proposal klp ii risna dkk.docx

74
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan UUD 1945. Untuk itu,upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus-menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menjadi sehat sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehataan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai target utama memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan dan 1

Upload: epril-lylia

Post on 01-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: proposal klp II risna dkk.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan UUD 1945. Untuk itu,upaya

kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus-menerus agar

masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam pembangunan dapat hidup

produktif secara sosial dan ekonomi. Pemberdayaan masyarakat terhadap

usaha kesehatan agar menjadi sehat sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2009

tentang kesehataan, bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM.

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama

dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global

promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan

masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai target

utama memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan

dan digalakkan, utamanya dalam bidang kesehatan. Salah satu upaya

pemberdayaan yang ada di desa Sangging adalah kesehatan balita yang

memiliki kegiatan rutin seperti penimbangan balita, PMT dan penyuluhan.

Saat kami melakukan survei ke ±18 KK yang ada di banjar Sangging kami

memperoleh informasi bahwa balita di desa Sangging sangat gemar

mengonsumsi jajanan yang biasanya dijajakan dipinggir jalan dan mereka

sejak baru lahir hanya sebagian yang mendapatkan ASI eksklusif.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang

dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak

memenuhi selera mereka. Salah satu kegiatan yang berhubungan dengan

konsumi makanan adalah “jajan”.Jajanan merupakan makanan ringan yang

sangat mudah kita temui. Makanan ringan ini memang banyak diminati oleh

1

Page 2: proposal klp II risna dkk.docx

orang dewasa maupun anak-anak. Tapi sebagian besar anak-anak lebih

banyak menyukai makanan ini karena mereka merasa tertarik dengan

bentuknya yang menarik, beraneka ragam dan rasanya yang enak. Makanan

ringan ini sering kita jumpai didepan sekolah TK,SD, toko-toko ataupun

supermarket terdekat.

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan masyarakat,baik diperkotaan maupun dipedesaan.Anak-anak dari

berbagai golongan apapun yang umumnya menyukai jajanan.”Budaya jajan

menjadi bagian dari kesehatan hampir semua kelompok usia dan kelas sosial.

Kandungan zat gizi pada makanan ringan sangat bervariasi tergantung dari

jenisnya yaitu sebagaimana kita ketahui makanan utama, makanan kecil

(snack) maupun minuman.

Untuk mengenali permasalahan yang ada dalam suatu masyarakat, perlu

diadakan semacam diskusi untuk pengumpulan data dan pemecahan dari

permasalahan tersebut, melalui FGD. FGD secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara sistematis dan

terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2)

mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi

yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik

melalui diskusi kelompok. Terkait dengan pengumpulan data dan

penyelesaian masalah yang berhubungan dengan kemasyarakatan, sebaiknya

FGD dilakukan dengan dihadiri oleh: kepala dusun, kader kesehatan dan

beberapa tokoh masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari promosi kesehatan,

yang menjadi salah satu upaya kesehatan. Upaya kesehatan, salah satunya

meningatkan kesehatan balita. Di banjar Sangging jumlah balita yang ada

cukup banyak yaitu ±40 dan rata-rata balita yang ada di desa Sangging sangat

gemar jajan. Makanan jajanan memiliki beberapa keunggulan akan tetapi

makanan jajanan diduga masih berisiko terhadap kesehatan. Proses

pengolahanyang tidak higienis, adanya campuran pengawet dll

mengakibatkan makanan jajanan perlu dihindari dan dikurangi konsumsinya.

Terlebih bagi anak yanng tidak terbiasa untuk mengonsumsi sarapan pagi,

2

Page 3: proposal klp II risna dkk.docx

jajanan menjadi makanan pertama yang akan masuk kedalam sistem

pencernaannya, hal ini kurang baik bagi kesehatan dan kognitif anak saat

menjalani proses tumbuh kembangnya. Faktor yang paling terlihat pada

lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi

yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru

membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan

tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak

mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

Kesadaran ibu akan pentingnya kesehatan bagi setiap balita perlu

ditingkatkan mengenai jajanan sehat. Peningkatan kesadaran ini dapat kita

lakukan dengan cara memberikan sosialisasi dan pendidikan kesehatan

mereka sejak dini. Sebagaimana yang kita ketahui, pendidikan kesehatan

pertama yang diperoleh individu adalah dari lingkungan keluarga (tatanan

rumah tangga). Pada tatanan ini, pendidikan kesehatan lebih mengarah pada

pendidikan afektif, dan kesehatan dijadikan sebagai pola kebiasaan.

Atas pertimbangan hal tersebut, maka dilakukan wujud nyata

pemberdayaan masyarakat yang diawali dengan adanya suatu kajian terhadap

salah satu banjar di suatu desa yang menjadi sasaran pemberdayaan

masyarakat utamanya penyuluhan di bidang kesehatan. Desa yang menjadi

target penyuluhan ini adalah masyarakat Banjar Sangging, Desa Dawan Klod,

Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung yang juga sekaligus sebagai desa

binaan dari Institusi Perguruan Tinggi Poltekkes Denpasar khususnya Jurusan

Keperawatan.Jumlah KKnya adalah 190KK denganmata pencaharian

sebagian besar penduduk sebagai petani, buruh tani, buruh bangunan, pekerja

kasar,pembuat dan penjual kue dan ada juga yang masih menganggur. Dari

segi pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat Banjar Sangging rata-rata

adalah SLTP dan SLTA. Sebagian besar masyarakat Banjar Sangging

beragama Hindu.

Informasi mengenai keadaan umum tentang masyarakat yang menjadi

target perlu dimiliki, oleh karena itu survey perlu diadakan. Setelah gambaran

umum lokasi didapat maka proses selanjutnya yaitu need assement  itu

merupakan dialog antara kadus, kader, anggota masyarakat dan pekerja sosial

3

Page 4: proposal klp II risna dkk.docx

untuk memperoleh fakta tentang kondisi kesehatan masyarakat. Pada saat itu

juga diungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat dan

lingkungannya.

B. Maksud, Tujuan dan Manfaat

Maksud dilaksanakan praktikum ini agar mahasiswa Program Diploma

IV Keperawatan mampu mengaplikasikan dan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) dalam penyelesaian masalah dan

mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam membantu program

pemberdayaan masyarakat.

Tujuan dilakukannya kegiatan praktikum ini adalah :

1. Tujuan Umum :

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran praktik dan orientasi

ditempat praktik, mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan

pemberdayaan masyarakat di Puskesmas.

2. Tujuan Khusus :

Capaian pembelajaran praktikum yang diharapkan adalah :

a. Mampu melakukan pendekatan dan strategis pemberdayaan

masyarakat

b. Mampu melakukan tahap-tahap pemberdayaan masyarakat,

c. Mampu menyusun peran LSM dan lembaga donor dalam

pemberdayaan masyarakat

d. Mampu menyusun proposal pemberdayaan masyarakat

e. Mampu membuat program pelatihan pemberdayaan masyarakat

Berdasarkan Tujuan Umum dan Tujuan Khusus dari mata kuliah

pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencarian data untuk dilengkapi

dalam proposal digunakan tekhnik FGD (Focus Group Discussion ).

Maksud dilaksanakannya kegiatan FGD (Focus Group Discussion )

adalah untuk menggali data atau informasi dari tokoh masyarakat dan kader

masyarakat tentang potensi, permasalahan maupun keluhan yang dialami

masyarakat di Banjar Sangging terhadap kondisi umum, program-program

dan permasalahan terkait kesehatan masyarakat untuk menentukan kelemahan

4

Page 5: proposal klp II risna dkk.docx

dan kekuatan masyarakat sebagai awal dalam upaya pemberdayaan

masyarakat.

Tujuan dilakukannya kegiatan FGD (Focus Group Discussion ) adalah :

1. Mencari data atau informasi tentang kondisi umum terkait data

kependudukan, organisasi dan program-program kesehatan di

Banjar Sangging

2. Mengkaji kekuatan, kelemahan dan peluang SDA maupun SDM di

Banjar Sangging yang mampu untuk diberdayakan.

Manfaat dilakukannya kegiatan FGD (Focus Group Discussion ) adalah :

1. Mendapatkan data atau informasi tentang kondisi umum terkait data

kependudukan, organisasi dan program-program kesehatan di

Banjar Sangging desa Dawan Klod.

2. Mengetahui kekuatan, kelemahan dan peluang SDA maupun SDM di

Banjar Sangging yang mampu untuk diberdayakan.

