komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI KELOMPOK DAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang
tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada
tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil. Kita dapat
mengajukan bermacam-macam pertanyaan yang berhubungan dengan komunikasi
kelompok dan jawabannya akan membantu kita memahami lebih baik batas-batas dan
atribut-atribut komunikasi kelompok.
Komunikasi Kelompok Versus Dinamika-dinamika Kelompok
Bagaimanakah komunikasi kelompok sebagai suatu bidang studi dan
penelitian dibedakan dari dinamika kelompok? Di sini jelas terjadi tumpang tindih.
Akan tetapi, kalu dinamika-dinamika kelompok merupakan suatu studi tentang
berbagai aspek tingkah laku kelompok, maka komunikasi kelompok hanya
memusatkan perhatiannya pada proses komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil.
Meskipun seorang ahli komunikasi kelompok mengkaji banyak variabel yang
sama-sama menjadi perhatian para ahli dinamika-dinamika kelompok, dia
mengadakan pendekatan terhadap variabel-variabel itu melalui cara lain. Dia
mengkaji variabel-variabel tersebut untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel
tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tingkah laku para anggota kelompok
dalam berdiskusi atau berkomunikasi.
Perhatian utama diberikan kepada proses komunikasi dalam kelompok-
kelompok kecil juga membedakan komunikasi kelompok dari bidang-bidang lain
dalam studi kelompok kecil seperti sosiologi kelompok kecil, terapi kelompok dan
semacamnya.
Komunikasi Kelompok Versus Diskusi Kelompok
Apa yang membedakan komunikasi kelompok dengan diskusi? Diskusi telah
menjadi bidang studi yang amat penting sejak McBurney dan Hance menerbitkan
edisi pertama buku mereka yang berjudul Discussion in Human Affairs pada tahun
1939. diskusi kelompok merupakan bagian penting dalam tradisi berdiskusi dan
nampaknya merupakan langkah lanjut yang tak akan dapat dielakkan dalam
pengembangan atau evolusi diskusi kelompok sebagai suatu bidang studi, penelitian
dan terapan di dalam komunikasi lisan. Baik komunikasi kelompok maupun diskusi
kelompok memusatkan perhatiannya pada tingkah laku para anggota kelompok dalam
berdiskusi.
Akan tetapi komunikasi kelompok memandang proses-proses diskusi
kelompok kecil dari sudut pandang yang lebih “ilmiah” lebih sebagai bidang
penyelidikan, dan agak kurang sebagai bidang pengembangan keterampilan dan
penyempurnaan kelompok. Komunikasi kelompok lebih tertarik pada deskripsi dan
analisa proses diskusi daripada merumuskan bermacam-macam persyaratan untuk
meningkatkan efektifitas suatu diskusi kelompok.
Komunikasi Kelompok Versus Komunikasi Antar Pribadi
Apa yang membedakan komunikasi kelompok dengan komunikasi antar
pribadi (interpersonal)? Antara komunikasi kelompok dengan komunikasi antar
pribadi sebenarnya tidak perlu ditarik suatu garis pemisah. Kedua bidang tersebut
tumpang tindih dan banyak situasi tatap muka dapat diungkapkan dalam berbagai
cara sesuai dengan perhatian dan tujuan si pengamat. Baik komunikasi kelompok
maupun komunikasi antar pribadi melibatkan dua atau lebih individu yang secara
fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta menjawab pesan-pesan baik secara
verbal maupun nonverbal.
Dengan demikian kriteria pokok dalam membedakan komunikasi antar
pribadi dengan komunikasi kelompok adalah kadar spontanitas, strukturalisasi,
kesadaran akan sasaran kelompok, ukuran kelompok, relavitas sifat permanen dari
kelompok serta identitas diri. Tentunya, mungkin juga mengaitkan kejadian-kejadian
antar pribadi dalam suatu tatanan komunikasi kelompok atau sebaliknya, tetapi ini
tergantung pada perhatian khusus atau kepentingan si pengamat.
Komunikasi Kelompok Versus Komunikasi Organisasi
Komunikasi kelompok bersifat langsung dan tatap muka. Komunikasi
organisasi tidak perlu langsung, dan seringkali memang tidak. Komunikasi kelompok
agak kurang dipengaruhi emosi dan lebih cenderung melibatkan pengaruh antar
pribadi sebagai kebalikan dari pemuasan sasaran-sasaran organisasi rasional.
