program kerja ditjen ppi ta 2012 dan implementasi …
TRANSCRIPT
PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Oleh: DR. Dedi Mulyadi, M.Si
Jakarta, 1 Februari 2012
Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
OUTLINE
I. PENDAHULUAN
II. PROGRAM KERJA DITJEN PPI TAHUN 2012
III. IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2
I. PENDAHULUAN
ALOKASI ANGGARAN 2012
4
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri pada tahun 2012 mempunyai pagu
anggaran sebesar Rp. 113.130.784.000,- yang terdiri dari belanja pegawai sebesar
Rp. 8.593.627.000,-, belanja barang sebesar Rp. 60.194.933.000,- dan belanja
modal sebesar Rp. 44.342.224.000,- . Pagu anggaran tersebut dialokasikan untuk
empat unit eselon II yaitu:
OUTPUT/RINCIAN/AKUN PAGU %
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri 113.130.784.000 100
Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I 19.373.150.000 17,1
Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II 10.281.240.000 9,1
Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III 19.483.100.000 17,2
Sekretariat Ditjen PPI 63.993.294.000 56,6 *)
*Keterangan : Pengadaan peralatan laboratorium Pusat Inovasi Sei Mangkei, Rp. 23,75 M dan
alat/mesin pengolahan rumput laut dan rotan, Rp. 8,37 M
SASARAN KINERJA PRIORITAS 2012
5
• Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan industri yang terintegrasi dalam koridor ekonomi
Sasaran Kinerja :
1. Terbangunnya pusat inovasi berbasis kelapa sawit KEK Sei Mangkei
2. Terbangunnya pusat inovasi rotan kawasan industri Palu
3. Terfasilitasinya pengembangan kawasan industri di daerah
• Pengembangan kompetensi inti industri daerah dan industri unggulan provinsi
Sasaran Kinerja :
1. Terwujudnya industri berbasis sumber daya lokal yang memiliki keunggulan bersaing
2. Meningkatnya peranan sektor industri terhadap PDRB
3. Tersebarnya industri di luar Pulau Jawa
II. PROGRAM KERJA
DITJEN PPI TAHUN 2012
RENCANA KERJA PRIORITAS DITJEN PPI TAHUN 2012
7
1. Dalam Rangka Mendukung MP3EI
2. Pengembangan Kawasan Industri
3. Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah
PEMBANGUNAN PUSAT INOVASI BERBASIS KELAPA SAWIT SEI MANGKEI
8
• Sei Mangkei adalah salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Koridor
Sumatera dan memiliki potensi sumber daya berbasis kelapa sawit.
• Untuk mempercepat pertumbuhan di Sei Mangkei diperlukan
pembangunan pusat inovasi
• Pembangunan pusat inovasi dapat mengefektifkan pelaksanaan
pengembangan industri dan meningkatkan daya saing produk
sekaligus dapat menjadi model pengembangan industri di daerah lain.
• Pembangunan pusat inovasi Sei Mangkei dianggarkan sebesar Rp.
8,8 Milyar dan pengadaan peralatannya sebesar Rp. 23,75 Milyar.
PEMBANGUNAN PUSAT INOVASI ROTAN NASIONAL DI PALU
9
• Palu adalah daerah sumber penghasil rotan terbesar di
Indonesia.
• Kemenperin telah melakukan pengembangan kawasan
industri di Kota Palu sehingga perlu dilakukan
pembangunan pusat inovasi.
• Pembangunan pusat inovasi rotan nasional Palu
dianggarkan sebesar Rp. 5,5 Milyar dan pengadaan
peralatannya sebesar Rp. 3,4 Milyar
PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI KARAWANG/PURWAKARTA DAN PELABUHAN CILAMAYA
10
• Pengembangan Pelabuhan
Cilamaya sebagai alternatif
infrastruktur logistik bagi
industri di Karawang,
Bekasi, Purwakarta,
Subang dan sekitarnya.
• Kegiatan Ditjen PPI TA
2012 yang mendukung
pengembangan wilayah
Cilamaya adalah
penyusunan Master Plan
pengembangan KI dan
kegiatan penguatan MP3EI
Koridor Ekonomi Jawa
Pelabuhan Cilamaya
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK)
11
Pengembangan KI bertujuan untuk meningkatkan upaya pembangunan industri yang
berwawasan lingkungan serta meningkatkan daya saing industri dan investasi.
