praktikum nutrisi
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM NUTRISI
LAPORAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Fisiologi Tumbuhan
Yang dibina oleh Dr. Betty Lukiati, M.S.
Disusun oleh:
Kelompok 5/Offering G
Istamaya Ariani (120342400167)
Khurotul Aini (100342400909)
Luana Indah Sari (120342400168)
Lupita Oktaviona (120342422489)
Nina Mufida (120342422469)
Wahidah Fitria N (120342400171)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2014
A. Topik
Nutrisi Pada Tumbuhan
B. Tujuan
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengetahui elemen-elemen yang dibutuhkan oleh suatu tumbuhan
2. Membedakan pengaruh defisiensi suatu elemen terhadap pertumbuhan
tanaman
D. Analisis Data
Berdasarkan data hasil pengamatan karakteristik tanaman yang diberi
perlakuan defisiensi zat makro tertentu dapat dilakukan analisis sebagai
berikut:Tumbuhan kacang hijau yang defisiensi – P memiliki tinggi tanaman,
jumlah akar,dan panjang akar yang paling tinggi diantara perlakuan
defisiensi yang lain. Selain itu pada tumbuhan ini juga memiliki rata-rata
lebar dan rata-rata panjang daun tunggal dan daun majemuk terbesar diantara
perlakuan defisiensi yang lain selain itu kondisi daun tetap segar. Meskipun
demikian pada tanaman defisiensi P, pada hari ke 11 pada daun majemuknya
mulai timbul bercak-bercak kuning.
Tumbuhan kacang hijau yang defisiensi – Ca memiliki penampakan
morfologi tinggi batang yang sedang, dengan jumlah akar yang tidak terlalu
banyak namun memiliki akar yang lebih panjang dari kacang hijau yang
defisiensi–Mg. Pada tumbuhan yang mengalami defisiensi Ca daun
majemuknya mulai menguning pada hari ke-7 dan daun tunggal rontok pada
hari ke 11. Daun yang menguning yaitu sebanyak dua helai daun tuggal dan
dua helai daun majemuk. Warna daun yang sehat cenderung berwarna hijau
muda kekuningan begitu pula dengan batangnya yaitu berwarna hijau
kekuningan dan berukurn lebih kecil dari batang kacang hijau dengn nutrisi
lengkap.
Tumbuhan Kacang hijau defisiensi – Fe memiliki tinggi tanaman
lebih rendah dari tanaman defisiensi Ca dan P. Berdasarkan grafik yang telah
dibuat Jumlah akar pada tumbuhan idefisiensi Ca yang paling sedikit atau
rendah selain itu. Selain itu pada tanamanan yang defisiensi Pada hari
kedelapan daun tunggal sdan satu helai daun mulai menguning . Pada hari ke
10, terdapat beberapa daun tampak mengkerut. Selain itu pada tanaman yang
defisiensi –Fe daun yang terbentuk berwarna hijau kekuningan dengan
daunyang kecil dan buku antar daun sangat panjang.
Tumbuhan kacang hijau yang defisiensi N memiliki tinggi tanaman
yang paling rendah diantara semua tanaman dengan perlakuan defisinsi.
Selain itu pada grafik tersebut juga dapat diketahui bahwa tanaman kacang
hijau yang defisiensi N memiliki jumlah akar yang sedikit dan akar yang
pendek. Pada tanaman defisiensi N pada hari ke 7, daunnya mulai layu.
Tumbuhan kacang hijau yang defisiensi Mg memiliki hasil akhir
tinggi batang cukup tinggi. Jumlah akar tanaman defisiensi Mg cukup sedikit,
dan ukurannya sangat pendek. Pada tanamana defisiensi Mg tidak ada daun
yang gugur tetapai pada hari ke 5 daun majemuk mulai layu dengan warna
daun tetap hijau.
Tumbuhan kacang hijau yang hidup pada medium yang unsur makro
lengkap memilikitinggi tanaman yang berkisar antara 28-30 cm, jumlah akar
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu panjang. Pada tanaman tanpa dengan
unsure makro lengkap daunmerwarna hijau segar dengnkondisi mulai dari
hari 1 hingga hari ke 12 tetap segar. Namun ada daun majemuk yang rontok
pada hari ke-10 .
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa defisiensi
zat tetentu dapat mempengaruh kondisi tanaman atau penampakan
morfologinya.
E. Pembahasan
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya. Nutrisi
yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri dari
makro dan mikro nutrien. Unsur makro diperlukan tanaman dalam jumlah
Lengkap Ca Mg P N Fe0
10
20
30
40
50
60
70
80
Grafik perbandingan pengaruh defisiensi unsur makro terhadap tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah akar
tinggi tanaman panjang akarJumlah Akar
yang relatif banyak, sedangkan unsur mikro diperlukan tumbuhan dalam
jumlah yang relatif sedikit (Kriangsek, 1986). Praktikum kali ini akan
menguji pengaruh berbagai nutrisi seperti Mg, Ca, Fe, dll yang diujikan pada
biji kacang hijau. Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan
palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang temasuk suku
polong-polongan(fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
sehari-hari sebagai sumber bahan pangan protein nabati tinggi. Kacang hijau
di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai sumber tanaman
pangan legume, setelah kedelai dan kacang tanah.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus radiatus L.
Makronutrien merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak. Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan unsur
sekunder. Elemen makronutrien yang tergolong di dalam unsur utama ialah
Karbon (C), Hidrogen (H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N), Fosforus(P) dan
Kalium(K). Unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen cukup mudah
diperoleh tanaman melalui udara dan air. Sedangkan menurut Dahlia (2000)
kelompok makronutrien terdiri atas C,H,O,P,K,N,S,Ca,Fe, dan Mg.
Sedangkan kelompok mikroelemen terdiri atas Mn,B,Zn,Cl, dan Mo. Elemen
makro berfungsi unuk proses elektrokimia, pembentuk struktur tumbuhan dan
terlibat aktif dalam reaksi katalitik. Elemen mikro hanya melakukan fungsi
katalitik.
Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus
hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat
digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur
tersebut bersifat langsung.Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga
suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: yang pertama Unsur
tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal yang kedua unsur tersebut memegang peran yang penting dalam
proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat
digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan olehunsurlain. Serta yang
ketiga, peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman
dibutuhkan secara langsung. Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam
tanaman sangat ditentukan oleh pH. N pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5
sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada
pH rendah. Kenapa unsur hara tersebut dianggap penting,karena unsur
tersebut: Apabila tanaman tidak mendapatkan unsur tersebut tidak dapat
menyelesaikan siklus hidup secara penuh, unsur yang bersangkutan terlibat
langsung dalam proses metabolisme, fungsi fisiologisnya tidak dapat
digantikan oleh unsur lain.
Pada kondisi tertentu, tanaman dapat kekurangan salah satu unsur hara
yang diperlukan yang berakibat pada timbulnya gejala-gejala defisiensi yang
kadangkala gejala tersebut sangat khas untuk unsur tertentu secara
bersamaan. Melalui medium kultur ini, gejala kekurangan hara tertentu akan
dengan mudah dapat diamati (Rahayu, 2011).
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang
dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang
secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada
pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa
pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis
pada berbagai organ tanaman.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal
utama, yakni: (1) fungsi dari unsur hara tersebut dan (2) kemudahan unsur
hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan
suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas
(kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman
dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.Beberapa
unsur dengan mudah dapat ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda dan
organ penampung (storage organ) seperti organ reproduktif atau umbi. Unsur-
unsur tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan belerang;
sedangkan sekelompok unsur lainnya lebih sulit untuk ditranslokasikan,
misalnya boron, besi dan kalsium. Mobilitas unsur-unsur seng, mangan,
tembaga dan molybdenum tergolong sedang.
Untuk unsur-unsur yang mudah untuk ditranslokasikan, gejala
kekurangannya pertama akan terlihat pada daun-daun tua, dan sebaliknya
untuk untuk unsur-unsur yang sulit ditranslokasikan, gejala kekurangan mula-
mula tampak pada daun-daun muda.
Peranan dari setiap unsur hara mineral dalam pertumbuhan tanaman
dikemukakan secara singkat di dalam uraian-uraian di bawah ini (Salim,
2011).
1. Kalsium (Ca)
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem
perakaran, selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat,
gejala-gejalanya yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda
selain berkeriput mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya
klorosis (berubah menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung
tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.
Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan
pula pertumbuhan tanaman demikian lemah dan menderita. Hal ini
dikarenakan pengaruh terkumpulnya zat-zat lain yang banyak pada sebagian
dari jaringan-jaringannya. Keadaan yang tidak seimbang inilah yang
menyebabkan lemah dan menderitanya tanaman tersebut atau dapat dikatakan
karena distribusi zat-zat yang penting bagi pertumbuhan bagian yang lain
terhambat ( tidak lancar).
2. Besi (Fe)
Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya
gejala-gejala pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan
sebagai kekurangan tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang
tersedianya zat Fe dengan zat kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan
yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah –
daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur. Gejala-gejala yang tampak
pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna hijau pucat
atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna
hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang
daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna
kuning dan ada pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling
hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang banyak yang
menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman kopi yang ditanam didaerah-daerah
yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering tampak gejala-gejala
demikian.
3. Nitrogen (N)
Unsur ini penting bagi tanaman dapat disediakan oleh manusia melalui
pemupukan. Nitrogen umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- dan
NH4+ walaupun urea (H2NCONH2) dapat juga dimanfaatkan oleh tanaman
karena urea secara cepat dapat diserap melalui epidermis daun. Jarang sekali
bahwa urea diabsorpsi melalui akar karena di dalam tanah urea dihidrolisa
menjadi NH4+. Asam-asam amino yang larut dalam air dan asam nucleic
dapat juga diabsorpsi oleh tanaman tingkat tinggi. Tetapi senyawa-senyawa
ini biasanya tidak terdapat dalam larutan tanah dalam jumlah yang cukup
berarti. Di tanah-tanah yang bereaksi agakmasam sampai alkali, dengan aerasi
baik, maka bentuk NO3- akan banyak dijumpai.
Bentuk N yang diabsorpsi tanaman berbeda-beda. Ada tanaman yang
lebih baik tumbuh bila diberi NH4+ ada pula yang lebih baik bila diberi
NO3- dan ada pula tanaman yang tidak terpengaruh oleh bentuk-bentuk N ini.
Tanaman padi sawah mengambil N biasanya mengabsorpsi bentuk NO3- yang
terbanyak. Nitrogen yang diserap ini di dalam tanaman diubah menjadi –N, -
NH, -NH2. bentuk reduksi ini kemudian diubah menjadi senyawa yang lebih
kompleks dan akhirnya menjadi protein.
Protein di dalam sel-sel vegetatif tanaman, umumnya adalah peranan
fungsional daripada struktural. Sebagian besar berupa enzym dan sisanya
berupa nucleoprotein dimana sebagian terdapat di dalam chromosom. Dengan
demikian maka protein bersifat seperti katalisator dan sebagai pemimpin
dalam proses metabolisme. Protein-protein yang fungsional tidak stabil,
mereka selalu pecah dan kemudian membentuk kembali.
Pemberian N yang banyak akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif
berlangsung hebat sekali dan warna daun menjadi hijau tua. Kelebihan N
dapat memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses kematangan
karena tidak seimbang dengan unsur lain seperti P, K, dan S.
Penyediaan nitrogen berhubungan dengan penggunaan karbohidrat.
Apabila persediaan N sedikit maka hanya sebagian kecil hasil photosintesa ini
yang dirubah menjadi protein dan sisanya diendapkan. Pengendapan
karbohidrat ini menyebabkan sel-sel vegetatip tanaman menebal. Apabila
persediaan N cukup banyak maka sedikit sekali yang mengendap karena
sebgaian besar dijadikan protein, jadi banyak protoplasma yang terbentuk.
Oleh karena protoplasma ini mengikat banyak air, maka tanaman yang
dipupuk banyak N biasanya mempunyai kadar air tinggi di dalam sel
vegetatip. Sebagai akibatnya tanaman ini tidak resisten terhadap serangan
hama ataupun penyakit (Fitter,1991).
Pada tanaman serat, kelebihan N akan melemahkan serat-seratnya
sedangkan untuk tanaman biji-bijian akan menyebabkan tanaman rebah,
terutama bila kekurangan kalium atau apabila varietas yang dipakai tidak
tahan terhadap pemupukan N yang tinggi. Pemupukan N yang tinggi juga
akan mengurangi kadar gula tanaman bit.
