prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi...
TRANSCRIPT
PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH
BERDASARKAN METODE ALTMAN Z-SCORE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Maya Damayanti
1110046200023
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014M/1436H
ii
ABSTRAK
Maya Damayanti. 1110046200023. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan
Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z’score. Program Strata Satu
(S1), Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 1435 H./2014 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuangan perusahaan
asuransi syariah dan memprediksi kebangkrutannya berdasarkan metode Altman Z’score periode 2009 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan keuangan perusahaan asuransi syariah yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Metode yang digunakan untuk mempreprediksi kebangkrutan adalah dengan
menggunakan metode Altman Z;score modifikasi yang dapat diterapkan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi.
Model ini disebut sebagai model Altman modifikasi atau Z’score. Dimana variable yang digunakan adalah berupa rasio keuangan perusahaan berdasarkan rasio
keuangan Altman Z’score. Rasio keuangan tersebut adalah working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset,
dan book value of equity to book value of total debt. Metode Altman pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 +
1,05X4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu perusahaan asuransi murni syariah dan enam lainnya adalah perusahaan asuransi unit syariah.
Bedasarkan metode Altman Z’score variable (X) yang terdiri dari rasio-rasio
keuangan berdasarkan metode Altman Z’score dapat mempengaruhi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah atau variable (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dari hasil analisis prediksi kebangkrutan tahun 2009 sampai tahun 2013 ada satu perusahaan yang diprediksi mengalami kebangkrutan yaitu PT. Asuransi Allianz
Life dengan score Z = 1.1205, Z < 1.23 pada tahun 2011.
Kata kunci ; Laporan keuangan, kebangkrutan, Altman Z-score Modifikasi
Pembimbing : Dr. Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si
Dwi Nur’aini Ihsan, SE,MM
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 9
E. Review Studi Terdahulu ...................................................................... 11
F. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran ........................................... 15
G. Sistematika Penulisan.......................................................................... 19
BAB 2 LANDASAN TEORI
A. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan ...................................................... 20
2. Bagian-bagian dari Laporan Keuangan ......................................... 21
3. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................ 27
B. Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan .............................................................. 28
2. Penyebab kebangkrutan ................................................................ 31
3. Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan ................................... 31
vii
C. Model-Model Prediksi Kebangkrutan
1. Model Altman ............................................................................... 33
2. Model Springate ............................................................................ 38
3. Model Zmijewski .......................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian .............................................................................. 40
2. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 40
3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 41
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42
B. Variabel penelitian
1. Variabel Bebas .............................................................................. 43
2. Variabel Terikat ............................................................................ 47
C. Metode Analisis Data .......................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 50
B. Deskripsi Variabel ............................................................................... 50
C. Hasil Penelitian Altman Z’score ......................................................... 64
D. Interpretasi Hasil Penelitian ................................................................ 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Working Capital to Total Asset (X1) ........................................................... 51
Tabel 4.2 Working Capital ................ ......................................................................... 52
Tabel 4.3 Data olahan X1 (Working Capital to Total Asset) ....................................... 52
Tabel 4.4 Retained Earning to Total Asset (X2) ......................................................... 54
Tabel 4.5 Retained Earning/Laba ditahan ................................................................... 55
Tabel 4.6 Data olahan X2 (Retained Earning to Total Asset) ..................................... 55
Tabel 4.7 Earning Before Interest and Taxes to Total Asset (X3) .............................. 58
Tabel 4.8 Nilai X3 Earning Before Interest and Taxes to Total Asset ........................ 58
Tabel 4.9 Book Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4) ............................. 61
Tabel 4.10 Book Value of Equity/Nilai Buku Ekuitas ................................................. 61
Tabel 4.11 Book Value of Total Debt/Nilai Buku Utang ............................................ 62
Tabel 4.12 Tabel Book Value of Equity to Book Value of Total Debt ........................ 62
Tabel 4.13 Nilai Z metode Altman Z’score ................................................................ 65
Tabel 4.14 Prediksi Kebangkrutan Z’score ................................................................. 65
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya yang begitu
besar yang selalu memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prediksi Kebangkrutan Perusahaan
Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z’score”. Penulisan skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1)
Konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada Muhammad Rasulallah
SAW, yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia, sebagai
penerang bagi seluruh mahluk agar mau berjalan di jalan Allah ta’ala. Sang pemberi
inspirasi hidup dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimaksih atas segala doa,
bantuan, bimbingan dan semangat yang diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan, kepada:
1. Bapak Dr. H. Phil. JM. Muslimin, MA. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, MA. selaku Ketua Program Studi
Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Bapak Abdurra’uf, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pengarahan
dan motivasi serta memberikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Dr. Syahrul A’dam, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik yang
memberikan motivasi dan membimbing penulis dari semester awal hingga
penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang sangat berguna, serta akhlak yang tidak ternilai harganya.
7. Terimakasih yang teramat dalam untuk kedua orang tua ku tercinta, Bapak Ibu
Siti Hindun yang berkat do’a, kasih sayangnya yang memberikan motivasi
dalam kehidupan penulis. Serta untuk ayahanda Ahmad Yani dan saudaraku
tersayang Fazhar Sofyan dan seluruh keluarga besar Alm.Hanafi, yang juga
memberikan do’a, semangat dan kebersamaannya.
8. Terimakasih yang teramat dalam untuk Alm.Hanafi dan Almh.Hj.Sofroh
tercinta yang telah memberikan do’a, cinta dan kasih sayang, dan seluruh
hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa bagi
kehidupan penulis.
v
9. Terimakasih buat sahabat-sahabatku Kurniasih, Dwi Ariyanti, Intan, Ami,
Kiki, Rima, Angel, Bilal, Alan dan Smith yang selalu memberi semangat
untuk penulis.
10. Terimaksih buat sahabat As shidiq Cater Indonesia yang selalu ada dan
memerikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis.
11. Terimakasih buat sahabat PPKM Indonesia yang selalu memberikan semangat
dan pengalaman luar biasa saat penyusunan skripsi ini.
12. Terimakasih buat anak DPR dan keluarga KBAS angkatan 2010 (Yusni,
Riana, Citra, Demita, Astri, Pita, Arista, Asti, Diana, Desi, Amel, Binti, Rina,
Putra, Ade, Yapong, Fahmi, Jimi, Yanu, Apoy, Afwan, Iwan).
13. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian
semua.
Akhir kata, harapan penulis semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi
semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jakarta, November 2014
Maya Damayanti
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang
signifikan. Indistri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan
yang pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dan
dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Dengan adanya deregulasi dan Undang-
Undang tersebut pemerintah memberikan kemudahan dalam hal perijinan, yang
tujuannya adalah untuk memacu tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru.
Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha
utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh
keuntungan dengan berbagai risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar
nasabahnya.1 Sifat bisnis asuransi membutuhkan investasi uang yang besar. Sumber
dana-dana perusahaan asuransi untuk membayar kerugian-kerugian adalah dari modal
yang telah disetor, surplus dan premi yang telah dibayar di muka untuk jasa-jasa yang
diberikan. Dalam hal ini, Bapepam-Lembaga Keuangan sebagai regulator berperan
sebagai pembina dan pengawas industri asuransi di Indonesia berusaha untuk
mengeluarkan regulasi yang sifatnya melindungi kepentingan masyarakat yang
1 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta: Bumi Askara, 2004), h. 2.
2
menjadi pemegang polis, yaitu dibayarkan uang pertanggungan pada saat mengalami
risiko kerugian atau kematian. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap industri asuransi, Bapepam-Lembaga Keuangan mengeluarkan sejumlah
peraturan sebagai standar pelayanan dan kelembagaan industri asuransi.
Pada tahun 2013, perusahaan Asuransi dan Reasuransi di awasi oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Sehubungan dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor
53/PMK.010/2012 tentang kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi, perlu untuk mengatur bentuk dan susunan pengumuman ringkasan
laporan keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.2 Otoritas Jasa
Keuangan (“OJK”) adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan
pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagimana dimaksud dalam Undang-undang OJK.3
Dengan Undang-undang OJK, sejak tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas
dan wewenang pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal telah beralih
dari BAPEPAM dan LK kepada OJK. Semua pengaturan perundang-undangan yang
dirujuk dan kewajiban dalam Prospektus yang harus dipenuhi kepada atau dirujuk
kepada kewenangan BAPEPAM dan LK, menjadi kepada OJK.
2 Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/ SEOJK.05/2013, h.1. 3 Reksadana PNM Ekuitas Syariah, “Pembaharuan Prospektus Reksadana PNM Ekuitas
Syariah”, 28 Maret 2013, h.2.
3
Meskipun Direktorat Asuransi, Direktorat Jendral Lembaga Keuangan
Departemen Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan selalu mengadakan pengawasan
dan penilaian yang menggunakan ukuran rasio-rasio keuangan terhadap laporan
keuangannya setiap tahun yang kadang dipublikasikan di media cetak, namun masih
terdapat beberapa perusahaan asuransi yang kinerjanya buruk sehingga harus
dilikuidasi.4 Kondisi perekonimian Indonesia yang fluktuatif karena sangat
terpengaruh oleh keadaan ekonomi dan politik dunia, tidak dapat dipungkiri membuat
perusahaan selalu di bayang-bayangi dengan adanya pendatang baru yang lebih
kompetitif dan turunnya kinerja atau performa (inovasi) perusahaan yang
mengakibatkan bangkrutnya usaha mereka karena beberapa faktor.5
Untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya kebangkrutan, perusahaan
dapat mengawasi kondisi keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis
keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang.6 Dengan melakukan analisis laporan keuangan
4 Peni Sawitri, “Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk
Kemungkinan Kebangkrutannya Dengan Rasio-Rasio Keuangan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis No. 2,
Jilid 7 (2002), h.75. 5 Mar‟ati Nafisatin, Suhadak dan Rustam Hidayat, “Implementasi Penggunaan Metode
Altman Z-score Untuk Menganalisis Estimasi Kebangkrutan”, Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 10 No.
1 (Mei 2014), h.1. 6 Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011, Cet. Pertama, hal.56
4
perusahaan, maka dapat diketahui kondisi dan perkembangan financial perusahaan.
Selain itu, juga dapat diketahui kelemahan serta hasil yang dianggap cukup baik dan
potensi kebangkrutan perusahaan tersebut.7
Munculnya berbagai prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem
peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan
sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum
sampai pada kondisi kritis atau kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya
peringatan dini adalah munculnya problematika keuangan yang mengancam
operasional perusahaan. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan, sangat
memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para kreditur (lembaga keuangan) serta
pemerintah melakukan lagkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis
keuangan segera tertangani.8
Penelitian mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak dilakukan
sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan
sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami
kebangkrutan. Beberapa alat deteksi kebangkrutan yang dapat digunakan yaitu model
Altman Z-score (1968), model springate (1978), model zmijewski (1983) serta model
7 Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan
Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas”,Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1 (April 2009): h.16. 8 Nur Hasanah, “Analisis Rasio Keuangan Model Altman Dan Model Springate Sebagai Early
Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, (Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi dan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.4.
5
Grover yang diciptakan melalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model
Altman.9
Penelitian oleh Hadi dan Anggraeni (2008) menemukan bahwa model
prediksi Altman merupakan prediktor terbaik di antara ketiga prediktor yang di
analisis yaitu model Altman, model Zmijewski, dan model Springate. Model
Springate masih memberikan hasil prediksi yang lebih baik dibandingkan model
Zmijewski, sedangkan model Zmijewski memberikan performance yang buruk dalam
memprediksi kebangkrutan.10
Altman (1968) menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis dengan
menggunakan lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total asset, retained
earning to total asset, earning before interest dan taxes to total asset, market value of
aquity to book value to total debts, dan sales to total asset. Penelitian Altman ini
menggunakan 66 sampel perusahaan yang tebagi dua masing-masing 33 perusahaan
bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Hasil studi Altman ternyata mampu
memperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum
kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan 72%. Selain itu diketahui
juga bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang rendah sangat berpotensi
9 Ni Made Evi Dwi Prihanthini dan Maria M. Ratna Sari, Prediksi Kebangkrutan Dengan
Model Grover, Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And Beverage Di
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 (2013), h.419. 10 Mila Fatmawati, “Penggunaan Model Zmijewski Model, The Atlman Model, Dan The
Springate Model Sebagai Prediktor Delisting”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 16 No. 1 (Januari
2012), h.58.
6
mengalami kebangkrutan. Sampai saat ini, Z-score masih lebih banyak digunakan
oleh para peneliti, praktisi serta para akademis dibidang akuntansi dan lainnya.11
Metode untuk memprediksi kebangkrutan pada penelitian ini menggunakan
teori analisis diskriminan Altman. Dimana Altman mengembangkan model
kebangkrutannya menjadi Altman Pertama (1968), Altman Revisi dan Altman
Modifikasi (1995). Perkembangan model Altman ini dapat dilihat dari yang pertama
yaitu digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dari sebuah perusahaan publik
manufaktur. Kemudian Altman merevisi model kebangkrutan menjadi sebuah model
yang dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan bagi
perusahaan manufaktur privat dan publik. Selanjutnya Altman memodifikasi
modelnya agar bisa diterapkan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non
manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi.12
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z-
score. Penelitian ini juga akan menunjukkan bahwa metode Altman Z‟score mampu
memprediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah.
11 Ibid,. h.58. 12 Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan
Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.16.
7
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan kesehatan keuangan menjadi perhatian bagi setiap perusahaan,
dimana perusahaan asuransi harus tetap mempertahankan kesehatan keuangannya.
Tanda-tanda awal potensi kebangkrutan pada entitas bisnis sebenarnya dapat di
ketahui dengan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan yang
tercermin dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Alat analisis yang sering
digunakan adalah analisis rasio, akan tetapi pada kenyataannya analisis rasio ini
mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang diantaranya tidak bisa menguji setiap
rasio secara bersama-sama.
Laporan keuangan perusahaan asuransi syariah bisa diteliti melalui laporan
posisi keuangan (neraca), laporan surplus devisit underwriting dana tabarru‟, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana tabarru‟, laporan arus
kas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan
dana kebajikan, dan catatan atas laporan keuangan.
Alat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan beberapa rasio-rasio
keuangan perusahaan dari beberapa metode prediksi kebangkrutan yang akan di
gunakan oleh para pengambil keputusan diharapkan dapat mendeteksi kebangkrutan
sejak dini. Model prediksi kebangkrutan tersebut diantaranya model Altman Z-score,
model Springate dan model Zmijewski.
8
Altman mengembangkan model kebangkrutan dengan tingkat keakuratan
yang dapat dipercaya dalam memprediksi kebangkrutan. Perkembangan model
Altman ini diantaranya adalah model Altman pertama, model Altman revisi, dan
model Altman modifikasi. Penggunaan model prediksi kebangkrutan Altman
pertama, Altman revisi dan Altman modifikasi berbeda-beda. Model Altman pertama
(1968) di gunakan untuk memprediksi perusahaan public manufaktur, model Altman
revisi digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan selain manufaktur
yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di
sector swasta.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis membatasi masalah sebagai
berikut.
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan asuransi unit syariah yang telah berdiri
sejak tahun 2009 hingga 2013.
2. Data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
asuransi unit syariah berupa laporan neraca (balance sheet), dan laporan laba
rugi yang di terbitkan di website masing-masing perusahaan.
9
3. Metode analisis data prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Altman Z-score (1995) atau
disebut dengan model Altman modifikasi.
4. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan
model Altman modifikasi, diantaranya yaitu working capital to total asset,
retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset,
book value of equity to book value of total debt.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana prediksi kebangkrutan
perusahaan asuransi syariah tahun 2009 sampai tahun 2013 berdasarkan metode
Altman Z-score? .
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan
asuransi syariah berdasarkan model Altman z-score. Secara rinci tujuannya sebagai
berikut.
1. Untuk menganalisis tingkat keuangan asuransi syariah periode 2009 sampai
2013.
2. Untuk menganalisis bagaimana prediksi kebangkrutan asuransi syariah
berdasarkan metode Altman Z-score.
10
Manfaat penelitian ini bagi penulis, perusahaan, dan investor adalah sebagai berikut.:
1. Manfaat bagi penulis :
a. penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada penulis
tentang keuangan perusahaan asuransi syariah selatam tahun 2009
sampai 2013.
b. memberikan penjelasan tentang prediksi kebangkrutan perusahaan
asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-score.
2. Manfaat bagi perusahaan :
a. memberikan gambaran mengenai tingkat rasio keuangan masing-
masing perusahaan yang diteliti.
b. memberikan informasi kepada perusahaan tentang prediksi
kebangkrutan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-score,
yang diharapkan akan menjadi bahan masukan yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan yang dianggap
perlu, guna meningkatkan perkembangan keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
3. Manfaat bagi investor, yaitu sebagai bahan pertimbangan atas informasi yang
diterima untuk pengambilan keputusan dalam memilih asuransi dan
melakukan investasi dengan mengetahui tingkat kebangkrutan suatu
perusahaan.
11
E. Review Studi Terdahulu
Dalam sub ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu
tentang kesehatan keuangan asuransi. Penelitian oleh Omi Dauna Yanti, mahasiswa
fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada skripsinya yang
berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Asuransi Takaful Umum
Periode 2005-2007” menggunakan tingkat solvabilitas untuk mengukur tingkat
kesehatan keuangan asuransi, khususnya pada asuransi takaful umum. Jika di dunia
perbankan dikenal dengan istilah CAR (Capital Adequacy Ratio), maka dalam dunia
asuransi digunakan istilah solvency margin (batas tingkat solvabilitas). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk menilai perusahaan asuransi sehat atau
tidak, salah satu indikatornya adalah tingkat solvabilitas, dimana semakin besar
tingkat solvabilitas suatu perusahaan asuransi berarti semakin baik.
Penelitian oleh Agus Surahman, mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsinya
berjudul “Analisis Kebangkrutan dan Tingkat Akurasi Model Altman, Springate,
Zmijewski, Grover dan Internal Growth Rate dalam Memprediksi Kebangkrutan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009”. Penelitian
ini membandingkan lima model prediksi kebangkrutan yang sudah ada yaitu model
Altman, model Springate, model Zmijewski, model Grover dan model Internal
Growth Rate. Perbandingan dilakukan dengan melihat tingkat akurasi dan tingkat
kesalahan yang dihasilkan dari masing-masing model prediksi. Sampel yang
12
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2007-2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan matched pair dengan
total sampel sebanyak 40 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
prediksi kebangkrutan yang memiliki tingkat akurasi tertinggi adalah model
Zmijewski yaitu 97,5%. Selain itu model Zmijewski juga memiliki tingkat kesalahan
yang terendah. Sementara itu, model prediksi yang memiliki tingkat akurasi yang
terendah adalah model Internal Growth Rate yang hanya sebesar 17,5%. Sedangkan
tingkat akurasi yang dihasilkan model Altman hanya sebesar 45%. Hal ini
menempatkan model Altman pada posisi ke-4 setelah model Grover dan model
Springate.
Penelitian oleh Endri dalam Jurnal Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No. 1
Maret 2009 tentang Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola
Perubahan Lingkungan Bisnis dengan Model Altman Z-score. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala
numeric (angka). Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu data laporan
keuangan dan neraca triwulan dari ketiga Bank Umum Syariah yaitu: Bank
Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Periode
penelitian berlangsung selama 3 tahun dari 2005-2007. Hasil penelitian ini dalam
memprediksi kebangkrutan pada Bank Umum Syariah atas laporan keuangannya
selama 3 tahun dari tahun 2005-2007 semuanya menghasilkan nilai Z yang lebih kecil
dari 1,81 sehingga dapat dikatakan akan mengalami kemungkinan kebangkrutan.
13
Model Z-score Altman kurang sesuai jika digunakan untuk memprediksi
kemungkinan kebangkrutan pada industry perbankan syariah. Hal tersebut karena
model Altman Z-score dibentuk dari studi empiric terhadap industry manufaktur yang
tentunya sangan berbeda dengan industry perbankan. Dalam industry perbankan
misalnya, net working capital nilainya tidak terlalu besar karena besarnya kewajiban
lancar akibat dari meningkatnya DPK. Hal tersebut sesuatu yang wajar mengingat
bank sebagai financial intermediary. Selain itu, bank umum syariah belum termasuk
dalam perusahaan yang go public sehingga nilai buku ekuitasnya dari tahun ke tahun
cenderung tetap, dan jika terjadi perubahan nilainya tidak terlalu besar.
Penelitian oleh Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman dalam Jurnal
Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 tentang Perbandingan Analisis Prediksi
Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman
Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara ketiga model Altman
tersebut dalam memprediksi kebangkrutan serta bagaimana ukuran dan umur
perusahaan menjelaskan prediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dari
ketiga model Altman, model Altman pertama yang memprediksi kebangkrutan
perusahaan paling tinggi untuk perusahaan manufaktur.
Penelitian tentang Prediksi Tingkat Kesehatan Keuangan Asuransi Jiwa
Termasuk Kemungkinan Kebangkrutannya dengan Rasio-Rasio Keuangan telah
14
diteliti oleh Peni Sawitri, Fakultas Ekonomi Gunadarma dalam Jurnal Ekonomi dan
Bisnis No.2, Jilid 7, Tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah
laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan keuangan asuransi
termasuk kemungkinan kebankrutannya dengan rasio-rasio keuangan. Data sekunder
pada penelitian ini berupa hasil peringkat Asuransi Jiwa yang telah dilakukan oleh
Biro Riset Infobank per Desember 2000 terhadap 60 perusahaan asuransi jiwa.
Analisis dilakukan menggunakan metode Multiple Discriminant Analisys (MDA),
yaitu model dari fungsi diskriminan atau disebut dengan Linear Discriminant
Function terhadap rasio-rasio Biro Riset Infobank tersebut.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut.
1. Objek penelitian pada penelitian ini adalah satu perusahaan asuransi murni
syariah dan enam perusahaan unit syariah yang telah menerbitkan laporan
keuangannya pada tahun 2009 sampai 2013.
2. Metode yang digunakan dalam meneliti kebangkrutan perusahaan asuransi
syariah adalah dengan metode Altman Z-score (1995) atau disebut dengan
Altman modifikasi.
15
F. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori
Analisis laporan keuangan adalah proses dasar akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas
perusahaan. Laporan keuangan bertujuan meringkas kegiatan dan hasil dari kegiatan
tersebut untuk jangka waktu tertentu. Bentuk laporan keuangan asuransi syariah
meliputi:13
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’
3. Laporan laba rugi
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan dana tabarru‟
6. Laporan asrus kas
7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
9. Catatan atas laporan keuangan
13 Abdulla Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Akuntansi Keuangan Syariah (Jakarta: PT
Grasindo, 2009), h. 80.
16
Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana, pada situasi tertentu
perusahaan mungkin akan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti
mengalami kesulitan likuidasi. Jika tiak diselesaikan dengan benar kesulitan kecil
tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar dan bisa sampai pada
kebangkrutan.14
Kebangkrutan adalah kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga
perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik.15
Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004
Tentang Kepailitan Bagian kesatu pasal 2 menetapkan bahwa debitor yang
mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang
yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih ,dinyatakan pailit dengan putusan
pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau
lebih kreditornya.
Kebangkrutan dapat diprediksi dengan menggunakan data rasio keuangan.
Dalam memprediksi kebangkrutan dengan rasio keuangan dapat menggunakan
analisis univariate dan multivariate. Analisis univariate dilakukan dengan melihat
variable keuangan yang diperkirakan mempengaruhi atau berkaitan dengan
kebangkrutan, dengan menganalisis terpisah (untuk setiap variable nya).16
Sedangkan
analisis multivariate menggunakan dua variable atau lebih secara bersama-sama
14 Mamduh, M. Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 2005) h. 36. 15 Ibid., h. 637. 16 Ibid., h. 655.
17
kedalam satu persamaan.17
Model prediksi kebangkrutan Multivariate yang cukup
terkenal adalah model kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman.
2. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis mengunakan laporan keuangan yaitu laporan
neraca dan laporan laba rugi sebagai variable penelitian. Variable tersebut merupakan
rasio-rasio keuangan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z‟score,
diantaranya adalah working capital to total asset, retained earning to total asset,
earning before interest and taxes to total asset, dan book value of equity to book
value to total debt. Rasio tersebut yang akan digunakan oleh penulis untuk
menganalisa data dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah.
Metode analisis data tersebut adalah metode Altman Z‟score. Metode Altman Z‟score
dalam tersebut yang akan menghasilkan nilai cut off sebagai acuan apakah
perusahaan tersebut diprediksi mempunyai ancaman mengalami kebangkrutan
ataupun tidak mengalami kebangkrutan.
Hubungan logis antara variable-variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan
dalam sub-sub kerangka pemikiran berikut ini.
17 Ibid., h. 656.
18
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Dari kerangka teori diatas diharapkan kesehatan keuangan asuransi pada
perusahaan-perusahaan yang diteliti bisa menggambarkan apakah perusahaan tersebut
dipredikasi bangkrut atau tidak bangkrut.
Laporan Keuangan Asuransi Syariah
Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-score
Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
Hasil Model Altman
Rasio Keuangan Altman
Working capital/total asset
Retained earning/total asset
Earning before interest and taxes/total
asset
Book value of equity/book value of total
debt
Interpretasi Hasil Penelitian
19
G. Sistematika Penulisan
Skripsi yang merupakan laporan penelitian mengenai prediksi kebangkrutan
asuransi syariah dengan metode Altman Z‟score ini disusun dalam lima bab.
Bab pertama yang merupakan pendahuluan menguraikan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka pemikiran,
serta sistematika penulisan.
Landasan teori dari penelitian dipaparkan pada bab kedua. Teori yang
dipaparkan meliputi teori tentang analisis laporan keuangan, teori tentang
kebangkrutan, serta teori tentang model-model prediksi kebangkrutan.
Bab ketiga membahas metode yang digunakan di dalam penelitian. Uraiannya
meliputi jenis penelitian, jenis dan sumber seumber data yang digunakan, populasi
dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan variable penelitian.
Hasil dan analisis data penelitian dibahas pada bab empat. Diawali oleh
deskripsi objek penelitian, deskripsi variable, lalu hasil penelitian Altman Z‟score.
Bab ini diakhiri oleh analisis hasil peneliian.
Penutup laporan penelitian ini diuraikan pada bab kelima. Bab ini berisi
kesimpulan dan saran-saran dari keseluruhan penelitian, semua pertanyaan pada
rumusan masalah dijawab pada bab ini.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing
unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman yang baik dan tepat atas
laporan keuangan itu sendiri.18
Analisis keuangan (financial analysis) melibatkan penggunaan berbagai
laporan kauangan. Laporan ini melaksanakan beberapa fungsi. Pertama, laporan
posisi keuangan atau neraca (balance sheet) meringkas asset, liabilitas dan ekuitas
pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kuartal.
Sementara itu, laporan laba rugi (income statement) meringkas pendapatan dan biaya
perusahaan selama suatu periode waktu tertentu.19
18 Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi (Jakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), h.56 19
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan:
Fundamentals of Financial Management 13th ed (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.154.
21
2. Bagian-Bagian dari laporan keuangan
Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut
sertakan kelompok yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan
sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain.20
Menurut PSAK 111 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 111
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, komponen laporan kuangan Asuransi Syariah
terdiri dari :
a. Laporan posisi keuangan (neraca);
Laporan neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat
informasi tentang aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait
dalam operasional perusahaan, dan modal pada saat tertentu.21
Unsur-unsur laporan neraca biasanya terdiri dari:22
1. Aktiva, meliputi aktiva lancar, aktiva jangka panjang, aktiva tetap, dan
aktiva tidak berwujud.;
2. Kewajiban, meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang; serta
20 Abdulla Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Akuntansi Keuangan Syariah (Jakarta: PT
Grasindo, 2009), h.171. 21 Akifa P. Nayla, “Buku Lengkap dan Praktis Accounting Bagi Akuntan Pemula Hingga
Profesional”, (Jakarta: Laksana2013), h.72. 22
Ibid., h.72.
22
3. Modal.
b. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’;
Surplus defisit underwriting dana tabarru adalah laporan yang
menjelaskan mengenai saldo surplus atau defisit dana peserta dalam periode
terntentu. Adapun unsure-unsur laporan surplus (defisit) dana peserta terdiri
dari:23
1. Saldo awal,
2. Surplus periode berjalan,
3. Pinjaman dari perusahaan, dan
4. Saldo akhir.
c. Laporan laba rugi;
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat
unsur-unsur penghasilan dan beban perusahaan sampai akhirnya
menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. Laporan laba rugi terdiri dari
pendapatan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatan perusahaan.24
Entitas asuransi syariah menyajikan laporan laba rugi peserta, dengan
memperhatikan ketentuan dalam PSAK yang relevan, mencakup tetapi tidak
terbatas pada: (a) kontribusi bruto; (b) bagian reasuransi dan kontribusi; (c)
perubahan kontribusi yang belum menjadi hak; (d) penerimaan kontribusi
23
Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Aksuransi dan Keuangan Syariah, h.80. 24
Akifa P. Nayla, ““Buku Lengkap dan Praktis Accounting Bagi Akuntan Pemula Hingga
Profesional”, h.68.
23
untuk periode berjalan; (e) pembayaran klaim bruto; (f) bagian reasuransi dan
pihak lain atas pembayaran klaim bruto; (g) perubahan klaim yang masih
harus dibayar; (h) perubahan bagian reasuransi atas klaim yang masih harus
dibayar; (i) penyisihan teknis; (j) beban pengelolaan asuransi; (k) pendapatan
investasi; (l) surplus atau defisit underwriting dana tabarru’, (m) penyesuaian
surplus atau defisit yang siap didistribusikan; dan (n) surplus defisit yang siap
didistribusikan.25
d. Laporan perubahan ekuitas;
Entitas asuransi syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen utama dalam laporan keuangan, yang menunjukkan:26
(a) Laba rugi bersih periode bersangkutan;
(b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;
(c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan terkait;
(d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;
25 Nurhidayati Rosidah, “Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah : Perbedaan Dalam
Lingkup Akuntansi”, h.13. 26
Ikatan Akuntan Indonesia, “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No.101, h.20.
24
(e) Salso akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya; dan
(f) Rekonsialisasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
secara terpisah setiap perubahan.
Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan keuangan perubahan
ekuitas sesuai dengan PSAK yang relevan.27
e. Laporan perubahan dana tabarru’;
Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana tabarru‟
yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut: (a) surplus atau
defisit periode berjalan; (b) bagian surplus yang didistribusikan ke perserta
dan atau pengelola; (c) surplus yang tersedia untuk dana tabarru‟; (d) saldo
awal; dan (e) saldo akhir.28
Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana
tabarru‟ yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut :29
1. Surplus atau defisit periode berjalan
2. Bagian surplus yang didistribusikan ke peserta dan atau pengelola
3. Surplus yang tersedia untuk dana tabarru’
27
Abdullah Amrin, Bisnis Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah (Jakarta: PT. Grasindo,
2009), h.178. 28
Nurhidayati Rosidah, “Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah : Perbedaan Dalam
Lingkup Akuntansi”, h.14. 29
Abdullah Amrin, Bisnis Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah, h.178.
25
4. Saldo awal
5. Saldo akhir
f. Laporan arus kas;
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, dan perubahan bersih
kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan.30
Laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk :31
1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan, dan kemampuan
memengaruhi arus kas.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.
3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah
waktu dan kepastian arus kas masa depan.
5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan
hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan
harga.
g. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat merupakan salah satu
komponen utama laporan keuangan yang harus disajikan oleh entitas syariah.
30
Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, h.33 31
Ibid., h.33.
26
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan zakat meliputi sumber dana,
penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat yang
menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.32
Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan sumber dan
penggunaan dana zakat sesuai dengan PSAK 101 dan PSAK yang relevan.33
h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan
Entitas asuransi syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan
dana kebajikan sesuai PSAK 101 dan PSAK yang relevan. Menurut PSAK
101 tentang penyajian laporan keuangan syariah par 116, Unsur dasar laporan
sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi sumber dan penggunaan
dana selama jangka waktu tertentu , serta saldo dana kebajikan yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu.34
i. Catatan atas laporan kauangan.
Catatan atas Laporan Keuangan melputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, serta informasi tambahan
seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.35
Catatan atas laporan keuangan
32 Zainal Abidin, “Laporan Perubahan Ekuiditas, Penggunaan Dana Zakat, Penggunaan Dana
Kebajikan”, artikel diakses pada 8 September 2013 dari http://ikumpul.blogspot.com/2013/09/lapoan-
perubahan-ekuiditas-penggunaan.html. 33 Amrin, Bisnis Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah, h.178. 34
PSAK 101, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, h.23. 35
Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), h.49.
27
juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan
dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
menhasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan entitas syariah yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Beberapa tujuan lainnya adalah:36
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi
dan kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan
prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban (obligation) fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaan
dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan
36
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h.95.
28
perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut.
B. Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan
Salah satu kegunaan umum dari analisis laporan keuangan adalah
mengidentifikasi area yang memerlukan penelitian dan analisis lebih lanjut. Salah
satu aplikasinya adalah memprediksi kesulitan keuangan (financial distress
prediction). Model kesulitan keuangan yang umumnya disebut Model Prediksi
Keangkrutan (bankcrupty preduction model), memberikan trend an perilaku beberapa
rasio tertentu.37
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering
disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas.
Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti ekonomi
(economic failure) biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau
pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya
lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil
dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut
jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa
37
Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat,
2008), h.288.
29
tingkat pendapatan atau biaya historis dari investasinya lebih kecil dari pada biaya
modal perusahaan.38
Kebangkrutan menurut Altman (1973) adalah perusahaan yang secara hokum
bangkrut. Sedangkan kebangkrutan menurut undang-undang no 4 tahun 1998 adalah
di mana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki
dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih.39
Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress, yaitu
keadaan dimana perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan
cenderung mengalami deficit. Dengan kata lain, kebangkrutan dapat diartikan sebagai
kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk memperoleh
laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuiditas perusahaan atau penutupan
perusahaan atau insilvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan diartikan sebagai
kegagalan keuangan atau financial failure dan kegagalan ekonomi atau economic
failure.40
Kegagalan dalam arti ekonomi merupakan keadaan dimana perusahaan
kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak bisa menutupi biayanya sendiri.
38
Nur Hasanah, “Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai
Early Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, (Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.14. 39
Ali Nurrudin, “Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perbankan Go Public di Bursa Efek
Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2005), h.12. 40
Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan
Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas”,Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1 (April 2009): h.17.
30
Ini berarti bahwa nilai sekarang dari arus kas sebenarnya lebih kecil dari kewajiban
atau laba lebih kecil dari modal kerja. Kegagalan terjadi bila arus kas yang
sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang dihaparkan.41
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan
antara arus kas dan dasar hukum. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu
insolvensi teknik dan insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknik
merupakan keadaan dimana perusahaan dianggap tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jetuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau
terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam
ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar yang telah
ditetapkan atau total kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan.
Insolvensi teknik juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran
pokok pada tanggal tertentu. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan didefinisikan
dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.42
41
Ibid., h.17. 42
Ibid., h.17
31
2. Penyebab Kebangkrutan
Ada tiga jenis kegagalan perusahaan yaitu:43
1. Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi asset
perusahaan nlainya lebih tinggi daripada hutangnya.
2. Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai asset perusahaan
lebih rendah daripada hutang perusahaan.
3. Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan yaitu jika tidak membayar
hutangnya dan oleh pengadilan dinyatakan pailit.
3. Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan
Informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi beberapa kalangan. Menurut Hanafi (2000: 261) informasi prediksi
kebangkrutan bermanfaat untuk:44
1. Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan digunakan untuk pengambilan keputusan tentang
pemberian pinjaman dan monitoring.
43
Kosasih, “Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster Pada Perusahaan
Textile dan Garment Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2007-2009),” (Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.14. 44
Ali Nuruddin, Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perbankan Go Public Di Bursa Efek
Jakarta, h.17.
32
2. Investor
Informasi kebangkrutan digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap
surat berharga perusahaan.
3. Pihak Pemerintah
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan tindakan awal yang bisa
di lakukan terutama terhadap perusahaan BUMN.
4. Akuntan
Informasi kebangrutan digunakan untuk menilai kemampuan going concern
suatu perusahaan.
5. Manajemen
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-langkah
proventif sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari dan atau diminimalisir.
C. Model-Model Prediksi Kebangkrutan
Untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya kebangkrutan, perusahaan
dapat mengawasi kondisi keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil
yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah
33
diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka dapat
diketahui kondisi dan perkembangan financial perusahaan.45
1. Model Altman
Edward I Altman, Ph.D. adalah seorang professor dan ekonom keuangan dari
New York University’s Stern School of Business pada tahun 1968. Altman (1968),
melakukan penelitian pada topik yang sama seperti topik penelitian yang dilakukan
oleh Beaver tetapi Altman menggunakan teknik multivariate discriminant analysis
dan menghasilkan model dengan 7 rasio keuangan. Dalam penelitiannya, Altman
menggunakan sampel 33 pasang perusahaan yang pailit dan tidak pailit dengan model
yang disusunnya secara tepat mampu mengidentifikasikan 90 persen kasus kepailitan
pada satu tahun sebelum kepailitan terjadi. Altman (1968) mempelopori penggunaan
multivariate discriminant analysis (MDA) dalam memprediksi corporate failure.
MDA mengkombinasi informasi yang diperoleh dari multivariate independent failure
(seperti rasio-rasio) ke dalam nilai tunggal (single scope) yang digunakan
mengklasifikasi suatu observasi ke dalam mutually exclusive groups. Dalam hal ini,
MDA lebih menonjol dibandingkan univariate analysis, karena MDA
45 Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan
Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.18.
34
mempretimbangkan seluruh profil variable dari suatu perusahaan termasuk interaksi
antar variable tersebut.46
Penggunaan model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja
kebangkrutan tidak bersifat tetap atau stagnan melainkan berkembang dari waktu ke
waktu, dimana pengujian dan penemuan model terus diperluas oleh Altman hingga
penerapannya tidak hanya pada perusahaan manufaktur publik saja tapi seudah
mencakup perusahaan manufaktur non public dan perusahaan obligasi korporasi.
Berikut perkembangan model Altman:47
a. Model Altman Pertama
Setelah melakukan penelitian terhada variable dan sampel yang dipilih,
Altman menghasilkan model kebangkrutan yang pertama. Persamaan kebangkrutan
yang ditujukan untuk memprediksi sebuah perusahaan public manufaktur. Persamaan
dari model Altman pertama yaitu:
Z = 1,21X1 + 1,42X2 + 3,3X3 + 0,64X4 + 0,999X5
Keterangan:
Z = bankruptcy index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earning before interest and taxes/total asset
46
Endri, “Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi Dan Mengelola Perubahan
Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman‟s Z-score”, Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No.1
(Maret 2009): h.38. 47
Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan
Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan
Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.19.
35
X4 = market value of equity/book value of total debt
X5 = sales/total asset
Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis.
Menurut Altman, terdapat angka-angka cut off nilai Z yang dapat menjelaskan
apakah perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa mendatang dan
ia akan membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,8 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai 1,8 < Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
b. Model Altman Revisi
Model yang dikembangkan Altman ini mengalami revisi. Revisi yang
dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi
kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan
juga dapat di aplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sector swasta.
Model yang lama mengalami perubahan pada salah satu variable yang
digunakan. Altman mengubah pembilang Market Value of Equity pada X4 menjadi
book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk
ekuitasnya.
36
Z‟ = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,108X3 + 0,42X4 + 0,988X5
Keterangan:
Z‟ = bankruptcy index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earning before interest and taxes/total asset
X4 = book value of equity/book value of total debt
X5 = sales/total asset
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman (1983), yaitu:
a. Jika nilai Z‟ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai 1,23 < Z‟ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z‟ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
c. Model Altman Modifikasi
Seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis
perusahaan. Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada
semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit
obligasi di Negara berkembang (emerging market). Dalam Z-score modifikasi ini
Altman mengeliminasi dengan ukuran asset yang berbeda-beda. Berikut persamaan
Z-score yang di Modifikasi Altman dkk (1995):
37
Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
Keterangan:
Z” = bankruptcy index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earning before interest and taxes/total asset
X4 = book value of equity/book value of total debt
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman (1983), yaitu:
a. Jika nilai Z‟ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai 1,23 < Z‟ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z‟ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis ini adalah sebagai berikut :48
1. Menghitung X1, X2, X3, dan X4 masing-masing perusahaan setiap waktunya.
2. Menghitung Z-score berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
3. Menganalisis laporan keuangan berdasarkan rasio keuangan secara time series
dan juga cross sectional serta apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.
4. Menghitung masing-masing skor perusahaan menurut formula Altman Z-
score.
48
Batara Aldino Saputra, analisis Model Altman Z-score Sebagai Alat Evaluasi Guna
mamprediksi Kebangkrutan Perusahaan, h.5.
38
5. Mengkategorikan masing-masing perusahaan sesuai dengan cut off yang
sudah ditentukan.
6. Mengambil kesimpulan dari kinerja perusahaan dan prediksi terhadap
kebangkrutan perusahaan tersebut.
2. Model Springate
Model springate pada tahun 1978 meneliti dengan mengikuti prosedur yang
dimodelkan Altman yaitu menggunakan step wise multiple discriminant analysis
untuk memilih 4 dari 9 rasio keuangan yang popular yang membedakan dengan baik
bisnis yang sehat dan bisnis yang gagal. Model ini mencapai tingkat keakurasian
92,5% dengan menggunakan 40 perusahaan yang diuji oleh Springate.49
Model springate ini dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
Z = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D
Dimana:
A = working capital/total assets
B = earnings before interest dan taxes/total assets
C = earnings before taxes/current liabilities
D = sales/total assets
Jika Z < 0,862, maka perusahaan diklasifikasikan failed.
49
Agus Surahman, Analisis Kebangkrutan Dan Tingkat Akurasi Prediksi Model Altman,
Springate, Zmijewski, Grover, dan Internal Growth Rate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.53.
39
3. Model Zmijewski
Zmijeswi (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja,
leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksi nya. Zmijewski
menggunakan probit analisis yang ditetapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut
dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil dikembangkan
yaitu:
X= -4,3 – 4,5X1 + 5,7 X2 + 0,004X3
Dimana:
X1 = ROA (return on asset)
X2 = Leverage (debt ratio)
X3 = Likuiditas (current ratio)
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif
kuantitatif, yaitu penelitian ini banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data yaitu berupa laporan keuangan perusahaan asuransi unit syariah
tahun 2009 sampai tahun 2013, penafsiran terhadap data tersebut berupa prediksi
kebangkrutan berdasarkan metode Altman Z‟score yaitu dengan nilai cut off.
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi
matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif.50
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder,
dimana data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama
dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.51
Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan asuransi unit syariah berupa
50 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), h.20. 51 Ibid., h.21.
41
laporan neraca dan laporan laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2013 yang telah
diterbitkan di website masing-masing perusahaan.
3. Popolasi dan Teknik Penngambilan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-
benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek
yang menjadi perhatian.52
Polpulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan asuransi jiwa unit syariah.
Sampel merupakan bagian dari populasi. Dengan menggunakan sampel, maka
dapat diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik.53
Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah Sampel Purposive (Purposive Sampling).
Penarikan sampel Purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian54
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan kriteria sebagai berikut.
1. Perusahaan merupakan perusahaan asuransi unit syariah yang telah berdiri
sejak tahun 2009 sampai 2013.
2. Perusahaan yang meneribitkan laporan keuangan berupa laporan neraca dan
laporan laba rugi di website masing-masing perusahaan pada tahun 2009
sampai 2013.
52 Suharyadi dan Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jakarta: Salemba
Empat, 2009), h.7. 53 Ibid., h.7. 54 Ibid,. h.17.
42
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka perusahaan asuransi
unit syariah yang menjadi objek penelitian ini antara lain:
1) PT. Prudential Life Assurance – Unit Syariah
2) PT. Asuransi Allianz Life – Unit Syariah
3) PT. BNI Life Insurance – Unit Syariah
4) PT. AXA Mandiri Financial Service – Unit Syariah
5) PT. Avrist Assurance – Unit Syariah
6) PT. AIA Finance – Unit Syariah
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini diperlukan metode-metode yang digunakan untuk
mendapatkan data atau bahan keterangan yang digunakan untuk perhitungan
ketepatan prediksi kebangkrutan, yaitu berupa Metode Dokumentasi.
Metode ini mencakup penghimpunan informasi dan data, melalui metode
studi pustaka dan eksplorasi literature-literatur. Laporan keuangan publikasi
diperoleh dari website perusahaan yang telah menjadi sampel penelitian, Buku
Perasuransian Indonesia tahun 2009-2010 dari web Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan www.bapepam.go.id, buku Perasuransian Indonesia
tahun 2011-2013 dari web Otoritas Jasa Keuangan www.ojk.go.id.
43
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan.
Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-
ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu
satuan pengamatan lainnya.55
Variable yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
variable bebas dan variable terikat. Variable-variabel tersebut adalah:
1. Variable bebas (X)
Variable bebas (Variabel Independen), yaitu variable yang keberadaannya
dipengaruhi variable lain.56
Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah
empat rasio keuangan Model Altman yang telah di modifikasi pada tahun 1995,
dimana model ini bisa diterapkan pada semua perusahaan seperi perubahaan
manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi. Uraian mengenai
variable tersebut adalah sebagai berikut:
a. Working capital to total asset (X1)
Modal kerja yang dimaksud disini adalah selisih antara aktiva lancar (current
assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Rasio ini pada dasarnya merupakan
salah satu rasio likuiditas yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
55 Supardi, Aplikasi Statitiska Dalam Penelitian, Konsep Statitiska Yang Lebih Komprehensif
(Jakarta: Change Publikation, 2012), h.22. 56 Ibid., h.24.
44
kewajiban jangka pendek perusahaan. Hasil rasio tersebut dapat negativ apabila
aktiva lancar lebih kecil dari pada hutang lancar.57
Aktiva lancar mencakup uang kas, aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang
diharapkan dapat direalisir menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumsi selama
jangka waktu yang normal (biasanya satu tahun).58
Sedangkan yang dimaksud dengan hutang lancar ialah semua hutang-hutang
atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain kecuali pemilik perusahaan, yang harus
dipenuhi atau dilunasi dalam jangka pendek (kurang lebih satu tahun).59
Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
Rasio X1 =
atau
b. Retained earning to total asset (X2)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan berapa banyak
pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para
57 Agus Surahman, Analisis Kebangkrutan dan Tingkat Akurasi Prediksi Model Altman,
Springate, Zmijewski, Grover, dan Internal Growth Rate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009, (Skripsi SI, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.74. 58 Djarwanto, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 1984),
h.20. 59 Muhammad Wildan Zindi, “Current Liabilities (Utang Lancar) dan Utang Jangka Panjang
(Long Term Debt)”, artikel diakses pada tahun 2010 dari
http://wildanzindi.blogspot.com/2010/01/current-liabilities-utang-lancar-utang.html.
45
pemegang saham. Laba ditahan dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan
tidak tersedia untuk pembayarn deviden dan yang lain.60
Jumlah kumulatif laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagikan sebagai
dividen, disajikan di dalam neraca sebagai laba ditahan. Selisih lebih jumlah deviden
dan rugi operasi di atas jumlah laba yang dihasilkan akan membuat laba ditahan
bersaldo negatif dan sering kali disebut defisit. Saldo laba ditahan ditambahkan
kepada modal yang disetor atau investasi oleh pemilik untuk menunjukkan jumlah
hak-hak para pemegang saham atau ekuitas., sedang defisit harus dikurangkan.61
Laba ditahan mengikhtisarkan perubahan-perubahan yan terjadi pada laba
ditahan dalam suatu periode akuntansi, dan menghubungkan laporan laba rugi dengan
neraca. Laporan laba ditahan terdiri dari tiga elemen, yaitu (1) koreksi laba-rugi tahun
lalu (prior period adjustments); (2) laba-rugi tahun berjalan; dan (3) deviden yang
dibagi.62
Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
Rasio X2 =
atau
60
Ibid., h.34. 61
Hernanto, Akuntansi Keuangan Menengah (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), h.127. 62
Ibid., h.110.
46
c. Earning before interest and taxes to total asset (X3)
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur rentabilitas / profitabilitas perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga
dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) adalah laba sebelum pajak dikurangi
laba yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, aktiva lain-lain aktiva non produktif
dan saham penyertaan langsung dalam satuan rupiah.
Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
Rasio X3 =
atau
d. Book value of equity/book value of total debt (X4)
Adalah perbandingan antara nilai buku ekuitas dengan nilai total buku utang.
Variable ini digunakan untuk mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam
dalam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu.
Pada umumnya perusahaan mengungkapkan perubahan-perubahan yan terjadi
pada hak-hak pemegang saham dalam suatu laporan kauangan tersendiri berupa
laporan perubahan ekuitas. Nilai buku ekuitas (book value of equity) dihitung
47
berdasarkan nilai buku aktiva dikurangi nilai buku dari kewajiban. Sedangkan nilai
buku utang dihitung berdasarkan utang lancar ditambah utang jangka panjang.
Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:
Rasio X4 =
atau
2. Variable terikat (Y) atau Z, yaitu :
Variable terikat (X) atau variabel Independet adalah variabel yang menjadi
penyebab timbul nya variabel.
Z merupakan nilai keseluruhan penjumlahan empat rasio altman modifikasi.