Selanjutnya, jika dibandingkan dengan komunikasi organisasiona, komunikasi
kelompok kecil biasanya lebih sopan, kurang berstuktur, serta kurang berorientasi
pada tujuan. Komunikasi organisasional sebaliknya lebih cenderung terjadi pada
tatanan yang permanen, lebih mencerminkan adanya identitas daripada komunikasi
kelompok kecil.
Displin Komunikasi Kelompok
Elwood Murray, salah seorang perintis komunikasi lisan mengemukakan
bahwa disiplin ilmu adalah lebih luas daripada ruang lingkup (domain) atau studi
lapangan. Untuk menjadi disiplin dari suatu bidang keilmuan harus memenuhi 5
unsur pokok dasar, yaitu:
1. Ruang lingkup atau lapangan studi.
2. Teori atau beberapa teori.
3. Metodologi riset.
4. Kritik.
5. Penerapan.
Berdasarkan kriteria-kriteria ini, komunikasi kelompok sebenarnya sedang
mengarah menjadi suatu disiplin, atau paling sedikit telah menjadi suatu subdisiplin
dari komunikasi lisan.
Proses-proses Komunikasi Kelompok
Anda sendiri mungkin dapat menyajikan bermacam jawaban, karena anda
tentunya sudah pernah berpatisipasi dalam berbagi kelompok kecil yang macam
perhatiannya berkisar mulai dari yang berorientasi kepada tugas, sampai dengan yang
berorientasi kepada masyarakat. Apabila sejumlah pengalaman yang anda miliki
masih belum mampu menghasilkan beberapa jawaban bagi pertanyaan yang
dikemukakan di atas, pastinya ada alasan-alasan yang masuk akal.
Sebagai salah satu alasan, karena banyak kejadian timbul pada saat yang
bersamaan, sehingga sulit bagi seorang yang berpatisipasi dalam suatu kegiatan untuk
dapat memahami kejadian-kejadian yang berlangsung begitu cepat serta saling berkait
dan bertumpang tindih. Alasan lain ialah kemungkinan anda belum dilengkapi dengan
konsep-konsep untuk mengartikan setiap gejala yang ada, atau mungkin anda belum
dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan konseptual yang kemungkinan anda
melihat keseluruhan proses melalui sebagian komponen yang ada.
Oleh karena itu, strategi kita dalam hal ini harus mencakup 2 segi, yaitu:
1. Kita harus mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara simultan
dalam komunikasi kelompok.
2. Kita harus menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan kita
mengorganisir pengamatan.
Kepemimpinan dan Komunikasi Kelompok
Salah satu pertanyaan dasar dari penelitian komunikasi lisan tentang
kepemimpinan adalah apakah tingkah laku kepemimpinan atau “gaya” kepemimpinan
dapat mempengaruhi hasil diskusi. Suatu strategi penelitian pada hakikatnya adalah
untuk melatih pemimpin-pemimpin memperlihatkan perbedaan gaya-gaya
kepemimpinan. Seringkali, penelitian membandingkan tingkah laku kepemimpinan
yang “kelompok-sentris” (group-centered) dengan yang “pemimpin-sentris” (leader-
centris).
Yang dimaksud dengan “kelompok-sentris” adalah jika seorang pemimpin
secara aktif mendorong anggota kelompok untuk sama-sama ikut bertanggung jawab
dalam merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan
kelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan “pemimpin-sentris” adalah kalau
pemimpin formal dari kelompok menganggap dirinya bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap fungsi-fungsi di atas.
Perbandingan antara dua bentuk tingkah laku pemimpin tersebut di atas
menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemimpin-peminpin yang pemimpin-sentris dinilai lebih tinggi daripada
pemimpin yang kelompok-sentris dalam hal nilai andil mereka terhadap
kelompok.
2. Diskusi kelompok-sentris dinilai lebih baik daripada diskusi pemimpin-sentris
dan dianggap memiliki tingkatan lebih tinggi dalam hal keterlibatan,
kerjasama, situasi yang hangat dan ramah, dan kemudahan untuk memberi
sumbangan pendapat.
