proposal ptk fikar riandy

Upload: fikar-riandy

Post on 13-Jul-2015

490 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

tugas metodolgi penelitianproposal PTKfikar riandy (5215083413)

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELASUntuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

JUDUL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SISTEM MIKROKONTROLER DENGAN ISIS PROFESIONAL V2.2 (PROTEUS) SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK NEGERI 26 JAKARTA

Disusun Oleh : Fikar Riandy 5215083413

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR SISTEM MIKROKONTROLER DENGAN ISIS PROFESIONAL V2.2 (PROTEUS) SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK NEGERI 26 JAKARTA

Proposal Penelitian ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : Nama NO.REG : FIKAR RIANDY : 5215.08.3413

PROGRAM STUDI : PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA

Universitas Negeri Jakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Ketua Jurusan

Jakarta, Januari 2011 Penulis

Drs. Wisnu Djatmiko, MT NIP.196702141992203 1 001

Fikar Riandy Nim. 5215.08.3413

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajari sistem mikrokontroler dengan menggunakan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) yang dapat membangun motivasi siswa dari rasa keingintahuan akan hal-hal yang belum diketahuinya secara praktek suatu proses belajar. ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) sebagai alat bantu yang dapat digunakan untuk simulasi sistem mikrokontroler tanpa benda peraga sebenarnya, sehingga anak didik dapat mempraktekan hasil belajar teori sistem mikrokontroler dan memperaktekannya pada ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) sebelum pada modul mikrokontroler sebenarnya. Penulis mencoba meneliti sejauh mana cara berfikir yang dapat meningkatkan pengetahuandan motivasi belajar siswa melalui media ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) terhadap penguasaan materi pembelajara. Dari hasil penelitian tersebut memungkinkan pengembangan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) ini dapat diukur melalui kuisioner atau survey dan keberhasilan pengembangannya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak didik secara optimal.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Sistem Mikrokontroler Dengan Isis Profesional V2.2 (Proteus) Siswa Kelas Xi Program Keahlian Teknik Elektronika Industri Di Smk Negeri 26 Jakarta. Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa terwujudnya proposal PTK ini adalah berkat bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terima kasi dan penghargaan setinggitingginya kepada: 1. Dr. Bambang Dharmaputra M.Pd. Selaku Dosen Pemangku Mata Kuliah Metode Penelitian Universitas Negeri Jakarta. 2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan motivasi, pengarahan, dan Materil sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini. 3. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 Fakultas Teknik, Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta, yang telah memberikan dukungan dan semangatnya. 4. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulisan proposal PTK ini tentunya masih banyak kekurangan akibat dari keterbatasan pengetahuan yang diperoleh, maka dari itu penulis bersedia untuk di kritik dan membutuhkan

saran yang membangun. Adapun jika terdapat kelebihan dalam penulisan proposal PTK ini, mudah-mudahan dapat bermanfaaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh yang telah membantu penulis dalam penyelesaian proposal PTK ini. Semoga Allah SWT memberikan barokah dan pahala yang setimpal kepada penulis dan semua pihak yang telah membantu. Amiin.

Bekasi, Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian

........................................................................................ ........................................................................... i ...................................................................................... ii ...................................................................................... iii .. iv

...................................................................................... ....................................................................................... ....................................................................................... .......................................................................................

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Hakikat Belajar ....................................................................................... ........................................................................... ........................................................................... ...........................................................................

2.1.2. Hakikat Efektivitas Belajar 2.1.3. Hakikat Hasil Belajar

2.1.4. Hakikat Mata Pelajaran Sistem Mikrokontroler di SMKN 26 Jakarta................... 2.1.5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Sistem Mikrokontroler...... 2.1.6. ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) ........................................................................... 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................................

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Sasaran Penelitian 3.3. Rencana Tindakan 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.5. Teknik Analisis Data DAFTAR PUSTAKA

........................................................................... ........................................................................... ........................................................................... ........................................................................... ...........................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam pembangunan yang mendapat perhatian khusus oleh banyak negara di dunia. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus mengadakan pembangunan di bidang pendidikan. Berbagai pembaharuan terus diupayakan agar tercipta pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu sudah semestinya jika pembangunan di bidang pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah. Berkaitan dengan kebutuhan tersebut, kenyataan yang terdapat di Indonesia adalah mutu pendidikan yang masih sering dipermasalahkan dan masih dianggap rendah baik pada tingkat Sekolah Dasar atau pada tingkat Sekolah Menengah Atas. Rendahnya mutu pendidikan juga terdapat pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih kurang memuaskan pada hasil evaluasi belajarnya sehingga berdampak pada kualitas keterampilan yang masih rendah dan belum siap pakai. SMK memiliki beberapa tujuan, yaitu menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme, menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.

SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan keterampilan dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja ketika terjun dalam dunia kerja ikut memberikan peranan penting dalam kemajuan bangsa terutama dalam kemajuan bidang teknologi dan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap pakai. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran di dalamnya. Slogan SMK Bisa yang saat ini tengah digemakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Mendiknas) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi peserta didik SMK untuk maju. Tujuan dan harapan besar Mendiknas melalui slogan ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja dan meningkatkan kerja sama yang lebih erat antara SMK dengan mitra industri. SMKN 26 Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang banyak mencetak tenaga kerja dan telah menerapkan program pemerintah dalam meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Terdapat tiga komponen strukur kurikulum yang terdapat di dalamnya, yaitu: Normatif (berperan dalam pembentukan watak manusia), Adaptif (berperan dalam penanaman dasar dan

pengembangan kemampuan profesi), dan Produktif (berperan dalam pembekalan keterampilan produktif sesuai dengan kebutuhan kerja). Berkembangnya dunia teknologi saat ini ikut mempengaruhi pola hidup manusia menuju kearah hidup modern. Masyarakat di seluruh dunia telah dimudahkan dalam menjalani hidup sehari-hari dikarenakan terdapat banyak peralatan modern yang membantunya. Dari banyak aspek kehidupan yang telah maju salah satunya adalah pada bidang komputer. Kebutuhan manusia terhadap komputer

tidak hanya terbatas untuk mengerjakan tugas-tugas perkantoran tetapi juga telah berkembang sebagai sarana untuk dapat mengakses informasi terkini di seluruh penjuru dunia. Untuk itu, kecepatan akses data menjadi permintaan masyarakat yang harus difasilitasi oleh komputer tersebut. SMKN 26 Jakarta merupakan salah satu Sekolah Berstandar Internasional di Jakarta. Sebagai wujud nyata komitmen sekolah terhadap mutu dan kualitas tamatannya, sekolah telah melaksanakan kerjasama dengan beberapa perusahaan di Jakarta yang bertujuan agar dapat terserapnya kemampuan siswa terjun di dunia industri. Sebagian besar perusahaan yang telah menjadi mitra bergerak dibidang jaringan komunikasi, namun ada beberapa perusahaan komputer IT yang menjadi mitra. Salah satu prestasi terbaik yang telah dimiliki sekolah adalah siswa-siswa telah merakit laptop merk AdvanSMK. Jurusan Teknik Elektronika Industri merupakan salah satu jurusan yang terdapat di dalam SMKN 26 Jakarta. Lulusan yang dimiliki oleh jurusan tersebut telah banyak bekerja di perusahaan jaringan dan komunikasi meskipun pada kenyataannya materi pelajaran yang diterima di kelas adalah yang berkaiatan dengan komputer, salah satunya adalah mata pelajaran sistem mikrokontroler yang diajarkan untuk siswa kelas XI TEI. Hal ini disebabkan karena sekolah telah menjalin mitra dengan perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi dan jaringan, sehingga mata pelajaran tersebut menjadi materi yang secara formal diajarkan di dalam sekolah sesuai dengan kurikulum Mendiknas. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ketika melaksakan observasi, mata pelajaran sistem mikrokontroler merupakan mata diklat baru yang mulai efektif diajarkan untuk siswa kelas XI jurusan elektronika industri pada semester ganjil tahun pelajaran 20011/2012. Pada hasil pelaksanaannya, terdapat 13 siswa yang tidak berkompeten dari 34 jumlah siswa dalam

satu kelas karena memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru. Pada hasil pengamatan peneliti lainnya, penguasaan materi yang harus dimiliki oleh guru juga masih kurang mengingat mata pelajaran ini baru diajarkan sehingga membutuhkan waktu yang cukup untuk memahami isi materi secara menyeluruh pada mata diklat tersebut. Selain faktor penguasaan materi, penggunaan metode ceramah juga dinilai kurang efektif karena seringkali menimbulkan kejenuhan dan berujung pada sikap kurang aktif dari sebagian besar siswa. Guru merupakan salah satu unsur di dalam pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting. Profesionalitas dan kompetensi menjadi persyaratan yang harus dimiliki seorang guru sehingga diharapkan adanya inovasi dan pengembangan terhadap pembelajaran di sekolah. Kegiatan pengembangan profesi guru adalah pengalaman (penerapan) keterampilan guru untuk peningkatan mutu belajar-mengajar, atau

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dapat disimpulkan yaitu: Apakah ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem mikrokontroler? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah: 1. Ingin mengetahui besar ketertarikan peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS)?

2. Ingin mengetahui hasil pencapaian belajar peserta didik dengan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS)? 3. Ingin mengetahui tingkat kepuasan peserta didik setelah di ajar dengan menggunakan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS)?

1.4. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan alternatif pembelajaran bagi pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan khususnya guru dan calon guru mata diklat sistem mikrokontroler dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu hal yang wajib kita lakukan, karena pada kenyataannya kita belajar setiap hari di kehidupan ini. Manusia bisa berkembang sedemikian maju karena proses belajar. Menuntut ilmu merupakan bagian dari belajar, maka sudah selayaknya kita sebagai manusia harus belajar atau menuntut ilmu. Elizabeth Hurlock berpendapat bahwa belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Belajar dapat diartikan pula sebagai proses membangun makna atau perubahan terhadap informasi dan pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Menurut Chaplin yang diikuti oleh Muhibbin, Balajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Jadi belajar merupakan suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan sebagai akibat dari pengalaman. Belajar menghasilkan perubahan yang meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti kemampuan motorik dan berbicara dalam bahasa asing. Yang bersifat internal tidak dapat langsung diamati, sebaliknya yang bersifat eksternal dapat diamati. Dengan kata lain orang yang

belajar akan mengalami perubahan ke arah yang positif, baik itu dalam kemampuan bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh manusia dalam menemukan pengetahuan baru dengan latihan dan usaha untuk perubahan kemampuan baik di bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik dengan disengaja. 2.1.2. Efektivitas belajar Dalam memaknai efektivitas akan memberi pengertian yang berbedasesuai dengan sudut pandang masing-masing menurut Chung dan Menginsonmengatakan bahwa " effective means different to different people ". MenurutIrpham dan Hoch efektivitas adalah sesuatu kegiatan dan faktor pencapaiantujuan, yang memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaiantujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi, pengertian ini lebihditerapkan pada efektivitas suatu organisasi atau lembaga, termasuk sekolah.Adapun didalam kamus bahasa Indonesia istilah efektivitas berasal dari kataefektif yang berarti ada efek (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) manjur,mujarab (obat), dapat membantu hasil, berhasil guna (tentang usaha,tindakan). Sedangkan efektivitas berarti keefektifan, adanya kesesuaian antaraorang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju Belajar adalah suatuaktivitas yang dapat membawa perubahan padaindividu. Selain itu belajar merupakan proses dimana guru terutama melihatapa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untukmencapai suatu tujuan.Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa efektivitas belajarmerupakan proses perubahan yang menghasilkan dampak positif yakniterkuasanya pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan yangdirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Maka demikian pengertian dan efektivitas belajar adalah suatu

usahauntuk memaksimalkan waktu yang ada sebaik mungkin demi mencapai tujuanyang diharapkan.Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dikemukakan bahwaefektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainyatujuan, ketetapan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota, dengandemikian efektivitas belajar adalah bagaimana agar proses belajar itu dapatmencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan durasi waktuyang ditentukan serta didukung oleh peran aktif guru dan siswa. 2.1.3. Hakikat Hasil Belajar Menurut Yulaelawati yang mengutip dari pernyataan Bloom mengatakan bahwa hasil belajar sebagai tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang yaitu: a) Kognitif, tujuannya yaitu memperoleh pengetahuan fakta atau ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berpikir analisis, sintesis dan evaluasi, b) Afektif, tujuannya yaitu memperoleh sikap, apresiasi dan karakterisasi, c) Psikomotor, tujuannya yaitu keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun ekspresi verbal maupun non verbal. Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar idealnya melalui segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar mengajar. Agar hasil belajar dapat optimal, maka kegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar sehingga proses belajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.4. Hakikat Mata Pelajaran Sistem Mikrokontroler di SMKN 26 Jakarta Sistem mikrokontroler adalah sistem kendali digital single chip yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas kendali. Perkembangan

teknologi semikonduktor yang memungkinkan pembuatan chip dengan kemampuan komputasi yang sangat cepat, bentuk yang semakin kecil dan harga yang semakin murah. 2.1.5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Sistem Mikrokontroler Berdasarkan pada petunjuk yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Indonesia (BSNP) tahun 2006 tentang pengkajian Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang didalamnya menyangkut masalah Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) maka dipandang perlu setiap sekolah-sekolah untuk menentukan Standar Ketuntasan Minimal (KKM)-nya masing-masing sesuai dengan keadaan sekolah dimana sekolah itu berbeda satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud adalah: 1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah. 3. KKM dinyatakan dalam presentasi berkisar antara 0-100, kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75%. 4. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendukung. 5. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih sekolah. 2.1.6. ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) Proteus adalah sebuah software untuk mendesain pcb yang dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke pcb. Proteus

mengkombinasikan program isis untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ares untuk membuat layout pcb dari skematik yang kita buat. 2.2. Kerangka berpikir Kerangka berpikir digunakan sebagai landasan dalam menentukan langkah-langkah berikutnya dalam suatu penilaian. Kerangka berpikir yang penulis gunakan sebagai berikut: 1. Setiap individu mempunyai perbedaan kemampuan dan cara belajar 2. Setiap individu akan mudah mengingat sesuatu jika dia dihadapkan pada suatu kondisi yang pernah dia alami Sampai batas normalitas tertentu, setiap individu dapat mencapai tingkat penguasaan prestasi belajar tertentu seperti yang dicapai oleh temannya, asalkan diberi waktu yang cukup sesuai dengan kebutuhannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2012. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 26 Jakarta di kelas XI TEI (satu teknik elektronika Industri). Proses pembelajaran Mata Diklat Sistem Mikrokontroler ini menggunakan Ruang Praktek untuk penyampaian materi serta Ruang Kelas untuk belajar kelompok dan pengujian kuis. . 3.2. Sasaran Penelitian Memperbaiki kualitas pembelajaran serta meningkatkan mutu proses belajar mengajar antara guru dan siswa kelas XI TEI melalui penggunaan ISIS Profesional V2.2 (PROTEUS) 3.3. Rencana Tindakan Terdapat empat tahapan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Tahap 1: Perencanaan Tindakan Peneliti membuat perencanakan tindakan meliputi perencanaan tindakan umum dan tindakan khusus. Perencanaan umum merupakan perencanaan yang disusun untuk keseluruhan aspek, sedangkan perencanaan khusus merupakan perencanaan yang disusun untuk masing-masing siklus.

Perencanaan umum disusun berdasarkan permasalahan peneliti sebagaimana dipaparkan pada BAB I, yaitu berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran sistem mikrokontroler kelas XI TEI di SMK Negeri 26 Jakarta. Peneliti merancang kegiatan belajar berdasarkan Silabus dan RPP yang telah dirancang menurut permasalahan yang ada dalam kelas tersebut. Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan pegelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar pada suatu mata pelajaran. Silabus merupakan bagian dari kurikulum sebagai penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang berdasarkan matrik yang diambil dari acuan Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Silabus akan sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar karena berisi petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Dengan berpedoman pada silabus diharapkan pengajar akan dapat mengajar lebih baik, tanpa khawatir akan keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. Setelah silabus dibuat, guru menjabarkan secara rinci dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Di dalam RPP berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus

diajarkan, kegiatan belajar mengajar, metode, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman pada RPP ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan ISIS Proteus. Jumlah siswa dalam satu kelas akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil dengan masing-masing jumlah dalam satu kelompok adalah empat siswa. Pelaksanaan tindakan direncanakan selama tiga siklus yang dilakukan dalam sembilan pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan 2 jam pelajaran (90 menit) yang disesuaikan dengan waktu belajar yang telah dijadwalkan pihak sekolah. Tahap 3: Pengamatan Terhadap Tindakan Pada langkah ini dilaksanakan tahap pengamatan terhadap pelaksanan tindakan, kegiatan pengamatan sekaligus melaksanakan tindakan. Peneliti mengumpulkan data hasil belajar pelajaran sistem mikrokontroler dari hasil tes individu yang diadakan pada akhir pertemuan ketiga dari setiap siklusnya. Tahap 4: Refleksi Setelah melakukan observasi, peneliti akan melakukan evaluasi dengan cara memproses data yang diperoleh, mendiskusikannya dengan guru bidang studi, apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, apa kelebihan serta kekurangan perencanaan serta tindakan yang telah dilakukan, serta bagaimana rata-rata

hasil belajar mata pelajaran sistem mikrokontroler siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I. Tujuan dilaksanakannya refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan serupa seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi yang sudah dilakukan berguna untuk siklus berikutnya agar bisa menyusun perencanan tindakan dari kekurangan siklus yang sebelumnya. Siswa juga akan diberikan kuesioner setelah satu indikator selesai untuk mengetahui kepuasan siswa pada pelajaran sistem mikrokontrolerr yang diajarakan dengan menggunakan metode ISIS Proteus, pengamatan terhadap cara guru mengajar, bila hasil kuesioner tidak memuaskan maka guru harus merenungkan penggunakan variasi metode apa yang lebih efektif agar dapat digunakan pada siklus berikutnya. Dan jika ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM maka guru harus memberikan remedial diluar jam pelajaran yaitu berupa penugasan. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mendapatkan data. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut: a. Data aktivitas kelas diambil melalui observasi pada saat pelaksanan tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. b. Data hasil belajar siswa diambil ketika praktik siklus berlangsung. c. Data tentang kepuasan siswa dalam belajar dan cara guru mengajar diambil melalui kuesioner setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan dengan melihat peningkatan nilai rata-rata kelas dan hasil kuis pada setiap siklus pada pelajaran sistem mikrokontroler. Adapun untuk melihat secara signifikan kepuasan dan ketertarikan hasil belajar sistem mikrokontroler maka digunakan kuesioner untuk mengetahui kepuasan siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa dalam penelitian dianggap berhasil apabila terjadi kenaikan nilai rata-rata dan kepuasan siswa pada hasil belajar sistem mikrokontroler di SMK Negeri 26 Jakarta dibandingkan dengan yang terdahulu.