KI yang potensial diarahkan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK)
Kawasan industri yang baru diarahkan menjadi kawasan industri generasi ketiga
dengan ciri-ciri:
• Berbasis KIID (champion industry)
• Terintegrasi dengan seluruh dukungan sarana (area komersial, R&D, pendidikan,
perumahan, listrik, dll)
• Memperhatikan lingkungan
• Berorientasi pada pelayanan (services)
• Mempunyai arah pengembangan menuju kota baru
Kawasan industri generasi ketiga diharapkan mampu menjawab berbagai kekurangan
dari konsep kawasan industri sebelumnya, sehingga diperoleh pembangunan daya
saing industri nasional yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek
pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Terwujudnya konsep industri modern dengan ciri berbasis sumber daya industri daerah
dan didukung infrastruktur terpadu.
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK)
12
No Daerah Output Industri Champion
1 Batu Licin Strategic Business Plan Besi Baja
2 Kariangau Strategic Business Plan Minyak dan Gas
3 Tanjung Api-Api Strategic Business Plan Gasifikasi Batubara
4 Sei Bamban Masterplan Karet
5 Tanjung Buton Masterplan Oleokimia
6 Bangka Masterplan Timah
7 Gresik Masterplan Petrokimia
8 Lamongan Strategic Business Plan dan Studi Kelayakan Perkapalan
9 Jombang Studi Kelayakan Alas Kaki
10 Kulonprogo Masterplan Besi Baja
11 Majalengka Masterplan Tekstil
12 Boyolali Masterplan dan DED Tekstil
13 Halmahera Timur Masterplan Ferronikel
14 Tangguh Masterplan Minyak dan Gas
15 Bitung DED Warehouse
16 Jeneponto Masterplan Garam
Batu Licin Kariangau Tanjung Api-Api
Sei Bamban
Tanjung Buton Bangka
Majalengka Kulonprogo Boyolali Jombang Lamongan Gresik
Bitung Halmahera
Timur
Tangguh
Jeneponto
Jumlah KI yang difasilitasi tahun 2012 sebanyak 16 KI:
Wilayah I : 6 kawasan
Wilayah II : 6 kawasan
Wilayah III : 4 kawasan
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
14
Kebijakan dalam pembangunan industri di daerah diarahkan untuk meningkatkan daya saing
daerah melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki daerah dan direncanakan secara
sinergi antara pusat-daerah dan antar daerah secara sistematik dan komprehensif.
Sampai tahun 2011 jumlah kabupaten/kota yang telah difasilitasi dalam pengembangan KIID
sebanyak 211 kabupaten/kota.
Jumlah roadmap KIID yang telah ditetapkan sebanyak 5 kabupaten/kota dan roadmap IUP
sebanyak 18 provinsi.
Pada tahun 2012 jumlah kabupaten/kota yang akan ditetapkan roadmap dalam
pengembangan KIID sebanyak 89 kabupaten/kota dan IUP sebanyak 15 provinsi yaitu:
- Wilayah I : 24 kabupaten/kota dan 5 provinsi
- Wilayah II : 24 kabupaten/kota dan 6 provinsi
- Wilayah III : 41 kabupaten/kota dan 4 provinsi
Salah satu fasilitasi implementasi pengembangan KIID Tahun 2012 adalah pemberian
bantuan mesin dan peralatan untuk pusat inovasi rumput laut di Tual sebesar Rp. 4,9 Milyar
dan bantuan mesin dan peralatan untuk pengujian rotan di Katingan sebesar Rp. 3,5 Milyar
KEGIATAN PENDUKUNG
15
1. PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK UNTUK RUU KAWASAN INDUSTRI
Pembangunan suatu kawasan industri selain harus memenuhi kaidah-kaidah
kelayakan teknis, ekonomis, dan finansial juga harus mendapat dukungan peraturan
dan kebijakan pemerintah yang kondusif sebagai acuan dan pedoman
Keberadaan undang-undang yang mengatur mengenai kawasan industri sebagai
bentuk peraturan perundangan yang memiliki tingkat kekuatan hukum yang lebih tinggi
dan mengikat sangat diperlukan.
Pada tahun 2012 Ditjen PPI akan menyusun menyusun naskah akademik Rancangan
Undang-Undang (RUU) Kawasan Industri sebagai dukungan bagi kawasan industri
dalam rangka pengembangan industri di daerah yang berdaya saing global.
KEGIATAN PENDUKUNG
16
2. PENINGKATAN KERJA SAMA, PROMOSI, DAN INVESTASI KAWASAN INDUSTRI
Dalam rangka meningkatkan investasi perlu dilakukan kegiatan promosi melalui
kegiatan forum bisnis dan media promosi.
Promosi diharapkan dapat mendorong masuknya investor ke dalam kawasan yang
pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perolehan devisa
nasional.
Kegiatan Ditjen PPI yang mendukung peningkatan investasi di kawasan industri yaitu
fasilitasi promosi pengembangan industri dan peningkatan kerja sama promosi dan
investasi kawasan industri.
3. RAPAT KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH KAB/KOTA DAN PROVINSI
Dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi, sinkronisasi program pembangunan sektor
industri
Sebagai sarana untuk mengkoordinasikan kegiatan pengembangan industri daerah
dengan kabupaten/kota di seluruh Indonesia
III. IMPLEMENTASI MP3EI
DI KEMENPERIN
Pengembangan Pusat Pertumbuhan Melalui Koridor Ekonomi
• Membangun pusat-pusat pertumbuhan industri yang berbasiskan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh daerah
Memperkuat Konektivitas Nasional
• Menghubungkan masing-masing pusat-pusat pertumbuhan industri dengan sesamanya dan juga dengan hub/gerbang penghubung internasional
Mempercepat Kemampuan SDM dan IPTEK Nasional
• Membangun pusat inovasi dan sekolah/politeknik
18
STRATEGI
19
PRINSIP DASAR
• Perubahan harus terjadi untuk seluruh komponen bangsa;
• Perubahan pola pikir (mindset) dimulai dari Pemerintah dengan birokrasinya;
• Perubahan membutuhkan semangat kerja keras dan keinginan untuk membangun
kerjasama dalam kompetisi yang sehat;
• Produktivitas, inovasi, dan kreatifitas didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) menjadi salah satu pilar perubahan;
• Peningkatan jiwa kewirausahaan menjadi faktor utama pendorong perubahan;
• Dunia usaha berperan penting dalam pembangunan ekonomi;
• Kampanye untuk melaksanakan pembangunan dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip pembangunan yang berkelanjutan;
• Kampanye untuk perubahan pola pikir untuk memperbaiki kesejahteraan dilakukan
secara luas oleh seluruh komponen bangsa.
20
PRASYARAT
• Peran Pemerintah dan Dunia Usaha
• Reformasi Kebijakan Keuangan Negara
• Reformasi Birokrasi
• Penciptaan Konektivitas Antar Wilayah di Indonesia
• Kebijakan Ketahanan Pangan, Air, dan Energi
• Jaminan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi melalui Koridor Ekonomi
Memperkuat konektivitas nasional
Mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK Nasional
Pembangunan kawasan industri terpadu dengan ciri-ciri: - Arah pengembangan kota baru - Infrastruktur sudah terintegrasi
dengan sistem logistik - Berorientasi pada services - Pendidikan kekhususan industri - Didirikan pusat inovasi - Memerhatikan lingkungan
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI MP3EI DALAM BIDANG INDUSTRI
22
Benefit and Risk Kebutuhan Dalam
Negeri Tuntutan Dunia
Internasional
Kawasan Industri Masa Depan
Regulasi Penataan
Ruang
Produk
Infrastruktur
Wawasan Lingkungan
Pendidikan
Area Komersial
Research and Development
CONTOH: KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
23
KORIDOR EKONOMI SUMATERA
24
Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Sei Bamban : Industri Karet
Dumai: Industri Turunan CPO
Karimun: Industri Perkapalan
Bangka: Industri Timah
Tanjung Api-Api: Industri Gasifikasi Batubara
Cilegon: Industri Besi Baja Muara Enim: Industri Karet dan Batubara
Sarolangun : Industri Karet
KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN
25
Maloy: Industri Turunan CPO
Mempawah : Industri Smelter Grade Alumina Tayan : Industri Chemical Grade Alumina
Batu Licin: Industri Besi Baja
Puruk Cahu: Industri Batubara
KORIDOR EKONOMI JAWA
26
Jabodetabek: Industri Permesinan dan Alat Transportasi
Majalengka: Industri Tekstil
Semarang : Industri Tekstil
Kulon Progo: Industri Besi Baja
Gresik: Industri Petrokimia
Lamongan: Industri Perkapalan
Bandung: Industri Telematika Boyolali: Industri Tekstil
KORIDOR EKONOMI SULAWESI
27
Gowa: Industri Kakao
Palu: Industri Kakao
Bitung : Hub Internasional
Donggi Senoro: Industri Migas
Soroako: Industri Ferronikel
Pomalaa: Industri Ferronikel
Mandiodo: Industri Ferronikel
KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU
28
Halmahera Timur: Industri Ferronikel
Tangguh: Industri Petrokimia
Timika: Industri Tembaga
29
PENUTUP
Kementerian Perindustrian telah menyusun rencana aksi
implementasi MP3EI untuk setiap koridor ekonomi
Kunci sukses MP3EI:
• Dilaksanakannya kerjasama dan kolaborasi antara
akademisi, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dunia
usaha
• Fungsi koordinasi, pengendalian, pemantauan dan evaluasi
yang dijalankan dengan baik dan benar
• Konsistensi dan keberlanjutan pelaksanaan masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia