proposal penelitian

44
. ] BAB I 6’ mnj9oop ‘]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]/ m/bc .. PENDAHULUAN

Upload: coza-gurnge

Post on 08-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

19

TRANSCRIPT

.

]

BAB I

6’

mnj9oop

‘]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]

]]]]]]]/

m/bc

..

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian

kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya

penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Salah

satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah

laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang go public.

Pelaporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan

berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang

dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan atas

informasi tersebut. Salah satu informasi yang penting bagi pemakai yang

berkaitan dengan laporan keuangan adalah informasi leverage keuangan dan

profitabililitasperusahaan. Para pemakai sering menjadikan leverage keuangan

yang diukur dengan debt to equity ratio dan profitabilitas perusahaan yang berasal

dari laporan keuangan sebagai salah satu indikator untuk landasan di dalam

pengambilan keputusan berinvestasi. Weston dan Copeland (1995) dalam Hilmi

dan Ali (2004) menyatakan bahwa rasio leveragemengukur tingkat aktiva

perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Rasioprofitabilitas

digunakan untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan

keuntungan (Ang, 1997).

Investor dan kreditor menganggap pelaporan keuangan sebagai good news dan

bad news. Good news memiliki arti bahwa informasi yang disajikan dianggap

sebagai hal penting dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan kredit

dan keputusan investasi. Adapun bad news mempunyai pengertian bahwa

informasi yang disajikan tidak dapat memenuhiinformasi kunci sehingga investor

dan kreditor sebagai pengguna utamamemandang bahwa financial reporting

masih bermanfaat namun perlu diperbaiki. Investor sebagai pemegang saham atau

pemilik perusahaan dari pihak luar memerlukan laporan keuangan untuk

mengetahui tingkat kembalian (rate ofreturn) atas investasi dan membantu untuk

memutuskan tindakan mereka baik untuk membeli, menahan, atau menjual

saham-saham perusahaan.

Badan Pengawas Pasar Modal dalam peraturannya mewajibkan bahwa laporan

keuangan tahunan yang dilaporkan perusahaan yang go public harus terlebih

dahulu diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan. Keharusan laporan keuangan diaudit mendorong Kantor

Akuntan Publik untuk meningkatkan kualitas atas hasil auditnya. Seperti yang

dinyatakan oleh DeAngelo (1981) dalam Ali dan Hilmi (2008) bahwa KAP yang

lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik

dibandingkan kantor akuntan publik kecil.

Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat dalam pengambilan

keputusan oleh para pemakainya apabila relevan dan handal. Informasi yang

relevan adalah informasi yang predictable, mempunyai feed back value serta tepat

waktu (Annisa, 2004). Hal ini mencerminkan betapa ketepatwaktuan (timeliness)

merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian laporan keuangan kepada

publik sehingga perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan

keuangannya agar informasi tersebut tidak kehilangan kemampuannya dalam

mempengaruhi pengambilan keputusan.

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan

keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995

tentang pasar modal. Pada tahun 1996, Bapepam juga mengeluarkan Lampiran

keputusan Ketua Bapepam Nomor: 80/PM/1996 tentang kewajiban bagi setiap

emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan

perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat-

lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan

tahunan perusahaan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya

Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor

X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang

menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan

akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-

lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan

tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih

cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal.

Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi

administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun

1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan

mengenakan denda sebesar Rp. 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas

keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Na’im, 1999).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka judul penelitian ini adalah

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian adalah:

a. Apakah ada pengaruh debt to equity ratio terhadap ketepatan waktu pelaporan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

b. Apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

c. Apakah ada pengaruh reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia?

d.Apakah ada pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Batasan Masalah Dan Kerangka Pemikiran

1.3.1 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalah lebih ditujukan kepada masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

dalam sektor food and beveragespada tahun 2010-2012.

2. Data yang dipilih adalah data dari laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI, yang dipilih dibatasi pada debt to eqity ratio,

profitabilitas, reputasi KAP, dan opini audit.

1.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran di atas penelitian ini terdiri dari empat variabel

independen dan satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah debt to equity ratio (DER), profitabilitas, reputasi KAP, dan opini audit.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan

keuangan perusahaan. Debt to equity ratio dikenal juga dengan rasio financial

leverage, yaitu mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh

Debt to Equity (X1)

Opini Audit (X4)

Reputasi KAP (X3)

Profitabilitas (X2)Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan (Y)

penggunaan hutang. Semakin tinggi rasio debt to equity suatu perusahaan maka

perusahaan tersebut akan semakin tidak tepat waktu dalam penyajian pelaporan

keuangan perusahaan. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio Profitabilitas maka semakin baik

pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan

informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Profitabilitas dapat

mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu,

perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam

pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.

Kualitas auditor yang mengaudit perusahaan sangat penting, auditor yang

berkualitas merupakan informasi baik sehingga manajemen akan segera

menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi

baik.perusahaan yang diaudit oleh KAP reputasinya baik akan melaporkan

laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu dibandingkan perusahaan yang

diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas. Opini audit dalam perspektif informasi

memberikan gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dari pihak yang

independen sehingga informasi ini merupakan informasi yang ditunggu-tunggu

investor. Perusahaan yang mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian

(unqualified opinion) dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan

tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena pendapat wajar

tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan berita baik dari auditor.

Sebaliknya perusahaan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan

laporan keuangannya apabila menerima menerima opini selain wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion) karena hal tersebut dianggap berita buruk.

Dari keempat variabel tersebut merupakan variabel independen yang nantinya

akan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya pada variabel dependen yaitu

ketepatan waktu pelaporan keuangan.

1.5 Tujuan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menentukan arah penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1.Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadapketepatan waktu

pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadapketepatan waktu pelaporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh reputasi KAPterhadapketepatan waktu pelaporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh opini auditterhadapketepatan waktu pelaporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk praktisi manajemen perusahaan, analis laporan keuangan, investor,

kreditur, hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan

temuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan.

2. Untuk akademisi, sebagai kontribusi bagi pihak akademisi untuk memahami

pentingnya ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan memberikan

wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan

ketepatan waktu pelaporan keuangan.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1Laporan keuangan

Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk

menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Dalam SAK-ETAP (2011)

disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara,

misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan

lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan

yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen

industri dan geografis, serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.Tujuan

laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.1.2 Ketepatan Waktu (Timeliness)

Menurut IAI (2007) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi

para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan

kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk

dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan

keputusankeputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan

keputusan tersebut (Baridwan, 1997). Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi,

tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi

mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu

sampai ke pemakai laporan keuangan.

Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasikeuangannya setelah

tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan

Bapepam dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7

Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit

dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir

bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik

tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan:

1) selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak

disertailaporan akuntan

2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai laporan

akuntan dalam rangka penelaahan terbatas

3) selambatlambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai

laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan.

2.1.3 Debt to Equity Ratio

Rasio debt to equity dikenal juga sebagai rasio financial leverage. Weston dan

Copeland (1995) dalam Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa rasio leverage

mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang.

Menurut Ang (1997;93) debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat

leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki

perusahaan. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan

sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan

maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali,

2008). Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya risiko perusahaan.

Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan

tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok ataupun

bunganya (Soekadi, 1990). Dalam penelitian ini, debt to equity ratio yang

dimaksud adalah perbandingan antara total hutang dengan ekuitas.

2.1.4 Profitabilitas

Menurut Ang (1997;87), rasio rentabilitas dan profitabilitas menunjukkan

keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Return on Asset

(ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini

mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan.

ROA yang digunakan diukur dengan membagi laba bersih dengan total aktiva.

2.1.5 Reputasi KAP

Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) mungkin merupakan salah satu faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi audit delay dan timeliness. Kantor akuntan

publik adalah badan usaha yang telah mendapat izin dari menteri keuangan

sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasa.

Arens (2008:32) dalam bukunya “Auditing and Assurance Services” yang

diterjemahkan oleh Wibowo mengkategorikan Kantor Akuntan Publik menjadi

dua ukuran yaitu:

1) Kantor Akuntan Publik Internasional

Kantor Akuntan Publik (KAP) Internasional yang dikenal di Indonesia dengan

julukan “The Big Four”, dimana masing-masing KAP Internasional memiliki

kantor di setiap kota-kota besar Amerika Serikat dan kotaa besar di seluruh dunia,

termasuk Indonesia.

Keempat kantor akuntan publik ini menyelenggarakan audit bagi hampir semua

perusahaan besar di Amerika Serikat dan seluruh dunia serta mengaudit pula

banyak perusahaan berskala kecil.

Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) “The Big Four” sekarang ini mempunyai

kemampuan melayani pasar internasional. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di Indonesia, The Big Four ini diwakili kepentingannya oleh kantor akuntan

publik (KAP) Indonesia sendiri.

2) Kantor Akuntan Publik Nasional

KAP Nasional yaitu KAP besar tetapi lebih kecil dari KAP “The Big Four”.

Kantor Akuntan Publik dikategorikan berukuran nasional karena memiliki

cabang-cabang di seluruh kota besar di Indonesia. KAP Nasional juga memiliki

hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki potensi internasional.

Dari sekian banyak KAP yang ada di Indonesia, secara keseluruhan menawarkan

jasa audit atau jasa atestasi lainnya. Untuk mendapatkan hasil audit yang baik,

perusahaan biasanya mempercayakan laporan keuangannya kepada KAP yang

memiliki reputasi yang baik.

2.1.6 Opini Audit

Pada akhir pemeriksaannya, KAP akan memberikan suatu laporan akuntan yang

terdiri dari:

1) Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana

akuntan publik memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan

keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab

manajemen.

2) Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan

informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos yang

penting.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima

jenis pendapat akuntan, yaitu:

1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu perusahaan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang

Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with

Explanatory Language). Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu

yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan

audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang

dinyatakan oleh auditor.

3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan

menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia kecuali untuk dampak hal yang berkaitan

dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan jika:

a) Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap

lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak

dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia

berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.

b) Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,

yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan

pendapat tidak wajar.

c) Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia harus

menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih

paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat.

4) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar merupakan laporan keuangan yang tidak menyajikan secara

wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat ini digunakan

auditor jika auditor yakin secara keseluruhan bahwa laporan keuangan

mengandung salah saji material atau menyesatkan bagi pengguna dalam

mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tertera.

5) Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk

memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan.

Pernyataan tidak memberikan pendapat juga dapat diberikan oleh auditor jika

ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

2.2 Rumusan Hipotesis

2.1.1 Pengaruh Debt To Equity Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage. Tingginya debt

to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan Tingginya

risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak

bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya.

Risiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwaperusahaan mengalami

kesulitan keuangan. Sedangkan kesulitan keuangan dianggap berita buruk yang

akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik, sehingga pihak

manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang

memuat berita buruk. Hal ini dukung oleh penelitian Schwart dan Soo (1996)

dalam Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang

mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan

laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan

keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah

sebagai berikut:

H1= Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

2.2.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Profitabilitasmenunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan

keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka semakin baik pula

kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan

informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Dapat dikatakan bahwa

profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan yang

memiliki berita baik tidak akan menunda penyampaian informasi. Berkaitan

dengan teori agensi, manajemen tidak akan menunda penyampaian informasi

mengenai profit perusahaan kepada prinsipal karena berhubungan dengan

kompensasi keuangan yang akan diterima oleh agen dan karena merupakan berita

baik bagi prinsipal maka kemungkinan besar prinsipal akan menggunakan agen

yang sama untuk mengelola perusahaan. Seperti yang dikemukakan Owusu dan

Ansah (2000) bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu

pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan

profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan

perusahaan yang mengalami kerugian (Oktarina dan Suharli, 2005). Hal ini

didukung oleh penelitian Na'im (1999) yang menemukan bukti empiris bahwa

profitabilitas signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai

berikut:

H2= Profitabilitas berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

2.2.3 Pengaruh Reputasi KAPTerhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Angelo (1981) dalam anissa (2004) mendefinisikan kualitas audit sebagai

gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan

yang material. Beliau menyimpulkan bahwa KAP yang lebih besar, kualitas audit

yang dihasilkan juga lebih baik. Kualitas auditor yang mengaudit perusahaan

sangat penting, auditor yang berkualitas merupakan informasi baik sehingga

manajemen akan segera menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP

yang memiliki reputasi baik. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas

baik akan melaporkan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu

dibandingkan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas.

Kualitas auditor diukur dengan ukuran apakah KAP yang memberikan jasa audit

merupakan anggota dari the big four atau bukan. Seperti hasil penelitian Oktarina

dan Suharli (2005) yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP

besar mampu mampe mengerjakan pekerjaan auditnya lebih efisien dan efektif

sehingga dapat selesai secara tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai

berikut:

H3= Reputasi KAP berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

2.2.4 Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan

Publikasi laporan keuangan melalui media massa akan mempengaruhi keputusan

investasi para calon investor. Hal ini disebabkan informasi yang terkandung di

dalam laporan keuangan dianggap berita terbaru mengenai keadaan perusahaan di

pasar modal. Informasi yang berisi berita baik seperti profitabilitas meningkat,

kinerja manajemenefektif dan efisien, serta pemberian pendapat wajar tanpa

pengecualian (unqualifiedopinion) akan menarik minat calon investor untuk

melakukan investasi.

Opini audit dalam perspektif informasi memberikan gambaran tentang kondisi

suatu perusahaan dari pihak yang independen sehingga informasi ini

merupakaninformasi yang ditunggu-tunggu investor. Perusahaan yang

mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari

auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangannya karena pendapat wajar tanpa pengecualian

(unqualified opinion) merupakan berita baik dari auditor. Sebaliknya perusahaan

cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya

apabila menerima menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified

opinion) karena hal tersebut dianggap berita buruk. Hal ini didukung oleh

penelitian Anissa (2004) yang menyimpulkan bahwahanya opini audit yang

berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuanganBerdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah

sebagai berikut:

H4= Opini audit berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif

yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti

dari subyek yang berupa individu, organisasional atau perspektif yang lain.

3.2 Jenis Dan Sumber Data

3.2.1 JenisData

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

yang tidak diperoleh langsung dari sumbernya (perusahaan). Jenis data yang

diperoleh pada penelitian ini adalah berupa dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, parasati, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002;206)

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah berupa laporan keuangan (financial report)

dan laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan manufaktur go public

sektor industri dalam bidang food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002;108). Populasi

merupakan segala sesuatu yang dijadikan subjek penelitian dengan memiliki sifat

dan karakteristik yang sama. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2010-2012.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002;109),

apa yang ditemukan dalam penelitian sampel juga dianggap berlaku bagi populasi.

Pada penelitian ini populasi yang ada tidak digunakan seluruhnya sebagai sampel.

Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2002:111). Sampel dipilih dengan

metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2010, 2011, 2012.

2. Sampel mempunyai periode pelaporan keuangan berdasarkan pada tahun

kalender yang berakhir tanggal 31 Desember.

3. Menerbitkan laporan keuangan auditan yang dipublikasikan selama tahun 2010,

2011, 2012 secara berturut-turut.

4. pada awal periode pengamatan sampai akhir periode pengamatan menghasilkan

laba.

Tabel 3.1

Prosedur Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah1 Perusahaan manufaktur food & beverages yang terdaftar di

BEI16

2 Perusahaan manufaktur food & beverages yang tidak terdaftar di BEI tahun 2010-2012

(1)

3 Perusahaan manufaktur food & beverages yang terdaftar di BEI 2010-2012

15

4 Sampel yang tidak mempunyai periode pelaporan keuangan berdasarkan pada tahun kalender yang berakhir tanggal 31 Desember

(1)

5 Sampel yang mempunyai periode pelaporan keuangan berdasarkan pada tahun kalender yang berakhir tanggal 31 Desember

14

6 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan (2)

auditanyang dipublikasikanselama tahun 2010-2012 secara berturut-turut.

7 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan auditanyang dipublikasikanselama tahun 2010-2012 secara berturut-turut.

12

8 Pada awal periode pengamatan hingga akhir periode pengamatan yang tidak mengalami laba

0

9 Pada awal periode pengamatan hingga akhir periode pengamatan yang mengalami laba

12

Sumber Data: www.idx.co.id

Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive

sampling terdapat 13 perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftarr

di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Manufaktur Food And Beverages Yang Menjadi Sampel

Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

4 DLTA Delta Djakarta Tbk

5 ICPB

6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

7 MYOR Mayora Indah Tbk

8 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

9 ROTI

10 SLKT

11 STTP Siantar Top Tbk

12 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

cara dokumentasi, yaitu data laporan keuangan yang ada di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2012 melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.iduntuk

mendapatkan data variabel DER, ROA, reputasi KAP, dan opini audit.

3.5 Devinisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen

adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel independen adalah variabel

yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, empat

variabel independen yang digunakan terdiri atas debt to equiti ratio, profitabilitas,

reputasi KAP, dan opini audit.

1. Variabel Independen

a. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan

antara hutang dengan ekuitas dalam hal pendanaanperusahaan dan dapat

menunjukkan kemampuan modal sendiri.mengacu pada penelitian yang

dilakukan annisa (2004) maka besarnya DER dapat dihitung dengan rumus:

DER=

Total Debt

Total Shareholder s Equity

b. Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset (ROA) dan return on

equity (ROE). Mengacu pada penelitian yang dilakukan Na’im (1999) indikator

yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah return on assets

(ROA). Return on assets (ROA) merupakan rasio uuntuk mengukur efektifitas

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan

aktiva yang dilmilikinya. Menurut Hanafi (2004;42) ROA yang digunakan

diukur dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva dapat

dirumuskan sebagai berikut:

ROA=

Net Income After Tax

Average Total Assets

c) Reputasi KAP

Di Indonesia terdapat 2 jenis kantor akuntan publik yaitu kantor akuntan publik

nasional dan kantor akuntan publik nasional yang bekerjasama dengan kantor

akuntan publik internasional. Pengukuran variabel ini menggunakan dummy

sebagai berikut:

1) Bermitra dengan KAP big four = 1

2) Tidak bermitra dengan KAP big four = 0

Adapun Kantor Akuntan Publik (KAP) Indonesia yang bermitra dengan the

big fouradalah:

1) KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernest & young)

2) KAP Osman Bing Satrio (Deloitte & Touche Tohmatsu)

3) KAP Siddarta Siddharta Widjaja (KPMG Peat Marwick)

4) KAP Drs. Haryanto Sahari (Price Waterhouse Coopers)

d. Opini Audit

Jenis opini akan menjadi pertimbangan apakah dapat mempengaruhi audit delay

atau tidak. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 2 pilihan opini yaitu

pendapat wajar tanpa pengecualian dan selain dari pendapat wajar tanpa

pengecualian. Indikator pengukuran menggunakan dummy sebagai berikut:

1) Unqualified Opinion = 1

2) Unqualified Opinion with Explanatory Opinion = 0

3) Qualified Opinion = 0

4) Adverse Opinion = 0

5) Disclaimer of Opinion = 0

2. Variabel Dependen

Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang

diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu diukur dengan

dummy varibel, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu dan

kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan di kategorikan

terlambat jika laporan keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret, sedangkan

perusahaan yang tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan laporan

keuangan sebelum tanggal 1 April.

3.6 Teknik Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan analisis statistik. Analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan

gejala-gejala yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung

hasil analisis statistik.

3.6.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan variabel-variabel dalam

penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean) dan standar

deviasi.

3.6.2 Regresi Logistik

Penelitian ini menggunakan regresi logistik yang variabel dependennya bersifat

kategorikal (nominal atau nonmetrik) dan variabel independennya merupakan

kombinasi dari metrik dan nonmetrik (nominal). Regresi logistik sebetulnya mirip

dengan analisis deskriminan yaitu apakah probabilitas terjadinya variabel terikat

dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Namun demikian, asumsi multivariate

normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan

campuran dari variabel metrik dan nonmetrik. Teknik analisa ini tidak lagi

memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya, regresi

logistik mengabaikan heteroskedastisitas, artinya variabel dependen tidak

memerlukan homoskedastisitas untuk masing-masing variabel independennya

(Ghazali;2001)

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

LnTW

1−TW=β0 + 1DER + β2ROA+β3KAP+ β4OPN+

Dimana:

LnTW

1−TW: Dummy variabel ketepatan waktu (kategori 0 untuk perusahaan

yang 1-TWtidak tepat waktu dan kategori 1untuk perusahaan yang

tepat waktu).

DER : Debt to equity ratio

ROA : Return on Asset

KAP : Reputasi KAP.

OPN : Opini auditor (merupakan variabel dummy, perusahaan yang

menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan

perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion

diberi kode 0.

: variabel gangguan

3.6.3 Menilai Kelayakan Model Regresi

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik

yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan

dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square

pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow.Jika nilai statistik lebih besar dari

0,5 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi

nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karna sesuai dengan

data observasinya.Perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow dengan

hipotesis:

H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dasar pengambilan keputusan:

Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada

bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow:

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

3.6.4 Penilaian Keseluruhan Model (overall model fit)

Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall model

fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log Likelihood (-

2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada

akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangannilai antara -2LL awal dengan

nilai –2LL pada langkah berikutnyamenunjukkan bahwa model yang

dihipotesakan fit dengan data (Ghozali;2001).

3.6.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t (t-test) melalui regresi yang

menggunakan program SPSS dengan membandingkan tingkat signifikansi (sig t)

masing-masing variabel independen dengan taraf sig α = 0,05. Apabila tingkat

signifikansinya (sig t) lebih kecil daripada α = 0,05, maka hipotesisnya diterima

yang artinya variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependennya. Sebaliknya jika tingkat signifikansinya (sig t) lebih besar

daripada α = 0,05, maka hipotesisnya tidak diterima yang artinya variabel

independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependennya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Perusahaan

Berikut adalah gambaran perusahaan yang menjadi sampel penelitian perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI, yaitu: