produk bioteknologi pasca panen

6
Produk bioteknologi pasca panen Beberapa produk yang dihasilkan dari hasil bioteknologi pasca panen antara lain; 1. Terasi Terasi merupakan produk ikan setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada masakan sayuran, sambal, rujak, dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan. Bahan bahan pembuatan terasi yaitu Ikan laut dan garam dapur. Peralatan dalam pembuatan terasi : Bak (tong kayu) tempat penggaraman, Pisau, Tampah (nyiru), Peti Kayu (keranjang bambu). CARA PEMBUATAN : 1) Cuci ikan kecil-kecil atau rebon sampai bersih dari kotoran; 2) Masukkan ke dalam baskom penggaraman, tambahkan garam dan aduk sampai rata; 4) Tutup bak dan biarkan campuran ikan garam selama 1~7 hari (peragian I); 5) Selesai peragian I, jemur rebon atau ikan di terik matahari sampai setengah kering kemudian tumbuk sampai hancur (lumat), lalu jemur lagi. Lakukan hal tersebut selama 2~4 hari (peragian II). Kemudian cetak dan bungkus. 2. Peda Peda merupakan produk fermentasi dengan bahan baku ikan. Pada umumnya dibuat untuk ikan yang berkadar lemak tinggi. Selama atau pada waktu fermentasi akan terjadi perubahan kimia antara lain proses reaksi pada lemak yang memberikan cita rasa khas. Jenis ikan yang dapat diolah menjadi ikan peda antara ain ikan

Upload: christina-white

Post on 01-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

n b n gtjgewagweitgweutgwiugewurgweurgewiugwuirgewurgweugweoutgewutgewtliugewtuiegtiuegteutgewutgewutgwetuigwuitgweutgewuitgewuitgewutgewutgwetuigewtuigewuitgewuitgwe

TRANSCRIPT

Produk bioteknologi pasca panenBeberapa produk yang dihasilkan dari hasil bioteknologi pasca panen antara lain;1. TerasiTerasi merupakan produk ikan setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada masakan sayuran, sambal, rujak, dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan. Bahan bahan pembuatan terasi yaitu Ikan laut dan garam dapur. Peralatan dalam pembuatan terasi : Bak (tong kayu) tempat penggaraman, Pisau, Tampah (nyiru), Peti Kayu (keranjang bambu).

CARA PEMBUATAN :

1) Cuci ikan kecil-kecil atau rebon sampai bersih dari kotoran;

2) Masukkan ke dalam baskom penggaraman, tambahkan garam dan aduk sampai rata;

4) Tutup bak dan biarkan campuran ikan garam selama 1~7 hari (peragian I);

5) Selesai peragian I, jemur rebon atau ikan di terik matahari sampai setengah kering kemudian tumbuk sampai hancur (lumat), lalu jemur lagi. Lakukan hal tersebut selama 2~4 hari (peragian II). Kemudian cetak dan bungkus.

2. PedaPeda merupakan produk fermentasi dengan bahan baku ikan. Pada umumnya dibuat untuk ikan yang berkadar lemak tinggi. Selama atau pada waktu fermentasi akan terjadi perubahan kimia antara lain proses reaksi pada lemak yang memberikan cita rasa khas. Jenis ikan yang dapat diolah menjadi ikan peda antara ain ikan Kembung, ikan Layang, Selar, ikan Mas, Tawes dan ikan Mujair. Tetapi ternyata hasil yang paling memuaskan adalah ikan Kembung, baik Kembung betina maupun jantan. Sedangkan untuk jenis ikan lainnya memiliki cita rasa yang masih kalah dengan ikan Kembung bila diolah menjadi peda. Berdasarkan pembuatannya dikenal dua jenis peda, yaitu peda putih dan peda merah.Perbedaan itu dikarenakan bahan baku yang digunakan.3. BekasamPembuatan BekasamBahan BakuBahan utama ikan mas (Cyprinus carpio Linn.)Bahan tambahan garam dapur, nasi dan tape ketanPeralatanBak plastik untuk merendam ikanPisauPemberatToples plastik3. Cara Pembuatana. Ikan mas yang masih hidup dimatikan lebih dahulu, kemudian disiangi (buang isi perut, kepala dan sisik), dibelah dan dicuci.b. Ikan yang telah disiangi kemudian direndam dalam larutan garam 16% selama 48 jam dan diatasnya diberi pemberat agar tidak terapung atau kon tak dengan udara.c. Ikan yang telah digarami kemudian ditiriskan, selanjutnya ditambah nasi 50% dan tape ketan 25% dari berat ikan.d. Ikan yang telah dibumbui kemudian dimasukkan ke dalam stoples plastik dan ditutup rapat untuk difermentasi selama satu minggu atau lebih.

4. PetisDalam pembuatan petis bahan yang disiapkan yaitu ekstrak ikan atau udang, gula dan garam. Proses pembutatannya yaitu pertama, ekstrak ikan atau udang bekas pembuatan atau ebi, ditambah gula pasir atau gula merah dalam jumlah yang dikehendaki. Campuran tersebut direbus sampai mendidih dan didiamkan sampai larutannya menjadi setengah kental, sampai diaduk dan direbus. Selanjutnya dengan garam, sambil terus diaduk dan direbus. Perebusan dihentikan apabila larutan telah menjadi adonan yang kental. Adonan kemudian didinginkan dan dikemas dalam botol plastic. Hasilnya disebut petis. 2.3 Manfaat dan Efek Samping Bioteknologi di Bidang Perikanan2.3.1 ManfaatBioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter genetis khas yang dihasilkan melalui rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikan yang tumbuh cepat, warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya. Pada tahap pascapanen hasil perikanan, bioteknologi mampu mengubah ikan melalui proses transformasi biologi hingga dihasilkan produk yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Sudah sejak abad 11, manusia sebetulnya menggunakan prinsip dasar ini. Pembuatan pangan seperti peda, kecap ikan, terasi ikan merupakan hasil bioteknologi.Ketahanan pangan merupakan isu global yang sekarang sedang ramai dibicarakan. Alasannya jelas, pada tahun 2033 populasi manusia di dunia akan mencapai sektar 12 miliar jiwa. Sebagian besar penduduk tersebut adal di benua Asia. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan pada tahun 2010 kebutuhan pangan penduduk Asia akan melampaui persediaan yang ada.Kondisi ini membuat Negara Indonesia harus bekerjakeras memenuhi kebutuhan pangannya, sehingga peristiwa kelangkaan pangan di atas tidak perlu dialami. Langkah pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan sudah mulai terlihat, salah satu komitmennya adalah meningkatkan produksi ikan menjadi tiga kali lipat dari periode sebelumnya.2.3.2 Dampak negatifDalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi. Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan. Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu: 1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur, 2) identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan 3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.https://nhychandy.wordpress.com/2012/11/08/dampak-bioteknologi/Bioteknologi telah banyak menghasilkan produk untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, perlu diperhatikan juga dampak negatif dari produk-produk tersebut. Berikut dampak negatif yang mungkin diakibatkan dari produk bioteknologi.1. AlergiGen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan manusia dapat menyebabkan alergi pada individu tertentu. Untuk mencegahnya, perlu dilakukan pengujian dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya dampak atau efek negatif dari produk tersebut. Selain itu, produk yang mengandung organisme hasil rekayasa genetika harus diberi label dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai produk yang dikonsumsi.2. Hilangnya Plasma NutfahPlasma nutfah atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah akibat dari perkembangan bioteknologi karena hanya mempertahankan organisme yang unggul saja. Sedangkan organisme tidak unggul akan punah. Hilangnya plasma nutfah dapat ditanggulangi dengan cara melakukan pemeliharaan berbagai jenis hewan dan tumbuhan di suatu situs konservasi tertentu3. Rusaknya EkosistemGangguan terhadap kondisi normal lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Contohnya adalah tanaman kapas Bt dapat membunuh hama ulat yang memakannya. Namun kapas Bt juga berpotensi menyebabkan larva kupu-kupu lain matiyang merupakan organisme nontarget.