Nilai ini menunjukkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan dan ketidakbangkrutan
pada perusahaan setelah dibandingkan dengan nilai cut off.
C. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Altman z-score modifikasi (1995). Dimana Altman modifikasi merupakan model
perkembangan dari Altman (1968) seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian
terhadap berbagai jenis perusahaan. Z-score modifikasi ini dapat diterapkan pada
semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit
obligasi
48
Analisis dilakukan dari data laporan keuangan berupa laporan neraca dan
laporan laba rugi. Data atau hasil perhitungan rasio-rasio tersebut kemudian dianalisis
lebih jauh dengan menggunakan rasio-rasio yang ada dalam metode Z-score (1995)
modifikasi yang ditemukan Altman, yaitu :
Z” – 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
Keterangan:
Z” – bankruptcy index
X1- working capital/total asset
X2 – retained earnings/total asset
X3 – earning before interest and taxes/total asset
X4 – book value of equity/book value of total debt
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman (1983), yaitu:
b. Jika nilai Z‟ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
c. Jika nilai 1,23 < Z‟ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
d. Jika nilai Z‟ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
49
Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh angka-angka atau nilai Z yang
kemudian dibandingkan dengan nilai cut off, sehingga dapat diprediksi perusahaan
mana yang bisa diprediksi bangkrut, grey area atau tidak bangkrut.
50
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskkripsi Objek Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi unit
syariah yang berdiri dari tahun 2009-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode purpose sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) perusahaan asuransi
jiwa unit syariah yang telah berdiri dari tahun 2009 sampai 2013, (2) menerbitkan
laporan keuangan tahunan berupa laporan neraca dan laporan laba-rugi yang
dipublikasikan melalui website perusahaan. Maka, perusahaan asuransi berdasarkan
sampel penelitian ada 6 perusahaan asuransi, yaitu PT. Prudential Life Assurance –
Unit Syariah, PT. Asuransi Allianz Life – Unit Syariah, PT. BNI Life Insurance –
Unit Syariah, PT. AXA Mandiri Financial Service – Unit Syariah, PT. Avrist
Assurance – Unit Syariah, PT. AIA Finance – Unit Syariah. Laporan keuangan yang
dipakai sebagai sampel adalah laporan neraca dan laporan laba-rugi.
B. Deskripsi Variabel
a. Variable independent working capital to total asset (X1)
Rasio X1 bertujuan untuk mengukur besarnya aset likuid apabila
dibandingkan dengan keseluruhan aset yang dimiliki untuk memprediksi
kebangkrutan. Rasio ini mewakili dari rasio-rasio likuiditas yang mana masuk dalam
rasio lancar. Dimana rasio lancar (current ratio) menyatakan relatif antara aktiva
51
lancar dengan kewajiban lancar. Variabel X1 dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Rasio X1 =
atau
Dari data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi unit
syariah tahun 2009 sampai 2013, maka diperoleh hasil rasio (X1) sebagai berikut:
Tabel 4.1 Working Capital to Total Asset (X1)
Sumber: Data olahan
Rasio X1 diperoleh dengan membagi antara modal kerja dengan total aktiva.
Sedangkan modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar.
Berikut ini merupakan tabel modal kerja pada tabel 4.2 dan tabel Rasio X1 (working
capital to total asset) pada tabel 4.3.
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 0,8617 0,7751 0,5292 0,7777 0,7987
PT. Asuransi Allianz Life 0,9129 0,9044 (0,3839) 0,7133 0,8250
PT. BNI Life Insurance 0,9072 0,9187 0,8840 0,6878 0,6085
PT. AXA Mandiri Financial Service 0,9127 0,9134 0,9281 1,3076 0,8733
PT. Avrist Assurance 0,8736 0,8945 0,8340 0,8547 0,9066
PT. AIA Finance 0,8543 0,8962 0,5118 0,6729 0,7560
52
Tabel 4.2 Working Capital
Sumber Data : Data olahan tahun 2009
Tabel 4.2 menjelaskan hasil dari perhitungan modal kerja yang dihitung
dengan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Tabel 4.3 Data olahan X1 (working capital t total asset)
Sumber: Data olahan tahun 2009
Penjelasan:
a. Rasio X1 merupakan hasil pembagian antara modal kerja bersih dengan total
aktiva.
b. Pada tahun 2009, rasio X1 PT. Prudential Life Assurance 0.8617, PT.
Asuransi Allianz Life 0.9129, PT. BNI Life Insurance 0.9072, PT. AXA
Mandiri Financial Service 0.9127, PT. Avrist Assurance 0.8736, dan PT. AIA
Finance 0.8543.
c. Pada tahun 2010, rasio X1 PT. Asuransi Allianz Life mengalami penurunan
menjadi 0.9044 yaitu sekitar 0.0085% dari tahun sebelumnya, PT. BNI Life
Perusahaan Unit Syariah
Aktiva Lancar Utang
Lancar
Modal
Kerja
(a) (b) (a-b)
PT. Prudential Life Assurance
15,900,622 977,618 14,923,004
Perusahaan Unit Syariah
Modal Kerja Total Aktiva X1
(a) (b) (a:b)
PT. Prudential Life Assurance
14,923,004 17,317,969 14,923,004
53
Insurance mengalami peningkatan menjadi 0,9187, PT. AXA Mandiri
Financial Service mengalami peningkatan menjadi 0.9134, PT. Avrist
Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.8945, dan PT. AIA Finance
mengalami peningkatan menjadi 0.8962.
d. Pada tahun 2011, rasio X1 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.5292 yaitu sekitar 0.24% dari tahun sebelumnya,
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami penurunan menjadi (0.3839)
dari tahun sebelumnya, PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan
menjadi 0,8840, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami peningkatan
menjadi 0.9281, PT. Avrist Assurance mengalami penurunan menjadi 0.8340
yaitu sekitar 0.06% dari tahun sebelumnya, dan PT. AIA Finance mengalami
penurunan menjadi 0.5118 yaitu sekitar 0.384% dari tahun sebelumnya.
e. Pada tahun 2012, rasio X1 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 0.7777, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 0.7133, PT. BNI Life Insurance mengalami penurunan
menjadi 0,6878 yaitu sekitar 0.196% dari tahun sebelumnya, PT. AXA
Mandiri Financial Service mengalami peningkatan menjadi 1.3076, PT. Avrist
Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.8547, dan PT. AIA Finance
mengalami peningkatan menjadi 0.6729.
f. Pada tahun 2013, rasio X1 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 0.7987, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 0.8250, PT. BNI Life Insurance mengalami penurunan
54
menjadi 0,6085 yaitu sekitar 0.07% dari tahun sebelumnya, PT. AXA Mandiri
Financial Service mengalami penurunan menjadi 0.8733 yaitu sekitar 0.43%,
PT. Avrist Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.9066, dan PT. AIA
Finance mengalami peningkatan menjadi 0.7560.
b. Variabel independent retained earning to total asset (X2)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada para pemegang saham. Variabel X2 dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Rasio X2 =
atau
Dari data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi unit
syariah tahun 2009 sampai 2013, maka diperoleh hasil rasio (X2) sebagai berikut:
Tabel 4.4 Retained Earning to Total Asset (X2)
Sumber: Data olahan
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 0,1028 0,1572 1,3159 1,0366 0,7774
PT. Asuransi Allianz Life 0,0394 0,0428 0,0654 0,0524 0,0995
PT. BNI Life Insurance 0,0277 0,0138 0,0743 0,1222 0,1508
PT. AXA Mandiri Financial Service 0,0603 0,0814 0,1144 0,1298 1,6498
PT. Avrist Assurance 0,0363 0,0331 0,4958 0,4415 0,4127
PT. AIA Finance 0,0288 0,0394 (0,0279) 0,1285 0,1269
55
Laba ditahan diperoleh dengan menghitung selisih antara laba-rugi tahun lalu,
laba-rugi tahun berjalan dan deviden yang dibagikan.
Tabel 4.5 Retained earning/laba ditahan
Sumber: Data olahan tahun 2009
Tabel 4.5 menjelaskan hasil dari perhitungan antara laba bersih tahun lalu
ditambah laba bersih tahun berjalan dan dikurangi dengan deviden yang dibagikan,
kemudian hasil tersebut dibagi dengan total asset perusahaan asuransi syariah untuk
menghasilkan nilai X2 (retained earning).
Tabel 4.6 Data olahan X2 (Retained earning to total asset)
Sumber: Data olahan tahun 2009
Penjelasan:
a. Rasio X2 merupakan hasil pembagian antara laba ditahan dengan total aktiva.
b. Pada tahun 2009, rasio X2 PT. Prudential Life Assurance 0.1028, PT.
Asuransi Allianz Life 0.0394, PT. BNI Life Insurance 0.0277 PT. AXA
Daftar Perusahaan Unit
Syariah
Laba Bersih
Tahun Lalu
Laba Bersih
Tahun
Berjalan
Deviden Laba
ditahan
(a) (b) (c) (a+b-c)
PT. Prudential Life Assurance
120,027 1,659,47 0 1,779,5
Perusahaan Unit Syariah
Laba ditahan Total Aktiva X1
(a) (b) (a:b)
PT. Prudential Life Assurance
1,779,5 17,317,9 0,1028
56
Mandiri Financial Service 0.0603, PT. Avrist Assurance 0.0363, dan PT. AIA
Finance 0.0288.
c. Pada tahun 2010, rasio X2 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 0.1572, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 0.0428, PT. BNI Life Insurance mengalami penurunan
menjadi 0,0138 yaitu sekitar 0.013% , PT. AXA Mandiri Financial Service
mengalami peningkatan menjadi 0.0814, PT. Avrist Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.0331 yaitu sekitar 0.003% dari tahun sebelumnya, dan
PT. AIA Finance mengalami peningkatan menjadi 0.0394.
d. Pada tahun 2011, rasio X2 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penuingkatan menjadi 1.3159, kemudian PT. Asuransi Allianz Life
mengalami peningkatan menjadi 0.0654, PT. BNI Life Insurance mengalami
peningkatan menjadi 0,0743, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami
peningkatan menjadi 0.1144, PT. Avrist Assurance mengalami peningkatan
menjadi 0.4958, dan PT. AIA Finance mengalami penurunan menjadi 0.0279.
e. Pada tahun 2012, rasio X2 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 1.0336 yaitu sekitar 0.282% dari tahun sebelumnya,
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami penurunan menjadi 0.0524
yaitu sekitar 0.04% dari tahun sebelumnya, PT. BNI Life Insurance
mengalami peningkatan menjadi 0,1222, PT. AXA Mandiri Financial Service
mengalami peningkatan menjadi 0.1298, PT. Avrist Assurance mengalami
57
penurunan menjadi 0.4415 yaitu sekitar 0.054% dari tahun sebelumnya , dan
PT. AIA Finance mengalami peningkatan menjadi 0.1285.
f. Pada tahun 2013, rasio X2 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.7774 yaitu sekitar 0.25% dari tahun sebelumnya,
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami peningkatan menjadi 0.0995,
PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan menjadi 0,1508, PT. AXA
Mandiri Financial Service mengalami peningkatan menjadi 1.6498, PT. Avrist
Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.4127 yaitu sekitar 0.02% dari
tahun sebelumnya, dan PT. AIA Finance mengalami penurunan menjadi
0.1269 yaitu sekitar 0.001% dari tahun sebelumnya.
c. Variable independent earning before interest and taxes to total asset (X3)
Rasio ini berguna untuk mengukur profitabilitas suatu bisnis tanpa
memandang seberapa besar utang dari perusahaan. Variabel X3 dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Rasio X3 =
atau
Dari data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi unit
syariah tahun 2009 sampai 2013, maka diperoleh hasil rasio (X3) sebagai berikut:
58
Tabel 4.7 Earning Before Interest and Taxes to Total Asset (X3)
Sumber: Data olahan
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) adalah laba sebelum pajak dikurangi
laba yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap setelah dikurangi deviden.
Tabel 4.8 Nilai X3 Earning before interest and taxes to total asset
Sumber: Data olahan tahun 2009
Penjelasan:
a. Rasio X3 merupakan hasil pembagian antara laba sebelum bunga dan pajak
dengan total aktiva.
b. Pada tahun 2009, rasio X3 PT. Prudential Life Assurance 0.0958, PT.
Asuransi Allianz Life 0.0241, PT. BNI Life Insurance 0.0132 PT. AXA
Mandiri Financial Service 0.0491, PT. Avrist Assurance 0.0223, dan PT. AIA
Finance 0.0281.