Kekurangan N biasanya menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan
dan daun-daun menjadi kering. Gejala chlorosis mula-mula timbul pada daun
yang tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Kenyataan ini
membuktikan mobilitas N di dalam tanaman. Apabila akar tanaman tidak
dapat mengambil N cukup untuk pertumbuhannya maka senyawa N di dalam
daun-daun yang tua menjalani proses autolysis. Dalam hal ini protein dirubah
menjadi bentuk yang larut dan ditranslokasi ke bagian-bagian yang muda
dimana jaringan meristemnya masih aktif. Pada keadaan kandungan N yang
rendah sekali, daun akan menjadi coklat dan mati. Utnuk jenis rumput-
rumputan ujung-ujung daun tua mula-mula akan mengering seperti terbakar
dan menjalar ke seluruh daun melalui ibu tulang dan melebar ke samping
sehingga memberikan bentuk V (Salim, 2011).
4. Kalium (K)
Kalium diabsorpsi oleh tanaman dalam bentuk K+, dan dijumpai dalam
berbagai kadar di dalam tanah. Bentuk dapat ditukar atau bentuk yang
tersedia bagi tanaman biasanya terdapat dalam jumlah yang kecil.
Penambahan K ke dalam tanah biasanya dalam bentuk pupuk K yang larut
dalam air : Kcl, K2SO4, KNO3, K- Mg- Sulfat- dan pupuk-pupuk majemuk.
Kebutuhan tanaman akan K cukup tinggi dan akan menunjukkan gejala
kekurangan apabila kebutuhannya tidak mencukupi. Dalam keadaan demikian
maka terjadi translokasi K dari bagian-bagian yang tua ke bagian-bagian yang
muda. Dengan demikian gejalanya mulai terlibat pada bagian bawah dan
bergerak ke ujung tanaman.
Berbeda dengan N, S, P dan beberapa unsur lain, K tidak dijumpai di
dalam bagian tanaman seperti protoplasma, lemak dan selulosa. Fungsinya
nampaknya lebih bersifat katakisator. Terlepas dari kenyataan-kenyataan di
atas, kalium mempunyai peran penting sekali terhadap peristiwa-peristiwa
fisiologis berikut :
a. Metabolisme karbohidrat: pembentukkan, pemecahan dan translokasi pati
b. Metabolisme nitrogen dan sintesa protein.
c. Mengawasi dan mengatur aktivitas beragam unsur mineral.
d. Netralisasi asam-asam organik yang penting bagi proses fisiologik.
e. Mengaktifkan berbagai enzyme
f. Mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik.
g. Mengatur pergerakkan stoma dan hal-hal yang berhubungan dengan air.
Peranan-peranan tersebut di atas dapat dilihat dalam berbagai bentuk
gejala tumbuh. Daun-daun menjadi kuning, melemahkan batang dari tanaman
biji-bijian dan mengakibatkan mudah rendah. Kekurangan kalium akan
menyebabkan produksi tanaman berkurang sekali. Sering terjadi bahwa
walaupun produksi tanaman berkurang sekali tetapi gejala kekurangan tidak
timbul. Peristiwa ini dikenal sebagai kelaparan yang tersembunyi (hidden
hunger) dan tidak saja terbatas pada kalium tetapi juga berlaku untuk unsur
hara lainnya. Kekurangan kalium juga mengurangi resistensi terhadap
penyakit. Serangan pouldry dan penyakit busuk akar pada tanaman alfalfa,
mildew pada gandum bertambah hebat pada tanah-tanah yang kekurangan
kalium. Pengaruh kalium juga terlihat pada kualitas buah (Hakim, 1988).
Pengaruh kekurangan kalium secara keseluruhan baik terhadap
pertumbuhan maupun terhadap kualitasnya merupakan akibat pengaruhnya
terhadap proses-proses fisiologis. Kekurangan kalium akan merubah aktivitas
enzym invertase, diastase, peptase dan katalase pada tanaman tebu juga
kalium berpengaruh atas aktivitas pyruvic kinase pada beberapa tanaman.
