program studi pendidikan guru madrasah...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE,
RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
MI UNWAANUNNAJAH
Skripsi
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Isti Saras SwatiNIM. 1111018300050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA,
1437 H/2015 M
i
ABSTRAK
Isti Saras Swati (1111018300050), “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) UntukMeningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MI Unwaanunnaja”. SkripsiJurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji, 1) Peningkatan hasil belajarIPS siswa melalui penerapan model pembelajaran ARIAS, 2) Penerapan modelpembelajaran ARIAS dalam pembelajaran Persiapan Kemerdekaan dan PerumusanDasar Negara. Penelitian ini dilakukan di MI Unwaanunnajah. Metode yangdigunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiridari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Adapun subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V MI Unwaanunnajahsebanyak 37 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasilbelajar, lembar Observasi ARIAS, dan wawancara. Teknis analisis data yangdigunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajardari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hasil belajar siswa tiapsiklusnya yaitu: pada siklus I rata-rata hasil pretest sebesar 35,81 dan nilai postestsebesar 76,75. Ini berarti ada peningkatan sebesar 40,94. Pada siklus II, hasilprestasi belajar semakin mengalami peningkatan , yaitu nilai pretesr sebesar 40,40dan nilai postest sebesar 82,56. Pada siklus II ini prestasi belajar mengalamipeningkatan sebesar 42,16. Kesimpulan penelitian bahwa penerapan modelpembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MIUnwaanunnajah.
Kata Kunci : Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,Assessment, Dan Satisfaction) Hasil Belajar IPS Siswa.
ii
ABSTRACT
Isti Saras Swati (1111018300050), "Application of Learning Model ARIAS(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) To ImproveStudent Learning Outcomes IPS Class V MI Unwaanunnaja". Thesis Departmentof Islamic Elementary Teacher Education, Faculty of Science and TeachingTarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, October 2015.
The purpose of this study was to examine, 1) Improved IPS student learningoutcomes through the application of learning models ARIAS, 2) Implementationof the learning model in teaching ARIAS Independence Preparation andFormulation of the State. This research was conducted in MI Unwaanunnajah.The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR), whichconsists of four stages, namely planning, implementation, observation, andreflection. The subjects of this study were students of class V MI Unwaanunnajahas many as 37 students. The research instrument used is the achievement test,sheet ARIAS observation, and interviews. Technical analysis of the data used isdescriptive analysis.
Results from this study showed an increase learning outcomes of each cycle. Thisis evident from the average value of each cycle of student learning outcomes,namely: the first cycle average yield of 35.81 pretest and posttest score of 76.75.This means that there is an increase of 40.94. In the second cycle, the result oflearning achievement is getting increased, the value pretesr at 40.40 and posttestvalue of 82.56. At this second cycle of learning achievement increased by 42.16.Research conclusion that the application of learning models ARIAS can improvelearning outcomes IPS MI Unwaanunnajah fifth grade students.
Keywords: Learning Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,and Satisfaction) IPS Student Learning Outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Allah Swt Yang
Maha Melihat dan Mendengar atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesikan karya tulis berbentuk skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Nabi besar
Muhammad Saw beserta seluruh keluarga, sahabatnya dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akhir akademis di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Islam. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Berkat kerja keras, doa dan
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil untuk menyelesaikan
skripsi ini semua dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
sangat ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghormatan yang tiada
hingganya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Khalimi, M.Ag, Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd, Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Bapak Dr. Rozak, M.Si, dosen pembimbing yang telah memberi masukan,
ilmu, dan arahan yang amat bermanfaat kepada penulis selama melaksanakan
penyususnan skripsi ini.
5. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang penuh
keikhlasan membimbing dan memberi arahan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
iv
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
7. Ibu Sanijah, S.Pd.I, kepala sekolah MI Unwaanunnajah yang dengan ramah
dan baik hati memberikan penulis tempat untuk melakukan penelitian skripsi.
8. Ibu Siti Jubaidah, S.Pd, guru bidang studi IPS khusus kelas V yang selalu
membantu, memberikan masukan yang sangat bermanfaat, memberikan arahan
yang positive dan memberikan ruang gerak yang luas bagi peneliti saat
melakukan penelitian.
Ucapan Terimakasih
1. Kedua orang tua tercintaku, orang tua yang sangat saya sayangi melebihi
apapun di dunia ini, Ibu Sujiati dan Bapak Tarmudin atas kasih sayang yang tak
pernah berhenti mengalir dan selalu aku banggakan. Terima kasih doa yang
tiada hentinya, dan berbagai dukungan kepada anakmu ini. Hanya Allah Swt
yang dapat membalasnya, dan semoga penulis dapat memberikan yang terbaik.
(terima kasih mama dan bapak, engkau memiliki kekuatan besar yang mampu
memberikan semangat dan bergairah dalam menjalani hari-hariku, termasuk
dalam menyelesaikan skripsi ini, semangat hidup dikala aku sedih, kaulah
permata hatiku).
2. Kakak dan Adikku tersayang Eko dan Elis yang selalu menjadi penyemangatku
untuk cepet menyelesaikan tugas akhir ini serta sebagai pemberi support yang
sangat handal.
3. Wan wan tercintaku, Yulia Kurnia Dewi, Febriani, Arrum Nisa, dan Eva
Fauziah yang tak pernah bosan menemaniku di kampus kurang lebih 4 tahun.
Susah senang kenyang lapar kaya miskin selalu bersama. Terima kasih untuk
kalian yang tercinta. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan dan
ketulusan kalian semua. Semoga ilmu yang kita miliki bermanfaat untuk diri
sendiri dan orang lain. Jadi guru professional ya wan. I love you so much..
4. Sahabat-sahabat terbaikku Anis Finalisa, Fina Syarifah, Siti Fatimah, Riana,
Vira, Sifa Fauziah Hasanah, Anisa, Nunu, Aprilia Balqis Putri, dan Melda
qanita yang selalu mendukung dan memberikan semangat yang tidak pernah
v
padam, kalian adalah orang-orang yang selalu ada disampingku. Kalian adalah
pahlawan dalam hidupku, selalu ada disampingku disaat aku senang dan sedih.
5. Calon imamku Abang Suhaimi dan Ibu terima kasih banyak saya ucapkan atas
semua bantuan yang diberikan, semangat yang tak pernah putus dan dukungan
penuh atas terselesaikannya skripsi ini. I love you sayang.
6. Azizah, Rifa, dan Fitri Oniy teman-teman seperjuangan yang selalu
mengingatkan dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Husnul Maab, Siti Saadah, Fahmi, Aab, Ayu, Igeul, Dini, Maul, Kusen, Anjay,
Akbar, Nayu, Haluk, Elis, Zi, Muti, Cece, Jo, Hana, Nisa, Barqu, Nana, Evi,
Amoy, Wiwin, Nadia, Mona, Banu Ummu, Desy and all crew PGMI A. Terima
kasih untuk semua pengalaman yang berharga selama kurang lebih 4 tahun
bersama. Terima kasih untuk support dan doa kalian semua. (Kita adalah orang
sukses di masa depan, Aamiin..)
8. Semua teman dan sahabat yang telah membantu baik moril maupun materil
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat disebut
satu persatu.
Semoga Allah Swt membalas amal kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 28 September 2015Penulis
Isti Saras Swati
vi
DAFTAR ISI
Abstrak…………..…..…………………………………………………………………... i
Abstract………………...………………………………………………………………... ii
Kata Pengantar………………………………………………………............................... iii
Daftar Isi…...……………..……………………………………………………………… vi
Daftar Tabel…………………………………………………………………………….... ix
Daftar Gambar………………………………………………………………………....... x
Daftar Lampiran…………………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah..................................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah...................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….. 8
F. Kegunaan Penelitian………………………………………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan teori area dan fokus yang diteliti
1. Model Pembelajaran ARIAS
a. Pengertian Pendekatan, Mode, Strategi, Metode, dan Teknik........................... 10
b. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS…………….........................................
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ARIAS.................................................................
d. Komponen Model Pembelajaran ARIAS..........................……..………………
e. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS................................
f. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS……………………………………..
g. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS..................................
13
15
16
20
21
25
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar……...….……………….……………..… 25
vii
b. Unsur-unsur Belajar………………………………………………………..…..
c. Kejadian Belajar…..……………………………………………………………
27
28
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial………………………………………….
b. Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar Negara…….
30
33
B. Hasil Penelitian yang Relevan…..…………………………………………………… 33
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan.................................................................
D. Hipotesis Tindakan..………………………………………………………………….
34
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………......……. 36
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian...……………….……………
1. Perencanaan............................................................................................................
2. Tindakan.................................................................................................................
3. Pengamatan.............................................................................................................
4. Refleksi...................................................................................................................
36
38
38
39
39
C. Subyek Penelitian..…………………………………………………………………. 40
D. Peran dan Posisi dalam Penelitian....………………………………………………. 40
E. Tahap Intervensi Pendidikan...…………………..………………………………… 41
F. Hasil intervensi Tindakan yang diharapkan…………………………………………
G. Data dan Sumber Data..................................................................................................
H. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................................
I. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................
J. Teknik Pemeriksaan kepercayaan.................................................................................
1. Uju Validitas…...…………………………………………………………………
2. Uji Reliabilitas………...………………………………………………………….
3. Taraf Kesukaran…………………………………………………………………..
4. Daya Pembeda……………………………………………………………………
K. Analisis Data dan Interpretasi Data..............................................................................
47
47
48
49
49
50
40
50
51
52
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan..…………………………………………… 53
viii
BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data……………………………………………………………………….. 54
1. Gambaran Umum Madrasah…………...…………….…………………..………. 54
2. Kegiatan Pra Penelitian……………...………………….........………………..….
B. Pemeriksaan Keabsahan Data……………………………………………………….
C. Analisa Data………………………………………………………………………….
1. Hasil Observasi…………………………………………………………………..
2. Hasil Wawancara…………………………………………………………………
D. Interpretasi Hasil Analisis……………………………………………………………
59
60
6161
62
631. Pelaksanaan Penelitian Siklus I..............…………………………………………
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II…......................................................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian……................................................................................
63
71
80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………....... 83
B. Saran…………………………………………………………………………………. 83
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………... 87
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan…...…………...…… 37
Tabel 2. Tahap Penelitian Siklus I………………………………...….. 38
Tabel 3. Tahap Penelitian Siklus II……………………………...……. 40
Tabel 4. Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah…………..….. 50
Tabel 5. Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015…………..………… 52
Tabel 6. Data Fasilitas Madrasah……………………………..……… 52
Tabel 7. Data Ekskul Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015……..……... 53
Tabel 8. Jadwal Pelajaran IPS…………………………………..……. 54
Tabel 9. Hasil Tes Belajar Materi Persiapan Kemerdekaan dan
Perumusan Dasar Negara…………………………………....55
Tabel 10. Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I……………... 63
Tabel 11. Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II…………….… 70
Tabel 12. Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
Siklus I……………………………………………………...... 72
Tabel 13. Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
Siklu II……………………………………………………...... 73
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Pembelajaran dengan Model Pembelajaran
ARIAS……………...…….……………………..…………....22
Gambar 2. keterpaduan cabang Ilmu Pengetahuan Sosial ...…………… 27
Gambar 3. Desain Penelitian Tindakan Kelas ……….………………... 34
Gambar 4. Aktivitas Siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok di
siklus I………………….…………………………….……… 59
Gambar 5. Aktivitas siswa pada tahap Assessment siklus I……...……... 60
Gambar 6. Aktivitas siswa pada tahap Satisfaction pada siklus I……….. 61
Gambar 7. Aktivitas siswa saat mengerjakan postest siklus I………...… 62
Gambar 8. Aktivitas siswa saat tahap Assurance siklus II…………...…. 66
Gambar 9. Aktivitas Siswa dalam tahap Interest pada siklus II……...…. 68
Gambar10. Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja Individu
pada Siklus II…………………………………………….…..68
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………… 87
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……….. 102
Lampiran 3 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I………………………….. 118
Lampiran 4 : Soal Pretest Siklus I………………………………….. 119
Lampiran 5 : Kunci Jawaban Pretest Siklus I……………………… 123
Lampiran 6 : Soal Postest Siklus I…………………………………. 124
Lampiran 7 : Kunci Jawaban Postest Siklus I……………………… 128
Lampiran 8 : Lembar Observasi ARIAS Siklus I…………………. 129
Lampiran 9 : LKS 1 dan LKS 2……………………………………. 130
Lampiran 10 : Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II…………………………. 133
Lampiran 11 : Soal Pretest Siklus II…………………………………. 134
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Pretest Siklus II……………………... 138
Lampiran 13 : Soal Postest Siklus II………………………………… 139
Lampiran 14 : Kunci Jawaban Postest Siklus II……………………... 143
Lampiran 15 : Lembar Observasi ARIAS Siklus II………………… 144
Lampiran 16 : LKS 3 dan LKS 4……………………………………. 145
Lampiran 17 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus I …………………… 146
Lampiran 18 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus I…... 153
Lampiran 19 : Soal Uji Coba Instrumen Siklus II…………………… 154
Lampiran 20 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus II….. 160
Lampiran 21 : Tabel Skor N Gain Siklus I dan II…………………… 161
Lampiran 22 : Perhitungan Skor N Gain…………………………….. 162
Lampiran 23 : Lembar Wawancara Guru……………………………. 163
Lampiran 24 : Lembar Wawancara Siswa…………………………... 166
Lampiran 25 : Daftar Nama siswa kelas V………………………….. 169
Lampiran 26 : Lembar Uji Referensi………………………………... 170
Lampiran 27 : Surat Bimbingan Skripsi……………………………... 175
Lampiran 28 : Surat izin Penelitian………………………………….. 176
xii
Lampiran 29 : Surat Balasan Penelitian……………………………... 177
Lampiran 30 : Biodata Penulis………………………………………. 178
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sistem menyeluruh dan terpadu yang
meliputi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang saling berkaitan satu sama
lain. Sistem tersebut meliputi komponen-komponen yang saling mempengaruhi
dan menentukan yaitu tujuan, peserta didik, alat dan lingkungan.1 Jika salah
satu komponen tersebut tidak ada maka pendidikan tidak dapat berfungsi. Oleh
karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan dan
prioritas secara baik karena masa depan suatu bangsa sangat erat kaitannya
dengan komitmen politik dan upaya nyata bangsa dalam membangun
pendidikan untuk generasai muda. Sesuai Undang-undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang fungsi pendidikan nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.2
Fungsi tersebut merupaka salah satu usaha untuk memberikan sepirit dan
komitmen pada semua elemen masyarakat, khususnya para penyelenggara
negara untuk menyatukan visi dan tekad dalam membangun mutu pendidikan
nasional. Kemudian untuk mengembangkan bakat dan pribadi warga negara
secara optimal ke arah yang positif. Namun pada kenyataannya ilmu
pendidikan sering kurang dipahami esensinya karena pendidikan bersifat
ganda, yaitu bentuk pengalaman pendidikan dan objektivitasnya yang bersifat
multi-referensial, yang berakar dari cabang psikologi, sosiologi, filsafat, dan
1 Abdul, Kadir, dkk, Dasar-dasar pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. Ke-2, h. 752 Abd. Rozak, Fauzan dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan peraturan bidang
pendidikan, (Jakarta: FITK Press, 2010), Cet. Ke-1, h. 6.
2
antropologi.3 Bagi berbagai pihak yang bersifat konservatif4 memandang
sekolah merupakan lembaga sosial dan transmisi kebudayaan dari nilai-nilai
luhur bangsa, bukan untuk mengubah masyarakat, melainkan untuk
mempertahankan berbagai tradisi dan nilai kebudayaan.5 Namun pada
kenyataannya sekolah adalah lembaga pendidikan yang bertanggung jawab
dengan menjalankan tugasnya yakni memberikan pendidikan dan pengajaran
dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan pemahaman
masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat. Proses tersebut meliputi bentuk pengoprasian ilmu normatif, yaitu
memberikan warna kehidupan sosial anak pada masa sekarang dan masa yang
akan datang. Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas penanaman moral
di sekolah adalah kehidupan keluarga, masyarakat dan kelembagaan.
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan saat ini adalah pergantian kurikulum,6 tunjangan sertifikasi pada
guru,7 memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan lain
sebagainya. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan dituntut maksimal dan
berkualitas. Pada hakikatnya kualitas tersebut ditentukan melalui proses belajar
mengajar di kelas yakni dengan cara mengajarkan muatan-muatan materi
seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
3Conny R, Semiawan, Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar, (Jakarta:PT. Indeks, 2008), Cet. III, h. 111-112.
4Konservatif adalah kolot, bersikap mempertahankaan keadaan, kebiasaan dan tradisiyang berlaku. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia PusatBahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. IV, h. 726
5 Conny R, Semiawan , op, cit., h. 115.6Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisiskan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan direncanakan secara sistematik atasdasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenagakependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Lihat Dakir, Perencanaan danpengembangan kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-2, h. 3.
7Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada sesuatu objek tertentu yangmenandakan bahwa objek tersebut layak menurut kriteria, atau standar tertentu. Lihat Marselus, R.Payong, Sertifikasi profesi guru konsep dasar, problematika, dan implementasinya, (Jakarta: PT.Indaks, 2011), Cet. 1, h. 68.
3
dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.8 yang
dipelajari peserta didik di kelas Semua muatan tersebut diajarkan guru pada
peserta didik di kelas.
Pada umumnya pelajaran yang lebih banyak mendapat perhatian dari
kalangan masyarakat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yakni ilmu yang
berhubungan dengan aspek kehidupan, khususnya yang diselenggarakan
melalui sistem persekolahan. Adapun tujuan dari pembelajaran IPS adalah
untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuannya. Namun dapat
diuraikan lebih spesifik tentang tujuan IPS adalah sebagai berikut (1)
mengembangkan konsep-konsep dari sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologi. (2)
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan social, (3) membangun komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) meningkatkan kemampuan
bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara
nasional maupun global.9
Pokok bahasan yang diajarkan dalam IPS di MI/SD meliputi cara
memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan untuk memenuhi materi,
budaya dan kewajibannya; memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan
bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan
lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
Muatan tersebut diajarkan guru di kelas guna mempersiapkan peserta didik
agar dapat berfikir sesuai struktur sosial. Karena pada dasarnya peserta didik
membutuhkan bimbingan individu dan perlakuan manusiawi yang sesuai
dengan tingkat perkembangannya.10
8Bambang, Soehendro, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Jakarta: BadanStandar Nasional Pendidikan, 2006), h. 12.
9 Nadlir, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 1-1110 Desmita, Psikologi perkembangan peserta didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. Ke-3, h. 40.
4
Namun dalam pelaksanaannya di kelas peserta didik kurang di dorong
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, melainkan hanya sebatas pada
kemampuan menghafal suatu informasi yang ada pada isi materi, otak dipaksa
untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami isi dari informasi tersebut bahkan mereka tidak mengerti
bagaimana cara menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya
peserta didik hanya pintar secara teoritis namun miskin dalam aplikasi.
Berdasarkan pernyataan tersebut guru dituntut untuk tidak hanya menjalankan
fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga guru berfungsi
untuk menanamkan nilai (value) serta membangun karakter (Character
building) peserta didik secara berkelanjutan.11
Kualifikasi dan kompetensi menjadi seorang guru menjadi satu syarat
penting untuk menunjukkan bahwa pekerjaan profesional memiliki basis
keilmuan dan teori tertentu yaitu melalui proses pendidikan dan persiapan yang
cukup lama yang dilakukan melalui seleksi secara terus menerus.12 Adapun
yang terjadi saat ini di lapangan banyak guru yang masih mengajar
menggunakan model pembelajaran klasik atau pembelajaran yang terpusat
pada guru. Hal tersebut menimbulkan kurangnya interaksi aktif antara peserta
didik dengan guru atau peserta didik dengan peserta didik. Peserta didik kurang
terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan.
Peserta didik kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan
masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh peserta
didik atas dasar pemahaman sendiri. Karena peserta didik jarang menemukan
jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari.
Berdasarkan fenomena diatas guru dituntut menguasai prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik. Menurut T. Raka Joni yang dikutif oleh Marselus
R. Payong dalam bukunya Sertifikasi Profesi Guru bahwa Pembelajaran yang
mendidik adalah pembelajaran yang tidak hanya berupa penerusan informasi,
11Asrorun, Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru analisis kronologi ataslahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas Jakarta, 2006), Cet. 1, h. 3.
12Marselus R. Payong, op. cit., h. 16.
5
melaikan pembelajaran yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta
didik untuk membentuk kecerdasan, pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan.13 Ini berarti guru harus lebih mengedepankan peran peserta didik
sebagai subjek aktif. Pembelajaran yang mendidik juga bisa diartikan sebagai
pembelajaran yang memberikan pengalaman-pengalaman bermakna yang tidak
hanya berguna untuk kepentingan sesaat (seperti untuk menyelesaikan soal tes
agar bisa lulus), tetapi pembelajaran yang memberikan kemampuan bagi
peserta didik untuk bisa belajar sepanjang hayat (learning how to learn).14
Guru dituntut memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yaitu
kemampuan menguasai pengetahuan dan kemampuan melaksanakan proses
pembelajaran dikelas. Dalam penyampaian materi guru diutamakan hanya
sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik dengan bahan ajar dan
memanfaatkan media, strategi dan metode pembebelajaran. Dalam proses
pemilihannya pun tidak mudah karena banyak pertimbangan yang harus
dilakukan agar proses berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Karena itu
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan berbagai aspek
perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan
sayarat mutlak bagi guru agar dapat berhasil dalam pembelajarannya.15
Keberhasilan tersebut sangat sulit di capai jika guru hanya mengajar
dengan model klasik seperti ceramah. Melihat peserta didik16 yang dilayani
guru adalah individu-individu yang unik. Mereka bukan sekelompok manusia
yang dapat dengan mudah diatur, didikte, diarahkan atau diperintah menurut
kemauan guru. Mereka adalah subyek yang memiliki latar belakang
karakteristik, keunikan, potensi/kemampuan yang berbeda-beda. Dalam
pelaksanaannya guru mengemban tugas yang sangat berat yaitu
mengidentifikasi berbagai macam karakter idividualis dan cara belajar peserta
13 Ibid, h. 33.14Ibid.15Ibid, h.30.16 Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikisyang khas (unik)
yang sedang berkembang dan membutuhkan bimbingan serta memiliki kemampuan untuk mandiri.Lihat Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2011),Cet.ke-3, h. 40.
6
didik di kelas. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan tersebut
dan hanya didasari pada keinginan guru, maka akan sulit untuk mengantarkan
peserta didik pada tujuan pembelajaran sebenarnya.
Kondisi ini dapat mengakibatkan ketidak tuntasan belajar bahkan
menajdi terabaikan. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab persfektif buruk
peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan pada saat proses
belajar di kelas khususnya pada mata pelajaran IPS yang berhubungan dengan
sejarah, peserta didik menjadi enggan untuk belajar dan memandang
pembelajaran terkesan membosankan dan kurang menarik. Setiap anak
memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda-beda. Maka anak harus
dibimbing secara berhati-hati dan diberi pelajaran sesuai dengan perkembangan
mentalnya, dengan kata lain apa yang diberikan kepada anak didik harus
disesuaikan dengan perkembangan kognitifnya.17
Maka dari itu model pembelajaran dijadikan pola pilihan, artinya guru
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam penentuannya pun harus
melewati beberapa tahap seperti penentuan strategi dalam upaya
mengimplementasikan rencana pembelajaran, kemudian diperlukan suatu
metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Kemudian secara implementatif dilaksanakan sebagai teknik. Maka dari itu
model pembelajaran memiliki peranan penting yakni sebagai alat perangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat sehingga terjadi proses belajar mengajar
yang dinamis. Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru
sedemikian rupa. Idealnya kegiatan peserta didik pandai berbeda dengan
kegiatan untuk peserta didik sedang dan kurang, walaupun untuk memahami
satu jenis konsep yang sama karena setiap peserta didik mempunyai keunikan
masing-masing.
Untuk memecahkan permasalahan di atas, maka berdasarkan pengamatan
peneliti di kelas V MI Unwaanunnajah, maka akan diterapkan model
17Syafruddin, Nurdin, Guru profesional dan implementasi kurikulum, (Jakarta: Pt. CiputatPress, 2005), Cet. Ke-3, h. 39.
7
pembelajaran ARIAS18 (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction) sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan
peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
IPS. Dalam model pembelajaran ARIAS ini guru percaya bahwa akan terjadi
peningkatan hasil belajar peserta didik melalui pengembangan sikap percaya
diri, belajar secara nyata, peserta didik merasa tertarik (minat), melakukan
evaluasi dan penilaian hasil belajar maka peserta didik akan merasa puas
dengan hasil belajar yang dicapainya di kelas.
Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti ingin menerapkan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan
Satisfaction) khususnya mata pelajaran IPS. Adapun penelitian ini penulis
batasi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas V MI Unwaanunnajah”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian dilaksanakan di MI Unwaanunnajah, penelitian tindakan kelas
ini adalah kelas V tahun ajaran 2014/2015. Dan identifikasi masalah adalah
sebagi berikut:
1. Materi pelajaran IPS masih dianggap sulit, karena materi bersifat teks dan
ditekankan pada aspek menghafal daripada penguasaan konsep.
2. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru
3. Model pembelajaran yang digunakan kurang memberi peluang dan
kebebasan kepada peserta didik untuk memahami konsep melalui kegiatan
yang memacu kepercayaan diri peserta didik, sesuai dengan kehidupan
nyata, membuat peserta didik tertarik, memberikan evaluasi dan membuat
peserta didik puas.
18Model pembelajaran ini merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance,Confidence, Satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller dan Kopp sebagai jawaban pertanyaanbagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasilbelajar. Lihat Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran SekolahTerpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. 1, h. 68.
8
4. Kesiapan penguasaan keterampilan kognitif peserta didik dalam proses
pembelajaran rendah.
5. Minimnya motivasi dan minat belajar peserta didik.
6. Kurangnya variasi dalam penggunaan model-model pembelajaran di kelas.
7. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk meningkatkan hasil
belajar IPS siswa kelas V MI Unwaanunnajah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil
belajar IPS peserta didik pada materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan
perumusan dasar negara kelas V MI Unwaanunnajah?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: “Mengetahui
peningkatan hasil belajar IPS peserta didik pada materi persiapan kemerdekaan
Indonesia dan perumusan dasar negara melalui penerapan model pembelajaran
ARIAS kelas V MI Unwaanunnajah.”
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik
Penelitian ini diharapkan mampu meminimalisasikan kelemahan yang
selama ini dihadapi guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya dalam pemahaman konsep yang berkaitan dengan sejarah, dan
dapat memotivasi peserta didik untuk belajar IPS.
9
2. Bagi guru
Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, serta dapat
mengembangkan kreativitas guru dalam merancang model pembelajaran
yang tepat dan bervariasi untuk digunakan saat mengajar di dalam kelas.
3. Bagi Sekolah
Dapat memberi masukan pada kepala sekolah untuk memotivasi guru-guru
dalam mengembangkan model pembelajaran yang baru, serta memfasilitasi
atau menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang bagi pelaksanaan
proses pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas dan prestasi sekolah.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti
mengenai berbagai hal khususnya mengenai penerapan model pembelajaran
ARIAS yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS peserta didik.
5. Bagi peneliti lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya,
yaitu penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran ARIAS dan
hasil belajar peserta didik pada pelajaran IPS.
10
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Model Pembelajaran ARIAS
a. Pengertian Pendekatan, Model, Strategi, Metode, dan Teknik
Pembelajaran
Sebelum membahas tentang model pembelajaran ARIA, terlebih
dahulu akan membahas tentang pengertian pendekatan, strategi, metode,
teknik dan model pembelajaran.
Menurut Gladene Robertson dan Hellmut Lang Pendekatan
pembelajaran memiliki dua pengertian, yaitu sebagai dokumen tetap dan
sebagai bahan kajian yang terus berkembang.1 pendekatan pembelajaran
digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan
guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Sedangkan menurut Hanzah Pendekatan pembelajaran adalah
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, diantaranya mewadahi, menginspirasi, menguatkan
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Selanjutnya model pembelajaran, menurut Joyce & Weil adalah suatu
rancangan atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panajang), merancang bahan pelajaran, dan
1Pendekatan sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu kerangka umum dalampraktek profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukungpencapaian kurikulum. Hal tersebut berguna untuk : 1) mendukung kelancaran guru dalam prosespembelajaran; 2) membantu para guru menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajarandikelas; 3) sebagai panduan bagi guru dalam mengahadapi perubahan kurikulum; dan 4) sebagaibahan masukan bagi para penyususn untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran yangterintegrasi. Sedangkan pendekatan sebagai bahan kajian yang terus berkembang dimaknai sebagaistudi komprehensif tentang praktik pembelajaran maupun petujuk pelaksanaannnya., lihat Abdul,Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 19.
11
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.2 Model juga dapat
diartikan sebgai pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan yakni para guru dapat memilih model yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Model
pembelajaran juga biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip dan teori
pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-
prinsip pembelajaran, teori-teori lain yang mendukung.3
Apabila antar pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain model adalah bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.4
Selanjutnya strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan motede dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.5 Hai ini dapat
diartikan bahwa di dalam penyusunan strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan. Strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu, artinya arah dari semua keputusan
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas
dan sumber belajar, semua diarahkan pada upaya pencapaian tujuan.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami mata pelajaran
yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan
2 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:Rajawali pers, 2012), Cet. 5, h. 133.
3 Ibid., h. 132.4 Abdul, Majid, op. cit., h. 25.5Ibid, h. 8.
12
belajar.6 Strategi pembelajaran memiliki arti yang lebih luas yakni metode
dan teknik merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Menurut Iif Khoiru Ahmadi dkk dalam bukunya strategi pembelajaran
berorientasi KTSP metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah
peserta didik mencapai kompetensi tertentu.7 Metode adalah cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya yakni sebagai alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ini lebih bersifat
prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu.
Sedangkan teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik.8 Menurut Gerlach dan Ely Teknik adalah jalan, alat atau media
yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke
arah tujuan yang ingin dicapai atau bisa dikatakan teknik adalah cara yang
bersifat implementatif9 Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas
dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan tekhnik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang siswanya terbatas. Demikian pula dengan
penggunaan metode diskusi perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dengan kata lain metode yang dipilih oleh
masing-masing guru sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang
berbeda. Dalam hal ini,guru pun dapat berganti-ganti menggunakan teknik,
meskipun dalam koridor metode yang sama.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan beberapa perbedaan dari
masing-masing pengertian di atas bahwa pendekatan adalah kerangka umum
tentang skenario pembelajaran sedangkan model pembelajaran adalah suatu
rancangan atau pola. Selanjutnya strategi adalah suatu rencana tindakan
6 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangkreatif dan efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 2.
7 Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2011), Cet. I, h. 101
8 Abdul, Majid, op. cit., h. 249 Hamzah B. Uno, loc. Cit.
13
(rangkaian kegiatan) sedangkan metode pembelajaran ini lebih bersifat
prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu dan terakhir teknik yakni cara yang
dilakukan dalam mengimplementasikan metode. Keterkaitan antara semua
komponen dapat dijelaskan seperti suatu strategi pembelajaran yang
diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,
sedangkan bagaimana menjelakan strategi itu dapat ditetapkan melalui
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode
pembelajaran, guru dapat menentukan teknik yang dapat dianggap relevan
dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang
mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
b. Pengertian Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, dan Satisfaction) dikembangkan sebagai salah satu alternatif
yang dapat digunakan guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Model pembelajran ini berisi lima komponen
yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction yang dikembangkan berdasarkan teori-teori belajar.10 Model
pembelajaran ini merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) yang dikembangkan oleh Keller dan
Kopp sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran
yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar. Model
pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy
value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari
tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai
tujuan tersebut. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan
10 Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran SekolahTerpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2011), Cet. 1, h. 68.
14
menjadi empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah attention,
relevance, confidence, satisfaction dengan akronim ARCS.11
Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar
teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur. Namun pada model
ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evalusi merupakan komponen
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran tetapi perlu
dilaksanakan tidak hanya pada kahir kegiatan tetapi dilaksanakan selama
proses kegaitan berlangsung. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui
samapi sejauh mana kemajuan yang dicapai atas hasil belajar yang diperoleh
siswa. Sedangkan evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya evaluasi,
mak model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen
evaluasi pada model pembelajaran tersebut.12
Dengan modifikasi tersebut model pembelajaran yang digunakan
mengandung lima komponen yaitu: Assurance (minat/perhatian), Relevance
(Relevansi), Confidence (percaya/yakin), Satisfaction (Kepuasan/bangga)
dan Assessment (Evaluasi). Model ini juga dilakukan dengan penggantian
nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest.
Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata
assurance sinonim dengan kata self-confidence.13
Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa
akan mampu dan berhasil, melaikan juga sangat penting menanamkan rasa
percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil
demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata
interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan
kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal
kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh akronim yang baik
11 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2013), h. 71.
12 Iif Khoiru Ahmad, Sofan Amri, dan Tatik Elisah, op. cit., h. 70.13 Ibid.
15
dan lebih bermakna maka urutannya pun dimodifikasi menjadi Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction.14
Makna dari modifikasi ini adalah usaha pertama dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan
pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik
dan memelihara minat/perhatian siswa. Kemudian diadakan evaluasi dan
menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan
(reinforcement). Dengan mengambil huruf awal dari masing-masing
komponen menghasilkan kata ARIAS sebagai akronim yang telah
dimodifikasi.15
Menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction
(ARIAS) merupakan sebuah model pembelajaran hasil perkembangan dari
model ARCS yang terdiri dari beberapa komponen yang memudahkan siswa
untuk mengetahui hasil kegiatan siswa yang telah dilakukan serta dapat
menumbuhkan minat siswa karena dalam proses pembelajaran guru dapat
mengintegrasikan model ini dengan strategi pembelajaran lain.
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ARIAS
Setiap model pembelajaran pasti memiliki ciri-ciri tersendiri, karena
ciri-ciri tersebut merupakan identitas dari keunikan model pembelajaran.
Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran ARIAS adalah :
1. Guru sebagai mediator hanya memberi stimulus terhadap siswa.
2. Siswa ikut serta dalam proses penentuan topik dalam materi pelajaran
yang akan dibahas
3. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
4. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya
pembelajaran.
14 Nurochim, op. cit., h. 71-72.15 Ibid.
16
5. Siswa diberi kesempatan mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi
temannya.
6. Penghargaan diberikan kepada individu siswa baik secara verbal maupun
non-verbal
d. Komponen Model Pembelajaran ARIAS
Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri
dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen
tersebut adalah satu kesatuan yang dibutuhkan dalam proses kegiatan
pembelajaran. Berikut penjelasan dari masing-masing komponen tersebut
antara lain:16
1.Assurance
Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan sikap percaya
diri, yakni akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk
berhasil. Menurut bandura, seseorang yang memiliki sikap percaya diri
tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki.
Sikap dimana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai
sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai
keberhasilan tersebut. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil
mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan dan
mendorong untuk mencapai suatu keberhasilan. Siswa yang percaya diri
memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi
yang baik secara terus menerus. Beberapa cara yang dapat memenuhi sikap
percaya diri:
a. Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri sertamenanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri.Menghadirkan seseorang yang terkenal pada satu bidang sebagaipembicara, memperlihatkan video tapes atau potret seseorang yangtelah berhasil (sebagai model), misalnya merupakan salah satu caramenanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepadasiswa.
16 Ibid.
17
b. Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswadapat mencapai keberhasilan (misalnya dengan mengatakan bahwakamu tentu dapat menjawab pertanyaan dibawah ini tanpa melihatbuku).
c. Memberikan tugas yang sukar, tetapi cukup realistis untukdiselesaikan sesuai dengan kemampuan siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa secara bertahap mandiridalam belajar dan melatih suatu keterampilan.17
2. Relevance (Relevansi/kegunaan)
Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan kehidupan
siswa, baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun
yang berhubungan dengan kebutuhan karier sekarang atau yang akan
datang. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan
dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki arah
tujuan dan sasaran yang jelas. Seuatu yang memiliki arah tujuan dan
sasaran yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang jelas
mereka akan miliki dan pengalaman yang akan didapat. Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pemeblajaran adalah:
a. Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai
b. Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa
sekarang atau untuk berbagai aktivitas dimasa mendatang.
c. Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki
siswa.
d. Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang
cocok untuk mencapai tujuan.
3. Interest (Minat/Perhatian)
yaitu yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Menurut
Woodruff, sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian.18
17 Ibid.18 Ibid., h. 74-75.
18
Beberapa cara yang digunakan untuk membangkitkan dan menjaga
minat/perhatian siswa antara lain:
a. Menggunakan cerita, analog, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu
yang lain/ aneh yang berbeda dari biasa dalam pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran, misalnya para siswa diajak berdiskusi untuk
memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau
mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.
c. Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya variasi dari
serius ke humor, dari cepat kelambat, dari suara keras ke suara sedang,
dan mengubah gaya mengajar.
d. Mengadakan komunikasi nonverbal dalam kegiatan pembelajaran seperti
demonstrasi dan simulasi yang dapat dilakukan untuk menarik
minat/perhatian siswa.
4. Assessment (Evaluasi)
Yaitu salah satu komponen yang berhubungan dengan evaluasi siswa.
Evaluasi merupakan suatu bagain pokok dalam pembelajaran yang
memberikan keuntungan bagi guru dan siswa19. Pada intinya evaluasi
dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah
mereka capai. Bebrapa cara yang dapat digunakan dalam melaksanakn
evaluasi antara lain:
a. Mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja
siswa.
b. Memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta segera meng-
informasikan hasil evaluasi kepada siswa.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap
diri sendiri.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap
teman.
19 Ibid., h. 75.
19
5. Satisfaction(Kepuasan)
Yaitu komponen akhi yang berhubungan dengan rasa bangga, puas
atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau
mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas ke-berhasilannya. Keberhasilan
dan kebanggaan tersebut menjadi penguat untuk mencapai keberhasilan
berikutnya. Kebanggaan dan rasa puas juga dapt timbul karena pengaruh
dari luar individu, yaitu dari orang lain atau lingkungan yang disebut
kebanggaan ekstrinsik.20 Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menimbulkan kepuasan dalam diri siswa, antara lain:
1. Memberikan penguatan (Reinforcement) berupa pujian, pemberian
kesempatan atau bahkan kalau mungkin pemberian hadiah.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan
atau keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.
3. Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka
merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentu teman mereka
yang mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan.
Dengan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran
ARIAS tersebut diharapkan guru mampu menyusun rencana pembelajaran
yang dapat menumbuhkan, mengembangkan, serta menjaga motivasi para
siswa. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat mencapai hasil yang
optimal, efektif dan efisien sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
d. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran ARIAS
tergambar pada pengertian dari kelima komponen ARIAS, yaitu:
1. Tahap assurance
Membantu siswa menentukan kekuatan dan kelemahan diri serta
menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. Hal
ini dapat dilakukan dengan menampilkan video ataupun gambar
20 Ibid., h. 77.
20
seseorang yang telah berhasil. Dengan adanya ini, maka siswa akan bisa
menanamkan gambaran positif terhadap diri sendiri.
2. Tahap relevance
a. Guru menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan
b. pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. Pengalaman
nyata dapat menjembatani siswa ke hal-hal yang baru.
3. Tahap interest
a. Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk berpartisipasi secara
aktif dalam pembelajaran, misalnya siswa diajak berdiskusi untuk
memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau
mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.
b. Guru juga dapat mengadapat variasi dalam kegiatan pembelajaran,
misalnya variasi dari serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara
keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar.
4. Tahap assessment
Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap
kinerja siswa, memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta segera
menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
5. Tahap satisfaction
Guru memberikan reinforcement atau penguatan, penghargaan yang
pantas baik secara verbal maupun nonverbal kepada siswa yang telah
menampilkan keberhasilannya.
e. Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS
Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu dilakukan sejak awal,
sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran ini digunakan sejak guru merancang kegiatan pembelajaran
dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan pelajaran sebagai pegangan
(pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi siswa.
Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian rupa,
21
sehingga pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-komponen
ARIAS. Artinya, dalam satuan pelajaran sudah menggambarkan
usaha/kegiatan yang akan dilakukan untuk menanamkan rasa percaya diri
pada siswa, mengadakan kegiatan yang relevan, membangkitkan
minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan menumbuhkan rasa
dihargai/bangga pada siswa.
Guru sudah merancang urutan semua kegiatan yang akan dilakukan,
strategi atau metode pembelajaran yang akan digunakan, media
pembelajaran apa yang akan dipakai, perlengkapan apa yang dibutuhkan,
dan bagaimana cara penilaian yang akan dilaksanakan. Meskipun demikian
pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan situasi, kondisi dan
lingkungan siswa. Demikian juga halnya dengan satuan pelajaransebagai
bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi tersebut harus disusun berdasarkan
model pembelajaran ARIAS. Bahasa, kosakata, kalimat, gambar atau
ilustrasi, pada bahan/materi untuk siswa. Bahan/materi dapat menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa, bahwa mereka mampu, dan apa yang dipelajari
ada relevansi dengan kehidupan mereka. Bentuk, susunan dan isi
bahan/materi dapat membankitkan minat/ perhatian siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengadakan evaluasi diri dan siswa merasa
dihargai yang dapat menimbulkan rasa bangga pada mereka.
Guru sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan
dimengerti, kata-kata yang jelas dan kalimat yang sederhana tidak berbelit-
belit sehingga maksudnya dapat dengan mudah ditangkap dan dicermati
siswa. Bahan/materi agar lengkap dengan gambar yang jelas dan menarik
dalam jumlah yang cukup. Gambar dapat menimbulkan berbagai macam
khayalan/fantasi dan dapat membantu siswa lebih mudah memahami
bahan/materi yang sedang dipelajari. Bahan/materi yang disusun sesuai
urutan dan tahap kesukarannya perlu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan keinginan dan memungkinkan siswa dapat mengadakan
evaluasi sendiri.
22
1. Tahap-tahap pembelajaran yang diterapkan guru dengan model
pembelajaran ARIAS dalam materi persiapan kemerdekaan Indonesia
ddan perumusan dasar negara:
a. Tahap Assurance
Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri
serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri
sendiri. Misalnya merupakan salah satu cara menanamkan
gambaran positif terhadap diri sendiri dan kepada siswa.
Penggunaan model seseorang yang berhasil dapat mengubah sikap
dan tingkah laku individu mendapat dukungan luas dari para ahli.
Menggunakan seseorang sebagai model untuk menanamkan sikap
percaya diri menurut bandura seperti dikutip Gagne dan Briggs
sudah dilakukan secara luas di sekolah-sekolah.
Pada tahap ini sebelum pelajaran dimulai guru memberikan
ilustrasi tentang permasalahan kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia ddan
perumusan dasar negara. Sehingga siswa yakin dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
b. Tahap Relevance
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan dan mafaat yang akan
didapat siswa setelah mempelajari materi sejarah.sehingga siswa
dapat mengetahui relevansinya dengan kehidupan mereka.
Misalnya siswa dapat memberikan contoh perilaku yang ada
disekitar siswa sehingga dapat memahami materi yang disampaikan
oleh guru.
Menggunakan bahasa yang jelas atau contoh-contoh yang ada
hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang
dimiliki siswa. Bahasa yang dimengerti oleh siswa.
c. Tahap Interst
23
Pada tahap ini guru menggunakan media gambar untuk mendukung
proses pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran dengan baik.
d. Tahap Assessment
Pada tahap ini guru memberikan evaluasi dan umpan balik terhadap
kinerja siswa dengan cara membahas soal latihan dan langsung
mengembalikan hasil pekerjaan siswa agar siswa langsung
mengetahi kesalahannya.
e. Tahap Satisfaction
Pada tahap ini guru memberikan rewerd berupa nilai tambahan
kepada siswa yang dapat menjawab latihan dengan benar. Dengan
pemberian rewerd menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai
keberhasilan berikutnya.
Memberikan penguatan (Reinforcement), penghargaan yang pantas
baik secara verbal maupun non-verbal kepada siswa yang telah
menampilkan keberhasilannya. Ucap guru: “Bagus, kamu telah
mengerjakannya dengan baik sekali!”. Menganggukan kepala
sambil tersenyum sebagi tanda setuju atas jawaban siswa terhadap
suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan bagi siswa
yang telah berhasil melakukan suatu kegiatan. Ucapan yang tulus
dan senyum guru yang simpatik menimbulkan rasa bangga pada
siswa dan ini akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan lebih
baik lagi. Dan memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
24
Adapun secara garis besar prosedur dalam pembelajaran ARIAS dapat
dilihat pada bagan dibawah in
•
Gambar 2.1
Desain Pembelajaran dengan Model Pembelajaran ARIAS21
21 Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS, 2015, (www.gurupkn.wordpress.com)
Guru Merancang Kegiatan Pembelajaran dalam BentukSatuan Pelajaran
Satuan Pelajaran Sebagai
Pegangan (Pedoman) Guru
Satuan Pelajaran sebagai
Bahan/ Materi bagi Siswa
AssuranceGuru melakukan usaha/kegiatan untuk
menanamkan rasa percaya diri padasiswa
RelevanceGuru menyampaikan/menjelaskankepada siswa manfaat dari materi
pembelajaran
InterestGuru membangkitkan minat/perhatiansiswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
AssuranceSiswa percaya bahwa ia mampu dan bisaberhasil dalam mempelajari sesuatu guna
mencapai keberhasilan yang optimal
RelevanceSiswa mengetahui bahwa apa yang dipelajari
ada relevannya dengan kehidupan mereka
InterestSiswa termotivasi bahwa apa yang dipelajari
bermanfaat dalam mencapai keberhasilan
AssessmentGuru mengevaluasi siswa untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalampembelajaran
AssessmentSiswa melakukan evaluasi diri mereka
sendiri dan teman mereka untuk mengetahuisejauh mana keberhasilan yang mereka capai
SatisfactionGuru menumbuhkan rasa bangga/puas
pada siswa atas hasil yang dicapai
SatisfactionSiswa merasa dihargai sehingga menjadi
penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilanberikutnya
Model Pembelajaran ARIAS
25
f. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS
Menurut Adiartanti (2011) menyatakan bahwa kelebihan model
pembelajaran ARIAS adalah:
1. Siswa merasa kegiatan pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai
bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka
2. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu yang akan dipelajari dan
memiliki tujuan yang jelas
3. Sesuatu yang memiliki arah tujuan, dan sasaran yang jelas serta ada
manfaat mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut.
Sementara itu, model pembelajaran ARIAS juga memiliki
kekurangan, diataranya:
1. Untuk siswa yang kurang pintar akan susah mengikuti
2. Siswa terkadang susah untuk mengingat
3. Siswa yang malas susah untuk belajar mandiri.
Jadi, kelebihan dari model pembelajaran ARIAS adalah model
pembelajaran yang menyenangkan,dapat menumbuhkan rasa percaya diri,
minat dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran karena
siswa merasa materi yang akan siswa pelajari memiliki makna dan nilai
guna baik bagi kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Jika ada
kelebihan, pasti ada kekurangan, dan kekurangan dari model pembelajaran
ARIAS adalah sulitnya menumbuhkan sifat mandiri pada siswa, terutama
pada siswa yang malas belajar, sehingga akibatnya siswa akan terlambat
dalam mengikuti materi ajar yang diberikan.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
26
mengokohkan kepribadian.22 Dalam hal ini konteks menjadi tahu menurut
pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan
dengan pengalaman (eksperiance). Pengalaman berulang akan melahirkan
pengetahuan (Knowledge) atau a body of knowledg. Belajar dimulai dengan
adanya dorongan, semangat dan upaya yang timbul dalam diri seseorang
sehingga orang itu melakukan kegitan belajar,kegitan tersebut adalah
menyesuaikan tingkah laku dengan kemampuan dirinya dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupannya.
Sedangkan menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.23 Belajar sebagai konsep mendapatkan
pengetahuan. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan
ilmu pengetahaun sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan dan menerimanya.
Menurut Suparjono dalam buku belajar pembelajaran karya
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal
berikut:24
1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
sefesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan
aturan.
2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengorganisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep, dan
22 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajara, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2011), cet. Ke-2, h. 9.
23 Muhammad, Thobroni dan Arif, Mustofa, Belajar dan Pembelajaran pengembanganwacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunan nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011), Cet I, h. 20.
24Ibid, h. 22-23.
27
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyeluruh dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Selain itu menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengetahuan dan sikap.25 Maka dap disimpulkan hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikatagorisasi
oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.
b. Unsur-unsur Belajar
Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator
keberlangsungan proses belajar. Adapaun unsur utama dalam proses belajar
menurut Sukmadinata dalam buku belajar dan pembelajaran karya suyono
dan hariyanto adalah:26
(1) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Pengalaman
belajar akan efektif bila diarahkan pada tujuan yang jelas dan bermakna
bagi individu.
(2) Kesiapan. Agar mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik fisik, psikis, maupun kesiapan
25 Ibid, h. 24.26 Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 126.
28
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan
pengalaman belajar.
(3) Situasi. Situasi belajar adalah tempat atau lingkungan sekitar, alat dan
bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi dan
seluruh warga sekolah yang lain.
(4) Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen
situasi belajar , melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
(5) Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam
mencapai tujuan belajar, maka anak akan membut respon. Respon ini
dapat berupa usaha terencana dan sistematis, baik berupa usaha coba-
coba. (Trial and Error)
(6) Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun
hasil negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih
siswa.
Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat
motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun dapat juga
membangkitkan siswa untuk belajar dari kegagalannya.
c. Kejadian Belajar
Gagn mengmukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning
act). Fase-fase tersebut merupakan kejadian-keadian eksternal yang dapat
distrukturkan oleh siswa (yang belajar) atau guru. Setiap fase dipasangkan
dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran peserta didik. Adapun kejadian-
kejadian belajar itu sebagai berikt:27
1. Fase Motivasi
Dalam fase ini peserta didik harus diberi motivasu untuk belajar dengan
harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya peserta didik
dapat mengharapkan bahwa informasi tentang suatu pokok bahasan akan
27 Ratna, Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011),h. 124-126.
29
memenuhi keingintahuan mereka dan akan berguna bagi mereka untuk
memperoleh nilai yang lebih baik.
2. Fase Pengenalan
Dalam fase ini perserta didik harus memberikan perhatian pada bagian-
bagian yang esensial pada saat belajar terjadi. Misalnya peserta didik
memperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang gagasan utama dalam
pelajaran.
3. Fase Pemerolehan
Dalam fase ini peserta didik memperoleh informasi baru yang relevan
kemudian dihubungkan dengan informasi yang telah ada pada peserta didik.
Seperti yang telah diketahui bahwa informasi tidak langsung disimpan
dalam memori, namun informasi itu diubah menjadi bentuk yang bermakna
yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada. Misalnya dengan guru
membiarkan peserta didik melihat atau memanipulasi benda-benda, dengan
menunjukkan hubungan antara informasi baru dengan pengetahuan
sebelumnya.
4. Fase Retensi
Dalam fase ini peserta didik memindahkan memori jangka pendek ke
memori jangka panjang, seperti dilakukannya pengulangan kembali, praktik,
elaborasi dan lain sebagainya.
5. Fase Pemanggilan
Dalam fase ini peserta didik mampu belajar dan menghubungkannya dengan
apa yang telah dipelajari, untuk mempermudah pemangglan informasi yang
telah dipelajari sebelumnya.
6. Fase Generalisasi
Dalam fase ini peserta didik dapat menerapkan di luar konteks yakni dalam
dunia nyata. Misalnya setelah peserta didik mempelajari pemuaian zat, maka
mereka dapat menjelaskan mengapa botol yang berisi penuh dengan air dan
tertutup menjadi retak dalam lemari es.
7. Fase Penampilan
30
Dalam fase ini peserta didik dapat memperlihatkan hasil yang telah
dipelajari. Misalnya peserta didik mempelajari struktur kalimat dalam
bahasa, maka mereka dapat menyusun kalimat yang benar.
8. Fase Umpan Balik
Dalam fase ini peserta didik menerima umpan balik terkait hasil
pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mengkaji berbagai disiplin
ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka member wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.28 Luasnya
kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik
hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah maupun politik,
semuanya dipelajari dalam ilmu sosial. Adapun keterpaduan cabang Ilmu
Pengetahuan Sosial dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Gambar 2.2
Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial29
28 Susanto, Ahmad, Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar, (Jakarta : PT. FajarInterpratama Mandiri, 2014) cet. 2, h. 137.
29 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. Ke-2, h. 172
IlmuPengetahuan
Sosial
Sejarah Ilmu Politik
Geografi Ekonomi
PsikologiSosial
Sosiologi
Antropologi Filsafat
31
Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek sosial meliputi proses,
faktor, perkembangan, permasalahan, semuanya dipelajari dan dikaji dalam
sosiologi. Aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, dan permasalahan-
permasalahan dipelajari dalam ilmu ekonomi. Aspek budaya dengan segala
perkembangan dan permasalahan-permasalahannya dipelajari dalam
antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang
memberikan karakter ruang terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari dalam
ilmu geografi.
Adapun tujuan pembelajaran IPS di sekolah adalah sebagai berikut:30
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar maupun menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu-ilmu social yang kemudian dapat digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah social.
3. Mampu menggunakan model=model dan proses berfikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah social, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu membuat analisis
yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun
diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat.
Faktor-faktor dalam pemilihan metode yang diterapkan dalam proses
pembelajaran social:31
30 Ibid, 145-14631 Ibid, h. 154
32
1. Metode hendaknya sesuai dengan tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang
akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran.
3. Metode hendaknya diadaptasi dengan kemampuan siswa. Metode dalam
mengajarkan perkembangan untuk siswa sekolah dasar akan berbeda dengan
siswa seklah menengah. Selain itu juga, penyesuaian metode mengajar itu
menyangkut pemilihan media yang dimanfaatkan.
Adapun tema-tema yang ada pada pendidikan IPS di sekolah dasar
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yang masing-masing memiliki
tujuan yang berbeda, wait :32
1. Pendidikan IPS sebagai pendidikan nilai (value education) yakni:
a. Pendidikan nilai yang baik-baik, yang merupakan norma-norma keluarga
dan masyarakat.
b. Memberikan klasifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa, dan
c. Nilai-nilai inti atau nilai utama (core value) seperti menghormati hak-hak
perorangan , kesetaraan, etos kerja dan martabat manusia (the dignity of
man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.
2. Pendidikan IPS sebagai pendidikan multicultural (multicultural education),
yakni:
a. Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar.
b. Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan
kekayaan budaya bangsa, dan
c. Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau
minoritas.
3. Pendidikan IPS sebagai pendidikan global (global education), yakni:
a. Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya dan perbedaan di
dunia.
b. Menanamkan kesadaran ketergantungan antarbangsa.
c. Menanamkan kesadaran semakin terbentuknya komunikasi dan
transportasi antarbangsa di dunia, dan
32 Ibid, h. 159-160
33
d. Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
b. Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Perumusan Dasar
Negara
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di kelas V MI
Unwaanunnajah maka peneliti memutuskan materi ini yang menjadi fokus
penelitian karena materi ini memiliki tingkat relevansi untuk meningkatkan
dan mengembangkan model-model pembelajaran yakni materi IPS semester
genap persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara.
peneliti menilai siswa kurang tertarik dengan materi yang berkaitan dengan
sejarah, dimana siswa kurang tertarik pada hal yang bersifat teks.
Diharapkan penerapan model ARIAS ini dapat berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas. Adapun sedikit ringkasan materi yang akan diajarkan
pada penelitian ini sebagai berikut:
Kemerdekaan merupakan dambaan setiap negara, demikian juga
bangsa Indonesia. Sejak penjajahan bercokol di Indonesia, bangsa Indonesia
telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Perjuanag telah menelan
banyak korban baik jiwa maupun harta benda. Menjelang kemerdekaan,
Indonesia berada di bawah pendudukan Jepang. Di masa pendudukan
Jepang inilah, dilakukan beberapa usaha persiapan kemerdekaan. Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut anatara lain:33
a. Pembentukan BPUPKI
b. Pembentukan PPKI
c. Perumusan dasar negara
d. Perumusan naskah proklamasi
e. Proklamasi kemerdekaan
33 Dwi, Ari istiyani, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, (Jakarta : PusatPembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009) h. 90-107.
34
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah:
Prahesti Sthyawati, dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di MTs.
Sa’aadatul Mahabbah pondok cabe.” Dalam penelitian ini juga sama-sama
menggunakan model pembelajaran ARIAS, berbedaanya terletak pada fokus
yang diteliti yaitu meningkatkan aktivitas belajar matematika yakni fokus pada
proses pembelajaran di kelas sedangkan peneliti berfokus pada peningkatan
hasil belajar IPS yakni pada hasil akhir dari pemahaman siswa pada proses
yang telah dilakukan dengan model ARIAS.34
Agus Salim dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Siswa.”
Dalam penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran ARIAS,
perbedaannya adalah dalam fokus penelitian yakni pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) sedangkan peneliti pada mata pelajaran IPS.35
Adi Nurcahyo dan Sri Sutarni dalam jurnal yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi pada Pembelajaran Kooperatif
STAD untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika.” Dalam penelitian
ini juga menggunakan model pembelajaran ARIAS, namun dalam jurnal ini
model pembelajaran diintegrasikan pada pembelajaran kooperatif, kemudian
fokusnya pun berbeda pada jurnal ini untuk meningkatkan motivasi belajar
sedangkan peneliti berfokus pada hasil belajar siswa.36
34Prahesti Sthyawati, dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model PembelajaranARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) untuk MeningkatkanAktivitas Belajar Matematika Siswa di MTs. Sa’aadatul Mahabbah pondok cabe.” Skripsi padaSarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
35Agus Salim, Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,Assessment, dan Satisfaction) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)pada Siswa”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
36Adi Nurcahyo dan Sri Sutarni, Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasipada Pembelajaran Kooperatif STAD untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika, dariJurnal pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika pada 09 Mei 2012 diakses pada 29 Maret2015 pukul 11.11 WIB.
35
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Adanya peningkatan hasil belajar IPS, hal ini dikarenakan pembelajaran
yang dilaksanakan masih bersifat konvensional seperti metode ceramah dan
metode penugasan sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran, hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan
tujuan dari pembelajaran sehingga IPS selalu dianggap sebagai mata pelajaran
yang sulit, rumit, gampang-gampang susah, kurang menarik dan terkesan
membosankan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan pembenahan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Solusi yang diambil adalah dengan
penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Dan Satisfaction). Dengan penggunaan model ARIAS siswa akan
lebih tertarik dan antusisa dalam mengikuti pelajaran IPS. Setelah
menggunakan model ARIAS maka hasil belajar siswa menjadi meningkat.
D. Asumsi Dasar
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir, maka dapat diketahui
asumsi dasar penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: Apakah penerapan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan
Satisfaction) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI
Unwaanunnajah?.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di MI Unwaanunnajah yang
beralamat di Komplek Pondok Pucung Indah Tahap II No. 45 Pondok
Pucung, Pondok Aren kota Tangerang Selatan khususnya kelas V semester
genap tahun ajaran 2014/2015.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaannya dilaksanakan dari bulan Maret 2015 sampai bulan Mei
2015. Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari
perencanaan dan persiapan instrumen penelitian dan dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research (CAR). Dengan ini peneliti akan mengkaji
dan merefleksi penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, dan Satisfaction) dengan tujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas. Proses belajar adalah proses konstruksi makna
yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau
pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.1
Proses ini meliputi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa,
keadaan kelas dan materi sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan
2 siklus. Siklus ini dapat berhenti jika telah tercapai tujuan pembelajaran
dengan nilai hasil belajar siswa mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang ada di
kelas.
1 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2011), Cet ke-2, h. 127.
37
Pemilihan metodologi ini didasarkan pada pendapat ahli yang
menerangkan bahwa PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik pembelajaran di kelas.2 Sedangkan menurut Hasley yang di kutif oleh
Wina Sanjaya penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia nyata serta
terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut,3 maksudnya
adalah perlakuan yang dilakukan dalam kehidupan nyata di kelas dan apakah
ada pengaruh yang di timbulkan dari tindakan tersebut seperti hasil belajar
yang meningkat.
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan tindakan
kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah
suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan
terkontrol. kedua, tindakan adalah sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan
oleh peneliti atau guru. Ketiga, kelas menunjukkan ada tempat proses
pembelajaran berlangsung. Dari ketiga penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahawa Penelitian Tindakan Kelas adalah proses pengkajian masalah
pembelajaran dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang
terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
perlakukan tersebut.4
Desain penelitian tidakan kelas dilaksanakan secara bersiklus. Banyak
sedikitnya siklus penelitian tergantung pada tercapai tidaknya tujuan penelitian.
Dengan kata lain, banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil tidaknya tindakan
kelas yang dilakukan dan dapat mengatasi permasalahan yang ingin diatasi.
Siklus akan berulang apabila masih terdapat hal-hal yang belum tercapai atau
masih perlu perbaikan.
Menurut Wina Sanjaya terdapat 3 tujuan Penelitian Tindakan Kelas yaitu
peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi
2 Wina, Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet ke-2, h. 243 Ibid.4 Ibid., h. 26.
38
tempat praktik berlangsung.5 Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas
proses dan hasil belajar secara praktis, sehingga dalam pelaksanaannya sangat
situasional dan kondisional yang kadang tidak memperhatikan kaidah ilmiah.
Penelitian ini ditekankan pada pembelajaran IPS dengan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan
Satisfaction) sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus yang didasarkan pada
materi yang akan dilaksanakan. Secara garis besar terdapat empat tahap yang
lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi.6 Berikut penjelasan keempat kegiatan utama yang ada pada siklus
yaitu:
1. Menyusun rancangan tindakan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti
merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses belajar
mengajar berlangsung seperti:
a. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat instrumen penelitian
c. Melakukan uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran
d. Menyiapkan sumber belajar
e. Mengembangkan format observasi pembelajaran dan
f. Menyiapkan lembar penilaian siswa.
Perencanaan tersebut disusun untuk mencapai titik fokus dan
mempermudah peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap tindakan ini peneliti mengimplementasikan atau
menerapkan isi rancangan yang telah direncanakan pada tahap awal.
5 Ibid., h. 30-32.6 Didik, Komaidi dan Wahyu, Wijayati, Panduan Lengkap PTK (Penelitian Tindakan
Kelas), (Yogyakarta: Sabda Media, 2011), Cet ke-1, h. 36.
39
3. Pengamati (Observation)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar catatan lapangan.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh
dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya. Berikut adalah rancangan siklus
penelitian. Desain penelitian tindakan kelas yang dimaksud disajikan secara
sistematis pada gambar dibawah ini:
Siklus - I
Siklus - II
Desain Penelitian Tindakan Kelas7
7 Ibid, h. 56.
PerencanaanTindakan - I
Refleksi - I
PerencanaanTindakan - II
Permasalahanbaru, hasil
refleksi
Refleksi - II
Bilapermasalahan
belumterselesaikan
Pelaksanaantindakan - I
Pengamatan/pengumpulan
data I
Pengamatan/pengumpulan
data II
Pelaksanaantindakan - II
Dilanjutkan kesiklusselanjutnya
Permasalahan
Gambar 3.1
40
Berikut sedikit penjelasan mengenai desain penelitian tindakan kelas di atas
adalah berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di kelas maka
akan terlihat permasalahan yang muncul. Dari masalah tersebut peneliti mulai
melakukan perencanaan tindakan pertama dengan menyiapkan berbagai instrumen
yang dibutuhkan dalam proses tindakan, selanjutnya setelah persiapan selesai
mulailah dengan pelaksanaan tindakan di kelas dengan menerapkan model
pembelajaran ARIAS. Selanjutnya peneliti melakukan pengajaran dan
pengamatan serta pengumpulan data. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi dari
hasil tindakan yang telah dilakukan, melakukan perbaikan dan melihat hasil
apakah permasalahan sudah terselesaikan dan menelaah masalah baru apa yang
muncul pada saat tindakan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka
peneliti akan melanjutkan pada siklus II. Dengan menyusun rencana II,
pelaksanaan tindakan II, pengumpulan data, melakukan refleksi dan dianalisis.
Jika penelitian sudah dirasa berhasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan
maka penelitian sudah cukup, tetapi jika masalah belum terselesaikan maka
dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan melkukan langkah-langkah yang sama.
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksankan di kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren.
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS dan observer. Guru
bidang studi selain menjelaskan materi juga ikut berpartisipasi dalam
mengamati aktivitas siswa, sedangkan observer bertugas mengamati dan
mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar
observasi.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian ini, Peneliti sebagai perancang dan pelaksana kegiatan.
Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang teman
sejawat (guru kelas V MI Unwaanunnajah) yang berperan sebagai kolaborator
dan observer yang bekerjasama dengan peneliti dalam hal menyususn
41
rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-
tindakan pada siklus selanjutnya. Observer berperan sebagai pengamat proses
pembelajaran melalui Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, dan Satisfaction), baik yang berhubungan dengan
kompetensi guru maupun yang berhubungan dengan kondisi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan
dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus
I penelitian akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya.
Adapun prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Pratindakan
Membuat rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tindakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dibagi ke dalam dua pertemuan.
Siklus I membahas tentang persiapan kemerdekaan dan proses perumusan
dasar negara, siklus II mengenai tokoh-tokoh penting dalam proklamasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Tindakan 1
Pada siklus I guru melaksanakan pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS yang meliputi lima tahap yaitu Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, dan Satisfaction. Materi yang disampaikan adalah
tentang persiapan kemerdekaan dan proses perumusan dasar negara. Pada
awal pembelajaran terlebih dahulu siswa ditanamkan rasa percaya diri
(tahap Assurance) dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
(tahap Relevance). Kemudian guru membentuk 6 kelompok untuk
berdiskusi agar siswa lebih termotivasi dalam belajar (tahap Interest).
Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan evaluasi (tahap Assessment)
dan hasil evaluasi siswa yang terbaik akan mendapatkan reward berupa
pujian dan tambahan nilai (tahap Satisfaction). Kemudian diikuti dengan
42
pelaksanaan tes hasil belajar siklus I, menganalisis dan merefleksi terhadap
pelaksanaan tindakan I yang telah dilaksanakan.
Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan anatara lain memeriksa
lembar observasi dan catatan lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini
menjadi bahan perbaiakan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran siswa
dan hasil belajar siklus I, penelitian merancang rencana tindakan
pembelajaran siklus II untuk materi tokoh-tokoh penting dalam proklamasi.
b. Tindakan 2
Guru melaksanakan tindakan pembelajaran II yaitu dengan model
pembelajaran ARIAS. Pada awal pembelajaran terlebih dahulu guru
menanamkan rasa percaya diri pada siswa seperti memberi tebak-tebakan
terkait materi pembelajaran sebelumnya seperti guru mengajukan
pertanyaan tentang materi dan siswa yang bisa menjawab mendapat reward
dan pujian sehingga siswa terpacu dan merasa percaya diri (tahap
Assurance) dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta
menyambungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap Relevance).
Kemudian guru menyampaikan pembelajaran tentang tokoh-tokoh penting
dalam proklamasi dengan menggunakan media agar siswa merasa tertarik
untuk belajar (tahap Interest). Setelah guru selesai menerangkan, lalu guru
membagikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu
(tahap Assessment). Setelah selesai, guru menginstruksikan siswa untuk
menjawab latihan soal dengan cara menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan didepan kelas. Lalu guru memberikan pujian dan nilai
tambahan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi (tahap Satisfaction).
Pada akhir pembelajaran siklus II diadakan pelaksanaan tes hasil
belajar siklus II diikuti dengan menganalisis dan merefleksi terhadap
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan.
c. Tindakan 3
Kolaborator melakukan observasi di kelas pada saat
berlangsungnya pembelajaran IPS dengan model pembelajaran ARIAS,
43
dengan maksud sebagai data pendukung setelah dilakukannya model
pembelajaran ARIAS.
d. Tindakan 4
Melakukan wawancara dengan kolaborator dan beberapa obyek
penelitian pada setiap akhir siklus. Hal ini dimaksud untuk memperoleh
masukan bagi rencana pembelajaran pada siklus selanjutnya.
3. Evaluasi Seluruh Tindakan
Menganalisis dan merefleksi keseluruhan hasil tindakan dan memberi
interpretasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Prosedur penelitian diatas bila digambarkan seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1
Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1. Observasi ke MI Unwaanunnajah Pondok Aren
2. Mengurus surat izin
3. Membuat instrumen
4. Menghubungi kepala sekolah
5. Wawancara terhadap guru IPS kelas V
6. Menentukan kelas penelitian
7. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
8. Mensosialisasikan pembelajaran IPS dengan penggunaan model
pembelajaran ARIAS kepada subjek penelitian.
Tabel 3.2
Tahap Penelitian Siklus I
SIK
LU
S I
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran
2. Mendiskusikan RPP dengan guru koloborator
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
44
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan
serta keperluan observasi lainnya
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu,
latihan soal serta PR pada setiap pertemuan
6. Menyaiapkan sola akhir siklus
7. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
Pendahuluan
1. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali dengan
pemberian pretest
2. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki
rasa percaya diri dalam mengikuti proses belajar dengan bernyanyi
(tahap Assurance)
3. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap
Relevance)
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk 6 kelompok untuk berdiskusi mengerjakan LKS
membuat Mind Map agar siswa lebih termotivasi dalam belajar
(tahap Interst)
2. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok
3. Guru menjelaskan cara kerja siswa
4. Siswa mulai melakukan diskusi dalam kelompok dan
mengerjakannya
5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapinya
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengevaluasi hasil diskusi kelompok lainnya dengan memberi
penilaian secara objektif (tahap Assessment)
Penutup
45
1. Guru memberikan rewerd berupa pujian, nilai tambahan dan hadih
kecil kepada kelompok yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap
Satisfaction)
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru
dipelajari
3. Guru memberikan pekerjaan rumah
4. Guru memberikan tes pada akhir siklus I
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi terhadap
guru, wawancara terhadap guru dan siswa serta mencatat semua hal
yang terjadi selama proses pembelajaran.
Tahap Refleksi
1. Menganalisa data pada siklus I dan melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukkan berupa postest
2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
pembelajaran
3. Menarik kesimpulan dari apa saja yang telah dicapai dan yang
belum tercapai serta kekurangan atau permasalahan yang muncul
pada siklus I
Tabel 3.3
Tahap Penelitian Siklus II
SIK
LU
S II
Tahap Perencanaan
1. Membuat rencana pengajaran
2. Mendiskusikan RPP dengan guru koloborator
3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
4. Menyiapkan lembar observasi siswa, wawancara, catatan lapangan
serta keperluan observasi lainnya
5. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) kelompok dan individu,
46
latihan soal
6. Menyaiapkan soal akhir siklus
7. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
Pendahuluan
1. Guru melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali dengan
pemberian pretest
2. Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dan memiliki
rasa percaya diri dalam mengikuti proses belajar dengan bermain
tebak-tebakan terkait materi pembelajaran yang telah dipelajari
(tahap Assurance)
3. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran serta
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa (tahap
Relevance)
Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok diskusi (tahap Interst)
2. Guru membagikan LKS kepada siswa di dalam kelompok
3. Guru memberikan instruksi pada seluruh siswa terkait
pembelajaran yang akan dilakukan
4. Siswa mulai membaca dan mengerjakan tugas
5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
dan kelompok lain menanggapi.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengevaluasi hasil diskusi kelompok lainnya (tahap Assessment)
Penutup
1. Guru memberikan rewerd berupa pujian dan nilai tambahan
kepada kelompok yang paling aktif dalam berdiskusi (tahap
Satisfaction)
2. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru
dipelajari
47
3. Guru memberikan tes pada akhir siklus II
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi terhadap
guru, wawancara terhadap guru dan siswa serta mencatat semua hal
yang terjadi selama proses pembelajaran serta menganalisa data yang
telah terkumpul.
Tahap Refleksi
1. Menganalisa data pada siklus I dan melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukkan berupa postest
2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
pembelajaran
3. Menarik kesimpulan dari apa saja yang telah dicapai dan yang
belum tercapai serta kekurangan atau permasalahan yang muncul
pada siklus I
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil yang telah dilakukan, diharapkan dengan menerapkan model
pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara. Sesuai dengan
standar ketuntasan belajar mengajar.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kualitatif dan data
kuantitatif.
1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, hasil
wawancara terhadap guru dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto
kegiatan pembelajaran).
2. Data kuantitatif : tes hasil pretest dan postest belajar IPS.
Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru, siswa, dan
observer yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.
48
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument adalah sesuatu yang dapat berfungsi sebagai pembantu agar
usaha pencapaian tujuan lebih mudah.8 Instrument juga berfungsi untuk
mempermudah, memperlancar, dan membuat pekerjaan pengumpulan data
menjadi lebih sistematis.9 Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Instrumen Tes
a. Tes Obyektif (pretest dan postest)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda
(multiple choice). Soal-soal yang diajukan berupa materi yang akan
dibahas pada pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian adalah dengan
memberikan nilai 1 apabila siswa menjawab dengan benar dan nilai 0
apabila siswa menjawab salah.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar observasi hasil belajar IPS siswa
Lembar observasi hasil belajar IPS siswa digunakan untuk mengetahui
tingkat hasil belajar IPS siswa. Lembar observasi ini juga digunakan
untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki
pembelajaran pada siklus berikutnya.
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui kegiatan
guru dalam penerapan model pembelajaran ARIAS.
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan untuk setiap tindakan dimaksudakan untuk
mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan
menggunakan lembar observasi.
d. Lembar wawancara
8 Suharsimi, Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),Cet. Ke-4, h. 90.
9 Ibid.
49
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam
penelitian. Wawancara serta saran terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Berupa nilai hasil dari pretest dan postest
b. Berupa nilai hasil dari latihan-latihan yang diberikan dari lembar kerja siswa
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar di
sekolah sesuai dengan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan,
juga berupa penyusunan materi yang akan diajarkan dengan menerapkan
model pembelajaran ARIAS. Setelah itu dilakukan pembuatan dan
pengujian instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan memberikan pretest pada
obyek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengajaran di
kelas yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan menggunakan konsep, model, dan skenario
pembelajaran ARIAS sampai selesai diterapkan. Kemudian diadakan tes
hasil belajar berupa postest. Data yang didapat kemudian dianalisis dan
ditarik kesimpulan.
3. Tahap Pelaporan
Pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian, pada tahap ini
dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan kesimpulan.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi
Sebelum tes-tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang
sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dapat memenuhu syarat dan reliabilitasnya atau tidak.
50
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.10 Yakni suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji coba ini dilakukan dengan
menggunakan AnatesV4.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah menunjuk pada suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik.11 Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan AnatesV4.
3. Tarap Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat
kesukaran suatu soal. Jika soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik12. Maka dari
itu sebelum penelitian dimulai peneliti melakukan uji instrument dari tiap
butir soal untuk mengetahui taraf kesukarannya. Soal yang baik adalah soal
yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Bilangan yang
10 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rieneka Cipta, 2010), Cet. Ke-4, h. 211.
11 Ibid, h. 221.12 Zainal, Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.
Ke-5, h. 266.
51
menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal tersebut indeks kesukaran.
Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Indeks ini menunjukan taraf
kesukaran soal.
Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus:13
P :
Keterangan:
P : Proporsi (indeks kesukaran)
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
N : Jumlah peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran:0,00 - 0,30 : sukar0,30 - 0,70 : sedang0,70 - 1,00 : mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan
peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria
tertentu.14 Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0.00 sampai 1.00. Indeks daya
pembeda menunjukan kesesuaian antara fungsi soal dengan tinggi tes secara
keseluruhan. Indeks daya pembeda dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:15
DP :
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
WL : Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH : Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas
n : 27% x N
13 Ibid, h. 272.14 Ibid, h. 273.15 Ibid.
52
Kriteria daya pembeda:
0,40 – 1,00 : Daya pembeda sangat baik
0,30 – 0,39 : Daya pembeda baik
0,20 – 0,29 : Daya pembeda sedang
0,00 – 1,19 : Daya pembeda lemah
Adapun taraf kesukaran daya pembeda tiap butir soal instrumen penelitian
ini diperoleh dengan menggunakan program anates dan terlampir.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Pengujian teknik analisa data menggunakan data kualitatif yaitu analisis
statistik deskriptif dari tiap siklus dan menggunakan N-gain untuk melihat
selisih antara pretest dan postest pada tiap siklus, serta uji-t untuk melihat
perbedaan hasil belajar pada tiap siklus. Peneliti dianggap berhasil jika setelah
dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
1. Skor Gain (N Gain)
Gain adalah selisih anatara nilai postest dengan pretest, gain menunjukan
peningkatan hasil belajar antara penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran yang dilakukan guru. Uji normalitas gain digunakan untuk
menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer
Rumus gain menurut Melzer adalah:
N gain =
Terdapat tiga kategori perolehan skor gain ternormalisasi:
g – tinggi : nilai [<g>] > 0.7
g – sedang : nilai 0.70 – 0.30
g – rendah : nilai [<g>] < 0.30
Setelah didapatkan nilai rerata N Gain siklus I dan II, kemudian
dilakukan pengujian dua sampel tujuannya untuk mengetahui perbedaan
peningkatan hasil belajar pada kedua siklus.
53
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningatan hasil belajar
IPS siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya
sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa pada materi
persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negar dengan model
ARIAS. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi hasil belajar IPS siswa,
untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain
tersebut.
54
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Madrasah
a. Sejarah Singkat Madrasah
Pada tahun 80-an semangat belajar masyarakat pondok pucung yang tak
pernah padam dalam menggali ilmu pengetahuan dan tentang tatacara
membaca dan menulis membuat para tokoh tergerak untuk mendirikan sebuah
lembaga pendidikan. Dengan bekal semangat dan tekad para tokoh tersebut
berhasil membentuk sebuah lembaga pendidikan yang bernama
Unwaanunnajah. Pelopor dari yayasan pendidikan Unwaanunnajah ini adalah
Bapak KH. Ahmad Djusi. Beliau bertekad memajukan kampung Pondok
Pucung menjadi kampung yang berilmu dan berakhlak. Atas semangat yang
tinggi beliau mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh setempat untuk
mengukuhkan kegiatan pembelajaran tersebut menjadi lembaga pendidikan
yang formal.
Pada tahun 1984 dihadapan notaris Sri Rahayu yang berkedudukan di
Ciputat disahkanlah yayasan pendidikan Unwaanunnajah yang terletak di
kelurahan Pondok Pucung kecamatan Pondok Aren. Adapun Para tokoh
perintis yang dapat dikenang dalam pendirian tersebut diantaranya H.
Maneng Bin Umat, Bapak H. Mual yakni sebagai tonggak yang monumental,
Madrasah ini mengeluarkan ijazah yang pertama kali untuk para lulusannya
pada tahun 1985. Seiring berjalannya waktu dengan banyaknya masyarakat
yang percaya pada yayasan ini maka yayasan Unwaanunnajah membuka
jenjang menengah Madrasah Tsanawiyah (MTS). Dalam perjalanannya hingga
saat ini, putra-putri MI Unwaanunnajah telah banyak meraih prestasi baik
dalam bidang akademik maupun non akademik.
Yayasan MI Unwaanunnajah terletak di Jalan Komplek Pondok Pucung
Indah Tahap II No. 45 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren
Tangerang Selatan. Terdiri dari tiga lantai dengan beberapa fasilitas yang
55
dapat digunakan seperti Ruang kelas, Ruang Guru, Perpustakaan, Lab
Komputer, Musholah dan Lapangan futsal serta Kamar mandi. Fasilitas
tersebut disedikan untuk menunjang proses pembelajaran setiap hari. Adapun
yang menjabat sebagai kepala sekolah MI Unwaanunnajah Ibu Sanijah, S.Pd.I.
Adapun program kurikulumnya meliputi materi pembelajaran pokok yang
diajarkan pada tingkat MI pada umumnya.
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
Adapun Visi, Misi dan Tujuan Madrasah antara lain:
Visi Madrasah : Terwujudnya peserta didik yang terbina dalam akhlak,
unggul dalam prestasi dan terpercaya dalam
masyarakat.
Misi Madrasah
Adapun Misi MI Unwaanunnajah sebagai beriku:
1) Membina Akhlak melalui ajaran agama Islam dan keteladanan Nabi
Muhammad SAW
2) Mengembangkan pengetahuan melalui pembelajaran dan bimbingan.
3) Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat dan lingkungan sekolah
untuk menjalin keharmonisan
4) Membina dan mengarahkan peserta didik agar mampu beradaptasi sesuai
ilmu pengetahuan dan teknologi terdasar iman dan taqwa.
Tujuan Madrasah
Tujuan madarasah kami merupakan jabaran dari visi dan misi
madrasah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:
1) Memajukan kegiatan keagamaan dan kepedulian madrasah terhadap
lingkungan masyarakat dan terciptanya suasana madrasah yang nyaman.
2) Perolehan nilai yang tinggi pada kegiatan UASBN, dan UAMBN.
3) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang agama, sains dan matematika.
4) Prestasi yang membanggakan dalam setiap lomba.
56
5) Menjadi cermin dan tauladan dalam kebersihan dan penghijauan
madrasah.
Tujuan madrasah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring,
dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah Ibtidaiyah yang dibakukan
secara nasional sebagai berikut:
1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini
dalam kehidupan.
2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan
memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
3) Berpikir secara logis, kritis dan kreatif, inovatif dalam memecahkan
masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media.
4) Menyenangi dan menghargai seni.
5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat.
6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga
terhadap bangsa dan tanah air.
c. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di MI Unwaanunnajah berjumlah 17
orang termasuk kepala sekolah. Tenaga guru dan kependidikan di MI
Unwaanunnajah merupakan tenaga profesional yang rata-rata telah
menempuh jenjang strata satu (S1), akan tetapi hanya 3 orang yang belum
menempuh jenjang strata satu (S1)
Tabel 4.1
Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah
NIP/NIGNP Nama Lengkap Jabatan
- KH. Ahmad Djusi Ketua Yayasan
111236740008020004 Sanijah, S.Pd.I Kepala Sekolah
111236740008090009 Achmad Hidayat Administrasi
57
196612112007011032 Romelih, S.Pd Guru Kelas VI
111236740008320014 Siti Jubaidah, S.Pd Guru Kelas V
111236740008320005 Siti Haroh, S.Pd Guru Kelas IV
197704212007012030 Siti Maisaroh, S.Pd Guru Kelas III A
111236740008320011 Siti Aliyah, S.Pd.I Guru Kelas III B
111236740008320017 Lina Andriyani Guru Kelas IIA
111236740008320015 Evi Fitrya, S.Pd.I Guru Kelas IIB
196612112007011032 Maryanih, S.Pd Guru Kelas I A
111236740008320024 Triyana, S.Pd.I Guru Kelas I B
111236740008240013 M. Ali Imron, S.Pd.I Guru Olah Raga
111236740008320019 Kusnandar, Amd Guru Komputer
111236740008320025 Siti Rodiah, S.Pd.I
Guru Bidang Studi
Akidah Akhlak,
Qur’an Hadits, Fiqih
111236740008320026 Dimas MahfudzoGuru Bidang Studi
Bahasa Arab
111236740008090009 Achmad Hidayat Bahasa Inggris
- Deden Pembina Pramuka
- SandiPenjaga dan bag.
Kebersihan
- WatiPenjaga dan bag.
Kebersihan
58
d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah
Adapun data siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah tahun
ajaran 2014-2015 meliputi:
Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Rombel
I 59 2
II 54 2
III 40 1
IV 37 1
V 36 1
VI 31 1
Jumlah 257 8
Berdasarkan tabel, Siswa siswi MI Unwaanunnajah berjumlah 257 pada
tahun ajaran 2014-2015. Adapun jumlah rombel kelas sebanyak 8 kelas.
e. Fasilitas Madrasah
Adapun fasilitas yang ada pada madrasah antara lain:
Tabel 4.3 Data Fasilitas Madrasah
No. Fasilitas Jumlah
1. Ruang Kelas 9
2. Ruang Kepala Sekolah 1
3. Kamar Mandi Siswa 7
4. Kamar Mandi Guru 1
5. Mushallah 1
6. Lapangan Futsal 1
7. Perpustakaan 1
8. Koprasi Sekolah 1
9. Lab Komputer 1
10. Dapur 1
59
f. Kegiatan Ekstrakulikuler
Adapun kegiatan-kegiatan diluar jam belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa antara lain:
Tabel 4.4 Data Ekskul Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Jenis Ekskul Pelatih Rombel
1. Calistung Guru Kelas 1 dan 2
2. Sains Ahmad Hidayat 3 - 6
3. Tahfiz dan Tahsin Dimas 3 - 6
4. Angklung Entin 3 - 6
5. Drum Band Pelatih 3 - 6
6. Futsal Alam 3 - 6
2. Kegiatan Pra Penelitian
Pelaksanaan prapenelitian dilakukan pada tanggal 24 s.d 31 Maret
2015. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui kondisi sekolah dan sebagai tahap perkenalan peneliti dengan
kepala sekolah, guru, siswa, staf di lingkungan sekolah itu sendiri agar
peneliti tidak merasa asing ketika melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara, observasi dan
mensosialisasikan model pembelajaran ARIAS dengan guru kelas yang
mengajar pada bidang studi IPS. Hasil pengamatan dapat diketahui situasi
kelas tergolong kelas yang ramai dengan karakteristik siswa yang berbeda-
beda. Dilihat dari segi intensitas, siswa memiliki kemampuan yang
heterogen. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang, bahkan rendah.
Berdasarkan hasil intervensi tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran ARIAS diketahui bahwa hasil pretest dan postest
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siswa yang cukup baik
pada siklus I maupun siklus II. Adapun kegiatan belajar mengajar di MI
Unwanunnajah dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan 13.40 WIB.
60
Tabel 4.5 Jadwal Pelajaran IPS
Kelas Hari Jam ke- Waktu
V (Lima) Selasa 4 10.00-11.10
Kelas yang dijadikan objek penelitian adalah kelas V yang berjumlah 37
siswa, terdiri dari 22 laki-laki dan 15 perempuan. Dalam wawancara dengan
guru bidang studi IPS terungkap bahwa :
a. Muatan materi yang terdapat di LKS terlalu padat dan luas sehingga
menjadi kurang efektif saat digunakan dalam proses belajar mengajar.
b. Kapasitas kelas yang terlalu gemuk menjadi kendala dalam pengelolahan
kelas. Jumlah ideal dalam satu kelas sebanyak 28 siswa. Namun, jumlah
siswa di kelas V MI Unwaanunnajah sebanyak 37 siswa.
c. Banyak siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran IPS hal tersebut
terlihat dari nilai atau hasil belajar siswa dibawah standar.
Sementara itu, penulis menemukan bahwa antusiasme para siswa terhadap
pelajaran IPS tidak merata, disamping itu metode pembelajaran yang
digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang bersemangat dan menjadi
jenuh serta kurang mandiri dalam melakukan latihan. hal lain yang ditemukan
yaitu masih banyak siswa yang bingung dalam memahami materi, terlihat saat
siswa menjawab soal yang diberikan, mereka tidak yakin akan jawaban yang
mereka isi.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data hasil belajar yang diperoleh dari pretest, yaitu tes yang dilakukan
sebelum siswa memperoleh materi pelajaran dan postest, yaitu tes yang dilakukan
setelah siswa mendapat materi pelajaran. Masing-masing tes diperiksa atau
dikoreksi untuk mengetahui hasil belajar siswa yang telah mengikuti proses
pembelajaran . Kemudian dari hasil pretest dan postest tersebut dianalisis dan
diperbandingkan apakah telah terjadi peningkatan hasil belajar atau tidak. Apabila
hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan maka
akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya sebagai perbaikan pembelajaran.
61
Hasil penelitian juga diperoleh dari hasil observasi oleh kolaborator dan
catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti agar dapat mengevaluasi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti sehingga dapat memperbaiki kegiatan
belajar mengajar di kelas agar berjalan lebih baik. Selanjutnya diberikan lembar
wawancara kepada siswa dan guru untuk mengetahui tanggapan dari guru dan
siswa mengenai penerapan model pembelajaran ARIAS pada materi persiapan
kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara.
C. Analisis Data
1. Hasil Observasi
Tabel 4.6
Tes Hasil Belajar Materi Persiapan Kemerdekaan dan Perumusan
Dasar Negara
Tes N Minimum Maximum Mean
Pretest I 37 20.00 55.00 35.81
Postest I 37 65.00 95.00 76.75
Pretest II 37 20.00 65.00 40.40
Postest II 37 75.00 100.0 82.56
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan peneliti selama 2
siklus maka di peroleh hasil seperti yang tergambar pada tabel 4.6 di atas yakni
diperoleh data pretest dan postest yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda pada
siklus I. Dari hasil belajar pada siklus I, diperoleh rata-rata pretest sebesar
35,81 dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 55. Sedangkan hasil postest
diperoleh rata-rata sebesar 76,75 dengan nilai terendah sebesar 65 dan nilai
tertinggi 95. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar yang sangat tinggi ≥ 100% mengalami kenaikan hasil belajar hal
ini terjadi karena siswa telah diberikan tindakan-tindakan berupa pengaaran di
kelas dengan menggunaka model pembelajaran ARIAS.
Kemudian pada siklus II diperoleh data pretest dan postest yang terdiri
dari 20 soal pilihan ganda, dengan nilai rata-rata hasil pretest sebesar 40,4
62
dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 65. Sedangkan nilai hasil postest
diperoleh rata-rata sebesar 82,5 dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi
100. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar yang sangat tinggi ≥ 100% mengalami kenaikan hasil belajar hal ini
terjadi karena siswa telah diberikan tindakan-tindakan berupa pengaaran di
kelas dengan menggunaka model pembelajaran ARIAS.
Berdasarkan hasil dan analisis data di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari pretest dan
postest baik pada siklus I dan II hal ini terjadi karena adanya pemberian
tindakan yang dilakukan peneliti pada siswa dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS, dan diketahui bahwa pada rata-rata siklus II 82,5 cukup
besar dibandingkan dengan rata-rata siklus I yakni 76,7. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS pada siklus I dan siklus II.
2. Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh kolaborator pada akhir siklus I
diketahui bahwa, penerapan model pembelajaran ARIAS telah meningkatkan
hasil bela1ar siswa ini terlihat dari data pretest dan postest yang telah
dilakukan sebagai media pembanding kemudian model pembelajaran ARIAS
dirasakan sangat menyenangkan yakni dapat membantu siswa aktif dalam
proses pembelajaran namun guru harus lebih membuat siswa aktif tidak hanya
5 atau 10 siswa namun semua. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga
harus lebih bisa mengkondisikan siswa di kelas. Namun sejauh ini hasil belajar
siswa sudah meningkat dari sebelumnya dan siswa terlihat sangat antusias
dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara pada akhir siklus II bahwa, penerapan
model pembelajaran ARIAS sudah sangat baik karena sudah terlihat komponen
dari model tersebut yakni memotivasi siswa saat awal pembelajaran,
memaparkan tujuan dan manfaat pembelajaran serta menghubungakannya
dengan kehidupan nyata siswa, siswa pun tertarik dalam mengikuti setiap
63
pembelajaran, nilai yang didapat sudah jauh sangat baik dan mereka menjadi
sangat puas dengan hasil nilai yang di dapat. Dan penerapan pembelajaran ini
juga dirasakan sangat tepat bila digunakan dalam pembelajaran IPS. Karena
lima komponen tersebut sangat bermanfaat bagi siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru pada siswa untuk
mengetahui tanggapan atau respon siswa mengenai penerapan model
pembelajaran ARIAS diketahui bahwa, menurutnya model ini sangat
menyenangkan sehingga proses pembelajaran menjadi sangat mudah dan
sangat membantu siswa untuk mempelajari materi pelajaran IPS khususnya
pada materi persiapan kemerdekaan dan pembentukan dasar negara.
Berdasarkan hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran ARIAS ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
digunakan sebagai salah satu model belajar yang dapat membantu guru dalam
menyampaikan ilmu pengetahuan.
D. Interpretasi Hasil Analisis
1. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I ini adalah
menyiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS, menyiapkan Lembar Kerja
Siswa (LKS), soal tes akhir siklus (pretest dan postest), lembar observasi,
lembar wawancara, catatan lapangan dan alat dokumentasi.
Materi yang akan diajarkan pada siklus I ini yaitu tentang Persiapan
kemerdekaan (pembentukan BPUPKI dan PPKI) dan penyusunan dasar
negara (Pancasila). Lembar Kerja Kelompok, latihan dan soal akhir siklus
yang dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Lembar
wawancara dipersiapkan untuk mewawancarai guru dan siswa, untuk
mengetahui pendapat mereka mengenai model pembelajaran ARIAS dalam
pembelajaran IPS yang telah diajarkan guru.
64
Target yang ingin dicapai pada siklus I adalah hasil belajar IPS
meningkat dengan model pembelajaran ARIAS.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan
diataranya pretest (pertemuan pertama, kamis, 2 April 2015) pertemuan
selanjutnya dilanjutkan dengan KBM dengan sub pokok bahasan
menjelaskan tentang Pembentukan BPUPKI (Badan Persiapan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) sebagai usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(pertemuan kedua, selasa, 7 April 2015), menjelaskan proses perumusan
dasar negara dan UUD (pertemuan ketiga , selasa, 14 April 2015) dan
terakhir pemberikan soal postest pada siswa (pertemua keempat, Jumat, 17
April 2015). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I dapat
dilihat pada lampiran.
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus I adalah sebagai
berikut:
(1) Tahap Assurance (Kepercayaan Diri)
Pada tahap ini sebelum proses belajar mengajar berlangsung, guru
selalu memotivasi dan menanamkan rasa percaya diri pada siswa
dengan cara membicarakan salah satu tokoh pahlawan pada era modern
dan menyambungkannya dengan tokoh pahlawan di masa lampau agar
siswa tertarik dan mudah memahami konsep sendiri sehingga siswa
menjadi yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator,
dapat disimpulkan bahwa penerapan tahap Assurance pada siklus I ini
sudah ada namun siswa belum terlihat mandiri. Hal ini terlihat dari
tingkat kepercayaan diri siswa saat belajar IPS yang relatif rendah.
Siswa masih terlihat mengandalkan teman yang aktif pada saat
menyelesaikan tugas kelompok. Ketika peneliti memberikan
65
kesempatan pada siswa untuk bertanya, sebagian dari mereka hanya
diam dan hanya mendengarkan. Dan pada akhir siklus I peneliti
mewawancarai beberapa siswa dan diperoleh informasi bahwa siswa
senang belajar namun ada beberapa siswa yang masih bingung dan
mereka tidak bertanya karena merasa tidak percaya diri dalam
mengungkapkannya. Kemudian kepercayaan diri siswa masih ada yang
rendah yakni terlihat ketika mengerjakan tugas kelompok, beberapa
siswa hanya diam dan pasif tidak mau terlibat.
Selain itu, dalam mengerjakan latihan soal tes akhir siklus I
kepercayaan diri siswa masih ada yang kurang hal tersebut terlihat dari
beberapa siswa menyontek dengan teman sebelahnya. Untuk mengatasi
situasi seperti ini peneliti akan lebih menerapkan tahap assurance
dengan menumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa saat belajar dan
mampu meningkatkan konsentrasi siswa saat penyampaian materi
pembelajaran berlangsung.
(2) Tahap Relevance (Relevansi/Kegunaan)
Pada tahap ini peneliti mengemukakan tujuan dan manfaat
pembelajaran pada saat awal pembelajaran dimulai. Dari pengamatan
peneliti untuk tahap Relevance siswa masih belum memahami terlihat
dari siswa masih merasa bingung dan karena siswa belum terbiasa
dengan model pembelajaran ARIAS.
(3) Tahap Interest (Minat/Perhatian)
Pada siklus I, peneliti menggunakan variasi dalam setiap kegiatan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan media, metode dan teknik
dalam menyampaikan materi yang diajarkan seperti membuat mindmap
(peta pikiran) secara berkelompok yang dibagi atas 6 kelompok dan
indexs card (kartu indeks) yang terbagi atas dua tim besar. Berdasarkan
hasil observasi peneliti dapat menyimpulkan pada tahap interest minat
siswa sudah mulai terlihat yakni siswa terlihat bersemangat dan antusias
namun masih ada beberapa siswa yang masih belum tertarik dengan
66
terlihat cuek dan malas dalam mengikuti proses belajar. Sebagian siswa
juga masih sering mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Berikut dokumentasi siswa pada saat mengerjakan tugas
kelompok pada siklus I sebagai beriku:
(4) Tahap Assessment (Evaluasi)
Pada tahap ini, peneliti selalu memberikan evaluasi di setiap akhir
pembelajaran. Hasil dari evaluasi tersebut segera diinformasikan kepada
siswa agar siswa dapat mengetahui sejauh mana penguasaan materi
yang telah dipahami siswa. Bentuk evaluasi yang diberikan oleh
peneliti kepada siswa berupa latihan soal yang dikerjakan secara
individu. Pada tahap Assessment hasil evaluasi pada siklus I belum
menunjukan hasil yang memuaskan. Masih banyak siswa yang
mendapatkan nilai dibawah rata-rata namun ada juga yang telah
mencapai rata-rata. Berikut dokumentasi siswa pada saat membacakan
hasil tugas siswa pada siklus I adalah sebagai beriku:
Gambar 4.1Aktivitas Siswa pada saat mengerjakan tugas kelompok di siklus I
Gambar 4.2Aktivitas siswa pada tahap Assessment siklus I
67
(5) Tahap Satisfaction (Kepuasan)
Pada tahap ini peneliti berusaha menanamkan rasa bangga dan
puas dalam diri siswa agar siswa merasa lebih dihargai. Cara yang
dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada siklus I adalah
memberikan reward berupa nilai tambahan kepada siswa yang
mendapat nilai paling tinggi atau pada siswa yang aktif. Bahkan juga
peneliti meberikan reward berupa makanan ringan pada siswa yang
dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Menurut hasil wawancara
dengan siswa di akhir siklus I disimpulkan bahwa dengan adanya
pemberian reward kepada siswa yang telah berhasil mengerjakan atau
mencapai sesuatu yang bisa membuat siswa merasa puas/bangga atas
keberhasilan yang telah diraihnya. Berikut dokumentasi siswa pada saat
menerima reward dan terlihat puas pada siklus I sebagai beriku:
c. Tahap Observasi dan Analisis
Pada tahap pertemuan pretest dari 20 soal pilihan ganda,
diperoleh nilai rata-rata kelas 35,81 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai
terendah 20. Dari hasil ini disimpulkan bahwa siswa di dalam kelas ini
memiliki pengetahuan awal yang relatif sama dan belum menguasai
konsep yang akan dipelajari dengan baik. Dari pengamatan peneliti
Gambar 4.3Aktivitas siswa pada tahap Satisfaction pada siklus I
68
masih banyak siswa yang bingung ketika peneliti menjelaskan tujuan
dari pembelajaran yang akan disampaikan karena mereka masih belum
terbiasa dengan model pembelajaran ARIAS.
Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran ARIAS, maka pada
siklus I masih ada beberapa siswa yang tidak percaya diri dalam
mengerjakan tugas kelompok. Siswa tidak akan membantu
mengerjakan jika guru tidak menginstruksikannya. Siswa belum
memiliki rasa kebersamaan ketika mengerjakan tugas. Dalam proses
diskusi kelompok belum berjalan dengan baik, karena masih ada siswa
yang tidak ikut berperan dalam kegiatan ini. Pada saat presentasi hasil
diskusi kelompok, siswa belum berani mengungkapkan hasil
diskusinya. Kegiatan diskusi ini masih didominasi oleh beberapa
kelompok saja, siswa yang tidak aktif lebih mengandalkan kepada
siswa yang aktif.
Pada akhir pertemuan siklus I diadakan postest. Hasil tes dari 20
soal yang diberikan diperoleh rata-rata niai satu kelas adalah 76,75
dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95 dengan gain 0,63. Dari
hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar
siswa bila dibandingkan dengan hasil pretest. Berikut dokumentasi
siswa pada saat mengerjakan soal postest siklus I sebagai beriku:
Gambar 4.4Aktivitas siswa saat mengerjakan postest siklus I
69
Kemudian pada tahap selanjutnya adalah wawancara yang
dilakukan oleh kolaborator sebagai observer. Wawancara dilakukan
usai peneliti mengadakan tes akhir siklus I. Berdasarkan hasil
wawancara dengan observer dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran ARIAS sudah cukup baik dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa. Tetapi dalam siklus I ini tahap-tahap pembelajaran
ARIAS belum sepenuhnya peneliti laksanakan. Rangkuman hasil
wawancara peneliti dengan observer pada siklus I dapat dilihat pada
lampiran.
Adapun catatan lapangan pada siklus I ini adalah pada saat proses
diskusi kelompok berlangsung penyediaan lembar kerja satu kelompok
satu kurang membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran karena
hanya beberapa siswa saja yang mengerjakan tugas sisanya hanya
melihat dan banyak dari mereka sibuk mengobrol. Sehingga
penyampaian materi dirasa kurang efektif yakni siswa yang mengerti
hanya siswa yang aktif mengerjakan tugas namun siswa yang hanya
melihat dan mengobrol belum mengerti isi materi tersebut. Kemudian
pada saat proses presentasi banyak dari siswa yang malu untuk
mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Artinya siswa belum
memiliki rasa percaya diri dan proses penilaian pun terhambat.
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan kolaborator setelah
melakukan analisis pada hasil belajar siklus I, wawancara siswa dan
guru serta catatan lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang ada
pada siklus I.
Hasil refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No. Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Dalam proses pembelajaran Meningkatkan keberanian dan rasa
70
ARIAS pada tahap Assurance
siswa masih belum sepenuhnya
percaya diri untuk bertanya,
menjawab pertanyaan guru,
mengerjakan tugas secara mandiri
dan cenderung mengandalkan
teman saat berdiskusi, bahkan
pada saat menyelesaikan tugas
kelompok beberapa siswa terlihat
sangat pasif dan hanya diam.
percaya diri siswa dengan cara
memberikan point tambahan pada
siswa yang berani bertanya dan
menjawab pertanyaan guru. Serta
membuat LKS yang dikerjakan oleh
individu walaupun dikerjakan
dalam kelompok agar siswa yang
pasif menjadi aktif mengerjakan
tugas dan bertanggung jawab atas
tugasnya sendiri.
2.
Untuk tahap Relevance siswa
masih merasa bingung untuk
memberi contoh masalah yang
berhubungan dengan materi dan
kehidupan sehari-hari siswa.
Memberikan bimbingan kepada
siswa dalam mencari contoh
masalah yang berhubungan dengan
kehidupan siswa saat ini.
3.
Untuk tahap Interest, ada sebagian
siswa yang masih kurang
berminat pada pelajaran IPS yang
mengakibatkan pada saat proses
pembelajaran siswa terlihat asik
bermain sendiri dan mengobrol.
Lebih memberikan variasi lagi pada
saat menyampaikan materi
pembelajaran agar minat belajar
siswa meningkat dan proses
pembelajaran menjadi dinamis.
4.
Untuk tahap Assessment, masih
ada beberapa siswa yang
mendapat nilai rendah. Dan secara
keseluruhan penampilan
kelompok bagus namun secara
individu masih ada yang tidak
melaksanakan evaluasi dengan
baik.
Memberikan proses pembelajaran
yang lebih berkesan agar siswa
dapat mengikuti proses
pembelajaran secara baik dan dapat
melaksanakan evaluasi dengan baik
dan mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh guru.
71
5.
Untuk tahap Satisfaction, masih
ada siswa yang belum merasa
puas karena saat pembelajaran
pasif dan tidak mendapat
reward.atau nilai tambahan.
Memberikan semangat pada siswa
untuk saling berkompetisi dengan
siswa yang lain untuk merebutkan
posisi terbaik dan mendapatkan
sebuah reward dan nilai tambahan.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus I
diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I
(postest) sudah mencapai nilai yang memuaskan dengan nilai rata-rata
76,75. Peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi
tindakan yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa belum mencapai ≥
85% dari jumlah siswa yang ada di kelas. Kemudian peneliti belum
merasa puas karena sebagian anak masih belum percaya diri pada saat
proses pembelajaran di kelas kemudian hasil belajar yang dicapaipun
masih belum seluruhnya baik ada 6 siswa yang mendapat nilai di bawah
rata-rata. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan
refleksi siklus I digunakan sebagai acuan di siklus berikutnya atau
siklus II.
2. Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Rencana pembelajaran siklus II berupa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran ARIAS yang mengacu pada hasil
observasi siklus I. Pada siklus II ini guru akan lebih mengkondisikan
kelas dan meningkatkan kegiatan pada setiap tahap pembelajaran ARIAS
agar pembelajaran berjalan lebih baik dari pembelajaran pada siklus I.
Materi pada siklus II ini yaitu tentang Jasa dan peran tokoh dalam
persiapan proklamasi kemerdekaan. Adapun tahap persiapan untuk
pembelajaran siklus II yaitu menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS),
soal tes akhir siklus (pretest dan postest), lembar observasi, lembar
wawancara, catatan lapangan dan alat dokumentasi.
72
Target pada siklus II ini adalah hasil belajar siswa meningkat
melalui model pembelajaran ARIAS dan penerapan pembelajaran
ARIAS dapat berjalan dengan baik.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan
dengan sub pokok bahasan peristiwa-peristiwa penting menjelang
proklamasi, perumusan naskah proklamasi dan detik-detik proklamasi
(pertemuan kelima, Selasa, 28 April 2015), garis waktu tahapan peristiwa
menjelang proklamasi dan menjelaskan riwayat singkat tokoh yang
berperan dalam peristiwa proklamasi (pertemuan keenam, Selasa 05 Mei
2015). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II dapat
dilihat pada lampiran.
Adapun tahap pembelajaran ARIAS pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Assurance (Kepercayaan Diri)
Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada tahap ini sebelum
proses pembelajaran berlangsung, guru selalu memotivasi dan
menanamkan rasa percaya diri pada siswa dengan cara memberi
tebak-tebakan terkait materi pelajaran IPS sebelumnya. Berikut
dokumentasi siswa pada tahap Assurance yakni bermain tebak-
tebakan terkait materi yang telah dipelajari dan bernyanyi bersama
pada siklus II:
Gambar 4.5Aktivitas siswa saat tahap Assurance siklus II
73
Kepercayaan diri siswa dalam belajar IPS pada pelaksanaan
siklus II ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Beberapa siswa
yang pada siklus I hanya diam saja ketika guru memberikan
pertanyaan, pada siklus II ini sudah mulai berani untuk
mengungkapkan pendapatnya tanpa menunggu namanya dipanggil.
Pada siklus II, dalam diskusi kelompok hampir semua siswa
percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan
pendapatnya dan bertukar pikiran. Hal tersebut sejalan dengan teori
bahwa seseorang yang memiliki sikap percaya diri tinggi cenderung
akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Siswa yang
memiliki rasa percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya
dan cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus
Kemudian dalam proses mengerjakan soal latihanpun semua
siswa antusias dan terlihat kepercayaan diri siswa sudah sangat baik.
2. Tahap Relevance (Relevan/Kegunaan)
Sama halnya pada siklus I, pada siklus II guru mengemukakan
tujuan dan manfaat pembelajaran dan nilai-nilai yang akan didapat
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selain itu peneliti juga
memberikan bimbingan kepada siswa dalam mencari contoh materi
IPS yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Karena
dalam sebuah teori mengatakan siswa akan lebih terdorong
mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari ada relevansinya
dengan kehidupan mereka, dan memiliki arah tujuan dan sasaran yang
jelas maka dari itu pada siklus ini beberapa siswa yang sebelumnya
terlihat bingung, pada siklus II ini sudah mulai bisa menerima
penjelasan mengenai manfaat dari pembelajaran dan
menghubungkannya dengan keseharian siswa.
3. Tahap Interest (Minat/Perhatian)
74
Pada siklus II, peneliti menggunakan metode picture and pictur
untuk menjelaskan materi dengan cara yang menyenangkan. Karena
Menurut Woodruff, sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada
minat/perhatian maka berdasarkan teori tersebut terlihat dari hasil
pengamatan, minat siswa dalam belajar IPS pada siklus II ini
mengalami kemajuan yang baik. Beberapa siswa yang semula terlihat
malas dan cuek dalam proses pembelajaran, pada siklus II ini semua
siswa sudah terlihat antusias dan bersemangat dalam mengerjakan
tugasnya masing-masing. Berikut dokumentasi hasil kerja siswa
menyusun gambar berdasarkan runtutan peristiwa persiapan
kemerdekaan Indonesia dan pada pertemuan ke dua mencari informasi
terkait gambar pahlawan kemerdekaan pada buku tulis di siklus II
sebagai beriku:
4. Tahap Assessment (Evaluasi)
Sedangkan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti sama seperti
pada siklus I, peneliti selalu memberikan evaluasi disetiap akhir
pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut berupa nilai yang langsung
diberikan guru pada siswa. Karena sejatinya evaluasi yang dilakukan
adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah
siswa capai. Pada siklus II bentuk evaluasi yang diberikan peneliti
Gambar 4.6Aktivitas Siswa dalam tahap Interest pada siklus II
75
berupa pengerjaan tugas menyusun gambar, menghafal naskah
proklamasi dan mencari informasi singkat tokoh perjuangan. Penilaian
dilakukan secara individu walaupun dilakukan dalam kelompok. Hasil
evaluasi pada siklus II sudah cukup memuaskan. Berikut dokumentasi
siswa pada saat mempresentasikan tugas individu pada siklus II
sebagai beriku:
5. Tahap Satisfaction (Kepuasan/Bangga)
Sama halnya pada siklus I, pada setiap pembelajaran siklus II
peneliti selalu berusaha menanamkan rasa bangga dan puas dalam diri
siswa agar merasa lebih dihargai. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa keberhasilan dan kebanggaan menjadi
sebuah penguat untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Maka dari
itu peneliti berusaha membuat siswa puas atas hasil kemampuannya
dan mendukung keberhasilan selanjutnya dalam belajar. Cara yang
dilakukan peneliti untuk menerapkan tahap ini pada siklus II sama
seperti pada pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan,
pemberian nilai pada hasil kerja siswa, pujian dari guru, dan senyum
guru yang simpatik, serta sama halnya seperti pada siklus sebelumnya
peneliti memberikan reward yaitu makanan ringan dan pulpen pada
siswa yang mendapat nilai yang memuaskan. Sehingga dalam
mengerjakan soal latihan dapat menimbulkan rasa bangga dan
Gambar 4. 7Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Kerja Individu pada Siklus II
76
mendorong siswa untuk melakukan kegiatan yang lebih baik serta
memperoleh hasil yang lebih baik juga dari sebelumnya.
Adapun catatan lapangan peneliti pada siklus II ini adalah
seluruh siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran sehingga
proses penyampaian materi sudah 88% tersampaikan. Bagi siswa yang
terlihat masih cuek pada proses pembelajaran akan di bimbing lebih
intensif agar siswa tersebut aktif seperti siswa lain. Namun sejauh ini
hanya 2 siswa yang terlihat cuek terhadap pelajaran IPS. Namun
berdasarkan hasil tes belajar yang diperoleh melalui postest semua
siswa tuntas.
c. Tahap Observasi dan Analisis
Pada awal pertemuan diadakan pretest dari 20 soal pilihan
ganda, diperoleh nilai rata-rata kelas 40,4 dengan nilai tertinggi 65 dan
nilai terendah 20. Sama halnya seperti siklus sebelumnya dari hasil ini
disimpulkan bahwa siswa di dalam kelas ini memiliki pengetahuan
awal yang relatif sama dan belum menguasai konsep dengan baik.
Pengamatan hasil belajar siswa melalui pemberian tes akhir
siklus I dan II selama penerapan model pembelajaran ARIAS dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
No. SiswaSiklus I Siklus II
Pretest Postest Pretest Postest1. S1 35 75 40 952. S2 20 60 20 753. S3 20 70 35 854. S4 40 80 40 755. S5 40 75 35 806. S6 40 80 60 907. S7 35 75 35 958. S8 35 80 35 809. S9 55 80 65 80
77
10. S10 30 80 65 10011. S11 30 65 35 8012. S12 50 90 65 9013. S13 35 85 50 8514. S14 35 70 55 9515. S15 50 90 50 10016. S16 35 80 55 8017. S17 30 75 30 8018. S18 35 85 50 8019. S19 40 80 35 8020. S20 25 75 40 7521. S21 35 75 65 9522. S22 45 75 35 9023. S23 25 75 20 8024. S24 30 70 30 8025. S25 40 75 30 8026. S26 55 95 65 10027. S27 35 75 20 8528. S28 40 75 35 8529. S29 45 75 55 9530. S30 20 60 20 7531. S31 55 75 25 7532. S32 20 80 25 8033. S33 30 80 65 8534. S34 20 65 30 8035. S35 25 80 25 8536. S36 35 75 20 8537. S37 55 85 35 80
Jumlah 1325 2840 1495 3055Rata-rata 35,81 76,75 40,40 82,56
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar
baik pretest pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan siklus I.
Pada siklus II ini siswa sudah mulai fokus memperhatikan
penjelasan guru ketika peneliti menjelaskan tujuan dari pembelajaran
yang akan disampaikan dan sudah jarang terlihat siswa yang
mengobrol pada saat proses belajar mengajar. Mereka merasa sangat
senang dengan model pembelajaran ARIAS.
Pada siklus II, dalam diskusi kelompok para siswa sudah mulai
percaya diri untuk turut aktif dalam berdiskusi mengemukakan
78
pendapatnya di depan kelas secara sendiri-sendiri dan siswa sudah
ikut berperan dalam kegiatan diskusi kelompok ini.
Kemudian dalam melakukan langkah kerja yang dijelaskan oleh
guru, siswa sudah serius mengerjakannya. Dalam mengerjakan soal
latihan kepercayaan diri siswa sudah cukup baik.
Pada akhir siklus II diadakan postest. Hasil tes terdiri dari 20
soal yang diberikan diperoleh rata-rata nilai satu kelas adalah 82,56
dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 100 dengan gain 0,74.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus II bila dibandingkan dengan hasil belajar
pada siklus I. Peneliti merasa bahwa siklus II sudah mencapai hasil
interventasi tindakan yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa sudah
mencapai ≥ 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas
d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, penelti
mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran
pada siklus II. Dari hasil observasi, wawancara dengan siswa dan
guru, catatan lapangan, diperoleh hasil analisis refleksi yaitu:
1. Pada siklus II pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
ARIAS telah dilaksanakan dengan baik dan lancar dari siklus
sebelumnya. Walaupun masih ada beberapa tahapan dari model
ARIAS yang belum terlihat maksimal.
2. Kepercayaan diri siswa dalam belajar IPS dalam proses pengerjaan
tugas sudah menunjukan peningkatan yang semakin baik.
3. Hasil belajar sudah sangat memuaskan. Rata-rata belajar siswa
pada siklus II meningkat dibandingkan dari siklus I yaitu 82,5.
Diperoleh nilai rata-rata N Gain pada siklus I adalah 0,639 dan
rata-rata N Gain pada siklus II adalah 0,746. Jadi dapat
disimpulkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II
bila dibandingkan dengan siklus I sebesar 0,107.
79
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan refleksi
pada tindakan siklus II, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu
mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS dengan memperhatikan kendala dan saran guru
dari hasil temuan.
Sedangkan gambaran mengenai hasil observasi selama
penerapan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dan II disajikan
tabel di bawah ini:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklus I
No. Aspek yang diamati Siklus II Assurance (Percaya Diri)
1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkanrasa percaya diri pada siswa
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar -3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan
pendapatnya.-
II Relevance (Relevan/Kegunaan)1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan
dicapai.
2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagikehidupan siswa masa sekarang dan mendatang.
3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. -III Interest (Minat/Perhatian)
1. Guru menggunakan metode pembelajaran yangbervariasi.
2. Guru menggunakan media untuk melengkapipenyampaian bahan kajian
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untukberpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
IV Assessment (Evaluasi)1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan
balik terhadap kinerja guru
2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adilserta menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selamaproses pembelajaran
-
4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. -V Satisfaction (Kepuasan)
1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non
80
verbal kepada siswa yang telah menunjukankeberhasilan
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa,sehingga mereka merasa dihargai.
Keterangan : () = Terlihat Penerapannya
( - ) = Tidak terlihat penerapannya
Berdasarkan hasil observasi diatas terlihat bahwa penerapan model
pembelajaran ARIAS pada siklus I belum maksimal karena masih ada
beberapa dari komponen ARIAS belum terlaksana secara baik. Maka dari
itu pada penelitian ini dilajut pada siklu II. Berikut hasil observasi
kolaborator pada siklus II.
Tabel 4.10Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Siklu II
No. Aspek yang diamati Siklus III Assurance (Percaya Diri)
1. Guru melakukan usaha/kegiatan untukmenanamkan rasa percaya diri pada siswa
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan
pendapatnya.
II Relevance (Relevan/Kegunaan)1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan
dicapai.
2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagikehidupan siswa masa sekarang dan mendatang.
3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. III Interest (Minat/Perhatian)
1. Guru menggunakan metode pembelajaran yangbervariasi.
2. Guru menggunakan media untuk melengkapipenyampaian bahan kajian
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untukberpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
IV Assessment (Evaluasi)1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan
81
balik terhadap kinerja guru2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil
serta menginformasikan hasil evaluasi kepadasiswa.
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selamaproses pembelajaran
4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya. V Satisfaction (Kepuasan)
1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau nonverbal kepada siswa yang telah menunjukankeberhasilan
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa,sehingga mereka merasa dihargai.
Keterangan : () = Terlihat Penerapannya
( - ) = Tidak terlihat penerapannya
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengamatan pada siklus I diperoleh data bahwa hasil belajar
sebagian besar siswa meningkat namun ada beberapa siswa yang mengalami
peningkatan yang cukup kecil. Namun empat tahap dari lima tahap yang
terkandung pada pembelajaran ARIAS belum terlaksana dengan baik.
Diantaranya pada tahap Assurance (Kepercayaan diri) siswa pada siklus I
masih sangat rendah. Pada tahap Relevance (Relevan/kegunaan) rata-rata siswa
masih belum memahami dan bingung dengan penyampaian guru mengenai
tujuan dan manfaat pembelajaran. Tahap Assessment masih banyak siswa yang
mendapatkan hasil evaluasi rendah dan Pada tahap Satisfaction beberapa anak
tidak puas karena tidak mendapat nilai bagus dan tidak mendapat reward.
Berdasarkan pengamatan pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa
selama pembelajaran pada siklus I adalah 76,75. Indikator keberhasilan sudah
tercapai namun pada proses pembelajaran masih sangat kurang menjalankan
tahap-tahapan yang ada pada model pembelajaran ARIAS maka dilanjutkan
pada siklus II.
82
Pada siklus II, hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS mengalami peningkatan yang sangat baik. Pada tahap
Assurance, siswa sudah mulai percaya diri dalam mengikuti proses
pembelajaran dan pada saat mengerjakan soal rasa percaya diri siswa sudah
meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Pada tahap Relevance, siswa
sudah mulai paham ketika guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran. Pada tahap Interest minta belajar siswa meningkat begitu pula
pada tahap Assessment hasil latihan LKS siswa mendapatkan nilai yang cukup
baik. Pada tahap Satisfaction siswa sudah merasa bangga dengan nilai yang
mereka dapatkan dan lebih bersemangat dalam pembelajaran.
Pada siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ARIAS sudah berjalan dengan baik dan tertib. Semua tahap yang
terdapat pada pembelajaran ARIAS sudah berjalan. Berdasarkan pengamatan
pada siklus II diperoleh nilai rata-rata postest hasil belajar siswa 82,56. Dengan
demikian pada hasil rata-rata siklus I dan II telah mengalami peningkatan
maka pada siklus II ini penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
Dapat disimpulkan bahwa hasil temuan dari penelitian yang diadakan
selama II siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
belajar siswa yang diperoleh dari tes akhir pada setiap siklus (postest) adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik, peningkatan rata-rata hasil
belajar siswa dari setiap pertemuan dapat terlihat karena lima komponen yang
terdapat pada pemblajaran ARIAS mendukung meningkatnya hasil belajar
siswa dalam belajar mengajar. Yakni sesuai dengan teori Dasar perancangan
model pembelajaran ARIAS bahwa modeel pembelajaran ini dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan
berdasarkan teori nilai harapan (Expectancy value theory) yang mengandung
dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan
(expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapakan
model pembelajaran ARIAS pada mata pelajaranIlmu Pengetahuan Sosial,
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dalam KBM
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, ini terlihat dari hasil pengujian N Gain
diketahui bahwa hasil peningkatannya sebesar 0,11 yakni pada siklus I
memiliki rata-rata 0,63. Sedangkan pada siklus II memiliki rata-rata 0,74.
Sehingga dapat dikatakan penerapan model pembelajaran ARIAS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II.Kemudian ini tergambar
pada kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan menggunakan
lima komponen yang terdapat pada pembelajaran ARIAS yaitu Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction. Berdasarkan hasil
pengamatan pada lembar observasi guru dapat disimpulkan bahwa kelima
komponen ARIAS sudah diterapkan dengan baik hal ini tergambar dengan
kepercayaan diri siswa meningkat, siswa mengetahui tujuan, dan manfaat dari
pembelajaran serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ini
terbukti pada hasl belajar siswa yang semakin meningkat pada setiap
pertemuan. Kemudian berdasarkan hasil wawancara guru dan siswa diketahui
model ARIAS ini membuat suasana belajar menjadi hidup dan menyenangkan,
hal ini terlihat dari hasil wawancara yang terlampir. Minat siswa untuk belajar
juga meningkat. Dengan diterapkannya model pembelajaran ARIAS siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta
kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh
karena itu disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran
84
ARIAS dalam pembelajaran IPS, sebagai alternatif model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Mengarahkan siswa pada pemahaman bahwa pelajaran IPS merupakan
pelajaran yang sangat penting dan berguna bagi kehidupan sehari-hari,
sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.
3. Begi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran
ARIAS disarankan dapat menerapkan kelima tahap yang terdapat dalam
model pembelajaran ARIAS agar hasil dari penelitian dapat berjalan dengan
baik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Iif Khoiru, Amri, Sofan, dan Elisah, Tatik, Strategi PembelajaranSekolah Terpadu, Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya, 2011
Ahmad, Iif ,Khoiru, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2011
Ari istiyani, Dwi dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta :Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009
Arikunto, Suharsimi, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2010
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPpraktik, Jakarta: PT.Rieneka Cipta, 2010
Ahmad, Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta :PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014) cet. 2, h. 137
Arifin,, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2013), cet. Ke-5, h. 266
B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang kreatif dan efektif, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008.
Dakir, Perencanaan dan pengembangan kurikulum, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. RemajaRosdakarya,2011
Didik, Komaidi dan Wahyu, Wijayati, Panduan Lengkap PTK (PenelitianTindakan Kelas), Yogyakarta: Sabda Media, 2011.
Kadir, Abdul, dkk, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2014
Kiranawati, Desain Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,Assessment, and Satisfaction) dalamhttp://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias,diakses pada tanggal 20 Maret 2015, pukul 19;22
Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Muhammad, Thobroni dan Arif, Mustofa, Belajar dan Pembelajaranpengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pembangunannasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011
Nadlir, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009.
Nurdin, Syafruddin, Guru profesional dan implementasi kurikulum, Jakarta : PT.Ciputat Press, 2005.
86
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013.
Payong, Marselus. R, Sertifikasi profesi guru konsep dasar, problematika, danimplementasinya, Jakarta : PT. Indaks, 2011.
Rozak, Abdul, Fauzan, dan Nurdin, Ali, Kompilasi Undang-undang danPeraturan Bidang Pendidikan, Jakarta : FITK Press, 2010.
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,Jakarta : Rajawali pers, 2012.
Sa’dah, dkk, “Penerapan Model ARIAS ((Assurance, Relevance, Interest,Assesment, and Satisfaction) Dalam Pembelajaran TIK (TeknologiInformasi dan Komunikasi) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,Jurnal pendidikan. 1, 2012.
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2010.
Semiawan, Conny R, Belajar dan pembelajaran prasekolah dan sekolah dasar,Jakarta: PT. Indeks, 2008.
Sholeh, Asrorun, Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru analisis kronologiatas lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta: Elsas Jakarta, 2006.
Soehendro, Bambang, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Jakarta:Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajara, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2011.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Wilis Dahar, Ratna, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga,2011
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SISKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/Genap
Pertemuan Ke- : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
C. Indikator
2.2.1 Mengidentifikasi proses persiapan kemerdekaan
2.2.2 Menjelaskan proses pembentukan BPUPKI
2.2.3 Menjelaskan proses pembentukan PPKI
D. Tujuan Pembelajaran
2.2.1 Siswa mampu mengidentifikasi proses persiapan kemerdekaan
2.2.2 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan BPUPKI
2.2.3 Siswa mampu menjelaskan proses pembentukan PPKI
E. Materi Pembelajaran
(Uraian Materi Terlampir)
Persiapan kemerdekaan Indonesia dan Perumusan dasar negara
1) Kerja keras para tokoh dalam proses perumusan dasar negara
Lampiran 1
88
a. Perumusan dasar negara
b. Usaha persiapan kemerdekaan
- Pembentukan BPUPKI
- Pembentukan PPKI
2) Menghargai jasa tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran
(Pertemuan I)
Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajarandengan berdo’a bersama dan mengabsensi pesertadidik.
2. Motivasi dan Appersepsi
1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa
percaya diri pada siswa dalam mengikuti prosesbelajar dengan bernyanyi (Tahap Assurance)
3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaatpembelajaran topik ini dalam kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance)
4) Guru memberikan penjelasan sedikit seputarmateri secara singkat terkait contoh gambar.
Pemberian Acuan1) Guru membentuk peserta didik menjadi 6
kelompok dengan cara mencocokan warna yangsama.
15 menit
89
Inti 1) Guru membagikan lembar kerja kelompok.2) Guru menjelaskan proses diskusi yang akan
dilakukan siswa perkelompok.3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap
kelompok untuk bertanya terkait bahan belajaryang telah diberikan
4) Siswa mulai melakukan diskusi dan mengerjakantugas kelompok membuat mind map. (TahapInterest)
5) Guru mengawasi setiap kelompok dan memberipenjelasan bila ada yang belum mengerti.
6) Guru menginstruksikan pada siswa yang sudahselesai mengerjakan mind map untukmenemperkan hasil didinding kelas
7) Guru memberi kesempatan pada 1 kelompokyang pertama selesai untuk mempresentasikanhasil kerja kelompoknya. (Tahap Assessment)
8) Proses penilaian antar kelompok.9) Penghitungan skor oleh guru di depan kelas.10) Memberikan hadiah pada kelompok presentasi
dan pada kelompok terbaik. (Tahap Satisfaction)
50 menit
Penutup 1. Kesimpulan1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat
dengan peserta didik terkait pembelajaran.2) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) pada
setiap individu sebagai penguat hasilpembelajaran.
2. Informasi Kegiatan Selanjutnya1) Guru memberikan informasi terkait dengan
proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : Sepidol, papan tulis, kertas karton, dll.
1) Dwi, Ari istiyani, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat Pembukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
2) Lembar Kerja Kelompok
Sumber Belajar:
90
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
(Penilaian Terlampir)
Indikator PencapaianKompetensi
JenisPenilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
- Mengidentifikasi proses
persiapan kemerdekaan
- Menjelaskan proses
pembentukan BPUPKI
- Menjelaskan proses
pembentukan PPKI
individu
Kelompok
Essay
Hasil Presentasi
Tes Tulis
Non tes
Tangerang selatan, 07 April 2015
Mengetahui Guru kelas, Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd ) ( Isti Saras Swati )
91
LAMPIRAN MATERI
JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Kemerdekaan merupakan dambaan setiap negara, demikian juga bangsa
Indonesia. Sejak penjajahan bercokol di Indonesia, bangsa Indonesia telah
berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Perjuanag telah menelan banyak
korban baik jiwa maupun harta benda. Menjelang kemerdekaan, Indonesia
berada di bawah pendudukan Jepang. di masa pendudukan Jepang inilah,
dilakukan beberapa usaha persiapan kemerdekaan.
Kedudukan tentara Jepang dalam Perang Pasifik makin terdesak.
Pemerintah Jepang berusaha bangsa Indonesia agar bersedia membantunya.
Salah satu cara pemerintah pendudukan mengambil hati bangsa Indonesia
adalah dengan memberi janji kemerdekaan.
1. Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pemerintah pendudukan Jepang berusaha mewujudkan janji kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah pendudukan Jepang
membentuk organisasi/badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. Sebagai berikut
a. Pembentukan BPUPKI
Perdana mentri jepang Kaiso, pada tanggal
7 September 1944 menyatakan: “Indonesia akan
diberikan kemerdekaan di kelak kemudian hari”.
Janji tersebut dikeluarkan karena jepang sudah
semakin terdesak oleh sekutu. Dengan cara
demikian, jepang berharap memperoleh bantuan
dari rakyat Indonesia.
Jepang ingin membuktikan janjinya. Pada
tanggal 1 Maret 1945, Letnan Jendral Kumakici Harada membentuk Badan
Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). BPUPKI dalam bahsa Jepang, di sebut juga Dokuritsu Junbi
Cosakai.
92
Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki masalah-masalah
penting yang berhubung dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 29 April 1945, susunan pengurus BPUPKI diumumkan. dr.
Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua (Kaico), sedangkan wakilnya dua
orang, satu dari Indonesia, yakni R.P. Suroso dan satu dari jepang Ichi
Bangase.
Pada tanggal 28 Mei 1945 diselenggarakan upacara peresmian
BPUPKI bertempat di gedung Cuo Sangi In, pejambon Jakarta (sekarang
gedung Departemen Luar Negri). Pada peresmian itu dilakukan upacara
pengibaran bendera kedua bangsa. Bendera Jepang, Hinomaru, dikibarkan
oleh A.G. Pringgodigdo; kemudian bendera Indonesia, Merang Putih
dikibarkan oleh Toyohoto Masuda. Upacara tersebut, membangkitkan
semangat para anggota BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan.
b. Pembentukan PPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Jumbi Inkai. PPKI
beranggotakan 21 orang, yang terdiri atas wakil-wakil dari seluruh
Indonesia. Ketua Ir. Soekarno dan wakil ketua Drs. Moh. Hatta. Setelah
PPKI terbentuk BPUPKI yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya yakni
menyusun rancangan Dasar Negara, dibubarkan. Pembubaran BPUPKI dan
pembentukan PPKI ini sesuai dengan keputusan Jendral Terauchi,
seorang Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan Nasional. Yakni Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil
menghadap Jendral Terauchi di Dalat, Saigon (Vietnam Selatan). Dalam
pertemuannya pada tanggal 12 Agustus 1945. Jendral Terauchi
menyampaikan kepada tiga pemimpin Indonesia tersebut bahwa Pemerintah
Kekaisaran Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
setelah persiapannya selesai. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh
wilayah bekah jajahan Hindia Belanda.
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SISKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/Genap
Pertemuan Ke- : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
C. Indikator
2.2.1 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
2.2.2 Membedakan peran tokoh dalam proses mempersipakan
kemerdekaan.
D. Tujuan Pembelajaran
2.2.1.1 Siswa mampu menjelaskan proses perumusan dasar negara
2.2.2.2 Siswa mampu membedakan peran tokoh dalam proses
mempersipakan kemerdekaan.
E. Materi Pembelajaran
(Uraian Materi Terlampir)
1) Kerja keras para tokoh dalam proses perumusan dasar negara
a. Perumusan dasar negara
94
b. Usaha persiapan kemerdekaan
- Pembentukan BPUPKI
- Pembentukan PPKI
2) Menghargai jasa tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
F. Pendekatan Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajarandengan berdo’a bersama dan mengabsensi pesertadidik.
2. Motivasi dan Appersepsi
1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa
percaya diri pada siswa dengan membacapancasila bersama-sama dan adu kecepatan(Tahap Assurance)
3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaatpembelajaran topik ini dalam kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance)
4) Guru menjelaskan materi secara singkat.
Pemberian Acuan1) Guru membentuk peserta didik menjadi 2
kelompok besar.
10 menit
Inti 1) Guru membagikan bahan belajar.2) Guru mengisntruksikan siswa untuk membaca
bahan belajar.3) Siswa mulai membaca bahan belajar.
95
4) Guru melakukan curah pendapat pada siswaterkait hasil bacaan siswa.
5) Guru membagikan kartu indeks pada siswa.6) Guru menginstruksikan pada siswa untuk menulis
pertanyaan - jawaban pada kartu indeks berbeda.7) siswa mengumpulkan kartu indeks dan
mengkocoknya.8) Guru membagikan indeks pada siswa secara acak.9) Guru memerintahkan pada siswa untuk mencari
pasangan kartu yang sesuai. (Tahap Interest)10) Setelah selesai siswa duduk rapi dan guru
menjelakan permainan.11) Siswa mulai melakukan permaian. 1 kelompok
membaca pertanyaan dan kelompok lawanmenjawab. (Tahap Assessment)
12) Guru mengawasi setiap proses permainan danguru mencatat skor di depan kelas.
13) Guru memberikan nilai tambahan dan rewardbagi kelompok yang yang menang. (TahapSatisfaction)
50 menit
Penutup 1. Kesimpulan1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat
terkait proses pembelajaran.
2. Informasi Kegiatan Selanjutnya1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik
terkait pertemuan berikutnya.
10 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : Sepidol, papan tulis, kartu indeks, dll .
1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati, Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, Jakarta : Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
2) Lembar Kerja Kelompok
Sumber Belajar:
96
a. Penilaian Aspek Kognitif
Indikator Pencapaian Kompetensi JenisPenilaian
BentukPenilaian Instrumen
- Menjelaskan proses perumusan dasar
negara
- Menyebutkan dan Membedakan peran
tokoh dalam proses mempersipakan
kemerdekaan.
Individu
Kelompok
Essay
Hasil Presentasi
Tes Tulis
Non tes
Tangerang Selatan, 14 April 2015
Mengetahui Guru kelas, Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd ) ( Isti Saras Swati )
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
a.
97
LAMPIRAN MATERI
JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Perumusan Dasar Negara
Dasar negara adalah bagaikan membangun sebuah rumah atau bangunan
diperlukan sebuah pondasi. Sebelum bangunan dibuat lebih dulu agar kokoh
dan tidak terombang ambingkan. Demikian juga bangsa Indonesia, sebelum
kemerdekaan telah merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan
digunakan untuk mendirikan bangsa Indonesia, sebelum kemerdekaan telah
merumuskan dasar negara, yakni dasar yang akan digunakan untuk mendirikan
Negara Kesatuan republik Indonesia.
Setelah BPUPKI dibentuk, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali.
Sidang pertama tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 untuk merumuskan rancangan
dasar negara. Sidang kedua pada tanggal 10-17 Juni 1945 untuk merumuskan
rancangan Undang-undang Dasar.
Dalam sidang pertama ada tiga pembicara yakni Muh. Yamin, Mr. Supomo
dan Ir. Soekarno. Pada tanggal 29 Mei 1945, tampil pembicara pertama yakni
Muh. Yamin. Beliau mengemukakan lima azaz Dasar Negara kebangsaan
Indonesia sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Pembicara kedua Prof. Dr. Mr. Soepomo tampil pada
tanggal 31 Mei 1945. Beliau mengemukakan dasar-dasar
untuk Indonesia Merdeka sebagai beriku:
1. Paham negara kesatuan
2. Perhubungan negara dan agama
3. Sistem badan permusyawaratan
98
4. Sosialisme Indonesia
5. Hubungan antar bangsa
Sidang terakhir tanggal 1 Juni 1945, sebgai
pembicara Ir. Soekarno. Beliau juga
mengusulkan lima dasar Negara Indonesia
Merdeka, yakni sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan Peri kemanusiaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno mengusulkan nama dasar tersebut adalah pancasila. Kata
panca artinya lima dan sila artinya dasar atau azas. Jadi pancasila artinya
lima dasar atau azas. Kelima asas itu atas seorang ahli bahasa oleh
Ir.Soekarno diberi nama pancasila, kemudian diusulkan menjadi dasar
negara Indonesia.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang
beranggotakan sebanyak 9 orang, maka disebut Panitia Sembilan. Anggota
panitia sembilan adalah:
1. Ir. Soekarno 6. K.H. Wahid Hasyim
2. Drs. Moh. Hatta 7. H. Agus Salim
3. Mr. Moh. Yamin 8. Abdul Kahar Muzakir
4. Mr. Ahmad Subarjo 9. Abikusno Cokrosuyoso
5. Mr. A.A. Maramis
Panitia sembilan berhasil menyusun satu rumusan yang menggambarkan
maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia Merdeka. Hasil kerja
Panitia Sembilan itu kemudian diberi nama Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta. Rumusan dasar negara yang terdiri dalam Piagam jakarta berbunyi
sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
99
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sidang BPUPKI yang kedua berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945
membahas masalah Rancangan UUD. Pada sidang yang kedua ini, BPUPKI
membentuk satu panitia baru yakni Panitia perencanaan UUD. Tugas
panitia ini adalah menyusun UUD Negara Indonesia. Pada tanggal 14 Juli
1945, Panitia perancang UUD melaporkan hasil kerjanya BPUPKI. Laporan
hasil kerja itu, berisikan tiga hal, yaitu:
1. Pernyataan Indonesia Merdeka
2. Pembukaan UUD, dan
3. Batang Tubuh (isi) UUD
Selanjutnya pada tanggal 18 agustus 1945 (setelah proklamasi Republik
Indonesia), PPKI mengadakan sidang. Sebelum sidang secara resmi di
buka, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta melakukan pertemuan
dengan tokoh-tokoh Islam. Mereka adalah Ki Bagus Hadikusuma, K.H.
Wachid Hasyim, Kasman Singodimbejo dan Teuku Mohammad Hasan.
Pertemuan itu membahas perumusan dasar negara khususnya mengenai sila
pertama. Ada sebgaian masyarakat Indonesia yang tidak setuju bunyi sila
pertama menurut Piagam jakarta: “Ke Tuhanan dengan kewajiban
menjalankan Syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Pesan
ketidak setujuan itu, mereka sampaikan kepada Drs. Moh. Hatta.
Apabila kata-kata itu tetap dipakai, maka seolah-olah hanya memberi
tempat kepada kelompok Islam saja. Oleh karena itu, kata-kata itu hanya
diubah. Demi rasa persatuan dan kesatuan, maka atas dasar kesepakatan
para tokoh Islam yang diajak berdialog dengan Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta dicapai kata sepakat. Kalimat itu diganti dengan : Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
Rumusan dasar negara yang otentik, bukanlah rumusan-rumusan
individu yang diusulkan oleh Moh. Yamin, Mr. Soepomo atau Ir. Soekarno.
100
Bukan pula rumusan dalam Piagam Jakarta. Perubahan sila pertama ini
berimbas pada perubahan beberapa pasal yang ada dalam rancangan
Undang-Undang Dasar
Rumusan Dasar Negara yang otentik adalah seperyi dirumuskan oleh
PPKI dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, yaitu
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
2. Menghargai Jasa Para Tokoh dalam Persiapan Kemerdekaan
Pembentukan BPUPKI dan PPKI adalah sebagian dari persiapan
kemerdekaan Indonesia. Hal ini pada masa pendudukan jepang. banyak
tokoh Indonesia yang berperan dalam mempersiapakn kemerdekaan
indonesia. Tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno (Bung Karno) dan Drs. Moh.
Hatta (bung Hatta).
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, lahir di Belitar, Jawa Timur pada
tanggal 6 Juni 1901. Ayahnya bernama Raden
Sukemi Sosrodiharjo. Ibunya, berasal dari Bali
bernama Ida Nyoman rai. Pada masa kecil dan masa
muda beliau dikenal pemberani. Pendidikan yang
ditempuh cukup berhasil. Ditengah penjajahan
beliau berhasil meraih gelar Ir (Insinyur) di Techische Hooge School
(THS) Bandung sekarang ITB. Peran Ir. Soekarno dalam
mempersiapakn kemerdekaan Indonesia, yaitu:
a. Dalam sidang BPUPKI pertama beliau mengusulkan konsep dasar
negara Pancasila 1 Juni 1945.
101
b. Sebagi ketua “Panitia Kecil” yang dibentuk BPUPKI pada tanggal 22
Juni 45
c. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat pada
tanggal 9 Agustus 1945 berangkat ke Dalat, Vietnam Selatan
memenuhi panggilan jendral Terauchi.
2. Drs. Moh. Hatta
Drs. Moh. Hatta lahir di bukit tinggi, Sumatra Barat
tanggal 12 Agustus 1902. Beliau pernah belajar di
sekolah tinggi ilmu ekonomi di negara Belanda. Peran
Ir. Soekarno dalam mempersiapakn kemerdekaan
Indonesia, yaitu:
a. Sebagi wakil ketua PPKI yang dibentuk 7 Agustus
1945
b. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat pada
tanggal 9 Agustus 1945 berangkat ke Dalat, Vietnam Selatan
memenuhi panggilan jendral Terauchi.
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SISKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/Genap
Pertemuan Ke- : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
C. Indikator
2.3.1 Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi
2.3.2 Menghubungkan pristiwa rengas dengklok dan penyusunan naskah
proklamasi
D. Tujuan Pembelajaran
2.3.1.1 Siswa mampu menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang
proklamasi
2.3.1.2 Siswa mampu menghubungkan pristiwa rengas dengklok dan
penyusunan naskah proklamasi
E. Materi Pembelajaran
(Uraian Materi Terlampir)
Peristiwa sekitar proklamasi
Lampiran 2
103
a. Peristiwa menjelang proklamasi
- Garis waktu tahapan menjelang proklamasi
- Peristiwa yang terjadi saat proklamasi
b. Tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi
- Cara menghargai jasa para tokoh
- Riwayat singkat para tokoh dan pesannya
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajarandengan berdo’a bersama dan mengabsensi pesertadidik.
2. Motivasi dan Appersepsi
1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa
percaya diri pada siswa dalam mengikuti prosesbelajar dengan bermain tebak-tebakan (TahapAssurance)
3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaatpembelajaran topik ini dalam kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance)
Pemberian Acuan1) Guru memberi pretest2) Guru membentuk peserta didik menjadi 9
kelompok sesuai tempat duduk.
15 menit
Inti 1) Guru membagikan lembar kerja kelompok dangambar.
2) Guru menjelaskan proses diskusi yang akandilakukan siswa perkelompok.
3) Guru memberikan kesempatan kepada setiap
50 menit
104
kelompok untuk bertanya terkait bahan belajaryang telah diberikan
4) Siswa mulai melakukan diskusi dan mengerjakantugas individu dalam kelompok yaitu menyusungambar sesuai kronologi kejadian dan di tempeldi masing-masing buku siswa. (Tahap Interest)
5) Guru mengawasi setiap kelompok dan memberipenjelasan bila ada yang belum mengerti.
6) Guru menginstruksikan pada siswa yang sudahselesai untuk mengumpulkan tugas.
7) Guru mengocok siswa yang akan membacakanhasil di depan kelas dan kelompok lainmemperhatikan. (Tahap Assessment)
8) Memberikan hadiah pada siswa presentasi danpada kelompok terbaik. (Tahap Satisfaction)
9) Guru menjelaskan kembali materi yangdipelajari.
Penutup 1. Kesimpulan1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat
dengan peserta didik terkait pembelajaran.
2. Informasi Kegiatan Selanjutnya1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik
terkait dengan proses pembelajaran padapertemuan berikutnya.
5 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : Sepidol, papan tulis, gambar, kertas hvs, .
1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati,
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V,
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
2) Lembar Kerja Kelompok
Sumber Belajar:
105
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
a. Penilaian Aspek Kognitif
(Terlampir)
Indikator PencapaianKompetensi
JenisPenilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
- Pretest
- Menyebutkan peristiwa
yang terjadi menjelang
proklamasi
- Menghubungkan
pristiwa rengasdengklok
dan penyusunan naskah
proklamasi
Individu
Kelompok
Individu
Pilihan Ganda
Hasil Presentasi
Lisan naskahproklamasi
Tes Tulis
Non tes
Tes Lisan
Tangerang Selatan, 28 April 2015
Mengetahui Guru kelas, Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd ) ( Isti Saras Swati )
106
LAMPIRAN MATERI
JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Peristiwa-peristiwa penting di sekitar Proklamasi
a. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu. Sementara itu, pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia
merahasiakan berita penyerahan Jepang kepada sekutu. Sultan Syahrir yang
telah mengetahui kekalahan Jepang segera menemui Bung Karno dan Bung
Hatta. Sultan Syahrir mendesak kedua tokoh tersebut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta ingin membahas pelaksanaan proklamasi kemerdekaan di dalam
rapat PPKI terlebih dahulu.
Para pemuda tidak putus asa. Pada malam tanggal 15 Agustus 1945, para
tokoh pemuda mengadakan rapat kilat, keputusan rapat adalah segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945,
sebab Jepang sudah kalah, sedangkan sekutu sebagai pemenang perang belum
datang. Golongan muda mengutus Darwis dan wikana menemui Bung Karno
dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan muda tersebut.
Terjadilah keteganagn akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada
hari tanggal 16 agustus 1945 tiga tokoh pemuda yakni Soekarni, Yusuf kunto,
dan Syodanco singgih membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke
Rengahdengklok, Jawa Barat.
Di Rengasdengklok para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta
agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada sore
harinya Ahmad Subardjo menyusul ke Rengasdengklok dan berhasil
menjembatani pertentangan pendapat antara golongan muda dengan Bung
Karno dan Bung Hatta. Setelah para tokoh mencapai kesepakatan dalam
musyawarah, mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemedekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah terjadi kesepakatan antara
107
golongan pemuda dan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi,
mereka kembali ke Jakarta.
b. Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan
Setelah tiba di Jakarta, segera diadakan pembicaraan antara anggota PPKI
(golongan tua) dengan para pemuda (golongan muda) untuk membicarakan
persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan dilaksanakan di
rumah Laksamana Muda Maeda di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta.
Laksamana Maeda adalah seorang kepala perwakilan angkatan laut jepang di
jakarta yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indoensia sehingga
mengijinkan dan menjamin keselamatan untuk membicarakan pelaksanaan
proklamasi.
Ir. Soekarno memegang pena untuk menulis konsep. Ahmad Subadjo
mendikte kalimat pertama: “kami bangsa Indoenesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Bung Hatta menyempurnakan dengan
kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.”
Menjelang pagi tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi berhasil
dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo yang
disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni, M. Diah, dan Sudiro. Naskah
proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dibacakan di hadapan peserta
rapat (yang menunggu di rung depan). Ketika itu timbul permasalahan , yaitu
siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi tersebut. Mulanya
diusulkan agar semua yang hadir ikut menandatangani naskah proklamasi
tersebut. Tetapi mereka tidak setuju. Sukarni mengusulkan agar naskah
tersebut ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, atas nama
bangsa Indonesia. Usul tersebut diterima dengan suara bulat.
Setelah mendapat persetujuan isi dan siapa yang menandatangani teks
tersebut kemudian Ir. Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik
konsep naskah proklamasi tersebut dengan beberapa perubahan. Setelah
diketik kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indoensia.
108
c. Detik-detik Proklamasi
Berita tentang akan dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia telah di
dengar oleh rakyat. Menurut rencana pembacaan teks proklamasi dilaksanakan
di lapangan Ikada. Namun karena pertimbangan keamanan maka dialihkan, di
rumah Ir. Soekarno, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang jalan
proklamasi) mereka mengetahui bahwa pada hari itu (Jumat tanggal 17
agustus 1945) akan dibacakan proklamasi kemedekaan Indoensia. Para
hadirin sudah tidak sabar untuk menyatakan pernyataan Kemerdekaan
Indoensia.
Tepat pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi drs. Moh. Hatta
membacakan naskah Proklamasi kemerdekaan Indoensia. Sebelum
membacakan naskah proklamasi Ir. Soekarno mengucapkan kalimat pengantar
yang berbunyi:...” Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan
tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:”
Setelah teks proklamasi dibacakan Ir. Soekarno berkata: “demikianlah
saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang
mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara
kita merdeka, negara Republik Indoenesia merdeka, kekal dan abadi.
Insya’Allah Tuhan memberikan kemerdekaan untuk kita. Setelah pembacaan
teks proklamasi selesai, dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih
(dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Soekarno) pengibaran dilakukan oleh Suhud
dan Latief Hendraningrat dan diiringi oleh laku Indoensia raya. Setelah itu
berita kemerdekaan disebarkan melalui radio, surat kabar dan kurir.
d. Makna proklamasi
Pernyataan proklamasi Kemerdekaan Indoensia memiliki arti yang sangat
penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Makna tersebut ialah:
1. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia
2. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing
3. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia
Dengan proklamasi bangsa Indoenesia dapat menentukan kehidupannya
sendiri sesuai dengan harkat dan martabat, serta sendi-sendi kehidupan
bangsa Indoensia.
109
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaanIndonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jangsesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas seluruh bangsa IndonesiaSoekarno/Hatta
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SISKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Unwaanunnajah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V/Genap
Pertemuan Ke- : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2x35 menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
C. Indikator
2.3.1 Menyebutkan garis waktu tahapan menjelang proklamasi
2.3.2 Menjelaskan riwayat singkat para tokoh yang berperan dalam proses
proklamasi
2.3.3 Menunjukan cara menghargai jasa para tokoh
D. Tujuan Pembelajaran
2.3.2.2 Siswa mampu menyebutkan garis waktu tahapan menjelang
proklamasi
2.3.2.3 Siswa mampu Menjelaskan riwayat singkat para tokoh yang
berperan dalam proses proklamasi
2.3.3.3 Siswa mampu Menunjukan cara menghargai jasa para tokoh
111
E. Materi Pembelajaran
(Uraian Materi Terlampir)
Peristiwa sekitar proklamasi
a. Peristiwa menjelang proklamasi
- Garis waktu tahapan menjelang proklamasi
- Peristiwa yang terjadi saat proklamasi
b. Tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa proklamasi
- Cara menghargai jasa para tokoh
- Riwayat singkat para tokoh dan pesannya
F. Metode Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
G. Kegiatan Pembelajaran
(Pertemuan I)
Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi
Kegiatan Guru dan Peserta Didik
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Orientasi
1) Guru mempersiapkan kelas di awal pembelajarandengan berdo’a bersama dan mengabsensi pesertadidik.
2. Motivasi dan Appersepsi
1) Guru menyampaikan topik yang akan diajarkan.2) Guru memberi motivasi dan menanamkan rasa
percaya diri pada siswa dengan bermain tebak-tebakan (Tahap Assurance)
3) Guru menjelaskan tujuan dan manfaatpembelajaran topik ini dalam kehidupan sehari-hari (Tahap Relevance)
10 menit
Inti 1) Guru membagikan bahan ajar.2) Guru menginstruksikan peserta didik untuk
membaca bahan ajar3) Siswa membaca.
45 menit
112
4) Guru dan siswa melakukan curah pendapatterhadap hasil bacaan siswa.
5) Guru membagikan gambar pahlawan pada siswa.6) Guru menjelaskan proses pembelajaran yang
akan dilakukan.7) Guru meminta siswa untuk menempelkan
gambar-gambar tokoh persiapan kemerdekaan dibuku. (Tahap Interest)
8) Siswa mencari informasi tokoh terkait nama,tempat tanggal lahir dan perannya.
9) Guru mengawasi proses pembelajaran10) Guru memberi kesempatan 2 siswa untuk
membacakan hasil kerja di depan kelas. (TahapAssessment)
11) Guru memberikan LKS pada siswa.12) Siswa mulai mengerjakan LKS.13) Guru memberikan hadiah pada 2 siswa yang
mempresentasikan hasil kerja siswa dan pada 5siswa yang selesai lebih awal dan memberitambahan nilai. (Tahap Satisfaction)
Penutup 1. Kesimpulan1) Guru melakukan refleksi berupa curah pendapat
dengan peserta didik terkait pembelajaran.2) Guru memberikan Postest
2. Informasi Kegiatan Selanjutnya1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik
terkait dengan proses pembelajaran padapertemuan berikutnya.
15 menit
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat : Sepidol, papan tulis,.
1) Dwi, Ari istiyani, T. Suparman dan Padmawati,
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V,
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
2) Lembar Kerja Kelompok
Sumber Belajar:
113
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
a. Penilaian Aspek Kognitif
(Terlampir)
Indikator PencapaianKompetensi
JenisPenilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
- Menjelaskan riwayat singkat
para tokoh yang berperan
dalam proses proklamasi
- Menunjukan cara menghargai
jasa para tokoh
- Postest
Individu
Individu
Individu
Teka Teki Silang
Essay
Pilihan Ganda
Tes Tulis
Tes Tulis
Tes Tulis
Tangerang Selatan, 05 Mei 2015
Mengetahui Guru kelas, Guru Bidang Studi,
( Siti Jubaidah, S.Pd ) ( Isti Saras Swati )
114
LAMPIRAN MATERI
JASA DAN PERAN TOKOH DALAM PERSIAPAN
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1. Garis Waktu tentang Tahapan Peristiwa Menjelang Proklamsi
Setelah mempelajari berbagai peristiwa penting menjelang proklamasi
kemerdekaan RI. Sekarang, mari kita lihat tahapan peristiwa menjelang
proklamasi sesuai urutan waktu.
a. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki dibom
oleh sekutu (Amerika Serikat)
b. Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga pemimpin bangsa, yaitu Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wedyadiningrat berangkat ke Dalat
memenuhi undangan Jendral Terauchi.
c. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada
sekutu.
d. Pada tanggal 15 agustus 1945 para tokoh pemuda mengadakan rapat.
Mereka sepakat untuk segera menyatakan proklamasi kemerdekaan secepat
mungkin.
e. Pada tanggal 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.30, utusan golongan muda
menemui Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka menuntuk agar proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945.
f. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta di bawa ke
Rengasdengklok, Jawa Barat.
g. Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 21.00 WIB, kedua tokoh tersebut
dibawa kembali oleh para pemuda ke Jakrta. Setiabanya di Jakrta segera
mengadakan pertemuan untuk persiapan proklamasi kemerdekaa.
h. Pertemuan di adakan di rumah Laksamana Maeda. Tiga tokoh penting yaitu
Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subadjo berhasil merumuskah teks
proklamasi.
i. Pada tanggal 17 Agustus 1945, tepat jam 10.00 WIB Ir. Soekarno
didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan teks proklamasi Kemedekaan RI
di Jalan Timur No. 56 Jakarta.
115
2. Tokoh-Tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Proklamasi
Riwayat singkat Para Tokoh
a. Ir. Soekarno
Ir. Sokarno adalh tokoh penting dari golongan tua. Berbagai jabatan
pernah dipegang, antara lain sebagai ketua PPKI. Bung Karno adalah tokoh
yang sangat perpengaruh dalam perjuanagn mencapai kemerdekaan. Peran
Bung Kano sbb:
1. Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga pemimpin bangsa, yaitu Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wedyadiningrat berangkat ke Dalat
memenuhi undangan Jendral Terauchi.
2. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Subadjo berhasil merumuskah
teks proklamasi.
3. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta membacakan teks proklamasi
kemerdekaan.
Setelah merdeka, Ir. Soekarno dipilih dan diangkat menjadi presiden
pertama RI (1945-1949), dan RIS (1949-1950), RI (1950-1966)
b. Drs. Moh. Hatta
Pada masa pendudukan Jepang Drs. Moh. Hatta sebagai pemimpin
PETA bersama Ir. Soekarno, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mansur. Drs.
Moh. Hatta juga diangkat sebagai wakil PPKI. Peranya beliau sebagai
berikut:
1. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta bersama Ir. Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indoenesia.
2. Drs. Moh. Hatta mendapat julukan Bapak Koperasi, karena konsep-
konsepnya yang dituankan dalam pasar 33 UUD 1945.
3. Drs. Moh. Hatta, dipilih dan diangkat menajdi wakail presiden RI
pertama. Ia meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dimakankan di Tn.
Kusir Jakarta.
c. Ahmad Subardjo
Ahmad Subardjo termasuk orang penting dalam sejarah
perjuangan bangsa Berikut peranya beliau:
116
1. Sebagai anggota panitia sembilan yang berhasil merumuskan piagam
jakarta dan juga sebgai anggota PPKI
2. Mr. Ahmad Subardjo berhasil menjembatani perbedaan pendapat anatara
golongan tua dan golongan muda di Rengasdengklok. Atas prakarsanya,
akhirnya kedua golongan ini bersatu bersama membahas persiapan
proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
3. Mr. Ahmad Subardjo juga merupakan konseptor yang ikut
menyumbangkan pikirannya dalam penyusunan naskah proklamasi
kemerdekaan.
d. Fatmawati
Fatmawati adalah istri Presiden Soekarno. Beliau lahir di Bengkulu
tahun 1923. Beliau wafat pada tahun 1980. Peran beliau
diantaranya:
1. Fatmawati selalu mendampingi Presiden soekarno
dalam banyak kegiatan baik acara kenegaraan
maupun kekeluargaan.
2. Fatmawati yang menjahit bendera merah putih yang
dikibarkan pada saat proklamasi Kemerdekaan Indoensia.
e. Chaerul Saleh
Ia adalah seorang aktifis pemuda dalam pergerakan
nasional. Chaerul Saleh dilahirkan tanggal 13
September 1916 di Sawahlunto, Sumatra Barat. Ia
menjadi anggota angkatan muda pada saat kedudukan
Jepang. pada akhirnya ia membenci Jepang. ia menajdi
pemeimpin dalam pertemuan di gedung Bakteriologi Jakarta. Yang
menginginkan Indoensia merdeka tanpa peran PPKI. Sebab menurutnya
PPKI merupakan badan bentukan Jepang.
f. Wikana
Wikana aktif dalam organisasi kepemudaan pada
zaman Jepang. lahir pada 13 September 1916 di
Sumedang, Jawa Barat. Ia merupakan wakil dari
117
golongan muda yang menghadap Ir. Soekarno brersama Darwis untuk
menyampaikan hasil rapat pemuda Indonesia yang dilakukan di gedung
Bakteriologi.
g. Sukarni
Sukarni, aktif dalam organisasi pemuda angkatan Baru
Indonesia. Ia dilahirkan pada tanggal 14 Juli 1916 di Blitar,
Jawa Timur. Sukarni mengusulkan agar naskah proklamsi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
sebgai wakil bangsa Indonesia.
118
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS I (POSTEST)
Tingkat Pendidikan : SD atau MI
Kelas / Semester : V/ Genap
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam
mempersiapka dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
Pokok BahasanSub PokokBahasan Indikator Soal Nomor Soal
Jasa Dan Peran
Tokoh Dalam
Persiapan
Proklamasi
Kemerdekaan
Kerja keras para
tokoh dalam
persiapan
proklamasi
1. Mengidentifikasi proses
persiapan kemerdekaan
2. Menjelaskan proses
pembentukan BPUPKI
3. Menjelaskan proses
pembentukan PPKI
Menghargai Jasa
para tokoh dalam
persiapan
kemerdekaan
4. Menjelaskan proses
perumusan dasar negara
5. Membedakan peran tokoh
dalam proses mempersipakan
kemerdekaan.
JUMLAH 20
1, 5, 8, 9, 11,12
2, 3, 4, 6, 7
14, 15, 16
10, 18, 20
13, 17, 19
Lampiran 3
119
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa.....
a. Portugis
b. Jepang
c. Belanda
d. Amerika
2. Nama lain dari BPUPKI adalah...
a. Dokuritsu Junbi Cosakai
b. Jawa Hokokai
a. Dokuritsu Junbi Inkai
b. Chuo Sangi In
3. Peresmian BPUPKI dilakukan di....
a. Gedung Suo Sangi In
b. Gedung Kebangkitan Nasional
c. Istana Merdeka
d. Gedung Harmoni
4. Pada tanggal berapa sidang kedua BPUPKI dilaksanakanl......
a. 29 Mei – 1 Juni 1945
b. 29 Juni – 1 Juli 1945
c. 30 Mei – 1 Juni 1945
d. 10 – 17 Juli 1945
5. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut
dikemukakan oleh.....
a. Perdana Mentri Kaiso
b. Perdana Mentri Konoye
Nilai
SOAL PRETEST SIKLUS I
Lampiran 4
120
c. Kaisar Hirohito
d. Jendral Tojo
6. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
7. Anggota BPUPKI berjumlah....
a. 60 Orang
b. 9 orang
c. 10 Orang
d. 5 orang
8. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah....
a. Rumusan Dasar Negara
b. Rancangan Lembaga Negara
c. Rumusan Piagam Jakarta
d. Rancangan UUD
9. Hasil sidang BPUPKI yang kedua.....
a. Rancangan Lembaga Negara
b. Rumusan Piagam Jakarta
c. Rancangan UUD
d. Rumusan Dasar Negara
10. Yang mengusulkan nama Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama ialah....
a. Mr. Moh. Yamin
b. Prof. Dr. Supomo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno
11. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama....
121
a. UUD 1945
b. Jakarta Pair
c. Dasar negara
d. Piagam Jakarta
12. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah...
a. Jakarta Convention
b. Jakarta Agreement
c. Jakarta Charter
d. Jakarta Decision
13. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah.....
a. Tunduk
b. Taat
c. Menghargai jasa-jasanya
d. Mencela
14. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang
diangkat sebagai ketua ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Mr. Ahmad Subarjo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Abikusno Cokrosuyoso
15. Nama lain dari PPKI adalah.....
a. Dokuritsu Junbi Inkai
b. Chuo Sangi In
c. Dokuritsu Junbi Cosakai
d. Jawa Hokokai
16. Anggota PPKI berjumlah....
a. 10 orang
122
b. 21 orang
c. 20 orang
d. 30 orang
17. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan),
kecuali....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
18. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila....
a. 1 Juni 1945
b. 1 Juli 1945
c. 1 Agustus 1945
d. 1 september 1945
19. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno ....
a. Bukit tinggi
b. Surabaya
c. Belitar
d. Malang
20. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan....
a. 22 Juni 1945
b. 17 Agustus 1945
c. 29 Mei 1945
d. 30 Juni 1945
Selamat Mengerjakan
123
KUNCI JAWABAN PRETEST SIKLUS I
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. B 6. C 11. D 16. B
2. A 7. A 12. C 17. D
3. A 8. A 13. C 18. A
4. B 9. C 14. A 19. C
5. A 10. D 15. A 20. A
Lampiran 5
124
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa.....
a. Portugis
b. Jepang
c. Belanda
d. Amerika
2. Nama lain dari BPUPKI adalah...
a. Dokuritsu Junbi Cosakai
b. Jawa Hokokai
a. Dokuritsu Junbi Inkai
b. Chuo Sangi In
3. Peresmian BPUPKI dilakukan di....
a. Gedung Suo Sangi In
b. Gedung Kebangkitan Nasional
c. Istana Merdeka
d. Gedung Harmoni
4. Pada tanggal berapa sidang kedua BPUPKI dilaksanakanl......
a. 29 Mei – 1 Juni 1945
b. 29 Juni – 1 Juli 1945
c. 30 Mei – 1 Juni 1945
d. 10 – 17 Juli 1945
5. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut
dikemukakan oleh.....
a. Perdana Mentri Kaiso
b. Perdana Mentri Konoye
Nilai
SOAL POSTEST SIKLUS I
Lampiran 6
125
c. Kaisar Hirohito
d. Jendral Tojo
6. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
7. Anggota BPUPKI berjumlah....
a. 60 Orang
b. 9 orang
c. 10 Orang
d. 5 orang
8. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah....
a. Rumusan Dasar Negara
b. Rancangan Lembaga Negara
c. Rumusan Piagam Jakarta
d. Rancangan UUD
9. Hasil sidang BPUPKI yang kedua.....
a. Rancangan Lembaga Negara
b. Rumusan Piagam Jakarta
c. Rancangan UUD
d. Rumusan Dasar Negara
10. Yang mengusulkan nama Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama ialah....
a. Mr. Moh. Yamin
b. Prof. Dr. Supomo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno
11. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama....
126
a. UUD 1945
b. Jakarta Pair
c. Dasar negara
d. Piagam Jakarta
12. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah...
a. Jakarta Convention
b. Jakarta Agreement
c. Jakarta Charter
d. Jakarta Decision
13. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah.....
a. Tunduk
b. Taat
c. Menghargai jasa-jasanya
d. Mencela
14. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang
diangkat sebagai ketua ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Mr. Ahmad Subarjo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Abikusno Cokrosuyoso
15. Nama lain dari PPKI adalah.....
a. Dokuritsu Junbi Inkai
b. Chuo Sangi In
c. Dokuritsu Junbi Cosakai
d. Jawa Hokokai
16. Anggota PPKI berjumlah....
a. 10 orang
b. 21 orang
c. 20 orang
127
d. 30 orang
17. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan),
kecuali....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
18. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila....
a. 1 Juni 1945
b. 1 Juli 1945
c. 1 Agustus 1945
d. 1 september 1945
19. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno ....
a. Bukit tinggi
b. Surabaya
c. Belitar
d. Malang
20. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan....
a. 22 Juni 1945
b. 17 Agustus 1945
c. 29 Mei 1945
d. 30 Juni 1945
Selamat Mengerjakan
128
KUNCI JAWABAN POSTEST SIKLUS I
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. B 6. C 11. D 16. B
2. A 7. A 12. C 17. D
3. A 8. A 13. C 18. A
4. B 9. C 14. A 19. C
5. A 10. D 15. A 20. A
Lampiran 7
129
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Unwaanunnajah Mata Pelajaran : IPS
Nama Guru : Siti Jubaidah, S.Pd Kelas : V/Genap
Tanggal/Pukul : 14 April 2015/ 12.00 Pokok Bahasan :
Pertemuan ke : 2 (dua) Sub Pokok Bahasan :
PetunjukBerikut tanda () pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda!No. Aspek yang diamati Ya Tidak
I Assurance (Percaya Diri)1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada
siswa
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya.
II Relevance (Relevan/Kegunaan)1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa
sekarang dan mendatang.
3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. III Interest (Minat/Perhatian)
1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran
IV Assessment (Evaluasi)1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja
guru
2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikanhasil evaluasi kepada siswa.
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya.
V Satisfaction (Kepuasan)1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada siswa
yang telah menunjukan keberhasilan
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasadihargai.
Catatan Observasi
- Guru harus merangsang keaktifan siswa lagi- Guru harus lebih mengkondisikan situasi kelas
Observer
( Siti Jubaidah, S.Pd )
Lampiran 8
130
Nama/Kelompok :Kelas :Hari/Tanggal :
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!1. Perdana mentri yang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia ialah.....2. Dimana sidang peresmian BPUPKI dilakukan....3. Berapa jumlah anggota BPIPKI dan siapa nama ketuanya.....4. Pada tanggal 7 agustus 1945 BPUPKI resmi dibubarkan dan diganti menjadi.....5. Apa nama lain PPKI dalam bahasa jepang.....6. Berapa jumlah anggota PPKI dan siapa nama ketuanya....
JAWABAN
د م ح ال
LEMBARKERJA SISWA
م حی ن الر م ح الر هللا م Lampiran 9بس
131
د م ح ال
Buatlah sebuah Mind Maping bersama kelompokmu,Dengan materi proses pembentukan BPUPKI dan PPKI secara
lengkap dan kreatif!
BPUPKI(Badan Penyelidikan Usaha-
usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia)
Tugas BPUPKI
Tugas BPUPKI
Nama Ketua BPUPKI
Jumalah anggotaBPUPKII
Sejarah terbentuknyaBPUPKI
BPUPKI dalam bahasaJepang
132
Nama/Kelompok :Kelas :Hari/Tanggal :
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!1. Sebutkan tokoh yang menjadi pembicara dalam sidang pertama yang
dilaksanakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945....2. Sebutkan rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr.Soepomo...3. Sebutkan 5 Dasar Negara Indoenesia.......4. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil/sembilan,
sebutkan hasil rumusan dari Piagam Jakarta/Jakarta Charter....5. Jelaskan secara singkat biografi Drs. Moh. Hatta......
JAWABAN
د م ح ال
Lembar KerjaSiswa
م حی ن الر م ح الر هللا م بس
133
KISI-KISI SIKLUS II
Tingkat Pendidikan : SD atau MI
Kelas / Semester : V/ Genap
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Standar Kompetensi : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapka dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Pokok Bahasan Sub PokokBahasan
Indikator Soal Nomor Soal
Jasa Dan Peran
Tokoh Dalam
Persiapan
Proklamasi
Kemerdekaan
Kerja keras para
tokoh dalam
persiapan
proklamasi
1. Menyebutkan peristiwa yang
terjadi menjelang proklamasi
2. Menghubungkan pristiwa
rengas dengklok dan
penyusunan naskah
proklamasi
Menghargai Jasa
para tokoh dalam
persiapan
kemerdekaan
3. Menyebutkan garis waktu
tahapan menjelang
proklamasi
4. Menjelaskan riwayat singkat
para tokoh yang berperan
dalam proses proklamasi
5. Menunjukan cara menghargai
jasa para tokoh
JUMLAH 20
1, 2, 5,
3, 4, 8, 9, 17,
6, 7, 12, 15,18,
10, 13, 14, 19,20
11, 16
Lampiran 10
134
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada....
a. NICA
b. Sekutu
c. Belanda
d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Wikana
c. Drs. Moh. Hatta
d. Sutan Syahrir
3. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah....
a. Chaerul Saleh
b. Sajuti Melik
c. Darwis
d. Wikana
4. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus
1945 adalah....
a. R.A Kartini
b. Fatmawati
c. Dewi Sartika
d. Cut Nya Dien
5. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah....
a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin
Nilai
SOAL PRETEST SIKLUS IILampiran 11
135
c. Sudirman dan Sutomo
d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
6. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, dimana peristiwa tersebut dilakukan...
a. Kapal tempur Amerika “Misouri”
b. Rumah perdana mentri Kuniaki
c. Kantor sekertariat Amerika Serikat
d. Dalat (Vietnam Selatan)
7. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh
golongan muda ke daerah.....
a. Majalengka
b. Tasikmalaya
c. Rengasdengklok
d. Cikampek
8. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi
kemerdekaan antara golongan tua dan golongan muda...
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Laksamana Maeda
d. Drs. Moh. Hatta
9. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali.....
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Sayuti Melik
d. Drs. Moh. Hatta
10. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia......
a. Ahmad Subardjo
b. Wikana
136
c. Sukarni
d. Chaerul Saleh
11. Berikut makna proklamasi, kecuali...
a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia
b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing
c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia
d. Perayaan ulang tahun presiden
12. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat
berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi....
a. 9 Agustus 1945
b. 10 Agustus 1945
c. 16 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1945
13. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali.....
a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi
b. Merumuskan naskah proklamasi
c. Membacakan teks proklamasi
d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
14. Berikut tokoh golongan tua, kecuali...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Sukarni
15. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal...
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
137
16. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah...
a. Patuh
b. Taat
c. Tunduk
d. Menghargai jasa-jasanya
17. Pembacaan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di....
a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta
b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
18. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan...
a. 07.00 WIB
b. 08.00 WIB
c. 09.00 WIB
d. 10.00 WIB
19. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali.....
a. Sukarni
b. Ahmad Subardjo
c. Chaerul Saleh
d. Wikana
20. Fatmawati adalah istri dari...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Chaerul Saleh
SELAMAT MENGERJAKAN
138
KUNCI JAWABAN PRETEST SIKLUS II
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. B 6. A 11. D 16. D
2. D 7. C 12. A 17. B
3. B 8. C 13. D 18. D
4. B 9. C 14. D 19. B
5. A 10. C 15. B 20. A
Lampiran 12
139
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada....
a. NICA
b. Sekutu
c. Belanda
d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Wikana
c. Drs. Moh. Hatta
d. Sutan Syahrir
3. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah....
a. Chaerul Saleh
b. Sajuti Melik
c. Darwis
d. Wikana
4. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus
1945 adalah....
a. R.A Kartini
b. Fatmawati
c. Dewi Sartika
d. Cut Nya Dien
5. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah....
a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin
Nilai
SOAL POSTEST SIKLUS IILampiran 13
140
c. Sudirman dan Sutomo
d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
6. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, dimana peristiwa tersebut dilakukan...
a. Kapal tempur Amerika “Misouri”
b. Rumah perdana mentri Kuniaki
c. Kantor sekertariat Amerika Serikat
d. Dalat (Vietnam Selatan)
7. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh
golongan muda ke daerah.....
a. Majalengka
b. Tasikmalaya
c. Rengasdengklok
d. Cikampek
8. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi
kemerdekaan antara golongan tua dan golongan muda...
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Laksamana Maeda
d. Drs. Moh. Hatta
9. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali.....
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Sayuti Melik
d. Drs. Moh. Hatta
10. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna
dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia......
a. Ahmad Subardjo
b. Wikana
141
c. Sukarni
d. Chaerul Saleh
11. Berikut makna proklamasi, kecuali...
a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia
b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing
c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia
d. Perayaan ulang tahun presiden
12. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat
berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi....
a. 9 Agustus 1945
b. 10 Agustus 1945
c. 16 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1945
13. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali.....
a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi
b. Merumuskan naskah proklamasi
c. Membacakan teks proklamasi
d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
14. Berikut tokoh golongan tua, kecuali...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Sukarni
15. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal...
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
142
16. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah...
a. Patuh
b. Taat
c. Tunduk
d. Menghargai jasa-jasanya
17. Pembacaan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di....
a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta
b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
18. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan...
a. 07.00 WIB
b. 08.00 WIB
c. 09.00 WIB
d. 10.00 WIB
19. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali.....
a. Sukarni
b. Ahmad Subardjo
c. Chaerul Saleh
d. Wikana
20. Fatmawati adalah istri dari...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Chaerul Saleh
SELAMAT MENGERJAKAN
143
KUNCI JAWABAN POSTEST SIKLUS II
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. B 6. A 11. D 16. D
2. D 7. C 12. A 17. B
3. B 8. C 13. D 18. D
4. B 9. C 14. D 19. B
5. A 10. C 15. B 20. A
Lampiran 14
144
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Unwaanunnajah Mata Pelajaran : IPS
Nama Guru : Siti Jubaidah, S.Pd Kelas : V/Genap
Tanggal/Pukul : 05 Mei 2015/12.00 Pokok Bahasan :
Pertemuan ke : 2 (dua) Sub Pokok Bahasan :
PetunjukBerikut tanda () pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda!No. Aspek yang diamati Ya Tidak
I Assurance (Percaya Diri)1. Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa percaya diri pada
siswa
2. Siswa secara bertahap mandiri dalam belajar 3. Siswa dengan penuh percaya diri mengungkapkan pendapatnya.
II Relevance (Relevan/Kegunaan)1. Guru mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. 2. guru mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa masa
sekarang dan mendatang.
3. Siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. III Interest (Minat/Perhatian)
1. Guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. 2. Guru menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian 3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran
IV Assessment (Evaluasi)1. Guru mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kinerja
guru
2. Guru memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta menginformasikanhasil evaluasi kepada siswa.
3. Siswa membantu teman yang kesulitan selama proses pembelajaran 4. Siswa mengevaluasi diri sendiri dan temannya.
V Satisfaction (Kepuasan)1. Guru memberikan penghargaan baik verbal atau non verbal kepada siswa
yang telah menunjukan keberhasilan
2. Guru memperlihatkan perhatian besar pada siswa, sehingga mereka merasadihargai.
Catatan Observasi
Guru sudah dapat membuat siswa lebih aktif dan kondisi siswa sudah mulai kondusif sehinggapembelajaran berjalan dengan baik.
Observer
( Siti Jubaidah, S.Pd )
Lampiran 15
145
LEMBAR KERJA SISWA
Lingkarilah bagian yang kalian pilih dengan tepat! Nama :
A C D E F G H I J K L
H H F A T M A W A T I
M A M I M I S T I E R
A E I Y O U W I N S A
D R M S I T I B A O M
S U I S O E K A R N O
U L S A L L A F R I H
B S A U M I N E U A H
A A Y N K S A B M C A
R L A H E A H R A M T
D E L W T G R I M K T
J H O H A N I S A O A
O I P A N C A S I L A
Carilah Kata-kata di bwah ini!1. Soekarno 6. Sukarni2. Moh. Hatta 7. Wikana3. Ahmad Subardjo4. Fatmawati5. Chaerul Saleh NILAI
Lampiran 16
146
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Menjelang kemerdekaan, Indonesia berada di bawah kekuasaan bangsa.....
a. Portugis
b. Belanda
c. Jepang
d. Amerika
2. Berikut ini usaha jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia, kecuali ....
a. Memberikan pekerjaan pada rakyat Indonesia
b. Boleh mengibarkan bendera Merah Putih
c. Boleh menyanyikan lagu Indonesia
d. Memberi janji kemerdekaan
3. Salah satu usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk..
a. BPUPKI
b. PETA
c. PUTERA
d. Panitia Kemerdekaan
4. Nama lain dari BPUPKI adalah...
a. Dokuritsu Junbi Cosakai
b. Dokuritsu Junbi Inkai
c. Chuo Sangi In
d. Jawa Hokokai
5. Pada tanggal berapa BPUPKI didirikan...
a. 17 Agustus 1945
b. 1 Maret 1945
c. 1 Juni 1945
Nilai
SOAL UJI COBA SIKLUS I
Lampiran 17
147
d. 30 Mei 1945
6. Peresmian BPUPKI dilakukan di....
a. Gedung Kebangkitan Nasional
b. Istana Merdeka
c. Gedung Suo Sangi In
d. Gedung Harmoni
7. Yang diangkat sebagai ketua BPUPKI ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
8. BPUPKI mengadakan sidangnya dua kali; dan sidang yang pertama ber-langsung dari
tanggal......
a. 29 Juni – 1 Juli 1945
b. 30 Mei – 1 Juni 1945
c. 29 Mei – 1 Juni 1945
d. 10 – 17 Juli 1945
9. Jepang memberikan janji kemerdekaan Indonesia di kelak kemudian hari Janji tersebut
dikemukakan oleh.....
a. Perdana Mentri Kaiso
b. Perdana Mentri Konoye
c. Kaisar Hirohito
d. Jendral Tojo
10. Anggota BPUPKI berjumlah....
a. 60 Orang
b. 10 Orang
c. 9 Orang
d. 5 Orang
148
11. Hasil sidang BPUPKI yang pertama ialah....
a. Rumusan Dasar Negara
b. Rancangan Lembaga Negara
c. Rumusan Piagam Jakarta
d. Rancangan UUD
12. Hasil sidang BPUPKI yang kedua.....
a. Rancangan Lembaga Negara
b. Rumusan Piagam Jakarta
c. Rancangan UUD
d. Rumusan Dasar Negara
13. Yang mengusulkan nama Dasar Negara, Pancasila dalam sidang BPUPKI yang pertama
ialah....
a. Mr. Moh. Yamin
b. Prof. Dr. Supomo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Ir. Soekarno
14. Pada tanggal berapa PPKI dibentuk...
a. 5 Agustus 1945
b. 6 Agustus 1945
c. 7 Agustus 1945
d. 8 Agustus 1945
15. Hasil kerja Panitia Sembilan dikenal dengan nama....
a. UUD 1945
b. Jakarta Pair
c. Dasar negara
d. Piagam Jakarta
16. Nama lain dari Piagam Jakarta adalah...
a. Jakarta Convention
b. Jakarta Agreement
149
c. Jakarta Charter
d. Jakarta Decision
17. Sikap kita pada tokoh persiapan kemerdekaan adalah.....
a. Tunduk
b. Taat
c. Menghargai jasa-jasanya
d. Mencela
18. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti oleh PPKI dan yang
diangkat sebagai ketua ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Mr. Ahmad Subarjo
c. Drs. Moh. Hatta
d. Abikusno Cokrosuyoso
19. Nama lain dari PPKI adalah.....
a. Dokuritsu Junbi Inkai
b. Chuo Sangi In
c. Dokuritsu Junbi Cosakai
d. Jawa Hokokai
20. Anggota PPKI berjumlah....
a. 10 orang
b. 20 orang
c. 21 orang
d. 30 orang
21. PPKI dibentuk atas persetujuan dari...
a. Ir. Soekarno
b. Jendral Terauchi
c. Jendral Latif Hendraningrat
d. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat
150
22. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan),
kecuali....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
23. Berikut pembicara dalam sidang BPUPKI pertama, kecuali......
a. Muh. Yamin
b. Mr. Supomo
c. Ir. Soekarno
d. Drs. Moh. Hatta
24. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno tampil sebagai pembicara ...
a. 29 Mei 1945
b. 30 Mei 1945
c. 31 Mei 1945
d. 1 Juni 1945
25. Peri Kebangsaan, peri Kemanusiaan, peri Ke-Tuhanan, peri Kerakyatan, kesejahteraan
Rakyat, adalah lima azas yang dikemukakan oleh......
a. Muh. Yamin
b. Mr. Supomo
c. Ir. Soekarno
d. Drs. Moh. Hatta
26. Tanggal 31 Mei 1945 Mr. Soepomo menjadi pembicara dalam sidang pertama, asas pertama
yang dikemukakannya adalah....
a. Paham negara kesatuan
b. Perhubungan negara dan agama
c. Sistem badan permusyawaratan
d. Sosialisme Indonesia
151
27. Pada tanggal berapa ditetapkannya hari pancasila....
a. 1 Juni 1945
b. 1 Juli 1945
c. 1 Agustus 1945
d. 1 september 1945
28. Sila berapa yang mengalami perubahan setelah proklamasi...
a. Sila ke-1
b. Sila ke-4
c. Sila ke-3
d. Sila ke-5
29. Bagaimana watak dan sikap Ir. Soekarno pada masa kecil dan muda....
a. Penakut
b. Sombong
c. Pemberani
d. Rendah diri
30. Berikut rumusan yang dihasilakn dalam piagam jakarta, kecuali....
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
b. Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Persatuan Indonesia
31. Siapa yang menandatangani naskah proklamasi....
a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Wikana dan darwis
c. Mr. Yamin dan Ir. Soekarno
d. Drs. Moh. Hatta dan Mr. Yamin
32. Siapakah nama ayah dari Ir. Soekarno....
a. Radjiman Wediodiningrat
b. Ki Bagus Hadikusuma
152
c. Raden Sukemi Sosrodiharjo
d. Kasman Singodimbejo
33. Dimana tempat lahir Ir. Soekarno ....
a. Bukit tinggi
b. Surabaya
c. Belitar
d. Malang
34. Pada tanggal berapa dibentunya panitia kecil/ panitia sembilan....
a. 22 Juni 1945
b. 17 Agustus 1945
c. 29 Mei 1945
d. 30 Juni 1945
35. Pada tanggal berapa Drs. Moh. Hatta lahir...
a. 10 Agustus 1902
b. 11 Agustus 1902
c. 12 Agustus 1902
d. 13 Agustus 1902
36. Rumusan pertama rancangan dasar negara yang diarahkan Ir. Soekarno ialah..
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Mufakat/demokrasi
d. Kebangsaan Indonesia
SELAMAT MENGERJAKAN
153
KUNCI JAWABANSOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS I
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. C 13. D 25. A
2. A 14. C 26. A
3. A 15. D 27. A
4. A 16. C 28. D
5. B 17. C 29. B
6. C 18. A 30. B
7. C 19. A 31. A
8. C 20. C 32. C
9. A 21. B 33. B
10. A 22. D 34. A
11. A 23. D 35. C
12. C 24. D 36. D
Lampiran 18
154
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Pada tanggal 14 Agustus 1945, jepang menyerah tanpa syarat kepada....
a. NICA
b. Sekutu
c. Belanda
d. Jerman
2. Tokoh pemuda yang pertama kali mengetahui bahwa Jepang telah menyerah ialah....
a. Ir. Soekarno
b. Wikana
c. Drs. Moh. Hatta
d. Sutan Syahrir
3. Nama tokoh yang memimpin pertemuan di Gedung Bakteriologi adalah....
a. Wikana
b. Sukarni
c. Ahmad Subardjo
d. Chaerul Saleh
4. Tokoh yang mengetik teks proklamasi adalah....
a. Chaerul Saleh
b. Sajuti Melik
c. Darwis
d. Wikana
5. Tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus 1945
adalah....
a. R.A Kartini
b. Fatmawati
Nilai
SOAL UJI COBA INSTRUMENPRETEST SIKLUS II
Lampiran 19
155
c. Dewi Sartika
d. Cut Nya Dien
6. Tokoh yang memproklamirkan teks proklamasi adalah....
a. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. Drs. Moh. Hatta dan Mr. M. yamin
c. Sudirman dan Sutomo
d. Mr. Moh. Yamin dan Soeharto
7. Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu pada tanggal....
a. 06 Agustus 1945
b. 07 Agustus 1945
c. 08 Agustus 1945
d. 10 Agustus 1945
8. Berikut tokoh yang memenuhi panggilan Jendral Terauchi ke Dalat (Vietnam Selatan),
kecuali....
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Dr. Radjiman Wediodiningrat
d. Mr. Moh. Yamin
9. Berikut alasan golongan tua belum mau melakukan proklamasi, kecuali...
a. Takut pada Jepang
b. Khawatir terjadi pertumpahan darah
c. Tidak berani melanggar perjanjian yang telah disepakati
d. Proklamasi harus dibicarakan secara matang
10. Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu,
dimana peristiwa tersebut dilakukan...
a. Kapal tempur Amerika “Misouri”
b. Rumah perdana mentri Kuniaki
c. Kantor sekertariat Amerika Serikat
d. Dalat (Vietnam Selatan)
156
11. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diamankan oleh golongan
muda ke daerah.....
a. Majalengka
b. Tasikmalaya
c. Rengasdengklok
d. Cikampek
12. Siapakah tokoh yang berhasil menjembatani pertentangan golongan muda dan golongan tua...
a. Yusuf kunto
b. Ahmad Subardjo
c. Syodanco singgih
d. Soekarni
13. Pada tanggal berapakah proklamasi kemerdekaan dilaksanakan....
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
d. 20 Agsutus 1945
14. Di rumah siapakah dilaksanakannya pembicaraan tentang persiapan proklamasi kemerdekaan
antara golongan tua dan golongan muda...
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Laksamana Maeda
d. Drs. Moh. Hatta
15. Berikut tokoh yg berhasil merumuskan naskah proklamasi, kecuali.....
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo
c. Sayuti Melik
d. Drs. Moh. Hatta
157
16. Siapa tokoh yang mengusulkan naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarna dan
Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia......
a. Ahmad Subardjo
b. Wikana
c. Sukarni
d. Chaerul Saleh
17. Dimana dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indoensia....
a. Kediaman Ir. Soekarno jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
b. Lapangan Ikada
c. Rengasdengklok
d. Gedung Bakteriologi
18. Siapa yang bertugas mengibarkan bendera merah putih pada saat proklamasi
kemerdekaan.....
a. Suhud dan Latief Hendraningrat
b. Ir. Soekarno dan Ahmad Subardjo
c. Suhud dan Drs. Moh. Hatta
d. Latief Hendraningrat dan Wikana
19. Berikut makna proklamasi, kecuali...
a. Merupakan titik puncak perjuanagn pergerakan kemerdekaan Indoensia
b. Lepasnya bangsa Indoensia dari belenggu penjajahan asing
c. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indoensia
d. Perayaan ulang tahun presiden
20. Pada tanggal berapa Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat
berangkat ke Dalat untuk memenuhi undangan Jendral Terauchi....
a. 9 Agustus 1945
b. 10 Agustus 1945
c. 16 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1945
158
21. Pada tanggal berapa Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu....
a. 11 Agustus 1945
b. 12 Agustus 1945
c. 13 Agustus 1945
d. 14 Agustus 1945
22. Perwira PETA yang menjaga Soekarno-Hatta selama di Rengasdengklok adalah...
a. Supriyadi
b. Latif Hendraningrat
c. Shodanco Singgih
d. Laksamana Maeda
23. Berikut peran Ir. Soekarno pada peristiwa proklamasi, kecuali.....
a. Ikut ke Dalat memenuhi undangan Jendral Terauchi
b. Merumuskan naskah proklamasi
c. Membacakan teks proklamasi
d. Menjaga keamanan Rengasdengklok
24. Siapa yang dijuluki bapak koperasi...
a. Drs. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno
c. Laksamana Maeda
d. Latief Hendraningrat
25. Tiga tokoh perumus dasar/azas negara adalah...
a. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dr. Radjiman Wediodiningrat
b. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Prof. Dr. Supomo
c. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo
d. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin
26. Berikut tokoh golongan tua, kecuali...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
159
d. Sukarni
27. UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal...
a. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945
c. 19 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
28. Sikap kita pada tokoh kemerdekaan adalah...
a. Patuh c. Tunduk
b. Taat d. Menghargai jasa-jasanya
29. Penyusunan naskah proklamasi Kemerdekaan RI dilaksankan di....
a. Jl.Pegangsaan Timur No. 5 Jakarta
b. Jl.Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
c. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
d. Jl.Imam Bonjol No. 1 Jakarta
30. Pada pukul berapa naskah proklamasi dibacakan...
a. 07.00 WIB
b. 08.00 WIB
c. 09.00 WIB
d. 10.00 WIB
31. Berikut adalah tokoh dari golongan muda, kecuali.....
a. Sukarni c. Chaerul Saleh
b. Ahmad Subardjo d. Wikana
32. Fatmawati adalah istri dari...
a. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta
c. Ahmad Subardjo
d. Chaerul Saleh
SELAMAT MENGERJAKAN
160
KUNCI JAWABANSOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS II
No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban
1. B 13. A 25. C
2. D 14. C 26. D
3. D 15. C 27. B
4. B 16. C 28. D
5. B 17. A 29. B
6. A 18. A 30. D
7. A 19. D 31. C
8. D 20. A 32. A
9. A 21. D
10. A 22. C
11. C 23. D
12. B 24. A
Lampiran 20
161
TABEL SKOR N_GAIN
PADA SIKLUS I DAN II
No. SiswaSiklus I Siklus II
Pretest Postest N-Gain Pretest Postest N-Gain1. S1 35 75 0,615 40 95 0,9162. S2 20 60 0,5 20 75 0,6873. S3 20 70 0,625 35 85 0,7694. S4 40 80 0,667 40 75 0,5835. S5 40 75 0,583 35 80 0,6926. S6 40 80 0,667 60 90 0,757. S7 35 75 0,615 35 95 0,9238. S8 35 80 0,692 35 80 0,6929. S9 55 80 0,556 65 80 0,428
10. S10 30 80 0,714 65 100 111. S11 30 65 0,5 35 80 0,69212. S12 50 90 0,8 65 90 0,71413. S13 35 85 0,769 50 85 0,714. S14 35 70 0,538 55 95 0,88915. S15 50 90 0,8 50 100 116. S16 35 80 0,692 55 80 0,55517. S17 30 75 0,642 30 80 0,71418. S18 35 85 0,769 50 80 0,619. S19 40 80 0,667 35 80 0,69220. S20 25 75 0,667 40 75 0,58321. S21 35 75 0,615 65 95 0,85722. S22 45 75 0,545 35 90 0,84623. S23 25 75 0,667 20 80 0,7524. S24 30 70 0,571 30 80 0,71425. S25 40 75 0,583 30 80 0,71426. S26 55 95 0,889 65 100 127. S27 35 75 0,615 20 85 0,81228. S28 40 75 0,583 35 85 0,76929. S29 45 75 0,545 55 95 0,88930. S30 20 60 0,5 20 75 0,68731. S31 55 75 0,444 25 75 0,66732. S32 20 80 0,75 25 80 0,73333. S33 30 80 0,714 65 85 0,57134. S34 20 65 0,562 30 80 0,71435. S35 25 80 0,733 25 85 0,836. S36 35 75 0,615 20 85 0,81237. S37 55 85 0,667 35 80 0,692
Jumlah 1325 2840 23,67 1495 3055 27,61Rata-rata 35,81 76,75 0,639 40,40 82,56 0,746
Lampiran 21
162
PENGHITUNGAN SKOR N GAIN
N gain =
Contoh N gain siswa no. 1 pada siklus I
N gain =
=
= 0,615
Jadi nilai N Gain yang diperoleh siswa sebesar 0,615
Lampiran 22
163
LEMBAR WAWANCARA GURU (PRA PENELITIAN)
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI
Unwaanunnajah dilakukan pada pra penelitian, hari selasa 25 Maret 2015. Berikut
ini petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana menurut Ibu pembelajaran yang selama ini dilakukan di
sekolah MI Unwaanunnajah khususnya mata pelajaran IPS?”
Guru :
Peneliti : “Lalu bagaimana hasil belajar dan aktivitas siswa kelas V khususnya
pada pembelajaran IPS?”
Guru : “Hasil belajar siswa ada yang tinggi, sedang dan ada juga yang rendah”.
Peneliti : “Saya mahasiswa yang akan melakukan penelitian, kira-kira jika saya
meneliti di kelas V, bagaimana menurut Ibu?”
Guru : “ Iya, silahkan. Memang ingin meneliti tentang apa?
Peneliti : “Saya ingin meneliti tentang model pembelajaran ARIAS dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa dan penelitian yang akan saya
lakukan adalah penelitian tindakan kelas”
Guru : “Oh ya silahkan samudah-mudahan model ARIAS bisa meningkatkan
hasil belajar siswa.”
Peneliti : “Iya bu mudah-mudahan, saya juga berharap begitu. Terimakasih bu”
Guru : “Iya sama-sama”
Pondok Aren, 25 Maret 2015
“Pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah masih
menggunakan model pembelajaran konvensional, namun kadang saya
menggunakan strategi seperti memberikan tugas untuk mencari foto-
foto pahlawan di internet agar siswa lebih kreatif dan semangat dalam
belajar.
( Siti Jubaidah, S.Pd)
Lampiran 23
164
LEMBAR WAWANCARA GURU 2
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI
Unwaanunnajah dilakukan pada akhir siklus I. Selasa, 14 April 2015. Berikut ini
petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana menurut Ibu mengenai model pembelajaran ARIAS yang
dilaksanakan pada siklus I ini?”
Guru : “Cukup Menarik, namun guru harus lebih kretif dalam membuat semua
siswa aktif, tidak hanya 5 atau 10 siswa saja tapi diusahakan semua
siswa.
Peneliti :
Guru :
Peneliti : “Apakah ada kritikan atau masukan terhadap pembelajaran ARIAS
yang telah saya lakukan?”
Guru : “Sudah cukup baik dan menyenangkan, namun pada siklus selanjutnya
harus lebih mampu mengkondisikan situasi kelas dengan baik dan
merangsang semua anak aktif belajar.”
Peneliti : “Oke bu, terimakasih banyak atas kritik dan sarannya. Semoga pada
pertemuan selanjutnya saya bisa lebih baik lagi.”
Pondok Aren, 14 April 2015
“Hasil belajar sangat meningkat dari sebelumnya. Namun masihada siswa yang belum mencapai KKM.
“Iya bu, saya akan lebih berusaha memperbaiki. Lalu Bagaimana
dengan hasil belajar siswa selama model pembelajaran ARIAS
diterapkan?”
165
LEMBAR WAWANCARA GURU 3
Wawancara dengan Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V MI
Unwaanunnajah dilakukan pada akhir siklus II. Selasa, 05 Mei 2015. Berikut ini
petikan wawancaranya:
Peneliti : “Bagaimana menurut Ibu mengenai model pembelajaran ARIAS yang
dilaksanakan pada siklus II ini?”
Guru : “Sudah sangat baik, model ini sangat memberi motivasi dan relevan
pada kehidupan siswa. Siswa pun sangat antusias dalam belajar.
Peneliti : “Bagaimana dengan hasil belajar siswa selama model pembelajaran
ARIAS diterapkan pada siklus II ini?”
Guru : “Hasil belajar siswa jauh meningkat, model ini bisa saya gunakan pada
pembelajaran selanjutnya.”
Peneliti : “Apakah ada yang kurang dengan model pembelajaran ARIAS ini bu?”
Guru : “ Menurut saya sudah cukup baik. Tinggal ada perbaikan sedikit pada
tahap yang belum tercapai sepenuhnya.”
Peneliti : “Terimakasih bu atas bimbingan yang diberikan selama ini, saya
ucupkan banyak terimakasih.”
Pondok Aren, 05 Mei 2015
166
LEMBAR WAWANCARA SISWA 1
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus I, pada hari
Selasa, 14 April 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang
merupakan perwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2)
dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara peneliti dengan tiga
siswa:
P : “Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran dengan model
pembelajaran ARIAS?”
S1 : “Pelajarannya mudah dimengerti dan istirahatnya cepat bu.”
S2 : “Menyenangkan, gurunya baik, pelajaranya gampang dan tim perempuan
menang.”
S3 : “Seru, enak belajarnya karena ada proses bermainnya.”
P : “Bagaimana dengan permainan yang dilakukan pada pembelajaran?
S1 : “Rame dan seru ka!”
S2 : “Menyenangkan.”
S3 : “Seru ka!”
P : “Apakah ada peningkatan kepercayaan diri kamu setelah mendapatkan
pengajaran model pembelajaran ARIAS?
S1 : “Ya ka, karena pelajarannya mudah dimengerti.”
S2 : “Ya, karena kelompok perempuan menang ka.”
S3 : “Sedikit .”
Lampiran 24
167
Menurutmu apakah model pembelajaran ARIAS ini dapat
mempermudah kalaian dalam memahami pelajaran?”
P : “
S1 : “Ya, karena pelajaran menjadi mudah dimengerti ka.”
S2 : “Ya, karena permainannya unik dan menyenangkan.”
S3 : “Iya ka jadi mudah belajarnya, tapi kadang saya masih bingung dengan
pelajarannya.”
168
LEMBAR WAWANCARA SISWA 2
Wawancara kepada siswa dilaksanakan pada akhir siklus II, pada hari
Selasa, 5 Mei 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang
merupakan perwakilan dari siswa yang kemampuannya tinggi (S1), sedang (S2)
dan rendah (S3). Berikut ini adalah hasil kutipan wawancara peneliti dengan tiga
siswa:
P : “Bagaimana menurut kamu tentang pembelajaran pembelajaran ARIAS
pada siklus II ini?”
S1 : “Menyenangkan, karena pelajarannya gampang.”
S2 : “Pelajarannya unik-unik ka, jadi kami senang.”
S3 : “Enak pelajarannya ka.”
P : “Menurut kalian apakah pembelajaran seperti ini perlu diteruskan?
S1 : “Iya ka, kami menjadi tidak bosan dalam belajar.”
S2 : “Iya ka, karena bisa belajar bersama-sama dengan kelompok.”
S3 : “Iya ka, karena membuat semangat belajar.”
P : “Hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dari pembelajaran ARIAS yang
kalian ikuti selama ini?
S1 : “Sudah cukup ka.”
S2 : “Kk besok ngajar lagi ka.”
S3 : “Tidak ka.”
169
DAFTAR SISWA KELAS V
MI UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN
NO NAMA1 Abdul Jabar2 Abdul Kafi3 Adam Januar syahputra4 Ahmad Sayidul Hajani5 Alfin Khafila Fadli6 Alifa Nurul Fajri P.M7 Alya Kemuning8 Aulia Agustin9 Elisah Damayanti
10 Eneng Rohmatul Ummah11 Haidar Ali12 Hanifah13 Kumala Khairunisya14 Mahfudin Hasyim15 Mila Oktavia16 Muhammad Dimas A.S17 Muhammad fadli F18 Muhammad Nur Arifin19 Muhammad Rifky. H20 Muhammad Sultan A21 Nadhila Nur Shadrina22 Nadhira nur Shadrina23 Nazar Nur hidayat24 Novi Nur Cahyani25 Pardiva Prianka. S26 Ratu Ratna Jelita27 Rezal Maheru Asna. P28 Selma Oktaviani29 Shodriyah Khoirunnisa30 Siswanto Setiawan31 Suhendi32 Tri Wahyudi33 Wandira34 Yuda Kurniawan35 Yusuf Khidmat Ali36 Indra Maulana37 Danu Rizki
Lampiran 25
178
Jln. Mushallah No. 26 RT 005/02Kec. Pd. Aren Kel. Pd. PucungKota Tangsel- Banten
BIODATA PENULIS
Nama : Isti Saras Swati
TTL : Tangerang, 24 April 93
Alamat :
No. Hp : +6283871985406
Email : [email protected]
Cita-cita : Menjadi orang yang bermanfaat bagi
orang lain
Hobi : Tidur, Jalan-jalan dll
Kesan :Selama kurang lebih 4 tahun penulis belajar di kampus nan megah ini banyak
sekali pengalaman yg penulis dapatkan, terutama ilmu yang bermanfaat yang
didapat dari para dosen pengajar yang sangat lua biasa semoga ilmu yang
beliau berikan selalu bermanfaat dan menjadi amal ibadan yang terus mengalir
dan berkah (Amin). Ketika penulis memulai perkuliahan tahun 2011, penulis
bertemu dengan teman-teman yang memiliki background yang berbeda-beda.
Seiring berjalannya waktu dengan banyaknya ilmu dan pengalaman yang di
dapat membuat cara berfikir penulis berubah menjadi lebih baik.
Kesimpulannya bahwa kesan penulis adalah sebuah pengalaman yang sangat
mendidik mampu membuat suatu perubahan yang positif.
Pesan :
BERMIMPILAH SETINGGI LANGIT siapapun anda, dimana pun anda
berada, berasal dari mana pun anda, kaya miskin muda tua sehat sakit tinggi
pendek gendut kurus.. semangatttt karna tidak ada yang tidak mungkin “Man
jadda wa jadda..!” Berdoa, usaha, dan tawaqal
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Lampiran 30