presentasi kasus nefrolitiasis-endah

47
PRESENTASI KASUS NEFROLITHIASIS Diajukan kepada : dr. Kamal Agung W., Sp.B Disusun Oleh : Annisa Endah Pratiwi G1A210030

Upload: dimas-gatra-diantoro

Post on 26-Dec-2015

276 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

bvhuvujbkn

TRANSCRIPT

Page 1: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

PRESENTASI KASUS

NEFROLITHIASIS

Diajukan kepada :dr. Kamal Agung W., Sp.B

Disusun Oleh :Annisa Endah Pratiwi

G1A210030

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

SMF BEDAH RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

2011

Page 2: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

NEFROLITHIASIS

Disusun Oleh :Annisa Endah Pratiwi

G1A210030

Telah dipresentasikan tanggal : .................Di Rumah Sakit Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disetujui dan disahkan pada tanggal : ……

Pembimbing :

dr. Kamal Agung W., Sp B

Page 3: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Umur : 62 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Pekerjaan : Petani

Alamat : Pangebatan RT 04/ RW 08

Status : Menikah

No. Rekam medis : 844888

Tanggal Masuk : 4 April 2011

II. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan autoanamnesis)

Keluhan utama : nyeri pada pinggang kanan

Keluhan tambahan : mual, muntah, keringat dingin, buang air kecil kurang

lancar.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke Poli Bedah RSMS tanggal 13 April 2011 dengan

keluhan nyeri pada pinggang sebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri

pinggang dirasakan seperti nyeri yang tumpul dan dalam. Nyeri menjalar ke

perut bagian kanan atas disertai rasa tidak nyaman pada perut kanan atas.

Awalnya keluhan muncul tiba-tiba dan pada saat yang tidak dapat dipastikan

dengan rasa nyeri yang tidak begitu hebat. Nyeri bersifat hilang timbul. Nyeri

dapat berlangsung sekitar sepuluh hingga lima belas menit. dan dirasakan

memberat malam hari saat berbaring. Keluhan berkurang bila sudah dipijat,

tapi dapat muncul lagi, begitu seterusnya. Keluhan akan membaik jika pasien

berbaring dan dipijat. Keluhan akan memberat jika pasien terlalu lelah

beraktifitas. Sejak 1 minggu yang lalu, nyeri dirasakan semakin hebat dengan

durasi nyeri yang lebih lama, terus menerus dan sepanjang hari. Rasa nyeri

Page 4: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

terkadang disertai mual muntah dan keluar keringat dingin. Pasien

memutuskan untuk berobat karena keluhannya yang semakin memberat.

Pasien juga mengeluhkan buang air kecil yang kurang lancar dan

memulai yang agak lama. Pada saat buang air kecil pernah berhenti secara

tiba-tiba. Buang air kecil lebih sering pada malam hari (lebih dari 3 kali).

Keluhan tersebut dirasakan sekitar 3 bulan yang lalu. Namun, pasien tidak

mengeluhkan nyeri saat buang air kecil dan tidak mengeluh kencing

bercabang. Pasien tidak pernah mengeluarkan butiran kecil seperti pasir saat

kencing, tidak pernah merasa mengeluarkan darah pada saat buang air kecil

serta tidak merasa adanya rasa terbakar pada alat kelamin sewaktu berkemih.

Pasien mengatakan air kencingnya berwarna jernih kekuningan. Buang air

besar dirasakan lancar dan tidak ada keluhan.

Pasien mengaku jarang sekali minum air putih, dalam satu hari pasien

mengaku hanya minum kurang lebih 2 gelas belimbing, pasien lebih menyukai

minum dengan air teh atau kopi yang dilakukan pada waktu makan, istirahat

dan duduk-duduk santai.

Pasien mengatakan sumber air minum pasien berasal dari air tanah dan

tidak keruh, warnanya jernih. Di tempat tinggal pasien tidak ada tetangga yang

memiliki keluhan yang sama dengan pasien dan keluarga pasien tidak ada

yang mempunyai keluhan sama. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-

obatan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat keluhan serupa : disangkal.

Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.

Riwayat kencing manis : disangkal.

Riwayat penyakit ginjal : disangkal.

Riwayat batu saluran kencing : disangkal.

Riwayat asam urat : disangkal.

Riwayat kencing nanah dan darah : disangkal.

Riwayat trauma di daerah pinggang, perut bagian atas: disangkal.

Riwayat operasi di daerah pinggang, perut bagian atas: disangkal.

Page 5: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status generalis

Keadaan umum : sedang//

Kesadaran : compos mentis, GCS : E4 M6 V5

Vital sign : TD : 110 / 70 mmHg,

N : 80 x/menit,

R : 20 x/menit,

S : 36,30C

Kepala dan Leher

Kepala : Bentuk mesocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabut.

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya

(+/+), pupil isokor diameter 3 mm

Hidung : Fungsi hidung baik, septum ditengah, mukosa tenang.

Telinga : Bentuk biasa, liang telinga normal, gendang telinga normal

Mulut : Mukosa basah, lidah tidak kotor, papil tampak normal

Leher : Trachea ditengah, tiroid teraba normal, kelenjar getah bening

tidak ada pembesaran, tidak ada peningkatan JVP

Thoraks

Paru :

Inspeksi : Simetris, pergerakan nafas normal.

Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar di SIC VI LMC

dextra

Auskultasi : SD Vesikuler, suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung

Inspeksi : Pulsus ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba tidak kuat angkat di SIC

Perkusi : Batas kiri atas SIC II LPS sinistra

Batas kanan atas SIC II LPS dekstra

Batas kiri bawah SIC V LMC sinistra 2 cm lateral

Batas kanan bawah SIC IV LPS dekstra

Page 6: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising jantung (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut datar, tidak ada benjolan, tidak ada sikatrik

Palpasi : Supel, nyeri tekan didaerah hipokondriaca dextra , tidak teraba

massa, defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Tympani di seluruh kuadran abdomen

Auskultasi : BU (+) normal

Extremitas :

Inspeksi : Edema

Palpasi : Kekuatan 5555 5555

5555 5555

Refleks fisiologis : + + + +

Refleks patologis :

Regio Genetalia Eksterna :

Inspeksi : Distribusi rambut kemaluan normal, sudah sirkumsisi, tidak

tampak tanda peradangan, tidak tampak benjolan, urin (+), darah

(+).

