proposal proram kreativitas mahasiswa …arsc.tp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/... ·...

32
i PROPOSAL PRORAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “RaPDe” (Rapid Pesticide Detector): INOVASI DETEKTOR PESTISIDA PADA SAYURAN YANG CEPAT, PRAKTIS DAN ECO-FRIENDLY BIDANG KEGIATAN: PKM KARSACIPTA Diusulkan Oleh: Ratyawisnu Fahmiaji Winarto (125100107111059) Angkatan 2012 Muhammad Ainul Yaqin (125100107111001) Angkatan 2012 Velarida Esa Sakti (135100101111066) Angkatan 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: vanduong

Post on 04-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

i

PROPOSAL PRORAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“RaPDe” (Rapid Pesticide Detector): INOVASI DETEKTOR PESTISIDA

PADA SAYURAN YANG CEPAT, PRAKTIS DAN ECO-FRIENDLY

BIDANG KEGIATAN:

PKM KARSACIPTA

Diusulkan Oleh:

Ratyawisnu Fahmiaji Winarto (125100107111059) Angkatan 2012

Muhammad Ainul Yaqin (125100107111001) Angkatan 2012

Velarida Esa Sakti (135100101111066) Angkatan 2013

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

ii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

RINGKASAN .................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan .................................................................................................... 3

1.4 Luaran Yang Diharapkan ....................................................................... 3

1.5 Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3

2.1 Sayuran ................................................................................................. 3

2.1.1 Produktivitas per Tahun .............................................................. 3

2.1.2 Preferensi Masyarakat ................................................................. 4

2.2 Pestisida ............................................................................................... 4

2.2.1 Definisi ........................................................................................ 4

2.2.2 Jenis ............................................................................................. 4

2.2.3 Tindakan Abusif Pestisida .......................................................... 5

2.2.4 Bahaya bagi Manusia .................................................................. 5

2.3 Biosensor............................................................................................... 6

2.3.1 Definisi ........................................................................................ 6

2.3.2 Macam Komponen Biologis ....................................................... 6

2.3.3 Macam Transducer ...................................................................... 6

BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................. 6

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................ 6

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 6

3.3 Prosedur Pelaksanaan ............................................................................. 7

3.3.1 Desain RaPDe .............................................................................. 7

3.3.2 Fabrikasi Biosensor ...................................................................... 8

3.3.3 Pengambilan Sampel Sayur ......................................................... 8

3.3.4 Aplikasi Biosensor ....................................................................... 8

3.3.5 Pengujian Biosensor .................................................................... 8

3.3.6 Evaluasi ........................................................................................ 9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PROGRAM .............................................. 9

4.1 Anggaran Biaya .................................................................................... 9

4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun 2010-2014 ....................... 3

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector) .................................... 7

Gambar 3.2 Bagan Sistem RaPDe (Rapid Pesticide Detector) ......................... 8

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ..................... 11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .................................................... 18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ........ 22

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .............................................. 23

Lampiran 5. Gambaran teknologi yang Hendak Diterapkembangkan ............ 24

vii

RINGKASAN

Indonesia sebagai negara agraris, adalah negara yang produk-produk

pertaniannya sangat diunggulkan, terutama perihal ketahanan dan keamanannya.

Tingkat produktivitas masyarakat terhadap sayur-sayuran dari tahun 2012-2014

sangat fluktuatif dan bahkan hingga mencapai angka minus. Hal ini dapat

disebabkan karena serangan hama yang tidak dapat diprediksi menimbulkan

kerugian yang besar. Untuk mengatasi masalah ini, para petani lebih memilih

untuk menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida yang membahayakan

manusia jika terpapar dalam jangka panjang ini tentunya ada batas maksimumnya.

Namun banyak petani yang menggunakan menggunakan pestisida tidak dengan

dosis yang dianjurkan untuk menghindari kerugian. Hal ini dapat berakibat pada

besarnya residu pestisida yang melebihi batas maksimal terkandung dalam

komoditas. Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai peduli terhadap

makanan sehat menjadikan komoditas sayuran dan buah-buahan menjadi pilihan

utama untuk meningkatkan taraf kesehatan. Namun kadar kandungan residu

pestisida dalam sayuran seringkali sulit diketahui oleh masyarakat. Dibutuhkan

analisa yang rumit untuk mengetahui kadar residu pestisida ini. Oleh karena itu,

dibutuhkan alat deteksi pestisida yang cepat dan praktis. RaPDe merupakan

sebuah detektor pestisida kolorimetrik berbasis enzim dan kertas yang cepat dan

praktis. Alat ini menggunakan bahan asetilkolinesterase dari belut listrik, buffer

tris-HCl, glutaraldehid, kromofor DTNB, asetilkolin iodida, glukosa, sodium

azide, kertas saring whatman #1 dan lilin parafin. Alat ini terbagi menjadi 2

bagian, yaitu bagian pegangan dan zona reaksi. Zona reaksi adalah tempat

terjadinya reaksi enzim dengan karbamat yang menyebabkan perubahan warna

dari kuning menjadi kuning pudar. Untuk tahap fabrikasi, aplikasi dan pengujian

biosensor dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Biokimia

Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya. Pada tahap

pengujian, digunakan sampel sawi, kubis dan seledri yang diperoleh dari 3 pasar

tradisional yang terletak di Kota Malang yaitu Pasar Besar, Pasar Blimbing dan

Pasar Dinoyo. Masing-masing sampel dihancurkan dan diberi sedikit aquades

untuk menghasilkan larutan sampel, larutan sampel ini yang akan menjadi bahan

uji biosensor. RaPDe dikatakan memiliki efektivitas yang cukup untuk

diaplikasikan secara luas jika dibutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk

mengubah warna kuning pada zona reaksi menjadi kuning pudar setelah

dicelupkan dalam larutan sampel.

Kata Kunci: Asetilkolin esterase, Biosensor, Karbamat, Pestisida

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris, adalah negara yang produk-produk

pertaniannya sangat diunggulkan, terutama perihal ketahanan dan keamanannya.

Berdasarkan data produktivitas sayuran dan buah-buahan BPS direktorat Jenderal

Hortikultura, ditunjukkan bahwa komoditas yang sering dikonsumsi masyarakat

seperti bayam, kubis, jamur, tomat dan anggur dari tahun 2012-2014 sangat

fluktuatif dan bahkan hingga mencapai angka minus. Hal ini dapat disebabkan

karena serangan hama yang tidak dapat diprediksi menimbulkan kerugian yang

besar. Untuk mengatasi masalah ini, para petani lebih memilih untuk

menggunakan pestisida.

Penggunaan pestisida sebagai bahan kimia pembunuh hama, tentunya ada

batas maksimumnya. Menurut Sudana (1986) Batas Maksimum Residu (BMR)

pestisida jenis karbaril di komoditas buah dan sayur adalah 5 mg/kg. Namun

penelitian yang dilakukan oleh Nurauliana dkk, (2015) di Kabupaten Jeneponto,

provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi kubis, menunjukkan

bahwa sebanyak 65% petani menggunakan pestisida tidak dengan dosis yang

dianjurkan. Sebesar 52.3% petani beralasan dosis yang disarankan tidak efektif

membunuh hama, dan 47.7% tidak mengetahui dosis yang dianjurkan. Akhirnya

mereka memilih untuk meningkatkan intensitas penyemprotan. Hal ini dapat

berakibat pada besarnya residu pestisida yang melebihi batas maksimal

terkandung dalam komoditas melebihi.

Pola gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai peduli terhadap

makanan sehat menjadikan komoditas sayuran dan buah-buahan menjadi pilihan

konsumsi utama sebagai upaya mereka untuk meningkatkan taraf kesehatan. Hal

ini diperkuat oleh Budi (2010) yang menyatakan bahwa tingkat konsumsi sayuran

oleh masyarakat Indonesia cenderung meningkat seiring meningkatnya

penghasilan. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi sayuran per kapita nasional

tahun 2006-2008 meningkat sekitar 38.8% (Pusdatin Kementan, 2009).

Sayangnya keingingan masyarakat untuk menikmati hidup sehat ini terhambat

oleh keberadaan residu pestisida berlebih di sayuran dan buah-buahan. Meskipun

sekarang ini sudah banyak beredar di supermarket sayuran berlabel “Organik”,

namun belum menjamin sayuran tersebut ditumbuhkan tanpa penggunaan

pestisida sama sekali. Sebenarnya peraturan tentang sistem pertanian organik

telah dimuat dalam Peraturan Menteri Pertanian No.

64/Permentan/OT.140/5/2013, namun peraturan ini kurang didukung dengan

pengawasan yang berkelanjutan. Hal ini dapat dimanfaatkan petani-petani nakal

untuk berbuat seenaknya demi keuntungan semata.

Pestisida yang merupakan senyawa kimia dapat menimbulkan dampak

merugikan bila masuk ke dalam sistem metabolisme manusia. Gejala ringan yang

timbul dapat berupa sakit perut, muntah hingga diare. Jika tubuh terpapar dalam

jangka waktu panjang, dapat menyebabkan kelumpuhan karena pestisida dapat

2

menghambat kerja enzim yang berperan dalam sistem motorik manusia,

khususnya pestisida jenis organofosfat dan karbamat.

Untuk mengetahui keberadaan residu pestisida yang berlebih dalam

sayuran dan buah-buahan, biasanya dilakukan analisa menggunakan High

Performance Liquid Chromatography atau Gas Chromatography

(Kristianingrum, 2009). Namun metode analisa ini selain membutuhkan

keterampilan khusus, biaya reagen yang mahal, waktu analisanya juga lama,

segingga diperlukan suatu alat pendeteksi keberadaan residu pestisida di

komoditas ini yang cepat, murah, ramah lingkungan dan mudah

diaplikasikan oleh masyarakat.

Biosensor merupakan alat deteksi masa kini yang mengintegrasikan

komponen biologis yang dimiliki makhluk hidup dengan tranducer yang mampu

mengenali perubahan kimiawi yang terjadi dan mengubahnya menjadi sinyal yang

dapat ditampilkan. Dalam aplikasinya, biosensor sudah digunakan dalam berbagai

macam bidang. Pada bidang lingkungan, sebagai detektor cemaran logam berat,

kandungan BOD air dan cemaran coliform dan bidang pangan, sebagai detektor

kematangan buah, keberadaan aflatoxin dan E. coli (Somerset, 2011).

Dalam pembuatan biosensor, ada 2 komponen yang berperan penting.

Komponen pertama adalah komponen biologis yang bertindak sebagai pendeteksi

utama analit. yang dapat berupa enzim, antibodi, DNA, dan whole cell (Corcuera

et al., 2003). Berbagai komponen biologis ini memiliki kekurangan dan

kelemahan masing-masing, namun jika ditinjau dari segi harga, enzim memiliki

harga paling murah dan mudah dimanfaatkan. Kemudian komponen kedua adalah

tranducer yang berperan penting dalam mengubah perubahan biokimia yang

terjadi pada komponen biologis menjadi sinyal yang dapat dibaca. Transducer

terdapat beberapa jenis, yaitu elektrokimia, optik, kolorimetri dan akustik

(Corcuera et al., 2003). Dari sekian jenis tranducer, kolorimetri merupakan

metode deteksi yang paling mudah dan cepat untuk mengetahui keberadaan analit.

Selain itu juga ada komponen tambahan yang mendukung fungsi kedua komponen

sebelumnya, yaitu platform yang merupakan tempat terjadinya reaksi biokimia

antara komponen biologis dengan analit. Terdapat sekian banyak bahan platform

yang dapat digunakan, mulai dari plat logam, kaca atau kertas semi-permeabel.

Untuk membuat biosensor yang cepat, murah, ramah lingkungan dan mudah

diaplikasikan oleh masyarakat, maka material kertas lebih dipilih karena murah

dan memiliki daya serap yang lebih tinggi dibandingkan kedua material lainnya.

Dengan mengkombinasikan enzim, kolorimetrik dalam platform kertas, maka

terciptalah RaPDe sebagai inovasi detektor pestisida pada sayuran yang cepat,

praktis dan eco-friendly.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana merancang desain perangkat enzyme-based detektor residu

pestisida yang cepat, murah dan eco-friendly ?

3

b. Bagaimana pengaplikasian enzyme-based detektor residu pestisida pada

sampel sayuran ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui bagaimana merancang perangkat detektor residu pestisida yang

cepat, murah dan eco-friendly.

b. Mengetahui bagaimana pengaplikasian enzyme-based detektor residu pestisida

pada sampel sayuran.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan sebagai hasil kegiatan ini adalah terciptanya

RaPDe sebagai detektor residu pestisida pada sayuran. Hasil dari kegiatan ini

diharapkan dapat dipublikasikan secara ilmiah dan didaftarkan dalam kepemilikan

hak paten juga menjadi salah satu potensi yang dapat dicapai melalui kegiatan ini.

1.5 Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat digunakan sebagai

salah satu media aktualisasi dan pengembangan teknologi bagi masyarakat untuk

mengetahui banyaknya cemaran pestisida dalam sayuran sebagai salah satu menu

harian mereka. Bagi akademisi, khususnya mahasiswa terciptanya RaPDe akan

menambah wawasan baru tentang teknologi yang dapat diaplikasikan untuk

mengatasi masalah keamanan pangan di Indonesia dan menjadi potensi bisnis

yang menjanjikan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sayuran

2.1.1 Produktivitas per Tahun

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang dikenal

sebagai komponen nutrisi yang berperan penting untuk kelancaran pencernaan

manusia. Namun permintaan masyarakat yang tinggi, tidak diimbangi dengan

produktivitas yang tinggi pula. Berdasarkan data produktivitas sayuran dan buah-

buahan BPS Dirjen hortikultura mulai tahun 2010-2014, 63% komoditas sayur

dan buah-buahan harian berada dibawah 0%.

Tabel 2.1. Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun 2010-2014

No Komoditas

Tahun (Ton/Ha) Pertumbuh

an/ Growth

2014 over

2012 (%) 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bawang merah 9.57 9.54 9.69 10.22 10.22 0.07

2 Bawang daun 9.40 9.47 10.21 10.13 10.02 -1.09

3 Kubis 20.51 20.88 22.56 22.69 22.75 0.25

4 Kembang kol 11.60 12.02 11.54 12.08 12.08 -0.85

4

5 Sawi 9.82 9.44 9.74 10.10 9.91 -1.89

6 Jamur 89.78 92.26 70.98 76.31 63.84 -16.34

7 Tomat 14.58 16.65 15.75 16.61 15.52 -6.56

8 Ketimun 9.61 9.73 9.97 9.97 9.84 -1.34

9 Kangkung 6.36 6.38 6.00 5.70 6.08 6.73

10 Bayam 3.12 3.42 3.36 3.11 2.96 -4.90

Sumber: BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015

2.1.2 Preferensi Masyarakat

Dewasa ini, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan sayur dan buah

cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya penghasilan. Hal ini didukung

dengan semakin pedulinya kesadaran terhadap taraf kesehatan individu.

Dibuktikan dengan konsumsi sayuran per kapita nasional tahun 2006-2008

meningkat sekitar 38.8% (Pusdatin Kementan, 2009).

2.2 Pestisida

2.2.1 Definisi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1973, pestisida diartikan

sebagai segala zat kimia dan bahan lain serta jasad renik atau virus yang

digunakan untuk:

Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang

merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.

Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman, tidak termasuk pupuk.

Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan

dan ternak.

Memberantas atau mencegah hama-hama air.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam

rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan

penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

2.2.2 Jenis

Menurut Dep. Kes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan 2000, berdasarkan bahan aktifnya pestisida digolongkan menjadi:

Organoklorin

Biasanya berbentuk sebgaai DDT, dieldrin dan endrin. Umumnya golongan

ini memiliki sifat toksik yang universal, degradasi berlangsung sangat lambat

5

dan larut lemak. Namun menurut Dirjen Prasaran dan Sarana Pertanian

Kementrian Pertanian 2011, DDT termasuk dalam daftar bahan aktif pestisida

yang dilarang beredar.

Dinitrofenol

Memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan

akibatnya menimbulkan kerusakan jaringan.

