program studi pendidikan teknik informatika dan komputer

22
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MURDER BERBANTU MEDIA PREZI DEKSTOP UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun oleh: Rian Kustito (702010141) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MURDER

BERBANTU MEDIA PREZI DEKSTOP UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Rian Kustito (702010141)

Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

1

Page 3: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

2

Page 4: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

3

Page 5: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

4

Page 6: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

5

Page 7: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

6

1. Pendahuluan

Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian kegiatan

pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas guna menghadapi tantangan jaman yang semakin

kompleks. Sebagaimana tujuan pembelajaran TIK, siswa bukan hanya

memiliki kemampuan dalam menggunakan peralatan TIK, tetapi diperlukan

juga pemahaman tentang konsep TIK. Guru diharapkan memiliki kemampuan

dalam mengelola kelas dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan tersebut.

Kemampuan dalam memilih model pembelajaran serta media atau sumber

belajar juga merupakan tugas utama guru. Guru hendaknya mengetahui secara

baik model pembelajaran dan mampu menerapkannya dengan tepat dalam

pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan

mereka.[1]

Metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tuntang

masih terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar.

Masalah yang pertama adalah dalam proses pembelajaran guru masih

menggunakan model pembelajaran konvensional yang semuanya masih

terpusat pada guru. pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa cepat bosan,

jenuh, dan kurang memperhatikan sehingga berdampak pada rendahnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Masalah yang kedua adalah

prestasi belajar yang masih kurang. Banyak siswa yang belum tuntas nilainya.

Prestasi belajar siswa kelas XI IPA 3 pada mata pelajaran TIK, dengan

kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah angka dengan KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) 75 dari 36 siswa kelas XI IPA 3, terdapat 21 siswa yang

memenuhi KKM (58,33%), sedangkan 15 siswa belum memenuhi KKM

(41,67). Penyebab kurangnya prestasi belajar siswa dapat dikaitan dengan

metode pembelajaran yang kurang tepat yang diterapkan oleh guru. Dimana

saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa menjadi bosan dan jenuh

sehingga kurang dapat menerima dengan maksimal materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi pasif, tidak memperhatikan

penjelasan guru sehingga prestasi belajar pada mata pelajaran TIK menjadi

rendah. Oleh karena permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

penerapan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop

untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

TIK kelas XI di SMA Negeri 1 Tuntang.

Batasan penelitian yang digunakan untuk tidak memperluas area

pembahasan adalah: (1) Siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri Tuntang, (2)

Materi TIK tentang Mengolah dokumen pengolah angka dengan teks, tabel,

grafik, gambar, dan diagram semester II tahun ajaran 2016/2017, (3) Standard

Page 8: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

7

kompetensi Menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk

menghasilkan informasi.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama dilakukan oleh Melta Vina (2015), dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe MURDER untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas

XI IPA SMA Negeri 1 Kampar Timur”. Bentuk penelitian ini adalah

eksperimen dengan rancangan design randomized control group pretest-

postest. Populasi penelitian tersebut adalah seluruh siswa XI IPA di SMA

Negeri 1 Kampar Timur. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol. Teknik

analisis data menggunakan uji-t. hasil dari penelitian menunjukkan

thitung>ttabel (3,16>1,67) dan koefisinsi pengaruh sebesar 17,33%, sehingga

dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan koloid dikelas

XI IPA SMA Negeri 1 Kampar Timur.[2]

Penelitian kedua dilakukan oleh Putri Dzulhijjah (2015), dengan judul

“Penerapan Prezi Desktop Sebagai Media Presentasi Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon i Kelas X SMA

Negeri 9 Pekanbaru. Sampel dari penelitian adalah siswa kelas X4 sebagai

kelas eksperimen dan siswa pada kelas X2sebagai kelas kontrol. Kelas

eksperimen adalah kelas yang diterapkan media Prezi Dekstop sedangkan

kelas kontrol tidak diberi perlakuan. Teknik analisis data yang digunakan

adalah uji t. Berdasarkan hasil uji analisis data diperoleh thitung> ttabel yaitu

5,84>1,66, artinya penerapan Prezi Dekstop sebagai media presentasi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas

X SMA Negeri 9 Pekanbaru.[3]

Perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang

dilakukan adalah pada penelitian pertama terdapat perbedaan jenis mata

pelajaran,, responden siswa yang digunakan, dan juga media yang digunakan.

Sedangkan persamaannya terletak pada penggunaan metode pembelajaran.

Perbedaan dengan penelitian yang kedua adalah jenis mata pelajaran,

responden siswa yang digunakan, dan metode pembelajaran yang digunakan.

Sedangkan persamaannya terletak pada media yang digunakan.

Metode Pembelajaran MURDER merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang dapat membangun motivasi belajar serta

peningkatan kedalaman dan luasnya pemikiran pada siswa. Kegiatan berpikir

dan berdiskusi secara berpasangan pada masing-masing dyad dapat

memberikan banyak keuntungan. Dyad dapat diartikan sebagai pertemuan

Page 9: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

8

antara dua orang yang berkomunikasi secara lisan dan tertulis [4]. Metode

pembelajaran MURDER merupakan gabungan dari beberapa kata yang terdiri

dari, yaitu Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review.

Penerapan Pembelajaran MURDER menggunakan sepasang

anggota dyad dari suatu kelompok yang beranggotakan 4 orang, dengan

langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut [5]: 1) mood, mengatur

suasana hati yang cocok dengan cara berfokus pada tugas kelompok. Peran

guru adalah berusaha memfasilitasi siswa pada situasi belajar yang

memotivasi siswa untuk fokus pada kegiatan pembelajaran yaitu dengan cara

memberikan informasi atau fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan

sehari-hari. 2) understand, siswa membaca bagian materi tertentu dari naskah

tanpa menghafalkan oleh masing-masing dyad dalam suatu kelompok. Peran

guru adalah membagi naskah menjadi beberapa bagian sehingga memudahkan

siswa dalam membagi tugasnya serta mengarahkan siswa untuk mencermati

aspek penting yang ada pada naskah tersebut. Pada fase ini guru dapat

menggunakan media ajar untuk menunjang proses pembelajaran. 3) recall,

salah satu anggota kelompok memberikan sajian lisan dengan mengulang

materi yang dibaca. Peran guru adalah memilih secara acak anggota dyad

sehingga mendorong kesiapan dari setiap anggota dyad untuk menyajikan

materi. 4) digest, dilakukan oleh anggota kelompok lain jika terdapat

ketidakcocokan dengan apa yang disampaikan oleh anggota dyad, sehingga

diperlukan koreksi terhadap kesalahan yang muncul. 5) expand, dilakukan

oleh sesama pasangan. Setiap pasangan dapat memberikan contoh atau

aplikasi materi yang telah dibaca dalam kehidupan sehari-hari,

mengemukakan opini mereka terhadap topik yang dibahas ataupun

mengemukakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan topik yang dibahas.

Langkah-langkah 2, 3, 4, 5 diulang untuk bagian materi selanjutnya. 6) review,

atau merangkum kembali hasil pekerjaan berdasarkan hasil diskusi yang

berlangsung dan menyimpulkan hasil diskusi.

Prezi Dekstop Settle et al (2011) menyatakan bahwa Prezi merupakan

sebuah perangkat lunak berbasis internet Software as a Service (Saas) yang

digunakan sebagai media presentasi dan juga alat untuk mengeksplorasi

berbagai ide di atas kanvas virtual [7]. Prezi menjadi unggul karena program

ini menggunakan en:Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan

pengguna Prezi untuk dapat memperbesar dan memperkecil tampilan media

presentasi yang telah dibuat.

Keunggulan prezi menurut Brian & Alyson (2010) program presentasi

Prezi memiliki banyak kelebihan, diantaranya: 1) Prezi memiliki kemampuan

mengintegrasikan teks, gambar, animsi, audio, dan video ke dalam satu

Page 10: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

9

Observasi

Penyusunan Strategi

Pembelajaran

Pengolahan data

Penulisan hasil penelitian

Penerapan

presentasi tunggal. 2) Prezi memiliki konsep yang hampir sama seperti mind

mapping sehingga pengguna dapat melihat semua elemen presentasi secara

keseluruhan. 3) Prezi dapat digunakan sebagai alatuntuk membuat presentasi

yang dinamis dan informatif, sebab tersedia banyak template. 4) Prezi dapat

diakses secara online maupun offline (Prezi Dekstop). 5) Penggunaan dapat

menyisipkan konten atau isi dalam ukuran yang besar. 6) Pengguna dapat

fokus pada konten berbeda dengan menggunakan fitur zooming dan planning.