Palpasi : Tidak keluar secret pada meatus eksternus, tidak teraba benjolan

pada penis bagian anterior pars pendulare bagian penoscrotal,tidak

teraba massa pada scrotum.

B. Status lokalis

Regio costo vertrebalis dextra

Inspeksi : Datar

Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan pada bimanual kanan, ballotemen

tidak jelas.

Perkusi : Nyeri ketok kostovertebra kanan, costo vertebral kiri normal.

Page 7: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Kiri Kanan

Inspeksi Bulging (-) Bulging (+)

Palpasi Ginjal tidak teraba

Nyeri tekan (-)

Ballotement (-)

Ginjal teraba

nyeri tekan (+)

Ballotement (+)

Perkusi Nyeri ketok (-) Nyeri ketok (+)

Regio Suprapubik

Inspeksi : Agak cembung, tidak tampak massa, tidak ada bekas operasi

Palpasi : Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (+)

Perkusi : Timpani

Regio Anorektal

Inspeksi : Tidak tampak benjolan pada daerah di sekitar anus, tidak tampak

fissure, tidak tampak ulkus

Palpasi : Tidak teraba massa maupun luka di sekitar anus, tidak ada nyeri

tekan.

Pemeriksaan Rectal Toucher (RT) :

Tonus sphingter ani cukup, mukosa rectum licin, batas atas prostat

teraba, sulcus medianus (+), konsistensi prostat kenyal, tidak ada

nodul pada prostat, tidak ada nyeri tekan, pada sarung tangan

didapatkan darah (-), lendir (-), feses (-).

Reflek bulbocavernosus (+)

V. RESUME

A. Anamnesa

- Pasien laki-laki

- Usia 62 tahun

- Nyeri pinggang kanan menyebar ke kuadran kanan atas bagian

depan kolik renal

- Nausea dan vomitus

- Keringat dingin

Page 8: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

- Disfungsi miksi

- Hesitansi

- Stopping miksi

- Nokturia

- Tidak disuria

- Riwayat keluar butiran pasir atau batu saat kencing tidak ada

B. Pemeriksaan Fisik

Regio costo vertrebalis dextra

Inspeksi : Datar

Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan pada bimanual kanan,

ballotemen tidak jelas.

Perkusi : Nyeri ketok kostovertebra kanan, costo vertebral kiri

normal.

VI. DIAGNOSIS KERJA

Kolik renal dextra e.c.nefrolithiasis dextra

VII. DIAGNOSIS BANDING

Kolik e.c. suspek Nerfritis dextra

Kolik e.c. suspek Pielonefritis dextra

Kolik e.c suspek Adenocarsinoma ginjal

Disfungsi miksi e.c suspek Hiperplasia prostat

Low Back Pain

Upper tractus urinarius infection (UTI)

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Urinalisis

Makroskopis : Warna, berat jenis, pH

Mikroskopis : Eritrosit, leukosit, epitel, kristal, bakteri dan jamur

2. Pemeriksaan laboratorium :

a. Darah rutin

Page 9: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

b. Fungsi Ginjal (Ureum darah dan Kreatinin darah)

3. Pancaran urine / flow rate atau uroflometri

4. Pemeriksaan Radiologis

Foto polos abdomen

USG

BNO, IVP : batu pada pyelum

Cystogram

X. PROGRAM TERAPI

Terapi Konservatif:

1. Non farmakologis

a. Pemasangan kateter urin trans uretra

b. Diet rendah garam

c. program latihan terencana (aktifitas/olah raga)

2. Farmakologis

a. Antibiotik broad spectrum: Cefotaxime 1 gr IV

b. Analgesik: Asam mefenamat 500mg bila perlu

Terapi Operatif Nefrolitektomi dextra

XII. PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad sanam : Dubia ad bonam

Fungsional : Dubia ad bonam

Page 10: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

PEMBAHASAN

Seorang laki-laki 55 tahun dengan keluhan nyeri punggung kiri sejak 1

bulan yang lalu, kadang disertai dengan mual muntah dan keringat dingin. 3 hari

sebelum masuk rumah sakit, kencing berwarna kemerahan. Pada pemeriksaan

fisik dijumpai nyeri ketok pada costo vertebral kiri. Pada pemeriksaan

laboratorium dijumpai eritrrosit dalam urin.

Pada pasien dengan batu pada sebuah saluran akan terjadi kolik yang

sifatnya hilang timbul disertai perasaan mual dengan muntah karena struktur

anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang memungkinkan

batu ureter terhenti. Karena peristaltik, akan terjadi gejala kolik, yakni nyeri yang

hilang timbul disertai perasan mual dengan atau tanpa muntah. Batu di ginjal juga

dapat menimbulkan rasa kolik bila belum terfixir. Bila sudah terfixir biasanya

nyeri akan terasa menetap.

Page 11: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Pada pasien terjadi hematuria karena adanya batu yang akan menyebabkan

destruksi dan infeksi, iritasi mukosa, oedem, ruptur mukosa dan pembuluh darah

yang akan menyebabkan hematuri.

Batu ginjal mungkin dapat lewat ureter sampai ke kandung kemih dan

kemudian keluar bersama kemih. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil

menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin

asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.

Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi dapat

berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis sehingga menimbulkan

gambaran infeksi umum.

Diagnosis nefrolitiasis/ureterolitiasis dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologik,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan adanya

obstruksi traktus urinarius infeksi dan gangguan faal ginjal

a. Anamnesis (Gejala klinis)

Nyeri

Batu pada traktus urinarius bagian atas biasanya menyebabkan nyeri. Nyeri

tersebut dapat berupa kolik renal ataupun non kolik renal. Kolik renal biasanya

disebabkan oleh peregangan/stretching sistem colok tivus atau ureter dan nonkolik

disebabkan oleh distensi kapsul renal. Kolik renal dikenali dengan rasa nyeri

hebat dengan intensitas yang berubah-ubah dan biasanya di daerah pinggang atau

kadang-kadang melalui ureter menyebar ke genitalia eksterna, perineum dan

bagian dalam tungkai atas. Kolik ini disebabkan oleh tertutupnya seluruh/sebagian

ureter, pielum atau kaliks dan paling banyak disebabkan oleh batu dalam ureter

dan berasal dari ginjal

Nausea dan Vomitus

Obstruksi dari tractus urinarius bagian atas sering diikuti dengan gejala

gastrointestinal seperti nausea, vomitus dan distensi abdominal atau kembung.