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 0,0958 0,1027 0,8564 0,7223 0,4302
PT. Asuransi Allianz Life 0,0241 0,0253 0,0444 0,0239 0,1248
PT. BNI Life Insurance 0,0132 0,0046 0,0476 0,0730 0,0932
PT. AXA Mandiri Financial Service 0,0491 0,0750 0,0590 0,3586 0,5793
PT. Avrist Assurance 0,0223 0,0206 0,2800 0,2463 0,2800
PT. AIA Finance 0,0281 0,0262 0,0259 0,1234 0,0708
Daftar Perusahaan Unit
Syariah
EBIT (diketahui di
laporan laba rugi)
Total
aktiva
X3
(a) (b) (a:b)
PT. Prudential Life Assurance
1,659,4 17,317,9 0,0958
59
c. Pada tahun 2010, rasio X3 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 0.1027, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 0.0253, PT. BNI Life Insurance mengalami penurunan
menjadi 0,0046 yaitu sekitar 0.008% dari tahun sebelumnya , PT. AXA
Mandiri Financial Service mengalami peningkatan menjadi 0.0750, PT. Avrist
Assurance mengalami penurunan menjadi 0.0206 yaitu sekitar 0.0017% dari
tahun sebelumnya, dan PT. AIA Finance mengalami penurunan menjadi
0.0262 yaitu sekitar 0.0019% dari tahun sebelumnya.
d. Pada tahun 2011, rasio X3 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 0.8564, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 0.0444, PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan
menjadi 0,0476, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami peniurunan
menjadi 0.0590 yaitu sekitar 0.016% dari tahun sebelumnya, PT. Avrist
Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.2800, dan PT. AIA Finance
mengalami penurunan menjadi 0.0259.
e. Pada tahun 2012, rasio X3 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.7223 yaitu sekitar 0.134% dari tahun sebelumnya,
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami penurunan menjadi 0.0239
yaitu sekitar 0.02% dari tahun sebelumnya, PT. BNI Life Insurance
mengalami peningkatan menjadi 0,0730, PT. AXA Mandiri Financial Service
mengalami peningkatan menjadi 0.3586, PT. Avrist Assurance mengalami
60
penurunan menjadi 0.2463 yaitu sekitar 0.033% dari tahun sebelumnya , dan
PT. AIA Finance mengalami peningkatan menjadi 0.1234.
f. Pada tahun 2013, rasio X3 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.4302 yaitu sekitar 0.29% dari tahun sebelumnya,
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami peningkatan menjadi 0.1248,
PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan menjadi 0,0932, PT. AXA
Mandiri Financial Service mengalami peningkatan menjadi 0.5793, PT. Avrist
Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.2800 seperti ditahun 2011, dan
PT. AIA Finance mengalami penurunan menjadi 0.0708 yaitu sekitar 0.052%
dari tahun sebelumnya.
d. Variabel independent book value of equity to book value to total debt (X4)
Rasio X4 (book value of equity/book value of debt) masing-masing
perusahaan asuransi menjelaskan rasio laverage yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Variabel X4 dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rasio X4 =
atau
Dari data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi
unit syariah tahun 2009 sampai 2013, maka diperoleh hasil rasio (X4) sebagai
berikut:
61
Tabel 4.9 Book Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4)
Sumber: Data olahan
Book Value of Equitu to Book Value of Total Debt Adalah perbandingan
antara nilai buku ekuitas dengan nilai total buku utang. Nilai buku ekuitas (book
value of equity) dihitung berdasarkan nilai buku aktiva dikurangi nilai buku dari
kewajiban. Sedangkan nilai buku utang dihitung berdasarkan utang lancar ditambah
utang jangka panjang.
Tabel 4.10 Book value of equity/Nilai buku ekuitas
Sumber: Data olahan tahun 2009
Tabel 4.10 menjelaskan perhitungan nilai buku ekuitasu dengan menghitung
selisih antara nilai buku aktiva dengan kewajiban.
Daftar Perusahaan Asuransi Unit
Syariah
2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 0,1728 0,1540 1,1240 3,4988 3,9673
PT. Asuransi Allianz Life 0,9907 0,1290 2,9778 2,4874 4,7149
PT. BNI Life Insurance 0,1519 0,1369 2,2385 0,1972 2,5542
PT. AXA Mandiri Financial Service 0,1067 0,1182 0,1786 0,1585 6,8902
PT. Avrist Assurance 0,2453 0,2700 5,0233 5,8808 9,0924
PT. AIA Finance 0,2390 0,2721 1,7718 2,0574 3,0959
Perusahaan Asuransi Unit
Syariah
Nilai Buku Aktiva Kewajiban Nilai buku
ekuitas
(a) (b) (a-b)
PT. Prudential Life Assurance
17,317,9 14,621,8 2,696,1
62
Tabel 4.11 Book value of total debt/Nilai buku utang
Sumber: Data olahan tahun 2009
Tabel 4.11 menjelaskan perhitungan nilai buku utang dengan menghitung
selisih antara utang lancar dengan utang jangka panjang.
Tabel 4.12 Tabel Book value of equity to book value of total debt
Sumber: Data olahan tahun 2009
Penjelasan:
a. Rasio X4 merupakan hasil pembagian antara nilai ekuitas terhadap total utang.
b. Pada tahun 2009, rasio X4 PT. Prudential Life Assurance 0.1728, PT.
Asuransi Allianz Life 0.9907, PT. BNI Life Insurance 0.1519PT. AXA
Mandiri Financial Service 0.1067, PT. Avrist Assurance 0.2453, dan PT. AIA
Finance 0.2390.
c. Pada tahun 2010, rasio X4 PT. Prudential Life Assurance mengalami
penurunan menjadi 0.1540 yaitu sekitar 0.018% dari tahun sebelumnya,
Perusahaan Asuransi Unit
Syariah
Utang lancar Utang jangka
panjang
Nilai buku
utang
(a) (b) (a-b)
PT. Prudential Life Assurance
14,621,8 977,6 15,599,4
Perusahaan Asuransi Unit
Syariah
Nilai buku ekuitas Nilai buku
utang
X4
(a) (b) (a-b)
PT. Prudential Life Assurance
2,696,1 15,599,4 0,1728
63
kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami penurunan menjadi 0.1290
yaitu sekitar 0.86% ari tahun sebelumnya, PT. BNI Life Insurance mengalami
penurunan menjadi 0.1369 yaitu sekitar 0.015% dari tahun sebelumnya , PT.
AXA Mandiri Financial Service mengalami peningkatan menjadi .01182, PT.
Avrist Assurance mengalami peningkatan menjadi 0.2700, dan PT. AIA
Finance mengalami peningkatan menjadi 0.2721.
d. Pada tahun 2011, rasio X4 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 1.1240, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
peningkatan menjadi 2.9778, PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan
menjadi 2.2385, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami peningkatan
menjadi 0.1786, PT. Avrist Assurance mengalami peningkatan menjadi
5.0233 dan PT. AIA Finance mengalami penurunan menjadi 1.7718.
e. Pada tahun 2012, rasio X4 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 3.4988, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
penurunan menjadi 2.4874 yaitu sekitar 0.49% dari tahun sebelumnya, PT.
BNI Life Insurance mengalami penurunan menjadi 0.1972 yaitu sekitar
2.04%, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami penurunan menjadi
0.1585 yaitu sekitar 0.02%, PT. Avrist Assurance mengalami peningkatan
menjadi 5.8808, dan PT. AIA Finance mengalami peningkatan menjadi
3.0959.
f. Pada tahun 2013, rasio X4 PT. Prudential Life Assurance mengalami
peningkatan menjadi 3.9673, kemudian PT. Asuransi Allianz Life mengalami
64
peningkatan menjadi 4.7149, PT. BNI Life Insurance mengalami peningkatan
menjadi 2.5542, PT. AXA Mandiri Financial Service mengalami peningkatan
menjadi 6.8902, PT. Avrist Assurance mengalami peningkatan menjadi
9.0924, dan PT. AIA Finance mengalami peningkatan menjadi 3.095.
C. Hasil Penelitian Altman Z-score
Langkah awal untuk memulai analisis yaitu dengan terlebih dahulu
memeriksa kelengkapan data secara cermat, antara lain neraca historis perusahaan
dan laporan laba rugi perusahaan asuransi murni syariah dan perusahaan asuransi unit
syariah periode 2009 sampai 2013.
Langkah kedua yaitu melakukan perhitungan terhadap variable-variabel
Altman z-score modifikasi, selanjutnya adalah persamaan prediksi kebangkrutan
model Altman z-score modifikasi yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan nilai
cut off sebagai berikut :
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman (1983), yaitu:
a. Jika nilai Z‟ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang terancam bangkrut.
b. Jika nilai 1,23 < Z‟ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).
c. Jika nilai Z‟ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak terancam bangkrut.
65
Dibawah ini adalah hasil perhitungan yang penulis lakukan dengan
menggunakan metode Altman z-score modifikasi (1995).
Tabel 4.13 Nilai Z metode Altman Z‟score
Sumber: Data olahan
Perhitungan nilai Z atau variable Y adalah dengan menggunakan rumus
persamaan Altman z‟score modifikasi dengan rumus Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3
+ 1,05X4.. Berikut ini adalah contoh nilai Z yang diperoleh Perusahaan asuransi
Allianz Life tahun 2011.
Tabel 4.14 Prediksi Kebangkrutan Z‟score
Sumber: Data olahan
Tabel 4.13 menyimpulkan hasil sebagai berikut:
Prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi unit syariah berdasarkan nilai cut off
Altman modifikasi tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Daftar Perusahaan Asuransi Unit
Syariah
2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 6,8132 6,4489 14,6967 16,9990 14,8303
PT. Asuransi Allianz Life 14,1324 6,3775 1,1205 7,6226 26,3561
PT. BNI Life Insurance 13,6086 6,2463 8,7118 5,6081 19,3171
PT. AXA Mandiri Financial Service 12,9158 6,8850 7,0455 11,5771 30,0255
PT. Avrist Assurance 12,8822 6,3981 14,2432 14,8762 40,9558
PT. AIA Finance 12,3932 6,4695 5,3004 7,8227 27,8211
Daftar Perusahaan
Asuransi Unit
Syariah
X1
(X1.6,56)
X2
(X2.3,26)
X3
(X3.6,72)
X4
(X4.1,05)
Z
Prediksi
Z’score
PT. Asuransi Allianz
Life
(2.5182) 0,2133 0,2986 3,1267 1,1205 Terancam
Bangkrut
66
a. Analisis Hasil Perhitungan Z‟score tahun 2009
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Z masing-masing perusahaan pada
tahun 2009 adalah Z > 2,9, maka perusahaan unit syariah pada tahun 2010
dinyatakan tidak mengalami masalah dalam manajemen maupun struktur
keuangan yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan.
b. Analisis Hasil Perhitungan Z‟score tahun 2010
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Z masing-masing perusahaan pada
tahun 2010 adalah Z > 2,9, maka perusahaan unit syariah pada tahun 2010
dinyatakan tidak mengalami masalah dalam manajemen maupun struktur
keuangan yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan.
c. Analisis Hasil Perhitungan Z‟score tahun 2011
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Z masing-masing perusahaan pada
tahun 2011 adalah lima perusahaan yang memiliki nilai Z > 2,9 dan satu
perusahaan yang memiliki nilai Z < 1,23. Maka perusahaan unit syariah yang
memiliki nilai Z > 2,9 diantaranya PT. Prudential Life Assurance, PT. BNI
Life Insurance, PT. AXA Mandiri Financial Service, PT. Avrist Assurance,
dan PT. AIA Finance, ke lima perusahaan tersebut dinyatakan tidak
mengalami masalah dalam manajemen maupun struktur keuangan. Sedangkan
pada tahun 2011, ada satu perusahaan yang memiliki nilai Z < 1,23 yaitu PT.
Asuransi Allianz Life. Nilai Z tersebut adalah 1,1205. Pada tahun ini, PT.
67
Asuransi Allianz Life memiliki rasio X1 (working capital to total asset) yang
kecil yaitu (0,3839), hal itu disebabkan utang lancar PT. Asuransi Allianz Life
lebih kecil dari pada aktiva lancar sehingga modal kerja perusahaan bernilai
kecil yaitu sebesar (57,24). Maka perusahaan tersebut dinyatakan memiliki
masalah dalam manajemen maupun struktur keuangan. Sehingga jika tidak
melakukan perbaikan dalam manajemen maupun struktur keuangan.
d. Analisis Hasil Perhitungan Z‟score tahun 2012
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Z masing-masing perusahaan pada
tahun 2012 adalah Z > 2,9, maka perusahaan unit syariah pada tahun 2012
dinyatakan tidak mengalami masalah dalam manajemen maupun struktur
keuangan yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan.
e. Analisis Hasil Perhitungan Z‟score tahun 2013
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Z masing-masing perusahaan pada
tahun 2013 adalah Z > 2,9, maka perusahaan unit syariah pada tahun 2013
dinyatakan tidak mengalami masalah dalam manajemen maupun struktur
keuangan yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan.
68
D. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Analisis prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi unit syariah pada tahun
2009 sampai than 2013.
a. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 6 perusahaan asuransi unit syariah
yang diteliti oleh penulis menunjukkan bahwa ada satu perusahaan
asuransi unit syariah yang diprediksi mengalami masalah dalam
manajemen maupun struktur keuangan Yaitu hasil perhitungan Z pada
tahun 2011 PT. Asuransi Allianz Life memiliki nilai cut off sebesar
1.1205, Z < 1,23 maka perusahaan dinyatakan mengalami masalah dalam
manajemen maupun strukstur keuangan sehingga diprediksi mengalami
kebangkrutan berdasarkan metode Altman Z‟score.
b. Sesuai dengan hasil persamaan metode Altman Z‟score modifikasi maka
faktor yang mempengaruhi besarnya score Altman adalah variable X1
(working capial to total asset) PT. Asuransi Allianz Life. Dimana
perusahaan tersebut memiliki nilai utang lancar lebih besar dari pada
aktiva lancar sehingga modal kerja nya kecil. Oleh sebab itu diharapkan
pada PT. Asuransi Allianza Life dapat meningkatkan aktiva lancar
sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan modal kerja yang lebih
baik.
69
2. Analisis ketepatan prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah
berdasarkan metode Altman Z„score.
a. Pada penelitian ini, terdapat ketidaktepatan prediksi kebangkrutan dengan
kenyataan yang terjadi. Kesalahan tersebut adalah kesalahan memprediksi
adanya masalah dalam manajemen maupun struktur keuangan sehingga
diprediksi akan adanya kebangkrutan pada PT. Asuransi Allianza Life
ditahun 2011 tetapi dalam kenyataannya perusahaan tersebut tidak
mengalami kebangkrutan pada tahun 2011.
b. Prediksi kebangkrutan pada PT. Asuransi Allianz Life berdasarkan
metode Altman Z‟score dibuktikan dengan nilai modal kerja pada tahun
2011 mengalami penurunan menjadi (0.3839), akan tetapi kesalahan
prediksi bisa dibuktikan dengan meningkatnya laba ditahan pada tahun
2011 sebesar 2.26%, meningkatnya laba sebelum bunga dan pajak sebesar
1.9% dan meningkatnya nilai buku ekuitas terhadap nilai buku utang
sebesar 28%. Artinya yang mempengaruhi nilai Z < 1,23 pada PT.
Asuransi Allianz Life ditahun 2011 hanya lah nilai rasio X1 (working
capital to total asset) atau selisih antara modal kerja dengan total aktiva.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi unit syariah berdasarkan
laporan keuangan pada tahun 2009 sampai tahun 2013 menyimpulkan bahwa PT.
Asuransi Allianz Life dinyatakan menagalami masalah dalam manajemen
maupun struktur keuangan. Hal tersebut karena nilai Z < 1,23 yaitu sebesar
1,1205. Selisih antara nilai Z yang diperoleh PT. Asuransi Allianz Life dengan
nilai cut off prediksi kebangkrutan Altman Z‟score adalah sebesar 0,9%.
Sehingga perusahaan masih bisa untuk melakukan perbaikan dalam manajemen
maupun struktur keuangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi manajemen perusahaan asuransi unit syariah harus memperhatikan
besarnya rasio, baik rasio modal kerja, rasio laba ditahan, rasio laba
sebelum bunga dan pajak serta rasio nilai ekuitas terhadap total utang. Hal
71
tersebut karena besar-kecilnya nilai rasio akan memberi gambaran
mengenai keberlangsungan usaha perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data publikasi dan
bisa jadi merupakan data yang telah diolah. Sehingga diharapkan bagi
peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh data yang berasal dari
sumber yang tepat.
3. Dalam menentukan kinerja perusahaan asuransi unit syariah, diharapkan
peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis yang lebih komprehensif
antara rasio keuangan Altman Z‟score dengan alat ukur yang telah
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang
bertanggung jawab terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Muhammad Akhyar., dan Kurniasih, Eha. “Analisis Tingkat Kesehatan
Perusahaan Untuk Memprediksi Potensi Kebagkrutan dengan pendekatan
Altman (Kasus pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia).” JAAI, Volume 4,
No.2, Desember 2000, pp 131-151, (2000).
Surahman, Agus. “Analisis Kebangkrutan dan Tingkat Akurasi Prediksi Model
Altman, Springate, Zmijewski, Grover, dan Internal Growth Rate Dalam
Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di
BEI Periode 2007-2009.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Ramdhani, Suci dan Niki Lukviarman. “Perbandingan Analaisis Prediksi
Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan
Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel
Penjelas.” Jurnal Siasat Bisnis. No. 1 (April 2009): h. 15-28.
Amrin, Abdullah. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah.
Jakarta: PT Grasindo, 2004.
Darmawi, Herman. Manajemen Asuransi. Jakarta: PT Bumi Askara, 2004.
Devi, H. T. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Bekasi: Gramata Publishing, 2003.
Dewan Asuransi Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 dan Peraturan Pelaksanaan tentang Usaha Perasuransian. Jakarta:
DAI, 2003.
Djarwanto. Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 1989.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005.
Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002.
Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2013.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. 2004.
Kamsir. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011.
Kuncoro, M. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Erlangga, 2009.
Mulyaningrum, Penni. "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebangkrutan Bank di
Indonesia". Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas
Diponegoro, 2008.
Nayla, Akifa p. Buku Lengkap dan Praktis Accounting bagi Pemula hingga
Profesional. Jakarta: Laksana, 2013.
Noor, D. J. Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Nurhasanah. "Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai
Early Warning System (EWS) Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada
Bank Go Public". Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Prastowo, Dwi. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011.
Sawitri, Peni. "Prediksi Tingkat Kesehatan Asuransi Jiwa Termasuk Kemungkinan
Kebangkrutannya Dengan Rasio-Rasio Keuangan". Jurnal Ekonomi dan
Bisnis No. 2, Jilid 7. (2002): h.75-82.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Sugiono. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta. Bandung: Alfabeta. 2009.
Sugiyanto, F.X., Prasetiono, dan Hariyanto, Teddy. "Manfaat Indikator-Indikator
Keuangan Dalam Pembentukan Model Prediksi Kondisi Kesehatan
Perabnkan". Jurnal Bisnis Strategi Vo. 10/Desember/Th. VII, pp 11-26
(2002).
Sujarweni, Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012.
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Change Publication, 2012.
Wasilah, Sri Nurhayati. Akuntansi yariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat,
2011.
Wibisono, Dermawan. Bisnis Panduan Bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Wild K . R . Subramanyam dan John . J. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat, 2010.
Wilopo. Prediksi Kebangkrutan Bank. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 4 No. 2,
(2001).
Lampiran
Lampiran 1 : Rangkuman angka variable Altman Z’score berdasarkan laporan keuangan
perusahaan asuransi unit syariah tahun 2009 sampai tahun 2013.
1.1. Total Aktiva
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
1.2. Aktiva Lancar
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 17.317,9 965,4 757,9 1,018,8 1.614,1
PT. Asuransi Allianz Life 8.483,6 11.711,6 149,8 216,2 311,9
PT. BNI Life Insurance 1.590,5 2.119,7 103,2 141,3 200,9
PT. AXA Mandiri Financial Service 6.003,8 8.488,1 328,1 255,8 119,2
PT. Avrist Assurance 7.431,9 9.532,2 62,1 84,3 110,2
PT. AIA Finance 15.831,3 20.118 297,5 845,9 1.745,2
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 15.100,6 965,4 757,9 1.018,8 1.614,1
PT. Asuransi Allianz Life 8.198,2 11.300,4 149,8 216,2 311,9
PT. BNI Life Insurance 1.487,7 2.090,7 103,2 141,3 200,9
PT. AXA Mandiri Financial Service 5.704,8 8.035,4 328,1 355,8 119,2
PT. Avrist Assurance 7.188,03 9.291,8 62,185 84,386 110,2
PT. AIA Finance 14.385,6 18.957,5 297,5 845,9 1.745,2
1.3. Laba ditahan
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
1.4. EBIT
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
1.6. Kewajiban
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 1.779,5 3.952,08 997,3 1.053,2 1.254,8
PT. Asuransi Allianz Life 334,07 501,5 9,807 11,339 30,985
PT. BNI Life Insurance 44,014 30,385 7,668 17,276 30,303
PT. AXA Mandiri Financial Service 362,13 691,3 1.325,8 1.859,7 196,6
PT. Avrist Assurance 269,4 315,4 30,829 37,260 45,515
PT. AIA Finance 455,9 792,4 (8,295) 108,6 221,4
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 1.659,4 2.582,7 649,1 735,9 694,4
PT. Asuransi Allianz Life 204,6 295,7 6,65 5,17 38,85
PT. BNI Life Insurance 20,39 10,073 4,91 845,8 18,73
PT. AXA Mandiri Financial Service 294,9 636,3 845,8 127,6 69,05
PT. Avrist Assurance 165,4 196,7 17,41 20,78 17,41
PT. AIA Finance 444,1 527,4 7,69 104,3 123,5
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 14,62 21.789,7 356.8 226,4 324,4
PT. Asuransi Allianz Life 453,8 10.373 37,67 62,002 54,48
PT. BNI Life Insurance 1.380,7 1.926,4 31,88 2.093,1 78,69
PT. AXA Mandiri Financial Service 5.403,3 7.561,1 9.717 12.308 15,109
PT. Avrist Assurance 5.831,08 7.343 10,32 12,26 10,92
PT. AIA Finance 12.611,6 15.617 107,33 276,6 426,2
1.7. Utang Lancar
Sumber: Laporan Keuangan Asuransi Unit Syariah Periode 2009 sampai 2013
1.8. Utang tidak Lancar
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 14.621 1.111 757,94 226,47 324,96
PT. Asuransi Allianz Life 453,8 708,73 37,672 62,002 54,487
PT. BNI Life Insurance 44,78 69,75 31,884 2.093 78,692
PT. AXA Mandiri Financial Service 224,83 282,73 785,48 413,02 15,109
PT. Avrist Assurance 695,78 765,12 10,324 12,264 10,927
PT. AIA Finance 861,39 927,29 107,33 276,68 426,211
Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013
PT. Prudential Life Assurance 977,61 20.687,6 356.85 0 0
PT. Asuransi Allianz Life 7.650,87 9.664,4 0 0 0
PT. BNI Life Insurance 1.336 1.926,4 0 81,267 0
PT. AXA Mandiri Financial Service 5.403 7.561,8 9.717,3 12.308 0
PT. Avrist Assurance 5.831 7.343 0 0 0
PT. AIA Finance 12.611 15.617 0 0 0
Lampiran 2 : Perhitungan masing-masing rasio berdasarkan rasio Altman Z’score
2.1. Rasio X1