5

Page 6: proposal klp II risna dkk.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam

mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan

kesejahteraan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007).

Moh. Ali Aziz, dkk (2005 : 136) : “Pemberdayaan masyarakat

merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang

kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk

meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan

mereka. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-

menerus, proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama

dalam kelompok formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan

dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi,

pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu proses”.

Madekhan Ali (2007 : 86) yang mendefinisikan pemberdayaan

masyarakat sebagai berikut ini : “Pemberdayaan masyarakat sebagai

sebuah bentuk partisipasi untuk membebaskan diri mereka sendiri dari

ketergantungan mental maupun fisik. Partisipasi masyarakat menjadi satu

elemen pokok dalam strategi pemberdayaan dan pembangunan

masyarakat, dengan alasan; pertama, partisipasi masyarakat merupakan

satu perangkat ampuh untuk memobilisasi sumber daya lokal,

mengorganisir serta membuka tenaga, kearifan, dan kreativitas

masyarakat. Kedua, partisipasi masyarakat juga membantu upaya

identifikasi dini terhadap kebutuhan masyarakat”.

Budimanta & Rudito (2008:39), memasukkan konsep pemberdayaan

masyarakat ini ke dalam ruang lingkup Community Development.

Pemberdayaan di sini diterjemahkan sebagai program-program yang

6

Page 7: proposal klp II risna dkk.docx

berkaitan dengan upaya memperluas akses dan kapabilitas masyarakat

untuk menunjang kemandiriannya.

Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat

merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan

potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan

masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait,

yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang

menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.

Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat

merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar

mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama

dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu

keberlanjutan dalam jangka panjang.

2. Landasan Pemberdayaan Masyarakat

Landasan merupakan suatu dasar yang digunakan untuk melakukan

kegiatan serta untuk mengkokohan kegiatan yang sedang berlangsung.

Sebuah landasan digunakan ketika landasan tersebut sudah diketahui

kebenaran dan keabsahannya agar landasan yang digunakan bisa tepat

guna dan menghasilkan tujuan yang sesuai. Terdapat 4 landasan dalam

pemberdayaan masyarakat :

1. Landasan Psikologis

Para peneliti dan praktisi organisasi telah mengidentifikasikan

pemberdayaan psikologis sebagai konstruk yang perlu memperoleh

perhatian kritis. Meluasnya minat terhadap masalah pemberdayaan

psikologis muncul pada saat persaingan global dan perubahan

organisasi marak terjadi sehingga organisasi mengharuskan

anggotanya lebih inisiatif dan inovatif (Spreitzer, 1995). Menurut

Meyerson (2008) pemberdayaan psikologis adalah keyakinan seorang

individu akan kemampuannya untuk melakukan kegiatan kerja terkait

dengan keterampilan dan kompetensi. Lebih jauh Meyerson

menjelaskan bahwa pemberdayaan psikologis berkaitan dengan

7

Page 8: proposal klp II risna dkk.docx

bagaimana orang-orang yang kompeten atau mampu merasa

diberdayakan di lingkungan kerjanya. Mereka yang merasa lebih

kompeten tentang kemampuan mereka dan berhasil diberdayakan atau

memiliki tingkat pemberdayaan psikologis lebih tinggi seharusnya

akan: a. merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka; b. akan lebih

berkomitmen untuk organisasi mereka; c. memiliki niat yang lebih

rendah untuk berhenti organisasi; d. menunjukkan kinerja yang lebih

positif. Conger dan Kanungo (1988; pada Spreitzer, 1995)

mendefinisikan pemberdayaan psikologis sebagai konsep

motivasional tentang pemenuhan diri, yang secara lebih spesifik dapat

dinyatakan sebagai meningkatnya motivasi tugas intrinsik (intrinsic

task motivation) yang terwujud dalam serangkaian kognisi yang

mencerminkan orientasi individu pada peran kerjanya. Sedangkan

konsep pemberdayaan psikologis menurut Thomas dan Velthouse

(1990) ini dimanifestasikan dalam empat kognisi yang merefleksikan

orientasi individu atas peran kerjanya yaitu arti (meaning), kompetensi

(competence), pendeterminasian diri (self determination), dan

pengaruh(impact).

2. Landasan Ekologis

Krisis lingkungan hidup (ekologi) yang membuat para pemikir Green

untuk mencari alternatif – alternatif radikal. Dari perspektif Green,

perubahan bukanlah sesuatu yang mewah sehingga dapat ditunda

sampai waktunya tepat; masalah – masalah yang ada demikian dekat

dan mendesak, dan kegagalan bertindak dapat menempatkan

peradaban manusia masa depan, yaitu kehidupan umat manusia itu

sendiri, berada dalam bahaya. Krisis itu mencakup polusi udara, laut,

sungai dan tanah; kandungan racun dalam rantai makanan; penurunan

sumber daya alam bumi; penipisan lapisan ozon; pemanasan global;

kepunahan jenis flora dan fauna; hilangnya wilayah – wilayah alam

liar; erosi lapisan atas tanah; desertifikasi; deforestasi; limbah nuklir;

dan krisis populasi (Brown, 1994; Ehrlich & Ehrlich, 1990; Meadows,

Meadows & Randers, 1992; Suzuki & McConnell, 1997; Van Der

8

Page 9: proposal klp II risna dkk.docx

Veer & Pierce, 1998; McKibbin, 1990). Secara bersama, masalah –

masalah itu menunjukan suatu krisis menyeluruh dengan skala yang

luar biasa, dan hanya jika masalah – masalah itu dipertimbangkan

secara bersama maka keseriusan dari krisis lingkungan hidup dapat

diapresiasi secara penuh.

3. Landasan Sosiologis

Pemberdayaan masyarakat dikatakan mempunyai landasan atau dasar

sosiologis (sociologische grondsIag) apabila ketentuan-ketentuannya

sesuai dengan keyakinan umum atau kesadaran hukum masyarakat.

Kondisi dan kenyataan ini dapat berupa kebutuhan atau tuntutan yang

dihadapi oleh masyarakat, kecenderungan dan harapan masyarakat.

Dengan memperhatikan kondisi semacam ini pemberdayaan

masyarakat diharapkan dapat diterima oleh masyarakat dan

mempunyai daya laku secara Efektif. Oleh karena itu pemberdayaan

masyarakat memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk

membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan

apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu

kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan

kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang

dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi

dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki

4. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis merupakan merupakan landasan yang berkaitan

dengan dasar atau ideologi negara, yaitu nilai-nilai (cita-cita hukum)

yang terkandung dalam pancasila. Selain itu landasan filosofis juga

dipandang sebagai ide pokok yang melandasi seluruh isi peraturan

perundang-undangan. Pencapaian kebahagian rakyat atau

kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama negara dalam konsepsi

negara hukum modern (welfare state) yang dianut oleh hampir semua

negara, tidak terkecuali Negara Republik Indonesia (NKRI). Tujuan

luhur bernegara tersebut secara yuridis formal dituangkan ke dalam

9

Page 10: proposal klp II risna dkk.docx

konstitusi (UUD 1945). Di dalam pembukaan UUD 1945 alinea

keempat secara tegas dinyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk

“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Pancasila pada sila keempat mengandung filosofi adanya musyawarah

mufakat untuk menyelesaikan suatu masalah. Sehingga lembaga

pemberdayaan masyarakat menjadi sarana untuk memberdayakan

masyarakat sesuai dengan asas kebersamaan, keadilan, dan persatuan.

Pemberian peran serta dalam penyelenggaraan pemerintahan

merupakan salah satu upaya memberdayakan masyarakat agar turut

membangun negara berdasarkan ideologi pancasila. Member peran

serta untuk ikut serta juga merupakan kewajiban pemerintah sebagai

implementasi dari asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB).

3. Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif,

dan simultan sampai ambang tercapainya keseimbangan yang dinamis

antara pemerintah dan yang diperintah.menurut Ndraha dalam I Nyoman

sumaryadi (2005:145) diperlukan berbagai program pemberdayaan:

1. Pemberdayaan Politik

Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan bargaining position yang

diperintah terhadap pemerintah. Melalui bargaining tersebut, yang

diperintah mendapatkan apa yang merupakan haknya dalam bentuk

barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa merugikan orang lain.

2. Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan yang diperintahsebagai konsumen untuk

berfungsi sebagai penanggung dampak negative pertumbuhan, pemikul

beban pembangunan, dan penderita kerusakan lingkungan.

3. Pemberdayaan Social Budaya

10

Page 11: proposal klp II risna dkk.docx

Pemberdayaan social budaya bertujuan meningkatkan kemampun

sumber daya manusia melalui human investment guna meningkatkan

nilai manusia dan perilaku seadil-adilnya terhadap manusia.

4. Pemberdayaan Lingkungan

Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program perawatan

dan pelestarian lingkungan, supaya antara yang diperintah dan

lingkungannya terdapat hubungan saling menguntungkan.

5. Pemberdayaan Kesehatan

Di bidang kesehatan, Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya

atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan

masyarakat dalam memelihara,dan meningkatkan kesehatan

4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

1. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan

bagi individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran

tentang cara – cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal

dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan merupakan

tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan merupakan hasil

proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai

dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek

belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu memelihara dan

meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang

dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi

kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah

pengetahuan kesehatan.

2. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari

kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.

Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan

suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut

sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan.

Kemauan ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi

mungkin juga tidak atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau

11

Page 12: proposal klp II risna dkk.docx

tidaknya kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari berbagai

faktor. Faktor yang paling utama yang mendukung berlanjutnya

kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung tindakan

tersebut.

3. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti

masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu

mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk

tindakan atau perilaku sehat.

5. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

1. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.

Di dalam masyarakat terdapat berbagai potensi yang dapat

mendukung keberhasilan program – program kesehatan. Potensi

dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi potensi sumber daya

manusia dan potensi dalam bentuk sumber daya alam / kondisi

geografis.

Tinggi rendahnya potensi sumber daya manusia disuatu

komunitas lebih ditentukan oleh kualitas, bukan kuatitas sumber daya

manusia. Sedangkan potensi sumber daya alam yang ada di suatu

masyarakat adalah given. Bagaimanapun melimpahnya potensi

sumber daya alam, apabila tidak didukung dengan potensi sumber

daya manusia yang memadai, maka komunitas tersebut tetap akan

tertinggal, karena tidak mampu mengelola sumber alam yang

melimpah tersebut.

2. Mengembangkan gotong royong masyarakat.

Potensi masyarakat yang ada tidak akan tumbuh dan

berkembang dengan baik tanpa adanya gotong royong dari masyarakat

itu sendiri. Peran petugas kesehatan atau provider dalam gotong

royong masyarakat adalah memotivasi dan memfasilitasinya, melalui

pendekatan pada para tokoh masyarakat sebagai penggerak kesehatan

dalam masyarakatnya.

3. Menggali kontribusi masyarakat.

12

Page 13: proposal klp II risna dkk.docx

Menggali dan mengembangkan potensi masing – masing

anggota masyarakat agar dapat berkontribusi sesuai dengan

kemampuan terhadap program atau kegiatan yang direncanakan

bersama. Kontribusi masyarakat merupakan bentuk partisipasi

masyarakat dalam bentuk tenaga, pemikiran atau ide, dana, bahan

bangunan, dan fasilitas – fasilitas lain untuk menunjang usaha

kesehatan

4. Menjalin kemitraan

Jalinan kerja antara berbagai sektor pembangunan, baik

pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat, serta individu

dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati.

Membangun kemandirian atau pemberdayaan masyarakat, kemitraan

adalah sangat penting peranannya.

5. Desentralisasi

Memberikan pada masyarakat lokal untuk mengembangkan

potensi daerah atau wilayahnya

6. Model Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan

ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan

paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat "people-centered,

participatory, empowering, and sustainable" (Chambers, 1995).

Dalam kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat

dilihat dari tiga model.

1. Model pemberdayaan untuk menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik

tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat,

memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada

masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau demikian akan

sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu,

dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan

potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

13

Page 14: proposal klp II risna dkk.docx

2. Model pemberdayaan untuk memperkuat potensi atau daya yang

dimiliki oleh masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan

langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan

suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan

menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan

akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi makin berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini,

upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan

derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.

Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan

prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik,

maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang

dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta

ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di

perdesaan, di mana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat

kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi masyarakat yang

kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku untuk

semua, tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu

anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-

nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan

kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan

ini. Demikian pula pembaharuan institusi-institusi sosial dan

pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan

masyarakat di dalamnya. Sungguh penting di sini adalah peningkatan

partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang

menyangkut diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan

masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan

pengamalan demokrasi. Friedman (1992) menyatakan “The

empowerment approach, which is fundamental to an alternative

development, places the emphasis on autonomy in the decision-marking

14

Page 15: proposal klp II risna dkk.docx

of territorially organized communities, local self-reliance (but not

autarchy), direct (participatory) democracy, and experiential social

learning”.

3. Model pemberdayaan untuk memberdayakan mengandung pula arti

melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah

menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaan dalam

menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan

kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep

pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau

menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang

kecil dan melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai

upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang,

serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.Pemberdayaan masyarakat

bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai

program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa yang

dinikmati, harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat

dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian, tujuan akhirnya

adalah memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun

kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik

secara sinambung.

Beberapa model pemberdayaan masyarakat yang telah di

terapkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K) :

Program ini berupaya meningkatkan keberdayaan masyarakat

melalui peningkatan SDM dengan berbagai rentetan kegiatan

dimulai dari, penumbuhan dan penguatan kelompok, pemupukan

dana bersama, pengembangan usaha, dan pengembangan kemitraan

usaha yang pada akhirnya diharapkan akan terbentuk Koperasi atau

Badan usaha lainnya. Dalam upaya mendorong upaya kelompok

petani diberi support kredit usaha dengan persyaratan ringan melalui

BRI.

15

Page 16: proposal klp II risna dkk.docx

2. Program Pemberdayaan Petani dan pelaku Agribisnis :

Program dirancang melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan

sebanyak 26 kali pertemuan dengan rentang pertemuan selama 6

bulan. Fasilitasi yang diberikan selama pelatihan (uang saku dan

transport) di arahkan untuk digunakan peserta menjadi modal usaha.

Fasilitasi untuk kegiatan ini diberikan kepada petani selama enam

bulan dengan melaksanakan proses pembelajaran yang

kurikulumnya mencakup Teknologi, pengembangan organisasi dan

penguatan modal.

3. Program pengembangan kawasan agropolitan :

Program ini berupaya mengembangkan kawasan untuk memacu

berjalannya sistem dan usaha agribisnis, dengan meningkatkan peran

serta masyarakat dalam pembangunan agribisnis. Upaya ini

didukung dengan mengembangkan kemampuan SDM masyarakat

petani yang dikoordinir dengan keberadaan Balai Penyuluhan

Pertanian yang merupakan Home Basenya Penyuluh.

4. Program pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM Mandiri)

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan

dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun

2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme

upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur

masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga

pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif,

kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat

miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai

obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan

pemberdayaan masyarakat di perdesaan beserta program

pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan

16

Page 17: proposal klp II risna dkk.docx

pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk

pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai

tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program

Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)

untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan

daerah sekitarnya.

Dari berbagai model pemberdayaan masyarakat yang telah

dikeluarkan oleh pemerintah program PNPM Mandiri yang dinilai

sangat bagus dalam proses memberdayakan masayarakat, meskipun

juga masih ada kekurangan-kekurangan yang terjadi.

7. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses

pemberdayaan” mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses

pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau

mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada

masyarakat agar individu lebih berdaya. Kecenderungan pertama

tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna

pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungan

sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau

memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan

untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses

“dialog”. Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat

berdaya yaitu:  

1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan

(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)

2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri

3. Memiliki kekuatan untuk berunding

4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan

kerjasama yang saling menguntungkan, dan 

5. Bertanggung jawab atas tindakannya.

17

Page 18: proposal klp II risna dkk.docx

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud

dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti,

paham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi,

mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil

keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap

informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses

pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti

yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan

mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab.

Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara

bertahap melalui tiga fase (Pranaka dan Prijono, 1996) yaitu:

(a) Fase Inisiasi

Semua proses pemberdayaan berasal dari pemerintah, dan

masyarakat hanya melaksanakan apa yang direncanakan dan

diinginkan oleh pemerintah dan tetap tergantung pada pemerintah.

(b) Fase Partisipatoris

Proses pemberdayaan berasal dari pemerintah bersama masyarakat,

oleh pemerintah dan masyarakat, dan diperuntukkan bagi rakyat.