Hematuria

Pemeriksaan urinalisis yang lengkap dapat membantu diagnosis urolithiasis

dengan adanya hematuria, kristalluria dan dokumentasi pH urin. Namun urinalisis

bisa normal meskipun ada banyak batu.(1,10)

Page 12: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan rasa nyeri bila ditekan di daerah

ginjal atau ureter yang bersangkutan. Ginjal biasanya tidak dapat diraba kecuali

terjadi hidronefrosis, suhu badan agak naik dan peristaltik biasanya positif. (1,10)

c. Pemeriksaan Penunjang

Radiologik

Secara radiologik, batu ada yang radiolusen dan radioopak. Batu yang

radiolusen umumnya adalah dari jenis asam urat murni yang pada foto dengan

kontras menyebabkan adanya defek pengisian kontras pada tempat yang

mengandung batu sehingga memberi gambaran pada daerah batu kosong tidak

terisi kontras. Sedangkan batu yang radioopak biasanya dari kalsium

oksalat/kalsium fosfat dengan foto polos sudah cukup untuk melihat adanya batu

di traktus urinarius bila diambil foto dua arah. Pielografi retrograd dilakukan

apabila ginjal yang mengandung batu sudah tidak berfungsi lagi.

Laboratorium

Urinalisis (analisis urin) disini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya zat-

zat dalam keadaan biasa tidak terdapat dalam urin atau menunjukkan perubahan

kadar zat yang dalam keadaan biasa terdapat dalam urin. Perubahan kadar zat

yang terjadi dapat kita ukur dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Pada

pemeriksaan urin kualitatif ditujukan dengan perubahan warna atau kekeruhan,

untuk itu sebaiknya dipakai urin yang dikeluarkan pagi hari setelah bangun tidur.

Sedangkan untuk pemeriksaan urin kuantitatif digunakan urin tampung 24 jam.

Ini berguna untuk mencari kelainan urin yang dapat menunjang adanya batu di

traktus urinarius (hematuria, kristalluria dan pH urin), menentukan fungsi ginjal

dan menentukan sebab terjadinya batu. Urin harus diperiksa baik secara

bakteriologik maupun kimiawi (kalsium asam urat, asam sistin dan asam oksalat)

dan darah juga diperiksa kadar kalsium, fosfat dan asam urat.

Pemeriksaan Renogram

Untuk menentukan faal setiap ginjal secara terpisah pada batu ginjal

bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total.

Page 13: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

USG

Dapat dilakukan untuk semua jenis batu tergantung sifat radiolusen atau

radiopak dan dapat ditentukan ruang dan lumen traktus urinarius serta dapat

dipakai untuk menentukan batu selama tindakan operasi untuk mencegah

tertinggalnya batu.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan batu traktus urinarus harus tuntas, sehingga bukan

hanya mengeluarkan batu saja tapi harus disertai dengan terapi

penyembuhan penyakit batu atau disertai dengan terapi pencegahan.

a. Konservatif

Terapi konservatif pada nefroureterolithiasis meliputi terapi

medik dan simptomatik, ini dilakukan apabila batu tidak memberi

gangguan fungsi ginjal terutama batu ureter ukuran 4-5 mm yang dapat

keluar spontan atau batu kaliks yang kecil tanpa infeksi tanpa obstruksi

atau batu koral pada penderita usia lanjut/fungsi ginjal yang buruk.

Terapi medik hanya ditujukan pada pasien dengan penyakit

metabolik yang aktif (pembentukan batu baru atau batu lama yang terus

membesar). Adapun terapi simptomatik ditujukan pada nyeri kolik yang

timbul yaitu dengan spasmolitik dan analgetika sentral dengan

memperhatikan efek sampingnya yaitu mual dan muntah, diberikan

intravena sewaktu kolik.

b. Pelarutan

Jenis batu yang dapat dilarutkan adalah jenis batu asam urat.

Batu ini hanya terjadi pada keadaan pH air kemih yang asam (pH 6,2).

Sehingga dengan pemberian bikarbonat natrikus dan disertai dengan

makan alkalis, batu asam urat diharapkan dapat larut. Lebih baik bila

dibantu dengan usaha menurunkan kadar asam urat airkemih dan darah

dengan bantuan alopurinol, usaha ini cukup memberi hasil yang baik.

Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah

pembesarannya bila diberi pengobatan dengan pengasaman air kemih

dan pemberian antiurease. Bila terdapat kuman harus dibasmi, tetapi

Page 14: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi karena kuman berada di dalam

batu yang tidak dapat dicapai oleh antibiotik.

c. Operatif

Indikasi pengeluaran batu saluran kemih yaitu :

- Adanya obstruksi traktus urinarius

- Infeksi traktus urinarius

- Nyeri menetap atau berulang-ulang

- Batu yang makin membesar

- Menimbulkan kerusakan jaringan ginjal dan hematuria yang

menetap

Selama ini, tindakan pembedahan untuk pengangkatan batu

membutuhkan waktu pemulihan yang lama yaitu sekitar 4 – 6 minggu.

Sekarang penanganan untuk kasus tersebut sudah lebih maju dengan

menawarkan beberapa pilihan tanpa harus melakukan tindakan

pembedahan mayor.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Urolitiasis merupakan penyakit yang salah satu dari tandanya adalah

pembentukan batu di saluran kemih. Penyakit ini diduga telah ada sejak

peradaban manusia yang lama, karena ditemukan batu diantara tulang

panggul kerangka mumi dari seorang berumur 16 tahun. Mumi ini

diperkirakan berumur 7000 tahun. Di berbagai tempat lain dilaporkan

penemuan batu kandung kemih.(1)

Penelitian epidemiologi memberikan kesan seakan-akan penyakit

batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan

berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan

perbandingan data penyakit batu saluran kemih di bebagai negara dapat

disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu

saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak-anak. Di

Page 15: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

negara yang sedang berkembang terdapat insidensi batu yang relatif rendah,

baik dari batu saluran kemih bagian bawah maupun dari batu saluran kemih

bagian atas. Di negara yang telah berkembang terdapat banyak batu saluran

kemih bagian atas, terutama di kalangan orang dewasa. Pada suku bangsa

tertentu penyakit batu saluran kemih sangat jarang, misalnya suku bangsa

Bantu di Afrika Selatan. Angka kejadian batu ginjal adalah 1 diantara 20

orang dan batu ginjal merupakan gangguan yang umum pada traktus

urinarius, lebih dari satu miliar kasus dilaporkan pada tahun 1996 di

Amerika Serikat dan insidensi batu ginjal pada laki-laki lebih tinggi dari

wanita (2).

Kebanyakan batu ginjal dapat keluar dari tubuh tanpa intervensi dari

dokter. Batu-batu yang menyebabkan simtom yang lama atau komplikasi

lain dapat diterapi dengan berbagai teknik dan kebanyakan tidak

membutuhkan operasi besar. Namun tanpa pengamatan dan intervensi medis

frekuensi batu rekurensi dapat setinggi 50 % dalam 5 tahun. Selain itu

perkembangan riset telah membawa kepada suatu pengertian yang lebih

baik terhadap faktor-faktor yang menyebabkan pembentukan batu (1,2).

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengulas tentang

nefroureterolitiasis meliputi definisi, anatomis dan fisiologis traktus

urinarius, faktor predisposisi, partofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan.

Page 16: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

BAB II

NEFROLITIASIS

2.1 Definisi

Nefrolitiasis, proses terbentuknya batu. Juga disebut urolitiasis,

nefrolitiasis berasal dari bahasa Jerman nephros (ginjal) lithos (batu) jadi

batu ginjal. urolitiasis berasal dari bahasa Perancis “urine” yang berubah

dari bahasa latin “urina” dan bahasa Jerman “ouron” yang berarti urin jadi

batu urin. Batu itu sendiri juga disebut renal calculi. Calculi merupakan

bahasa latin untuk batu kerikil (3).

Urolitiasis merupakan istilah medis yang digunakan untuk

mendiskripsikan batu yang terjadi di traktus urinarius. Istilah yang juga

sering dipakai adalah penyakit batu saluran kemih dan nefrolitiasis. Para

dokter juga menggunakan istilah yang mendiskripsikan lokasi batu seperti

batu ureter, ureterolitiasis. Merupakan batu yang ditemukan di ureter, tapi

untuk lebih simpelnya digunakan istilah kidney stones, batu ginjal (2,3).

2.2 Anatomi dan Fisiologis Traktus Urinarius

Traktus urinarius sistem terdiri dari ginjal yang terus menerus

membentuk urin dan berbagai resevoar yang dibutuhkan untuk membwa

urin keluar tubuh. Ginjal merupakan dua bangunan berbentuk kacang,

terletak di sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hepar.

Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi costa ke XII sedangkan

kutub atas ginjal kiri setinggi costa XI. Ginjal berfungsi mengeluarkan

kelebihan air dan racun-racun dari darah dan mengubahnya menjadi urin.

Ginjal juga menjaga keseimbangan garam dan substrasi lain dalam darah,

ginjal memproduksi hormon yang dapat membantu pertumbuhan tulang

yang kuat dan pembentukan sel darah.(2,4)

Ada 2 buah pipa sempit yang disebut ureter merupakan saluran yang

panjangnya 10 – 12 inci, terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria.

Fungsi satu-satunya adalah membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria.

Page 17: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Dan vesica urinaria adalah bangunan berbentuk segitiga berlokasi di

abdomen bagian bawah di belakang simpisis pubis. Seperti balon,

dindingnya elastis dapat meregang untuk menampung urin yang kemudian

akan bersama-sama berkontraksi untuk mengeluarkan urin. Vesika urinaria

memiliki 3 (tiga) muara yaitu 2 (dua) muara ureter dan sebuah muara uretra.

Fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpan urin sebelum

meninggalkan tubuh dan juga mendorong urin keluar tubuh dibantu dengan

uretra. Uretra merupakan saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan

dari vesika urinaria sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita 1 ½ inci

dan pada pria sekitar 8 inci. Muara uretra keluar tubuh disebut meatus

urinarius.(2,4)

2.3 Patologi

Proses pembentukan batu berhubungan dengan peningkatan saturasi

urin (kelebihan ekskresi garam, keasaman urin atau volume urin yang

rendah), kristalisasi asam urat serta abnormalitas dari penghambat

pertumbuhan batu. Adapun faktor-faktor predisposisi pembentukan batu di

traktus urinarius:

a. Stasis urin

Sumbatan pada traktus urinarius dapat menyebabkan presipitasi

garam-garam dari urin. Sebuah batu terbentuk karena adanya obstruksi

yang jelas misalnya batu vesika urinaria yang dipacu oleh pembesaran

prostat.(5)

b. Infeksi traktus urinarius

Bakteri secara jelas dapat menyebabkan presipitasi calsium atau

garam-garam lain, dimana saat urin terinfeksi terutama oleh organisme

pemecah urea seperti Group Proteus(Klebsiella, Serratia,

Enterobacter, pseudomonas dan Stafilokokus), akan selalu terjadi

pembentukan batu. Hidrolisis urea menghasilkan amoniak dan merubah

urin menjadi bersifat basa yang secara klasik disebut batu infeksi yang

mengandung magnesium ammonium dan fosfat (Ca2+Mg2+NH4+) atau

struvit. Batu-batu ini kadang tumbuh memenuhi seluruh sistem pelvis-

kaliks dan batu seperti ini sering disebut batu staghorn (tanduk rusa).(4,5)

Page 18: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

c. Patologi ginjal

- Ginjal spons meduler

Kelainan kongenital ini ditandai oleh dilatasi dari Duktus Bellini

pada cortico medullary junction, keadaan ini menyebabkan stasis

urin sehingga terjadi deposit garam calsium dan tersebar luas di

tubulus colektivus yang khas pada gambaran radiografi. Dilatasi

duktus colektivus khusus pada nefrocalcinosis akan membangun

secara spontan suatu kondisi yang disebut idiopatik nefrocalcinosis.(5)

- Infeksi ginjal

Proses inflamasi kronik secara nyata berperan penting pada

terjadinya kalsifikasi dari substansi ginjal, keadaan ini dapat

menyebabkan iskemik lokal atau sumbatan dan ini khas pada

Tuberkulosis dimana terjadi kalsifikasi di apices dan papila. (5)

- Trauma dan iskemik

Daerah iskemik secara relatif atau absolut dapat ditimbulkan oleh 2

(dua) keadaan yaitu degenerasi arteri renal atau trauma pada

pembuluh-pembuluh darah.(5)

- Tumor ginjal

Pertumbuhan adenokarsinoma dapat memperluas lokasi kalsifikasi.(5)

d. Faktor-faktor metabolik

- Kalsium

Idiopatik hipercalsiuria merupakan kelainan bawaan dimana calsium

urin 300 mg/hari ( 7,5 mmol/hari) pada pria dan 250 mg/hari (

6,2 mmol/hari) pada wanita. Hal ini menunjukkan 50 % pada pria

dan 75 % pada wanita yang menderita batu calsium dan ini

merupakan faktor resiko utama pada batu calsium di USA. Selain

idiopatik hipercalsiuria ada beberapa faktor lain yang dapat

menyebabkan hipercalsiuria yaitu hipertiroidisme, kelebihan vitamin

D, penyakit renal tubuler, neoplasma dan immobilisasi oleh karena

trauma yang semuanya berhubungan dengan mobilisasi garam

calsium dari tulang. Pada wanita menopause kecendrungan

Page 19: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

urolitiasis meningkat oleh karena hormon estrogen yang tidak

diproduksi lagi oleh ovarium sehingga berkurangnya deposisi

calsium dan fosfat tulang sehingga banyak calsium yang dibuang ke

urin.(2,5,6)

- Oksalat

Hiperoksaluria suatu keadaan dimana ekskresi oksalat urin melebihi

45 gram/hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang

mengalami gangguan usus sehabis mengalami pembedahan usus dan

yang banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung oksalat

seperti teh, kopi instan, soft drink, coklat, arbey, bayam dan juga

karena pemakaian vitamin C dosis tinggi dalam waktu lama serta

pemakaian obat bius (methoxyflurane).(2,5,6)

- Asam urat

Hiperurikosuria merupakan suatu keadaan dimana kadar asam urat

dalam urin melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat yang berada di

dalam urin akan bertindak sebagai inti batu/nidus untuk

terbentuknya batu calsium oksalat. Sumber asam urat di urin berasal

dari makanan yang mengandung banyak purin ataupun dari

metabolisme endogen seperti tulang dan obat.(2,6)

- Sitrat

Di dalam urin sitrat akan berikatan dengan calsium membentuk

calsium-sitrat sehingga menghalangi ikatan calsium dengan fosfat.

Hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal,

sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan Tiazid dalam

jangka lama.(2,6)

- Magnesium

Seperti halnya sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat

timbulnya batu kalsium, karena di dalam urin megnesium akan

bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat.(2,6)

- Sistin

Batu sistin jarang terbentuk dan berhubungan dengan gangguan

transport pada tubulus ginjal yang herediter, gangguan ini

Page 20: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

melibatkan asam amino tertentu. Sistin suatu produk metabolit dari

metionin merupakan asam amino alami yang paling sukar larut.

Kelebihan ekskresi sistin (sistinuria) dalam urin yang asam

mengakibatkan urolitiasis sistin. (4,7)

2.4 Etiologi

- Idiopatik.

- Gangguan aliran air kemih :

Fimosis .

Striktur meatus.

Hipertrofi prostat.

Refluks vesiko-uneteral.

Ureterokele.

Konstriksi hubungan ureteropelvik.

- Gangguan metabolisme :

Hiperparatiroidisme.

Hiperurikosuria.

Hiperkalsiuria.

- Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme yang mampu membuat

urease (Proteus mirabilis).

- Dehidrasi, suhu lingkungan tinggi.

- Benda asing :

- Jaringan mati (nekrosis papil).

- Multifaktor :

Anak di negara bekembang.

Penderita multitrauma.

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah

terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah

faktor instrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor-

faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di

sekitarnya(8).

Faktor instrinsik itu antara lain adalah :

- Herediter (keturunan) diduga diturunkan dari orang tuanya.

Page 21: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

- Umur, paling sering pada usia 30-50 tahun.

- Jenis kelamin, jumlah pasien perempuan laki-laki.

Faktor ekstrinsik itu antara lain adalah :

- Geografi.

Daerah stone belt (sabuk batu) dimana pada daerah tersebut angka

kejadian batu lebih tinggi dari daerah lain. Di daerah bantu, Afrika

Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.

- Iklim dan temperatur

- Asupan air

Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dikonsumsi,

dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.

- Diet

Diet banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

penyakit batu saluran kemih.

- Pekerjaan

Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau

kurang aktivitas atau sedentary life.

Adapun sumber makan dan minuman yang mengandung oksalat yang dapat

mencetuskan batu pada orang-orang yang beresiko tinggi (2) :

- Gula Bits

- Cokelat

- Kopi

- Teh

- Kacang

- Kecambah

- Bayam

- Strawbery

- Minuman cola

- Makanan dari gandum

2.5 Patogenesis

Banyak teori yang menerangkan proses pembentukan di saluran

kemih, tapi hingga kini masih belum jelas teori mana yang paling benar (8).

Beberapa teori pembentukan batu :

1. Teori Nukleasi

Batu terbentuk di dalam urin karena adanya inti batu sabuk batu

(nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat

Page 22: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga

akhirnya membentuk batu inti batu dapat berupa kristal atau benda

asing di saluran kemih.

2. Teori Matriks

Matriks organik terdiri atas serum/protein urin (albumin, globulin dan

mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal

batu.

3. Penghambat Kristalisasi

Urin normal mengandung zat penghambat pembentukan kristal, antara

lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida.

Jika salah satu atau beberap zat itu berkurang, akan memudahkan

terbentuknya batu di dalam saluran kemih .

2.6 Diagnosis

Diagnosis nefrolitiasis/ureterolitiasis dapat ditegakkan melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti

pemeriksaan radiologik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya

untuk menentukan adanya obstruksi traktus urinarius infeksi dan gangguan

faal ginjal.(1,9)

a. Anamnesis (Gejala klinis)

Nyeri

Batu pada traktus urinarius bagian atas biasanya menyebabkan

nyeri. Nyeri tersebut dapat berupa kolik renal ataupun non kolik renal.

Kolik renal biasanya disebabkan oleh peregangan/stretching sistem

colok tivus atau ureter dan nonkolik disebabkan oleh distensi kapsul

renal. Kolik renal dikenali dengan rasa nyeri hebat dengan intensitas

yang berubah-ubah dan biasanya di daerah pinggang atau kadang-

kadang melalui ureter menyebar ke genitalia eksterna, perineum dan

bagian dalam tungkai atas. Kolik ini disebabkan oleh tertutupnya

seluruh/sebagian ureter, pielum atau kaliks dan paling banyak

disebabkan oleh batu dalam ureter dan berasal dari ginjal.(5,9)

Page 23: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Gejala kolik renal akut tergantung pada lokasi batu yaitu pada kaliks

renal, pelvis renal, ureter bagian atas, tengah dan bawah.(7)

- Kaliks Renal

Batu di kaliks renal dapat menyebabkan obstruksi dan kolik renal.

Nyerinya terasa dalam dan tumpul di panggul atau pinggang dengan

intensitas dari yang berat sampai ringan.

- Pelvis Renal

Batu di dalam pelvis renal dengan diameter lebih dari 1 cm

umumnya menimbulkan obstruksi di”ureteropelvic juction”,

menyebabkan nyeri yang hebat dicostovertebral daerah lateral

sacrospinalis dan di bawah vertebra thoracalis 12. Nyeri dapat hebat

sekali dan biasanya konstan, membosankan dan sulit diabaikan.

Nyeri ini dapat menyebar ke abdominal kuadran atas secara

ipsilateral.

- Ureter Bagian Atas dan Tengah

Batu di bagian atas atau tengah ureter menyebabkan nyeri yang lebih

hebat/berat di costoverbral atau panggul dan bersifat intermitten

sesuai tahapan penurunan batu di dalam ureter sehingga dapat

menimbulkan obstruksi yang intermitten pula. Batu pada ureter

bagian atas menyebabkan nyeri di daerah lumbal panggul, sedangkan

batu pada ureter bagian bawah menyebabkan nyeri di bagian bawah

abdomen.

- Ureter Bagian Bawah

Batu di ureter bagian distal menyebabkan nyeri yang menyebar ke

paha bagian dalam atau testis pada laki-laki dan ke labia mayora

pada wanita.

Nausea dan Vomitus

Page 24: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Obstruksi dari tractus urinarius bagian atas sering diikuti dengan gejala

gastrointestinal seperti nausea, vomitus dan distensi abdominal atau

kembung. (7,10)

Hematuria

Pemeriksaan urinalisis yang lengkap dapat membantu diagnosis

urolithiasis dengan adanya hematuria, kristalluria dan dokumentasi pH urin.

Namun urinalisis bisa normal meskipun ada banyak batu.(1,10)

Infeksi

Batu struvit (magnesium ammonium phosphate) atau batu infeksi,

umumnya merupakan kumpulan infeksi Proteus, Pseudomonas,

Providencia, Klebsiella dan Staphylococcus. Bakteri uropatogenik dapat

merubah peristaltik ureter oleh karena ekstosin dan endotosin yang

diproduksinya yang menyebabkan nyeri. (7,10)

Demam

Urolithiasis yang diikuti dengan demam merupakan keadaan relatif

emergensi. Awasi tanda klinis dari sepsis yang lain yaitu takikardi, hipotensi

dan vasodilatasi kulit. (7,10)

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan rasa nyeri bila ditekan di

daerah ginjal atau ureter yang bersangkutan. Ginjal biasanya tidak dapat

diraba kecuali terjadi hidronefrosis, suhu badan agak naik dan peristaltik

biasanya positif. (1,10)

c. Pemeriksaan Penunjang

Radiologik

Secara radiologik, batu ada yang radiolusen dan radioopak. Batu yang

radiolusen umumnya adalah dari jenis asam urat murni yang pada foto

dengan kontras menyebabkan adanya defek pengisian kontras pada tempat

yang mengandung batu sehingga memberi gambaran pada daerah batu

kosong tidak terisi kontras. Sedangkan batu yang radioopak biasanya dari

kalsium oksalat/kalsium fosfat dengan foto polos sudah cukup untuk melihat

Page 25: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

adanya batu di traktus urinarius bila diambil foto dua arah. Pielografi

retrograd dilakukan apabila ginjal yang mengandung batu sudah tidak

berfungsi lagi. (1,9)

Laboratorium

Urinalisis (analisis urin) disini dimaksudkan untuk menunjukkan

adanya zat-zat dalam keadaan biasa tidak terdapat dalam urin atau

menunjukkan perubahan kadar zat yang dalam keadaan biasa terdapat dalam

urin. Perubahan kadar zat yang terjadi dapat kita ukur dengan cara kualitatif

dan kuantitatif. Pada pemeriksaan urin kualitatif ditujukan dengan

perubahan warna atau kekeruhan, untuk itu sebaiknya dipakai urin yang

dikeluarkan pagi hari setelah bangun tidur. Sedangkan untuk pemeriksaan

urin kuantitatif digunakan urin tampung 24 jam. Ini berguna untuk mencari

kelainan urin yang dapat menunjang adanya batu di traktus urinarius

(hematuria, kristalluria dan pH urin), menentukan fungsi ginjal dan

menentukan sebab terjadinya batu. Urin harus diperiksa baik secara

bakteriologik maupun kimiawi (kalsium asam urat, asam sistin dan asam

oksalat) dan darah juga diperiksa kadar kalsium, fosfat dan asam urat.(8,9)

Pemeriksaan Renogram

Untuk menentukan faal setiap ginjal secara terpisah pada batu ginjal

bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. (7)

USG

Dapat dilakukan untuk semua jenis batu tergantung sifat radiolusen

atau radiopak dan dapat ditentukan ruang dan lumen traktus urinarius serta

dapat dipakai untuk menentukan batu selama tindakan operasi untuk

mencegah tertinggalnya batu. (7,9)

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan batu traktus urinarus harus tuntas, sehingga bukan

hanya mengeluarkan batu saja tapi harus disertai dengan terapi

penyembuhan penyakit batu atau disertai dengan terapi pencegahan.

a. Konservatif

Page 26: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Terapi konservatif pada nefroureterolithiasis meliputi terapi

medik dan simptomatik, ini dilakukan apabila batu tidak memberi

gangguan fungsi ginjal terutama batu ureter ukuran 4-5 mm yang dapat

keluar spontan atau batu kaliks yang kecil tanpa infeksi tanpa obstruksi

atau batu koral pada penderita usia lanjut/fungsi ginjal yang buruk.(1,9)

Terapi medik hanya ditujukan pada pasien dengan penyakit

metabolik yang aktif (pembentukan batu baru atau batu lama yang terus

membesar). Adapun terapi simptomatik ditujukan pada nyeri kolik yang

timbul yaitu dengan spasmolitik dan analgetika sentral dengan

memperhatikan efek sampingnya yaitu mual dan muntah, diberikan

intravena sewaktu kolik.(2,9,10)

b. Pelarutan

Jenis batu yang dapat dilarutkan adalah jenis batu asam urat.

Batu ini hanya terjadi pada keadaan pH air kemih yang asam (pH 6,2).

Sehingga dengan pemberian bikarbonat natrikus dan disertai dengan

makan alkalis, batu asam urat diharapkan dapat larut. Lebih baik bila

dibantu dengan usaha menurunkan kadar asam urat airkemih dan darah

dengan bantuan alopurinol, usaha ini cukup memberi hasil yang baik.(1,7,9)

Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah

pembesarannya bila diberi pengobatan dengan pengasaman air kemih

dan pemberian antiurease. Bila terdapat kuman harus dibasmi, tetapi

infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi karena kuman berada di dalam

batu yang tidak dapat dicapai oleh antibiotik.(1,9)

c. Operatif

Indikasi pengeluaran batu saluran kemih yaitu :

- Adanya obstruksi traktus urinarius

- Infeksi traktus urinarius

- Nyeri menetap atau berulang-ulang

- Batu yang makin membesar

- Menimbulkan kerusakan jaringan ginjal dan hematuria yang

menetap

Page 27: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Selama ini, tindakan pembedahan untuk pengangkatan batu

membutuhkan waktu pemulihan yang lama yaitu sekitar 4 – 6 minggu.

Sekarang penanganan untuk kasus tersebut sudah lebih maju dengan

menawarkan beberapa pilihan tanpa harus melakukan tindakan

pembedahan mayor.(2,8)

Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL)

ESWL merupakan prosedur yang paling sering digunakan untuk

penanganan batu ginjal. Pada prosedur ini dilakukan gelombang kejut

yang dibuat diluar tubuh kemudian melalui tubuh lewat kulit dan

jaringan sampai ke permukaan batu. Batu dihancurkan menjadi partikel-

partikel kecil yang mudah dikeluarkan bersama urin. Terdapat beberapa

tipe rancangan ESWL. Tipe pertama pasien berbaring dalam bak air

pada saat gelombang kejut akan ditransmisikan. Tipe lainnya

menggunakan bantalan lembut dari tempat pasien berbaring. Sebagian

besar alat menggunakan sinar X atau ultrasound untuk membantu ahli

bedah untuk menunjukkan lokasi batu dengan tepat. Apapun tipe

ESWL tetap membutuhkan anestesi.(2)

Pada beberapa kasus, ESWL dapat dilakukan pada pasien yang

dicurigai memiliki batu. Waktu penyembuhan pendek dan pasien dapat

memulai aktivitas normal kembali pada beberapa hari setelah ESWL.

Komplikasi ESWL diantaranya banyak pasien mengalami hematuri

pada beberapa hari setelah ESWL, memar dan sedikit perasaan tidak

nyaman pada daerah pinggang atau perut tempat masuknya ESWL.

Untuk meminimalkan komplikasi dokter biasanya menyarankan pasien

untuk meminum obat anti koagulan selama beberapa minggu sebelum

ESWL. Komplikasi lain dapat terjadi yaitu rasa tidak nyaman saat

partikel batu yang hancur melewati tractus urinarius. Beberapa kasus

dokter akan memasukan pipa untuk melakukan stenting melalui vesica

urinaria ke ureter untuk mempermudah keluarnya partikel batu.

Kadang-kadang dibutuhkan ESWL lebih dari satu kali untuk

menghancurkan batu secara sempurna.(2)

Percutaneous Nephrolithotomy

Page 28: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Prosedur ini dapat di rekomendasikan untuk pengangkatan batu.