Diskusi kelompok-sentris nampak menghasilkan kepuasan yang lebih besar
dalam hal keputusan yang dicapai serta interaksi anggota yang lebih tinggi.
Jaringan Eksperimen
Dalam kebanyakan penelitian kelompok orang yang tidak saling mengenal
didudukkan pada meja-meja yang dibuat secara khusus sehingga masing-masing
dipisahkan satu sama lainnya. Dengan cara mengijinkan mereka hanya
mempergunakan penyampaian pesan tertulis menurut rencana atau jaringan tertentu,
kepada mereka dapat diberika tugas untuk diselesaikan menurut cara yang
memungkinkan mereka membuat catatan interaksi yang dilakukan.
Karya eksperimen yang terdahulu telah menunjukkan bahwa ketepatan relatif
dalam penyelesaian tugas (menurut urutan berkurangnya ketepatan) ialah roda,
seluruh saluran, rantai dan lingkaran (seluruh saluran dapat disamakan dengan diskusi
“terbuka”, roda sama dengan seorang atasan dengan empat bawahan, dan
sebagainya). Kepemimpinan dikatakan berhubungan dengan pemusatan, misalnya,
kedudukan Y dalam jaring roda, sedang semangat yang rendah dan kepuasan
dikatakan berhubungan dengan hal yang tidak mengenai pokoknya – kedudukan X
pada jaring-jaring roda dan rantai.
Banyak riset yang sebelumnya digantikan oleh eksperimen yang lebih luas
dari para ahli psikologi Cohen dan Carzo. Para periset tersebut telah menunjukkan
bahwa kelompok yang diuji menurut semua jaringan di atas itu tetap membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk belajar daripada yang telah diselidiki oleh telaah
sebelumnya. Efisiensi tertuju pada hal-hal yang biasa, tetapi semangat kerja, yang
berhubungan dengan kedudukan pada jaringan yang berbeda-beda, tidak berubah.
Penghubung
Bersamaan dengan pelaksanaan riset terhadap kelompok percobaan, para
sarjana lainnya memperhatikan laju komunikasi kepada kelompok yang berjalan
biasa. Misalnya, Festinger dan Back dan kawan-kawan telah menunjukkan akan
pentingnya para pengarah opini pada suatu penelitian mengenai penyebaran desas-
desus di suatu daerah perumahan. Para individu cenderung mempergunakan teman
yang dilakukan oleh orang penghubung.
Menjelaskan perkembangan sikap, opini, dan pola perilaku, mereka
berpendapat bahwa sesuatu lingkunagn sebagian di pecah-pecah dalam kelompok
primer, yang dibentuk oleh orang-orang yang berinteraksi atas dasar perseorangan.
Untuk penerimaan dan penyebaran informasi, kelompok primer ini menggantungkan
diri pada seseorang atau beberapa orang pengarah opini. Para pengarah opini ini
merupakan komunikator yang aktif yang menanggapi media massa dan yang
mempunyai hubungan dengan para pengarah opini lainnya dan orang-orang yang
berpengaruh dalam lingkungan itu. Dengan demikian terdapat “laju komunikasi
bertahap dua”, yang pertama dari sumber kepada para pengarah opini, dan yang
kedua melalui mereka, serta tas dasar penyebaran perseorangan, kepada anggota
kelompok yang kurang aktif. Penyebaran informasi dan arti serta maksud yang
diterima sangat dipengaruhi oleh keyakinan kelompok primer dan tekanan terhadap
orang ini untuk mempunyai pendapat yang sama dengan orang lain dari kelompok
mereka.
Hubungan Komunikasi
Salah satu ancangan mengenai penguraian dan penilaian arus informasi dalam
organisasi disajikan oleh suatu telaah mengenai hubungan komunikasi di kalangan
anggota staf ahli satu badan pemerintahan. Badan ini mencakup sejumlah ahli militer
dan sipil yang bertanggung jawab atas suatu program besar mengenai perkembangan
ilmu pengetahuan. Telaah ini bertujuan mempelajari penyusunan pola komunikasi
antara orang-orang tersebut. Dari setiap anggota diperoleh laporan mengenai
frekuensi hubungan pribadi (penukaran informasi) dengan setiap anggota lainnya
dalam badan itu.
Pasangan yang melaporkan secara tersendiri frekuensi timbal balik antara
mereka diambil sebagai data dasar dan pembentukan pasangan ini dianalis untuk
melihat bagaimana dan apakah akan terbentuk ikatan, atau kelompok anggota yang
banyak berkomunikasi satu sama lain dan tidak begitu banyak berkomunikasi dengan
yang bukan merupakan bagian dari perikatan mereka. Kita dapat menggambarkan
struktur komunikasi dari organisasi ini untuk dibandingkan dengan “struktur resmi”.
Adanya sistem yang tidak resmi dan bahwa mereka sangat menggantungkan
diri pada sistem ini sebagai suatu cara untuk mendapat, menyebarkan, dan menilai
informasi yang dibutuhkan dalam hubungan dengan pekerjaan mereka.
Tekanan Kelompok
Umumnya kita mendapati bahwa makin banyak orang merasa bahwa
keyakinannya bertentangan dengan keyakinan “kelompoknya”, makin banyak ia
menyesuaikan keyakinannya dengan keyakinan kelompoknya. Yang membuat
anggota kelompok tersebut bersatu adalah kepaduan sosial mereka, atau lebih tepat,
kemampuan mereka untuk lebih tepat menyebarkan pesan relevan di antara mereka
sendiri daripada orang lain.
Meskipun semua kelompok itu dipilih secara acak kepada beberapa kelompok
tertentu diberitahukan bahwa mereka dibentuk secara khusus karena adanya beberapa
kesamaan dalam latar belakang mereka, dan kelompok ini disebut kelompok yang
lebih terpadu. Makin terpadu kelompoknya makin banyak dilakukan komunikasi
untuk memperoleh persesuaian. Makin homogen atau terpadu suatu kelompok makin
banyak komunikasi yang dilakukan secara menyimpang untuk mengubah
pemecahannya sesuai dengan pemecahan kelompok.
Tekan kelompok dalam komunikasi adalah:
1. Tekanan untuk mendapat persesuaian disebabkan oleh:
Kenyataan sosial – jika informasi mengenai suatu kenyataan kurang,
tekanan kelompok dapat menjadi kuat, karena “penyendiri” tidak
cukup fakta nyata untuk tidak mnyetujui atau menentangnya.
Gerak kelompok yaitu – kebutuhan suatu kelompok untuk maju guna
mencapai tujuan bersama. Faktor ini sering kelihatan pada partai
politik menjelang pemilihan umum jika dendam lama sementara waktu
sudah dilupakan.
2. Jumlah komunikasi yang diadakan untuk menciptakan suatu persesuaian:
Meningkat sebanding bertambahnya persangkaan bahwa terdapat
suatu kekeliruan.
Meningkat sebanding bertambahnya perasaan bahwa kekeliruan itu
penting.
Meningkat sebanding bertambahnya kepaduan kelompok.
Meningkat kearah penyimpangan.
Meningkat sesuai harapan akan berkurangnya perbedaan pendapat.
Berkurang bila arahnya pada orang yang dianggap berada diluar
kelompok atau tidak disenangi oleh kelompok.
3. Jumlah perubahan pendapat:
Meningkat sesuai bertanbahnya tekan untuk mencapai persesuaian –
makin banyak tekanan makin banyak perubahan.
Meningkat sesuai bertambahnya kepaduan kelompok.
Berkurang apabila yang menerima mengetahui tentang adanya
kelompok lain yang berkeyakinan sama dengannya sekarang, sehingga
memperkuat keyakinannya dan memberikan padanya suatu pegangan
yang kokoh dalam suatu persesuaian atau bahkan suatu “benteng” bila
tekanan itu mulai tak tertahankan.
4. Kecenderungan untuk menolak anggota:
Meningkat dengan bertambahnya kekeliruan yang terungkapkan.
Meningkat dengan bertambahnya kepaduan kelompok.
Meningkat dengan bertambahnya relevansi dari persoalannya.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen
organisasi. Karena pada hakekatnya me“manage” adalah “mencapai tujuan melalui
orang lain” (getting things done through others), maka seorang manajer harus dapat
berkomunikasi secara efektif dengan karyawan-karyawannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Baik manajer yang menganut pandangan tradisional maupun manajer
yang menerima konsep perilaku organisasi, berkepentingan untuk mengembangkan
komunikasi yang efektif.