Tahun 2009
Nama Perusahaan
Modal
Kerja
Total Aktiva Rasio X1
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 14,923,004 17,317,969 0.8617
PT. Asuransi Allianz Life 7,744,434 8,483,606 0.9129
PT. BNI Life Insurance 1,442,937 1,590,525 0.9072
PT. AXA Mandiri Financial Service 5,480,002 6,003,865 0.9127
PT. Avrist Assurance 6,492,251 7,431,966 0.8736
PT. AIA Finance 13,524,266 15,831,366 0.8543
Tahun 2010
Nama Perusahaan
Modal Kerja Total Aktiva Rasio X1
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 748,323 965,460 0.7751
PT. Asuransi Allianz Life 10,591,739 11,711,661 0.9044
PT. BNI Life Insurance 2,020,943 2,199,745 0.9187
PT. AXA Mandiri Financial Service 7,752,746 8,488,165 0.9134
PT. Avrist Assurance 8,526,723 9,532,202 0.8945
PT. AIA Finance 18,030,277 20,118,013 0.8962
Tahun 2011
Nama Perusahaan
Modal Kerja Total Aktiva Rasio X1
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 401,092 757,942 0.5292
PT. Asuransi Allianz Life (57,524) 149,853 (0.3839)
PT. BNI Life Insurance 91,281 103,256 0.8840
PT. AXA Mandiri Financial Service 304,578 328,173 0.9281
PT. Avrist Assurance 51,861 62,185 0.8340
PT. AIA Finance 152,251 297,505 0.5118
Tahun 2012
Nama Perusahaan
Modal Kerja Total Aktiva Rasio X1
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 792,398 1,018,875 0.7777
PT. Asuransi Allianz Life 154,223 216,225 0.7133
PT. BNI Life Insurance 97,204 141,319 0.6878
PT. AXA Mandiri Financial Service 334,604 255,895 1.3076
PT. Avrist Assurance 72,122 84,386 0.8547
PT. AIA Finance 569,249 845,934 0.6729
Tahun 2013
Nama Perusahaan
Modal Kerja Total Aktiva Rasio X1
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,289,218 1,614,182 0.7987
PT. Asuransi Allianz Life 256,912 311,399 0.8250
PT. BNI Life Insurance 122,305 200,997 0.6085
PT. AXA Mandiri Financial Service 104,104 119,213 0.8733
PT. Avrist Assurance 99,983 110,280 0.9066
PT. AIA Finance 1,319,488 1,745,299 0.7560
2.2. Rasio X2
Tahun 2009
Nama Perusahaan
Laba ditahan Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,779,501 17,317,969 0.1028
PT. Asuransi Allianz Life 334,079 8,483,606 0.0394
PT. BNI Life Insurance 44,014 1,590,525 0.0277
PT. AXA Mandiri Financial Service 362,131 6,003,865 0.0603
PT. Avrist Assurance 269,430 7,431,966 0.0363
PT. AIA Finance 455,920 15,831,366 0.0288
Tahun 2010
Nama Perusahaan Laba ditahan Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 3,952,081 25,144,633 0.1572
PT. Asuransi Allianz Life 501,522 11,711,611 0.0428
PT. BNI Life Insurance 30,385 2,199,745 0.0138
PT. AXA Mandiri Financial Service 691,343 8,488,165 0.0814
PT. Avrist Assurance 315,422 9,532,202 0.0331
PT. AIA Finance 792,485 20,118,013 0.0394
Tahun 2011
Nama Perusahaan Laba ditahan Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 997,389 757,942 1.3159
PT. Asuransi Allianz Life 9,807 149,853 0.0654
PT. BNI Life Insurance 7,668 103,256 0.0743
PT. AXA Mandiri Financial Service 1,325,832 11,593,022 0.1144
PT. Avrist Assurance 30,829 62,185 0.4958
PT. AIA Finance (8,295) 297,556 -0.0279
Tahun 2012
Nama Perusahaan Laba ditahan Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,053,108 1,018,875 1.0336
PT. Asuransi Allianz Life 11,339 216,225 0.0524
PT. BNI Life Insurance 17,276 141,319 0.1222
PT. AXA Mandiri Financial Service 1,859,765 14,326,006 0.1298
PT. Avrist Assurance 37,260 84,386 0.4415
PT. AIA Finance 108,699 845,934 0.1285
Tahun 2013
Nama Perusahaan Laba ditahan Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,254,831 1,614,182 0.7774
PT. Asuransi Allianz Life 30,985 311,399 0.0995
PT. BNI Life Insurance 30,303 200,997 0.1508
PT. AXA Mandiri Financial Service 196,672 119,213 1.6498
PT. Avrist Assurance 45,515 110,281 0.4127
PT. AIA Finance 221,491 1,745,699 0.1269
2.3. Rasio X3
Tahun 2009
Nama Perusahaan
Laba Seleblum
Bunga dan Pajak
Total Aktiva Rasio X3
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,659,474 17,317,969 0.0958
PT. Asuransi Allianz Life 204,655 8,483,606 0.0241
PT. BNI Life Insurance 20,935 1,590,525 0.0132
PT. AXA Mandiri Financial Service 294,906 6,003,865 0.0491
PT. Avrist Assurance 165,420 7,431,966 0.0223
PT. AIA Finance 444,107 15,831,366 0.0281
Tahun 2010
Nama Perusahaan
Laba Seleblum
Bunga dan Pajak
Total Aktiva Rasio X3
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 2,582,709 25,144,633 0.1027
PT. Asuransi Allianz Life 295,738 11,711,661 0.0253
PT. BNI Life Insurance 10,073 2,199,745 0.0046
PT. AXA Mandiri Financial Service 636,300 8,488,165 0.0750
PT. Avrist Assurance 196,712 9,532,202 0.0206
PT. AIA Finance 527,445 20,118,013 0.0262
Tahun 2011
Nama Perusahaan
Laba Seleblum
Bunga dan Pajak
Total Aktiva Rasio X3
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 649,117 757,942 0.8564
PT. Asuransi Allianz Life 6,658 149,853 0.0444
PT. BNI Life Insurance 4,918 103,256 0.0476
PT. AXA Mandiri Financial Service 845,894 14,326,006 0.0590
PT. Avrist Assurance 17,412 62,185 0.2800
PT. AIA Finance 7,694 297,505 0.0259
Tahun 2012
Nama Perusahaan
Laba Seleblum
Bunga dan Pajak
Total Aktiva Rasio X3
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 735,939 1,018,875 0.7223
PT. Asuransi Allianz Life 5,178 216,225 0.0239
PT. BNI Life Insurance 845,894 11,593,022 0.0730
PT. AXA Mandiri Financial Service 127,616 355,895 0.3586
PT. Avrist Assurance 20,787 84,386 0.2463
PT. AIA Finance 104,373 845,934 0.1234
Tahun 2013
Nama Perusahaan
Laba Seleblum
Bunga dan Pajak
Total Aktiva Rasio X2
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 694,446 1,614,182 0.4302
PT. Asuransi Allianz Life 38,858 311,399 0.1248
PT. BNI Life Insurance 18,730 200,997 0.0932
PT. AXA Mandiri Financial Service 69,056 119,213 0.5793
PT. Avrist Assurance 17,412 62,185 0.2800
PT. AIA Finance 123,580 1,745,699 0.0708
2.4. Rasio X4
Tahun 2009
Nama Perusahaan
Nilai buku
ekuitas
Nilai Buku Total
Utang
Rasio X4
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 2,696,168 15,599,419 0.1728
PT. Asuransi Allianz Life 8,029,756 8,104,727 0.9907
PT. BNI Life Insurance 209,738 1,380,786 0.1519
PT. AXA Mandiri Financial Service 600,546 5,628,151 0.1067
PT. Avrist Assurance 1,600,878 6,526,874 0.2453
PT. AIA Finance 3,219,714 13,473,044 0.2390
Tahun 2010
Nama Perusahaan
Nilai buku
ekuitas
Nilai Buku Total
Utang
Rasio X4
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 3,354,893 21,789,740 0.1540
PT. Asuransi Allianz Life 1,338,489 10,373,172 0.1290
PT. BNI Life Insurance 273,258 1,996,245 0.1369
PT. AXA Mandiri Financial Service 926,981 7,844,599 0.1182
PT. Avrist Assurance 2,189,166 8,108,164 0.2700
PT. AIA Finance 4,500,945 16,544,366 0.2721
Tahun 2011
Nama Perusahaan
Nilai buku
ekuitas
Nilai Buku Total
Utang
Rasio X4
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 401,092 356,850 1.1240
PT. Asuransi Allianz Life 112,181 37,672 2.9778
PT. BNI Life Insurance 71,372 31,884 2.2385
PT. AXA Mandiri Financial Service 1,875,624 10,502,882 0.1786
PT. Avrist Assurance 51,861 10,324 5.0233
PT. AIA Finance 190,172 107,333 1.7718
Tahun 2012
Nama Perusahaan
Nilai buku
ekuitas
Nilai Buku Total
Utang
Rasio X4
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 792,398 226,477 3.4988
PT. Asuransi Allianz Life 154,223 62,002 2.4874
PT. BNI Life Insurance 428,771 2,174,758 0.1972
PT. AXA Mandiri Financial Service 2,017,035 12,721,995 0.1585
PT. Avrist Assurance 72,122 12,264 5.8808
PT. AIA Finance 569,249 276,685 2.0574
Tahun 2013
Nama Perusahaan
Nilai buku
ekuitas
Nilai Buku Total
Utang
Rasio X4
(a) (b) (a) : (b)
PT. Prudential Life Assurance 1,289,218 324,964 3.9673
PT. Asuransi Allianz Life 256,902 54,487 4.7149
PT. BNI Life Insurance 200,997 78,692 2.5542
PT. AXA Mandiri Financial Service 104,104 15,109 6.8902
PT. Avrist Assurance 99,353 10,927 9.0924
PT. AIA Finance 1,319,488 426,211 3.0959
Lampiran 3 : Perhitungan Nilai Z’score Altman
Tahun 2009 Nama Perusahaan
X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score
PT. Prudential Life
Assurance
5.6528
0.3350 0.6439
0.18148
6.8132 Tidak Bangkrut
PT. Asuransi Allianz
Life
5.9884
0.1284 0.1621
1.04029
14.1324 Tidak Bangkrut
PT. BNI Life
Insurance
5.9513
0.0902 0.0885
0.15949
13.6086 Tidak Bangkrut
PT. AXA Mandiri
Financial Service
5.9876
0.1966 0.3301
0.1120
12.9158 Tidak Bangkrut
PT. Avrist
Assurance
5.7305
0.1182 0.1496
0.2575
12.8822 Tidak Bangkrut
PT. AIA Finance
5.6040
0.0939 0.1885
0.2509
12.3932 Tidak Bangkrut
Tahun 2010 Nama Perusahaan
X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score
PT. Prudential Life
Assurance 5.0846
0.5124 0.6902
0.1617
6.4489 Tidak Bangkrut
PT. Asuransi Allianz
Life 5.9327
0.1396 0.1697
0.1355
6.3775 Tidak Bangkrut
PT. BNI Life
Insurance 6.0268
0.0450 0.0308
0.1437
6.2463 Tidak Bangkrut
PT. AXA Mandiri
Financial Service 5.9916
0.2655 0.5038
0.1241
6.8850 Tidak Bangkrut
PT. Avrist
Assurance 5.8680
0.1079 0.1387
0.2835
6.3981 Tidak Bangkrut
PT. AIA Finance 5.8792
0.1284 0.1762
0.2857
6.4695 Tidak Bangkrut
Tahun 2011 Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score
PT. Prudential Life
Assurance 3.4715
4.2899
5.7551
1.1802
14.6967 Tidak Bangkrut
PT. Asuransi Allianz
Life
(2.5182)
0.2133
0.2986
3.1267
1.1205 Bangkrut
PT. BNI Life
Insurance 5.7992
0.2421
0.3201
2.3504
8.7118 Tidak Bangkrut
PT. AXA Mandiri
Financial Service 6.0883
0.3728
0.3968
0.1875
7.0455 Tidak Bangkrut
PT. Avrist
Assurance 5.4709
1.6162
1.8816
5.2745
14.2432 Tidak Bangkrut
PT. AIA Finance 3.3571
(0.0909)
0.1738
1.8604
5.3004 Tidak Bangkrut
Tahun 2012 Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score
PT. Prudential Life
Assurance 5.1018
3.3695
4.8539
3.6737
16.9990 Tidak Bangkrut
PT. Asuransi Allianz
Life 4.6789
0.1710
0.1609
2.6118
7.6226 Tidak Bangkrut
PT. BNI Life
Insurance 4.5122
0.3985
0.4903
0.2070
5.6081 Tidak Bangkrut
PT. AXA Mandiri
Financial Service 8.5777
0.4232
2.4096
0.1665
11.5771 Tidak Bangkrut
PT. Avrist
Assurance 5.6066
1.4394
1.6554
6.1748
14.8762 Tidak Bangkrut
PT. AIA Finance 4.4144
0.4189
0.8291
2.1603
7.8227 Tidak Bangkrut
Tahun 2013
Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score
PT. Prudential Life
Assurance 5.2394
2.5343
2.8910
4.1656
14.8303 Tidak Bangkrut
PT. Asuransi Allianz
Life 5.4122
0.3244
0.8386
4.9507
26.3561 Tidak Bangkrut
PT. BNI Life
Insurance 3.9917
0.4915
0.6262
2.6819
19.3171 Tidak Bangkrut
PT. AXA Mandiri
Financial Service 5.7286
5.3782
3.8927
7.2347
30.0255 Tidak Bangkrut
PT. Avrist
Assurance 5.9475
1.3455
1.8816
9.5471
40.9558 Tidak Bangkrut
PT. AIA Finance 4.9595
0.4136
0.4757
3.2506
27.8211 Tidak Bangkrut