Pada fase ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif dalam

kegiatan pembangunan untuk menuju kemandirian.

(c) Fase Emansipatoris

Proses pemberdayaan berasal dari rakyat dan untuk rakyat dengan

didukung oleh pemerintah bersama masyarakat. Pada fase

emansipatori ini masyarakat sudah dapat menemukan kekuatan

dirinya sehingga dapat dilakukan dalam mengaktualisasikan

dirinya. Puncak dari kegiatan proses pemberdayaan masyarakat ini

adalah ketika pemberdayaan ini semuanya datang dari keinginan

masyarakat sendiri.

18

Page 19: proposal klp II risna dkk.docx

B. Konsep Dasar Jajanan Sehat

1. Pengertian Jajanan

Jajanan adalah jenis makanan yang disajikan dan diperjual belikan oleh

pedagang kaki lima, toko-toko makanan maupunswalayan. Makanan jajanan

tersebut sangat bervariasi, baik dalam bentuk,rasa, aroma, dan harga.

Makanan jajanan yang mengandung zat gizi,dikemas dan diolah secara

aman memiliki daya tarik tersendiri bagimasyarakat.

Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.Konsumsi

makanan jajanan di masyarakat diperkirakan terus meningkat, makin

terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan

sendiri.Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat,

serta cita rasa yang enak dan cocok dengan selera sebagian besar

masyarakat (Mudjajanto, 2005).

Menurut Moehji (2002), makanan jajanan pada umumnya mengandung

tinggi karbohidrat, sehingga membuat cepat kenyang, selain itu keamanan

dan kesehatan dari jajanan tersebut masih sangat diragukan. Makanan yang

tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan anak, akan

menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, sehingga mengakibatkan

ketidak mampuan berfungsi secara normal. Pada keadaan yang lebih berat

dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, jumlah

sel otak berkurang, dan terjadi ketidak sempurnaan biokimia dalam otak

sehingga berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan dan fungsi

kognitif anak (Anwar, 2000).

2. Manfaat Jajanan Sehat Bagi Balita

Anak – anak dalam rentang 4-6 tahun memiliki kebutuhan harian 1.750

kalori dan 32 gram protein. Fondasi penting bagi kesehatan anak di masa

depan ditentukan oleh asupan gizi di masa kecil. Idealnya, mereka makan

tiga kali sehari dan mendapatkan camilan dua kali tiap harinya. Apa jadinya

anak tanpa kudapan? Saat waktu makan berikutnya belum tiba, kadar gula

darah anak merosot secara alamiah. Kondisi itu ditandai dengan timbulnya

19

Page 20: proposal klp II risna dkk.docx

kantuk pada pukul 10 pagi, misalnya. Disinilah pentingnya peran jajanan

bagi balita. Selain itu ada banyak lagi manfaat jajanan untuk balita,

diantaranya adalah :

a. Alternatif. Cemilan tinggi karbohidrat atau zat gula yang dikonsumsi

antara makan siang dan makan malam dapat digunakan sebagai alternatif

pengganti sumber energi yang dibutuhkan tubuh ketika melakukan

aktifitas fisik yang berat. Ini sangat cocok diberikan pada balita yang

sedang dalam fase aktif.

b. Menjaga keseimbangan hormonal. Keseimbangan hormonal tubuh dapat

terganggu apabila cadangan glukosa dalam hati yang berasal dari asupan

makanan saat pagi dan siang hari sudah habis digunakan untuk aktifitas

pada hari tersebut. Balita yang pagi harinya telah lelah belajar dan

bermain tentunya membutuhkan asupan energy untuk membantunya agar

tetap aktif dan menjaga keseimbangan hormone dalam tubuh. Cemilan

berguna untuk menyeimbangkan kembali kondisi hormonal alam tubuh.

Pada kondisi ini, jenis cemilan yang cocok antara lain cemilan yang

terbuat dari buah-buahan seperti yoghurt, juice buah ataupun

smoothies.Serat makanan. Cemilan buatan sendiri yang terbuat dari

olahan buah-buahan seperti sup buah, juice ataupun smoothies yang

dikombinasikan dengan yoghurt rendah lemak bermanfaat untuk

menambah asupan serat makanan, sehingga kesehatan organ-organ

pencernaan tetap terjaga.

c. Serat makanan. Cemilan buatan sendiri yang terbuat dari olahan buah-

buahan seperti sup buah, juice ataupun smoothies yang dikombinasikan

dengan yoghurt rendah lemak bermanfaat untuk menambah asupan serat

makanan, sehingga kesehatan organ-organ pencernaan tetap terjaga.

Pemilihan cemilan sehat akan menjaga tubuh Anda dalam keadaan

sehat juga. Tekanan darah dan juga kadar gula dalam darah bisa dalam

keadaan normal. Dengan memberikan selingan cemilan sehat pada tubuh

setiap harinya, berarti Anda membantu tubuh memberikan energi yang

dibutuhkan untuk beraktivitas seharian. Secara otomatis, porsi makan

Anda pun akan berkurang karena perut sudah dalam keadaan terisi.

20

Page 21: proposal klp II risna dkk.docx

Cemilan juga bisa membantu metabolisme tubuh dan mencerna makanan

lebih cepat.

3. Cara Memilih Jajanan Sehat

a. Amati warnanya, mencolok atau tidak

Makanan atau jajan yang mengandung rodhamin B (zat pewarna)

warnya akan lebih mencolok dibandingkan makanan atau jajan yang

menggunakan bahan alami.

b. Cicipi rasanya

Jika jajan rasanya sudah agak asam jajanan tersebut sudah tidak layak

di konsumsi (Ed).

c. Baui aromanya

Jika aromanya masih bagus maka jajanan tersebut masih layak

dikonsumsi.

d. Amati komposisinya

Amati komposisi jajanan tersebut jika jajanan banyak mengandung zat-

zat kimia yang berbahaya sebaiknya jajan tersebut tidak dikonsumsi.

e. Perhatikan kualitasnya

Jajan yang baik untuk dikonsumsi yaitu jajan yang tidak mengandung

zat-zat yang berbahaya.Akan lebih baik lagi jika jajanan tersebut terbuat

dari bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung penyedap rasa

maupun zat pengawet lainnya.

f. Terdaftar di BPOM

Jajan yang layak untuk dikonsumsi yaitu jajan yang sudah mendapat

izin dagang dari BPOM.

4. Contoh Jajanan Sehat dan Tidak Sehat Bagi Balita

Jajanan sehat contohnya antara lain :

a. Keju. Jenis makanan yang kebanyakan dibuat dari susu sapi ini kaya

akan protein dan vitamin. Kandungan protein didalamnya menjadi

sumber yang baik untuk pertumbuhan si kecil. Upayakan Bunda

memilih keju rendah lemak untuk konsumsi si kecil.

21

Page 22: proposal klp II risna dkk.docx

b. Selai kacang. Sudah diketahui sejak lama bahwa kacang-kacangan

tidak hanya mengandung protein, tapi lebih utama kacang-kacangan

mengandung fiber dan lemak sehat bagi si buah hati bunda.

Kombinasikan selai kacang dengan crackers atau waffle sebagai

cemilan sikecil di siang hari.

c. Sereal. Pilih sereal yang berasal dari biji-bijian seperti gandum dan

barley yang banyak mengandung fiber, vitamin, dan mineral.

Kandungan fiber nya yang tinggi bagus untuk melancarkan

pencernaan sikecil. Untuk menambah selera sikecil, Bunda dapat

menambahkan potongan buah segar kedalam sereal untuk cemilan

pagi menjelang siang.

d. Yogurt. Ya, minuman berasa masam yang berasal dari fermentasi

susu ini adalah salah satu makanan menyehatkan bagi si kecil. Yogurt

rendah lemak adalah sumber kalsium yang baik bagi sikecil. Tabahkan

potongan buah segar untuk membuat es buah yogurt, sajikan di siang

hari yang panas, pasti si kecil ketagihan.

e. Telur. Makanan murah dan mudah didapat ini mengandung banyak

kebaikan bagi si kecil. Kandungan protein dalam sebutir telur ternyata

dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein harian anak berusia 4

tahun. Sajikan telur dengan cara direbus atau orak-arik sebagai

camilan pagi menjelang siang.

f. Buah segar. Mangga, apel, melon, buah pir, pisang, dan pepaya,

adalah beberapa buah segar yang direkomendasikan ahli nutrisi untuk

diberikan pada sikecil sebagai cemilan antar waktu makan. Cukup

sajikan dalam potongan kecil, cocok diberikan sebagai cemilan siang

atau malam.

g. Kentang goreng. Lebih sehat jika Bunda membuat kentang goreng

sendiri tanpa MSG dirumah. Kentang banyak mengandung

karbohidrat, vitamin A, B6 dan vitamin C. Selain itu, kentang

merupakan salah satu sumber folate yang diperlukan si kecil.

