KELOMPOK 7

BLOK MRP 1

PRESENTASI USUL SKRIPSI

Pembimbing : dr. Diah Krisnansari, M.Si

“HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PERUBAHAN WARNA GIGI

PADA MAHASISWA JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN”

PENDAHULUAN

Gigi sangat rentan terhadap gangguan terutama pada fase mineralisasi. Gangguan tersebut biasanya berasal dari bahan toksik lingkungan dan obat. Toksik lingkungan yang mempengaruhi mineralisasi gigi misalnya timbal, tembakau, merkuri, dan Polihalogen Aromatik Hidrokarbon (PAH). Sementara dari golongan obat-obatan misalnya tetrasiklin, kortikosteroid dan agonis β2 inhaler, serta beberapa macam obat antikonvulsan dan kemoterapi (Billings et al, 2004; Kumar et al, 2010).

LATAR BELAKANG

Sejak lebih dari 50 tahun, pengetahuan mengenai efek merugikan dari merokok telah banyak dipelajari dan berkembang dengan pesat. Merokok merupakan penyebab berbagai kondisi patologik yang dapat menimbulkan penyakit dan kematian. Nikotin dalam rokok merusak sistem respons imun dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah termasuk pembuluh darah jaringan sekitar gigi. Beberapa penelitian pada perokok, dijumpai adanya pembentukan plak gigi, menurunnya ambang inflamasi gingival, dan tanggalnya gigi. Kecepatan tanggalnya gigi pada perokok, lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Kasim, 2001; Hanioka et al, 2011; Krall et al, 2006).

Menurut data WHO, saat ini terdapat 1,3 milliar perokok di dunia Indonesia menduduki peringkat keempat jumlah perokok terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 141 juta orang dengan korban 57 ribu perokok meninggal setiap tahun dan sekitar 500 ribu menderita berbagai penyakit. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 milliar batang rokok atau berada di urutan ke-4 setelah RRC (1.979 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), serta Rusia (230 miliar). Sebab, jumlah uang yang dibelanjakan penduduk indonesia untuk tembakau atau rokok 2,5 kali lipat dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan dan 3,2 kali lipat biaya kesehatan (Karyadi, 2008).

“Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan perubahan warna gigi pada mahasiswa Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan (FKIK), Universitas Jenderal Soedirman?”

PERUMUSAN MASALAH

1. TUJUAN UMUMUntuk mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan perubahan warna gigi pada mahasiswa Jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman.

2. TUJUAN KHUSUSa. Mengetahui hubungan kebiasaan merokok (onset,

frekuensi, durasi, jumlah perhari, dan jenis rokok) terhadap perubahan warna gigi.

b. Analisis hubungan merokok dengan perubahan warna gigi

c. Mengetahui prevalensi kebiasaan merokok pada mahasiswa jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2009-2011

TUJUAN PENELITIAN

1. TEORITIKa. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan tentang efek merokok pada gigi dan

kandungan dari rokok,b. Untuk mengetahui epidemiologi kebiasaan merokok pada mahasiswa

Jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman

2. PRAKTISa. Mahasiswa

Untuk mengetahui efek merokok pada gigi dan meningkatkan kesadaran diri akan bahaya merokok pada kesehatan utamanya pada kesehatan gigi.

b. Pengelola KampusUntuk mengetahui akan bahayanya rokok terhadap kesehatan utamanya pada mahasiswa dan lingkungan kampus serta upayanya untuk meningkatkan tindakan preventif dan promotif di lingkungan kampus seperti kebijakan larangan merokok di lingkungan kampus, kebijakan melarang kantin kampus berjualan rokok, kebijakan adanya sanksi bila ada mahasiswa yang merokok dan lain-lain.

MANFAAT PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

Asap rokok yang dihirup secara langsung oleh seorang perokok disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk oleh proses pembakaran pada ujung rokok (baik sedang dihisap ataupun tidak) serta asap yang dihembuskan oleh seorang perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke inilah yang dihirup oleh seorang perokok pasif. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia yang berbahaya dalam rokok, yang bisa merusak bagian-bagian tubuh melalui mekanisme tertentu. Berdasarkan bentuk molekulnya, bahan-bahan kimia ini dibedakan menjadi fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri dari nikotin, nitrosamine, N nitrosonorktokin, polisiklik hidrokarbon, logam berat dan karsinogen amin. Sedangkan fase gas diantaranya adalah karbonmonoksida, karbondioksida, benzena, amonia, formaldehida, hidrosianida dan gas-gas berbahaya lainnya (Sitopoe, 2000).

