proposal nonny

74
PROPOSAL SKRIPSI PENERAPAN PENDEKATAN CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI OLEH NONNY EMELLYA NIM : 080405617 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSADA KHATULISTIWA SINTANG 2012

Upload: laurensius-pajiama-manuk

Post on 12-Jul-2015

304 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal nonny

PROPOSAL SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU

DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI

OLEH

NONNY EMELLYA

NIM : 080405617

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSADA KHATULISTIWA

SINTANG

2012

Page 2: Proposal nonny

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena hanya dengan kuasa dan kehendak-Nyalah penulis dapat menyelesaikan

penulisan desain riset dan landasan teori ini dengan judul ’’Penerapan Model

Contextual Teaching And Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Sistem Pencernaan di Kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Binjai Hulu”.

Dalam proses penyelesaian desain riset dan landasan teori ini, penulis telah

banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara moril, materi

ataupun hal-hal lainnya terutama kepada pembimbing yang telah bersedia

membantu penulis untuk menyelesaikan desain riset dan landasan teori, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Drs. Antonius Suroto,M.MPd selaku pembimbing pertama yang sudah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan desain riset dan landasan teori ini.

2. Veronika Suryajuwanti.A,S.p,M.Sp selaku pembimbing kedua yang sudah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian desain riset dan landasan teori

ini.

3. Yakobus Bustami, S.Si, M.Pd selaku ketua prodi biologi yang telah

mengarahkan, memotivasi selama penulisan desain riset dan landasan teori ini.

Page 3: Proposal nonny

4. Drs. Rafael Suban Beding, M.Si selaku ketua STKIP Persada Khatulistiwa

Sintang yang telah membina akademika sehingga bisa melaksanakan

perkuliahan secara lancar.

5. Drs.Y.A.T. Lukman Riberu, M.Si selaku ketua badan pendidikan karya bangsa

STKIP Persada Khatulistiwa Sintang yang telah membantu memberikan

sarana dan prasarana untuk perkuliahan.

6. Para dosen serta seluruh administrasi dan staf akademik STKIP Persada

Khatulistiwa Sintang yang telah membantu kelancaran serta memberikan

referensi yang sangat banyak kepada penulis.

7. Kepada kedua orangtua dan seluruh keluarga yang telah membantu dan

memberikan semangat baik secara moril maupun materi.

8. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan dan seperjuangan yang telah banyak

memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa desain riset dan landasan teori ini belum

sempurna disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran, pendapat, dan kritikan yang membangun agar

dikemudian hari dapat lebih baik dalam menyusun desain riset dan landasan teori

ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis,

pihak sekolah dan kampus.

Sintang, ............ 2012

Penulis

Page 4: Proposal nonny

PENERAPAN MODEL CTL ( CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

DI KELAS VIIIA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 1 BINJAI HULU

DESAIN RISET DAN LANDASAN TEORI

Tanggung Jawab Yuridis Material Pada :

NONNY EMELLYA

NIM : 080405617

Disetujui oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua,

Drs. ANTONIUS SUROTO.M, M.Pd VERONIKA

URYAJUWANTI.A,S.p,M.Sp

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Pendidikan Biologi

YAKOBUS BUSTAMI, S.Si, M.Pd

Page 5: Proposal nonny

KATA PENGANTAR …………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………...………………………………………..

B. Rumusan Masala ..................…….....………………………...

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………...

E. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………

F. Metode dan Bentuk Penelitian………………………………….

G. Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………

H. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……………………………

I. Teknik Analisis Data ……………………………………………

BAB II PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

METERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

A. Model Contextual Teaching And Learning

1.Hakekat pendekatan contextual .......................................

2.Penerapan pendekatan kontekstual dikelas .......................

B. Pengertian Belajar ..............................................................

C. Hasil Belajar ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

LAMPIRAN ……………………………………………………………...

i

iv

1

5

6

7

11

18

18

22

24

26

30

32

35

37

Page 6: Proposal nonny

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan daya, keterampilan, dan

moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu

pendidikan dikatakan bermutu apabila proses pendidikan berlangsung secara

efektif, manusia memperoleh pengalaman yang bermakna bagi dirinya dan

produk pendidikan merupakan individu-individu yang bermanfaat bagi

masyarakat dan pembangunan bangsa. Menurut Ihsan (2005: 2) mengatakan

bahwa ”pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan pontensi-pontesi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyakat dan kebudayaan”.

Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada

peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat

guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan, keterampilan,

dan filsafat hidup. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran

sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, dan

teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai

materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik terhadap suatu

materi dapat dilihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah

satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk

memecahkan suatu masalah yang ada. Namun kenyataanya sebagian besar

peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan

Page 7: Proposal nonny

pengetahuan yang digunakan atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena

penggunaan sistem pembelajaran yang kurang tepat yaitu peserta didik

hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah), sedangkan peserta didik

membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan

sekitarnya. Karena pelajaran IPA biologi yang diberikan tidak hanya transfer

pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh peserta didik untuk

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar biologi lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri

apa yang dipelajari daripada hanya mengetahui secara lisan saja. Dalam hal

ini pemerintah sekarang ini telah berusaha meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, antara lain melalui pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) pasal 3

disebutkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Cakap dan berilmu merupakan aspek kognitif, berakhlak mulia, sehat,

beriman dan bertakwa merupakan aspek afektif, sementara itu kreatif dan

mandiri merupakan aspek psikomotorik.

Berdasar tujuan pendidikan nasional di atas, sistem pembelajaran dan

penilaian (assessment) pada semua jenjang pendidikan harus mencerminkan

ketiga aspek ranah seperti kognitif, afektif dan psikomotorik dalam

perkembangan anak tersebut, Pembelajaran Biologi hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual

Page 8: Proposal nonny

problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara

bertahap dibimbing untuk menguasai konsep IPA Biologi. Dengan peserta

didik dapat menguasai materi maka peserta didik diharapkan dapat

menggunakan daya pikir untuk memecahkan suatu masalah yang ada.

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau

konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Dengan

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning maka siswa

akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa

semata.

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru mitra yang mengajar

biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu pada tahun

2010/2011 menyatakan bahwa proses pembelajaran biologi di SMP Negeri

1 kecamatan Binjai Hulu pada materi sistem pencernaan sangat kurang. Hal

ini dibuktikan dengan ulangan harian pada materi sistem pencernaan pada

tahun pelajaran 2010/2011, dari 34 peserta didik dikelas VIIIA hanya 11

orang yang tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

yang telah ditetapkan oleh guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yaitu 65

dengan rata rata hasil belajar 30,56%. Hal ini membuktikan bahwa 69,44%

Page 9: Proposal nonny

siswa tidak mengalami ketuntasan dalam hasil belajar. Selain faktor hasil

belajar siswa, penggunaan metode dalam pembelajaran juga sangat

berpengaruh terhadap proses belajar siswa tersebut. Hal ini juga dibenarkan

oleh Guru biologi SMP Negeri 1 Binjai Hulu yang menyatakan bahwa

secara umum menggunakan metode ceramah dan diskusi.penggunaan

metode ceramah dan diskusi terutama dikarenakan terbatasnya sarana

sarana pembelajaran dan atau penguasaan strategi oleh guru dalam

pembelajaran sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru dan

siswa dalam kegiatan belajar seperti bertanya, menjelaskan atau berbagi

informasi dengan mendemonstrasikan, menjawab, memberi komentar, dan

mencatat informasi yang didapat sangat kurang. Maka itu perlu adanya

strategi dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dalam menerima

pembelajaran dapat terwujud.

Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan

dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna,

tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa

diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu

materi dan nantinya diharapkan siswa dapat menggunakan daya pikirnya

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba

melakukan penelitian dan pembahasan yang dituangkan dalam tulisan

berjudul ”Penerapan Pendekatan CTL ( Contextual Teaching and Learning

Page 10: Proposal nonny

) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan

di Kelas VIIIA Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu” .

B. Rumusan Masalah

Masalah umum dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana dengan

penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan manusia di

Kelas VIII SMP Negeri 1 Binjai Hulu?”

Berdasarkan rumusan masalah maka sub masalahnya adalah:

1. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di

kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Penerapan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi sistem

pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada sub sub masalah diatas tujuan penelitian secara umum adalah

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan dikelas

VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.

Tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning di Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.

Page 11: Proposal nonny

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menerapkan pendekatan

Contextual Teaching and Learning pada materi sistem pencernaan di

kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.

3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada materi

sistem pencernaan di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian mengenai Penerapan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada

materi sistem pencernaan manusia di Sekolah Menengah Pertama tersebut

diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a). Bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada

Khatulistiwa Sintang, penelitian Tindakan Kelas ini dapat digunakan

sebagai bahan referensi serta untuk melengkapi perpustakaan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada Khatulistiwa

Sintang.

b). Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Diharapkan penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijadikan tolak ukur

dalam penelitian berikutnya dalam rangka meningkatkan Ilmu

Pengetahuan di bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a). Bagi Siswa

Page 12: Proposal nonny

Memudahkan siswa dalam memahami dan menguasai konsep biologi

melalui pengalaman nyata dalam pembelajaran.

b). Bagi Guru

Memberi konsep yang jelas mengenai pendekatan kontekstual

sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu pendidikan.

c). Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sebagai salah satu acuan

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

d). Bagi peneliti

1. Memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti tentang

penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dalam pembelajaran biologi.

2. Dapat dijadikan bekal bagi calon guru biologi untuk siap

melaksanakan tugas sesuai kebutuhan yang ada di dunia

pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala–gejala yang akan diteliti. Arikunto (1991:

27) mengatakan ”Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang

menjadi titik penelitian pengamatan dalam suatu penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa variabel adalah

gejala-gejala yang bervariasi menjadi sasaran dalam penelitian.

Page 13: Proposal nonny

Dalam penelitian ini ada dua varibel yang meliputi:

a). Varibel Bebas

Menurut Nawawi (2000: 56) Varibel bebas adalah ”Sejumlah

gejala atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau

unsur yang kedua itu disebut terikat”. Adapun varibel bebas dalam

penelitian ini adalah penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning.

b). Variabel Terikat

Menurut Nawawi (2000: 57) mengatakan bahwa ”Varibel terikat

adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang ada atau muncul di

pengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas”. Varibel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi sistem

pencernaan.

2. Defenisi Operasional

a). Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2005: 28) ”belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.

Slameto (2003: 2) ”mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hasil pengalaman dari interaksi dan lingkungan”. Gagne

dan Berliner (dalam Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar

merupakan proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena

hasil dari pengalaman”.

Page 14: Proposal nonny

b). Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pebelajar setelah

mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4). Pada umumnya hasil

belajar dapat dikelompok menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Gagne dalam

(Suprijono, 2009: 5) hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan

masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-

konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelelektual merupakan kemampuan melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi

penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

Page 15: Proposal nonny

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar

perilaku.

Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, dapat mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki, dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara

pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh siswa serta penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep.

Menurut Muslich (2009: 41) menjabarkan lima konsep belajar

bawahan yang disingkat REACT (Relating, Expriencing, Applying,

Coorperating, dan Transfering).

a. Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau

pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan

situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan

problem untuk dipecahkan.

b. Expriencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan

penciptaan. Ini bearti pengetahuan yang diperoleh siswa melalui

pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus

inquiri.

c. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar kedalam

penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan

Page 16: Proposal nonny

konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang

dibayangkan.

d. Coorperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan

pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi.

e. Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan

pengetahuan dan pengalaman berdasarkan konteks baru untuk

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori atau prinsip yang

kebenarannya tidak diragukan lagi oleh peneliti saat itu.Anggapan dasar

merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti dalam penilaiannya yang

menjadi anggapan dasar dalam penelitian.

Menurut Sudjana (2001 : 3.22 ) “semakin sedikit jumlah anggotanya

maka semakin besar kesempatan untuk berkembang yang tersedia

bagi setiap anggota”. Sudah tentu tanggung jawab yang dimiliki

setiap anggotanya pun lebih besar dibandingkan dengan tim besar.

Hal ini menunjukan bahwa semakin sedikit jumlah anggota kelompok

maka aktivitas siswa dalam kelompok semakin meningkat sehingga siswa

menjadi lebih aktif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Victoria

dalam ( STKIP 2011 ) “adanya peningkatan hasil belajar dan keefektifan

siswa setelah diajarkan dengan menggunakan pendekatan CTL. Berdasarkan

Uraian ini dapat diasumsikan peneliti bahwa melalui penerapan pendekatan

contextual teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi sistem pencernaan dikelas VIIIA SMP Negeri 1 Binjai Hulu.

G. Metode dan Bentuk Penelitian

1.Metode Penelitian

Page 17: Proposal nonny

Dalam penelitian metode yang digunakan adalah kuantitatif

deskriftif. Suatu penelitian akan mencapai hasil belajar sesuai dengan apa

yang telah ditetapkan apabila dalam melaksanakan penelitian ini

menggunakan metode yang tepat. Penggunaan metode ini sendiri harus

akurat sesuai dengan yang telah ditetapkan. Surachmad (1987: 21)

mengatakan ”metode adalah sebagai cara untuk mencapai tujuan, misalnya

untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat

tertentu”.

Konsep Pokok Penelitian Tindakan Model Lewin dalam

(Kusumah, 2009: 20) ”terdiri dari empat komponen, yaitu:

a. Perencanaan (planning)

b. Tindakan (acting)

c. Pengamatan (observasi)

d. Refleksi (reflecting)”.

Menurut Lewin ( Kusumah dan Dwitagama, 2009: 20), hubungan

keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat

digambarkan sebagai berikut:

ACTING

PLANNING OBSEVATING

Page 18: Proposal nonny

Perencanaan

REFLECTING

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus Penelitian Tindakan Kelas berdasarkan gambar di atas

menunjukkan bahwa:

a. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui

masalah dalam pembelajaran.

b. Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan dari guru

berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Selanjutnya diadakan pengamatan yang diteliti terhadap proses

pelaksanaannya.

d. Setelah diamati, guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpan

apa yang telah terjadi dalam kelas.

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

c. Pengamatan

d. Refleksi

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai

berikut:

Page 19: Proposal nonny

Siklus I Tindakan Refleksi

Observasi

Perencanaan

Tindakan Siklus II

Refleksi

Observasi

Siklus

Berikutnya?

Gambar 3.2 Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus kegiatan sebagai berikut:

SIKLUS I

Tahap perencanaan (Planning)

1. Membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP)

2. Mendiskusikan penerapan pendekatan Contektual Teaching and

Learning.

3. Menyiapkan media pembelajaran

Tahap melakukan Tindakan (Action)

1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan

Page 20: Proposal nonny

2. Menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

3. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan

sesuai rencana.

4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan

yang dilaksanakan.

5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala.

6. Melakukan tahap tindakan.

Tahap-tahap Mengamati (Observasi)

1. Melakukan diskusi dengan guru kelas VIIIA Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.

2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning yang dilakukan oleh guru kelas VIIIA

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.

3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang

kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta

memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Tahap Refleksi (Reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan

pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja

kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Page 21: Proposal nonny

3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning.

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran

biologi.

5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

SIKLUS II

siklus II meliputi :

Tahap Perencanaan (Planning)

1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan upaya perbaikan untuk

diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.

3. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.

Tahap Melakukan Tindakan (Action)

1. Melakukan analisis atau uraian pemecahan masalah.

2. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan

penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

Tahap Mengamati (Observation)

1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning mencatat perubahan yang terjadi.

2. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat

pembelajaran.

Tahap Refleksi (Reflection)

Page 22: Proposal nonny

1. Merefleksi proses pembelajaran penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning.

2. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning dengan kerja kelompok.

3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.

Tahap Refleksi (Reflection)

1. Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan

pembelajaran.

2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan kerja

kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.

3. Melakukan refleksi terhadap penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning.

4. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran

biologi.

5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa

2.Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Penelitian

Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovasi yang

“dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Arikunto,

2006: 90).

Page 23: Proposal nonny

Berdasarkan pendapat di atas, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang dilakukan di kelas dengan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi

tindakan secara kolaborasi dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

H. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai

Hulu , yaitu di kelas VIII. Dimana kelas VIII di SMP Negeri 1 Binjai Hulu terdiri

dari kelas VIIIA, VIIIB VIIIC. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Binjai Hulu. Alasan saya meneliti Di SMP Negeri 1 Binjai Hulu kelas VIIIA,

disebabkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran masih rendah.

I. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang dicari maka teknik pengumpulan data pada

penelitian ini meliputi:

a. Komunikasi Tidak Langsung

Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan

tentang tanggapan siswa dengan cara menyebarkan angket.

b. Observasi langsung

Penelitian mengadakan hubungan langsung dengan subjek penelitian.

Alat pengumpulan data dalam teknik ini berupa Lembar Observasi

Kinerja Guru.

c. Pengukuran

Page 24: Proposal nonny

Penelitian ini untuk mengukur tingkat nilai siswa alatnya berupa

essay tes.

d. Dokumentasi

hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data data yang

mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi

subyek penelitian dan data nilai siswa.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Angket

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui minat atau

respon siswa, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

b. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

format observasi untuk menilai serangkaian daftar kejadian penting

yang akan diamati. Observasi digunakan sebagai bahan

pertimbangan tahap refleksi untuk menentukan tindakan perbaikan

yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Pada format

observasi ini, peneliti hanya memberikan tanda silang () pada

kolom yang telah disediakan.

c. Tes

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dikaitkan

dengan penggunaan pendekatan kontektual. Sebelum tes digunakan

untuk memperoleh data siswa sebagai subyek penelitian. Uji coba

Page 25: Proposal nonny

soal yang telah dilaksanakan, bertempat di kelas VIIIA Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu.

d. Dokumentasi

Hal ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang

mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi

subyek penelitian dan data nilai siswa

3. Pengembangan alat pengumpul data

a. Validitas

Menurut Arikunto (2006: 67) sebuah tes dikatakan memiliki

validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar

dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui

validitas ini setelah soal tes divalidasi oleh tim ahli yang terdiri atas

guru biologi maka selanjutnya perhitungan validitas instrumen

penelitian dicek melalui analisis daya pembeda dengan menggunakan

uji t terhadap 27% skor jawaban kelompok tinggi dan 27% skor

jawaban kelompok rendah (Usman dan Setiady, 2006: 288-289).

Sebagai berikut:

1) Membuat tabel skor kelompok tertinggi dan terendah

2) Menguji daya pembeda secara signifikan menggunakan rumus test

t =

21

21

11

nnS

xx

gab

S2gab =

2

)1()1(

21

2

22

2

11

nn

SnSn

Page 26: Proposal nonny

Keterangan :

Sgab = Standar deviasi gabungan

1x = Nilai rata-rata kelompok tinggi

2x = Nilai rata-rata kelompok rendah

n1 = Banyaknya data kelompok tinggi

n2 = Banyaknya data kelompok rendah

S2

1 = Variansi kelompok tinggi

S2

2 = Variansi kelompok rendah

3) Menentukan validitas

Jika t hitung > + t tabel atau t > + t tabel, maka alat pengumpul data

valid untuk mengukur variabel.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada

subjek yang sama dan untuk mengetahui ketetapan isi pada dasarnya

dilihat kesejajaran hasil (Arikunto, 2006: 90). Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes esay. Sebelum soal tes

digunakan dalam penelitian ini, Perhitungan reliabilitas tes dilakukan

dengan rumus Cronbach Alpha (α) menurut Usman dan Setiady

(2006: 291-293) sebagai berikut :

α = ( ) (1- )

Keterangan :

k = jumlah item

S2

1 = jumlah varian skor total

S2

1 = varian responden untuk item ke i

Page 27: Proposal nonny

Dari hasil uji coba dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha (α)

diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,945. Berdasarkan kriteria

reliabilitas soal tes termasuk kedalam kategori reliabel.

Tabel 4.1

Kriteria Realibilitas

No Kategori Penilaian

Rentang Skor

1. Sangat Baik 0,800-1,00

2. Baik

0,600-0,799

3. Cukup

0,400-0,699

4. Kurang

0,400-0,599

5. Sangat Kurang 0,000-0,199

J. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan metode statistik deskriptif dengan

membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar

siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1) Merekapitulasi nilai tes, nilai post tes pada tiap siklus.

2) Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum

dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada

tiap siklus untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.

3) Penilaian

a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan

Page 28: Proposal nonny

Rumus:

jumlah skor yang diperoleh

nilai siswa = X100% (Arikunto 2002: 236)

Jumlah skor maksimal

b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:

X ═ N

x

Keterangan

X ═ nilai rata-rata

Σ x = jumlah nilai

N = jumlah peserta tes

c. Ketentuan Persentase Ketuntasan Belajar Kelas

Ketuntasan belajar kelas =

k

Sbx 100%

Keterangan:

Sb = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 55% dari seluruh

tujuan pembelajaran

k = jumlah siswa dalam sampel (Mulyasa 2004: 199)

Page 29: Proposal nonny

BAB II

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

A. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Hakekat Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

(Muslich, 2009: 41). Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari

siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia

belajar. Dengan pendekatan kontekstual proses pembelajaran diharapkan

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa mempelajari yang

bermanfaat dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, siswa

memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Menurut Johnson (2009: 18) “dalam Contextual Teaching and

Learning guru berperan sebagai fasilator tanpa henti (reinforcing), yakni

Page 30: Proposal nonny

membantu siswa menemukan makna (pengetahuan)”. Keinginan untuk

menemukan makna adalah sangat mendasar bagi manusia. Tugas utama

pendidik adalah memberdayakan pontensi kodrati sehingga siswa

menangkap makna dari materi yang diajarkan. Setiap materi yang

disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna yang

berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan

materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial.

Menurut Johnson (2009: 65) Sistem Contextual Teaching and

Learning mencakup delapan komponen yaitu :

1. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna

2. Melakukan pekerjaan yang berarti

3. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

4. Bekerja sama

5. Berpikir kritis dan kreatif

6. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

7. Mencapai standar yang tinggi

8. Menggunakan penilaian autentik.

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual berhasil terutama karena

sasaran utamanya untuk mencari makna dengan menghubungkan

pekerjaan akademik dengan kehidupan keseharian, dan beragam elemen

sesuai dengan prinsip dasar alam. Johnson (2009: 69) mengatakan bahwa

”memahami prinsip–prinsip ini dan cara Contextual Teaching and

Learning menerapkannya berarti memahami mengapa pembelajaran

pengajaran kontekstual memberikan jalan menuju keunggulan akademik

yang dapat diikuti semua siswa”.

Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:

Page 31: Proposal nonny

1. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip saling

bergantungan.

2. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip

diferensiasi.

3. Contextual Teaching and Learning mencerminkan prinsip

perorganisasian diri.

2. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas

Penerapan pendekatan kontekstual dalam kelas cukup mudah.

Secara garis besar, langkah-langkah pendekatan kontekstual menurut

Muslich (2009: 43) adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan ketrampilan barunya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-

kelompok).

e. Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.

f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata

ketika pembelajaran berlangsung.

3. Tujuh Komponen CTL

Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama yang harus

diterapkan dalam pembelajarannya (Muslich, 2009: 44). Ketujuh

komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Konstruktivisme (Construktivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir secara filosofi

pendekatan kontekstual, pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit

Page 32: Proposal nonny

demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas

(sempit) Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata. Menurut Muslich (2009: 44) mengatakan bahwa :

1) Dalam pandangan konstruktivis, ‘strategi memperoleh’ lebih

diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh

dan mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah

memfasilitasi proses tersebut dengan menjadikan pengetahuan

bermakna dan relevan bagi siswa.

2) Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri.

3) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri

dalam belajar.

4) Pengetahuan siswa tumbuh dan berkembang melalui

pengalaman sendiri.

5) Pengalam siswa bisa dibangun secara asimilasi maupun

akomodasi.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis kontekstual. ”Pengetahuan dan ketrampilan

siswa diperoleh bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta tetapi

dari menemukan sendiri”. Siklus inquiry: merumuskan masalah,

observasi, bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan

data dan penyimpulan (Muslich, 2009: 45).

c. Bertanya (Questioning)

Pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan,

bentuk, dan jawaban yang ditimbulkannya. Dalam kelas, guru

mengajukan pertanyaan untuk bercakap-cakap, merangsang siswa

Page 33: Proposal nonny

berfikir, mengevaluasi belajar, memulai pengajaran, memperjelas

gagasan, dan meyakinkan apa yang diketahui siswa. Menurut

Muslich (2009: 46) dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan

bertanya berguna untuk:

1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis.

2) Mengecek pemahaman siswa.

3) Membangkitkan respon kepada siswa mengetahui sejauh

mana keingintahuan siswa.

4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.

5) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang

dikehendaki guru.

6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.

7) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Aktivitas bertanya dapat ditemukan ketika siswa berdiskusi,

bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan, ketika

mengamati, dan sebagainya.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Dalam masyarakat-belajar, hasil pembelajaran dapat

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh

dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antara mereka yang

belum tahu (Muslich, 2009: 46).

Masyarakat belajar (learning community) mengandung arti

sebagai berikut:

1) Adanya kelompok belajar yang berkomunikasi untuk berbagai

gagasan dan pengalaman.

2) Ada kerja sama untuk memecahkan masalah.

Page 34: Proposal nonny

3) Ada tanggung jawab kelompok, semua anggota dalam kelompok

mempunyai tanggung jawab yang sama.

4) Ada komunikasi dua arah atau multi arah.

5) Ada kesediaaan untuk menghargai pendapat orang lain.

e. Pemodelan (Modelling)

Maksudnya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau

pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru (Muslich, 2009: 46).

Model yang di maksud bisa berupa menunjukkan hasil karya.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang

baru di pelajari (Muslich, 2009: 46). Refleksi diperlukan karena

pengetahuan harus dikontekstualkan agar sepenuhnya dipahami dan

diterapkan kembali. Dengan memikirkan apa yang baru saja

dipelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau

pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan

masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa

pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau

bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

“Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang

biasa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa untuk

memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar yang benar”

(Muslich, 2009: 47). Gambaran tentang kemajuan belajar siswa

Page 35: Proposal nonny

diperlukan di sepanjang proses pembelajaran maka assesment tidak

dilakukan di akhir periode, tetapi dilakukan bersamaan dengan

proses pembelajaran.

Karakteristik Autentic Assesment:

a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung

b) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

c) Yang diukur ketrampilan dan performansi, bukan mengingat fakta

d) Dapat digunakan sebagai feed back.

B. Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2005: 28) “belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Menurut

(Slameto, 2003: 2) mengemukakan “belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan”. Gagne dan

Berliner dalam (Anni, 2004: 2) ”menyatakan bahwa belajar merupakan

proses yang didalamnya terjadi perubahan perilaku karena hasil dari

pengalaman”. Menurut Purwanto (2004: 84) mengatakan bahwa “belajar

adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi”.

Dari pendapat-pendapat di atas, belajar merupakan suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingkah laku,

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap karena pengalaman atau

Page 36: Proposal nonny

interaksi dengan lingkungan. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan

belajar yang berpusat pada siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.

Selain itu pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa

menggunakan pengetahuan baru, dan menumbuhkan komunitas belajar

dalam bentuk kerja kelompok sangat diperlukan. Darsono (2000: 30-31)

mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain:

a) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah

kegiatan dan sebagi tolok ukur keberhasilan.

b) Belajar merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan

lingkungan, berarti individu harus aktif dengan menggunakan

berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian,

minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-lain.

c) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal

dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu

dengan yang lain pada diri orang yang belajar. Siswa akan belajar

lebih baik jika lingkungan yang diciptakan alamiah. Belajar akan

bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari, bukan

mengetahui semata. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan

menerapkan ide mereka sendiri.

Dalam kegiatan belajar mengajar anak adalah sebagai subjek dan

sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran

tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan

pengajaran. Belajar merupakan sebagai konsep mendapatkan pengetahuan

dalam praktiknya banyak dianut. Menurut (Nurhadi, 2004: 8) mengatakan

bahwa “ proses belajar mengajar siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui ketrelibatan aktif dalam proses belajar mengajar”. Guru

bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau

menerimanya. Menurut Cronbach dalam (Suprijono, 2009: 2) mengatakan

Page 37: Proposal nonny

”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

(Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru,

mencoba sesuatu,mendengar dan mengikuti arah tertentu).

C. Hasil Belajar

”Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2004: 4). Pada

umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif

berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya

kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. ”Kemampuan yang penting

pada ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk

memecahkan masalah yang ada di lapangan” (Anni, 2004: 6). ”Ranah

afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan

nilai ”(Anni, 2004: 7). Ranah psikomotorik mencakup menunjukkan

adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf,

manipulasi objek, dan koordinasi syaraf (Anni, 2004: 9).

Menurut Gagne (Suprijono, 2009: 5) mengatakan belajar adalah

sebagai berikut :

a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuaaan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan

konsep dan lambang.

Page 38: Proposal nonny

c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan aktivitas

kognitifnya sendiri.

d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

ototimatisme gerak jasmani.

e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi, yaitu:

1. Faktor dari dalam siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa,

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,

ketekunan, sosial, ekonomi, faktor psikis dan fisik.

2. Faktor dari luar diri siswa, yaitu kualitas pengajaran atau tinggi

rendahnya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Slameto (2003: 92-93) ada beberapa syarat yang diperlukan

untuk melaksanakan pengajaran yang efektif, yaitu:

a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa

harus mengalami aktivitas mental, seperti belajar dapat

mengembangkan kemampuan intelektual, berfikir kritis, menganalisis

dan aktivitas fisik, seperti mengerjakan sesuatu, membuat peta dan

lain-lain.

b. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.

Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih

menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan kelas menjadi

hidup.

c. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang

memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan bahwa kurikulum itu baik

dan seimbang. Kurikulum juga harus mampu mengembangkan segala

segi kepribadian siswa, di samping kebutuhan siswa sebagai anggota

masyarakat.

d. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata

di masyarakat. Bentuk-bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke

sekolah, agar siswa mempelajari sesuai dengan kenyataan.

Page 39: Proposal nonny

Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi

kebebasan siswa untuk menyelidiki sendiri, mencari pemecahan

masalah sendiri. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab yang

besar terhadap sesuatu yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada

diri sendiri.

Berbagai hasil penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh

Djamarah (2002: 161) mengatakan hasil belajar ditunjukan dengan

hubungan erat antara IQ dengan hasil belajar di sekolah. Hasil belajar di

sekolah dapat di jelaskan dengan IQ, yaitu kecerdasan yang diukur dengan

tes intelgensi. Anak-anak yang mampu IQ yang mempunyai IQ 90-100,

pada umumnya akan mampu menyelesaikan sekolah tanpa kesukaran,

sedangkan anak-anak yang mempunyai IQ 70-89 pada umumnya akan

memerlukan bantuan khusus untuk menyelesaikan sekolah (Djamarah).

Menurut pendapat di atas bahwa metode pengajaran yang efektif

yaitu belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Pelajaran perlu

dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat Dalam interaksi

belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan siswa untuk

menyelidiki sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri, sehingga

dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap sesuatu

yang dikerjakan siswa dan kepercayaan pada diri siswa sendiri.

Page 40: Proposal nonny

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, S. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Darsono, Max, dkk. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Djamarah, dkk. (2002). Psikologi belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ihsan, F. (2005).Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Johnson, E. (2009). Contextual Teaching and Learning.Bandung: Mizal Learni

Center

Kusumah,W.Dan Dedi,D. (2009). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta Barat: PT

Indeks Permata Puri.

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompentesi dan Kontekstual.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nawawi, H. (2000). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Nurhadi, (2004). Kurikulum 2004 pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.

Purwanto, N (2004).Spykologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 41: Proposal nonny

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Surachmad, Winarno. (1987).Metode Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Sistem Pendidikan Nasional.

Bandung: Citra Umbara.

Usman, H. Dan Setiady, P. (2006). Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 42: Proposal nonny

Lampiran 1

Siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas/Semester : VIII/Satu

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator :

1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.

2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.

3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.

A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit

B. Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik dapat:

1. Menyebutkan macam alat pencernaan pada manusia.

2. Membandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi.

3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.

Page 43: Proposal nonny

C. Materi Pembelajaran :

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

A. Alat dan organ Pencernaan

B. Proses Pencernaan

D. Metode dan Model Pembelajaran :

1. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

2. Model Pembelajaran :Pendekatan Contextual Teaching and Learning

E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Memberikan salam

- Absensi

- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian

sebutkan alat pencernaan pada manusia)

- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti (60 menit)

- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan ketrampilan barunya.

- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-

kelompok).

Page 44: Proposal nonny

- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.

- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata

ketika pembelajaran berlangsung.

3. kegiatan penutup (10 menit)

- Guru dan siswa membuat kesimpulan.

- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.

- Guru memberikan pekerjaan rumah

- Guru menutup pembelajaran.

F. Sumber belajar

- Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII,

Intan Pariwara: 20-37.

G. Penilaian

- Tehnik penilaian : Tes tertulis

- Bentuk instrument : Tes Uraian

Butir-butir soal:

1. Sebutkan dua macam alat penyusun sistem pencernaan pada manusia!

(Skor 2)

2. Bandingkan proses terjadinya pencernaan mekanis dan kimiawi!(skor 4)

3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh! (Skor 4)

Page 45: Proposal nonny

KUNCI JAWABAN

No Kunci Jawaban Kriteria Skor

1.

Macam-macam alat saluran sistem

pencernaan pada manusia, antara lain:

1. mulut

2. gigi

- Menjawab dua

item dengan

benar.

- Menjawab satu

item atau lebih

dengan benar.

- Menjawab

salah/tidak

2

1

0

2. Proses terjadinya pencernaan mekanis dan

kimiawi pada proses pencernaan yaitu :

1. Proses pencernaan mekanis yaitu proses

pemecahan makanan dari bentuk kasar

menjadi halus,tanpa mengalami

perubahan zat. Pada proses ini makanan

hanya mengalami perubahan bentukatau

disebut juga dengan perubahan fisika.gigi

mempunyai peran yang sangat vital

dalam pencernaan ini.gigilah yang

memotong,merobek,atau menghaluskan

makanan menjadi bagian bagian kecil

untuk bisa ditelaan.

- Menjawab dua

item dengan

benar.

- Menjawab satu

item dengan

benar.

- Menjawab

salah/tidak

menjawab.

4

2

0

Page 46: Proposal nonny

2. Proses pencernaan kimiawi yaitu proses

pencernaan makanan dengan

menggunakan bantuan enzim.dalam

pencernaan ini makanan akan mengalami

perubahan kimiawi menjadi zat baru.pada

saat makanan berada di mulut,akan

mengalami perubahan fisik sekaligus

kimiawi dengan dengan adanya air

ludah.didalam air ludah inilah terkandung

enzimyang mengubah makanan yang kita

makan misalnya karbohidrat menjadi

gula sederhana oleh enzim amilase atau

ptialin.

3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi

didalam tubuh:

-proses pencernaan mekanis pada gigi

yaitu makanan padat dipotong dan

dihancurkan menjadi butir makanan yang

lebih kecil (halus).gigi tertanam pada

rahang dan diperkuat oleh jusi.bagian

bagian gigi:- mahkota gigi

- tulang gigi

- rongga gigi

- Menjawab benar

- Menjawab

salah/tidak

menjawab.

4

0

Skor Siswa

Nilai ═ x 100

Skor Maksimum

Mengetahui Sintang, 2012

Kepala Sekolah Peneliti

Page 47: Proposal nonny

……….. Nonny Emellya

Page 48: Proposal nonny

Lampiran 2

Siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas/Semester : VIII/Satu

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator :

1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.

2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.

3. Menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.

A. Lokasi waktu : 2 x 40 menit

B. Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik dapat:

1. Menyebutkan macam alat pencernaan makanan pada manusia.

2. Membandingkan proses pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.

3 menjelaskan proses pencernaan yang terjadi didalam tubuh.

C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

- Proses Pencernaan

D. Metode dan Model Pembelajaran :

- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

Page 49: Proposal nonny

- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning

E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Memberikan salam

- Absensi

- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian

sebutkan alat pencernaan pada manusia)

- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti (60 menit)

- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa

tentang sistem pencernaan Pada Manusia.

- Guru memberikan penjelasan tentang sistem pencernaan pada manusia

- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan ketrampilan barunya.

- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-

kelompok).

- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.

- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

Page 50: Proposal nonny

- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata

ketika pembelajaran berlangsung.

3. kegiatan penutup (10 menit)

- Guru dan siswa membuat kesimpulan.

- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.

- Guru memberikan pekerjaan rumah

- Guru menutup pembelajaran.

F. Sumber belajar

Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan

Pariwara: 20-37.

G. Penilaian

- Tehnik penilaian : Tes tertulis

- Bentuk instrument : Tes Uraian

Butir-butir soal:

1. yang dimaksud dengan kantung empedu pada organ

pencernaan! (skor 4 )

2. pencernaan mekanis dibagi menjadi dua, segmentasi dan

peristaltik.jelaskan! ( skor 4 )

3. apa yang dimaksud dengan gerakan sadar dan tak sadar

dalam prose menelan! ( skor 4 )

Page 51: Proposal nonny

KUNCI JAWABAN

No Kunci Jawaban Kriteria Skor

1.

Kantung empedu ialah: suatu kantung yang

panjangnya 7-10 cm yang berada dibawah

hati,kantung empedu berstruktur mikrokopis

mirip lambung.

-Menjawab item

dengan

-Menjawab salah

- tidak menjawab.

6

2

0

2.

-Segmentasi ialah suatu kontraksi berbentuk

cincin diikuti relaksasi yang ritmis dari segmen

segmen otot tertentu.usus halus sewaktu chyme

berada dalam usus,segmentasi akan

menyebabkan chyme bergerak maju mundur

dengan tedensi lebih bergerak maju sehingga

chyme akan tercampur dengan enzim

pencernaan dan terjadi kontak dengan mukosa

usus untuk diabsorpsi.

-Peristaltik ialah kontraksi otot-otot usus halus

dibelakang chyme yang hasilnya akan

mendorong chyme kearah usus besar.umumnya

peristaltik terjadi setelah sebagian besar

makanan diabsorpsi. Chyme bergerak didalam

- Menjawab dua

Item dengan

benar.

- Menjawab satu

item dengan

benar.

-Menjawab salah

4

2

0

Page 52: Proposal nonny

3.

usus kurang lebih 60 cm/jam sehingga

pencernaan dan abnsorpsi diusus berlangsung 4-

5 jam.

- Gerakan sadar adalah bolus makanan yang

berada diantara lidah dan langit langit oleh

lidah kearah atas dan belakang sehingga bolus

makanan masuk ke oropharynx.

- Gerakan tak sadar terbagi dua:

1. Gerakan didaerah pharynx adalah berupa

reflek yang mengerakan uvula dan langit langit

lunak keatas dan menutup nasopharynx

sehingga makanan tidak masuk kerongga

hidung.

2. Gerakan didaerah oesophagus

(kerongkongan) adalah berupa gerakan

peristaltik yang mendorong makanan kearah

bawah masuk kedalam lambung.

- Menjawab dua

item dengan benar

- Menjawab satu

item dengan benar

-Tidak menjawab

item dengan benar

4

2

0

Page 53: Proposal nonny

Skor Siswa

Nilai ═ x 100

Skor Maksimum

Mengetahui Sintang, 2012

Kepala Sekolah Peneliti

………………… NONNY EMELLYA

Page 54: Proposal nonny

Lampiran 3

Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas/Semester : VIII/Satu

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator :

1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.

2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan

sehari hari.

3. Menjelaskangangguanpadasistempencernaan

A. Lokasi waktu : 2x40menit

B. TujuanPembelajaran:

Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.

2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dala kehidupan

3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan

C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

- Proses Pencernaan

Page 55: Proposal nonny

D. Metode dan Model Pembelajaran :

- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning

E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Memberikan salam

- Absensi

- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian

sebutkan salah satu fungsi lambung)

- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti ( 60 menit )

- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa

tentang Proses Pencernaan Pada Manusia.

- Guru memberikan penjelasan tentang usus besar yang membantu

proses pencernaan.

- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan ketrampilan barunya.

- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

- Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-

kelompok).

Page 56: Proposal nonny

- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.

- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata

ketika pembelajaran berlangsung.

3. kegiatan penutup (10 menit)

- Guru dan siswa membuat kesimpulan.

- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.

- Guru memberikan pekerjaan rumah

- Guru menutup pembelajaran.

F. Sumber belajar

Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan

Pariwara: 20-37

G. Penilaian

- Tehnik penilaian : Tes tertulis

- Bentuk instrument : Tes Uraian

Butir-butir soal:

- Ada tiga pergerakan yang terjadi pada usus besar,sebutkan!

( skor 3)

- Jelaskan yang dimaksud dengan kelainan parotitis epidimika!

( skor 4 )

- Gangguan yang terjadi akibat peradangan dihati yang disebabkan

oleh virus adalah ciri penyakit! ( skor 2)

Page 57: Proposal nonny

KUNCI JAWABAN

No Kunci Jawaban Kriteria Skor

1.

Tiga pergerakan pada usus besar yaitu:

- Segmentasi

- Peristaltik

- Peristaltik kuat

-Menjawab tiga

item dengan benar

-Menjawab dua

item dengan benar

-menjawab satu

dengan benar

-tidak menjawab

3

2

1

0

2.

3.

Parotitis epidimika ialah suatu penyakit

menular yang menyerang kelenjar ludah

terutama pada kelenjar parotis.kelenjar yang

terserang menjadi bengkak,

panas,nyeri.penyebabnya ialah sejenis virus

yang ditularkan melalui percikan ludah,paling

sering menyerang anak anak 5-15 tahun.

Penyakit hepatitis

-Menjawab item

dengan benar.

-Tidak menjawab

dengan

- menjawab item

dengan benar

- tidak menjawab

4

0

2

0

Page 58: Proposal nonny

Skor Siswa

Nilai ═ x 100

Skor Maksimum

Mengetahui Sintang, 2012

Kepala Sekolah Peneliti

………………… NONNY EMELLYA

Page 59: Proposal nonny

Lampiran 4

Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Binjai Hulu

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas/Semester : VIII/Satu

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia

dan hubungannya dengan kesehatan.

Indikator :

1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan.

2. Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Menjelaskan gangguan pada sistem pencernaan.

A. Lokasi waktu : 2x40menit

B. TujuanPembelajaran :

Peserta didik dapat :

1. Menjelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan

2. Meyebutkan contoh kelainan dan penyakit yang terjadi dalam kehidupan

Sehari hari

3. Menjelaskan gangguan yang terjadi pada system pencernaan.

Page 60: Proposal nonny

C. Materi Pembelajaran : SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

- Proses Pencernaan

D. Metode dan Model Pembelajaran :

- Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

- Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and

Learning

E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

- Memberikan salam

- Absensi

- Apersepsi (memberikan pertanyaan kepada siswa : coba kalian

jelaskan peranan usus besar pada sistem pencernaan )

- Menyampaikan pokok bahasan dan motivasi

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti (60 menit)

- Guru melakukan tanya jawab untuk membangun pengetahuan siswa

tentang materi yang telah lalu yaitu tentang Pencernaan Pada

Manusia.

- Guru memberikan penjelasan tentang berbagai macam penyakit dan

kelainan serta gangguan pada sistem pencernaan

- Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan ketrampilan barunya.

Page 61: Proposal nonny

- Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik.

- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

Menyiapkan ‘masyarakat belajar’ (belajar dalam kelompok-

kelompok).

- Menghadirkan ‘model’ sebagai contoh pembelajaran.

- Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

- Melakukan penilaian yang sebenarnya melalui kegiatan-kegiatan nyata

ketika pembelajaran berlangsung.

3. kegiatan penutup (10 menit)

- Guru dan siswa membuat kesimpulan.

- Guru memberikan tes secara lisan untuk mengukur daya serap siswa.

- Guru memberikan pekerjaan rumah

- Guru menutup pembelajaran.

F. Sumber belajar

Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Buku Paket IPA Biologi kelas VIII, Intan

Pariwara: 20-37

G. Penilaian

- Tehnik penilaian : Tes tertulis

- Bentuk instrument : Tes Uraian

Butir-butir soal:

1. Apa yang dimaksud dengan Appendix vermiform (usus

buntu)!(skor 4)

Page 62: Proposal nonny

2. Sebutkan contoh kelainan dan penyakit yang sering terjadi

dikehidupan sehari hari! ( skor 4 )

3. Jelaskan salah satu gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan!

( skor 6 )

KUNCI JAWABAN

N

o

Kunci Jawaban Kriteria Skor

1

2.

3

Suatu kantung yang disebut dengan caecum dan

pada caecum melekat suatu saluran yang buntu

dan disebut usus buntu.

Contoh kelainan dan penyakit yang terjadi

dikehidupan sehari hari : penyakit parotitis,

penyakit xerostomia,penyakit pada kolon diare

,apendisitis dan sembelit.pada lambung

penyakit gastritis,pada usus halus penyakit

sindroma melabsorpsi.

Gangguan yang terjadi pada kolon misalnya

diare yaitu infeksi kuman pada kolon yang

mengakibatkan pengaturan kandungan air dalam

- Menjawab item

dengan benar

- Tidak

menjawab

-Menjawab item

dengan benar

-Tidak menjawab

- Menjawab

item dengan

benar

4

0

4

0

4

Page 63: Proposal nonny

Skor Siswa

Nilai ═ x 100

Skor Maksimum

Mengetahui Sintang, 2012

Kepala Sekolah Peneliti

………………… NONNY EMELLYA

feses terganggu sehingga kerja kolon untuk

mengeluarkan feses terganggu

- Tidak

menjawab

0

Page 64: Proposal nonny

Lampiran 5

Kisi Kisi Angket

N0 Indikator Nomor Pertanyaan

Angket

1.

2.

3.

Peningkatan tanggung jawab peserta didik

yang ditunjukan dengan meningkatkan

kesadaran dan keinginan menyelesaikan

tugas tugas yang diberikan guru

Peningkatan kwalitas pembelajaran yang

ditunjukan dengan meningkatnya perhatian

dan partisipasi peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran

Peningkatan kompetensi yang sehat yang

ditunjukan dengan keinginan mendapatkan

nilai diatas KKM

1,2 dan 3

4 dan 5

6 dan 7

Page 65: Proposal nonny

Lampiran 6

LEMBAR ANGKET SISWA

1.Petunjuk:

a) Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyatan yang dirasakan

denagan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah

tersedia.

b) Jawaban yang diberikan tidak berhubung dengan penilaian hasil belajar

(prestasi akademik) yang dimiliki.

c) Jawaban yang diberikan akan sangat membantu dalam penilaian ini, oleh

karna itu kejujuran dalam menjawab sangat diharapkan demi kelancaran

penelitian ini.

d) Atas jawaban dan kejujuran yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

KETERANGAN :

1 : Tidak senang 3 : Senang

2 : Kurang senang 4 : Sangat senang

DAFTAR ANGKET SISWA

Pertanyaan

1. Saya merasa belajar dengan menggunakan Penerapa Pendekatan

CTL(Contextual Teaching and Learning) sesuai dengan keinginan saya

a. sangat sesuai c. kurang sesuai

b. sesuai d. tidak sesuai

Page 66: Proposal nonny

2. Saya menjadi suka terhadap pelajaran IPA setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning

a. sangat suka c. Kurang suka

b. suka d. tidak suka

3. Saya tidak merasa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan Penerapan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning

b. tidak kesulitan c. kesulitan

c. agak kesulitan d. sangat kesulitan

4. Saya senang bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

a. sangat senang c. kurang senang

b. senang d. tidak senang

5. Saya aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

a. sangat aktif c. kurang aktif

b. aktif d. tidak aktif

6. Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah mengikuti pelajaran

dengan menggunakan Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning

a. sangat berani c. kurang berani

b. berani d. tidak berani

7. Saya selalu bersemangat mengevaluasi materi yang telah saya pelajari

a. sangat bersemangat c. kurang semangat

b. semangat d. tidak semangat

Page 67: Proposal nonny

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Hari/Tanggal :

Pengamat :

Petunjuk :

Berilah tanda cek ( ) pada tempat yang tersedia terhadap aktivitas yang

dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung!

No Kegiatan Aspek yang dinilai Kriteria Keteran

gan Ya Tidak

1.

2.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

a. Membuka pelajaran dengan

salam

b. Memeriksa kehadiran siswa

c. Menyampaikan tujuan

materi yang akan dibahas

d. Menggali pengetahuan awal

siswa.

e. Mengorganisasikan siswa ke

dalam kegiatan

pembelajaran.

a. Mengembangkan pemikiran

bahwa anak akan belajar

lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri dan

mengkontruksikan sendiri

pengetahuan dan

keterampilan barunya

b. Melaksanakan sejauh

Page 68: Proposal nonny

3.

Penutup

mungkin kegiatan Inquiry

untuk semua topik

c. Mengembangkan sifat ingin

tahu siswa dengan bertanya

d. Menyiapkan “masyarakat

belajar” (belajar dalam

kelompok kelompok)

e. Menghadirkan “ model”

sebagai contoh

pembelajaran

f. Melakukan refleksi diakhir

pertemuan

g. Melakukan penilaian

sebenarnya melalui kegiatan

kegiatan nyata ketika

pembelajaran berlangsung

a. Memberikan kesimpulan

materi diakhir pembelajaran

b. Memberikan evaluasi pada

siswa dan memberikan tugas

rumah pada siswa.

c. Mengumpulkan dan

mengoreksi hasil evaluasi

(post tes) dan tugas rumah

siswa.

d. Memberikan penilaian yang

sebenarnya, meliputi

penilaian proses belajar dan

hasil belajar siswa.

Page 69: Proposal nonny

Mengetahui Sintang, 2012

Kepala Sekolah Pengamat

....... ......................... ( …………..)

Page 70: Proposal nonny

Lampiran 8

PEDOMAN VALIDASI SOAL TEST

Petunjuk :

1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah huruf Y(Ya) atau T (Tidak) pada

kolom yang tersedia.

2. Jika ada yang perlu dikomentari, tulislah pada kolom komentar atau saran.

3. Berilah tanda LD, LDP, TLD pada kolom kesimpulan untuk saetiap soal

Bidang

Penelahaan

Kriteria

Penelahaan

Ya Tidak Komentar/

Saran

4. Materi

1. Rumusan soal

sesuai dengan

indikator

2. Batasan jawaban

atau ruang lingkup

yang diuji sudah

jelas

3. Isi materi yang

dinyatakan sesuai

dengan tujuan

pengukuran

4. Isi materi

dinyatakan sesuai

dengan jenis

sekolah atau

tingkat kelas

B. Kontruksi 5. Rumusan butir soal

sudah

menggunakan

kalimat tanya/

perintah menurut

jawaban soal

6. Rumusan butir soal

sudah disertai

dengan pedoman

penskoran

7. Rumusan butir soal

tidak menimbulkan

penafsiran ganda

8. Rumusan butir soal

sudah

Page 71: Proposal nonny

menggunakan

bahasa yang

sederhana

sehingga

komunikatif

9. Soal menggunakan

bahasa yang baik

dan benar

Kesimpulan

Keterangan: Sintang, 2012

Validator

LD : Layak digunakan (…)

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (…)

TLD : Tidak layak digunakan (…)

……………………

NIP:

Page 72: Proposal nonny

Lampiran 9

PEDOMAN VALIDASI RPP

(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

Petunjuk:

1. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah huruf Y (Ya) atau T (Tidak)

pada kolom yang tersedia.

2. Berdasarkan pendapat Bapak /Ibu berilah komentar/saran pada tempat

yang telah disediakan.

3. Berilah tanda ceklis () pada tempat yang telah disediakan.

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki

TLD : Tidak layak digunakan

No Pernyataan Ya Tidak Komentar/saran

1 Standar kompentensi dan

kompentensi dasar serta

indikator sesuai dengan

silabus KTSP

2 Tujuan pembelajaran telah

sesuai dengan indikator

yang telah ditentukan pada

silabus KTSP

3 Metode pembelajaran telah

sesuai dengan topik

pembelajaran

4 Langkah-langkah

pembelajaran telah sesuai

dengan alokasi waktu

5 Langkah-langkah

pembelajaran telah

menunjukan penggunaan

penerapan pendekatan

Contextual Teaching

Learning pada materi

sistem pencernaan pada

manusia

Page 73: Proposal nonny

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini:

LD : Layak digunakan (… )

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki (….)

TLD : Tidak layak digunakan (….)

Sintang, 2012

Validator

……………………

NIP:

Page 74: Proposal nonny