program pendidikan dan latihan keperawatan

37
PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 RIZA SYAHPUTRA NIM 11712007T11032 SRI UTAMI HANAFI NIM 11712007T11114 SUCI LESTARI NIM 11712007T11035 SYAHRUL MUBARAK NIM 11712007T10115 SYUBHANSYAH NIM 11712007T11078 YENI ERLINDA NIM 11712007T11039 YESI MONIKA TANJUNG NIM 11712007T11118 YOGI SUBANA NIM 11712007T11119 ZULFAHMI RIZKI NIM 11712007T11040 ZULFAN KAMAL NIM 11712007T11080 1

Upload: ejjariza

Post on 05-Aug-2015

198 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATANDISUSUN OLEH KELOMPOK 4RIZA SYAHPUTRA SRI UTAMI HANAFI SUCI LESTARI SYAHRUL MUBARAK SYUBHANSYAH YENI ERLINDA YESI MONIKA TANJUNG YOGI SUBANA ZULFAHMI RIZKI ZULFAN KAMALNIM 11712007T11032 NIM 11712007T11114 NIM 11712007T11035 NIM 11712007T10115 NIM 11712007T11078 NIM 11712007T11039 NIM 11712007T11118 NIM 11712007T11119 NIM 11712007T11040 NIM 11712007T11080DOSEN PEMBIMBING : SHARMILA YUSUF S.Kep1YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA AKADEMI KEPER

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

RIZA SYAHPUTRA NIM 11712007T11032

SRI UTAMI HANAFI NIM 11712007T11114

SUCI LESTARI NIM 11712007T11035

SYAHRUL MUBARAK NIM 11712007T10115

SYUBHANSYAH NIM 11712007T11078

YENI ERLINDA NIM 11712007T11039

YESI MONIKA TANJUNG NIM 11712007T11118

YOGI SUBANA NIM 11712007T11119

ZULFAHMI RIZKI NIM 11712007T11040

ZULFAN KAMAL NIM 11712007T11080

DOSEN PEMBIMBING : SHARMILA YUSUF S.Kep

1

Page 2: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IM

BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2012-2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….1

1.2 Tujuan……………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pendidikan Dalam Keperawatan…………………………… 4

2.2 Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Keperawatan……………….. 5

2.3 Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan…………………………….. 6

2.4 Fungsi Pendidikan Keperawatan…………………………………….. 9

2.5 Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan…………………………….… 10

2.6 Penataan Pendidikan dan Penataan System Pendidikan……………... 12

2.7 Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan……………………………… 13

2

Page 3: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

2.8 Pendidikan Tinggi Keperawatan……………………………………… 14

2.9 Teori Pelatihan………………………………………………………... 16

2.10 Langkah – Langkah Pelaksanaan Keperawatan……………………... 19

2.11 Pelatihan Asuhan Keperawatan……………………………………… 20

BAB II PENUTUP

3.1 Simpulan……………………………………………………………. 22

3.2 Saran………………………………………………………………… 22

Daftar Pustaka……………………………………………………………. 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah

“body of knowledge’ yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki dasar pendidikan

yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini

menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya

untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia dalam

upaya meningkatakan profesionalisme Keperawatan agar dapat memajukan

pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini.

Berdasarkan pemahaman tersebut dan untuk mencapainya, dibentuklah

suatu Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, yang bertujuan untuk memelihara

dan meningkatakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dalam melaksanakan

hal ini tentunya dibutuhkan sumber daya pelaksana kesehatan termasuk di

3

Page 4: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

dalamnya terdapat tenaga keperawatan yang baik, baik dalam kuantitas maupun

dalam kualitas.

Saat ini, kebanyakan pendidikan Keperawatan di Indonesia masih

merupakan pendidikan yang bersifat vocational, yang merupakan pendidikan

keterampilan, sedangkan idealnya pendidikan Keperawatan harus bersifat

profesionalisme, yang menyeimbangkan antara teori dan praktik. Oleh karena itu

diperlukan adanya penerapan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, yaitu

dengan didirikannya lembaga-lembaga Pendikan Tinggi Keperawatan. Hal ini

telah dilakukan oleh Indonesia dengan membentuk sebuah lembaga Pendidikan

Tinggi Keperawatan yang dimulai sejak tahun 1985, yang kemudian berjalan

berdampingan dengan pendidikan-pendidikan vocational.

Selanjutnya, dalam perjalanan perkembangan keprofesionalismeannya,

ternyata keprofesionalismean Keperawatan sulit tercapai bila pendidikan

vocational lebih banyak dari pada pendidikan yang bersifat profesionalisme,

dalam hal ini pendidikan tinggi Keperawatan. Oleh karena itu, diperlukan adanya

standarisasi kebijakan tentang pendidikan Keperawatan yang minimal berbasis S1

Keperawatan.

Terkait hal tersebut, Direktorat Pendidikan Tinggi mengeluarkan SK No

427/ dikti/ kep/ 1999, tentang landasan dibentuknya pendidikan Keperawatan di

Indonesia berbasis S1 Keperawatan. SK ini didasarkan karena Keperawatan yang

memiliki “body of knowladge” yang jelas, dapat dikembangkan setinggi-

tingginya karena memilki dasar pendidikan yang kuat2. Selain itu, jika ditelaah

lagi, penerbitan SK itu sePndiri tentu ada pihak-pihak yang terkait yang

merekomendasikannya, dalam hal ini yakni Departemen Kesehatan ( DepKes) dan

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jika dilihat dari hal ini, maka dapat

disimpulkan adanya kolaborasi yang baik antara Depkes dan PPNI dalam rangka

memajukan dunia Keperawatan di Indonesia.

4

Page 5: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian. Banyak sekali kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan oleh Depkes yang sangat merugikan dunia

keperawatan, termasuk kebijakan mengenai dibentuknya pendidikan Keperawatan

DIV (Diploma IV) di Politeknik-politeknik Kesehatan (Poltekes), yang

disetarakan dengan S1 Keperawatan, dan bisa langsung melanjutkan ke

pendidikan strata dua (S2). Padahal beberapa tahun lalu telah ada beberapa

Program Studi Ilmu Keperawatan di negeri ini seperti PSIK Univesitas Sumatera

Utara dan PSIK Universitas Diponegoro yang telah membubarkan dan menutup

pendidikan DIV Keperawatan karena sangat jelas menghambat perkembangan

profesi keperawatan.

Selain itu masih beraktivitasnya poltekes-poltekes yang ada di Indonesia

sekarang ini sebetulnya melanggar hukum Sistem Pendidikan Nasional yang ada

tentang pendirian Poltekes, yakni Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

Pendidikan Kedinasan, di mana pendirian Poltekes yang langsung berada dalam

wewenang Depkes bertujuan dalam rangka mendidik pegawai negeri atau calon

pegawai negeri di bidang kesehatan, sehingga setelah lulus, lulusan-lulusan

Poltekes tersebut akan langsung diangkat menjadi pegawai negeri. Sedangkan saat

ini, Poltekes bukan lagi merupakan Lembaga Pendidikan Kedinasan, sehingga

para lulusannya tidak lagi mendapat ikatan dinas menjadi pegawai negeri. Oleh

karena itu seharusnya Poltekes-poltekes yang sekarang ada ini tidak dapat lagi

melakukan aktivitasnya memberikan pendidikan keperawatan.

Selain itu akhir-akhir ini Depkes telah membuat kebijakan yang

mengghentikan utilisasi S1 Keperawatan, dan walaupun masih ada, mereka

dijadikan perawat-perawat S1 yang siap dikirim ke luar negeri. Hal ini bertujuan

untuk ”menggoalkan” DIV Keperawatan.

Hal ini tentu saja sudah sangat keterlaluan. Profesi Keperawatan secara

sedikit demi sedikit melalui cara-cara yang sistematis dibawa pada jurang

kehancuran. Namun, Jika memang perawat professional di zaman ini mau

berusaha utuk memperbaiki nasibnya di masa depan , mungkin tidak akan ada

5

Page 6: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

kesulitan bagi generasi selanjutnya untuk mengecap pendidikan keperawatan

samapai strata 1 (S1).

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan program pendidikan dan latihan

keperawatan.

2. Memberi pedoman dan pendidikan bagi tenaga keperawatan dan dapat di

aplikasikan dalam kehidupannya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan

Untuk mengatahui  definisi pendidikan  dalam perspektif kebijakan, kita

telah memiliki rumusan formal dan   operasional, sebagaimana termaktub dalam

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,

ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat

maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

6

Page 7: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan

yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan

professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,

ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat

maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidik kesehatan adalah : seseorang yang memberi pendidikan maupun

bimbingan kepada  orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan terjadinya

perubahan tingkah laku positif  tentang kesehatan untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

Peserta didik adalah : klien (individu,keluarga,masyarakat) yang

mendapatkan materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan, sehingga

klien tersebut secara mandiri mau melakukan perubahan tingkah laku yang positif

dan permanen dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Keperawatan

1. Perkembangan Keperawatan Di Indonesia

Masa pemerintahan Belanda

Perawat berasal dari penduduk pribumi (Velpleger) di bantu penjaga

orang sakit (Zieken Oppaser)

Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara kesehatan

staf & tentara Belanda

Membentuk dinas kesehatan tentara & dinas kesehatan rakyat

Masa VOC (Gubenur Inggris Rafles 1812-1816)

Kesehatan adalah milik manusia melakukan pencacaran umum.

Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguann jiwa.

Memperhatikan kesehatan & perawatan para tahanan.

7

Page 8: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

2. Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan

Beberapa organisasi keperawatan

1. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita

pertama di dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.

Tujuannya :

Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia

Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk

membicarakan masalah keperawatan.

Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam

pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik profesi

keperawatan.

2. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian,

berperan:

Menetapkan standar praktek keperawatan.

Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA

memberikan izin praktek keperawatan mandiri.

3. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk

pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan &

pendidikkan keperawatan.

4. British Nurse Association di dirikan tahun 1887, tujannya:

Memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di Inggris &

berusaha

Memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan

2.3 Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan

Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia

yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam dunia

8

Page 9: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum

tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang

menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:

1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.

2. Usaha mencari nafkah.

3. Pendidikan anak.

4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.

5. Penggunaan waktu senggang.

Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut

didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap

orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.

Bloom cs membedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :

1. Kognitif (head)

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal

dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan

kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu;

a. Knowledge (Pengetahuan) : Meliputi informasi dan fakta yang dapat

dikuasai melalui hafalan untuk diingat.

b. Comprehension (Pemahaman) Merupakan kesanggupan untuk

menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.

c. Application (Penerapan) Merupakan kesanggupan menerapkan atau

menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan

penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.

d. Analysis (Analisis) Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam

unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan

alam dan jagad raya.

e. Synthesis (Sintesis) Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara

sejumlah unsur.

f. Evaluation (Penilaian)

Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.

9

Page 10: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

2. Afektif (heart)

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai

atau perkembangan emosional dan moral.  Tujuan afektif dibagi dalam 5

bagian, yaitu;

a. Receiving

Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.

b. Responding (Merespon)

Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan

kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.

c. Valuing (Menghargai)

Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat

diri pada norma tersebut.

d. Organization (Organisasi)

Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem

nilai-nilai.

e. Characterization by Value or Value Complex

Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak

seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.

3. Psikomotor (hand)

Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang

mengandung unsur motoris.

Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga

sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya tersebut

seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar bisa

memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan media

pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan

yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.

Perawat Harus menguasai bidang pendidikan, karena dengan mempelajari

ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan diharapkan dapat

memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan dalam menghadapi

10

Page 11: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

pasien ( orang lain) sehingga mampu mengarahkan pada pencapaian kompetensi

profesional.

2.4 Fungsi Pendidikan Keperawatan

1. Fungsi pendidikan

Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi

dan penerimaan, serta daya tampung peserta didik.

Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan

kompetensi, kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi

hasil belajar, fasilitas sumber daya pendidikan, dan rumah sakit

pendidikan.

Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme

penilaian akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.

2. Fungsi penelitian

Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu

pengetahuan ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi

keperawatan, meningkatkan mutu, dan memperluas jangkauan

pelayanan

Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka

meningkatkan mutu dan memperluas jangkauan pelayanan

professional

Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi

ceramah/diskusi ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah

dan pengawal ilmu keperawatan.

3. Fungsi pengabdian masyarakat :

Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan

jenjang pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model

pelayanan/asuhan keperawatan

11

Page 12: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina

kemampuan masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang

dihadapi.

Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional

Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang

memerlukan.

2.5 Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional

Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina

sikap, pandangan dan kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan

perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan

keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah

keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional

secara baik dan benar (Husin, 1966).

Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang

selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja

yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam mengambil

keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan

tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor utama tercapainya

kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat akan

menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik

masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.

2. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan

Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap

professional mencakup keterampilan intelektual, interpersonal, dan

tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan

12

Page 13: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi,

serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.

Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika

bisa diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan system manajemen

keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang

dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup

kondusif untuk proses pembelajaran peserta didik (Hamid, 1997)

3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek

keperawatan melalui keperawatan

Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan

dan pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk

teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan

masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan

menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi

masalah, baik melalui produk berupa tekhnologi atau metode baru

maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta

baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)

4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi

Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan

kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan

pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi

profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan

haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat,

pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan

organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu pelayanan

asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak,

tanggung jawab, dan kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi

yang dimiliki (SCHMALE,1996).

13

Page 14: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses

pengembangan dan pembinaan keterampilan professional dan

menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan

dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta mengendalikan

pemanfaatan dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).

2.6 Penataan pendidikan dan penataan system pendidikan keperawatan

Program pendidikan ini akan menghasilkan perawat Vokasional (ahli

madya keperawatan) yang dikembangkan dengan landasan keilmuan dan

keprofesian serta diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional

serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara mandiri

dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah

peraktek keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.

Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan

professional (Ns = first professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan

kemampuan professional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan

keperawatan dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu secara mandiri.

Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu

pelayanan dengan memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju secara tepat

guna, serta kemampuan melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan

yang sederhana.

Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Program pendidikan D-III keperawatan

2. Program pendidikan ners

3. Program magister keperawatan

4. Program pendidikan ners spesialis

14

Page 15: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Program ini menghasilkan perawat ilmuan (scintist) dengan sikap tingkah

laku dan kemampuan sebagai ilmuan keperawatan yang diharapkan mempunyai

kemampuan: meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan

pengembangan, berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya,

mengembangkan penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan

mengaitkan ilmu/profesi yang serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian

berbagai masalah masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (keputusan

Mendikbud Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).

Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan

professional (Ns spesialis = second professional degree) dengan sikap, tingkah

laku, dan keterampilan professional serta akuntabel untuk melaksanakan prektik

keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan ilmuan dalam bidang ilmu

keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan

klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).

2.7 Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan

Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang

digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat

komponen yang saling berhubungan dan bekrja bersama – sama untuk mencapai

suatu tujuan . kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa

yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi,

atau energi. istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan

yang berintraksi, ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.

Sistem merupakan kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan

yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. misalnya,

negara yang merupakan suatu kumpulan dalam beberapa elemen kesatuan lain

seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara

15

Page 16: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

dengan rakyat sebagai penggeraknya. ‘’ sistem’’ sering kali digunakan baik dalam

prcakapan sehari-hari , forum diskusi maupun dokumen ilmiah.

Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di

indonesia merupakan bagian terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi nasional

karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan sebagai pendidikan profesi dan

tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui pelaksanaan tiga fungsi pokok

pendidikan tinggi keperawatan, yaitu pendidikan keperawatan, riset

keperawatan dan pengabdian masyarakat ,di harapkan pendidikan tinggi

keperawatan menghasilkan berbagai karakter dan sifat lulusan yang kompoten

dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan bagi masyarakat.

Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan merupakan pandangan

filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi pendidikan tinggi ,

kerangka konsep pendidikan tinggi keperawatan , dan kelompok ilmu

keperawatan.

2.8 Pendidikan Profesi Keperawatan

Pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan bertolak

dari paradigma keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi keperawatan yang

mantap dan kerangka konsep pendidikan tinggi yang kokoh memungkinkan

profesi keperawatan menghadapi masa depan dan tidak tergoyangkan oleh

perubahan – perubahan pandangan perorangan, terutama yang bersifat

menyimpang dari hakikat keperawatan yang sesungguhnya. Kperawatan

berkeyakinan dan berpandangan bahwa manusia dan kemanusian merupakan

focus utama dari setiap upaya pelayanan keperawatan dengan menjunjung tinggi

nilai dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan

ini disusun paradigm keperawatan yang terdiri dari 4 konsep yaitu manusia,

lingkungan, sehat, dan Keperawatan.

Kelly  (1981) dalam Ma’rifin (2003) mengembangkan criteria profesi

meliputi :

16

Page 17: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

kemanusiaan.

2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan

melalui proses penelitian.

3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab

dan tanggung gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang

besar dan harus dijawab.

4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan

aktivitas yang mereka perbuat (otonomi).

5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan

tinggi.

6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan

menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan

terpenting di hidupnya

7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil

keputusan dan meneruskan praktik yang mereka lakukan

8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan dorongan

dalam menerapkan standar praktek keperawatan.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil

pendidikan menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini, dihasilkan

perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan

profesi untuk memberikan pelayanan professional kepada masyarakat. Peran

perawat sebagai:

1. Mitra kerja

Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama

yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya,

mengasihi dan menghargai.

