preplanning terapi bermain origami
TRANSCRIPT
PRE-PLANNING PROGRAM TERAPI BERMAIN
PERMAINAN ORIGAMI PADA ANAK USIA SEKOLAH
DENGAN MASALAH STRES HOSPITALISASI DI RUANG
ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
OLEH :
KELOMPOK K 2013
Yopia derimarta Ilham rezki
Musilatur rahmi Sri wahyuni
Wilya harmila Sutrayi amanda
Risa marina Tesha hestyana sari
PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
PRE PLANNING PROGRAM TERAPI BERMAIN
PERMAINAN ORIGAMI PADA ANAK USIA pra SEKOLAH DENGAN MASALAH
STRES HOSPITALISASI DI RUANG ANAK
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
Topik : Permainan Origami
Terapis : 8 Orang Mahasiswa Keperawatan Universitas Andalas
Sasaran : Klien (Anak) yang Kooperatif Sebanyak 4 Orang Sesuai Kriteria
A. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana
atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut, anak dapat
mengalamai berbagai kejadian yang menunjukan pengalaman yang sangat trauma dan
penuh dengan stress. Hospitalisasi merupakan salah satu penyebab stress baik pada
anak maupun keluarganya, terutama disebabkan oleh perpisahan dengan keluarga,
kehilangan kendali, perlukaan tubuh dan rasa nyeri (Nursalam, 2003).
Pada anak yang menjalani hospitalisasi perasaan yang sering muncul yaitu
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2001;Supartini, 2004). Perasaan
tersebut dapat timbul karena menghadapisesuatu yang baru dan belum pernah dialami
sebelumnya, rasa tidaknyaman dan merasakan sesuatu yang menyakitkan (Supartini,
2004). Perasaan cemas yang terjadi pada anak dapat menyebabkan orangtua menjadi
cemas juga. Kecemasan yang terjadi pada anak ini dapat memperlambat proses
penyembuhan, menurunkan semangat untuk sembuh dan tidak kooperatifnya anak
terhadap tindakan perawatan (Supartini, 2004)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh mahasiswa Praktek Profesi Fakultas
Keperawatan yang dinas di ruangan kronik, HCU, dan semi intensif anak didapatkan
bahwa rata-rata anak dengan usia 3-6 tahun mengalami stres hospitalisasi.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 4 orang ibu dari anak yang dirawat, 3 orang
ibu menyatakan bahwa selama di rumah sakit anaknya menjadi rewel dan selalu minta
pulang karena merasa bosan di rumah sakit dan takut dengan tindakan yang
didapatkan oleh anak seperti suntikan, pemasangan infus dan pemasangan NGT.
Berdasarkan observasi terhadap 4 orang anak pada saat akan melakukan tindakan
seperti menyuntikkan obat, pemasangan infus, NGT dll, ketika perawat mulai
melakukan tindakan, 4 orang anak menjerit dan menangis.
Penatalaksanaan untuk mengurangi kecemasan pada anak yang menjalani
hospitalisasi diantaranya dengan relaksasi, terapi musik, aktivitas fisik, terapi seni dan
terapi bermain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi bermain terbukti
dapat menurunkan kecemasan pada anak yang menjalani hospitalisasi. (Muafifah,
2013). Menurut Supartini (2004), terapi bermain merupakan terapi pada anak yang
menjalani hospitalisasi seperti marah, takut, cemas dan nyeri. Terapi bermain akan
membuat anak lepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Seni melipat kertas (origami) merupakan suatu bentuk permainan yang telah
dikenal sejak dahulu kala. Tingkat kesulitanpun bervariasi dan dapat disesuaikan
dengan usia serta tahapan tumbuh kembang anak. Permainan ini dikategorikan
sebagai terapi stimulasi kognitif dan dilakukan sesuai dengan kondisi anak yang tidak
mungkin melakukan terapi aktivitas fisik. (Hirai, 2010)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengurangi hospitalisasi yang dialami selama masa rawatan
di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti terapi aktivitas bermain ini diharapkan klien mampu
a. Mambantu anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif
b. Membantu perkembangan komunikasi verbal dan non verbal
c. Mengurangi stres hospitalisasi yang dialami anak ketika dirawat inap di
rumah sakit.
C. Sasaran
Terapi bermain ini ditujukan untuk anak sekolah yang mengalami stres
hospitalisasi yang dirawat inap di ruangan anak di RSUP. Dr. M. Djamil Padang
dengan jumlah 4 orang, dengan kriteria:
A. Bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai
B. Tidak dalam kondisi sakit berat dan bedrest
C. Tidak bertentangan dengan terapi pengobatan
D. Alat
Kursi
Meja
E. Media
Kertas origami bermotif
F. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Rabu, 20 Agustus 2014
Jam : 10.00 wib- 10.35 wib
Tempat Kegiatan : Ruang terapi bermain intalasi anak RS Dr.M Djamil
Alokasi Waktu : ± 35 Menit
G. Pengorganisasian
a. Leader : Yopia Derimarta
Tugas
Menjelaskan prosedur / cara kegiatan
Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan
Memberikan reinforcement positif pada klien
Menyimpulkan kegiatan
Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
b. Co-Leader : Risa Marina
Tugas : Membantu dan mengingatkan Leader dalam jalannya permainan
c. Fasilitator : Ilham Reski
Musilatur Rahmi
Wilya Harmila
Sri Wahyuni
Sutrayi Amanda
Tugas
Memfasilitasi klien yang kurang aktif
Memotivasi klien untuk kelancaran acara
d. Observer : Tesha Hestyana Sari
Tugas
Mengobservasi jalannya acara
Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
Mencatat penyimpangan acara terapi aktifitas bermain
H. Setting tempat
Keterangan :
: pembimbing : fasilitator
: leader : observer
: co-leader : klien (anak boleh didampingi orang tua)
I. Mekanisme kegiatan
meja
NoWaktu Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Peserta (Anak dan Keluarga)
1 10 menitPembukaan
- Memusatkan perhatian anak-anak- Salam- Perkenalan dengan mahasiswa- Perkenalan dengan pembimbing- Menjelaskan tujuan- Menjelaskan kontrak waktu- Ice breaking
- Mendengarkan
- Menjawab salam
- Berkenalan
- mendengarkan
2 20 menitKegiatan Inti
- Meminta keikutsertaan orang tua untuk hadir didekat anak
- Memberikan kertas origami- Menjelaskan peraturan permainan
origami
- Mempraktekkan cara melipat kertas
- Memandu anak untuk melipat kertas
- Memberi reinforcement atas tindakan anak
- Menanyakan pada anak bentuk origami yang dibuat
- Memberi reinforcement positif
Orangtua ada di samping anak
- Menerima kertas + alat tulis
- Memperhatikan
- Mendengarkan sambil mengikuti
- Memperhatikan
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menjawab pertanyaan
- Mendengarkan
3 5 menitPenutup
- Menyudahi acara- Mengumpulkan kertas- Menanyakan perasaan anak sesudah
melipat kertas
- Mengucapkan terimakasih pada anak- Memberi salam
- Mendengarkan
- Memberikan kertas
- Menjelaskan perasaannya
- Mendengarkan
- Menjawab salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan berjalan sesuai rencana
b. 75% peserta menghadiri terapi bermain
c. Tempat, media dan alat terapi bermain sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. 75% peserta aktif dalam kegiatan
d. 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama kegiatan
3. Evaluasi hasil
a. 75 % peserta mampu membuat origami yang dipraktekkan
b. 75 % peserta mempunyai nilai stimulasi kognitif, motorik halus, dan sosial
personal cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA
Maya Hirai. 2010. Melatih Motorik Halus Anak Melalui Origami. kawan pustaka.com
Muafifah, Kholisatun. 2013 Pengaruh Clay Therapy Terhadap Kecemasan Akibat
Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Prasekolah Di RSUD Banyumas.
Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika
Whaley’s dan Wong. 2001.Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja rosdakarya.
Yupi Supartini. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC