proposal puput print

34
HALAMAN JUDUL SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DENGAN CERTAINTY FACTOR PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Ilmu Komputer/Informatika Disusun oleh: Diah Putu Dwijayanti J2F008096 i

Upload: diah-putu-dwijayanti

Post on 02-Aug-2015

127 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Puput Print

HALAMAN JUDUL

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB

UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

DENGAN CERTAINTY FACTOR

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Pada Jurusan Ilmu Komputer/Informatika

Disusun oleh:

Diah Putu Dwijayanti

J2F008096

JURUSAN ILMU KOMPUTER/ INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012i

Page 2: Proposal Puput Print

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir yang

berjudul :

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB

UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KULIT

DENGAN CERTAINTY FACTOR

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Diah Putu Dwijayanti

NIM : J2F008096

Telah disahkan sebagai Proposal Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Komputer

Menyetujui,

Pembimbing I,

Sukmawati Nur Endah, S,Si, M.KomNIP 19780502 200501 2 002

Pembimbing II,

Priyo Sidik Sasongko, S.Si, M.KomNIP 19700705 199702 1 001

Menyetujui,

Ketua Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika

Drs. Eko Adi Sarwoko, M.KomNIP 19651107 199203 1 003

ii

Page 3: Proposal Puput Print

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2

1.4 Ruang Lingkup........................................................................................................2

BAB II METODOLOGI........................................................................................................4

2.1. Studi Pustaka...............................................................................................................4

2.1.1. Pengertian Kecerdasan Buatan.........................................................................4

2.1.2. Pengertian Sistem Pakar...................................................................................4

2.1.3. Pengertian PHP..............................................................................................13

2.1.4. Pengertian Kulit dan beberapa penyakit kulit....................................................14

2.2 Garis Besar Penyelesaian Masalah.............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

iii

Page 4: Proposal Puput Print

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Konsep dasar fungsi sistem pakar [1]..............................................................5

Gambar 2. 2. Arsitektur Sistem Pakar [1]..............................................................................7

iv

Page 5: Proposal Puput Print

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1..............................................................................................................................17

v

Page 6: Proposal Puput Print

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat berbanding lurus dengan kebutuhan

manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini memungkinkannya membantu

manusia untuk melakukan aktivitas yang sulit dengan mudah seperti belanja, membaca

berita, mencari jodoh bahkan pemanfaatan diberbagai bidang seperti di bidang

pendidikan, bisnis, kesehatan, politik dan sebagainya.

Di bidang kesehatan sudah banyak teknologi yang dikembangkan, seperti pada

pertengahan tahun 1970 di Stanford University. Sistem tersebut diberi nama MYCIN yang

digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit maningitis dan

infeksi bacremia. Pengembangan teknologi di bidang ini terus menerus dikembangkan

hingga saat ini.

Penyakit yang tidak kalah pentingnya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit

merupakan suatu penyakit yang menyerang permukaan tubuh manusia yang dapat

disebabkan oleh berbagai macam seperti jamur, bakteri, virus ataupun alergi. Penyakit kulit

dapat menyerang diberbagai usia dan dampaknya akan mencemaskan apabila tidak segera

dilakukan perawatan pengobatan.

Kulit merupakan salah satu organ penting manusia, karena kulit dapat

merasakan rasa dan berbagai permukaan benda. Kulit juga dapat dikatakan sebagai citra

dan kualitas diri seseorang. Apabila kulit sehat dan bersih, maka seseorang tersebut

mempunyai kualitas kehidupan yang baik.

Mengingat pentingnya kesehatan kulit, kulit layak mendapatkan perhatian khusus

oleh para pakar kesehatan (dokter, petugas kesehatan) dan masyarakat umum agar menjaga

agar penyakit ini tidak menyebar semakin luas. Namun yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari terjadi adanya ketidakseimbangan antara masyarakat umum (orang awam) dan

dokter (pakar). Selain itu, sebagian masyarakat kurang mengenal soal medis secara

mendalam, sehingga apabila terjadi gejala penyakit khususnya penyakit kulit, penderita

belum tentu tahu bagaimana cara menanggulanginya. Sangat disayangkan, apabila gejala-

1

Page 7: Proposal Puput Print

gejala yang sebenarnya dapat ditangani lebih awal menjadi penyakit yang lebih serius

akibat kurangnya pengetahuan. Pengetahuan masayarakat tentang penyakit kulit masih

kurang, bahkan sebagian masyarakat menganggap penyakit kulit merupakan hal yang

tabu sehingga malu untuk diungkapkan.

Keadaan tersebut dapat dihindari apabila masyarakat mempunyai sedikit

pengetahuan yang dapat diperoleh dari buku atau situs internet. Namun, mempelajari hal

tersebut membutuhkan waktu dan pemahaman yang relatif lama, sedangkan sumber-

sumber tersebut belum tentu dapat mendiagnosis jenis penyakit kulit seperti apa, yang

dapat dilakukan oleh seorang dokter.

Oleh karena itu, perlu suatu sistem yang lebih efektif dan efisien serta mempunyai

kemampuan layaknya seorang dokter spesialis kulit yaitu mendiagnosis penyakit kulit.

Sistem tersebut adalah sistem pakar karena sistem tersebut dapat berusaha mengadopsi

pengetahuan pakar ke dalam komputer agar dapat menyelesaikan masalah-masalah seperti

yang dilakukan oleh pakar, dalam hal ini dokter spesialis kulit.

Sistem pakar adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi

dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik.

Implementasi sistem pakar cocok digunakan di bidang kesehatan karena sistem pakar

dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam program komputer yang

dapat memberikan keputusan dengan melakukan penalaran secara cerdas.

Untuk membuat pakar lebih natural, menggunakan metode certainty factor di

dalamnya untuk memberikan ruang pada pakar untuk memberikan nilai keyakinannya pada

pengetahuan yang diungkapkan [2].

Penelitian ini akan membangun suatu sistem pakar berbasis web untuk

mendiagnosis penyakit kulit dengan certainty factor. Sistem pakar ini menawarkan solusi

untuk melakukan konsultasi pemecahan penyakit kulit secara konsisten dengan

menggunakan teknologi sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi,

yaitu bagaimana membangun sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosis penyakit kulit

dengan menggunakan metode Certainty Factor.

2

Page 8: Proposal Puput Print

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari tugas akhir ini adalah menghasilkan sebuah sistem pakar yang dapat

mendiagnosis penyakit kulit dan mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi

mengenai penyakit kulit Sedangkan manfaat dari sistem pakar ini adalah untuk

memberikan informasi diagnosis awal bagi penderita penyakit kulit serta memberikan

penanganan dini sebagai sarana informasi kesehatan mengenai kulit kepada masyarakat

umum.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam Penyusunan tugas akhir ini, diberikan ruang lingkup yang jelas agar

pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulisan. Ruang lingkup

sistem pakar ini adalah :

1. Sistem pakar mendiagnosis penyakit kulit secara umum dan secara objektif

sesuai yang dirasakan oleh pasien.

2. Gejala-gejala penyakit yang didiagnosis hanya berdasarkan pemeriksaan fisik

dan tidak ada pemeriksaan laboratorium.

3. Penyakit terbatas hanya penyakit kulit secara umum

4. Pembangunan sistem pakar menggunakan representasi pengetahuan

berbentuk tree (pohon), dan metode Certainty Factor untuk mengukur

keyakinan tentang fakta atau penyakit tertentu.

5. Pembangunan sistem pakar menggunakan bahasa pemograman PHP dan

menggunakan DBMS MySQL.

3

Page 9: Proposal Puput Print

BAB II

METODOLOGI

Dalam bab ini dipaparkan mengenai studi pustaka, serta garis besar penyelesaian

masalah, dan jadwal dalam Sistem Pakar untuk mendiagnosis penyakit kulit menggunakan

metode certainty factor.

2.1. Studi Pustaka

Metodologi yang digunakan dalam menyusun proposal tugas akhir ini adalah

metodologi wawancara dan studi pustaka, yaitu penulis melakukan wawancara dan

konsultasi dengan pakar kesehatan dr.Puguh Riyanto, SpKK dan dr.Erni Sulistyani,

SpKK dan mengumpulkan serta mempelajari literatur, seperti buku, jurnal maupun

artikel yang relevan dengan permasalahan tugas akhir ini.

2.1.1. Pengertian Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat

komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia [6]. Kecerdasan

buatan juga dapat didefinisikan sebagai kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi

yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang

dalam pandangan manusia adalah cerdas. Supaya mesin bisa cerdas (bertindak seperti

dan sebaik manusia) maka harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai

kemampuan untuk menalar.

4

Page 10: Proposal Puput Print

Bagian yang dibutuhkan untuk aplikasi kecerdasan buatan [8] :

1. Basis pengetahuan (knowledge base) : berisi semua fakta-fakta, teori, pemikiran

dan hubungan antara satu dengan lainnya.

2. Motor inferensi (inference engine) : kemampuan menarik kesimpulan

berdasarkan pengalaman.

2.1.2. Pengertian Sistem Pakar

Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu,

yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain

tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya [1]. Sistem pakar

(expert system) merupakan cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)

dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer

saat ini. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya

hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut [6].

Menurut Durkin, sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang

untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang

pakar. Sistem pakar juga merupakan program artificial inteligence (kecerdasan

buatan) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Program

ini berfungsi sebagai komputer yang cerdas pada wilayah pengetahuan tertentu,

sehingga orang awam sekalipun dapat menggunakan sistem pakar untuk

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Sistem pakar yang muncul pertama

kali adalah General Purpose Problem-Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen

Newell, John, dan Simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang ada

seperti DENDRAL, MYCIN, XCON & XCEL, dan sebagainya [6].

5

Page 11: Proposal Puput Print

Gambar 2. 1. Konsep dasar fungsi sistem pakar [1]

2.1.2.1. Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban, konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung

beberapa unsur atau elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi,

aturan, dan kemampuan menjelaskan.

Keahlian merupakan suatu penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang

didapatkan dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan

yang merupakan keahlian adalah [8] :

1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan

tertentu.

4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk-bentuk tersebut memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil

keputusan lebih cepat dan lebih baik dari seorang yang bukan ahli.

Pengalihan keahlian dari para ahli untuk kemudian dialihkan lagi ke orang

lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini

membutuhkan 4 aktivitas, yaitu tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-

sumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan dan

pengalihan pengetahuan ke pengguna. Pengetahuan yang disimpan di komputer

dinamakan dengan nama basis pengetahuan (knowledge-base). Jika keahlian-keahlian

sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu

mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat

inferensi. Proses ini dibuat dalam bentuk motor inferensi (inferensi engine) [1].

6

Page 12: Proposal Puput Print

Dalam lingkungan sistem pakar terdapat 3 orang yang terlibat di dalamnya,

yaitu [1] :

1. Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman

dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna

menyelesaikan masalah.

2. Knowledge engineer (Perekayasa Sistem)

Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area

permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-

jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi,

mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.

3. Pemakai

Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar, pelajar,

pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis

pengetahuan, dan pakar.

2.1.2.2. Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu [1]:

1. Lingkungan pengembangan (development environment), digunakan untuk

memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar,

2. Lingkungan konsultasi (consultasion environment), digunakan oleh pengguna

yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

7

Page 13: Proposal Puput Print

Gambar 2. 2. Arsitektur Sistem Pakar [1]

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang

terdapat pada Gambar 2.2, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis

pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelasan,

perbaikan pengetahuan [1].

1. Antarmuka Pengguna (User Interface)

Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk

berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya

ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima

informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti

oleh pemakai.

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan

penyelesaian masalah. Komponen pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu

fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area

permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara

bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

8

Page 14: Proposal Puput Print

3. Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam

menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam komputer.

Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan

penelitian dan pengalaman pemakai.

4. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk

penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam

workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan [1]. Komponen ini

mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar

dalam menyelesaikan suatu masalah.

Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis

aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan

(forward chaining).

1. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining)

Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven).

Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan

yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses

pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan

mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.

2. Pelacakan ke depan (Forward Chaining)

Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori data (data driven).

Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan

yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses

pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan

mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.

5. Workplace

9

Page 15: Proposal Puput Print

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory).

Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang

dicapai. Ada 3 keputusan yang dapat direkam, yaitu :

1. Rencana: Bagaimana menghadapi masalah

2. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi

3. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan

6. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem

kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Mengapa pertanyaan tertentu dinyatakan oleh sistem pakar?

2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

3. Mengapa alternatif tertentu ditolak?

4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

7. Perbaikan Pengetahuan

Kemampuan pakar dalam menganalisis dan meningkatkan kinerja pembelajaran

dapat diterapkan dalam program sistem pakar sehingga sistem pakar tersebut

dapat menganalisis penyebab dari kesuksesan dan kegagalan yang dialami.

2.1.2.3. Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya

sistem pakar, antara lain [1]:

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat

2. Meningkatkan output dan produktivitas

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar

4. Meningkatkan penyelesaian masalah – menerusi paduan pakar, penerangan,

sistem pakar khas

5. Meningkatkan reliabilitas

6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat

7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas)

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung

ketidakpastian

10

Page 16: Proposal Puput Print

9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan

untuk mengakses basis data dengan cara cerdas

2.1.2.4. Kelemahan Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki kelemahan antara lain [1]:

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa

didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat

tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar

berbeda-beda.

2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah

sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan

pemeliharaannya.

3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.

4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak

sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti

sebelum digunakan.

2.1.2.5. Ciri-ciri Sistem Pakar yang baik

Sistem pakar yang baik harus memiliki ciri - ciri sebagai berikut [6] :

1. Terbatas pada bidang yang spesifik

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap

6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran

7. Output tergantung dari dialog dengan user

8. Knowledge base dan inference engine terpisah

2.1.2.6. Teori Ketidakpastian

Dalam kehidupan sehari-hari banyak masalah didunia yang tidak dapat

dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Dengan kata lain, informasi sering tidak

11

Page 17: Proposal Puput Print

sesuai untuk menyelesaikan suatu permasalahan, akan tetapi seorang dapat mengatasi

kerusakan dan biasanya dapat membuat suatu pertimbangan benar dan keputusan

yang benar. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang

tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua

faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atau suatu

pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam

ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditentukan untuk menyelesaikan ketidakpastian,

termasuk diantaranya [6];

1. Probabilitas klasik (classical probability),

2. Probabilitas Bayes (Bayesian probability),

3. Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical

sets),

4. Teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shannon theory based on

probability),

5. Teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory),

6. Teori Fuzzy Zadeh (Zadeh’s fuzzy theory) dan

7. Faktor kepastian (certainty faktor).

Ada 3 penyebab ketidakpastian aturan, yaitu [6] ; aturan tunggal,

penyelesaian konflik, dan ketidakcocokan (incompatibility) antarkonsekuen dalam

aturan. Aturan tunggal yang dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga

hal yaitu; kesalahan, probabilitas, dan kombinasi gejala (evidence).

Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan

dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor menunjukkan ukuran kepastian terhadap

suatu fakta atau aturan[sutikno].

Rumus dasar Certainty factor (CF) dituliskan sebagai berikut [8] :

CF[h,e]=MB[h,e] – MD[h,e] ……………………..……………………..(2.1)

Keterangan :

- CF[h,e]: faktor kepastian

- MB[h,e]: ukuran kepercayaan/tingkat keyakinan terhadap hipotesis h, jika

diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1)

12

Page 18: Proposal Puput Print

- MD(H,E): ukuran ketidakpercayaan/tingkat ketidakyakinan terhadap hipotesis h,

jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1)

Dua hal yang mungkin terjadi pada Certainty Factor :

1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis.

Jika e1 dan e2 adalah observasi, maka :

MB [ h , e1 ˄e 2 ]={ 0MB [ h , e1 ]+ MB [ h , e2 ]∗(1−MB [ h , e1 ] )

jika MD [ h , e1˄ e2 ]=1lainnya

MD [ h , e1 ˄e 2 ]={ 0MD [h , e 1 ]+MD [h , e 2 ]∗(1−MD [h , e1 ])

jika MB [h , e 1˄ e2 ]=1lainnya

Contoh kasus:

1) Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan

MB[h,e1]=0,3 dan MD[h,e1] = 0 maka:

CF[h,e1] = 0,3 – 0 = 0,3

Jika ada observasi baru dengan MB[h,e2]=0,2 dan MD[h,e2]=0, maka:

MB[h,e1˄e2] = 0,3 + 0,2 * (1 – 0,3) = 0,44

MD[h,e1˄e2] = 0

CF[h,e1˄e2] = 0,44 – 0 = 0,44

2) Asih menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan Asih terkena

cacar dengan kepercayaan MB[cacar,bintik] = 0,80 dan MD[cacar,bintik] =

0,01 maka :

CF[cacar,bintik] = 0,80 – 0,01 = 0,79

Jika ada observasi baru bahwa Asih juga panas badan dengan kepercayaan

MB[cacar,panas] = 0,7 dan MD[cacar,panas] = 0,08 maka :

MB[cacar,bintik˄panas] = 0,8 + 0,7 * (1-0,8) = 0,94

MD[cacar,bintik˄panas] = 0,01 + 0,08 * (1-0,01) = 0,0892

CF[cacar,bintik˄panas] = 0,94 – 0,0892 = 0,8508

2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis.

Jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka :

MB[h1˄h2,e] = min (MB[h1,e], MB[h2,e])

MB[h1˅h2,e] = max (MB[h1,e], MB[h2,e])

MD[h1˄h2,e] = min (MD[h1,e], MD[h2,e])

MD[h1˅h2,e] = max (MD[h1,e], MD[h2,e])

13

Page 19: Proposal Puput Print

Contoh kasus :

Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e]

= 0,5 dan MD[h1,e] = 0,2 maka :

CF[h1,e] = 0,5 – 0,2 = 0,3

Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan terhadap h2 dengan

MB[h2,e] = 0,8 dan MD[h2,e] = 0,1, maka :

CF[h2,e] = 0,8 – 0,1 = 0,7

Untuk mencari CF[h1 ˄ h2,e] diperoleh dari

MB[h1 ˄ h2,e] = min (0,5 : 0,8) = 0,5

MD[h1 ˄ h2,e] = min (0,2 : 0,1) = 0,2

CF[h1 ˄ h2,e] = 0,5 – 0,1 = 0,4

Untuk mencari CF[h1 ˅ h2,e] diperoleh dari

MB[h1 ˅ h2,e] = max (0,5 : 0,8) = 0,8

MD[h1 ˅ h2,e] = max (0,2 : 0,1) = 0,2

CF[h1 ˅ h2,e] = 0,8 – 0,2 = 0,6

2.1.3. Pengertian PHP

PHP merupakan bahasa scripting yang menjadi satu dengan HTML yang

dijalankan pada serverside, artinya adalah semua perintah yang diberikan akan secara

penuh dijalankan pada server sedangkan yang dikirmkan ke client (browser) hanya

berupa hasilnya saja. Kebanyakan sintaks pada PHP mengadopsi sintaks bahasa

pemrograman C, JAVA, PERL dengan pasangan fitur khusus untuk PHP yang

bersifat unik.

Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu [13]:

1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.

2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang

berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows dan

Macintosh.

3. PHP diterbitkan secara gratis.

4. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache,

IIS, Xitami dan sebagainya.

14

Page 20: Proposal Puput Print

5. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam

tag HTML).

6. PHP termasuk server-side programming.

2.1.4. Pengertian Kulit dan beberapa penyakit kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Lus kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15

% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan

cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif,

bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi

tubuh. [5].

Pembagian lapisan kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama

yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikel

2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)

3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkuits ditandai

dengan adanya jaringat ikat longgar dan adanya sel jaringan lemak.

Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin

kelangsungan hidup. Kulitpun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang.

Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting.

Fungsi utama kulit adalah sebagai berikut :

1. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau

mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-

zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali

kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan ultra

violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.

2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda

padat, tetapi cairan yang mudah menguap mudah diserap, begitupun yang larut

lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit

ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan

15

Page 21: Proposal Puput Print

jeb=nis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui muara saluran

kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang

melalui muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna

lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

amonia.

4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan

subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di

dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang

terletak di dermis. Badam taktil Miessner terletak di papila dermis berperan

terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di

epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di

epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh, kulit melakukan peranan ini dengan cara

mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot kontraksi) pembuluh darah kulit.

6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen terletak di lapisan basal.

7. Fungsi keratinisasi, proses ini berlangsung untuk memberi perlindungan kulit

terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

8. Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi

kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

Penyakit kulit yang terjadi pada manusia antara lain adalah sebagai berikut [11] :

1. Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, antara lain : panu, tinea kapitis, tinea

manus, dan sebagainya

2. Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri, antara lain : lepra, kusta, patek, dan

sebagainya

3. Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, antara lain : herpes, varisela,

kondiloma, dan sebagainya

4. Penyakit kulit yang disebabkan karena alergi.

2.2 Garis Besar Penyelesaian Masalah

Pembuatan sistem pakar ini menggunakan metode certainty factor dalam

menentukan kepastian. Sistem ini dimulai dengan identifikasi yang sesuai sampai

dengan pengujian. Dikarenakan tiap-tiap tahap saling berhubungan dan saling 16

Page 22: Proposal Puput Print

menunjang, maka tahap-tahap tadi harus dikerjakan secara berurutan satu sama lain.

Sistem pakar yang akan dirancang ini merupakan bagian kecil dari sistem analisa

secara keseluruhan. Sedangkan permasalahan spesifik yang akan diangkat adalah

mengenai penyakit kulit. Dalam mengembangkan sistem pakar ini menggunakan 5

(lima) tahapan yang harus dilakukan menurut Sri Kusumadewi [8], yaitu :

1. Tahapan Identifikasi : Tahapan identifikasi merupakan tahapan untuk

menganalisa permasalahan yang ada. Menentukan batasan masalah yang akan

dianalisa, sistem pakar yang terlibat, sumber daya yang diperlukan dan tujuan

yang akan dicapai.

2. Tahapan Konseptualisasi : Tahapan konseptualisasi merupakan tahapan dimana

pengetahuan dan pakar menentukan konsep yang kemudian dikembangkan

menjadi suatu sistem pakar. Dari konsep tersebut unsur – unsur yang terlibat

akan dirinci dan dikaji hubungan antara unsur serta mekanisme pengendalian

yang diperlukan untuk mencapai sebuah solusi yang terbaik.

3. Tahapan formalisasi : Tahapan formalisasi merupakan tahapan dimana

hubungan antara unsur – unsur digambarkan dalam bentuk format yang biasa

digunakan dalam sistem pakar. Tahap ini juga menentukan alat pembangunan

sistem, teknik inferensi dan struktur data yang digunakan pada sistem pakar.

4. Tahapan Implementasi : Tahapan implementasi merupakan tahap yang sangat

penting karena disinilah sistem pakar yang dibuat akan diterapkan dalam bentuk

program komputer.

5. Tahapan Pengujian : Tahapan pengujian merupakan tahap dimana sistem akan

dipakai dan diuji keakuratannya serta kinerja sistemnya, sehingga didapat hasil

yang efisien.

1.2. Jadwal

Estimasi waktu mulai dari persiapan, pembuatan hingga nantinya sistem pakar

ini selesai dapat dilihat pada lampiran jadwal kegiatan. Dengan adanya jadwal ini

akan dapat memberikan gambaran mengenai tahapan yang akan dilakukan, sehingga

dalam pengerjaan ada acuan waktu sebagai evaluasi pada tahapan sebelumnya, lihat

Tabel 2.1.

17

Page 23: Proposal Puput Print

DAFTAR PUSTAKA

18

Tabel 2. 1

Aktifitas

Waktu

September Oktober2012

November Desember Januari

2012 2012 2012 2012

Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan                                      Penyusunan Proposal TA 1

                                      

Seminar TA 1                                        

Penyusunan TA 2                                        

Sidang TA 2                                        

Revisi Laporan TA 2

Persiapan wisuda

Wisuda ke-128 2012               

                       

Page 24: Proposal Puput Print

[1] Arhami, Muhammad,2005, “ Konsep Dasar Sistem Pakar ”, Yogyakarta: Andi

Offset.

[2] Daniel dan Virginia, Gloria, 2010, “Implementasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosis

Penyakit dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor”, Jurnal

Informatika, volume 6 nomor 1

[3] Graham-Brown, Robin dan Burns, Tony, 2005, “Lecture Notes Dermatologi”,

Jakarta: Erlangga

[4] Hartati, Sri, dan Iswanti, Sari, 2008, “ Sistem Pakar Dan Pengembangannya ”,

Yogyakarta : Graha Ilmu

[5] Klokke, A.H, 1980,” Pedoman untuk Pengobatan Luar Penyakit Kulit ”, Jakarta:

Gramedia.

[6] Kusrini, 2006, “ Sistem Pakar Teori dan Aplikasi ”, Yogyakarta : Andi Offset.

[7] Kusrini, “Penggunaan Certainty Factor dalam Sistem Pakar untuk Melakukan

Diagnosis dan Memberikan Terapi Penyakit Epilepsi dan Keluarganya ”,

Yogyakarta: Jurnal Informatika.

[8] Kusumadewi, Sri, 2003, “Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”,

Yogyakarta: Graha Ilmu

[9] Nugroho, Bunafit, 2004, ” PHP dan MySQL dengan Editor Dreamweaver MX ”,

Yogyakarta : Andi Offset

[10] Sidik, Beta, 2006, “Pemrograman Web dengan PHP”, Bandung: Informatika

[11] Siregar, R.S, 2005, “Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit”, Jakarta: Kedokteran

EGC

[12] Suparman, 1991, “ Mengenal Artificial Intelligence ”, Yogyakarta : Andi Offset.

19

Page 25: Proposal Puput Print

[13] Sutarman, 2003, “ Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL ”,

Yogyakarta : Graha Ilmu

[14] Sutikno, “Bahan ajar Sistem Pakar Ketidakpastian”, Semarang : Universitas

Diponegoro.

[15] Turban, E. 1995. Decision Support and Expert System; Management Support System.

Newyork: Prentice-Hall.

20