Para manajer tradisional menginginkan intruksi-intruksi yang diberikan dapat
dipahami bawahan dengan cara membuka saluran komunikasi kebawah. Sedangkan
para manajer yang menganut aliran perilaku cenderung akan menambahkan nilai-nilai
yang berasal dari pengetahuan mengenai sikap dan perasaan bawahan terhadap
pekerjaan, perusahaan, supervisor, dan lingkungan kerjanya. Mereka tidak hanya
menekankan arti pentingnya untuk meningkatkan jumlah saluran komunikasi keatas,
tetapi juga berusaha menciptakan suatu iklim organisasi yang “terbuka” guna
meningkatkan kreativitas dan pengawasan diri sendiri diantara sesama anggota
organisasi.
Definisi dan Semantik
Istilah “komunikasi” mempunyai banyak arti. Bagi orang awam, mungkin
akan diartikan sebagai alat atau media pengirim informasi, seperti misalnya: telepon,
telegram, atau televisi. Sedangkan bagi orang lain yang bekerja dalam organisasi,
istilah komunikasi dapat juga diartikan sebagai saluran komunikasi dalam organisasi,
seperti misalnya: komunikasi formal melalui rantai komando, komunikasi informal,
kotak saran, atau prosedur penyelesaian konflik.
Sebenarnya kalau ditelusuri, istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata “communis” yang berarti “sama” (common). Jika kita akan
mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih
dahulu suatu “dasar titik temu yang sama” untuk mencapai suatu pemahaman atau
pengertian.
Ada tiga unsur utama dari definisi komunikasi yang luas dan komprehensif
yaitu:
1. Komunikasi Harus Dipandang Sebagai Suatu Proses.
Ini berarti bahwa komunikasi merupakan suatu aliran yang melalui
serangkaian atau urutan beberapa tahap atau langkah, bukan suatu kejadian atau
peristiwa yang tersendiri. Mengidentifisir komunikasi sebagai suatu proses,
menambah dimensi perubahan dalam pengertiannya. Dalam bahasa inggris istilah
“communication” sering diganti dengan “communicating” untuk menekankan
pengertian komunikasi sebagai rangkaian tahap-tahap yang bersifat dinamis daripada
bersifat statik.
2. Pengiriman Informasi, Arti, dan Pengertian.
Unsur kedua dari definisi komunikasi yang memadai adalah “pengiriman
informasi, arti, dan pengertian”. Pengiriman informasi ini sendiri sebenarnya
bukanlah komunikasi, karena komunikasi merupakan suatu proses dua arah, bukan
satu arah. Informasi tidak hanya dikirimkan begitu saja, tetapi harus diterima dan
dimengerti. Seperti telah diutarakan dimuka, bila informasi dikirimkan dan diterima
tetapi tidak dimengerti, maka komunikasi dalam arti yang sebenarnya tidak tercapai.
3. Mencakup Aspek Manusia dan Bukan Manusia.
Banyak pembahasan mengenai proses komunikasi membatasi hanya pada
interaksi antar manusia di mana hanya manusia saja yang berperan sebagai pihak
pengirim dan penerima informasi. Padahal dengan perkembangan yang pesat
dibidang teknologi dewasa ini, dimungkinkan suatu mesin elektronik (misalnya:
computer) menjadi pengirim dan penerima informasi dalam suatu sistem komunikasi
modern.
Merumuskan Kebijakan Perusahaan
Umumnya orang berpendapat bahwa seorang akan menjadi anggota organisasi
yang lebih efektif apabila ia mengetahui tujuan dan operasi organisasi itu. Salah satu
telaah perihal arus informasi dalam suatu perusahaan elektronika menguji
pengetahuan para karyawan mengenai kebijakan perusahaan. Angka hasil pengujian
masing-masing bagian perusahaan demikian berbeda dan tingkat prestasi pekerjaan
individu dan kelompok lebih baik karena mereka mengetahui kebijakan perusahaan
lebih baik dibanding dengan orang lain.
Perebutan Tenaga Kerja
Menelaah sifat kepribadian para manajer perusahaan elektronika tersebut,
tampak bahwa satu-satunya prosedur seleksi yang sama di antara mereka ialah
“memilih yang sefaham”. Jadi, latar belakang sosial dan jenis pendidikan manajemen
puncak akan tercemin pada manajemen yunior.
Manajemen tertentu berkeyakinan bahwa anak para professional yang telah
terbiasa pada kegiatan dan kesibukan hidup kalangan eksekutif dapat menjadi
manajer terbaik. Manajemen lainnya berkeyakinan bahwa anak-anak berbakat dari
kelas rendah lebih baik, karena mereka harus berjuang mencapai jenjang manajemen
dengan kemahirannya sendiri.
Faktor ini tidak perlu mengherankan mereka yang tertarik akan logika
manusia, karena bagaimanapun juga manajer yang boleh dikatakan berhasil dalam
karirnya akan merasa boleh menyeleksi bawahan yang sesuai citra dirinya.
Persyaratan Komunikasi Yang Efektif
Untuk mencapai sasaran komunikasi secara efektif seperti telah diutarakan di
muka, maka diperlukan persyaratan dasar yang harus diperhatikan oleh setiap
manajer dan supervisor, yaitu:
1. Umpan Balik dan Proses Mendengar Yang Efektif.
Proses mendengarkan yang efektif tidak hanya menghambat usaha untuk
menjaga saluran umpan balik selalu tetap terbuka. Komunikan kadang-kadang merasa
malu atau segan mengakui bahwa sebenarnya mereka tidak mengerti secara jelas
pesan-pesan yang dikirim komunikator. Dalam kasus semacam ini, anggukan kepala
(yang lazim sebagai tanda persetujuan) dan respon-respon verbal tidak selalu harus
diartikan sebagai telah di “decoding”nya pesan-pesan secara benar. Oleh karena
alasan inilah sering ditempuh cara yang lebih dapat meyakinkan apakah pesan yang
diterima sesuai dengan idea atau gagasan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Misalnya, supervisor harus mendorong bawahannya untuk meminta penjelasan lebih
lanjut atas intruksi-intruksi yang diberikan kapan diperlukan. Dan yang terpenting,
dia harus mendengarkan secara hati-hati dan menyatakan pengertiannya tentang
usaha-usaha yang dilakukan bawahan untuk berkomunikasi dengannya.
2. Kesungguhan Hati.
Dalam berkomunikasi dengan bawahan, seorang pemimpin harus menyadari
bahwa kesungguhan atau ketidaksungguhan hatinya akan segera nampak. Hal ini
tidak hanya terjadi pada komunikasi tatap muka langsung di mana perilaku non-
verbal mungkin tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya tetapi juga pada jenis
komunikasi lainnya. Tidak jarang setiap pemimpin merencanakan suatu jenis
tindakan tertentu, tetapi dalam mengkomunikasikannya kepada karyawan pemimpin
tersebut berusaha menyembunyikannya betuk tindakan yang akan dilakukan. Hampir
dapat dipastikan, cara berkomunikasi pemimpin tersebut akan mengundang karyawan
untuk mempertanyakan kesungguhan hati manajemen. Jika manajemen mempunyai
reputasi yang baik, adil dan jujur dalam berhubungan dengan karyawan, maka
komunikasi yang dilakukannya akan cenderung diterima.
3. Memahami Kebutuhan Karyawan Sebagai Manusia.
Ada hubungan yang erat antar motivasi dan komunikasi yang selalu ada
pertimbangan. Karena sudah menjadi kecenderungan manusia untuk mendengarkan
seseorang yang memiliki sesuatu yang berhubungan dengan kepentingannya, maka
perhatian manajemen terhadap kebutuhan, kepentingan, dan sikap karyawan dalam
hal ini dapat sangat membantu tercapainya penerimaan karyawan. Sebagai contoh,
seorang manajer sangat mungkin mengahadapi karyawan yang mendengarkan dengan
antusias, pada saat kelangsungan pengerjaan karyawan dibicarakan bersama
karyawan bertepatan dengan adanya isu atau desas-desus adanya pengangguran yang
terjadi secara luas dalam industri di mana perusahaan termasuk di dalamnya.
Demikian halnya, seorang atasan yang mengadakan rapat bersama karyawan pada
saat mereka mengeluh tentang kondisi kerja, akan memuaskan kebutuhan karyawan
untuk menyatakan diri mereka sehingga akan sangat membantu komunikasi dan
semangat kerja.
4. Pemilihan Waktu Yang Tepat.
Masalah pemilihan waktu yang tepat dalam suatu komunikasi tidak boleh
diabaikan. Suatu pengumuman atau pemberitahuan terlebih dahulu pada saat tertentu
mungkin akan dapat diterima dengan penuh antusias oleh karyawan. Tetapi
pemberitahuan mengenai hal yang sama pada saat lain, dapat menimbulkan akibat
yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, pemberitahuan yang gegabah dan tertalu dini
mengenai rencana penggabungan dua perusahaan yang sangat berbeda
karakteristiknya, sangat mungkin menimbulkan banyak masalah. Sebaliknya, jika
pemberitahuan dilakukan setelah kontrak perjanjian disetujui atau setelah diadakan
persiapan yang matang untuk menempatkan kelebihan karyawan dalam jabatan-
jabatan yang sesuai, maka pemberitahuan itu kemungkinan besar akan dapat diterima
dan disetujui dengan cepat.
5. Saluran dan Media Komunikasi Yang Tepat.
Untuk mencapai efektifitas maksimal dalam komunikasi, diperlukan
penggunaan saluran dan media komunikasi yang tepat. Pimpinan dapat memilih
menggunakan saluran komunikasi formal, informal, atau kombinasi antar keduanya.
Pilihan media juga dapat dilakukan di antara berbagai jenis komunikasi tertulis
maupun lisan. Keputusan dalam pemilihan saluran dan media komunikasi ini harus
didasarkan pada pertimbangan pentingnya tingkat kecepatannya, kebutuhan akan
tersedianya umpan balik dari bawahan, dan pengetahuan mengenai taraf penerimaan
komunikasi.
KATA PENGANTAR
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen
organisasi dikarenakan hakekat dari manajemen adalah proses pencapaian tujuan
dengan bekerja dengan atau melalui orang lain. Tidaklah mungkin seorang pemimpin
organisasi atau manajer perusahaan dapat mencapai tujuan organisasinya secara
efektif dan efisien tanpa berkomunikasi dengan bawahan atau atasannya. Seringkali
kita jumpai kasus-kasus kegagalan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai
tujuannya dikarenakan “mis-manajemen”. Dan banyak dari kasus-kasus “mis-
manajemen” tersebut disebabkan terutama oleh adanya “mis-komunikasi” dalam
organisasi yang bersangkutan.
Dengan pertimbangan inilah makalah yang berjudul “Komunikasi Kelompok
dan Komunikasi Organisasi” ini menekankan pembahasannya pada aspek-aspek
manusiawi. Suatu pesan atau informasi yang dikirimkan oleh seorang komunikator
mungkin dapat dintrepretasikan dari sudut pandang yang berbeda sama sekali oleh
dua anggota organisasi yang berkedudukan sebagai komunikan. Perbedaan-perbedaan
individual antara anggota-anggota organisasi (persepsi, ketrampilan mendengarkan,
dan status keanggotaan) dan iklim psikologis pada bagian-bagian dalam organisasi
merupakan hambatan-hambatan potensial bagi terjadinya proses komunikasi yang
efektif dalam organisasi.
Akhir kata, karena saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka saya sangat mengharapkan komentar, kritik, dan saran dari segenap
pembaca, baik teman-teman ataupun bapak/ibu dosen komunikasi yang terhormat.
Namun demikian, semoga makalah ini cukup bermanfaat dapat memenuhi
kebutuhan.
Malang, 16 Juni 2010
Syahidah Nur
LATAR BELAKANG
Bidang komunikasi Manajemen merupakan persoalan yang muskil sepanjang
jaman. Semua orang mengetahui bahwa komunikasi itu mutlak perlu. Namun ketika
harus melaksanakannya sering terdapat ganjelan atau kekakuan dalam cara dan
pemakaian media. Komunikasi adalah bagaikan pelumas, seperti halnya dalam
permesinan. Sesuatu yang mutlak perlu dan berfungsi sebagai bagian dari sistem
bisnis.
Bukan rahasia lagi bahwa kegagalan bisnis antara lain disebabkan oleh
komunikasi manajemen yang kurang baik. Manajer yang satu tak tahu rencana dan
kegiatan manajer lainnya. Bagian yang satu tidak tahu menahu dengan kegiatan
bagian lainnya, serta mereka berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi.