Beberapa bahan kimia yang terdapat di dalam rokok dan mampu memberikan efek yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan berbagai logam berat seseorang akan terganggu kesehatan bila merokok secara terus menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa membuat orang yang pernah merokok menjadi ingin lagi dan lagi (Sitopoe, 2000)

KERANGKA TEORI

KERANGKA KONSEP

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan warna gigi pada mahasiswa Jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2009–2011.

HIPOTESIS

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan case-control. Penelitian akan dimulai dengan mengumpulkan kelompok kasus, yaitu 20 orang mahasiswa Jurusan Kedokteran yang berasal dari angkatan 2009-2011, yang mengalami perubahan warna gigi. Kemudian mengumpulkan kelompok control, yaitu 20 orang mahasiswa jurusan Kedokteran yang berasal dari angkatan 2009-2011, yang giginya tidak mengalami perubahan warna gigi.

Pada kedua kelompok, ditelusuri secara retrospektif dengan wawancara yang teliti, apakah mahasiswa tersebut merokok secara aktif atau tidak. Kemudian dilakukan penelusuran lebih lanjut kepada mahasiswa yang merokok meliputi onset merokok, frekuensi merokok dalam sehari, berapa banyak batang dalam sehari, dan kemudian jenis serta merk rokok tertentu yang berkaitan dengan kandungan tar di dalam rokok tersebut.

RANCANGAN PENELITIAN

1. PopulasiSemua mahasiswa jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman.

2. SampelSeluruh mahasiswa jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman yang berasal dari angkatan 2009-2011, yang mengalami perubahan warna gigi.

POPULASI DAN SAMPEL

3. Besar Sampela. Untuk kelompok kasus 20 mahasiswab. Untuk kelompok control 20 mahasiswa yang

telah disesuaikan dengan kelompok kasus

4. Kriteria Inklusi dan Eksklusia.Inklusi :

1) Mempunyai kebiasaan merokok.2) Mahasiswa jurusan Kedokteran, FKIK,

Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2009-2011.

3) Bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi inform consent penelitian dari peneliti.

b. Eksklusi :1) Responden mengkonsumsi

koterikosteroid dan agonis β2 inhaler dan obat-obatan antikonvulsan

2) Memiliki riwayat kemoterapi3) Memiliki riwayat kelainan gigi sejak

lahir4) Mengkonsumsi teh dan kopi 5) Hieginitas mulut tidak terjaga

1. Variabel BebasKebiasaan merokok dengan skala ordinal. Golongan perokok diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:a. Perokok pasifb. Perokok ringanc. Perokok sedangd. Perokok berat

2. Variabel TergantungPerubahan warna gigi skala ordinal.

VARIABEL PENELITIAN

1. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok pada mahasiswa jurusan Kedokteran angkatan 2009-2011 dapat diketahui dengan melakukan pengukuran tentang jenis rokok, lama merokok, jumlah rokok dan cara merokok untuk mengetahui bahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, dikarenakan adanya kandungan didalamnya berupa nikotin yang memiliki sifat adiktif (ketergantungan) (Kasim, 2001).

Perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah:

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

DEFINISI OPERASIONAL

2. Perubahan Warna GigiPerubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik atau intrinsik.a. Perubahan Warna Ekstrinsik

Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran Nasmyth pada anak-anak.

b. Perubahan Warna Intrinsik

Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.

Cara pengambilan sampel adalah dengan metode purposive sampling.

PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data responden, kebiasaan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dilakukan dengan cara wawancara dengan alat bantu kuesioner berupa angket. Sampel diambil dari mahasiswa kedokteran Unsoed. Sampel dibagi maenjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah responden yang mengalami perubahan warna gigi, serta kelompok yang kedua adalah kelompok yang tidak mengalami perubahan warna gigi.

Pengukuran perubahan warna gigi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh beberapa dokter gigi. Kedua responden ini diwawancarai dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara orang yang merokok terhadap perubahan warna gigi. Responden diwawancarai kebiasaan merokok seperti onset, frekuensi merokok perhari, jumlah rokok perhari, durasi merokok perhari, dan jenis rokok yang dikonsumsi.

TATA URUTAN KERJA

Analisis data menggunakan uji hipotesis dengan analisis bivariat dikarenakan hipotesis peneliti memiliki 2 variabel (kebiasaan merokok sebagai variable bebas dan perubahan warna gigi sebagai variable tergantung). Analisa data ini menghasilkan penghitungan yang dinyatakan dalam koefisien korelasi Pearson (r).

ANALISIS DATA

1. Waktu penelitian : Januari 2012 – Februari 2012

2. Tempat penelitian : Kampus Kedokteran UNSOED

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

JADWAL PENELITIAN