program studi komunikasi dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42729...strategi...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI GNPF-MUI DALAM MENGGALANG MASSA
AKSI 212
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
oleh:
Siti Utami Prismamudti
1113051000019
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
STRATEGI KOMUNIKASI GNPF-MUI DALAM
MENGGALANG MASSA AKSI 212
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Oleh :
Siti Utami Prismamudti
NIM: 1113051000019
Dibawah Bimbingan :
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Siti Utami Prismamudti
Strategi Komunikasi GNPF-MUI dalam Menggalang Massa Aksi
212
Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016, telah menorehkan
sejarah gerakan sosial yang melibatkan massa masif dengan ragam
corak latar belakang masyarakat Indonesia. Di sisi lain, aksi 212 juga
menjadi pembuktian kekuatan media sosial dapat dengan mudah
membentuk solidaritas dan mobilisasi jutaan umat Islam. Aksi 212
seperti menghidupkan kembali persatuan umat Islam yang selama ini
cenderung berjalan sendiri-sendiri. Perjuangan paska aksi 212 dalam
menyuarakan keadilan dan kepentingan umat masih terasa hingga hari
ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah menjawab beberapa rumusan masalah, diantaranya: Bagaimana
strategi komunikasi GNPF-MUI dalam menggalang massa aksi 212
serta Bagaimana peran media sosial dalam gerakan sosial Aksi 212.
Metode yang digunakan adalah qualitative research (riset
kualitatif), dengan metode pengumpulan data dengan wawancara
mendalam (depth interview), observasi dan dokumentasi. Sedangkan
analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif dengan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua faktor
yang berperan dalam menggalang Massa Aksi 212. Pertama, faktor
internal yakni strategi komunikasi yang dilakukan oleh GNPF-MUI
selaku panitia penyelenggara dengan langkah operasional yang telah
dilakukan antara lain, mengenal khalayak, menyusun pesan damai
serta ajakan mengikuti aksi, memilih dua tipe media yakni old media
dan new media, menggunakan metode reduancy atau repitation
dengan mengajak khalayak untuk memperhatikan isu yang dibangun,
serta peran komunikator dari tokoh GNPF-MUI. Kedua, adalah faktor
eksternal yaitu, secara sukarela umat Islam menggalang massa dengan
broadcast pesan terkait aksi 212 melalui media sosial sehingga
informasi dapat tersebar luas.
Kata kunci : Aksi Bela Islam, Strategi Komunikasi, Media Sosial.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim..
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, segala puji dan
syukur yang tak terhingga bagi Allah subhanahu wa ta’ala,
atas segala limpahan rahmat, kasing sayang dan
pertolongan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya yang
selalu memberikan nikmat sehat, kemudahan, dan petunjuk
jalan bagi hambaNya. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wa salam sebagai manusia terbaik yang
pernah berjalan di muka bumi ini serta suri tauladan bagi
seluruh umat Islam.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang peniliti temukan namun
Alhamdulillah ‘Ala Kulli Hal berkat limpahan kemudahan
dan kelancaran yang diberikan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Strategi Komunikasi GNPF-MUI dalam Menggalang
aksi 212”. Penelitian ini dimaksudkan sebagai prasyarat
untuk ujian sarjana pada Bidang Kajian Komunikasi dan
Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
iii
Dalam proses penelitian dan penyusunan karya tulis
ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu
kelancaran skripsi ini. Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah
pada kesempatan kali ini peniliti ingin mengucapkan terima
kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Suparto, M.Ed.,Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., selaku Wakil Dekan
Bidang ADKUM dan Dr.H. Suhaimi, M.Si selaku Wakil
Dekan Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Ade Rina Farida, M.Si, selaku Pembimbing Akademik
yang telah membantu selama proses perkuliahan.
4. Drs. H. Wahidin Saputra MA, selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan masukan dan arahan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen dan Staf Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membekali
peneliti dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama
peneliti mengikuti perkuliahan.
iv
6. Ucapan terima kasih peneliti haturkan secara khusus kepada
kedua orang tua peneliti Bapak Israwali dan Ibu Pupu
Marpuah, yang senantiasa memberikan dukungan penuh
berupa dukungan materi, non materi, pengorbanan terbaik
dan doa yang tulus serta ikhlas selalu dipersembahkan
untuk peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan
pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
7. Tokoh-tokoh yang tergabung dalam GNPF-MUI umumnya
dan K.H Bachtiar Nasir serta K.H Zaitun Rasmin
khususnya, terima kasih karena sudah mengizinkan peneliti
untuk melakukan penelitian dan bersedia untuk
diwawancarai oleh peneliti disela-sela kesibukan yang
sangat padat dalam mengurusi umat. Jazzakumullahu
Khoir.
8. Bu Nial dan Mba Husna, terima kasih telah sabar dan ikhlas
membantu untuk menghubungkan peneliti dengan K.H
Bachtiar Nasir dan K.H Zaitun Rasmin sehingga peneliti
dapat melakukan wawancara.
9. Untuk guru ngaji saya selama di kampus, terimakasih telah
mengajarkan saya tentang Islam yang Rahmatan Lil
‘Alamin dan memotivasi saya untuk senantiasa menjadi
pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
10. Untuk Ulfa, Ka Ipah, Dian, Restu, Ifah, Raisa, Tiara,Indah,
Rina dan Farah terima kasih karena telah bersedia
menemani saya dan selalu ada ketika saya meminta bantuan
dalam keperluan penelitian ni.
v
11. Untuk Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid)
khususnya Bidang Kaderisasi 20, LDK Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Komunitas Keilmuan FRESH,
KAMMI UIN dan KAMMDA Tangsel, terima kasih karena
telah banyak memberikan pelajaran selama di kampus.
12. Untuk teman-teman seperjuangan KPI 2013 pada
umumnya dan KPI A pada khususnya yang telah menjadi
penyemangat peneliti dalam menjalani hari-hari selama
perkuliahan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
peneliti sendiri. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak dijumpai kekurangan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sekalian untuk menambah
kesempurnaan skripsi ini. Semoga kebaikan semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini mendapat balasan
sebaik baiknya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Amiin.
Jakarta 15 Oktober 2018
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................. viii
DAFTAR GAMBAR........................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................... 15
D. Metodologi Penelitian ................................. 16
E. Tinjauan Pustaka.......................................... 22
F. Sistematika Penulisan................................... 23
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Strategi.......................................................... 25
B. Komunikasi................................................... 27
C. Strategi Komunikasi..................................... 29
D. Media Baru................................................... 43
E. Media Sosial................................................. 44
F. Gerakan Sosial.............................................. 45
BAB III GAMBARAN UMUM : GNPF-MUI
A. Profile GNPF-MUI....................................... 53
B. Sejarah Berdirinya GNPF-MUI.................... 55
C. Agenda GNPF Paska Aksi 2 Desember
2016.............................................................. 74
D. Struktur organisasi GNPF -MUI................... 76
vii
E. Berganti Nama Menjadi GNPF
Ulama.................................................. 76
F. Latar Belakang Aksi Bela Islam......... 78
BAB IV STRATEGI KOMUNIKASI GNPF-MUI
DALAM UPAYA MENGGALANG MASSA
AKSI 212
A. Strategi Komunikasi GNPF-MUI dalam
Menggalang Massa Aksi 212............. 109
B. Peran Media Sosial dalam Gerakan
Sosial................................................... 137
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................... 143
B. Saran................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA............................................ 147
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1......................................................................... 95
Tabel 3.2......................................................................... 103
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.............................................................. 57
Gambar 3.2.............................................................. 61
Gambar 3.3.............................................................. 63
Gambar 3.4.............................................................. 81
Gambar 3.5.............................................................. 102
Gambar 3.6.............................................................. 104
Gambar 4.1.............................................................. 112
Gambar 4.2.............................................................. 120
Gambar 4.3.............................................................. 121
Gambar 4.4.............................................................. 125
Gambar 4.5.............................................................. 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persatuan dan ketahanan nasional Indonesia amat
penting bagi suksesnya keamanan dan pembangunan
negara. Semua umat beragama di Indonesia perlu
menyadari bahwa sebagai bangsa, Indonesia haruslah
menjunjung tinggi sikap saling menghargai ideologi yang
diyakini, serta bertoleransi atas perbedaan yang ada.
Kendati demikian, sebagai umat beragama yang telah
memiliki pedoman hidup diharuskan untuk tetap berpegang
teguh dengan nilai-nilai agama yang dianutnya.
Menurut Tokoh agama Adian Husaini, dalam
kehidupan antar pemeluk agama yang saling berdampingan
sangat perlu untuk bersikap baik, berjiwa besar, tidak
melakukan perbuatan tercela, tidak mengucapkan kata-kata
yang menyinggung dan melakukan tindakan yang dapat
menimbulkan keresahan hati umat agama lain serta tidak
menganggu ketenangan beribadah. Tentu semua sepakat
bahwa kita tidak ingin Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) ini pecah berantakan. Ibarat sebuah kapal, NKRI
dihuni oleh aneka rupa penumpang dengan berbagai
aspirasi dan perilaku.1
Dengan demikian, memiliki sikap hormat dan saling
menghormati adalah sebuah kewajiban warga negara,
1Adian, Husaini. Kerukunan Beragama dan Kontroversi Penggunan
Kata “Allah” Dalam Agama Kristen. (Jakarta: gema Insani, 2015), h.14.
2
terlebih lagi bagi seorang pejabat publik yang bekerjasama
dengan antar pemeluk agama. Sehingga pejabat publik
memiliki kewajiban dalam membina kerukunan dan
persatuan. Hal tersebut haruslah dipegang teguh oleh para
pejabat publik.
Namun pada tahun 2016, sangat disayangkan terjadi
kasus penistaan agama yang dilakukan oleh salah satu
pejabat publik, yakni Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau yang sering disapa „Ahok‟. Kasus tersebut
menjadi fenomena besar hingga memanaskan sosial politik
tanah air. Berawal dari dikejutkannya masyarakat oleh
video yang di unggah oleh Buni Yani terkait potongan
pidato Ahok dalam penyuluhan program pemerintah di
Kepulauan Seribu pada tanggal 27 September 2016. Video
tersebut menjadi viral dan tersebar diberbagai social media.
Secara keseluruhan, pidato yang disampaikan Ahok
berkaitan dengan perencanaan pengembangan potensi
sumber daya yang terdapat di Kepulauan Seribu. Akan
tetapi, dalam pidatonya Ahok memberikan gambaran
mengenai isu yang dibahas dengan menyinggung ayat
Alquran, khususnya surat Al-Maidah ayat 51. Dalam
potongan video tersebut terdapat kalimat “…Dibohongi
pakai surat Al-Maidah 51….”Kalimat ini menjadi sorotan
berbagai kalangan dan dianggap sebagai sebuah penistaan
terhadap agama Islam. Hingga timbulah keresahan di
masyarakat muslim pada umumnya, juga ulama, kiai,
habaib, dan ustadz pada khususnya karena tersinggung atas
3
ucapan Ahok tersebut. Gejolak opini pun terjadi di media
mainstream dan social media. Mereka yang resah atas
pidato Ahok menuntut Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo untuk melaksanakan proses hukum dengan pasal
156a KUHP dan UU Penyalah gunaan dan atau Penodaan
Agama atas apa yang telah diucapkan Ahok.
MUI sebagai wadah berhimpunnya ulama bersegera
melakukan kajian hingga kemudian mengeluarkan
keputusan yang menghasilkan sikap keagamaan, pada
tanggal 11 Oktober 2016. MUI memutuskan telah terjadi
penistaan agama dan ulama dalam pidato Ahok di
Kepulauan Seribu. Pernyataan sikap keagamaan MUI
tersebut tersebar dimasyarakat melalui media mainstream
dan media sosial. Hingga kemudian adanya upaya dari
beberapa tokoh Islam dan ulama untuk mengawal kasus ini,
salah satunya dengan melahirkan Gerakan Nasional
Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Meskipun GNPF-MUI bukan dibentuk oleh struktural MUI,
namun gerakan ini muncul sebagai suatu gerakan yang
peduli kepada pengawalan fatwa MUI. Tujuan GNPF-MUI
yaitu penegakan Al-Maidah ayat 51 dan menuntut agar
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera di penjarakan.
Sebagaimana pada kasus-kasus penistaan agama yang
terjadi di Indonesia terkait dengan pasal 156a. Seperti
halnya pada kasus Arswendo, Lia Aminuddin, Yusman
Roy, dan Ahmad Musadeq.
4
Melihat adanya ketidakadilan dalam proses hukum
serta tuntutan yang terkesan tidak diindahkan menambah
keresahan dikalangan umat muslim. Karena setiap warga
negara seharusnya memang tidak memliki perbedaan
dimata hukum. Sebagaimana yang diuraikan oleh
Muhammad Imarah dalam bukunya Islam dan Keamanan
Sosial bahwa persamaaan dan kesamaan dalam kedudukan
sosial, di depan hukum, dalam menanggung beban
responsibilitas, dan dalam mendapatkan kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat, dalam kadar
yang setara di antara seluruh anggota masyarakat.2
Dalam rangka menyuarakan tuntutan masyarakat,
GNPF-MUI menggelar Aksi Bela Islam pada tanggal 4
November 2016 atau popular sebagai Aksi Damai 411.
Sebelumnya, telah dilakukan Aksi Bela Islam yang pertama
pada tanggal 14 Oktober 2016, namun bukan dibawah
komando GNPF-MUI, melainkan dibawah komando Rizieq
Shihab dan GMJ (Gerakan Muslim Jakarta). Dalam aksi
yang dikomandoi GNPF-MUI peserta mendatangi kantor
Balaikota dan Istana Presiden.
Selang dua minggu pasca aksi 411, pada 16
November 2016 Ahok ditetapkan sebagai tersangka oleh
Mabes Polri. Namun tidak lekas ditahan karena terdapat
perbedaan pendapat dikalangan saksi ahli dan penyidik.
Tentu hal tersebut menimbulkan kekecewaan kembali
2Muhammad Imarah, Islam dan Keamanan Sosial, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1999), h. 120-12.
5
dikalangan ulama dan masyarakat yang menuntut
penangkapan terhadap Ahok. Karena melihat gejolak yang
semakin menjadi-jadi, GNPF-MUI memutuskan untuk
melakukan aksi berikutnya, Aksi Bela Islam yang ketiga.
Sebagaimana penjelasan wakil ketua GNPF-MUI Zaitun
Rasmin di bawah ini:
“Kalau Aksi Bela Islam yang ke 3 itu karena umat
Islam merasa belum puas dengan penanganan kasus
Ahok saat itu. Sebab kita itu berdasarkan pada
kejadian penista-penista Agama sebelumnya itu
langsung ditahan, kemudian diadili. Ini kok proses
pengadilannya lambat, bahkan proses dijadikan
tersangka lambat, apalagi pengadilannya. Itu yang
kita akhirnya umat Islam mau tidak mau unjuk rasa
lagi. Itulah lahir 212. Diharapkan bahwa 212 itu
sudah puncak, begitu selesai unjuk rasa Ahok
ditangkap. Dan kita minta Ahok ditangkap itu kita
bukan semena-mena. Karena memang sudah begitu
kejadian-kejadian di Indonesia terhadap penista-
penista Agama sebelumnya. Ada banyaklah, Lia
Eden, semuanya ditahan dulu baru di adili”.3
Sebagai negara demokrasi, adalah hal yang wajar
Indonesia memiliki kebebasan dalam berbicara dan
menyatakan pendapat (freedom of speech). Kebijakan di
Indonesia memperbolehkan menyuarakan pendapat atau
memberikan aspirasi terkait kebijakan pemerintah yang
dinilai tidak sesuai. Hal tersebut tertuang dalam Undang-
Undang No. 9 Tahun 1998 ayat (1) yang memperbolehkan
3Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada 30 November 2017 pukul
22.10– 22.17 WIB
6
menyampaikan pendapat dengan cara unjuk rasa atau
demonstrasi.
Aksi Bela Islam III tercatat sebagai aksi fenomenal
yang juga dikenal sebagai Aksi Super Damai 212, karena
bertepatan dengan 2 Desember 2016. Konsep „Aksi Super
Damai‟ dipilih karena dianggap sebagai cara paling efektif
untuk menunjukkan kepada khalayak luas bahwa Islam
adalah agama yang mengajarkan kedamaian dalam segala
tatanan kehidupan. Terdapat penekanan yang agak berbeda
dari aksi 411, aksi 212 disebut juga sebagai Aksi Ibadah
Gelar Sejadah. Karena serangkaian acaranya diisi dengan
dzikir, tausiyah dan salat Jumat. Kendati demikian, tidak
merubah esensi dari tuntutan aksi yaitu untuk tegakan
hukum yang berkeadilan, dan penjarakan Ahok.
Saat Aksi Bela Islam 212 peserta melakukan salat
Jumat berjamaah di Kawasan Silang Monumen Nasional
(Monas), dan sepanjang jalan Merdeka Barat. Massa aksi
dengan khusyuk dan tertib dalam barisan yang rapih. Meski
sempat turun hujan namun kondisi tersebut tidak menggeser
posisi duduk para peserta. Mereka tetap bersimpuh selama
salat Jumat berlangsung. Sejumlah tokoh agama hadir
memberikan ceramah keagamaan yang menyejukan, seperti
Arifin Ilham, Aa Gym, Hidayat Nur Wahid, Ali Jaber,
Didin Hafidudin, Nonop Hanafi selaku ketua kafilah
longmarch Ciamis serta budayawan Opick. Peserta dengan
tenang mendengarkan ceramah dan mengamini setiap doa
yang dilantunkan untuk kebaikan bangsa ini.
7
Aksi bersejarah 2 Desember 2016 tidak hanya
memberikan kesan tersendiri kepada masyarakat yang
mengikutinya. Meskipun pada awalnya, latar belakang dari
aksi tersebut adalah bentuk kekecewaan dan kemarahan
terhadap penegak hukum di Indonesia. Akan tetapi, aksi
tersebut dilakukan dengan damai, tertib dan kuatnya
ukhuwah islamiyah begitu terasa. Hal tersebut menjadi
bukti kedewasaan dan kesantunan umat Islam dalam
berdemokrasi. Di samping itu, peneliti turut menyaksikan
massa yang sedemikian banyak namun tetap berusaha untuk
menjaga fasilitas umum dengan tidak menginjak tanaman,
serta saling menegur secara santun siapapun yang
melakukan pelanggaran. Pemandangan menaik lainnya
ialah, terdapat orang-orang yang begitu rela menyapu jalan,
membersihkan sampah agar jalan sekitaran monas tetap
bersih dan rapi. Adagium „kebersihan adalah sebagian dari
iman‟ benar-benar tecermin dalam aksi saat itu.
Seperti yang kita ketahui, peserta aksi 212 tidak
hanya datang dari Jakarta saja, namun juga datang dari
pelbagai daerah di Indonesia bahkan ada pula peserta yang
datang dari luar negeri. Di samping itu, peserta hadir dari
ber bagai kalangan masyarakat dengan strata sosial yang
berbeda-beda. Mulai dari ulama, santri, mahasiswa,
pedagang, pegawai, tokoh masyarakat, pejabat publik
hingga public figure pun turut hadir dalam aksi super damai
tersebut. Mereka hadir dalam keterlibatan sukarela, tidak
dibayar. Sisi menarik lainnya ialah adanya bermacam
8
kelompok ideologi, lintas organisasi Masyarakat
(ORMAS), lintas mazhab, dan lintas golongan juga bersatu
didalamnya. 4
Fenomena lain adalah menjamurnya tradisi berbagi
dan peduli terhadap sesama. Dalam aksi 212 elemen
integrasi dan pemenuhan kebutuhan sangat terlihat. Banyak
dijumpai perilaku mulia dari kaum muslimin saat itu.
Tradisi berbagi antar peserta aksi dilakukan baik
masyarakat level menengah maupun masyarakat kelas atas.
Ada yang membagikan makanan, minuman, sajadah, jas
hujan, obat-obatan, hingga tersedianya layanan pijat
refleksi yang kesemuanya diberikan gratis untuk peserta
aksi. Solidaritas dan persaudaraan di antara peserta aksi
dapat terlihat dengan jelas.
Dengan mengenakan pakaian serba putih yang
merupakan simbol kesantunan dan kebaikan, menjadi
pemandangan yang menyejukkan dalam aksi tersebut.
Hingga berakhirnya acara, tidak terdapat kericuhan atau
insiden yang membahayakan. Melainkan yang ada hanyalah
terdokumentasikannya berbagai tradisi kebaikan yang
terjadi selama aksi berlangsung. Peserta aksi seolah-olah
memberikan contoh yang baik kepada mayarakat luas,
dengan pesan persaudaraan dan persatuan. Fenomena ini
nampaknya membantah opini buruk yang sebelumnya
4Arie Setyaningrum Pamungkas dan Gita Octaviani. Aksi Bela Islam
dan Ruang Publik Muslim: Dari Representasi Daring ke Komunitas Luring.
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 2, Agustus 2017.
9
berkembang di media bahwa aksi 212 dilakukan untuk
menggulingkan pemeritahan.
Terbukti dengan turut hadirnya Presiden Joko
Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama
Lukman Hakim Syaifuddin, Menteri Polhukam Wiranto,
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, serta Kepala
Polri Jenderal Tito Karnavian pada aksi 212.5 Bersama
peserta aksi, Presiden Jokowi melakukan salat Jumat dan
doa bersama. Momen tersebut banyak diberitakan oleh
media.
Apa yang terjadi pada saat momen 212 begitu
membekas dan menjadi kenangan bagi umat Islam
khususnya. Lebih lanjut, aksi tersebut telah menyadarkan
umat Islam bahwa, jika digerakkan dengan landasan Iman
dan bersatu padu, tidak bercerai-berai bisa menjadi
kekuatan yang sangat besar. Sebagaimana peryataan Zaitun
Rasmin dalam tausiyahnya menjelang Reuni aksi 212,
sebagai berikut:
“Unjuk rasa menuntut penista Alquran untuk
dihukum sebagaimana hukum yang berlaku itu telah
menjadi suatu kenangan yang indah bagi kaum
muslimin, dengan banyak sisinya. Sisi pengorbanan,
sisi kebersihan, kerapihan, kekompakan dan tentu
saja sisi ukhuwah dan persatuan. Harapan kita, dan
harapan umat Islam pada umumnya adalah bahwa
persatuan itu dapat terus dipelihara, dapat dijaga,
dan bahkan lebih dikembangkan. Lebih dapat
mencakup jumlah yang lebih bnayak dan wilayah
5https://nasional.kompas.com/read/2016/12/03/08384391/kejutan.dari.is
tana.saat.momen.212. Diakses pada 15 Juni 2018, pukul 16.30 WIB.
10
yang lebih luas. Yang tentu saja akan membawa
Faidah yang lebih banyak lagi. Kalau kemarin
berhasil, serta berhasil kemudian membawa penista
Quran dipenjara. Diharapkan ini juga bisa meluas,
yang pada prinsipnya membawa kemaslahatan.”6
Jumlah umat Islam yang hadir dalam aksi masif di
jantung ibukota itu menjadi perdebatan. Terjadi saling
klaim jumlah, mulai dari ratusan ribu, dua juta orang, tiga
juta orang, bahkan ada yang menyebut tujuh juta orang
berkumpul saat itu, Jumat 2 Desember 2016.7 Walau
demikian, pada kenyataannya aksi tersebut berhasil
memadati silang Monas hingga mendekati bunderan HI
(Hotel Indonesia) dalam waktu yang relatif singkat.
Kekaguman serupa diungkapkan pakar ilmu komunikasi
politik Effendi Ghazali, meski tak menyebutkan angka
spesifik peserta. “Saya yakin inilah peristiwa publik
terbesar dengan jumlah peserta terbanyak yang pernah ada
sepanjang sejarah Republik Indonesia, Tidak mungkin
hanya ratusan ribu orang,”8
GNPF-MUI sebagai gerakan nasional yang dalam
kepengurusannya terdiri dari Ulama, Habaib, dan Da‟i
sukses melahirkan people power dengan jumlah massa
terbesar dalam sejarah negara ini. Dengan kegigihannya,
6Tausiyah Zaitun Rasmin pada tanggal 30 November 2017, pukul 20.00
WIB di AQL Islamic Center, Tebet Jakarta Selatan 7https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161205091436-20-
177377/menghitung-jumlah-peserta-aksi212-di-jantung-jakarta. Diakses pada
16 Oktober 2018, pukul 19.50 WIB. 8http://www.belaquran.com/2016/12/ketika-media-mendadak-rabun-
angka.html. Diakses pada 13 Oktober 2017, pukul 14.05 WIB.
11
GNPF-MUI juga mampu menularkan semangat untuk
bersatu dan berjuang dalam membela Islam. Pada akhirnya
perjuangan tersebut berhasil menghantarkan kasus Ahok
pada peradilan atas penistaan agama dan diputuskannya
Ahok terbukti bersalah vonis hukuman selama 2 tahun
penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Utara pada tanggal 9 Mei 2017. Hingga tahun 2018 GNPF-
MUI yang kini telah merubah nama menjadi GNPF Ulama
tetap menunjukan eksistensinya dengan adanya Ijtima
Ulama sebagai bentuk memperjuangkan kepentingan
bangsa, rakyat dan umat Islam.
Membaca fenomena Aksi 212, peneliti melihat aksi
212 menjadi salah satu dinamika penting dari demokrasi
yang berlangsung, dan turut menorehkan sejarah gerakan
sosial di Indonesia. Masyarakat yang terintegrasi didalam
sebuah gerakan sosial justru menjadi ajang untuk
menunjukan perhatian dan kepeduliannya tentang kondisi
negeri serta mengupayakan tercapainya masyarakat yang
demokratis. Mereka berpartisipasi membangun kesadaran
bersama dan bergerak bersama-sama memperjuangkan agar
proses demokratisasi berjalan dengan baik.
Bentuk partisipasi tersebut juga tertuang dengan
masif nya penyebaran informasi terkait Aksi 212
dikalangan masyarakat sendiri. Dengan revolusi teknologi
informasi dan komunikasi, apalagi dengan keberadaan
internet dan media sosial, orang bisa dengan mudah belajar
12
dan mencari informasi terkait masalah agama.9 Hal tersebut
yang juga menjadi faktor tumpah ruahnya massa pada saat
itu di samping strategi komunikasi dari GNPF MUI sendiri
selaku pelaksana kegiatan. Dengan demikian, melalui
momen 212, kita dapat melihat kekuatan media sosial yang
mempunyai peran dalam terwujudnya gerakan sosial. Social
media memiliki nilai strategis dalam menarik perhatian dan
kesadaran kolektif masyarakat sehingga mampu
menggerakan massa untuk mengikuti aksi 212.
Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) bulan November tahun
2016, menunjukkan bahwa sebanyak 129,2 juta (97,4%)
dari total pengguna internet diIndonesia menjadikan media
sosial sebagai jenis konten yang paling sering diakses. Data
tersebut menunjukkan bahwa setengah lebih penduduk
Indonesia atau 129,2 juta dari 256,2 juta penduduk
Indonesia menggunakan media sosial sebagai konten yang
paling sering diakses untuk memenuhi segala kebutuhan
informasi mereka.10
Menuju Aksi 212, social media diramaikan dengan
hastag-hastag yang berkaitan dengan aksi tersebut. Mulai
dari Twitter, Facebook dan Instagram banyak dari kalangan
masyarakat sendiri yang memposting serta mengajak untuk
9Ahmad Sholikin, Islamic Political Movement in Indonesia After “Aksi
Bela Islam Jilid I, II and III, MADANI Jurnal Politik dan Sosial
Kemasyarakatan Vol 10 No. 1 2018 (12-33) ISSN 2085-143X. 10
APJII: InfografisPanetrasidanPrilakuPengguna Internet di Indonesia.
(2016). Tersediadari: https://www.a p j i i .o r.id/content/read/39/264/Survei-
Internet-APJII-2016.Diakses pada 24 Februari 2017, pukul 09.00 WIB.
13
mengikuti Aksi 212. Tercatat kasus Ahok dan Aksi Bela
Islam memiliki bagian di Google dengan mencapai
279.852.000 entri. Kasus tersebut menjadi pemberitaan
dengan 5.730 jumlah berita dan menjadi viral
di Facebook selama tiga bulan dan 25 kali tagar menjadi
trending topik.11
Lebih lanjut, media sosial juga sempat dikejutkan
oleh aksi heroik yang dilakukan oleh santri Ciamis. Mereka
melakukan aksi longmarch menuju Monas untuk
menghadiri aksi 212. Banyak dari pengguna media sosial
yang mengunggah beragam foto perjalanan rombongan
longmarch tersebut dalam laman media sosial mereka. Efek
dari kekuatan media sosial itulah yang secara cepat
menyebar luaskan unggahan terkait aksi Ciamis, menjadi
pemicu solidaritas dan semangat Muslim di daerah lain
untuk bergabung mengikuti aksi 212.
Inilah peristiwa sejarah yang harus diabadikan,
fenomena ini sangat menarik untuk ditelisik dari berbagai
aspek disiplin keilmuan termasuk juga komunikasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik
menyoroti strategi komunikasi GNPF-MUI dalam
menggalang massa untuk bergerak pada aksi 212. Sebagai
komando aksi 212, GNPF-MUI memiliki peran yang sangat
besar dalam menggalang massa aksi tersebut. Dalam waktu
11
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/22/oikxm83
61-kasus-ahok-dan-aksi-bela-islam-jadi-isu-terpopuler-selama-2016-part.
Diakses pada 24 Januari 2018, pukul 18.45 WIB.
14
singkat, aksi 212 berhasil dihadiri sebanyak 7,5 juta orang
dari seluruh Indonesia.12
Dengan hal ini, peneliti tertarik untuk meneliti
dengan judul “Strategi Komunikasi GNPF MUI Dalam
Menggalang Massa Aksi 212”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dan agar terfokus dalam
ruang lingkup penelitian, maka pada penelitian ini,
peneliti memberikan batasan permasalahan.
Penelitian ini mengarah pada bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh GNPF-MUI dalam
menggalang masa aksi 212 pada 2 Desember 2016.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi GNPF-MUI
dalam menggalang masa aksi 212?
2. Bagaimana peran media sosial dalam gerakan
sosial aksi 212?
12
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/04/oho06r2
57-jumlah-peserta-aksi-212-mencapai-75-juta-orang. Diakses pada 19 Februari
2017, pukul 13.00 WIB.
15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi GNPF-
MUI dalam menggalang massa aksi 2
Desember 2016.
b. Untuk mengetahui kekuatan media sosial dalam
menggerakan gerakan sosial.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi positif dalam bidang
studi komunikasi serta dapat dijadikan sebagai
tambahan literatur dalam rangka menambah
khazanah kajian yang berkaitan dengan ilmu
komunikasi. Selain itu guna menambah ilmu
bagi para mahasiswa Komunikasi dan penyiaran
Islam khusunya mahasiswa lain yang
mempunyai minat dalam bidang kajian
komunikasi pada umumya.
b. Manfaat Praktis
Dalam penelitian ini diharapkan tidak
hanya memilki manfaat secara akademis tetapi
juga manfaat secara praktis yakni peneliitian ini
dapat dijadikan pedoman tentang penerapan
strategi komunikasi GNPF-MUI dengan
menginformasikan alasan-alasan yang membuat
GNPF-MUI berhasil menggalang masa aksi
16
212, selain itu hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat untuk seluruh umat Islam agar tetap
menjaga persatuan umat.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian
dengan menggunakan metode kualitatif. Pada metode
kualitatif peneliti tidak menggunakan data statistik,
umumnya berbentuk narasi atau gambar-gambar.
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis,
dimana kegiatan penelitian yang akan dilakukan
menggambarkan apa adanya peristiwa yang terjadi.
Penelitian kualitatif bertujuan menjelaskan fenomena
dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan
data.
Pandangan Bogdan dan Taylor yang dikutip
Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.13
Dalam penelitian ini, peneliti mengeskplorasi
Strategi Komunikasi GNPF-MUI Dalam Menggalang
Massa Aksi 212.
13Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 2006). Cet. Ke 2, h. 3
17
2. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah paradigma kontruktivis, secara epitimologis
paradigma kontruktivis memandang suatu realitas
atau temuan suatu penelitian merupakan produk
antara peneliti dengan yang diteliti. Secara
metodelogis paradigma kontruktivis lebih
menekankan kepada empeti, dan interaksi dialektis
antara peneliti dengan responden untuk
merekontruksi realitas yang diteliti melalui metode-
metode kualitatif.14
Lebih lanjut, Patton menjelaskan bahwa para
peneliti kontruktivis mempelajari beragam realita
yang terkontruk oleh inividu dan implikasi dari
kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan
yang lain. Dalam kontruktivis, setiap individu
memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian,
penelitian dengan paradigma seperti ini menyarankan
bahwa setiap cara yang diambil individu dalam
memandang dunia ini adalah valid, dan perlu adanya
rasa menghargai atas pandangan tersebut.15
14
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 52 15
Micheal Quinn. Patton, Qualitative Research and Evaluation
Methods, 3rdEdition, (Thoosand Oaks, California: Sage Publications, inc,
2002), P.96-97
18
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa
teknik dalam mengumpulkan data yang berkaitan
dengan pembahasan diantaranya adalah:
a) Wawancara
Pada penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara mendalam. Dalam penelitian
kualitatif pada umumnya wawancara tidak
dilakukan secara terstruktur ketat, melainkan
dilakukan dengan pertanyaan yag mengarah
pada kedalaman informasi. Berhubungan
dengan penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara langsung dengan panitia
penyelenggara aksi 212, yaitu Bachtiar Nasir
selaku Ketua dari GNPF-MUI. Kemudian
Muhammad Zaitun Rasmin, selaku Wakil
Ketua GNPF-MUI.
b) Observasi
Pada observasi yang dilakukan adalah dengan
melihat langsung aktivitas dimana peneliti
mengamati langsung ke lapangan dengan
menjadi peserta Aksi Bela Islam 212 yang
diselenggarakan oleh GNPF-MUI pada Jumat 2
Desember 2016.
c) Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi dengan
mengumpulkan data yang berasal dari buku-
19
buku sebagai referensi yang relevan dengan
tema yang diangkat penelitian ini. Kemudian
mempelajari, menelaah, dan mengkaji foto, dan
video yang didapati. Selain itu, ada pula
penggunaan data-data yang peneliti dapatkan
yang bersumber dari internet berupa berita
online, artikel-artikel, jurnal dan hasil penelitian
sebagai pendukung hasil wawancara.
d) Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan observasi pada 2 Desember
2016 dikawasan Monas, dan melakukan
wawancara dengan pimpinan GNPF-MUI pada
6 dan 30 November 2017 di Ar Rahman Qur‟an
Learning (AQL), jalan Tebet Utara I NO, 40,
Tebet, Jakarta Selatan, Kota Jakarta 12820.
4. Teknis Analisis Data
Analisis data merupakan tahap yang penting
dalam melakukan penelitian. Analisis data pada
penelitian ini adalah proses mengatur uraian data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data,
peneliti melakukan analisis data dengan
menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan
menganalisis setiap data atau fakta yang ditemukan
lebih dekat, mendalam, mengakar serta menyuluruh.
Dalam penelitian ini, peneliti menampilkan data
dalam bentuk uraian kata, tabel, gambar dan foto
20
terkait penelitian. Hingga akhirnya dideskripsikan
sesuai dengan rumusan masalah.
Di samping itu, setiap data atau fakta yang
ditemukan kemudian dianalisis melalui model Milles
dan Huberman yaitu dengan tiga alur kegiatan yang
dilakukan secara bersamaan yakni melalui reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta
verifikasi.16
Lebih lanjut, Menurut Miles & Huberman
mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya
adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan.Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi.Reduksi data
berlangsung terus-menerus selama proyek yang
berorientasi penelitian kualitatif berlangsung.
16
Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 1992, h.16.
21
Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilan tahapan reduksi selanjutnya
(membuat ringkasan, mengkode, menelusur
tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi,
membuat memo). Reduksi data/transformasi ini
berlanjut terus sesudah penelian lapangan,
sampai laporan akhir lengkap tersusun.
2. Penyajian Data
Sajian data adalah suatu rangkaian
organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian
data di maksudkan intuk menemukan pola-pola
yang bermakna serta memberikan kemungkinan
adanya penarikan simpulan serta memberikan
tindakan Sajian data berupa narasi kalimat,
gambar/skema, jaringan kerja dan tabel sebagai
narasinya
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles &
Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan
dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan,
atau mungkin menjadi begitu seksama dan
22
menghabiskan tenaga dengan peninjauan
kembali serta tukar pikiran di antara teman
sejawat untuk mengembangkan kesepakatan
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas
untuk menempatkan salinan suatu temuan
dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya,
makna-makna yang muncul dari data yang lain
harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya
terjadi pada waktu proses pengumpulan data
saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi Aditia Rizal (2013) Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Strategi
Komunikasi Maarif Institute Dalam Mewujudkan
Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia”.
keterkaitan yang terdapat adalah terkait strategi
komunikasi dengan analisis deskriptif.
2. Skripsi Yusuf Tadarusman (2013) Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
Strategi Komunikasi PT. Republika Penerbit
Dalam Mempromosikan Novel Islami.
Keterkaitanya adalah sama-sama mengupas
tentang bagaimana strategi komunikasi.
23
3. Skripsi Israyanti (2017) mahasiswa Universitas
Hasanudin Makasar yang berjudul Strategi
Komunikasi Dalam Mengimplementasikan
Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Pada
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan. Keterkaitan dengan
penilitian ini adalah terkait dengan strategi
komunikasi dengan menggunakan konseptualisasi
yang dikemukakan oleh Anwar Arifin.
F. Sistematika Penelitian
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang
berisikan latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
penjelasan mengenai metode penelitian, lokasi
penelitian, teknik pengumpulan data yang berupa
observasi, wawancara, teknik analisis data.
Kemudian tertera juga tinjauan pustaka dan
sitematika penulisan.
2. BAB II KERANGKA TEORI
Dalam bab ini peneliti menguraikan
konseptualisasi teori yang digunakan dalam
penelitian ini, pertama konseptualisasi mengenai
strategi, Kedua konseptualisasi mengenai
komunikasi, Ketiga konseptualisasi dari strategi
komunikasi, konseptualisasi gerakan sosial dan
media sosial.
24
3. BAB III GAMBARAN UMUM :
Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan
bagaimana sejarah awal mula terbentuknya
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama
Indonesia. Kemudian peneliti juga menjelaskan
kiprah GNPF-MUI sebelum hingga sesudah Aksi
Bela Islam yang ketiga. Peneliti juga menuliskan
sedikit mengenai struktur GNPF-MUI. Terakhir
peneliti juga menyajikan gambaran terkait latar
belakang Aksi Bela Islam.
4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil temuan
yang telah diperoleh, mulai dari data-data dan hasil
wawancara. Hingga kemudian analisis secara garis
besar mengenai strategi GNPF-MUI dalam
menggalang massa aksi 212, serta peran media
sosial dalam menggerakan gerakan sosial dari
sumber-sumber yang telah peneliti peroleh dari
lokasi penelitian, buku-buku dokumentasi maupun
media massa. Lalu peneliti mengaitkan
koseptualisasi teori yang ada dengan hasil yang
didapatkan selama penelitian.
5. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bagian penutup dari
skripsi ini, disajikan kesimpulan serta saran-saran
yang relevan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
Strategi secara etimologi berasal dari kata majemuk
bahasa Yunani, yaitu Stratos yang berarti pasukan dan kata
ag, yang berarti mempimpin. Jadi strategi berarti perihal
memimpin pasukan. Ilmu strategi adalah ilmu tentang
memimpin pasukan. Konteks awalnya, strategi diartikan
sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para
jendral dengan membuat rencana untuk menaklukan musuh
dan menaklukan peperangan.1 Sehingga tidak
mengherankan jika konsep strategi kerap melekat pada
lingkungan militer dan usaha untuk memenangkan perang.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa strategi adalah Ilmu dan seni menggunakan semua
sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan
tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2
Secara terminologi banyak ahli telah
mengemukakan definisi strategi dengan sudut pandang
yang berbeda-beda, berikut beberapa pendapat beberapa
tokoh terkait pengertian strategi sebagai berikut:
1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiffirmasnyah, Manajeman Strategi:
sebuah konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi
UI, 1998), hal.8 2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.1092
26
a. Joseph A. Ilardo mendefinisikan bahwa strategi
adalah rencana terpilih yang bersifat teliti dan
hati-hati atau serangkaian manuver yang telah
dirancang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.3
b. Definisi lain menurut Stainer dan Miner, strategi
adalah misi perusahaan, penempatan, sasaran
organisasi dalam mengingat kekuatan eksternal
dan internal, perumusan kebijakan dan strategi
tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan
dan sasaran utama organisasi akan tercapai.4
c. Sedangkan menurut Sthepanie K. Marrus,
seperti yang dikutip dalam buku Husein Umar,
strategi adalah sebuah proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dicapai.5
d. Strategi menurut Anwar Arifin adalah
keseluruhan kepuasan kondisional tentang
3 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h.24 4 George Stainer, Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis,
(Yogyakarta: BPFE, 1985), hal.8 5 Husein Umar, Strategic Management In action, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal.31
27
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai
tujuan.6
Dari pelbagai pengertian yang telah dikemukakan di
atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi
merupakan suatu proses yang akan memberikan gambaran,
tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
B. Komunikasi
Istilah Komunikasi berasal dari bahasa Latin
Communis yang artinya membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari kata
communico yang artinya membagi.7 Dalam bahasa
komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang
yang menyampaikan pesan disebut dengan komunikator
(communicator), sedangkan orang yang menerima
pernyataan disebut dengan (communicant).
Definisi komunikasi banyak dikemukakan oleh para
ahli. Jika dalam pandangan Bernard Berelson dan Gary A.
Steiner komunikasi merupakan sebuah penyampaian
informasi, emosi, keterampilan, dan ide, dengan
menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, dan
sebagainya.8 Selain itu, menurut Shannon dan Weaver yang
dikutip oleh David Cangara dalam bukunya berjudul
6Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,
(Bandung: Amrico, 1984), h.59 7Hafied, Cangara. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013). Cet 1, hal. 33 8Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1986), h.11
28
Pengantar Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa
komunikasi adalah sebuah bentuk interaksi yang dilakukan
oleh manusia yang memengaruhi satu sama lain baik
disengaja maupun tidak sengaja.9
Sedangkan Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar memaparkan definisi
komunikasi menurut Harold. D Lasswell, yakni cara yang
baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Who Says What
in Which Channel To Whom With What Effect?” Atau
Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana.10
Dari definisi beberapa ahli di atas, peneliti
memahami bahwasanya komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
dan memiliki tujuan. Jadi setiap langkah, mulai dari pesan
dibuat, saluran yang digunakan hingga menimbulkan
pengaruh pada sasaran atau penerima merupakan proses
komunikasi yang dihara pkan dapat memberikan efek yang
positif atau efektivitas. Dengan demikian komunikasi yang
tidak menginginkan efektivitas adalah komunikasi yang
tidak bertujuan.
Berbicara tentang efek dari kegiatan komunikasi,
berarti membahas bagaimana sebuah perubahan diciptakan
9David Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), Cet ke-5, h.18-19 10
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007), h.69
29
pada khalayak. Perubahan merupakan hasil proses
komunikasi yang tidak mungkin dikesampingkan. Untuk
mencapai perubahan yang diinginkan dengan cepat dan
mudah, sebuah strategi komunikasi diperlukan. Oleh karena
itu, komunikasi yang dilakukan seseorang seharusnya
memahami strategi komunikasi yang harus digunakan,
karena berhasil tidaknya kegiatan berkomunikasi secara
efektif ditentukan oleh strategi komunikasi.
C. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana
Effendy, dalam bukunya Ilmu Komunikasi, Teori dan
Praktik menjelaskan bahwa strategi komunikasi merupakan
pencampuran antara perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.11
Definisi lain terkait strategi komunikasi juga
dikemukakan oleh Muhammad Arni dalam bukunya
Komunikasi Organisasi yang memaparkan mengenai
strategi komunikasi yaitu semua yang terkait mengenai
rencana dan taktik atau cara yang akan dipergunakan untuk
melancarkan komunikasi dengan menampilkan pengirim,
11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunkasi, Teori dan Praktek.
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), h.301
30
pesan, dan penerimanya pada proses komunikasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.12
Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku
Strategi Komunikasi menyatakan bahwa Sesungguhnya
suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional
tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai
tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti
memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu)
yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa
depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi
komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan
perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.13
Berkaitan dengan definisi-definisi di atas, peneliti
memahami bahwa strategi komunikasi merupakan
perencanaan, taktik, atau langkah yang dipergunakan untuk
melancarkan komunikasi serta memperhatikan tingkat
efektivitas dalam mencapai suatu tujuan komunikasi.
Berhasil tidaknya proses komunikasi yang efektif banyak
ditentukan oleh srategi komunikasi. Maka jika dikaitkan
dengan pokok masalah penelitian, strategi komunikasi ini
dibutuhkan oleh GNPF-MUI untuk mencapai tujuan
komunikasi yang diinginkan.
12
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2004), cet. 6, h.65-66 13
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,
(Bandung: Amrico, 1984), h.10
31
1. Tujuan Strategi Komunikasi
Tujuan strategi komunikasi dituturkan oleh R.
Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett
dalam bukunya yang berjudul Techniques For Effective
Communication, dikutip dari buku milik Onong Uchjana
effendy, yaitu yang pertama adalah to secure
understanding, memastikan bahwa penerima pesan
mengerti pesan yang diterimanya. Dan apabila sudah
dapat mengerti dan menerima, maka yang diterima
tersebut itu harus dijalin atau dibina (to establish
acceptance). Yang pada akhirnya setelah di mengerti,
kemudian dijalin atau dibina, maka selanjutnya kegiatan
dimotivasikan (to motivate action).14
2. Langkah Strategi Komunikasi
Dalam strategi komunikasi perlu menetapkan
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang hendak dicapai
harus jelas (clear vision). Karena tujuan sendiri adalah
kunci utama dari strategi komunikasi. Sehingga
memerlukan komitmen yang tinggi untuk mendorong
perencanaan strategi komunikasi yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, setiap
langkah yang akan ditentukan haruslah tepat dengan
menyesuaikan atau memperhitungkan kondisi dan situasi
khalayak.
14
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.32
32
Menurut Anwar Arifin dalam strategi komunikasi
terdapat empat hal perumusan strategi serta peranan
komunikator yang wajib diperhatikan, sebagai berikut:
1. Perumusan Strategi
a. Mengenal Khalayak
Mengenal khalayak haruslah merupakan
langkah pertama bagi komunikator dalam usaha
komunikasi yang efektif. Sebagaimana telah
dijelaskan bahwa dalam proses komunikasi, khalayak
itu sama sekali tidak pasif, melainkan aktif, sehingga
antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi
saling hubungan, tetapi juga saling memengaruhi.15
Pada langkah identifikasi target khalayak
biasa disebut pemetaan pemangku kepentingan
(stakeholders mapping) dari lembaga atau organisasi,
perlu dibedakan apakah khalayak yang akan dihadapi
sifatnya perorangan (individual) atau berkelompok.
Sebab menghadapi khalayak yang sifatnya
perorangan dan berkelompok sangat berbeda.
Yusuf Zainal Abidin dalam bukunya
Manajeman Komunikasi menjelaskan bahwa riset
terhadap khalayak sangat dibutuhkan agar pesan
komunikasi yang disampaikan dapat tertuju pada
target sasaran yang dituju. Khalayak sasaran yang
dimaksud di sini adalah kelompok populasi yang akan
15
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,
(Bandung: Amrico, 1984), h.59
33
dijangkau oleh program komunikasi yang akan
dibuat.16
Dalam proses komunikasi, baik komunikator
maupun khalayak, mempunyai kepentingan yang
sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak
mungkin berlangsung. Justru itu, untuk
berlangsungnya suatu komunikasi dan kemudian
tercapainya hasil yang positif, maka komunikator
harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan, metoda, dan media.
Untuk menciptakan persamaan kepentingan
tersebut, maka komunikator harus mengerti dan
memahami kerangka pengalaman dan kerangka
referensi khalayak secara tepat dan saksama, yang
meliputi:
1) Kondisi kepribadian dan kondisi fisik
khalayak yang terdiri dari:
a) Pengetahuan khalayak mengenai
pokok persoalan.
b) Kemampuan khalayak untuk
menerima pesan-pesan lewat media
yang digunakan.
c) Pengetahuan khalayak terhadap
perbendaharaan kata-kata yang
digunakan,
16
Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi: Filosofi, dan Aplikasi,
(Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 97
34
2) Pengaruh kelompok dan masyarakat
serta nilai-nilai dan norma-norma
kelompok dan masyarakat yang ada,
3) Situasi dimana khalayak berada.
Dengan sendirinya hal-hal tersebut dapat
diketahui melalui orientasi, penjajakan atau
penelitian. Kesemuanya ini merupakan usaha untuk
mengadakan identifikasi mengenai publik. Di
samping itu pengenalan mengenai khalayak dapat
juga diperoleh melalui pendugaan-pendugaan
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan teoritis
mengenai manusia baik sebagai makhluk biologik
maupun sebagai makhluk sosial.17
b. Menyusun pesan
Di samping memahami khalayak dan tujuan
yang ingin dicapai, maka seorang perencana
komunikasi harus mampu memilih pesan apa yang
sesuai dengan pengetahuan, kebutuhan, dan
pengalaman khalayak yang menjadi target sasaran.
Oleh karena itu, tahap pemilihan pesan menjadi
krusial dalam memasuki area khalayak (force field
analysis). Setiap khalayak memiliki keragaman yang
berbeda satu sama lainnya. Untuk itu diperlukan
17
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 184-185
35
kunci-kunci pesan yang cocok dengan kerangka
berpikir dan kerangka pengalaman khalayak.18
Syarat utama dalam memengaruhi khalayak
dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan
perhatian. Dalam kehidupan sehari-hari, saat yang
bersamaan individu atau khalayak dirangsang oleh
banyak pesan dari berbagai sumber. Akan tetapi
tidaklah semua rangsangan dari pesan tersebut dapat
mempengaruhi khalayak, justru karena tidak
semuanya dapat diproses menjadi milik rohani.19
Sesuatu yang menjadi milik rohani, haruslah
terlebih dahulu melalui pintu perhatian, setelah
melewati pancaindera dan menjadi pengamaatan.
Perhatian adalah pengamatan yang terpusat. Karena
itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan
perhatian. Dengan demikian, awal dari suatu
efektivitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya
perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang
disampaikan. Hal ini sesuai dengan A Procedure atau
From Attention to Action procedure. Artinya
membangkitkan perhatian (attetion) untuk selanjutnya
menggerakan seseorang atau orang banyak
melakukan kegiatan (action) sesuai tujuan yang
dirumuskan.
18
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013), h.63 19
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,
(Bandung: Amrico, 1984), h.68
36
Peneliti memahami bahwa dalam menyusun
pesan yang akan diangkat atau disampaikan kepada
khalayak, diperlukan penyusunan kata-kata yang
mudah dipahami, viral, menyentuh serta pemilihan
bahasa yang menarik, enak dan mampu menggugah
rohani khalayak. Dengan demikian pesan yang
disampaikan dapat memengaruhi khalayak untuk
melakukan kegiatan (action) sesuai dengan tujuan
komunikasi yang dilakukan.
Jika melihat dari bentuk rumusan tema sebuah
pesan, ada dua bentuk rumusan tema pesan yang
biasa dipakai yaitu bersifat one side issue dan both
side issue. One side issue merupakan rumusan pesan
yang sifatnya sepihak, seperti pesan-pesan yang
bersifat positif dan negatif menurut pola pikir dan
konsepsi komunikator tanpa mempertimbangkan
pendapat yang lain. Sedangkan, both side issue lebih
terbuka dan tidak mengutamakan konsepsi sendiri.
c. Menetapkan metoda
Setelah menyusun pesan, menetapkan metoda
apa yang akan digunakan menjadi penting sebagai
langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan
strategi komunikasi. Selain tergantung dari isi pesan
yang disampaikan, suatu efektifitas komunikasi, juga
dipengaruhi oleh metode-metode penyampaian
kepada sasaran.
37
Dalam dunia komunikasi pada metoda
penyampaian atau memengaruhi itu dapat dilihat dari
dua aspek yaitu: menurut cara pelaksanaannya dan
bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih
lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat
komunikasi itu dari segi pelaksanaanya dengan
melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang
kedua, yaitu melihat komunikasi dari bentuk
pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang
dikandung. Oleh karena itu yang pertama (menurut
cara pelaksanaannya), dapat diwujudkan dalam dua
bentuk, yaitu metoda redundancy/ repetition dan
canalizing. Sedang yang kedua (menurut bentuk
isinya) dikenal metoda-metoda: informatif, persuasif,
edukatif, dan kursif.
A. Redundancy (Repetition)
Metode redudancy atau repetition, adalah cara
memengaruhi khalayak dengan cara mengulang-
ngulang pesan kepada khalayak. Dengan metoda ini
banyak manfaat yang dapat ditarik darinya. Manfaat
itu antara lain bahwa khalayak akan lebih
memperhatikan pesan itu, karena justru berkontras
dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia
akan lebih banyak mengingatkan perhatian. Manfaat
lainnya, ialah bahwa khalayak tidak akan mudah
melupakan hal yang penting yang disampaikan
berulang-ulang itu. Selanjutnya dengan metoda
38
repetition ini, komunikator dapat memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja dalam penyampaian-
penyampaian sebelumnya.
B. Canalizing
Proses Canalizing ialah memahami dan
meneliti pengaruh kelompok terhadap individu
atau khalayak. Berhasilnya komunikasi ini, maka
haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan
standar kelompok dan masyarakat dan secara
berangsur-angsur merubahnya kearah yang
dikehendaki.
C. Informative
Pesan yang bersifat informatif adalah isi
pesan yang bertujuan memengaruhi khalayak
dengan jalan metoda memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa
adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan
data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang
benar pula.
D. Persuasive
Persuasif berarti, memengaruhi dengan
jalan membujuk. Metoda persuasif, dengan
demikian merupakan suatu cara untuk
memengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu
banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat
khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.
39
Dengan metode persuasif ini, komunikator terlebih
dahulu menciptakan situasi yang mudah kena
sugesti.
E. Edukative
Metode edukatif merupakan usaha
memengaruhi khalayak dari suatu pernyataan
umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam
bentuk pesan yang akan berisi: pendapat-pendapat,
fakta-fakta dan pengalaman-pengalaman.
Pernyataan yang menggunakan metode edukatif
ini, akan memberikan pengaruh yang mendalam
kepada khalayak.
F. Cursive
Kursif (cursive) berarti memengaruhi
khalayak dengan jalan memaksa. Dalam hal ini
khalayak dipaksa, tanpa perlu berpikir lebih
banyak lagi, untuk menerima gagasan-gagasan
atau idea-idea yang dilontarkan. Oleh karena itu
pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat-
pendapat juga berisi ancaman-ancaman.20
Metode-metode tersebut pada dasarnya
masing-masing dapat digunakan dan dapat
menciptakan efektivitas sesuai dengan kondisi
khalayak. di samping itu, metode di atas juga dapat
digunakan dalam waktu bersamaan. Sehingga
20
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas,
(Bandung: Amrico, 1984), h.68-82
40
kekurangan satu dapat ditutupi oleh yang lain,
demikian juga sebaliknya. Hal tersebut dilakukan
untuk mewujudkan efektivitas yang diharapkan.
d. Seleksi dan Penggunaan Media
Untuk berlangsungnya komunikasi, diperlukan
saluran yang memungkinkan penyampaiannya pesan
kepada khalayak yang dituju. Memilih saluran yang
tepat terlebih dahulu harus mengetahui informasi
lapangan yang telah dipetakan, yakni apakah
khalayak yang menjadi target sasaran rata-rata
memiliki media (media use). Pertanyaan selanjutnya,
jenis media apa saja, apakah televisi, radio, atau ada
yang berlangganan surat kabar. Di samping itu, perlu
adanya memperhatikan hal lain, misalnya apakah di
dalam masyarakat ada kelompok-kelompok
pengajian, tani, dan karang taruna. Jika ada
kelompok-kelompok seperti ini biasanya saluran
komunikasi yang paling tepat digunakan adalah tatap
muka yang dilakukan di masjid, surau, kantor, desa,
tatau rumah-rumah penduduk atau kepala desa yang
memungkinkan bisa menampung 10 sampai 20
orang.21
Penggunaan medium sebagai alat penyalur
media, dalam rangka merebut pengaruh dalam
masyarakat. Sebagaimana menyusun pesan dari suatu
21
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2013), h.63.
41
strategi komunikasi yang dilakukan, maka dalam
penggunaan media kita harus selektif dan
menyesuaikan kondisi khalayak. Peneliti memahami
bahwa dalam memilih media, hendaknya memilih
media yang paling banyak digunakan, dan dekat
dengan khalayak. Akan tetapi, jika khalayak tersebar
di banyak lokasi sehingga sifatnya massal yang
kurang dikenal secara langsung, maka saluran
komunikasi bisa digunakan media massa dan media
alternatif lainnya, seperti radio, televisi, surat kabar
atau internet, web, baliho, dan seterusnya.
Menurut Yusuf Zainal yang dituliskan dalam
bukunya Manajemen Komunikasi. Langkah-langkah
memilih media atau saluran, antara lain mendaftar
semua media yang ada; mengevaluasi setiap media,
dalam arti pendekatan komunikasi yang digunakan;
menentukan ketersediaan media; menentukan cost-
effective media; menggunakan kombinasi beberapa
media.22
2. Peranan Komunikator
Komunikator adalah unsur yang paling
doniman dalam keseluruhan proses komunikasi untuk
mencapai efektivitas. Hal tersebut dikarenakan dari
komunikatorlah pesan disusun yang kemudian
disampaikan pesan tersebut kepada khalayak.
22
Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi : Filosofi, Konsep, dan
Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h.98.
42
Kedudukan dan fungsi komunikator dalam upaya
menciptakan efektivitas dalam proses komunikasi
adalah penting sekali, karena daripadanya terletak
efektif tidaknya pesan-pesan yang disampaikan.23
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang dipersiapkan. Persiapan dalam arti membuat
strategi itu adalah tugas dan fungsi komunikator. Hal
ini dapat dilakukan dalam suatu tim atau organisasi.
Dengan demikian, perumusan strategi yang meliputi
pengenalan khalayak, penyusunan pesan, pemilihan
metode dan media, bahkan penentuan komunikator
sesuai situasi dan kondisi.
Tentu saja tidak setiap komunikasi yang akan
dilancarkan ada kesempatan untuk melakukan
penelitian kepada khalayak. Dalam hal seperti ini
maka komunikator harus memiliki kemampuan
imajinasi terlebih dahulu untuk memberi gambaran
umum atau asumsi terhadap khalayak. Hal ini disebut
sebagai gambaran khayal (the image of the other) atau
dianggap sebagai hipotesa. Benar tidaknya gambaran
tersebut dengan sendirinya tergantung dengan
kualitas komunikator.
Komunikator yang mampu menciptakan
efektivitas, harus memenuhi syarat tertentu terutama
kepercayaan (credibility). Artinya khalayak
23
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 213
43
menilainya sebagai pihak yang terpercaya.
Kepercayaan itu tergantung pada:
1. Kemampuan dan keahlian mengenai pesan
yang disampaikan.
2. Kemampuan dan keterampilan menyajikan
pesan dalam arti memilih tema, metoda dan
media, sesuai dengan situasi.
3. Memiliki kepribadian dan budi pekerti
yang baik, dan disegani oleh masyarakat.
4. Memiliki keakraban atau hubungan baik
dengan khalayak.
5. Mengenai hubungan baik atau keakraban
dengan khalayak memang merupakan hal
yang sangat penting dalam proses dan
efektivitas komunikasi.
Selain memiliki kredibilitas, komunikator juga
harus memiliki kemampuan empatik dan
kepemimpinan (leadership) dimana keseluruhan
syarat yang dikemukakan ada pada dirinya.
Kepemimpinan berarti kemampuan menggerakan dan
mempengaruhi orang banyak. Dengan demikian
komunikator yang memiliki kepemimpinan akan
mudah dan cepat mempengaruhi khalayak.
D. Media Baru (new media)
Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh
adanya perkembangan teknologi komunikasi seperti
44
jejaring internet yang di dalamnya menekankan kepada
format isi media yang dikombinasikan dan kesatuan data
baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam bentuk
format digital.
Roger Fidler mengenalkan istilah Mediamorphosis
dalam perkembangan teknologi media massa. Dalam hal ini
media baru dipahami sebagai media yang muncul dari
inovasi-inovasi media lama yang kurang relevan dengan
perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini.24
Di samping itu, Rheinggold melihat bahwa internet
dan ruang siber (cyberspace) memunculkan apa yang
dinamakan sebagai komunikasi virtual atau virtual
community yang terbentuk tidak dari elemen-elemen yang
ada di dunia nyata. Ruang siber pada dasarnya merupakan
ruang konseptual dimana memuat kata-kata, hubungan
antar manusia, data, kesejahteraan, dan juga kekuatan
dimanifestasikan oleh setiap orang melalui teknologi CMC
atau Computer Mediated Communication.25
E. Media Sosial
Kehadiran situs jejaring sosial (social networking
site) atau sering disebut sebagai media sosial (social media)
seperti Facebook, Twitter,Skype dan sebagainya merupakan
media yang digunakan untuk mempublikasikan konten
seperti profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna juga
24
Sri Hastarjo, New Media Teori dan Aplikasi, (Karanganyar: Lindu
Pustaka, 2011), h.5 25
Rulli Nasrullah, Cyber Media, (Yogyakarta: Idea Sejahtera, 2013), h.
191.
45
sebagaimedia yang memberikan ruang bagi komunikasi dan
interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber.26
Sosial media menurut Kaplan dan Haenlein adalah
sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi web 2.0
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user
generated content.27
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti memahami
bahwa media sosial merupakan alat komunikasi melalui
internet yang tak memiliki batas ruang dan waktu,
digunakan untuk bertukar informasi yang berupa gambar,
tulisan, audio, video kepada orang-orang di seluruh dunia
yang juga memiliki akses internet.
F. Gerakan Sosial (Social Movement)
1. Definisi Gerakan Sosial
Gerakan sosial (Social Movement) merupakan
bentuk aktivitas civil society yang khas. Gerakan sosial atau
gerakan massa, atau gerakan informal, merupakan sebuah
fenomena penting dalam sejarah pertumbuhan dan
kemajuan bangsa-bangsa. Hampir semua peristiwa besar
dan mengubah sebuah tatanan, baik itu politik, ekonomi,
maupun sosial budaya, seringkali bermula dan mendapat
momentum melalui sebuah gerakan sosial.
26
Rully Nasrullah, Cyber Media, (Yogyakarta: Idea Press, 2013), h.43 27
Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein, User of The Word, Unite
The Challengesand Opportunitie Of Social Media, (usiness Horizon: 2010), h.
59
46
Di samping sebagai bentuk aktivisme yang khas,
dikutip oleh Darmawan Triwibowo terkait definisi Gerakan
Sosial, Diani dan Bison dalam bukunya yang berjudul
Organisations, coalitions, and movements mendefinisikan
sebagai sebentuk aksi kolektif dengan orientasi konfliktual
yang jelas terhadap lawan sosial dan politik tertentu,
dilakukan dalam konteks jejaring lintas kelembagaan yang
erat oleh aktor-aktor yang diikat rasa solidaritas dan
identitas kolektif yang kuat melebihi bentuk ikatan dalam
koalisi dan kampanye bersama.28
Selain dari perspektif Diani dan Bison di atas, ada
banyak teori gerakan sosial yang dilihat dari berbagai
perspektif para ahli. Dikutip Oleh Quintan Wiktorowicz
dalam buku Islamic Activism: A Social Movement Theory
Approach, Michael Useem mendefinisikan gerakan sosial
sebagai tindakan kolektif terorganisasi, yang dimaksudkan
untuk mengadakan perubahan sosial. Di samping itu,
dikutip dalam buku yang sama, John Mc Carthy dan Mayer
Zald melangkah lebih rinci dengan mendefinisikan gerakan
sosial sebagai upaya terorganisasi untuk mengadakan
perubahan di dalam distribusi hal-hal apapun yang bernilai
secara sosial. Sedangkan David Mayer dan Sidney Tarrow
dalam karya mereka Social Movement Society pada 1998,
mendefinisikan gerakan sosial sebagai tantangan-tantangan
bersama, dalam interaksi yang berkelanjutan dengan
28
Darmawan Tribowono, Gerakan Sosial: WahanaCivil Society Bagi
Demokratisasi (Jakarta: Pustaka LP3ES Indoneisa, 2006) h.5
47
kelompok elite, saingan atau musuh, dan pemegang
otoritas.29
Berdasarkan definisi-definisi diatas peneliti
memahami bahwa gerakan sosial berkaitan dengan aksi
kolektif masyarakat yang lahir sebagai reaksi terhadap
kondisi yang tidak diinginkan rakyat. Hal tersebut terlihat
dari tuntutan perubahan dalam institusi, kebijakan yang ada
tidak sesuai dengan masyarakat atau bertentangan dengan
kepentingan masyarakat secara umum. Lebih lanjut,
sebagai bentuk aksi kolektif gerakan sosial menjadi suatu
tindakan yang telah membentuk pola tingkah laku,
identitas, kepentingan (interest) yang khas sebelum
mengorganisasikan diri dan memobilisasi sumber daya
untuk mencapai tujuannya.
Para pelaku gerakan sosial merupakan individu-
individu atau kelompok rasional dan penuh integritas yang
tengah mengembangkan strategi untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka. Hubungan antara
perasaan „ketidakadilan‟ dan „keterabaian‟ dengan
munculnya suatu gerakan sosial lebih bersifat tidak
langsung. Hal-hal tersebut hanyalah merupakan prakondisi
serta bisa mewujud menjadi gerakan sosial jika terdapat
sumber daya yang memadai untuk dimobilisasikan serta ada
peluang yang cukup besar bagi suatu aksi kolektif.
29
Quintan Wiktorowicz, Islamic Activism: A Social Movement Theory
Approach, (Indiana University Press), h.4
48
Sebagai sebuah proses, gerakan sosial tidak bisa
direpresentasikan oleh satu organisasi tetentu. Gerakan
sosial menjadi pertukaran sumber daya yang
berkesinambungan bagi pencapaian tujuan bersama di
antara beragam aktor individu maupun kelembagaan yang
mandiri. Strategi, koordinasi dan pengaturan aksi kolektif
ditentukan dari negosiasi yang terus-menerus di antara
aktor-aktor yang terlibat diikat oleh identitas kolektif yang
dibangun di atas dasar kebutuhan akan keterhubungan
(connectedness).
2. Jenis-jenis Gerakan Sosial
Menurut Elly Setiadi dan Usman Kolip dalam buku
“Pengantar Sosiologi Politik” gerakan sosial memiliki
imbas luar biasa dalam negara. Ada bermacam jenis
gerakan sosial. Meskipun semua ini diklasifikasikan
sebagai jenis gerakan yang berbeda, jenis-jenis gerakan ini
bisa tumpang tindih, dan sebuah gerakan tertentu mungkin
mengandung elemen-elemen lebih dari satu jenis gerakan.
1. Gerakan protes adalah gerakan yang bertujuan
mengubah atau menentang sejumlah kondisi
sosial yang ada. Ini adalah jenis gerakan yang
paling umum dari gerakan sosial di sebagian
besar negara industri. Di Amerika misalnya,
gerakan ini diwakili oleh gerakan hak-hak sipil,
gerakan feminis yang menuntut kesetaraan,
gerakan antinuklir di Jepara karena menganggap
radiasi nuklir yang berbahaya bagi lingkungan
49
tempat tinggalnya, gerakan perdamaian dan
sebagainya.
2. Gerakan regresif atau disebut juga gerakan
resistensi. Gerakan regresif dapat didefinisikan
sebagai gerakan sosial yang bertujuan
membalikkan perubahan sosial atau menentang
sebuah gerakan protes. Misalnya gerakan
antifeminis yang menentang perubahan dalam
peran dan status perempuan.
3. Gerakan religius. Gerakan religius dapat
dirumuskan sebagai gerakan sosial yang
berkaitan dengan isu-isu spiritual atau hal-hal
yang gaib (supranatural) yang menentang atau
mengusulkan alternatif terhadap beberapa aspek
dari agama atau tatanan kultural yang dominan.
Selain itu, jenis gerakan sosial juga dapat dianalisis
jika dilihat dari ruang lingkup, jenis perubahan, target
gerakan, dan metode kerja. Hal tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Ruang Ligkup
1. Gerakan Reformasi, adalah gerakan yang
didedikasikan untuk mengubah beberapa
norma, biasanya norma hukum. Contoh
gerakan ini seperti serikat buruh dengan
tujuan untuk meningkatkan hak-hak pekerja,
atau sebuah gerakan pengenalan baik yang
mendukung atau menolak adanya hukuman
50
mati atau hak untuk dapat melakukan aborsi.
Dalam kasus aborsi bergerak agar
terciptanya pembuatan hukum perundang-
undangan terkait hal tersebut.
2. Gerakan Radikal, adalah gerakan yang
didedikasikan untuk adanya perubahan
segera terhadap sistem nilai dengan
melakukan perubahan-perubahan secara
substansi dan mendasar, tidak seperti
gerakan reformasi. Contohnya gerakan Hak
Sipil Amerika yang penuh menuntut hak-hak
sipil dan persamaan di bawah hukum untuk
semua orang Amerika (gerakan ini luas dan
mencangkup hampir seluruh unsur-unsur
radikal dan reformis).
b. Jenis Perubahan
1. Gerakan inovasi, adalahgerakan yang ingin
mengaktifkan norma-norma tertentu, nilai-
nilai, dan lain-lain gerakan advokasi yang
tak umum kesengajaan untuk efek dan
menjamin keamanan teknologi yang tak
umum adalah contoh dari gerakan inovasi.
2. Gerakan konserfatif, adalahgerakan yang
ingin menjaga norma-norma yang ada, nilai,
dan sebagainya. Sebagai contoh gerakan
yang menyerang makanan transgenik, bahwa
mereka bertujuan untuk melawan perubahan
51
teknologi secara spesifik, namun mereka
menggunakan cara yang progresif.
c. Target Gerakan
1. Gerakan fokus berkelompok, adalah
gerakan yang bertujuan memengaruhi atau
terfokus pada kelompok atau masyarakat
pada umumnya, misalnya menganjurkan
perubahan sistem politik.
2. Gerakan fokus individu, adalah fokus pada
yang memengaruhi secara personal atau
individu. Sebagian besar dari gerakan-
gerakan keagamaan.
d. Metode kerja
1. Gerakan damai, adalah gerakan yang
memperlihatkan untuk berdiri kontras
dengan gerakan “kekerasan”. Contohnya
seperti Gerakan hak-hak Sipil Amerika,
gerakan solidaritas Polandia yang tanpa
penggunaan kekerasan.
2. Gerakan kekerasan, adalah gerakan
bersenjata seperti misalnya gerakan Tentara
Pembebasan Nasioanl atau gerakan
pemberontakan lainnya yang menggunakan
senjata.30
30
Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), h. 223-225
52
Dalam gerakan sosial aksi selalu dipahami sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Aksi-aksi rakyat yang
menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak
adil. Pada penelitian ini, Aksi Super Damai 212 merupakan
gerakan sosial yang mencoba melakukan protes atau
menuntut keadilan kepada pemerintah.
53
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil GNPF MUI
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama
Indonesia atau dikenal sebagai GNPF-MUI merupakan
gerakan monumental yang telah membentuk kekuatan
aliansi baru yang mencangkup ulama dan tokoh agama
dengan spektrum ideologi yang luas. Gerakan ini menjadi
wadah strategis penyatuan umat Islam melalui dua aksi
fenomenal yang dikenal dikalangan masyarakat yakni Aksi
Bela Islam yang kedua dan ketiga, atau Aksi Damai 411
dan Aksi Super Damai 212. Pada dua aksi tersebut GNPF-
MUI bertindak sebagai penyelenggara atau „organizer‟
utama sehingga seluruh rangkaian kegiatan Aksi Bela Islam
dibawah komando GNPF-MUI.
Tokoh-tokoh yang berada dalam barisan GNPF-
MUI berhasil membentuk mayoritarisme bernama “Umat
Islam”. Lebih lanjut, GNPF-MUI juga berhasil membangun
kesadaran kolektif agar umat Islam turut serta mengawal
isu penistaan agama yang dilakukan Gubernur Non Aktif
Ahok pada saat itu.Dalam bukunya yang berjudul Tadbir
Rabbani,Bachtiar Nasir menjelaskan bahwa Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa MUI benar sebagai organisasi
yang mengarahkan umat Islam. Tetapi GNPF hanya
menangkap aspirasi umat dan mengarahkan ghirah umat
54
yang kian membuncah agar tidak melenceng dari koridor
agama dan kebangsaan. Semuanya harus berdasarkan
konstitusi. Selain itu, tidak seperti lembaga atau organisasi
seperti pada umumnya yang memiliki grand design sendiri,
Bachtiar Nasir juga menjelaskan bahwa GNPF tidak
memiliki grand design, GNPF hanya menjalankan grand
design Al-Maidah ayat 50-58 dengan makna yang luas.
Meskipun saat itu GNPF-MUI tergolong sebagai
organisasi temporal, namun konsistensi aksi yang dilakukan
dalam rangka mengawal sikap keagamaan MUI terkait
kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok, membuat
citra baik GNPF-MUI dimata umat Islam terus meningkat.
Tidak sampai disitu, GNPF-MUI juga memiliki
kemampuan mobilisasi massauntuk ikut mengawal kasus
Ahok serta sebagai salah satu rujukan dengan menjadi
leader opinion umat Islam atas isu-isu yang terjadi di
Indonesia pasca Aksi Bela Islam.
Menarik jika melihat sejarah kemunculan GNPF-
MUI, dimulai dari banyaknya pertemuan-pertemuan rutin
beberapa tokoh agama, dan tokoh-tokoh dari pelbagai
Ormas Islam yang mencemaskan kondisi umat Islam di
Indonesia, hingga kemudian terdapat isu yang menjadi
pemicu munculnya benih-benih persatuan antar ormas
Islam hingga menjadi sebuah gerakan nasional untuk
mengawal fatwa MUI.
55
B. Sejarah Berdirinya GNPF-MUI
Setiap gerakan pasti memiliki sejarahnya masing-
masing, begitu juga dengan GNPF-MUI yang juga
memiliki sejarah yang cukup panjang.Secara garis besar
yang menjadi kausal lahirnya GNPF-MUI adalah atas aksi
yang berasal dari Ahok karena telah melakukan penistaan
terhadap agama dan kemudian reaksi dari Majelis Ulama
Indonesia yang mengeluarkan sikap kegamaan serta
tuntutan dan dorongan masyarakat yang begitu besar
menuntut hukum yang berkeadilan.
Penjelasan diatas merupakan uraian singkat terkait
lahirnya GNPF-MUI, jauhsebelum adanya kasus penistaan
Agama yang dilakukan oleh Ahok sebagai Gubernur DKI
Jakarta pada saat itu, terlebih dahulu adanya suatu gerakan
yang dibentuk atas keresahan terkait kepemimpinan Ibu
Kota. Gerakan tersebut seperti Gubernur Muslim Jakarta
(GMJ), Majelis Pelayan Jakarta (MPJ), dan Pengawal
Risalah Istiqlal.
Ahok.Hal tersebut juga disampaikanoleh ketua
GNPF-MUI, Bachtiar Nasir seperti dibawah ini:
“Menjadi GNPF itu sebetulnya embrionya itu,
Habib Riziq dan kawan-kawan sudah berjalan di
program yang namanya Gubernur Muslim Jakarta
(GMJ), FPI dan kawan-kawan. Itu yang kemudian
terus berhadapan secara fisik dengan Ahok pada saat
56
itu. Mereka sudah berjalan 2 tahun, kalau tidak salah
GMJ itu”.1
Pada tahun 2015 beberapa tokoh agama yang juga
meresahkan terkait kepemimpinan ibu kota turut
membentuk suatu gerakan yang dinamakan Majelis Pelayan
Jakarta (MPJ). Gerakan MPJ juga lahir atas keresahan para
ulama terkait kepemimpinan di Ibu Kota. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Bachtiar Nasir saat wawancara:
“Kemudian saya dan kawan- kawan, Saya Ustadz
Zaitun, dan kawan-kawan ya, ini kemudian rapat di
MIUMI, disini, ditempat ini. Apakah kita gak punya
calon muslim di Jakarta untuk menjadi pemimpin?
Jauh sebelum kepeleset Ahok. Karena kan ribut-
ribut FPI ini. Artinya, sejujurnya kami sebagai
muslim tentu resah, kenapa muslim mayoritas ini
dipimpin oleh non muslim”2
MPJ adalah hasil dari diskusi-diskusi rutin beberapa
tokoh agama, yang sebelumnya telah diawali dengan
Seminar Tokoh Nasional dan Tokoh Agama dari kalangan
Muslim pada awal 2015 terkait kepemimpinan Muslim
Jakarta. Pasca seminar tersebut, Bachtiar Nasir beserta
beberapa tokohMajelis Intelektual Dan Ulama Muda
Indonesia (MIUMI), membentuk MPJ. Berikut penjelasan
lebih lanjut dari Bachtiar Nasir:
1Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
2Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
57
“Nah dari situ saya terus menggodok dengan Tim
Majelis Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia
(MIUMI) setiap Subuh. Untuk membicarakan soal
kepemimpinan Muslim di Jakarta secara serius. Tapi
pada akhirnya memang bericara soal politik, masuk
kepolitik tidak semua kita punya kecendrungan.
Maka diluar MIUMI, kita buatlah yang namanya
Majelis Pelayan Jakarta (MPJ).”3
Gambar 3.1
Tokoh Majelis Pelayan Jakarta4
Gambar tersebutpeneliti dapatkan dari website
Majelis Pelayan Jakarta. Isi dari website tersebut banyak
memuat berita-berita dari pelbagai media terkait kegiatan
yang dilakukan oleh Majelis Pelayan Jakarta. MPJsendiri
sifatnya cenderungsoft dibandingkan dengan GMJ yang
selalu berupaya untuk berhadapan fisik dengan
kepemimpinan Ahok pada saat itu. Meskipun demikian,
3Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB. 4https://majelispelayanjakarta.com/. Diakses pada tanggal 12 November
2017, pada pukul 20.26 WIB
58
kedua gerakan ini memiliki isu yang sama yakni terkait
kepemimpinan di Ibu Kota. Jika GMJ berjuang
menurunkan Ahok dengan melakukan aksi-aksi unjuk rasa,
MPJ menjadi wadah bagi masyarakat Muslim dan Ulama
untuk bersama-sama mendukung kandidat Muslim yang
baik. Tidak hanya itu, MPJ juga bergerak sebagai gerakan
moral yang mengedukasi masyarakatbahwa “masih banyak
pemimpin Muslim yang baik, yang bisa memimpin
Jakarta”.Sebagaimana pernyataan ketua MPJ, Taufan
kepada media Republika:
“Kami bukan tim sukses, kami hanya gerakan moral
mengedukasi, masih banyak pemimpin Muslim
yang baik, yang bisa pimpin Jakarta, itu lho
maksudnya”5
Selain sebagai gerakan moral yang mengedukasi
masyarakat, MPJ juga mempersiapkan tujuh tokoh Muslim
calon Gubernur yang akan maju di pemilihan kepala daerah
DKI Jakarta, baik melalu partai politik maupun jalur
perseorangan atau independen.Hal tersebut dilakukan
sebagai bentuk dari partisipasipada konstelasi pemilihan
gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017 yang juga
merupakan amanah konstitusi. Sebagai warga negara dan
Muslim yang baik yang memiliki tanggung jawab moral,
tentu harus berperan serta menentukan arah dan tujuan
5http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/1
6/06/24/o9a49o361-majelis-pelayan-jakarta-kami-hanya-gerakan-moral.
Diakses pada 12 November 2017, pada pukul 21.02 WIB
59
bangsa. Di samping itu sebagai suatu tindakan guna
melanjutkan ruh perjuangan para pendiri bangsa yang
berjuang dengan pekikan takbir.
Pada 10 Juni 2016 MPJ menetapkan pilihan
kandidat yang layak diusung untuk maju pada Pemilihan
Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Tujuh kandidat calon
Gubernur DKI Jakarta yang ditawarkan oleh MPJ adalah
Adhyaksa Dault, Nurdin Abdullah, Sandiaga Uno, Sjafrie
Sjamsudin, Suyoto, Yusril Ihza Mahendra, dan Yusuf
Mansur. Dalam acara deklarasi yang dilaksanakan di
Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Juru Bicara
MPJ, Bachtiar Nasir juga membacakan keunggulan tujuh
tokoh Muslim tersebut. Berikut pernyataan dari Ketua
Dewan Syura MPJ, Didin Hafiduddin, yang diberitakan
detik.com:
"Sebenarnya kita ingin menguatkan kembali
beberapa calon gubernur DKI dari kalangan Islam.
Bahwa umat Islam belum kekurangan stok tokoh
untuk memimpin DKI".6
Tujuh kandidat calon Gubernur DKI Jakarta
rekomendasi MPJ, telah dinilai dari beberapa kriteria
seperti: agama, intelektual, moral, pengalaman, dan
kapasitas. Di samping itu, MPJ juga telah melakukan
kontrak politik dengan kandidat-kandidatnya. Kepada
6https://news.detik.com/berita/3231183/majelis-pelayan-jakarta-dorong-
7-tokoh-islam-maju-pilgub-dki. Diakses pada tanggal 12 November 2017,
pada pukul 21.39 WIB
60
Hidayatullah.com, Taufan Maulamin selaku koordinator
MPJ mengatakan, di antara bentuk kontrak politik dengan
tujuh tokoh muslim itu adalah komitmen kesamaan visi,
baik secara lisan ataupun tertulis.
“Isinya adalah keinginan membawa Jakarta yang
santun, bijaksana, dan membela semua agama. Kita
ingin menawarkan alternatif bahwa masih banyak
pemimpin Muslim yang jujur, adil, dan tidak
korupsi,”7
Setelah MPJ dan GMJ bergerak pada koridornya
masing-masing. Pada 19 Juli 2016, Majelis Pelayan Jakarta
(MPJ) dan Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) secara
bersama melakukan konferensi pers di Masjid Sunda
Kelapa, Jakarta Pusat.Sinerginya kedua forum ulama
tersebut, menyatukan gerakan untuk memenangkan
Gubernur Muslim Jakarta.
7https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2016/06/17/96624/t
okoh-tokoh-muslim-sepakat-dukung-1-kandidat-cagub-dki.html. Diakses pada
13 November 2017, pada pukul 07.03 WIB
61
Gambar 3.2
Jumpa Pers MPJ dan GMJ8
Dalam agenda tersebut, MPJ dan GMJ membuat
kesepakatan mendukung calon gubernur Muslim untuk DKI
Jakarta. Berikut isi kesepakatan tersebut yang dikutip dari
media online suaraislam.com:
1. Sepakat untuk menggalang pastisipasi penuh
Umat Islam dalam kontestasi suksesi DKI
dengan kandidat pasangan calon dari kalangan
umat Islam yang akan maju sebagai pasangan
calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta.
2. Sepakat untuk mengajak berbagai elemen
tokoh/lembaga Umat Islam yang ada di Jakarta
utuk berjuang bersama dalam mengikhtiarkan
terwujudnya poin satu di atas.
8https://radio.salingsapa.com/audio/listen/332/jumpa-pers-mpj---
majelis-pelayan-jakarta---dan-mtjb--gmj-untuk-gubernur-muslim-jakarta.
Diakses pada 26 Februari 2018, pukul 14.39 WIB
62
3. Sepakat untuk meningkatkan komunikasi politik
dengan para pemimpin partai politik yang ada
dalam mewujudkan poin satu di atas.
4. Sepakat untuk mengajak seluruh Umat Islam
untuk memenangkan pasangan calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Muslim pilihan para
ualama dan tokoh umat agar menjadi Gubernur
dan Wakil Gubernur DKI Jakarta definitive
periode 2017-2022 dalam rangka menuju
Jakarta yang berkah, bersih, dan beradab.
5. Sepakat untuk menggalang ukhuwah Islamiyyah
dan tetap menjaga agar suasana kehidupan
Jakarta tetap kondusif sekalipun bila terjadi
perbedaan-perbedaan dalam mengambil sikap,
ijtihad, dan pilihan politik dalam koridor
Syar’iy.
MPJ dan GMJ mengajak seluruh elemen tokoh dan
lembaga umat Islam yang ada di Jakarta untuk berjuang
bersama dalam mengikhtiarkan terwujudnya lima poin
kesepakatan diatas. Selain itu, lima poin kesepakatan
tersebut diharapkan dapat menjadi langkah bersama seluruh
komponen umat Islam di Jakarta.
Dua bulan pascamelakukan jumpa pers dan
menghasilkan lima poin kesepakatan. MPJ, GMJ, dan MOI
(Majelis Ormas Islam) yang tergabung dalam Aliansi
63
Peduli Ummat dan Bangsa kemudian menginisiasi
menggelar Tabligh Akbar di Masjid Istiqlal. Agenda
tersebut bertemakan “Dzikir dan Do‟a Bersama Untuk Ibu
Kota”.
Gambar 3.3
Flyer Tabligh Akbar Dzikir dan Do’a untuk Ibu Kota9
Akan tetapi, beberapa hari sebelum hari yang telah
ditentukan, pengurus masjid Istiqlal memberikan surat
pembatalankepada panitia. Pembatalan kegiatan yang
dikeluarkan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal
(BPPMI) melalui surat disampaikan kepada Polda Metro
Jaya dua hari sebelum hari pelaksanaan, tepatnya pada
Jumat, 16 September 2016. Menurut Bachtiar Nasir dalam
wawancara yang telah dilakukan peneliti, sebab dari
penarikan izin untuk melakukan Tabligh Akbar di Masjid
9www.google.com. Diakses pada tanggal 15 November 2017, pada
pukul 10.24 WIB
64
Istiqlal ialah adanya anggapan bahwa agenda tersebut
berbau politik.
“...akhirnya bertemulah GMJ, MPJ dan beberapa
tokoh dalam Tabligh Akbar di Istiqlal itu. Ketika itu
muncul larangan Tabligh Akbar. Karena Tabligh
Akbarnya dianggap berbau politik. Karena memang
kita mau Tabligh Akbar tentang kepemimpinan
Muslim di Jakarta. “Dzikr Dan Doa Untuk Ibu
Kota”. Karena ini konotasinya berbau-bau politik,
masjid Istiqlal berhaklah untuk melarang...”10
Sebagaimana yang diberitakan oleh media online
detik.com alasan yang disampaikan oleh pengurus Istiqlal
yang tertuang dalam surat tertulis bahwa kegiatan tersebut
tidak sesuai dengan perencanaan.11
Menanggapi
pembatalan sepihak tersebut, panitia Tabligh Akbar dan
Doa bersama untuk Kepemimpinan ibu kota, kemudian
memberikan siaran persnya. Hal tersebut disampaikan oleh
panitia penyelenggara yakni Jayadi Hasan kepada
panjimas.com sebagai berikut:
“Dari pihak panitia sebenarnya sudah memenuhi
segala syarat administrasi namun mengapa pihak
Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) tetap
ngotot dengan keputusannya meski semua tokoh
10
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB 11
https://news.detik.com/berita/3300170/tabligh-akbar-di-istiqlal-
dibatalkan-calon-peserta-diajak-tetap-hadir-berdoa. Diakses pad 17 Mei 2018,
pukul 19.50 WIB
65
umat sudah mencoba mendatangi untuk melakukan
klarifikasi.”12
Panitia kemudian merilis siaran pers terkait
pembatalan acara. Umat muslim akhirnya hanya dianjurkan
untuk melakukan salat Dzuhur berjamaah serta berdoa
bersama di Masjid Istiqlal. Dalam siaran persnya, panitia
juga memberikan keterangan alasan tokoh umat Islam
memilih bersabar dan mengalah sebagai berikut:
1. Untuk menjaga silaturami antar umat dan
para tokoh.
2. Untuk meningkatkan kebersamaan umat
Islam dalam mendukung kepemimpinan
muslim di Ibu Kota Negara
3. Tetap menjaga marwah da Masjid Istiqlal
sebagai masjid bersama umat Islam
4. Umat tidak boleh dibenturkan dengan
pihak mana pun, termasuk pihak pengelola
Masjid Istiqlal, dengan tokoh dan elemen
umat Islam lainnya, karena tujuan
silaturahim ini adalah untuk mengokohkan
persatuan umat Islam.
5. Dalam salat Dzuhur berjamaah di Masjid
Istiqlal, dianjurkan agar tidak membawa
12
http://www.panjimas.com/news/2016/09/17/meski-dibatalkan-
sepihak-panita-tabligh-akbar-doa-untuk-kepempimpinan-ibu-kota-minta-umat-
islam-tetap-datang-ke-masjid-istiqlal/pada hari Senin, 4 Maret 2018 pukul
15.05 WIB
66
atribut oganisasi atau partai, baik berupa
alat peraga ataupun seragam.
6. Diharapkan utuk berpakain putih-putih.
7. Menjaga ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan beribadah di lingkungan
Masjid Istiqlal.
8. Menjaga persatuan Umat dan tidak
terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab.
Demikian redaksi siaran pers diatas yang kemudian
disebarkan ke publik melalui media massa dan media
sosial, pada 16 September 2016.13
Mendekati hari
pelaksanaan, secara cepat panitia memberitahukan
perubahan konsep kegiatan. Perubahan tersebut
menetapkan Masjid Istiqlal sebagai tempat salat Dzuhur
berjamaah dan sebagai titik kumpul. Kemudian dilanjutkan
dengan long march menuju gedung Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Aksi long march direncanakan untuk
menuntut KPK agar berani memproses dugaan kasus-kasus
korupsi yang menyeret Ahok yang masih menjabat sebagai
Gubernur DKI Jakarta. Akan tetapi rencana agenda tersebut
kembali terjadi polemik menjelang pelaksanaan. Dalam
buku Tadbir Rabbani Bachtiar Nasir menjelaskan bahwa
long march dan Orasi di depan KPK juga mendapat
13
Bachtiar Nasir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.97-98
67
rintangan. Bahkan pihak kepolisisan turun melobi pihak
Istiqlal agar mengizinkan umat Islam menggelar do‟a dan
silaturahim di masjid tersebut. Syaratnya, agar panitia
membatalkan niat long march dan orasi di KPK. Alasan
keamanan menjadi pertimbangan saat itu.14
Meskipun pada perjalanannya banyak polemik yang
didapati panitia penyelenggara, namun acara tetap
dilanjutkan. Keputusan tersebut karena melihat banyaknya
peserta yang sudah hadir disebabkan informasi melalui
broadcast di media sosial secara masif mengenai kegiatan
tersebut. Ribuan umat Islam menghadiri acara tausyiah dan
doa untuk Ibu Kota di Masjid Istiqlal, pada 18 September
2016. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Bachtiar Nasir
berikut ini:
“Tapi pada akhirnya karena tidak diizinkan, maka
karena masa banyak itu akan tumpah ruah. Mereka
mau bikin diluar, diluar Istiqlal, kalau tidak boleh.
Sampai kemudian diizinkan. Ketika diizinkan itulah
kemudian kita masing-masing tokoh dari berbagai
kubu bertemu jadi kemudian bikinlah Risalah
Istiqlal”.15
Selaras dengan pernyataan saat wawancara, dalam
bukunya Bachtiar Nasir juga menjelaskan bahwa Usai do‟a
bersama dan tausiyah kepemimpinan muslim, ulama dan
14
Bachtiar Nasir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.97-98 15
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
68
tokoh melahirkan kesepakatan bersama yang tertuang
dalam Risalah Istiqlal. Ini menjadi sikap politik yang
diharapkan menjadi pedoman bagi umat Islam dan partai
politik dalam memilih calon gubernur khususnya dalam
Pilkada DKI Jakarta.16
Dalam kegiatan tersebut Bachtiar Nasir
membacakan isi dari Risalah Istiqlal. Ia juga menyebut isi
dari risalah ini merupakan kesepakatan ulama bersama
tokoh Muslim dan pelbagai elemen masyarakat Jakarta,
seperti Bamus Betawi dan Forum RT/RW. Ini bunyi
Risalah Istiqlal tertanggal 18 September 2016.17
Berikut poin Risalah Istiqlal tersebut:
1. Kepada seluruh umat Islam agar merapatkan
barisan untuk memenangkan pemimpin Muslim
yang lebih baik.
2. Diserukan kepada seluruh partai prorakyat agar
berupaya maximal untuk menyepakati satu calon
pasangan gubernur Muslim.
3. Diserukan kepada seluruh umat Islamagar
beramai-ramai menggunakan hak pilihnya dalam
Pilkada DKI 2017
16
Bachtiar Nasir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.99
17http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/16/09/18/o
dozih330-risalah-istiqlal-jadi-kesepakatan-muslim-dan-calon-pemimpin-di-
jakarta. Diakses pada 5 Desember 2017, pukul 09.02 WIB
69
4. Diserukan kepada umat Islam untuk berpegang
teguh pada agamanya dengan hanya memilih
calon Muslim dan haram memilih no-muslim,
dan haram pula golput.
5. Diseruan kepada kaum Muslimin untuk menolak
dan melaporkan segala bentuk suap (money
politic dan serangan fajar)
6. Pentingnya partai politik prorakyat untuk
memakximalkan daya yang mereka miliki serta
melibtkan seluruh potensi/elemen umat untuk
memenangkan pasangan cagub-cawagub yang
disepakati umat.
7. Mengokohkan ukhuwah dan mewaspadai segala
bentuk fitnah dan adu domba yang ditunjukan
kepada calon yang diusung umat.
8. Mengingatkan seluruh pengurus KPU DKI, RT
dan RW yang ditugaskan sebagai KPPS untuk
mengawal dan mengawasi jalannya Pilkadaagar
terwujud Pilkada yang jujur dan adil.
9. Mengimbau kepada partai yang mendukung
calon non-Muslim untuk mencabut dukungannya.
Apabila tidak mengindahkan imabauan itu maka
70
diserukan kepada umat untuk tidak memilih
partai tersebut.18
Jika melihat dari sembilan butir kesepakatan diatas,
terlihat jelas memang tujuan dari diselenggarakannya
agenda tersebut adalah untuk menjadi opinion leader bagi
masyarakat dalam menentukan pemimpin untuk kontestasi
Pilkada di tahun 2017. Isi dari Risalah Istiqlal menjadi
kesepakatan antara umat Islam, ulama dan calon gubernur
serta wakil gubernur Muslim nanti. Kendati demikian,
dalam agenda tersebut panitia penyelenggara tidak
mengarahkan atau mendeklarasikan kandidat tertentu.
Setelah mendeklarasikan sembilan butir kesepakatan
yangdinamakan dengan 9 Poin Risalah Istiqlal. Kemudian
terbentuk persatuan antara GMJ, MPJ, dan beberapa tokoh
menjadi Perisai, yaitu Pengawal Risalah Istiqlal. Perisai
merupakan nama pengikat komitmen dalam mengawal dan
menyelamatkan kepemimpinan Ibu Kota.
Selang seminggu setelah diadakannya pertemuan
Ulama, tokoh, dan umat Islam di Istiqlal. Pada 27
September 2016, masyarakat dikejutkan oleh potongan
pidato Ahok di Kepulauan Seribu. Video tersebut
mendapatkan reaksi yang luar biasa dari masyarakat. Dalam
waktu singkat video tersebut menjadi viral dan tersebar di
media sosial. Tidak hanya itu, pelbagai pihak pun
18
Bachtiar Natsir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi
212, (Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.99-100
71
melaporkan Ahok kepada kepolisian. Hingga kemudian
adanya sikap keagmaan yang diputuskan oleh MUI yang
melahirkan gerakan aksi massa berjilid dari Aksi Bela
Islam satu hingga Aksi Bela Islam tiga.
Pada Aksi Bela Islam pertama belum dibawah
komando dari GNPF-MUI, melainkan atas inisiatif Rizieq
Shihab dan GMJ. Kemudian menuju aksi 411 sekitar akhir
Oktober terbentuklah GNPF-MUMI sebagai sebuah
lembaga yang menginisasi aksi tersebut. Pemunculan tokoh
di tubuh GNPF-MUI menurut Bachtiar Nasir sifatnya tidak
aklamasi. Tidak melalui proses yang rumit, semua berjalan
begitu lembut, sederhana, tidak ada kekisruhan, dan
perdebatan panjang.19
Setelah terbentuknya GNPF MUI Aksi Bela Islam
menggema hingga Aksi Bela Islam yang ketiga. Pada Aksi
Bela Islam dua dan tiga GNPF-MUI sudah bertindak
sebagai komando. Aksi kedua berjalan damai dengan
diikuti jutaan umat Islam dari Jakarta dan luar Jakarta
menuntut keadilan tegas di negeri ini. Lalu aksi ketiga
kembali digelar dengan massa dua kali lipat lebih banyak
dari Aksi sebelumnya karena semakin banyak yang
menyadari bahwa penegakan hukum seakan tumpul ke atas
tajam ke bawah. Pada 2 Desember 2016, umat Islam dari
pelbagai latar berbagai daerah bersatu memutihkan Jakarta.
19
Bachtiar Natsir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.31
72
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, GNPF-
MUI memiliki sejarah yang panjang, bahkan jauh hari
sebelum adanya video pidato Ahok di Kepulauan Seribu.
Meskipun demikian, embrio dari GNPF-MUI berasal dari
PERISAI, GMJ, dan MPJ. Kemudian hampir 50 %
pengurus GNPF-MUI merupakan tokoh-tokoh FPI, namun
diadakannya Aksi Bela Islam dua dan tiga yang dimotori
oleh GNPF-MUI tidak berhubungan dengan kontestasi
Pilkada DKI Jakarta, tidak terlihat adanya tendensi politik
yang terbuka. Tujuan dari aksi tersebut murni untuk
menuntut penegakan hukum terhadap Ahok yang telah
menistakan Alquran. Hal ini dipertegas dengan pernyataan
Bachtiar Nasir dibawah ini:
“Jadi begini, dalam bahasa Hadist ini ada istilah
Mutawatir. Mutawatir itu adalah kesepakatan
banyak orang yang tidak mungkin bersepakat untuk
bohong. Jadi, bahwa ada latar belakang, iya. Tetapi
kan gak semua cara pandang para tokoh dan ulama
ini seperti yang dikatakan oleh FPI. Dan gak
semuanya pro FPI kan, contoh ulama ini. Tapi
kemudian keluar Fatwa MUI juga melalui sebuah
proses. Antara yang pro dan kontra FPI. Pro dan
kontra, suka dan tidak suka. Jadi ini adalah sebuah
olah. Olah data yang secara argumentatif keluar dari
yang jernih. Sehingga Kiyai Ma‟ruf membicarakan
ini ya betul-betul dari dirinya. Bukan karena
pengaruh luar. Begitu juga saya dan teman-teman.
Jangankan berbicara tafsirnya, domain kami
membicarakan soal ini. Jangan ajarin kami tentang
ranah kami gitu. jadi gak mesti bahwa ini kemudian
subjektif karena memang benci aja dari awal, nggak.
73
Karena ini bukan perilaku satu orang. Ini adalah
hasil keputusan masing-masing Ormas. Masing
Ormas sudah membicarakan dikelompok masing-
masing. Justru semakin mengkristal menjelas disitu
sebetulnya, kalau Ormas Islam semua udah sepakat.
Yang berbeda itu justru yang dimata kami, yang
Liberal yang Sekuler. Justru itu semakin
mengkristalnya disitu” .20
Melalui pernyataan di atas, Bachtiar Nasir
menegaskan jika Aksi Bela Islam murni karena Ahok
dianggap telah menistakan Al Quran, bukan sengaja untuk
mengerahkan massa dalam rangka kepentingan politik
semata. Sebagaiamana yang telah kita ketahui bersama,
massa yang datang ke Monas untuk mengikuti aksi Bela
Islam 212 berasal dari pelbagai daerah yang bisa jadi jauh
lebih banyak yang berasal dari luar Jakarta dan tidak
memiliki hak pilih dalam pilkada DKI Jakarta.dan disinilah
peneliti melihat bahwa, apa yang dikatakan Ahok saat
pidato nya di Kepulauan Seribu menjadi bluder yang
mempersatukan gerakan-gerakan Islam yang selama ini
dianggap telah berjalan sendiri-sendiri.
20
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
74
C. Agenda GNPF Pasca Aksi 2 Desember 2016
Dalam pemberitaan di media online
Republika.co.id, Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir
mengatakan, Aksi Bela Islam II pada 4 November lebih
pada kekagetan dan euforia umat Islam bisa bersatu. Tapi
Aksi Bela Islam III pada 2 Desember menunjukkan umat
Islam sudah bersatu. Dengan demikian, dalam rangka
merawat kebersamaan dan persatuan umat Islam yang
dianggap paling penting pasca aksi 212, GNPF-MUI
mengadakan Safari Nasional di 34 provinsi, dan
menyerukan untuk melakukan salat Subuh berjamaah di
masjid yang dimulai pada tanggal 12 Desember 2016.
“...paska aksi, satu, saya tetap keliling ke Indonesia
salat Subuh berjamaah, Tabligh-tabligh Akbar,
pertemuan antar Tokoh, konsolidasi para Tokoh,
group-grpup sinergi ulama di WhatsApp, kemudian
sampai kepada tampil bareng di satu tempat. Untuk
merawat itu semua tetapi kan harus lebih cermat
yang mau kita bangun peradaban..”.21
Saat lebaran 2017 tujuh pengurus GNPF-MUI
bersilaturahim ke Istana Presiden untuk bertemu dan
berdialog langsung dengan Presiden Jokowi. Dialog antara
pemerintah dengan GNPF-MUI tersebut bertujuan untuk
menyamakan persepsi dan meredakan kesalahpahaman
yang terjadi. Harapannya agar pemerintah akan mempunyai
21
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
75
cara pandang yang berbeda dibanding framing-framing di
luar statemen internal GNPF-MUI. Pertemuan singkat saat
itu merupakan hasil dari perjuangan umat Islam dari aksi
411. Dalam pertemuan yang diinisiasi oleh GNPF-MUI
membahas terkait kondisi masyarakat yang merasakan
ketimpangan keadilan dan diskriminasi terhadap umat
Islam.
Lebih lanjut, GNPF-MUI juga meresmikan Channel
212 dan koperasi syariah 212. Channel 212 selain sebagai
wadah silaturahim umat Islam, juga sebagai wadah
komunikasi dan klarifikasi yang akurat agar tidak terjadi
kesimpangsiuran berita dan informasi yang menyesatkan
umat Islam, karena channel tersebut berisikan berita atau
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan
koperasi Syariah 212 merupakan ide pengembangan
ekonomi umat yang muncul pasca Aksi Bela Islam 212.
Dengan adanya Koperasi Syariah 212 diharapkan umat
Islam dapat bersama-sama ikut membangun ekonomi umat
sebagai bentuk penguatan diranah ekonomi, juga sebagai
penopang kehidupan masyarakat.
76
D. Struktur organisasi GNPF-MUI
Berikut ini adalah nama-nama pengurus GNPF
Ketua Dewan Pembina GNPF : Habib Rizieq Shihab
Ketua GNPF : KH. Bachtiar Nasir, Lc.MM
Wakil Ketua GNPF : KH. Muhammad Zaitun Rasmin
: KH. Misbahul Anam
Sekertaris : KH. Al Khatat
Bendahara : Muhammad Lutfie Hakim
Panglima Lapangan ABI : Munarman
Media Center : Erick Yusuf
Advokasi : Kapitra Ampera
E. Berganti Nama Menjadi GNPF Ulama
Seperti yang sudah diketahui oleh kebanyakan umat
Islam, sepanjang perjuangannya GNPF-MUI telah berhasil
menjadi Komando dan menjadi panitia pada Aksi Damai
411, Aksi Super Damai 212, dan Aksi Simpatik 55. GNPF-
MUI juga konsisten dalam mengawal kasus Ahok hingga
vonis dua tahun penjara dijatuhkan pada 9 Mei 2017.
Setalah berhasil menggerakkan aksi besar-besaran dalam
mengawal kasus penistaan agama tersebut, kemudian pada
30 Oktober 2017 GNPF-MUI berganti nama menjadi GNPF
Ulama. Hal ini dikarenakan GNPF tidak ingin membenani
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan namanya yang
menempel di GNPF.
77
Dalam konferensi pers terkait Perppu Ormas yang
disahkan menjadi UU Ormas, pada Senin 30 Oktober 2017
di Hotel Syahid Jakarta, Bachtiar Nasir mengumumkan
adanya perubahan nama GNPF-MUI menjadi GNPF
Ulama. Berikut penjelasan lebih lanjut Bachtiar Nasir yang
dikutip dari aqlnews.com:
“Agar apa yang dikawal oleh GNPF berupa fatwa
ini tidak semata-mata hanya karena MUI. Karena
MUI juga punya privasinya sendiri dan agar mereka
tidak terbebani dengan nama yang kita sandang ini.
Sehingga istilah ulama ini akan menjadi ijtihad
bersama dari tokoh-tokoh GNPF bersama ulama-
ulama yang ada, dalam mengambil keputusan”22
Meskipun telah berganti nama, nafas perjuangan
GNPF tetap terasa sebagai referensi umat dengan turut aktif
memberikan tanggapan terkait isu-isu yang ada. Salah
satunya terkait dengan Perppu Ormas. GNPF Ulama
memandang bahwa substansi dari Perppu yang telah
disahkan menjadi UU tersebut sangat merugikan umat
lslam. Pasalnya, hal tersebut cenderung ditujukan untuk
membatasi dan mengekang dakwah Islam.
Pada Maret 2018, Bachtiar Nasir yang sebelumnya
menjadi Ketua GNPF-MUI dan GNPF Ulama digantikan
oleh Yusuf Muhammad Martak yang sebelumnya juga
merupakan tokoh GNPF-MUI. Di bawah kepemimpinan
Yusuf Martak, GNPF Ulama Menggelar Ijtima Ulama I dan
22
http://aqlnews.com/gnpf-mui-resmi-berubah-menjadi-gnpf-ulama/.
Diakses pada 15 Januari 2018, pukul 07.06 WIB
78
II sebagai bentuk perjuangan yang diharapkan mampu
memperkuat barisan umat menuju Indonesia berkah dengan
menyatukan partai-partai politik yang berjuang bersama
umat.
F. Latar Belakang Aksi Bela Islam
Paska reformasi yang sudah berlangsung hampir 20
tahun, umat Islam mencetak sejarah yang fenomenal.
Damai dan santunnya beberapa kali digelar Aksi Bela Islam
menunjukkan indahnya Islam di Indonesia. Aksi umat
Islam tersebut dinilai sebagai aksi terbesar sepanjang
sejarah Indonesia, yang tidak hanya menuntut penegakan
hukum terhadap Ahok, tapi juga menjadi wadah persatuan
umat Islam yang selama ini cenderung terpisah-pisah dan
berjalan sendiri-sendiri. Fenomena Aksi Bela Islam telah
menjadi tonggak awal penegasan posisi umat Islam yang
siap memimpin kebangkitan peradaban Islam di dunia.
Aksi Bela Islam berjilid yang terjadi tahun 2016
merupakan unjuk rasa yang dipicu dari tindakan Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada
tanggal 27 September 2016, saat melakukan kunjungan
kerja sosialisasi budidaya Ikan Kerapu di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu. Berikut lebih jelasnya kutipan pidato
Ahok pada saat itu.
“Bapak Ibu tidak usah khawatir, ini pemilihan kan
dimajuin. Kalau saya tidak terpilih pun, saya
berhentinya Oktober 2017. Kalau program ini kita
79
jalankan dengan baik pun, Bapak Ibu tetap bisa
panen dengan saya. Saya cerita ini biar Bapak Ibu
bisa semangat. Jadi nggak usah pikirin kalau tidak
ke pilih pasti Ahok programnya bubar. Nggak, saya
sampai Oktober 2017. Jadi jangan percaya sama
orang, kan bisa aja dalam hati kecil Bapak Ibu
nggak bisa pilih saya. Ya kan, dibohongin pake
surat Al-Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak
Bapak Ibu. Jadi kalau Bapak Ibu perasaan nggak
bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka
dibodohin itu ya. Gak papa. Karena ini kan
panggilan pribadi Bapak Ibu, program ini jalan saja.
Jadi Bapak Ibu gak usah merasa gak enak, dalam
nuraninya gak bisa milih Ahok gak suka sama
Ahok, tapi programnya gua kalo nerima gua merasa
hutang budi nih, jangan. Kalo Bapak Ibu merasa
nggak enak nanti mati pelan-pelan loh, kena stroke.
Jadi ang...bukan anggap, ini semua adalah hak
Bapak Ibu sebagai warga DKI. Kebetulan saya
Gubernur mempunyai program ini, jadi tidak ada
hubungannya dengan perasaan Bapak Ibu mau pilih
siapa. Ya, saya kira itu kalau yang benci sama saya,
jangan emosi terus dicolok waktu pemilihan colok
foto saya, wah jadi kepilih nanti saya. Jadi kalau
benci sama saya, coloknya musti berkali-kali baru
batal. Kalau cuma colok sekali, wah kepilih lho gue
entar ”23
Pada redaksi diatas, Ahok mengatakan “jangan mau
dibohongi pakai surat Al-Maidah ayat 51”. Dimana ayat
tersebut berisi seruan bagi umat Islam agar tidak
menjadikan Non Muslim sebagai “Auliya”. Berikut surat Al
Maidah ayat 51:
23
https://news.detik.com/berita/d-3315258/ini-video-utuh-ahok-
pidato-singgung-surat-al-maidah-51-yang-jadi-polemik. Diakses pada tanggal
25 Agustus 2017, pukul 08.00 WIB
80
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zhalim." (QS 5:51)
Pada 6 Oktober 2016, Buni Yani yang merupakan
dosen Universitas Swasta di Jakarta, mengunggah video
berdurasi 30 menit di jejaring sosial Facebook pribadinya.
Video tersebut menayangkan penggalan pidato Ahok di
Kepulauan Pramuka, dengan diberi judul “penistaan
terhadap agama”. Video yang telah diunggahnya kemudian
viral hingga menimbulkan pelbagaiopini di media massa
dan social media.
81
Gambar 3.4
Postingan Buni Yani Mengunggah Pidato Ahok24
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian
mengklarifikasi bahwa yang telah diunggah oleh Buni Yani
dalam Facebook pribadinya adalah potongan video yang
aslinya berdurasi 1 jam 40 menit. Disisi lain, pada 6
Oktober 2016 Ahok juga mengklarifikasi melalui akun
social mediaInstagrammiliknya dengan nama
akun@basukibtp. Berikut pernyataan Ahok dalam akun
media sosialnya:
"Saat ini banyak beredar pernyataan saya dalam
rekaman video seolah saya melecehkan ayat suci Al
Quran surat Al Maidah ayat 51, pada acara
pertemuan saya dengan warga Pulau Seribu.
Berkenaan dengan itu, saya ingin menyampaikan
pernyataan saya secara utuh melalui video yang
merekam lengkap pernyataan saya tanpa dipotong.
24
https://news.detik.com/berita/d-3353133/ini-postingan-status-buni-
yani-yang-menyeretnya-jadi-tersangka. Diakses pada tanggal 25 Agustus
2017, pada pukul 10.00 WIB
82
Saya tidak berniat melecehkan ayat suci Alquran,
tetapi saya tidak suka mempolitisasi ayat-ayat suci,
baik itu Alquran, Alkitab, maupun kitab lainnya".25
Meskipun dalam redaksi diatas Ahok telah
mengklarifikasi potongan videonya yang telah beredar di
social media, sebagian umat Muslim tetap melihat bahwa
dalam potongan video tersebut memang terdapat ucapan
Ahok yang dinilai telah menistakan Al-Quran dan Ulama.
Hal tersebut membuat ramai pemberitaan di media, tercatat
adanya 14 laporan dari masyarakat ataupun ormas-ormas
kepada pihak kepolisian mulai tanggal 7 hingga 12 Oktober
2016. Awalnya Ahok dilaporkan oleh MUI Sumatera
Selatan atas tuduhan penistaan agama. Kemudian di
Jakarta, Sekretaris Jenderal DPP FPI, Novel Chaidir Hasan,
juga melaporkan Ahok atas tuduhan menghina agama ke
Bareskrim Polri. Laporan-laporan tersebut berdasarkan
Pasal 156a KUHP pasal 28 ayat (2) UU No 11 tahun 2008
tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE), dengan
ancaman hukuman lima tahun penjara.
Atas desakan dan laporan masyarakat baik lisan
maupun tulisan membuat Majelis Ulama Indonesia pusat
bergerak cepat. MUI kemudian membentuk tim yang
beranggotakan komisi fatwa, komisi pengkajian, komisi
perundangan, dan komisi informasi komunikasi. Keempat
25
https://www.instagram.com/p/BLOMrPFgmPM/?taken-
by=basukibtp. Diakses pada 18 Maret 2018, pukul 4.10 WIB
83
komisitersebut melakukan pengkajian dan investigasi yang
dilakukan mulai dari 1 hingga 11 Oktober 2016. Hasil dari
kajian yang melibatkan empat komisi tersebut berupa
pernyataan sikap terkait pernyataan Ahok sebagai suatu
pernyataan yang menistkan Al-Quran dan ulama.
"Kami sudah lakukan penelitian dan investigasi dan
menyimpulkan bahwa ucapannya (Ahok) itu
mengandung penghinaan terhadap Alquran dan
ulama”.26
Sebagaimana pernyataan diatas, dalam persidangan
Ahok yang dilakukan pada 31 Januari 2017, Ma‟ruf Amin
selaku ketua MUI pusat, menjadi salah satu saksi di
persidangan menjelaskan bahwahasil keputusan dari empat
komisi MUI ketika itu bukan hanya sekadar fatwa,
melainkan pendapat keagamaan. Pendapat atau sikap
keagamaan dinilai lebih tinggi dari fatwa karena telah
melibatkan empat komisi dan juga pengurus harian.
Pendapat keagamaan yang dikeluarkan oleh MUI
ketika itu bukan berdasarkan dari bahasan mengenai isi
kandungan atau tafsir surat Al-Maidah ayat 51. Karena
seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa tafsiran dari
surat Al-Maidah sendiri menjadi polemik pada saat itu.
Fokus MUI adalah kepada kalimat yang diucapkan Ahok.
26
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/31/okmtm
w382-ketua-mui-ungkap-proses-penerbitan-fatwa-ahok-menista-agama.
Diakses pada 10 Oktober 2017, pukul 16.05 WIB
84
Kalimat mengenai penggunaan surat Al-Maidah sebagai
alat untuk berbohong.
Sikap keagamaan yang telah dikeluarkan MUI
kemudian menjadi perhatian publik luas baik di level
nasionalbahkan internasional. Respon dari masyarakat pun
beragam, ada yang mendukung, menolak atau bersikap
netral dalam menanggapi pernyataan sikap tersebut. Sempat
terdapat asumsi terkait sikap MUI pusat dianggap
mendadak, tiba-tiba dan tergesa-gesa dalam menetapkan
keputusan. Disisi lain, adanya sikap keagamaan tersebut
membuat gelombang massa menuntut agar Ahok diperiksa
dan dihukum semakin membesar. Kendati demikian,
tuntutan masyarakat saat itu tidak mendapatkan respon
yang cepat dan terkesan tidak sungguh-sungguh dalam
memproses kasus tersebut. Atas dasar tersebut tercetuslah
aksi massa yang menuntut penindakan hukum atas Ahok.
Aksi massa pertama kali dilakukan pada Jumat 14 Oktober
2016, dengan diikuti sekitar ratusan ribu masa. Peserta
melakuan aksinya di depan gedung Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Polri, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta
Pusat. Aksi ini diinisiasioleh GMJ (Gerakan Masyarakat
Jakarta) dan FPI (Front Pembela Islam) dibawah komando
Rizieq Shihab.
Serentak bersamaan dengan aksi di Jakarta. Aksi
“Tangkap Ahok” juga digelar di pelbagai kota dan daerah.
85
Seperti yang dikutip dari laporan beberapa reporter yang
tergabung dalam JITU (Jurnalis Islam Bersatu) tertuang
dalam buku Mengetuk Pintu Langit: Catatan Reportase
Aksi Bela Islam Jurnalis Islam Bersatu, gerakan yang sama
juga terjadi di daerah-daerah dengan satu semangat “bela
Alquran” menyuarakan tuntutan yang sama yakni menuntut
keadilan dan penegakan hukum.
Di Jawa; mulai dari Jawa Barat, Jawa tengah,
hingga Jawa Timur tak luput dari gelombang menuntut
keadilan. Di Sumatera; dari Aceh, Padang, hingga
Palembang turut angkat suara. Ribuan masyarakat Sumatera
turun ke jalanan, menuntut keadilan. Massa yang berasal
dari beragam organisasi masyarakat Islam di Sumatera
Selatan misalnya, melakukan longmarch dari Masjid Agung
Palembang menuju kantor DPRD sejauh lima kilometer.
Mereka mengular memenuhi jalan-jalan. Di Padang, massa
meneriakan yel-yel “Tangkap Ahok”. Selain itu, umat Islam
Sumatera Barat juga membawa bendera dari beberapa
ormas Islam. Seperti GMJ, Kobar, FORKABI, Akbar,
Forum umat Islam, FPI, dan lain sebagainya. Di
Kalimantan; khususnya Sampit, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Timur, masyarakat turun ke jalanraya Simpang
86
Empat, Lembuswana, Samarinda membawa poster agar
penista agama tetap dihukum.27
Dalam Aksi Bela Islam pertama di Jakarta, massa
aksi kemudian membentuk delegasi ulama untuk
melakukan negosiasi dan dialog dengan Bareskrim agar
memproses dengan serius kasus penistaan agama. Pada saat
itu Rizieq Shihab menunjuk Bachtiar Nasir sebagai ketua
delegasi tersebut. Berikut penjelasan Bachtiar Nasir saat
wawancara:
“...para Habib dan Tokoh itu semua di mobil
Komando, karena memang ini bukan agenda Saya,
agendanya Habib Rizieq. Habib Rizieq melihat saya
ada disitu, ditunjuk sebagai ketua delegasi, masuk
bertemu Bareskrim, ditunjuk para Tokoh untuk
betemu Bareskrim. Mengajukan tuntutan seputar
kriminal yang dilakukan oleh Ahok...”28
Namun, Selang dua minggu setelah aksi
pertama, Ahok tak kunjung diperiksa oleh kepolisian. Hal
tersebut membuat masyarakat kecewa dan tetap mendorong
agar diadakannya aksi lanjutan. Untuk lebih jelasnya,
berikut dikutip penjelasan Bachtiar Nasir pada saat
wawancara:
‟‟ Jadi proses setelah Aksi Dari Bela Islam satu pada
tanggal 14 Oktober itu, kami betul- betul menuntut
agar Pemerintah sungguh-sungguh memproses ini.
27
Rizki Lesus Dkk, Mengetuk Pintu Langit: Catatan Reportase Aksi
Bela Islam Jurnalis Islam Bersatu, (Jakarta: Jurnalis Islam Bersatu (JITU),
2017), h. 5-6 28
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
87
Dan kita akan datang dua minggu berikutnya,
menagih ini. Apa yang dirasakan oleh Publik pada
saat itu adalah ternyata ini terkesan tidak sugguh-
sungguh dalam memproses tuntutan itu. Tangkap
Penista Agama dan proses secara hukum”.29
Setelah melakukan negosiasi dengan Bareskrim,
kemudian delegasi Ulama juga mendeklarasikan dua
minggu berikutnya akan digelar kembali aksi dengan
tuntutan yang sama jika tidak ada Follow up. Deklarasi
tersebut akhirnya viral dan menjadi momentum penentuan
tanggal untuk aksi berikutnya. Lahirlah Statemen bahwa
setiap dua Jumat kedepan menjadi momentum penting bagi
umat Islam. Dari situ dimulailah rapat-rapat hingga
beberapa orang konsen dan berkumpul pada akhir Oktober.
Dalam rapat tersebut, terbentuklah GNPF MUI (Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia).
Bachtiar Nasir ditunjuk sebagaiketua GNPF-MUI dan
Rizieq Shihab sebagai ketua dewan pembina. Sebagaimana
yang diceritakan Bachtiar Nasir saat wawancara:
“Nah, setelah itu terjadi Aksi Bela Islam satu.
Keluar dari Aksi Bela Islam satu, saya deklarasikan
kalau sampai dua Minggu tidak ada follow up, kita
unjuk rasa lagi. Jadi dua Minggu berikutnya jatuh
pada tanggal, 4 November. Itulah Aksi Bela Islam
dua yang ke Istana, ya 411. Sebelum 411 itulah kita
sudah membentuk GNPF itu. Jadi jelang menuju
29
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
88
411 itu disebuah pertemuan kita rapat, apa nih nama
lembaga yang akan kita gunakan untuk melakukan
aksi 411 supaya besar. Karena kalau pada
awalnyakan itu cuma FPI, dan GMJ, dan lain-lain.
Sementara kalau Istiqlal itu kan cuma semacam
resolusi, PERISAI itu. Tanggal itu lah kemudian
(Saya tidak tau persisnya jadi sebelum, kira-kira
satu minggu lah sebelum 411), yang jelas awal-awal
November. Jadi lembaga untuk mngajukan izin atas
nama lembaga apa, nah kita bikinlah lembaganya
GNPF. Dari PERISAI gantilah GNPF. Saat itu
ditunjuklah saya sebagai Ketua, kemudian Habib
Rizieq sebagai Ketua Dewan Pembina.
Dilakukanlah rapat besar, tokoh-tokoh, termasuk
anggota Dewan Pembina dan ada kepengurusan
kecil. Itu sejarahnya”.30
Aksi 4 November merupakan Aksi Bela Islam kedua
yang dikenal dengan Aksi Damai 411. Peserta yang hadir
pada saat itu berasal dari pelbagai daerah di seluruh
Indonesia dan jumlahnya lebih banyak dari peserta Aksi
Bela Islam yang pertama. Selain dari ormas-ormas Islam,
aksi tersebut juga dihadiri oleh anggota parlemen seperti
Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Serta turut hadir organisasi
mahasiswa muslim seperti KAMMI (Kesatuan Mahasiswa
Muslim Indonesia) dan HMI (Himpunana Mahasiswa
Islam). Tuntutan pada aksi 411 tetap konsisten dengan aksi
sebelumnya, yakni menegakan hukum yang berkeadilan.
30
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
89
Secara hukum, Aksi Damai 411 yang dilakukan oleh
umat Islam pada saat itu sudah sesuai dengan koridor dan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di muka umum.
Aksi damai 411 juga tidak melanggar Peraturan Kapolri
mengenai batas waktu penyampaian pendapat di muka
umum hingga pukul 18.00. Namun, menjelang malam
adanya pihak yang memasuki dalam kerumunan menyusupi
massa dan melakukan provokasi. Sehingga membuat
petugas keamanan dan kepolisian melakukan tindakan fisik
dengan mendorong massa untuk membubarkan barisan aksi
secara paksa dengan cara menembakkan gas air mata dan
peluru karet.
Menurut kepolisian aparat kemanan telah berusaha
semaksimal mungkin melakukan pengamanan demo secara
persuasif dan humanis. Lebih lanjut menurut kesaksian dari
kepolisian, aksi damai itu berubah menjadi tidak kondusif
setelah sekelompok massa melakukan provokasi hingga
terjadilah kericuhan sebagaimana banyak yang diberitakan
oleh media. Malam harinya, pukul 24.00 WIB Presiden
Jokowi memberi pernyataan langsung. Ia juga
mengucapkan terima kasih pada kiai, habaib, dan ustadz
atas aksi damai yang berjalan tertib, termasuk aparat yang
mampu mengawal aksi damai. Namun, ia menyayangkan
adanya bentrokan di luar Aksi Bela Islam II usai salat Isya.
90
Secara keseluruhan Aksi 411 berlangsung damai
meskipun tidak dapat bertemu dengan Presiden sesuai
dengan rencawa awal. Kendati demikian, aksi tersebut
membuahkan hasil dengan ditetapkannya Ahok sebagai
tersangka oleh Kepolisian Republik Indonesia pada 16
November 2016. Meskipun telah ditetapkan sebagai
tersangka, Ahok tak lekas dipenjara layaknya kasus-kasus
penistaan agama yang sempat terjadi di Indonesia. Hal ini
menimbulkan kekecewaan dari banyak pihaksehingga,
diputuskan untuk menggelar Aksi Bela Islam jilid 3 karena
merasa tidak adanya keadilan dalam penegakan hukum.
Aksi Bela Islam 2 Desember yang dikenal sebagai
Aksi Super Damai 212 menggunakan format aksi yang
unik. Dinamakan Super Damai karena konsep aksi dengan
menggelar sajadah. Berbeda dengan aksi 411 yang diawali
dengan salat Jumat kemudian longmarch menuju Istana
Presiden. Sebagaimana pernyataaan Zaitun Rasmin dalam
acara Talk To I news “Menakar Aksi 2 Desember” sebagai
berikut:
“Untuk teknisnya, kami tidak ingin lagi seperti 411
terlalu banyak waktu terbuang, dari istiqlal dari
berbagai masjid orang udah kelelahan. Kita
sekarang ini mau langsung ke lokasi. Lokasi untuk
kita bersama-sama menunjukan solidaritas kita,
menunjukan tuntutan kita, sambil berdo‟a, baca
Qur‟an. Tapi kita menganjurkan semua masjid-
91
masjid di Jakarta tanggal 2 Desember kalau bisa
bener-bener dipenuhi jamaah salat Subuh.”31
Menjelang Aksi 2 Desember terdapat beberapa
hambatan yang ditemui oleh GNPF-MUI.Hal tersebut
dipaparkan oleh Rizieq Shihab dalam evaluasi Aksi 212
yang dilaksanakan di Markaz Syariah, Petamburan pada 4
Desember 2016. Rizieq Shihab memaparkan terdapat
adanya penggembosan-penggembosan yang terjadi
menjelang Aksi 212. Berikut pemaparan Rizieq Shihab
dalam agenda evaluasi tersebut:
“Setelah kita umumkan, luar biasa dahsyatnya
pengembosan. Ini penggembosannya jauh lebih
dahsyat dari aksi bela Islam yang ke dua. Sebetulnya
Aksi Bela Islam yang ke dua juga digembosi tapi
mereka gagal. Kali ini penggembosannya terang-
terangkan, yaitu ada instruksi tertulis, kepada
kapolda-kapolda di seluruh Indonesia untuk
melarang dan menghalang-halangi warga daerah itu
berangkat ke Jakarta, dalam rangka Aksi Bela Islam
tiga. Bahkan gak sampai disitu, bahkan perusahaan-
perusahaan transportasi itu disurati secara resmi,
supaya mereka tidak menyewakan mobil-mobil
mereka kepada masyarakat. Itu resmi kita dapet
surat-surat tembusannya. Kemudian tidak sampai
disitu, bahkan kita lihat di Jakarta ini saja ada
helikopter terbang bikin selembaran, disebar
kemana-mana Hampir tiap kelurahan dibikin baliho
supaya orang tidak hadir Aksi Bela Islam yang ke
tiga. Kemudian ada fitnah katanya ini aksi makar ini
semua dalam rangka penggembosan. Kemudian ada
31
https://www.youtube.com. Diakses pada 24 Januari 2018, pukul 12.56
WIB
92
Fatwa depan Presiden dari seorang Kiai pimpinan
ormas Islam besar mengatakan salat Jumat dijalan
tidak sah. Ini semua saudara, untuk penggembosan
jadi ini penggembosannya dahsyat”32
Dari pemaparan evaluasi di atas terlihat bahwa
adanya beberapa polemik yang terjadi menjelang aksi 212.
Termasuk dengan pihak kepolisian yang tidak menyetujui
diadakannya Aksi Bela Islam yang ketiga. Menurut
pandangan Kapolri aksi tersebut akan menimbulkan
kemacetan dan mengganggu ketertiban umum. Sehingga
mengharuskan Kapolri mengeluarkan ultimatum untuk
tidak mengikuti aksi 212. Menanggapi ultimatum tersebut
beberapa ulama dalam GNPF-MUI melakukan komunikasi
dengan kepolisian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Zaitun Rasmin saat wawancara dengan peneliti, sebagai
berikut:
“Pada awalnya sempat ada kerenggangan antara
GNPF dengan Kepolisian, tapi alhamdulilah di
pertengahan persiapan ke aksi 212 itu bisa terjalin
komunikasi dengan pak Kapolri.”33
Senada dengan Zaitun Rasmin, Bachtiar Nasir juga
menjelaskan mengenai proses komunikasi dengan Kapolri
hingga dapat terselenggarakannya Aksi Bela Islam. Berikut
pernyataan Bachtiar Nasir saat wawancara:
32
https://www.youtube.com/ . Diakses pada tanggal 25 Agustus 2017,
pukul 13.09 WIB 33
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 30 November 2017
pukul 22.10– 22.17 WIB
93
“Banyak. Ya mereka selain memang atas nama
Ketua Ormas, atau mereka juga datang
menyampaikan. Mereka yang diundang Kapolri ada
juga. Dan itu ketika diundang, mereka bicara
langsung. Sebelum 212 juga mereka kan juga
diundang”34
Dari kedua pemaparan di atas, terlihat adanya upaya
dari kalangan ulama, tokoh agama, juga MUI yang
melakukan komunikasi dan berdialog dengan Polri hingga
akhirnya Polri teryakini dan memberikan izin atas
terselenggaranya Aksi Bela Islam 212. Berikut penjelasan
wakil ketua GNPF-MUI, Zaitun Rasmin dalam acara Talk
To I news “Menakar Aksi 2 Desember”:
“Sangat yakin pak Kapolri karena kami sampaikan
kami hanya ingin melaksanakan dzikir, baca
Alquran, duduk di atas sajadah, sambil menanti salat
Jumat mendengarkan tausiyah. Tidak ada orasi-orasi
lagi seperti misalnya dalam demo biasanya, tapi
bukan berarti tuntutannya menjadi hilang, tidak
bahkan tidak berkurang. Tuntutannya tidak berubah
dari 411 ke 212. Tapi kami ingin menunjukan yang
penting aspirasinya disampaikan ciri juga
superdamai karena kita duduk. Karena kita juga
ingin komponen ikut bersama”35
Setelah melakukan komunikasi dan dialog hingga
akhirnya Polri mengizinkan sebagaimana penjelasan diatas,
34
Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB 35
https://www.youtube.com. Diakses pada 24 Januari 2018, pukul 13.06
WIB
94
terjadi kesepakatan-kesepakatan diantara GNPF-MUI dan
Polri, salah satunya terkait dengan tempat pelaksanaan.
Sebelum ditetapkannya Monas sebagai tempat utama aksi 2
Desember, panitia memilih Bundaran HI sebagai lokasi
aksi. Bunderan HI dianggap sebagai pusat kota yang dapat
memudahkan mobilisasi baik itu pengamanan, ambulance,
serta logistik. Namun, karena dianggap akan menggangu
ketertiban umum, maka Polri meminta pelaksanaan aksi
212 dipindahkan ke Monas. Permintaan tersebut kemudian
diterima oleh GNPF-MUI. Dalam konferensi pers pada hari
Senin tanggal 28 November 2016, dimediasi oleh ketua
MUI pusat dan bertempat di Kantor MUI, GNPF dan
Kapolri menyepakati lima hal sebagaimana dalam tabel
berikut.
95
Tabel 3.1
Kesepakatan GNPF dan Polri Terakit Aksi 2 Desember 201636
No 5 Butir kesepakatan GNPF dan Polri
1. GNPF-MUI bersama Polri sepakat, bahwa Aksi Bela
Islam III tetap akan digelar pada 2 Desember 2016
dalam bentuk aksi unjuk rasa yang super damai,
berupa aksi ibadah gelar sajadah.
2. GNPF-MUI dan Polri sepakat, bahwa dalam Aksi Bela
Islam III akan digelar zikir dan doa untuk keselamatan
negeri, serta tausiyah umaro dan ulama di lapangan
Monas dan sekitarnya dari jam 08.00 pagi hingga salat
Jumat.
3. GNPF-MUI dan Polri sepakat, usai salat Jumat para
pimpinan GNPF-MUI akan menyapa umat Islam di
sepanjang jalan sekaligus melepas mereka agar pulang
dengan tertib.
4. Perlunya dibentuk tim terpadu untuk mengatur teknis
pelaksanaan mencakup penetapan kiblat, penetapan
panggung dan shof, membuka pintu monas dan
pembuatan pintu-pintu darurat, menyediakan posko
medis dan logistik serta tempat wudhu. Menempatkan
tim GNPF-MUI diberbagai tempat serta mengarahkan
mereka ke tempat acara. menyiapkan tempat di luar
monas jika tempat tidak menampung. Tim terpadu
wajib mengatur bagi peserta dari luar agama Islam.
5. Jika ada gerakan diluar kesepakatan maka kami nyatakan
itu bukan bagian dari aksi bela Islam 3 dan GNPF-
MUI tidak bertanggung jawab serta menjadi hak kewajiban
polisi mengambil tindakan.
Peneliti melihat kesepakatan yang telah dilakukan
GNPF-MUI dan Polri menjelang aksi 2 Desember 2016
36
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/29/inilah-5-
kesepakatan-polri-dan-gnpf-mui-soal-aksi-2-desember. Diakses pada 14
Agustus 2017, pukul 12.09
96
merupakan langkah yang bijak, Polri menunjukkan
responnya terhadap masyarakat yang ingin melakukan
suatu kegiatan yang juga dilindungi oleh konstitusi. Di
samping itu, Kapolri Tito Karnavian juga mengeluarkan
intruksi ke Polda se-Indonesia agar tidak melarang
perusahaan transformasi untuk keberangkatan aksi 212.
Tindakan tersebut merubah situasi yang sempat bergejolak
dimasyarakat. Selain itu, dengan adanya kesepakatan
tersebut menjadi langkah awal untuk menghadirkan
kebersamaan di antara umat dengan aparat keamanan. Pada
hari pelaksanaan Polri turut memfasilitasi segala keperluan
kegiatan seperti panggung, toilet portable, dan lain
sebagainya. Sebagaimana penjelasan Zaitun Rasmin
sebagai berikut:
“...Dan alhamdulillah malah kemudian pak Kapolri
sendiri bersama-sama menyelenggarakan itu. Pak
Kapolri, pak Tito itu bisa membantu dengan banyak
hal, penyiapan panggung, dan lain sebagainya.
Kemudian komunikasi dengan pak Kapolri ini,
kesepakatan dengan pak Kapolri itu dibawa ke MUI,
disanalah diumumkan. Jadi MUI seperti pihak
tengah antara GNPF dengan Pak Kapolri. Itu sangat
fenomenal pengumumannya di MUI saat itu”37
Menjelang Aksi Bela Islam 212 terdapat adanya
perbedaan sikap di antara ormas-ormas Islam. Ada yang
37
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 30 November 2017
pukul 22.10– 22.17 WIB
97
memang turun aksi atas perintah suatu instansi atau ormas,
ada pula yang turun bukan atas nama ormas melainkan atas
nama pribadi. Pada Ormas Islam seperti Nahdattul Ulama,
ketua PBNU Bidang Hukum dan HAM, Robikin Emhas,
menegaskan bahwa warga Nahdlatul Ulama (NU) tidak
akan ikut dan terlibat dalam Aksi 2 Desember.
“Khusus keluarga PBNU, kami mengimbau agar
tidak melakukan aksi tersebut,”38
Ketua PBNU Said Aqil Siradj juga mengimbau
kepada warga NU untuk tidak mengikuti Aksi Bela Islam
III. Menurutnya kasus dugaan penistaan agama yang
dilakukan calon gubernur DKI petahana BasukiTjahaja
Purnama (Ahok) tengah diproses, sehingga tak perlu lagi
melakukan demontrasi39
Senada dengan Nadhatul Ulama, salah satu ormas
terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah juga melarang
warganya untuk datang aksi 212. Menurut Pimpinan
Pengurus Pusat Muhammdiyah, Busyro Muqoddas agenda
yang dilakukan pada aksi 212 tidak jelas, tidak selaras
dengan aksi 4 November sebelumnya. Jika pada 411
masyarakat menuntut proses hukum terhadap Ahokdan 2
38
https://news.okezone.com/read/2016/11/20/337/1546168/pbnu-
tegaskan-warganya-tidak-ikut-demo-2-desember. Diakses pada tanggal 4
November 2017, pukul 14.08 WIB. 39
https://news.okezone.com/read/2016/11/27/337/1552419/demo-2-
desember-ketua-pbnu-warga-nu-jangan-ikut-kerja-saja. Diakses pada tanggal 4
Novemeber 2017, pada 14.10 WIB.
98
minggu setelahnya Ahok berhasil ditetapkan sebagai
tersangka.
"Kalau kemarin kan jelas. Itu pun Muhammadiyah
juga kan tidak resmi. Melarang menggunakan
atribut. Kalau warganya ada yang ikut kan tidak bisa
melarang,”40
Meskipun demikian, terkait konten permasalahan
NU dan Muhammadiyah secara tegas mengatakan bahwa
Ahok telah melakukan penistaan Agama. Di samping itu
warga Muhammadiyah terus mengawal penanganan kasus
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama
pada saat itu. Terlihat dari Angkatan Muda Muhammadiyah
menjadi salah satu kelompok pelapor perkara penistaan
agama tersebut. Di samping itu, terbentuk suatu gerakan
mengawal surat Al Maidah yang dikenal sebagai Komando
Kawal Al Maidah (KOKAM) sebagai wadah pengawal
penuntasan kasus Ahok dan turut serta dalam setiap Aksi
Bela Islam. Kemudian menurut pengurus PP Muhamadiyah
Mashuri Mashuda, warga Muhammadiyah akan turut ambil
bagian dan akan lebih banyak dibandingkan aksi
411.Berikut pernyataan Mashuri Mashuda:
“Gerakan KOKAM insya Allah akan
memperhatikan segala imbauan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah untuk sedapat mungkin tidak
menggunakan atribut persyarikatan, dan
40
https://regional.kompas.com/read/2016/11/22/15052101/muhammadiya
h.mengimbau.warganya.tidak.ikut.demo.2.desember.Diakses pada 4 November
2017, pukul 14.30 WIB
99
menyampaikan aspirasi layaknya warga negara
Indonesia yang mempunyai hak konstitusi
menyatakan pendapat,” 41
Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah, Hizbut Tahrir
(HTI) dan Persatuan Islam (Persis) mengintruksikan para
anggota nya melalui surat edaran untuk mendukung dan
turun aksi 2 Desember 2016. Langkah tersebut sebagai
bentuk komitmen Persis sebagai bagian dari GNPF-MUI.
Sebagaimana yang dikutip dari pemberitaan sebagai
berikut:
“Ratusan bus sudah siap dikerahkan, alurnya Insya
Allah langsung kita ajak ke Monas. Sebagai titik
kumpul yang sudah ditetapkan oleh GNPF MUI”42
Pada saat pelaksanaanya, peserta aksi 212
melakukan salat Jumat berjamaah dengan Qunut Nazillah
terpanjang dengan durasi 10 menit. Salat Jumat dengan
Qunut Nazillah mendoakan keselamatan untuk tanah air
dan negerimuslim lainnya dipimpin oleh Pendiri Pondok
Pesantren Rafah Bogor, KH Natsir Zein. Pada awalnya
GNPF-MUI telah menentukan beberapa tokoh yang
ditunjuk untuk menjadi Khatib dan Imam salat Jumat,
namun apa pada kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi
41https://www.eramuslim.com/berita/nasional/aksi-212-
muhammadiyah-akan-turun-dengan-massa-yang-lebih-besar.htm. Diakses
pada 5 Agustus 2017, pukul 12.46 WIB
42
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2016/11/30/106699/ikut-
aksi-super-damai-212-persis-siap-kerahkan-puluhan-ribu-massa.html. Diakses
pada 16 Desember 2017, pada pukul 04.07 WIB
100
yang terjadi saat hari pelaksanaan. Berikut penjelasan
Bachtiar Nasir terkait hal tersebut:
“Udah, sudah diatur supaya aman supaya sesuai
dengan aspirasi. Imamnya Kiyai Ma‟ruf Amin dari
MUI dan atas nama NU. Kemudian khatibnya
Profesor Yunahar Ilyas dari Muhammadiyah, ketua
Muhammadiyah. Yang orasi Habib Riziq dan saya,
dengan beberapa tokoh disitu. Nah Itu juga a lot itu,
jadi bagaimana kita ngomong ke Polri. itu 3 malem
kita bolak-balik meeting terus, a lot itu. Diatur
supaya mewakili dan supaya sejuk. Mewakili
semuanya dan ini organisasi massa Islam yang
paling besar silahkan tumpahkan aspirasi. Itu udah
kita persiapkan bahkan Habib Rizieq kalau perlu,
udah Khutbah Jumat aja, jadi gak usah orasi, oke.
Saya mengatur jalannya acara, oke. Sudah sampai
sedemikian rupa. Tapi sampai akhirnya begini, kan
Presiden gak jelas, sampai jam 10 gak jelas. Kiyai
Maruf mau bicara kalau ada Presiden dateng. Kalau
gak ada Presiden, ga mau jadi Khatib. Kalau perlu
Habib Rizieq kita pasang doa aja deh, gitu. Supaya
nanti mereka-mereka ini supaya cepet selesai,
jangan sampai maghrib. Udah ini, udah sepakat.
Bahkan pindah dari bunderan HI ke Monas.
Nah..Sampai jam 11 lewat tidak ada keputusan.
Akhirnya Kiyai Ma‟ruf nunggu di MUI standby.
Untuk jadi Imam yang ditugaskan jadi imam, selain
Ustadz Yunahar ya, itu juga ya pokoknya masih
ragu lah situasi pada saat itu. Terpaksa kita bikin
backup, plan b saat itu juga. Jadi sampai Kiyai
Ma‟ruf ditinggalin di MUI. Dan ternyata Presiden
datang itu belum ada informasi juga. Akhirnya ya
Imamnya juga Imam cadangan Ustadz Nasir Zein,
nunjuk ditempat. Yang form cuma satu ya
Muadzinnya yang dari polda itu. Muadzin Karena
101
dia bagus dan dia dari Ustad Arifin Ilham. Yang lain
diluar rencana semua”43
Meskipun terkumpuljutaan massa pada aksi 212,
GNPF-MUI selaku koordinator Aksi Bela Islam juga
berhasil mencegah terjadinya provokasi dan
penyusupan.Meski psikologis massa pada saat itu kecewa
dengan penegakan hukum yang dirasa tidak adil, dan marah
atas perlakukan aparat keamanan saat aksi 411. Namun
semua itu bisa diredam dengan konsep Aksi Super Damai,
tausiyah yang menyejukan serta dzikir dan shalawat yang
dipanjatkan. Sehingga, acara berlangsung secara kondusif
dan khidmat.
Terkait dengan berapa jumlah peserta aksi 212,
sebelumnya GNPF-MUI memprediksikan jumlah massa
yang akan hadir mengikuti Aksi Bela Islam Jilid III
diperkirakan 3 juta orang. Namun, Sebagaimana yang telah
kita ketahui, paska aksi 212 jumlah massa aksi tersebut
menjadi sorotan di kalangan masyarakat. Adanya
perdebatan dan saling klaim terkait jumlah umat Islam yang
hadir. Beberapa menyebutkan ratusan ribu, ada pula yang
menyebutkan dua juta sampai tiga juta orang, bahkan ada
yang menyebut tujuh juta orang berkumpul pada saat itu. Di
sisi lain, jika melihat gambar-gambar yang telah bertebaran
43
Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
102
dimedia sosial, nampaknya memang tidak pernah ada aksi
yang dihadiri jutaan massa di Indonesia.
Gambar 3.5
Klaim Rizieq Shihab Jumlah Massa Aksi 21244
Dalam agenda evaluasi aksi 212, Rizieq Shihab
selaku Pembina GNPF-MUI menyebutkan aksi 2 Desember
diperkirakan mencapai 7,5 juta orang. Ia memaparkan
bahwa dengan hitungan menggunakan GoogleMap, jumlah
peserta Aksi Bela Islam jilid III (Aksi 212) diperkirakan
dua kali lipat dari jumlah peserta Aksi Bela Islam jilid II
(aksi 411).
''Hitungan itu logis dan ilmiah. Aksi Bela Islam III
(aksi 212) itu lebih dari dua kali lipat Aksi Bela
Islam II (aksi 411). Dan, jumlahnya (aksi 212)
diprediksi pesertanya mencapai 7,5 juta orang''.45
44
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/04/oho06r257
-jumlah-peserta-aksi-212-mencapai-75-juta-orang. Diakses pada 12 Desember
2017, pukul 21.08 WIB 45
https://news.detik.com/berita/d-3363317/habib-rizieq-sebut-massa-
aksi-2-desember-75-juta-orang-begini-analisisnya. Diakses pada 12 Desember
2017, pukul 21.28 WIB
103
Tabel 3.2
Jumlah Peserta Aksi Super Damai 212 Dari Berbagai Media46
Dari tabel data di atas terlihat adanya perbedaan
terkait catatan jumlah massa aksi 212. Perbedaan
penyebutan jumlah peserta aksi menunjukkan adanya
framing terkait bagaimana aksi 212 dimaknai oleh media
serta bagaimana fakta dilapangan dituliskan. Pada dasarnya
memang tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah kepala
yang hadir, karena para peserta begitu cair dan tidak adanya
registrasi saat pelaksanaan. Namun yang pasti, meski tidak
saling mengenal acara yang terselenggara atas kerjasama
46
https://www.kompasiana.com/dettifebrina/pembingkaian-dalam-
penyebutan-jumlah-peserta-aksi-212_58465dd5109773f4038b456e
104
antara GNPF-MUI dengan pihak Kepolisian RI tersebut
berlangsung tertib, tidak anarkis dan saling tolong
menolong. Inilah fakta lainnya yang peneliti lihat di
lapangan dan media.
Satu hari setelah Aksi Bela Islam 212, berbagai
media nasional di tanah air berebut menampilkan
pemberitaan utama dan berita-berita pendukung. Beberapa
media menjadikan aksi 2 Desember 2016 sebagai Headline
namun juga terlihat bagaimana framing media tersebut
terhadap aksi 2 Desember 2016.
Gambar 3.6
Aksi Super Damai 212 menjadi Headline47
Seperti pada gambar di atas, pada pemberitaan
Republika, Kompas dan koran Sindo menjadikan aksi 2
47
https://www.google.com/. Diakses pada 17 Januari 2017, pukul 18.42
WIB
105
Desember 2016 sebagai headline dengan memberitakan
secara positif dan menyajikan foto pantauan dari udara di
sekitaran monas. Di sisi lain pada headline Media Indonesia
menampilkan Presiden Jokowi yang dibantu naik keatas
panggung dengan judul terkait adanya makar dalam aksi
tersebut.
Sebagaimana uraian diatas, meskipun terdapat
beberapa perbedaan terkait isu yang diangkat oleh media-
media di atas. Secara garis besar dalam liputan dipelbagai
media baik media mainstream ataupun media online, baik
media sekuler maupun media komunitas Muslim, aksi 2
Desember 2016 diapresiasi sebagai Aksi Super Damai.
lebih lanjut, aksi tersebut telah memberikan dampak hingga
hari ini. Sebagaimana pernyataan Zaitun Rasmin dalam
siaran langsung diacara Talk To Inews TV:
“Sebab ini juga akhirnya menjadi dakwah. Dakwah
dalam artian kesadaran kaum Muslimin
menggunakan momentum ini bahwa tidak semata-
mata menegakan keadilan bagi penista Alquran, tapi
menyadarkan kaum muslimin Alquran ini perlu
diamankan”.48
Kesuksesan GNPF-MUI dalam menggelar aksi
secara damai tentu memiliki banyak tantangan. Seperti
upaya penggembosan yang telah peneliti paparkan
sebelumnya, terdapat tantangan-tantangan lainnya yang
48
https://www.youtube.com. Diakses pada 24 Januari 2018, pukul 13.18
WIB
106
datang menjelang 2 Desember 2016. Akan tetapi, semua
tantangan tersebut tidak mengurungkan niat dan usaha
GNPF-MUI untuk tetap menyelenggarakan aksi 212.
Sebagaimana pernyataan Zaitun Rasmin dalam wawancara
pribadi dengan peneliti:
“Tantangan terbesar adalah fitnah-fitnah yang
diarahkan kepada GNPF, bahwa tidak NKRI, tidak
mengerti keragaman dan seterusnya, kemudian tidak
menjaga ke Bhinekaan, itu saja. Fitnah-fitnah yang
disebar untuk menggebosi itu. Tapi ya semuanya
akhirnya melihat dan menyadari itu hanya fitnah.
Ternayata GNPF baik pimpinanannya, maupun
anggotanya, bahkan umat yang hadir umumya
adalah orang-orang yang Nasionalis, orang-orang
NKRI bener, dan seterusnya. Mereka yang menjaga
keragaman, ke Bhinekaan. Seperti misalnya ada
orang yang menikah di Gereja ditolong, itu kan luar
biasa. Ya itu saja yang lainnya sih, ya biasa kita
tentu harus bekerja keras untuk menyiapkan ini dan
itu. Keamanan, kesehatan, kemudian menyiapkan
sound system, dan lain sebagainya. Tapi itu biasalah
standar yah, tapi yang paling berat adalah adanya
fitnah-fitnah itu”.49
Sisi menarik dari aksi 212 ialah terletak pada konsep
aksinya. Jika pada aksi demonstrasi yang biasa terjadi di
Indonesia umumnya peserta berdiri dan berjalan. Pada aksi
212 peserta lebih banyak duduk, berdoa, berdzikir, dan
mendengarkan tausiyah dari ulama dan tokoh agama.
Layaknya Tabligh Akbar dengan jumlah massa besar yang
49
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 30 November 2017
pukul 22.10– 22.17 WIB
107
memiliki latar belakang yang berbeda-beda, serta rela
melepaskan sekat-sekat organisasi. Mereka rela
meninggalkan isu-isu furu‟ (cabang) karena cintanya pada
Alquran dan Islam.
Kesuksesan terselenggaranya aksi 212 memang sulit
jika hanya dilihat dari sisi panitia penyelenggara. Ulama
GNPF-MUI mengatakan apa yang terjadi pada aksi 212
merupakan rekayasa Allah Subhana wataala. Sebagaimana
penjelasan Bachtiar Nasir berikut:
“GNPF gak bisa, makanya dibuku saya Tadbir
Rabbani. Banyak agenda-agenda itu yang sebetulnya
bukan karena rekayasa GNPF. Contoh sederhana
seperti ini, sound system. Sederhana saja untuk acara
212. Setelah kita deal dengan Polri. Tadinya kan kita
maunya dibunderan HI, Polri maunya di Monas.
Karena Polri mengira ya gak sampelah sejuta, paling
700 ribu masih bisa dikerangkeng lah di Monas.
Sehingga untuk sound system, harga 200 juta itu bisa
mencover 200 ribu orang. Kalau 7 juta? Jadi kalau
200 juta bisa 200 ribu berarti 1 juta kali 5, ya 1 milyar
kali 7, 7 milyar lah paling engga untuk sound system
selesai. Oke saya punya uang 7 milyar. Perusahaan
penyewaan sound system mana, yang punya
perangkat sebanyak itu, gak ada. Akhirnya ahli-ahli
sound system, orang-orang muslim. Yang diluar
negeri, yang didalam selama ini punya kemapuan
kombinasi, antara Teknologi Transmeter dengan
biaya murah pake toa. Sambil berfikir gimana nih
spot-spotnya supaya semua bisa kedengeran. Itu baru
1 sisi. Jadi saya bicara dua sisi antara usaha kita
sebagai manusia, dengan rekayasa Illahiyah nya ini,
dua hal yang gak bisa dipisahkan. Itu yang akhirnya
kami katakan ini bukan usaha kita. Kalau saya bilang
108
Tadbir Rabbani, Habib Rizieq bilangTansiqun
Illahiyyun., sama maknanya. Ini rekayasa Tuhanlah.
Bagaimana menyiapkan konsumsi, gimana toilet, trus
kalau ada yang pingsan didepan monas itu, boro-boro
ada ambulance bisa jalan, motor aja gak bisa lewat.
Bagaimana pengaturan suhu dan hujan dan lain-lain.
Jam 7 turun, agak khawatir tapi sebentar gerimis, jadi
kita gak perlu nyiramin debu lagi. Sebabkan itu debu.
Datanglah orang. Setengah 10 hujan lagi, karena itu
udah mulai agak panas, dehidrasi. Itu jam 11 lagi
deras. Wudhu disitu”50
Sebagai Muslim kita meyakini segala sesuatu yang
terjadi adalah atas rencana dan kehendak Allah. Namun,
dengan pertolongan Allah terselip proses-proses ikhtiar dari
pengurus GNPF-MUI selaku panitia yang terlihat bekerja
keras dalam menyelenggarakan Aksi Super Damai 212.
Sebagaimana penjelasan Bachtiar Nasir dalam bukunya
Tadbir Rabbani: Rekayasa Allah di Balik Aksi 212:
“GNPF betul-betul bekerja ektra namun pada
kenyataannya terlalu jauh apa yang kita rencanakan
dengan peristiwa yang terjadi. Bahkan bisa
dikatakan sangat mustahil kerja-kerja kita itu
membuahkan hasil yang begitu besar kalau bukan
karena pertolongan Allah SWT. Begitu besar
dampak dari peristiwa itu dan semua di luar
jangkauan rasio manusia. Itulah kenapa saya
menyebutnya sebagai Tadbir Rabani”51
50
Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB 51
Bachtiar Natsir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.19
109
BAB IV
HASIL ANALISIS TEMUAN
A. Strategi Komunikasi GNPF-MUI dalam Menggalang
Massa Aksi 212
Dalam mengadakan suatu agenda besar memerlukan
sebuah strategi komunikasi dalam rangka menggalang
massanya. Untuk lebih mudah mengetahui strategi
komunikasi dalam menggalang massa aksi 212, peneliti
membagi lima unsur sesuai pembahasan pada BAB II:
mengenal khalayak, menyusun pesan, memilih media,
menentukan metode, dan peran komunikator.
1. Mengenal Khalayak
Menentukan khalayak menjadi langkah awal dalam
strategi komunikasi. Dalam tahap ini, menjadi penting bagi
GNPF-MUI mengetahui bagaimana kondisi khalayak yang
ditargetkan untuk mengikuti aksi-aksi yang diselenggarakan
oleh gerakan tersebut, terkhusus dalam penelitian ini, Aksi
Super Damai 2 Desember 2016.
Dalam menggalang suatu aksi massa, setiap
organisasi atau yang bertindak sebagai inisiator tentu
mempunyai target khalayak. Karena target khalayak yang
akan dihadapi menentukan langkah berikutnya dalam
strategi komunikasi yang akan digunakan. Berkaitan
penelitian ini, yang menjadi target khalayak GNPF-MUI
adalah masyarakat pada umumnya dan atau umat Islam
pada khususnya. Kepada khalayak khusus, diupayakan
110
terjalin komunikasi yang baik untuk mencapai pesan
komunikasi sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam kajian mengenai strategi komunikasi
menurut Anwar Arifin, dalam proses komunikasi, baik
komunikator maupun khalayak harus memiliki kepentingan
yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tak
mungkin berlangung secara optimal. Dengan demikian,
agar terciptanya suatu persamaan kepentingan tersebut,
GNPF-MUI selaku inisiator Aksi Bela Islam harus mengerti
dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka
referensi khalayak.
Jika melihat poin-poin yang harus diketahui oleh
komunikator untuk menciptakan persamaan kepentingan,
peneliti melihat bahwa GNPF-MUI telah memiliki modal
tersebut. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama,
sebelum terbentuknya GNPF-MUI banyak dari umat Islam
yang sudah mengetahui kasus penistaan agama yang sempat
viral di media sosial pada saat itu. Lebih lanjut, MUI pun
mengatakan bawasannya sikap keagamaan yang telah
dikeluarkan salah satunya juga disebabkan oleh desakan
dari beberapa pihak atas keresahan umat Islam. Di samping
itu, banyaknya pemberitaan dipelbagai media terkait isu
penistaan agama dan Aksi Bela Islam jilid 1 dan 2, semakin
membuat masyarakat mengetahui pokok permasalahan dan
dasar akan dilaksanakannya Aksi Bela Islam 3.
Setelah mengetahui pokok permasalahan, khalayak
memiliki kekuatan untuk menentukan medium mana yang
111
ingin diakses untuk mendapatkan suatu informasi. Pada saat
itu, masyarakat di pelbagai usia dan latar belakang banyak
menggunakan media sosial. Prediksi ini juga diperkuat atas
hasil evaluasi aksi 411 dimana GNPF-MUI menyadari
besarnya pengaruh media sosial yang saat itu menjadi salah
satu faktor yang membuat banyak massa yang hadir di 411.
Berdasarkan hal tersebut peneliti melihat bahwa GNPF-
MUI juga telah mengetahui kemampuan masyarakat dalam
menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media.
Jauh hari sebelum pelaksaan Aksi Bela Islam yang
ketiga, upaya untuk mengetahui lebih dalam kondisi
khalayak pada saat kejadian dilapangan, Bachtiar Nasir
melakukan kunjungan ke tempat kejadian perkara (tkp)
penistaan Agama yang dilakukan Ahok di pulau seribu dan
bertemu dengan masyarakat setempat menanyakan
bagaimana situasi kondisi pada saat itu. Hal ini
disampaiakan Bahtiar Nasir saat wawancara sebagai
berikut:
“..bahkan saya yang datang sendiri kesana, ke pulau.
Untuk coba berdiskusi dengan masyrakatnya.
Bagaimana situasi.”1
1Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
112
Gambar 4.1
Kunjungan Bachtiar Nasir Ke Lokasi2
Gambar di atas peniliti dapatkan dari akun pribadi
Bachtiar Nasir dengan nama akun @bachtiarnasir. Bachtiar
Nasir memberikan kajian dengan tema Tadabur Quran
Surat Al Maidah ayat 51 ditempat dimana surat tersebut
dinistakan.
Selanjutnya jika melihat dari sisi psikologis
khalayak, GNPF-MUI telah mengetahui bagaimana kondisi
psikologis dari khalayak, khususnya umat Islam. Menurut
GNPF-MUI banyak dari umat Islam yang kecewa dengan
permasalahan terkait keadilan sosial di negeri ini.
Sebagaimana yang diuraikan Bachtiar Nasir dalam bukunya
Tadbir Rabbani, sebagai berikut:
“Dilihat dari latar belakangnya, yang menjadi
trigger (pemicu) peristiwa Aksi Bela Islam 1,2, dan
3 adalah akumulasi kekecewaan, terutama dalam
keadilan sosial yang bermasalah”.3
2https://www.instagram.com/bachtiarnasir/. Diakses pada 26 November
2017, pukul 15.08 WIB 3Bachtiar Natsir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.20
113
Lebih lanjut, dalam acara silaturami paska Aksi
Bela Islam III di Masjid Raya Pondok Indah pada 6
Desember 2016, Bachtiar Nasir juga menjelaskan bahwa,
umat terbesar bangsa ini yang selama ini terpinggir dari
keadilan sosial, mulai bersuara, dan membaca dengan
kecerdasannya mengapa hukum bisa lumpuh di depan satu
orang.4
Selain itu, pada website belaquran.com. Bachtiar
Nasir juga menjelaskan terkait apa yang terjadi kepada
umat Islam saat ini. Penjelasan tersebut sebagai berikut:
“...mereka sering tertuduh sebagai pihak yang tidak
Nasionalis, Anti Pancasila, tidak pro pada Bhinneka
Tunggal Ika, dan lain-lain. Ironisnya, hak-haknya
sebagai rakyat kecil terpinggirkan demi kepentingan
Pemodal Asing dan Aseng.
Karena itu, Aksi Bela Islam adalah gerakan murni
akibat keraguan umat Islam terhadap penegakan
supremasi hukum oleh rezim saat ini”.5
Dalam pandangan GNPF-MUI sebagaimana
penjelasan di atas, akumulasi pelbagai kasus ketidakadilan
sosial terutama umat Islam merasa sebagai pihak yang
sering tersudutkan dan ideologinya dinistakan ditambah
dengan tudingan-tudingan selama ini yang diarahkan
kepada umat Islam menjadi pemicu kekecewaan umat.
4http://www.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/16/12/06/ohrrb63
54-giatkan-subuh-berjamaah-gnpf-minta-umat-jaga-spirit-persaudaraan-212.
Diakses pada tanggal 20 Februari 2018, pukul 17.09 WIB 5http://www.belaquran.com/2016/12/esensi-aksi-bela-islam-3.html.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2017, pada pukul 17.23 WIB
114
Itulah kondisi psikologis umat yang dipahami oleh GNPF-
MUI.
Selain dari akumulasi kekecewaan umat terkait
ketidakadilan sosial yang menjadi isu utama, apa yang
terjadi saat aksi 411 juga memberikan pengaruh. Kondisi
khalayak yang hadir pada aksi tersebut merasa kurang puas
dengan sikap pemerintah, ditambah lagi paska aksi 411
Ahok tidak juga ditahan. Hal tersebut dipahami oleh GNPF-
MUI sebagai suatu kekuatan yang nantinya akan
mempermudah mobilisasi untuk aksi berikutnya. Berikut
penjelasan Bachtiar Nasir terkait hal tersebut:
“...Kan setelah kita ditembaki, malam itu, sebagian
pulang. Tapi sebagian lagi udah siap mati. Tapi
karena mereka taat perintah, “oke kita kedepan
gedung DPR MPR”. Semua lapar, tapi mereka udah
siap. Siap matilah gitu bahasanya. Gak mau disuruh
pulang. Akhirnya kita sambil maksa, pulang, sesuai
dengan deal kita di dalam. “percayakan kepada
kami”, semua marah disitu. “Kami gak punya
ongkos”, Kita ongkosin, terpaksalah Munarman
ngasih duit, suru pulang. Dituduhlah inilah
pembagian. Demi Allah saya jadi saksi Malam itu.
Dan memang ada sisa uang dikit. Kita udah cape
juga kan, dari pagi berdiri sampai tengah malam,
kemudian jalan kaki ke DPR, kemudian sampai
Subuh, kita diterima DPR, gak tidur sama sekali.
Nah pagi dikasinya. Ketika mereka pulang, masih
dalam bentuk marah. Ini barangkali menjadi Triger
Fregmentasi. Ini dalam ilmu Komunikasi Massa
saya mengatakan, ini one day gampang untuk
dipencet tombol. “udah pulang aja”. Karenakan
belum tumpah nih. Diantara mereka ada yang
tukang sayur, tukang ojek, yang nabung untuk bisa
kesini, betul betul gak ada ongkos. Ditambah lagi
115
dengan narasi Media. Tetapi yang paling banyak
berperan itu bukan kami. Itu adalah masyarakat
sendiri”.6
Di samping itu, dikutip dari laporan reporter JITU
dalam buku Mengetuk Pintu Langit, Nonop Hanafi selaku
ketua kafilah longmarch Ciamis pun mengatakan hal-hal
yang menjadi penyebab umat Islam banyak hadir dalam
aksi 212.
“Aksi Bela Islam Jilid III itu nuansanya kan agak
menciut. Kenapa? Pertama, umat Islam semacam
terteror dengan kosakata yang digulirkan aparatur
kepolisian RI, bahwa aksi itu adalah makar. Kedua,
imbauan dari Kapolri terkait larangan menerima
massa yang akan berangkat ke Jakarta, karena isu
makar tersebut. Dan, hal itu cukup menjadi
hantaman psikologi umat untuk menghadiri ABI”.7
Melihat setiap pernyataan-pernyataan dari GNPF-
MUI peneliti berasumsi bahwa GNPF-MUI telah
mengetahui betul bagaimana kondisi dari khalayak yang
menjadi target peserta aksi 212. Kondisi tersebut meliputi;
pemahaman khalayak terhadap permasalahan, kondisi
psikologis khalayak yang tengah marah dan kecewa akibat
apa yang telah terjadi pada aksi sebelumnya serta
ketidakadilan penegakan hukum terhadap Ahok. Kemudian
pada saat itu, GNPF-MUI memahami kondisi khalayak
6Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB 7Rizki Lesus Dkk, Mengetuk Pintu Langit: Catatan Reportase Aksi
Bela Islam Jurnalis Islam Bersatu, (Jakarta: Jurnalis Islam Bersatu (JITU),
2017), h.247
116
lebih mempercayai media sosial (medsos) dibanding
dengan media mainstream. Dengan mengetahui kondisi-
kondisi tersebut, GNPF-MUI pada sudah mendapatkan
modal pertama yakni, mengenal khalayak untuk
menggalang massa.
2. Menyusun Pesan
Setelah memahami atau mengenal khalayak yang
menjadi sasaran komunikasi, langkah selanjutnya dalam
strategi komunikasi ialah komunikator harus mampu
memilih pesan yang sesuai dengan pengetahuan,
kebutuhan, dan pengalaman khalayak yang menjadi target
sasaran. Berkaitan dengan penelitian ini, pengalaman
GNPF-MUI yang sudah dimiliki paska aksi 411, dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun pesan untuk
aksi 212. Menurut Anwar Arifin, syarat utama dalam
memengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian. Sesuatu akan menjadi milik
rohani, haruslah terlebih dahulu melalui pintu perhatian.8
Peneliti memahami bahwa pesan yang akan
menimbulkan perhatian memerlukan penyusunan kata-kata
yang mudah dipahami, viral, menyentuh serta pemilihan
bahasa yang menarik, sehingga mampu menggugah rohani
khalayak. Pertama, nama aksi menjadi bentuk pesan
tersendiri bagi khalayak, “Bela Islam” digunakan kembali
8Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 193
117
setelah sebelumnya juga digunakan sejak Aksi Bela Islam
yang pertama dan kedua. Dengan tambahan “Bela Qur’an”
pada seruan aksi 212 berhasil menambah ghirah umat
Islam. Sebagaimana pernyataan Bachtiar Nasir terkait
penentuan nama aksi, sebagai berikut:
“...berdasarkan rapat. Jadi disini kan ada kasus
penodaan terhadap surat Al Maidah 51. Kita punya
dua nama besar sebetulnya yang sangat
berpengaruh. Aksi Bela Qur’an dan Aksi Bela
Islam. Jadi secara nama itu kita sepakati Aksi Bela
Islam. Tapi secara konten perjuangan itu Aksi Bela
Al Qur’an. Sehingga mars yang dibuat Habib Rizieq
pun bercampur disitu...”9
Peneliti melihat nama dari aksi tersebut telah
berhasil membentuk mental khalayak untuk menjadi
“pembela Islam”. Dengan demikian, setiap hambatan yang
ditemui menjelang aksi 212, tidak lantas membuat khalayak
putus asa sebaliknya, mereka tidak takut dan tetap hadir
pada aksi tersebut. Kedua, peneliti melihat pesan-pesan
yang disampaikan oleh GNPF-MUI kepada khalayak
adalah pesan-pesan yang damai. Terlebih menjelang aksi
212 dengan membawa tagline “Aksi Super Damai”. Hal ini
dikarenakan pemahaman GNPF-MUI mengenai
karakteristik dari khalayak, yakni “Umat Islam di
Indonesia” dengan kearifan lokal Muslim di Indonesia
dalam berislam. Sehingga orang Indonesia tertarik karena
gerakan ini damai.
9Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
118
Ketiga, penyusunan pesan perlu memiliki muatan
kata-kata yang menyentuh, menarik, dan mudah dipahami.
Dalam hal ini peneliti melihat GNPF-MUI memiliki strategi
dengan memilih diksi-diksi kunci yang cocok dengan
kerangka berpikir dan kerangka pengalaman khalayak.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan Bachtiar Nasir
terkait hal tersebut.
“...Jadi, baik dari diksinya maupun dari sisi
soundnya, mulai. Misalnya, membangkitkan
kembali Revolusi Jihad. Kata-kata Revolusi Jihad
Hasyim Asyari. Kemudian membangitkan kembali
semangat Jihad seperti lagunya Buya Hamka. Baru
kita bikin pengumuman. Itu ditelinga umur 40 tahun
ke atas nyambung, tapi untuk 40 tahun kebawah,
masih belum ada lagi nadanya itu...”10
Lagu yang di maksud oleh Bachtiar Nasir di atas
adalah lagu yang berjudul Panggilan Jihad yang diciptakan
oleh Buya Hamka, tokoh Muhammadiyah. Lagu tersebut
menjadi lagu yang mengiri Aksi Bela Islam 212. Lebih
lanjut, dalam lirik lagu untuk mars Aksi Bela Islam juga
terdapat pada lirik lagu Panggilan Jihad Buya Hamka.
Selain itu, di dalam lirik mars Aksi Bela Islam juga terdapat
kata-kata “Bela Quran” dan Bela Islam” sebagai berikut:
Al Quran Imam kami
Al Quran Pedoman kami
Al Quran Petunjuk kami
Al Quran Satukan kami
10
Wawancara dengan Bachtiar Natsir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada tanggal 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
119
Al Quran Imam kami
Al Quran Pedoman kami
Al Quran Petunjuk kami
Al Quran Satukan kami
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allah Allahu Akbar
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Pada lirik lagu di atas, terdapat nilai-nilai pesan
yang disampaikan GNPF-MUI didalamnya. Seperti
misalnya, GNPF-MUI mengingatkan kepada khalayak
terkait kedudukan Alquran sebagai pedoman, imam,
petunjuk, dan untuk menyatukan umat. Pesan tersebut
memberikan pemahaman mengapa kita harus membela Al
Quran. Kemudian pesan yang terkandung dalam lirik lagu
di atas diharapkan mampu menambah ghirah khalayak
terkhusus umat Islam dalam membela Alquran dan Islam.
Keempat, selain melalui syair, seruan untuk bersatu
pun digaung-gaungkan secara masif sebagai bentuk pesan
ajakan kepada umat. Sehingga masyarakat mengetahui dan
tergugah semangatnya dari setiap isi pesan damai yang
disampaikan kepada khalayak khususnya umat Islam
120
melalui akun media sosial milik GNPF-MUI. Seperti
contoh pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.2
Pesan Damai Seruan Menjaga NKRI11
Kelima, taktik lain yang dilancarkan oleh GNPF-
MUI dalam upaya penyampaian pesan ialah dengan
mengaitkan dengan orang-orang tertentu yang cukup
dikenal, disegani, dan berpengaruh dalam masyarakat. Hal
ini menjadikan pesan lebih menarik dan mengundang
perhatian lebih dari khalayak. Sehingga, membuat khalayak
atau target massa GNPF-MUI lebih yakin untuk mengikuti
Aksi Bela Islam 212 karena opinion leader, tokoh yang
disegani, atau tokoh idola masyarakat turut serta
menyerukan aksi tersebut. Seperti pada flyer dan broadcast
yang disebarkan berisikan quotes terkait esensi aksi 212
serta seruan dari tokoh-tokoh dan ulama. Berikut contoh
yang diambil dalam akun instagram @belaquran:
11
https://www.instagram.com/belaquran/. Diakses pada 13 November
2017, pukul 14.58 WIB.
121
Gambar 4.3
Ajakan Para Tokoh Menjelang Aksi 21212
Postingan gambar diatas adalah quotes dan gambar
tokoh yang telah dikenal khalayak. GNPF-MUI memasang
gambar Arifin Ilham sebagai salah satu upaya menggalang
massa melalui opinion leader atau key audience yang dapat
memberikan pengaruh cukup besar. Selain itu, agar pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan maksimal oleh
khalayak. Hal ini merupakan strategi efektif yang telah
dilakukan oleh GNPF-MUI.
Selanjutnya, selain dari penyusunan pesan
sebagaimana yang telah peneliti uraikan sebelumnya, dalam
kajian strategi komunikasi, menurut Anwar Arifin dikenal
dengan dua bentuk penyajian permasalahan dilihat dari
penentuan tema dan materi atau isi pesan yang akan
dilontarkan kepada khalayak, yakni one side issue dan both
side issue. One side issue yang dimaksud adalah penyajian
masalah yang bersifat sepihak, yaitu hanya mengemukakan
hal yang bersifat positif saja, ataukah negatif saja kepada
12
https://www.instagram.com/belaquran/. Diakses pada 13 November
2017, pukul 14.53 WIB
122
khalayak. Hal ini juga berarti dalam memengaruhi khalayak
permasalahan itu berisi konsepsi dari komunikator semata-
mata tanpa mengusik pendapat-pendapat yang telah
berkembang. Sebaliknya pada both side issue, suatu
permasalahan yang disajikan baik negatifnya maupun
positifnya, juga dalam mempengaruhi khalayak
permasalahan diketengahkan baik konsepsi komunikator
atau pendapat-pendapat yang telah berkembang pada
khalayak.13
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti
menemukan bentuk rumusan pesan komunikasi dalam
menggalang massa aksi yang digunakan GNPF-MUI
bersifat one side issue (sepihak). Hal tersebut terlihat
karena, pertama; ditunjukan kepada orang-orang yang
sedari awal memang sudah ada persesuaian pendapat.
kedua; dengan menggunakan one side issue maka akan
mendapatkan hasil yang lebih cepat dibandingkan both side
issue yang memerlukan waktu lama. Melihat jarak aksi 411
dengan aksi 212 hanya kurang dari sebulan, menurut
peneliti adalah tepat dengan menggunakan pesan yang
bersifat one side issue.Selain itu, karena pesan substantif
gerakan 212 adalah agar para penegak hukum tidak boleh
abai terkait kasus yang telah dilakukan Ahok.
13
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 196-197
123
3. Saluran atau Media
Paradigma Harold D.Lasswell pada 1984 tentang
proses komunikasi yang berbunyi Who says what, To
whom, In which channel, and With what effect, secara
langsung menggambarkan bahwa dalam proses komunikasi,
para komunikator memerlukan media untuk menyampaikan
pesan kepada khalayak. Begitu juga dengan strategi
komunikasi GNPF-MUI dengan menggunakan dua tipe
media, yakni old media dan new media. Old media yang
digunakan seperti spanduk, banner, pamflet, dan flyer.
Kemudian melalui new media yang berbasis internet
menjadi saluran utama seperti; website, dan social media.
Nama akun yang digunakan disemua media sosial GNPF-
MUI dinamakan dengan “Bela Qur’an”. Di samping itu,
tidak seperti acara-acara lainnya yang mengunakan
undangan resmi, GNPF-MUI tidak menggunakan surat-
surat resmi kepada lembaga maupun tokoh-tokoh. Mereka
betul-betul memanfaatkan media sosial dalam
menyampaikan pesannya. Sebagaimana pernyataan Zaitun
Rasmin selaku Wakil ketua GNPF-MUI saat melakukan
wawancara dengan peneliti:
“Surat-surat tidak ada. Surat-surat tidak ada sama
sekali. Semuanya melalui Media Sosial, WhatsApp
terutama. Kemudian ada Facebook, ada pembuatan
flyer-flyer tapi tidak banyak.”14
14
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada 30 November 2017 pukul
22.10– 22.17 WIB
124
Saat melakukan wawancara, Bachtiar Nasir
menjelaskan bawasannya menjelang aksi 411 GNPF-MUI
menggalang massa masih by natural saja. Selain itu, pada
aksi tersebut juga belum memiliki media resmi dibawah
naungan GNPF-MUI jadi apa yang disebarkan itu dari
umat untuk umat. Berbeda kondisi menjelang aksi 212,
GNPF-MUI sudah melakukan by design dengan
membentuk Media Center. Media center tersebut digunakan
sebagai wadah informasi resmi dari GNPF-MUI, meskipun
tidak dapat dipungkiri tetap terdapat peran umat Islam
dalam menyebarluaskan informasi khususnya terkait aksi
212. Sebagaimana pernyataan Bachtiar Nasir dalam
wawancara:
“...Inilah yang kemudian mengerucutkan sistem
informasi. “oh kalau gitu kita sudah harus bikin
media center”. Tim Media Center harus mengemas
isu. Di situlah umat Islam belajar apa yang namanya
hastag, apa yang namanya backsound.
Membangkitkan kembali ghirah-ghirah
keislaman...”15
Satu hari menjelang aksi 212, GNPF-MUI
membentuk Tim Media Center. Tim Media Center tersebut
bertugas untuk meliput seluruh kejadian dan peristiwa saat
Aksi Bela Islam 212.lebih lanjut, media center digunakan
untuk memberikan informasi yang akurat, tepat, dan
berimbang kepada masyarakat. Hal ini sebagai bentuk
upaya GNPF-MUI dalam mengklarifikasi setiap plintiran-
15
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
125
plintiran berita. Mengingat kembali saat aksi 4 November
2016, banyak media yang kurang tepat dalam memberikan
informasi akurat kepada masyarakat.
Selain bertugas untuk meliput rangkaian aksi 212,
media center juga berfungsi untuk mengakses seluruh
informasi yang berkembang serta dijamin kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau untuk mengakses langsung
informasinya melalui website resmi GNPF-MUI.
“Ada di Youtube atas nama 'Bela Islam III live
streaming, Kedua, '212 live streaming Bela Islam
III, Ketiga menyiapkan untuk pengguna HP andorid
untuk download aplikasi bela islam III dalam
layanan radio dan televisi dan website resmi
www.belaquran.com"16
Gambar 4.4
Arahan Aksi Bela Islam 212 melalui website belaquran.com17
Melalui website diatas, GNPF-MUI menyampaikan
informasi terkait arahan teknis, logistik, dan juga informasi
lainnya yang perlu diperhatikan saat melakukan Aksi Super
Damai 212. Kemudian, social media seperti Facebook,
Instagram, dan twitter milik GNPF-MUI juga digunakan
16
https://news.okezone.com/read/2016/12/01/337/1556554/khawatir-
pemberitaan-aksi-212-dipelintir-gnpf-mui-luncurkan-media-center 17
www.belaquran.com. Diakses pada 15 Januari 2018, pukul 02.38 WIB
126
untuk menyampaikan arahan terkait aksi 212. Media Sosial
atau medsos ini dipilih oleh GNPF-MUI sebagai saluran
utamanya karena memang biaya yang terjangkau dan dapat
menjangkau khalayak lebih luas.
Menurut Anwar Arifin, sebagaimana dalam
menyusun pesan pada suatu komunikasi yang ingin
dilancarkan, komunikator haruslah selektif, dalam arti
menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan
sendirinya penggunaan media pun harus demikian. Faktor-
faktor komunikasi sendiri juga harus dalam hubungannya
dengan situasi sosial-psikologis serta harus diperhitungkan.
Hal tersebut dikarenakan masing-masing media tersebut
mempunyai kemampuan dan kelemahan-kelemahannya
serta dengan kaitannya dengan tuntutan sosial-psikologi
dari khalayak.
Berkaitan dengan hal diatas, dalam menggalang
massa aksi 212 GNPF-MUI tidak bekerja sama dengan
media mainstream. Zaitun Rasmin menjelaskan bahwa
GNPF-MUI betul-betul hanya menggunakan tim media
center dan media sosial dalam menyampaikan pesan terkait
aksi 212. Sebagaimana penjelasan Zaitun Rasmin dibawah
ini:
“Tentu saja dari GNPF juga ada melalui Media
Center, tapi ini kan peristiwa yang luar biasa
fenomental. Itu kita gak ngundang Media juga pasti
dateng. Media semuanya berlomba-lomba datang
mencari tempat strategis dan tidak ada yang mau
127
ketinggalan momentum itu. Jadi kita gak perlu
bayar Media”18
Di samping itu, berkaitan dengan kondisi psikologis
dari masyarakat khususnya umat Islam yang memiliki
kekecewaan terhadap media-media mainstream terkait
pemberitaan-pemberitaan Aksi Bela Islam satu dan dua
yang dianggap telah diplintir dan siarkan pemberitaan
tendensius terhadap umat Islam, khususnya pada
pemberitaan aksi 411.
Kemudian, selain menyampaikan pesan damai,
seruan, dan arahan terkait aksi 212, media GNPF-MUI juga
digunakan sebagai wadah penyampaian pesan yang berisi
pendapat dari tokoh agama terkait isu-isu yang ada
menjelang aksi 212. Seperti yang telah kita ketahui bersama,
menjelang aksi 2 Desember 2016 terdapat pemberitaan di
media online khususnya terkait dengan isu makar. Dalam
menanggapi hal tersebut, GNPF-MUI menepisnya melalui
media GNPF-MUI yang berbasis internet.
Selain isu makar, juga terdapat isuterkait pro dan
kontra hukum salat Jumat dijalan. Sebagaimana penejlasan
Bachtiar Natsir berikut:
“Memang gerakan kita itu menggunakan hari Jumat.
Jadi hari sakral kita hari Jumat. Dan pertemuan kita
isunya sholat Jumat. Kemudian ada yang
memfatwakan, gak sah sholat Jumat gitu ya. Kita
terlalu gampang lah mencari dalil-dalil tentang itu,
18
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua GNPF-MUI,
di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada 30 November 2017 pukul
22.10– 22.17 WIB
128
tentang Sholat Jumat itu dijalanan, dilapangan gitu
ya.”19
Salah satu upaya dalam menanggapi isu tersebut,
GNPF-MUI memberikan penjelasan dari tokoh Agama
yang disampaikan melalui social media GNPF-MUI,
Instagram @belaquran seperti di bawah ini:
Gambar 4.5
GNPF Menanggapi Isu Salat Jumat Di Jalan20
Dalam postingan di atas, terdapat penjelasan dari
Tokoh Agama, Didin Hafidudin, yang menjelaskan
diperbolehkannya melakukan salat Jumat di jalan. Hal
tersebut dilakukan untuk meyakini peserta yang akan
mengikuti aksi 212 untuk tidak khawatir terkait sah atau
tidak sah nya salat jumat di jalan.
Selanjutnya, sebagaimana dengan fungsi media
sebagai wadah informasi, media GNPF-MUI juga
digunakan untuk menyampaikan pesan yang berisikan
informasi terkait perkembangan yang ada menjelang aksi
212. Termasuk pertemuan GNPF-MUI dengan Polri terkait
19
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB 20
https://www.instagram.com/belaquran/. Diakses pada 14 Desember
2017, pukul 13.46 WIB
129
kesepakatan Aksi Bela Islam 212. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, ada 5 butir poin yang menjadi
kesepakatan antara GNPF-MUI dan Polri. Hal ini juga
disampaikan GNPF melalui social media.
Dalam postingan tersebut GNPF memberikan
informasi terkait poin-poin kesepakatan antara Kapolri,
MUI, dan GNPF MUI. Meskipun sebenarnya hasil
kesepakatan ini sudah banyak diberitakan oleh media cetak
dan televisi saat conference press, namun GNPF-MUI tetap
menggunakan medianya suntuk menyampaikan pesan
kepada umat. Peneliti melihat hal tersebut merupakan
optimalisasi dari penggunaan media GNPF MUI dalam
menyebarluaskan informasi sebanyak-banyaknya yang
diharapkan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
4. Pemilihan metode
Dalam kajian strategi komunikasi yang
dikemukakan oleh Anwar Arifin, terkait pemilihan metode
harus disesuaikan dengan bentuk pesan, keadaan khalayak,
fasilitas, dan biaya. Penerapan metode tersebut dalam
strategi komunikasi dibagi menurut cara pelaksanaannya
dan bentuk isinya. Pemilihan metode menurut cara
pelaksanaan diwujudkan oleh GNPF-MUI dengan cara
reduancy atau repitation, yang dapat diartikan sebagai
upaya memengaruhi dengan cara mengulang-ngulang pesan
kepada khalayak.Terlihat dari pesan-pesan yang
menggunakan kata ”damai” dan bersatu dengan terus
diulang-ulang dalam postingan di media sosial dan turut
130
disampaikan oleh setiap tokoh GNPF-MUI. Dalam
pengulangan kata-kata tersebut pada setiap pesan yang
disebarkan, tentu GNPF-MUI ingin mengajak khalayak
untuk memperhatikan isu yang dibangun, isu tersebut
terkait aksi yang akan dilaksanakan secara damai serta
seruan untuk bersatu. Harapannya, khalayak tidak perlu
merasa khawatir untuk berpartisipasi dan bersilaturhami
dalam aksi 2 Desember 2016.
Di samping itu, jika melihat dari bentuk isinya
peneliti melihat GNPF-MUI memilih menggunakan metode
penyampaian informatif. Dalam komunikasi massa dikenal
salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu
bentuk isi pesan yang bertujuan memengaruhi khalayak
dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti
menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di
atas fakta dan data yang benar serta opini yang benar pula.
Sehingga, komunikan dapat diberi kesempatan untuk
menilai ataupun menimbang-nimbang serta mengambil
keputusuan atas dasar pemikiran-pemikiran yang sehat.
Metode ini lebih ditunjukan pada penggunaan akal pikiran
khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa:
keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya.
Berkaitan dengan hal di atas, penyampaian
informasifyang dilakukan oleh GNPF-MUI terlihat dari
seringnya GNPF-MUI melalukan conference pers,
termasuk menjelang aksi 212 GNPF-MUIjuga menggelar
conference pers. Conference pers tersebut sebagai upaya
131
memberikan penerangan dan keterangan dari GNPF-MUI
selaku panitia penyelenggara aksi 212. Selain itu juga,
adanya pres relase digunakan untukmemberikan informasi
akurat yang bersumber dari GNPF-MUI untuk disampaikan
kepada masyarakat luas.
5. Peran Komunikator
Peran komunikator adalah unsur yang paling
dominan dalam keseluruhan proses komunikasi untuk
mencapai efektivitas komunikasi. Kedudukan dan fungsi
komunikator dalam upaya menciptakan efektivitas proses
komunikasi adalah penting sekali. Berkaitan dengan
penelitian ini, peran komunikator menjadi sangat penting
dalam keberhasilan menggalang massa aksi 212. Pada aksi
tersebut, ikhtiar GNPF-MUI memberikan pengaruh dalam
mobilisasi massa aksi 212, dimana GNPF-MUI menjadi
komunikator utama dalam rangka menyampaikan pesan
terkait Aksi Super Damai 212. Di samping itu, selain
menjadi komunikator utama, GNPF-MUI juga berperan
sebagai mediator umat dengan MUI, bahkan Kapolri.
Pada dasarnya unsur komunikator harus disesuaikan
dengan kebutuhan khalayak. Tidak semua komunikator
dapat didengar oleh khalayak, hal ini dikarenakan tidak
semua komunikator memiliki daya tarik yang sama.
Kebanyakan dari khalayak juga telah memiliki komunikator
kepercayaan. Oleh sebab itu, unsur komunikator terkadang
lebih kuat pengaruhnya daripada pesan itu sendiri. Dengan
kata lain, siapa yang menyampaikan pesan jauh lebih
132
penting dan berpengaruh dari apa yang disampaikan. Lebih
lanjut, seorang komunikator yang dapat dihargai oleh
khalayak adalah komunikator yang berkompeten, dikenal,
dikagumi, dan yang cukup disegani oleh masyarakat.
Dalam menggalang massa, komunikator dapat
dilakukan oleh organisasi atau orang diluar organisasi yang
telah memiliki kredibilitas di mata khalayak. Berkaitan
dengan hal tersebut, adanya ulama dan tokoh ditubuh
GNPF-MUI membuat organisasi tersebut memiliki
kepercayaan dari masyarakat di pelbagai kalangan maupun
strata sosial. Lebih lanjut, masing-masing ulama dan tokoh
GNPF-MUI telah memiliki organisasi ataupun pengajian-
pengajian yang memiliki banyak pengikut (Jamaah).
Peneliti melihat hal tersebut menjadi peluang serta kekuatan
bagi GNPF-MUI karena telah memiliki aktor kunci (key
audience) ataupun opinion leader yang membawahi ormas-
ormas dengan jamaah-jamaahnya serta akun-akun personal
media sosial maupun fanpage tokoh GNPF-MUI dengan
follower signifikan. Sehingga, GNPF-MUI dapat
memaksimalkan peran ulama dan tokoh tersebut sebagai
komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
terkait segala informasi aksi 2 Desember 2016. Dengan
demikian, melalui ajakan ulama dan tokoh, peluang
masyarakat dapat terpersuasi untuk berpartisipasi dalam
aksi 212 lebih besar.
Peneliti melihat, komunikator yang bersatu dalam
barisan GNPF-MUI adalah figur-figur kharismatik yang
133
telah mendapatkan kepercayaan dari khalayak. Karakter
kepemimpinan kharismatik tersebut menjadi modal
tambahan bagi seorang komunikator. Dengan demikian,
dengan mudah khalayak mengikuti setiap arahan-arahan
dari GNPF-MUI. Sebagaimana pada fenomena Gerakan
sosial yang terjadi di pelbagai negara, gerakan sosial juga
terkait dengan kemampuan kepemimpinan dari tokoh
penggerak. Sang tokoh penggerak harus mampu
memberikan inspirasi, membuat jaringan, membangun
organisasi yang menyebabkan sekelompok orang
termotivasi terlibat gerakan. Kepercayaan anggota kepada
apa yang mereka ketahui dan pelbagai keyakinan individual
lainnya mengenai apa yang dapat dilakukan pemimpin
dengan kharisma tersebut.
Sebagaimana yang telah diketahui bersama
bawasannya tokoh utama dari aksi fenomenal ini ialah
Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir. Dua Sosok kharismatik
ini berhasil membuat jutaan umat patuh dalam komando
GNPF-MUI. Rizieq Shihab selaku pembina GNPF-MUI
yang juga merupakan pembina ormas Front Pembela Islam
(FPI) yang telah memiliki banyak jemaah majelis taklim.
Kemudian Bachtiar Nasir selaku Ketua GNPF MUI,
merupakan pimpinan Ar Rahman Quran Learning (AQL)
yang juga memiliki banyak jemaah pengajiannya. Selain itu
Bachtiar Nasir juga adalah Sekretaris Jenderal dari MIUMI.
Namun, tentu tidak semua peserta aksi 212 merupakan
jemaah pengajian Rizieq Shihab maupun Bactiar Nasir.
134
Bahkan banyak dari peserta aksi yang justru belum pernah
bertemu dengan kedua tokoh tersebut sebelumnya. Kendati
demikian, melihat kegigihan Rizieq Shihab dan Bachtiar
Nasir sebagai tokoh dibarisan depan dalam membela Islam,
dan terus konsisten dalam mengawal kasus Ahok, membuat
kekaguman tersendiri di masyarakat. Ini menjadi point
credibelity serta sebagai modal utama bagi seorang
komunikator.
Disamping Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir,
terdapat beberapa ulama dan tokoh GNPF-MUI lainnya
yang turut berperan menjadi komunikator dan memberikan
kontribusi dalam pengawalan kasus Ahok serta
mempersiapkan aksi 212. Peneliti mencoba menguraikan
beberapa tokoh tersebut, sebagai berikut; Zaitun Rasmin
selaku wakil GNPF-MUI adalah pimpinanan ormas Wahda
Islamiyah, yang juga sebagai anggota MIUMI. Terdapat
juga tokoh FPI lainnya seperti, Misbahul Anam selaku
Wakil Ketua GNPF-MUI adalah Dewan Pembina FPI,
Munarman selaku panglima lapangan Aksi Bela Islam yang
juga menjadi juru bicara FPI, dan Muhammad Al Khatat
sekertaris GNPF-MUI juga menjadi sekertaris Forum Umat
Islam (FUI).
Selain yang telah disebutkan diatas, turut sertanya
ulama atau ustadz idola masyarakat juga menjadi daya tarik
tersendiri untuk berpartisipasi dalam aksi 212. Seperti
Arifin Ilham pimpinan dari Yayasan Adz Zikra, Aa Gym
pimpinan Yayasan Daarut Tauhid, Erick Yusuf yang
135
memiliki lembaga dakwah ernama i HAQi, serta beberapa
ulama yang telah melakukan ekspansi dakwah dengan
mengisi kajian-kajian yang banyak diminati oleh
masyarakat. Seperti halnya Luthfi Fatullah, Haikal Hasan,
dan Erick Yusuf. Kemudian, dilengkapi oleh tokoh nasional
seperti Amien Rais, Fahira Idris, Neno Warisman, turut
menjadi komunikator dalam rangka menggalang massa aksi
212. Dengan demikian GNPF-MUI bukanlah komunikator
tunggal, melainkan terdapat pula peran ulama dan tokoh
yang turut menyampaikan informasi dan mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dalam Aksi Super Damai
212.
Dari pemaparan di atas peneliti melihat salah satu
faktor utama penyebab kesuksesan Aksi Bela Islam 212,
karena digerakkan oleh ulama dan tokoh kharismatik selaku
komunikator, terutama Rizieq Shihab. Sebagaimana
pernyataan Bachtir Nasir terkait hal tersebut berikut ini:
“Begini sebetulnya bukan penting gak penting. Pola
keorganisasian. Saya pola organisasian saya.
Memang organisasi keagamaan ini organisasi
Kharismatik. Tetapi kami lebih Galiter. Kalau
disana tuh oragnisasi kharismatik tapi memang
harus Semi Otoriter. Sebab kalau Galiter gak jalan.
Garisnya komando. Kalau disini, sharing dia,
budaya Organisasinya. Justru kalau pola ini dibawa
kesini berantakan, kalau polanya kesini ngamuk-
ngamuk juga. Gitu yah. Nah kami disini berusaha
untuk menyesuaikan. Menyesuaikan pola Habib itu
136
oke, bismillah lah kami dukung aja. Karena kami
terbiasa untuk toleran terhadap itu”.21
Sehingga, dua kali dilaksanakannya Aksi Bela Islam
(II dan III) semakin menunjukkan banyak umat lebih
menyandarkan pilihannya pada ulama. Menurut Bachtiar
Nasir gerakan pembelaan Alquran tak dapat dibendung,
karena ketaatan umat kepada ulama telah mengkristal dan
menyatu di bawah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Setelah peniliti melakukan observasi dengan turun
langsung kelapangan saat pelaksanaan aksi 212, kemudian
melakukan wawancara dengan aktor strategis terkait aksi
tersebut, hingga mengumpulkan sumber-sumber data dari
media ataupun artikel-artikel dan yang lainnya, peneliti
melihat bawasanya kesuksesan aksi 212 yang telah berhasil
mengumpulkan massa dengan jumlah besar tidak hanya
dicapai atas strategi internal dari GNPF-MUI yang telah
dijabarkan sebelumnya. Akan tetapi, peneliti juga melihat
adanya faktor lain yang juga turut menjadi perhatian
peneliti dalam penelitian ini. Faktor tersebut adalah faktor
eksternal di luar upaya GNPF-MUI sendiri selaku inisiator,
yakni adanya peran media sosial yang dapat secara masif
meggerakan gerakan sosial aksi 212, berikut pemaparan
peneliti terkait hal tersebut.
21
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di
AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00
WIB
137
B. Peran Media Sosial dalam Gerakan Sosial.
Dalam BAB II telah dipaparkan bahwa jenis-jenis
gerakan sosial dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup,
jenis perubahan, target gerakan, metode kerja, gerakan lama
dan baru, dan jangkauan gerakan itu sendiri. Analisis
peneliti terkait penjelasan dari jenis-jenis gerakan sosial
dari Aksi Super Damai 212 yang diinisiasi oleh GNPF-MUI
adalah sebagai berikut:
Pertama, berdasarkan ruang lingkup gerakan sosial,
maka jenis gerakan sosial yang dilakukan merupakan
bentuk gerakan reformasi.Gerakan reformasi memiliki
tujuan untuk merubah beberapa norma, biasanya norma
hukum. Pandangan Spencer dalam buku Oman Sukmana
Konsep dan Teori Gerakan Sosial menjelaskan bahwa
gerakan reformasi ditunjukkan untuk mengoreksi atau
memperbaiki persoalan-persoalan yang muncul. Hal ini
senada dengan aksi 212 yang memiliki tujuan menuntut
kasus yang dilakukan oleh Ahok kepada pihak berwajib
agar segera memenjarakan Ahok.
Kedua, dilihat dari target gerakan, gerakan 212
bertujuan memengaruhi dengan terfokus pada kelompok
atau masyarakat pada umumnya. Seperti yang telah kita
ketahui pada aksi 212 terdapat beberapa kelompok dari
pelbagai latar belakang diantaranya; organisasi masyarakat,
organisasi Islam, kumpulan para ulama, habaib, dan para
138
ustadz, tokoh nasional, bahkan terdapat beberapa umat non-
Muslim yang ikut serta dalam aksi tersebut.22
Kemudian yang ketiga, melihat jenis gerakan sosial
berdasarkan metode kerja, gerakan 212 termasuk kedalam
gerakan damai. Hal ini menjadi ciri khas atau karakteristik
pada aksi 212 yang mengambil konsep Super Damai. Lebih
lanjut, tidak seperti aksi unjuk rasa seperti biasa yang
dilakukan dalam kondisi berdiri, pada aksi ini konsep yang
digunakan adalah duduk gelar sejadah, mendengarkan
tausiyah dan salat Jumat berjamaah.
Selanjutnya Aksi Bela Islam yang ketiga termasuk
jenis gerakan sosial baru (new social movement). Terlihat
berdasarkan kemunculan gerakan yang hadir pada tahun
2016 dan juga dapat dilihat dari peran besar internet dan
situs jejaring sosial (social networking) seperti Facebook
dan Twitter,dan WhatsApp. Media sosial tersebut telah
berperan dalam mengordinasikan gerakan serta menggalang
kekuatan rakyat khususnya umat Islam. Terakhir, jika
dilihat dari jangkauan gerakannya, pada aksi 212 yang
dikomandoi oleh para ulama yang tergabung dalam GNPF-
MUI merupakan sebuah gerakan lokal. Karena gerakan aksi
212 terjadi di Ibu Kota Indonesia dengan dihadiri oleh
masyarakat pelbagai daerah.
22
https://www.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-
fikr/read/2016/12/08/107231/aksi-212-dan-5-fenomena-lahirnya-generasi-
baru-islam-indonesia.html. Diakses pada 16 Juli 2018, pukul 23.09 WIB.
139
Para pemimpin gerakan sosial hanya dapat
menciptakan suatu gerakan sosial ketika menggali lebih
dalam perasaan solidaritas atau identitas yang biasanya
bersumber dari nasionalis, etnisitas, dan keyakinan agama.
Berkaitan dengan konteks penelitian ini, menurut pengamat
politik Ubedillah Badrun, dalam gerakan 212 dapat
diposisikan sebagai Gerakan Sosial Berbasis Religiusitas
(GSBR). Disebut GSBR karena ide gerakannya dilakukan
sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan hukum yang
dilandasi oleh sikap religiusitas para penggeraknya (respon
spiritual atas apa yang disebut sebagai perilaku penistaan
terhadap kitab suci).23
Berkenaan dengan penjelasan diatas, jika melihat
nama pergerakan aksinya yaitu “Aksi Bela Islam”
menegaskan bahwa gerakan sosial ini dilatarbelakangi oleh
agama. Lebih lanjut, terdapat sejumlah karakteristik untuk
menunjukan bahwa gerakan 212 adalah Gerakan Sosial
Berbasis Religiusitas diantaranya; nampak pada militansi
berbaur dengan sikap voluntary (sukarela atau ikhlas).
Salah satu contoh fenomenal ialah pada
aksi longmarch masyarakat Ciamis. Aksi heroik ini
ditunjukkan oleh sebanyak 700 orang yang terdiri dari para
pemuda dan santri menempuh jarak 300 Kilometer dengan
berjalan kaki menuju Monas. Aksi tersebut menjadi salah
23
Ubedillah Badrun. Gerakan 212 Model Baru Social
Movement. m.republika.co.id/berita/jurnalisme-
warga/wacana/16/12/05/ohoua1336-gerakan-212-model-baru-social-
movement. Diakses pada 16 Mei 2018, pukul 16.45 WIB.
140
satu magnet terbesar yang berhasil memicu solidaritas serta
semangat Muslim daerah lain untuk turutmenghadiri
momen bersejarah.
Hal di atas merupakan fakta militansi dan
keikhlasan yang dilakukan atas kesadaran yang tinggi atas
respon penistaan terhadap agama mereka. Sekitar 300
kilometer ditempuh oleh peserta longmarch dari Ciamis
menuju Jakarta, setelah sebelumnya ditolak oleh
perusahaan otobus (PO). Kendati demikian, mereka
membuktikan dengan semangat religiulitas dapat membela
kehormatan agama. Dalam pandangan Bachtiar Nasir
banyaknya peserta aksi 212, disebabkan ketaatan umat
kepada ulama sehingga dapat menyatu dibawah fatwa
Majelis Ulama Indonesia, umat paham bahwa penodaan
agama dan penghinaan kepada ulama tidak dapat
ditoleransi. Inilah energi dari Al Maidah ayat 51.24
Fenomena menarik lainnya ialah, upaya komunikasi
dalam menggalang massa aksi 212 tidak hanya dilakukan
oleh pengurus GNPF-MUI atau panitia penyelenggara saja.
Akan tetapi partisipasi dan kesadaran dari masyarakat
secara sukarela yang turut membantu menyebarkan
informasi melalui media sosial kepada masyarakat luas.
Tercatat cuitan dengan tagar #SuperDamai212
menempati urutan ke-9 dari jajaran topik paling banyak
24
Bachtiar Natsir, Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah dibalik Aksi 212,
(Jakarta: AQL Pustaka, 2017), h.9
141
dicuitkan di seluruh dunia.25
Postingan di media sosial telah
memperluas informasi terkait aksi 212, dan terus-menerus
disebarkan luaskan oleh khalayak. Sehingga, masyarakat
yang awalnya tidak tahu ataupun kurang tertarik mengikuti
aksi, akhirnya melalui pesan yang sudah disebarkan di
media sosial, mereka mendapatkan informasi dan terarik
untuk berpartisipasi.
Inilah kemudian menjadi fenomena kekuatan media
sosial di abad ini. Dimana aksi 212 juga menjadi trending
topic tersendiri sebagaimana pemaparan di atas. Hingga
kemudian masyarakat saat itu mendapatkan informasi
melalui apa yang sudah disebar luaskan melalui media
sosial. Sebagaimana pernyataan Bachtiar Nair sebagai
berikut:
“...Tetapi yang paling banyak berperan itu bukan
kami. Itu adalah masyarakat sendiri. Umat sendiri
mereka-mereka yang jago dibidang masing-masing.
Saya tuh malah baru tau setelah 212. Mereka baru
memunculkan wajahnya baru bisa ketemu. Oh ini
pemain-pemainnya selama ini. Jadi Saya kan usia
sekarang 50 tahun jadi tidak nyambung dengan
medsos. Dengan simpul yang dibangun oleh temen-
temen yang memang sekolahannya itu, membangun
jaringan itu...
...Tapikan ini ni, Medsos ini, apalagi ibu-ibu pula
gitu, yang saat itu sangat besar pengaruhnya”.26
25
https://www.liputan6.com/tekno/read/2667841/aksi-damai-2-
desember-jadi-trending-topic-dunia. Diakses pada 16 Oktober 2018, pukul
19.30 WIB. 26
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-MUI, di AQL
Islamic Center Jakarta Selatan, pada 8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB
142
Berkaitan dengan hal diatas, aksi 212 juga
menemukan fakta umat Islam akhirnya lebih memilih
sumber informasi lansung melalui media sosial. Facebook,
Twitter, Instagram, dan WhatsApp menjadi rujukan utama
dan tercepat mencari dan mendapatkan informasi. Kekuatan
media sosial sudah menandingi bahkan mengalahkan isu
yang bergulir di media mainstream saat itu. Konsolidasi
menjelang aksi 212 juga tidak dapat dilepaskan dari peran
WhatsApp. Melalui media sosial tersebut terdapat
pembahasan di group-group secara intens atas keresahan
terkait kasus yang terjadi. Di samping itu, pesan-pesan yang
disampaikan melalui social media berlangsung sangat cepat
dan sulit dikontrol. Apa pun penjelasan dari pihak
kepolisian dan pelbagai media massa tentang Aksi Bela
Islam, akan kalah cepat dan efektif dibandingkan dengan
pesan-pesan para tokoh umat Islam melalui media sosial.
143
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
menyimpulkan hasill penelitian disusun berdasarkan
penilaian mengenai kesesuaian antara konseptualisasi
strategi komunikasi dengan pelaksanaan kegiatan di
lapangan sebagai berikut:
1. Strategi Komunikasi GNPF-MUI dalam Menggalang
Massa Aksi 212
a. GNPF-MUI telah mengetahui pemahaman khalayak
terkait pokok permasalahan. Selain itu, juga telah
mengetahui bagaimana kondisi psikologis khalayak
paska aksi 411.
b. Isi pesan yang digencarkan berisi pesan damai
dengan menggunakan diksi-diksi yang bisa
memberikan motivasi, semangat jihad “Bela Quran
dan “Bela Islam” serta semangat persatuan umat.
c. GNPF-MUI menggunakan dua tipe media, yakni old
media dan new media. Dengan meggunakan
spanduk, banner, famflet sebagai old media, dan
menggunakan media sosial sebagai new media.
Media sosial menjadi saluran utama GNPF-MUI.
d. Menggunakan metode reduancy atau repitation
dengan mengajak khalayak untuk memperhatikan isu
yang dibangun. Kemudian metode menurut isi
pesannya, menggunakan metode informatif dengan
144
melalukan Konferensi Pers sebagai upaya memberi
penerangan kepada publik.
e. Peran komunikator yang dominan dari tokoh GNPF-
MUI sendiri yang terdiri dari ulama dan tokoh
kharismatik yang telah memiliki organisasi dengan
jemaahnya.
2. Peran Media Sosial dalam Gerakan Sosial
Aksi Bela Islam ketiga atau yang juga dikenal sebagai
Aksi Super Damai 212 merupakan gerakan sosial yang
telah terjadi dalam sejarah perjalanan gerakan sosial di
Indonesia. Fenomena Aksi Bela Islam membuat media
sosial dinilai berhasil menjadi media masif yang
membangun kesadaran kolektif masyarakat. Hal tersebut
menjadi Faktor eksternal yang berhasil mengumpulkan
jutaan orang dari seluruh penjuru Indonesia, selain faktor
internal dari strategi GNPF-MUI sendiri. Adanya upaya
umat Islam secara sukarela dalam menggalang massa
melalui media sosial dengan membroadcast informasi
terkait aksi 212. Media sosial digunakan sebagai alat
mobilisasi yang dengan mudah memobilisasi jutaan
umat Islam. Sebagaimana konsep viralitas sebuah konten
di dunia maya, semakin konten tersebut dibicarakan,
sebaran informasi semakin luas.
145
B. Saran
1. Untuk GNPF
Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan, peneliti
melihat GNPF-MUI sudah cukup baik dalam menerapkan
strategi komunikasi menggalang massa aksi 212. Namun,
peneliti akan tetap memberikan masukan-masukan serta
saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi GNPF, antara
lain:
a. GNPF hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan
media-media yang sudah dimiliki dalam upaya
mempertahankan eksistensinya serta tetap aktif
memberikan tanggapan terkait isu-isu keumatan.
b. Terus meningkatkan kerjasama dan kesolidan antar
ulama dan tokoh untuk memberikan harapan baru
terciptanya konsolidasi persatuan umat di Indonesia.
Sehingga masyarakat terus percaya dan patuh terhadap
setiap komando ulama. Sebab sejak Aksi Bela Islam
persatuan umat telah terbangun dalam satu komando.
2. Untuk Kalangan Akademisi
Sebaikya kajian seputar strategi komunikasi terus
dikembangkan. Riset terkait bagaimana strategi komunikasi
organisasi atau gerakan sosial dapat memberikan
sumbangsih terhadap cara komunikasi yang lebih baik.
Saran terakhir kepada peneliti selanjutnya yang ingin
menjadikan penelitian ini sebagi referensi bahan
penelitiannya, maka diharapkan untuk lebih kritis terhadap
146
permasalahan yang diteliti. Serta mengembangkan materi
yang sudah ada dalam skripsi ini. Sebab penelitian ini
masih jauh dari kata sempurna, tentunya ada kesalahan dan
kekurangan didalamnnya. Di samping itu, perlu diadakan
penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai fenomena
gerakan sosial lainnya yang terjadi di Indonesia, khususnya
bersinggungan dengan strategi komunikasi serta kekuatan
social media di era teknologi saat ini.
147
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi:
Filosofi, dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Sebuah
Pengantar Ringkas, Bandung: Amrico.
Arni, Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi, Jakarta:
Bumi Aksara.
Blossom, John. 2009. Surving And Thriving as Social
Media Changes Our work, Our Lives, and Our
Future, USA: Wiley Publishing.
Cangara, Hafiedz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hafied, Cangara. 2013.Perencanaan dan Strategi
Komunikasi. Jakarta: PT RajagrafindoPersada.
Hari, Purnomo Setiawan & Zulkifirmasnyah.
1998.Manajeman Strategi: sebuah
konsepPengantar, Jakarta: Lembaga Penelitian
Fakultas Ekonomi UI.
Heryanto, Gun Gun & Shulhan Rumaru. 2013. Komunikasi
Politik Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.
Husaini, Adian. 2015. Kerukunan Beragama dan
Kontroversi Penggunan Kata “Allah”
DalamAgama Kristen. Jakarta: gema Insani,
Kaplan, M Andreas & Michael Haenlein. 2010. User of The
Word, Unite The Challengesand Opportunitie Of
Social Media, usiness Horizon.
148
Kriyanto, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Milles & Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lesus, Rizki Dkk. 2017. Mengetuk Pintu Langit: Catatan
Reportase Aksi Bela Islam Jurnalis Islam Bersatu.
(Jakarta: Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy, dan Solatun. 2007. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Murtopo, Ali. 1978. Strategi Kebudayaan, Jakarta: Centre
For Strategic and Internasional Studies (CSIS).
Nasir, Bachtiar. 2017. Tadbir Rabbani : Rekayasa Allah
dibalik Aksi 212. Jakarta: AQL Pustaka.
Nasrullah, Rulli. 2013. Cyber Media, Yogyakarta: Idea
Sejahtera.
Nawawi, Hadari. 2000. Manajeman Strategi Organisasi
Non-Profit Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi
di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Yogyakarta: Pelangi Aksara.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
149
Quinn, Micheal, Patton. 2002. Qualitative Research and
Evaluation Methods, 3rdEdition. Thoosand Oaks,
California: Sage Publications, inc.
Setiadi, Elly M, & Usman Kolip. 2013. Pengantar
Sosiologi Politik. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sukmana , Oman. 2016. Konsep dan Teori Gerakan Sosial.
Malang: Intrans Publishing.
Tribowono, Darmawan. 2006. Gerakan Sosial: Wahana
Civil Society Bagi Demokratisasi. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia.
_______2004.Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rodsakarya
_______2007.Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
_______2003.Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi,
bandung: PT citra Aiditya Bakti.
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. 2002.
Jakarta: Bumi Aksara.
Yulk, Gary, Kepemimpinan dan Organisasi. 2015. Jakarta:
PT Indeks permata Puri Media.
Jurnal dan Penelitian
Badrun, Ubedilah. 2016. “Gerakan 212 Model Baru Social
Movement”. Jakarta: Diakses melalui:
https://www.republika.co.id/berita/jurnalismewarg
a/wacana/16/12/05/ohoua1336-gerakan-212-
model-baru-social-movement pada 16 Mei 2017,
pukul 16.45 WIB.
Nabilla, Mutiah. 2016. Aksi Damai 4 November: Kajian
Gerakan Sosial dalam Pespektif Sosiologi.
Bandung: Diakses melalui:
150
https://www.researchgate.net/publication/3113958
99_Aksi_Damai_411Bahasa_Brief_Study_of_Pier
re_Bourdieu's_Theory_of_Doxa_Habitus_Field_C
apital_Position pada 20 Oktober 2016.
Pamungkas, Arie Setyaningrum &Octavian Gita. 2017. Aksi
Bela Islam dan Ruang Publik Muslim:Dari
Representasi Daring ke Komunitas Luring.
Jogjakarta: Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4
No. 2 , Agustus 2017.
Priliantini, Anjang & Damayanti. PERAN MEDIA
SOSIAL “Facebook dalam Membentuk Solidaritas
Kelompok Pada Aksi 411 Dan 212”. Jakarta:
Jurnal Komunikasi, Media dan Informatika, Vol. 7
No. 1 April 2018.
Syahputra, Iswandi. 2017 Demokrasi Virtual Dan Perang
Siber Di Media Sosial: Perspektif Netizen
Indonesia.Jogjakarta:Jurnal ASPIKOM, Volume 3
Nomor 3, Juli 2017.
Artikel, koran dan internet
APJII: Infografis Panetrasi dan Prilaku Pengguna Internet
di Indonesia. (2016). Tersedia dari: https://www.a
p j i i . o r.id/content/read/39/264/Survei-Internet-
APJII-2016. Diakses pada 24 Februari 2017, pukul
09.00 WIB
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/22
/oikxm8361-kasus-ahok-dan-aksi-bela-islam-jadi-
isu-terpopuler-selama-2016-part. Diakses pada 24
Januari 2018, pukul 18.45 WIB
https://nasional.kompas.com/read/2016/11/18/12202741/ge
rakan.pengawal.fatwa.mui.selama.ini.tersangka.pe
nistaan.agama.selalu.ditahan. Diakses pada 9
Desember 2017, pukul 10.17.
https://news.detik.com/berita/d-3318150/mui-nyatakan-
sikap-soal-ucapan-ahok-terkait-al-maidah-51-ini-
151
isinya. Diakses pada tanggal 15 Maret 2018, pukul
22.04 WIB.
https://www.viva.co.id/berita/politik/855120-menit-menit-
jokowi-putuskan-salat-jumat-di-aksi-damai-212.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2018, pada pukul
11.56 WIB.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/
31/okmtmw382-ketua-mui-ungkap-proses-
penerbitan-fatwa-ahok-menista-agama. Diakses
pada 10 Oktober 2017, pukul 16.00 WIB.
https://metro.tempo.co/read/812231/demo-tolak-ahok-
massa-tutup-jalan-medan-merdeka-timur. Diakses
pada tanggal 2 Januari 2018, pukul 13.00 WIB.
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indsonesia/2016/10/1
61007_indonesia_ahok_laporan. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2018 pada pukul 03.46 WIB
Website
https://www.youtube.com
https://www.google.com
https://www.belaquran.com
https://www.instagram.com
https://www.twitter.com
https://radio.salingsapa.com
Wawancara
Wawancara dengan Bachtiar Nasir selaku ketua GNPF-
MUI, di AQL Islamic Center Jakarta Selatan, pada
8 November pukul 20.00 – 22.00 WIB.
Wawancara dengan Zaitun Rasmin selaku wakil ketua
GNPF-MUI, di AQL Islamic Center Jakarta
Selatan, pada 30 November 2017 pukul 22.10–
22.17 WIB.
LAMPIRAN
Transkip wawancara
Keterangan
T: Tanya
J: Jawab
Nama Narasumber : K.H Bachtiar Natsir
Pimpinana Ar Rahmah Quran Learning (AQL), Sekjend
MIUMI Pusat, Ketua GNPF-MUI
Waktu Wawancara: Hari Rabu, 8 November 2017 pukul
20.00-22.00 WIB
Tempat: Ruang Kerja Pribadi Ustadz Bachtiar Natsir di AQL
Islamic Center, Jl. Tebet Utara I No.40, RT.8/RW.2, Tebet
Tim., Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12820
T: Bagaimana asal mula GNPF MUI dibentuk?
J: Ini sebetulnya semua berdasarkan hasil musyawarah.
Menjadi GNPF itu sebetulnya embrionya itu, Habib Rizieq
dan kawan-kawan sudah berjalan di program yang namanya
Gubernur Muslim Jakarta (GMJ) ini, FPI dan kawan-kawan.
Itu yang kemudian terus berhadapan secara fisik dengan
Ahok pada saat itu. Nah..Mereka sudah berjalan 2 tahun,
kalau tidak salah GMJ itu. Kemudian saya dan kawan-
kawan, Saya Ustadz Zaitun, dan kawan-kawan ya, ini
kemudian rapat di MIUMI, disini, ditempat ini. Apakah kita
gak punya calon muslim di Jakarta untuk menjadi pemimpin?
Jauh sebelum kepeleset Ahok. Karena kan ribut-ribut FPI ini.
Artinya, sejujurnya kami sebagai muslim tentu resah, kenapa
muslim mayoritas ini dipimpin oleh non muslim. Rasanya
sama. Lalu kami mencari sebab, apa memang tidak ada,
ataukah aturan yang..............
(* Di tengah-tengah penjelasan ustadz Bachtiar, datang
mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
(IISP) , sehingga Ustadz Bachtiar mengulang kembali
penjelasannya)
Awalnya ada namanya Gubernur Muslim Jakarta yang selalu
melakukan perlawanan fisik terhadap kepemimpinan Ahok
pada saat itu. Setelah 2 tahun, kami jadi terpanggil.
Sebetulnya ini juga merupakan diskusi-diskusi diantara
beberapa Tokoh, tapi kemudian saya dan teman-teman
mengerucutkan di MIUMI. Pertemuan setiap Jumat Subuh,
disini. Itupun pertemuan Jumat Subuh setelah kami buat
seminar, mengumpulkan para Tokoh, Itu awal 2015. Saya
mengumpulkan beberapa Tokoh Nasional dan Tokoh Agama
dari kalangan muslim semua, di Hotel Syahid. Ingin
mengajak agar kita semua berpikir tentang kepemimpinan
Muslim di Jakarta. Ini apa masalahnya, apa iya gak ada
pemimpin muslim berkualitas di Jakarta? Ataukah ada sistem
yang memang tidak berpihak kepada kita? atau ada
permainan-permainan lain sehingga kita kenapa ko jadi
tersingkirkan, gitu yah.. Nah hasil pertemuan saat itu
kemudian mayoritas Tokoh mengatakan, “udahlah gak usah
berfikir tentang memilih pemimpin Muslim di Jakarta, gak
mungkin menang. Karena data mereka tidak terbatas, mereka
didukung rezim, kemudian survey juga mereka bisa bayar
dan lain-lain” itu berhala-berhala politik yang sudah rupanya
merasuki para Tokoh. Sehingga mengatakan “Udahlah
paling mungkin kita Ustadz, koalisi aja dengan mereka,
untuk berbagi kekuasaan. Begitu.
Nah dari situ saya terus menggodok dengan Tim Majelis
Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) setiap
Subuh. Untuk membicarakan soal kepemimpinan Muslim di
Jakarta secara serius. Tapi pada akhirnya memang berbicara
soal politik, masuk kepolitik ini tidak semua kita punya
kecendrungan. Maka diluar MIUMI, kita buatlah yang
namanya Majelis Pelayan Jakarta (MPJ), gitu. Sampai suatu
ketika kita ingin buat Tabligh Akbar di Istiqlal, lalu dilarang,
viral saat itu. Akhirnya bertemulah GMJ, MPJ dan beberapa
tokoh dalam Tabligh Akbar di Istiqlal itu. Ketika itu muncul
larangan Tabligh Akbar disana.
T: Apa agenda Tabligh Akbar, kok sampai dilarang seperti
itu?
J: Iya, kita karena Tabligh Akbarnya dianggap berbau politik.
Karena memang kita mau Tabligh Akbar tentang
kepemimpinan Muslim di Jakarta.
T: Yang Do’a untuk Ibu Kota itu bukan Ustadz?
J: Iya.. “Dzikir dan Doa untuk Ibu Kota”. Karena ini
konotasinya berbau politik, kayaknya. Masjid Istiqlal
berhaklah untuk melarang, gitu. Tapi pada akhirnya karena
tidak diizinkan, maka karena masa banyak itu bakal tumpah
ruah. Mereka mau bikin diluar, diluar Istiqlal, kalau tidak
boleh. Sampai kemudian diizinkan. Ketika diizinkan itulah
kemudian kita masing-masing tokoh dari berbagai kubu
bertemu jadi kemudian bikinlah Risalah Istiqlal. Ada kalau
tidak salah 9 poin Risalah Istiqlal ini bisa browsing. Nah saat
itu lah GMJ dan MPJ ini dan beberapa tokoh kemudian
melebur menjadi namanya PERISAI (Pengawal Risalah
Istiqlal). Nah... Setelah itu kemudian Habib Rizieq dan
kawan-kawan bikin Aksi Bela Islam 1,ya. Pada tanggal 14
Oktober, Aksi Bela Islam satu, ya. Yang saat itu saya hanya
sebagai peninjau ya, karena aksinya didepan kantor Kelautan
tuh, ya Kementrian Kelautan karena disitu ada Bareskrim, ya.
Tuntutannya terhadap Ahok saat itu. Udah mulai masuk tuh,
Ahok keceplosan. Saya datang bersama anak saya hanya
untuk hadir, jadi peserta aja. Para Habib dan Tokoh itu
semua di mobil Komando, karena memang ini bukan agenda
saya, agendanya Habib Rizieq. Habib Rizieq melihat saya
ada disitu, ditunjuk sebagai ketua delegasi, masuk bertemu
Bareskrim, ditunjuk para Tokoh untuk betemuBareskrim.
Mengajukan tuntutan seputar kriminal yang dilakukan oleh
Ahok.
Nah, setelah itu terjadi Aksi Bela Islam satu. Keluar dari
Aksi Bela Islam satu, saya deklarasikan kalau sampai dua
Minggu tidak ada follow up, kita unjuk rasa lagi. Jadi dua
Minggu berikutnya jatuh pada tanggal, 4 November. Itulah
Aksi Bela Islam dua yang ke Istana, ya 411. Sebelum 411
itulah kita sudah membentuk GNPF itu. Jadi jelang menuju
411 itu disebuah pertemuan kita rapat, apa nih nama lembaga
yang akan kita gunakan untuk melakukan aksi 411 supaya
besar. Karena kalau pada awalnyakan itu cuma FPI, dan
GMJ, dan lain-lain. Sementara kalau Istiqlal itu kan cuma
semacam resolusi, PERISAI itu. Tanggal itu lah kemudian
(Saya tidak tau persisnya jadi sebelum, kira-kira satu minggu
lah sebelum 411), yang jelas awal-awal November. Jadi
lembaga untuk mngajukan izin atas nama lembaga apa, nah
kita bikinlah lembaganya GNPF. Dari PERISAI gantilah
GNPF. Saat itu ditunjuklah saya sebagai Ketua, kemudian
Habib Rizieq sebagai Ketua Dewan Pembina. Dilakukanlah
rapat besar, tokoh-tokoh, termasuk anggota Dewan Pembina
dan ada kepengurusan kecil. Itu sejarahnya.
T: Siapa Ustadz yang menjadi aktor kunci inisiasi dari
GNPF, dan apakah itu hanya beberapa ormas saja atau
memang sudah sebesar ketika Aksi Bela Islam ketika awal
inisiasi itu?
J: Sebetulnya kalau dia sebagai nama itu hanya sebagaian
kecil membuat nama, tapi ini yang kecil ini sebetulnya sudah
membawahi banyak ormas dan tokoh-tokoh. Yang pernah
dilakukan pertemuannya itu di Adz Zikra, kalau gak salah
lebih dari 200 orang yang berkumpul, pimpinan ormas dan
tokoh-tokoh simpul di tempatnya Ustadz Arifin Ilham. Kalau
menjadi sebuah nama GNPF-MUI, itu yaa saya, Habib Riziq,
Ustadz Zaitun, Munarman, Habib Muhsin Alatas Ketua FPI
DKI, eeee’ siapa lagi saat itu..... Tidak banyak memang
penentuan nama kemudian kita putuskan. Karena ini harus
segera, harus segera dan membuat izin dan sosialisai ke
publik. Tapi pada hakikatnya lima orang ini Cuma hanya
sebagai penyimpul nama saja dari semua gerakan yang sudah
ada dan itu sebagaian besar para tokoh pendiri.
T: Tadi kalau disinggung soal Aksi Bela Islam yang pertama,
penunjukan sebagai ketua delegasi itu memang by accident,
jadi tidak direncakan atau memang ada ?
J: Tidak direcanakan. Bahkan saya hadir pun gak ada
rencana. Jadi, karena anak saya lagi pesantren, saya ajak dia,
“yuk kita liat diaksi kan ada peristiwa begini, supaya kamu di
pesantren pas lagi libur tau lah apa yang terjadi diluar
pesantren”. Nah saat itu calon delegasi sudah pada
berkumpul didepan mobil komando, dari kejauhan Habib
Rizieq ngeliat saya, “yaudah Ustadz Bachtiar Nasir aja ketua
delegasinya”, gitu.
T: Berarti ide pembentukan GNPF sendiri, sebenarnya
menyusul dari hasil pertemuan delegasi itu ya? jadi follow
up?
J: Sebelum.. oh Aksi Bela Islam satu, ya. Setelah itu, setelah
itu, sorry setelah itu. Iya setelah
T: Kalau nama Aksi Bela Islam sendiri dipilih itu bagaimana
awal mulanya?
J: Berdasarkan rapat. Jadi kan disini ada kasus penodaan
terhadap surat Al Maidah, ya Al –Maidah 51. Kita punya dua
nama besar sebetulnya yang sangat berpengaruh. Aksi Bela
Qur’an dan Aksi Bela Islam, ya. Nah jadi secara nama itu
kita sepkati Aksi Bela Islam, tapi secara konten perjuangan
itu Aksi Bela Al Qur’an. Sehingga mars yang dibuat Habib
Rizieq pun bercampur disitu.
Al Quran Imam kami
Al Quran Pedoman kami
Al Quran Petunjuk kami
Al Quran Satukan kami
Aksi Bela Islam, Aksi Bela Islam
Aksi Bela Islam, Allah Allahu Akbar
Kombinasi itu, jadi secara spesifik memang itu Aksi Bela
Qur’an itu dari tim saya. Kebetulan kami konsen di dunia
Qur’an, sementara istilah Aksi Bela Islam, dari Front
Pembela Islam, Habib Rizieq gitu. Karena mereka sudah
lama berjalan dengan jargon itu. Ketemulah. Jelas.
T: Kalau dari sisi jumlah massanya yang mulai keliatan
banyak itu kan 411 ya, baru kemudian 212 puncaknya.
Ketika banyak elemen itu kumpul gitu disini, jumlah peserta
massanya. Ketika akhirnya kemudian disepakati muncul
nama bela islam. Mengumpulkan massa banyak itu seperti
apa prosesnya?
J: Jadi proses setelah Aksi Dari Bela Islam satu pada tanggal
14 Oktober itu, kami betul- betul menuntut agar Pemerintah
sungguh-sungguh memproses ini. Dan kita akan datang dua
minggu berikutnya, menagih ini. Apa yang dirasakan oleh
Publik pada saat itu adalah ternyata ini terkesan tidak
sugguh-sungguh dalam memproses tuntutan itu. Tangkap
Penista Agama dan proses secara hukum. Alih-alih harusnya
sungguh-sungguh, malah Dia cuap-cuap terus, nah gitu loh..
Inilah yang kemudian menimbulkan letupan massa,
psikologisnya kaya begitu. Dan qadarullah disana juga kan
melawan dengan semua pendukungnya. Nah itu Mereka
mainkan di Media. Media itulah yang kemudian menambah
emosi buat kita yang tuntut ini. Akhirnya mau tidak mau
tanggal 411, ya kita harus tunaikan janji kita.
Nah antara itu memang kita yang sedang menanti, melihat
ketidak seriusan gitu ya, kemudian disana juga tambah ya
mancing, kemudian orang dibelakangnya juga terus. Sampai
akhirnya jumlah massa di 411 segitu banyak, diluar dugaan
kami. Kaget kita gak nyangka kalau bakal sebesar itu.
T: Upaya mengumpulkan sebanyak itu strategi
mengkomunikasikan untuk mengajak bagaimana Ustadz?
J: Terus terang kita tidak punya kemampuan, saat itukan
belum ada organisasi yang kuat, kita gak punya tim media,
gak ada itu, belum ada. Ini cuma ya sesekali saja, masing-
masing bergerilya ketika di wawancarai, kemudian media
mengundang kita, ditambah lagi situasi-situasi yang kadang-
kadang diprovokasi. Nah.. Kalau dibilang bagaimana cara
mengkomunikasikannya? ini by Natural. Ketika ada kasus
seperti ini kita diwawancarai, ada kasus ini kita
diwawancarai, gitu. Tentu Media Sosial saat itu juga kami
belum sadari betapa besar pengaruhnya. Jadi pengaruh Media
Sosial tu diluar dugaan kami. Sampai misalnya, itu belum
ada yang namanya Cyber Army pada saat itu. Muslim Cyber
Army belum ada. Hanya di group-group aja kemudian
mereka mulai resah. Rupanya keresahan ini memuncak. Dan
beredar sesuai ultimatum pada saat itu umat menuntut oke 2
minggu lagi umat harus turun, oke dua minggu lagi, dua
minggu lagi. Nah menuju 2 minggu itu, ada lagi yang bikin
tambah berkumpul, ada larangan. Jadi larangan ini
berkontribusi besar. Karena air bah, masyarakat ini, yang
mau dateng ini seperti air bah dari seluruh Indonesia. Nah
ketika ditahan dia akan semakin kuat tekanannya. Saat itu
memang suasanaanya ya ancaman, ya tekanan, larangan,
begitu kuat. Saya kira ini yang membuat ledakan massa, itu
sampai 411.
T: AQL sendiri kan sebenarnya sudah punya jamaah, apakah
kemudian menuju 411 ada juga seru-seruan ajakan dalam
pengajian-pengajian AQL misalnya?
J: Ada, jadi bahkan disitu, Qadarullah ayat-ayat yang kita
bahas kadang itu bertepatan dengan situasi, yang mereka juga
sudah emosi. Jadi kalau dikatakan ada ajakan, ada juga.
Walaupunkan ruang lingkupnya kecil. Tapikan ini ni,
Medsos ini, apalagi ibu-ibu pula gitu, yang saat itu sangat
besar pengaruhnya.
T: Kalau ngomong soal Ahok menistakan, ada banyak
perdebatan juga sebetulnya. GNPF kemudian FPI
menyampaikan bahwa Ahok ini memang menista Agama,
nah itu apakah memang itu suara bersama atau pandangan ini
kemudian muncul karena sudah ada hal-hal yang
sebelumnya, sentimen-sentimen ketidak sukaan terhadap
Ahok, atau ini akumulasi dari sebelumnya?
J: Jadi begini, dalam bahasa Hadits ini ada istilah Mutawatir.
Mutawatir itu adalah kesepakatan banyak orang yang tidak
mungkin bersepakat untuk bohong. Jadi, bahwa ada latar
belakang, iya. Tetapi kan gak semua cara pandang para tokoh
dan ulama ini seperti yang dikatakan oleh FPI. Dan gak
semuanya pro FPI kan, contoh ulama ini. Tapi kemudian
keluar Fatwa MUI juga melalui sebuah proses. Antara yang
pro dan kontra FPI. Pro dan kontra, suka dan tidak suka. Jadi
ini adalah sebuah olah. Olah data yang secara argumentatif
keluar dari yang jernih. Sehingga Kiyai Ma’ruf
membicarakan ini ya betul-betul dari dirinya. Bukan karena
pengaruh luar. Begitu juga saya dan teman-teman. Jangankan
berbicara tafsirnya, domain kami membicarakan soal ini.
Jangan ajarin kami tentang ranah kami gitu. jadi gak mesti
bahwa ini kemudian subjektif karena memang benci aja dari
awal, nggak. Karena ini bukan perilaku satu orang. Ini adalah
hasil keputusan masing-masing Ormas. Masing Ormas sudah
membicarakan dikelompok masing-masing. Justru semakin
mengkristal menjelas disitu sebetulnya, kalau Ormas Islam
semua udah sepakat. Yang berbeda itu justru yang dimata
kami, yang Liberal yang Sekuler. Justru itu semakin
mengkristalnya disitu.
T: NU dan Muhammadiyah bagaimana Ustadz?
J: Ya, tegas. Sepakat. Itu kan di Pengadilan jelas. Malah NU
lebih tegas “sesat dan menyesatkan”. Muhammdiyah juga
gitu. Saksinya kan juga Prof. Yunahar Ilyas, dipersidangan
bersaksi. Dia telah melakukan penodaan.
T: Lalu bagaimana dengan ada pandangan dari K.H. Said
Aqil yang melarang untuk ikut aksi?
J: Jadi antara ikut aksi dengan konten, dua hal yang berbeda.
Jadi Said Aqil tentu dengan sikapnya, tetapi apakah diikuti
oleh mayoritas orang NU ya tidak. Bahkan NU DKI bikin
tenda paling besar di 212.
T: Kalau dari Ustadz Bachtiar senidiri menolak Ahok karena
dia menista agama dengan ucapannya itu atau menolak
karena hal lain?
J: Secara ideologi saya pribadi gak nerima. Mayoritas
Muslim, dipimpin oleh Muslim. Ayatnya jelas, tapi ini bukan
negara islam. Inilah negara Demokrasi. Tapi Demokrasi
dikita juga penuh dengan intrik. Yang namannya yang
banyak duit, yang bisa menang, cukong dibelakang yang bisa
menghasut partai. Inikan rahasia umum. Jadi ketidaksukaan
Saya, tetapi Saya berhadapan dengan konstitusi. Mau tidak
mau kita berjalan diatas konstitusi untuk melakukan itu.
Maka langkah-langkah yang saya lakukan adalah, bahwa
memang saya tidak suka secara Ideologi, dan dalilnya jelas.
Ya di Al Maidah, di Annisa, dan di lain-lain. Ditambah lagi
perilaku, nah ini menjadi triger utama. Bahwa kita udah gak
suka, lagi nungguin, baru kemudian jumawa pula, mulutnya
ember pula gitu kan. Ditambah lagi situasi Al Qur’an itu.
Dan kami melihat itu. Bahkan saya yang datang sendiri
kesana, ke pulau. Untuk coba diskusi dengan masyarakatnya.
Bagaimana situasi. Jadi dasarnya kalau ditanya kenapa
menolak, ya dua itu. Secara jernih kita menolak berdasarkan
ideologi kita. Yang kedua, perilaku dia juga.
T: Andai dia baik dan tidak arogan, kira-kira sikapnya akan
berbeda tidak?
J: Berbeda, kan dibeberapa tempat memang orang Islam juga
nyantai aja. Disolo, kita awalnya berjuang, kalah yaudah
sportif. Gak ada masalah. Solo itu jauh lebih galak daripada
Jakarta, gerakannya. Setelah mereka kalah yasudah sportif.
Cuma si FX (Walikota) pinter dia gak ganggu-ganggu kita,
dia gak masuk kewilayah, jalan dia. Sampai sekarang kan.
T: Memang seberapa mengganggu Ahok di jakarta?
J: Mulutnya, perbuatannya juga. Misalnya ini ni, takbiran.
Dia kan gak faham budaya kita, dia campur. Takbiran
dilarang dia bikin Jakarta Festival Night. Campur lagi
urusan, “itu ngapain sih jualan kambing dipiggir jalan, itu
jorok banget nyembelih kambing di Masjid, udah pergi ke
jagal aja semua”. Itu kan kita bagian dari syiar-syiar, gitu loh.
T: Ustadz, diluar banyak orang bilang bahwa FPI
mendominasi GNPF, itu benar atau tidak?
J: Munggkin bisa ada benarnya karena kan mayoritas
kebanyakan dari mereka di kepengurusan.
T: Seberapa banyak?
J: Mungkin, hampir 50%. Dan yang penting kan ada sosok
Habib Rizieq nya itu, ya..
T: Kenapa sosok Habib Rizieq dianggap penting?
J: Begini sebetulnya bukan penting gak penting. Pola
keorganisasian. Saya pola organisasian saya. Memang
organisasi keagamaan ini organisasi Kharismatik. Tetapi
kami lebih Galiter. Kalau disana tuh Oragnisasi kharismatik
tapi memang harus Semi Otoriter. Sebab kalau Galiter gak
jalan. Garisnya komando. Kalau disini, sharing dia, budaya
Organisasinya. Justru kalau pola ini dibawa kesini
berantakan, kalau polanya kesini ngamuk-ngamuk juga. Gitu
yah. Nah kami disini berusaha untuk menyesuaikan.
Menyesuaikan pola Habib itu oke, bismillah lah kami dukung
aja. Karena kami terbiasa untuk toleran terhadap itu.
T: Jadi sebenarnya Ustadz banyak beradaptasi juga ya?
Mengalah terhadap pola-pola itu?
J: Ya, kita sebetulnya gak terbiasa dengan pola itu. Jadi kita
terbiasa ya sharing, Intelektual kita bisa berdebat gitu ya.
Bisa berdebat tetapi gak banyak. Dan mereka kan juga
pencinta sampai kepada pengutus. Kalau dikita gak ada
pengutus, disini gak ada. Tapi untuk Organisasi seperti itu
memang diperlukan. Jadi sebetulnya begini, ini bacaan secara
umum. Jadi jamaah Habib Rizieq itu banyak dari grassroot
pecinta Habib. Dari kelompok awam gitu ya, abangan.
Sementara kita banyak mewakili kaum Intelektual, Middle
To Up. Sampai hari ini. Begitu juga kelompok-kelompok
Laskarisnya. Kelompok Laskarisnya itu di Indonesia ini
banyak. Gak semuanya afiliasi ke kelompok Habib. Yang
tidak berafiliasi kesana, biasanya ada dibelakang saya.
Laskar-laskarnya itu.
T: Sebebrapa lama sanggup bertahan kompromi sepeti ini
ustadz? Artinya kan gak mudah sebenarnya menggabungkan
2 kultur yang sesungguhnya berbeda.
J: Sampai hari ini masih jalan.
T: Ustadz, pada saat 411 tadi untuk menarik massanya kan by
natural ya Ustadz, kemudian selanjutnya ada 212. 212 dua
kali lipat dari 411. Apakah itu tetap by natural atau memang
ada strategi-strategi yang dilakukan GNPF-MUI sehingga
banyak ormas-ormas yang berlatar belakang berbeda bisa
satu komando dibawah nauangan GNPF MUI?
J: Ada juga by design setelah itu, ya. Karena kan kita ini
ditembaki. Ada korban bahkan ada yang meninggal dunia,
gitu ya. Inilah yang kemudian mengerucutkan sistem
informasi. “oh kalau gitu kita sudah harus bikin media
center”. Tim Media Center harus mengemas isu. Disitulah
Umat Islam belajar apa yang namanya Hastag, apa yang
namanya backsound. Membangkitkan kembali ghirah-ghirah
keislaman. Jadi, baik dari diksinya maupun dari sisi
soundnya, mulai. Misalnya, membangkitkan kembali
Revolusi Jihad. Kata-kata Rrevolusi Jihad Hasyim Asyari.
Kemudian membangitkan kembali semangat Jihad seperti
lagunya Buya Hamka, ya. Baru kita bikin pengumuman. Itu
ditelinga umur 40 tahun ke atas nyambung, tapi untuk 40
kebawah, masih belum, ada lagi nadanya itu. Yang saat itu
kami belum terlalu sadar. Akhinya para pemain-pemain
Medsos, simpul-simpul yang jago-jago baik dalam negri
maupun luar negeri berkempul. Ada yang dalam bentuk fisik
perkumpulannya, ada yang kemudian di dunia maya.
Jadi memang menuju 212 itu suasananya itu begitu
mencekam, mencekam. Larangan, intimidasi, ancaman,
kemudian letupan-letupan di Media oleh pihak pemirantah,
gitu ya. Itu juga ikut andil. Air bah yang semakin ditekan
semakin banyak. Tapi ada yang lebih besar pengaruhnya.
Kan setelah kita ditembaki, malam itu, sebagian pulang. Tapi
sebagian lagi udah siap mati. Tapi karena mereka taat
perintah, “oke kita kedepan gedung DPR MPR”. Semua
lapar, tapi mereka udah siap. Siap matilah gitu bahasanya.
Gak mau disuruh pulang. Akhirnya kita sambil maksa,
pulang, sesuai dengan deal kita didalam. “percayakan kepada
kami”, semua marah disitu. “Kami gak punya ongkos”, Kita
ongkosin, terpaksalah Munarman ngasih duit, suru pulang.
Dituduhlah inilah pembagian. Demi Allah saya jadi saksi
Malam itu. Dan memang ada sisa uang dikit. Kita udah cape
juga kan, dari pagi berdiri sampai tengah malam, kemudian
jalan kaki ke DPR, kemudian sampai Subuh, kita diterima
DPR, gak tidur sama sekali. Merep dikit pernah lah tapi
kemudian bangun lagi. Nah pagi dikasinya. Ketika mereka
pulang, masih dalam bentuk marah. Ini barangkali menjadi
Triger Fregmentasi. Ini dalam ilmu Komunikasi Massa saya
mengatakan, ini one day gampang untuk dipencet tombol.
“udah pulang aja”. Karenakan belum tumpah nih. Diantara
mereka ada yang tukang sayur, tukang ojek, yang nabung
untuk bisa kesini, betul betul gak ada ongkos. Ditambah lagi
dengan narasi Media. Tetapi yang paling banyak berperan
justru bukan kami. Itu adalah ya masyarakat sendiri akhirnya.
Umat sendiri mereka-mereka yang jago dibidang masing-
masing. Saya tuh malah baru tau setelah 212. Mereka baru
memunculkan wajahnya baru bisa ketemu. Oh ini pemain-
pemainnya selama ini. Jadi Saya kan usia sekarang 50 tahun
jadi gak terlalu nyambung dengan dunia medsos. Dengan
simpul yang dimainkan oleh temen-temen yang memang
sekolahannya itu, membangun jaringan itu. Yang buzer yang
selama ini digunakan untuk kepentingan mereka. Yang dari
mereka taubat kemudian masuk ke kita itu juga banyak.
Sehingga ilmu mereka dikasih ke kita. Yang mereka taubat
itu, Jadi tim kita sekarang.
T: adakah koordinasi dengan ormas-ormas ?
J: GNPF gak bisa, makanya dibuku saya Tadbir Rabbani.
Banyak agenda-agenda itu yang sebetulnya bukan karena
rekayasa GNPF. Contoh sederhana seperti in, sound system.
Sederhana saja untuk acara 212. Setelah kita deal dengan
Polri. Tadinya kan kita maunya dibunderan HI, Polri maunya
di Monas. Karena Polri mengira ya gak sampelah sejuta,
paling 700 ribu masih bisa dikerangkeng lah di Monas.
Sehingga untuk sound system, harga 200 juta itu bisa
mencover 200 ribu orang. Kalau 7 juta? Jadi kalau 200 juta
bisa 200 ribu berarti 1 juta kali 5, ya 1 milyar kali 7, 7 milyar
lah paling engga untuk sound system selesai. Oke saya punya
uang 7 milyar. Perusahaan penyewaan sound system mana,
yang punya perangkat sebanyak itu, gak ada. Akhirnya ahli-
ahli sound system, orang-orang muslim. Yang diluar negeri,
yang didalam selama ini punya kemapuan kombinasi, antara
Teknologi Transmeter dengan biaya murah pake toa. Sambil
berfikir gimana nih spot-spotnya supaya semua bisa
kedengeran. Itu baru 1 sisi. Jadi saya bicara dua sisi antara
usaha kita sebagai manusia, dengan rekayasa Illahiyah nya
ini, dua hal yang gak bisa dipisahkan. Itu yang akhirnya kami
katakan ini bukan usaha kita. Kalau saya bilang Tadbir
Rabbani, Habib Rizieq bilang Tansiqun Ilahi, sama
maknanya. Ini rekayasa Tuhanlah. Bagaimana menyiapkan
konsumsi, gimana toilet, trus kalau ada yang pingsan didepan
monas itu, boro-boro ada ambulance bisa jalan, motor aja
gak bisa lewat. Bagaimana pengaturan suhu dan hujan dan
lain-lain.
Jam 7 turun, agak khawatir tapi sebentar gerimis, jadi kita
gak perlu nyiramin debu lagi. Sebabkan itu debu. Datanglah
orang. Setengah 10 hujan lagi, karena itu udah mulai agak
panas, dehidrasi. Itu jam 11 lagi deras. Wudhu disitu.
T: Penentuan perangkat 212 seperti Imam, kemudian Khatib.
Bagaimana penentuannya Ustadz?
J: Udah, sudah diatur supaya aman supaya sesuai dengan
aspirasi. Imamnya Kiyai Ma’ruf Amin dari MUI dan atas
nama NU. Kemudian khatibnya Profesor Yunahar Ilyas dari
Muhammadiyah, ketua Muhammadiyah. Yang orasi Habib
Riziq dan saya, dengan beberapa tokoh disitu. Nah Itu juga a
lot itu, jadi bagaimana kita ngomong ke Polri. itu 3 malem
kita bolak-balik meeting terus, a lot itu. Diatur supaya
mewakili dan supaya sejuk. Mewakili semuanya dan ini
organisasi massa Islam yang paling besar silahkan
tumpahkan aspirasi. Itu udah kita persiapkan bahkan Habib
Rizieq kalau perlu, udah Khutbah Jumat aja, jadi gak usah
orasi, oke. Saya mengatur jalannya acara, oke. Sudah sampai
sedemikian rupa. Tapi sampai akhirnya begini, kan Presiden
gak jelas, sampai jam 10 gak jelas. Kiyai Maruf mau bicara
kalau ada Presiden dateng. Kalau gak ada Presiden, ga mau
jadi Khatib. Kalau perlu Habib Rizieq kita pasang doa aja
deh, gitu. Supaya nanti mereka-mereka ini supaya cepet
selesai, jangan sampai maghrib. Udah ini, udah sepakat.
Bahkan pindah dari bunderan HI ke Monas. Nah..Sampai jam
11 lewat tidak ada keputusan. Akhirnya Kiyai Ma’ruf nunggu
di MUI standby. Untuk jadi Imam yang ditugaskan jadi
imam, selain Ustadz Yunahar ya, itu juga ya pokoknya masih
ragu lah situasi pada saat itu. Terpaksa kita bikin backup,
plan b saat itu juga. Jadi sampai Kiyai Ma’ruf ditinggalin di
MUI. Dan ternyata Presiden datang itu belum ada informasi
juga. Akhirnya ya Imamnya juga Imam cadangan Ustadz
Nasir Zein, nunjuk ditempat. Yang form cuma satu ya
Muadzinnya yang dari polda itu. Muadzin Karena dia bagus
dan dia dari Ustad Arifin Ilham. Yang lain diluar rencana
semua.
T: Presiden Jokowi akhirnya datang, apakah itu diluar
dugaan?
J: Diluar dugaan. Saya juga kaget tiba-tiba Jokowi dateng.
Karena kita kan gak menduga dia mau dateng. Yang kedua
tapi saya sebagai anak Negeri secara Konstitusional saya
harus menghargai Presiden Negeri ini kan. Saya harus
melupakan masalah pribadi, individu mungkin lain
ceritanya, saat itu. Kita sambut Pak Presiden. Bahkan kita
persilahkan naik. “Pak Presiden dan bapak-bapak ingin
sholat diatas panggung atau engga?”, karena hujan “presiden
maunya sholatnya diruang vip”. “ada rencana maju gak, naik
gak?”. “nggak ada”. Selesai. Cuma hanya datang aja, ingin
menyapa.tiba-tiba mau naik kita juga gak tau. Dan habis naik
tiba-tiba mau turun, kita juga gak tau. Jadi gak ada
komunikasi sama kita.
T: Ada pesan khusus yang ditangkap dan di analisis dari tiba-
tiba kedatangan Presiden?
J: Kita berpostif thinking saja, kita bilang kita ketuk pintu
Istana gak dibukain. Kita ketuk aja pintu langit, Istana
dateng. Itu aja positif thingking.
T: Bagaimana respon dari umat saat itu, sempat khawatir gak
Ustadz kalau tiba-tiba tidak terkendali nanti disalahkan
GNPF?
J: Separo-separo karena ada letupan-letupan itu. Sempat
khawatir makanya kita berdiri di depan pasang badan, kalau
sampai. Jangankan Presiden, waktu pak Tito hampir di
sorakin kan saya pasang badan. Saya Bactiar Natsir, Kapolri
adalah simbol Negara. (Itu Nasionalisme saya muncul
Patriotisme saya mucul). Saya sebut Kapolri simbol negara,
jadi beri kesempatan. Sehingga Habib Rizieq juga kemudian
disambut utnuk menjaga-jaga jangan sampai mereka kurang
ajar sama Kapolri.
T: Banyak hambatan menuju 212, sempat ada isu tidak boleh
sholat jumat dijalan. Bagaimana upaya GNPF untuk tetap
bisa menggalang massa?
J: Memang gerakan kita itu menggunakan hari Jumat. Jadi
hari sakral kita hari Jumat. Dan pertemuan kita isunya sholat
Jumat. Kemudian ada yang memfatwakan, gak sah sholat
Jumat gitu ya. Kita terlalu gampang lah mencari dalil-dalil
tentang itu, tentang Sholat Jumat itu dijalanan, dilapangan
gitu ya. Kemudian ini juga situasinya gak ada Masjid yang
cukup untuk itu. Dan memang awalnya kita orasi, kalau
kemudian kalau kita bergeser ke Masjid juga susah untuk
movingnya. Jadi ya sudah di putuskan disitu.
T: Apakah ada upaya dari MUI selain dari GNPF-MUI untuk
membantu mengkomunikasian dengan kapolri?
J: Banyak. Ya mereka selain memang atas nama Ketua
Ormas. Atau mereka juga datang menyampaikan. Mereka
yang diundang Kapolri ada juga, ormas-ormas. Dan itu
ketika diundang, mereka bicara langsung. Sebelum 212 kan
mereka juga diundang ormas-ormas.
T: Menurut pandangan Ustadz, apakah dalam Islam
diperbolehkan demontrasi kepada pemimpin?
J: Jadi disini kan Izhar ul Haq. Jadi secara fiqh memang
menegur pemimpin itu harus dengan cara yang baik. Aturan
mainnya seperti itu. Tetapi Syaikh Hutsaimin, Dan Bin Baz
itu kan di Saudi, didunia kerajaan. Yang memang tidak
memberikan peluang secara kontitusional untuk unjuk rasa,
tidak boleh. Untuk konteks di Indonesia justru Presiden
membenarkan ini, Pemimpin menyediakan lahan ini. Untuk
negara demokrasi jika ada cara yang tidak suka silahkan
unjuk rasa. Ada undang-undang. Jadi antara Fatwa sana
dengan kondisi di sini dua hal yang berbeda. Ada ruang,
kalau disini dibenarkan oleh Pemimpin. Disana memang
tidak ada ruang. Makanya adab nya harus dijaga. Saya
sendiri kalau demo, ya namanya demo tapi kan ya omongan
harus tetap dijaga.
T: Dari GNPF MUI sendiri sebenarnya punya Grand Design
tidak selain Aksi Bela Islam?
J: Visi kita menegakan Al Maidah 51 tapi kan luas
maknanya.
T: Paska Aksi bagaimana kelanjutannya Ustadz?
J: Paska aksi, satu, saya tetap keliling ke Indonesia Shalat
Subuh berjamaah, Tabligh-Tabligh Akbar, kemudian
pertemuan antar Tokoh, konsolidasi para Tokoh, kemudian
melalui group-group sinergi ulama di WA, kemudian sampai
kepada tampil bareng di satu tempat. Untuk merawat itu
semua tetapi kan harus lebih cermat yang mau kita bangun
peradaban. Faktor-faktor peradaban itu kan banyak, kita
harus pilih. Memang yang paling dominan politik, ekonomi
hukum pendidikan, kesehatan, selanjutnya mungkin
keamanan dan pertahanan ini kan faktor-faktor yang ada
faktor lain lagi. Tapi Saya fikir ini harusnya menjadi prioritas
kedepan. Misi dari pada Al Maidah 51 tentunya adalah
bagaimana umat dipimpin oleh umat. Jangan hanya sekedar
Muslim, karena kan banyak juga orang muslim yang tidak
memikirkan Islam, yang gak berpihak pada umat Islam. Jadi
di edukasi selanjutnya disisi kepemimpinan itu juga harus
kita lakukan. Kemudian sampai kepada ini kan butuh
logistik, gimana nih umat nih yang kemiskinan karena
persoalan umat kenapa berontak kemarin kan karena ada
perasaan ketidakadilan terhadap sisi hukum, politik dan
ekonomi yah, nah ini yang harus kita selesaikan. Disitulah
sebetulnya itu yang mau kita bicarakan pada pemerintah, kita
ketemu Presiden gimana nih kedepan. Kemudian 212, udah
tau umat begini tuntutannya kita sudah menunaikan.
T: Apa pesan Ustadz terait persatuan umat?
J: Berputus asa, berpecah belah itu bahaya. Tapi ada yang
lebih bahaya lagi jangan putus asa untuk mempersatukan.
Dan itu yang dilakukan GNPF. Dengan semua tuduhan.
Saya kan dituduh tidak menyejukan, saya gak boleh lemah
dengan tuduhan itu.
Nama Narasumber : K.H Zaitun Rasmin
Ketua Umum Wahdah Islamiyah Indonesia, Sekjend MUI
Pusat, Wakil Ketua GNPF-MUI
Waktu Wawancara: Hari Rabu, 30 November 2017 pukul
20.00-22.00 WIB
Tempat: Ruang Kerja Pribadi Ustadz Bachtiar Natsir di AQL
Islamic Center, Jl. Tebet Utara I No.40, RT.8/RW.2, Tebet
Tim., Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12820
T: Ustadz mengenai aksi 212 ini ustadz bisa jelaskan
kronologi latar belakang GNPF mengadakan aksi 212 atau
aksi bela islam yang ke 3?
J: Kalau Aksi Bela Islam yang ke 3 itu karena Umat Islam
merasa belum puas dengan penanganan kasus Ahok saat itu.
Sebab kita itu berdasarkan pada kejadian penista-penista
Agama sebelumnya itu langsung ditahan, kemudian diadili.
Ini kok proses pengadilannya lambat, bahkan proses
dijadikan tersangka lambat, apalagi pengadilannya. Itu yang
kita akhirnya umat Islam mau tidak mau unjuk rasa lagi.
Itulah lahir 212. Diharapkan bahwa 212 itu sudah puncak,
begitu selesai unjuk rasa Ahok ditangkap. Dan kita minta
Ahok ditangkap itu kita bukan semena-mena. Karena
memang sudah begitu kejadian-kejadian di Indonesia
terhadap penista-penista Agama sebelumnya. Ada banyaklah,
Lia Eden, semuanya ditahan dulu baru di adili.
T: Pada saat 212 begitu banyak massa. Persiapan strategi
komunikasi mengajak massa seperti apa?
J: Sebetulnya semuanya dari Allah SWT. Sebab persiapan
kami sangat terbatas mungkin 2 minggu atau kurang, ya
kurang dari 2 pekan persiapan 212 itu. Sehingga orang tidak
bisa percaya kok kurang dari 2 pekan, bisa dengan kehadiran
sekian banyak. Sebenanrnya bukan kehadirannya yang
penting. Tapi bagaimana bisa mengelola yang hadir yang
banyak itu, bagaimana bisa mereka teratur, bagaimana
mereka bisa pulang bagaimana bisa damai, mereka pulang
juga dengan damai dan bersih tempatnya. Itu semua dari
yang Maha Kuasa. Kemudian ini karena Kesadaran Umat
yang ternyata sudah cukup tinggi. Jadi selama ini orang
memandang sebelah mata pada Umat Islam. Sesungguhnya
Umat Islam sekarang ini Subhanallah sudah berada tingkat
yang cukup tinggi. Mungkin masih banyak orang-orang
awam yang tidak terartur, tidak bersih dan sebagainya, tapi
sudah lebih banyak lagi dari kaum Muslimin yang berada
pada level yang tinggi.
T: Bagaimana ikhtiar GNPF-MUI, misalkan dengan surat-
surat?
J: Surat-surat tidak ada. Surat-surat tidak ada sama sekali.
Semuanya melalui Media Sosial, WhatsApp terutama.
Kemudian ada Facebook, ada pembuatan flyer-flyer tapi
tidak banyak.
T: Bagaimana komunikasi yang dilakukan kepada MUI dan
Kepolisian?
J: Pada awalnya sempat ada kerenggangan antara GNPF
dengan Kepolisian, tapi alhamdulilah di pertengahan
persiapan ke aksi 212 itu bisa terjalin komunikasi dengan pak
Kapolri. Dan alhamdulillah malah kemudian pak Kapolri
sendiri bersama-sama menyelenggarakan itu. Pak Kapolri
Pak Tito itu bisa membantu dengan banyak hal, penyiapan
panggung, dan lain sebagainya. Kemudian komunikasi
dengan pak Kapolri ini, kesepakatan dengan pak Kapolri itu
dibawa ke MUI, disanalah diumumkan. Jadi MUI seperti
pihak tengah antara GNPF dengan Pak Kapolri. Itu sangat
fenomenal pengumumannya di MUI saat itu.
T: Menjelang 212 kemarin itu apa tantangan terbesar GNPF?
J: Tantangan terbesar adalah fitnah-fitnah yang diarahkan
kepada GNPF, bahwa tidak NKRI, tidak mengerti keragaman
dan seterusnya, kemudian tidak menjaga ke Bhinekaan, itu
aja. Fitnah-fitnah yang disebar untuk menggebosi itu. Tapi ya
semuanya akhirnya melihat dan menyadari itu hanya fitnah.
Ternayata GNPF baik pimpinanannya, maupun anggotanya,
bahkan umat yang hadir umumya adalah orang-orang yang
Nasionalis, orang-orang NKRI bener, dan seterusnya.
Mereka yang menjaga keragaman, ke Bhinekaan. Seperti
misalnya ada orang yang menikah di Gereja ditolong, itu kan
luar biasa. Ya itu saja yang lainnya sih, ya biasa kita tentu
harus bekerja keras untuk menyiapkan ini dan itu.
Keamanan, kesehatan, kemudian menyiapkan sound system,
dan lain sebagainya. Tapi itu biasalah standar yah, tapi yang
paling berat adalah adanya fitnah-fitnah itu.
T: Menjelang aksi 212 adakah kerjasama dengan media?
J: Tentu saja dari GNPF juga ada melalui Media Center, tapi
ini kan peristiwa yang luar biasa fenomental. Itu kita gak
ngundang Media juga pasti dateng. Media semuanya
berlomba-lomba datang mencari tempat strategis dan tidak
ada yang mau ketinggalan momentum itu. Jadi kita gak perlu
bayar Media.
T: Bagaimana Silaturhami pasca Aksi 212?
J: Tetap ada komunikasi alhamdulillah. Walaupun tidak
seintensif sebelumnya. Sampai sekarang alhamdulillah masih
ada terus komunikasi dengan ormas-ormas dan dengan
simpul –simpul umat, itu alhamdulillah. Kita berharap itu
semuanya terus terjaga.
(Flyer Seruan Aksi Bela Islam ke-III)
Sumber: Instagram @bela.quran
(Konferensi Pers Menjelang Aksi Bela Islam 212)
Sumber: Republika.co.id
(Hasil Kesepakatan GNPF-MUI dan Polri)
Sumber: Instagram @bela.quran
Dokumentasi Aksi Bela Islam 2 Desember 2016
Sumber : www.google.com
Sumber : www.google.com
(Dokumentasi Peneliti bersama dengan 40 Mahasiswi UIN Jakarta
saat Aksi Bela Islam 212)
(Pasukan BRTT Daarut Tuhid)
Sumber: www.merdeka.com
(#SuperDamai212 menjadi Trending Topic Dunia)
Sumber: Liputan6.com
(Postingan Twitter menjelang #AksiSuperDamai212)
Sumber: www.twitter.com/aksisuperdamai212
(Aksi Longmarch Ciamis menuju Jakarta)
Sumber : www.google.com
(Peneliti bersama Ustadz Bachtiar Nasir, Ketua GNPF-MUI)
(Peneliti bersama UstadzZaitun Rasmin, Wakil Ketua
GNPF-MUI)
Agenda Pasca Aksi 2 Desember 2016
(Seruan mengawal kasus Ahok)
Sumber: Instagram @bela.quran
(Seruan Subuh Nasional 12.12)
Sumber: Instagram @bela.quran
(Seruan Aksi Simpatik 55 pada 5 Mei 2017)
Sumber: www.belaquran.com