Konten dapat diperbesar sesusai keinginan pengguna sehingga detail konten

dapat tersampaikan dengan baik. 7) Prezi merupakan program presentasi

berbasis internet sehingga pengguna dapat berbagi [8]. Di samping

mempunyai keunggulan, Prezi juga mempunyai kekurangan. Keurangannya

adalah: (1) Perbedaan fasilitas pada akun Prezi yang berlangganan dan akun

yang tidak berbayar (Prezi Dekstop). menyebabkan pengguna akun tak

berbayar menjadi terbatas pada penggunaan template, (2) Prezi merupakan

program presentasi berbasis internet yang memungkinkan pengguna

menyisipkan berbagai macam konten dalam berbagai macam ukuran,

mengharuskan pengguna memiliki akses internet yang cepat dan stabil, (3)

Prezi membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software) komputer yang dapat mendukung program Prezi. Peengguna harus

memperbarui perangkat untuk dapat menggunakan Prezi [8].

Prestasi Belajar, menurut Muhibbin Syah (2008: 91) adalah “taraf

keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu”[9]. Pada penelitian ini pengambilan nilai dilakukan

dengan menggunakan tes praktik yang akan dilakukan di kelas pada setiap

akhir siklus. Hal tersebut bertujuan untuk melihat prestasi belajar siswa dan

sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi tertentu yang

telah dipelajari.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, Jenis

penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

sering disebut dengan CAR (Classroom Action Research). Sebelum

melakukan penelitian, berikut ini tahap penelitian:

Gambar 1. Tahap Penelitian.[10]

Page 11: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

10

Gambar 1. Merupakan tahap-tahap penelitian yang dilakukan, yang

terdiri dari observasi yaitu melakukan wawancara untuk mendapatkan

informasi dari narasumber untuk melakukan penelitian, penyusunan strategi

pembelajaran yang dilakuakan dengan membuat perangkat pembelajaran RPP

dan membuat media ajar animasi, penerapan yaitu melakukan penelitian yang

dilakukan dengan menggunakan siklus I dan II, pengolahan data dilakukan

untuk mengolah data penelitian, penulisan hasil penelitian dilakukan untuk

menulis laporan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas akan dilakukan

dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart, model ini merupakan

pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Model

yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen,

yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen

yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus

dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama).[11]

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis & Taggart.[11]

Tahap tindakan penelitian, rancangan model yang sudah disusun diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan persiklus dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat sebelumnya, setiap proses pembelajaran guru menggunakan media Prezi Dekstop dalam mempresentasikan materi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri Tuntang, dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri Tuntang. Kegiatan observasi dilakukan saat penelitian berlangsung, obsevasi dilakukan guna mengetahui apakah ada perubahan setelah dilakukan tindakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang terjadi telah sesuai dengan perencanaan. Data dalam penelitian ini adalah data keaktifan siswa dan data hasil prestasi belajar siswa.

Pada siklus kedua perencanaan tindakan ditentukan dari hasil refleksi

dari siklus pertama, jika sudah terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus

Page 12: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

11

kedua dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan, maka penelitian sudah bisa dihentikan dan jika hasil prestasi belajar belum memenuhi indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

keaktifan belajar dapat dilihat berdasarkan indikator keaktifan siswa.

Lembar observasi keaktifan disusun berdasarkan indikator keaktifan menurut Asmani (2011) [12], Indikator-indikator tersebut dijabarkan ke dalam beberapa item pernyataan, dan ditunjukan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Indikator Keaktifan Siswa

No Indikator Pernyataan

1 Pengalaman 1. Siswa menggunakan media/alat yang tersedia selama

proses pembelajaran berlangsung

2. Siswa membaca atau mencari literatur lain sebagai

sumber belajar yang menunjang jawaban dari pertanyaan

di LKS

2 Interaksi dan

komunikasi

1. Siswa mengajukan pertanyaan

2. Siswa mengemukakan pikiran atau pendapat

3. Siswa memberikan tanggapan dari pendapat ataupun

pertanyaan

3 Refleksi 1. Siswa mencatat apa yang telah dipelajari

Tabel 1. Merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengamati keaktifan siswa di kelas. Data observasi keaktifan siswa kemudian

dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut ini:

Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori

kurang.

Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori

cukup.

Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat

baik.

Untuk mengetahui keaktifan setiap siswa, dilakukan proses perhitungan

dengan menggunakan Persamaan 3.1 (Verosika, 2013).[13]

Nilai keaktifan siswa = ∑ ���� ��������� �����

∑ ���� ����������

Setelah mendapatkan nilai keaktifan siswa, kategori keaktifan siswa

dimodifikasi berdasarkan langkah Usman dan Akbar (2006:71)

Page 13: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

12

diolah dengan [14]:

R = data tertinggi – data terendah

= 4.0 – 1.0

= 3.0

Banyak kelas = 3 kelas

P = �������

������ �����

= �

= 1

Sehingga diperoleh:

Skor 1 – 1,9 = keaktifan kategori rendah

Skor 2 – 2,9 = keaktifan kategori sedang

Skor ≥ 3 = keaktifan kategori tinggi

Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes

praktik. Tes praktik dilaksanakan pada pertemuan akhir dari setiap siklus. Tes

ini dilakukan guna mengukur prestasi belajar siswa setelah dilakukan

tindakan. Data prestasi belajar siswa ini dianalisa dengan rata-rata nilai kelas,

nilai maksimal dan minimal serta jumlah siswa yang tuntas maupun tidak

tuntas. Dalam penelitian, indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau

tolok ukur suatu penelitian dikatakan berhasil atau tidak, selain itu yang

menjadi indikator keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah

meningkatnya prestasi belajar dari siklus satu ke siklus selanjutnya. Apabila

nilai prestasi belajar siswa yang didapat sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yaitu ≥ 75 mencapai 75% dari standar ketuntasan belajar

minimal, maka dapat dikatakan menggunakan metode pembelajaran

MURDER berbantu media Prezi Dekstop pada mata pelajaran TIK kelas XI

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Hasil dan Pembahasan

Pembelajaran dilaksanakan di dalam laboratorium komputer.

Penelitian dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan pada dua siklus. Siklus satu berlangsung dua kali pertemuan

pada tanggal 8 Mei dan 15 Mei 2017. Pada pertemuan pertama, pada tahap

mood, guru memulai pembelajaran dengan memberikan contoh kegunaan

Microsoft Office Excel pada fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk

memperhatikan pelajaran dengan baik. Kemudian setelah tahap tersebut

terlewati, pada tahap understand, guru menyampaikan materi Setelah itu guru

menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian

Page 14: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

13

mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti

demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel

dengan media Prezi Dekstop sebagai alat presentasi. Setelah itu guru

menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian

mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti

demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel.

Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok berjumlah empat

orang tiap kelompok yang terdiri atas 2 dyad. Kemudian guru memberikan

latihan soal yang akan dikerjakan secara kelompok, kemudian masing-masing

pasangan dyad mendiskusikannya, setelah salah satu anggota menemukan

jawabannya, anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika terjadi

kekeliruan. Setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai

mengerjakan tugas masing-masing, pasangan dyad-1 menjelaskan jawaban

yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula

pasangan dyad-2. Setelah itu pada tahap recall, salah satu anggota dyad

kelompok akan ditunjuk secara acak oleh guru sehingga mendorong kesiapan

dari setiap anggota dyad untuk menyajikan materi. Kemudian pada tahap

digest, anggota kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapi, memberikan

pendapat, pertanyaan, atau koreksi apabila ditemukan ketidakcocokan dan

ketidaksesuaian terhadap penyampaian materi dari anggota kelompok penyaji.

Setelah itu pada tahap expand, setiap pasangan dapat memberikan contoh atau

aplikasi materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan opini

mereka terhadap topik cara memasukkan formula dan mengemukakan

pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemudian pada

tahap pada tahap review Pada akhir pelajaran guru memberikan kesempatan

kepada siswa yang masih kurang mengerti tentang materi tertentu yang telah

disampaikan dan dipelajari bersama pada hari tersebut. Setelah itu guru dan

siswa bersama-sama merangkum hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan

sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi lanjutan dari materi pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan materi

mengidentifikasi absolut dan sel relatif melalui contoh yang ada. Setelah itu

guru melakukan proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

MURDER seperti yang telah diterapkan pada pertemuan yang pertama sampai

akhir pembelajaran. Namun pada pertemuan yang kedua merupakan akhir dari

siklus satu sehingga guru akan melakukan tes pengambilan nilai untuk melihat

prestasi belajar siswa pada siklus satu setelah diterapkan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop

dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Hasil yang didapat akan

dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus

Page 15: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

14

dua. Berikut hasil observasi keaktifan siswa berdasarkan Indikator pada siklus

satu pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Indikator

No Indikator Siklus I Persentase

Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Pengalaman 72,57% 75,35% 73,96%

2 Interaksi dan Komunikasi 60,19% 65,51% 62,85%

3 Refleksi 68,06% 81,25% 74,65%

Data hasil observasi keaktifan siswa siklus satu berdasarkan indikator

menunjukkan adanya peningkatan presentase dari masing-masing indikator

keaktifan belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada

siklus satu, indikator interaksi dan komunikasi merupakan indikator dengan

persentase keaktifan paling rendah daripada dua indikator lainnya. Jadi dapat

diketahui bahwa selama ini siswa kurang aktif dalam bentuk interaksi dan

komunikasi. Data hasil observasi keaktifan siswa berdasarkan kategori pada

siklus satu ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Kategori

No Interval Kategori

Keaktifan

Siklus I Persentase

Rata-rata Pertemuan I Pertemuan II

1 Skor ≥ 3 Tinggi 59,26% 70,37% 64,81%

2 Skor 2 – 2,9 Sedang 34,72% 29,63% 32,18%

3 Skor 1 – 1,9 Rendah 6,02% 0,00% 3,01%

Jumlah 100% 100% 100%

Dari hasil observasi siklus satu diketahui persentase keaktifan belajar

siswa pada pertemuan pertama dan kedua pada interval skor ≥ 3 (kategori

keaktifan tinggi) mengalami peningkatan. Sedangkan pada kategori keaktifan

sedang dan rendah mengalami penurunan. Kemudian hasil tes pada siklus

satu akan ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus I

No Range nilai F Presentase (%)

1 85 – 100 8 22,22%

2 75 – 84 18 50,00%

3 65 – 74 3 8,33%

4 55 – 64 7 19,44%

5 0 – 54 0 0,00%

Page 16: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

15

Jumlah 36 100%

Rata – rata Kelas 73,06

Jumlah Tuntas 26

Jumlah tidak Tuntas 10

Berdasarkan tabel 4. Dapat diketahui bahwa jumlah siswa ada 36 anak,

rata-rata nilai siswa 73.06, jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran

sebanyak 26 siswa (72,22%) sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa

(27,78%). ketuntasan prestasi belajar siswa mencapai sebesar 72,22% dan

belum mencapai persentase ketuntasan yang ditetapkan yaitu 75%.

Berdasarkan hasil analisis data siklus satu belum mencapai indikator

keberhasilan maka dilanjutkan ke siklus dua. Dari perolehan data tersebut,

selanjutnya menjadi refleksi siklus satu untuk memperbaiki proses

pembelajaran selanjutnya. Kekurangan dan perbaikan pada siklus satu pada

tabel 5.

Tabel 5. Refleksi Siklus I

No Kekurangan Perbaikan

1 Guru menjelaskan materi menggunakan

metode pembelajaran MURDER

berbantu media Prezi Dekstop dan murid

mengikuti langkah - langkah seperti yang

dicontohkan dalam demonstrasi, akan

tetapi masih ada murid yang bingung

namun malu bertanya, dan akhirnya

kurang memperhatikan dengan baik.

Kemudian dalam diskusi pada masing-

masing dyad dalam kelompok masih ada

beberapa siswa yang kurang menjalin

interaksi dan komunikasi dengan baik

antar dyad dalam tiap kelompok.

Guru menjelaskan materi

menggunakan metode

pembelajaran MURDER

berbantu media Prezi Dekstop

berulang - ulang lebih dari satu

kali. Dan membiasakan tiap

siswa untuk kerap berdiskusi,

berinteraksi dan menjalin

komunikasi yang baik dengan

masing-masing dyad dalam tiap

kerja kelompok.

Penelitian pada siklus dua berlangsung dua kali pertemuan yaitu

tanggal 22 Mei 2017 dan 29 Mei 2017. Pada pertemuan pertama, pada tahap

mood, guru memulai pembelajaran dengan memberikan contoh kegunaan

Microsoft Office Excel pada fenomena-fenomena menarik dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk

memperhatikan pelajaran dengan baik. Kemudian setelah tahap tersebut

terlewati, pada tahap understand, guru menyampaikan materi Setelah itu guru

menjelaskan materi tentang tentang membuat grafik sederhana dan kemudian

mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti

Page 17: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

16

demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel

dengan media Prezi Dekstop sebagai alat presentasi. Setelah itu guru

menjelaskan materi tentang cara untuk memasukan formula dan kemudian

mendemonstrasikannya sedangkan siswa memperhatikan dan mengikuti

demonstrasi yang dilakukan oleh guru menggunakan Microsoft Office Excel.

Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok berjumlah empat

orang tiap kelompok yang terdiri atas 2 dyad. Kemudian guru memberikan

latihan soal yang akan dikerjakan secara kelompok, kemudian masing-masing

pasangan dyad mendiskusikannya, setelah salah satu anggota menemukan

jawabannya, anggota yang lain menulis sambil mengoreksi jika terjadi

kekeliruan. Setelah pasangan dyad-1 dan pasangan dyad-2 selesai

mengerjakan tugas masing-masing, pasangan dyad-1 menjelaskan jawaban

yang ditemukan oleh mereka kepada pasangan dyad-2, demikian pula

pasangan dyad-2. Setelah itu pada tahap recall, salah satu anggota dyad

kelompok akan ditunjuk secara acak oleh guru sehingga mendorong kesiapan

dari setiap anggota dyad untuk menyajikan materi. Kemudian pada tahap

digest, anggota kelompok lain diperbolehkan untuk menanggapi, memberikan

pendapat, pertanyaan, atau koreksi apabila ditemukan ketidakcocokan dan

ketidaksesuaian terhadap penyampaian materi dari anggota kelompok penyaji.

Setelah itu pada tahap expand, setiap pasangan dapat memberikan contoh atau

aplikasi materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan opini

mereka terhadap topik tentang membuat grafik sederhana dan mengemukakan

pertanyaan yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Kemudian pada

tahap pada tahap review Pada akhir pelajaran guru memberikan kesempatan

kepada siswa yang masih kurang mengerti tentang materi tertentu yang telah

disampaikan dan dipelajari bersama pada hari tersebut. Setelah itu guru dan

siswa bersama-sama merangkum hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua guru menjelaskan sekilas tentang materi pertemuan

sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan materi lanjutan dari materi pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan materi cara membuat

grafik dan memodifikasinya menggunakan media Prezi Dekstop sebagai

media presentasi. Setelah itu guru melakukan proses pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran MURDER seperti yang telah diterapkan

pada pertemuan yang pertama sampai akhir pembelajaran. Namun pada

pertemuan yang kedua merupakan akhir dari siklus dua, sehingga guru akan

melakukan tes pengambilan nilai untuk melihat prestasi belajar siswa pada

siklus dua setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop dari pertemuan

pertama sampai pertemuan kedua. Dari hasil observasi siklus dua diketahui

persentase keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

Page 18: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

17

Tabel 6. Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan Indikator

No Indikator Siklus II Persentase

Rata-rata Pertemuan I Pertemuan II

1 Pengalaman 78,13% 84,38% 81,25%

2 Interaksi dan Komunikasi 70,83% 80,56% 75,69%

3 Refleksi 75,69% 81,25% 78,47%

Data pada tabel 6. Menunjukkan adanya peningkatan presentase dari

masing-masing indikator keaktifan belajar siswa pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua pada siklus dua. peningkatan pada siklus kedua sudah

memenuhi standar pesentase yang telah ditetapkan yaitu 75%. Data hasil

observasi keaktifan siswa berdasarkan kategori pada siklus dua ditunjukkan

pada tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Berdasarkan Kategori

No Interval Kategori

Keaktifan

Siklus II Persentase

Rata-rata Pertemuan I Pertemuan II

1 Skor ≥ 3 Tinggi 80,56% 95,37% 87,96%

2 Skor 2 – 2,9 Sedang 19,44% 3,24% 11,34%

3 Skor 1 – 1,9 Rendah 0,00% 1,39% 0,69%

Jumlah 100% 100% 100%

Pada tabel 7. Hasil observasi siklus dua diketahui persentase keaktifan

belajar siswa pada pertemuan pertama dan kedua pada interval skor ≥ 3

(kategori keaktifan tinggi) mengalami peningkatan. Sedangkan pada kategori

keaktifan sedang dan rendah mengalami penurunan. Kemudian hasil tes pada

siklus dua akan ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 8. Persentase Nilai Tes Siswa Siklus II

No Range nilai F Presentase (%)

1 85 – 100 8 25,50%

2 75 – 84 18 58,33%

3 65 – 74 3 16,67%

4 55 – 64 7 0,00%

5 0 – 54 0 0,00%

Jumlah 36 100%

Rata – rata Kelas 79,92

Jumlah Tuntas 30

Page 19: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

18

Jumlah tidak Tuntas 6

Diketahui jumlah siswa ada 36 anak dengan rata-rata nilai siswa 79.92

jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 30 siswa (83,33%)

sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa (16,67%). nilai persentase rata-

rata ketuntasan prestasi belajar siswa sudah memenuhi kriteria persentase

ketuntasan yang diharapkan yaitu 75%. sehingga penelitian ini dapat

dihentikan dan untuk siswa yang belum tuntas akan mendapatkan tugas untuk

perbaikan.

Berdasarkan uraian pembahasan, adanya peningkatan keaktifan belajar

dan prestasi belajar pada siklus dua sudah mencapai indikator keberhasilan

yang ditetapkan, maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya.

Peningkatan keaktifan belajar siswa pada siklus satu dan siklus dua dapat

dilihat dari persentase rata-rata. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 9. keaktifan belajar siswa siklus I dan II berdasarkan indikator

No Indikator Siklus I Siklus II

1 Pengalaman 73,96% 81,25%

2 Interaksi dan Komunikasi 62,85% 75,69%

3 Refleksi 74,65% 78,47%

Data keaktifan belajar siswa digunakan untuk mengetahui seberapa

besar perubahan persentase keaktifan siswa yang terjadi pada tiap indikator

keaktifan selama diterapkan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran

MURDER berbantu media Prezi Desktop pada siklus satu dan siklus dua. Data

keaktifan siswa berdasarkan indikator diketahui terjadi peningkatan pada

masing-masing indikator. Peningkatan tertinggi terdapat pada indikator

interaksi dan komunikasi yaitu sebesar 12,84%, sedangkan indikator

pengalaman dan refleksi masing-masing sebesar 7,29% dan 3,82 dengan

beberapa perbaikan sesuai hasil refleksi yang dilakukan. Kemudian untuk

melihat peningkatan keaktifan siswa berdasarkan kategori pada siklus satu dan

siklus dua, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Keaktifan belajar siswa siklus I dan II berdasarkan kategori

No Interval Kategori Keaktifan Siklus I Siklus II

1 Skor ≥ 3 Tinggi 64,81% 87,96%

2 Skor 2 – 2,9 Sedang 32,18% 11,34%

3 Skor 1 – 1,9 Rendah 3,01% 0,69%

Page 20: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

19

Jumlah 100% 100%

Berdasarkan data keaktifan belajar siswa berdasarkan kategori dapat

dilihat bahwa ada peningkatan persentase siswa yang memperoleh keaktifan

pada interval skor ≥ 3 (kategori keaktifan tinggi), dari siklus satu sampai

dengan siklus dua. Kemudian ada penurunan persentase siswa yang

memperoleh keaktifan interval skor < 3 (kategori keaktifan sedang dan

kategori keaktifan rendah) dari siklus satu sampai dengan siklus dua.

Tabel 11. Data persentase rata-rata nilai siswa pada siklus I dan II

No Penilaian Nilai Tes

Siklus I Siklus II

1 Rata-rata kelas 73,06 79,53

2 Persentase ketuntasan 72% 83%

Berdasarkan data nilai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil

tes praktik siswa dari siklus satu dan siklus dua, rata-rata pada siklus satu

73,06 dengan persentase ketuntasan 72% dan rata-rata kelas pada siklus dua

79,53 dengan persentase ketuntasan 83%. hasil rata-rata kelas dari siklus satu

dan siklus dua terjadi peningkatan sebesar 6,4 sedangkan persentase

ketuntasan pada siklus satu dan siklus dua mengalami peningkatan sebesar

11%. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena

sudah memenuhi kriteria yang diharapkan.

5. Diskusi

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas XI

IPA SMA Negeri 1 Tuntang pada bulan Mei 2017 dengan menggunaan

metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop dalam

pembelajaran TIK dengan kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah

angka di Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Tuntang dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

hasil observasi keaktifan siswa, pada siklus satu keaktifan siswa pada interval

skor ≥ 3 (kategori tinggi) sebesar 64,81%, kemudian pada siklus dua mencapai

87,96%. Sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa pada tes siklus satu,

nilai siswa yang mencapai ketuntasan adalah 26 siswa atau sekitar 72,22%,

kemudian pada siklus dua mencapai 30 siswa atau sekitar 83,33%. Dengan

demikian prestasi belajar siswa pada siklus dua telah melampaui kriteria

keberhasilan tindakan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Dengan

menerapkan metode pembelajaran MURDER berbantu media Prezi Dekstop

yang memiliki kelebihan salah satunya adalah peda tampilan yang menarik

dan pemanfaatannya yang mudah, secara berulang-ulang maka keaktifan siswa

Page 21: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

20

dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK dengan kompetensi dasar

mengolah dokumen pengolah angka di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 dapat

meningkat, sehingga permasalahan tentang keaktifan dan prestasi belajar

siswa yang rendah pada mata pelajaran TIK kelas XI SMA Negeri 1 Tuntang

pada pokok bahasan tersebut dapat teratasi.

Saran yang dapat disampaikan bagi penelitian selanjutnya, diharapakan

dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian dan terus

mengembangkan atau menyempurnakan penelitian tentang penerapan metode

pembelajaran MURDER dengan mengkolaborasikannya dengan metode

pembelajaran yang lain dan atau mengembangkan pemanfaatan media yang

digunakan dalam membantu proses pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran MURDER.

6. Daftar Pustaka

[1] Ardana, I Made. 2007. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Makalah disajikan dalam Seminar Matematika Regional Bali, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, Undiksha, Singaraja 26 Nopember 2007.

[2] Melta Fina. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Murder Untuk Meningkatkan Prestasi Belajara Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Kampar Timur. (online) http://jom.unri.ac.id/. [18 April 2017]

[3] Putri Dzulhijjah. (2015). Penerapan Prezi Desktop Sebagai Media Presentasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon I Kelas X Sma Negeri 9 Pekanbaru. (online).http://jom.unri.ac.id/.[20 April 2017]

[4] I Wayan Santyasa. 2006. Pembelajaran Inovatif : Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Prosiding, Pelatihan bagi Guru SMA. 27 Desember 2006. FPMIPA Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.

[5] Lestari, N. W. R. 2008. Pengaruh model penilaian dan seting pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2007/2008. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha

[6] Sadiman, Arief S dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo. Jakarta

[7] Brian, E. P, Alyson, G. S (2010) A Review of a Presentation Technology: Prezi, Research on Social Work Practice 000(00) 1-2

[8] Rusman, 2010, Model-model Pembelajaran – mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

[9] Syah,Muhibbin. Psikologi Belajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.2008 [10] Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. [11] Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian

Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Yogyakarta: PT. Indeks.

Page 22: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

21

[12] Asmani, J.M. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press [13] Yolanda Verosika. (2013). Penerapan Numbered Heads Together Untuk

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas 5 Sd Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. (online). http://repository.uksw.edu/. [22 April 2017]

[14] Usman dan Akbar. 2008 Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara