksud adalah diantaranya
tenaga-tenaga yang yang mempunyai profesi/keahlian di bidang Teknik Industri yang berijazah
S2, Instansi/Dinas Pemerintah di Propinsi Riau. Untuk pengembangan selanjutnya, jumlah
tenaga pendidik/dosen pada program studi Teknik Industri akan terus ditambah sejalan dengan
bertambahnya jumlah mahasiswa selama 5 tahun kedepan terhitung dari tahun pertama prodi
Teknik Industri yang akan didirikan. Adapun proyeksi jumlah dan strata pendidikan dosen
dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.3. Proyeksi Jumlah Tenaga Pengajar 2015/2016Sampai dengan 2019/2020
Program Studi Teknik Industri
Ketersediaan Tenaga Pengajar2015/2016 2016/2017 2017/2018 2018/2019 2019/2020
Jumlah Mahasiswa 40 80 120 160 200Pendidikan Dosen S3 S2 6 6 8 8 9S1Total 6 6 8 8 9
Sedangkan untuk tenaga kependidikan prodi Teknik Industri, berupa operator komputer
dan tenaga perpustakaan telah pula di pikirkan olah pihak Universitas Teknologi Nusantara.
Untuk tahap awal jumlah tenanaga kependidikan dinilai cukup sesuai ketentuan kebuthan
tenaga kependidikan yang telah di tetapkan oleh pihak Universitas untuk lima tahun
kedepannya, dan secara bertahap akan ada peningkatannya kualitas dan kuantitas sesuai
tuntutan perkembangan Perguruan Tinggi. Perencanaan tenaga kependidikan, didasarkan pada
analisis jabatan dan beban kerja dan sesuai kebutuhan pegawai nantinya. Analisis ini akan
dilakukan setiap tahun, dan akan dialokasikan berdasarkan sesuai dengan kebutuhan tenaga
kependidikan yang akan diperlukan oleh prodi Teknik Industri.
Selain dari jumlah perekutan dosen dan tenaga kependidikan Prodi Teknik Industri,
sebagai salah satu perencanaan pengembangan sumber daya manusia hal yang harus di
lakukan nantinya seperti pengembangan karier harus terus di tingkatkan untuk mewujudkan
27
visi universitas dan visi prodi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara makan Pihak
Universitas mendorong peningkatan Profesionalisme sumber daya manusia melalui
pengembangan karier untuk tenaga pendidik maupun untuk tenaga kependidikan.
3.1.4 Kebutuhan dan Mekanisme Pemenuhan dan Rencana Pengembangannya
Pada awal pembukaan prodi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara merekurt
dosen yang memiliki keahlian di bidang Teknik Industri dengan mekanisme rekruitmen. Ada 6
dosen yang memiliki latar belakang S2 Program studi Teknik Industri dan 3 orang untuk tenaga
labor dan admnistrasi, untuk tahun berikutnya akan dipenuhi dengan melakukan mekanisme
rekruitmen.
Untuk mendukung pembukaan prodi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara
yang dimaksud Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai akan merekrut dosen tidak tetap. Tenaga
dosen tidak tetap dimaksud diantaranya tenaga-tenaga yang bekerja di berbagai instansi/dinas
pemerintah, institusi swasta lainnya di Provinsi Riau. Untuk pengembangan selanjutnya, jumlah
tenaga dosen tetap program studi Teknik Industri terus ditambah sejalan dengan pertambahan
jumlah mahasiswa. Selain itu dosen tetap yang akan dilakukan pengembangan kualifikasi strata
pendidikan ke jenjang S3.
Guna memenuhi kebutuhan Prodi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara,
Yayasan menyediakan dana investasi dan pengembangan yang berasal dari Dana
Pengembangan (DPP), dana rutin operasional yang berasal dari SPP, dan dana percepatan yang
diusahakan sendiri oleh program studi melalui kerja sama penelitian, atau bentuk kerja sama
lainnya. Seluruh pengadaan menjadi tanggung jawab Yayasan
3.1.5 Kebijakan Tentang Value and Reward System Untuk Sumber Daya Manusia
Kebijakan tentang Value and Reward System kerja sumber daya manusia Prodi Teknik
Industri Universitas Teknologi Nusantara mengacu kepada:
a. Pengeloaan sistem kepegawaian SDM mulai dari selesksi masuk pegawai hingga sampai
pengembnangan karier.
b. Penilaian kinerja Mengacu kepada Jumlah kehadiran, produktivitas dan kreatifitas.
c. Program penengembangan sumber daya manusia yang akan diimplementasikan adalah
program kepelatihan pelatihan/kependidikan, sistem jenjang kaerier, rotasi, pusat
penilaian dan pembinaan dan sostem kesejahteraan pegawai.
28
d. Kompensasai terhadap penilaian kinerja mengacu kepada : kenaikan gaji berkala,
tunjangan pungsional, kenaikan pangkat/ jabatan, kemudahan pasilitas bantuan
dana/seminar/workshop/penghargaan, dan insentif.
3.2 Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Prasarana akademik adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat/media dalam mencapai maksud atau tujuan.
3.2.1 Kesiapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran ditentukan berdasarkan pada
kecukupan minimal atau standar mutu yang ditetapkan. Standar mutu yang ditetapkan adalah:
1. Program Studi TI UTN mengembangkan sistem pembelajaran sesuai dengan visi, misi
dan tujuan institusi serta dipublikasikan di dalam pedoman akademik serta dijadikan
acuan oleh semua unit pelaksana pembelajaran.
2. Program Studi TI UTN memiliki unit atau lembaga yang mempunyai fungsi mengkaji dan
mengembangkan sistem dan mutu pembelajaran yang hasilnya dimanfaatkan oleh insti-
tusi.
3. Program Studi TI UTN menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang terpusat
dan dapat diakses serta dimanfaatkan untuk mendukung interaksi akademik antara ma-
hasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.
4. Kondisi fisik dan layanan perpustakaan di tingkat institusi memperhatikan aspek-aspek
berikut: ukuran ruangan 1.5 m2/mhs, kondisi ruangan yang memenuhi syarat keamanan
(ada alat pemadam kebakaran), kesehatan dan kenyamanan (suhu 250C, pencahayaan,
sirkulasi udara cukup), peralatan bantu bagi pengunjung (mesin photo-copy 1 unit, alat
pencari katalog buku tersedia 1 PC), jenis dan bahan pustaka lengkap (buku teks bahasa
Indonesia 1 buah dan bahasa asing 3 buah per mata kuliah, jurnal luar dan dalam negeri
10 judul per mata kuliah, e-journals 20 judul per mata kuliah, bahan audio video 1 judul
per topik kuliah), layanan antar perpustakaan terakses melalui internet, layanan e-
library dengan perputakaan tersedia di tingkat program studi, rasio buku dengan jumlah
mahasiswa memadai (1:10 sampai 1:20), rasio buku teks terbitan 5 tahun terakhir
dibandingkan dengan total jumlah buku, waktu layanan perpustakaan menacapai 8 jam
sehari, ada program pemeliharaan perpustakaan secara berkala (fumigasi, kebersihan),
29
dan ada 1 ruang diskusi untuk kelompok belajar mahasiswa (lampiran tabel 3.2.8 dan
3.2.9).
5. Memiliki 1 ruang diskusi untuk kelompok belajar mahasiswa.
6. Sistem Pembelajaran menjamin terselenggaranya proses pembelajaran yang objektif,
adil dan akuntabel dicerminkan dari adanya evaluasi mahasiswa terhadap proses
pembelajaran secara berkala dan hasilnya ditindaklanjuti.
3.2.2 Kebutuhan dan Mekanisme Pemenuhan Kebutuhan dan Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Guna memenuhi kebutuhan UTN menyediakan dana investasi dan pengembangan yang
berasal dari Dana Pengembangan Pendidikan (DPP), dana rutin operasional yang berasal dari
SPP, dan dana percepatan yang diusahakan sendiri oleh Program Studi melalui kerjasama
penelitian, layanan kursus, atau bentuk kerjasama yang lain. Seluruh pengadaan menjadi
tanggung jawab Biro Aset UTN tetapi pemeliharaan menjadi tanggung jawab program
studi/unit/Biro Aset, tergantung jenisnya. Ada beberapa langkah yang saat ini berlaku umum di
seluruh program studi di UTN, yaitu:
1. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan menggunakan DPP (Dana Pengembangan
Penddikan) UTN, yang besarnya tergantung dari jumlah mahasiswa di Program Studi
atau kebijakan khusus.
2. Pengadaan diadakan pada awal semester, satu tahun satu kali lewat mekanisme
pengajuan anggaran pembelian barang yang sudah ditentukan.
3. Pengadaan dan pemeliharaan prasarana pembelajaran menjadi tanggung jawab Biro
Aset UTN
4. Pengadaan sarana pembelajaran menjadi tanggung jawab Biro Aset UTN.
5. Pemeliharaan sarana pembelajaran menjadi tanggung jawab Program Studi.
6. Sumber dana DPP ada dua, dana investasi untuk awal pendirian dan dana
pengembangan untuk pemeliharaan dan pembelian baru, untuk percepatan program
studi didorong untuk mendapatkan dana diluar DPP (hibah, kerjasama).
7. Pengadaan dan sirkulasi buku/majalah/jurnal hardcopy menjadi tanggung jawab UPT
Perpustakaan UTN atas usul program studi.
8. Pengadaan buku/jurnal/majalah elektronik menjadi tanggung jawab program studi
menggunakan anggaran rutin.
30
9. Pengadaan dan pemeliharaan fasilitas hotspot, data center, jaringan komputer,
komputer, server, dan hotspot menjadi tanggung jawab BPSI (Biro Perencanaan Sistem
Informasi) UTN menggunakan dana rutin universitas.
10. Pengembangan dan operasional layanan perangkat lunak menjadi tanggung jawab
program studi menggunakan dana rutin Fakultas.
11. Pengadaan peralatan laboratorium diadakan setiap tahun anggaran menggunakan DPP.
12. Pengembangan peralatan laboratorium dapat diperoleh dari dana kerjasama antara
program studi dengan partner kerjasama.
13. Pemeliharaan sarana laboratorium menjadi tanggung jawab Unit Laboratorium
menggunakan dana rutin atau dana penyelenggaraan layanan pendidikan pada
masyarakat.
14. Audit sarana dan prasarana pembelajaran menjadi tanggung jawab BPM UTN. Standar
umum yang digunakan adalah: setiap alat dapat digunakan setiap saat.
15. Langganan internet dan pemeliharaan kualitas menjadi tanggung jawab BPSI UTN.
Gambar 3 1. Mekanisme Pengadaan Barang UTN
3.2.3 Perencanaan pengembangan
Fakultas Teknik menyediakan fasilitas pendidikan berupa: (1) SLC (Student Learning
Center) yang digunakan sebagai ruang untuk kegiatan akademik umum di FT, (2) fasilitas
pembelajaran elektronik, meliputi LMS yang diberi nama COMES (http://comes.UTN.ac.id),
dilengkapi dengan e-portfolio dan konten, (3) ruang referensi atau ruang baca yang dilengkapi
dengan buku asli, untuk srikulasi dilayani oleh UPT Perpustakaan, (4) komputer untuk akses
LMS dan internet.
31
Universitas Teknologi Nusantara menyediakan fasilitas pembelajaran berupa: (1)
perpusakaan, (2) sarana akses LMS dan Internet dengan HotSpot, (3) laboratorium komputer,
PUSKOM, (4) lab bahasa PPB, (5) Langganan saluran intenet, dan (6) Laboratorium.
Perencanaan dan pengembangan menjadi tanggung jawab program studi, berdasarkan
evaluasi penjaminan mutu atau kebutuhan program studi. Data atau informasi untuk kegiatan
evaluasi bersumber dari laporan audit fasilitas pembelajaran yang dilakukan oleh masing-
masing penanggung jawab dan diperkuat oleh audit BPM, Hasil pendataan, audit, dan evaluasi
dilaporkan ke Ketua Program Studi, Dekan, dan Rektor.
Program studi memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara
fasilitas e-learning. Program Studi TI menunjuk Pusat Studi e-learning untuk mengembangkan
konten (video tutorial, materi ajar, tes) dan desain instruksional. Penggalian sumber dana diluar
SPP menjadi tanggung jawab Pusat Studi Program Aplikasi dengan memberikan layanan
pembuatan, implementasi, dan konsultasi program dan sistem terapan kepada perusahaan
atau institusi pemerintah. Percepatan pengembangan fasilitas pembelajaran menjadi tanggung
jawab Fakultas untuk menggiatkan kegiatan pencarian dana melalui Hibah yang disediakan
pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga donor.
32
BAB IVPENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
4.1 Kebijakan di Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Program Studi TI UTN merencanakan prasarana dan sarana penelitian minimal sesuai
standar yang ditetapkan, meliputi:
1. Program Studi TI UTN harus dapat memfasilitasi guna pemberdayakan dosen untuk
melakukan penelitian inovatif dan untuk pengabdian masyarakat.
2. Program Studi TI UTN akan melakukan diseminasi dan promosi hasil-hasil penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan lembaga, dosen, dan mahasiswa.
3. Program Studi TI UTN harus memiliki data dan informasi tentang publikasi karya ilmiah,
hak paten, karya inovatif serta hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan lembaga, dosen, dan mahasiswa.
Ada dua cara yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan itu, pertama melalui
mekanisme investasi untuk memenuhi kebutuhan minimal, anggaran rutin untuk pemeliharaan
dan penambahan, dan melalui hibah kompetisi untuk mempercepat.
Adapun Perencanaan pengembangannya adalah:
1. Membuat pedoman penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berisi
ketentuan tentang prosedur standar perencanaan serta implementasi penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Membuat pedoman pengelolaan penelitian yang dikembangkan oleh institusi dan
dipublikasikan, mencakup beberapa aspek berikut.
- Kebijakan dasar penelitian yang meliputi antara lain: arah dan fokus, jenis dan
rekam jejak penelitian unggulan, pola kerjasama dengan pihak luar, pendanaan,
sistem kompetisi, penanganan plagiasi, paten dan hak atas kekayaan intektual.
- Rencana dan pelaksanaan penelitian yang mencakup agenda tahunan, peraturan
pengusulan proposal dan pelaksanaan penelitian, keterlibatan mahasiswa dalam
penelitian .
- Monitoring dan evaluasi untuk penjaminan mutu penelitian.
- Pemanfaatan hasil penelitian oleh masyarakat dan industri.
3. Membuat pedoman pengelolaan pengabdian kepada masyarakat oleh LPM UTN dan
dipublikasikan.
33
4. Membuat kebijakan dasar pengabdian kepada masyarakat yang meliputi antara lain:
visi dan misi, pola kerjasama dengan pihak luar, pendanaan, paten dan hak atas
kekayaan intektual.
5. Membuat rencana dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang mencakup
agenda tahunan, peraturan pengusulan proposal dan pelaksanaan, keterlibatan
mahasiswa.
6. Membuat sistem monitoring dan evaluasi untuk penjaminan mutu pengabdian kepada
masyarakat.
7. Memanfaatkan hasil pengabdian kepada masyarakat oleh masyarakat dan industri.
8. Mempublikasikan hasil-hasil penelitian di jurnal yang memiliki reputasi dan prosiding
ilmiah internasional, minimalnya dipublikasikan dalam jurnal dan prosiding ilmiah
nasional terakreditasi.
9. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan penelitian.
10. Memberikan penghargaan karya inovatif dosen dan/mahasiswa dalam 5 tahun terakhir.
11. Memacu dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat per tahun.
12. Memfasilitasi agar karya-karya ilmiah dosen memperoleh paten/hak cipta.
Ada 3 fasilitas penelitian, meliputi: laboratorium beserta kelengkapannya, sarana
publikasi hasil penelitian baik berbentuk softcopy maupun hardcopy, serta dana penelitian.
1. Laboratorium dan kelengkapannya dapat digunakan penelitian pada saat tidak ada
kegiatan praktikum mahasiswa. Peralatan penelitian akan ditambahkan sedikit demi
sedikit dengan menggunakan dana pengembangan rutin laboratorium atau diusahakan
sendiri oleh peneliti.
2. Sarana publikasi ada dua, melalui situs penelitian PSTI untuk jurnal atau melalui ruang
pamer diruangan sekitar laboratorium untuk karya poster.
Dana penelitian rutin dapat dapat diperoleh dengan mengikuti kompetisi penelitian
tingkat universitas melalui LPM UTN, atau menggunakan dana rutin laboratorium untuk
penelitian strategis, dana kerjasama, dan dana hibah bila memungkinkan. Selain dana
penelitian, PSTI akan menganggarkan dana untuk perolehan hak paten atau hak cipta.
Dana rutin laboratorium juga akan digunakan untuk peningkatan kompetensi penelitian
dosen dan teknisi penelitian.
34
4.1.1 Kebijakan Pengalokasian Anggaran Untuk penelitian dan Pengabdian Kepada
masyarakat
Penelitian merupakan pencarian secara sistematis untuk meperoleh pengetahuan,
pemahaman, penggunaaan, atau metoda baru. Penelitian didalam universitas merupakan
semua kegiatan yang dilaksanakan di Universitas, atau yang memanfaatkan fasilitas asset
Universitas, atau yang di supervisioleh dosen yang melibatkan dosen dan mahasiswa yang
mengatas namakan Universitas. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan
pengalaman dan pengetahuan kepada masyarakat yang merupakan satu kesatuan dengan
proses pendidikan dan penelitian yang bersifat antisipatif, proaktif dan institusional dalam
rangka mencerdaskan, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
A. Pendanaan
Pengalokasian dana penelitian dan pengabdian kepada msyarakat prodi Teknik Industri,
Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai yang akan mengalokasikan dana sebagai berikut:
1. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai akan memastikan alokasi dana penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat sebesar 20% dari dana rencana keuangan dan anggaran
tahunan
2. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai meningkatkan Kemampuan perolehan sumber
dana penelitian yang berasal dari pemerintah maupun swasta baik dari dalam maupun
luar negeri
3. Unversitas mengalokasikan dana penelitian untuk meningkatkan mutu penelitian,
layanan unit-unit penunjang pelaksanaan penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat
4. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai mealokasikan dana penelitian dan pengabdian
sebagai stimulus atau mantuan dalam rangka mendorong dan mendukung kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
5. Besarnya dana disesuaikan dengan ketersediaan dana penelitan dan pengangabdian
kepada masyarakat setiap tahun anggaran
B. Kebijakan
1. Kebijakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berlaku pada semua kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen program studi
pendidikan olahrga Unversita Teknologi Nusantara
35
2. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan secara terintegrasi dengan
kegiatan kegiatan pendidikan dan penelitian
3. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai Memberikan keleluasaan kepada dosen dan untuk
melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi
4. Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai memberikan penghargaan kepada individu dan
institusi pelaksanaan pengabdian kepada msyarakat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai
4.1.2. Kebijakan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Oleh Dosen
A. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen prodi
pendidikan olahraga diarahkan kepada pengabdian yang dapat mengangkat derajat
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi visi dan
misi, pola kerja samadengan pihak luar.
3. Membuat perencanaan dan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang mencakup agenda tahunan, peraturan pengusulan proposal dan pelaksanaan
keterlibatan mahasiswa.
4. Pelaksanaan pengabdian kepada masarakat yang bersifat pemberdayaan masyarakat,
ruang lingkup pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang menjadi
keahlian atau disiplin ilmu dari dosen yang bersangkutan.
B. Kebijakan
1. Setiap dosen melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara
kompetitif setiap tahun
2. Setiap dosen memiliki publikasi ilmiah pada jurnal baik nasional maupun internasional,
aktif dan produktif mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat melalui kegiatan seminar di tingkat nasional dan internasional.
4.1.3. Kebijakan Penelitian dan Pengabdiabdian Oleh Dosen Bersama Mahasiswa
36
Sebagai upaya pemberdayaan kemampuan metodologi dan wawasan pengetahuan
dosen/mahasiswa prodi Teknik Industri Universitas Teknologi Nusantara tentang pengabdian
kepada masyarakat, maka penyelenggaraan sejumlah kegiatan pembinaan antara laian
melakukan kegiatan kepelatihan metodologi pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan
penelitian bersama antara dosen dan mahasiswa dilakukan dalam rangka penyelesaian studi
mahasiswa. Dosen sebagai peneliti mengembangkan payung penelitian, dan mahasiswa
melakukan penelitian untuk skripsi dengan topic yang diturunkan dari payung penelitian dosen.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bersama-sama oleh
mahasiswa dan dosen dikelolah oleh himpunan mahasiswa yang bekerja sama dengan prodi.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di
desa-desa tertinggal, dan menyelenggarakan kegiatan seminar/loka karya akan bekerja sama
dengan prodi. Terakhir dosen prodi juga terlibat dalam pembibingan Kliah Kerja Nyata (KKN)
4.1.4 Kebijakan dan Standar Operational Procedures Pengunggahan Tugas Akhir Mahasiswa dan Karya Ilmiah Dosen
S T ANDARD O P E R A TI ONAL P ROC E DU R E (S O P )
PELAKSANAAN PENELITIAN BAGI DOSEN UNIVERSITAS TEKNOLOGI NUSANTARA
No SOP : 01 Dibuat oleh : LPPM
Judul : SOP PENELITIAN Direvisi oleh: LPPMTgl Pembuatan: 02 Januari 2015 Disetujui oleh: Rektor UTN
Tgl Revisi : 16 Januari 2015 Halaman: 1 s.d. 3
Tujuan:
1. Mengatur pelaksanaan penelitian oleh dosen baik yang dibiayai oleh UTN maupun oleh pihak ekssternal.
2. Menjamin penggunaan dana penelitian sesuai dengan aturan yang berlaku.3. Memberikan jaminan terhadap mutu hasil penelitian dosen UTN4. Meningkatkan motivasi dosen dalam melakukan penelitian sebagai bagian dari pelaksanaan Tri
Dharma Pergutuan Tinggi
Dasar
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi2. Panduan Akademik UTN tahun 2013
37
3. Anggaran Dasar Rumah Tangga Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai Riau Nomor 14 tahun 2013.
4. Panduan Pelaksanaan Penelitian Edisi IX Ditjen Dikti Kemdikbud tahun 2013.
Definisi
Penelitian adalah usaha mencari kebenaran ilmiah dengan menggunakan pendekatan ilmiah secara prosedural, ketat, dan benaar
Prosedur
1. Sosialisasi Program Penelitian
LPPM mensosialisasikan hibah penelitian baik biaya dari pihak eksternal
maupun internal.
2. Penyusunan Proposal
Dosen sencara mandiri atau kelompok menyusun proposal penelitian
a. Proposal ditulis sesuai dengan panduan penulisan ilmiah baik yang diterbitkan
oleh DP2M, maupun UTN (Panduan yang diikuti sesuai dengan pihak yang
akan memberikan biaya penelitian)
b. Pihak yang mengesahkan Proposal yaitu, Dekan dan Ketua LPPM dan Kerjasama.
c. Lembar pengesahan disesuaikan dengan panduan yang dikeluarkan oleh pihak
pemberi dana
d. Sampul proposal sesuai dengan bendera fakultas (bila proposal penelitian
akan dibiayai universitas atau biaya sendiri)
e. Warna sampul proposal disesuaikan dengan jenis hibah yang dituju (Hibah
Bersaing, sampul berwarna kuning, Hibah Kompetisi, sampul berwarna merah, dst)
38
f. Proposal dilengkapi dengan rincian biaya yang diperlukan dengan ketentuan sesuai
panduan yang dikeluarkan oleh lembaga pemberi dana,
3. Pengajuan Proposal ke LPPM
Dosen menyerahkan proposal yang sudah disetujui Dekan kepada LPPM dan Kerjasama UTN
dalam bentuk soft file dan hard copy. LPPM dan Kerjasama UTN menerima, mencatat/
mengadministrasikan proposal yang masuk.
4. Penugasan tim reviu internal
LPPM dan Kerjasama menunjuk Tim Review dan menyerahkan proposal kepada tim reviu
sesuai dengan bidang keahliannya
5. Review proposal
Tim mereviwer Proposal di bawah koordinasi LPPM dan Kerjasama dengan hasil tiga
kemungkinan:
1) Proposal diterima tanpa perbaikan untuk diusulkan mendapatkan biaya dari
UTN atau Lembaga pemberi dana penelitian lainnya.
2) Proposal diterima dengan revisi, (LPPM dan kerjasama memberitahukan kepada
ketua peneliti melalui surat atau media lainnya),
3) Ditolak (stop)
Proposal yang diterima, apabila menggunakan dana hibah, maka LPPM mengupload ke
Simlitabmas Ditjen Dikti Kemdikbud
6. Penandatanganan Kontrak
Pengumuman Proposal yang lolos untuk dibiayai
a. Sebelum melaksanakan Penelitian Dosen menandatangani kontrak penelitian antara
pihak pertama (Ketua LPPM dan Kerjasama dan pihak kedua (Ketua peneliti)
menyangkut hak dan kewajiban pihak pertama dan kedua
b. Dosen menerima dana penelitian tahap pertama melalui bendahara UTN sebesar
75% ke rekening masing-masing.
7. Pelaksanaan Penelitian
Dosen melaksanakan penelitian:
a. Dosen dapat mengajukan surat ijin untuk melakukan penelitian kepada Ketua
LPPM dan Kerjasama
b. Dosen dapat meminta surat tugas kepada LPPM dan Kerjasama untuk melakukan
penelitian yang dilakukan di luar UTN
39
8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Penelitian
LPPM dan Kerjasama UTN melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) atas pelaksanaan
penelitian yang dibiayai oleh UTN; apabila penelitian dibiayai oleh pihak lain, maka LPPM
dan Kerjasama UTN membantu/menfasilitasi/mendampingi pelaksanaan Monev. Penelitian
yang menerima hibah dari dikti, maka hasil monev di-up load ke Simlitabmas Ditjen Dikti
Kemdikbud
9. Menyusun laporan penelitian
Dosen menyusun laporan penelitian dan menyusun laporan keuangan: a. Dosen menyerahkan hasil penelitian kepada LPPM dan kerjasama setelah
ditandatangani oleh Dekan.b. Dosen Menerima sisa dana 25% dari Bendahara UTN ke rekening yang
bersangkutan.c. Penelitian yang menerima hibah dari dikti, maka laporan hasil penelitian di-up load ke
Simlitabmas Ditjen Dikti Kemdikbud
10. Publikasi hasil penelitian
Dosen mempublikasikan hasil penelitian dalam bentuk seminar kecil yang dihadiri oleh
peer group sesuai dengan keilmuannya, minimal 7 orang dibuktikan dengan surat
undangan, berita acara, daftar hadir, materi seminar, dan dokumentasi atau
mempublikasikan dalam jurnal nasional ber-ISSN atau jurnal Akreditasi/Jurnal
Internasional (lebih utama)
40
BAB VI
MANAJEMEN AKADEMIS
6.1 MANAJEMEN AKADEMIS
6.1.1 Prosedur dan Penutupan Program Studi di Tingkat Fakultas dan Institusi
Dalam upaya menjamin kualitas program baik program Akademis maupun Profesional,
Universitas Teknologi Nusantara perlu menyusun Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program
Studi sebagai perwujudan dari Rencana Strategis (RENSTRA) Universitas Teknologi Nusantara
Tahun 2015 – 2016 Pedoman Pembukaan dan Penutupan Jurusan/ Program Studi UTN, meliputi
Studi kelayakan, Pengajuan usulan ke tingkat universitas, Pengajuan ijin kepada instansi terkait,
Evaluasi Program Studi dan Penutupan Program Studi.
Sebelum diusulkan ke tingkat universitas, studi kelayakan dipresentasikan di fakultas dan
telah disetujui oleh fakultas. Dokumen studi kelayakan dilengkapi dengan kesimpulan yang
memberikan gambaran umum bahwa program studi akan memenuhi kebutuhan yang ada,
kelemahan dan kekuatan program studi, tantangan umum yang dihadapi serta bagaimana
program studi memposisikan tantangan tersebut. Secara rinci kegiatan yang dilakukan:
a. Pembukaan program studi baru diusulkan oleh Jurusan atau Fakultas, walaupun ide dari
pembukaan program studi baru dapat juga datang dari pimpinan universitas.
b. Alasan dari pembukaan Program Studi Baru antara lain disebabkan oleh:
1. Desakan Kebutuhan dari masyarakat.
2. Trend Perkembangan Ilmu.
3. Peningkatan jenjang program, misalnya sudah ada D3, ditingkatkan menjadi S1 ;
sudah ada S1 ditingkatkan menjadi S2.
4. Alasan-alasan lain untuk memenuhi suatu Tujuan Khusus yang diinginkan oleh
Pimpinan UTN.
c. Proses pengajuan pembukaan program studi baru diawali dengan pembuatan proposal di
tingkat Jurusan/ Fakultas.
d. Proposal tersebut selanjutnya dipresentasikan di hadapan Senat Fakultas. Senat Fakultas
berhak untuk menerima, menolak atau meminta revisi.
e. Proposal yang disetujui oleh Senat Fakultas, selanjutnya diajukan ke Pimpinan Universitas
dan Senat Universitas untuk dimintakan pertimbangan. Pimpinan Universitas berhak untuk
menerima, menolak atau meminta revisi. Senat Universitas berhak untuk memberi
masukan dan pertimbangan saja.
41
f. Dalam hal Proposal ditolak atau direvisi, maka Pimpinan Universitas akan memanggil
kembali Pimpinan Fakultas/ Jurusan untuk diberi penjelasan atau pengarahan tentang
materi materi yang harus direvisi.
g. Proposal yang telah disetujui oleh Pimpinan Universitas kemudian dilaksanakan
realisasinya.
h. Pimpinan Universitas memanggil Fakultas, Jurusan dan Unit-unit Pendukung untuk
melakukan langkah-langkah persiapan realisasi Program Studi yang baru, baik internal
maupun eksternal.
i. Rektor meneruskan usulan pembukaan Program Studi ke Senat Universitas untuk dinilai.
j. Senat Universitas melakukan penilaian terhadap kelayakan usulan dengan penilaian
dokumen, kunjungan lapangan, dan apabila diperlukan dapat melakukan dengar pendapat
dengan pihak-pihak terkait.
k. Mengirimkan berkas usulan pembukaan program studi ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Gambaran ringkas langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan usulan
pembukaan program studi ke tingkat universitas sebagaimana terlihat pada Gambar 5.1.
42
Gambar 5 1. Prosedur Pembukaan Program Studi
6.1.2 Struktur Organisasi dan Manajemen Penyelenggaraan Program Studi yang Diusulkan
Sesuai dengan Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi Teknik Industri UTN, serta untuk
menjalankan kegiatan internal manajemen, akademik, dan kerjasama maka PSTI memiliki struktur
organisasi tingkat program studi, yang berlaku menurut aturan organisasi di UTN. Struktur
organisasi nampak seperti Gambar 5.2.
43
Gambar 5 2. Struktur Organisasi PS Teknik Industri UTNTugas Pokok:
1. Ketua Program Studi: menjalankan fungsi manajemen operasional dan bertanggungjawab
kepada dekan Fakultas Teknik.
2. Sekretaris Program Studi: membantu kegiatan ketua program studi secara administrasi
dan teknis.
3. Kepala Laboratorium: menjalankan fungsi koordinasi kegiatan operasional pelaksanaan
kegiatan praktikum dan pengembangan laboratorium.
4. Kepala Pusat Studi e-learning: mengembangkan konten dan kurikulum berbasis e-learning
untuk PSTI, promosi, dan kerjasama.
5. Kepala Pusat Studi Program Aplikatif: mengembangkan sistem jaringan dan perangkat
lunak aplikatif untuk PSTI, promosi, dan kerjasama.
6. Bagian Administrasi: melaksanakan kegiatan layanan akademik bagi civitas akademika.
7. Dosen: melaksanakan kegiatan Tri Dharma dan pengermbangan diri sesuai standar mutu
yang ditetapkan BPM UTN.
6.3 PROYEKSI MAHASISWA
Penerimaan mahasiswa untuk 5 tahun pertama dan rasio mahasiswa dosen dapat dilihat pada tabel
5.1 berikut ini:
44
Tabel 5 1.Rasio mahasiswa dan dosen
NoKebutuhan Dosen
(kualifikasi Jenjang)
Jumlah yang dibutuhkan pada tahun ke :I II III IV V
T L T L T L T L T L1 Dosen bergelar S-12 Dosen bergelar S-2 6 2 6 4 8 8 8 6 9 83 Dosen bergelar S-3 1 2 2
Jumlah Total 8 10 17 16 19Jumlah mahasiswa 40 80 120 160 200Rasio Dsn:Mhs 1:5 1:8 1:7 1:10 1:10,5
T = Tetap, L=Luar Biasa
6.4 PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI
Pengembangan program studi dilakukan secara bertahap dengan mengikuti konsep
pengembangan perguruan tinggi LRAISE, ada bagian-bagian tertentu yang sudah menjadi
wewenang fakultas atau universitas. Sasaran pengembangan yang menjadi wewenang PSTI
disusun seperti pada Tabel 5.2.
Tabel 5 2.Rencana Pengembangan Program Studi
NO Jangka Waktu Sasaran Program/Kegiatan
1Tahun ke (1 s/d 4)(Penguatan Internal)
Organisasi Sehat
Menyempurnakan kelengkapan organisasiMeningkatkan kelengkapan dan mutu sarana akademikMerekrut SDM hingga kebutuhan dan rasio terpenuhi
Program Studi dikenal dan diminati
Promosi yang efektif dan efisienMenjalin kerjasama dengan pengguna lulusan dan layanan PSTI
2 Tahun ke (5 s/d 9)(peningkatan mutu)
Program studi diakui masyarakat memiliki mutu yang tinggi
Menjalankan konsep penjaminan mutu pada tataran operasional (pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran, pengembangan sarana belajar, layanan administrasi) sesuai standar ISO.Meningkatkan peran CDC UTN untuk mempromosikan lulusan ke perusahaan multinasional
Program studi memiliki sumber pendapatan atau
Meningkatkan layanan pada IndustriMeningkatkan jumlah kerjasama dengan industri, pemerintah, dan
45
sumber pendanaan organisasi sosial internasional
3Tahun ke (10 s/d 15)(berperan aktif)
Program Studi memiliki peran penting di Indonesia dalam upaya memperbaiki aspek keagamaan generasi muda.
Mengembangkan layanan pendidikan berbasis Teknik Industri (e-learning) untuk SMA/SMK Muhammadiyah Bekerjasama dengan unit internal, PP Muhammadiyah, Pemerintah untuk mengembangkan kurikulum Agama Islam sekolah dasar hingga menengah yang berbasis TI (e-learning).
6.5 DUKUNGAN KERJASAMA
Semua bentuk kerjasama dikelola oleh Fakultas. Secara administrasi dilakukan oleh Biro
Kerjasama UTN dan secara teknis dilaksanakan oleh Fakultas. Saat ini FT UTN memiliki program
kerjasama dengan TU/e Eidhoven untuk pengembangan energi regional, termasuk di dalamnya
program pengembangan sarana TI untuk survey, sosialisasi program, dan penyebaran hasil
program. SLC atau Student Learning Center yang dirancang sebagai pusat aktifitas akademis
mahasiswa FT, di dalamnya terdapat sarana belajar berupa buku, komputer, akses internet,
mulitmedia, dan tempat-tempat diskusi; Fakulas Teknik bekerja sama dengan ACER Distributor
untuk mengembangkan fasilitas SLC tersebut. Program Studi TI UTN (ditunjuk FT) bekerja sama
dengan Lembaga Pengembangan Pendidikan Islam (LPPI UTN), Fakutlas Agama Islam, dan
didukung oleh PP Muhammadiyah untuk bersama-sama membuat kurikulum pendidikan Agama
Islam bagi sekolah dasar dan menengah yang berbasis TI, sehingga kegiatan dakwah menjadi lebih
efektif, efisien, serta menjangkau seluruh indonesia.
6.6 PROSEDUR PENUTUPAN PROGRAM STUDI
Penutupan Program Studi merupakan langkah terakhir yang diambil oleh Program Studi
apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa program yang ditawarkan sudah tidak sesuai lagi
dengan kebutuhan masyarakat.
Proses atau prosedur penutupan program ini sebetulnya sudah diatur dalam KEP
MENDIKNAS No. 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan
Program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana serta Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi No. 302/D/T/2003 tentang Evaluasi Izin Penyelenggaraan Program Studi.
6.6.1 Ruang Lingkup Unit terkait dalam pelaksanaan penutupan program studi adalah:
a. Jurusan sebagai unsur pelaksana akademik pada fakultas dan sebagai wadah yang
memfasilitasi pelaksanaan program.
46
b. Fakultas sebagai satuan struktural pada universitas yang mengkoorsinasikan dan/atau
melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat
cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Universitas sebagai perguruan tinggi yang disamping menyelenggarakan pendidikan
akademik juga menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6.6.2 Prosedur Kerja
Internal: a. Jurusan/program studi melakukan evaluasi terhadap program studi yang dianggap tidak
efektif, misalnya karena jumlah mahasiswa program tersebut terus menurun (jumlah
calon mahasiswa minimum 30 orang Kepmendiknas No. 234/U/2000 pasal 10).
b. Jurusan/program studi perlu meminta pertimbangan Dekan dan Wakil Rektor I apabila
dipandang perlu bahwa suatu program studi harus ditutup.
c. Jurusan/program studi dan fakultas membahas penutupan program dengan senat
fakultas.
d. Dekan mengusulkan penutupan Program Studi baik S1, S2, maupun S3 kepada Rektor
dengan memperhatikan pertimbangan Senat Fakultas.
e. Usulan penutupan dilengkapi dengan kajian terinci yang menjelaskan latar belakang
penutupan, sebagai pertanggungjawaban Dekan atas penyelenggaraan Program Studi
di fakultasnya.
f. Rektor meneruskan usulan penutupan Program Studi ke Senat Universitas untuk dinilai.
g. Senat Universitas melakukan penilaian terhadap kelayakan usulan dengan penilaian
dokumen, kunjungan lapangan, dan apabila diperlukan dapat melakukan dengar
pendapat dengan pihak-pihak terkait.
h. Pimpinan Universitas mengadakan Rapat Pimpinan yang mengundang Dekan Fakultas
dan Ketua Jurusan terkait untuk melakukan pembahasan atas usulan penutupan
Program Studi.
i. Selanjutnya usulan diajukan ke Badan Pelaksana Harian untuk dimintakan persetujuan.
Kemudian Senat Universitas memberikan rekomendasi penutupan Program Studi
kepada Rektor untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor.
j. Dalam hal usulan ditolak, Dekan Fakultas atau Ketua Jurusan terkait dapat mengajukan
kembali usulan dengan menempuh seluruh prosedur yang berlaku.
47
k. Dekan bertanggungjawab menjamin kelancaran proses penutupan Program Studi dan
mencegah terjadinya gejolak yang dapat mengganggu penyelenggaraan Fakultas.
l. Jurusan/program studi mempersiapkan pelimpahan program studi dan mempersiapkan
sistem alih kredit.
m. Dekan membuat surat pemberitahuan ke Rektor u.p Wakil Rektor Bidang Akademik
tentang penutupan program studi.
n. Rektor u.p Wakil Rektor I memberi izin penutupan program dan menulis surat ke Dikti
tentang penutupan program studi.
o. Jurusan/program studi menginformasikan proses penutupan dan alih kredit program
studi yang akan ditutup ke unit-unit terkait (Biro Akademik, Biro Penerimaan
Mahasiswa Baru, Biro Sistim Informasi, Biro Hukum dan Kerjasama, Biro Humas dan
Promosi).
p. Universitas bersama fakultas, jurusan dan program studi menyusun proses pemindahan
mahasiswa ke program baru yang telah ditentukan fakultas dan universitas.
q. Jurusan/program studi mempersiapkan pengalihan program studi lama ke program
studi baru.
Eksternal: a. Rektor u.p Wakil Rektor I membuat surat pemberitahuan kepada mahasiswa program
studi yang akan ditutup minimal 2 (dua) tahun sebelum program studi tersebut ditutup.
b. Rektor u.p Wakil Rektor I membuat surat pemberitahuan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi dan instansi lain terkait, yang selama ini telah bekerja sama
mengelola program studi, minimal 2 (dua) tahun sebelum program studi tersebut
ditutup.
c. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat keputusan penutupan
program studi. (Kepmendiknas No. 234/U/2000 pasal 18 butir 5).
d. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan penutupan suatu
program studi agar dapat memberikan jaminan perlindungan terhadap konsumen yang
antara lain meliputi :
- pengalihan tugas bagi para staf pengajar dan administrasi di jurusan
yang ditutup.
- memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan
studinya dalam batas waktu tertentu.
- dampak terhadap para alumni program studi tersebut.
48
- dampak terhadap kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
yang sedang berlangsung.
- dampak terhadap relasi dengan PT lain baik dalam dan luar negeri.
- dampak terhadap misi Universitas serta keberadaannya sebagai
penyedia pendidikan di bidang tersebut di lingkup lokal, nasional bahkan
internasional.
49
BAB VII
SISTEM MANAJEMEN MUTU
7.1 Sistem Penjaminan Mutu Internal
1. Pelaksanaan SPMI untuk mencapai pembelajaran
Secara harfiah pengertian mutu adalah kesesuaian dengan standar, kesesuaian
dengan harapan stakeholders atau pemenuhan janji yang telah diberikan. Oleh karena itu,
mutu pendidikan tinggi adalah kesesuaian antara hasil penyelenggaraan pendidikan tinggi
dengan standar nasional pendidikan tinggi, maupun standar yang ditetapkan oleh satuan lain
berdasarkan kebutuhan stakeholders.
Untuk mencapai mutu tersebut diperlukan suatu proses yang disebut penjaminan
mutu (Quality Assurance). Penjaminan mutu pada sebuah perguruan tinggi merupakan
kegiatan mandiri untuk selalu meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan
melalui kegiatan monitoring, audit internal dan benchmarking untuk penentuan standar
baru. Sistem penjaminan mutu perguruan tinggi dilakukan atas dasar penjaminan mutu
internal dan penjaminan eksternal. Penjaminan mutu internal adalah penjaminan mutu yang
dilakukan oleh institusi perguruan tinggi yang bersangkutan dengan berpedoman dan
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah,
sedangkan penjaminan mutu eksternal adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan
atau lembaga eksternal yang dibentuk dan atau disetujui oleh pemerintah sebagai
penyelenggara evaluasi penjaminan mutu bagi perguruan tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu UTN dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana
dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.
Sistem penjaminan mutu yang baik akan meningkatkan kemampuan institusi untuk
melakukan pengawasan, menciptakan stabilitas, dan kapabilitasnya sebagai organisasi
pendidikan, selanjutnya dengan adanya sistem penjaminan mutu yang baik, institusi akan
dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta dapat bertindak lebih baik dari
sebelumnya.
Pelaksanaan penjaminan mutu akademik didasarkan atas dokumen akademik dan
dokumen mutu. Dokumen akademik sebagai rencana atau standar memuat tentang 50
arah/kebijakan, visi-misi, dan peraturan akademik. Dokumen mutu sebagai instrumen untuk
mencapai dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Untuk menjamin bahwa standar
yang telah ditetapkan dilaksanakan, dipenuhi, dan dievaluasi, maka diperlukan adanya
monitoring dan evaluasi (monev). Dengan melaksanakan monev, maka kinerja satuan
pendidikan di UTN selalu terpantau sehingga menjadi efektif dan efisien.
Evaluasi diri merupakan mekanisme inti penjaminan mutu akademik. Dengan
evaluasi diri (melihat dan menilai diri sendiri) secara jujur dan objektif, maka akan diketahui
kondisi yang nyata dari unit-unit pengelola akademik, baik berupa kekuatan maupun
kelemahannya. Dari gambaran tersebut, Universitas akan dapat merencanakan dan
melaksanakan tindakan koreksi dengan intervensi positif, yaitu melakukan perbaikan,
peningkatan, dan penyesuaian prosedur.
Audit mutu akademik internal (AMAI) adalah audit penjaminan mutu dan konsultasi
yang independen dan objektif terhadap kegiatan operasional akademik atau proses
akademik. Audit ini dilakukan terhadap unit-pengelola akademik untuk melihat dan menilai
apakah manajemen unit pengelola akademik sudah bekerja sesuai prosedur, dan
menghasilkan output sesuai dengan standar. Hasil AMAI adalah rekomendasi tentang
perbaikan dan pengembangan mutu akademik pada unit-unit pengelola akademik. Unit-unit
tersebut juga harus memperlihatkan akuntabilitasnya kepada stakeholders. Akuntabilitas
UTN akan diuji melalui satu evaluasi eksternal (akreditasi). Akreditasi akan menghasilkan
peringkat mutu akademik UTN, baik secara institusional maupun pada aras program studi.
Peningkatan mutu dan benchmarking : ada dua macam peningkatan mutu yaitu
peningkatan mutu untuk mencapai standar mutu yang ditetapkan, dan peningkatan mutu
dalam konteks peningkatan standar mutu yang telah dicapai melalui benchmarking.
Benchmarking adalah upaya pembandingan standar, baik antar internal organisasi maupun
dengan standar eksternal secara berkelanjutan dengan tujuan peningkatan mutu dalam
rangka memenuhi kebutuhan stakeholders.
2. Organisasi SPMI
51
Untuk membantu pelaksanaan penjaminan mutu maka dibentuk Badan Penjaminan
Mutu (BPM) pada tingkat universitas dan fakultas. BPM Universitas membantu pimpinan
universitas sebagai penanggungjawab penjaminan mutu di tingkat universitas. BPM Fakultas
membantu pimpinan fakultas sebagai penanggungjawab penjaminan mutu di tingkat
fakultas. Pada tingkat jurusan/program studi/bagian dibentuk Gugus Kendali Mutu (GKM)
untuk membantu pimpinan jurusan/program studi/bagian dalam mengimplementasikan
penjaminan mutu. Apabila penjaminan mutu telah berjalan dengan baik di UTN, maka BPM
dan GKM tidak diperlukan atau apabila diperlukan jumlah personilnya ramping karena
tugasnya tidak lagi banyak. Struktur BPM di UTN terlihat dalam gambar di bawah ini
Struktur organisasi BPM di tingkat fakultas dan GKM di tingkat jurusan/program studi/bagian
adalah seperti gambar di bawah ini.
52
3. Informasi kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI dan Formulir (Borang) SPMI yang
sesuai dengan SNPT
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), Pasal 50 ayat (6) mengamanatkan bahwa perguruan tinggi harus melakukan
pengawasan secara internal atas pendidikan tinggi yang diselenggarakannya. Ketentuan
tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang mewajibkan struktur pengawasan horisontal di setiap
satuan pendidikan dengan menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem
penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan agar satuan pendidikan dapat memenuhi
atau melampaui standar nasional pendidikan (SNP). Selanjutnya dalam Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan bahwa standar nasional
pendidikan tinggi (SNPT) adalah SNP ditambah standar penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Sistem penjaminan mutu mencakup proses perencanaan, penerapan,
pengendalian, evaluasi dan pengembangan standar mutu perguruan tinggi secara konsisten
dan berkelanjutan sehingga pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
memperoleh kepuasan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) merupakan salah satu sub sistem dari
Sistem Penjaminan Mutu Perguran Tinggi (SPM-PT) yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. SPM-PT mencakup
tiga sub sistem, yaitu Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional, Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Pangkalan data
perguruan tinggi mencakup kegiatan sistemik dalam pengumpulan, pengolahan dan
penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi. SPMI
merupakan kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi
(internally driven) untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi secara
berkelanjutan. SPME merupakan kegiatan sistemik penilaian kelayakan program studi
dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga akreditasi internasional misalnya
Asean University Network Quality Assurance (AUN-QA). Untuk menjalankan SPMI pada
program pascasarjana IPB diperlukan standar mutu yang merupakan indikator capaian mutu
53
Penjaminan mutu merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
peningkatan mutu produk dan layanan secara berkelanjutan pada seluruh aspek
penyelenggaraan perguruan tinggi di UTN. Sistem penjaminan mutu UTN periode mencakup
penjaminan mutu akademik (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat)
dan non-akademik (administrasi dan manajemen perguruan tinggi).
Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program kerja tersebut berbagai upaya
harus dilakukan, terutama melalui mobilisasi seluruh sumberdaya yang dimiliki UTN.
Keberhasilan pelaksanaan program kerja tersebut harus dapat diukur secara kuantitatif
melalui pencapaian indikator-indikator utama yang disusun secara cermat dalam suatu
sasaran mutu institut. Seluruh unit kerja harus bekerja keras agar dapat memenuhi sasaran
mutu yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan standar-standar dan parameter-parameter
yang ada di dalamnya. Untuk menjamin agar target-target capaian yang ada dalam sasaran
mutu tersebut dapat terealisasi sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka diperlukan
suatu sistem penjaminan mutu (quality assurance system) yang handal dan dapat
dilaksanakan di seluruh unit akademik maupun non-akademik UTN.
Keberadaan sistem penjaminan mutu merupakan wujud dari komitmen institusi
untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan, terarah dan akuntabel. Untuk itu berbagai
aktivitas penyelenggaraan akademik dan non akademik harus secara konsisten
melaksanakan prosedur operasional dan berusaha memenuhi sasaran mutu yang telah
ditetapkan. Seluruh sistem manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan suatu
institusi dalam penetapan kebijakan, rencana implementasi dan proses atau prosedur
penjaminan mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan disebut Sistem Manajemen
Mutu (Quality Management System).
Manajemen mutu yang baik akan memberikan kemampuan institusi untuk
melakukan kontrol, menciptakan stabilitas, prediktabilitas, dan kapabilitasnya sebagai
institusi. Dengan adanya sistem penjaminan mutu yang baik, institusi akan terbantu dalam
mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk dan kualitas layanan. Sistem
manajemen mutu akan sangat membantu institusi untuk dapat bertindak lebih baik
dibanding sebelumnya.
54
Melalui proses-proses monitoring, assessment dan evaluation terhadap langkah-
langkah peningkatan mutu serta pencapaiannya, maka UTN akan mengetahui posisinya saat
ini terhadap visi yang akan dicapainya. UTN juga dapat mengukur diri apakah telah dapat
melaksanakan misinya atau belum. Proses penetapan dan pemenuhan standar mutu
pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan tersebut disebut
penjaminan mutu (Quality Assurance). Dalam penjaminan mutu, institusi harus
menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara dan meningkatkan
secara berkelanjutan (continual improvement) sistem manajemen mutunya sesuai dengan
persyaratan, pedoman dan standar yang telah ditentukan.
Sistem manajemen mutu merupakan bagian integral dari siklus Shewhart yaitu
Plan-Do-Check-Action (PDCA), yang secara operasional dimaknai sebagai: 1) Tulis apa yang
dilakukan/dikerjakan, 2) Kerjakan/lakukan yang telah ditulis, 3) Lakukan monitoring-
assessment-evaluation, 3) Pertanggungjawabkan yang telah dikerjakan/dilakukan, dan 4)
Lakukan upaya tindak lanjut untuk pencapaian target mutu yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup Standar nasional Perguruan Tinggi mencakup tiga standar yaitu
standar nasional pendidikan , standar nasional penelitian dan standar nasional pengabdian
kepada masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah : a). menjamin tercapainya tujuan
pendidikan tinggi dan b). menjamin mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat dan mendorong melampaui SN DIKTI.
4. Implementasi SPMI
Dalam implementasi SPMI tersebut diperlukan panduan atau petunjuk praktik
berupa Manual SPMI sebagai pedoman bagaimana Standar SPMI ditetapkan,
dilaksanakan/dipenuhi, dikendalikan dan dikembangkan/ditingkatkan mutunya secara
berkelanjutan oleh seluruh penyelenggara perguruan tinggi di UTN yang dilengkapi dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).
Implementasi SPMI tersebut melalui suatu tahapan penetapan,
pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian dan pengembangan/peningkatan yang secara
berkelanjutan dengan model Manajemen Kendali Mutu PDCA yang mengacu pada Visi, Misi
dan Tujuan UTN, Renstra UTN serta Kebijakan SPMI UTN dalam waktu satu siklus, yaitu satu
55
tahun satau satu kalender akademik dan diikuti oleh siklus yang sama pada tahun-tahun
berikutnya.
a. Manual penetapan standar DIKTI
Tahap penetapan standar SPMI merupakan tahapan ketika seluruh standar SPMI
bidang akademik dan non akademik ditingkat Universitas dirancang, disusun, dan
dirumuskan oleh Badan Penjaminan Mutu beserta tim, serta masukan Gusus kendali
Mutu (GKM) unit kerja, hingga Standar SPMI ditetapkan dan disahkan oleh Rektor.
b. Manual pelaksanaan standar DIKTI
Tahap pelaksanaan/pemenuhan standar merupakan tahapan ketika isi seluruh
standar diimplementasikan dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan di tingkat
Universitas, fakultas, lembaga, dan UPT termasuk didalamnya seluruh pejabat
struktural, tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan, karyawan, mahasiswa
dan alumni dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya masing-
masing.
c. Manual evaluasi (pelaksanaan) standar DIKTI
Tahap evaluasi standar meupakan tahapan ketika seluruh isi standar dievaluasi dalam
kegiatan penyelenggaraan pendidikan di tingkat Universitas, fakultas, lembaga, dan
UPT termasuk didalamnya seluruh pejabat struktural, tenaga pendidik (dosen) dan
tenaga kependidikan, karyawan, mahasiswa dan alumni dalam melaksanakan tugas,
wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing. Evaluasi standar SPMI dilakukan
oleh badan penjaminan mutu dan staf dengan tujuan agar evaluasi SPMI tidak
menyimpang dengan standar SPMI yang telah ditetapkan.
d. Manual pengendalian (pelaksanaan) standar DIKTI
Tahap pengendalian standar merupakan tahapan ketika seluruh isi standar yang
dilaksanakan di seluruh tingkat Universitas, fakultas, lembaga, dan UPT termasuk di
dalamnya seluruh pejabat struktural, tenaga kependidikan, karyawan, dosen,
mahasiswa, alumni dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya
memerlukan pemantauan atau pengawasan, pengecekan atau pemeriksaan dan
evaluasi secara rutin dan terus menerus.
56
e. Manual peningkatan standar DIKTI
Tahap peningkatan standar SPMI merupakan tahapan ketika pelaksanaan standar
SPMI dalam siklus kalender akademik telah dikaji ulang untuk ditingkatkan mutunya,
dan ditetapkan standar SPMI baru untuk dilaksanakan pada siklus dan tahun
akademik berikutnya.
5. Pelaksanaan / Monitoring Evaluasi SPMI
Beberapa tahapan dalam pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal di UTN, adalah
sebagai berikut.
a) Sosialisasi SPMI.
Tahapan awal dalam mengimplementasikan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi
di UTN adalah sosialisasi. Pada tahap ini sangat penting untuk ditekankan dan dibangun
kesadaran bersama tentang arti pentingnya pelaksanaan SPMI di UTN. Kegiatan SPMI di
samping merupakan amanat dari PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, juga secara moral lembaga pendidikan tinggi harus selalu menjaga dan
meningkatkan mutunya agar lulusan yang dihasilkan selalu terjaga mutunya. Para
pengguna lulusan (stakeholders) menjadi puas terhadap kinerja dan mutu lulusan UTN.
b) Bantuan teknis untuk prodi.
Prodi sebagai ujung tombak dalam mengimplementasikan SPMI di UTN pada tahap awal
perlu diberi bimbingan dan bantuan teknis (bantek) dalam hal memahami makna sistem
penjaminan mutu internalnya dan butir-butir yang ada dalam standar SPMI sehingga
akan memudahkan dalam membuat dokumen akademik maupun dokumen mutu. Peran
bantek sangat penting pada awal membangun sistem dokumentasi yang baik, karena
tidak semua pengurus prodi memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keseriusan yang
sama dalam mendokumentasi semua kegiatan, mulai perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi yang ada di prodi.
1) Sosialisasi AMI dan Instrumen Evaluasi Diri Program Studi (EDPS) kepada prodi dan
auditor.
Pada tahapan yang ketiga pelaksanaan SPMI di UTN adalah sosialisasi AMI dan
instrumen EDPS, baik kepada prodi sebagai teraudit maupun auditor yang akan
melaksanakan audit. Sosialisasi dilakukan untuk membangun persepsi dan
komitmen yang sama antara prodi dan auditor dalam membangun sistem mutu di
57
prodi. Kesan bahwa audit mutu internal (AMI) yang digagas BPM hanya membebani
prodi harus dihilangkan karena AMI sebenarnya merupakan sarana untuk
membangun mutu prodi. BPM hanya menyiapkan sistem, instrumen dan
memfasilitasi pelaksanaan SPMI di UTN.
2) Pengisian EDPS oleh ketua prodi dibantu tim bantek.
Sebelum dilakukan audit, prodi diwajibkan mengisi Evaluasi Diri Program Studi
(EDPS) yang sudah dirancang dan disiapkan oleh BPM secara online. Tiap-tiap
jenjang D3-S1, telah dibuatkan EDPS. Demikian pula untuk evaluasi manajemen
telah dibuatkan Evaluasi Diri prodi. Pada tahap awal pengisian, BPM akan
mengirimkan Tim Bantuan Teknis (Tim Bantek) untuk membantu prodi dalam
pengisian EDPS secara online. Materi dan dokumen yang telah diisikan ke EDPS
inilah yang akan digunakan oleh auditor sebagai acuan untuk mengaudit prodi.
3) Pelaksanaan AMI: satu prodi diaudit oleh 3 auditor
Audit Mutu Internal (AMI) dilakukan oleh 3 orang auditor yang telah ditunjuk. Salah
satu auditor yang senior diangkat sebagai Lead Auditor (Ketua Auditor). Untuk
mengefisienkan waktu audit, perlu dilakukan pembagian tugas di antara ketiga
auditor. Tiap-tiap auditor mencermati beberapa standar kemudian ketua auditor
akan menggabungkan temuan dari ketiganya. Temuan yang diperoleh tidak sekadar
digabungkan, tetapi dibahas terlebih dahulu oleh ketiga auditor untuk
mendapatkan persepsi yang sama sebelum disampaikan kepada teraudit.
Penyamaan persepsi sangat penting agar tidak terjadi perbedaan pendapat ketika
presentasi di hadapan Ketua Prodi sebagai teraudit, terutama dalam hal
kategorisasi temuan, seperti KTS-Berat, KTS-Ringan atau OB (observasi) dan
substansi temuan.
4) Tindakan koreksi/ tindakan perbaikan untuk peningkatan mutu prodi.
Temuan yang diperoleh dari hasil audit tidak akan bermanfaat, apabila tidak diikuti
dengan tindakan koreksi atau perbaikan. Program studi sangat diuntungkan dan
terbantu dengan adanya audit karena berdasarkan hasil audit sudah dapat langsung
dibuat program kerja untuk melakukan peningkatan mutu prodinya.
58
5) Rapat tinjauan manajemen membicarakan tentang peningkatan mutu program
studi.
Forum yang digunakan untuk membahas tindak lanjut atas hasil temuan di prodi
adalah rapat tinjauan manajemen (RTM) di tingkat jurusan dan fakultas. Apabila
fakultas tidak memiliki jurusan berarti RTM langsung dilaksanakan di tingkat
fakultas untuk membahas temuan di prodi. Dalam RTM ini akan dibahas satu per
satu temuan yang diperoleh. Skala prioritas tindak lanjut untuk memperbaiki prodi
dilakukan berdasarkan berat ringannya temuan. Apabila ada temuan yang berat
(KTS-Berat), temuan ini akan menjadi prioritas utama dalam memperbaiki mutu
prodi. Adapun KTS-Ringan dapat dilihat urgensinya, mana yang mendesak dan
berpotensi mengganggu mutu prodi. Temuan yang bersifat observasi dapat segera
ditangani agar tidak berlarut-larut dan dapat mengganggu jalannya perbaikan mutu
di sektor yang lain.
6) Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) tingkat Universitas.
Apabila temuan yang diperoleh di prodi tidak dapat diselesaikan di tingkat jurusan
dan fakultas, akan dibawa ke tingkat Universitas untuk dibahas dalam RTM
Universitas. Temuan yang ditindaklanjuti oleh Universitas biasanya bersifat umum
yang mencakup semua prodi yang ada di Universitas, misalnya: kebijakan tentang
ketersedian dosen atau guru besar, standar passing grade untuk penerimaan
mahasiswa baru, jumlah penerimaan mahasiswa, dll.
Dalam mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal (SPMI), perlu
diketahui apakah SPMI ini sudah dijalankan dengan baik atau belum dan perlu
dilakukan audit internal. Audit ini sangat penting dilakukan karena merupakan
bagian penting dari siklus penjaminan mutu, mulai tingkat prodi sampai Universitas.
6. Pemantauan Pelaksanaan SPMI
Pemantauan Pelaksanaan SPMI merupakan usaha sistematis untuk memastikan
proses SPMI yang dilaksanakan berdasarkan rencana dan hasilnya sesuai dengan target
sebagai berikut: (1) pemantauan pengisian Evaluasi Diri Program Studi (EDPS), (2)
pemantauan pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI), dan (3) pemantauan pelaksanaan
RTM. Fakultas/ jurusan/ bagian/ prodi di lingkungan UTN pada umumnya memiliki
lembaga, unit, atau tim penjaminan mutu. Tugasnya, antara lain, adalah melakukan
59
pemantauan pelaksanaan penjaminan mutu. Pada saat pemantauan pelaksanaan perlu
didukung oleh lembaga, unit, atau tim penjaminan mutu fakultas/ jurusan/ bagian/prodi
60
BAB VII
KESIMPULAN
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Univeristas Teknologi Nusantara layak
untuk didirikan, dengan alasan:
a. Pemenuhan Kebutuhan Tenaga
Target pasar kerja PSTI UTN adalah perusahaan multinasional, baik yang bergerak di bidang
TI maupun sektor yang lain, sehingga harus dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi di
bidang TI yang memenuhi kebutuhan level multinasional juga. PSTI UTN menetapkan untuk
menggunakan kurikulum dan kegiatan akademik agar:
- Lulusan memiliki atitude yang baik berlandaskan ajaran Agama Islam.
- Lulusan memiliki kompetensi inti yang mengacu pada kurikulum Teknik Industri yang
berlaku skala internasional, yang diterbitkan oleh lembaga yang diakui secara
internasional, yaitu ACM dan IEEE-CS.
- Lulusan memiliki pengakuan secara internasional dengan mendapatkan sertifikat
internasional pada bidang profesi TI yang dipilih, antara lain: Cisco (networking), Microsoft
(application software), CISA (Systems Security), Oracle (database), dan SAP (enterprise
product).
- Lulusan memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik menggunakan bahasa Inggris,
untuk: memberikan paparan, berdiskusi, bernegosiasi, dan memimpin sebuah proyek.
b. Kelemahan
Selama ini target atau capaian jurusan di lingkungan Fakultas Teknik UTN masih dalam
tataran normatif atau tidak membuat target kualitas layanan pendidikan yang tinggi, padahal
potensi SDM, fasilitas kampus, lingkungan, dan citra Yogyakarta sebagai kota pelajar sangat
mendukung. Hal ini menunjukkan bahwa ada sikap tidak percaya diri dosen dan pejabat di
lingkungan UTN. Hal inilah yang harus segera dibenahi. Pendirian PSTI UTN dengan target
dapat meluluskan sarjana untuk berkompetisi di tingkat internasional adalah salah satu upaya
untuk memiliki kepercayaan diri bahwa FT UTN mampu menghasilkan lulusan yang memiliki
daya saing tinggi.
c. Kekuatan
- Sistem Manajemen Internal UTN secara perlahan diperbaiki melalui mekanisme program hibah
kompetisi. Kondisi saat ini menunjukkan UTN memiliki organisasi yang sehat, hal ini ditunjukkan
61
dengan manajemen keuangan, SDM, Aset, dan akademik yang baik. UTN memiliki cadangan
keuangan yang cukup untuk mendirikan program studi baru.
- Faslitas gedung, taman, parkir, lingkungan, perpustakaan, dan Teknik Industri FT UTN sudah
tersedia lebih dari cukup untuk mendirikan program studi baru (lampiran 2.3).
- SDM (Sumber Daya Manusia) sudah tersedia, ada 8 orang staf pengajar yang memiliki latar
belakang pendidikan Teknik Industri 6 S-2, dan 2 S-1 (sedang menyelesaikan S-2), serta ada 2 orang
staf administrasi yang direncanakan untuk ditugaskan di FT untuk membantu khusus program Studi
Teknik Industri (lampiran tabel SDM 3.1.3 s/d 3.1.4).
- Beberapa program studi di Universitas Teknologi Nusantara mengalami penurunan minat
sementara bidang Teknik Industri baru mengalami trend, sehingga mendirikan Program Studi
Teknik Industri merupakan langkah strategis untuk keberlangsungan serta untuk memajukan UTN
secara keseluruhan.
- Kebutuhan tenaga ahli TI masih kurang, di sisi yang lain UTN merupakan bagian dari organisasi
Muhammadiyah, sehingga mendirikan program Studi TI FT UTN dengan visi menyediakan tenaga
ahli di bidang TI yang profesional untuk pasar perusahaan multinasional, hal ini akan mengangkat
citra Muhammadiyah sebagai organisasi yang mendidik tenaga kerja handal untuk tingkat
internasional.
- Kurikulum PSTI FT UTN disiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli TI bagi perusahaan
nasional dan internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, terutama untuk perusahaan
multinasional.
- Tenaga ahli bidang TI dikalangan SDM Muhammadiyah masih kurang, karena hingga saat ini masih
fokus pada kegiatan pendidkan dan dakwah. Muhammadiyah sebagai organisasi besar yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan program pengembangan yang luas sangat membutuhkan
tenaga-tenaga yang ahli dibidang TI. Dengah demikian keberadaan Program Studi TI FT UTN
memiliki nilai yang sangat strategis untuk membantu pengembangan TI di Muhammadiyah.
- Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia, memiliki kader yang banyak
pula, lebih-lebih banyak simpatisan Muhammadiyah yang terus bertambah dari hari ke hari. Kondisi
ini merupakan peluang yang memudahkan PSTI UTN dalam mencari calon mahasiswa yang memiliki
prestasi studi memuaskan atau yang lebih baik.
d. Tantangan
- Kompetisi
Meskipun TI saat ini merupakan bidang studi yang banyak diminati, tetapi telah banyak
perguruan tinggi yang terlebih dahulu membuka jurusan TI terutama di pulau Jawa. Dapat
disimpulkan Prodi TI UTN memiliki dua tantangan yang cukup berat yaitu harus dapat
menjadi program studi baru yang diminati, untuk itulah PSTI UTN membidik siswa-siswa
62
berprestasi dan berkemampuan untuk dapat disiapkan menjadi serjana informatika yang
siap bekerja di perusahaan multinasional.
- Standar kompetisi lulusan tinggi
TI telah menjadi tumpuan untuk memudahkan bekerja, berkomunikasi, dan belajar;
Teknologi perangkat keras den perangkat lunak terus diperbaharui dan bermunculan,
implementasi TI terus berkembang di segala bidang, sehingga wajar kalau kebutuhan
tenaga kerja di bidang TI juga sangat tinggi. Di sisi yang lain, justru inilah yang
menyebabkan spesifikasi kebutuhan tenaga ahli di bidang TI menjadi tinggi, sarjana TI
dituntut untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan yang makin
kompleks, harus dapat menjual produk di tengah persaingan bisnis informasi, juga harus
dapat mengikuti perkembangan Teknik Industri. Selepas lulus, sarjana PSTI UTN harus
dapat menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat.
- Kemampuan bayar rendah
Teknik Industri syarat dengan investasi biaya tinggi, karena itu PSTI UTN harus dapat
mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki untuk dapat menyediakan sistem pendidikan
terkini. Sumber daya yang dimaksud adalah SDM, aset, dan keuangan. Konsekwensi logis
dari upaya untuk menyediakan sistem pendidikan TI yang bermutu adalah biaya yang
relatif lebih tinggi bila dibanding dengan program studi lain. Prodi TI UTN akan mendirikan
lembaga khusus yang menangani kerjasama di bidang pengembangan Teknik Industri
dalam bentuk proyek pengembangan dengan perusahaan atau instansi pemerintah, agar
terbentuk sistem subsidi atau beasiswa sehingga semakin banyak calon mahasiswa yang
memiliki prestasi studi baik tertarik untuk mendaftar di Program Studi TI UTN. Program
Studi TI UTN harus mampu mendapatkan hibah-hibah yang ditawarkan oleh pemerintah,
donor, atau perusahaan swasta.
e. Keberlanjutan
Keberlanjutan Program Studi TI UTN akan diupayakan melalui: penjaminan mutu secara
konsisten, promosi yang tepat sasaran, dan kerjasama yang berkesinambungan.
- Penjaminan mutu akademik akan ditangani sendiri, sedangkan penjaminan mutu non
akademik sudah menjadi wewenang dan tanggung jawab Badan Penjaminan Mutu UTN.
Penjaminan mutu akademik mengacu pada EPSBED dan BAN DIKTI, dengan menerapkan
konsep-konsep ISO untuk pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan
penelitian.
63
- Promosi secara umum sudah ditangani oleh Biro Admisi UTN, tetapi secara khusus Program
Studi TI UTN akan melakukan berbagai kegiatan untuk anak-anak sekolah menengah atas,
antara lain: lomba karya tulis ilmiah, lomba desain web, dan lain sebagainya. Secara khusus
Program Studi TI UTN akan mendirikan Lembaga Penelitian dan Pengembangan bidang e-
Learning dengan target dapat menjadi Pusat Layanan e-Learning bagi SMA Muhammadiyah
di Seluruh Indonesia, lembaga ini pula ditargetkan untuk menjadi Pusat Pengembangan
dan Layanan e-Learning kurikulum Agama Islam untuk sekolah pendidikan dasar dan
menengah di seluruh Indonesia.
- Program Studi TI UTN, akan membuat konsep kerjasama yang akan dilakukan adalah untuk:
(1) pengembangan pendidikan Agama Islam yang berbasis e-Learning dengan FAI UTN,
Departemen Agama Islam, dan PP Muhammadiyah, (2) pengembangan software dan
sistem informasi terapan dengan industri kecil, instansi pemerintah, sektor jasa, dan
sekolah, (3) dan kerjasama penyelenggaraan sertifikasi interasional bidang TI dengan
perusahaan semacam CISCO, Microsoft, dan ORACLE.
LAMPIRAN
64
LAMPIRAN TABEL(Formulir 4)
A. Sumber Daya Manusia
1. Tabel 3.1.1 DOSEN YANG AKAN DITUGASKAN PADA PRODI YANG BARU
NO Nama
Jenjang Pendidikan
Terakhir (S2/S3)
Bidang Keahlian
STATUS PADA SAAT
PENGUNGGAHAN
(Uploading) FORMULIR 4
1 Ir. Tony K Hariadi, M.T. S2 Database dan Sistem pendukung keputusan
Tetap
2 Haris Setiawan, S.T. S1 Database and Data Programming
Tetap
3 Ir. Dwijoko Purbohadi, M.T. S2 Network design, Information system, Elearning.
Tetap
4 Muhammad Helmizain, S.T, M.T.
S2 integrasi aplikasi dan bisnis analis
Tetap
5 Muhammad Ikhsan, S.T. S1 Sistem Informasi Tetap6 Slamet Riyadi, S.T, M.eng S2 Sistem Informasi Tetap
7 Ir.Heri Setiadinurdin, M.M S2 Internet Bussiness MOU
8 Yunita Sari, S.T S1 Pemrograman Rekrutmen9 Eti Irijanti, S.T, M.Eng. S2 Kecerdasan Buatan Rekrutmen
65
2. Tabel 3.1.2 LABORAN YANG AKAN DITUGASKAN PADA PRODI YANG BARU
NO Nama Jenjang
Pendidikan Terakhir
Bidang Keahlian
STATUS PADA SAAT UPLOADING FORMULIR 4
1 Irfrans Kusmarna,S.T S1 IT Tetap2 Eflin Nauzar,S.T S1 Komputer Tetap
3. Tabel 3.1.3 TEKNISI YANG AKAN DITUGASKAN PADA PRODI YANG BARU
NO NamaJenjang
Pendidikan Terakhir
Bidang Keahlian
STATUS PADA SAAT UPLOADING FORMULIR 4
1 Wawan Sodiq D-3 Teknisi Tetap
2 Surana SLTA Teknisi Tetap
4. Tabel 3.1.4 PUSTAKAWAN YANG AKAN DITUGASKAN PADA PRODI YANG BARU
NO NamaJenjang
Pendidikan Terakhir
Bidang Keahlian
STATUS PADA SAAT UPLOADING FORMULIR 4
1 Firda Maya Sari,ST. S-1 Ilmu Perpustakaan Tetap
66
5. Tabel 3.1.5 TENAGA ADMINISTRASI YANG AKAN DITUGASKAN PADA PRODI YANG BARU
NO Nama Jenjang
Pendidikan Terakhir
Bidang Keahlian
STATUS PADA SAAT UPLOADING FORMULIR 4
1 Muhammad Husyoyik S-1 Kepala Biro Tetap
2 Selvi Nila Kreesna S-1 Keuangan Tetap
B. SARANA
6. Tabel 3.2.1 Daftar aset utama (tanah) untuk keseluruhan PT
No No.Arsip
/Gedung/Ruang/lab Kepemilikan/ UKPJ Sertifikat/
IMB luas
1
7. tabel 3.2.2 Daftar Ruang Kuliah Umum untuk keseluruhan PT
No. No.Arsip/Gedung/Ruang/lab
Luas Lokasi Jumlah Pemakai
Rasio P/L (langsung
pakai rumus)
1
2
3
8. Tabel 3.2.3 Daftar Ruang Auditorium/Seminar dengan Multi Media untuk keseluruhan PT
No. No.Arsip/Gedung/Ruang/lab
Luas Lokasi Jumlah Pemakai
Rasio P/L (langsung
pakai rumus)
123456789
10111213141516171819
4
20212223242526 0.4
9. Tabel 3.2.4 Daftar Laboratorium untuk keseluruhan PT
No. No.Arsip/
Gedung/Ruang/lab Luas Lokasi Jumlah Pemakai
Rasio P/L (langsung
pakai rumus) 1 F1.2-2/ PBB 1 23 Kampus terpadu UTN 15 0.72 F1.2-2/ PBB 2 23 Kampus terpadu UTN 15 0.73 F2.D-4/Skill Lab 207 Kampus terpadu UTN 50 0.24 F4.2-1/IT 69 Kampus terpadu UTN 30 0.45 F4.2-2/IT 69 Kampus terpadu UTN 30 0.46 F4.2-3/IT 69 Kampus terpadu UTN 30 0.47 F4.2-4/IT 69 Kampus terpadu UTN 30 0.48 F4.2-5/IT 69 Kampus terpadu UTN 30 0.49 F6.2-1 69 Kampus terpadu UTN 20 0.3
10 F6.2-2 69 Kampus terpadu UTN 20 0.311 F6.2-3 69 Kampus terpadu UTN 20 0.3
12 F7.D-1/Mini Hospiatal
467 Kampus terpadu UTN 60 0.1
13 B.1-4 50 Kampus terpadu UTN 25 0.514 B.1-6 50 Kampus terpadu UTN 25 0.515 B.1-8 50 Kampus terpadu UTN 25 0.516 B.2-1 50 Kampus terpadu UTN 25 0.517 B.2-3 50 Kampus terpadu UTN 25 0.518 B.2-4 50 Kampus terpadu UTN 25 0.519 B.2-6 34 Kampus terpadu UTN 15 0.420 G1.D-2 138 Kampus terpadu UTN 20 0.121 G1.D-3 207 Kampus terpadu UTN 60 0.322 G1.D-5 69 Kampus terpadu UTN 20 0.323 G1.1-2 207 Kampus terpadu UTN 60 0.324 G1.1-3 207 Kampus terpadu UTN 70 0.325 G1.1-4 207 Kampus terpadu UTN 70 0.326 G1.2-2 207 Kampus terpadu UTN 60 0.327 G1.2-3 207 Kampus terpadu UTN 60 0.328 G1.2-4 207 Kampus terpadu UTN 80 0.429 G3.D-1 207 Kampus terpadu UTN 31 0.130 G3.D-2 207 Kampus terpadu UTN 24 0.1
5
31 G3.1-1 207 Kampus terpadu UTN 12 0.032 G3.1-2 115 Kampus terpadu UTN 24 0.133 G3.1-3 92 Kampus terpadu UTN 36 0.134 G3.2-1 207 Kampus terpadu UTN 39 0.135 G3.2-2 207 Kampus terpadu UTN 34 0.136 G4.D-2 69 Kampus terpadu UTN 24 0.137 G4.D-5 69 Kampus terpadu UTN 24 0.138 G4.1-1 69 Kampus terpadu UTN 20 0.139 G4.1-3 69 Kampus terpadu UTN 30 0.140 G4.1-4 69 Kampus terpadu UTN - -41 G4.1-6 69 Kampus terpadu UTN 32 0.042 G4.2-1 69 Kampus terpadu UTN 20 0.043 G4.2-2 138 Kampus terpadu UTN 20 0.044 G4.2-3 69 Kampus terpadu UTN 24 0.045 G4.2-5 69 Kampus terpadu UTN 38 0.046 G5.D-1 161 Kampus terpadu UTN 16 0.047 G5.D-2 161 Kampus terpadu UTN 24 0.148 G5.D-3 161 Kampus terpadu UTN 16 0.049 G5.D-4 161 Kampus terpadu UTN 24 0.150 G5.1-1 115 Kampus terpadu UTN 12 0.051 G5.1-2 96 Kampus terpadu UTN 12 0.052 G5.1-7 96 Kampus terpadu UTN 12 0.053 G5.1-8 69 Kampus terpadu UTN 12 0.054 G5.2-1 104 Kampus terpadu UTN 12 0.055 G5.2-2 104 Kampus terpadu UTN 12 0.056 G5.2-3 104 Kampus terpadu UTN 12 0.057 G5.2-4 104 Kampus terpadu UTN 12 0.058 G5.2-5 104 Kampus terpadu UTN 12 0.0
No. No.Arsip/Gedung/Ruang/lab
Luas Lokasi Jumlah Pemakai
Rasio P/L (langsung
pakai rumus)
1 G5.2-6 104 Kampus terpadu UTN 12 02 G5.2-7 104 Kampus terpadu UTN 12 03 G6.D-1 138 Kampus terpadu UTN 20 0.144 G6.D-2 276 Kampus terpadu UTN 20 0.075 G6.D-3 92 Kampus terpadu UTN 15 0.166 G6.D-5 161 Kampus terpadu UTN 20 0.127 G6.1-1 138 Kampus terpadu UTN 20 0.148 G6.1-2 138 Kampus terpadu UTN 20 0.149 G6.1-3 138 Kampus terpadu UTN 20 0.14
10 G6.1-4 275 Kampus terpadu UTN 20 0.0711 G6.1-5 138 Kampus terpadu UTN 20 0.1412 G6.2-1 104 Kampus terpadu UTN 20 0.19
6
13 G6.2-2 104 Kampus terpadu UTN 20 0.1914 G6.2-3 207 Kampus terpadu UTN 20 0.1015 G6.2-4 138 Kampus terpadu UTN 20 0.1416 G6.2-5 138 Kampus terpadu UTN 20 0.1417 G6.2-6 138 Kampus terpadu UTN 20 0.1418 D.4-lab 52 Kampus terpadu UTN 15 0.2919 D.4-lab 52 Kampus terpadu UTN 15 0.2920 E1.1-2 35 Kampus terpadu UTN 15 0.4321 E1.1-3 104 Kampus terpadu UTN 20 0.1922 E1.2-2 34 Kampus terpadu UTN 10 0.3023 E1.2-3 92 Kampus terpadu UTN 20 0.2224 E1.2-4 104 Kampus terpadu UTN 20 025 E1.2-6 35 Kampus terpadu UTN 15 0.4326 E2.1-2 104 Kampus terpadu UTN 20 0.1927 E2.1-4 104 Kampus terpadu UTN 20 0.1928 E2.2-1 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2229 E2.2-2 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2230 E2.2-3 46 Kampus terpadu UTN 15 0.3331 E2.2-5 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2232 E3.D-1 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2233 E3.D-3 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2234 D4.1-4 104 Kampus terpadu UTN 20 0.1935 D4.2-4 69 Kampus terpadu UTN 15 0.2236 D5.D-3 69 Kampus terpadu UTN 15 0.22
10. Tabel 3.2.5 Daftar Tanah/Bangunan/Gedung/Riang/Laboratorium untuk prodi baru yang tersedia saat ini atau akan disediakan setelah IO online diperoleh & sebelum SK Operasional dikeluarkan Ditjen DIKTI
Tanah luas Jumlah Pemakai
Rasio P/L (langsung pakai
rumus)
Tersedia Resouce
Sharing*)
Akan disediakan*)
Bangunan dan Gedung 1,6201,6201,6201,6201,6201,6201,620
Ruang Kuliah Umum 69 60 1 11104 80 1 3
Ruang seminar dengan multi media
18 5 0 218 5 0
138 60 0
7
69 60 169 60 1
207 240 1 Ruang Rapat kaprodi dan dosen
69 60 1 1
Ruang Kerja Dosen 69
Laboratorium
69 30 0 169 30 0 169 30 0 169 30 0 169 30 0 1
11. Tabel 3.2.6 Daftar Alat Pembelajaran/ seminar/rapat yang tersedia saat ini atau akan disediakan setelah IO online diperoleh & sebelum SK Operasional dikeluarkan Ditjen DIKTI
Nama Alat Jumlah UKPJLCD 10 F teknikOHP - -Papan Tulis 23 F teknikAlat Peraga - -Lain-lain (sebutkan): - -Komputer (SCL) 30 F teknikKomputer (R. Referensi) 10 F teknikServer 3 F teknikAcces point (Hot spot) 1 F teknikPrinter 1 F teknikAC 1 F teknikAlmari 2 F teknikFurniture 1 set F teknikFailing cabinet 4 F teknikmeja dan kursi 1 set F teknikAlmari buku 1 set F teknikLMS (e-learning) 1 F teknik
12. Tabel 3.2.7 Daftar Alat praktikum/penelitian
No Nama Alat Jml Fungsi Alat UKPJ Akan disediakan*)
1 Server a (SuperServer 6025V-M3) 5 Multimedia Server Lab IT v 2 Server b (SuperServer 6025V-M3 ) 5 Storage server Lab IT v3 Labtop 10 Multimedia Lab IT v4 Wireless router LAN Radio 10 Access point dan Lab IT v
8
(RB433UAH) router5 Komputer PC (Aspire® M5800) 150 praktikum Lab IT v6 Switch (Cisco Catalyst 3750 E-48) 11 switch dan hub Lab IT v7 Kelengkapan Software LAB 6 Software Aplikasi Lab IT v8 Router (Cisco 2921) 3 Router Lab IT v
13. Tabel 3.2.8. Daftar buku yang tersedia saat ini atau akan disediakan setelah IO online diperoleh & sebelum SK Operasional dikeluarkan Ditjen DIKTI
No Judul Buku Jml Mata Kuliah Tersedia
1 Pemrograman Aplikasi Wireless dengan Java/J2ME
1 Algoritma dan Struktur Data
V
2 Pemrograman PHP dan MYSQL 2 Algoritma dan Struktur Data
V
3 Penerapan Mikroprosesor 1 Sistem Digital dan Mikroprosessor
V
4 Pengantar Fortran 90 1 Jaringan Komputer V
5 Pengantar Persamaan Diferensial Parsial Nonlinier
1 Matematika teknik V
6 Pemrograman Berorientasi Objek 1 Pemograman berorientasi obyek
V
7 Rekayasa Perangkat Lunak 1 2 Pemodelan Perangkat Lunak
V
8 Rekayasa Perangkat Lunak 2 2 Pemodelan Perangkat Lunak
V
9 Rekayasa Perangkat Lunak 3 1 Pemodelan Perangkat Lunak
V
10 The Principles of Beautiful web Design 1 sistem web V
11 The Patient Data Analysis Information System: Addressing Data and Information Quality Issues
1 Sistem Basis Data V
12 Multitasking: the Uncertain Impact of Technology onKnowledge Workers and Managers
4 sistem multimedia V
13 Introduction to Programming and Computer Science.
3 Dasar komputer V
9
BAB VIIIKESIMPULAN
Kelayakan pembukaan Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Teknologi Nusantara ini, pembahasannya dilakukan dengan 3 macam analisis yaitu: analisis akademis dan
administrasi, analisis keuangan serta analisis pemenuhan kepentingan masyarakat dan pembangunan.
Secara rinci kesimpulan analisis tersebut adalah sebagai berikut:
8.1 Analisis Akademis Dan Administrasi.
Hasil analisis dari sudut akademis dan administrasi terlihat bahwa pembukaan Program Studi Teknik
Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Nusantara adalah sangat layak. Kurikulum
untuk program studi ini telah disiapkan yang terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum kelompok efektif.
Kelompok inti dibuat berpedoman pada kurikulum yang telah disusun oleh konsorsium bidang teknik.
Kurikulum inti terdiri dari 70-80 % dari keseluruhan beban dan selebihnya masuk pada kurikulum elektif.
Kurikulum elektif disesuaikan dengan kebutuhan lokal dari Program Studi Teknik Industri (S1) Kurikulum
juga dirancang berdasarkan kompetensi program studi.
Dilihat dari jumlah maka tenaga pengajar tetap yang dapat direkrut oleh Program Studi Teknik
Industri terasa cukup memadai. Namun untuk perkembangan selanjutnya diharapkan Yayasan terus
menambah jumlah tenaga pengajar ini disamping diharapkan pula bantuan Kopertis Wilayah X karena
perekrutan tenaga pengajar di Bidang Teknik pada saat sekarang termasuk yang diprioritaskan.
Sarana dan prasarana yang ada sudah memadai yaitu ruang kantor, ruang kuliah, Laboratorium
dan perpustakaan. Namun untuk perkembangan lebih lanjut fasilitas perkuliahan akan ditambah baik
jumlah maupun jenis, melalui investasi dari YPTT Riau. Demikian pula sejumlah ribuan buku bacaan
telah disiapkan.
Pengelolaan akademik perguruan tinggi adalah dengan memakai Sistem Kredit Semester, (SKS)
sehingga dibutuhkan suatu administrasi akademik yang bersifat sentral. Untuk menghadapi tuntutan ini
maka perlu dipikirkan 2 hal yaitu: Pengelolaan administrasi akademik dengan sistem terkomputerisasi dan
tersedianya sumber daya manusia untuk mengoperasikannya. Untuk perkembangan lebih lanjut perlu
diperhatikan penyediaan dari sarana tersebut diatas.
8.2.Analisis Keuangan.
Dilihat dari sisi keuangan pendirian Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Nusantara jelas merupakan hal yang realistis. Di satu sisi sekolah ini didirikan oleh
Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai Riau yang menaungi Universitas Teknologi Nusantara maka
kemampuan finansialnya dianggap lebih dari cukup. Disisi lain jurusan yang akan dibuka pastii diminati oleh
banyak mahasiswa, sehingga juga akan membantu kemampuan finansial program studi ini nantinya.
Program studi nantinya akan menghasilkan lulusan Sarjana Teknik Industri (ST) maka sarana untuk
menunjang meningkatkan keterampilan menjadi sangat mutlak. Dengan demikian pembiayaan terbesar
dari Program Studi Teknik Industri ini adalah biaya untuk tenaga dosen, buku-buku perpustakaan,
penelitian dan pengembangan dan laboratorium, disamping biaya lainnya seperti biaya listrik,
pemeliharaan gedung dan lain-lain.
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan perkuliahan, maka beban biaya untuk Mahasiswa Baru
diperkirakan sebesar Rp 3.750.000,- dengan kenaikan 10% per tahun. Berdasarkan kalkulasi anggaran,
sumber dana yang berasal dari mahasiswa tidak cukup untuk membiayai operasional perkuliahan Sampai
dengan tahun ketiga, oleh karena itu kesulitan dana akan dibantu dari usaha Yayasan Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau.
8.3 Analisis Pemenuhan Kepentingan Masyarakat dan Pembangunan.
Analisis akan kebutuhan masyarakat setempat terhadap pembukaan Program Studi Teknik Industri
ini paling tidak dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
1. Pemenuhan tenaga Teknik Industri yang ada di Propinsi Riau
2. Pemenuhan kekurangan permintaan jurusan ini di Provinsi Riau.
Program Studi Teknik Industri dimaksudkan untuk ikut menunjang perkembangan Pendidikan serta
bidang ekonomi yang berkembang pesat terutama di Propinsi Riau, khususnya di Pekanbaru dengan
menyediakan tenaga berpendidikan tinggi dalam bidang teknik.
Kebutuhan tenaga di bidang teknik semakin hari semakin besar. Dengan demikian lulusan Sekolah
Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Riau khususnya di Pekanbaru, yang ingin
melanjutkan studi ke program studi tersebut harus pergi keluar daerah dan yang terdekat yaitu ke Kota
Padang. Hal ini jelas menimbulkan beban finansial tambahan bagi orang tua mereka apalagi persaingan
akademis untuk memasuki sekolah jenis tersebut makin hari makin ketat.
Dengan dibukanya Program Studi Teknik Industri yang dibina oleh Yayasan Pahlawan Tuanku
Tambusai Riau maka tidak saja akan meringankan beban masyarakat tapi juga akan menyebarkan pusat-
pusat pengembangan Pendidikan Tinggi Bidang teknik di wilayah Kerja Kopertis Wilayah X. Untuk itu
dipandang dari sudut kepentingan masyarakat, maka rencana pendirian Program Studi Teknik Industri
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Teknologi Nusantara sangat strategis.
11