Pyretroid

Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa

ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus

Chrysanthemum

Fumigant

Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap

atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F),

Organofosfat

Merupakan racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat

atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai

serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga paradit, lebih

toksik terhadap manusia dari pada organoklor.

Karbamat

Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat pestisida

organophosfat, tidak terakumulasi dalam system kehidupan, degradasi tetap

cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan,

tetapi toksik yang kuat untuk tawon.

Dari jenis-jenis bahan aktif yang terkandung dalam pestisida tersebut,

golongan organofosfat dan karbamat paling sering digunakan oleh petani karena

sifat toksiknya yang luas.

2.2.3 Tindakan Abusif Pestisida

Penyalahgunaan pestisida sebagai pengendali pertumbuhan organisme

perusak tanaman (OPT) sudah sering terjadi di Indonesia. Di Kabupaten

Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi kubis,

menunjukkan bahwa sebanyak 65% petani menggunakan pestisida tidak dengan

dosis yang dianjurkan (Nurauliana dkk, 2015). Bahkan kondisi ini diperparah

dengan menyemprotkan pestisida beberapa hari sebelum panen dengan harapan

tidak mengalami kerusakan karena hama selama disimpan di gudang atau

distribusi.

2.2.4 Bahaya bagi Manusia

Golongan organofosfat dan karbamat paling sering digunakan oleh petani

sayur dan buah. Jika manusia terpapar berkepanjangan, maka menimbulkan

bahaya, seperti leukimia (Nanni dkk, 1996), kanker prostat (Alavanja dkk, 2003),

gangguan psikomotorik (Ohayo-Mitoko dkk, 2000) dan lymphoma (Blair dan

Zahm, 1991;1995).

6

2.3 Biosensor

2.3.1 Definisi

Biosensor adalah perangkat/instrumen analitik yang menggabungkan

komponen biologis seperti mikroba, DNA, jaringan sel, bakteri, protein, enzim,

dan antibodi dengan elektronis untuk melakukan pengenalan atau deteksi atau

rekognisi pada suatu zat (bio) kimia tertentu, yang kemudian adanya perubahan

sifat fisika-kimia pada biomolekul tersebut dapat merepresentasikan informasi

yang ditransduksikan dengan transduser fisis menjadi besaran elektronik untuk

bisa diolah selanjutnya. Biosensor bersifat spesifik, karena bioreseptornya spesifik

hanya cocok untuk suatu substansi atau zat/mol yang spesifik.

2.3.2 Macam Komponen Biologis

Komponen biologis disini bertindak sebagai bioreseptor. Macam-macam

komponen biologis antara lain: jaringan, mikroba, organel, sel, protein, enzim,

antibodi, asam nukleat, jaringan sel, bakteri dan protein. Biasanya bioreseptor

dalam bentuk terimobilisasi pada suatu transducer. Imobilisasi dilakukan dengan

cara adsorbsi fisik, menggunakan membran atau penangkap matriks dan membuat

ikatan kovalen antara biomolekul dengan transducer. Seperti enzim, prinsip

penggunaannya adalah dengan memanfaatkan sifat katalitiknya dan mendeteksi

reaksi tersebut Jika reaksinya adalah reaksi reduksi-oksidasi, maka ada elektron

yang dihasilkan yang bisa dideteksi dengan metode elektrokimia seperti

amperometrik, voltametrik dan lain-lain. Jika reaksinya menghasilkan H, O atau

ion K+, dan lain-lain, maka bisa dideteksi dengan Ion-Selective Electrode.

2.3.3 Macam Tranducer

Transducer merupakan komponen atau elemen pendeteksi atau sebagai

detektor, yang bekerja secara fisikokimia, piezoelektronik, 6ncub, elektrokimia,

dll., yang mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi antara analit dengan

bioreseptor menjadi sinyal lain yang dapat lebih mudah diukur dan dihitung.

Berdasarkan aplikasinya, transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis,

diantaranya adalah Transducer Electromagnetic, Transducer Electrochemical,

Transducer Electromechanical, Transducer Electroacoustic, Transducer Electro-

optical, Transducer Thermoelectric.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksaan

Pembuatan biosensor ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi dan

Laboratorium Biokimia Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya dengan waktu pelaksanaan selama 5

bulan.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan asetilkolinesterase (AChE) dari

Electrophorus electricus tipe VI-S (C3389-500UN, aktivitas enzim 200-1000

unit/mg), larutan glutaraldehid p.a, tris-base (121,14 g/mol), HCl p.a 1M ,

7

asetilthiokolin iodida, kromofor asam 5,5’ dithiobis-2-nitrobenzoat (DTNB),

glukosa, sodium azide, aquades pH 7, kertas saring whatman #1 yang dibeli dari

Sigma-Aldrich®. Sedangkan mikrotip 1 ml, mikrotip 0,1 ml, tisu, sarung tangan,

masker, alkohol, aluminium foil, plastik sterilisasi, kapas, lilin parafin, kertas

sterilisasi, kertas label dan karet gelang dibeli dari toko alat-alat laboratorium

setempat.

Alat – alat yang digunakan adalah, tabung reaksi, mikrotub, rak tabung

reaksi, pipet ukur, bola hisap, botol kaca coklat, mikropipet Bio Rad 1 ml,

mikropipet Bio Rad 0,1 ml,mikrotip 1 ml, mikrotip 0,1 ml , pipet tetes,

erlenmeyer, labu takar, gelas ukur, gelas pengaduk, spatula besi, beaker glass,

sentrifusa dingin, deep freezer, kaca alas, penyemprot alkohol, botol semprot

aquades, inkubator dingin, inkubator, autoklaf, stopwatch, pH meter dan

refrigerator

3.3 Prosedur Pelaksanaan

3.3.1 Desain RaPDe

Sebagai penerapan tahap studi pustaka yang telah dilakukan, tahap

pertama yang dilakukan adalah merancang desain visual dari RaPDe.

Gambar 3.1. Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector)

Keterangan:

a. Tempat memegang biosensor

b. Zona reaksi biosensor

RaPDe merupakan alat yang dirancang sebagai tahap penerapan dari studi

pustaka yang telah dilakukan. Desain RaPDe (Rapid Pesticide Detector) dapat

dilihat pada gambar (3.1) dan lampiran 5. RaPDe didesain sesuai dengan standar

desain dan hasil dari studi pustaka pada umumnya sehingga dalam

penggunaannya mudah untuk diaplikasikan. RaPDe dibuat dengan bahan dasar

kertas saring whatman #1 karena murah, mudah didapatkan, dan biodegradable.

Biosensor ini memiliki panjang 4 cm dan lebar 1 cm. Pada RaPDe terdapat 2

bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian pertama adalah pegangan

biosensor yang merupakan kertas saring whatman #1 dengan panjang 3 cm dan

lebar 1 cm yang dilapisi dengan lilin parafin. Bagian kedua adalah zona reaksi

dimana tempat terjadinya reaksi antara komponen biologis dengan pestisida.

Bagian ini berupa kertas saring whatman #1 berukuran 1x1 cm yang diberi larutan

enzim. Zona reaksi yang semula berwarna kuning, akan berubah menjadi lebih

pucat ketika diaplikasikan pada sayuran yang mengandung residu pestisida

melebihi batas maksimum residu pestisida.

4 cm

1 cm a b

8

3.3.2 Fabrikasi Biosensor

- Persiapan larutan enzim

AChE dengan aktivitas 12 U/mL, DTNB dengan konsentrasi 4 g/mL, 15%

glukosa, 0,02% sodium azide dan ATChI dengan konsentrasi 4 g/mL

dilarutkan dalam 1 ml buffer tris-HCl

- Persiapan Platform Biosensor

Kertas saring whatman #1 dipotong dengan ukuran 4x1 cm dan disterilisasi

dalam autoklaf dengan suhu 120°C selama 25 menit. Kemudian ¾ bagian

kertas dicelupkan dalam lelehan lilin paraffin dan didiamkan hingga lilin

mengeras.

- Pembuatan biosensor

Kertas saring whatman #1 ditetesi 5 µl larutan glutaradehid sebagai agen

cross-linker (10 % v/v) dan dibiarkan mengering. Selanjutnya larutan enzim

yang telah dibuat diteteskan sebanyak 5 µl dan dibiarkan mengering.

Biosensor yang sudah di produksi disimpan pada suhu -20oC

3.3.3 Pengambilan Sampel Sayur

Sampel sayur yang mengandung residu pestisida yang tinggi seperti sawi,

kubis dan seledri diperoleh dari 3 pasar tradisional yang terletak di Kota Malang

yaitu Pasar Besar, Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo. Ketiga lokasi ini dipilih

karena termasuk dalam pasar utama di Kota Malang. Dari ketiga pasar tersebut

diambil sawi, kubis dan seledri masing-masing 1 satuan pembelian dari distributor

terbesar di pasar tersebut. Jadi, diperoleh sampel sawi 3 buah, kubis 3 buah dan

seledri 3 buah. Masing-masing sampel ini dihancurkan menggunakan stomacher

dengan ditambah sedikit aquades untuk mendapatkan larutan sampel.

3.3.4 Aplikasi Biosensor

Gambar 3.2. Bagan Sistem RaPDe

3.3.5 Pengujian Biosensor

Uji waktu deteksi dilakukan karena merupakan indikator keberhasilan

dalam menciptakan alat detektor yang cepat dan praktis. Uji ini bertujuan untuk

mengetahui kecepatan perubahan warna pada zona reaksi RaPDe. Dilakukan

dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengubah warna zona reaksi

RaPDe sejak dicelupkan dalam larutan sampel.

Sampel

Dihancurkan dan

diberi akuades

Bagian zona reaksi

biosensor dicelupkan

dalam larutan sampel

Diamati

Perubahan Warna

Tidak ada

perubahan

warna

Ada

perubahan

warna

Hasil Uji

(+)

Hasil uji

(-)

9

3.3.6 Evaluasi

Dilakukan untuk mengetahui efektivitas RaPDe dalam medeteksi residu

pestisida pada sayuran. Hasil evaluasi ini dijadikan acuan untuk mengetahui

potensi RaPDe untuk mengatasi masalah keamanan pangan terutama sayuran di

Indonesia. RaPDe dikatakan memiliki efektivitas yang mencukupi untuk

diaplikasikan secara luas, dengan target pengaplikasian pada sayuran apabila dari

dari hasil pengujian waktu deteksi menunjukkan angka 1-3 menit. Tahap evaluasi

ini juga dilakukan untuk mengetahui keefektifan program kegiatan yang

dijalankan.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya

1. Peralatan Penunjang Rp. 3.593.000,-

2. Bahan Habis Pakai Rp. 6.119.000,-

3. Perjalanan Rp. 600.000,-

4. Lain-lain: administrasi , publikasi, seminar,

laporan, lainnya Rp. 1.805.000,-

Jumlah Rp. 12.117.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Jenis Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5

Fabrikasi biosensor

Pengambilan Sampel

Sayur

Pengujian biosensor

Evaluasi

Penulisan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Alavanja, M.C.R., Samanic, C., Dosemeci, M., Lubin, J., Tarone, R., Lynch, C.F.,

Knott, C., Thomas, K., Hoppin, J.A., Barker, J., Coble, J., Sandler, D.P.,

Blair, A. (2003). Use of agricultural pesticides and and prostate cancer risk

in the Agricultural Health Study Cohort. American Journal of Epidemiology,

157: 800-814.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura Produktivitas Sayuran

di Indonesia, 2010-2014

Blair, A. & Zahm, S.H. (1991). Cancer among farmers. Occupational Medicine-

State of the Art Reviews, 3: 335-354.

Budi, G. 2010. Perkembangan Trend Pemasaran Sayuran di Indonesia [ppt].

Seminar Nasional PVT Ke-5. Surabaya

10

Corcuera, Jose I. Reyes De., Cavalieri, Ralph P. 2003. Biosensors. New York.

Marcel Dekker, Inc.

Dep. Kes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun

2000

Dirjen Prasaran dan Sarana Direktorat Pupuk dan Pestisida Pertanian Kementrian

Pertanian 2011

Kavruk, M., Ozalp, V. C., Oktem, H. A. 2013. Portable Bioactive Paper-Based

Sensor for Quantification of Pesticides. Journal of Analytical Methods in

Chemistry vol. 2013: 1-8

Kiernan, J. A. 2000. Formaldehyde, formalin, paraformaldehyde and

glutaraldehyde: What Yher Are and What They Do. Microscopy Today 00-1:

8-12

Kristianingrum, S. 2009. Kajian Berbagai Metode Analisis Residu Pestisida

dalam Bahan Pangan. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Nanni, O., Amadori, D., Lugaresi, C., Falcini, F., Scarpi, E., Saragoni, A., Buiatti,

E. (1996). Chronic lymphocytic leukaemias and non-Hodgkin’s lymphomas

by histological type in farming-animal breeding workers: A population case-

control study based on a priori exposure matrices. Occupational and

Environmental Medicine, 53: 652-657.

Nurauliana, Melina, Gassa. A. 2015. Inventarisasi Penggunaan Pestisida pada

Tanaman Kubis (Brassica oleracea L) di Kabupaten Jeneponto. Skripsi.

Universitas Hasanuddin. Makassar

Ohayo-Mitoko, G.J., Kromhout, H., Simwa, J.M., Boleij, J.S., Heederik, D.

(2000). Self reported symptoms and inhibition of acetylcholinesterase activity

among Kenyan agricultural workers. Occupational and Environmental

Medicine, 57: 195-200.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik.

Sekretariat Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. 1973. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973

tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan

Pestisida. Setjen Pertanian. Jakarta

Pusdatin Kementrian Pertanian. 2009. Data Konsumsi Sayuran Per Kapita RI.

Somerset, V. 2010. Enviromental Biosensors. Croatia. InTech Publication

Sudana, A. 1986. Masalah Pemantauan Residu Pestisida dalam Pangan di

Indonesia Pada Dewasa Ini. Proceedings. PAU Pangan dan Gizi. UGM,

Yogyakarta.

11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

Biodata ketua

1. Nama Lengkap Ratyawisnu Fahmiaji Winarto

2. Jenis Kelamin Laki-Laki

3. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

4. NIM 125100107111059

5. Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 28 November 1993

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 085649940103

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi

SD Dharma Wanita

Universitas

Brawijaya

SMPN 1 Malang SMAN 9 Malang

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul

Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi

Pemberi Penghargaan

Tahun

1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta.

Malang, 29 September 2015

Pengusul,

(Ratyawisnu Fahmiaji Winarto)

12

Biodata Anggota 1

1. Nama Lengkap Muhammad Ainul Yaqin

2. Jenis Kelamin Laki – laki

3. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

4. NIM 125100107111001

5. Tempat dan Tanggal Lahir Gresik, 3 September 1994

6. E-mail Ainul_yaqin [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 085706944407

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi MINU

Tratee Putra SMPN 1 Gresik

SMAN 1

Gresik

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul

Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta.

Malang, 29 September 2015

Pengusul,

( Muhammad Ainul Yaqin )

13

Biodata Anggota 2

1. Nama Lengkap Velarida Esa Sakti

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

4. NIM 135100101111066

5. Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 14 Februari 1995

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 085731460020

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Japanan 2 SMPN 3 Peterongan SMAN 1

Mojoangung

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul

Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1.

Hibah Pendanaan Program

Kreativitas Mahasiswa bidang

Penelitian

DIKTI 2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah Karsa Cipta.

Malang, 29 September 2015

Pengusul,

(Velarida Esa Sakti )

14

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Sudarma Dita Wijayanti S.TP, M.Sc, MP