Tindakan ini dapat dilakukan pada batu dengan ukuran yang lebih besar

atau lokasi yang tidak dapat dijangkau dengan ESWL. Pada prosedur

ini dilakukan insisi pada daerah pinggang dan dibuat jalan menuju ke

ginjal. Dengan alat yang disebut nephroscope, untuk menentukan lokasi

dan mengangkat batu. Untuk batu yang lebih besar, dapat digunakan

energy probe (ultrasounic or electrohydraulic) guna memecah batu

menjadi bagian-bagian yang kecil. Secara umum pasien dirawat selama

beberapa hari dan menggunakan nephrostomy disebelah kiri ginjal

selama proses penyembuhan. Keuntungan tindakan ini dapat

mengangkat fragmen batu secara alami tanpa mengganggu pasase

ginjal.(2)

Ureteroscopic

Walaupun beberapa batu ginjal di ureter dapat diterapi dengan

ESWL, ureteroscopic dapat dilakukan untuk batu ureter yang terletak di

tengah dan bawah. Pada prosedur ini tidak dibuat insisi tapi dengan

memasukan sebuh alat fiberoptic yang kecil yang disebut ureteroscope

melalui uretra dan vesica urinaria ke ureter. Setelah lokasi batu

ditemukan dan dan dilakukan pengangkatan dengan sebuah alat seperti

sangkar atau langsung dihancurkan dengan alat khusus yaitu suatu

bentuk gelombang kejut. Sebuah pipa untuk stenting dapat di tinggal di

ureter selama beberapa hari untuk membantu aliran urine selama

penyembuhan. Sebelum fiberoptic membuat ureteroscope berfungsi,

dokter melakukan ekstraksi dengan menggunakan metode “blind

basket”. Tapi tehnik ini sudah ketinggalan jaman karena dapat merusak

ureter.(2)

d. Pencegahan

Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan

selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari

timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-

rata 7 % pertahun atau kurang lebih 50 % dalam 10 tahun. Pemeriksaan

Page 29: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

laboratorium urin dan darah dapat membantu, termasuk juga riwayat

medis, pekerjaan dan pola makan.(2,8)

Yang terpenting untuk mencegah terbentuknya batu adalah

dengan banyak mengkonsumsi cairan dalam hal ini air putih adalah

yang terbaik. Bila seseorang mempunyai kecenderungan untuk

terbentuknya batu, maka dia harus mengkonsumsi cukup cairan yang

sedikitnya akan memproduksi 2 liter urin/24 jam.(2,8,9)

Penderita dengan batu Ca harus menghindari makanan yang

mengandung susu dan makanan.minuman dengan kadar Ca yang tinggi.

Sebaliknya menghindari makanan dengan tambahan vitamin D dan obat

antisida yang mengandung Ca. Pasien yang menopause dapat diberi

terapi estrogen pengganti untuk meningkatkan deposisi kalsium dan

fosfat dalam tulang, pasien dengan idiopatik hipercalsiuria dapat

diberikan diuretik Tiazid untuk mengurangi ekskresi kalsium dan

efektif untuk mencegah rekurensi. Adapun pasien trauma harus

secepatnya dilakukan mobilisasi untuk mencegah hiperkalsiuria. (2,8,11)

Penderita dengan urin yang sangat asam harus mengurangi konsumsi

daging, ikan dan makanan yang berasal dari ternak karena makanan

tersebut dapat meningkatkan kadar keasaman urin. Untuk mencegah

terbentuknya batu sistin, penderita harus meminum cukup cairan setiap

hari untuk mendilusikan konsentrasi sistin dan dibuang lewat urin, yang

mungkin sulit dikeluarkan.(2,8)

BAB III

KESIMPULAN

Page 30: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

Nefrolitiasis merupakan istilah dalam dunia kedokteran untuk

menunjukkan adanya batu pada ginjal dengan berbagai penyebab dan keadaan

patologi yang menyertainya. Batu di ginjal sering sebagai batu primer dan batu

ureter sebagai batu sekunder yaitu batu ginjal yang turun dan berkembang di

ureter.

Proses terjadinya nefrolitiasis pada dasarnya berhubungan dengan

peningkatan saturasi urin yang meliputi kelebihan ekskresi garam, keasaman urin

atau volume urin yang rendah, kemudian kristalisasi asam urat serta abnormalitas

dari penghambat pertumbuhan batu.

Diagnosis nefrolitiasis dapat ditegakkan melalui anamnesis yaitu meliputi

gejala klinis yang ada diantaranya nyeri di daerah pinggang, mual muntah,

hematuria dan tanda-tanda infeksi traktus urinarius.

Penatalaksanaan nefrolitiasis harus tuntas untuk menghindari terjadinya

rekurensi batu, penanganannya secara konservatif (simtomatik), pemberian

pelarut batu dan operatif serta pencegahan. Cara yang paling efektif adalah

dengan setelah ditangani nefrolitiasis maka dilakukan usaha-usaha pencegahan

sesuai jenis batu dan mengkonsumsi air putih yang banyak setiap hari (lebih 2

liter/hari).

Page 31: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, De jong W, Saluran Kemih dan alat kelamin laki dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997, hal. 1024-34.

2. Anonym, Kidney stones in Adults, www. NIDDK.htm.

3. Anonym, nephrolithiasis, www. Medicine Net.Com.

4. Wilson L. M, Prosedur Diagnostik pada Penyakit Ginjal dalam Price S.A, dan Wilson L. M, Patofisiologi (terj.), Jilid II, Edisi 4, EGC, Jakarta, 1995, hal. 795-808.

5. Scott R, Deane R.F. and Callander R, Urolithiasis in Urology Illustrated, Secon edition, Churchill Livingstone, Edinburgh London Melbourne and New York, 1982, hal. 350-80.

6. Manuputty D, Batu Traktus Urinarius dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, FKUI, 1995, hal.156-60.

7. Stoller M.L, and Bolton D.M, Urinary Stone Disease in Tanagho E.A. and Mc Aninch J.W, Smith’s General Urology, Fourteenth Edition, a Lange Medical Book, 1998, hal. 276-98.

8. Basuki P. B, Batu Saluran Kemih dalam Dasar-Dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta, 2000, hal. 62-73.

9. Scholtmeijer R.J, and Schroder F.H, Kolik Ginjal dalam Andrianto P. (ed.) Urologi untuk Praktek Umum (terj.), EGC, Jakarta, 1992, hal 85-94.

10. Anonym, Urinary Calculi (Stones; Nephrolithiasis; Urolithiasis), www. The Merck Manual. Com.

11. Guyton A.C, Fisiologi Wanita sebelum Kehamilan dan Hormon-hormon Wanita dalam Guyton Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terj.), Jilid III, Edisi 7, EGC, Jakarta, 1994, Hal. 325-41.

Page 32: PRESENTASI KASUS Nefrolitiasis-Endah