Makalah Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Organisasi ini bermaksud
menjelaskan seluk beluk dan hakekat komunikasi kelompok dan komunikasi
organisasi, supaya para manajer dapat bekerja sama dengan enak dan saling percaya.
Dari keikatan demikian tidak mustahil segala sasaran dapat dicapai.
TUJUAN
1. Menguraikan ruang lingkup komunikasi kelompok.
2. Membedakan antara komunikasi kelompok dengan dinamika-dinamika
kelompok, diskusi, komunikasi antar pribadi, komunikasi organisasional dan
latihan laboratorium.
3. Mengenali lambang-lambang dan ciri-ciri komunikasi kelompok sebagai suatu
disiplin ilmu.
4. Menyatakan dua pertanyaan dasar yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti komunikasi lisan.
5. Mulai melihat gejala komunikasi kelompok sebagai sesuatu yang lain daripada
sebagai suatu ketidakteraturan yang membingungkan, tak dapat dipahami dan
diterangkan secara sistematik.
PERUMUSAN MASALAH
Hampir setiap orang yang bekerja di bidang industri mengeluh tentang
gangguan komunikasi. Oleh karena itu, makalah ini dipersembahkan bagi mereka
yang berminat mempelajari komunikasi organisasi dan komunikasi kelompok,
terutama mereka yang secara aktif terlibat dalam manajemen atau penyeliaan.
Karenanya isi makalah ini dipusatkan pada masalah yang dihadapi oleh perusahaan.
Akan tetapi mereka yang bekerja pada bentuk organisasi lainnya pelayanan jasa
umum, serikat buruh angkatan bersenjata dan lain-lain tanpa banyak kesukaran dapat
menerapkan asas-asas umum ini pada organisasinya. Dalam kurun waktu dua puluh
lima tahun saja teknologi telah meningkat dari penerbangan pertama melintasi
Atlantik sampai pada pendaratan manusia di bulan. Industri juga banyak berubah.
Pekerja manusia diganti dengan automatisasi dan computer. Manajer masa depan
makin lama harus makin memusatkan pikirannya pada penggunaan orang
berdasarkan daya pikir dan jiwa pembaharu mereka, serta lebih baik menyumbangkan
imajinasi daripada tenaga jasmaniah dalam pekerjaannya. Sangat diragukan apakah
mesin dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ini, apalagi menggantikannya.
Tugas koordinasi akan tetap merupakan tugas manajer dan efektivitasnya akan
bergantung pada kemampuannya berkomunikasi.
KESIMPULAN
Tanpa komunikasi tidak ada kehidupan sosial yang langgeng dan teratur.
Kesejahteraan dan prestasi setiap sistem sosial, apakah itu suatu organisasi,
lingkungan, daerah metropolitan, keluarga atau kesatuan semacamnya, bergantung
pada tingkat mudah dan pastinya komunikasi. Harus ada penyampaian dan
penerimaan gagasan, rencana, perintah, nilai-nilai, perasaan dan tujuan.
Jadi dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu sangat
diperlukan dalam berbagai bidang salah satunya dalam kelompok dan organisasi.
Tanpa komunikasi organisasi dan kelompok tidak dapat berjalan mulus dan akan
selalu menemukan kendala-kendala dalam menjalankannya. Di samping itu anggota
maupun kelompok yang telah menerapkan sistem komunikasi tetap saja menemukan
kendala. Tapi semua itu dapat diatasi dengan cara mebicarakannya bersama-sama dan
memutuskan keputusan secara bersama-sama dan secara kompak.
DAFTAR PUSTAKA
Jiwanto, Gunawan.1989.Komunikasi Dalam Organisas. Andi offset, Yogyakarta.
Lillico, T.M.1980.Komunikasi Manajemen. Sapdodadi, Jakarta
Alvin A. Goldberg & Carl E. Larson.1987.Komunikasi Kelompok. Englewood Cliffs,
New Jersey
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
MAKALAH INDIVIDU MATA KULIAH KOMUNIKASI
“KOMUNIKASI KELOMPOK DAN KOMUNIKASI
ORGANISASI”
DISUSUN OLEH:
SYAHIDAHNUR
SASTRA JEPNG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2010