2. Sumber informasi

Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional

kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.

17

Page 18: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

3. Pendidik

Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan

pada klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

4. Pemimpin

Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan

masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.

5. Wali atau pengganti

Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai

orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi

kebutuhan.

6. Konselor

Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga

pemecahan masalah akan mudah dilakukan. Akan tetapi pendidikan profesi

keperawatan yang bertujuan mewujudkan pelayanan professional harus

dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta didiknya. Kemampuan ini

ditimbulkan melalui keingintahuan yang tinggi selama proses pendidikan

yang dipelihara sedemikan rupa sehingga setelah lulus perawat dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta (Evidence based

practice).

2.9 Teori Pelatihan

Pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian.

Pelatihan juga merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau

kelompok orang (Hariandja, 2002).

Pelatihan dan pengembangan didefinisikan sebagai usaha yang terencana

dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

pegawai (Hariandja, 2002). Pelatihan dan pengembangan merupakan hal yang

harus dilakukan oleh organisasi agar staf mendapatkan pengetahuan, keterampilan

18

Page 19: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

dan kemampuan yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pelaksana pelatihan dimaksudkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang

memiliki pengetahuan, keterampilan yang baik, kemampuan dan sikap yang baik

untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang

tinggi, yang mampu menghasilkan hasil kerja yang baik tentang pelatihan diatas

mengungkapkan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki

kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi yang

dapat membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan

penerapan guna meningkatkan pegetahuan, keterampilan, kecakapan serta sikap

seseorang yang diperlukan organisasi dalam menncapai tujuan yang juga harus

disesuiakan dengan tuntutan pekerjaan yang akan di emban oleh seseorang

karyawan.

Seorang perawat, baik itu perawat manajer ataupun perawat pelaksana

tentunya harus berubah sesuai dengan dinamika waktu dan tuntutan pelayanan

keperawatan yang semakin kompleks dimana kualitas pelayanan sangat di

utamakan. Oleh karena itu secara rutin diperlukan pelatihan dan pengembangan

perawat agar kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotornya sesuai dengan

kebutuhan areanya.

a. Tujuan Pelatihan

Menurut Dharma (2004), tujuan pelatihan adalah meningkatkan

kemampuan karyawan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik,

sedangkan pelatihan di bidang keperawatan merupakan salah satu kegiatan

pengembangan staf yang bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya

manusia dalam hal ini perawat. As’ad (2003) menyampaikan tujuan

pelatihan adalah meningkatkan produktifitas kerja, meningkatkan mutu

kerja, meningkatkan ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia

khususnya perawat, meningkatkan moral kerja, menjaga keselamatan dan

menunjang pengembangan seseorang, meningkatkan kematangan

19

Page 20: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

kepribadian staf, dan meningkatkan kemampuan intelektual dan

keterampilan. Tujuan-tujuan tersebut akan di uraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktifitas kerja

Peningkatan produkifitas kerja terjadi disebabkan pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan staf selalu diperbaharui dan disesuiakan

dengan standar.

2. Meningkatkan mutu kerja

Pelatihan memberikan informasi tentang standar pekerjaan yang harus

dilaksanakan oleh staf. Standar tersebut akan menjadi pedoman bagi

staf ketika melaksanakan pekerjaannya sehingga secara tidak langsung

mutu kerja dapat terbentuk.

3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia

Pelatihan dan pengembangan staf bertujuan untuk mempertahankan

dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

sehingga dapat diketahui bagian atau jabatan yang memerlukan

penambahan atau rotasi pegawai.

4. Meningkatkan moral kerja

Berbagai materi yang berkaitan dengan area kerja staf dapat

disampaikan dalam pelatihan dan pengembangan termasuk moral dan

etika dalam bekerja.

5. Menjaga keselamatan dan menunjang pengembangan seseorang

Pelatihan dan pengembangan akan memberikan pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki oleh staf sehingga staf

selalu siap apabila diberikan kesempatan promosi untuk

pengembangan karir.

b. Dimensi Program Pelatihan

Dimensi program pelatihan yang efektif diberikan perusahaan

kepada pegawai dapat diukur melalui :

20

Page 21: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan

dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan itu up to date.

2. Kesesuain materi, yaitu apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai

dengan kebutuhan dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan

gaya belajar peserta pelatihan.

3. Keterampilan instruktur, yaitu apakah instruktur mempuyai

kemampuan dan keterampilan dalam penyampaian materi sehingga

mendorong orang untuk belajar.

4. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan

dapat dikendali oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis pelatihan

(Sofyan, 2008).

2.10 Langkah – Langkah Pelaksanaan Pelatihan

Mengingat pentingnya pelatihan bagi pengembangan staf maka seorang

manajer harus dapat membuat dan mengembangkan program pelatihan yang

efisien dan efektif (Hariandja, 2002). Langkah-langkah untuk menyusun program

pelatihan dan pengembangan menurut Siagian (2000) adalah penetuan kebutuhan,

penentuan sasaran, penentuan isi program, identifikasi prinsip-prinsip belajar,

pelaksanaan program, identifikasi manfaat, dan penilaian pelaksanaan program.

Langkah-langkah tersebut akan di uraikan sebagai berikut:

1. Penentuan Kebutuhan

Tahap ini dilakukan melalui penentuan kebutuhan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang akan disampaikan dalam kegiatan pelatihan dan

pengembangan.

2. Penentuan Sasaran

Tahap penentuan sasaran akan menentukan bagian atau jabatan

khususnya staf yang harus mengikuti pelatihan dan pengembangan.

3. Penentuan Isi Program

Isi program berkaitan dengan penjabaran materi pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang akan disampaikan dalam kegiatan pelatihan dan

pengembangan.

4. Identifikasi Prinsip – Prinsip Belajar

21

Page 22: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

Prinsip-prinsip pembelajaran harus diidentifikasi agar tujuan pelatihan

dan pengembangan dapat tercapai.

5. Pelaksanaan Program

Tahap pelaksanaan program berisi uraian tahapan-tahapan kegiatan

yang akan dilaksanakan. Tahapan harus diuraikan dengan jelas,

spesifik dan aplikatif.

6. Identifikasi Manfaat

Manfaat pelatihan dan pengembangan harus diidentifikasi agar tujuan

pelatihan dan pengembangan dapat tercapai sesuia dengan perencanaan

awal pelatihan dan pengembangan diselenggarakan.

7. Penilaian Pelaksanaan Program

Penilaian pelaksanaan program diperlukan untuk memastikan kegiatan

dilaksanakan sesuia perencanaan.

2.11 Pelatihan Asuhan Keperawatan

Pelatihan asuhan keperawatan adalah suatu kegiatan pendidikan dan

pelatihan tentang asuhan keperawatan yang diselenggarakan di RSUD. Dr. H.

Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, dengan tujuan diharapkan

perawat mampu :

1. Menguraikan tahap – tahap proses keperawatan

2. Menguraikan kegiatan perawat pelaksana dalam setiap tahap proses

asuhan proses keperawatan

3. Memahami tentang proses asuhan keperawatan

4. Memiliki keyakinan tentang proses asuhan keperawatan

5. Menyetujui proses asuhan keperawatan

6. Melakukan pengkajian pada pasien

7. Melakukan penegakan dignosa keperawatan pada pasien

8. Menyusun perencanaan tindakan

9. Melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan

10. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan

22

Page 23: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

11. Melakukan pendokumentasien (catatan) yang telah diberikan pada

pasien

3 Materi Pelatihan

Materi pelatihan asuhan keperawatan pasien berdasarkan atas masalah

keperawatan yang sering muncul dan ditemukan oleh perawat pelaksana,

sehingga materi pelatihan adalah sebagai berikut :

1. Konsep model praktik keperawatan profesional

2. Konsep proses keperawatan

3. Asuhan keperawatan pada pasien nyeri

4. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ganguan oksigenasi

5. Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kekurangan

cairan dan elektrolit (dehidrasi)

6. Asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermi

23

Page 24: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Beberapa organisasi keperawatan

1. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita

pertama di dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.

2. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian,

3. British Nurse Association di dirikan tahun 1887,

4. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk

pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan

Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Program pendidikan D-III keperawatan

2. Program pendidikan ners

3. Program magister keperawatan

4. Program pendidikan ners spesialis

3.2 SARAN

Semoga makalah kami dapat bermanfaat untuk para pembaca, kami

nmmkmenerimakritikan yang dapat membangun kelompok kami.

24

Page 25: PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Simamora Roymond H.,M.Kep, Ns.2009.Pendidikan Dalam

Keperawatan.Jakarta:EGC.

Salam dan Salmon,Ferry.2009. Pendidikan Dalam

Keperawatan.Jakarta:Salemba.

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-

keperawatan.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-

definisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/

25