2. Jenis Kelamin P

3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4. NIK 84092410120321

5. NIDN 0724098403

6. Tempat dan Tanggal

lahir Malang/ 24 September 1984

7. E-mail [email protected]/[email protected]

8. No Telp/HP 08563521398

9. Alamat Kantor Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang

10. No Tep/Fax (0341)580106 / 0341-569214

11. Lulusan yang telah

dihasilkan S-1 =3 orang

12. Mata Kuliah yang

diampu

1. Kimia Organik

2. Gizi dan Evaluasi Pangan

3. Evaluasi Gizi Pangan Lanjut

4. Sistem Manajemen Pelayanan Pangan

5. Mananjemen Mutu dan Regulasi Pangan

6. Sanitasi dan Pengelolaan Limbah

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas

Brawijaya

Universitas

Brawijaya Malang

dan King

Mongkut’s

University of

Technology

Thonburi Thailand

-

Bidang Ilmu Teknologi Hasil

Pertanian

Bioteknologi

Agroindustri -

Tahun Masuk-Lulus 2002-2007 2008-2010 -

Judul

Skripsi/Tesis/Disertasi

“Evaluasi Nutrisi

dan Kecernaan In

Vitro Limbah

Kulit Pisang dan

Ampas Tahu

Difermentasi

dengan Inokulum

Tempe sebagai

“Electrochemical

Characterization

And Hybridization

Efficiency Of

Aminated DNA

Probes

Immobilised On

Screen Printed

-

15

Pakan Alternatif

untuk

Ruminansia”

Carbon

Electrodes”

Nama

Pembimbing/Promotor

Prof. Simon

Bambang

Widjanarko

Assoc Prof

Werasak

Surareungchai

-

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah (juta

Rp)

1. 2012-2013

Efek Hipokolesterolemik

Margarin Apel

Tersuplementasi Minyak

Zaitun pada Tikus Sprague

Dawley Jantan yang Diberi

Diet Aterogenik

PNBP FTP

UB 5

2. 2013-2014

Pengembangan Produk

Sereal Flake Berbasis Ubi

Jalar Kuning Sebagai

Alternatif Sarapan Sehat

Bergizi Untuk Anak

PNBP FTP

UB 7,5

3. 2014-2015

Eksplorasi , Potensi

Senyawa Bioaktif dan

Pembuatan Produk

Fungsional dari

Kaki/Ceker Ayam Sebagai

Anti-inflamasi, Antigout

dan Antiosteoarthritis pada

Hewan Coba

PUPT-DIKTI 50

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jumlah (juta

Rp)

1. 2012

Penyuluhan Keamanan

Jajanan di SD

Muhammadiyah 08 Desa

Mulyoagung, Kecamatan

Dau, Kabupaten Malang

PNBP FTP

UB 2,5

2. 2013

Pengenalan Teknologi

Pengemasan Produk

Keripik Ubi Jalar Sebagai

PNBP FTP

UB 5

16

Salah Satu Produk

Unggulan Di Desa

Sukoanyar, Kecamatan

Pakis, Kabupaten Malang

3. 2014 Penyuluhan MPASi di desa

Sukoanyar

PNBP FTP

UB

5

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ No/

Tahun

1.

Pengaruh Margarin Apel

Manalagi Tersuplementasi

Minyak Kacang Tanah Terhadap

Kadar Kolesterol Tikus Sprague

Dawley Jantan [In Press Januari

2014]-

Jurnal Pangan dan

Agroindustri

Vol 2, No 1

(2014)

2.

Pengaruh Proporsi Tepung (Ubi

Jalar Terfermentasi : Kecambah

Kacang Tunggak) Dan Lama

Perkecambahan Terhadap

Kualitas Fisik Dan Kimia Flake

[In Press Juli 2015]

Jurnal Pangan dan

Agroindustri

Vol 3, No 3

(2015)

3.

Penambahan Aloe Vera L.

Dengan Tepung Sukun

(Artocarpus Communis) Dan

Ganyong (Canna Edulis Ker.)

Terhadap Karakteristik Edible

Film [In Press September 2015]

Jurnal Pangan dan

Agroindustri

Vol 3, No 4

(2015)

F. Pemakalan Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 tahun Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1.

The 2nd

Regional

Electrochemistry Meeting of

South-East Asia 2010 On

Applied Electrochemistry for

Modern Life

“Electrochemical

Characterization

And Hybridization

Efficiency Of

Aminated DNA

Probes

Immobilised On

Screen Printed

Carbon

Electrodes”

16-19 November

2010, Bangkok,

Thailand

17

G. Karya Buku dalam 5 tahun

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

- - - - -

H. Perolehan HKI dalam 5-10 tahun terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

- - - -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya

dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat

- - - - -

J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan saya sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

Malang, 29 September 2015

Pengusul,

Sudarma Dita Wijayanti, S.TP, M.Sc, MP

18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Sewa laboratorium Tempat Penelitian 2 500.000 1.000.000

Kaca alas Alas kerja 1 75.000 75.000

Penyemprot alkohol Alat aseptis diri 1 15.000 15.000

Tabung reaksi Mereaksikan

larutan enzim 12 3.000 36.000

Rak tabung reaksi Tempat tabung

reaksi 1 17.000 17.000

Pipet ukur 1 ml Mengambil larutan 5 5.000 25.000

Bola hisap Alat pendukung

pipet ukur 2 20.000 40.000

Pipet tetes Meneteskan

larutan 5 2.000 10.000

Erlenmeyer Membuat larutan

enzim 2 15.000 30.000

Labutakar Homogenisasi

larutan 2 50.000 100.000

Beaker glass Membuat buffer

tris-HCl 3 20.000 60.000

Botol semprot

akuades Wadah aquades 2 15.000 30.000

Stopwatch Pengukur waktu

deteksi 1 100.000 100.000

Botol kaca coklat Wadah dip-stick

biosensor 15 10.000 150.000

Sewa deep freezer Penyimpanan

enzim 5 100.000 500.000

Sewa refrigerator Penyimpanan

buffer tris-HCl 5 100.000 500.000

Gelas ukur Mengukur volume

larutan 5 50.000 250.000

Gelas Pengaduk Membuat buffer

tris-HCl 5 50.000 250.000

Spatula Besi Mengambil serbuk

tris base 5 10.000 50.000

Sewa pH meter Membuat buffer

tris-HCl 5 25.000 125.000

Bunsen Alat aseptis kerja 1 20.000 20.000

Sewa inkubator Inkubasi biosensor 1 210.000 210.000

SUB TOTAL (Rp) 3.593.000

19

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Asetilkolinesterase

tipe VI-S (200-1.000

unit/mg)

Bahan utama 1 pak 1.500.000 1.500.000

HCl p.a 1M (per 10

ml)

Pembuatan

buffer tris-HCl 5 ml 700.000 700.000

Glutaraldehid (per 10

ml) Bahan utama 5 ml 750.000 750.000

Asetilthiokolin iodide

(per 5 gram) Bahan utama 5 gram 800.000 800.000

Asam 5,5’ dithiobis-

2-nitrobenzoat Bahan utama 3 gram 885.800 885.800

Aquades pH 7 Pelarut dan

pengisi autoklaf 2 liter 15.000 30.000

Kertas saring

whatman #1 Grade

589-WH

Bahan utama 3 meter 15.000 500.000

Kertas tisu Kebersihan saat

bekerja 2 12.500 25.000

Sarung tangan silikon Peralatan

keselamatan 1 pak 30.000 30.000

Masker Peralatan

keselamatan 1 pak 20.000 20.000

Alkohol 70% Aseptis diri 2 liter 17.000 34.000

Aluminum foil Pembungkus

botol kaca 2 pak 18.000 36.000

Plastik sterilisasi

20 buah 1.000 20.000

Kapas Penyumbat

glassware 1 buah 10.000 10.000

Kertas sterilisasi

Tempat

glassware yang

akan

disterilisasi

2 meter 3.000 6.000

Kertas label Penunjuk

sampel 2 buah 1.000 2.000

Karet gelang Mengikat

plastic sterilisasi 1 pak 5.000 5.000

Glukosa Bahan utama 10 gram 1.000 10.000

Sodium azide Bahan utama 3 gram 8.400 25.200

Mikrotub

Mereaksikan

bahan-bahan

utama

25 buah 1.000 25.000

20

Mikrotip 1 ml Mengambil

larutan 25 buah 600 15.000

Mikrotip 0,1 ml Mengambil

larutan 25 buah 600 15.000

Tris-base Bahan utama 1 pak 690.000 690.000

Sampel sayuran Bahan utama 1 kg 10.000 10.000

Lilin parafin Bahan utama 1 pak 20.000 20.000

SUB TOTAL (Rp) 6.119.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Transportasi dalam

kota selama 5 bulan

- Survey pasar

tradisional

- Pembelian

sampel

- Pembelian

bahan habis

pakai

- Analisa sampel

ke

laboratorium

luar kampus

3 200.000 600.000

SUB TOTAL (Rp) 600.000

4. Lain-Lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Dokumentasi

kegiatan

foto dan cetak

foto 1 50.000 50.000

Pembelian pulsa Komunikasi 3 100.000 300.000

Fotocopy literatur,

proposal 1 100.000 100.000

ATK dan tinta

printer

Pencetakkan

proposal, laporan

akhir, dan

kebutuhan

lainnya

1 500.000 500.000

Biaya registrasi

Seminar Ilmiah

Nasional

1 1.500.000 1.500.000

Poster Publikasi media

cetak 2 20.000 40.000

21

Buku Logbook

Aktivitas

kemajuan di

laboratorium

1 15.000 15.000

Publikasi jurnal

nasional

terkareditasi

Publikasi media

online 1 150.000 150.000

Pendaftaran hak

paten 1 500.000 500.000

SUB TOTAL (Rp) 1.805.000

TOTAL KESELURUHAN (Rp) 12.117.000

22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

N

o Nama/NIM

Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu

(Jam/

Minggu)

Uraian

Tugas

1.

Ratyawisnu

Fahmiaji

Winarto/

125100107111059

Ilmu dan

Teknologi

Pangan

Teknologi

Hasil

Pertanian

30

- Koordinator

Tim RaPDe

- Studi pustaka

- Survei alat

dan bahan

- Pendesainan

- Pengujian

RaPDe

- Evaluasi

2.

Muhammad Ainul

Yaqin/

125100107111001

Ilmu dan

Teknologi

Pangan

Teknologi

Hasil

Pertanian

30

- Studi pustaka

- Penulisan

Laporan

- Pembuatan

RaPDe

- Publikasi

- Pengujian

RaPDe

- Evaluasi

3. Velarida Esa Sakti/

135100101111066

Ilmu dan

Teknologi

Pangan

Teknologi

Hasil

Pertanian

30

- Studi pustaka

- Penulisan

Laporan

- Pengelola

keuangan

- Pembuatan

RaPDe

- Pengujian

RaPDe

- Evaluasi

23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

24

Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan.

25

Keterangan:

1. Kertas saring whatman #1 ukuran 4x1 cm

2. ¾ bagian dari kertas saring dicelupkan lilin parafin panas dan dibiarkan

mengeras

3. ¼ bagian yang tidak tercelup lilin (zona reaksi) ditetesi 5 µl larutan

glutaradehid sebagai pengikat enzim

4. Sebanyak 5 µl larutan enzim diteteskan di bagian yang sama

5. Warna zona reaksi menjadi kuning

6. Bagian zona reaksi dicelupkan dalam larutan sampel. Keberadaan residu

pestisida ditunjukkan dengan memudarnya warna kuning