Proses fotosintesis dapat berkurang bila kandungan kalium rendah dan
pada saat itu respirasi bertambah besar. Hal ini akan menekan persediaan
karbohidrat yang tentu akan mengurangi pertumbuhan tanaman. Translokasi
gula pada tanaman tebu berkurang sekali bila kadar kalium rendah. Dari
percobaan terbukti bahwa pada tanah-tanah yang kadar kalium rendah
translokasi ini berkurang menjadi kurang lebih setengah dari kecepatan
translokasi normal, yaitu kira-kira 2.5 cm/menit.
Peranan kalium dan hubungan dengan kandungan air dalam tanaman
adalah penting dalam mempertahankan turgor tanaman itu yang sangat
diperlukan agar proses-proses metabolisme lainnya dapat berlangsung dengan
baik.
Pengaruh yang penting lainnya adalah dalam proses metabolisme
protein. Pada tanaman yang kadar kaliumnya rendah ternyata perubahan
bentuk-bentuk amida ke protein terlambat sehingga dijumpai akumulasi dari
N-amida. Percobaan-percobaan membuktikan bahwa dengan naiknya kadar
kalium maka kandungan protein tanaman juga bertambah sedangkan
sebaliknya jumlah senyawa N-nonprotein berkurang. juga diperoleh
kenyataan bahwa tanaman makanan ternak dengan kadar N-nonprotein tinggi
akan membahayakan hewan karena mudah terjadi proses dominasi. Dalam
proses ini akan dibebaskan sejumlah NH3 yang dapat membahayakan hewan.
Oleh karena hewan dan manusia memperoleh sejumlah kalium berasal
dari tumbuh-tumbuhan, maka kalium yang cukup bagi tanaman kita adalah
penting. Peranan kalium dalam proses metabolisme hewan pada prinsipnya
adalah untuk menimbulkan arus bioelektrik (Salim, 2011).
5. Magnesium (Mg)
Magnesium diabsorpsi dalam bentuk ion Mg dan merupakan satu-
satunya mineral yang menyusun chlorophyl. Dengan demikian maka peranan
Mg menjadi cukup jelas. Kadar Mg dalam tanaman berkisar antara 0.1 – 0.4
%.Walaupun sebagian besar magnesium dijumpai di dalam chloropyl, tetapi
sering juga cukup banyak dijumpai di dalam biji. Nampaknya ia mempunyai
hubungan dengan metaolisme fosfat dan juga memegang peranan khusus
dalam mengaktifkan beberapa sistem enzym. Mg juga berperan dalam sintesa
protein dan Mg diduga mendorong pembentukkan rantai polypeptide dari
asam-asam amino. Oleh sebab itu kekurangan g mengakibatkan jumlah N-
protein menurun dan N-protein meningkat (Gardner, 1991).
Dari hasil praktikum diperoleh data pada tumbuhan kacang hijau yang
defisiensi – Ca memiliki penampakan morfologi tinggi batang yang sedang,
dengan jumlah akar yang tidak terlalu banyak namun memiliki akar yang
lebih panjang dari kacang hijau yang defisiensi–Mg. Sedangkan tumbuhan
Kacang hijau yang mengalami defisiensi – Fe memiliki tinggi tanaman lebih
rendah dari tanaman defisiensi Ca dan P. Dari hasil praktikum yang diperoleh
ada beberapa data yang kurang sesuai dengan teori yang ada. Hal ini terjadi
karena mungkin adanya kesalahan takaran pada saat pemberian unsur pada
biji kacang hijau. Selain itu juga karena ketidaktelitian pengamat saat
mengamati tinggi, jumlah daun, jumlah akar, dan variabel lain yang diamati.
Akan tetapi pada dasarnya setiap unsur memiliki gejala defisiensi yang
berbeda, dan dari ke enam unsur (K, Mg, N, Ca, Na, dan Fe) merupakan
makronutrien yang cukup berpengaruh pada metabolismetanaman yang bisa
terlihat dari morfologi tanamannya.
F. Kesimpulan
1. Makronutrien merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak. Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan
unsur sekunder. Elemen makronutrien yang tergolong di dalam unsur
utama ialah Karbon (C), Hidrogen (H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N),
Fosforus(P) dan Kalium(K). kelompok makronutrien terdiri atas
C,H,O,P,K,N,S,Ca,Fe, dan Mg. Sedangkan kelompok mikroelemen terdiri
atas Mn,B,Zn,Cl, dan Mo. Elemen makro berfungsi unuk proses
elektrokimia, pembentuk struktur tumbuhan dan terlibat aktif dalam reaksi
katalitik. Elemen mikro hanya melakukan fungsi katalitik.
2. Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem
perakaran, daun-daun muda selain berkeriput mengalami perubahan
warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah menjadi kuning) dan
warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan
daun pada beberapa tempat mati. Gejala-gejala yang tampak pada saat
defisiensi besi adalah pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-
tulang daun tetap berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati.
Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi klorosis yang tadinya
berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi
putih. Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim kemarau,
daun-daun muda yang banyak yang menjadi kering dan berjatuhan.
G. Diskusi
1. Golongkanlah garam-garam mineral yang digunakan dalam pembuatan
larutan hidroponik ke dalam elemen makro dan elemen mikro!
Elemen Makro: KNO3, MgSO4, KH2PO4, CaCl2, dan FeEDTA
Elemen Mikro: NaCl
2. Jelaskan perbedaan dari masing-masing defisiensi garam mineral hasil
pengamatan saudara!
Hasil pengamatan menunjukkan tanaman yang kekurangan N memiliki
cirri-ciri yaitu daun kuning (pada daun tua) dan kerdil. Tanaman yang
kekurangan Mg memiliki cirri-ciri yaitu warna daun tidak sama karena
hanya tulang daun saja yang bewarna hijau sedangkan yang lain berwarna
kuning. Tanaman yang kekurangan P memiliki ciri-ciri yaitu pertumbuhan
terhambat dan pembuahan lama. Tanaman yang kekurangan Ca memiliki
cirri-ciri yaitu pada pertumbuhan pada jaringan meristematik lambat.
Tanaman yang kekurangan akuades memiliki cirri-ciri yaitu daun
menguning dan cepat layu serta sensitive terhadap suhu tinggi. Tanaman
yang kekurangan Fe memiliki cirri-ciri yaitu daun mengalami klorosis.
Tanaman yang kekurangan Na+ dan Cl- yaitu pertumbuhan pada pucuk
batang terhambat dan layu.
3. Apakah efek suatu elemen nutrisi bersifat linier?
Iya, efek dari suatu elemen akan berdampak pada yang lain hal ini
berkaitan dengan fungsi elemen tersebut. Elemen memiliki fungsi dalam
metbolisme sel maupun dalam pembentukan jaringan. Sehingga jika
terjadi defisiensi akan berdampak pada yang lain.
4. Apakah ada efek sinergis antar elemen nutrisi sehingga defiensi suatu
elemen akan mempengaruhi fungsi elemen lain?
Iya, karena fungsi dari elemen makro dan mikro saling melengkapi. Jika
kekurangan salah satu elemen akan berdampak pada metabolisme sel
tumbuhan tersebut. Setiap elemen memiliki fungsi yang spesifik.
H. Daftar Rujukan
Dahlia; Lukiaty, B. Dan Kusumaputri, L.T. 2000. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Fitter. A. H. dan R. K. M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM
Press. Yogyakarta.Hal. : 92-93.
Gardner , F. P. , R.B.Pearce, Roger.L.M . , 1991, Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI Press. Jakarta. hal 130.
Hakim, N. , dkk, 1988. Kesuburan tanah. Penerbitan UNILA. Lampung. Hal :
112- 115.
Kriangsek, M.U. , 1986. The Use of Chemical and Organic Fertilizer Rice-
Fish Culture System. Unpublished MS Thesis. CLSU. Munos. Nueva
Ecija. Philippines.
Rahayu, Yuni Sri, Yuliani, Lukas S. Budipramana. 2011. Panduan Praktikum
Ilmu Hara. Jurusan Biologi: UNESA.
Salim, Hidayat, Siti Mariam. 2011. Media dan nutria Tanaman.
(Online),http://www.scribd.com/…/Media-Dan-Nutrisi-Tanaman-
Ktnt-III-Yg-Sudah-Diperbaiki -), diakses tanggal 11 Desember 2012).