Jajanan tidak sehat antara lain :

22

Page 23: proposal klp II risna dkk.docx

a. Jenis - Jenis Bahan Kimia Berbahaya yang Biasa Terdapat dalam

Jajanan

Jenis zat

kimia

Fungsinya Efek Terhadap Tubuh

Siklamat Pemanis

buatan

Terjadinya gangguan pada

sistem pencernaan

terutama pada    

pembentukan zat dalam sel

serta bersifat Karsinogenik

(pemicu Kanker)

Sakarin Pemanis

buatan

Sakarin yang berlebih pada

makanan atau minuman

akan menimbulkan    efek

rasa pahit, migran dan

sakit kepala. Tidak hanya

itu Sakarin juga

merangsang    terjadinya

tumor  pada bagian

kandung kemih.

Nitrosamin Dipakai

sebagai

aroma khas

sosis, keju,

kornet,

ham dan

dendeng

Zat ini bersifat

Kasinogenik yang mampu

memicu kanker

Monosodium

Glutamat

(MSG)

Penyedap

Rasa

Kerusakan beberapa sel

syaraf didalam bagian otak

(Hypothalamus)    pada

bayi. MSG juga berisiko

kanker, ginjal, dan

23

Page 24: proposal klp II risna dkk.docx

merusak jaringan lemak

Rhodamin B Pewarna

tekstil dan

kertas

Meningkatkan risiko

kanker hati dan gangguan

pencernaan

Metanil

Yellow

Digunakan

sebagai

pewarna

makanan.

Fungsi

sebenarnya

untuk

pewarna

tekstil dan

cat.

Meningkatkan Risiko

Kanker

Formalin Pengawet

Makanan.

 Fungsi

sebenarnya

untuk

bahan

pembuatan 

yang

digunakan

untuk

kepetingan

industri,

fotografi

dan yang

paling

mengerikan

pengawet

Kerusakan hati, jantung,

otak, limpa dan sistem

saraf pusat

24

Page 25: proposal klp II risna dkk.docx

mayat.

Borak nama

lainnya

natrium

biborat,

natrium

piroborat,

natrium

tetraborat)

Pengawet

makanan.

Fungsi

sebenarnya

untuk

bahan

solder,

bahan

pembersih,

pengawet

kayu,

antiseptik

kayu, dan

pengontrol

kecoak

Sering mengonsumsi

makanan mengandung

borak bisa menyebabkan

gangguan otak, hati,

lemak, dan ginjal. Dalam

jumlah banyak, borak

menyebabkan demam,

anuria (tidak terbentuknya

urin), koma, merangsang

sistem saraf pusat,

menimbulkan depresi,

apatis, sianosis, tekanan

darah turun, kerusakan

ginjal, pingsan, bahkan

kematian.

b. Ciri – Ciri Makanan  yang Mengandung Bahan Kima Berbahaya

Berdasarkan beberapa sumber, ada beberapa ciri yang bisa kita kenali

dari makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.

c. Ciri Makanan Berformalin

1) Mi basah berformalin: Tidak lengket, lebih mengilap, tidak rusak

sampai dua hari pada suhu kamar, dan bertahan lebih dari 15 hari

pada suhu lemari es (10 derajat celsius).

2) Tahu berformalin: Teksturnya terlampau keras, kenyal tetapi tidak

padat. Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar dan bisa tahan

15 hari dalam kulkas.

3) Ikan berformalin: Warna insang merah tua tidak cemerlang, bukan

merah segar, dan warna daging ikan putih bersih. Tidak rusak

sampai 3 hari pada suhu kamar.

25

Page 26: proposal klp II risna dkk.docx

4) Ikan asin berformalin: Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin.

Tidak dihinggapi lalat di area berlalat, tidak rusak sampai lebih dari

1 bulan pada suhu 25 derajat celsius.

5) Bakso berformalin: Teksturnya sangat kenyal, tidak rusak sampai 2

hari pada suhu kamar.

6) Ayam berformalin: Teksturnya kencang, tidak disukai lalat, tidak

rusak sampai 2 hari pada suhu kamar.

d. Ciri Makanan Mengandung Boraks:

1) Mie basah: Teksturnya kental, lebih mengilat, tidak lengket, dan

tidak cepat putus.

2) Bakso: Teksturnya sangat kental, warna tidak kecoklatan seperti

penggunaan daging, tetapi lebih cenderung keputihan.

3) Snack: Misalnya lontong, teksturnya sangat kenyal, berasa tajam,

sangat gurih, dan memberikan rasa getir.

4) Kerupuk: Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.

e. Ciri Makanan Menggunakan pewarna rhodamin B dan methanyl

yellow:

1) Warnanya mencolok

2) Cerah mengilap

3) Warnanya tidak homogen (ada yang menggumpal)

4) Ada sedikit rasa pahit

5) Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya

6) Warnanya nempel di kulit

5. Dampak Mengonsumsi Jajanan Tidak Sehat

a. Diare

b. Sakit gigi

c. Tifus

d. Muntaber

e. Keracunan makanan.

6. Persiapan yang Perlu Dilakukan Sebelum Membuat Jajanan Sehat

1. 1 buah gelas ukuran 250 ml

26

Page 27: proposal klp II risna dkk.docx

2. Gula pasir sesuai selera dan susu bubuk

3. Panci bertangkai

4. Air

7. Cara Membuat Jajanan Sehat

Membuat Agar-Agar untuk Anak di Rumah.

a. Campur bubuk agar-agar, gula pasir, susu bubuk dan garam kemudian

aduk dengan rata.

b. Tambahkan air sekitar 75ml atau 3 gelas, diaduk. Masak di atas api

sedang terus diaduk sampai mendidih.

c. Tuangkan pada pencetak dan tambahkan buah-buahan sesuai keinginan.

d. Tunggu sampai dingin dan membeku

e. Agar-agar siap disajikan

27

Page 28: proposal klp II risna dkk.docx

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Kerja

Gerakan Peduli Jajanan Sehat Balita adalah gerakan masyarakat yang

menaruh perhatian pada kesehatan balita khususnya pada jajajan sehat

balita, bagaimana kriteria jajanan sehat untuk balita dan bagaimana

kebiasaan jajan balita di masyarakat tersebut.

B. Tujuan Program Kerja

TIU :

Program ini diadakan dengan tujuan mengubah pola perilaku jajan

masyarakat terutama pada balita untuk meningkatkan derajat kesehatan

balita

TIK :

1. Agar masyarakat mengetahui apa yang dimaksud dengan jajanan sehat.

2. Agar masyarakat mengetahui manfaat jajanan sehat.

3. Agar masyarakat mengetahui cara memilih jajanan yang sehat dan

tidak sehat.

4. Agar masyarakat mengetahui contoh jajanan sehat dan tidak sehat.

5. Agar masyarakat mengetahui dampak penyakit yang akan ditimbulkan

dari perilaku mengonsumsi jajanan tidak sehat.

6. Agar masyarakat mampu mengimplementasikan cara pembuatan

jajanan sehat di rumah.

7. Agar masyarakat khususnya ibu-ibu dapat memantau pemilihan

jajanan sehat untuk balitanya.

C. Sasaran Program Kerja

Program kerja ini ditujukan untuk ibu-ibu dan balitanya.

D. Strategi Program Kerja

28

Page 29: proposal klp II risna dkk.docx

N

o

Kegiata

n

Waktu Sasaran Dana Penanggu

ng Jawab

1

2

3

4

Pemiliha

n kader

Program

Gerakan

Peduli

Jajanan

Sehat

Balita

Sosialisa

si

Program

Gerakan

Peduli

Jajanan

Sehat

Balita

oleh

kader

Senin,

16

Novem

ber

2015

Selasa,

17

Novem

ber

2015

Kamis,

19

Novem

ber

2015

Masyara

kat Br.

Sanggin

g

Masyara

kat Br.

Sanggin

g

Ibu-ibu

dan

Balita di

Br.

Sanggin

g

Rp

50.000,0

0

Rp

50.000,0

0

Rp

300.000,

00

Komang

Sri

Widiantar

i, Amd.

Keb

(Bidan

Pukesmas

pembantu

Dawan

Klod)

Kader

Gerakan

Peduli

Jajanan

Sehat

Balita

Kader

Gerakan

Peduli

Jajanan

Sehat

Balita

Kader

Gerakan

Peduli

29

Page 30: proposal klp II risna dkk.docx

5

Penyuluh

an

Jajanan

Sehat

Balita

Monitori

ng pola

perilaku

jajan

pada

masyara

kat

khususny

a Balita

di Br.

Sangging

.

Evaluasi

pola

perilaku

jajan

pada

Jumat,

20

Novem

ber

2015

Sabtu,

21

Novem

ber

2015

Ibu-ibu

dan

Balita di

Br.

Sanggin

g

Ibu-ibu

dan

Balita di

Br.

Sanggin

g

Rp

50.000,0

0

Rp

50.000,0

0

Jajanan

Sehat

Balita

Kader

Gerakan

Peduli

Jajanan

Sehat

Balita

30

Page 31: proposal klp II risna dkk.docx

masyara

kat

khususny

a Balita

di Br.

Sangging

.

E. Potensi SDA & SDM serta Hambatan di Banjar Sangging Desa

Dawan Kelod, Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

Wilayah pedesaan biasanya dicirikan dengan rendahnya tingkat

produktivitas kerja, tingginya angka kemiskinan, dan rendahnya kualitas

hidup dan pemukiman. Pedesaan dianggap sebagai daerah yang tertinggal,

miskin, dan pembangunannya lambat karena jauh dari pusat pemerintahan.

Padahal sebenarnya kawasan pedesaan memiliki potensi sumber daya alam

yang melimpah, hanya saja belum dimanfaatkan dengan maksimal.

Banjar Dinas Sangging sendiri terdiri dari 190 KK dan semua masyarakat

beragama Hindu. Kebanyakan mayarakat Banjar Sangging pendidikannya

SLTA sederajat, selain itu juga masyarakan ada yang pendidikan terakhirnya

SLTP, Dipolma, SD, dan ada jua yang belum tamat SD. Mayoritas

masyarakat Banjar Sangging berjenis kelamin perempuan. Batas wilayah

selatan dari Banjar Sangging yaitu Banjar Tengah dan batas wilayah Utara

adalah Banjar Pande

1. Potensi SDA & SDM di Banjar Dinas Sangging

Sebagian besar sumber daya alam yang dihasilkan masyarakat si

Banjar Sangging adalah dari hasil pertanian dan perkebunan seperti padi

dan pohon kelapa. Pemnfaatan dari pohon kelapa salah satunya adalah

daunnya, kebanyakan masyarakat banjar Sangging khususnya lansia

memanfaatkan daun kelapa untuk dibuat jejaitan seperti srembeng, tamas,

dll. Masyarakat Banjar Sangging tidak hanya menggantungkan

31

Page 32: proposal klp II risna dkk.docx

kehidupannya pada hasil pertanian dan perkebunan, tetapi sebagian besar

masyarakat banjar Sangging bekerja dalam bidang industri rumah tangga

seperti pembuat kue. Selain sebagai pembuat kue, masyarakat banjar

Sangging juga berprofesi sebagai pedagang, buruh, pertukangan, dan

pegawai kantoran.

2. Hambatan dalam pengembangan SDA & SDM di Banjar Dinas Sangging

Hambatan dalam pengembangan SDA dan SDM di Banjar Dinas

Sangging yaitu terbatasnya tenaga kerja yang memanfaatkan sumber daya

alam yang tersedia serta mengolahnya dari bahan mentah menjadi bahan

setengah jadi maupun jadi atau siap pakai, karena pemuda di Banjar

Sangging banyak yang merantau untuk sekolah maupun bekerja, sehingga

pemanfaatan sumber daya alam kurang optimal.

F. Permasalahan Kesehatan di Banjar Dinas Sangging,Desa Dawan Kelod,

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

1. Kesehatan balita

Saat dilakukan pengkajian kepada perwakilan dari Kader Posyandu

Banjar Sangging masalah kesehatan yang biasa terjadi pada balita di banjar

Sangging seperti demam ringan, diare, serta bayi yang berusia 0-6 bulan

kebanyakan tidak memperoleh ASI ekslusif dari ibunya. Kebanyakan dari

ibunya tidak memberikan ASI ekslusif adalah karena sibuk bekerja

maupun ASI tidak mau keluar.

Saat dilakukan survey dengan mengambil sampel dari 18 KK yang

memiliki bayi maupun balita didapatkan hasil bahwa dari 18 KK yang

dijadikan sampel, 6 KK yang memiliki bayi maupun balita tidak

memberikan ASI eklsusif sampai 6 bulan. Selain itu juga dari 18 KK yang

dijadikan sampel, 16 KK yang memiliki balita mengatakan anaknya sering

makan makanan ringan yang biasa di jual di warung yang banyak

mengandung pengawet, pewarna, maupun bahan lainnya.

32

Page 33: proposal klp II risna dkk.docx

Kader Poskesdes mengatakan bahwa kegiatan posyandu balita di

Banjar Dinas Sangging dilakukan rutin setiap satu bulan sekali tepatnya

pada tanggal 23, jika terdapat hari raya keagamaan pelaksanaan posyandu

balita diundur atau bisa pula dimajukan. Adapun jumlah peserta yang

hadir pada setiap kegiatan posyandu balita 85%-100% dari total jumlah

balita yang terdapat di Banjar Dinas Sangging (±60 orang),yang pada

setiap kegiatan posyandu balita dilakukan :

a) Penimbangan berat badan balita

Dari data penimbangan 3 bulan terkahir pada posyandu balita

didapatkan bahwa sebagaian besar status gizi balita dalam renang baik

b) PMT (Pemberian Makanan Tambahan), untuk dana PMT itu sendiri

mencapai 50.000,-, gizi yang diberikan berupa: bubur kacang ijo, susu,

telor, dan sebagainya.

c) Penyuluhan kesehatan, setiap diadakan posyandu balita di Banjar

Dinas Sangging, disertai dengan penyuluhan kesehatan yang dilakukan

oleh petugas kesehatan yang datang ke Banjar Dinas Sangging.

Penyuluhan yang banyak ditekankan dan yang paling rutin adalah

masalah pemberian ASI eksklusif oleh para kaum ibu yang masih

menyusui anaknya maupun nutrisi yang baik bagi bayi maupun balita.

2. Kesehatan Remaja

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kader Posyandu Banjar

Dinas Sangging kebiasaan yang dilakukan remaja maupun dewasa sampai

tua yaitu kebiasaan merokok. Sekitar 50% masyarakat Banjar Sangging

adalah perokok. informasi yang diperoleh dari kader Poskesdes, masalah

yang paling sering muncul di kalangan remaja, dewasa sampai tua adalah

masalah rokok, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat, dan

masyarakat kurang mengetahui dimana saja kawasan tanpa rokok.

Menurut Perda Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Kawasan Tanpa rokok, kawasan yang termasuk KTR yaitu fasilitas

pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak

bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum, dan

tempat lain yang ditetapkan.

33

Page 34: proposal klp II risna dkk.docx

Terlebih pada usia remaja, rasa ingin tahu mereka masih sangat besar.

Memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal baru, serta kemauan yang

keras kadang tidak diimbangi dengan pemikiran yang logis maupun

kurang mengetahui dampak dari hal yang dilakukan akan mempengaruhi

kondisi kesehatan remaja. Kebiasaan penduduk Banjar Sangging untuk

merokok, biasanya berawal dari kebiasaan mereka saat masih remaja

dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, kemudian mereka mencoba dan

lama kelamaan mereka ketagihan dan akan menjadi kebiasaan yang

mereka lakukan sampai dewasa, mengingat efek dari rokok ini salah

satunya adalah adiksi (kecanduan). Hal ini juga nantinya akan berpengaruh

terhadap kesehatan massyarakat tidak hanya perokok tetapi orang yang

tidak merokok tetapi ikut menghirup asap rokok tersebut juga akan dapat

menimbulkan masalah kesehatan seperti penyakit yang menyerang paru-

paru, impotensi, radang tenggorokan, dll.

3. Kesehatan lansia

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Poskesdes Pustu Dawan

Kelod, di Banjar Dinas Sangging, gangguan kesehatan yang banyak

dialami oleh lansia adalah seperti hipertensi, hipotensi, asma.Sebagian

besar lansia di Banjar Sangging masih aktif bekerja dan mencukupi

kebutuhan sehari-hari mereka seperti membuat jejaitan (tamas, srembeng,

dll), dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Tetapi pada Banjar Sangging

belum terdapat program Posyandu Lansia, sehingga program kesehatan

mengenai lansia kurang diberdayakan. Namun Posyandu Lansia ini sudah

ada pada tingkat Desa Dawan Kelod, salah seorang kader mengatakan

80% lansia di banjar Sangging kurang antusias untuk mengikuti program

tersebut.

G. Jenis Pemberdayaan Masyarakat yang Sudah Ada di Banjar Dinas

Sangging Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

1. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah yang

memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan

34

Page 35: proposal klp II risna dkk.docx

upaya pemerataan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan sukar

dijangkau telah dikembangkan pelayanan puskesmas dan puskesmas

pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat rujukan bagi jenis

pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM. Di Desa Dawan

terdapat 2 puskesmas pembantu bertempat di desa Dawan Kelod dan desa

Dawan Kaler.

2. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita

Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat

ini. Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional

sejak tahun 1982. Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW di

seluruh Indonesia. Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu: KB,

KIA, imunisasi, dan penanggulangan diare yang terbukti mempunyai daya

ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu

tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan

dengan masyarakat level bawah. Permasalahn gizi buruk anak balita,

kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut

kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali

diprogramkan secara menyeluruh.

Kegiatan Posyandu Balita di Banjar Dinas Sangging dilakukan setiap

satu bulan sekali tepatnya tanggal 23, kegitan Posyandu Balita di Banjar

Sangging menggunakan system 5 meja yaitu : meja 1 pendaftaran, meja 2

penimbangan, meja 3 pengisisan kartu KMS, meja 4 penyuluhan

kesehatan, pemberian oralit, vitamin A, dan tablet besi, meja 5

pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Kegiatan ini diikuti oleh ±60

orang yang terdapat di Banjar Sangging. Peserta yang hadir biasanya 85-

100%.

Adapun kegiatan yang biasa dilakukan pada Posyandu Balita di

Banjar Sangging adalah penimbangan berat badan, pemberian PMT, dan

penyuluhan. Dalam pelaksanaanya setelah dilakukan penimbangan juga

akan sekaligus menentukan status gizi balita dengan mengisi data pada

kartu KMS atau KIA. Selain diakukan penimbangan juga dilakukan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dalam pelaksanannya, selain

35

Page 36: proposal klp II risna dkk.docx

dilakukan penimbangan, juga dilakukan PMT (Pemberian Makanan

Tambahan), seperti: susu, bubur kacang ijo, dan telor. untuk dana PMT itu

sendiri mencapai Rp. 50.000,-,

Dalam kegiatan posyandu balita, juga dilakukan penyuluhan tentang

kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan yang biasa dilakukan yaitu pemberian

Asi eklsuif pada bayi yang berusia 0-6 bulan

Dalam kegiatan posyandu balita, juga dilakukan penyuluhan terhadap

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Penyuluhan yang dimaksud adalah

pemberian ASI eksklusif pada bayi yang berusia 0-6 bulan. Penyuluhan ini

dilaksanakan, mengingat banyaknya ibu yang aktif bekerja dan

memberikan anaknya susu formula serta makanan pendamping selain ASI

di bawah usia 6 bulan. Selain itu juga dilakukan penyuluhan tentang

nutrisi seimbang bagi bayi maupun balita, dan penyuluhan lainnya.

3. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman yang berkhasiat

sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-

obatan dan ditanam pada halaman atau pot di rumah. TOGA ini

selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat,

TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan

kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat

tradisional. Fungsi utama dari TOGA adalah sebagai sarana untuk

mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat

yang antara lain meliputi upaya pencegahan, meningkatkan derajat

kesehatan, maupun penyembuhan penyakit. Selain itu, TOGA juga

berfungsi sebagai sarana memperaiki status gizi masyarakat, pelestarian

alam, penghijauan dan memperindah lingkungan.

Pada banjar Dinas Sangging, TOGA ini sudah ada di setiap rumah

penduduk. Desa Dawan Kelod sendiri pernah mendapatkan juara II tingkat

provinsi untuk TOGA tersebut. Para kader juga sesekali akan melakukan

survey tentang pemanfaatan TOGA di rumah.

4. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)

36

Page 37: proposal klp II risna dkk.docx

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang

memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dalam meningkatkan

produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan pelayanan

kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.

Pada Banjar Dinas Sangging, pos UKK sudah berjalan, dimana pada

Banjar Sangging kegiatannya melakukan pemeriksaan kesehatan secara

gratis.

5. Karang Taruna Husada

Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di

tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda

dalam menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Pada Banjar Sangging karang

taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan sosial yang mampu

mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan

masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Seperti

kegiatan kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian sarang

nyamuk, dan lain lain

H. Jenis Pemberdayaan Masyarakat yang Belum Ada di Banjar Sangging,

Desa Dawan Kelod, Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung.

1. Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan

oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah

melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui

program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,

tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu Lansia merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di

37

Page 38: proposal klp II risna dkk.docx

desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

khususnya bagi lansia.

Di Banjar Dinas Sangging program pemberdayaan Posyandu Lansia

sehingga program kesehatan mengenai lansia kurang diberdayakan.

Namun Posyandu Lansia ini sudah ada pada tingkat Desa Dawan Kelod,

salah seorang kader mengatakan 80% lansia di banjar Sangging kurang

antusias untuk mengikuti program tersebut.

2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikananak usia dini   (PAUD)  adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasukipendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

pada jalurformal, nonformal,daninformal. Pada Banjar Dinas Sangging

program Pendidikan Anak Usia Dini belum ada. Tetapi PAUD ini sudah

ada di Desa Dawan Kelod, yaitu seperti di TK.

3. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

Di Desa Dawan Kelod sudah tidak diadakan program Pos obat desa

(POD) karena Obat-obatan kini bisa didapatkan melalui tempat pelayanan

kesehatan di Puskesmas Induk Dawan 1 dan Puskesmas pembantu (Pustu)

Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat

dalam pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada

masyarakat setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik)

Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu

kegiatan dari UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan

posyandu dimana bentuk pelayanan menyediakan obat bebas dan obat

khusus untuk keperluan berbagai program kesehatan yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD antara

lain :

a. POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya

b. POD yang diintegrasikan dengan dana sehat

38

Page 39: proposal klp II risna dkk.docx

c. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu

d. POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes

e. Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa

pondok pesantren.

4. Pos KB Desa (RW)

Pelayanan KB kini didapatkan dari Puskesmas Induk Dawan 1

maupun Puskesmas Pembantu . Pelayanan KB juga didapatkan dari Bidan

Desa yang membuat praktek klinik di Desa Dawan. Sejak periode sebelum

reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang secara rasional

hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin kelancaran program

berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa

telah dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh

kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.

5. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) tidak diprogramkan di Desa

Dawan karena Penduduk Desa Dawan dominan beragama dan menganut

kepercayaan Hindu . Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh

berbeda dengan Pos Obat Desa namun pos ini khusus ditujukan bagi para

santri dan atau masyarakat disekitar pesantren yang seperti diketahui

cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun pedesaan.

6. Saka Bhakti Husada (SBH)

SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna

keterampilan dibidnag kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota

Gerakan Pramuka untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat di

lingkungan sekitarnya. Sasarannya adalah peserta didik antara lain :

Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun dengan syarat khusus

memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni Pamong

Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.

7. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)

Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap

kesehatan lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta

39

Page 40: proposal klp II risna dkk.docx

pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga melalui pendekatan

pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh warga.

I. Analisa SWOT

Berdasarkan hasil dari FGD yang kami lakukan pada hari Kamis, 19

November 2015 Pukul09.30 WITA di Banjar Sangging, Desa Dawan

Kelod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, permasalahan yang

kami angkat setelah mensurvei beberapa KK di Banjar Sangging adalah

mengenai jajanan sehat balita. Karena kurangnya kesadaran bagi orang tua

yang tidak memberikan jajanan sehat bagi anaknya, dan membiarkan

anaknya untuk tetap mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna

seperti yang ada di pinggiran jalan, serta kurang memahami manfaat dan

pentingnya jajanan sehat untuk anak – anak khususnya balita.

Tabel1. Analisis SWOT di Banjar Sangging, Desa Dawan Kelod, Kecamatan

Dawan, Kabupaten Klungkung.

40

Page 41: proposal klp II risna dkk.docx

Kekuatan :

1. Dengan aktifnya PKK

beserta Kader Banjar

Sanggingterbentuknya

solidaritas antar

masyarakat di Banjar

Sangging

2. Di Banjar Sangging

sudah melakukan

penyuluhan tentang

kesehatan balita

3. Di Banjar Sangging

posyandu balita sudah

berjalan dengan rutin

tiap bulannya

4. Masyarakat Banjar

Sangging, tetap antusias

mengenai penyuluhan

Jajanan Sehat Balita

5. Jumlah balita di Banjar

Sangging 60 orang

Kelemahan :

1. Di Banjar Sangging

belum pernah

diadakannya

penyuluhan mengenai

Jajanan Sehat Balita.

2. Di BanjarSangging

masih ada masyarakat

yang kurang

memahami tentang

jajanan sehat

3. Di Banjar Sangging

para orang tua tetap

memberikan anaknya

makan makanan yang

mengandung pewarna

dan kurangnya

kesadaran orang tua

tentang manfaat dan

pentingnya jajanan

sehat untuk balita

Peluang :

1. Terdapat dukungan dari

Puskesmas Pembantu,

Puskesmas Induk,

Kader, Kepala Desa,

Kepala Dusun.

Program Kerja :Gerakan

Peduli Jajana Sehat Balita

41

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Page 42: proposal klp II risna dkk.docx

Ancaman :

1. Semakin kurangnya

kesadaran para orang

tua untuk memberikan

jajanan sehat untuk

anaknya dan kurang

memahami betul apa

pentingnya jajanan

sehat untuk balita, akan

mengalam penyakit

diare, mual muntah,

pusing, dan muntabe

dll.

2. Menurunnya kesehatan

balita di Banjar

Sangging.

J. Kendala dan Solusi Kegiatan FGD di Banjar Dinas Sangging, Desa

Dawan Kelod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung

1. Kendala

a. Kendala secara teknis

Kendala yang kami hadapi pada saat FGD mengenai jajanan

sehat yaitu pada saat FGD dilaksanakan terdapat kendala tekhnis

akibat ruangan yang kami gunakan merupakan banjar yang

merupakan ruang terbuka maka ms.powerpoint yang kami buat

tidak dapat terlihat dengan bagus sehingga komunikasi kami

gunakan hanya secara lisan supaya memperjelas penjelasan.

b. Program-program Pemberdayaan

42

Page 43: proposal klp II risna dkk.docx

Pada saat FGD berlangsung bahwa program pemberdayaan

yang sudah berjalan di Banjar Sengguan yaitu Posyandu Balita,

puskesmas , TOGA, karang truna dan UKK namun tidak semua

berjalan efektif secara berkelanjutan. Program tersebut belum

berjalan dengan maksimal karena bantuan yang diberikan kurang

maksimal sehingga untuk mencapai target angka peningkatan

kesehatan pada balita kurang maksimal. Bantuan yang diberikan

oleh pemerintah Rp 50.000,- per bulan sehingga untuk

membelikan susu tersebut tidak lah cukup akan tetapi PMT yang

diberikan hanya sebatas telur dan bubur kacang hijau.

Terdapat jenis pemberdayaan masyarakat yang belum ada di

banjar Sangging seperti: posyandu lansia yang tidak terdapat

dibanjar Sangging namun terdapat di desa, menurut survei yang

kami lakukan pada lansia di banjar Sangging memiliki kesadaran

yang kurang mengenai program yang dilakukan untuk menunjang

program posyandu lansia yang dibuktikan dari kurangnya peserta

senam lansia dari banjar Sangging dengan alasan mereka malu

mengikuti senam dan sibuk bekerja.

2. Solusi

a. Kendala secara tekhnis

Solusi dari kendala yang kami dapatkan saat FGD adalah

pemilihan ruang untuk FGD sangatlah penting untuk

mempermudah penyampaian materi dengan media LCD. Selain ini

penyampaian materi kami paparkan secara lebih jelas dengan lisan

dan demontrasi.

b. Program-program Pemberdayaan

Dari semua masalah program-program pemberdayaan yang

muncul lebih banyak mengarah pada sumber dana yang diberikan

kurang maksimal sehingga dalam pencapaian target pun belum

sesuai. Dimana pemerintah harus lebih memperhatikannya dalam

meningkatkan kesehatan masyarkat nya sehingga angka kematian

43

Page 44: proposal klp II risna dkk.docx

dan angka kesakitan dapat mengalami penurunan dan masyarakat

pun dapat hidup sejahtera. Selain itu perlu ditingkatnya kesadaran

masyarakat terutama remaja dan lansia dalam meningkatkan taraf

hidup sehat.

44

Page 45: proposal klp II risna dkk.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa pada

masyarakat Banjar Sangging memiliki sumber daya alam yaitu padi dan

pohon kelapa, namun terdapat hambatan yang ditemui yaitu sumber daya

manusia yang ada di Br.Sangging beralih pekerjaan merantau ke luar karena

nilai jual dari bahan SDA yang rendah sedangkan pengeluaran tidak sesuai

dengan pendapatan.

Masalah kesehatan pada Banjar Sangging yaitu masih banyaknya warga

yang kurang memilki kesadaran akan peduli dengan Jajana yang sehat bagi

balita. Selain itu masalah kesehatan lain yang sering timbul di masyarakat

yaitu masyarakat banyak yang menderita ,asma,hipotensi dan hipertensi. Pada

Banjar Sangging terdapat program puskesmas, posyandu balita dan TOGA

sedangkan program POLINDES, POD, dana sehat, LSM, Pos Gizi, Pos KB

Desa, Poskestren, SBH, Pos UKK, Pokmair dan Karang Taruna Husada tidak

dijalankan karena beberapa dari program tersebut semuanya sudah mencakup

dan didapatkan dari pelayanan Kesehatan yaitu Puskesmas. Dapat

disimpulkan dari semua progam yang ada paling utama yang menjadi

masalah adalah dana dan kesadaran masyarakat.

B. Saran

Diharapkan pembaca terutama perawat dapat memahami proses

pemberdayaan masyarakat khususnya di bidang kesehatan di tingkat banjar

dengan cara mengidentifikasi organisasi di bidang kesehatan di tingkat

banjar. Peran serta perawat dan tenaga kesehatan lain juga diharapkan dapat

menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta

mampu melatih dan memberdayakan kader khususnya di bidang kesehatan

beserta anggota masyarakat di masing-masing daerah baik desa maupun

banjar binaan. Selain itu, diharapkan pemerintah memberikan bantuan dana

untuk mendukung setiap program yang sudah ada di masyarakat yang dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .

45

Page 46: proposal klp II risna dkk.docx

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT

GramediaPustakaUtama.

46

Page 47: proposal klp II risna dkk.docx

Anwar, M. (2000). Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas

Tumbang Anak. Jakarta: Action Medika

Cipta

Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: DirektoratJenderal

Bina Kesehatan Masyarakat.

https://www.scribd.com/doc/239810843/Makalah-IKM-Pemberdayaan-

Masyarakat-1Diakses tanggal 20 November 2015 pukul 12.30 WITA

https://www.scribd.com/doc/263454585/KONSEP-DASAR-

PEMBERDAYAAN-MASYARAKAT-docxDiakses tanggal 20 November

2015 pukul 12.30 WITA

Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. (Online). Available:

http://ludruk.com. Diakses tanggal 17 November 2015

Kebijakan  dan  Implementasi. Jakarta : CSIS

Moehji, S. 2002. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakara: Bhratara

Mudjajanto Setyo Eddy. 2005. Keamanan Makanan Jajanan Tradisional.

Artikel.Diakses tanggal 17 November 2015.

(Online).Availablehttp://www.kompas.co.id/

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta : Rineka

Paramita, Yoke. 2014. Makalah IKM Pemberdayaan Masyarakat. Available :

Pranaka, A.M.W., dan Onny  S.  Prijono, (eds.).  1996. Pemberdayaan: 

Konsep, 

Pustaka Pelajar.

Sunyoto, Usman. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta :

Syahalla, Burhan. 2015. Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat. Available

:

47

Page 48: proposal klp II risna dkk.docx

48